Anda di halaman 1dari 19

HADIST-HADIST TENTANG HARI KIAMAT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Hadits- Hadits Aqidah Semester 2

Dosen Pengampu : Agus Firdaus Chandra, Lc. M.A

DISUSUN OLEH :

NUR SYAHIRAH : 12030225698


REGITA CAHYANI : 12030225650
RAFIKA ISTIQOMAH : 12030225735

Kelas: IAT 2B

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


USHULUDDIN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah ‫ﷻ‬, karena hanya
dengan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat
serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad ‫ﷺ‬
yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai ke alam yang terang
benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada para penulis yang kami kutip tulisannya sebagai bahan rujukan.

Penulis menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampunya.


Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi pengalaman maupun
pelajaran bagi siapa saja yang membacanya.

Makalah ini dibuat salah satu tugas Hadist-Hadist Aqidah. Makalah ini berisi
tentang “Hadis Tentang Hari Kiamat” dalam setiap sub bab yang di bahas
merupakan informasi yang sesuai dengan materi yang di bahas.

Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini
yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 7 Juni 2021

Penyusun

i
Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................................................. 1


BAB I ....................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................... 2
A. Latar Belakang............................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 3
BAB II ...................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
A. Pengertian Hari Kiamat .............................................................................. 4
B. Hadist Bukhari Nomor 6808 ........................................................................ 4
 Syarah Hadist ................................................................................................. 5
C. Hadist Abu Daud nomor 4297 ..................................................................... 7
 Syarah Hadist ................................................................................................. 8
D. Hadist Bukhari Nomor 7068 ........................................................................ 8
 Syarah Hadist ................................................................................................. 8
E. Hadist Muslim nomor (118)-186................................................................ 12
 Syarah Hadist ............................................................................................... 12
F. Hadist Bukhari Nomor 1378 ...................................................................... 13
 Syarah Hadist ............................................................................................... 13
G. Hadist Bukhori Nomor 4935 ...................................................................... 14
 Syarah Hadist ............................................................................................... 15
BAB III .................................................................................................................. 16
PENUTUP.............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ................................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 17

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Percaya kepada hari kiamat merupakan salah satu rukun/sendi dari
berbagai rukun keimanan dan merupakan bagian utama sekali dari beberapa
bagian aqidah. Bahkan sebagai unsur yang terpenting yang ada disamping
kepercayaan kepada Allah ‫ﷻ‬. Hari kiamat juga tidak dapat diprediksi kapan
akan datangnya karena merupakan rahasia Allah ‫ ﷻ‬yang tidak diketahui siapa
pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya
hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬melalui hadist-Nya.
Hadist merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.
Kedudukan hadist sebagai salah satu pokok dari syariat Islam, ditegaskan oleh
ayat-ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa hadist merupakan salah satu
pokok dari syariat Islam yang wajib diikuti dan diamalkan, sebagaimana
mengikuti sumber pertama yaitu Al-Qur’an. Dalam surah al-ahzab 36 Allah ‫ﷻ‬
berfirman :
َ ‫سولُهُ أَ ْم ًرا أَ ْن يَك‬
‫ُون لَ ُه ُم‬ ُ ‫َّللاُ َو َر‬
‫ضى ه‬ َ َ‫َان ِل ُم ْؤ ِم ٍن َو ََل ُم ْؤ ِمنَ ٍة إِذَا ق‬
َ ‫َو َما ك‬
)36( ‫ض ََل ًَل ُم ِبي ًنا‬
َ ‫ض هل‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد‬ُ ‫َّللاَ َو َر‬
‫ص ه‬ ِ ‫ا ْل ِخيَ َرةُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه ْم َو َم ْن يَ ْع‬
Artinya : “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula
bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasulnya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasulnya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata.”
Dalam ayat ini Allah ‫ ﷻ‬telah menetapkan kewajiban bagi umatnya untuk
menaati Rasulullah ‫ ﷺ‬dan larangan untuk mendurhakainya, dalam masalah
apapun, Allah ‫ ﷻ‬juga mengancam orang-orang yang menyelisihi Rasulullah ‫ﷺ‬
dan memberikan pujian terhadap orang-orang yang taat kepadanya.

2
Hanya saja, dalam beberapa hal kualitas hadist berbeda dengan Al-Qur’an
seperti tentang periwayatan ayat-ayatnya berlangsung secara mutawatir,
sedang untuk hadist Rasulullah ‫ ﷺ‬, sebagian periwayatannya berlangsung
secara mutawatir dan sebagian lagi berlangsung secara ahad. Dengan
demikian dilihat dari segi periwayatannya, seluruh ayat Al-Qur’an tidak perlu
dilakukan penelitian, sedangkan hadist nabi dalam hal ini yang berkategori
ahad diperlukan penelitian.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hari kiamat ?
2. Apa isi kandungan Hadist Bukhari nomor 6808 ?
3. Apa isi kandungan Hadist Abu Daud nomor 4297 ?
4. Apa isi kandungan Hadist Bukhari nomor 7068 ?
5. Apa isi kandungan Hadist Muslim nomor (118)-186 ?
6. Apa isi kandungan Hadist Bukhari nomor 1378 ?
7. Apa isi kandungan Hadist Bukhari nomor 4935 ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hari kiamat.
2. Untuk mengetahui kandungan Hadist Bukhari nomor 6808.
3. Untuk mengetahui kandungan Hadist Abu Daud nomor 4297.
4. Untuk mengetahui kandungan Hadist Bukhari nomor 7068.
5. Untuk mengetahui kandungan Hadist Muslim nomor (118)-186.
6. Untuk mengetahui kandungan Hadist Bukhari nomor 1378.
7. Untuk mengetahui kandungan Hadist Bukhari nomor 4935.

