DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
KELAS / KELOMPOK
1A/2
2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah
matakuliah Psikologi berjudul Tipe – tipe kepribadian manusia menurut Kretchmer Hipocrates dan
C.G Jung dan makalah ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-rekan
mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Keperawatan pada khususnya dan para
pembaca yang merupakan salah satu bagian dari matakuliah Psikologi.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil penulis susun ini bisa dengan mudah
dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis meminta maaf bila mana terdapat
kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan serta penulis sangat sadar masih terdapat banyak
kekurangan di dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan juga saran untuk menyempurnakan makalah
ini sangat penulis harapkan. Semoga dengan adanya makalah ini, bisa memberikan banyak manfaat untuk
Mahasiswa Poltekkes dan khususnya untuk semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memiliki tipe kepribadian masing-masing yang sifatnya unik walau memiliki banyak
kesamaan-kesamaan. Perbedaan-perbedaan itu dapat dilihat dari temperamen, watak dan kepribadian
masing-masing. Orang bisa dibedakan antara tipe sanguinis, kholeris, melankolis dan plegmatis. Namun
demikian umumnya orang merupakan perpaduan di antara tipe-tipe tersebut. Tipe orang dengan sifat
tertentu merupakan bawaan lahir yang memang tidak mudah untuk merubahnya.
Dari segi kepribadian juga orang bisa dibedakan, namun pembedaan itu sering mengacu pada
sifat-sifat dominan yang ada pada seseorang. Namun demikian kepribadian bukanlah karakter, melainkan
lebih luas dari itu, karena hal itu merupakan bagian dari kepribadian. Kepribadian lebih merupakan
penampilan diri (ciri khas seseorang) yang ingin diperlihatkan kepada orang lain. Hal itu bisa saja sama
dengan karakter sendiri bisa juga berbeda, karena hanya berupa tampilan sementara (topeng) agar orang
memiliki kesan tertentu terhadap dirinya.
Bedasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti manusia yang
sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang tidak memahami makna dan
arti kata manusia.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,
mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih
makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara
berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan
berbagai kemungkinan.
Menurut Augustinus bahwa badan dan jiwa adalah dua perkara yang sangat berbeda satu sama
lain, sebab kalau yang pertama (badan), maka yang kedua (jiwa) sifatnya yang khas satu-satunya ialah
berpikir. Karena itu perasaan dan pengenalan terhadap jiwa bersifat langsung, karena pikiran tidak
memerlukan perantara dalam mengenal dirinya sendiri. Selama jiwa itu berpikir, maka artinya ia ada,
karena pemikirannya sama benar dengan wujudnya. Seseorang bisa melepaskan diri dari badannya, dan
dari alam luar dengan segala peristiwa-peristiwanya, serta mengingkari segala macam kebenaran, dan
meragukan segala sesuatu. Namun seseorang tidak bisa melepaskan diri sama sekali dari jiwanya yang
menjadi sumber keraguan dan pemikirannya itu.
Aristoteles membagi jiwa atas tiga jenis, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan, jiwa hewan dan jiwa
manusia. Jiwa tumbuh-tumbuhan mempunyai tiga fungsi: makanan, tumbuh dan hasil. Fungsi jiwa hewan
adalah perasaan, yaitu penemuan perasaan khusus oleh berbagai rasa dan gerakan yang ditimbulkan oleh
kehendak atau kemauan. Jiwa manusia yang disebutkan sebagai rational atau akal, adalah bekerja dengan
suatu rencana alam smesta, menghasilkan tujuan-tujuan dengan pemilihan akal dan pemikiran.
2
2.2 Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku
social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.
Orang dengan tipe kepribadian sanguinis cenderung hidup, optimis, ringan, dan riang.
Tipe ini juga menyukai petualangan dan memiliki toleransi tinggi akan risiko. Selain itu, tipe
sanguin biasanya lemah dalam menoleransi kebosanan, serta akan mencari variasi dan hiburan.
Secara alami, sifat ini kadang-kadang negatif dalam memengaruhi hubungan percintaan dan
lainnya.
Kemampuan alami orang sanguinis sangat cocok jika memilih pekerjaan yang
berhubungan dengan marketing, travel, fashion, memasak/kuliner, atau olahraga.
b. Plegmatis
Seseorang dengan kepribadian plegmatis biasanya adalah orang-orang yang cinta damai.
Tipe ini biasanya mencari keharmonisan antar-pribadi dan hubungan dekat yang membuat orang-
3
orang plegmatis menjadi pasangan yang setia dan orang tua yang penuh kasih. Orang-orang
plegmatis suka menjaga hubungan dengan teman-teman lama, anggota keluarga yang jauh, dan
tetangga.
