Anda di halaman 1dari 401

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL KEBIDANAN DAN CALL FOR PAPER


Peningkatan Kualitas Pelayanan Kebidanan Melalui Pendekatan Holistik

Semarang, 16 Maret 2017

Editor:
Kartika Sari, S.Si.T., M.Keb.
Ida Sofiyanti, S.Si.T., M.Keb.

Program Studi Kebidanan


Universitas Ngudi Waluyo
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KEBIDANAN DAN CALL FOR PAPER
Peningkatan Kualitas Pelayanan Kebidanan Melalui Pendekatan Holistik

Editor: Kartika Sari, S.Si.T., M.Keb.


Ida Sofiyanti, S.Si.T., M.Keb.
Desain sampul: Thomas Sugeng Hariyoto
Tata letak: Thomas Sugeng Hariyoto

Diterbitkan oleh:
Program Studi Kebidanan
Universitas Ngudi Waluyo
Jl. Gedongsongo, Candirejo Ungaran
Kabupaten Semarang
Telp. & fax : (024) 76914400

Cetakan pertama, April 2017

Copyright © 2017, Program Studi Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo


Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam
bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

Seminar Gizi yang diselenggarakan oleh Program Studi Kebidanan Universitas Ngudi
Waluyo dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2017

ISBN 978-602-61474-0-0

Semua tulisan yang ada dalam prosiding bukan merupakan cerminan sikap dan atau
pendapat Dewan Penyunting. Tanggung jawab terhadap isi atau akibat dari tulisan
tetap terletak pada penulis

ii
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
NGUDI WALUYO

AssalamualaikumWr.Wb
Alhamdulillahirobbilalamiin puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada kita sekalian. Salah satu nikmat yang
sekarang kita rasakan adalah nikmat kesehatan sehingga kita dapat menyelenggarakan
seminar nasional ini. Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada Ketua Panitia beserta seluruh jajaran kepanitiaan seminar
nasional Nasional dan Call For Paper Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo dengan tema hypnobirthing the conny method yang telah
mempersiapkan terselenggaranya seminar nasional ini.

Mengingat masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di
Indonesia maka Hal ini sangat penting untuk saya sampaikan mengingat Universitas Ngudi
Waluyo sedang bekerjakeras untuk menggapai pengakuan public sebagai Universitas yang
berbudaya sehat dan bereputasi Internasional. Kegiatan ini merupakan perwujudan dalam
bidang Tri Darma Perguruan Tinggi untuk mencapai visi tersebut, tentu saja akan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan.

Berdasarkan berbagai penelitian, pemanfaatan hipnosis dalam persalinan terbukti


membantu calon ibu hamil menjalani dan menikmati proses kehamilan dan persalinan
dengan tenang dan nyaman. Rasa sakit saat melahirkan dapat dikurangi bahkan diatasi
dengan metode hypnobirthing. Menurut Conny Widya Hermina, praktisi sekaligus
penggagas hypnobirthing The Conny Method, hypnosis yang disertai berbagai teknik
penanganan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki persepsi, komunikasi, dan relasi
pasangan yang menantikan buah hati sehingga dapat menjalani dengan tenang, nyaman,
bahagia, dan penuh percaya diri.

Dalam kegiatan ini dibahas The Conny Method sebagai sebuah metode
hypnobirthing sebagai sebuah metode komplementer yang bertitik berat pada perubahan
pola piker serta emosi ibu hamil dan pasangannya, juga akan dibahas dari aspek legal
komplementer pada pelayanan kebidanan. Selain itu juga merupakan wadah diseminasi
informasi berbagai hasil riset, telaah literature kebidanan pada khususnya dan kesehatan
pada umumnya yang akan membantu menambah wawasan bagi bidan dan calon bidan.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam seminar yang
diselenggarakan oleh Prodi Kebidanan FIKES UNW ini dengan harapan semoga
memberikan pencerahan bagi kita khususnya yang selalu terlibat dalam penelitian, dan
pembelajaran dan dapat diterapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

iii
Demikian sambutan ini kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
WassalamualaikumWr Wb.

Hormat Kami
Dekan

Heni Setyowati,S.SiT.,M.Kes

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb....
Salam Damai, dan Salam Sejahtera untuk kita semua
Om Swasti Astu....
Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua sehingga acara Seminar
Nasional Kebidanan dan Call For Paper dengan Tema:” Peningkatan Kualitas
Pelayanan Kebidanan Melalui Pendekatan Holistik” oleh Prodi Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo dapat terselenggara sesuai dengan rencana.
Kami mengucapkan terimakasih kepada peserta Seminar Nasional Kebidanan dan Call for
Papper yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini...

Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu :


a. Meningkatkan dan memperluas wawasan Bidan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan melalui pendekatan Holistik.
b. Sebagai sarana untuk lebih mempererat persahabatan dan persaudaraan antar peserta
c. Sebagai ajang untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan
dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sosial budaya
khususnya di bidang kesehatan.
Seminar Nasional Kebidanan dan Call for paper ini dapat terlaksana karena dukungan
dan usaha semua pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada Yayasan Ngudi
Waluyo, Bapak Rektor dan seluruh jajarannya, Para Nara Sumber, Assosiasi Profesi (IBI),
para sponsor dan tak lupa penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada
segenap panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan ini. Besar harapan kami
agar kegiatan Seminar Nasional Kebidanan dan Call for papper ini dapat menjadi agenda
rutin yang dilaksanakaan oleh Prodi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Ngudi Waluyo.
Kami sebagai panitia penyelenggara mohon maaf apabila terdapat kekurangan-kekurangan
dalam pelaksanaan acara ini, karena kami menyadari tak ada gading yang tak retak....

Sebelumnya saya ingin mengucapkan kalimat ―ketika kita memaknai hari ini adalah hari
yang biasa-biasa saja maka kita akan keluar dari ruangan ini menjadi orang yang
biasa-biasa saja, namun ketika kita memaknai hari ini adalah hari yang sangat luar
biasa maka kita akan keluar dari ruangan ini menjadi orang yang sangat luar biasa....

v
Semoga melalui kegiatan ini banyak informasi dan pengetahuan yang kita dapatkan guna
meningkatkan kualitas kita sebagai Bidan serta mampu mewujudkan atmosfer riset yang
baik, budaya riset yang kokoh, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan
Ilmu dan Teknologi kesehatan.

Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Om Shanti Shanti Shanti Om....

Ketua Panitia Seminar Nasional Kebidanan dan Call For Paper

vi
DEWAN REDAKSI
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBIDANAN DAN CALL OF PAPER

KETUA:
Kartika Sari S.Si.T.,M.Keb

REDAKTUR :
Ida Sofiyanti S.Si.T.,M.Keb
Hapsari Windayanti S.Si.T.,M.Keb
Moneca Diah L., S.ST.,M.Kes

REVIEWER :
1. Heni Setyowati S.Si.T.,M.Kes
2. Heni Hirawati P S.Si.T.,M.Kes
3. Rini Susanti S.Si.T.,M.Kes
4. Ninik Christiani S.Si.T.,M.Kes
5. Kartika Sari S.Si.T.,M.Keb
6. Chichik Nirmasari S.Si.T.,M.Kes
7. Ari Andayani S.Si.T.,M.Kes
8. Widayati S.Si.T.,M.Keb
9. Hapsari Windayanti S.Si.T.,M.Keb

ALAMAT REDAKSI : GEDUNG F PRODI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
Jl. Gedongsongo, Candirejo, Ungaran Barat
Kabupaten Semarang Jawa Tengah 50513

vii
viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DEWAN REDAKSI ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

1. ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA


DETEKSI DINI KANKER SERVIKSDI KELURAHAN CANDIREJO
KABUPATEN SEMARANG
Dwi Fuji Astuti, Heni Setyowati, Eti Salafas ............................................................... 1

2. PERSIAPAN KEHAMILAN PADA PEREMPUAN DENGAN


RIWAYAT MERARIQ DI PULAU LOMBOK
Irni Setyawati, Ni Putu Aryani, Widya Dwijayanti ...................................................... 9

3. PENATALAKSANAAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL


Ida Sofiyanti ........................................................................................................................................ 17

4. PENGETAHUAN BIDAN TENTANG TEKNIK MASAGE DENGAN


MINAT PENERAPAN DALAM MENGURANGI NYERI
PERSALINAN
Dias Ayu Farida, Kartika Sari, Puji lestari .................................................................. 25

5. PEMANFAATAN HERBAL PADA ASUHAN IBUNIFAS


Hapsari Windayanti ................................................................................................... 32

6. HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH


PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN
KOTA TARAKAN
Yuni Retnowati, Nurul Muslimah ............................................................................... 42

7. PENGARUH METODE LEBOYER TERHADAP PENURUNAN


STRES BAYI BARU LAHIR
Nurul Hikmah Annisa ................................................................................................ 51

8. EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PADA WANITA MASA


REPRODUKSI
Ni Luh Yolanda Ambarwati, Chichik Nirmasari, Masruroh........................................... 58

ix
9. EFEKTIVITAS TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI
Fatimah Nur Rahma, Ida Sofiyanti, Chichik Nirmasari ................................................ 63

10. HUBUNGAN ANTARA PERAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI


PEMBERI INFORMASI DENGAN PEMERIKSAAN HIV/ AIDS
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS
KABUPATEN SEMARANG
Fitri Ferliana Sari, Fitria Primi Astuti ........................................................................ 69

11. PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN


KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL
Ni Kadek Ayu Sri Susilawati, Chichik Nirmasari ......................................................... 77

12. HUBUNGAN ANTARA HYPNOBIRTHING DENGAN LAMANYA


PERSALINAN KALA I DIKLINIK GRIYA HAMIL SEHAT TEGAL
Ulfatul Latifah, Ayu Amalia Safitri, Ayu Nilatul Izzah ................................................ 83

13. HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI


LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
Ita Eko Suparni, Siti Asiyah, Helga Yuliana Putri ....................................................... 90

14. ANALISIS MODEL FAKTOR PERILAKU MENYUSUI DINI DI


PUSKESMAS KESAMIRAN KABUPATEN TEGAL
Iroma Maulida, Juhrotun Nisa, Ratih Sakti Prastiwi, Yossi Hendriana ........................... 96

15. PENTINGNYA KELAS IBU HAMIL TERHADAP PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF
Shalva Ismi Destriana, Ari Indra Susanti, Dini Saraswati Handayani ............................ 103

16. HUBUNGAN ANTARA MODAL SOSIAL, PENYULUHAN


KESEHATAN, DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN
SANITASI RUMAH DI BENGKULU
Shinta, Bhisma Murti, Nunuk Suryani ........................................................................ 112

17. HUBUNGAN USIA KEHAMILAN DAN PREEKLAMPSIA DENGAN


ASFIKSIA NEONATORUM BAYI BARU LAHIR DI RSUD
AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
Elli Yafit Viviawati, Luvi Dian Afriyani, Yunita Galih Yudanari ................................. 118

x
18. PENGARUH PENGGUNAAN KONDOM TERHADAP KEJADIAN
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA WANITA PEKERJA
SEKS (WPS) DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2017
Ainun Hanifa, Ari Natalia Probandari, Eti Poncorini Pamungkasari .............................. 125

19. PENGARUH DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA WANITA USIA
REPRODUKSI YANG MENGALAMI ANEMIA
Sri Handayani, Zaenal Arifin ..................................................................................... 132

20. DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN


METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI KABUPATEN
SUKOHARJO
Sri Setiyo Ningrum, Dono Indarto, Mahendra Wijaya .................................................. 139

21. FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN PERNIKAHAN DINI DI DESA TEMANGGUNG
KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2016
Linda Dian Anggraeni, Masruroh, Faridah Aini ........................................................... 147

22. PENGARUH SOSIO DEMOGRAFI TERHADAP KUALITAS HIDUP


PADA ODHA Di KABUPATEN TULUNGAGUNG
Mia Ashari Kurniasari, Bhisma Murti, Argyo Demartoto.............................................. 155

23. PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI DAN NUTRISI SELAMA


KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN GIZI BURUK PADA
BALITA
Yespy Anna Wahyu Nurindahsari, Bhisma Murti, Eti Poncorini Pamungkasari .............. 162

24. HAMBATAN DAN MANFAAT DALAM PROGRAM SKRINING


INFEKSI MENULAR SEKSUAL DENGAN VOLUNTARY
COUNSELLING AND TESTING BAGI NARAPIDANA DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS II A KOTA
MALANG
Rosyidah Alfitri, Argyo Demartoto, Eti Poncorini Pamungkasari .................................. 168

25. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN SUPIR TRUK TENTANG PENYAKIT IMS DAN
HIV/AIDS
Heni Hirawati Pranoto ............................................................................................... 176

xi
26. PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE
PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLI KANDUNGAN
RSUD UNGARAN
Nur Faizah Ulfah, Cahyaningrum, Adil Zulkarnain ...................................................... 182

27. HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO


UTERI DI DESA CANDIREJO
Ari Andayani, Widayati, Risma Aliviani ..................................................................... 188

28. PENATALAKSANAAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA


REMAJA PUTRI
Ni Wayan Putri Utami, Ida Sofiyanti .......................................................................... 194

29. PENATALAKSANAAN KELUHAN PADA WANITA MENOPAUSE


SECARA NON FARMAKOLOGIS
Ni Wayan Wahyu Korina, Ida Sofiyanti ...................................................................... 204

30. MANFAAT METODE HYPNOBIRTHING DALAM PROSES


PERSALINAN
I Gusti Agung Ayu Eka Mahastuti, Ninik Christiani .................................................... 210

31. ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR


RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG
Yulia Nur Khayati, Adi Prayitno, Eti Poncorini ........................................................... 218

32. EFEKTIFITAS PELVIC ROCKINGTERHADAP LAMA


PERSALINAN, DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA
JANIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA
Catur Erty Suksesty ................................................................................................... 225

33. KOMITMEN PEKERJA BURUH PABRIK DALAM PEMBERIAN


ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS
Moneca Diah Listiyaningsih ...................................................................................... 232

34. HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN


KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN
SPONTAN
Eny Sulistiyani, Isri Nasifah, Puji Lestari ................................................................... 240

35. ANALISIS JALUR HUBUNGAN FAKTOR PENENTU


PERKEMBANGAN ANAK PERKEMBANGAN ANAKUSIA 1-3
TAHUN DI KOTA SALATIGA
Vistra Veftisia, Didik Tamtomo, Muhammad Akhyar ................................................... 248

xii
36. PEMILIHAN KONTRASEPSI BERDASARKAN EFEK SAMPING
PADA DUA KELOMPOK USIA REPRODUKSI
Erna Setiawati .......................................................................................................... 257

37. KESIAPAN FISIK TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN


MEMILIKI KETURUNAN DI KANTOR URUSAN AGAMA
KECAMATAN PARE
Reni Yuli Astutik, Puput Mega Cahyanti .................................................................... 266

38. ANALISIS JALUR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI


PEMERIKSAAN INPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
Sundari, Bhisma Murti, Nunuk Suryani ....................................................................... 274

39. HIPNOTHERAPI SEBAGAI PERSPEKTIF KOMPLEMENTER DAN


PENGOBATAN ALTERNATIF UNTUK KASUS INFERTILITAS
Ninik Christiani ........................................................................................................ 282

40. METODE DIET DALAM PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TYPE 2
Isfaizah .................................................................................................................... 290

41. KEEFEKTIFAN SENAM PILATES TERHADAP INTENSITAS


NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Fathatul Hidayah, Eti Salafas, Isri Nasifah .................................................................. 297

42. MANFAAT PRENATAL YOGA TERHADAP PROSES


PERSALINAN
Kadek Wedari Negari, Ninik Christiani ...................................................................... 305

43. PERBEDAAN USIA PRODUKTIF DAN USIA NON PRODUKTIF


TERHADAP KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI RSUD
AMBARAWA
Nur Diana Shofiyati, Widayati, Risma Aliviani Putri ................................................... 311

44. ANALISIS PENGARUH BERAT BADAN LAHIR RENDAH,


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, STIMULASI DAN STATUS GIZI
TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 6-
24 BULAN Di KABUPATEN BANYUMAS
Inggar Ratna Kusuma, Harsono Salimo, Endang Sutisna Sulaeman ............................... 321

xiii
45. PENERAPAN SMS GATEWAY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL DI KECAMATAN
GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Dewi Elliana, Titik Kurniawati ......................................................................... 328

46. ANALISIS PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)


SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA
PERTOLONGAN PERSALINAN SPONTAN DI RSUD
BANJARNEGARA
Sutarni, Yuli Trisnawati ............................................................................................ 337

47. WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DENGAN


EPISIOTOMI DAN ROBEKAN SPONTAN
Rini Kristiyanti, Watiroh, Sigit Prasojo ...................................................................... 345

48. STUDI FENOMENOLOGI: STIGMA TENAGA PENDIDIK DAN


KESEHATAN PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS
Fetty Rosyadia Wachdin, Bhisma Murti, Argyo Demartoto .......................................... 353

49. PENGARUH PENGASUHAN Di TAMAN PENGASUHAN ANAK


TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA
Risma Aliviani Putri, Bhisma Murti ........................................................................... 361

50. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN KEKERASAN


DALAM RUMAH TANGGA PADA IBU DI KALIREJO UNGARAN
TIMUR KABUPATEN SEMARANG
Nyemas Sindya Utari, Ninik Christiani, Rini Susanti ................................................... 373

xiv
ANALISIS FAKTOR PEMERIKSAAN IVA DALAM UPAYA DETEKSI
DINI KANKER SERVIKS DI KELURAHAN CANDIREJO
KABUPATEN SEMARANG

Dwi Fuji Astuti1),Heni Setyowati2), Eti Salafas3)


1
Fakultas Ilmu Kesehatan ,UniversitasNgudi Waluyo
Email: dwifuji@yahoo.com
2
Fakultas Ilmu Kesehatan ,UniversitasNgudi Waluyo
Email: h3nysetyo@yahoo.co.id
3
Fakultas Ilmu Kesehatan ,UniversitasNgudi Waluyo
Email: etisalafas@yahoo.com

ABSTRAK

Presentase tingginya angka penderita kanker serviks di Indonesia, dengan kasus


62,65% dari 814 kanker ginekologi (RSCM, 2011) salah satu penyebabnya adalah
karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala dan rendahnya kesadaran wanita
untuk memeriksakan kesehatan dirinya, sebagian besar terdeteksi pada stadium
lanjut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap wanita usia subur dengan motivasi pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini
kanker serviks di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah wanita
usia subur yang terdapat di Kelurahan Candirejo pada bulan April 2015. Teknik
sampelnya adalah dalam proportional random sampling sebanyak 56 orang. Hasil
penelitian menunjukkan 48.40% responden memiliki pengetahuan kurang, 53.60%
responden memiliki sikap cukup baik dan 66.10% responden memiliki motivasi
cukup baik. Nilai p-value pengetahuan dan motivasi sebesar 0,110>0,05 dengan
angka korelasi +0,200 berarti tidak ada hubungan pengetahuan dengan motivasi
pemeriksaan IVA. P-value sikap dan motivasi sebesar 0,007<0,05 dengan angka
korelasi +0,345 berarti ada hubungan sikap WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA
dalam upaya deteksi dini kanker serviks.

Kata Kunci: motivasi, sikap, pengetahuan, pemeriksaan IVA, kanker serviks

|1
PENDAHULUAN baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang
Kanker adalah istilah umum untuk perempuan karena kanker serviks. Di
pertumbuhan sel tidak normal yaitu Indonesia diperkirakan setiap hari muncul
tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal,
tidak berirama yang dapat menyusup berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang
kejaringan tubuh yang normal dan menekan perempuan meninggal dunia karena kanker
jaringan tubuh normal sehingga serviks tiap tahunnya (Yayasan Kanker
mempengangaruhi fungsi tubuh. Kanker Indonesia, 2013).
serviks atau kanker leher rahim adalah Berdasarkan data yang ada, kanker
tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher leher rahim menempati urutan kedua dari
rahim. Seperti penyakit kanker pada jumlah kanker yang terjadi pada wanita.
umumnya, kanker serviks akan Begitu juga dengan jumlah kasus kanker
menimbulkan masalah pada kesakitan, yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan
penderitaan, kematian financial dan provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012
ekonomi, masalah pada lingkungan dengan jumlah insidens untuk kanker
kehidupan dan masalah pada pemerintah. payudara sebanyak 2.261 kasus dan kanker
Dengan demikian penanggulangan kanker leher rahim sebanyak 909 kasus
serviks harus dilakukan secara menyeluruh (DepKes,2014). Insiden kanker serviks
dan terintegrasi (Roumauli dan Vida, menurut perkiraan DEPKES, 100 per
2012; h.151). 100.000 penduduk pertahun, sedangkan
Tanda dan gejala dari kanker dari data Laboratorium Patologi Anatomi
serviks pada umumnya keluhan berupa seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks
perdarahan, cairan atau discharge vagina paling tinggi diantara kanker yang ada di
kemerahan, rasa berat diperut bawah,atau indonesia, apabila dilihat penyebarannya
rasa kering di vagina. Tetapi 92% terlihat bahwa 92,4% terakumulasi di Jawa
penderita tidak mempunyai keluhan apa- dan Bali (Roumauli dan Vida, 2012; h.152).
apa. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Berdasarkan profil Dinas Kesehatan
asetat (IVA) merupakan salah satu cara Kabupaten Semarang, kasus penyakit
untuk melakukan deteksi dini kanker kanker serviks di puskesmas dan rumah
serviks yang paling sederhana dengan sakit Kabupaten Semarang tahun 2013
menggunakan asam asetat 3-5%, meski jumlah kasus per 100.000 penduduk
demikian masih banyak Wanita Usia Subur 4.168.662 jiwa yaitu 41 positif kanker
(WUS) yang kurang termotivasi untuk serviks, khususnya Ungaran Barat 4 positif
melakukan pemeriksaan IVA (Marmi, kanker serviks (Profil DinKes, 2013).
2013; h.270) Upaya penanganan deteksi dini
Menurut data World Health kanker serviks ada beberapa hal yaitu
Organization (WHO) menyatakan saat ini seperti Tes Papanicolaou (PAP) smear,
490.000 perempuan didunia setiap tahun di Kolposkopi, Gineskopi, Inspeksi serviks,
diagnosa terkena kanker serviks dan 80 % servikografi konisasi, PAPNET, Tes HPV-
berada di negara berkembang termasuk DNA, akan tetapi di Indonesia yang paling
Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus tersosialisasikan adalah pemeriksaan

2|
Papsmear namun pemeriksaan IVA penting HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan oleh wanita usia subur karena Analisis Univariat
pemeriksaannya sederhana dan terjangkau Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
(Marmi, 2013; h.255-256). Menurut Pengetahuan
Berdasarkan studi pendahuluan yang Pengetahuan Distribusi frekuensi
telah dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober mengenai IVA Jumlah Persentase
Baik 18 32.10
2014 di Puskesmas Ungaran didapatkan
Cukup 11 19,60
informasi, bahwa di puskesmas tersebut Kurang 27 48.40
belum pernah dilakukan program sosialisasi Total 56 100,00
IVA dan puskesmas belum melayani
pemeriksaan IVA. Wawancara yang Berdasarkan tabel 1 diatas,
dilakukan pada bidan Desa Candirejo menunjukkan bahwa dari jumlah responden
diperoleh informasi yang serupa dimana 56 responden yaitu di dapatkan sebanyak
bidan juga belum melayani pemeriksaan 27 responden 48,40% termasuk dalam
IVA dan belum pernah melakukan kategori kurang
sosialisasi tentang IVA. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu.
METODE PENELITIAN Faktor yang pertama adalah pengetahuan
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan yang kurang mengenai pengertian IVA.
Candirejo Kecamatan Ungaran Barat, Kurangnya pengetahuan ibu tentang
Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan pemeriksaan IVA dilihat dari banyaknya
pada tanggal 5-20 April 2015. Dalam kesalahan dalam menjawab pertanyaan
penelitian ini menggunakan pendekatan berikut: 1) IVA merupakan pemeriksaan
Cross Sectional. Populasi dalam penelitian serviks dengan cara melihat langsung
ini adalah 56 WUS usia 35-40 tahun yang (dengan mata telanjang) serviks setelah
berada di Kelurahan Candirejo Ungaran memulas leher rahim dengan larutan asam
Barat Kabupaten Semarang. Sedangkan asetat 3-5% sebesar 51.8%; 2) Jika terdapat
pada kuesioner pengetahuan diketahui serviks terjadi peradangan merupakan hasil
jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban yang positif sebesar 58.9%. Menurut teori
salah diberi skor 0, Kuesioner sikap dan (Marmi 2013) IVA merupakan
motivasi diketahui jawaban apabila SS=4, pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
S=3, TS=2, STS=1. Hasil perhitungan tiap- cara melihat langsung (dengan mata
tiap item akan dibandingkan dengan tabel telanjang) leher rahim setelah memulas
nilai r product moment, instrumen leher rahim dengan larutan asam asetat 3-
dikatakan valid apabila r hitung > r tabel 5% dan IVA radang = serviks dengan
dimana untuk n=20 pada taraf signifikasi radang (servisitis), atau kelainan jinak
5% dari r tabelnya adalah 0.444. lainnya (positif serviks)

|3
Fakor yang kedua adalah pekerjaan pengalaman pribadi haruslah meninggalkan
ibu yang paling banyak adalah IRT (48.2%) kesan yang kuat (Wawan dan Dewi (2011;
dikarenakan sosial ekonomi yang rendah h.35-36) dapat dilihat bahwa terdapat
dan lingkungan yang kurang mendukung. 37.50% ibu tidak setuju untuk melakukan
Menurut Thomas yang dikutip oleh pemeriksaan IVA setiap satu tahun sekali.
Nursalam (2003), pekerjaan adalah Faktor yang kedua adalah Pengaruh
keburukan yang harus dilakukan terutama orang lain yang dianggap penting pada
untuk menunjang kehidupannya dan umumnya, individu cenderung untuk
kehidupan keluarga. sedangkan bekerja memiliki sikap yang konformis atau searah
pada umumnya merupakan kegiatan yang dengan pemikiran orang lain yang dianggap
menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan penting tersebut, Wawan dan Dewi (2011;
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan h.35-36), dapat dilihat bahwa terdapat
keluarga. Hubungan tingkat pekerjaan ini 41.1% ibu tidak setuju untuk melakukan
dapat dilihat dari 48.2% ibu menjawab pemeriksaan IVA apabila dilakukan tiap
salah mengenai ideal dilakukannya tahun guna deteksi dini kanker serviks.
pemeriksaan IVA setiap wanita minimal 1x Hasil ini menceminkan bahwa banyak
pada usia 35-40 tahun. wanita di Kelurahan Candirejo Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden nampaknya sudah memiliki sikap yang
Menurut Sikap cukup positif.
Sikap Distribusi frekuensi Sikap adalah salah satu faktor predisposisi
Jumlah Persentase yang merupakan pendorong perilaku
Baik 20 35,70
seseorang untuk bertindak (Green dalam
Cukup 30 53,60
Kurang 6 10,70 Notoatmodjo, 2010).
Total 56 100,00
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Menurut Motivasi
bahwa jumlah responden yang memiliki Motivasi Distribusi frekuensi
tingkat sikap yang cukup baik memiliki Pemeriksaan Jumlah Persentase
IVA
proporsi yang paling banyak yaitu sebanyak
Baik 16 28,60
30 orang atau 53,60% diikuti dengan Cukup 37 66,10
responden dengan sikap yang baik yaitu Kurang 3 5.40
sebanyak 20 orang atau 35,70% dan yang Total 56 100,00
paling sedikit adalah responden dengan
sikap yang kurang baik yaitu sebanyak 6 Berdasarkan tabel 5 pemeriksaan
orang atau 10,70%. IVA yang cukup baik memiliki proporsi
Terdapat beberapa faktor yang yang paling banyak yaitu sebanyak 37
mempengaruhi kurangnya sikap responden orang atau 66,10%.
terhadap pemeriksaan IVA. Faktor yang Terdapat beberapa faktor yang
pertama adalah pengalaman pribadi untuk mempengaruhi kurang baiknya motivasi
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, WUS terhadap pemeriksaan IVA yaitu

4|
faktor pertama adalah minat dalam dapat dikarenakan WUS kurang
pemeriksaan IVA dapat dilihat bahwa mengerti mengenai pemeriksaan IVA
terdapat 35.7% ibu tidak setuju dalam sesuai dengan anjuran maupun kondisi
melakukan pemeriksaan IVA jika dalam ekonomi keluarga yang memungkinkan
pemeriksaan IVA dilakukan secara sebagai penghambat dan yang melemahkan
sederhana dan suami tidak mendukung motivasi dalam melakukan pemeriksaan
dilakukan pemeriksaan IVA pada ibu. IVA
Minat adalah suatu lebih suka dan rasa
keinginan dalam suatu hal tanpa ada yang Analisis Bivariat
menyuruh. Minat merupakan faktor yang Tabel 4 Uji Hubungan Pengetahuan
mempengaruhi motivasi intrinsik seseorang dengan Motivasi Pemeriksaan
(Taufik,2007). IVA
Faktor yang kedua adalah sifat dan Hubungan Korela Signifikan Keteranga
kepribadian yang dapat diketahui si si n
Kendal
berdasarkan pernyataan bahwa terdapat Tau
35.7% ibu menyatakan suami tidak setuju Pengetahu 0,200 0,110 Tidak ada
apabila ibu melakukan pemeriksaan IVA. an – hubungan
Wahyu Sumidjo (2005) menyatakan sifat Motivasi
kepribadian adalah corak kebiasaan
manusia yang terhimpun dalam dirinya dan Berdasarkan hasil analisis korelasi
digunakan untuk bereaksi serta Kendall's Tau menunjukkan nilai korelasi
menyesuaikan diri terhadap rangsangan sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan tidak
dari dalam diri maupun lingkungan, adanya hubungan antara pengetahuan
sehingga corak dan kebiasaannya itu wanita usia subur mengenai IVA dengan
merupakan kesatuan fungsional yang khas motivasi dalam pemeriksaan IVA.
pada manusia itu, sehingga orang yang Nilai uji statistic Kendall's tau
berkepribadian pemalu akan mempunyai diperoleh signifikansi sebesar 0,110. Nilai
motivasi berbeda dengan orang yang signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05.
memiliki kepribadian keras. Sehingga ibu Hal ini berarti ada tidak ada hubungan
yang merasa malu apabila dilakukan antara pengetahuan dengan motivasi
pemeriksaan oleh tenaga keshatan yang pemeriksaan IVA. Dengan demikian
kurang profesional maka ibu kurang hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tidak
termotivasi. ada hubungan pengetahuan dengan
Banyaknya responden yang belum motivasi WUS tentang pemeriksaan IVA
sampai terjadi keterlambatan menjadikan dalam upaya deteksi dini kanker serviks
banyak responden yang termotivasi untuk tidak dapat diterima. Arah koefisien positif
menggunakan pemeriksaan IVA. berarti bahwa wanita dengan pengetahuan
Responden nampaknya sudah cukup yang lebih baik mengenai IVA cenderung
mendapatkan motivator yang cukup baik memiliki motivasi yang lebih kuat terhadap
untuk selalu Adanya beberapa responden pemeriksaaan IVA dalam upaya deteksi
yang memiliki motivasi yang kurang baik dini kanker serviks.

|5
Tabel 5 Uji Hubungan Sikap dengan dalam pemeriksaan IVA di Kelurahan
Motivasi Pemeriksaan IVA Candirejo Kecamatana Ungaran Barat
Hubunga Korelas Signifikans Keteranga Kabupaten Semarang. Pengetahuan
n i i n mempengaruhi motivasi dalam
Kendal
Tau pemeriksaan IVAdi Kelurahan Candirejo
Sikap – 0,345 0,007 Hubungan Kecamatan Ungaran Barat pada tahun 2015
Motivasi positif dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa
signifikan terdapat 48.40% ibu yang memiliki
pengetahuan kurang tentang pemeriksaan
Berdasarkan hasil analisis korelasi IVA memiliki motivasi yang kurang pula
Kendal Tau menunjukkan nilai korelasi dan terdapat 32.10% ibu memiliki
sebesar 0,345. Hal ini menunjukkan adanya pengetahuan yang baik mengenai
hubungan yang lemah antara sikap wanita pemeriksaan IVA memilki sikap yang baik
mengenai IVA dengan motivasi dalam pula.
pemeriksaan IVA. Penelitian ini tidak sesuai dengan
Nilai uji statistic Kendall's tau penelitian yang dilakukan oleh Sri Suyatmi
diperoleh signifikansi sebesar 0,007. Nilai (2010) "Hubungan Pengetahuan dengan
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Motivasi untuk melaksanakan pemeriksaan
Hal ini berarti ada hubungan positif antara IVA pada WUS di Kelurahan Bojong
sikap dengan motivasi pemeriksaan IVA. Salaman Wilayah Kerja Puskesmas Karang
Dengan demikian hipotesis 2 yang Ayu Semarang, tingkat pengetahuan WUS
menyatakan bahwa ada hubungan sikap termasuk kurang (65,9%) sedangkan
WUS dengan motivasi pemeriksaan IVA tingkat motivasi ibu juga masih rendah
dalam upaya deteksi dini kanker serviks (63,6%).
dapat diterima. Arah koefisien positif Sehingga ada hubungan antara
berarti bahwa wanita dengan sikap yang pengetahuan dengan motivasi untuk
lebih baik mengenai IVA cenderung melaksanakan metode IVA pada WUS di
memiliki motivasi yang lebih kuat untuk Kelurahan Bojong Salaman Semarang.
pemeriksaaan IVA untuk deteksi dini Sehingga ada perbedaan antara penelitian
kanker serviks. ini dengan penelitian terdahulu adalah pada
judul, pendekatan, tempat dan waktu
Hubungan Pengetahuan dan Motivasi penelitian.
WUS dalam Upaya Deteksi Dini Kanker
Serviks Hubungan Sikap dan Motivasi WUS
Dapat diketahui bahwa berdasarkan dalam Upaya Deteksi Dini Kanker
uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai = Serviks
0.200 dengan p-Value sebesar 0.110 oleh Dapat diketahui pula bahwa
karena p-Value = 0.110> (0.05) maka Ha berdasarkan uji korelasi Kendal Tau,
ditolakdan Ho diterima dapat disimpulkan diperoleh nilai = 0.345 dengan p-Value
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan sebesar 0.007 oleh karena p-Value =
antara pengetahuan dengan motivasi ibu 0.007< (0.05) maka H0 ditolakdan Ha

6|
diterima dapat disimpulkan bahwa ada WUS yang menjalani tes IVA dengan yang
hubungan yang signifikan antara sikap tidak menjalani tes IVA dengan nilai p-
dengan motivasi ibu dalam pemeriksaan value <0.05. Namun perilaku manusia
IVA di Kelurahan Candirejo Kecamatana merupakan refleksi dari berbagai gejala
Ungaran Barat Kabupaten Semarang, kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
dengan kekuatan hubungan yang lemah. kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap
Hubungan ini mempunyai arah yang positif dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010)
artinya semakin baik sikap ibu maka Hubungan Sikap dan motivasi pada WUS
semakin baik pula motivasi ibu terhadap akan memberikan dorongan dalam diri
pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini seseorang (motivasi) untuk, mengambil
kanker serviks. Sikap mempengaruhi suatu tindakan. Dengan demikian, dapat
motivasi dalam pemeriksaan IVA di diketahui bahwa pengetahuan yang baik
Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran dan benar mengenai pemeriksaan IVA akan
Barat Kabupaten Semarang pada tahun memberikan dorongan sikap dan motivasi
2015 dapat dilihat dari hasil penelitian dalam pemeriksaan IVA dalam upaya
bahwa terdapat 53.60% ibu yang memiliki deteksi dini kanker serviks yang baik pula.
sikap cukup baik tentang pemeriksaan IVA
memiliki motivasi yang cukup baik pula KESIMPULAN
dan terdapat 35.70% ibu memiliki sikap Berdasarkan hasil penelitian dan
yang baik mengenai pemeriksaan IVA pembahasan yang telah dipaparkan pada
memilki motivasi yang baik pula. bab terdahulu, maka dapat disimpulkan
Hasil penelitian ini selaras dengan sebagai berikut :
penelitian Arianti Wahidatul Nisa (2013) 1. Paling banyak responden masih
bahwa terdapat hubungan antara tingkat memiliki pengetahuan yang masih
umur dengan tindakan pengetahuan kanker kurang sebesar 48.40%.
serviks dengan nilai p-value 0.008 ada 2. Paling banyak responden memiliki
hubungan antara pendidikan dengan sikap yang cukup baik terhadap
tindakan pengetahuan kanker serviks pemeriksaan IVA sebesar 53.60%.
dengan nilai p-value 0.001. Hal ini sesuai 3. Paling banyak responden memiliki
dengan teori yang dikemukakan oleh motivasi yang cukup baik mengenai
Notoadmodjo (2012) pengetahuan kognitif pemeriksaan IVA sebesar 66.10%.
merupakan domain yang sangat penting 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa
untuk terbentuknya tindakan atau motivasi tidak ada hubunganantara pengetahuan
seseorang, dengan pengetahuan yang dengan motivasi pemeriksaan IVA
diperoleh, seseorang akan mengetahui dengan nilai signifikansi sebesar
mafaat dari saran atau nasihat sehingga 0.110>0.05 dengan korelasi kendalls
akan termotivasi dalam usaha tau 0.200.
meningkatkan status kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Seperti halnya penelitian Marissa ada hubungan positif antara sikap dengan
(2013) diperoleh kesimpulan bahwa motivasi pemeriksaan IVA dengan tingkat
menunjukkan adanya perbedaan antara

|7
hubungan yang lemah dengan nilai Marmi. Kesehatan Reproduksi.
signifikansi sebesar 0.007<0.05 dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013
korelasi kendalls tau sebesar 0.345. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
Hubungan ini mempunyai arah yang positif Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
artinya semakin baik sikap ibu maka 2005
semakin baik pula motivasi ibu terhadap Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
pemeriksaan IVA dalam upaya deteksi dini Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
kanker serviks 2007
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
REFERENSI Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
Administrator. Deteksi Dini Kanker 2012
Dengan Metode IVA Diakses Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
tanggal 26 oktober Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
2014. Didapat dari: Cipta; 2007
http://www.dinkesjatengprov.go.id Purwati I. Hubungan Pengetahuan dengan
Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Minat Wanita Usia Subur
Pendekatan Praktik. Jakarta: Terhadap Pemeriksaan
Rineka Cipta; 2010 Papsmear di Desa Gogik Ungaran
B.Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Barat Kabupaten Semarang.
Pengukurannya. Jakarta: Bumi KTI.Ungaran: Akademi Kebidanan Ngudi
Aksara; 2013. Waluyo; 2014
Fathiyani GM. Hubungan Pengetahuan Riyanto BA. Kapita Selekta Kuesioner
dengan Motivasi Ibu Nifas Dalam Pengetahuan dan Sikap dalam
Menggunakan KB IUD di Wilayah Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Kerja Puskesmas Kayen Kabupaten Salemba Medika; 2014
Pati. KTI. Ungaran: Akademi Roumauli S, Vinda A V. Kesehatan
Kebidanan Ngudi Waluyo; 2013 Reproduksi Buat Mahasiswa
Ikatan Bidan Indonesia. 50 Tahun IBI Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Bidan Menyongsong Masa Depan. Medika; 2012
Jakarta: IBI; 2006 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Kholid A. Promosi Kesehatan dengan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Pendekatan Teori Perilaku, Media Alfabeta; 2010
dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Wawan dan Dewi. Teori dan Pengukuran
dan Praktisi Kesehatan. Jakarta: Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Rjawali Pers; 2014 Manusia. Yogyakarta: Nuha
Kumalasari I, Andhyantoro I. Kesehatan Medika; 2011
Reproduksi Untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan.
Jakarta; Salemba Medika; 2012
Malayu H. Organisasi dan Motivasi.
Jakarta: Bumi Aksara; 2014

8|
PERSIAPAN KEHAMILAN PADA PEREMPUAN
DENGAN RIWAYAT MERARIQ DI PULAU LOMBOK

Irni Setyawati1, Ni Putu Aryani2, Widya Dwijayanti3


Program Studi Kebidanan Jenjang D3 STIKes Yarsi Mataram (penulis 1)
email: erny.gunawan07@gmail.com
Program Studi Kebidanan Jenjang D3 STIKes Yarsi Mataram (penulis 2)
email: ary.jegeg99@gmail.com
Program Studi Kebidanan Jenjang D3 STIKes Yarsi Mataram (penulis 3)
email: widya.dj91@gmail.com

Abstrak
Komplikasi selama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah
satu diantaranya yaitu belum adanya persiapan kehamilan saat masa sebelum
konsepsi. (Stephenson J, et al, 2014). Jumlah pasangan usia subur < 20 tahun yang
masih dimiliki oleh provinsi NTB salah satunya disebabkan oleh tradisi Merariq.
Berdasarkan jumlah pasangan usia subur di provinsi NTB tahun 2012, pasangan usia
subur kelompok usia <20 tahun paling banyak berada di kabupaten Lombok Barat
yang ditunjukkan oleh persentase sebesar 5,52%, diikuti oleh kabupaten Lombok
Tengah sebesar 5,04%, kabupaten Lombok Timur sebesar 4,24%, kabupaten Lombok
Utara sebesar 4,01% dan kota Mataram sebesar 1,65% (BKKBN Provinsi NTB,
2012). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi persiapan kehamilan pada
perempuan dengan riwayat Merariq di Pulau Lombok. Penelitian ini bersifat studi
analitik komparatif dengan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 102
orang yang terdiri dari 34 orang kelompok kasus dan 68 orang kelompok control yang
diambil secara purposive sampling. Penelitian dilakukan di kabupaten Lombok Barat,
Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah dan kota Mataram pada bulan Juni-
Juli tahun 2015. Hasil penelitian ini menemukan bahwa 33,33% responden dengan
riwayat merariq dan 66,7% responden dengan riwayat tidak merariq tidak
mengkonsumsi suplemen untuk persiapan kehamilan dan tidak melakukan persiapan
kehamilan, serta tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kebiasaan ibu minum
kopi pada ibu dengan riwayat merariq dan tidak merariq yang ditunjukkan dengan
nilai p>0,05.

Kata Kunci: Kehamilan, Merariq

|9
PENDAHULUAN kabupaten Lombok Utara sebesar 4,01%
Survey Demografi dan Kesehatan dan kota Mataram sebesar 1,65% (BKKBN
Indonesia (SDKI) tahun 2012 menemukan Provinsi NTB, 2012). Jumlah pasangan usia
persentase komplikasi selama kehamilan subur < 20 tahun yang masih dimiliki oleh
secara nasional sebesar 24%, sedangkan provinsi NTB salah satunya disebabkan
persentase komplikasi selama kehamilan oleh tradisi Merariq. Masyarakat Sasak
yang dimiliki provinsi Nusa Tenggara Barat mengartikan Merariq sebagai proses
(NTB) masih diatas angka nasional yaitu pernikahan yang didahului dengan
sebesar 33%. Komplikasi selama kehamilan membawa lari seorang gadis sebelum
menurut Profil kesehataan provinsi NTB prosesi pernikahan secara agama dan
tahun 2012 menemukan bahwa kabupaten hukum nasional dilaksanakan. Saat ini
Lombok Timur memiliki persentase Merariq bisa terjadi dengan tanpa mendapat
komplikasi kehamilan tertinggi persetujuan perempuan dan keluarganya
dibandingkan kabupaten lain se-Pulau sehingga bisa digolongkan sebagai bentuk
Lombok yaitu sebesar 7% dari 82.394 pemaksaan nikah terhadap perempuan
kejadian (Kabupaten Lombok Barat 4%, Sasak (Aniq AF, 2013). Fajriyah (2012)
kabupaten Lombok Tengah 5%, Kabupaten juga mengungkapkan bahwa perempuan
Lombok Utara 3%, dan Kota Mataram 3%) usia 16 tahun telah menikah dengan cara
(Profil Kesehatan NTB, 2012). Merariq, tanpa kewenangan untuk memilih
Komplikasi selama kehamilan dapat dan menentukan masa depannya dalam
disebabkan oleh berbagai macam faktor, rumah tangga. Ketidakmampuan
salah satu diantaranya yaitu belum adanya perempuan untuk memilih dan menentukan
persiapan kehamilan saat masa sebelum masa depannya dalam rumah tangga dapat
konsepsi. Masa sebelum konsepsi menyebabkan beberapa komplikasi selama
merupakan masa yang sangat penting untuk kehamilan. Komplikasi dalam kehamilan
kesehatan ibu hamil dan bayi. Saat masa dapat dicegah melalui persiapan kehamilan
sebelum konsepsi inilah calon ibu yang komprehensif, mulai dari persiapan
dipersiapkan status nutrisinya, kebutuhan fisik, mental, psikologis dan keluarga.
suplemen asam folat, perilaku, lingkungan Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti
dan pekerjaan yang berbahaya, karena tertarik melakukan penelitian tentang
beberapa faktor diatas dapat mempengaruhi persiapan kehamilan pada perempuan
keadaan sekitar uterus dan perkembangan dengan riwayat Merariq di Pulau Lombok.
janin (Stephenson J, et al, 2014). Tujuan penelitian ini untuk
Berdasarkan jumlah pasangan usia mengidentifikasi persiapan kehamilan pada
subur di provinsi NTB tahun 2012, perempuan dengan riwayat Merariq di
pasangan usia subur kelompok usia <20 Pulau Lombok.
tahun paling banyak berada di kabupaten Persiapan kehamilan sangat
Lombok Barat yang ditunjukkan oleh diperlukan bagi seorang perempuan yang
persentase sebesar 5,52%, diikuti oleh akan merencanakan kehamilan. Dalam
kabupaten Lombok Tengah sebesar 5,04%, artikel yang berjudul Pendidikan Kesehatan
kabupaten Lombok Timur sebesar 4,24%, Calon Ibu menurut Varney (2006)

10 |
diklasifikasikan menjadi (1) Pembinaan 400 mikrogram asam folat perhari dalam
remaja: Upaya pemeliharaan kesehatan bentuk suplemen atau melalui makanan
bagi para calon ibu ini dapat dilakukan (Varney, 2006).
melalui kelompok atau kumpulan para Menurut Departemen Pendidikan dan
remaja seprti karang taruna, pramuka, Kebudayaan (1995) didalam Aniq, AF
organisasi wanita remaja dan sebagainya. (2013), Merariq atau kawin lari merupakan
(2) Promosi kesehatan pranikah: Promosi tradisi perkawinan di pulau lombok yang
kesehatan pranikah merupakan proses diartikan sebagai bentuk perkawinan yang
untuk meningkatkan kemampuan tidak didasarkan atas persetujuan lamaran
masyarakat reproduktif yang diawali orang tua, tetapi berdasarkan kemauan
dengan pemeliharaan kesehatan para calon sepihak atau kedua belah pihak dari
ibu yang meliputi: menjaga berat badan sepasang pemuda dan pemudi sebagai jalan
ideal (memastikan berat badan ideal untuk keluar bagi mereka untuk menikah, namun
mengukurnya gunakan indeks masa tubuh dalam tradisi masyarakat Sasak dimana
dengan rumusan berat badan dalam tradisi kawin lari dikenal dengan merarik,
kilogram dibagi kuadrat dati tinggi badan kawin lari memiliki pemaknaan yang khas.
dalam meter), pemeriksaan kesehatan Masyarakat Sasak mengartikan merarik
secara teratur, menjaga kebugaran dan sebagai proses pernikahan yang didahului
kesehatan tubuh, menghentikan kebiasaan dengan membawa lari atau ―menculik‖
buruk seperti merokok, kafein, obat seorang gadis sebelum prosesi pernikahan
rekreasi (narkoba), obat resep, bahan kimia secara agama dan hukum nasional
berbahaya, stres, meningkatkan asupan dilaksanakan. Istilah merarik sendiri berasal
makanan bergizi (dengan mengkonsumsi dari kata dalam bahasa Sasak. Ada
makanan yang mengandung zat vitamin beberapa pendapat mengenai asal kata
yang diperlukan tubuh dalam persiapan merarik, di antaranya; ―berari‖ yang berarti
kehamilan misalnya protein, vitamin E, berlari. Yaitu seorang lelaki membawa lari
vitamin C, asam folat dan sebagainya), seorang gadis untuk dinikahi. Makna inilah
persiapan secara psikologis dan mental, yang kemudian berkembang menjadi istilah
perencanaan finansial yang matang, merarik yaitu sebuah tindakan yang
menghindari lingkungan polutif, pemberian dilakukan untuk membebaskan si gadis dari
suplement seperti asam folat sangat penting ikatan orang tua serta keluarganya.
diberikan pada ibu hamil di awal
kehamilan. Asam folat yang juga diketahui METODE PENELITIAN
sebagai folat atau folasin, adalah suatu Rancangan penelitian ini adalah
koenzim dalam metabolisme asam nukleat kuantitatif bersifat studi analitik komparatif
atau asam amino. Riset telah menujukkan dengan pendekatan retrospektif. Jumlah
bahwa asupan folat yang tidak adekuat sampel yang diperoleh yaitu 102 orang
sangat terkait dengan defek tuba neural dengan kelompok kasus sejumlah 34 orang
terjadi pada tahap awal kehamilan, dan kelompok kontrol sejumlah 68 orang.
dianjurkan semua wanita pada usia subur Teknik pengambilan sampel pada
dayang mampu hamil untuk mengkonsumsi penelitian ini secara purposive sampling.