1
Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Bulan Bintang: Jakarta), 1992, hal, 4.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hari Kiamat


Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hari kiamat adalah hari kebangkitan
atau orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili
perbuatannya, atau hari akhir zaman dunia (dunia seisinya rusak, binasa, dan
lenyap), bencana besar.2

Menurut Quraish Shihab, hari kiamat adalah hari di mana terdengar suara
yang memekakkan telinga, mata, bahkan hati dan pikiran manusia. Suara
tersebut tidak seperti biasanya yang sering didengar oleh manusia. Pada saat
itulah terjadi ketakutan dan kekalutan yang luar biasa yang dirasakan oleh
makhluk hidup terutama manusia.3 Hari kiamat adalah waktu yang penuh
ketakutan yang begitu mencekam dan berat.4

Hari kiamat terbagi dua yaitu kiamat kecil dan besar. Adapun kiamat kecil
adalah hari di mana hanya makhluk hidup yang merasakannya, seperti mati
(berpisahnya ruh dengan jasad) dan termasuk pula bencana-bencana alam
seperti gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain. Adapun kiamat besar adalah
hari dimana malaikat Israfil meniup sangkakala. 5

B. Hadist Bukhari Nomor 6808


‫َس قَا َل‬ٌ ‫ب َحدَّثَنَا َه َّما ٌم َع ْن قَتَادَةَ أ َ ْخ َب َرنَا أَن‬ َ ُ‫أَ ْخ َب َرنَا دَ ُاود ُ ْبن‬
ٍ ‫ش ِبي‬
‫سلَّ َم‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫س ِم ْعتُهُ ِم ْن النَّبِي‬ َ ‫ََل ُ َح ِدثَنَّ ُك ْم َحدِيثًا ََل يُ َح ِدث ُ ُك ُموهُ أَ َحدٌ بَ ْعدِي‬
‫اط السَّا َع ِة أَ ْن‬ ِ ‫سلَّ َم َيقُو ُل ََل تَقُو ُم السَّا َعةُ َو ِإ َّما قَا َل ِم ْن أَ ْش َر‬ َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ي‬ َّ ‫س ِم ْعتُ النَّ ِب‬َ
ُ ْ
َ ِ‫الر َجا ُل َويَكث َر الن‬
‫سا ُء‬ ِ ‫الزنَا َويَ ِق َّل‬ ْ
ِ ‫ب الخ َْم ُر َويَظ َه َر‬ ْ ْ ْ ْ ْ ْ
َ ‫يُ ْرف َع ال ِعل ُم َويَظ َه َر ال َج ْه ُل َويُش َر‬ َ
ِ ‫َحتَّى َي ُكونَ ِل ْلخ َْمسِينَ ْام َرأَةً ْالقَ ِي ُم ْال َو‬
ُ ‫احد‬

2
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa), 2008, hal, 696.
3
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 15 (Jakarta: Lentera Hati), 2002, hal, 477.
4
Syukri Muhammad ‘Iyad, Yawm al-Din wa al-Hisab, terj. Ahmad Yusuf Tabrani, Rahasia
Hari Perhitungan (Cet. I; Bandung: Pustaka Hidayah), 2002, hal, 78.
5
Mansur abd al-Hakim, Asyarah Yantaziruh al’Alam ‘inda al-Muslimin wa al-Yahud wa al-
Nashara, terj. Abd al-Hayyi al-Kattani dan Uqinu al-Taqi, Kiamat: Tanda-tandanya Menurut Islam,
Kristen, dan Yahudi (Cet. I; Jakarta: Gema Insani), 2006, hal, 205.

4
Artinya : “Telah memberitakan kepada kami Dawud bin Syabib[1] telah
menceritakan kepada kami Hammam[2] dari Qatadah[3] Telah
mengabarkan kepada kami Anas[4] mengatakan; Saya
ceritakan kepada kalian sebuah hadits yang tak seorangpun
sesudahku menceritakan kepada kalian, aku mendengarnya
dari Nabi ‫ﷺ‬, aku mendengar Nabi ‫ ﷺ‬bersabda: "Hari kiamat
tidak terjadi -atau ia mengatakan dengan redaksi; diantara
tanda kiamat adalah- sehingga ilmu diangkat, kebodohan
merajalela, khamer ditenggak, zina mewabah, (jumlah) laki-
laki menyusut dan (jumlah) wanita melimpah ruah, hingga jika
ada lima puluh wanita itu berbanding dengan seorang laki-
laki." (HR. Bukhari No.6808)

