Makalah Askep Komunitas Kelompok 4
Makalah Askep Komunitas Kelompok 4
KESEHATAN WANITA
Dosen: Siti Santy Sianipar., S.kep.M.Kep
Disusun Oleh
Kelompok 4
9. Ras
Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih.
Kemungkinan terbesar karena makanan yangmereka makan banyak
mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan pokok yang tidak
banyak mengandung lemak yang berlebih.
10. Perubahan payudara
Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal
sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang perempuan
memiliki peningkatan risiko cancer mammae.
11. Aktivitas fisik
Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa
aktivitas fisik pada perempuan menopause yang berjalan sekitar 30 menit per
hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen resiko cancer mammae. Namun,
pengurangan risiko terbesar adalah pada perempuan dengan berat badan
normal. Dampak aktivitas fisikk tidak ditemukan pada perempuan dengan
obesitas. Jika aktivitas fisik dikombinasikan dengan diet dapat menurunkan berat
badan sehingga menurunkan risiko cancer mammae dan berbagai macam
penyakit.
12. Konsumsi alkohol
Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena
cancer mammae karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati
bekerja lebih keras sehingga sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh
dan jumlahnya akan meningkat.
13. Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya cancer mammae,
apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga yang mengidap cancer
mammae.
2.1.5. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa
faktor resiko yang telah ditetapkan, yaitu lingkungan atau genetik. Kanker
payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus
atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan
perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk
tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormone steroid yang dihasilkan oleh
ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradisol dan
progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler)
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada
tahap lanjut antara lain :
1. Adanya benjolan di payudara,
2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah,
cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil dan
menyusui.
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas, maka
tanda dan gejala yang biasa muncul adalah:
1) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
2) Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
3) Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang
sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru- paru dengan
dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam bernafas.
4) Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5) Fungsi hati abnormal.
Stadium Keterangan
Cancer mammae non-invasif. Ada 2 tipe, yaitu DCIS
0
(ductal carcinoma in situ) dan LCIS (lobular carcinoma in
situ).
Kanker invasif kecil, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan
I
tidak menyerang kelenjar getah bening.
Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan sudah
II
menyerang kelenjar getah bening.
Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan
III
benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit, pecah,
berdarah, dan bernanah.
Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ
IV
lain, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.
5. Biopsi payudara
Biopsi payudara adalah sebuah tindakan untuk mengambil contoh jaringan
payudara dengan lensa mikroskop. Dengan begitu maka dapat diketahui adanya
sel cancer mammae yang bersarang.
Cara penggunaan biopsi payudara :
a. Fine-Needle Aspiration Biopsy (FNA) Alat : menggunakan jarum kecil
Cara : Jarum kecil dimasukkan dalam payudara. Dari ujung jarum
tersebut, contoh jaringan diambil untuk kemudian diperiksa.
b. Core Needle Biopsy
Alat : menggunakan jarum berbentuk khusus dan lebih besar. Cara :
Jarum dimasukkan hingga menembus kulit sampai kebenjolan.
c. Open biopsy
Alat : menggunakan jarum atau kabel khusus.
Cara : Mengiris kulit dan mengambil sebagian atau seluruh benjolan.
Jika tidak ada benjolan, jarum atau kabel khusus akan dimasukkan ke
daerah yang dicurigai saat mammogram sebelum pembedahan dilakukan.
Gambar jarum atau kabel tersebut akan membantu menentukan
daerah benjolan dan menentukan lokasi sayatan.
6. USG
USG merupakan kelanjutan pemeriksaan mamography atau uji klinis
payudara. USG sering digunakan untuk memerksa abnormalitas payudara.
Cara pemeriksaan :
1) Pasien berbaring pada tempat khusus.
2) Olesi payudara dengan gel.
3) Geser transduser pada payudara.
4) Bentuk dan intensitas pantulan bergantung pada kepadatan jaringan
payudara.
5) Jika sebuah kista, hampir seluruh gelombang suara akan melewati
kista serta menghasilkan pantulan yang lemah.
