Pengertian retensi pelanggan Merupakan suatu pemeliharaan terhadap hubungan perdagangan yang berkelanjutan dengan pelanggan dalam jangka panjang. Segala bentuk kegiatan dan aktifitas yang di harapkan oleh produsen atau perusahaan untuk menjaga interaksi yang baik dan berkelanjutan. Pertahanan : silo produk, saluran dan fungsional Terkadang perusahaan tidak jelas tentang apakah pelanggan loyal terhadap produk yang ditawarkan atau memilih produk lain. hal ini dikarenakan lokasi data terkait pelanggan yang mungkin disimpan dalam silo produk, saluran ataupun fungsional Produk: Pertimbangan asuransi pribadi, Perusahaan asuransi seringkali memiliki sistem informasi berbasis produk. Saluran: Dalam konteks B2B, dealer peralatan kantor independen telah membentuk kelompok pembelian kooperatif untuk membeli barang dengan harga lebih rendah dan mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi lain dalam pemasaran. Fungsional: data yang berhubungan dengan pelanggan sering disimpan dalam silo fungsional yang tidak terintegrasi untuk memberikan keseluruhan perspektif pelanggan. 3 perhitungan retensi pelanggan Raw Customer Retention: adalah jumlah pelanggan yang melakukan bisnis dengan perusahaan pada akhir periode perdagangan, yang dinyatakan sebagai persentase pelanggan aktif pada awal periode. Sales Adjusted Retention Rate: adalah nilai penjualan yang dicapai dari pelanggan yang dipertahankan, yang dinyatakan sebagai persentase dari penjualan yang dicapai dari semua pelanggan yang aktif pada awal periode Profit Adjusted Retention Rate: adalah keuntungan yang diperoleh dari pelanggan yang dipertahankan, dinyatakan sebagai persentase dari keuntungan yang diperoleh dari semua pelanggan yang aktif pada awal periode Kelola retensi pelanggan atau retensi nilai? Terkadang perusahaan harus fokus pada mempertahankan pelanggan yang nilai berkontribusi. Kadang-kadang ini akan berarti bahwa fokus tidak pada retensi pelanggan, tetapi pada retensi saham. Meningkatkan retensi pelanggan adalah tujuan penting bagi banyak strategi CRM. Penjelasan dan pengukuran harus peka terhadap penjulan dan profitabilitas, tujuan tersebut mendasari fokus terhadap upaya CRM pada retensi pelanggan Ekonomi retensi pelanggan - Meningkatkan pembelian seiring bertambahnya kepemilikan, dari waktu ke waktu pelanggan mengenal pemasok, keduanya saling memberikan hubungan yang mehasilkan kepercayaan tumbuh sehingga resiko yang di hasilkan berkurang. - Menurunkan biaya manajemen pelanggan dari waktu ke waktu, yaitu biaya hubungan awal yang dikeluarkan ketika pelanggan di peroleh bisa sangat tinggi. Mungkin di perlukan beberapa tahun untuk memperoleh keuntungan yang cukup dari hubungan tersebut - Referensi pelanggan, pelanggan cenderung memberikan kata kata yang positif dari mulut ke mulut yang meyakinkan bahwa produk ini bagus atau bisa kita sebut word of mouth - Harga premium, yaitu pelanggan yang puas dalam hubungan mereka dapat menghargai pemasok mereka dengan membayar lebih tinggi, hal ini karena mereka tidak hanya mendapatkan nilai produk tersebut tetapi nilai yang mereka dapatkan tersebut lebih besar harganya Pelanggan mana yang harus dipertahankan ? Seorang pelanggan yang memiliki nilai strategi yang baik untuk perusahaan merupakan kandidat utama untuk upaya retensi. Pelanggan inilah yang memiliki dapat dikatakan stretegis secara signifikan dalam pelanggan dengan jumlah besar, beberapa perusahaan lebih memilih untuk memutuskan retensi pada pelanggan yang baru saja mereka akuisisi Strategi Untuk Mempertahankan Pelanggan ( ada strategi retensi positif dan negatif) Hal penting yang dapat dijadikan strategi adalah untuk mengunci pelanggan dengan cara memberikan pinalti kepada mereka yang ingin meninggalkan hubungan dan strategi pemberian penghargaan (reward) untuk pelanggan yang tetap mempertahankan hubungan. Yang pertama umumnya negatif dan kedua adalah strategi positif. Mempertahankan pelanggan dengan cara negatif umumnya memberikan biaya perubahan yang cukup tinggi kepada pelanggan. Bahayanya untuk praktisi CRM adalah mempertahankan pelanggan secara negatif ini menghasilkan pelanggan yang tetap namun secara terpaksa. Mereka lebih mudah menimbulkan keinginan untuk bebas dari kewajiban dan lebih mudah memberikan word-of-mouth negatif. Strategi retensi pelanggan yang positif, termasuk menciptakan kepuasan pelanggan, menambahkan nilai yang dirasakan pelanggan, menciptakan ikatan sosial dan struktural, dan membangun keterlibatan pelanggan. Strategi retensi pelanggan yang positif: Customer Delight : sangat sulit untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan jika kebutuhan dan harapan mereka tidak dipahami dan di penuhi dengan baik, ini adalah prinsip dasar manajemen modern, bahwa perusahaan itu harus memahami pelanggan dan kemudian memperoleh dan menyebarkan sumberdaya untuk memastikan nahwa kepuasan dan retensi mereka terpenuhi. Kita tidak bisa benar-benar menyusun strategi kepuasan pelanggan jika kita tidak memahami harapan yang mendasar pada pelanggan. Upaya yang konsisten untuk memuaskan pelanggan menunjukan komitmen kita untuk membangun hubungan, komitmen kita untukkepercayaan dan melahirkan hubungan yang berjangka panjang. Kepuasan pelanggan terjadi ketika persepsi pelanggan tentang pengalaman mereka berbisnis dengan Anda melebihi harapan mereka. Dalam formula: CD = P > E. Dimana CD = kepuasan pelanggan, P = Persepsi performa, dan E = Ekspektasi. Formula ini menunjukan bahwa kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh dua hal: dengan manajemen ekpektasi atau manajemen performa. Pelanggan memilihi harapan pada atribut dan pelayanan. Misalkan kualitas produk, layanan yang responsive, stabiitas harga dan sebagainya.atribut dan pelayanan ini tidak mungkin sama pentingnya, jadi kita harus focus pada atribut-atribut yang memang penting bagi pelanggan. Misalnya pelanggan perdagangan online, mereka akan mencari pemenuhan pemasana yang tentunya cepat dan akurat , harganya juga pas dan akses situsnya cepat Ada 3 bentuk umum program tambahan nilai : ada skema loyalitas, komunitas pelanggan dan promosi penjualan - Loyalty Schemes (skema loyalitas) : Program ini menawarkan imbalan tambahan kepada pelanggan, baik imbalan yang memberikan manfaat langsung maupun manfaat dimasa mendatang. Dalam program loyalitas ini, imbalan (reward) diberikan kepada pelanggan yang melakukan belanja produk atau jasa perusahaan. Jadi semakin besar nilai dan frekuesi belanja pada perusahan tersebut, maka semakin besar pula reward yang akan di berikan kepelanggan. Contohnya adalah: frequent flyer program (FFP), yang di terapkan pada perusahaan maskapai penerbangan, FFP ini juga telah di terapkan di restoran, toko buku dsb. - Customer Clubs : Klub pelanggan merupakan organisasi keanggotaan perusahaan yang dikelola untuk menawarkan berbagai nilai tambah manfaat eksklusif untuk anggota. Penelitian menunjukan bahwa club pelanggan berhasil mempromosikan retensi pelanggan, club pelangga ini akan efektif bila memberikan benefit yang lebih dan pengalaman yang menarik bagi pelanggan. Contohnya : club pelanggan di ike, dengan menerapkan ikea family club, pemegang kartu club ini, akan dapat memperoleh akses informasi produk, layanan ikea, baik dari majalah, bulletin atau diskon produk khusus dari ikea dan produk lain yang berkerjasama dengan ikea - Sales Promotion (promosi penjualan) : Skema loyalitas dan klub pelaggan relatif tahan lama, sedangkan promosi penjualan hanya menawarkan peningkatan sementara pada nilai pelanggan. Contoh bentuk promosi penjualan: Voucher, Rebate/Cash-Back, Patronage