 Syarah Hadist
Terdapat banyak tanda-tanda kiamat yang dibahas di dalam hadis yang
disampaikan Rasulullah ‫ﷺ‬. Di antara sekian banyak hadis yang berkaitan
dengan tanda-tanda kiamat, salah satunya menjelaskan tentang hilangnya
ilmu dan merajalelanya kebodohan menjelang akhir zaman.
Tentang kiamat, Al-Bukhari meriwayatkan dari Syaqiq, berkata,
“ِAku
ِ pernah bersama ‘Abdullah dan Abu Musa, keduanya berkata,
‘Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫إِ َّن بَيْنَ يَدَي ِ السَّا َع ِة َلَيَّا ًما يَ ْن ِز ُل فِي َها ْال َج ْه ُل َويُ ْرفَ ُع فِي َها ْال ِع ْل ُم‬.
Artinya: “Sesungguhnya menjelang datangnya hari kiamat akan ada
beberapa hari di mana kebodohan turun dan ilmu
dihilangkan.”
Turunnya kebodohan dan dihilangkannya ilmu terjadi dengan
diwafatkannya para ulama. Dijelaskan dalam hadis dari ‘Abdullah bin
‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Aku mendengar
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ِ ‫ض ْال ِع ْل َم بِقَب‬
‫ْض‬ ُ ِ‫ َولَ ِك ْن يَ ْقب‬،ِ‫عهُ ِمنَ ْال ِعبَاد‬
ُ ‫ض ْال ِع ْل َم ا ْنتِزَ ا ًعا يَ ْنتَ ِز‬
ُ ِ‫إِ َّن هللاَ َلَ يَ ْقب‬
‫ فَأ َ ْفتَ ْوا‬،‫سئِلُوا‬
ُ َ‫سا ُج َّهاَلً ف‬ً ‫اس ُر ُءو‬ ُ َّ‫اء َحتَّـى إِذَا لَ ْم يَبْقَ َعا ِل ًما اتَّ َخذَ الن‬ ِ ‫ْالعُلَ َم‬
َ َ ‫ضلوا َوأ‬
‫ضلوا‬ َ َ‫ ِبغَي ِْر ِع ْل ٍم ف‬.
Artinya: “Sesungguhnya Allah ‫ ﷻ‬tidak mencabut ilmu sekaligus dari
para hamba, akan tetapi Allah ‫ ﷻ‬mencabut ilmu dengan
mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi
seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang
bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian
mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka
sesat lagi menyesatkan orang lain.”

5
Semakin lama, ilmu senantiasa terus berkurang, sementara kebodohan
semakin banyak, sehingga banyak orang yang tidak mengenal kewajiban-
kewajiban dalam Islam. Inilah beberapa tanda-tanda kiamat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah menyampaikan tanda-tanda kiamat kepada para
sahabatnya. Beliau bersabda, "Di antara tanda-tanda kiamat adalah
diangkatnya ilmu, menyebarnya kebodohan, maraknya minuman keras,
dan zina dilakukan terang-terangan," (HR Bukhari).
Dari hadis ini, Rasulullah ‫ ﷺ‬memberi isyarat tentang tanda-tanda
kiamat. Pertama, diangkatnya ilmu. Allah ‫ ﷻ‬akan mengangkat ilmu dari
muka bumi dengan berbagai cara, di antaranya dengan mematikan ulama.
Ketika seorang ulama meninggal dunia maka ilmunya juga diangkat
walaupun tidak secara keseluruhan. Bisa jadi ulama tersebut menyebarkan
ilmunya dengan cara mengajarkannya kepada murid-muridnya atau
dengan mengabadikannya dengan tulisan.
Matinya ulama tidak hanya berarti roh ulama tersebut dicabut, tapi bisa
juga dengan menghilangkan kewibawaannya, seperti ulama yang terkena
fitnah maka keberadaan roh dalam jasadnya tidak memiliki pengaruh
karena ia telah kehilangan kewibawaannya sebagai seorang ulama.
Artinya, perkataannya sudah tidak didengar lagi oleh umat.
Kedua, tersebarnya kebodohan. Kondisi ini akan terjadi secara
otomatis saat ilmu sudah diangkat sehingga yang terjadi di tengahtengah
umat hanyalah berbagai kebodohan yang dipertontonkan. Dalam kondisi
ketiadaan ulama yang bisa diandalkan umat, akan muncul penyuluh-
penyuluh agama 'karbitan' yang ilmunya tidak melewati tenggorokan,
akan muncul mubaligh-mubaligh ahli retorika yang pandai memengaruhi
massa tapi nir-ilmu, dan akan muncul pula ahli-ahli fatwa yang hanya
mengandalkan Google sebagai sumber keilmuannya.
Dalam kondisi seperti ini, mereka akan menjadi orang-orang sesat lagi
menyesatkan. Secara otomatis umat tidak memiliki sandaran keilmuan
yang bisa mereka andalkan sehingga kebodohan akan merajalela.
Ketiga, maraknya peminum minuman keras. Salah satu sumber
kejahatan terbesar adalah minum minuman keras. Dengan minum an
keras, seseorang kehilangan kesadaran akan setiap perbuatan yang
dilakukannya. Orang itu pun tidak bisa membedakan mana perbuatan

6
yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik. Kehilangan filter
pembeda yang berupa akal ini membuat seseorang tidak ubahnya bak
binatang, sebab satu-satunya pembeda antara manusia dan binatang
hanyalah akal dengan kemampuan berpikirnya. Ketika akal seseorang
tertutupi maka jika ia buas akan sebuas binatang, sedangkan jika dia
dungu akan sedungu keledai.
Keempat, tanda lain dari terjadinya kiamat adalah zina dilakukan
secara terang-terangan. Sepintas lalu, perbuatan zina seakan tidak
merugikan pelakunya karena dilakukan suka sama suka. Tapi
kenyataannya, pelaku zina dan anak keturunannya dirugikan dengan
perbuatan tersebut karena merusak tatanan keluarga dan masyarakat yang
telah diatur secara apik oleh setiap agama, termasuk Islam.
Kelima, tanda kiamat ini merupakan keburukan yang akan
menimbulkan kerusakan dalam kehidupan seseorang, baik sebagai
individu maupun sebagai makhluk sosial. Jika salah satu dari keempatnya
atau bahkan keempatnya sekaligus sudah terjadi di suatu masyarakat,
kiamat hanya tinggal menunggu waktu.

C. Hadist Abu Daud nomor 4297


‫َّللا ﷺ يُو ِشكُ ْاَل ُ َم ُم أَ ْن تَدَا َعى َعلَ ْي ُك ْم َك َما تَدَا َعى‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫َع ْن ثَ ْوبَانَ قَا َل قَا َل َر‬
‫ير َولَ ِكنَّ ُك ْم‬ٌ ِ‫ص َعتِ َها فَقَا َل قَائِ ٌل َو ِم ْن قِلَّ ٍة ن َْحنُ يَ ْو َمئِ ٍذ قَا َل بَ ْل أَ ْنت ُ ْم يَ ْو َمئِ ٍذ َكث‬ ْ َ‫ْاَل َ َكلَةُ ِإلَى ق‬
‫َّللاُ فِي‬ َّ ‫عد ُِو ُك ْم ْال َم َها َبةَ ِم ْن ُك ْم َولَ َي ْق ِذفَ َّن‬
َ ‫ُور‬
ِ ‫صد‬ ُ ‫َّللاُ ِم ْن‬ َّ ‫س ْي ِل َولَ َي ْنزَ َع َّن‬ ِ َ‫غثَا ٌء َكغُث‬
َّ ‫اء ال‬ ُ
ِ ‫َّللا َو َما ْال َو ْه ُن قَا َل ُحب الد ْن َيا َو َك َرا ِه َيةُ ْال َم ْو‬
‫ت‬ ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫قُلُو ِب ُك ْم ْال َو ْهنَ فَقَا َل قَا ِئ ٌل َيا َر‬
Artinya : “Tsauban -radhiyallaahu ‘anhu, maula Rasulullah ‫ﷺ‬, beliau
berkata: telah bersabda Rasulullah ‫ﷺ‬: “Nyaris sudah para
umat (selain Islam) berkumpul (bersekongkol) menghadapi
kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang
makan mengerumuni hidangan makanannya.” Lalu
seseorang bertanya, “Apakah kami pada saat itu sedikit?”
Beliau menjawab, “Tidak, bahkan kalian pada saat itu
banyak, akan tetapi kalian itu buih seperti buih banjir, dan
Allah ‫ ﷻ‬akan menghilangkan dari diri musuh-musuh kalian
rasa takut terhadap kalian dan menimpakan ke dalam hati-
hati kalian wahn (kelemahan).” Maka seseorang bertanya,
“Wahai Rasulullah ‫ﷺ‬, apakah wahn itu?”. Kata beliau,
“Cinta dunia dan takut mati.” ( HR. Abu Daud No.
4297)

7
 Syarah Hadist
Dalam sebuah hadist Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “Umatku akan ditimpa
penyakit yang pernah menimpa umat terdahulu”. Sahabat bertanya,
“apakah penyakit umat terdahulu itu” beliau menjawab “penyakit itu
terlah terlalu banyak seronok, terlalu mewah, menghimpun harta
sebanyak mungkin, tipu menipu dalam merebut harta benda dunia, saling
memarah, hasut-menghasut sehingga jadi zalim menzalimi” (HR. Al-
Hakim).

Penyakit al-wahn yang disebutkan Rasulullah ‫ ﷺ‬ini telah banyak kita


lihat di kalangan masyarakat muslim hari ini. Disana sini kita melihat
penyakit ini merebak dan menular dalam masyarakat dengan ganasnya.
Dunia Islam dilanda krisis rohani yang sangat tajam dan meruncing.
Dengan kekosongan rohani itulah mereka terpaksa mencari dan
menimbun harta benda sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hawa
nafsu. Maka apabila hawa nafsu diperturutkan tentunya mereka terpaksa
menggunakan segala macam cara dan tipu daya. Pada saat itu, hilanglah
nilai akhlak dan yang terwujud hanyalah kecurangan, khianat, hasul-
menghasut dan sebagainya.

D. Hadist Bukhari Nomor 7068


َ ‫ف َحدَّثَنَا سُ ْفيَانُ َع ْن الزبَي ِْر ب ِْن َعدِي ٍ قَا َل أَتَ ْينَا أَن‬
ٍ‫َس بْنَ َمالِك‬ َ ُ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْبنُ يُوس‬
ٌ ‫ص ِب ُروا فَإِنَّهُ ََل يَأْتِي َعلَ ْي ُك ْم زَ َم‬
‫ان ِإ ََّل الَّذِي‬ ْ ‫ش َك ْونَا ِإلَ ْي ِه َما ن َْلقَى ِم ْن ْال َح َّجاجِ فَقَا َل ا‬ َ َ‫ف‬
‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫َب ْعدَهُ ش ٌَّر ِم ْنهُ َحتَّى تَ ْلقَ ْوا َربَّ ُك ْم‬
َ ‫س ِم ْعتُهُ ِم ْن نَ ِب ِي ُك ْم‬
Artinya :“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Yusuf[1] telah menceritakan kepada
kami Sufyan[2] dari Zubair bin 'Adi[3] mengatakan, pernah
kami mendatangi Anas bin Malik[4], kemudian kami
mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah
para jamaah haji. Maka dia menjawab; 'Bersabarlah, sebab
tidaklah kalian menjalalni suatu zaman, melainkan
sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian
menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadit ini dari Nabi
kalian ‫ﷺ‬. (HR. Bukhari No. 7068)

 Syarah Hadist
*Mudah takjub (kepada harta, benda, kepada orang kafir dan hal-hal
selain urusan kepada Allah)

8
َ ْ‫ب الَّذِينَ َكفَ ُروا فِي ْال ِب ََل ِد َمتَاعٌ قَ ِلي ٌل ث ُ َّم َمأْ َواهُ ْم َج َهنَّ ُم ِ َو ِبئ‬
ُ ‫س ا ْل ِم َهاد‬ ُ ‫ََل َيغُ َّرنَّكَ تَقَل‬
Artinya : “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan
orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah
kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka
ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya.” [QS: Ali Imran / 3 : 196-197]
* Silau melihat dunia & Isinya
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda :

‫إِ َّن ِل ُك ِل أ ُ َّم ٍة فِتْنَةً َوفِتْنَةُ أ ُ َّمتِى ْال َما ُل‬


Artinya : “Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian
umatku adalah harta.” [HR At-Tirmidzi] .
Dalam Surat Ali Imran Allah ‫ ﷻ‬sempat menyinggung; akan dijadikan
indah (dalam pandangan) manusia kecintaan pada wanita, anak, harta,
emas dan kendaraan.

*Hilangnya rasa gentar musuh

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda; “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan


seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka
seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan
kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah ‫ ﷻ‬telah
mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah
telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang
bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR: Abu Dawud)

*Mudanya “menjual agama”

Artinya : “Bersegeralah beramal shalih, sebelum datang fitnah-


fitnah yang banyak. Seseorang di waktu pagi masih
beriman, namun di sore hari ia kafir. Atau seseorang di
sore hari ia beriman, dan di pagi hari ia kafir. Dia
menjual agamanya dengan secuil kesenangan dunia.”
(HR Muslim)
*Pengecut, dan tidak mau beramar ma’ruf dan nahi munkar
Artinya : “Tidaklah seseorang melakukan perbuatan-perbuatan
maksiat dan ia berada dalam suatu kaum, namun kaum
itu tidak mencegahnya walaupun mereka mampu,

9
melainkan Allah SWT akan menimpakan bencana yang
pedih ke atas kaum itu sebelum mereka mati.” (HR Abu
Daud dan Ibnu Majah)
*Hilangnya pemimpin kuat, Lahirnya Pemimpin Jahat
Artinya : ”Hendaklah kamu mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Jika tidak, maka Allah SWT
akan menguasakan atasmu orang-orang paling jahat di
antara kamu, kemudian orang-orang yang baik di
antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa
mereka).” (HR Abu Dzar).
*Meninggalkan jihad
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

َّ ‫ط‬
ُ‫َّللا‬ َ َّ‫سل‬
َ َ‫الز ْرعِ َوتَ َر ْكت ُ ُم ْال ِج َهاد‬
َّ ِ‫ضيت ُ ْم ب‬ ِ ‫َاب ْالبَقَ ِر َو َر‬
َ ‫إِذَا تَبَايَ ْعت ُ ْم بِ ْال ِعينَ ِة َوأَ َخ ْذت ُ ْم أَ ْذن‬
‫عهُ َحتَّى تَ ْر ِجعُوا ِإلَى دِينِ ُك ْم‬ ُ ‫َعلَ ْي ُك ْم ذَُلًّ َلَ يَ ْن ِز‬
Artinya : “Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem ‘inah,
kalian berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok
tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan
menjadikan kalian dalam kondisi kehinaan, Allah tidak
akan mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali
kepada agama kalian.” (HR. Abu Daud).

Mereka datang kepada Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Anas bin
Malik termasuk diantara sahabat yang diberikan umur panjang oleh Allah
‫ ﷻ‬sampai melewati 100 tahun dan ini adalah keberkahan dari doa
Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk beliau diberi umur yang panjang dan kelebihan pada
harta dan keturunan sehingga beliau mendapati zaman kepemimpinan Al
Hajjaj ibn Yusuf As Tsaqafi yang dikenal dengan Mubir Tsaqif dimana
Nabi ‫ ﷺ‬telah mengabarkan bahwasanya akan keluar dari Tsaqif nama
sebuah tempat yang menumpahkan darah yang banyak, seseorang yang
dzalim yang dimaksudkan adalah Al Hajjaj bin Yusuf As Tsaqafi adapun
Al Kadzab yang dimaksudkan adalah Al Mukhtar As Tsaqafi yang mana
Al Mukhtar As Tsaqafi dahulu adalah orang yang sholeh bahkan termasuk
diantara komandan pasukan dari Ibnu Zubair di zaman Kekhailafahan
beliau bahkan beliau ikut memerangi orang – orang yang membunuh
Husain Ibnu Ali Radhiyallahu ‘anhuma akan tetapi Allah ‫ ﷻ‬yang
membolak balikkan hati seorang hamba sehingga Al Mukhtar As Tsaqafi

10
yang mana Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu menikahi saudara
perempuannya.

Di kemudian hari Al Mukhtar As Tsaqafi mengklaim dirinya


mendapatkan wahyu dari Allah ‫ ﷻ‬sehingga Nabi memberi julukan Al
Kadzab (pendusta). Ketika disampaikan kepada Ibnu Umar bahwasanya
iparnya yang bernama Al Mukhtar As Tsaqafi mengaku mendapatkan
wahyu, Ibnu Umar berkata:”Apa yang dia katakan itu benar”, karena
Allah ‫ ﷻ‬berfirman didalam Al-Qur’an:

َ‫اطين‬ َّ ‫ْق َوإِ َّن ال‬


ِ َ‫شي‬ َّ ‫َو ََل تَأْ ُكلُوا ِم َّما لَ ْم يُ ْذ َك ِر ا ْس ُم‬
ٌ ‫َّللاِ َعلَ ْي ِه َوإِنَّهُ لَ ِفس‬
َ َ‫لَيُو ُحونَ إِلَى أَ ْو ِل َيائِ ِه ْم ِليُ َجا ِدلُوكُ ْم َو ِإ ْن أ‬
‫ط ْعت ُ ُموهُ ْم ِإنَّكُ ْم‬
َ‫لَ ُم ْش ِر ُكون‬
Artinya : ”Dan janganlah kalian memakan binatang-binatang yang
tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kalian; dan
jika kalian menuruti mereka, sesungguhnya kalian
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”. (QS. Al-
An’am : 121).

Yang dia maksudkan oleh Ibnu Umar adalah wahyu dari syaithan dan
bukan wahyu dari Allah ‫ﷻ‬. Al Hajjaj bin Yusuf banyak menumpahkan
darah bahkan dari kalangan para ulama Rahimakumullah dan ketika hal
ini diadukan kepada Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata
kepada para tabi’in dan ini menunjukkan tentang keutamaan para ulama
yang menjadi rujukan terutama di zaman yang penuh dengan fitnah beliau
kemudian tidak menyuruh memberontak kepada penguasa apalagi dengan
membawa pedang karena Rasulullah ‫ ﷺ‬melarang hal yang seperti ini dan
ini adalah aqidah dari Ahlusunnah Wal Jama’ah yaitu tidak melakukan
pemberontakan kepada hakim terutama hakim yang menerapkan syariat
Islam walaupun nampak kedzaliman dari hakim itu karena dikhawatirkan
akan menimbulkan fitnah yang lebih besar terutama untuk menjaga darah
dan nyawa manusia dan kaum muslimin. Inilah mengapa Al Hajjaj bin
Yusuf digelari imam yang dzalim itu lebih baik dari pada fitnah yang terus
menerus dan tidak terhenti, Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:

11
”60 tahun dengan pemimpin yang dzalim itu lebih baik dari pada satu
malam tanpa pemimpin”. 6

E. Hadist Muslim nomor (118)-186

‫س َم ِع ي َل بْ ِن‬ ْ ِ ‫ح ْج ٍر َج ِم ي ع ً ا عَ ْن إ‬ ُ ‫وب َو ق ُ ت َيْ ب َ ة ُ َو ا بْ ُن‬ َ ‫َح د َّث َن ِ ي ي َ ْح ي َ ى بْ ُن أ َي‬


ِ‫س َم ِع ي ُل ق َ ا َل أ َ ْخ ب َ َر ن ِ ي الْ ع َ ََل ءُ عَ ْن أ َب ِ ي ه‬ ْ ِ ‫وب َح د َّث َن َا إ‬ َ ‫َج عْ ف َ ٍر ق َ ا َل ا بْ ُن أ َي‬
‫ص ل َّ ى َّللاَّ ُ عَ ل َ يْ هِ َو سَ ل َّ َم ق َ ا َل ب َ ا ِد ُر وا‬
َ ِ َّ‫عَ ْن أ َب ِ ي ه ُ َر ي َْر ة َ أ َ َّن َر سُ و َل َّللا‬
‫ج ُل ُم ْؤ ِم ن ً ا َو ي ُ ْم ِس ي‬ ُ ‫الر‬
َّ ‫ص ب ِ ُح‬ ْ ُ ‫ظ لِ ِم ي‬ْ ‫ع َم ا ِل ف ِ ت َن ً ا كَ قِ طَ ع الل َّ يْ ِل الْ ُم‬
ْ َ ‫اَل‬
ْ ِ‫ب‬
ِ
]‫ض ِم ْن الد نْ ي َ ا‬ ْ ُ ‫كَ ا ف ِ ًر ا أ َ ْو ي ُ ْم ِس ي ُم ْؤ ِم ن ً ا َو ي‬
ٍ ‫ص ب ِ ُح كَ ا ف ِ ًر ا ي َ ب ِ ي ُع ِد ي ن َ ه ُ ب ِ ع َ َر‬
‫رواه مسلم‬
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan
[Qutaibah] serta [Ibnu Hujr] semuanya dari [Ismail bin Ja'far]
berkata [Ibnu Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Ismail]
dia berkata, telah mengabarkan kepadaku [al-Ala'] dari
[bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Segeralah beramal sebelum
datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari
seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore
harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin,
lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan
barang kenikmatan dunia."(HR. Muslim No. (118)-186)

 Syarah Hadist
ِ ِ‫الرزِقَ ِل َمنِ يَّشَاِ ُء ِمنِ ِعبَادِهِ َويَقِد ُِر لَه‬
ِ ‫ط‬ُ ُ‫قُلِ ا َِّن َربِىِ يَبِس‬
ّٰ ‫َو َم ۤا اَنِفَقِتُمِ ِمنِ شَىِءٍ فَ ُه َو يُخِ ِلفُهِ ِ َوه َُو خَيِ ُر‬
َ‫الر ِزقِيِن‬

Artinya : “Katakanlah, "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan


membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya." Dan apa saja yang kamu infakkan,
Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang
terbaik.”
Dalam ayat ini Allah ‫ ﷻ‬kembali mempertegas bahwa banyak dan
sedikitnya rezeki seseorang tidak menentukan kedudukannya di sisi Allah
‫ﷻ‬, kecuali bila dibarengi dengan iman dan amal saleh. Katakanlah, wahai
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan
membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-
Nya.” Dan rezeki apa saja yang kamu infakkan, maka Allah ‫ ﷻ‬akan

6
https://umma.id/post/riyadusshalihin-bab-mubadarah-zaman-yang-lebih-buruk
277506?lang=id

12
menggantinya di dunia dan akhirat dengan penggantian yang lebih baik,
dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.

Dalam ayat ini ditegaskan sekali lagi bahwa Allah-lah yang


melapangkan rezeki atau membatasinya.

F. Hadist Bukhari Nomor 1378

‫سلَّ َم َعلَى قَ ْب َري ِْن‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫َّللاُ َع ْن ُه َما َم َّر النَّ ِبي‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬
ِ ‫َّاس َر‬ ٍ ‫َع ْن اب ِْن َعب‬
‫ (بَلَى أَ َّما أَ َحدُهُ َما َف َكان يَ ْس َعى‬: ‫ير) ث ُ َّم َقال‬
ٍ ‫ان َو َما يُ َعذَّبَان ِم ْن َك ِب‬ ِ َ‫َف َقا َل ( ِإ َّن ُه َما لَيُ َعذَّب‬
ُ‫س َره‬َ ‫طبًا فَ َك‬ ْ ‫ ث ُ َّم أَخَذ عُودا ً َر‬: ‫بِالنَّ ِمي َمة َوأَ َّما أَ َحدُهُ َما فَ َكان ََل يَ ْستَتِر ِم ْن بَ ْو ِل ِه ) قَا َل‬

ُ َّ‫اح ٍد ِم ْن ُه َما َعلَى قَب ٍْر ث ُ َّم قَا َل لَعَلَّهُ يُ َخف‬


َ َ‫ف َع ْن ُه َما َما لَ ْم يَ ْيب‬
‫سا‬ ِ ‫بِاثْنَتَ ْي ِن ث ُ َّم غ ََرزَ ُك َّل َو‬

Artinya :”Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah


menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari
Mujahid dari Thowus dari Ibnu 'Abbas
radhiallahu'anhuma bahwa: Nabi ‫ ﷺ‬berjalan melewati
dua kuburan lalu beliau bersabda, "Keduanya sungguh
sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan
karena berbuat dosa besar. Kemudian beliau bersabda,
"Demikianlah. Adapun yang satu disiksa karena selalu
mengadu domba sedang yang satunya lagi tidak bersuci
setelah kencing." Ibnu 'Abbas radhiallahu'anhu,
"Kemudian beliau mengambil sebatang dahan kurma lalu
membelahnya menjadi dua bagian kemudian
menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut
seraya berkata,: "Semoga diringankan (siksanya) selama
batang pohon ini masih basah".(HR. Bukhari No. 1378)

 Syarah Hadist
Adu domba merupakan salah satu perbuatan tercela yang dilarang
oleh Islam. Dalam ajaran Islam, adu domba disebut dengan
istilah namimah. Adu domba adalah perbuatan menyebarluaskan berita
yang tidak benar (fitnah), agar antar individu tidak saling menyukai satu
sama lain sehingga menimbulkan permusuhan. Singkatnya, adu domba
adalah kegiatan memprovokasi atau menghasut seseorang.
Hukum melakukan adu domba adalah haram. Salah satu dalillnya
adalah firman Allah ‫ ﷻ‬yang berbunyi:

َّ ‫از َّم‬
‫شاِءٍ ِ ِبن َِم ٍيم‬ ٍ ‫ح ََّل‬
ٍ ‫ف مَّ هِ ي ْ ٍن ِ َه َّم‬ َ َّ‫ط ْع ك ُ ل‬
ِ ُ ‫َو ََل ت‬
13
Artinya : “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina yang banyak mencela, yang kian
kemari menghambur fitnah.” (QS. Al Qalam : 10-11).

Adu domba sangat membahayakan jika terus menerus dilakukan


dalam kehidupan sosial. Bahaya yang ditimbulkan di antaranya muncul
rasa saling curiga sesama manusia, jatuhnya nama baik dan martabat
seseorang, serta timbulnya ketidakharmonisan.

Islam adalah agama yang sempurna. Semua perkara yang dibutuhkan


manusia di dunia ini dan di akhirat nanti telah dijelaskan. Termasuk
masalah kesucian dan kebersihan. Air kencing manusia termasuk najis,
maka badan, pakaian, atau tempat yang terkena air kencing harus
dibersihkan. Jika tidak dibersihkan, maka itu bisa menjadi penyebab siksa
kubur.

G. Hadist Bukhori Nomor 4935

َ‫سلَّ َم َما َبيْن‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫سو ُل‬ُ ‫َّللاُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َر‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر‬
‫ش ْه ًرا قَا َل أَ َبيْتُ قَا َل‬َ َ‫النَّ ْف َختَي ِْن أ َ ْر َبعُونَ قَا َل أ َ ْر َبعُونَ َي ْو ًما قَا َل أَ َبيْتُ قَا َل أ َ ْر َبعُون‬
‫اء َما ًء فَ َي ْنبُتُونَ َك َما َي ْنبُتُ ْال َب ْق ُل‬ َّ ‫سنَةً قَا َل أَ َبيْتُ قَا َل ث ُ َّم يُ ْن ِز ُل‬
َّ ‫َّللاُ ِم ْن ال‬
ِ ‫س َم‬ َ َ‫أَ ْر َبعُون‬
ُ ‫ب َو ِم ْنهُ يُ َر َّك‬
‫ب‬ ِ َ‫ب الذَّن‬
ُ ‫احدًا َوه َُو َع ْج‬ ْ ‫ع‬
ِ ‫ظ ًما َو‬ َ ‫ش ْي ٌء ِإ ََّل يَ ْبلَى ِإ ََّل‬
َ ‫ان‬ ِ ‫س‬ ِ ْ ‫ْس ِم ْن‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ‫لَي‬
‫ْالخ َْل ُق يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬

Artinya :“Telah menceritakan kepadaku Muhammad Telah


mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al
A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu
'anhu, ia berkata; Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: "Jarak
antara dua tiupan (sangkakala) adalah empat puluh."
Ibnu Abbas bertanya, "Empat puluh hari?" beliau
menjawab: "Tidak." Ia bertanya lagi, "Empat puluh
bulan?" beliau menjawab: "Tidak." Ia bertanya lagi,
"Empat puluh tahun?" Beliau menjawab: "Tidak."
Beliau kemudian bersabda: "Setelah itu, Allah
menurunkan air dari langit, maka mereka pun hidup
kembali sebagaimana tumbuhnya sayur-sayuran. Tidak
ada tersisa seorang pun kecuali ia akan binasa, kecuali
satu tulang yakni tulang ekor. Dari tulang itulah,
manusia dibangkitkan kembali pada hari kiamat."(HR.
Bukhari No. 4935)
14
 Syarah Hadist
Sebagaimana disebutkan dalam surat An-Naba ayat 18 yang
berbunyi:

‫يَّوِ َميُنِفَ ُخ ِفىالصوِ ِرفَتَاِتُوِنَاَفِ َوا ًجا‬


Artinya : “(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu
datang berbondong-bondong.
Hari keputusan itu tiba pada hari ketika sangkakala ditiup oleh Israfil,
lalu kamu akan bangkit dari kuburmu dan datang berbondong-bondong
dan berduyun-duyun menuju tempat berkumpul, yaitu padang mahsyar
untuk menanti keputusan Allah ‫ﷻ‬.

Pada hari Kiamat itu, ditiup sangkakala yang kedua oleh malaikat
Israfil yang menyebabkan seluruh makhluk akan dibangkitkan kembali,
bangkit dari kuburnya masing-masing dan berkumpul di Padang Mahsyar.
Tiap-tiap umat dipimpin oleh rasulnya, sehingga datang berkelompok-
kelompok seperti dalam firman Allah.

ٍ ‫ي َ ْو م َ ن َ د ْ ع ُ ْو ا ك ُ لَّ ا ُ ن‬
ِ ْ‫َاس ِ ب ِ ا ِ مَ ا مِ هِ م‬

Artinya : “(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat


dengan pemimpinnya. (Al-Isra'/17: 71)

Hadis ini mengungkap bahwa bagian tubuh manusia akan hancur


kecuali satu tulang, yakni tulang ekor. Tulang itu akan tetap seperti itu
meski manusia mengalami kematian, bahkan hingga tubuhnya membusuk.
Dari tulang ekor ini manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat.

Al-Qur’an juga menyebutkan mengenai tulang belulang. "Dan ia


membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia
berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah
hancur luluh? Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang
segala makhluk," Surat Ya Sin Ayat 78-79.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Percaya kepada hari kiamat merupakan salah satu rukun/sendi dari
berbagai rukun keimanan dan merupakan bagian utama sekali dari beberapa
bagian aqidah. Bahkan sebagai unsur yang terpenting yang ada disamping
kepercayaan kepada Allah ‫ﷻ‬. Hari kiamat juga tidak dapat diprediksi kapan
akan datangnya karena merupakan rahasia Allah ‫ ﷻ‬yang tidak diketahui siapa
pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya
hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬melalui hadist-Nya.

B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat ditulis penulis, apabila ada kekurangan
dalam penulisan makalah ini, penulis mohon kritik dan sarannya, guna untuk
memperbaiki kesalahan yang ada.

16
Daftar Pustaka

‘Iyad, Syukri Muhammad, Yawm al-Din wa al-Hisab, terj. Ahmad Yusuf Tabrani,
Rahasia Hari Perhitungan (Cet. I; Bandung: Pustaka Hidayah), 2002.

al-Hakim, Mansur abd, Asyarah Yantaziruh al’Alam ‘inda al-Muslimin wa al-Yahud


wa al-Nashara, terj. Abd al-Hayyi al-Kattani dan Uqinu al-Taqi, Kiamat:
Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi (Cet. I; Jakarta: Gema
Insani), 2006.

https://umma.id/post/riyadusshalihin-bab-mubadarah-zaman-yang-lebih-buruk
277506?lang=id

Ismail, Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Bulan Bintang: Jakarta), 1992.

Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa), 2008.

Shihab, Quraish, Tafsir al-Misbah, vol. 15 (Jakarta: Lentera Hati), 2002.

17

Anda mungkin juga menyukai