6) Jika tumor payudara, gelombang suara akan memantul dari benda
padat tersebut. Sehingga diterjemahkan komputer menjadi gambar
yang diindikasikan sebagai massa.
7) USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
2.1.9. Pencegahan Cancer Mammae
Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca , (2009)
terdapat beberapa cara mencegah cancer mammae, yaitu :
a. Strategi Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada
orang yang sehat untuk menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
resiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini dan melakukan pola
hidup sehat untuk mencegah cancer mammae.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena cancer mammae. Pada setiap perempuan yang normal serta memiliki
siklus haid normal merupakan populasi at risk cancer mammae.
Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa skrining
melalui mammografi yang memiliki akurasi 90% tetapi paparan yang terus-
menerus dapat menjadi risiko cancer mammae.
3. Pencegahan Tertier
Pencegahan ini diarahkan pada individu yang telah positif menderita cancer
mammae. Dengan penanganan yang tepat dapat mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup.
b. Terapkan pola hidup sehat
1. Menjaga berat badan ideal;
2. Pemberian ASI;
3. Konsumsi sayuran, buah, dan kacang-kacangan;
4. Mengurangi konsumsi makanan dan gula yang diproses;
5. Kurangi konsumsi daging merah kurang dari 3 ons per hari;
6. Menghindari gorengan serta makanan yang banyak
mengandung lemak;
7. Hindari makanan yang terkontaminasi jamur;
8. Menyimpan makanan yang cepat rusak dalam lemari es;
9. Mengurangi makanan yang diasap;
10. Metode memasak dengan suhu rendah;
11. Menghentikan konsumai alkohol;
12. Olahraga yang teratur
13. Hindari merokok;
14. Menghindari stress.
kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan yang dianut oleh
meliputi:
1. Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan lingkungan kualitas
air, pembuangan limbah, kualitas udara, kualitas makanan, akses dan aktifitas
kelompok dewasa dalam pemenuhan kebutuhan. Data dapat dikumpulkan
dengan winshield survey dan observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa melalui
puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan penanggungjawab,
jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan
Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok dewasa untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya rasa aman dan dukungan dari
anggota keluarga untuk kelompok usia dewasa.
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK, tahlil,
kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang mendukung optimalnya
peran ibu dalam memberikan ASI. Politik: kegiatan politik yang ada
diwilayah tersebut dan peran peserta partai politik dalam pelayanan
kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh kelompok
dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari tenaga kesehatan.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa dengan tenaga
kesehatan, orang yang berpengalaman dan lingkungan dalam masyarakat
dalam menyelesaikan masalah kelompok dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi. Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.
3.1.2. Diagnosa Keperawatan Menurut SDKI
1. Nyeri Akut b.d.adanya penekanan massa tumor. (D.0077, hal. 172 )
2. Ansietas b.d. perubahan gambaran tubuh. ( D.0080, hal 180 )
3. Defisit Pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.( D.0111. hal, 246 )
4. G a n g g u a n integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
( D.0129.hal, 282)
5. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan mastektomi.(D.0083,hal. 186 )
6. Defisit Nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme ke
jaringan. (D.0019,hal.54 )
3.1.3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Akut b.d.adanya Setelah diberikan Asuhan Manajemen Nyeri SIKI ( I. 08238. Hal. 201)
penekanan massa Keperawatan selama 1 x 7 jam Observasi
tumor. (D.0077, hal. diharapkan nyeri klien tetap kurang 1. Identifikasi lokasi, karateristik,durasi,
172 ) Kriteria Hasil SLKI ( L. 08063.58 ) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Melaporkan nyeri terkontrol (4) 2. Identifikasi skala nyeri
2. Kemampuan mengenali onset 3. Identifikasi respon nyeri non-verbal
nyeri (4) 4. Identifikasi faktor memperberat dan
3. Kemampuan mengenali penyebab memperingan nyeri
Nyeri ( 4) 5. Indetifikasi pengetahuan dan keyakinan
4. Kemampuan menggunakan tentang nyeri
teknik non-farmakologi (4 ) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis sumber nyeri dalam
