I. Pengertian Stilistika
Leech & Short mengungkapkan bahwa stilistika merupakan kajian
tentang stile, kajian terhadap wujud performasi kebahasaan khususnya yang
terdapat di teks-teks kesastraan. Kini dalam kajian akademik pendekatan
stilistika sering dibedakan ke dalam kajian bahasa sastra dan nonsastra
(Nurgiyantoro, 2014: 75).
Kajian stilistika dimaksudkan untuk menjelaskan fungsi keindahan penggunaan
bentuk kebahasaan tertentu mulai dari aspek bunyi, leksikal, struktur, bahasa
figuratif, sarana retorika sampai grafologi. Selain itu, kajian stilistika juga
bertujuan untuk menentukan seberapa jauh dan dalam hal apa serta bagaimana
pengarang mempergunakan tanda-tanda linguistik untuk memperoleh efek
khusus (Nurgiyantoro, 2014: 75-76).
A. Leksikal
B. Gramatikal
Dalam unsur stile, aspek gramatikal yang dimaksud adalah unsur
sintaksis yang di dalamnya terdapat frase, klausa, dan kalimat. Aspek gramatikal
juga menjadi penentu kelancaran suatu komunikasi bahasa. Jika kosakata yang
dipakai sederhana dan didukung oleh struktur sintaksis yang juga sederhana, itu
merupakan jaminan bahwa komunikasi bahasa akan lancar (Nurgiyantoro, 2014:
186-187).
Menurut Nurgiyantoro (2014: 191) unsur struktur yang dapat dijadikan
fokus kajian adalah kompleksitas kalimat, jenis kalimat, dan jenis frasa dan
klausa. Unsur-unsur tersebut dapat diambil sebagian maupun seluruhnya.
C. Kohesi
D. Pemajasan
2. Majas Pertautan
E. Penyiasatan Struktur
1. Repetisi
2. Pengontrasan
3. Susunan Lain
Penyiasatan struktur yang terlihat intensif dipergunakan adalah yang
berbasis pada pengulangan. Masih ada stile bentuk penyiasatan struktur lain
yang dipergunakan dalam teks sastra. Misalnya, gaya pertanyaan retoris,
klimaks, antiklimaks, antitesis, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2014:271).
Pertanyaan retoris menekankan pengungkapan tentang gagasan atau
sesuatu dengan menampilkan semacam pertanyaan yang sebenarnya tidak
menghendaki jawaban. Pertanyaan yang dikemukakan telah dilandasi oleh
asumsi bahwa hanya terdapat satu jawaban yang mungkin, di samping penutur
juga mengasumsikan pembaca telah mengetahui jawabannya. Dimaksudkan
untuk membangkitkan efek retoris yang mengena sekaligus untuk melibatkan
pembaca atau pendengar baik secara rasional maupun emosional (Nurgiyantoro,
2014:271).
F. Citraan
A. Citraan Visual
B. Citraan Auditif
C. Citraan Gerak