Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyuluhan kesehatan


Sub Pokok Bahasan : Asma bronchial
Sasaran/Target : Keluarga dab Pasien
Waktu : 40 menit
Tempat : Ruang Estella
Hari/tanggal : Senin, 20 April 2020

A.Tujuan Instruksional
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan dan mengikuti penyuluhan kesehatan tentaang asma bronchial diharapkan
keluarga Tn. S dapat memahami asma bronchial.
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan asma bronchial diharapkan keluarga Tn. S dapat :
a. Mengetahui pengertian asma bronchial
b. Mengetahui manfaat asma bronchial

B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab.

C. Median dan Alat


1. leaflet
D. Materi penyuluhan
a. Pengertian Asma bronchial?
b. Gejala Asma bronchial?
c. Faktor penyebab Asma bronchial?
d. Penatalaksanaan Asma bronchial?
e. Dampak masalah Asma bronchial?
E. Setting
Penyuluh berhadapan dengan keluarga dan pasien
F. Kegiatan
No. Tahap Kegiatan Tahap pendidikan Kegiatan pasien dan waktu
kesehatan keluarga
1. Pembukaan a. Membuka kegiatan a.Menjawab salam 5 Menit
dengan mengucapkan
salam
b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan

c. Menjelaskan tujuan dari c. Memperhatikan


penyuluhan.

d. Menyebutkan materi d. Memperhatikan


yang akan diberikan

2. Inti Penyajian : 20 menit


a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
asma bronchial
b. Menjelaskan manfaat b. Memperhatikan
asma bronchial

3. Evaluasi Memberikan kesempatan a. Bertanya 10 menit


kepada keluarga untuk
bertanya

4. Penutupan a. Mengucapkan a. Mendengarkan 5 menit


terimakasih.
b. Mengucapkan salam b. Menjawab salam
penutup
Lampiran Materi

ASMA BRONCHIAL

A. Pengertian
1. Asthma Bronkiale
Asthma Bronkiale merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya respon yang
berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan, yang
mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang tersebar luas diseluruh paru dan derajatnya
dapat berubah secara sepontan atau setelah mendapat pengobatan,(Tjen Daniel, 1991).

2. Status Astmatikus
Status Asthmatikus merupakan serangan asthma berat yang tidak dapat diatasi dengan
pengobatan konvensional dan merupakan keadaan darurat medik ,bila tidak diatasi dengan
cepat akan terjadi gagal pernafasan,(Aryanto Suwondo, karnen B. Baratawidjaja, 1995).

B. Gejala asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering
terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan
ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami
serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh
alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya
gejala.
Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi
(wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika
penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara
perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk.

C. Faktor penyebab asma


1. Inhalan yang masuk ke tubuh melalui alat pernafasan : debu, bulu binatang, spora jamur
2. Ingestan yang masuk ke mulut : susu, telur, ikan
3. Kontaktan yang masuk ke badan dengan kontak kulit : salop, logam

D. Penatalaksanaan
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan
pengobatan farmakologik.
1. Pengobatan non farmakologik

a) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma
sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat
secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.

b) Menghindari faktor pencetus


Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada
lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk
pemasukan cairan yang cukup bagi klien.

c) Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan
dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.

2. Pengobatan farmakologik

a) Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara semprotan
pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol (
Alupent, metrapel ).

b) Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta
agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg
empatkali sehari.

c) Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan
kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan disis 800
empat kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping
maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.

d) Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak.Dosisnya berkisar 1-2
kapsul empat kali sehari.

e) Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya dapat
diberikan secara oral.
f) Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.

3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus


a) Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
b) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c) Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip
Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f) Antibiotik spektrum luas.

E. Dampak masalah
1. Pada klien
Penderita asthma harus merubah gaya hidup sehari-hari untuk menghindari faktor
pencetus. Perubahan ini dimulai dari lingkungan hidup sanpai dengan lingkungan kerja. Pada
klien dengan serangan asthma, maka terjadi penurunan nafsu makan, minum sehingga
mempengarui status nutrisi klien. Dalam istirahat klien sangat terganggu sehingga dapat
menyebabkan kelelahan. Adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan
oksigen mempengarui toleransi dalam melakukan aktivitas, kelelahan cepat lelah dan ketidak
mampuan memenuhi ADL. Klien dapat tumbuh dan berkembang menjadi rendah diri, merasa
tidak mampu, berkepribadian labil,mudah tersinggung,gelisah dan cemas. Adanya
keterbatasan aktifitas, klien lebih tergantung pada orang lain, terkadang klien tidak dapat
berperan sesuai dengan peranya, (Antony C. 1997 ; Tjen daniel, 1991).

2. Pada keluarga
Melihat kondisi klien dengan gejala asthma dan dirawat dirumah sakit, tentang penyebab,
prognosa penyakit dan keberhasilan dari terapi, akan menimbulkan kecemasan pada keluarga.
Perlunya klien dirawat dirumahsakit menimbulkan respon kehilangan pada keluarga yang
ditinggalkan. Peran klien dalam keluarga sebagai sumber ekonomi akan terganggu karena
klien tidak bisa masuk kerja serta perawatan dan biaya rumah sakit yang tidak sedikit akan
menjadi beban bagi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai