MENGGUNAKAN 4 AGENDA
1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan persan setiap
aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
JAWAB:
RUMUSAN KASUS:
Pemerintah mengalokasikan triliunan rupiah dana desa di dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN). Jumlah tersebut terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah desa yang
menerima bantuan. Maraknya kabar keberadaan desa fiktif di sejumlah wilayah Tanah Air menjadi
indikasi bahwa dana desa yang selama ini dikucurkan pemerintah pusat hanya sekedar menjadi
bancakan untuk dibagi-bagi oleh oknum tidak bertanggung jawab di daerah yang tidak sesuai
dengan wawasan kebangsaan. Tim khusus kepolisian pun telah diterjunkan untuk melakukan
pengecekan fisik di 23 desa yang tidak terdata di Kementerian Dalam Negeri maupun Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara, hasilnya 2 desa diantaranya tidak memiliki penduduk sama sekali. Di
lain pihak, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengindikasi adanya 34 desa yang bermasalah.
Tiga desa fiktif, sedangkan 31 lainnya ada tapi surat keputusan pembentukannya dibuat dengan
tanggal mundur.
Hal ini terjadi karena tidak adanya rasa bela negara dari oknum tidak bertanggungjawab yang
membuat laporan tentang desa fiktif atau desa palsu (desa yang tidak memiliki penduduk) dengan
tujuan agar mendapatkan bantuan dana desa untuk kepentikan pribadi. Oknum tersebut
memanfaatkan celah pengelolaan yang tidak mudah dilakukan pemerintah, mengingat luasnya
wilayah sebaran yang ada yaitu dari Sabang hingga Merauke.
Hal ini sangat bertentangan dengan nilai wawasan kebangsaan, yaitu cara pandang yang dilandasi
oleh kesadaran diri dalam bertindak di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para oknum
tersebut tidak memiliki rasa peduli terhadap bangsa dan negara. oknum tersebut membohongi diri
sendiri, keluarga serta negaranya, hal ini akan merusak citra bangsa di mata dunia.
Isu kontemporer semacam ini harus ditindak secara tegas oleh pihak berwajib, permasalahan ini
juga tidak sesuai dengan manajemen ASN dimana seorang ASN seharusnya melaksanakan tugas
dengan jujur dan penuh tanggung jawab, serta bekerja secara profesional dan berkualitas.
Oknum tersebut juga menentang sikap pelayanan publik dimana seharusnya dia melayani
masyarakat dengan sebaik mungkin tetapi justru menyalahgunakan anggaran dana desa dengan
laporan yang tidak sesuai.
2. Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar
PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat
berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
JAWAB:
Dilihat dari nilai akuntabilitas, munculnya desa fiktif disebabkan tidak ada transparansi laporan
serta pertanggungjawaban terhadap dana desa yang telah dicairkan sehingga para oknum tersebut
dapat dengan leluasa menggunakan dana desa tersebut untuk kepentingan pribadi. Ditinjau dari
segi nilai nasionalisme, tindakan atau perilaku oknum tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai
Pancasila seperti keadilan sosial karena hal tersebut hanya menguntungkan diri sendiri dan tidak
mencerminkan sikap peduli terhadap bangsa dan negara.
Hal tersebut juga melanggar etika publik karena prosedur pelaksanaan tidak jelas, laporan tidak
transparan, kurang sopan karena menyalahi prosedur serta tidak memiliki etika dan etiket yang
baik sebagai seorang warga negara. Dari segi komitmen mutu, hal tersebut jelas melanggar karena
menjalankan sesuatu tanpa prosedur yang berorientasi pada mutu, mereka tidak mencerminkan
karakter yang baik. mereka perlu menanamkan dan menumbuhkan sikap komitmen mutu agar
tidak terjadi isu semacam itu di masa yang akan datang.
Dilihat dari nilai anti korupsi sudah jelas hal tersebut melanggar karena oknum tersebut bersikap
tidak jujur dalam perkataan serta perbuatannya yakni membuat laporan palsu guna kepentingan
pribadi saja. Ketidakcermatan beberapa instansi ini disebabkan oleh masih kurang tertatanya
manajemen ASN, hal ini juga disebabkan tidak menyatunya data antar instansi pemerintahan
akibat sistem whole of government di negera kita ini masih belum maksimal.
DAMPAK:
Kejadian ini menimbulkan dampak kerugian bagi pelaku karena sudah pasti akan menerima sanksi
hukum, selain itu juga merugikan masyarakat luas serta menimbulkan ketidakpercayaan terhadap
sistem pemerintahan, kerugian juga terjadi pada negara yakni, kerugian uang negara dengan tidak
tersalurkannya dana desa karena sikap korupsi oknum yang tidak bertanggungjawab, kerugian
uang negara dalam hal biaya pengusutan kasus, dan kegaduhan yang berdampak pada opini
masyarakat. Dampak-dampak tersebut seharusnya tidak terjadi jika nilai dasar akuntabilitas, etika
publik, komitmen mutu diterapkan dengan baik. Selain itu WoG juga penting sekali untuk
meminimalkan terjadinya mis komunikasi antar lembaga dan perangkat desa, antar pemerintah
daerah dan juga pemerintah pusat.
3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi
kasus
JAWAB:
Berdasarkan konteks diskripsi kasus diatas yaitu terjadinya desa fiktif, hal ini dikarenakan ada
unsur praktik tindak korupsi yang dilakukan oleh pejabat atau orang yang tidak bertanggungjawab
di pemerintahan daerah. Oleh karena itu, diperlukan gagasan alternatif pemecahan masalah :
1. Memperketat sistem pengalokasian dana desa dengan setiap desa memiliki kode wilayah yang
terdaftar di Kementerian Dalam Negeri, desa yang ingin mendapatkan bantuan dari
pemerintah pusat, harus mengajukan usulan melalui pemerintah kabupaten/kota sebelum ke
Kementerian Keuangan (akuntabilitas)
2. Penanaman nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) secara berkala kepada pejabat terkait dengan
mengadakan pelatihan khusus agar nilai-nilai dasar ASN selalu terupgrade
3. Pengawasan yang ketat dan proses verifikasi berlapis dengan selalu melakukan koordinasi
antar lembaga, dan komunikasi pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
4. Melakukan evaluasi dampak serta manfaat dari program tersebut. Melalui sistem yang
terbangun dengan baik akan terbentuk whole of government yang efektif dan berdampak
positif bagi kemajuan dan kesejahtareaan bangsa.
5. Meningkatkan peran masyarakat dan LSM dalam pemantauan setiap program pemerintah
untuk terus memperbaiki setiap layanan yang diberikan pemerintah (pelayanan publik)
6. Melakukan penindakan yang tegas atas setiap pelanggaran hukum (anti korupsi)