Askep KGD Keracunan-Dikonversi
Askep KGD Keracunan-Dikonversi
“KERACUNAN”
Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap kritik
dan saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi
kita sekalian, Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan .................................................................................`
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keracunan
2. Mengetahui klasifikasi keracunan
3. Mengetahui penyebab keracunan
4. Mengetahui tanda dan gejala keracunan
5. Mengetahui proses perjalanan penyakit (PATOFISIOLOGI) sehingga menjadi keracunan
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang keracunan
7. Mengetahui penatalaksanaan keracunan
8. Mengetahui asuhan keperawatan (Pengkajian-Intervensi) keracunan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung,
suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis
relative kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih
organ atau jaringan.
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan
bahkan dapat menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan datang karena masalah toksik.
Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik melalui saluran pencernaan,
saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
B. ETIOLOGI
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
- Polusi limbah industri yang mengandung logam berat,
- Bahan makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme seperti kuman, bakteri,
protozoa, parasit, jamur beracun.
- Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal,
tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang
merupakan racun bagi tubuh.
C. KLASIFIKASI
❖ Klasifikasi Keracunan ada 2 yaitu :
- Keracunan korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi produk
alkali, pembersih toilet, deterjen
- Keracunan Non korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat non korosif meliputi
makanan, obat-obatan, gas.
D. PATOFIOLOGI
Keracunan dapat disebabkan oleh bebebrapa hal, diantaranya faktor bahan
kimia,mikroba,makanan,toksin,dll. Penyebab tersebut mempengaruhi vaskuler sistemik
sehingga terjadi penurunan organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung. gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi
darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia).
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai di lambung, lalu
lambung akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri terhadap benda atau
zat asing yang masuk ke dalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha
membuang zat tersebut dengan cara memuntahkannya. Karena seringnya muntah maka
tubuh akan mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama dengan
muntahan. Karena dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan tubuh akan lemas dan banyak
mengeluarkan keringat dingin. Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi, dan
keluarnya keringat dingin akan merangsang kelenjar hipopisis anterior untuk
mempertahankan homeostasis tubuh dengan terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak
segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat menyebabkan
pingsan sampai kematian.
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan
tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah
perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi
mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia
terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin
tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang
terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia
(Brunner and Suddarth, 2010).
F.MANIFESTASI KLINIS
- Mual - Dehidrasi
- Muntah-muntah - Kram perut
- Diare - Kejang
- Hipertermi/hipotermia - Mulut kering
- Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
- Rasa lemas dan mengigil
- Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah
terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari, tapi
hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika yang keracunan masih
mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
KOMPLIKASI
1. henti nafas
2. henti jantung
4. Koma
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiografi
EKG dapat memberikan bukti-bukti dari obat-obat yang menyebabkan penundaan
disritmia atau konduksi.
2. Radiologi
Banyak substansi adalah radioopak, dan cara ini juga untuk menunjukkan adanya
aspirasi dan edema pulmonal.
3. Analisa GasDarah, elektrolit dan pemeriksaan laboratorium lain
Keracunan akut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, termasuk
natrium, kalium, klorida, magnesium dan kalsium. Tanda-tanda oksigenasi yang tidak
adequat juga sering muncul, seperti sianosis, takikardia, hipoventilasi, dan perubahan
status mental.
H.PENATALAKSANAAAN
➢ PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Stabilisasi
- Jalan nafas (A)
- Pernafasan (B)
- Sirkulasi (C)
2. Dekomentaminasi
a) Mata
Irigasi dengan air bersih suam-suam kuku / larutan NaCl 0,9 % selama 15-20
menit, jika belum yakin bersih cuci kembali
b) Kulit, cuci (scrubbing) bagian kulit yang terkena larutan dengan air mengalir
dingin atau hangat selama 10 menit
c) Gastroinstestinal
Segera beri minum air atau susu secepat mungkin untuk pengenceran.
Dewasa maksimal 250cc untuk sekali minum, anak-anak maksimal 100cc untuk
sesekali minum.
Pasang NGT setelah pengenceran jika diperlukan.
3. Eliminasi
Indikasi melakukan eliminasi:
- Tingkat keracuan berat
- Terganggu rute elimiunasi normal (gagal ginjal)
- Menelan zat dengan dodsis letal
- Pasien dengan klinkis yang dapat memperpanjang koma
Tindakan eliminasi:
a) Dieresis paksa:
Furosemida 250 mg dalam 100cc D5% habis dalam 30 menit.
b) Alkalinisasi urine:
Na-Bic 50-100meq dalam !liter D5% atau NaCl 2,25%, dengan infuse continue 2-
3cc/kg/jam
c) Hemodialisa
Dilakukan di RS yang memiliki fasilitas Hemodialisa. Obat-obat yang dapat
dieleminasi dengan tehnik ini berukuran kecil dengan berat molekul kurang dari
500 dalton, larut dalam air dan berikatan lemah dengan protein.
ASUHAN KEPERAWATAN KERACUNAN
1. PENGKAJIAN
a. Kaji gejala klinis yang tampak pada klien
b. Anamnesis informasi dan keterangan tentang keracunan dari korban atau dari
orang-orang yang mengetahuinya
c. Identifikasi sumber dan jenis racun
d. Kaji tentang bentuk bahan racun
e. Kaji tentang bagaimana racun dapat masuk dalam tubuh pasien
f. Identifikasi lingkungan dimana pasien dapat terpapar oleh racun
g. Pemeriksaan fisik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru akibat
akumulasi udara.
2. Resiko kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan efek tokxin pada
pencernaan.
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan depresi sistem
saraf pusat
3. INTERVENSI
NO.