Dalam hal kepribadian, tipe plegmatis cenderung menghindari konflik dan selalu
berusaha menengahi orang lain untuk memulihkan perdamaian dan harmoni.
Plegmatis juga sangat suka beramal dan membantu orang lain. Karier yang ideal untuk
tipe kepribadian plegmatis antara lain perawat, guru, psikolog, konseling, atau layanan social
c. Koleris
Seseorang dengan kepribadian koleris biasanya orang yang sangat berorientasi pada
tujuan. Orang yang koleris terkenal sangat cerdas, analitis, dan logis, sangat praktis dan langsung,
tetapi tipe ini tidak harus menjadi teman baik atau orang yang ramah.
Seorang koleris tidak menyukai pembicaraan singkat dan menikmati percakapan yang
mendalam dan bermakna. Mereka lebih suka sendirian daripada di perusahaan dengan orang
berkepribadian lemah.
Idealnya, tipe ini suka menghabiskan waktu bersama orang-orang yang memiliki minat
profesional yang serupa. Pekerjaan ideal untuk seorang koleris terkait dengan industri tentang
pengelolaan, teknologi, statistik, teknik, dan pemrograman
d. Melankolis
Tipe melankolis rata-rata mencintai keluarga dan teman-temannya, tidak seperti orang-
orang sanguinis. Melankolis tidak suka mencari hal-hal baru dan petualangan dan bahkan
cenderung akan sangat menghindarinya.
Seseorang dengan kepribadian melankolis tidak mungkin menikah dengan orang asing
atau meninggalkan tanah airnya ke negara lain. Orang yang melankolis juga dikenal sangat sosial
dan berupaya berkontribusi pada komunitas, sangat teliti dan akurat. Tipe ini adalah manajer yang
fantastis dengan kepribadian yang baik.
4
Karier yang sempurna untuk tipe kepribadian melankolis antara lain dalam bidang
pengelolaan/ manajemen, akuntansi, pekerjaan social, atau bagian administrasi.
5
BAB III
Di balik sisi positifnya, individu bertipe kepribadian sanguin memang agak susah
untuk berkosentrasi pada suatu hal, ia juga egois, pelupa, suka terlambat, dan seringkali
membuat satu hal kecil menjadi besar. Meskipun sanguin bukan menjadi seorang
pemimpin dalam sebuah kelompok, namun sanguin biasanya ingin tampil lebih mencolok
ketimbang anggota kelompok lainnya.
Koleris pun adalah pribadi yang menyukai kebebasan dan selama hidupnya akan
selalu bekerja keras. Hanya saja, tipe koleris suka memerintah karena sifat
kepemimpinannya, susah untuk mengalah, menyukai pertentangan, mudah terpancing
emosi, tidak mudah untuk disuruh sabar, dan termasuk tipe yang keras kepala karena
kemauannya yang keras.
6
3. Melankolis (Empedu Kuning)
Individu dengan pribadi melankolis adalah tipe manusia yang memiliki sifat
analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak begitu menyukai
perhatian, serius, artistik, sensitif dan senantiasa rela berkorban. Hanya saja tipe pribadi
melankolis biasanya berfokus pada sebuah cara atau proses ketimbang tujuan. Mereka
yang melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, seringkali juga memandang
masalah dari sisi buruknya, serta kurang mampu bersosialisasi dengan baik. Banyak orang
yang melankolis berbakat menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
Empat tipe kepribadian tersebut diperoleh dari pemilihan 40 karakter sifat dasar
manusia dari 160 karakter sifat dasar manusia. Terdapat 160 macam karakter sifat dasar
manusia yang dibedakan menjadi 2 jenis tipe sifat (80 sifat berdasarkan kekuatan dan 80 sifat
berdasarkan kelemahan).
7
1. Tipe-tipe manusia menurut keadaan jasmaninya :
Berdasarkan atas penyelidikannya terhadap orang-orang yang dirawatnya,maka
Kretschmer menggolong-golongkan manusia atas dasar tubuh jasmaninya menjadi empat
macam, dengan keterangan sebagai berikut :
a) Tipe Piknis
Ukuran mendatar lebih dari keadaan biasa, sehingga kelihatan pendek-
gemuk, maka sifat-sifat khas tipe ini adalah badan agak pendek,dada membulat,
perut besar, bahu tidak lebar, leher pendek dan kuat,lengan dan kaki agak lemah,
kepala agak merosot ke muka di antarakedua bahu, sehingga bagian atas dari tulang
punggung tampak sedikitmelengkung, banyak lemak sehingga urat-urat dan tulang-
tulang tak kelihatan nyata dan sebagainya. Dalam tipe ini bisa memperoleh
bentuknya yang jelas setelah orang berumur sekitar 40 tahun.