| 11
Terdapat lima kabupaten/kota yang akan yaitu riwayat perkawinan pasangan suami
digunakan sebagai tempat penelitian, yaitu istri dengan membawa lari perempuan baik
kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, dengan atau tanpa persetujuan orangtua
Lombok Utara, Lombok Tengah dan kota perempuan dengan paremeter merariq dan
Mataram pada bulan Juni-Juli tahun 2015. tidak merariq, diukur dengan menggunakan
Definisi Operasional dari variabel kuesioner. Data dianalisis dengan
bebas persiapan kehamilan yaitu persiapan menggunakan uji Chi-Square untuk
fisik dan psikologis yang dilakukan ibu menguji perbedaan suplemen, dan perilaku
selama minimal 3 bulan sebelum dengan Merariq.
didiagnosis hamil oleh tenaga kesehatan
dengan parameter konsumsi suplemen dan HASIL DAN PEMBAHASAN
perilaku kesehatan untuk persiapan Distribusi frekuensi konsumsi
kehamilan, diukur dengan menggunakan suplemen sebagai persiapan responden
kuesioner yang diadopsi dari Stephenson J dalam menghadapi kehamilannya
(2014). Variabel terikat status pernikahan digambarkan pada tabel di bawah ini

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Suplemen yang dikonsumsi responden untuk


mempersiapkan kehamilan dengan riwayat merariq dan tidak merariq
Pernikahan
No. Suplemen Persiapan Kehamilan Merariq Tidak Merariq ρ
N % N %
1 Vitamin C
Konsumsi vitamin C 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi vitamin C 34 33,33 68 66,67
2 Zink
Konsumsi zinc 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi zinc 34 33,33 68 66,67
3 Asam folat
Konsumsi asam folat 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi asam folat 34 33,33 68 66,67
4 Vitamin D
Konsumsi vitamin D 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi vitamin D 34 33,33 68 66,67
5 Multivitamin
Konsumsi multivitamin 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi multivitamin 34 33,33 68 66,67
6 Omega 3
Konsumsi omega 3 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi omega 3 34 33,33 68 66,67
7 Zat besi
Konsumsi zat besi 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi zat besi 34 33,33 68 66,67
8 Multivitamin khusus
Konsumsi multivitamin khusus 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi multivitamin khusus 34 33,33 68 66,67
Sumber: Data Primer, 2015

12 |
Dari tabel 1 di atas, dapat dilihat Distribusi frekuensi dan perbedaan
bahwa sebagian besar responden dengan perilaku persiapan kehamilan responden
riwayat merariq (33,33%) dan responden dengan riwayat merariq dan tidak
dengan riwayat tidak merariq tidak merariq digambarkan pada tabel di
mengkonsumsi suplemen untuk bawah ini :
persiapan kehamilan (66,7%).
Tabel 2 Distribusi frekuensi perilaku persiapan kehamilan responden yang merariq
dan tidak merariq
Pernikahan
No. Perilaku Persiapan Kehamilan Merariq Tidak Merariq ρ
N % N %
1 Kopi
Konsumsi kopi 0 0 6 5,88 0,074
Tidak konsumsi kopi 34 33,33 62 60,78
2 Makanan bernutrisi tinggi
Konsumsi makanan bernutrisi tinggi 0 0 0 0 -
Tidak konsumsi makanan bernutrisi tinggi 34 33,33 68 66,67
3 Berat badan
Menyiapkan berat badan 0 0 0 0 -
Tidak menyiapkan berat badan 34 33,33 68 66,67
4 Minuman keras
Minum minuman keras 0 0 0 0 -
Tidak minum minuman keras 34 33,33 68 66,67
5 Rokok
Merokok 0 0 0 0 -
Tidak merokok 34 33,33 68 66,67
6 Jamu-jamuan
Minum jamu/obat 0 0 0 0 -
Tidak minum jamu/obat 34 33,33 68 66,67
7 Imunisasi
Melakukan imunisasi 0 0 0 0 -
Tidak melakukan imunisasi 34 33,33 68 66,67
8 Alat kontrasepsi
Melepas/berhenti menggunakan alat
0 0 0 0 -
kontrasepsi
Tidak melepas/tidak pernah menggunakan
34 33,33 68 66,67
alat kontrasepsi
9 Pemeriksaan gigi
Melakukan pemeriksaan gigi 0 0 0 0 -
Tidak melakukan pemeriksaan gigi 34 33,33 68 66,67
10 Kesehatan diri
Rutin periksa kesehatan diri 0 0 0 0 -
Tidak rutin periksa kesehatan diri 34 33,33 68 66,67
11 Gangguan kesuburan
Mengalami gangguan kesuburan 0 0 0 0 -
Tidak mengalami gangguan kesuburan 34 33,33 68 66,67
Sumber: Data Primer, 2015

| 13
Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat dengan mengkonsumsi makanan yang
bahwa sebagian besar responden dengan mengandung zat vitamin yang diperlukan
riwayat merariq (33.33%) dan tidak tubuh dalam persiapan kehamilan misalnya
merariq tidak melakukan persiapan protein, vitamin E, vitamin C, asam folat
kehamilan (66,67%), sedangkan tidak dan sebagainya, menyiapkan secara
terdapat perbedaan yang bermakna antara psikologis dan mental, merencanakan
kebiasaan ibu minum kopi pada ibu dengan finansial yang matang, menghindari
riwayat merariq dan tidak merariq yang lingkungan polutif.
ditunjukkan dengan nilai p>0,05. Pemberian suplement seperti asam
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat folat sangat penting diberikan pada ibu
dilihat bahwa sebagian besar responden hamil di awal kehamilan. Asam folat yang
dengan riwayat merariq dan responden juga diketahui sebagai folat atau folasin,
dengan riwayat tidak merariq tidak adalah suatu koenzim dalam metabolisme
mengkonsumsi suplemen untuk persiapan asam nukleat atau asam amino. Riset telah
kehamilan, baik multivitamin, vitamin C, menujukkan bahwa asupan folat yang tidak
vitamin D, omega 3, zinc, asam folat, zat adekuat sangat terkait dengan defek tuba
besi, maupun multivitamin khusus. neural terjadi pada tahp awal kehamilan,
Demikian pula dengan tabel 2 di atas dianjurkan semua wanita pada usia subur
yang menunjukkan bahwa sebagian besar dayang mampu hamil untuk mengkonsumsi
responden dengan riwayat merariq dan 400 mikrogram asam folat perhari
tidak merariq tidak melakukan persiapan dalambentuk suplemen atau melalui
kehamilan mulai dari makan makanan yang makanan (Varney, 2006).
bernutrisi tinggi (mengandung protein, Menurut Salmah (2006) dalam
karbohidrat, lemak, kalsium, vitamin dan Jurnal Kesehatan Kartika, periode
mineral), menyiapkan berat badan, antenatal adalah suatu kondisi yang
imunisasi, memeriksa gigi dan kesehatan dipersiapkan secara fisik dan psikologis
dirinya serta gangguan kesuburan, untuk kelahiran dan menjadi orang tua.
sedangkan pada kebiasaan responden Pada periode ini terutama perempuan yang
minum kopi tidak terdapat perbedaan yang sehat akan mencari petunjuk dan perawatan
bermakna antara responden dengan riwayat secara teratur. Kunjungan antenatal
merariq dan tidak merariq. biasanya dimulai segera setelah tidak
Persiapan kehamilan sangat mendapat haid (menstruasi), sehingga bisa
diperlukan bagi seorang perempuan yang diidentifikasi diagnosis dan perawatan
akan merencanakan kehamilan, meliputi terhadap kelainan yang mungkin muncul
menjaga berat badan ideal, melakukan pada ibu hamil.
pemeriksaan kesehatan secara teratur, Menurut Mercer (1981) didalam
menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, Bobak (2004), wanita dari remaja sampai
menghentikan kebiasaan buruk seperti wanita usia sekitar 40-an, menggunakan
merokok, kafein, obat rekreasi (narkoba), masa hamil 9 hamil untuk beradaptasi
obat resep, bahan kimia berbahaya, stres, terhadap peran sebagai ibu. Untuk menjadi
meningkatkan asupan makanan bergizi seorang ibu, seorang remaja harus

14 |
beradaptasi dari kebiasaan dirawat ibu REFERENSI
menjadi seorang ibu yang melakukan Aniq AF .(2013). Konflik Peran Gender
perawatan. Peran ibu dimulai ketika wanita pada Tradisi Merarik di Pulau
menjadi ibu dari anaknya. Persepsi Lombok. Annual International
lingkungan sosial terhadap aturan peran Conference of Islamic Studies XII.
wanita dapat memngaruhi pilihan untuk 5-8 November 2012, Surabaya,
menjadi ibu atau wanita karier, menikah Indonesia. 2321-2338.
atau tetap melajang, atau menjadi bebas, BKKBN Provinsi NTB. (2013). Pemilihan
bukan bergantung pada orang lain. duta mahasiswa genre tahun 2013.
Kedekatan hubungan membuat ibu hamil [serial online] 15 April 2013
lebih siap untuk beperan sebagai ibu. Pada [dikutip 4 November 2013]
saat anggota keluarga menyadari peran baru Tersedia dari:
mereka, dapat terjadi konflik dan www.ntb.bkkbn.go.id
ketegangan. Diperlukan komunikasi efektif BKKBN, BPS, Kementrian Kesehatan,
antara ibu dan suami serta keluarganya. Measure DHS ICF International.
Komponen penting di sekeliling ibu hamil (2013). Survei Demografi dan
adalah ibunya sendiri, reaksi terhadap Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
kehamilan anaknya, menghargai BKKBN, BPS, Kementrian
kemandirian anaknya, keberadaannya di Kesehatan
masa lampau dan sekarang serta keinginan Bobak, dkk. (2005). Buku Ajar
untuk mengenangnya. Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC
KESIMPULAN Creswell JE. (2011). Pendekatan kualitatif,
Kesimpulan penelitian ini adalah kuantitatif, dan mixed. Edisi ke-3.
seluruh perempuan di Pulau Lombok tidak Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
melakukan persiapan kehamilan baik dari Dahlan MS. (2010). Langkah-langkah
konsumsi suplemen dan perilaku membuat proposal penelitian
kesehatannya dan tidak terdapat perbedaan bidang kedokteran dan kesehatan.
persiapan kehamilan antara perempuan Jakarta: Sagung Seto; hlm. 64-76,
dengan riwayat merariq dan tidak merariq. 80-93, 110-24.
Berdasarkan hasil penelitian ini Fajriyah IMD. (2012). Perempuan Muslim
diharapkan ada kegiatan pendidikan Sasak dalam Praktik Budaya
kesehatan tentang persiapan kehamilan Perkawinan Merarik; kajian
pada remaja, selain itu bidan di tempat Antropologi Agama Perspektif
pelayanan kesehatan dan pengambil Perempuan. Al-Fikr 16 (3): 85-97.
kebijakan di Dinas Kesehatan diharapkan Hartuti ER. (2012). Undang-undang RI
dapat memprioritaskan pelayanan pra- no.20 tahun 2003 tentang sistem
kehamilan sebagai persiapan kehamilan pendidikan nasional, peraturan
tanpa komplikasi. pemerintah RI no.19 tahun 2005
tentang standar nasional
pendidikan, peraturan pemerintah

| 15
RI no.47 tahun 2008 tentang wajib Women Attending Antenatal
belajar. Jakarta: Laksana Service and Views of Health
Hulliana, Mellyna. (2001). Panduan Professionals. PLoS ONE 9 (7).
Menjalani Kehamilan Sehat. www.journal.pone
Jakarta: Puspa Swara Sugiono. (2008). Metode penelitian
Kementrian negara pemberdayaan kuantitatif kualitatif. Bandung:
perempuan Republik Indonesia. Alfabeta
Kemiskinan [document on the Suryati, Yayat, dkk. (2010). Hubungan
internet Indonesia: Menegpp]; pengetahuan suami dengan
[diunduh 14 Maret 2012]. Tersedia partisipasi suami terhadap
dari: www.menegpp.go.id kehamilanDi balai pengobatan
Satari MH, Wirakusumah FF. (2011). sumber sehat marga asih kabupaten
Konsistensi penelitian dalam bandung. Jurnal Kesehatan Kartika
bidang kesehatan. Bandung: Refika Timmreck TC. (2004). Epidemiologi suatu
aditama;. hlm. 51-75. pengantar. Jakarta: EGC
Stephenson J, Patel D, Barret G, Howden Varney, Helen dkk. (2006). Buku Ajar
B, Cops A, et al. (2014). How Do Asuhan Kebidanan Volume 1.
Women Prepare for Pregnancy? Jakarta : EGC.
Preconseption Experiences of

16 |
PENATALAKSANAAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL

Ida Sofiyanti
Prodi D IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Email : idasofiyanti@gmail.com

ABSTRAK
Kehamilan dengan nyeri punggung bawah adalah keluhan umum yang terjadi pada
wanita hamil. Nyeri punggung yang dirasakan sangat erat hubungannya dengan
posisi ibu pada masa kehamilan khususnya posisi tidur dan mekanika tubuh selama
hamil. Kehamilan trimester III merupakan titik puncak munculnya keluhan sakit
pinggang, hal ini dikarenakan beban pada perut ibu semakin berat dan pinggang ibu
berusaha keras untuk menopang tubuhnya. Aktivitas fisik dapat membantu ibu
dalam mengurangi keluhan nyeri pinggang yang dirasakannya. Terdapat beberapa
metode dan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi keluhan ini yaitu;
kinesiotaping, exercise, posisi tidur, body mekanik. Metode yang digunakan adalah
literatur review yang membahas tentang penatalaksanaan nyeri punggung pada ibu
hamil. Artikel yang ditemukan dan memenuhi kriteria sebanyak 9 jurnal yang terdiri
dari 1 artikel jenis penelitian analitik, 1 artikel jenis penelitian deskriptif, 2 artikel
jenis penelitian case control, 1 artikel jenis penelitian cross sectional, 2 artikel
penelitian quasi experiment, 2 artikel randomized controlled trial. Kehamilan dengan
nyeri punggung bawah adalah keluhan umum yang terjadi pada wanita hamil.
Dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori maka dapat disimpulkan
bahwa nyeri punggung pada ibu hamil khususnya pada trimester III dapat diatasi
dengan kinesiotaping, senam hamil, posisi tidur, body mekanik.

Kata kunci: Kehamilan, nyeri punggung.

| 17
PENDAHULUAN perubahan tubuh pada ibu hamil terutama
Selama kehamilan beberapa sistem tulang punggung yang lordosis. Mekanika
tubuh ibu mengalami perubahan yang tubuh pada ibu hamil meliputi cara berdiri
diakibatkan dari perkembangan janin yang yang benar, posisi duduk yang benar,
terjadi. Perubahan – perubahan tersebut bangun dari posisi tidur, posisi mengangkat
menjadi dasar munculnya ketidaknyamanan beban, dan posisi jongkok (Pusdiknakes,
yang terjadi pada sebagian besar ibu hamil. JHPIEGO, WHO. 2003).
Nyeri punggung merupakan salah satu rasa Berdasarkan uraian diatas maka
tidak nyaman yang paling umum selama ketidaknyamanan pada kehamilan seperti
masa kehamilan menjelang bulan ke-tujuh, nyeri pada punggung bagian bawah
banyak wanita hamil mengalami nyeri merupakan salah satu masalah yang
punggung (Murkoff, Heidi. 2006). memerlukan pemahaman sebagai asuhan
Nyeri punggung ini biasanya akan kehamilan yang dapat diberikan pada ibu
meningkat intensitasnya seiring sesuai dengan kebutuhannya.
bertambahnya usia kehamilan karena nyeri
ini merupakan akibat pergeseran pusat METODE PENELITIAN
gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Metode penelitian yang digunakan
Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus pada penelitian ini adalah literature review
yang membesar, membungkuk yang yang membahas tentang penatalaksanaan
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan nyeri punggung pada ibu hamil. Sumber
angkat beban. Meningkatnya hormon, untuk melakukan tinjauan ini meliputi studi
hormon yang dilepaskan selama kehamilan pencarian pada google scholar, PubMed,
akan membuat persendian tulang panggul Cochrare dalam bentuk jurnal penelitian
meregang hal ini dapat mempertinggi sejumlah 9 jurnal yang diteliti pada tahun
resiko terjadinya back pain (nyeri 2012 hingga 2015. Jurnal penelitian
punggung) (Sinclein. 2009). tersebut antara lain dilakukan di Indonesia,
Umumnya keadaan ini fisiologis UK, Polandia, Norwegia, Turki. Tipe studi
terjadi bahkan tidak perlu menggunakan yang akan diidentifikasi adalah analitik,
konsumsi obat – obatan tertentu. Namun deskriptif, case control, cross sectional,
kadang kala jika tidak tertangani dengan quasi experiment, randomized controlled
baik maka ketidaknyamanan ini akan trial yang membahas tentang
berubah menjadi patologi sehingga penatalaksanaan nyeri punggung bagian
mengganggu aktivitas ibu bahkan dapat bawah pada ibu hamil. Penulisan artikel
membahayakan kehamilan. ilmiah ini menggunakan penulisan daftar
Untuk mengurangi dan mencegah pustaka Harvard.
keluhan nyeri punggung dan membentuk
aktivitas sehari – hari yang aman dan HASIL
nyaman selama kehamilan maka ibu hamil Pencarian jurnal dilakukan pada
perlu mekanika tubuh yang benar. pangkalan data (data base) dengan
Mekanika tubuh pada ibu hamil yaitu suatu menggunakan kata kunci tertentu yaitu;
posisi tubuh yang baik untuk menyesuaikan kehamilan, nyeri punggung, low back pain.

18 |
Artikel yang ditemukan dan memenuhi penelitian quasi experiment, 2 artikel
kriteria sebanyak 9 artikel yang terdiri dari randomized controlled trial . Berikut daftar
1 artikel jenis penelitian analitik, 1 artikel artikel yang ditemukan diuraikan dalam
jenis penelitian deskriptif, 2 artikel jenis bentuk tabel.
penelitian case control, 1 artikel jenis
penelitian cross sectional, 2 artikel

NO PENULIS METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


1 Bishop et al Desain penelitian yang digunakan Penelitian ini menyatakan bahwa
(2012) adalah cross sectional yang metode yang efektif untuk
Current dilakukan pada bulan Juni hingga mengurangi nyeri pungguang
Management of Juli 2012 dimana teknik sampling adalah senam dibandingkan
Pregnancy- yang digunakan adalah random dengan teknik akupuntur.
Related Low Back sampling.
Pain: A National
Cross-Sectional
Survey of UK
Physiotherapistsa
2 Wahyuni et al Desain penelitian yang digunakan Pemberian Back Exercise disertai
(2012) adalah quasi experiment dengan kinesiotaping bermanfaat bagi
Manfaat desain penelitian pre and post test penurunan nyeri punggung bawah
Kinesiotapping two without control group design pada ibu dengan kehamilan
Untuk pada ibu hamil dengan jumlah trimester III.
Mengurangi sampel sebanyak 10 responden.
Nyeri Punggung Pada kelompo k intervensi
Bawah Pada diberikan terapi back exercise dan
Kehamilan pemberian kinesiotaping.
Trimester Ke-3 Pengukuran nyeri punggung
bawah menggunakan alat Visual
Analogue Scale (VAS).
3 Yosefa, Febrina Desain penelitian yang digunakan Terdapat
et al adalah quasi experiment dengan perbedaan yang signifikan antara
(2013) rancangan non-equivalent control rata-rata
Efektifitas Senam group. Sampel pada intensitas nyeri punggung ibu
Hamil Terhadap penelitian ini adalah 30 responden hamil pada
Penurunan Nyeri yang kelompok eksperimen dan
Punggung Pada mengalami nyeri punggung di kelompok kontrol
Ibu Hamil Wilayah Kerja sesudah diberikan senam hamil,
Puskesmas Karya Wanita dengan demikian
Pekanbaru. dapat disimpulkan bahwa senam
hamil efektif
terhadap penurunan nyeri
punggung pada ibu
hamil.
4 Glinkowski et al Desain penelitian yang digunakan Penelitian ini membuktikan
(2014) adalah case control. bahwa kesulitan duduk dan berdiri
Posture And Low terjadi secara signifikan pada
Back Pain During trimester III kehamilan. Hal ini
Pregnancy — 3D merupakan gangguan dalam
Study aktivitas sehari-hari pada masa

| 19
NO PENULIS METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
kehamilan. Perubahan
kelengkungan tulang lumbal
merupakan salah satu penyebab
terjadinya sakit pinggang dalam
kehamilan.
5 Mafikasari, Desain penelitian yang digunakan Sebagian besar ibu hamil
Aprilianti et al adalah analitic dengan trimester III di poli kandungan
(2015) pendekatan cross sectional pada RS. Arsy Paciran Lamongan
Posisi Tidur populasi sebanyak 35 orang dan mempunyai posisi tidur yang
Dengan Kejadian responden sebanyak 33 orang ibu baik, dan sebagian besar ibu hamil
Back Pain (Nyeri hamil trimester III di poli mengalami nyeri ringan. Menurut
Punggung) Pada kandungan RS. Arsy bulan hasil penelitian ada hubungan
Ibu Hamil Februari hingga April 2015. yang signifikan antara posisi tidur
Trimester III. Instrumen yang dipakai adalah dengan kejadian back pain (nyeri
questioner tertutup dengan teknik punggung) pada ibu hamil
wawancara untuk variabel posisi trimester III di poli kandungan
tidur sedangkan untuk variabel RS. Arsy Paciran Lamongan.
nyeri menggunakan skala nyeri
intensitas numerik.
6 Dewi, Hany Desain penelitian yang digunakan Dari 24 sampel penelitian
Kharisma adalah deskriptif korelatif untuk sebanyak 14 ibu hamil memiliki
(2015) melihat hubungan mekanika mekanika tubuh baik dan 10 ibu
Hubungan tubuh (body mekanik) dengan hamil memiliki mekanika tubuh
Mekanika Tubuh nyeri punggung pada ibu hamil kurang baik. Sebanyak 11 ibu
(Body Mekanik) trimester III. Instrumen penelitian hamil mengalami nyeri punggung
Dengan Nyeri ini menggunakan kuesioner. dan sebanyak 13 ibu hamil tidak
Punggung Pada Penelitian ini dilaksanakan pada mengalami nyeri punggung.
Ibu Hamil bulan oktober 2015 dengan Terdapat hubungan antara
Trimester III di jumlah populasi sebanyak 26 ibu mekanika tubuh dengan nyeri
Wilayah Kerja hamil trimester III. Sampel punggung ibu hamil trimester III.
Puskesmamas penelitian ini sejumlah 24 ibu
Kambangan hamil yang memenuhi kriteria
Kecamatan inklusi dan ekskusi. Penelitian ini
Lebaksiu menggunakan teknik pusposive.
Kabupaten Tegal
7 Kaplan, Seyhmus, Desain penelitian yang digunakan Ketika ibu hamil yang mengalami
Alpayci,Mahmut , adalah case controlled pada sakit pinggang diberikan terapi
Karaman,Erbil , responden sebanyak 65 orang ibu berupa paracetamol dan kinesio
Cetin,Orkun , hamil yang mengalami sakit taping dapat mengurangi rasa
Ozkan,Yasemin , pinggang pada pasien rawat jalan nyeri dibandingkan dengan hanya
Ilter,Server et al di university hospital pada tanggal diberikan terapi berupa
(2015) 27 Juli 2015 hingga 1 Desember paracetamol.
Short-Term 2015. Sebanyak 33 orang
Effects Of Kinesio diberikan intervensi berupa
Taping In Women Kinesio taping dan paracetamol,
With Pregnancy- sedangkan sebanyak 32 orang
Related Low Back hanya diberikan paracetamol.
Pain: A
Randomized
Controlled

20 |
NO PENULIS METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Clinical Trial.
8 Haakstad Lene & Desain penelitian yang digunakan Tidak ada hubungan signifikan
Kari Bo (2015) adalah randomized controlled dalam mengurangi nyeri
Effect of a trial punggung dengan kelas
regular exercise kebugaran.
programme on
Pelvic girdle And
low Back pain in
Previously
Inactive pregnant
Women: A
Randomized
controlled trial
9 SD Liddle & V, Desain penelitan yang digunakan Pada penderita LBP setelah
Pennick (2015) adalah randomized controlled diberikan senam, dapat
Interventions For trial pada 5.121 orang populasi menurunkan rasa nyeri. Pada
Preventing And yang dibagi dalam 3 kelompok penderita yang mengalami pelvic
Treating Low- yaitu; low back pain, pelvic pain, pain, pemberian senam tidak
Back And Pelvic low back pain & pelvic pain. membuahkan hasil. Pada
Pain During Dimana ketiga kelompok penderita yang mengalami LBP
Pregnancy diberikan perlakuan berupa senam dan pelvic pain, senam tersebut
yang dilakukan di daratan dan bisa mengurangi rasa nyeri.
senam yang dilakukan di dalam
air.

DISKUSI 6. mengurangi nyeri.


