Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

WORKSHOP MIKROSKOPIS MALARIA FASYANKES


20 – 23 APRIL 2021

I. LATAR BELAKANG

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia karena dapat menyebabkan tingginya angka
kesakitan dan kematian serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Sekitar
80% dari kabupaten/kota di Indonesia termasuk kategori endemis, dengan endemisitas
yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, dan lebih dari 23% diantara penduduknya
berdomisili di daerah endemis.

Secara nasional kasus malaria selama tahun 2010 – 2019 cenderung menurun
yaitu pada tahun 2010 angka API sebesar 1,96 per 1000, sampai dengan tahun 2019
menjadi 0,93 per 1000 penduduk dengan jumlah kasus 250.644. Kabupaten/kota
endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di kawasan timur Indonesia yaitu Papua,
Papua Barat dan NTT, dan hanya satu provinsi di luar wilayah timur yang masih memiliki
kabupaten endemis tinggi yaitu Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Penajam Paser
Utara.

Suspek yang ditemukan pada tahun 2019 yaitu sebesar 2.571.986 dengan jumlah
sediaan darah yang diperiksa sebesar 2.505.626 sehingga persentase pemeriksaan
sediaan darah sebesar 97%. Target persentase pemeriksaan sediaan darah yang
diharapkan adalah di atas 95 %. Dari tahun 2010 – 2019 pemeriksaan sediaan darah
(konfirmasi laboratorium) terhadap suspek malaria terus meningkat yaitu pada tahun
2010 sebesar 81% sedangkan pada tahun 2019 meningkat menjadi 97 %. (sumber :
Subdit Malaria, 2018)

Salah satu Kebijakan Program Pengendalian Malaria untuk mencapai tujuan


eliminasi malaria di Indonesia adalah semua penderita malaria klinis yang ditemukan
dan dilakukan pencarian oleh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) harus dilakukan
diagnosis atau konfirmasi secara mikroskopik. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang
belum memiliki kemampuan pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan diagnosis
cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT), dan pada daerah eliminasi, diagnosis malaria
dilakukan dengan pemeriksaan PCR, sehingga tidak ada lagi pengobatan penderita
malaria tanpa konfirmasi laboratorium untuk mencegah terjadinya resistensi obat
malaria.

Kualitas pelayanan laboratorium malaria sangat diperlukan dalam menegakkan


diagnosis dan sangat tergantung pada kompetensi dan kinerja petugas laboratorium di
setiap jenjang fasilitas pelayanan kesehatan. Penguatan laboratorium pemeriksaan
malaria yang berkualitas dilakukan melalui pengembangan jejaring dan pemantapan
mutu laboratorium pemeriksa malaria mulai dari tingkat pelayanan seperti laboratorium
Puskesmas, Rumah Sakit serta laboratorium kesehatan swasta sampai ke laboratorium
rujukan uji silang di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi petugas laboratorium di tingkat


pelayanan, diselenggarakan workshop dengan melakukan sebuah pengujian
kompetensi untuk para petugas laboratorium yang berasal dari seluruh Indonesia.
Pemilihan calon peserta melibatkan organisasi profesi PATELKI yang akan melakukan
penyaringan calon peserta mulai dari tingkat pelayanan sampai di tingkat provinsi.

II. TUJUAN
A. Umum
Memperingati hari malaria sedunia serta menumbuh kembangkan semangat
dan meningkatan kompetensi para tenaga mikroskopis malaria di Indonesia
untuk mewujudkan Indonesia bebas malaria.
B. Khusus
1. Meningkatkan minat dan semangat sebagai tenaga mikroskopis malaria
2. Meningkatkan kompetensi petugas mikroskopis malaria di Indonesia
3. Meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan mikroskopis malaria

III. KEGIATAN
A. Waktu :
Persiapan : 14 April 2021 (tatap muka dan Virtual)
Pelaksanaan : 20 – 23 April 2021 (tatap muka)
B. Tempat : Jakarta
C. Peserta : 34 petugas mikroskopis malaria yang berasal seluruh
Indonesia (1 provinsi diwakili oleh 1 orang petugas
mikroksopis)

D. Kriteria Peserta :
1. Peserta bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas/Rumah
Sakit/Klinik) pemerintah ataupun swasta.
2. Peserta mempunyai pengalaman melakukan pemeriksaan mikroskopis
malaria minimal dua tahun.
3. Peserta bukan merupakan petugas uji silang mikroskopis malaria
(crosschecker).
4. Peserta diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan
rekomendasi dari organisasi profesi (PATELKI), masing-masing Provinsi
hanya dapat mengusulkan 1 peserta terpilih.

E. Narasumber :
• Departemen Parasitologi FKUI
• Ketua Umum DPP PATELKI
• Lembaga EIJKMAN

F. Fasilitator
• Balitbangkes, Kemenkes RI
• BBTKL PP Jakarta
• BBLK Jakarta
• BLK Provinsi Papua
• Pemenang Lomba Mikroskopis Tahun 2019 (Papua Barat)

G. Panitia :
• Subdit Malaria (Administrasi, Keuangan, Logistik)

H. Metodologi Penilaian dalam workshop :


1. Virtual : (untuk mendapatkan 20 peserta terbaik)
• Tes tulis
• Praktek pembuatan sediaan malaria
2. Tatap Muka
• Tes tulis
• Wawancara
• Test identifikasi dan hitung parasit

IV. Sumber dana


Pembiayaan : Kegiatan ini bersumber dari dana Global Fund Komponen Malaria

Penangung Jawab
Koordinator Subtansi Malaria

dr. Guntur Argana, M.kes


NIP.196511291999031002
JADWAL ACARA
WORKSHOP MIKROSKOPIS MALARIA FASYANKES
20 – 23 APRIL 2021

Waktu Acara Pembicara PJ


Selasa, (20, April 2021)
13.00 – 17.00 WIB Registrasi Peserta Panitia
Ruang Pertemuan
Rabu, (21, April 2021)
08.00 – 08.30 WIB Pembukaan Direktur P2PTVZ Koordinator
Substansi Malaria

08.30 – 09.00 WIB Tes Tertulis Fasilitator

09.00 – 12.00 WIB Identifikasi Parasit Fasilitator

12.00 – 13.00 WIB Istirahat

13.00 – 16.00 WIB Identifikasi Parasit Fasilitator

Kamis, (22, April 2021)


08.00 – 10.00 WIB Wawancara Fasilitator

10.00 – 12.00 WIB Identifikasi Parasit Fasilitator

12.00 – 13.00 WIB Istirahat

13.00 – 15.00 WIB Identifikasi Parasit Fasilitator

15.00 – 15.30 WIB Istirahat

15.30 – 16.00 WIB Penutupan Panitia

Jumat, (23, April 2021)


08.00 – 10.00 WIB Peserta Pulang

Anda mungkin juga menyukai