Contoh Proposal Usaha Makanan 1
Contoh Proposal Usaha Makanan 1
A.Pendahuluan
Latar belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan
efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih
memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan
waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai
ide untuk membuat bisnis katering makanan.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah
peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita
masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah
kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana
kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun
kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan
hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan
keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau
rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah
berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.
A. Aspek manajemen
Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing,
misalkan dari 5 orang 3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya 2 orang bertugas
mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila
membutuhkan.
B. Aspek Pemasaran
a) Target Pasar
yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha
katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah
diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang
bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan
administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya.
b) Konsep pemasaran
terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai
para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk
katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah
berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya,
dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu
populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih
unik serta kalau bisa catering murah.
NASI PUTIH/URAP
Nasi Putih
Urap – urap
Trancaman
Ayam bumbu rujak
Rempeyek
Rp. 7.500,-
Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan
Berbagai masakan yang disesuaikan dengan pesanan
I. Latar Belakang
Dalam menjalani sebuah bisnis, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan ketahui
secara seksama bahwasanya saat kita memulai sebuah rintisan usaha maka peluang pasar dan
cara menggaet pelanggan atau penjual merupakan sebuah hal yang begitu penting bahkan
keduanya harus saling mengikat dalam sebuah usaha. Jadi langkah-langkah yang mesti kita
lakukan dalam memulai bisnis adalah pertama-tama marilah kita mencoba setidaknya untuk
segera mengetahui bagaimana peluang pasar dalam bisnis kita serta bagaimana pula cara
memperoleh order tersebut. Kemudian yang kedua yaitu kita senantiasa harus mampu
bagaimana menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan terhadap kompetitor atau pesaing
kita dan seberapa jauh mana kemampuan kita ini dalam melakukan persaingan dengan
mereka secara baik melalui harga, pelayanan dan juga segi kualitasnya. Dan terakhir yaitu
adalah berusaha segenap kemampuan kita bahwa dengan segala persiapan yang dimulai dari
Kita perlu ketahui juga dengan menyingkirkan segala hambatan psikologis yang dihadapi
seperi adanya rasa malu, takut menghadapi kegagalan serta munculnya perang batin
merupakan suatu hal yang utama dari bisnis yang akan dimulai karena perasaan-perasaan
tersebut dapat memusnahkan pikiran keberhasilan kita dalam mencapai suatu ide bisnis yang
mulai kita bentuk. Maka dari itu, kita perlu ingat dan jangan sampai terlupakan bahwa kita ini
harus siap menghadapi segala resiko yang akan terjadi, dimana resiko bisnis itu seperti
adanya keuntungan dan kerugian yang kita peroleh. Jadi perbandingan tingkat resiko dengan
keuntungan itu searah, yaitu semakin besar keuntungan yang didapat maka resikonya pun
semakin besar dan sebaliknya pula. Dan perlu kita pahami juga bahwa senantiasa kita
memerlukan sikap keberanian dalam mencoba dan memulai. Jangan terlalu banyak wacana
yang dibuat daripada aksi yang mau dilakukan. Oleh karena itu, kita lebih baik mencoba
Pada konsep pemasaran ternyata ada banyak sekali bentuk beserta jenis keaneka ragaman
makanan yang kecil hingga besar. Tak ketinggalan pula dari sisi harga yaitu mulai yang
murah hingga sampai yang mahal. Kebutuhan sehari-hari kita sungguh banyak sekali terdiri
atas beberapa aktivitas yang dijalani oleh setiap orang. Dengan aktivitas tersebut pastilah
akan semakin padat tiap hari sehingga membuat banyak orang membutuhkan adanya asupan
makanan tambahan yang penuh kemanfaatan bagi kesehatan tubuh. Kini makanan-makanan
yang dijajakan untuk beberapa tempat memang sudah bermacam-macam, akan tetapi
biasanya makanan yang dijual sebenarnya bukan makanan tradisional yang khas Indonesia
melainkan makanan yang hanya menirukan bentuknya saja tanpa memikirkan rasanya, serta
Salah satu makanan tradisional yang cukup sederhana dan sangat cocok untuk menjadi
makanan konsumsi di malam hari, sekaligus makanan ringan yang cukup istimewa. Makanan
itu bernama “MARTABAK MANIS”. Untuk membuat makanan tradisional ini sangatlah
sederhana dan pembuatan makanan ini akan lebih dilakukan secara higienis serta akan dijual
dengan harga yang dapat dijangkau semua kalangan, tentunya hal ini akan bisa menarik minat
masyarakat.
Keberadaan makanan tradisional ini merupakan sebagai salah satu makanan tradisional khas
dari Indonesia yang memiliki rasa lezat, enak, nikmat dan juga mengandung nutrisi protein
serta makanan tradisional ini telah dikenal dari masa ke masa. Oleh karena itulah, bisnis
makanan ringan ini sungguh layak untuk dikembangkan menjadi salah satu bisnis kuliner
alternatif yang ada di Indonesia. Adanya beberapa potensi yang dibahas sebelumya di atas,
maka saya ingin membuat usaha makanan ringan, yaitu usaha makanan “MARTABAK
MANIS” untuk dikembangkan menjadi usaha yang cukup besar sehingga masyarakat sekitar
II. Visi
Menjadikan makanan tradisional yang khas dari Indonesia yang mampu mencapai dan
III. Misi
- Membuat martabak manis yang beraneka rasa dan digemari oleh semua kalangan
- Menyiapkan dan menyediakan beberapa outlet martabak manis beberapa di tempat ramai,
- Membangun usaha wisata kuliner makanan khas Indonesia IV. Analisa Peluang Usaha
Dalam memulai usaha, ada hal yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengukur
1. Strenght / Kekuatan
2. Weakness / Kelemahan
3. Opportunity / Peluang
4. Threath / Ancaman
Adanya kompetitor yang menjual produk makanan martabak manis dengan harga yang cukup
rendah.
V. Marketing Mix
1. Product (Produk)
Produk yang dijual adalah “Martabak Manis” dan makanan ini merupakan makanan ringan
yang sesuai dengan keadaan masyarakat dan makana selingan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Price (Harga)
Harga per porsi martabak manis yaitu sebesar Rp 12.000 dan harga ini sungguh terjangkau.
3. Promotion (Promosi)
Untuk melakukan promosi produk ini dapat dilakukan dengan cara yaitu menyebarkan brosur
makanan ini pada masyarakat sedangkan dalam masa promosinya untuk tiap pembelian 1
paket yang berisi 5 porsi akan ada diskon sebesar 10% dari harga tersebut.
4. Place (Tempat)
Tempat yang dipilih yaitu di depan kampus Unismuh Makassar karena letak dari tempat ini
Pembuatan pada martabak manis ini yaitu bahan-bahan yang diperlukan serta proses
Bahan-bahan:
3 butir telur
500 ml air
80 gr gula pasir
30 gr susu bubuk
8 gr garam
2 gr vanili bubuk
Tambahan rasa seperti susu kental manis, mesyes, keju, kacang tanah, daging asap,
kismis, kacang mede dan sebagainya sesuai selera lidah masyarakat.
Cara membuat :
1. Telur dikocok sampai lepas kemudian masukkan air sedikit demi sedikit sehingg berbuih.
2. Lalu mencampur semua bahan kering secara merata dan masukkan ke dalam air yang
berbuih tadi dengan kocokan telur. Setelah itu, kocok hingga semua bahan larut jadi satu.
3. Masukkan vanili dan minyak sayur atau margarin yang sudah dicairkan, kemudian aduk
4. Setelah 30 menit, agak mulai mengembang dalam adonan tersebut, maka tuangkanlah ke
dalam cetakan yang dipanaskan terlebih dahulu dan tutup sampai permukaan menjadi
5. Adonan yang sudah tertuang ke cetakan diberi taburan sedikit gula pasir pada
6. Kemudian martabaknya siap diangkat dan olesi dengan mentega dan taburi dengan bahan
7. Martabaknya dilipat dengan diolesi lagi bagian atasnya dengan butter dan kemudian
1. Modal :
- Bahan Baku
1. Terigu 2 kg Rp 11.000
2. Telur 2 kg Rp 20.000
4. Air Rp -
5. Garam Rp 4.000
__________
Rp 58.000
- Bahan Taburan
1. Keju Rp 15.000
2. Meises Rp 7.000
__________
Rp. 36.000
2. Harga Jual
_________
Rp 5.500
Biaya penjualan:
X. Kesimpulan
proposal usaha makanan ringan ini yaitu martabak manis bahwa agar produk yang akan
dipasarkan ini bisa diterima oleh seluruh kalangan, sebaiknya kita harus mengetahui dan
- Membuat produk yang berkualitas, laris dan bermanfaat untuk dijual dengan harga yang
mampu bersaing;
- Membuat desain atau cover produk yang inovatif dan kreatif serta memasang harga
terjangkau;
- Membuat produk yang bisa lebih cepat dan tentunya tahan lama ( paling lama 3 hari );
- Menentukan wilayah pemasaran yang strategis sehingga bisa bersifat menguntungkan.
Bab 1
Pendahuluan
1.1.Tujuan Pengembangan Proyek
Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang
berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif,Penuh
perhitungan dan Berorientasi Pasar.
Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja
potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun
angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur
akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK.
Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek
Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan
sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi
Pengangguran.
1.2.Studi Kelayakan Proyek
Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan
Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana
rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil
kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta
dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan.
Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang
kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng
Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor.
Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada
tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang
diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari.
Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih
rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan
harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti
menang.
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor
4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor
5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya
sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam.
Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15%
dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
1.3.Usulan Proyek
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity
diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk
dipertimbangkan.
Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan
baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga
ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan
terjamin.
Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit
juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini.
Bab 2
Pengembangan Produk
2.1.Konsep Produk
Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa
diantaranya adalah Ayam Goreng Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng
Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya.
Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model
Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng
Kremesan.
Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah
ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila
membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk
Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.
2.2.Pengembangan Produk
Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa
Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar
tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula.
Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara
pendistribusian ke langganan.
Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan
pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama
menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya.
2.3.Uji Produk
Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji
coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya.
Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak
kalah penting adalah Higienesnya.
Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan ,tingkat
pendidikan serta jenis kelaminnya.
Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang
mereka inginkan.
Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat seperti berikut :
2.4.Persiapan Produksi
Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya
adalah persiapan produksi.
Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan
Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat
Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan.
Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk
Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk
itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan.
Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya
sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai
bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun
kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.
Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan
ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari
simpanan pribadi.
Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber
pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per
hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-
Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini
Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.
Bab 3
Positioning Produk
3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk
Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar
Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi
perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi
Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer
yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang
sama dalam membelanjakan uangnya.
Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari
Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng
Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial
menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini.
Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil
Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan
menjadi sasaran atau target pemasaran.
Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai
Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah
terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau
dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak
dan harga murah.
Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan
memiliki nilai lebih.
3.2 Uji Studi Positioning Produk.
Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah
kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa
produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk
pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen.
Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka
tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk
yang kita janjikan (yang didapat).
Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire
Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita
berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb
Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau
berbeda dengan pesaing.
Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut :
Bab 4
Marketing Mix
4.1.Penentuan Harga
Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran
dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah
Marketing Mix
Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana
dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi
haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul
ada Deferensiasi.
Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah
segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam
menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah
ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah.
Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan
untung,
4.2.Penentuan Produk/Merek
Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk
tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat
dengan ditambah label tertentu.
Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain
sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan
tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama
Genericnya saja.
Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi
nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana
label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis.
Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya
atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat.
4.3.Promosi
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar
promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the
line(BTL).
Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media
Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan
Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen
misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan
lain sebagainya.
Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung
ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan
mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi
media untuk mempromosikan kepada orang lain.
Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line
misalnya.
4.4.Distribusi/Tempat Penjualan
Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar
Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan
padat.
Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying
Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera
tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan
timbul.
Bab 5
Uji Pemasaran
5.1.Strategi Penjualan
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah
Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran
produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah
menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk
produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang
suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya.
Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara
baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan
ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat
saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan
Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini
dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour.
Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan
mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan
lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
5.2 Studi Hasil Penjualan
Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target
penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan.
Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan
angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka
kita anggap gagal.
Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis
mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen
yang tahu.
Bab 6
Penutup
Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam
memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha
tersebut berupa usaha sampingan.
Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri
kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha
karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai
dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam
tersedot habis
Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih
sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita
akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
Semoga proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan diatas memberi inspirasi
kepada anda untuk wirausaha
Quote:
A.Pendahuluan
Latar belakang
Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan
efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih
memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan
pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah
kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.
Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui
adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang
hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang
kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan
sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan
maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai.
Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan
dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah
untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang
terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada
gagal mencoba.
A. Aspek manajemen
Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing,
misalkan dari 5 orang
3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan
tenaga kerja apabila membutuhkan.
B. Aspek Pemasaran
a) Target Pasar
yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha
katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan
telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja.
Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan
administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya
b) Konsep pemasaran
terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai
para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk
katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah
berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya,
dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu
populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih
unik serta kalau bisa catering murah.
c) Produk dan penetapan Harga
Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan
strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang
salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan
baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah.
Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen menu Anda
yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan
formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.
C. Aspek Operasional
Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi.
Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang
pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti
tentang masakan--syukur-syukur bila Anda pandai memasak, dan lebih baik lagi bila Anda
adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli
masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk
tenaga ahli yang bisa memasak, Anda bisa melakukan prekrutan.
Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya
tugas masing-masing
Cara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan
pesanan jadi masakan dijamin masih segar.
Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan
lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang.
1. Kas Rp 5.000.000,00
Modal Rp 5.000.000,00
(Setoran untuk modal awal)
2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00
(Pembelian Perlengkapan)
3. Peralatan Rp 500.000,00
Kas Rp 500.000,00
(Pembelian Peralatan)
Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan
Pendapatan
Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00
Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +
Rp 3.800.000,00
Biaya-biaya
Biaya Angkut Rp 200.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +
Rp 3.200.000,00 +
Laba Rp 600.000,00