Kinesiotaping Kinesiotaping juga menghilangkan
Kinesiotaping digunakan untuk kepadatan cairan tubuh untuk dialirkan,
mengurangi nyeri, meningkatkan Lingkup yaitu dengan cara :
Gerak Sendi (LGS), mensupport fungsi 1. meningkatkan sirkulasi darah dan
sendi, mengaktifasi system limfatik dan cairan lymphe.
sistem endogen analgesic. Meningkatkan 2. mengurangi kelebihan panas dan
mikrosirkulasi dan efek fungsi otot (Kase, cairan kimia dalam jaringan
2003). 3. mengurangi peradangan
Fungsi kinesiotaping dalam 4. mengurangi rasa abnormal dan nyeri
mensupport otot adalah dengan cara : pada kulit dan otot.
1. Meningkatkan kontraksi otot di otot 5. mengaktivasi sistem Endogenous
yang melemah. analgesic.
2. menurunkan kelelahan otot. 6. mengaktivasi sistem spinal inhibitory.
3. menurunkan kontraksi dan pengeluran 7. mengaktivasi sistem descending
yang berlebihan pada otot. inhibitory.
4. menurunkan kejang dan kemungkinan Dalam hal memperbaiki masalah
cidera pada otot. sendi kinesiotaping bekerja dengan cara
5. meningkatkan Range of motion memperbaiki alignment akibat dari spasm
(ROM) dan dan pemendekan otot, menormalkan tonus

| 21
otot dan abnormalitas dari fascia dari sendi, persalinan, serta membentuk sikap tubuh
meningkatkan Range of motion, dan yang prima, 3) Mempertinggi kesehatan
mengurangi nyeri (Kase, 2003). Penelitian fisik dan psikis, 4) Memberikan
yang dilakukan oleh Kaplan, Seymus kenyamanan (relaksasi), 5) Menguasai
(2015) di Turki menyatakan bahwa teraPi teknik-teknik pernafasan.
kinesiotaping dipadukan dengan Menurut penelitian yang dilakukan
paracetamol efektif dalam meredakan nyeri oleh SD, Liddle & V, Pennick (2015) di
punggung pada ibu hamil. London menyatakan bahwa senam dapat
meredakan nyeri punggung bagian bawah
Exercise pada ibu hamil dan terapi ini tidak
Menurut penelitian yang dilakukan berpengaruh untuk meredakan nyeri pada
oleh Yosefa et al pada tahun 2013 nyeri penderita nyeri pelvic. Back exercise juga
punggung pada ibu hamil dapat diatasi merupakan bagian dari senam hamil yang
dengan melakukan aktivitas dengan hati - diberikan kepada ibu hamil. Senam hamil
hati dan benar agar tidak terjadi kesalahan mempunyai manfaat: 1) Mengurangi stress
postur tubuh selain itu nyeri punggung pada selama kehamilan dan pada masa pasca
ibu hamil juga dapat di atasi dengan melahirkan, 2) Meningkatkan pertumbuhan
olahraga yang sesuai dengan kemampuan janin dan plasenta pada trimester pertama
ibu hamil salah satunya dengan melakukan dan kedua, 3) Mengurangi insiden
senam hamil. Senam hamil yang dilakukan komplikasi yang berhubungan dengan
secara teratur dapat mengurangi nyeri kehamilan seperti pra-eklampsia dan
punggung karena gerakan yang terdapat gestational diabetes, 4) Memudahkan
didalam senam hamil mampu memperkuat proses persalinan, 5) Mengurangi sakit
otot abdomen sehingga mencegah tegangan punggung selama trimester ketiga
yang berlebihan pada ligamen pelvis (Clouden, 1997).
sehingga intensitas nyeri punngung menjadi Menurut penelitian yang dilakukan
berkurang. Selain itu melakukan senam oleh Bishop et al (2012) di Inggris
hamil mampu mengeluarkan endorphin mengatakan bahwa excercise lebih efektif
didalam tubuh, dimana fungsi endorphin untuk menghilangkan nyeri punggung
yaitu sebagai penenenang dan mampu bagian bawah pada ibu hamil trimester III
mengurangi nyeri punggung pada ibu dibandingkan dengan akupuntur.
hamil. Dengan demikian pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa pemberian senam Posisi Tidur
hamil dapat menurunkan intensitas nyeri Hasil penelitian yang dilakukan oleh
punggung pada ibu hamil. Mafikasari dan Kartikasari pada tahun 2014
Menurut Muhimah & Safe‘I (2010), mengatakan ada hubungan yang signifikan
tujuan dan manfaat senam hamil adalah: 1) antara posisi tidur dengan kejadian back
Menjaga kondisi otot-otot dan persendian., pain pada ibu hamil trimester III. Posisi
2) memperkuat dan mempertahankan tidur yang baik pada ibu hamil trimester III
elastisitas otot-otot, ligamen, dan jaringan adalah yang pertama; dengan tidur miring
yang berperan dalam mekanisme ke kiri karena janin yang akan

22 |
mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang trimester III dapat diatasi dengan
maksimal, posisi ini juga membantu ginjal kinesiotaping, senam hamil, posisi tidur,
membuang sisa produk dan cairan dari body mekanik,.
tubuh sehingga mengurangi pembengkakan
di kaki, pergelanngan kaki dan tangan REFERENSI
(Bobak, 2004). Yang kedua; tidur dengan Bishop et al,. 2012. Current Management
miring ke kanan jika posisi punggung bayi of Pregnancy-Related Low Back
kebetulan berada di sebelah kanan karena Pain: A National Cross-Sectional
posisi punggung dapat memicu pergerakan Survey of UK Physiotherapistsa.
bayi yang dapat mengakibatkan timbulnya Dewi, Hany Kharisma., 2015. Hubungan
rasa nyeri (Musbikin, 2005). Yang ketiga; Mekanika Tubuh (Body Mekanik)
tidur dengan menggunakan bantal untuk Dengan Nyeri Punggung Pada Ibu
menyangga kedua paha agar satu dari Hamil Trimester III di Wilayah
kedua panggul agak lentur (Murkoff, 2006). Kerja Puskesmamas Kambangan
Kecamatan Lebaksiu Kabupaten
Body Mekanik Tegal.
Menurut penelitian yang dilakukan Glinkowski et al,. 2014. Posture And Low
oleh Dewi, Hany Kharisma (2015) Back Pain During Pregnancy —
menyatakan bahwa ibu yang memiliki 3D Study.
mekanika tubuh yang baik tidak selalu Haakstad, LeneAndBo, Kari. 2015. effect of
terhindar dari nyeri punggung, hal itu a regular Exercise programme on
dikarenakan oleh paritas. Semakin banyak pelvic girdle And low Back pain in
ibu mengalami persalinan semakin Previously Inactive pregnant
memperbesar kemungkinan ibu mengalami women: a Randomized controlled
nyeri punggung bagian bawah hal ini trial.
karena otot – otot abdomen tidak sebaik Kaplan Şeyhmus, Alpayci Mahmut,
pada primigravida. Karaman Erbil, Cetin Orkun,
Menurut penelitian yang dilakukan Ozkan Yasemin,Ilter Server, et al.,
oleh Glinkowski et al (2014) di Polandia 2015. Short-Term Effects Of
menyatakan bahwa posisi duduk dan berdiri Kinesio Taping In Women With
yang salah dapat mengakibatkan nyeri Pregnancy-Related Low Back Pain:
punggung bagian bawah pada ibu hamil A Randomized Controlled Clinical
trimester III. Trial.
Mafikasari. Aprilianti et al., 2015. Posisi
KESIMPULAN Tidur Dengan Kejadian Back Pain
Kehamilan dengan nyeri punggung (Nyeri Punggung) Pada Ibu Hamil
bawah adalah keluhan umum yang terjadi Trimester III.
pada wanita hamil. Dengan Pennick and Liddle. 2015. Interventions
membandingkan hasil penelitian dengan For Preventing And Treating Low-
teori maka dapat disimpulkan bahwa nyeri Back And Pelvic Pain During
punggung pada ibu hamil khususnya pada Pregnancy.

| 23
Wahyuni et al., 2012. Manfaat Yosefa, Febrina et al., 2013. Efektifitas
Kinesiotapping Untuk Mengurangi Senam Hamil Terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Bawah Pada Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil
Kehamilan Trimester Ke-3.

24 |
PENGETAHUAN BIDAN TENTANG TEKNIK MASSAGE DENGAN MINAT
PENERAPAN DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN

Dias Ayu Farida1), Kartika Sari2), Puji Lestari3)


1
AKBID Ngudi Waluyo
Email : Erlanggazeka98@gmail.com
2
Staf Dosen AKBID Ngudi Waluyo
Email : kartikanaka@gmail.com
3
Staf Dosen AKBID Ngudi Waluyo
Email : puji0604@gmail.com

ABSTRAK

Semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, hal ini merupakan proses
fisiologis. Salah satu metode menanggulangi nyeri adalah dengan massage. Studi
yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukkan
bahwa 90% wanita merasakan manfaat relaksasi dan pijatan untuk meredakan nyeri.
Bidan sebagai penolong persalinan membutuhkan pengetahuan tentang metode
mengurangi nyeri persalinan. Tujuan dari penelitian mengetahui hubungan
pengetahuan bidan tentang teknik massage dengan minat penerapan metode massage
dalam mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting Ungaran. Desain penelitian
korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan di IBI Ranting Ungaran
dengan jumlah 100 orang. Sampel 100 bidan dengan teknik samplingaccidental
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan
uji fisher‖s exact. Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan responden tentang
teknik massage pada kategori baiksebanyak 26 responden (89,7%). Sebagian besar
responden berminat menerapkan metode massage dalam mengurangi nyeri
persalinan sebanyak 27 responden (93,1%).Tidak ada hubungan antara pengetahuan
bidan tentang teknik massage dengan minat penerapan metode massage dalam
mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting Ungaran (p 1,000) Saran bagi IBI
diharapkan ikut menfasilitasi bidan dalam meningkatkan pengetahuan tentang teknik
massage dalam mengurangi nyeri persalinan sehingga menambah ilmu yang berguna
bagi pelayanan bidan.

Kata Kunci: Pengetahuan, minat, metode massage

| 25
PENDAHULUAN Salah satu metode yang sangat
LATAR BELAKANG efektif dalam menanggulanginya adalah
Persalinan dan kelahiran merupakan dengan massage yang merupakan salah satu
kejadian fisiologis yang normal. Persalinan metode nonfarmakologi yang dilakukan
dan kelahiran normal adalah proses untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar
pengeluaran janin yang terjadi pada teori massage adalah teorigate control yang
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), dikemukakan oleh Melzak dan Wall (dalam
lahir spontan dengan presentasi belakang Depertemen Kesehatan Republik Indonesia,
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, 2008). Teori ini menjelaskan tentang dua
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun macam serabut syaraf berdiameter kecil dan
pada janin. (Prawirohardjo, 2009). serabut berdiameter besar yang mempunyai
Berbagai upaya dilakukan untuk fungsi berbeda. (Gadysa, 2009).
menurunkan nyeri pada persalinan, baik Menurut Lestari tahun 2012,
secara farmakologi maupun mengatakan ada pengaruh deep back
nonfarmakologi. Relaksasi, teknik massage pada laju pembukaan serviks.
pernapasan, pergerakan dan perubahan Penerapan deep back massage merupakan
posisi, massage, hidroterapi, terapi salah satu terapi non-farmakologis sebagai
panas/dingin, musik, guided imagery, bagian integral dalam memberikan
akupresur, aromaterapi merupakan perawatan dasar pertolongan persalinan.
beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat Penelitain Ina Shinta Parulian pada
meningkatkan kenyamanan ibu saat beberapa ibu yang mengalami nyeri di
bersalin dan mempunyai pengaruh pada daerah abdomen pada masa nifas/post
koping yang efektif terhadap pengalaman partum mengatakan ada pengaruh teknik
persalinan. Semua wanita mengalami nyeri effleurage massage terhadap perubahan
selama persalinan, hal ini merupakan nyeri pada ibu post partum.
proses fisiologis. Meskipun proses ini Studi yang dilakukan oleh National
fisiologis nyeri tetap harus diatasi karena Birthday Trust terhadap 1000 wanita
nyeri yang menyertai menunjukkan bahwa 90% wanita
kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme merasakan manfaat relaksasi dan pijatan
fungsional yang menyebabkan untuk meredakan nyeri. Dua studi skala
respon stress fisiologis, nyeri persalinan kecil menunjukkan bahwa pijatan dapat
yang lama memberikan manfaat bagi wanita hamil dan
menyebabkan hiperventilasi dengan wanita bersalin. Wanita yang mendapat
frekuensi pernafasan 60-70 kali per menit pijatan secara teratur selama kehamilan
sehingga menyebabkan deselerasi lambat mengalami penurunan kecemasan,
denyut jantung janin, nyeri juga penurunan nyeri punggung, dan dapat tidur
meyebabkan aktivitas uterus yang tidak lebih nyenyak dibandingkan wanita yang
terkoordinasi yang akan mengakibatkan tidak mendapat pijatan. Kelompok yang
persalinan lama, yang akhirnya dapat mendapat pijatan juga memiliki lebih
mengancam kehidupan janin dan ibu sedikit komplikasi pada persalinan dan
(Andriana, 2007). memiliki lebih sedikit kadar hormon stress.

26 |
Wanita yang mendapat pijatan selama bersedia menjadi responden dengan hasil
persalinan mengalami penurunan sebagai berikut :
kecemasan, pengurangan nyeri, dan waktu 1. Analisis Univariat
persalinan lebih pendek secara bermakna a. Pengetahuan bidan tentang teknik
(Field, 1997 ; Schott dan Priest, 2009). massage di IBI Ranting Ungaran
Bidan sebagai penolong dan
pendamping persalinan hendaknya Tabel 4 Distribusifrekuensi pengetahuan
mengetahui metode massage untuk bidan tentang teknik massage di IBI
membantu ibu mengurangi nyeri. Metode Ranting Ungaran
farmakologi memiliki efek samping yang Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
membahayakan bagi ibu dan janin, Kurang 0 0
sedangkan teknik non farmakologi Cukup 3 10,3
dilaksanakan bidan sebagai asuhan sayang Baik 26 89,7
ibu. Berdasarkan uraian diatas maka Total 29 100,0
peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimanakah hubungan pengetahuan Tabel 4 menunjukkan bahwa
bidan tentang teknik massage dengan minat sebagian besar pengetahuan responden baik
penerapan metode massage dalam sebanyak 26 responden (89,7%) dan cukup
mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting sebanyak 3 responden (10,3%).
Ungaran. Pengetahuan baik yang didapatkan
responden disebabkan bidan memperoleh
METODE PENELITIAN ilmu, informasi dan pengalaman nyata
Desain penelitian korelasi dengan dalam pendampingan ibu bersalin dan
pendekatan cross sectional. Populasi menggunakan teknik menggurangi nyeri
dalam penelitian ini adalah semua bidan di persalinan secara non farmakologis salah
IBI Ranting Ungaran dengan jumlah 100 satunya dilakukan massage atau pemijatan.
orang.Teknik sampling yang digunakan Pengetahuan baik selain didapatkan
adalah Accidental Sampling. Analisis data dari pendidikan di bangku perkuliahan,
menggunakan analisis univariate dan pelatihan dan seminar yang telah dilakukan
analisis bivariat menggunakan uji fisher‖s responden juga disebabkan secara langsung
exact. di praktikkan oleh responden di BPM nya.
Pengalaman tersebut dapat menambah
HASIL DAN PEMBAHASAN pengetahuan responden dalam teknik
Penelitian dilakukan pada 29 massage untuk mengurangi nyeri
responden dimana populasi awal 100 persalinan. Pengalaman dapat digunakan
responden dengan menggunakan teknik sebagai upaya memperoleh pengetahuan
accidental sampling yang datang 50 dengan cara mengulang kembali
responden dan yang memenuhi kriteria pengalaman yang pernah diperoleh dalam
inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 29 memecahkan permasalahan yang dihadapi
responden yang memenuhi kriteria dan masa lalu.

| 27
b. Minat penerapan metode massage Tabel 6 Distribusi frekuensi metode
dalam mengurangi nyeri persalinan penerapan massage dalam mengurangi
di IBI Ranting Ungaran nyeri persalinan di IBI Ranting Ungaran
Frekuens Persentase
Metode
Tabel 5 Distribusi frekuensiminat i (%)
Effleurage 8 27,6
penerapan metode massage dalam Deep Back Massage 15 51,7
mengurangi nyeri persalinan di IBI Firm Counter 3 10,3
Ranting Ungaran Pressure 7 24,1
Abdominal
Minat Frekuensi Persentase (%)
Total 33 100,0
Tidak 2 6,9
Ya 27 93,1 Tabel 6 menunjukkan bahwa
Total 29 100,0 sebagian besar responden berminat
menggunakan metode deep back massage
Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk mengurangi nyeri pada saat
sebagian besar responden berminat persalinan sebanyak 15 responden (51,7%).
menerapkan metode massage dalam 2. Analisis Bivariat
mengurangi nyeri persalinan sebanyak 27 a. Hubungan pengetahuan bidan
responden (93,1%) dan tidak berminat 2 tentang teknik massage dengan
responden (6,9%). Sebagian besar berminat minat penerapan metode massage
disebabkan responden memahami bahwa dalam mengurangi nyeri persalinan
persalinan merupakan proses fisiologis di IBI Ranting Ungaran
yang unik bagi setiap individu sehingga
diperlukan teknik-teknik yang dapat Tabel 7 Hubungan pengetahuan bidan
menyamankan dan mengurangi nyeri yang tentang teknik massage dengan minat
dirasakan klien terutama saat bersalin. penerapan metode massage dalam
Tindakan message sering dilakukan bidan mengurangi nyeri persalinan di IBI
untuk mengurangi rasa nyeri persalinan Ranting Ungaran
meskipun secara teori bidan ada yang tidak Minat Jumlah
Pengetahuan p
mengetahui teori dan nama-namanya. Tidak Ya
Massage adalah tindakan penekanan oleh f % f % f %
tangan pada jaringan lunak, biasanya otot Kurang 0 0 0 0 0 100,0 1,000
Cukup 0 0 3 100,0 3 100,0
tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan
Baik 2 7,7 24 92,3 26 100,0
pergeseran atau perubahan posisi sendi
guna menurunkan nyeri, menghasilkan
relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. Jumlah 2 6,9 27 93,1 29 100,0

28 |
Tabel 7 menunjukkan bahwa nyeri persalinan di IBI Ranting
responden yang pengetahuannya cukup Ungaran (p 1,000)
semua berminat sebanyak 3 responden
(100,0%) dan responden berpengetahuan Saran
baik masih ada yang tidak berminat 1. Bidan dapat menikuti seminar dan
sebanyak 2 responden (7,7%). pelatihan-pelatihan sehingga dapat
Dikarenakan uji chi square tidak meningkatkan pelayanan yang
memenuhi syarat karena ada 3 sel yang diberikan khususnya bagi ibu bersalin.
nilainya kurang dari 5 maka digunakan uji 2. IBI diharapkan ikut menfasilitasi bidan
fisher‖s exactdan didapat nilai p 1,000 >  dalam meningkatkan pengetahuan
=0,05 yang artinya Ha ditolak sehingga tentang teknik massage dalam
tidak ada hubungan antara pengetahuan mengurangi nyeri persalinan sehingga
bidan tentang teknik massage dengan minat menambah ilmu yang berguna bagi
penerapan metode massage dalam pelayanan bidan.
mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting
Ungaran. Tidak adanya hubungan pada REFERENSI
penelitian ini disebabkan meskipun Andriana. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit.
pengetahuannya baik tetapi responden tidak Jakarta ; PT Bhuana Ilmu populer
berminat melakukan massage untuk kelompok gramedia. 2007.
mengurangi nyeri persalinan ibu. Menurut Arikunto. Prosedur penelitian Suatu
Rumini yang dikutip Widiyatmoko (2010), Pendekatan. Jakarta. Rhineka
bahwa minat dapat dipengaruhi oleh faktor Cipta; 2010
pekerjaan, sosial, ekonomi, bakat, umur, Bobak. Buku Ajar Keperawatan
jenis kelamin, pengalaman kepribadian dan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC ;
lingkungan. Sedangkan menurut Hurlock 2010
dalam Widiyatmoko (2010), bahwa semua Cunningham. Obstetri Williams. Jakarta:
minat mempunyai dua aspek yaitu aspek EGC ; 2013
kognitif dan afektif. Danuatmaja & Meiliasari. Persalinan
Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:
KESIMPULAN DAN SARAN Puspa Swara ; 2004
Kesimpulan Daryanto. Evaluasi pendidikan. Jakarta :
1. Sebagian besar pengetahuan responden Rineka Cipta ; 2009.
tentang teknik massage pada kategori Datak. Perbedaan Rileksasi Benson
baiksebanyak 26 responden (89,7%). Terhadap Nyeri Pasca Bedah Pada
2. Sebagian besar responden 93,1% Pasien Transurethral Resection Of
berminat menerapkan metode massage The Prostate Di Rumah Sakit
dalam mengurangi nyeri persalinan. Umum Pusat. Fatmawati. [Thesis].
3. Tidak ada hubungan antara Indonesian University ; 2008
pengetahuan bidan tentang teknik Gadysa. Persepsi Ibu Tentang metode
massage dengan minat penerapan message
metode massage dalam mengurangi http://luluvikar.wordpress.com/200

| 29
9/08/26/persepsi-ibu-tentang- Family. (4 th ed). Philadelpia:
metode- massage ; 2009. Lippincott ; 2013.
Hariani, Rini . Pengaruh Massage Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta :
Terhadap Nyeri persalinan. Yayasan Bina. Pustaka ; 2008
Skripsi Universitas Jendral Potter, P.A., & Perry, A.G. Buku Ajar
Soedirman ; 2011 Fundamental Keperawatan Volume
Harry, O., & William, R.F. Ilmu 2. Jakarta : EGC ; 2006.
Kebidanan: Patologi dan Riwidikdo. Statiksik kesehatan. Jogjakarta:
Fisiologi. Bandung: Yayasan Mitra Cendekia Press; 2009
Essentia Medica ; 2003 Saifuddin. AB.. Panduan Praktis Pelayanan
Henderson, C. Buku Ajar Konsep Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Kebidanan. Jakarta: EGC ; 2005. Jakarta: EGC ; 2006.
Heryani, Reni. Buku Ajar Asuhan Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar
Kebidanan Persalinan. Jakarta : Mengajar. Jakarta: Rajawali Press
CV. Trans Info Media ; 2011. ; 2011.
Hidayat. Metode Penelitian Keperawatan Syah. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja
dan Teknik Analisis Data. Grapindo Persada ; 2011.
Jakarta: Salemba Medika ; 2007. Simkin, P. Supportive care during labor: A
Kartono. Pemimpin dan Kepemimpinan. guide for busy nurses. Journal of
Jakarta: PT Raja Grafindo ; 2009. Obstetric, Gynecologic, and
Lestari. Pengaruh Deep Back Massage Neonatal Nursing ; 2008.
terhadap Penurunan Nyeri Schott, J dan Priest, J. Kelas Antenatal.
Persalinan Kala I Fase Aktif dan Jakarta: EGC ; 2009.
Kecepatan Pembukaan pada Ibu Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Bersalin Primigravida Fakultas Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Kesehatan Masyarakat. 2012. Cipta ; 2010.
Skripsi. Universitas Airlangga. Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian.
Surabaya Jakarta : Alfabeta ; 2009.
Mufdlilah. Konsep Kebidanan Plus Materi Sujanto, 2007 dkk, Psikologi Kepribadian,
Bidan Delima. Jogjakarta : Buku (Jakarta : PTBumi Aksara ,).
Kesehatan ; 2009. Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Monsdragon. Pregnancy Information Islam. Bandung : Remaja. Rosda
(Effleurage Dan Massage). Karya ; 2011.
Available from URL: Varney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
http://www.monsdragon.org/pregna Jakarta : EGC ; 2007.
ncyeffleurage.html ; 2004 Wawan dan Dewi. Teori Dan Pengukuran
Notoatmodjo. Metodologi penelitian Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; Manusia. Yogyakarta. Medical
2010 Books ; 2010
Pillitteri A. Maternal and Child Health
Nursing: Care of The Childbearing

30 |
Wiknjosastro. Ilmu kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo ; 2008
Wong, D.L, et al. Buku ajar keperawatan
pediatrik, Vol.1. Jakarta : EGC ;
2009.
Zulkarnain. Pengaruh Pemberian
Ketorolac Untuk Mengurangi Nyeri
Pada Persalinan Kala I Fase Aktif
; Tesis. Bagian/SMF Obsgyn FK
UGM RSUP Dr Sarjito.
Yogyakarta ; 2009

| 31
PEMANFAATAN HERBAL PADA ASUHAN IBU NIFAS

Hapsari Windayanti
Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Ngudi Waluyo
Email :hapsari.email@gmail.com

Abstract

Masa nifas merupakan periode seorang wanita setelah melahirkan bayi.Pada masa
nifas dibutuhkan asuhan yang sesuai kebutuhan ibu dan keluarga.Terkait dengan
masa nifas tidak bisa lepas dari pemenuhan nutrisi untuk ibu dan bayi termasuk
pemberian ASI eksklusif dan pemulihan luka pada perineum. Saat ini, menggunakan
non-tradisional atau metode pengobatan komprehensif meningkat dan sesuai dengan
organisasi kesehatan dunia, jamu merupakan bagian dari pengobatan komplementer
yang diterima oleh banyak orang dari masyarakat dan 40% dari obat umum yang
berasal dari tanaman dan sumber daya alam. Metode literatur dalam artikel ini
dengan mengumpulkan 5 jurnal terkait tanaman jamu yang digunakan pada masa
laktasi dan penyembuhan luka episiotomy. Tanaman yang digunakan pada masa
laktasi diantaranya : daun katuk, Fenugreek, Curcumin. Tamanan yang digunakan
untuk membantu penyembuhan luka episiotomy adalah aloe vera dan
lavender.Metodologi penelitian dalam jurnal tersebut diantaranya RCT, double blind
dan uji klinis.Hasil penelitian tersebut merupakan obat komplementer, bahan yang
digunakan adalah bahan yang bersifat alami, mengambil dari alam untuk
memperbaiki fungsi dari sistem tubuh, terutama system kekebalan dan pertahanan
tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri.

