Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK 7

STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA

(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Strategi Pembelajaran Kimia
Progam Studi Pendidikan Kimia semester 4 kelas C)

Dosen Pengampu: Luki Yunita, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Harbiansyah M Raihan 11180162000073


2. Muhammad Nuraprizal 11180162000084
3. Fauziyatur Rozi 11190162000078
4. Irma Fajriyanti 11190162000082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,
karunia, dan rida-Nya makalah yang berjudul ‘Strategi Pembelajaran Siswa’ ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Salawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk bahan diskusi mata kuliah
Strategi Pembelajaran Kimia.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT,
yang telah memberikan kesehatan kepada kami semua. Kepada ibu Luki Yunita, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Kimia yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini. Orang tua kami tercinta yang telah memberikan doa dan semangat
yang luar biasa. Mahasiswa/i Pendidikan Kimia 4C yang telah berpartisipasi dan memberi
semangat kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan kajian bagi mahasiswa dengan program pembahasan Strategi
Pembelajaran Siswa. Dalam kajiannya mahasiswa di harapkan mampu memahami Strategi
Pembelajaran Siswa. Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga masih perlu adanya penyempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun jika ada materi dalam makalah ini yang
belum tepat.

Tangerang, 10 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 1
C. Pembatasan Makalah ..................................................................... 2
D. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
E. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
F. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
G. Metode Penulisan .......................................................................... 2
H. Sistematika Penulisan .................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Strategi Pembelajaran Siswa ........................................... 4
B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Siswa .................................. 4
C. Model Strategi Pembelajaran Siswa .............................................. 6
D. Tahapan Kegiatan Pembelajaran ................................................. 16
E. Integrasi Sistem Pembelajaran..................................................... 17

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... .13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan ialah suatu bagian penting dalam mendukung upaya pemerintah
untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan dimulai melalui proses pembelajaran,
dimana terjadi suatu interaksi antara siswa dengan guru, serta lingkungannya. Jika
tujuan suatu pembelajaran tercapai, proses pembelajaran dianggap berhasil. Berhasil
tidaknya suatu tujuan yang telah ditentukan dalam sebuah pembelajaran sangat
bergantung dari proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri.
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa pada proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan
acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa
penggunaaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan
mempercepat memahami isi pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran. Diharapkan strategi
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Konsentrasi serta motivasi dalam belajar sangat berarti bagi setiap siswa
dalam suatu proses pembelajaran, karena semakin besar konsentrasi dan motivasi
siswa dalam pembelajaran, maka akan semakin baik pula hasil belajar yang akan
didapatkannya. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dalam
upaya mencapai suatu tujuan tertentu.
Oleh karena itu, penyusun makalah mengangkat tema strategi pembelajaran
siswa, agar pembaca sebagai calon guru dapat memahami dan menguasai strategi
pembelajaran siswa sehingga tercapainya kegiatan belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, sapat diidentifikasikan beberapa


permsalahan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh strategi yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran.
2. Kegiatan belajar mengajar akan lebih terkonsep jika menggunakan strategi
pembelajaran.

1
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penyusunan makalah ini membatasi
hanya mengenai strategi pembelajaran siswa.

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

1. Apa yang dimaksud strategi pembelajaran?


2. Bagaimana konsep dasar dari strategi pembelajaran?
3. Apa saja model strategi pembelajaran?
4. Apa saja tahapan kegiatan pembelajaran?
5. Bagaimana integrasi dari strategi pembelajaran?

E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

1. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran.


2. Mengetahui konsep dasar dari strategi pembelajaran.
3. Mengetahui model strategi pembelajaran.
4. Mengetahui tahapan kegiatan pembelajaran.
5. Memahami integrasi dari strategi pembelajaran.

F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

1. Dapat mengetahui pengertian strategi pembelajaran.


2. Dapat mengetahui konsep dasar dari strategi pembelajaran.
3. Dapat mengetahui model strategi pembelajaran.
4. Dapat mengetahui tahapan kegiatan pembelajaran.
5. Dapat memahami integrasi dari strategi pembelajaran.

G. Metode Penulisan
Metode makalah yang dipilih adalah metode Pustaka. Metode Pustaka adalah
metode yang dilakukan dalam mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
baik berupa alat seperti jurnal, buku, maupun informasi dari internet.

2
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:

BAB I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah,


pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II Pembahasan yang terdiri dari pembahasan materi tentang pengertian


strategi pembelajaran, konsep dasar dari strategi pembelajaran, model strategi
pembelajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, dan integrasi dari strategi
pembelajaran.

BAB III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Siswa


Strategi adalah suatu rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.Dihubungkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya (2006) strategi atau metode adalah komponen yang juga
mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat
sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen
lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-
komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh
karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan
strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efesien (Sanjaya, 2006:126). Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa (Direktorat Tenaga
Kependidikan, 2008:5).
Dalam proses pelaksanakan suatu kegiatan baik yang bersifat operasioanal
maupun non operasional harus disertai dengan perencanaan yang memiliki strategi
yang baik dan sesuai dengan sasaran. Sedangkan peran strategi dalam
mengembangkan jiwa keagamaan peserta didik ini sangat diperlukan. Oleh karena itu,
dalam menyampaikan strategi yang baik harus mengenai sasaran (Tarigan, 1993).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran agar pembelajaran
bisa efektif dan berjalan dengan baik, dengan menggunakan strategi yang tepat.

4
B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Siswa
Belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Terdapat tiga atribut belajar yaitu: proses, perubahan perilaku,
dan pengalaman.
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
2. Perubahan perilaku
Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang
berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Perubahan
perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman
(interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan 3 ranah: Kognitif, afektif
dan psikomotor.
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar belajar belajar terjadi di dalam
interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang memicu
dan menantang siswa belajar.

Paturrohmah, dkk (2007:26) menyebutkan bahwa terdapat empat konsep dasar


strategi pembelajaran, yaitu :
1. Mengidentifikasikan serta menetapkan tingkah laku dari kepribadian anak didik
sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat untuk
mencapai sasaran yang akurat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam
menunaikan kegiatan mengajar.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta
standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan.
5
C. Model Strategi Pembelajaran Siswa
Menurut Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10) maksud dari model
pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan parapengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan demikian, aktivitas
pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara
sistematis. Adapun jenis-jenis model pembelajaran meliputi sebagai berikut:
1. Model Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
Pembelajar konteksual (contextual teaching and learning) merupakan konsep
belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002).
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantusiswa melihat
makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan
menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu
dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya.
Pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengonstruksi sendiri pengetahuan danketerangan baru yang akan
dimilikinya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang
diajarkan.
c. Mangembangakan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanya-
pertanyaan.
d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok
berdiskusi, tanya jawaban, dan lain sebagainya.
e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,
model, bahkan media yang sebenarnya.

6
f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.

2. Model Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan
dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan
kompleksitas yang ada.
Guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai
penyaji masalah, penanya mengadakan dialog, membatu menemukan masalah dan
pemberi fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dan dorongan
yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa.
Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat
menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran
gagasan.
a. Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar,
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata
yang tidak terstruktur,
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective),
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,
dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan
belajar dan bidang baru dalam belajar,
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan
evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM,
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemcahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaanisi pengetahuan untuk mencari solusi dari
sebuah permasalahan,
9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah
proses belajar, dan
7
10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.
b. Kelebihan model pembelajaran PBM
Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan. Dalam situasi PBM, peserta didik
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. PBM dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.

3. Model Strategi Pembelajaran Inkuiri


Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi
pembelajaran inquiri merupakan rangkaian pembelajaran yang menekan pada
proses berfikir kritis dan analis mencari dan menentukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri diawali dengan kegiatan pengamatan
dalam upaya untuk memahami suatu konsep (Suprihatiningrum,2014:166).
Ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah :
a. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, dengan demikian strategi ini
menempatkan siswa sebagai subyek belajar.
b. Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.
c. Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, kritis, logis dan analitis.
Pemilihan strategi inkuiri dilakukan atas pertimbangan sebagai berikut :
a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;
b. sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;
8
c. jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;
d. materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan
e. alokasi waktu cukup tersedia.

Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik, maka guru perlu
memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang
pembelajaran inkuiri. Kreteria tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru.
Pada tahap awal, masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur, tidak
open-ended (ujung terbuka) dan jawabannya tidak biasa.
b. Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan
masalahnya. Dalam hal ini guru harus dapat menjadi fasilitator dan motivator
bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan berputus asa pada saat
mengalami hambatan jika tidak dibantu oleh guru.
c. Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh
karena itu, guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik
dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran
tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari
dan diperolehnya sendiri.
d. Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil
kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa
betul-betul sudah tidak mampu memecahkan masalahnya.
e. Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru
secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat
dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam strategi pembelajaran inkuiri


diantaranya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual.
b. Prinsip interaksi.
c. Prinsip bertanya.
d. Prinsip belajar untuk berpikir.
e. Prinsip keterbukaan
9
Menurut Nunuk dan Leo (2012:120-121) langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam strategi pembelajaran inkuiri diantaranya adalah:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana pembelajaran yang
responsif.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis.

Adapun keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri adalah


sebagai berikut:
a. Keunggulan
1) Strategi pembelajaran inkuiri mampu mendorong siswa untuk berpikir atas
inisiatif sendiri , membantu siswa mengembangkan konsep diri yang
positif, mengembangkan bakat individu siswa secara optimal dan
menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2) Strategi pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata
3) Strategi inkuiri memberikan ruang bagi siswa belajar sesuai dengan gaya
belajar masing-masing
10
b. Kelemahan
1) Kegiatan dan keberhasilan siswa sulit dikontrol
2) Akan terjadi kesenjangan kemampuan antara siswa yang memiliki
kemapuan diatas rata-rata dengan siswa yang berkemampuan rata-rata.
3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.

4. Model Strategi Pembelajaran Ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang
menekankan strategi proses penyampaian materi secara verbal dari guru terhadap
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara
optimal (Nunuk dan Leo, 2012:106). Strategi pembelajaran ekspositori sering juga
disebut strategi pembelajaran langsung (direct instructions), Sebab materi
pelajaran langsung diberikan guru, dan guru mengolah secara tuntas pesan
tersebut selanjutnya siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut. Dengan
demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Dalam penggunaan strategi ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
guru, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan.
b. Prinsip komunikasi.
c. Prinsip kesiapan.
d. Prinsip berkelanjutan (Nunuk dan Leo,2012:106)

5. Model Strategi Pembelajaran Kooperatif


Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling
membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga
dinamakan “belajar teman sebaya.”
Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan metode
pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan
heterogen. Kardi dan Nur (2000) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif
dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks, membantu
mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial, dan hubungan antara
11
manusia. Belajar secara kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
kognitif-konstruktivis dan teori belajar sosial.
Menurut Arends (1997), pembelajaran yang menggunakan strategi kooperatif
memiliki ciri sebagai berikut :
a. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi
belajar
b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah,
c. jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda-beda, penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada
individu.

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan


partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan latar belakang yang
berbeda. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan
bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan berhubungan dengan
sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah.
Pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa
juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut
keterampilan kooperatif. Fungsi keterampilan kooperatif adalah untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas. Untuk membuat keterampilan kooperatif
dapat bekerja, guru harus mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok dan
sosial yang dibutuhkan. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk.
(2000), antara lain:
a. Keterampilan-keterampilan Sosial
Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan hubungan sosial
berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara efektif dengan orang
lain.
b. Keterampilan Berbagi
Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan. Komplikasi ini
dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius selama pelajaran
pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa yang mendominasi sering dilakukan
12
secara sadar dan tidak memahami akibat perilaku mereka terhadap siswa lain
atau terhadap kelompok mereka.
c. Keterampilan Berperan Serta
Sementara ada sejumlah siswa mendominasi kegiatan kelompok, siswa lain
tidak mau atau tidak dapat berperan serta. Terkadang siswa yang menghindari
kerja kelompok karena malu. Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang
mengalami kesulitan berperan serta dalam kegiatan kelompok.
d. Keterampilan-keterampilan Komunikatif
Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi secara efektif
apabila kerja kelompok itu ditandai dengan miskomunikasi. Empat
keterampilan komunikasi, mengulang dengan kalimat sendiri, memberikan
perilaku, memberikan perasaan, dan mengecek kesan adalah penting dan
seharusnya diajarkan kepada siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam
seting kelompok.
e. Keterampilan-keterampilan Kelompok
Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok di mana
anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik dan memiliki
keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara efektif di dalam
kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus belajar tentang memahami
satu sama lain dan satu sama lain menghormati perbedaan mereka.

Kunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif dapat diuraikan


sebagai berikut:

a. Kunggulan
1) Melatih siswa dalam kelas multikultural yang saling menghargai dalam
perbedaan
2) Melatih siswa dalam bekerja secara team work, bertanggung jawab secara
individu dan kelompok
3) Melatih siswa untuk belajar mandiri, tidak selalu tergantung pada guru
b. Kelemahan
1) Memerlukan periode waktu yang lama untuk mengasilkan kemandirian
dan ketrampilan siswa dalam melakukan kerja berbasis team work

13
2) Siswa yang kurang mampu dalam belajar akan menjadi penghambat dalam
team work, karena mereka kurang mampu beradaptasi dengan teman yang
lain
3) Apabila guru tidak dapat membagi kelompok kooperatif secara heterogen,
maka hasil pembelajaran tidak akan berimbang antara kelompok satu
dengan yang lain.

6. Model Strategi Pembelajaran Afektif


Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan
untuk mencapai dimensi yang lainnya. Yaitu sikap dan keterampilan afektif
berhubungan dengan volume yang sulit diukir karena menyangkut kesadaran
seseorang yang tumbuh dari dalam. Kemampuan sikap afektif berhubungan
dengan minat dan sikap yang dapat berupa tanggung jawab, kerja sama, disiplin,
komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain dan kemampuan
mengendalikan diri.
Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran
akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat
mencapai hasil pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu untuk mencapai hasil
belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik
afektif peserta didik (Nunuk dan Leo,2012:122-123).
Terbentuknya sebuah sikap pada diri seseorang tidaklah secara tiba-tiba, tetapi
melewati proses yang terkadang cukup lama. Proses ini biasanya dilakukan lewat
pembiasaan dan modeling.
a. Pola pembiasaan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik disadari maupun tidak, guru dapat
menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan.
b. Pemodelan (Modeling)
Pembelajaran sikap dapat juga dilakukan melalui proses modeling yaitu
pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses percontohan. Salah
satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah keinginan untuk
melakukan peniruan (imitasi).

7. Model Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)


14
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) merupakan
strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir
siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajukan (Sanjaya, 2006). Strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir merupakan bagian model pembelajaran
cognitive growth: Incresing the capasity to think (Joyce dan Weil, 1980).
Strategi pembelajaran peningkatan berpikir membimbing siswa untuk
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model pembelajaran ini mirip
dengan strategi pembelajaran inkuiri , perbedaannya pada pola pembelajaran
dimana pada SPPKB guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagi tolak berpikir,
buka teka-teki yang harus dicari jawabannya seperti pembelajaran inkuiri.
Menurut Sanjaya (2006) ciri utama strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir antara lain:
a. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental siswa
secara maksimal, SPPKB menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir
b. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus
menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa
c. SPPKB adalah model pembelajaran menekankan pada sisi proses dan hasil
belajar, proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau
penguasaan materi pembelajaran baru.