Awards (pelanggan mengumpulkan bukti pembelian seperti kuitansi toko atau barcode dari kemasan yang nantinya bisa diserahkan untuk diganti dengan uang tunai atau hadiah lain), Free premium for continous purchase (pembelian gratis untuk pembelian yang berkelanjutan, pelanggan mengumpulkan beberapa bukti pembelian dan mengirimkannya ke gerai retail untuk mendapatkan hadiah gratis nya), Collection schemes (skema koleksi, yaitu skema jangka panjang dimana pelanggan mengumpulkan barang disetiap pembeliannya, misalnya kelloggs melakukan promosi dimana mereka memasukan kartu bergambar bintang olahraga yang dipilih dengan cermat kedalam paket sereal mereka, pelanggan tidak akan tau kartu mana yangmereka miliki sampai mereka membeli dan membuka kemasannya, akhirnya barang tersebut akan menjadi barang koleksi), Self- liquidating premium (merupakan promosi meliquidasi diri promosi yang memulihkan biaya langsung sendiri, biasanya konsumen ini akan di undang untuk mengumpukan bukti pembelian dan mengirimkannya dengan cek pribadi atau wessa, jadi ini akan memberikan hak kepada pelanggan untuk membeli produk dengan potongan harga premium seperti kamera, peralatan berkebun dan lain sebagainya. Bonding : Strategi retensi pelanggan positif berikutnya adalah ikatan pelanggan. Peneliti B2B telah mengidentifikasi berbagai bentuk ikatan antara pelanggan dan pemasok. Bentuk- bentuk yang berbeda ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama: sosial dan struktural 1). Social bonds atau ikatan sosial, jadi ikatan sosial yang kuat ini dapat muncul diantara karyawan di perusahaan yang memiliki ukuran, budaya, lokasi yang sama. Misalkan usaha kecil yang menengah umumnya juga lebih suka untuk berbisnis dengan perusahaan berukuran serupa dan perusahaan di Jepang mungkin akan lebih suka juga berbisnis dengan perusahaan di Jepang lainnya. Jadi ikatan geografis ini muncul ketika perusahaan- perusahaan di wilayah perdagangan berkerja sama untuk saling mendukung. 2). Structural bonds atau ikatan struktural, jadi ikatan struktural ini dilakukan dengan cara membangun keterkaitan dalam bentuk proses bisnis, proses operasi, teknologi informasi yang terintergrasi atau interface oleh proses bisnis pelanggan dalam menjalani bahkan suatu proses layanan. Misalkan tim kualitas pelanggan dan pemasok mereka akan berkerja sama untuk meningkatkan kepatuhan kualitas yang dapat menguntungkan kedua perusahaan. Build Customer Engagement : Pelanggan yang terikat secara umum dianggap memiliki intensitas partisipasi yang tinggi dan hubungan yang kuat ke suatu perusahaan atau organisasi. Mereka merasakan hubungan kuat pada perusahaan atau organisasi berdasarkan pengalamannya dalam penawaran, aktivitas dan reputasi perusahaan. Penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa pelanggan yang terikat dapat memberikan kesetiaan yang lebih besar untuk organisasi daripada pelanggan yang tidak terikat, dan bisa mengembangkan afinitas lebih dekat pada organisasi dimana mereka menjadi memilki resistansi tinggi kepada pengaruh kompetitif. LEARNING FROM RESEARCH INTO CUSTOMER COMMITMENT Secara otoritas itu telah mendesak perusahaan untuk mengembangkan komitmen pelanggan sehingga mereka dapat mengembangkan keterikatan dan keterlibatan yang kuat dengan merek atau perusahaan. 