Kata Kunci: Herbal, Nifas

32 |
PENDAHULUAN meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Masa nifas (puerperium) adalah masa meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
kembalinya organ reproduksi seperti dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
keadaan sebelum hamil dalam waktu enam pendidikan terstruktur dengan kualitas,
minggu setelah melahirkan (Nirwana, keamanan dan efektifitas yang tinggi yang
2011). Dalam masa nifas, ibu nifas akan berdasarkan ilmu pengetahuan(Permenkes
mengalami adaptasi fisiologis, psikologis, No 1109/2007). UU RI No 36 Tahun 2009
dan adaptasi sosial. Namun, tidak semua Tentang KesehatanPasal 1 Butir 16
ibu nifas bisa melewati adaptasi masa nifas menyampaikan bahwa Pelayanan kesehatan
dengan lancar.Selain penatalaksanaan tradisional adalah pengobatan dan atau
konvensional, ada pula terapi perawatan dengan caradan obat yang
komplementer untuk mengatasi keluhan mengacu pada pengalaman dan ketrampilan
yang dialami ibu pada masa nifas.Beberapa turun temurun secara empirisyang dapat
terapi komplementer yang diterapkan dipertanggungjawabkan dan diterapkan
diantaranya adalah penggunaan daun katuk, sesuai dengan norma yangberlaku di
fenugreek untuk meningkatkan produksi masyarakat‖. Oleh karena itu diperlukan
ASI, Curcumin untuk mengobati mastitis, pengembangan kajian dalam hal perawatan
serta penggunaan aloe vera dan lavender herbal pada masa nifas oleh tenaga
dalam perawatan luka bekas episiotomi. kesehatan khususnya Bidan. Sehingga
Menurut WHO (World Health dapat lebih mendayagunakan sumber daya
Organization), pengobatan komplementer alam yang ada disekitar lingkungan
adalah pengobatan non konvensional yang masyarakat.
bukan berasal dari Negara yang
METODE PENELITIAN
bersangkutan, misalnya jamu yang
Studi ini merupakan suatu tinjauan
merupakan produk Indonesia akan sebagai
literature (Literature Review) yang mencoba
pengobatan komplementer di negara yang
menggali pemanfaatan herbal dalam
lain. Di Indonesia sendiri, jamu merupakan
pemberian asuhan pada ibu nifas. Sumber
golongan pengobatan tradisional,
untuk melakukan tinjauan literature ini
maksudnya dalah pengobatan yang sudah
meliputi studi pencarian sistematis database
ada sejak jaman dahulu, turun temurun
terkomputerisasi dalam bentuk jurnal
pada suatu negara. Terapi komplementer
penelitian yang berjumlah 5 jurnal.
merupakan cara penanggulangan penyakit
Penulisan artikel ini menggunakan
yang dilakukan sebagai langkah pendukung
penulisan daftar pustaka Harvard.
ataupun pendamping untuk pengobatan
medis konvensional ataupun sebagai HASIL
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan Ada 5 penelitian yang ditelaah dalam
medis yang konvensional. Terapi artikel diantaranya tentang daun katuk,
komplementer merupakan terapi tradisional Fenugrek untuk peningkatan ASI,
yang digabungkan dalam pengobatan Curcumin untuk penanganan mastitis, aloe
modern(Andrews, 1999).Pengobatan Non vera dan lavender untuk perawatan luka
konvensional yang ditujukan untuk perineum.

| 33
Tabel 1 : Ekstraksi Data Penelitian

No Penulis Metode Penelitian Hasil penelitian


1. Effectiveness of The Rancangan penelitian Hasil Pemberian ekstrak daun
Sauropus Androgynus Randomized Control Trial katuk pada kelompok ibu
(L.) Merr Leaf Extract in (RCT). Sampel adalah ibu-ibu melahirkan dan menyusui dapat
Increasing Mother's yang melahirkan dan menyusui meningkatkan produksi ASI
Breast Milk Production, bayinya di Rumah Sakit sebanyak 66,7 ml atau 50,7%
(Sa'roni., Tonny S., Bersalin (RSB) di Kabupaten lebih banyak dibandingkan
Sja'bani M., Zulaela, Sleman, Yogyakarta. Sampel dengan kelompok ibu melahirkan
2004) dikelompokkan secara random dan menyusui yang tidak diberi
menjadi 2 kelompok yaitu ekstrak daun katuk. Pada
kelompok pertama diberi kelompok placebo baik sebelum
ekstrak daun katuk, vitamin dan maupun sesudah intervensi
mineral sedangkan kelompok jumlah ibu yang mengalami ASI
kedua diberi placebo, vitamin kurang tetap yaitu sebanyak
dan mineral. Penempatan 29,2%. Ekstrak daun katuk dapat
sampel ke dalam kelompok dikatakan tidak menurunkan
pertama dan kedua bersifat kualitas ASI karena tidak ada
prospektif. perbedaan kadar protein dan kadar
lemak ASI setelah intervensi
anatara kelompok ekstrak daun
katuk dengan kelompok placebo
(p>0,005).
2. The Effect of Uji klinis dengan ketentuan : 66 penurunan berat badan maksimum
Galactogogue Herbal pasangan ibu-bayi secara acak secara signifikan lebih rendah
Tea on Breast Milk dibagi menjadi 3 kelompok. pada bayi pada kelompok 1
Production and Short- Kelompok 1 (n¼22), terdiri dari dibandingkan dengan baik plasebo
Term Catch-Up of Birth ibu-ibu yang menerima herbal dan kelompok kontrol (p <0,05).
Weight in the First Week teh mengandung fenugreek Bayi dalam kelompok 1 kembali
of Life.(Turkylmaz et,all, setiap hari. Kelompok 2 (n¼22) berat lahir mereka lebih awal dari
2011). dan kelompok 3 (n¼22) yang di kontrol dan plasebo
ditugaskan sebagai plasebo dan kelompok (p <0,05). Rerata
kontrol. Ukuran hasil: Berat volume ASI yang diukur dari ibu
badan lahir, kehilangan berat menerima teh galactagogue secara
badan lahir, saat kembali dari signifikan lebih tinggi daripada
berat badan lahir, jumlah ASI plasebo dan kelompok kontrol (p
yang dinilai pada hari ketiga <0,05).
setelah melahirkan.
3. Effectiveness of Topical A Randomized, Double-Blind, Tidak ada perbedaan yang
Curcumin for Treatment Placebo-Controlled Clinical signifikan antara dua
of Mastitis in Trial. acak pada 63 wanita studikelompok mengenai
Breastfeeding Women: A menyusui dengan mastitis pada karakteristik dasar seperti usia (p
Randomized, Double- masa laktasi menerima = 0,361)dan durasi menyusui (p =
Blind, Placebo- Curcumin krim topikal dan 0,551). Setelah 72 jam
Controlled Clinical dapat melakukan pompa ASI- terapi,pasien dalam kelompok
Trial,(Afshariani R, nya setiap 8 jam selama 3 hari Curcumin memiliki tingkat
Farhadi P, Ghaffarpasand (n = 32) atau pelembab topikal radang payudara lebih rendah dari
F, dan Roozbeh J) sebagai plasebo(N = 31). yang tingkat sedang (P = 0,019)
Sebelum memasuki dan ringan (p = 0,002) mastitis.
penelitian,menggunakan indeks Setelah 72 jam pengobatan,pasien
untuk keparahan radang dalam kelompok
payudara, semuapasien yang Curcuminmemiliki skor signifikan
mengalami radang payudara lebih rendah dilihat dari

34 |
No Penulis Metode Penelitian Hasil penelitian
tingkat sedang sedang. Hasil ketegangan payudara (p <0,001),
pengobatan dievaluasi eritema(P <0,001) dan nyeri (p
menggunakan Indeks yang <0,001).
samapada 24, 48 dan 72 jam
dari mulai pengobatan.
4. The Impact of Aloe vera uji klinis ini melibatkan 111 Hasil: Tiga kelompok tidak
and Calendula on wanita primipara di Rumah memiliki perbedaan yang
Perineal Healing after Sakit Lolagar, secara acak signifikan secara statistik
Episiotomy in dikelompokkan menjadi tiga mengenai variabel intervensi
Primiparous Women: A kelompok kontrol (n=1) dan demografi dan lainnya.
Randomized Clinical kelompok eksperimental (n=2). Membandingkan rata-rata
Trial (Eghdampour F, Para wanita di kelompok REEDA dalam lima hari setelah
Jahdi F, Kheyrkhah M, eksperimen digunakan Salep melahirkan menunjukkan
Taghizadeh M, Aloe vera dan Calendula setiap perbedaan yang signifikan antara
Naghizadeh S, Hagani 8 jam dan kelompok kontrol kelompok kontrol dan
H.) menggunakan perawatan eksperimen.
episiotomi rutin yang dilakukan
di rumah sakit tersebut selama 5
hari. Data dikumpulkan dengan
kuesioner demografi dan
kemerahan, edema, ekimosis,
debit dan skala pendekatan
(REEDA) yang menyelidiki
penyembuhan episiotomi
sebelum dan setelah lima hari
intervensi dalam dua kelompok.
Analisis data menggunakan
ANOVA, uji Tukey, Kruskal-
wallis, Chi-square.
5. Complementary Metode trial terkontrol secara Tidak adaperbedaan yang
Therapies in Clinical acak dilakukan pada 120 wanita signifikan antara kedua kelompok
Practice 17(Vakilian K, primipara dengan kehamilan dalam komplikasi situs operasi.
Atarha M, Bekhradi R, tunggal, tanpapenyakit akut dan Namun, kemerahan di kelompok
Chaman R.) kronis dan alergi yang telah lavendersecara signifikan kurang
menjalani persalinan dari kelompok kontrol (p <0,001).
pervaginam spontan normal
danepisiotomi. Mereka secara
acak dialokasikan dalam kasus
dan kelompok kontrol.
Kelompok kasus menerima
minyak lavenderdan kontrol
menerima Povidone-iodine.
Situs sayatan dinilai pada 10
hari postpartum. 25 dari 60
wanita dalam kelompok
lavender dan 17 ibu di
kelompok kontrol tidak nyeri (p
¼ 0,06).

| 35
DISKUSI malonate, 2-pyrolidinon, dan metyl
Berbagai hasil penelitian terkait dengan pyroglutamate.
herbal yang dapat dimanfaatkan dalam Rancangan penelitian dan
asuhan pada nifas diantaranya adalah : sampel.Rancangan penelitian
a. Keefektifan Ekstrak Daun Katuk dalam Randomized Control Trial
Meningkatkan Produksi Air Susu (RCT).Sampel adalah ibu-ibu yang
Ibu(Sa'roni., Tonny S., Sja'bani M., melahirkan dan menyusui bayinya di
Zulaela, 2004). Rumah Sakit Bersalin (RSB) di
Salah satu tumbuhan yang secara Kabupaten Sleman, Yogyakarta.Sampel
tradisional dipakai untuk memperbanyak dikelompokkan secara random menjadi
dan melancarkan ASI adalah daun katuk 2 kelompok yaitu kelompok pertama
(Sauropus androgynus (L.)Merr). Cara diberi ekstrak daun katuk, vitamin dan
pemakaian dauan katuk dalam bentuk mineral sedangkan kelompok kedua
sayuran atau lalap tidak praktis, apalagi diberi placebo, vitamin dan
untuk masyarakat perkotaan yang sulit mineral.Penempatan sampel ke dalam
untuk mendapatkan bahan segar setiap kelompok pertama dan kedua bersifat
saat. Dalam bentuk ekstrak jumlahnya prospektif.
menjadi lebih sedikit, lebih halus, tidak Karakteristik subyek, pengukuran
berbau dan ternyata kadar proteinnya variabel awal serta pemberian
62% lebih besar. Pengekstrak terbaik intervensi. Pada saat bayi berumur 2
adalah etanol 70% dengan cara atau 3 hari, yaitu sebelum sampel
maserasi, bentuk sediaan yang sesuai meninggalkan rumah sakit dilakukan
adalah tablet salut dengan komposisi pendataan karakteristik subyek,
ekstrak 45%, bahan penegring 6%, pengukuran variabel awal, dan
pengikat 3%, dan pelincir 1%. Salah pemberian intervensi, yang dilakukan
satu sediaan dari ekstrak daun katuk oleh tenaga medis/paramedis meliputi
yang telah dibuat adalah Fitolac yang umur ibu, tempat tinggal ibu, kadar Hb
diproduksi oleh Kimia Farma, Bandung, ibu, berat badan bayi, dan kecukupan
tetapi belum dilakukan penelitian hasil ASI pada kelahiran terdahulu.Setelah
gunanya pada manusia. Setiap 100 gram pendataaan variabel awal, kelompok
daun katuk mengandung 59 kalori, 70 pertama diberi ekstrak daun katuk,
gram air, 4,8 gram protein, 2 gram vitamin dan mineral sedangkan
lemak, 11 gram karbohidrat, 311 ug kelompok kedua diberi placebo,
vitamin D, 0,10 mg vitamin B6 dan 200 vitamin, dan mineral. Ekstrak daun
mg vitamin C. penapisan fitokimia daun katuk diberikan dalam bentuk tablet 300
katuk mengandung sterol, alkaloid, mg, 3x1 tablet/hari, diminum setelah
flavonoid, dan tannin. Analisis dengan makan sedang vitamin dan mineral
kromatografi gas dan spektrometri diminum 1x1 tablet/hari. Intervensi
massa, ekstrak daun katuk mengandung selama 15 hari.Pada hari ke-5, hari ke-
monomethyl succinate, cyclopentonal 10 dan hari setelah selesai intervensi
acetat, asam benzoate, asam fenil diadakan kunjungan ke rumah subyek,

36 |
ditanyakan ada keluhan yang timbul produksi ASI meningkat. Ekstrak daun
selama minum obat.Kunjungan ke katuk dapat dikatakan tidak menurunkan
rumah subyek juga untuk mengetahui kualitas ASI karena tidak ada perbedaan
kepatuhan subyek dalam minum obat. kadar protein dan kadar lemak ASI
Intervensi dihentikan apabila terjadi setelah intervensi anatara kelompok
efek samping obat yang serius terhadap ekstrak daun katuk dengan kelompok
ibu atau bayinya dan disarankan untuk placebo (p>0,005).
berobat ke rumah sakit tempat ia b. Upaya meningkatkan produksi ASI
melahirkan. Subyek dinyatakan droup dengan Fenugreek, (Turkylmaz et,all,
out apabila tidak mematuhi aturan 2011).
pengobatan, yaitu bila tidak minum obat Galactagogues adalah zat atau obat yang
selama 3 hari berturut-turut, selama 5 diyakini merangsang inisiasi,
hari tidak berturut-turut, subyek atau pemeliharaan, dari produksi ASI.
bayinya menderita sakit dan Fenugreek (Trigonella
memerlukan intervensi lain, Foenumgraecum), keluarga kacang
mengundurkan diri dari keikutsertaan polong, herbal yang paling umum
penelitian atau pindah alamat yang tidak dimanfaatkan di dunia galactagogue.
diketahui.Pengolahan dan analisis Meskipun mekanisme tindakan yang
data.Data continous distribusi normal tepat masih belum diketahui, ramuan ini
dianalisa dengan t-test, distribusi tidak dapat meningkatkan aliran susu oleh
normal dengan non-parametrik. Data fitoestrogen dan isinya diosgenin.
kategorik dianalisa dengan Chi- Dalam hal produksi ASI, fenugreek
Square.Analisis regresi ganda untuk disarankan karena dapat merangsang
mengetahui variabel yang berpengaruh produksi keringat, yang akan
terhadap produksi ASI. Hasil Pemberian meningkatkan sekresi air susu karena
ekstrak daun katuk pada kelompok ibu payudara merupakan jenis kelenjar
melahirkan dan menyusui dapat keringat. Sedikit data yang ditemukan
meningkatkan produksi ASI sebanyak dalam literatur tentang efektivitasnya
66,7 ml atau 50,7% lebih banyak Fenugreek sebagai
dibandingkan dengan kelompok ibu galactogogue.Penelitian ini adalah
melahirkan dan menyusui yang tidak literatur yang pertama tentang
diberi ekstrak daun katuk. Produksi ASI mengevaluasi efek galactogogue dariteh
yang lebih banyak pada kelompok fenugreek. Fenugreek terdaftar sebagai
ekstrak daun katuk disebabkan oleh GRAS (umumnya dianggapsebagai
kandungan alkaloidnya.Tetapi menurut aman) oleh AS Food and Drug
Prajonggo yang berperan meningkatkan Administration dalam bentuk tablet /
produksi ASI adalah kandungan kapsul fenugreek dianjurkan untuk
sterolnya. Sedangkan menurut meningkatkan ASI di banyak negara.
Suprayogi kandungan nutrisi daun katuk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dapat meningkatkan metabolisme mengevaluasi konsumsi teh herbal
glukosa sintesa laktosa, sehingga mengandung fenugreek yang diberikan

| 37
untuk ibu memiliki efek pada produksi sebagai mastitis laktasi atau mastitis.
ASI dan berat bdan bayi pada periode Pada periode nifas diperkirakan bahwa
postnatal awal. Desain penelitian: 66 sampai 33% dari wanita yang menyusui
pasangan ibu-bayi secara acak dibagi akan berkembang menjadi mastitis.
menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 Etiologi yang mendasari, susu stasis
(n¼22), terdiri dari ibu-ibu yang memainkan peran utama sebagai
menerima herbal teh mengandung penyebab mastitis. Dalam beberapa
fenugreek setiap hari. Kelompok 2 kasus, kondisi ini berhubungan dengan
(n¼22) dan kelompok 3 (n¼22) infeksi, sementara dalam kasus lain
ditugaskan sebagai plasebo dan kontrol. peradangan adalah satu-satunya yang
Ukuran hasil: Berat badan lahir, mendasari patologi. tindakan mengisap
kehilangan berat badan lahir, saat yang efektif oleh bayi disertai dengan
kembali dari berat badan lahir, jumlah faktor seperti nutrisi yang terbatas dapat
ASI yang dinilai pada hari ketiga setelah menyebabkan mastitis. Menurut
melahirkan. Hasil: penurunan berat patofisiologi, pengurangan volume ASI
badan maksimum secara signifikan lebih pada payudara yang terkena adalah titik
rendah pada bayi pada kelompok 1 kunci dari treatment.Antibiotik
dibandingkan dengan baik plasebo dan sistemikseperti sefalosporin, penisilin
kelompok kontrol (p <0,05). Bayi dalam dan dicloxacilline yangbiasanya
kelompok 1 kembali berat lahir mereka diresepkan untuk mencegah infeksi yang
lebih awal dari yang di kontrol dan terjadi.Tujuan penelitian ini untuk
plasebo kelompok (p <0,05). Rerata menentukan kemanjuran Curcumin
volume ASI yang diukur dari ibu topikal dalam mengurangiperadangan
menerima teh galactagogue secara payudara pada wanita yang menderita
signifikan lebih tinggi daripada plasebo mastitis pada masa laktasi.Metode:
dan kelompok kontrol (p <0,05). Sebuah double-blind, placebo-
Kesimpulan: Ibu yang mendapatkan controlled acak pada 63 wanita
suplementasi teh herbal galactagogue menyusui dengan mastitis pada masa
berguna untuk meningkatkan produksi laktasi menerima Curcumin krim topikal
ASI dan membantu berat lahir bayi dan dapat melakukan pompa ASI-nya
mendapatkan kembali di hari postnatal setiap 8 jam selama 3 hari (n = 32) atau
awal. pelembab topikal sebagai plasebo(N =
c. Efektivitas topikal Curcumin untuk 31). Sebelum memasuki
Pengobatan Mastitis pada Ibu Menyusui penelitian,menggunakan indeks untuk
(Afshariani R, Farhadi P, Ghaffarpasand keparahan radang payudara,
F, dan Roozbeh J, 2014). semuapasien yang mengalami radang
Mastitis dikenal sebagai kondisi payudara tingkat sedang sedang. Hasil
peradangan yang melibatkan payudara pengobatan dievaluasi menggunakan
terjadi pada wanita dari segala usia. Indeks yang samapada 24, 48 dan 72
Namun, hal itu memengaruhi sebagian jam dari mulai pengobatan.Hasil: Tidak
besar wanita menyusui dan dikenal ada perbedaan yang signifikan antara

38 |
dua studikelompok mengenai primipara. Metode: uji klinis ini
karakteristik dasar seperti usia (p = melibatkan 111 wanita primipara di
0,361)dan durasi menyusui (p = 0,551). Rumah Sakit Lolagar, secara acak
Setelah 72 jam terapi,pasien dalam dikelompokkan menjadi tiga kelompok
kelompok Curcumin memiliki tingkat kontrol (n=1) dan kelompok
radang payudara lebih rendah dari yang eksperimental (n=2). Para wanita di
tingkat sedang (P = 0,019) dan ringan (p kelompok eksperimen digunakan Salep
= 0,002) mastitis. Setelah 72 jam Aloe vera dan Calendula setiap 8 jam
pengobatan,pasien dalam kelompok dan kelompok kontrol menggunakan
Curcumin memiliki skor signifikan lebih perawatan episiotomi rutin yang
rendah dilihat dari ketegangan payudara dilakukan di rumah sakit tersebut selama
(p <0,001), eritema(P <0,001) dan nyeri 5 hari. Data dikumpulkan dengan
(p <0,001).Kesimpulan: hasil penelitian kuesioner demografi dan kemerahan,
ini menunjukkan bahwa edema, ekimosis, debit dan skala
topikalCurcumin berhasil menurunkan pendekatan (REEDA) yang menyelidiki
tanda-tanda mastitis pada masa laktasi penyembuhan episiotomi sebelum dan
seperti nyeri, ketegangan payudara dan setelah lima hari intervensi dalam dua
eritemadalam waktu 72 jam tanpa efek kelompok. Analisis data menggunakan
samping. Demikian, pemberian topikal ANOVA, uji Tukey, Kruskal-wallis,
Curcuminaman diberikan untuk ibu Chi-square. Hasil: Tiga kelompok tidak
yang menderita mastitis pada masa memiliki perbedaan yang signifikan
laktasi setelah diketahui bahwa secara statistik mengenai variabel
etiologi/penyebabnya tidak menular. intervensi demografi dan lainnya.
d. Dampak Aloe vera dan calendula pada Membandingkan rata-rata REEDA
Penyembuhan perineal setelah dalam lima hari setelah melahirkan
Episiotomi di primipara Perempuan menunjukkan perbedaan yang signifikan
(Eghdampour F, Jahdi F, Kheyrkhah M, antara kelompok kontrol dan
Taghizadeh M, Naghizadeh S, Hagani eksperimen. Kesimpulan: Menurut hasil,
H, 2013). menggunakan salep Aloe vera dan
Episiotomi digunakan untuk Calendula sangat meningkatkan
memperbesar perineum. Aloe vera dan kecepatan penyembuhan luka episiotomi
Calendula telah digunakan untuk sehingga dapat digunakan untuk
mengobati penyakit yang berbeda dari mempercepat penyembuhan episiotomi.
zaman kuno, penelitian yang terbatas e. Penyembuhan dan keuntungan dari
telah dilakukan mengenai penyembuhan minyak esensial lavender untuk
dengan menggunakan tanaman ini. Efek pemulihan luka bekas episiotomi
dari salep untuk penyembuhan (Vakilian K, Atarha M, Bekhradi R,
episiotomi belum diteliti, penelitian ini Chaman R, 2011).
dilakukan untuk menentukan dampak Episiotomi adalah sayatan perineum
dari Aloe vera dan Calendula pada yang paling umum di obstetri dan
penyembuhan episiotomi pada wanita kebidanan. Saat ini alternatif danmetode

| 39
pelengkap seperti aromaterapi kelompok ibu melahirkan dan
menggunakan minyak esensial menyusui bayinya yang tidak diberi
ditetapkan sebagai terapi alternatif. ekstrak daun katuk. Pemberian ekstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menilai daun katuk tidak menurunkan kualitas
efek minyak lavender dalam ASI, karena pemberian ekstrak daun
penyembuhan luka. Metode trial katuk tidak menurunkan kadar protein
terkontrol secara acak dilakukan pada dan kadar lemak ASI.
120 wanita primipara dengan kehamilan b. Pemberian suplementasi teh herbal
tunggal, tanpapenyakit akut dan kronis galactagogue pada ibu berguna untuk
dan alergi yang telah menjalani meningkatkan produksi ASI dan
persalinan pervaginam spontan normal membantu berat lahir bayi
danepisiotomi. Mereka secara acak mendapatkan kembali di hari postnatal
dialokasikan dalam kasus dan kelompok awal.
kontrol. Kelompok kasus menerima c. TopikalCurcumin berhasil
minyak lavenderdan kontrol menerima menurunkan tanda-tanda mastitis pada
Povidone-iodine. Situs sayatan dinilai masa laktasi seperti nyeri, ketegangan
pada 10 hari postpartum. 25 dari 60 payudara dan eritemadalam waktu 72
wanita dalam kelompok lavender dan 17 jam tanpa efek samping. Demikian,
ibu di kelompok kontrol tidak nyeri (p ¼ pemberian topikal Curcumin aman
0,06). Tidak adaperbedaan yang diberikan untuk ibu yang menderita
signifikan antara kedua kelompok dalam mastitis pada masa laktasi setelah
komplikasi situs operasi. Namun, diketahui bahwa etiologi/penyebabnya
kemerahan di kelompok lavendersecara tidak menular.
signifikan kurang dari kelompok kontrol d. Salep Aloe vera dan Calendula sangat
(p <0,001). Studi ini menunjukkan meningkatkan kecepatan
penerapan minyak esensial penyembuhan luka episiotomi
lavenderbukan Povidone-iodine untuk sehingga dapat digunakan untuk
perawatan lukaepisiotomi. mempercepat penyembuhan
episiotomi
KESIMPULAN e. Penggunaan aromaterapi Lavender
Simpulan dari 5 jurnal yang ditemukan, dapat digunakan sebagai terapi yang
pemanfaatan herbal untuk asuhan pada ibu cocok untuk perawatan luka
nifas diantaranya adalah : episiotomi postpartum. Penelitian
a. Pemberian ekstrak daun katuk pada tersebut tidak mendapatkan efek
kelompok ibu melahirkan dan samping kecuali pada dua pasien yang
menyusui bayinya dengan dosis 3 x memiliki sedikit iritasi.
300 mg/hari selama 15 hari terus
menerus mulai hari ke-2 atau hari ke-3 REFERENSI
setelah melahirkan dapat Afshariani R, Farhadi P, Ghaffarpasand F,
meningkatkan produksi ASI 50,7% dan Roozbeh J. Effectiveness of
lebih banyak dibandingkan dengan Topical Curcumin for Treatment of

40 |
Mastitis in Breastfeeding Women: Production. Media Litbang
A Randomized, Double-Blind, Kesehatan 2004;XIV(Nomor 3):20-
Placebo-Controlled Clinical Trial. 4.
Oman Medical Journal (2014) Vol. Turkylmaz et all The Effect of
29, No. 5:330-334 DOI Galactogogue Herbal Tea on Breast
10.5001/omj.2014.892014. Milk Production and Short-Term
Eghdampour F, Jahdi F, Kheyrkhah M, Catch-Up of Birth Weight in the
Taghizadeh M, Naghizadeh S, First Week of Life. 2011 : Vol 17
Hagani H. The Impact of Aloe vera No 2.
and Calendula on Perineal Healing Vakilian K, Atarha M, Bekhradi R,
after Episiotomy in Primiparous Chaman R, Healing advantages of
Women: A Randomized Clinical lavender essential oil during
Trial. 2013. Journal of Caring episiotomy recovery: A clinical
Sciences, 2013, 2(4), 279-286 trial. 2011. Complementary
doi:10.5681/jcs.2013.033 http:// Therapies in Clinical Practice 17
journals.tbzmed.ac.ir/ JCS. (2011) 50e53. journal homepage:
Nirwana, A. B., 2011, Psikologi Ibu, Bayi www.elsevier.com/locate/ctcp.
dan Anak, Nuha Medika, Bantul. 1744-3881/$ e see front matter _
Sa'roni., Tonny S., Sja'bani M., Zulaela. 2010 Elsevier Ltd. All rights
Effectiveness of The Sauropus reserved.doi:10.1016/j.ctcp.2010.05
Androgynus (L.) Merr Leaf Extract .006
in Increasing Mother's Breast Milk

| 41
HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH
PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN
KOTA TARAKAN

Yuni Retnowati1, Nurul Muslimah2


1. FakultasIlmuKesehatan, Universitas Borneo Tarakan
Email : retnowati.yuni@yahoo.co.id

ABSTRAK

Paritas merupkan wanita yang pernah melahirkan satu keturunan atau lebih yang
mampu hidup tanpa memandang apakah anak tersebut hidup pada saat lahir.Faktor
yang mempengaruhi pariras yaitu faktor pendidikan, pekerjaan, keadaan ekonomi,
latar belakang budaya, dan pengetahuan.Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat
pendapatan yang berhubungan dengan jumlah persalinan di wilayah Puskesmas
Mamburungan Kota Tarakan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah data sampel 67
menggunakan metode total sampling. Analisa data menggunakan univariat, bivariat,
dan chi-square, dengan menggunakan SPSS for windows versi 22,0. Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan chi-square test tingkat pendapatan berhubungan dengan
jumlah persalinan, hasil uji chi-squaretest menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pendapatan dengan jumlah persalinan dengan nilai p = 0,029 < 0,05
sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan jumlah
persalinan di Wilayah Puskesmas Mamburungan Kota Tarakan sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendapatan Ibu yang memiliki peningkatan persalinan > 4
kali terbanyak yaitu berada pada tingkat pendapatan rendah

Kata Kunci: Jumlah Persalinan,tingkat Pendapatan.

42 |
PENDAHULUAN berdasarkan: komplikasi obstetrik (usia
Berdasarkan Survei Demografi dan kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, tahun), paritas (primigravida tua primer
angka kematian ibu di Indonesia masih atau sekunder, grandemultipara). Menurut
tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran J.S. Lesinski faktor risiko yang bekerja saat
hidup. Di Indonesia penyebab kematian ibu persalinan yaitu sebagai akibat mekanis
pada tahun 2012 berdasarkan Profil dalam hubungan 3P (disproporsi
Kesehatan Indonesia tahun 2014 adalah sefalopelvik, kelainan letak: sungsang atau
perdarahan (30,1%), hipertensi lintang, malpresentasi, ketuban pecah dini,
(26,9%),infeksi (5,6%), partus lama (1,8%), distress janin, perdarahan antepartum,
abortus(1,6%) dan faktor lain (34,5 %) grandemultipara) (Manuaba, 2013).Resiko
(kemenkes, 2014).Faktor-faktor yang kehamilan seperti varises disebabkan oleh
menyebabkan perdarahan postpartum faktor multipara sampai
adalah; grandemultipara, jarak persalinan grandemultipara(Manuaba,1998).
pendek kurang dari 2 tahun dan persalinan Kehamilan dengan ibu berusia lanjut serta
yang dilakukan dengan tindakan: multiparitas merupakan faktor predisposisi
pertolongan kala uri sebelum waktunya, dari plasenta previa yang merupakan resiko
pertolongan persalinan oleh dukun, pada persalinan (Kemenkes, 2013).
persalinan dengan tindakan paksa dan Paritas atau jumlah persalinan
persalinan dengan narkosa adalah wanita yang pernah melahirkan bayi
(Manuaba,1998).Selain itu, ada juga aterm dan banyaknya kelahiran hidup yang
penyebab lain yang bisa menimbulkan dipunyai oleh seorang
kematian pada ibu hamil, yaitu adanya 4 wanita(Manuaba,1998).Peningkatan paritas
terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dapat meningkatkan resiko timbulnya
sering, dan terlalu banyak) (Sudarma, permasalahan pada kehamilan, persalinan
2008). Frekuensi plasenta previa pada dan nifas (Tiran, 2006).Faktor-faktor yang
primigravida yang berumur lebih dari 35 mempengaruhi paritas salah satunya yaitu
tahun kira-kira 10 kali lebih sering kondisi ekonomi keluarga yang tinggi
dibandingkan dengan primigravida yang mendorong ibu untuk mempunyai anak
berumur kurang dari 25 tahun, pada lebih karena keluarga merasa mampu dalam
grandemultipara yang berumur lebih 35 memenuhi kebutuhan hidup (Friedman,
tahun kira-kira 4 kali lebih sering 2004).Namun, di negara-negara miskin
dibandingkan dengan grandemultipara yang yang kurang mampu dalam memberikan
berumur kurang dari 25 tahun (Sumapraja, pelayanan dan infrastruktur pada jumlah
2005). penduduk yang meningkat ternyata
Keadaan yang dapat mempengaruhi memiliki fakta bahwa terjadi peningkatan
optimalisasi ibu maupun janin pada jumlah penduduk yang terbesar.
kehamilan yang dihadapi merupakan resiko Diproyeksikan bahwa 95% peningkatan
tinggi pada kehamilan. Menurut Hebert populasi yang diantisipasi akan
Hutabarat, membagi faktor kehamilan berlangsung di daerah-daerah yang miskin
dengan resiko tinggi salah satunya (Chapman, 2008).

| 43
Kemiskinan menjadi isu yang cukup dengan Jumlah Persalinan di Wilayah
menyita perhatian berbagai kalangan Puskesmas Mamburungan.
termasuk kesehatan.Keterjangkauan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan METODE PENELITIAN
terkait dengan daya beli. Kemiskinan juga Metode penelitian yang digunakan
menjadi hambatan besar dalam pemenuhan oleh peneliti dalam penelitian ini metode
kebutuhan terhadap makanan yang sehat survey analitik dengan pendekatan cross
sehingga dapat melemahkan daya tahan sectional dan dilanjutkan dengan
tubuh yang dapat berdampak pada menggunakan data sekunder dan
kerentanan untuk terserang penyakit- menggunakan data primer. Populasi dalam
penyakit tertentu(Chapman, 2008). penelitian ini adalah seluruh ibu yang
Penelitian ini memiliki rumusan memiliki peningkatan jumlah persalinan
masalah; Hubungan Tingkat Pendapatan yang ada di Wilayah Puskesmas
dengan Jumlah Persalinan di Wilayah Mamburungan.Besar sampel dalam
Puskesmas Mamburungan?sedangkan penelitian ini yaitu berjumlah 67 orang
tujuan penelitian ini untuk mengetahui dengan tekhnik total sampling. Instrumen
apakah ada Hubungan Tingkat Pendapatan yang digunakan adalah checklist serta
wawancara langsung dengan responden.

HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pendapatan di
Wilayah Puskesmas Mamburungan
Tingkat Pendapatan Frekuensi Responden (n) Presentase (%)
Tinggi 3 4,5%
Sedang 12 17,9%
Rendah 52 77,6%
Total 67 100%
Tabel 1 menunjukkan dari 67 ibu yang pendapatan sedang sebanyak 17,9% atau
memiliki peningkatan jumlah persalinan sebanyak 12 orang serta dari 67 ibu
yang memiliki tingkat pendapatan tinggi yang memiliki peningkatan jumlah
sebanyak 4,5% atau sebanyak 3 orang persalinan yang memiliki tingkat
dan 67 ibu yang memiliki peningkatan pendapatan rendah sebanyak 77,6% atau
jumlah persalinan yang memiliki tingkat sebanyak 52 orang.
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Wilayah
Puskesmas Mamburungan
Tingkat Pekerjaan Frekuensi Responden (n) Presentase (%)
IRT 61 91%
Wiraswasta 2 3%
Swasta 4 6%
Total 67 100%

44 |
Tabel 2 menunjukkan dari 67 ibu yang Wiraswasta sebanyak 3% atau sebanyak
memiliki peningkatan jumlah persalinan 2 orang serta dari 67 ibu yang memiliki
yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga peningkatan jumlah persalinan yang
sebanyak 91% atau sebanyak 61 orang bekerja Swasta sebanyak 6% atau
dan 67 ibu yang memiliki peningkatan sebanyak 4 orang.
jumlah persalinan yang bekerja sebagai

Tabel 3.Distribusi frekuensi menurut Jumlah Persalinan Ibu di Wilayah Puskesmas


Mamburungan

Jumlah Persalinan Frekuensi Responden (n) Presentase (%)

≤ 4 kali 3 4,5%

> 4 kali 64 95,5%

Total 67 100%

Tabel 3 menunjukkan sebesar 4,5% atau B. Analisa Bivariat


sebanyak 3 orang dari 67 ibu yang Setelah dilakukan distribusi
memiliki peningkatan jumlah persalinan frekuensi univariat, selanjutnya
yang pernah melahirkan ≤ 4 kali dan menggunakan bivariat untuk deskripsi
sebesar 95,5% atau sebanyak 64 orang Hubungan Tingkat Pendapatan dengan
dari 67 ibu yang memiliki peningkatan Jumlah Persalinan di Wilayah
jumlah persalinan yang pernah Puskesmas.
melahirkan > 4 kali.
Tabel 4.Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Jumlah Persalinan
Tingkat Pendapatan Keluarga
Jumlah Total pValue
Tinggi Sedang Rendah
Persalinan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
≤ 4 kali 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100
> 4 kali 2 3,1 11 17,2 51 79,7 64 100 0,029
TOTAL 3 4,5 12 17,9 52 77,6 67 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pendapatan sedang


memiliki peningkatan jumlah persalinan sebanyak 1 orang (33,%) serta yang
yang pernah melahirkan ≤ 4 kali yang memiliki tingkat pendapatan rendah
memiliki tingkat pendapatan tinggi sebanyak 1 orang (33,3%). Jumlah ibu
sebanyak 1 orang (33,3%) dan yang yang memiliki peningkatan jumlah

| 45
persalinan yang pernah melahirkan > 4 tersebut terlihat pada tabel 1 bahwa
kali yang memiliki tingkat pendapatan responden yang memiliki kategori
tinggi sebanyak 2 orang (3,1%) dan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 3
yang memiliki tingkat pendapatan orang(4,5%) dan responden yang
sedang sebanyak 11 orang (17,2%) serta memiliki kategori tingkat pendapatan
yang memiliki tingkat pendapatan sedang sebanyak 12 orang (17,9%)
rendah sebanyak 52 orang (77,6%). serta kategori tingkat pendapatan
Perhitungan mencari nilai X2 rendah sebanyak 52 orang (77,6%).
dengan program statistik menghasilkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
nilai X2 hitung sebesar 7.051 dan X2 penelitian yang dilakukan oleh
tabel dihitung dengan rumus df = (k- Septiana Dwi Susanti Aisyan, Dkk
1)(b-1) dan didapat nilai X2 tabel adalah (2010) dengan judul ―Hubungan
4,605 dengan derajat kepercayaan 10%. Antara Status Sosial Ekonomi
Hal ini berarti bahwa X2 hitung > X2 Keluarga Dengan Kematian Perinatal
tabel, maka dapat disimpulkan bahwa Di Wilayah Kerja Puskesmas
terdapat hubungan antara tingkat Baamang Unit Ii Sampit Kalimantan
pendapatan dengan jumlah persalinan di Tengah‖, yang menyatakan bahwa ada
Wilayah Puskesmas Mamburungan. hubungan yang bermakna antara sosial
Untuk menguji hipotesis yang diajukan ekonomi keluarga dengan kematian
dapat diterima atau ditolak dapat dengan bayi perinatal (Miftakhul, 2004).
membandingkan antara X2 hitung Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
dengan X2 tabel. Dalam penelitian ini Ni‘mah Said, Dkk (2015) dengan judul
didapat bahwa X2 hitung > X2 tabel dan ―Hubungan Faktor Sosial Ekonomi
nilai p value 0,029 yang berarti p< 0,05, dengan Kecemasan Ibu Primigravida
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal di Puskesmas Tuminting‖ yang
ini menunjukkan bahwa terdapat menunjukkan ada hubungan antara
hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan
pendapatan dengan jumlah persalinan di kecemasan ibu primigravida di
Wilayah Puskesmas Mamburungan. Puskesmas Tuminting (Said Ni‘mah,
2015).
PEMBAHASAN Kemiskinan menjadi isu yang
A. Tingkat Pendapatan cukup menyita perhatian berbagai
Berdasarkan penelitian yang telah kalangan termasuk
dilakukan pada ibu yang memiliki kesehatan.Keterjangkauan masyarakat
peningkatan jumlah persalinan di terhadap pelayanan kesehatan terkait
Wilayah Kerja Puskesmas dengan daya beli.Kemiskinan juga
Mamburungan Tarakan, didapatkan menjadi hambatan besar dalam
hasil bahwa tingkat pendapatan ibu pemenuhan kebutuhan terhadap
yang memiliki peningkatan jumlah makanan yang sehat sehingga dapat
persalinan berada pada kategori melemahkan daya tahan tubuh yang
tingkat pendapatan rendah. Hal dapat berdampak pada kerentanan

46 |
untuk terserang penyakit-penyakit keluarga merasa mampu dalam
tertentu. Fenomena gizi buruk dan memenuhi kebutuhan hidup
kurang seringkali dikaitkan dengan (Friedman, 2004).
kondisi ekonomi yang buruk jika Faktor pendidikan ibu yang
merujuk pada fakta bahwa memiliki peningkatan jumlah
keterbatasan pemenuhan pangan dapat persalinan di wilayah puskesmas
menyebabkan busung lapar, mamburungan berdasarkan tabel 2
Kwashiorkor, penyakit kekurangan yaitu pendidikan yang memiliki
vitamin seperti Xeropthalmia, Scorbut peningkatan jumlah persalinan yang
dan Beri-beri (Kemenkes, 2011). tamat SD sebanyak 21 orang (31,3%),
ibu yang memiliki peningkatan jumlah
B. Jumlah Persalinan persalinan yang tamat SMP sebanyak
Pada penelitian ini jumlah ibu yang 30 orang (44,8%) dan ibu yang
memiliki peningkatan jumlah memiliki peningkatan jumlah
persalinan di Wilayah Puskesmas persalinan yang tamat SMA sebanyak
Mamburungan berdasarkan tabel 4 15 orang (22,4%) serta ibu yang
didapatkan jumlah persalinan ibu yang memiliki peningkatan jumlah
pernah melahirkan sebanyak ≤ 4 kali persalinan yang tamat perguruan tinggi
sebanyak 64 orang (95,5%) dan sebanyak 1 orang (1,5%). Tingkat
jumlah ibu yang memiliki peningkatan pendidikan terbanyak dari ibu yang
jumlah persalinan yang pernah memiliki peningkatan jumlah
melahirkan > 4 kali sebanyak 3 orang persalinan yaitu tamat SMP (Sekolah
(4,5%). Menengah Pertama) sebanyak 30
Paritas atau jumlah persalinan orang dan responden terendah yaitu
adalah wanita yang pernah melahirkan tamat Perguruan Tinggi sebanyak 1
bayi aterm dan banyaknya kelahiran orang. Makin tinggi tingkat pendidikan
hidup yang dipunyai oleh seorang seseorang, maka makin mudah dalam
wanita (Manuaba, 1998). Peningkatan memperoleh menerima informasi,
paritas dapat meningkatkan resiko sehingga kemampuan ibu dalam
timbulnya permasalahan pada berpikir lebih rasional. Ibu yang
kehamilan, persalinan dan nifas (Tiran, mempunyai pendidikan tinggi akan
2006). lebih berpikir rasional bahwa jumlah
Paritas dipengaruhi oleh beberapa anak yang ideal adalah 2 orang.
faktor antara lain pendidikan, Faktor pekerjaan ibu yang
pekerjaan, keadaan ekonomi, latar memiliki peningkatan jumlah
belakang budaya dan pengetahuan. persalinan di wilayah puskesmas
Salah satu faktor yang mempengaruhi mamburungan berdasarkan tabel 2
paritas adalah keadaan ekonomi yaitu ibu yang memiliki peningkatan
keluarga. Kondisi ekonomi keluarga jumlah persalinan yang bekerja
yang tinggi mendorong ibu untuk sebagai ibu rumah rangga sebanyak 61
mempunyai anak lebih karena orang (91%) dan ibu yang memiliki

| 47
peningkatan jumlah persalinan yang peningkatan jumlah persalinan yang
bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 2 pernah melahirkan > 4 kali memiliki
orang (3%) serta ibu yang memiliki tingkat pendapatan rendah yang berarti
peningkatan jumlah persalinan yang bahwa walaupun tingkat pendapatan
bekerja sebagai swasta sebanyak 4 keluarga rendah ibu yang memiliki
orang (6%). Banyak anggapan bahwa peningkatan jumlah persalinan pernah
status pekerjaan seseorang yang tinggi, melahirkan hingga > 4 kali.
maka boleh mempunyai anak banyak Semakin tinggi tingkat pendapatan
karena mampu dalam memenuhi keluarga semakin banyak pula jumlah
kebutuhan hidup sehari-hari. riwayat melahirkan, teori tersebut
tidak sesuai dengan penelitian diatas
C. Hubungan Tingkat Pendapatan dikarenakan ibu yang memiliki
dengan Jumlah Persalinan di peningkatan jumlah persalinan hingga
Wilayah Puskesmas Mamburungan > 4 kali ternyata memiliki tingkat
Berdasarkan hasil penelitian pendapatan rendah. Hal ini juga tidak
menunjukkan bahwa terdapat sesuai dengan pernyataan Friedman
hubungan antara tingkat pendapatan (2004) bahwa kondisi ekonomi
dengan jumlah persalinan di Wilayah keluarga yang tinggi mendorong ibu
Puskesmas Mamburungan. Sebagian untuk mempunyai anak lebih karena
besar ibu yang memiliki peningkatan keluarga merasa mampu dalam
jumlah persalinan memiliki tingkat memenuhi kebutuhan hidup
pendapatan rendah yaitu sebanyak 52 (kemenkes, 2011). Peningkatan paritas
orang (77,6%). Adanya hubungan dapat meningkatkan resiko timbulnya
antara kedua variabel ditunjukkan dari permasalahan pada kehamilan,
hasil perhitungan Chi-Squarenilai p persalinan dan nifas (Chapman, 2008).
value 0,029 yang berarti p<0,05, Hasil penelitian ini sesuai dengan
artinya Ho ditolak dan Ha diterima. penelitian sebelumnya yang dilakukan
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat oleh Ririn Miftakul U. (2004), dengan
hubungan antara tingkat pendapatan judul ―Faktor-Faktor yang
dengan jumlah persalinan di Wilayah Mempengaruhi Tingkat Paritas pada
Puskesmas Mamburungan. Pasangan Usia Subur di Kecamatan
Melihat adanya hubungan tingkat Sukodono Kabupaten Sidoarjo‖ yang
pendapatan dengan jumlah persalinan menunjukkan bahwa ada pengaruh
di Wilayah Puskesmas Mamburungan, yang signifikan antara pendapatan
maka dapat disimpulkan bahwa jumlah keluarga dengan paritas ibu di
ibu yang memiliki peningkatan jumlah Kecamatan Sukodono Kabupaten
persalinan yang pernah melahirkan ≤ 4 Sidoarjo. Hal ini karena tingkat
kali memiliki tingkat pendapatan yang pendapatan di Kabupaten Sidoarjo
bervariasi yaitu berada pada tingkat sebagian besar adalah pendapatan
pendapatan tinggi, sedang dan rendah, diatas rata-rata.Walaupun pendapatan
sedangkan ibu yang memiliki diatas rata-rata tetapi responden lebih

48 |
memilih untuk memiliki anak >2. ditolak dan Ha diterima. Dapat
Tetapi ada faktor lain yang disimpulkan bahwa terdapat
menyebabkan tinggi rendahnya paritas hubungan yang signifikan antara
ibu yakni faktor pandangan ibu yang tingkat pendapatan dengan jumlah
berbeda-beda tentang paritas. Hal itu persalinan di Wilayah Puskesmas
yang menyebabkan tidak Mamburungan. Peningkatan
berpengaruhnya tingkat pendapatan paritas dapat meningkatkan resiko
keluarga terhadap paritas ibu timbulnya permasalahan pada
(Miftakul, 2004). kehamilan, persalinan dan
nifas.Kehamilan membutuhkan
KESIMPULAN anggaran khusus seperti biaya
1. Tingkat pendapatan ibu yang ANC, makanan bergizi untuk ibu
memiliki peningkatan paritas di dan janin, pakaian hamil, biaya
Wilayah Puskesmas persalinan dan kebutuhan bayi
Mamburungan bervariasi setelah lahir sehingga tingkat
berdasarkan jumlah persalinan pendapatan dalam keluarga sangat
yang ibu alami baik yang hidup berpengaruh terhadap jumlah
maupun yang tidak hidup. Ibu persalinan.
yang memiliki peningkatan
persalinan yang memiliki tingkat REFERENSI
pendapatan tinggi sebanyak 3 Aisyan Septiana Dwi Susanti, Dkk.
orang (4,5%) dan ibu yang Hubungan Antara Status Sosial
memiliki peningkatan persalinan Ekonomi Keluarga Dengan
yang memiliki tingkat pendapatan Kematian Perinatal Di Wilayah
sedang sebanyak 12 orang Kerja Puskesmas Baamang Unit Ii
(17,9%) serta ibu yang memiliki Sampit Kalimantan Tengah 2010:
peningkatan persalinan yang 36.
memiliki tingkat pendapatan Chapman R, Audrey, dkk. Bumi Yang
rendah sebanyak 52 orang Terdesak. Indonesia: Mizan
(77,6%). Pustaka. 2008: 69.
2. Jumlah ibu yang memiliki Depkes RI. Survey Demografi Dan
peningkatan persalinan di Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2007.
Wilayah Puskesmas Friedman. Keperawatan Keluarga. Jakarta:
Mamburungan yang pernah EGC. 2004.
melahirkan ≤ 4 kali sebanyak 3 Kementerian Kesehatan Republik
orang (4,5%) dan ibu yang pernah Indonesia. Buku Saku Pelayanan
melahirkan > 4 kali sebanyak 64 Kesehatan Ibu di Fasilitas
orang (95,5%). Kesehatan Dasar dan Rujukan.
3. Dari hasil pengujian Chi-Square, Jakarta: Kemenkes RI. 2013: 96.
didapatkan nilai p value 0,029 Kementerian Kesehatan Republik
yang berarti p< 0,05, artinya Ho Indonesia. Profil Kesehatan

| 49
Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Miftakul Ririn U. Faktor-Faktor yang
Kemenkes RI. 2015. Mempengaruhi Tingkat Paritas
Kementerian Kesehatan Republik pada Pasangan Usia Subur di
Indonesia. Pusat Data dan Kecamatan Sukodono Kabupaten
Informasi. Jakarta Selatan: Sidoarjo Surabaya. UNESA: 2004.
Infodatin. 2014. 46-47.
Kementerian Kesehatan Republik Said Ni‘mah, Dkk. Hubungan Faktor Sosial
Indonesia. Profil Kesehatan Ekonomi dengan Kecemasan Ibu
Indonesia 2011. Jakarta: Primigravida di Puskesmas
Kementerian Kesehatan RI. 2011: Tuminting 2015: 6.
16-19. Sudarma M. Sosiologi Kesehatan. Jakarta:
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Salemba Medika. 2008: 177.
Kandungan dan Keluarga Sumapraja S dan Rachimhadhi T.
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Perdarahan Antepartum dalam:
Jakarta: EGC. 1998: 158, 208 & Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan.
295. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Sarwono Prawirohardjo. 2005:
Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. 36385.
2013: 241-242. Tiran D. Kamus Saku Bidan Edisi 10.
Jakarta: EGC. 2006: 192.

