H DENGAN
MALNUTRISI (MARASMUS)
Disusun oleh :
(STKINDO) WIRAUTAMA
BANDUNG
2021
KONSEP DASAR MARMUS
A. Pengertian
1. Marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein energi karena kelaparan, semua
unsur diet kurang. Hal ini dikarenakan masukan kalori yang tidak adekuat, diet
2. Marasmus adalah bila kekurangan kalori dalam diet yang berlangsung lama yang
361).
4. Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini
merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit
infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri
B. Etiologi
1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan dalam susunan
makanan.
2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada hubungan
orang tua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan metabolisme atau
malformasi bawaan.
malnutrisi.
negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik malabsorpsi protein, hilangnya
protein air kemih ( sindrom neprofit ), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit
hati.
Menurut FKUI (1985 : 361), Ngastiyah (2005 : 259) dan Markum (1991 : 166)
2. Diare.
8. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit jelek..
14. Anoreksia.
D. Patofisiologi
memerlukan energi, namun tidak didapat sendiri dan cadangan protein digunakan
defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga
untuk memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya seperti asam
amino untuk komponen homeostatik. Oleh karena itu, pada marasmus berat
kadang-kadang masih ditemukan asam amino yang normal, sehingga hati masih
E. Pathway
F. Komplikasi
a. Defisiensi Vitamin A
terganggu. Malabsorbsi ini dijumpai pada anak yang menderita malnurtrisi, sering
terjangkit infeksi enteritis, salmonelosis, infeksi saluran nafas) atau pada penyakit
hati. Karena Vitamin A larut dalam lemak, masukan lemak yang kurang dapat
b. Infestasi Cacing
Gizi kurang mempunyai kecenderungan untuk mudahnya terjadi infeksi
parasit seperti cacing yang jumlahnya meningkat pada anak dengan gizi kurang.
c. Tuberkulosis
kelenjar limfe pada pangkal paru (kelenjar hilus), yang terletak dekat bronkus
utama dan pembuluh darah. Jika pembesaran menghebat, penekanan pada bronkus
mungkin dapat menyebabkanya tersumbat, sehingga tidak ada udara yang dapat
memasuki bagian paru, yang selanjutnya yang terinfeksi. Pada sebagian besar
penyakit ini. Pada anak dengan keadaan umum dan gizi yang jelek, kelenjar dapat
d. Bronkopneumonia
Anak mungkin tidak dapat batuk dengan baik untuk menghilangkan sumbatan
e. Noma
protein berat yang perlu segera ditangani, kerena sifatnya sangat destruktif dan
akut. Kerusakan dapat terjadi pada jaringan lunak maupun jaringan tulang sekitar
rongga mulut. Gejala yang khas adalah bau busuk yang sangat keras. Luka
bermula dengan bintik hitam berbau diselaput mulut. Pada tahap berikutnya bintik
ini akan mendestruksi jaringan lunak sekitarnya dan lebih mendalam. Sehingga
G. Pemeriksaan Penunjang
sehingga hampir semua sela hati mengandung vakual lemak besar. Sering juga
c. Pada hasil outopsi penderita kwashiorkor yang berat menunjukan hampir semua
dan sebagainya.
a. Laboratorium menunjukan
1) Penurunan badan albumin, kolesterol dan glukosa dalam serum
2) Kadar globumin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin dan
3) Kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih rendah daripada asam amino
non esensial.
aminoasi dunia.
b. Pada biopsi hati ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis dan
seperti degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, atrofi virus usus, detrofi
bawah 14 cm.
H. PENATALAKSANAAN
Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila <>oC, suhu rektal 35,5 oC).
Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegah kondisi tersebut.
2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi
Pada marasmus berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium
plasma rendah.
a) Tambahkan Kalium dan Magnesium dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan
formula.
1). Tambahkan multivitamin.
Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein untuk memenuhi metabolisme
basal.
I. Pencegahan
antara lain :
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 tahun
ke atas.
kebersihan perorangan.
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Alasan Masuk
a. Data Subjektif
b) BB 20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi badan & bentuk tubuh yang
normal.
2) Tinggi aktivitas
lesu dan tidak bergairah & pada anak yang lebih tua terjadi penurunan
produktivitas kerja.
a) Melaporkan asupan makan yang tidak adekuat kurang dari jumlah harian yang
dianjurkan.
4) Diet
peningkatan kesehatan.
b. Data Objektif
1) Data umum
a) Perubahan rambut
Warnanya lebih muda (coklat, kemerah-merahan dan lurus, panjang, halus, mudah
c) Tinja encer
Noda warna gelap pada kulit, bila terkelupas meninggalkan warna kulit yang
f) Hilangnya lemak di otot & bawah kulit karena makanan kurang mengandung kalori
dan protein.
g) Adanya perut yang membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam folat dan
berbagai vitamin.
1. Assessment
1. Identity
a. Nurses caring for clients doing introductions & contact with the client regarding: the
nurse's name, client name, call the nurse, client calls, destination time, place,
2. Reasons Login
a. Subjective Data
b) BB 20% or more below the ideal weight for height & normal body shape.
2) High activity of
The reduced activity seen in most cases of marasmus. Child seems lethargic and listless
a) Reported inadequate food intake is less than the recommended daily amount.
4) Diet
5) Knowledge of nutrition
b. Objective Data
1) General Data
a) Changes in hair
The color is younger (brown, reddish and straight, long, smooth, easy to loose if pulled).
The whole body / more often in the face, the color may reveal younger skin color than
healthy children.
c) watery stools
f) The loss in muscle & fat under the skin because the food contains less calories and
protein.
Lack of consumption of foods containing iron, folic acid and various vitamins.
B. Diagnosa Keperawatan
yang kurang.
B. Nursing Diagnosis
C. Fokus Intervensi
Kriteria hasil :
a Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal sesuai
Skala Nilai :
Intervensi :
C. focus Intervention
1. Diagnosis: Nutrition imbalance of less than tubuhberhubungan needs with less intake.
NOC: nutritional status: nutritional and fluid intake.
Expected outcomes:
to height.
c No sign of malnutrition.
d No significant weight loss.
Rating Scale:
1: never show
2: rarely show
3: sometimes shows
4: often show
5: always show
NIC: Nutrition Monitoring
intervention:
3. Monitor dry skin and pigmentation changes.
4. Monitor skin turgor.
5. Monitor drought, dull and brittle hair.
7. Monitor calories and nutritional intake.
Kriteria hasil :
cedera berulang.
alami.
Skala Nilai :
Intervensi :
in nutritionalstatus.
NOC: Tissue Integrity: Skin and mucous membranes.
Expected outcomes:
c. Good tissue perfusion.
prevent recurring injury.
Rating Scale:
1: never show
2: rarely show
3: sometimes shows
4: often show
5: always show
NIC: Tissue Integrity: Skin and mucous.
intervention:
2. Oeskan of Regional lotion in distress.
3. Mobilization of the patient every 2 hours.
Kriteria hasil :
d. Mendorong gaya hidup status kesehatan (dari status kesehatan yang buruk ke status
Skala Nilai :
Intervensi :
3. Batasi pengunjung.
4. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas.
NOC: Risk Control
Expected outcomes:
e. Show healthy behavior.
Rating Scale:
1: is never done
2: rarely done
3: sometimes performed
4: frequent
5: always be done
NIC: Infection Protection
intervention:
2. Monitor susceptibility to infection.
3. Limit visitors.
Kriteria hasil :
a. Nutrisi adekuat.
Skala Nilai :
Intervensi :
1.Gunakan suara yang lembut dan pelan dalam berbicara dengan pasien.
NOC: Neglect Recorvery
Expected outcomes:
a. Adequate nutrition.
b. Getting the recommended diet.
c. Growth & development within normal limits.
e. Receive appropriate treatment.
Rating Scale:
1: never show
2: rarely show
3: sometimes shows
4: often show
5: always show
NIC: Management behavior
intervention:
4. Create a routine for patients.
5. Avoid cornering the patient.
6. Avoid to deny the patient.
pengobatan.
c. Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya.
Skala Nilai :
Intervensi :
D. Evaluasi
Expected outcomes: Scale
c. No signs of malnutrition.
changes in nutritionalstatus.
Expected outcomes: Scale
c. Good tissue perfusion.
prevent recurring injury.
Expected outcomes: Scale
status to good health status).
e. Show healthy behavior.
of related denganmalnutrisi
Expected outcomes: Scale
a. Adequate nutrition.
b. Getting the recommended diet.
c. Growth & development within normal limits.
e. Receive appropriate treatment.
condition, diit, care, and treatment related to the lack of
information.
Expected outcomes: Scale
a. Stating understanding of the disease, condition, prognosis, and
treatment programs.
b. Able malaksanakan procedure described.
PENUTUP
Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemui
antara lain masukan makanan yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan.
pemberian diet, tinggi kalori dan tinggi protein, dan penatalaksanaan di rumah
Kian banyaknya temuan kasus gizi buruk, baik kwashiorkor, maramus maupun
(http://dokterfoto.com/2008/04/06/marasmus)
DAFTAR PUSTAKA
1.Jakarta:EGC
Media Aescullapius.
(NIC).Mosby
Juni 2008
Anak. Jakarta : FKUI.
(Carpenio, 2001:143).
4.