pemilihan stratergi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan startergi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mendiri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kaloborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Ansietas b.d. perubahan Setelah diberikan asuhan keperawatan Reduksi Ansientasi SIKI (I.09314, hal.387 )
gambaran tubuh. selama 1x7 jam diharapkan ansietas 1. Identifikasi saat tingkat ansientasi berubah
( D.0080, hal 180 ) klien tetap baik 2. Identifikasi kemampuan mengambil
Kriteria Hasil SLKI (L.09093, Hal. keputusan
132 ) 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk
1. Perilaku Gelisah (5) menumbuhkan kepercayaan
2. Perilaku tegang(5) 4. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Verbalisasi kebingungan (5) 5. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang
4. Konsetrasi (5) mungkin dialami
5. Pola tidur (5) 6. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
3. Defisit Pengetahuan Setelah diberikan Asuhan keperawatan Edukasi Kesehatan SIKI (I.12383, hal. 65 )
tentang kondisi, prognosis, selama 1x7 jam diharapakan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
dan serta pengobatan pengetahuan klien tetap baik menerima informasi
penyakitnya berhubungan Kriteria SLKI ( L. 12111. Hal, 146 ) 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
dengan kurangnya 1. Pertanyaan tentang masalah meningkatkan dan menurunkan motivasi
informasi.( D.0111. hal, yang dihadapi (5) perilaku hidup bersih dan sehat
246 ) 2. Perilaku sesuai dengan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
pengetahuan (5) kesepakatan
4. Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. G a n g g u a n integritas Setelah diberikan Asuhan Perawatan integritas kulit SIKI ( I .11353. Hal.
jaringan berhubungan Keperawatan selama 1 x 7 jam 316 )
dengan mastektomi. diharapkan integritas kulit klien tetap Observasi
( D.0129.hal, 282) baik 1. Identifikasi gangguan integritas kulit (mis.
Kriteria Hasil SLKI ( L. 14125. Hal. Perubahan sikulasi, perubahan status nutrisi,
33 ) penurunan kelembaban, suhu lingkungan
1. Kerusakan jaringan (5 ) ekstrem , penurunan mobilitas)
2. Kerusakan lapisan kulit ( 5 ) Terapeutik
3. Jaringan parut ( 4 ) 1. Ubah posisi 2 jam jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan pada area tulang
penonjolan, jika perlu
3. Bersihkan perineal dengan air hangat,
terutama selama periode diare
4. Gunakan produk petrolium atau minyak pada
kulit kering
5. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
6. Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab ( mis.
Lotion, serum )
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
5. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
6. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
5. Gangguan Citra tubuh Setelah diberikan asuhan Promosi Citra Tubuh SIKI (I.09305.Hal. 359)
berhubungan dengan keperawatann selama 1x7 jam Observasi
mastektomi.(D.0083,hal. diharapkan citra tubuh klien tetap baik 1. Identifikasi harapan citra tubuh
186 ) Kriteria Hasil SLKI ( L.09067, hal . berdasarkan tahap perkembangan
19 ) 2. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
1. Verbalisasi perasaan negative mengakibatkan isolasi social
tentang perubahan tubuh (5) 3. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
2. Verbalisasi perubahan gaya tubuh yang berubah
hidup (5) Terapeutik
1. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
2. Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh
Edukasi
1. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
3. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung
6) Defisit Nutrisi dari Setelah diberikan Asuhan Manajemen Nurtisi SiKI ( I. 03119. Hal. 200)
kebutuhan tubuh Keperawatan selama 1 x 7 jam Observasi
berhubungan dengan diharapkan nutrisi klien tetap 1. Identifikasi status gizi
hipermetabolisme ke berkurang 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanna
jaringan. (D.0019,hal.54 ) Kriteria Hasil SLKI ( L. 03030. Hal. 3. Identifikasi makanan yang disukai
121 ) 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
1. Porsi makanan yang dihabiskan 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
(5) nasogastric
Terapeutik
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
2. Fasilitasi menemukan pedoman diet
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
kontipasi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta : Medi Action
Publishing.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah. Bengkulu : Nuha Medika.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta. PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta. PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta. PPNI.