50 |
PENGARUH METODE LEBOYER TERHADAP PENURUNAN STRES
BAYI BARU LAHIR

Nurul Hikmah Annisa, M. Keb 1


STIKES YARSI MATARAM, PRODI KEBIDANAN JENJANG D.III
Email : Ayoe_cfo@yahoo.com

ABSTRAK

NURUL HIKMAH ANNISA. Pengaruh Metode Leboyer Terhadap Penurunan Stres


Bayi Baru Lahir di Klinik Bumi Sehat dan Puskesmas Ubud I Gianyar Provinsi Bali
Tahun 2015
Metode Leboyer adalah metode yang digunakan dalam persalinan yang
meminimalkan trauma bagi bayi yang baru lahir. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh persalinan metode laboyer dan persalinan konvensional terhadap penurunan
stres bayi baru lahir di Klinik Bumi Sehat Ubud dan Puskesmas Ubud I Gianyar
Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan metode Kohort Prospektif. Sampel yang
diambil adalah Ibu bersalin fisiologis sebanyak 56 orang terdiri atas 28 orang
kelompok persalinan metode leboyer dan 28 orang dengan persalinan konvensional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Data dianalisis
dengan analisis statistik melalui uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh Persalinan dengan metode leboyer terhadap penurunan stres pada
bayi baru lahir (p=0,00). Terdapat perbedaan yang signifikan antara suhu tubuh bayi
pada persalinan dengan metode leboyer dan persalinan konvensional (p=0.00). Tidak
Ada perbedaan yang signifikan antara pernafasan bayi baru lahir pada persalinan
dengan metode leboyer dan persalinan konvensional (p=0.055).

Kata Kunci: metode leboyer, suhu tubuh bayi, pernapasan bayi, stres bayi baru lahir

| 51
PENDAHULUAN baru lahir merupakan tujuan dari metode
Kehidupan pertama bayi di luar leboyer ini.
rahim masih menjadi perhatian bagi tenaga Metode ini memungkinkan
kesehatan disaat bayi baru lahir merupakan persalinan yang betul-betul alami. Baik ibu
masa yang paling rentan terutama terhadap maupun bayi ditangani dengan lembut,
stres dengan gejala asfiksia dan hypotermi. Tanpa gerakan tiba-tiba yang dapat
Studi dari berbagai jenis kelahiran telah membuat bayi kaget atau takut. (Shanley,
mengungkapkan bahwa kelahiran spontan 2012). Fokus pada bayi selama persalinan,
bukan tanpa bahaya, salah satu akses untuk dalam metode yang dikembangkan oleh
mengatasi masalah tersebut adalah melalui dokter ahli kandungan perancis bermaksud
program peningkatan pelayanan persalinan membuat proses kelahiran yang
secara aman dan tepat bagi bayi baru lahir. mengurangi stres pada bayi. Bayi yang
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi mengalami stres dapat diakibatkan oleh
salah satunya adalah sarana/ fasilitas tempat hipotermia dan asfiksia. Faktor yang
persalinan dan lingkungan persalinan. menyebabkan adalah kebiasaan/perilaku
Lingkungan persalinan merupakan suatu yang salah seperti membersihkan lemak
hal yang sangat jarang diperhatikan, bayi segera setelah lahir, bayi baru lahir
lingkungan persalinan yang dimaksud tidak segera didekapkan / dipisah /tidak
adalah suara kebisingan, tenang dan segera disusui oleh ibunya. Semua
pencahayaan. (Simkin, 2010). kebiasaan diatas justru mengakibatkan
Suara kebisingan sekitar ibu yang penurunan suhu tubuh pada bayi.
akan bersalin, suara orang-orang yang Berdasarkan data diatas maka
berada disekitar ibu yang akan bersalin penelitian ini difokuskan pada kejadian
termasuk suara penolong persalinan yang hipotermi dan asfiksia akibat dari stres bayi
terkadang keras pada saat memimpin baru lahir, Persalinan dengan metode
persalinan ibu dan suara bunyi-bunyi alat leboyer dan persalinan konvensional dan
kesehatan disekitar tempat ibu pada saat dengan menggunakan parameter
bersalin, hingga saat ini belum menjadi pengukuran suhu tubuh dan Pernafasan.
pusat perhatian atau diperhatikan oleh peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
penolong persalinan namun lingkungan tentang pengaruh persalinan dengan metode
persalinan ini sangat penting. Menurut Leboyer dan persalinan konvensional
leboyer (2012), bahwa lingkungan terhadap penurunan stres pada bayi baru
persalinan merupakan suatu metode dalam lahir khususnya pada kejadian hipotermi
persalinan normal. Metode yang digagas dan asfiksia‖.
oleh Frederick Leboyer MD ini
mengkondisikan, proses melahirkan yang METODE PENELITIAN
memungkinkan bayi untuk dilahirkan di a. Rancangan Kegiatan
sebuah ruangan tenang, bercahaya redup Penelitian ini diawali dengan
dan memiliki suara-suara lembut untuk pendataan ibu hamil serta meminta
meminimalkan trauma dan stres bagi bayi persetujuan untuk menjadi responden
kepada ibu tersebut pada saat ibu sedang

52 |
melakukan kunjungan, Selanjutnya peneliti Teknik pengambilan sampel dalam
menanyakan siapa yang akan mendampingi penelitian ini menggunakan sistim
ibu pada saat proses persalinan, dan Accidental Sampling. menggunakan
memastikan pendamping persalinan hadir metode accidental sampling dengan rumus
pada saat proses persalinan berlangsung, Stephen Isaac dan William B. Michael
Peneliti memastikan bahwa ruang maka besar sampel dapat dihitung.
persalinan sudah sesuai dengan konsep baik Penentuan jumlah sampel menggunakan
metode leboyer ataupun persalinan tabel Issac dan Michael dengan taraf
konvensional, Selanjutnya menunggu signifikansi 95% dan berdasarkan tingkat
hingga ibu bersalin sudah memasuki kala II kesalahan 1%, 5% dan 10%, pada jumlah
dan memastikan kelompok metode leboyer populasi 30 orang maka hasil yang didapat
dan persalinan konvensional sudah sesuai, untuk sampel masing-masing adalah 28 ibu
Setelah kepala bayi sudah keluar peneliti bersalin fisiologis. Maka peneliti
langsung mengukur suhu tubuh bayi memutuskan untuk menentukan jumlah
menggunakan thermometer infrared di sampel sebanyak 56 ibu bersalin fisiologis.
kening bayi dan mengukur pernapasan Instrumen yang digunakan adalah
bayi, Pengukuran dilakukan berulang lembar observasi yang dibuat sendiri oleh
setelah bayi lahir yaitu 15 menit pertama peneliti dengan dasar menggunakan teori-
setelah kelahiran hingga 15 menit kedua teori yang terkait pada penelitian dan sudah
setelah kelahiran, Pengukuran telah selesai diuji validasi. Adapun instrument penelitian
dan peneliti memasukkan data kedalam yaitu
master tabel. 1) Suhu Bayi Baru Lahir
b. Ruang lingkup dan objek Pada lembar observasi suhu bayi
Penelitian ini dilakukan secara menggunakan angka langsung dengan
observasional, Desain penelitian ini adalah satuan °Celcius. Dan dikolom diagnose
Kohort Prospektif. Populasi dalam adalah diagnosa yang di tetapkan pada saat
penelitian ini adalah ibu bersalin fisiologis ditemukan hasil ukur sehingga
di Klinik Bumi Sehat dan Puskesmas Ubud mempermudah peneliti untuk mengetahui
I Gianyar Bali sebanyak 80 orang setiap kejadian stres pada bayi saat lahir atau
bulannya ±15-20 orang yang melakukan beberapa menit kemudian.
persalinan di Klinik Bumi Sehat dan 2) Pernafasan Bayi Baru Lahir
Puskesmas Ubud I Pada lembar observasi pernafasan
Penelitian ini akan dilaksanakan di bayi baru lahir peneliti menggunakan
ruang bersalin di Klinik Bumi Sehat, Klinik standart yang sudah baku untuk menilai
ini berlokasi di Ds. Nyiuh Kuning Ubud pernapasan bayi. Pada kolom diagnosa
Bali dan Klinik ini merupakan satu–satunya mempermudah penilaian peneliti untuk
klinik yang menerapkan metode Leboyer mendiagnosa stres pada bayi adapun yang
secara penuh dan sebagai kelompok kontrol ditulis pada kolom diagnosa adalah
adalah Puskesmas Ubud I yang menerapkan radipnea, Takipnea, Hiperpnea, apnea.
persalinan konvensional 3) Metode Leboyer

| 53
Pada lembar observasi metode memiliki nilai 0 Metode leboyer dilakukan
leboyer penilaian yang dilakukan adalah, keseluruhan jika memiliki total nilai 17
jika dilakukan maka diberi tanda centang dan persentasi 100 %. Jika angka hasil yang
pada ya dan jika tidak dilakukan maka didapat kurang dari 17 atau 100 maka
diberi centang pada tanda tidak. Pada dinyatakan metode leboyer tidak dilakukan
kolom ya memiliki nilai 1 dan tidak atau persalinan konvensional.
c. Definisi Operasional
Variabel Bebas Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Persalinan Metode melahirkan bayi Baik: Pengelolaan tehnik Observasi Nominal
dengan di ruangan tenang, leboyer dilakukan
Metode pencahayaan redup dan Sepenuhnya
Leboyer memiliki suara lembut Tidak Baik: Pengelolaan
disekitar bayi pada saat tehnik leboyer tidak
lahir dilakukan sepenuhnya

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Skala


Terikat Ukur
Penurunan Terjadinya penurunan Stres Berat: JIka adanya Thermo- Ordinal
Stres Pada bentuk ketegangan dari Hypotermia (suhu tubuh bayi meter
Bayi Baru fisik dan psikis yang ≤36,4 °C) dan Asfiksia (bayi infrared dan
Lahir dialami oleh bayi baru tidak bisa bernafas spontan Jam Tangan
lahir yang didiagnosa dan teratur ≤40 - ≥60
dengan adanya x/menit).
hypotermi dan atau Stres Ringan: Jika adanya
asfiksia Hypotermia atau Asfiksia
Tidak Stres: Jika Tidak
hypothermia (Suhu tubuh
bayi ≥36,5°C – 37,4°C) dan
tidak Asfiksia (bayi bernafas
spontan dan teratur 40-60 x/
menit)
d. Analisis Data hipotesis digunakan uji Mann
Metode statistik untuk analisa data Whitney. Analisis ini digunakan
yang digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan perbedaan
adalah: stres bayi baru lahir dengan
1) Analisa Univariat : Analisis ini persalinan metode leboyer dan
adalah suatu prosedur pengolahan persalinan konvensional. Pedoman
data untuk menjelaskan karakteristik dalam menerima hipotesis adalah
dari persalinan dengan metode apabila nilai P < 0,05 maka Ho
leboyer dan persalinan konvensional ditolak dan Ha menyatakan adanya
2) Analisa Bivariat : Analisis yang pengaruh metode leboyer terhadap
digunakan untuk uji pengaruh adalah penurunan stres pada bayi baru lahir.
uji Mann Whitney dan untuk uji

54 |
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Distribusi Tingkat Stres Bayi Baru Lahir
Tabel 3 Distribusi Tingkat Stres pada bayi baru lahir berdasarkan metode
persalinan dengan metode leboyer dan konvensional
Metode Persalinan
Tingkat Stres Metode Leboyer konvensional
F % F % P
Tidak Stres 22 78.6 7 25
Stres Ringan 6 21.4 17 60.7 0,000
Stres Berat 0 0 4 14.3
Jumlah 28 100 28 100
Sumber : data primer, 2015
Pada tabel 3 dapat dilihat Untuk Dari beberapa hasil penelitian diatas
mengetahui Pengaruh antara persalinan menyatakan bahwa ruangan/tempat bersalin
metode leboyer dan persalinan konvensionl memberikan pengaruh terhadap proses
dilakukan uji mann whitney dengan hasil P persalinan itu sendiri yang juga mendukung
= 0.001 sehingga dapat disimpullkan bahwa hasil penelitian ini. Tujuan dari metode
persalinan konvensional cenderung lebih leboyer adalah membantu ibu menjalani
stres dibandingkan persalinan dengan persalinan dengan tenang dan bahagia agar
metode leboyer. Maka peneliti menyatakan bayi dilahirkan dalam suasana tenang, di
bahwa persalinan dengan metode leboyer ruangan tentram dan hening, guna
berpengaruh terhadap penurunan stres pada meminimalkan trauma dan stres pada ibu
bayi baru lahir. terutama pada bayi saat lahir, Membuat
b. Pengaruh Persalinan dengan bayi lahir dalam suasana yang ramah
metode leboyer dan konvensional sehingga transisi dari rahim ke luar adalah
pada stres bayi baru lahir sehalus mungkin, mengajurkan bayi baru
Persalinan dengan metode leboyer lahir langsung diletakkan di dada ibu agar
berpengaruh terhadap penurunan stres pada terjadi bonding dan tidak memberikan
bayi baru lahir. Dari uji mann whitney paparan sinar lampu kepada bayi untuk
didapatkan hasil P = 0.001 artinya nilai P < menghangatkan tubuh bayi.
0,05. hal ini didukung oleh penelitian Pada umumnya persalinan
serupa tentang persalinan yaitu oleh Robert konvensional dilakukan di dalam ruangan
Trotter (2007) yang menyatakan bahwa dengan cahaya lampu tenang, banyak
persalinan metode leboyer memiliki bayi intervensi selama persalinan, bayi setelah
yang lebih tenang dan suhu lebih normal lahir ditaruh di atas meja besi/kayu dengan
dibandingkan persalinan yang dengan alas kain dan lampu terang guna memeriksa
lampu terang, bidan yang cenderung dan observasi bayi terhadap penilaian
bernada tinggi untuk memberikan semangat panjang bayi dan berat badan bayi serta
ibu, banyak lampu menyala untuk lainnya. Sedangkan berdasarkan teori Haws
menyoroti proses persalinan sehingga (2014) bayi akan kehilangan panas tubuh
dalam proses persalinan lampu obgyn karena lingkungannya yaitu evaporasi,
menyoroti vagina. radiasi, konduksi dan konveksi.

| 55
Hal ini dapat memperkuat hasil dengan suhu tubuh bayi baru lahir, hasil
penelitian ini yaitu bayi akan tetap berada dari penelitian ini menyatakan bahwa bayi
di dada ibu setelah lahir dan disamping ibu yang dilakukan IMD selama 30 menit
sehingga bayi tidak akan mengalami setelah lahir memiliki suhu tubuh lebih
kehilangan panas karena lingkungannya. normal dibandingkan bayi yang hanya
Apabila bayi mengalami kehilangan panas dilakukan IMD 15 menit.
tubuhnya atau gangguan lainnya maka bayi Hal ini didukung hasil penelitian
dapat dinyatakan sedang mengalami stres. Chasak Pisatwong (2011) Thai Journal Of
Duxbury (2011) berdasarkan teori tersebut Obstetrics and Gynaecology bahwa angka
kita sebagai tenaga medis dapat kesakitan dan kematian dapat diturunkan
mengurangi keharusan bagi bayi tersebut dengan memperhatikan kebutuhan dengan
dengan cara menyesuaikan lingkungan cara mengurangi intervensi pada saat
persalinan sesuai dengan metode leboyer. persalinan seperti melakukan vaginal tuse
Jika hal ini dapat dikembangkan maka berkali–kali, mempercepat persalinan dan
sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu memperlebar jalan lahir. Hasil penelitian
metode leboyer dapat mengurangi dan Pisatwong Chasayak menunjukan dari 100
menurunkan kejadian stres pada bayi baru kelahiran terdapat 9 bayi yang mengalami
lahir. kesakitan dikarenakan terjadinya intervensi
c. Perbedaan stres pada bayi baru dan tindakan untuk mempercepat proses
lahir antara persalinan dengan persalinan.
metode leboyer dengan yang Pada penelitian Shanley (2010)
konvensional mendukung pernyataan Trotter (2007)
Dari hasil tabel diatas diketahuinya dengan kesimpulan bayi yang lahir secara
ada perbedaan antara persalinan leboyer alami akan lebih sehat dan dapat
dan persalinan konvesional berdasarkan menurunkan angka kematian baik kesakitan
hipotermi, asfiksia dan tingkatan stres. Hal dibandingkan bayi yang dilahirkan dengan
ini menunjukan bahwa persalinan dengan intervensi pada saat persalinannya.
metode leboyer dapat memengaruhi Intervensi pada saat persalinan dapat
penurunan stres pada bayi baru lahir mengakibat stres pada bayi saat lahir, untuk
dikarenakan kondisi lingkungan persalinan melihat kejadian stres dapat dilihat dari
yang tenang dengan alunan musik, lampu berbagai hal. Akan tetapi pada bayi baru
yang redup, tenaga persalinan seperti bidan lahir respon yang paling cepat dikaji adalah
tenang tidak melakukan tindakan yang respon fisiologis dan respon emosi, sesuai
dapat menimbulkan suara yang dengan penelitian ini yang hanya mengkaji
mengganggu dapat mempengaruhi kondisi respon fisiologis berupa suhu tubuh dan
bayi saat lahir, selain dengan IMD bahwa pernapasan. Dari hasil analisis perbedaan
metode persalinan leboyer juga dapat stres bayi baru lahir normal antara metode
mempengaruhi penurunan stres pada bayi. persalinan leboyer dengan persalinan
Hasil penelitian Leboyer tersebut didukung konvensional adalah ada perbedaan antara
oleh Mundiarti (2010) dengan judul persalinan metode leboyer dengan
Hubungan lama inisiasi menyusu dini

56 |
persalinan konvensional terhadap Haws. Paulette S.MSN, RNC, NNP. 2014.
penurunan stres bayi baru lahir. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat.
Cetakan Ke III. EGC. Jakarta
KESIMPULAN Leboyer, Frederick. Birth Without Violence.
a. Ada perbedaan kejadian hipotermi New York: Alfred A. Knopf, 2012
dan asfiksia pada bayi baru lahir Mardingsih, Sri. 2006. Skripsi. Faktor-
antara persalinan dengan metode faktor yang Berhubungan Dengan
leboyer dan persalinan konvensional Kejadian Asfiksia Neonatorum di
b. Ada perbedaan tingkatan stres pada Bidan RSUD Sukoharjo Tahun
bayi baru lahir antara persalinan 2005. Surakarta: USAHID
dengan metode leboyer dan Pisatwong, Chasayak., 2011. Thai Journal
persalinan konvensional of Obstetrics and Gynaecology.
c. Ada pengaruh antara persalinan Phramongkutklao Hospital.
menggunakan metode leboyer Bangkok
dengan kejadian penurunan stres Shanley, Laura Kaplan. Unassisted Birth.
pada bayi baru lahir di klinik bumi Westport, Ct: Greenwood, 2010.
sehat dan puskesmas ubud I dan II Shireen, Nilufar. 2009. Risk Factors And
bali. Short-Term Outcome Of Birth
Asphyxiated Babies In Dhaka
REFRENSI Medical College Hospital.
Duxbury, Mitzi L. ―Nursing In Bangladesh J Child Health.
Neonatology.‖ Neonatology On Trotter, Robert J. ―Leboyer’s Babies.‖
The Science News 111 (2007): 59.
Web.Http://Www.Neonatology.Org Varney, Helen. Kriebs, Jan M Dan Gegor,
/Classics/Mj1980/Ch08.Html. Carolyn L. 2012. Asuhan
Mead Johnson. (Accessed Kebidanan. Edisi Ke 5 Cetakan Ke
December 9, 2009). III Vol 2. Egc. Jakarta

| 57
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PADA WANITA MASA
REPRODUKSI

Ni Luh Yolanda Ambarwati1), Chichik Nirmasari2), Masruroh3)


Prodi D-IV Kebidanan
Falkultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Email : yolanda_ambarwati09@yahoo.com
Email : chichik_ns@yahoo.co.id
Email : vinamasruroh@yahoo.co.id

ABSTRAK

Masa reproduksi adalah masa yang penting yang dialami bagi seluruh wanita untuk
meneruskan keturunannya. Pada masa reproduksi ini wanita mengalami berbagai
perubahan, pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai tingkatan umurnya.
semakin meningkat umurnya akan mengakibatkan perubahan fungsi tubuh. Dalam
mengatasi atau pun meredakan bebagai keluhan dan perubahan fungsi tubuh yang
terjadi masa reproduksi tentunya setiap orang memiliki kiat-kiat atau cara tersendiri,
dimana cara tersebut bisa dengan cara therapy farmakologi atau pun non-farmakology.
Teknik relaksasi ini merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengurangi rasa
nyeri,dan rasa cemas karena dapat membantu mengurangi tegangan otot, sehingga
menurunkan intensitas nyeri atau meningkatkan toleransi nyeri, dengan cara
mengajarkan untuk menggunakan nafas abdomen berirama dan lambat enam sampai
sembilan kali permenit, dan dapat mempertahankan irama yang lambat dan konstan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas teknik relaksasi pada wanita
masa reproduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review terhadap
hasil penelitian yang berkaitan dengan efektifitas teknik relaksasi pada wanita masa
reproduksi, yang dipublikasikan pada google scholer. Artikel yang dipilih merupakan
artikel berbahasa Indonesia yang terbit sejak tahun 2010 sampai 2016. Dimana dalam
artikel tersebut ditemukan secara signifikan bahwa teknik relaksasi dapat mengatasi
berbagai masalah keluhan pada masa reproduksi.

