A7 Oleh:
Puji syukur kepada Allah swt. Atas segala karunia dan rahmatnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah “36 Langkah Belajar
Mengajar Emosional Question Cara Nabi Muhammad” sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Solawat dan salam semoga selalu tercurah kepada beliau junjungan
kita nabi agung Muhammad saw. Semoga kita tetap diakui sebagai ummatnya
hingga kelak mendapat syafaatnya, amin.
Kami sangat menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan
untuk rekan-rekan semua.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen Dr. Akhirin, M.Ag
yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dan semua pihak yang telah
membantu proses penulisan dan penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Pengertian EQ.........................................................................................2
2.2 Karakteristik Pendidik?..........................................................................2
2.3 Peran dan Kewajiban Seorang Pendidik?...............................................3
2.4 Metode Pengajaran.................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
3.1 Simpulan.....................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecerdasan emosional sekaligus
intelektual ternyata tidak cukup membuat
seseorang berhenti mencari kepuasan batin
sekaligus jati dirinya. Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) mengingatkan bahwasannya
menjadi seorang pemimpin kita harus meniru cara
dari uswatun hasanah kita, Rosulullah Nabi Besar
Muhammad,SAW yang mengajarkan kepada kita
agar bisa menjadi pemimpin yang memiliki
tingkatan-tingkatan kesempurnaan, yang pertama
agar menjadi pemimpin yang dicintai kita harus
bisa berhubungan kepada sesama manusia, kedua
agar pemimpin bisa dipercaya maka, seorang
pemimpin harus menjaga integritas, tingkat ketiga
agar seorang pemimpin bisa diikuti maka seorang
pemimpin harus banyak menolong, tingkat kempat
soerang pemimpin harus menyiapkan kaderisasi
untuk menjalankan organisasi secara terus
menerus degan cara menyiapkan pendamping, dan
tingkat kelima seorang pemimpin akan bisa
menjadi pemimpin abadi dengan cara
meninggalkan warisan. Dengan ESQ juga akan
terbentuk nilai dasar yang jujur, disiplin, tanggung
jawab, kerjasama, adil, peduli, visioner, rasa saling
menghormati, rasa saling menyayangi, tidak ada
lagi saling menjatuhkan, saling membenci antara
satu agama dengan agama lain, satu suku dengan
suku lain.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian EQ?
1
b. Bagaimana
karakteristik
pendidik?
c. Bagaimana peran
dan kewajiban
seorang pendidik?
d. Bagaimana
metode
pengajarannya?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui
pengertian EQ?
b. Untuk
mengetahui
karakteristik
pendidik?
c. Untuk mengetahui
peran dan
kewajiban
seorang pendidik?
d. Untuk
mengetahui
metode
pengajarannya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EQ
2
Usman Qodri, Muhammad Sang Guru Agung : Beragam Metode Pendidikan Nabi, Yogyakarta:
Diva Pres, 2003, hlm. 19.
3
Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi, Yogyakarta: Pustaka Arafah, 2004, hlm.
486.
permasalahan tersebut. Rasulullah saw juga banyak mencantumkan
perumpamaan-perumpamaan dalam hadisnya. Hal itu, karena beliau
mengetahui bahwa dalam perumpamaan terdapat kekuatan yang dapat
mendekatkan maknanya dan menjelaskan maksudnya (dalam hati).
Memberikan perumpamaan merupakan sarana yang baik untuk
memudahkan dalam memahami kandungan makna-makna dan pemikiran.
Untuk lebih memudahkan diterima, dicerna dan dipemahami pesan
pendidikan yang hendak disampaikan kepada peserta didiknya beliau
seringkali memberikan perumpamaan-perumpamaan yang dekat dan akrab
dengan kehidupan sehari-hari mereka atau secara umum sudah dikenal
oleh mereka. Ini untuk mempermudah pemahaman terutama peserta
didiknya yang berada dalam taraf intelektual yang sedang. Sehingga
mereka bisa lebih mudah untuk mengingat isi pesan yang disampaikan,
terutama ketika sedang ingat kepada perumpamaan yang dipakai. Dalam
banyak kasus pendidikan yang berlangsung antara Beliau dan peserta
didiknya, Beliau tidak langsung menjawab atau memberikan penjelasan
atau persoalan yang diajukan atau sedang dibahas bersama peserta
didiknya dengan memakai bahasa yang komplit atau verbal. Beliau
seringkali memberikan penjelasan dengan memakai pendekatan
perumpamaan.
h. Antusias
Semangat merupakan suatu metode yang dapat meningkatkan
kemauan dan mencerdaskan diri. Pada dasarnya, jiwa seseorang senang
mencari-cari hal-hal baru. Karena itu, motivasi atau semangatseorang guru
dapat menjadikan seorang murid antusias dan senang untuk mengetahui
hal yang diinginkan.
