Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN BBDM MODUL 7.

1
BAYI SESAK

Tutor:
dr. Farid Agung Rahmadi, Msi.Med.,Sp.A

Disusun oleh:
Devina Subagio 22010117130095
Erika Shinta Avianty 22010117130115
Mardelia Nur Fatana 22010117130156
M. Ilyasa Fitrohan Sevic 22010117130084
Helen Anggraini Budiono 22010117120065
Irfan Kesumayadi 22010117140076
Nindya Maahdaniyyah Wijayanti 22010117140086
Kinanti Maura Sandradewi 22010117130174
Cessaro Ikhsan Rachmana 22010117130154
Aditya Paelo Rizki Sikumbang 22010117120034
Nadia Ayu Octaviani 22010117120005
Muhammad Mufaiduddin 22010117120024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2020
SKENARIO 3 – BAYI SESAK

Seorang bayi baru lahir dari ibu G2P1A0 secara sectio caesaria (SC) atas indikasi bekas SC, usia
kehamilan 36 minggu, selama hamil ibu tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Saat lahir bayi
langsung menangis, BBL 2.900 gram, PBL 50 cm. Bayi dirawat gabung dengan ibu.
Usia 12 jam setelah lahir bayi tampak sesak napas, menangis merintih dan tampak kebiruan di
bibir. Tidak ada riwayat tersedak saat menetek ibu.

STEP 1 – TERMINOLOGI
1. Rawat gabung
Membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat gabung / rooming-in, bayi
diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Satu
istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama di ranjang ibu.

2. Sectio caesaria (SC) / operasi sesar


Tindakan persalinan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan abdomen dan uterus,
umumnya dilakukan dengan indikasi adanya masalah pada his (power), jalan lahir
(passage), dan fetus (passanger).

3. Sesak napas
Kondisi dimana bayi kekurangan oksigen, ditandai dgn sianosis sentral, retraksi dada,
takipneu, dan suara merintih.

STEP 2 – RUMUSAN MASALAH


1. Apa hubungan persalinan secara sectio caesaria dan usia kehamilan ibu dengan kasus pada
bayi?
2. Mengapa perlu ditanyakan riwayat tersedak saat menetek?
3. Mengapa bibir bayi tampak kebiruan dan menangis merintih?
4. Mengapa bekas SC menjadi indikasi atas dilakukan SC lagi?
5. Apakah riwayat antenatal bayi normal?
6. Mengapa muncul sesak 12 jam setelah bayi lahir?
7. Apa diagnosis sementara kasus tersebut?

STEP 3 – HIPOTESIS
1. Hubungan usia kehamilan dengan kasus pada bayi:
Usia kehamilan 36 minggu → <37 minggu → persalinan preterm → terjadi immaturitas
paru akibat kurangnya surfaktan untuk membantu pengembangan paru dan mencegah kolaps
paru.

Hubungan persalinan secara sectio caesaria dengan kasus pada bayi:


Pada SC memang lebih sering terjadi komplikasi pernapasan. Hal ini dikarenakan kompresi
tekanan dada pada bayi ketika SC tidak sebaik dibandingkan dengan per vaginam.
2. Menyingkirkan kemungkinan DD kelainan anatomis:
 tracheoesophageal fistule
 ateresia esofagus → biasanya ada riwayat polihidramnion

3. Bayi menjadi tampak kebiruan → sianosis → kurangnya oksigen yang dibawa darah →
peningkatan jumlah unoxygenated haemoglobin. Peningkatan hemoglobin tereduksi dalam
kapiler kulit yang lebih dari 5 g% akan menimbulkan kesan warna kebiruan.

4. Pada kelahiran per-abdominal (SC), metodenya adalah dilakukan insisi pada abdomen
hingga ke uterus. Jika persalinan berikutnya persalinan normal (VBAC), hal ini
meningkatkan risiko jahitan bekas SC sebelumnya terbuka → risiko ruptur uteri.

VBAC pada operasi bekas cesar baik apabila dilatasi servix sudah mencapai lebih dari 3 cm
disertai dengan berat bayi kurang dari 3000 g. angka kesuksesnyanya mencapai 85%.

5. U.k. saat persalinan : 36 minggu → preterm


BBL : 2.900 gr → normal (N:2,5-4 kg)
PBL : 50 cm → normal berdasarkan kurva WHO

6. Kemungkinan penyebab sesak bayi baru lahir bermacam-macam, yaitu:


 TTN (Transient Tachypnea of the Newborn)
Kondisi napas cepat dan sesak pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat, biasanya
terjadi sesaat setelah kelahiran atau beberapa jam setelah kelahiran (kurang dari 24 jam).
TTN adalah penyebab utama sindrom distress napas pada bayi baru lahir. TTN ini dapat
terjadi pada bayi aterm/preterm, namun insidesinya lebih banyak terjadi pada kelahiran
melalui SC.
 Lahir preterm
Awalnya bayi tampak normal, tidak ada tanda asfiksia. Namun, seiring berjalannya
waktu, faktor-faktor pencetus seperti suhu yang dingin, atau kadar insulin tinggi (lahir
dari ibu DM) bisa sangat memengaruhi produksi surfaktan.
 Masalah pada jantung → PJB sianotik karena ada tanda sianosis

7. Diagnosis sementara: gangguan napas neonatus


STEP 4 – SKEMA
Riwayat prenatal:
tidak ada riwayat
penyakit apapun
Dx:
Riwayat antenatal:
Gangguan napas
Bayi baru lahir Lahir SC neonatus
ibu G2P1A0 Langsung menangis
BBL: 2.900 gr
u.k. 36 minggu
(preterm) PBL: 50 cm
Riwayat 12 jam pascanatal: Tatalaksana
Sesak napas
Menangis merintih
Bibir kebiruan
Tidak ada riwayat tersedak saat
menetek ibu

STEP 5 – SASARAN BELAJAR


1. Definisi dan etiologi dari sesak nafas neonatus
2. Gejala dan tanda bayi dengan gangguan sesak napas
3. Pemeriksaan fisik dan penunjang bayi sesak napas
4. Diagnosis banding bayi sesak napas
5. Tatalaksana dan edukasi bayi sesak napas
STEP 6 – BELAJAR MANDIRI

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai