Makalah Pengkajian Lingkungan Keluarga Kel 3..........
Makalah Pengkajian Lingkungan Keluarga Kel 3..........
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. M. Alfan Alkausar (1914301076)
2. Sinta Rizqiani (1914301082)
3. Dilla Nopiyana Pubian (1914301089)
4. Serli Diani (1914301059)
5. Sindi Artika (1914301065)
6. Elva Nuri Sakinah (1914301055)
7. Alfiaturrohmi (1914301066)
8. Tasya Dwinta (1914301056)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “Pengkajian Lingkungan Keluarga” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Selain itu, keluarga juga sebagai unit pelayanan perawatan, sebeb keluarga
sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat (Mubarak & Chayatin, 2011). Keluarga bisa sebagai
kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau meperbaiki
masalah – masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Oleh sebab itu, ketika
keluarga menghadapi masalah tersebut adalah individu yang peran penting dalam
keluarga disamping dengan bantuan dari individu lain yang memiliki profesi dalam
berperan mengatasi masalah contohnya keperawatan dalam keluarga.
PEMBAHASAN
1. Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, kontrak, atau
lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah untuk
tempat tinggal.
3. Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada fasilitas
pengaman bahaya kebakaran.
4. Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk.
2. Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan industry kecil
agraris).
7. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam lingkungan
dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan keadaan gawat darurat,
kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
10. Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotik, pasar, wartel, dan lainnya.
12. Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah ada masalah
yang serius seperti tidak aman dan ancaman yang serius.
Sistem pendukung keluarga yaitu, siapa yang menolong keluarga pada saat
keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling serta aktifitas-aktifitas
keluarga.
5) Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan
emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai
rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin
dengan keadaan tersebut.
6) Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan
kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan
yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien
untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan
emosi dan fisiknya.
7) Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan
klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang
jelas.Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam
memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8) Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan
diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan
mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode
pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta
melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran
yang direncanakannya.
9) Kolabolator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10) Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
11) Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
12) Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
2.5 Peran Perawat Profesional Dalam Membangun Citra Perawat Ideal Di Mata
Masyarakat
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu
cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena
suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai
alternatif terakhir dalam menentukan pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu,
perawat merupakan suatu profesi yang mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya
untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun.
Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan
sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi dan
peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik
kepada klien.
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka
pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai
dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan
dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan.
Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan.
Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar
citra perawat senantiasa baik di mata masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk
membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan
masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak
ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra
perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-
sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak
digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu keharusan
bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang perawat
profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role
model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini
dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia
lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi
jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak
aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat Perawat yang
ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab ketika ditanya
mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin
kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut
memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat
bersikap baik dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat
memberikan asuhan keperawatan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih
menemukan perilaku kurang baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien
saat menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena
bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang
hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban demikian dari
masyarakat
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang
baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat
profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun
peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis,
pelindung dan advokat klien, manajer kasus,rehabilitator, pemberi kenyamanan,
komunikator, penyuluh, dan peran karier.Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh
dalam membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan menekankan
peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra perawat ideal di mata
masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan,
peran sebagai pemberi kenyaman dan peran sebagai komunikator. Peran sebagai
pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi seorang
perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik
dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di mata
masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik
keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya.Tidak dapat
dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam
melakukan praktik keperawatan.
Namun, perawat vokasional memiliki pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika
dibandingkan dengan perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat
profesional saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh
perawat vokasional.
Seorang perawat profesional harus memahami landasan teoritis dalam
melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi
perawat profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan
yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak
baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas,
terampil dan professional. Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri
manusia. Masyaraka yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki
kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat
memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai
pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya
suatu citra keperawatan yang baik. Seorang perawat professional diharapkan mampu
menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat
profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda
dalam diri klien akan rasa nyaman.
Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan,
sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian rasa nyaman yang diberikan
perawat kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap
peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada
klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya
merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien
dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di
rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien
itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di
mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi
komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia
menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan
mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi
yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam
memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap individu
yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas fingsinya sendiri,
dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan akan
tetapi keluarga mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah –
masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu
anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Jadi, yang dibutuhkan
dalam menangani masalah ini selain peran dari keluarga diperlukan juga profesi yang
bekerja dalam kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat
meningatkan produktifitas dan kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas
dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan
meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas 1 Muara Bungo, 2018. Data Profil Kesehatan puskesmas Muara Bungo
Friedman. 2008. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: Rajawana
Tamher, S; Heryati. 2008. Patologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Medika