Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR

Kambing merupakan hewan yang pertama kali didomestikasi. Ngitung et al., (2020)
mengemukakan kambing diduga berasal dari Kambing liar Capra aegargus. Pada awalnya sekitar
10 000-11 000 tahun yang silam di daerah Kawasan Timur Tengah manusia zaman Neolithic
mulai memelihara kambing dalam jumlah kecil untuk mendapatkan susu, daging dan kotorannya
sebagai bahan bakar, juga sebagai` bahan untuk pakaian dan bangunan yang terbuat dari bulu,
tulang, kulit dan urat daging. Kambing merupakan ternak yang cukup dikenal di Indonesia.
Riswandi dan Muslima (2018) mengemukakan kambing merupakan salah satu ternak ruminansia
yang telah dikenal luas di Indonesia. Kambing mempunyai peran yang sangat strategis bagi
masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan
bertahan hidup dan merupakan bagian penting dari sistem usaha tani. Hampir 99% populasi
ternak rumiannsia kecil di Indonesia Ternak kambing di Indonesia dipelihara oleh petani di
pedesaan. Kambing memiliki produktivitas cukup tinggi sebagai penghasil susu dan kulitnya
yang memiliki nilai ekonomis. Untuk menghasilkan nilai ekonomis, kambing memerlukan
pemeliharaan yang baik salah satunya dengan konstruksi kandang yang bagus. Hal ini dilakukan
agar kambing nyaman, karena kambing memiliki sifat agresif yaitu senang menanduk, menggigit
dan menggeser dinding Adhianto et al., 2012. Sedangkan perilaku agresif menurut Susantyo
2011 adalah didefinisakn dengan cara untuk melawan dengan sangat kuat, melalui; berkelahi,
melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum individu lain. Atau secara singkatnya agresi
adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik individu lain.

PERILAKU AGRESI TERNAK KAMBING


Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang
dirasakan sampai paling yang tidak dirasakan (Siti, 2018). Sedangkan untuk agresi sendiri dapat
didefinisikan dengan tindakan atau cara yang ditujukan untuk melukai, menyelakai, menyerang
bahkan membunuh individu lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Susantyo 2011 yang
mendefinisakan aggresi sebagai cara untuk melawan dengan sangat kuat, melalui; berkelahi,
melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum individu lain. Atau secara singkatnya agresi
adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik individu lain.
Perilaku agresif juga dapat diartikan sebagai bagian dari sifat bawaan genetic individu yang
diwariskan dari orang tuanya (hereditary). Perilaku agresif juga terdapat pada kambing yaitu
dengan kebiasaan kambing yang selalu senang menanduk, menggigit dan menggeser dinding
Adhianto et al., 2012. Tidak hanya itu, kambing juga sering terlihat saling menyerang pada
bagian perut.
Selain sifat agresif, kambing juga memiliki sifat tingkah laku yang lain seperti aktivitas
makan, ruminansia dan istirahat. Aktivitas makan terdiri atas: 1) aktivitas mencium hijauan yaitu
awal aktivitas mencium hingga kambing mulai melakukan aktivitas lainnya, 2) aktivitas
merenggut makanan yaitu awal perenggutan hijauan hingga diangkat untuk dikunyah, 3)
aktivitas mengunyah makanan yaitu aktivitas yang dimulai dari hasil perenggutan hijuauan yang
telah dikumpulkan di dalam mulut, hingga melakukan aktivitas menelan ,4) aktivitas menelan
makanan yaitu aktivitas yang dimulai dari menelan hasil kunyahan hingga aktivitas lainnya.
Aktivitas ruminasi terdiri atas: 1) aktivitas mengeluarkan bolus yaitu aktivitas yang dimulai dari
dikeluarkan bolus dari rumen menuju ke mulut hingga kambing melakukan aktivitas mengunyah
bolus, 2) aktivitas mengunyah bolus, yaitu aktivitas yang dimulai dengan mengunyah bolus yang
telah dikeluarkan dari rumen ke mulut hingga aktivitas menelan beberapa bolus, 3) aktivitas
menelan bolus yaitu aktivitas yang dimulai dari bolus yang langsung ditelan setelah dikeluarkan
dari rumen ke mulut atau menelan bolus yang melalui proses pengunyahan hingga aktivitas
mengeluarkan bolus kembali, hal ini disampaikan oleh Ngitung et al., (2020)

DAFPUS
Ngitung, R., M. Tayyeb., I. S. Idris. 2020. Identifikasi Morfologi dan Perilaku Makan Kambing
Marica yang Dipelihara di Luar Habitat. J. Bionature. 21 (1) : 13-22.
Riswandi & Muslima, G. A. (2018). Manajemen Pemberian Pakan Ternak Kambing di Desa
Sukamulya Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Peternakan
Sriwijaya, 7 (2).
Adhianto, K., N Ngadiyono., Kustantinah, dan I. G. S. Budisatria. 2012. Lama Kebuntingan,
Litter Size, dan Bobot Lahir Kambing Boerawa pada Pemeliharaan Perdesaan di
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. J. Penelitian Pertanian Terapan. 12 (2): 131-
136.
Susantyo, B. 2011. MEMAHAMI PERILAKU AGRESIF: Sebuah Tinjauan Konseptual. J.
Informasi. 16 (03) : 189-202.
Siti, H. 2018. Perilaku Tenaga Kerja Wanita (TKW) Dalam Mengatasi Kecemasan di PJTKI
Citra Catur Utama Karya Ponorogo. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. (Skripsi)

Anda mungkin juga menyukai