3 bentuk komitmen yang berbeda itu - Komitmen instrumental Terjadi ketika pelanggan yakin bahwa tidak ada tawaran atau perusahaan lain yang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka merasa sangat puas dengan perusahaan tersebut dan merasa semua kebutuhan telah terpenuhi. Ketika nasabah telah berkomitmen pada suatu bank, sebagai contoh nasabah telah berkomitmen pada suatu bank karena merasa bahwa bank memiliki produk baik, akses bai, proses baik, suku bunga pinjaman rendah dan reputasi terbaik. - Komitmen Relasional Komitmen relasional ditunjukan sebagai hubungan integrasional dan merupakan inti kesuksesan hubungan jangka panjang. Pelanggan dapat menjadi sangat terikat dengan orang-orang perusahaan. Ikatan emosional dapat dibentuk dengan individu, kelompok kerja atau perusahaan umum secara keseluruha. Pelanggan yang berbicara tentang bankir saya atau mekanik saya itu mengungkapkan keterikatan ini. Dalam hal ini seringkali perusahaan lebih keras untuk memuaskan pelanggan sepenuhnya. Biasa mereka dapat diandalian, kompeten, dan reponsif. Pelanggan juga dapat menjadi terikat terhadap kelompok kerja sebagai contoh di perbankan misalnya beberapa nasabah itu sangat berkomitmen kepada cabang tertentu dan memilih untuk tidak bertrantaksi di tempat lain. Akhirnya pelanggan dapat menjadi terikat pada organisasi secara keseluruhan. - Komitmen berbasis nilai pelanggan menjadi berkomitmen ketika nilai-nilai mereka selaras dengan nilai-nilai perusahaan. Nilai dapat di definisikan sebagai berikut: suatu keyakinan inti yang melampau konteks dan berfungsi untuk mengatur dan mengarahkan sikap dan perilaku. Pelanggan untuk memiliki keyakinan inti yang banyak dan beragam. Seperti kesadaran lingkungan, kejujursn, kemandirian, dan sebagainya. Hal ini mencerminkan norma-norma biaya.
KEY PERFOMANCE INDICATORS OF CUSTOMER RETENTION PROGRAMMES
Praktik crm itu dapat berfungsi pada sejumlah indikator kinerja utama. Karena mengukur dampak dari strategi pelanggan mereka dan taktik. Indikator kinerja utama sebagai berikut 1. tingkat retensi pelanggan mentah 2. tingkat retensi pelanggan mentah di setiap segmen pelanggan 3. tingkat retensi yang disesuaikan dengan penjualan 4. tingkat retensi yang disesuaikan dengan penjualan di setiap segmen pelanggan 5. tingkat retensi yang disesuaikan dengan keuntungan 6. tingkat retensi yang disesuaikan dengan keuntungan di setiap segmen pelanggan 7. biaya retensi pelanggan 8. share of wallet pelanggan yang dipertahankan 9. efektivitas biaya taktik retensi pelanggan.
THE ROLE OF RESEARCH
Perusahaan dapat mengurangi tingkat churn pelanggan dengan meneliti sejumlah pertanyaan: 1. Mengapa pelanggan berpindah? 2. Apakah ada indikator utama dari perpindahan yang akan datang? 3. Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi akar penyebabnya? Pertanyaan pertama dapat dijawab dengan menghubungi dan menyelidiki sampel mantan pelanggan dan untuk mengetahuinmengapa mereka berpindah tempat lain. Pelanggan yang berpindah bisa karena berbagai macam alasan sebagai contoh Susan Gavany itu mengidentifikasi 8 penyebab perilaku beralih dalm industri jasa lain karena secara umum perusahaan tersebut harganya mahal, ketidaknyamanan, dan kegagalan layanan. Pertanyaan kedua dapat dijawab dengan dapat mencari tahu apakah pelanggan itu sebelumnya memberikan sinyal peringatan tentang perpindahan yang akan datang. Jika ini terjadi perusahaan itu dapat mengambil tindakan pencegahan. Sinyal diberikan mungkin termasuk sebagai berikut 1. Tidak menanggapi tawaran yang diberikan 2. Ketidakpuasan dengan penanganan keluhan 3. pengurangan pangsa pelanggan misalnya pelanggan hanya terbang sekali penerbangan internasional dengan maskapai perusahaan tersebut 4. Keterlambatan pembayaran tagihan 5. Perubahan alamat pelanggan Pertanyaan ketiga dapat dijawab dengan menganalisis alasan pelanggan pindah dan untuk mengidentifikasi apa penyebabnya. Terkadang ini dapat diperbaiki oleh manajemen. Misalnya kita kehilangan pelanggan karena terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk menangani keluhan. Manajemen itu dapat mengaudit dan merombak proses pengelolaan keluhan. Ini mungkin dapat dilakukan dengan memperbaharui manajemen database keluhan atau pelatihan pemberdayaan pada karyawan.
STRATEGIES FOR CUSTOMER DEVELOPMENT
Pengembangan pelanggan adalah sebuah proses untuk menumbuhkan nilai pelanggan yang dipertahankan. Perusahaan umumnya berusaha untuk melakukan cross-selling dan up- selling produk terhadap basis pelanggan dengan tetap memperhatikan kepuasan pelanggan. Cross-selling adalah menjual produk dan layanan tambahan kepada pelanggan yang sudah ada. Up-selling adalah menjual produk dan layanan dengan harga lebih tinggi atau lebih tinggi kepada pelanggan yang sudah ada TEKNOLOGI CRM YANG BERGUNA UNTUK TUJUAN PENGEMBABGAN PELANGGAN 1. Campaign management Suatu perangkat lunak digunakan untuk membuat kampanye pengembangan pelanggan up- selling dan cross-selling dan melacak efektivitasnya terutama dalam hal penjualan dan margin tambahan. 2. Event-based marketing Hal ini sering dikaitkan dengan peristiwa misalnya bank akan menawarkan produk investasi kepada nasabah jika simpanan di rekening tabungan mencapai titik tertinggi. 3. Data maining Penawaran didasarkan pada data mining. Mencatat sejarah transaksi apa yang telah dibeli pelanggan. Data ini dapat memberitahu kemungkinan kecenderungan pembelian seorang pelanggan berdasarkan riwayat transaksi. 4. Kustomisasi Yaitu Penawaran disesuaikan pada segmen atau tingkat pelanggan yang unik 5. Integrated customer communications Pesan yang dikomunikasikan kepada pelanggan konsisten di semua saluran 6. Marketing optimization perangkat lunak pengoptimalan tersedia dari organisasi analitik CRM. Pengoptimalan memungkinkan pemasar untuk menikmati hasil yang optimal dari kampanya upselling dan cross-selling di berbagai segmen pelanggan.
STRATEGIES FOR TERMINATING CUSTOMER RELATIONSHIP
Sebelumnya perusahaan itu tidak ragu jika harus memberhentikan karyawan yang tidak memiliki tujuan yang bermanfaat dalam hal ini namun perlu memperhatikan pelanggan dengan mengidentifikasi pelanggan yang tidak akan pernah menguntungkan. Hubungan yang berakhir terjadi ketika salah satu pasangan itu tidak lagi memandang hubungan sebagai investasi yang berkelanjutan. Strategi untuk mengakhiri hubungan dengan pelanggan itu yang 1. Menaikkan harga, pelanggan dapat memilih dengan membayar harga yang lebih tinggi jika tidak mereka secara efektif menghapus diri mereka sendiri dari basis pelanggan dimana harga disesuaikan, ini merupakan pilihan yang layak 2. Tentukan ulang produk, yaitu dengan mendesain ulang produk sehingga tidak lagi menarik bagi pelanggan yang ingin kita akhiri. Misalnya maskapai penerbangan ingin membuat keputusan strategis untuk menargetkan kanca bisnis yang sering terbang yang mereka anggap bernilai tinggi, mereka mendesain ulang kabin armada mereka, mengurangi jumlah kursi yang dialokasikan pelancong bisnis ekonomi. 3. Memperkenalkan layanan kelas ABC, dapat mengubah pelanggan dari layanan yang tatap muka, berkualitas tinggi dari … dari lebih lanjut menghubungi pusat atau layanan mandiri berbasis web 4. Atur ulang departemen penjualan, pemasaran, dan layanan. Sehingga dengan mengatur ulang departemen penjualan, pemasaran dan layanan ini sehingga mereka tidak lagi fokus dengan segmen atau pelanggan yang dapat diakhiri. Berhenti menjalani kampanye pemasaran terhadap pelanggan yang ingin diakhiri dan berhenti melayani mereka. Bukti empiris tentang bagaimana perusahaan mengakhiri hubungan pelanggan itu sangat jarang. Namun suatu penelitian terhadap perusahaan teknik jerman melakukan bahwa sedikit perusahaan yang memiliki pendekatan sistematis untuk mengelola pelanggan yang menguntungkan. Sebagian besar responden menegaskan bahwa hubungan yang menguntungkan adalah hal yang biasa.