i. Gerak tubuh
Seorang guru tidak boleh mengabaikan hal ini, yaitu gerak tangan
ataupun kepala ketika sedang mengajar. Memfungsikan gerak tagan dan
kepala sebagai bentuk pengajaran yang baik. Gerak tubuh seorang guru,
fungsinya adalah sebagai peringkas dan lebih menguatkan perkataan.
menarik perhatian dan menanamkan kepahaman bagi murid serta dapat
membantu guru untuk mengungkapkan suatu maksud yang tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata.
j. Sketsa gambar
Guru membutuhkan media untuk membantu memudahkan dalam
menyampaikan pengetahuan kepada murid, seperti papan tulis yang
berfungsi menguatkan sebuah penjelasan. Seorang guru menjelaskan suatu
ilmu disertai dengan penulisan dipapan tulis dengan seorang guru yang
hanya menyampaikan ilmu dengan lisan saja, pasti berbeda dan dengan
media lebih jelas dan cepat dipahami. Rasulullah saw pada zaman dahulu
telah mengajarkan sebagian hadis dan menguatkan penjelasannya dengan
memakai sketsa/ gambar, karena lebih memahamkan dan mudah
dipahami.4
k. Argumentasi
Metode argumentasi dapat menjelaskan masalah kepahaman murid,
menenangkan jiwa dan lebih mudah dipahami, serta menanamkan suatu
kepahaman di hati murid.
l. Memancing kreativitas berfikir murid
Seorang guru yang tidak langsung menguraikan jawaban kepada
muridnya, agar dapat mengaktifkan akal dan mendorong mereka berfikir
untuk mencari jawabannya, tetapi tidak lepas dari pengawasan guru.
m. Pengulangan
Pengulangan merupakan media yang baik untuk mengingat materi
pelajaran serta menyimpan hal-hal penting. Pengulangan tiga kali adalah
batas maksimal untuk menghasilkan suatu kejelasan.
n. Pemetaan
Menyampaikan materi pelajaran dengan membaginya ke beberapa
bagian, fase, paragraf, dan nomor, kemudian setelah itu baru disampaikan
kepada murid.
4
Fuad bin Abdul Aziz Al-Syalhub, Quantum Teaching: 38 Langkah Belajar Mengajar EQ Cara
Nabi Muhammad saw, Jakarta: Zikrul Hakim, 2005, hlm. 118
o. Quesioner
Metode kuisioner merupakan metode yang dapat menarik perhatian
murid serta persiapannya atas pertanyaan yang akan diajukan oleh guru.
p. Menguji kemampuan murid
Menguji kemampuan secara kolektif mempunyai tujuan untuk
menumbuhkan kecakapan dan menguatkan pemahaman murid.
q. Mendorong kreativitas murid
Bertanya dapat menjelaskan ketidaktahuan murid serta dapat
mengetahui pemahaman dan pemikiran murid. Dorongan guru kepada
murid untuk dapat mengajukan sebuah pertanyaan mempunyai beberapa
manfaat diantaranya mengetahui tingkat pemahaman murid, memberikan
dorongan kepada murid yang pemalu untuk berani bertanya, dan evaluasi
terhadap materi yang telah disampaikan.
r. Memberikan jawaban lebih
Terkadang banyak pertanyaan murid yang diajukan kepada guru
dijawab seadanya saja, dan tidak lebih. Harusnya guru tidak hanya
memberikan jawaban seadanya, tetapi harus menambahi jawaban dari soal
yang diajukan, serta menjelaskan korelasinya terhadap pertanyaan
tersebut, apabila ada seorang murid yang kurang pengetahuannya.
s. Menjelaskan jawaban dengan berulang-ulang
Seorang guru harus menjelaskan ulang jawaban dari murid, yaitu
setelah murid mengajukan pertanyaan. Hal itu dilakukan karena murid
terkadang tidak yakin atas jawabannya sendiri, dan dengan murid lain
apakah jawaban dari temannya itu benar atau salah. Maka seorang guru
harus Menjelaskan ulang jawaban dari murid tersebut, sehingga jawaban
menjadi lengkap dan dan murid yang lain dapat memahami. Guru harus
teliti dengan jawaban murid, guru harus menguatkan jawaban murid jika
jawaban tersebut benar, dan ketika jawaban murid salah maka guru harus
menjelaskan dan meluruskan jawaban.
t. Sportif dalam menjawab
Ketika menjawab pertanyaan dari murid maka guru harus sportif
dan menguatkan, dan memberikan pengetahuan yang benar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan