MALFORMASI ANORECTAL
Oleh :
Widiyah Darmawan
K1B1 20 026
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan referat dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada Bagian
Mengetahui,
Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................ i
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. INVERTOGRAM ................................................................................. 17
3. ULTRASONOGRAFI .......................................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Slide MRI pada potongan sagital pelvis yang menunjukan perubahan sudut 8
Gambar 3. Slide USG musculus sphincter ani dengan perianal secara axial dari bagian 9
raphe.
Gambar 13. Foto Rontgen Knee-chest Position yang Menunjukkan MAR Letak Tinggi 18
Gambar 14. Foto Rontgen Knee-chest Position Menunjukkan MAR Letak Rendah 19
iv
Gambar 21 Kanker Rektal T1 dan T2 pada USG 25
Baru Lahir
baru lahir.
v
MALFORMASI ANOREKTAL
BAB I
PENDAHULUAN
pencernaan, dimana hal ini mempengaruhi bagian rektum dan saluran anus.
parsial atau komplet akibat perkembangan abnormal hindgut, allantois dan duktus
3. Letak rendah apabila akhiran rektum berakhir di bawah muskulus levator ani.3
1
BAB II
Anomali kongenital pada bagian anorektal terjadi pada satu dari 3000-
4000 kelahiran. Sebanyak 10% kasus anomali pada anorektal didiagnosis sebagai
stenosis ani. Insiden pada bayi laki-laki dalam beberapa penelitian ditemukan
yang sama pada anggota keluarga yang lainnya hanya sebesar 1%. 3
melibatkan anus distal, rektum dan juga saluran kemih dan kelamin. Insiden
yang dilaporkan kira-kira 1 dari 5000 kelahiran hidup, dengan sedikit dominasi
pada laki-laki.1,4
BAB III
embriologi anus, rektum, dan raktus urogenital, dimana pada prosesnya septum
esofagus, lambung Sebagian duodenum, hati dan sistem bilier serta pankreas.
hingga ke membrana kloaka, membrana ini tersusun dari endoderm kloaka, dan
ektoderm dari protoderm atau analpit. Usus terbentuk mulai minggu keempat
disebut sebagai primitif gut. Kegagalan perkembangan yang lengkap dari septum
anomali letak rendah atau infra levator berasal dari defek perkembangan
proktoderm dan lipatan genital. Pada anomaly letak tinggi, otot levator ani
perkembangannya tidak normal. Sedangkan otot sfingter eksternus dan internus
secara komplit. Embryogenesis dari kelainan ini masih belum jelas. Anus dan
rektum diketahui berasal dari bagian dorsal hindgut atau rongga cloacal ketika
yang disebut septum urorectal. Septum urogenital membagi kloaka (bagian caudal
hindgut) menjadi rektum dan sinus urogenital, urogenital sinus terutama akan
urorectal dipercaya menutup saluran ini ketika usia 7 minggu kehamilan. Selama
dari fusi antara tuberculum anal dan invagination bagian luar/eksternal, yang
membran anal posteriorrektum dan bagian superior kanalis anus terpisah dari
eksterior oleh membran anal. selaput pemisah ini akan menghilang saat usia
kehamilan 8 minggu. Gangguan pada perkembangan struktur anorectal bermacam-
macam tingkatannya dengan berbagai macam kelainan, antara lain anal stenosis,
rupture selaput yang anal yang tidak komplit, atau complete failure atau anal
agenesis dari bagian atas dari kloaka sampai kebawah dan kegagalan proktoderm
terletak retroperitoneal, rectum dimulai pada tingkat Vertebra saccralis II atau III
dan berakhir pada dasar panggul yang ditembus oleh canalis analis. Pada bidang
sagital rectum memiliki dua lengkungan yaitu : Flexura sacralis conveks di bagian
dorsal, dan flexura perinealis konveks diventral. Bagian atas rectum diatas flexura
scralis adalah organ retroperitoneal sekunder, dan bagian distalnya adalah canalis
analis yang memiliki posisi subperitoneal. Pada laki-laki sisi anterior rectum
dekat dengan sisi posterior vagina dan hanya dipisahkan dari vagina oleh fascia
rectovaginalis.7
ventral. Lapisan otot rectum tidak hanya terdiri dari lapisan sirkular (stratum
sirkulare) saja tetapi juga terdiri dari lapisan longitudinal kontinu (stratum
disebut plica transversae recti. salah satu dari tiga lipatannya dapat diraba secara
teratur sekitar 6-7 cm di atas anus ( lipat KOHLRAUSCHI). Dibawah lipatan ini,
transisi menuju canalis analis. Area ini ditandai dengan perubahan dari lipat
anorectalis).7
Gambar 1. Anatomi Rectum dan Canalis Analis. (Dikutip dari kepustakaan 1)
Canalis analis memiliki organ kontinensia yang dikontrol oleh sistem saraf
pusat yang terdiri dari anus, otot-otot sphincter, dan corpus cavernosum recti.