-Sifat : suka murung dan kurang terbuka.
b) Tipe Laptosom
Ukuran menegak lebih dari keadaan biasa, sehingga tubuh kelihatan
jangkung, maka sifat-sifat khas tipe ini adalah badan langsing kurus,rongga dada
kecil-sempit, rusuknya mudah dihitung, perut kecil, bahusempit, lengan dan kaki
kurus, tengkorak agak kecil, tulang-tulang dibagian muka kelihatan jelas, muka
bulat telur, berat relatif kurang dan sebagainya.
-Sifat: suka curiga pada orang lain ,tidak lekas percaya pada orang lain
c) Tipe Atletis
Ukuran mendatar dan menegak dalam perbandingan seimbang,sehingga
tubuh kelihatan selaras, tipe ini merupakan perpaduan antarapiknis dan asthenis,
maka sifat-sifat khas tipe ini adalah tulang-tulang danotot-otot kuat, badan kokoh
dan tegap, tinggi cukupan, bahu lebar dankuat, dada besar dan kuat, perut kuat,
panggul dan kaki kuat, dalamperbandingan dengan bahu dan dada kelihatan agak
kecil, tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak, muka bulat telur,
lebih pendek dari pada tipe asthenis dan sebagainya.
-Sifat: orang nya sabar ,terbuka ,cerdik.
d) Tipe Displatis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan
itu, tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak
memiliki ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut. Bermacam-macam bagian
8
yang seolah-olah bertentangan satu sama lain ada bersama-sama. Kretschmer
sendiri menganggap tipe displastis ini menyimpang dari konstitusi normal.
a) Schizophrenia
Golongan ini masih hidup di antara orang-orang lain, tetapi seperti telah
mengubur dirinya sendiri, mereka tidak lagi suka menghiraukan apa-apa yang ada di
sekitarnya, mereka kehilangan kontak dengan dunia luar dan seolah-olah hidup untuk
dan dengan dirinya sendiri (autisme)
b) Manis-depresif
Golongan ini sifat jiwanya selalu berubah-ubah, merupakan siklus atau lingkaran
yaitu dari sifat manis (giat, lincah) ke sifat depresif (lemah,tak berdaya), kembali ke
sifat manis lagi lalu gampang berubah menjadi depresif dan seterusnya.
Dalam lapangan psikiatri, sebagaimana ahli-ahli lain Kretschmer menerima pendapat ini.
Selanjutnya ia menemukan bahwa gejala-gejala seperti yang terdapat pada para penderita psikosis
itu terdapat pula pada orang sehat, kendatipun sangat tidak jelas, sehingga ia merumuskan bahwa
kedua macam sifat-sifat kejiwaan yang terdapat pada para penderita psikosis itu adalah
temperamen normal yang menjadi sangat jelas. Jadi perbedaan antara penderita psikosis dan
orang sehat hanyalah perbedaan kuantitatif. Maka manusia berdasarkan temperamennya (manusia
yang sehat) menurut Kretschmer dapat dibedakan menjadi dua golongan atau tipe, yaitu:
a) Tipe schizothyme
Orang yang bertemperament schizothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan
para penderita schizoprenia, hanya sangat tidak jelas, ada kecenderungan ke arah
autisme: menutup diri sendiri, hidup dengan dirinya sendiri.
b) Tipe cyklothym
Orang yang bertemperament cyklothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan
para penderita manis defresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini juga mudah
untuk ikut merasakan suka dan duka orang lain.
9
3. Hubungan Antara Keadaan Jasmani Dan Temperament
Orang yang konstitusi piknis kebanyakan bertemperament cyklothym, atau
orang-orang yang bertemperament cyklothym kebanyakan berkonstiusi piknis. Orang-
orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan displastis kebanyakan bertemperament
schizothyum, atau orang-orang yang bertemperament schizothym kebanyakan
berkonstitusi leptosom, atau atletis atau displastis.
Menurut Carl, jiwa terdiri dari dua bagian yang saling melengkapi yaitu:
kesadaran dan ketidaksadaran. Fungsi jiwa dalam kaitannya dengan kesadaran menurut
teori ini adalah suatu aktivitas yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang
berbeda-beda. Jadi menurut teori ini jiwa itu sesuatu yang permanen dan menetap.
Secara umum teori ini menyebutkan empat fungsi jiwa: dua rasional ( pikiran dan
perasaan), dan dua tidak rasional ( pendirian atau instuisi). Pada umumnya manusia
mempunyai keempat fungsi tersebut, akan tetapi biasanya hanya salah satu fungsi yang
paling berkembang superior, maksudnya yang lainnya memiliki fungsi inferior. Fungsi
superior menguasai alam sadar dan fungsi inferior menguasai alam tidak sadar.
Sedangkan sikap jiwa dalam teori ini digolongkan menjadi dua tipe yaitu tipe
yaitu Introvert dan extravert (extrovert).
a. Introvert
Tipe kepribadian individu yang minatnya lebih mengarah ke dalam pikiran dan
pengalaman sendiri. Pada saat mengalami ketegangan tenggelam menyendiri ke dalam
diri sendir idan merasa mampu mencukupi diri sendiri, atau dengan kata lain tindakannya
lebih dipengaruhi oleh dunia dari dalam diri sendiri.
Introvert bersifat tertutup, suka memikirkan diri sendiri, tidak terpengaruh pujian,
banyak fantasi, tidak tahan kritik, mudah tersinggung, menahan ekspresi emosinya,sukar
bergaul, sukar dimengerti orang lain, sukar membesarkan kesalahannya, pendiam, sering
takut dengan orang lain, serta analisis dan kritik diri sendiri menjadi buah pikirannya.
b. Ektrovert
Tipe kepribadian yang tindakannya dipengaruhi dunia luar. Ekstrovert bersifat
terbuka, lincah dalam pergaulan, riang, ramah, mudah berhubungan dengan orang lain,
melihat realitas dan keharusan, kebal terhadap kritik, ekspresi emosinya spontan, tidak
10
begitu merasakan kegagalan, mudah mempengaruhi dan mudah pula dipengaruhi oleh
lingkungannya, serta tidak banyak mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.
11
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah
laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Di
dalam kehidupan sehari-hari kepribadian juga bisa diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri
seseorang.
12
juga tidak suka dipaksa, suka menunda sesuatu hal dan memiliki antusias yang
kurang terhadap hal-hal baru.
2. Kretchemer menyusun tipologinya berdasarkan pada tipologikonstitusi fisis dan tipologi
konstitusi psikis. Dari dua macam tipologinya itu kemudian ditunjukkan adanya hubungan
satu sama lainnya.
Tipe-tipe manusia menurut Keadaan Jasmaninya, dibagi menjadi:
a. Piknis, dengan sifat suka murung dan kurang terbuka.
b. Laptosom, dengan sifat mudah curiga dan tidak lekas percaya pada orang lain.
c. Atletis, dengan sifat yang sabar, terbuka, dan cerdik.
d. Displatis, merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu,
tidak dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak
memiliki ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut.
Tipe-tipe manusia menurut Temperamennya, dibagi menjadi:
a. Tipe schizothyme: Orang yang bertemperament schizothym, sifat-sifat jiwanya
memiliki kecenderungan ke arah autisme: menutup diri sendiri, hidup dengan
dirinya sendiri.
b. Tipe cyklothym: Golongan ini mudah untuk ikut merasakan suka dan duka orang
lain.
3. C.G Jung menyebutkan empat fungsi jiwa: dua rasional ( pikiran dan perasaan), dan dua
tidak rasional ( pendirian atau instuisi). Sedangkan sikap jiwa dalam teori ini digolongkan
menjadi dua tipe yaitu tipe yaitu Introvert dan extravert (extrovert).
Introvert: Tipe kepribadian individu yang minatnya lebih mengarah ke dalam pikiran
dan pengalaman sendiri. Introvert bersifat tertutup, suka memikirkan diri sendiri,
tidak terpengaruh pujian, banyak fantasi, tidak tahan kritik, mudah tersinggung,
pendiam dan sering takut dengan orang lain.
Ekstrovert: Tipe kepribadian yang tindakannya dipengaruhi dunia luar. Ekstrovert
bersifat terbuka, lincah dalam pergaulan, riang, ramah dan mudah berhubungan
dengan orang lain.
3.2 Saran
Menurut pendapat kami, sangat penting untuk mengetahui lebih dalam mengenai kepribadian
manusia termasuk tipe-tipenya. Setiap tipe yang telah dipaparkan oleh para tokoh seperti
Hippocrates, Kretchemer, dan C.G Jung, memiliki ciri khas dan perbedaannya masing-masing,
13
dan setelah mengetahui hal itu ternyata kepribadian manusia tidaklah hanya berbatas pada
pengertian baik dan buruk, namun terdapat banyak aspek-aspek di dalamnya yang membuat
kepribadian memiliki pengertian dalam kelompok yang lebih luas.
Maka dari itu, untuk kedepannya setelah mengetahui berbagai hal dan tipe tentang
kepribadian diharapkan agar setiap individu manusia yang memiliki perbedaan tipe kepribadian,
agar lebih peka dan mampu dalam menghargai dan memahami kepribadian masing-masing orang
dan membuat kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial dapat berjalan lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15