Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Definisi
Stunting merupakan gambaran terhambatnya pertumbuhan sebagai akibat dari
kurangnya asupan zat gizi dalam jangka waktu yang lama. Menurut WHO Child
Growth Standart Stunting didasarkan pada indeks panjang badan dibandingkan
umur (TB/U)dengan batas (z-score) kurang dari -2 SD.
2.2 Etiologi
Faktor risiko terjadinya stunting antara lain :
a. Asupan makanan
Kurangnya asupan makanan disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain yaitu pola makan yang salah, tidak tersedianya makanan secara
cukup..
b. Status sosial ekonomi
Balita dengan gizi buruk pada umumnya hidup dengan makanan
yang kurang bergizi.
c. ASI
Hanya 14% ibu di Indonesia yang memberikan air susu ibu (ASI)
eksklusif kepada bayinya sampai enam bulan.
d. Berat Badan Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.

2.3 Epidemiologi
Prevalensi balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia
tahun 2017 adalah 9,8% dan 19,8%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu prevalensi balita sangat pendek sebesar 8,5% dan balita pendek sebesar
19%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi balita sangat pendek dan pendek pada
usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur, sedangkan provinsi
dengan prevalensi terendah adalah bali.

2.4 Patofisiologi
Saat asupan makanan sehari-hari tidak terpenuhi, fungsi fisiologis dan
metabolik tubuh akan berubah untuk menghasilkan energi. Cadangan lemak akan
digunakan untuk diubah menjadi energi. Kemudian protein di otot, kulit dan
saluran pencernaan akan dipecah dan diubah menjadi energi. Energi didapatkan
dengan mengurangi aktivitas fisik, pertumbuhan, metabolisme basal, fungsi organ,
respon inflamasi dan imunitas tubuh.
2.5 Manifestasi Klinis
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada
1.000 hari disini mulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Permasalah
stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak
sudah menginjak usia dua tahun
2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan kurang, anak kurus, atau
berat badannya kurang. Selain itu ada keluhan anak kurang/tidak mau makan,
sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kedua kaki,
kadang sampai seluruh tubuh.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik menyeluruh sangat penting dilakukan dalam setiap sesi
konseling.
Pemeriksaan fisik sesuai keluhan anak untuk mencari faktor risiko stunting
misalnya adanya tanda infeksi dan anemia (pucat).
Pengukuran Antropometri :
Anak stunting biasanya juga mengalami underwight (BB/U dibawah -2SD)
atau wasting (BB/TB <- SD). Pada stunting BB/TB biasanya berada pada area <1
SD. Bila BB/TB >1 SD, lacak ke arah kelainan endokrin (difisiensi hormon
pertumbuhan< kortisol, hipotiroid).
c.Pemeriksaan Penunjang
- Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolit
serum, protein serum (albumin, globulin), feritin.
- Tes Mantoux

2
- Radiologi (dada, AP dan lateral)
- EKG
2.7 Terapi

2.8 Komplikasi
 Anoreksia
 Pneumonia berat
 Anemia berat
 Dehidrasi berat
 Demam sangat tinggi
 Penurunan kesadaran
2.9 Prognosis

Stunting dapat menjadi buruk apabila penderita terdapat penyakit penyerta.

Anda mungkin juga menyukai