DX Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Setelah diberikan asuhan a) Pantau a) Mengetahui
keperawatan diharapkan jalan nafas tingkat/kedaleman dan tingkat pernafasan
klien kembali efektif dengan pola pernafasan. klien
Kriteria hasil: b) Auskultasi bunyi nafas. b) Mengetahui bunyi
- Pasien mampu c) Pertahankan posisi pernafasan klien
mempertahankan pola tidur yang nyaman, c) Meningkatkan
nafas yang efektif biasanya dengan inspirasi
dengan tingkat peninggian kepala maksimal,
pernafasan yang tempat tidur. meningkatkan
normal. d) Berikan tambahan O2 ekspansi paru.
- Paru-paru pasien bersih, d) Meningkatkan
bebas dari cianosis, dan pernafasan klien
tanda-tanda/ gejala-
gejala hipoksia yang
lain.
2. Setelah diberikan asuhan a) Catat adanya mual, a) Mengetahui
keperawatan diharapkan kebutuhan muntah, dan diare adanya tanda-
nutrisi klien terpenuhi dengan b) Berikan nutrisi yang tanda mual,
Kriteria hasil: cukup pada klien muntah dan diare
- Nafsu makan meningkat c) Ajarkan klien untuk b) Untuk memenuhi
- BB naik memakan makanan kebutuhan nutrisi
- Kebutuhan tubuh pasien yang seimbang pada klien
akan nutrisi tetap terpenuhi d) Kolaborasikan dengan c) Untuk memenuhi
- Pasien tidak menunjukkan ahli gizi kebutuhan nutrisi
penurunan status klien
gizi/nutrisi, seperti pasien d) Mengetahui
tidak tampak mengurus, adanya
turgor kulit tetap baik peningkatan status
gizi klien
DEFINISI
Keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian. Semua zat dapat menjadi racun bila
diberikan dalam dosis yang tidak seharusnya. Berbeda dengan alergi, keracunan
memiliki gejala yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena
penanganan yang kurang tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah
keracunan yang dialami penderita.
5. URAIAN UMUM
5.1 Kematian adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme
biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik
karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti
kecelakaan.
5.2 Alergi adalah sebuah kondisi di mana tubuh memiliki respon yang berlebihan
terhadap suatu zat (misalnya makanan atau obat).
5.3 Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat
mempengaruhi suatu organisme secara biologis; makin besar kadarnya, makin besar
pula dosisnya.
5.4 Racun adalah suatu zat yang dalam jumlah relatif kecil (bukan minimal), yang
jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya reaksi
kimiawi (efek kimia) yang besar yang dapat menyebabkan sakit, bahkan kematian
6. PERALATAN
6.1 Alat
6.1.1 Tabung oksigen
6.1.2 Stetoskop, termometer, tensimeter
6.2 Bahan
6.2.1 Sepasang sarung tangan
6.2.2 Air dan sikat
7. ALUR PROSES
NO INSTRUKSI KERJA PETUGAS
1 Medis &
Petugas menerima pelanggan
Paramedis
2 Medis &
Petugas melakukan anamnesa
Paramedis
3 Petugas mencuci tangan dan persetujuan tindakan dan memakai sarung Medis &
tangan Paramedis
4 Petugas melakukan pemeriksaan fisik, mata, kulit,
pernafasan, kardiovaskuler dan mengidentifiksikan bahan penyebab Medis &
keracunan yang diambil dari ekskresi pelanggan dan menegakkan diagnosa Paramedis
dengan cepat
5 Petugas melakukan penanganan pada pelanggan keracunan:
7.5.1 Keracunan melalui mulut
7.5.1.1 Usahakan pelanggan muntah
7.5.1.2 Berikan antiracun umum
7.5.1.3 Tidak boleh dimuntahkan pada :
7.5.1.3.1 Menelan asam/basa kuat.
7.5.1.3.2 Menelan minyak.
7.5.1.3.3 Korban kejang atau ada bakat kejang. Medis &
7.5.1.3.4 Korban tidak sadar/ada gangguan kesadaran Paramedis
7.5.2 Keracunan melalui pernapasan
7.5.2.1 Berikan oksigen
7.5.3 Keracunan melalui kontak/kulit
7.5.3.1 Buka baju penderita
7.5.3.2 Bila racun berupa serbuk sikat sampai bersih
7.5.3.3 Siram bagian yang terkena racun dengan air (minimal 20 menit)
7.5.3.4 Jangan siram kulit dengan air yang terkena soda api
6 Petugas meningkatkan eliminasi racun sesuai dengan penyebab dan
Medis &
mengawasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita
Paramedis
muntah.
7 Pemberian terapi antidotum dan lain-lain bila diperlukan. Petugas
Medis &
melakukan penatalaksanaan syok bila terjadi dan terus memantau tanda
Paramedis
vital secara berkala.
8 Pelanggan melakukan rujukan bila perlu terutama apabila pelanggan tidak Medis &
sadar atau keracunan melalui suntikan/gigitan Paramedis
9 Medis &
Petugas memberikan resep kepada pelanggan jika diperlukan
Paramedis
10 Medis &
Petugas membereskan alat dan cuci tangan
Paramedis
11 Medis &
Petugas melakukan pencatatan
Paramedis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis
B. Saran
1. Kepada orang tua yang mempunyai anak yang belum dewasa harus memperhatikan
penyimpanan bahan-bahan kimia jauh dari jangkauan anak dan diberi lebel sehingga anak
dapat membaca dan lebih berhati-hati.
2. Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan penanganan
racun berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan yang cepat dan
benar.
3. Bagi petugas kesehatan hendaknya melakukan penilaian terhadap tanda vital seperti jalan
nafas / pernafasan, sirkulasi dan penurunan kesadaran, sehingga penanganan tindakan
risusitasu ABC (Airway, Breathing, Circulatory) tidak terlambat dimulai.
DAFTAR PUSTAKA