Selain defekasi, anus ditutup oleh kontraksi permanen musculus sphincter ani
internus. Corpus cavernosum recti diperdarahi oleh arteri rectalis superior dan
pendarahan ini memerlukan penutupan canalis analis yang kedap udara. Musculus
1. Musculus sphincter ani internus adalah otot polos, yang diinervasi oleh saraf
3. Musculus sphincter ani eksternus adalah otot lurik yang dikontrol secara
vountar oleh nervus pudendus, dan memiliki segmen yang berbeda (partes
subcutaneous.
4. Musculus puborectalis adalah otot lurik yang juga dikontrol secara
Gambar 2. Slide MRI Pada Potongan Sagital Pelvis Yang Menunjukan Perubahan
Sudut Dari Anorektal Saat Relaksasi Dan Kontraksi.(Dikutip dari kepustakaan 1)
Gambar 3. Slide USG Musculus Sphincter Ani Dengan Perianal Secara Axial Dari
Bagian Proximal Sampai Distal. (Dikutip dari kepustakaan 1)
Rectum dan canalis analis diperdarahi oleh tiga arteri dan tiga vena, yaitu :
interna yang letaknya diatas dasar panggul (musculus levator ani). Vena
hypogastricus superior dan dari ganglia sacralis truncus simpatikus melalui Nn.
preganglionik berasal dari divisi sacral saraf parasimpatis (S2-S4) melalui Nn.
bersinaps dengan serabut postganglionik baik disini maupun di dekat usus untuk
memudahkan defekasi.7
BAB V
DIAGNOSIS
1. Mengetahui usia gestasi, berat badan lahir, suhu, warna kulit, menangis,
3. Ada atau tidak adanya anomali organ lain yang terkait. Malformasi anorektal
biasanya disertai dengan anomali organ lain yang meliputi kelainan pada
serta ekstremitas.
1. Laki-laki
dapat disertai dengan adanya gambaran skin bridge, bucket handle atau
midline raphe yang ketiganya akan membentuk gambaran white atau black
perineal namun ditemukan adanya mekonium didalam urin maka keadaan ini
tidaknya fistula tidak dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan fisik saja.
2. Perempuan
dalam vestibulum dan dibagian posterior terdapat anus. Bila anus tidak berada
Jika ketiga saluran ini terlihat di vestibulum maka keadaan ini menunjukan
adanya fistula vestibular. Jika hanya terlihat dua saluran saja, maka
atresia rectum. Dan bila hanya terlihat satu saluran maka disebut dengan
kloaka. Namun bila tidak ditemukan adanya meconium yang keluar setelah 24
Gambar 11. Tabel Klasifikasi Malformasi Anorectal berdasarkan Pena 1995 (Dikutip
dari kepustakaan 9)
Ga
mbar 12. Tabel Klasifikasi Malformasi Anorectal berdasarkan Krikenbeck 2005 (Dikutip
dari kepustakaan 9)
bawahnya dalam hal ini berhubungan dengan luas anal, panjang anal, dan
ukurannya. Apakah ada pergerakan atau tidak dari anal meski terpengaruhi
kontinensia), apakah ada lesi anoperineal yang menyertai (koreng, hiliran, atau
abses).9
B. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Invertogram
Wangensteen dan Rice pertama kali menjelaskan mengenai kegunaan
gas bubble dalam usus terminal dengan perineum. Invertogram pada posisi
menentukan adanya anomali yaitu Pubis Coccyx Line (PC Line) dan I point
(Puncak ischium) yang ada hubungannya dengan gambaran dark air shadow
kulit. Apabila hasil invertogram akhiran rektum kurang dari 1 cm dari kulit
berarti letak rendah dan apabila akhiran rektum lebih dari 1 cm berarti
dari kulit berarti letak rendah dan segera dilakukan minimal PSARP,
Gambar 14. Foto Rontgen Knee-chest Position Menunjukkan MAR Letak Rendah.
(Dikutip dari kepustakaan 5)
pinggul tertekuk kearah atas selama 3 menit. Radiografi prone lateral yang
3. Ultrasonography
Secara normal dinding rektal terdiri dari lima lapisan yang dapat
Dimana pada saluran anus atas, otot puborectalis akan terlihat sebagai
anal paling jelas terlihat sebagai lapisan hypoechoic menebal. Pada saluran
anus bagian bawah, sfingter ani ekogenik eksternal berada terlihat bersamaan
Gambar 17. Saluran Anus Normal pada Ultrasonogram. (Dikutip dari kepustakaan 10)
di saluran anus bawah. Sfingter anal eksternal adalah diwakili oleh lapisan
Gambar 18. Saluran Anus Normal pada Ultrasonogram. (Dikutip dari kepustakaan 10)
Peran utama modalitas pencitraan untuk mengevaluasi fistula perianal
hypoechoic atau jaringan lunak fokal lesi dalam struktur dinding anus. Pada
sagital (digambar bagian tengah) dan koronal dengan lebih baik mewakili
pelvis digunakan untuk mengevaluasi keadaan struktur otot dasar panggul dan
struktur otot dasar panggul dari berbagai jenis prosedur operasi. MRI
keadaan kompleks otot sfingter. Advan tambaha dari MRI jika dibandingkan
Gambar 20. Potongan Axial Pelvis pada MRI. (Dikutip dari kepustakaan 4)
Gambar panggul untuk menilai tingkat dan jenis malformasi
penderita.5
BAB VI
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Tumor Rectal
sfingter ani, dan dasar panggul pada pasien dengan berbagai penyakit
normal dinding rektal dan saluran anus memberikan landasan penting untuk
invasi tumor dan metastasis kelenjar getah bening pada pasien dengan kanker
antara dinding rektal dan saluran anus dari pada menggunakan MRI
(panah) terbatas pada tiga bagian dalam lapisan pertama dan lapisan submukosa
Gambar 22. Kanker Rektal T3 pada USG. (Dikutip dari kepustakaan 10)
2. Abses Rektal
BBLR, prematur, dan operasi invasif seperti kolostomi yang sering dilakukan
Gambar 23. Abses Perianal dengan gambaran USG. (Dikutip dari kepustakaan 10)
KOMPLIKASI
berdasarkan letaknya menjadi letak rendah, letak tengah atau letak tinggi
anorektal sangat tergantung dari jenis malformasinya, bila letak tinggi maka
sedangkan pada yang letak rendah dengan tindakan PSARP tanpa atau dengan
kolostomi.8,13
yang tersering adalah infeksi pasca operasi, kemudian paralisis usus pasca
pembedahan yang dikenal dengan istilah ileus paralitik, kemudian fissure rektal
yang persisten,dapat juga terjadi kebocoran feses atau inkontinensia fecal, serta
anorektal.11
BAB VIII
PENGOBATAN
Manajemen awal bayi baru lahir yang lahir dengan anomali anorektal
sangat penting dan dua pertanyaan penting yang harus terjawab selama 24 sampai
48 jam kehidupan. Pertanyaan pertama apakah ada anomali lain yang terkait
bayi lahir atau tidak dan menentukan perlu atau tidaknya tindakan kolostomi
ditentukan berdasarkan hasil dari pemeriksaan fisik bayi, keadaan perineum, dan
biasanya tidak terlihat di perineum pada bayi dengan fistula rektoperineal sampai
pertama kelahiran, oleh karena itu diperlukan tekanan intraabdominal yang tinggi
untuk mendorong mekonium keluar melalui fistula. Hal ini dikarenakan bagian
paling distal dari rektum dikelilingi oleh struktur-struktur otot sehingga rektum
kolaps dan kosong. Oleh karena itu, keputusan perlu atau tidaknya dilakukan
perineum. Bila hasil menunjukkan gambaran gas rectum diatas coccyx maka
maka dilakukan tindakan anoplasty. Bila tidak ditemukan adanya fistel maka
melewati tulang coccyx tanpa disertai dengan anomali organ lain maka
keadaan ini dinamakan malformasi anorektal dengan letak rendah dan dilakukan
coccyx maka dilakukan tindakan primary repair dengan atau tanpa kolostomi.8,15
Gambar 24. Algoritma Manajemen Malformasi Anorektal Pada Bayi Laki-Laki Yang
Baru Lahir. (Dikutip dari kepustakaan 15)
Gambar 25. Algoritma manajemen malformasi anorektal pada bayi perempuan yang
baru lahir. (Dikutip dari kepustakaan 15)
BAB IX
DAFTAR PUSTAKA
2. Darussalam D., Thaib TM. Faktor Risiko yang Mempengaruhi Luaran Klinis
Malformasi Anorektal pada Neonatus di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Sari Pediatri; 2013. 15(1)
15. Levitt MA, Peña A. Imperforate Anus and Cloacal Malformations Chapter 35 in
shcraft's Pediatric Surgery Ed 6th. Holcomb GW, Murphy PJ, Ostile DJ, editors.
New York: Elsevier; 2014.
16. Soetikno DR. Radiologi Emergensi. PT Refika Aditama. Bandung; 2011. Hal.
288.