Keunggulan dan kelemahan strategi ini adalah sebagai berikut :


a. Keunggulan
1) SPPKB akan membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian yang
demokratis, karena dalam proses pembelajarannya, siswa dituntut untuk
berdialog atau bermusyawarah dengan teman-temannya
2) SPPKB akan melatih menumbuhkan jiwa keberanian siswa untuk
mengungkapkan pendapat
3) SPPKB akan melatih siswa untuk berfikir kritis dan sistemtis
b. Kelemahan

15
1) Apabila guru tidak dapat menjadi fasilitator yang baik maka SPPKB tidak
akan menemukan hasil yang maksimal, mislanya guru tidak dapat
mengembangkan kemampuan bertanya, maka dialog yang terjadi akan
pasif, demikian juga apabila guru tidak dapat membimbing siswa untuk
saling menghargai dan terbuka, maka akan mengakibatkan suasana tidak
kondusif di dalam kelas, karena mereka akan saling olok-mengolok dan
lain sebagainya
2) Dominasi keterlibatan siswa dalam berdiskusi kemungkinan besar terjadi

D. Tahapan Kegiatan Pembelajaran


Ada beberapa tahapan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia
memulai proses belajar dan mengajar. Berikut ini merupakan beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan prainstruksional:
a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat sspa saja yang tidak hadir.
b. Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pembelajaran sebelumnya.
c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas, atau siswa tertentu tentang
bahan pelajaran yang diberikan sebelumnya.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran
yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
e. Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya)
secara singkat, tapi mencangkup semua bahan aspek yang telah dibahas
sebelumnya.
2. Tahap Instruksional
Tahap Instruksional ini adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan
memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum
dapat diidentifikasi beberapa kegiatan dalam tahap inti seperti:
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku
sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan.
d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh
konkrit.
16
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap
pokok materi yang telah diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.

3. Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut


Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut adalah tahap evaluasi atau penilaian dan
tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional) (Abdul
Majid,2014:27-29).

E. Integrasi Sistem Pembelajaran


Integrasi dalam Sistem pembelajaran adalah sistem pembelajaran yang
mengintegrasikan semua sistem dan proses belajar mengajar dalam satu kerangka
lengkap, yang memungkinkan komponen yang ada di sekolah untuk bekerja sebagai
satu kesatuan dengan tujuan terpadu/terintegrasi. Sistem Pembelajaran membantu
siswa memperoleh lebih banyak memberi peluang kepada siswa untuk meningkatkan
prestasi. Dengan mengintegrasikan berbagai sistem pembelajaran, memungkinkan
sekolah memperoleh “nilai lebih” tanpa menginvestasikan lebih banyak waktu
ataupun dana guna mengelola seluruh sistemnya yang ingin dijalankan sehingga dapat
memberikan gambaran tujuan yang ingin dicapai secara jelas dan bermutu Untuk
meningkatkan performa, mempertahankan kepercayaan masyarakat, dan kepedulian
sekolah terhadap aspek-aspek yang menjadi fokus perhatian dapat dilakukan dengan
mengembangkan sistem pembelajaran yang telah ada dengan menambahkan standar
yang akan diintegrasikan dengan sistem pembelajaran operasionalnya serta
menerapkan ke dalam sistem pembelajaran yang telah dikenal Sekolah.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu adanya pengintegrasian
pendidikan karakter dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pendidikan
Nasional sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003).

17
Sebagai contoh, Anak yang mengetahui bagaimana konsep kesetimbangan kimia,
namun dia tidak trampil dalam melakukan praktikum kesetimbangan kima, maka
aspek afketifnya tidak akan berhasil ditemukan dalam pribadinya. Dengan demikian
pembelajaran Kimia adalah memodifikasi antara kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor adalah menjadi hal yang tidak boleh diabaikan, meskipun materi-materi
yang lain juga tidak mengabaikan ketiga komponen ini, karena ketiga komponen
tersebut merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa selama mereka
mengikuti proses pembelajaran apapun.

Implementasi integrasi yang dilakukan dengan disiplin keilmuan dikategorisasikan


pada tiga model, yaitu :

1. Model pengintegrasian ke dalam paket kurikulum, karena hal ini terkait dengan
lembaga penyelenggara pendidikan.

2. Model penamaan disiplin ilmu yang menunjukkan hubungan antara disiplin ilmu
umum dan sains. Model ini menuntut setiap nama disiplin ilmu mencantumkan
kata Sains, seperti Fisika, Kimia, Matematika, Biologi, dan lain sebagainya sebagai
refleksi dari suatu integrasi keilmuan yang dilakukan.

3. Model pengintegrasian ke dalam pengajaran disiplin ilmu. Model ini menuntut


dalam setiap pengajaran disiplin ilmu sains harus diinjeksikan teori-teori
keilmuan umum terkait sebagai wujud interkoneksitas antara keduanya, dan begitu
pun sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal yang berjudul Integrasi Strategi


Pembelajaran dan Media Pembejalaran Untuk Membentuk Karakter dan
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA dikemukakan dalam jurnal tersebut yaitu :

1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari strategi pembelajaran berbasis


masalah terhadap terbentuknya sikap kemandirian, kerja keras dan peningkatan
hasil belajar siswa.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari media pembelajaran mind map dan
multimedia terhadap peningkatan hasil belajar sedangkan terhadap sikap
kemandirian dan sikap kerja keras siswa tidak terdapat pengaruh yang signifikan.

18
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran berbasis masalah dan strategi
inkuiri dengan media pembelajaran mind map dan multimedia terhadap
terbentuknya sikap kemandirian, kerja keras dan peningkatan hasil belajar siswa.

4. Model pembelajaran yang paling optimum yang dapat membentuk sikap


kemandirian, sikap kerja keras dan hasil belajar siswa SMA adalah kelas
eksperimen tiga dan kelas eksperimen empat.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa:
1. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus.
2. Konsep dasar strategi pembelajaran siswa yaitu Terdapat tiga atribut belajar yaitu:
proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.
3. Model dalam Strategi Pembelajaran di bagi menjadi 7 bagian yaitu Model Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning), Model Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Model Strategi Pembelajaran Inkuiri.
Model Strategi Pembelajaran Ekspositori, Model Strategi Pembelajaran Kooperatif,
Model Strategi Pembelajaran Afektif, Model Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB).
4. Macam-macam strategi pembelajaran siswa yaitu strategi pembelajaran
ekspositori, strategi pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran
kontekstual (contextual teachig learning), strategi pembelajaran inquiry,
strategi pembelajaran afektif, dan strategi pembelajaran kooperatif.
5. Tahapan kegiatan pembelajaran yaitu tahap prainstruksional, tahap instuksional,
dan tahap evaluasi dan tindak lanjut.
6. Integrasi dalam Sistem pembelajaran adalah sistem pembelajaran yang
mengintegrasikan semua sistem dan proses belajar mengajar dalam satu kerangka
lengkap, yang memungkinkan komponen yang ada di sekolah untuk bekerja
sebagai satu kesatuan dengan tujuan terpadu/terintegrasi.
B. Saran
Diharapkan dengan setelah membaca makalah ini pembaca dapat menambah
pengetahuan terutama dalam strategi pembelajaran siswa dan dapat di
implementasikan dalam pengajaran di insttusi pendidikan ataupun diluar institusi
pendidikan guna tercapainya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
bagi peserta didik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Arends. 1997. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstuktivitis. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.
Jakarta : Dipdiknas.
Eggen dan Kauchak. 1993. Strategies for Teachers Teaching Content and. Thinking
Skills. Third Edition Boston: Allyn & Bacon.
Ibrahim, M. dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Jamil Suprihatiningrum. 2014. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Joyce, Bruce and Weil, Marsha. 1980. Models of Teaching (Second Edition). Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya :
Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.
Muhaimin, dkk. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo.

Marni Aritonang, Suharta, Retno Dwi Suyanti. Integrasi Strategi Pembelajaran dan
Media Pembejalaran Untuk Membentuk Karakter dan Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi. (Diakses pada 16 Mei
2021, Pukul 20:30 WIB)

Nunuk Suryani dan Leo Agung S. 2012. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Ombak.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Nurulmawati. 2010. Model Pembelajaran. Surabaya : Pustaka Pelajar.
Paturrohmah, dkk . 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slavin R. 1997. Cooperative Learning. Second Edition. Allyn & Bacon. A Simon &
Aschuster Company.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran. Bandung:
Angkasa.

21

Anda mungkin juga menyukai