Kata Kunci: Masa Reproduksi, Teknik Relaksasi

58 |
PENDAHULUAN menurunkan intensitas nyeri atau
Latar Belakang meningkatkan toleransi nyeri, dengan cara
Masa reproduksi adalah masa yang mengajarkan untuk menggunakan nafas
penting yang dialami bagi seluruh wanita abdomen berirama dan lambat enam sampai
untuk meneruskan keturunannya. Seperti sembilan kali permenit, dan dapat
halnya makhluk lain, manusia juga mempertahankan irama yang lambat dan
menjalankan perannya dalam meneruskan konstan (Judha, 2012).
keturunan, dan wanita memilki peranan Dalam keadaan kaya akan oksigen
yang cukup besar. yang bersih diharapkan metabolisme di
Pada masa reproduksi ini wanita dalam tubuh akan berjalan dengan baik dan
mengalami berbagai perubahan, otak akan relaksasi sehingga implus nyeri
pertumbuhan dan perkembangan dalam yang bai akan diterima akan diolah dengan
berbagai tingkatan umurnya. semakin baik dan diterjemahkan dengan persepsi
meningkat umurnya akan mengakibatkan nyeri yang berkurang (Judha, 2012).
perubahan fungsi tubuh (Akhmad, 2009). Belakangan ini teknik relaksasi
Dalam mengatasi atau pun bukan hanya berhubungan dengan nyeri
meredakan bebagai keluhan dan perubahan saja, tetapi juga berhubungan dengan
fungsi tubuh yang terjadi masa reproduksi istiahat dan tidur serta dapat juga
tentunya setiap orang memiliki kiat-kiat membantu mengurangi ketegangan atau
atau cara tersendiri, dimana cara tersebut stress.
bisa dengan cara therapy farmakologi atau Tujuan dari tinjauan literature ini
pun non-farmakology (Judha, 2012). adalah untuk mengetahui efektifitas teknik
Dalam situasi untuk mengatasi atau relaksasi nafas pada wanita masa
pun meringankan berbagai perubahan atau reproduksi. Dengan mengetahui efektifitas
keluhan yang terjadi tentunya seorang teknik relaksasi tersebut dapat dijadikan
wanita harus memiliki teknik agar tidak srtategi oleh wanita reproduksi dan tenaga
selalu ketergantungan terhadap therapy kesehatan dalam mengurangi keluhan pada
farmakologis. Teknik yang dimaksud dalam wanita masa reproduksi.
hal ini adalah salah satunya dengan teknik
relaksasi (Amalia, 2014) METODE PENELITIAN
Teknik relaksasi ini merupakan salah Study ini merupakan suatu tinjauan
satu dari therapy non-farmakologi, yang literature (literature review) yang mencoba
dilakukan dengan menarik nafas dalam. menggali informasi mengenai efektivitas
Teknik ini sangat praktis dilakukan dan teknik relaksasi pada wanita masa
dapat dilakukan saat seorang wanita reproduksi. Sumber untuk melakukan
mengalami ketidaknyamanan pada dirinya tinjauan literature ini meliputi studi
(Amalia, 2014). pencarian sistematis database komputerisasi
Teknik relaksasi ini merupakan salah (Pubmed, NCBI, Google Cendikia) dalam
satu metode yang efektif untuk mengurangi bentuk jurnal penelitian berjumlah 6 yang
rasa nyeri, karena dapat membantu digunakan dari tahun 2010-2016.
mengurangi tegangan otot, sehingga

| 59
HASIL yang terdiri dari 3 artikel praeksperimen, 2
Pencarian artikel dilakukan pada artikel kuasi eksperimen,dan 1 artikel
pangkalan data (data base) dengan tentang kuantitatif Berikut ini daftar artikel
menggunakan kata kunci tertentu, seperti : yang ditemukan dan diuraikan dalam
teknik relaksasi. Artikel yang ditemukan bentuk tabel.
dan memenuhi kriteria sebanyak 6 artikel
Tabel 1. Ekstraksi Data Penelitian
No Peneliti Metode Penelitian Hasil
1. Retno Wida Desain peneilian yang Hasli penelitian ini adalah ada
Hapsari digunakan yaitu Quasi perbedaan yang signifikan antara skala
(2013) n et al Eksperimen, teknik yang intensitas disminore sebelum dan
digunakan adalah purposive sesudah dilakukan teknik relaksasi
sampling, sampel yang nafas dalam dengan nilai p = 0,000
digunakan 149 siswi. yaitu teknik relaksasi nafas dalam
efektif untuk menurunkan skala
intensitas disminore.
2. Eti Salafas Desain penelitian yang Hasil Penelitian ini adalah pernafasan
(2016) n et al digunakan yaitu Quasi yoga efektif dalam perubahan
Eksperiment, dengan penurunan kecemasan ibu hamil
menggunakan purposive trimester III dengan p value 0.0001 <
sampling. Dengan sampel 0,05 dan nilai t 12.696. dibandingkan
berjumlah 20 responden. dengan Hypno-EFT.
3. Moh. Wildan Desain penelitian yang Hasil penelitian ini adalah setelah
(2012) n et al digunakan yaitu praeksperimen dilakukan uji statisstik Wilcoxon harga
desaign, menggunakan teknik Z hitung -5,203 dan lebih besar dari -
accidental sampling. Dengan 1,96, dengan demikian Ho ditolak. Jadi,
jumlah sampel 30 responden. teknik relaksasi berpengaruh terhadap
rasa nyeri persalinan kala I pada BPS
Wilayah Kerja Puskesmas Patrang
Kabupaten Jember.
4. Ni Wayan Desain penelitian yang Hasil penelitian menunjukkan nilai p
Ariani (2015) digunakan yaitu praeskperimen, 0,016 tau nilai p lebih kecil dari 0,05
n et al teknik yang digunakan yaitu artinya terdapat perbedaan bermakna
consecutive sampling. Jumlah nyeri persalinan kala I fase aktif, pada
sampel yang digunakan 32 bukaan > 8cm -10cm antara kelompok
orang. ibu bersalin yang melakukan pernafasan
yoga dengan kelompok ibu bersalin
yang menggunakan pernafasan
kompensional
5. Evi Nur Desain penelitian yang Terdapat pengaruh yang sangat
Imamah digunakan adalah Pra signifikan antara relaksasi terhadap
(2010) n et al Eksperimen. Sampel yang penurunan nyeri luka jahitan perineum
digunakan 20 responden pada ibu post partum dengan p sign <
0,05
6. Ida Sriwiaty Desain penelitian yang Hasil penelitian ini adalah relaksasi
(2013) n et al digunakan yaitu Kuantitatif, memberikan pengaruh yang efektif
terhadap penurunan kecemasan wanita
premenopause.

60 |
DISKUSI menghilangkan atau mengurangi perlu
Berdasarkan hasil diskusi dari dilakukan teknik relaksasi yang dapat
seluruh jurnal didapatkan hasil yaitu membantu mengurangi ketegangan otot,
sebagai berikut: sehingga dapat menurunkan intensitas
Kehamilan: nyeri.
Menurut Retno Wida Hapsari (2013 Menurut Ida Sriwiati (2013) n et al,
et al), teknik relaksasi nafas dapat kecemasan yang terjadi pada masa pre
mengurangi nyeri pada disminore karena menopause bisa ditangani dengan
terfokus pada daerah yang mengalami nyeri melakukan teknik relaksasi, yang bisa
atau ketengangan otot sehingga pada bagian dilakukan secara terus meltih diri secara
yang mengalami nyeri akan berkurang. mandiri.
Menurut Eti Salafas (2016) n et al
teknik pernafasan yoga dapat meningkatkan KESIMPULAN DAN SARAN
aliran darah ke plasenta, penurunan Dari berbagai jurnal tentang relaksasi
hormone stress yang berasal dari ibu. dapat disimpulkan bahwa relaksasi dapat
Teknik relaksasi ini mengarahkan agar ibu mengurangi penurunan nyeri pada
lebih tenang dan aman karena mengurangi disminore, menurunkan kecemasan pada
stress psikologis selama masa kehamilan. wanita premenopause, menurunkan nyeri
Menurut Moh. Wildan (2012) n et al, pada saat persalinan, menurunkan
teknik relaksasi berpengaruh pada rasa kecemasan pada saat kehamilan.
nyeri yng dirasakan ibu bersalin, teknik
relaksasi bertujuan untuk mengurangi stress REFERENSI
dan meningkatkan perasaan tenang. Akhmad. (2009). Kesehatan Reproduksi.
Menurut Ni Wayan Ariyani (2015) n Jakarta. EGC.
et al, teknik pernafasan yoga merupakan Amalia, (2014). Tetap Sehat dengan Yoga,
menejemen nyeri non farmakologis yang Jakarta : Gagas Media
digunakan dalam proses persalinan karena Eti Salafas, et al . 2016. Efektivitas Hypno-
bisa mengurangi rasa nyeri, teknik relaksasi EFT dan Pernafasan Yoga Dalam
yang tepat dapat meingkatkan proses Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil
metabolism ibu maipun janin. Teknik Di BPM Ny. Sri Kustinah. Volume
relaksasi yang tepat membuat ibu lebih 7 Nomor 2 Edisi Desember 2016 :
nyaman sehingga meningkatkan hormone 84-89
endorphin dan membuat persalinan lancar. Evi Nur Imamah, et al. 2010. Pengaruh
Menurut Nur Evi Imamah (2010) n et Teknik Relaksasi Terhadap
al, rasa sakit atau nyeri luka jahitan Penurunan Nyeri Luka Jahitan
perineum terutama pada wanita yang baru Perinium Pada Ibu Post Partum Di
pertama kali melahirkan dan belum Rumah Sakit Muhammadiyah
berpengalaman tentu saja akan menjadi Lamongan. Volume 2 No VI
masalah dalam menjalankan aktifitasnya Agustus 2010.
sehari-hari, bergerak sedikit saja ibu sudah Ida Sriwaty, et al. 2013. Pengaruh
takut, sedangkan untuk mengurangi atau Psikoedukasi Menopause dan

| 61
Relaksasi Untuk Menurunkan Ni Wayan Ariyani, et al. 2015. Penerapan
Kecemasan Wanita Pre Teknik Nafas Pada Ibu Bersalin
Menopause. Volume 12 Nomor 1 : Berpengaruh Terhadap Ambang
29-38 Nyeri dan Lama Persalinan Kala I.
Judha, Mohammad (2012). Teori Volume 12 Nomor 1 April 2015: 1-
Pengukuran Nyeri dan Persalinan. 7
Nuha Medika. Jakarta. Retno Wilda Hapsari, et al. 2013.
Moh.Wildan, et al., 2012. Pengaruh Teknik Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas
Relaksasi Terhadap Adaptasi Nyeri Dalam dan Metode Pemberian
Persalinan Ibu Bersalin Kala I Coklat Trehadap Penurunan
Fase Aktif di BPS Wilayah Intensitas Disminore Pada Remaja
Puskesmas Patrang Kabupaten Putri di SMK Swagaya 2
Jember Tahun 2012. Volume 9 Purwekerto. Volume 3 Nomor 5
Nomor 1 Maret 2013. Januari 2013 : 26-38

62 |
EFEKTIVITAS TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI

Fatimah Nur Rahma1, Ida Sofiyanti2, Chichik Nirmasari3


1,2,3
Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email : fatimahnurahma2@gmail.com, email2 : idasofiyanti@gmail.com
1

Email3 : chichik_ns@yahoo.co.id

ABSTRAK

Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara sebagai praktek
yang bukan bagian dari sistem medis dominan atau dengan farmakologikal, tetapi
memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Terapi
komplementer digunakan untuk membantu dalam mengatasi fisik, emosional,
transformasi psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui
efektivitas effleurage dalam mengurangi beberapa kejadian di bidang kesehatan
khususnya kebidanan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
literatur review mengenai efektivitas effleurage. Penelusuran artikel dilakukan
dengan google search dan proquest yang dipublikasikan sejak tahun 2015 sampai
dengan 2017 yang diakses fulltext dalam format pdf. Secara signifikan ditunjukkan
bahwa effleurage adalah teknik komplementer yang sangat efektif dalam
mengurangi intensitas nyeri.

Kata kunci: Effleurage, Intensitas Nyeri, Terapi Komplementer

| 63
PENDAHULUAN sakit alami. Selain itu, pijat akan
Terapi kompelementer atau alternatif mengurangi ketegangan otot dan rasa sakit,
akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak meningkatkan mobilitas serta melancarkan
negara yang dapat didefinisikan sebagai peredaran darah. Pijat dilakukan untuk
praktek yang bukan bagian dari sistem membantu dalam mengatasi fisik,
medis dominan atau dengan emosional, transformasi psikologis (1), (3), (4),
(5)
farmakologikal. Kejadian persentase .
pemanfaatan terapi komplementer, yaitu Effleurage adalah bentuk massase
80% di Afrika, 70% di Kanada, 49% di dengan menggunakan telapak tangan yang
Prancis, 46% di Australia, 42% di US, 40% memberi tekanan lembut ke atas permukaan
di China, 31% di Belgium dan 18% di tubuh dengan arah sirkular secara berulang
Holland (8). yang bertujuan untuk meningkatkan
Definisi tersebut menunjukkan sirkulasi darah, memberi tekanan serta
terapi komplemeter sebagai pengembangan meningkatkan relaksasi fisik dan mental.
terapi tradisional dan ada yang Effleurage merupakan teknik massase yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mudah dilakukan, aman, tidak memerlukan
mempengaruhi keharmonisan individu dari banyak alat, tanpa efek samping dengan
aspek biologis, psikologis, dan spiritual. tindakan utama aplikasi dari teori Gate
Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut Control yang dapat ―menutup gerbang‖
ada yang telah lulus uji klinis sehingga untuk menghambat perjalanan rangsang
sudah disamakan dengan obat modern (4). nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada
Terapi komplementer yang ada sistem saraf pusat (2), (5), (7).
menjadi salah satu pilihan pengobatan Berdasarkan penelitian tindakan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan Effleurage massage dapat digunakan untuk
kesehatan tidak sedikit klien bertanya berbagai terapi, seperti mengurangi nyeri
tentang terapi komplementer atau alternatif disminore (3), nyeri saat persalinan (2), (6), (9),
pada petugas kesehatan seperti dokter mengurangi nyeri pada penderita kanker(3),
(7)
ataupun perawat. Masyarakat mengajak , dan mengurangi kejadian gejala
dialog perawat untuk penggunaan terapi menopause(4).
alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini Tujuan penelitian ini adalah untuk
terjadi karena klien ingin mendapatkan mengetahui efektivitas effleurage dalam
pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, mengurangi beberapa kejadian di bidang
sehingga apabila keinginan terpenuhi akan kesehatan khususnya kebidanan.
berdampak ada kepuasan klien. Sehingga
dapat menjadi peluang bagi perawat untuk METODE PENELITIAN
berperan memberikan terapi komplementer, Metode penelitian yang digunakan
tetapi memerlukan dukungan hasil-hasil pada penelitian ini adalah literatur review,
penelitian (evidence-based practice)(8). yaitu mengumpulkan dan menganalisis
Massage adalah terapi yang artikel-artikel penelitian mengenai
digunakan untuk melakukan pelepasan efektivitas effleurage. Penelusuran artikel
endorphin yang merupakan penghilang rasa dilakukan dengan pendekatan data (data

64 |
base) google schoolar, Proquest dengan artikel yang dipublikasikan sejak tahun
menggunakan kata kunci seperti effleurage, 2010 sampai dengan 2017 yang dapat
efektivitas. Artikel yang dipilih adalah diakses fulltext dalam format pdf.

HASIL
Metode Subyek
No Judul Hasil
Penelitian Penelitian
1. The Impact of Desain yang Responden Nilai rata-rata tingkat intensitas
Relaksasi Front digunakan pada 21 teknik nyeri disminore pada kelompok
Effleurage towards penelitin ini effleurage perlakuan sebelum dan setelah
Dysmenorhea Pain menggunakan dan 21 yaitu 8,238 menjadi 2,667;
(Walin, 2015) rancangan pre- reponden Sedangkan pada kelompok
post test design kontrol kontrol sebelum dan setelah yaitu
with control teknik 7,87 menjadi 6,09. Selisih
group. Sampel relaksasi penurunan intensitas nyeri
yang digunakan nafas. dengan teknik effleurage adalah
sebanyak 21 5,571 daripada kelompok kontrol
reponden. dengan relaksasi nafas dalam
Analisa data yaitu 1,762
dengan t-test.
2. Pengaruh Massage Penelitian ini Distribusi Rata-rata tingkat nyeri sebelum
Effleurage Terhadap menggunakan frekuensi yaitu 3,78 dan sesudah yaitu 2,96
Pengurangan Tingkat pendekatan one usia ibu < sehingga selisih perbedaan 0,82.
Nyeri Persalinan Kala group pre-post 20 tahun
I Fase Aktif pada test design. 4,3% dan
Primigravida di Ruang Sampel 23 20-35
Bougenville di RSUD responden. tahun
Tugurejo Semarang Analisa uji 95,7%.
(Wulandari, 2015) Wilcoxon.
Instrumen
lembar
observasi.
3. Pengaruh Massage Penelitian ini Intensitas Rata-rata tingkat nyeri sebelum
Effleurage Terhadap menggunakan nyeri 5,9% yaitu 7,6471 dan sesudah yaitu
Pengurangan pendekatan one dan nyeri 6,1176 sehingga selisih
Intensitas Nyeri group pre-post berat perbedaan 1,5294.
Persalinan Kala I Fase test design. 94,1%.
Aktif pada Primipara Sampel 34
di responden.
RSIA Bunda Arif Analisa uji t-test.
Purwokerto Tahun Instrumen
2011 (Handayani, lembar
2015) observasi.
4. Perbedaan Efektivitas Desain yang Responden Tindakan effleurage mengalami
Teknik Back- digunakan pada 24 teknik penurunan 2,92. Sedangkan,
Effleurage dan Teknik penelitian ini back- dengan counter-pressure
Counter-Pressure menggunakan effleurage mengalami penurunan 3,63.
Terhadap Tingkat rancangan pre- dan 24 Sehingga counter-pressure lebih
Nyeri Punggung post test design reponden efektif dalam menurunkan
Bawah (Nastiti, 2012) with control kontrol intensitas nyeri.
group. Sampel teknik

| 65
yang digunakan counteur-
sebanyak 24 pressure.
reponden.
Analisa data
dengan Mann-
Whitney.
5. A Study To Assess Desain pre-post Intensitas Intensitas nyeri setelah intervensi
The Effectiveness of test. Sampel 30 nyeri 27 12 responden nyeri berat, 18
Effleurage to Reduce responden. responden nyeri sedang. Perbedaan antara
Labor Pain During 1st nyeri berat, hasil pre-post test dengan t test
Stage of Labor 3 nyeri value adalah 6,45 diketahui nilai
Among Primigravida sedang. kebenarannya P=0.05 atau 5%.
Women in a Selected
Hospital,
Bhubaneswar
(Priyadarsini, 2014)
6. A literature review Desain pre-post Penilaian Intensitas nyeri adalah 5.4±1.2.
about effectiveness of test. Sampel 30 intensitas Sehingga disimpulkan
massage therapy for responden. nyeri bahwaffleurage mempunyai efek
cancer pain (Somani, dilakukan jangka panjang dan baik untuk
2013) dengan mengurangi nyeri. Hasil studi
Visual menunjukkan nyeri menurun
Analog selama 16 sampai 18 jam p<0.04
Scale dengan penurunan nyeri dari
(VAS) 3.2±2.
7. Effect of Simplified Desain pre-post Penilaian Tindakan Effleurage diukur
lymph drainage on the test study grup. dengan dengan 3 parameter sebelum dan
body: in females with Sampel 19 Visual sesudah terapi dengan hasil
menopausal disorder responden. Analog sebelum 0.131 µg/dl, after 0.091
(Inoue, 2017) Scale µg/dl dengan penurunan 44%,
(VAS) p=0.044.
DISKUSI dapat membuat lebih nyaman karena
Terapi effleurage adalah terapi relaksasi otot dikemukakan oleh Mons
komplementer yang menerapkan gate Dragon dalam Gadysa (2009) (1), (3), (4), (6).
control teori oleh Mander dan Tamsuri Penurunan ini terjadi karena
(2007) yaitu bahwa serabut nyeri membawa pemberian effleurage menstimulasi serabut
stimulus nyeri ke otak lebih kecil dan dikulit sehingga sinyal nyeri dapat
perjalanan sensasinya lebih lambat dari dihambat dengan cepat yang
pada serabut sentuhan yang luas dan mengakibatkan gerbang tertutup sehingga
sensasinya berjalan lebih cepat. Ketika korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri
sentuhan dan nyeri dirangsang bersama dan intensitas nyeri berkurang.
sensasi sentuhan berjalan ke otak dan
menutup pintu gerbang dalam otak dan Nyeri dalam Persalinan
terjadi pembatasan intensitas nyeri di otak. Hasil penelitian tersebut diterapkan
Effleurage mempunyai distraksi yang dapat oleh Handayani, dkk. (2011) dengan hasil
meningkatkan pembentukan endorphin perbedaan signifikan antara intensitas nyeri
dalam sistem kontrol desenden sehingga sebelum dan setelah intervensi dan selaras

66 |
dengan gate control teory. Penelitian ini terapi effleurage. Perbedaan pre dan post
dilakukan di RSIA Bunda Arif Purwokerto tes adalah 6.45 dengan tingkat keberhasilan
dengan 34 responden. Analisis bivariat t- p=0.05 atau 5%.
test menunjukkan 1,53 sehingga effleurage
dapat digunakan sebagai intervensi dalam Nyeri Gejala Menopause
asuhan kebidanan. Penerapan pada 19 responden dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan gejala menopause seperti edema, kelelahan,
penelitian yang dilakukan oleh Wulandary nyeri gejala menopause pada penelitian
(2015), di RSUD Tugurejo Semarang yang dilakukan oleh Inoue (2017)
dengan pengurangan nyeri persalinan kala I didapatkan hasil pengukuran Corti 14 dari
terhadap 23 responden diperoleh rata-rata 19 responden mengalami penurunan
2.96 p-value (0,000). Pada penelitian ini (sebelum : 0.131 µg/dl, sesudah : 0.091
pemijatan effleurage dilakukan di abdomen µg/dl dengan tingkat penurunan 44%, p=
dengan usapan lembut, lambat, dan panjang 0.044), DHEA 13 dari 19 responden
atau tidak terputus-putus. mengalami penurunan (sebelum : 73.5
Penanganan dan pengawasan nyeri pg/ml, sesudah : 57.8 pg/ml dengan tingkat
persalinan menurut Nastiti (2014), back- penurunan 27%, p= 0.018), sedangkan
effleurage dengan mean value 2.92 yang VAS mengalami penurunan pada 12 dari 19
dilakukan pada daerah punggung belakang responden, p=0.546 dan immunoglobin
dinilai kurang efektif dibandingkan dengan meningkat 12 dari 19 responden, p=0,184.
counter-pressure dengan mean value 3.63 Sehingga effleurage berguna untuk
yang dilakukan pada titik tertentu untuk menurunkan kelelahan, edema, nyeri gejala
mengurangi nyeri persalinan. menopause, melancarkan sirkulasi dan
meningkatkan metabolisme fungsi imun.
Nyeri dalam Disminore Effleurage diterapkan untuk
Penelitian lain oleh Hartati (2015), meningkatkan sekresi Corti dengan aktivasi
dengan 21 responden terhadap 21 cerebrum-hipotalamus-kelenjar pituitari-
responden untuk mengurangi nyeri hormon adrenal yang akan menekan tingkat
disminore 5,571 karena mampu stress sehingga produksi Corti terus
mengurangi ketegangan otot dan meningkat. Meningkatnya kadar Corti
meningkatkan sirkulasi area yang sakit menyebabkan DHEA atau hormon steroid
serta mencegah terjadinya hipoksia dengan fungsi utama memproduki kelenjar
sehingga mampu mengurngi adrenal, anti inflammantory, dan
ketidaknyamanan pada daerah yang sakit. sebagainya melakukan fungsinya dengan
Penelitian lain oleh Priyadarsini baik. Jika pasien dalam kondisi stress maka
(2014) di Bhubaneswar dengan 30 hormon DHEA tertahan dan menyebabkan
responden. Pemberian terapi dilakukan nyeri dan stress. Berdasarkan hal tersebut,
setelah pengukuran intensitas nyeri dengan effleurage mampu mengurangi masalah
durasi 30 menit pada kala I. Sedangkan atau gejala pada masa klimakterium dengan
untuk pengukuran intensitas nyeri setelah keluhan nyeri maupun stress (7).
tindakan setelah 30 menit dilakukannya

| 67
Dalam pemaparan ini, effleurage Therapy Science Vol 29 pg 115-
dinilai efektiv dalam mengurangi berbagai 118, 2017.
(5)
keluhan dalam kebidanan. Nastiti, R.K.R. 2012. Perbedaan
Efektivitas Teknik Back-Effleurage
KESIMPULAN dan Teknik Counter-Pressure
Teknik Effleurage dinilai efektif untuk Terhadap Tingkat Nyeri Pinggang
mengurangi intensitas nyeri sehingga Kala I Fase Aktif Persalinan.
(6)
tenaga kesehatan dapat menggunakan terpai P. Sushree Sangeeta, Truptimaye S
komplementer ini menjadi pengobatan Arangi, et al. 2014. A study to
alternative yang berdasarkan evidence- Assess The Effectiveness of
based. Effleurage to Reduce Labor Pain
During 1st Stage of Labor Among
REFERENSI Primigravida Women in a Selected
(1)
Bernard, Maria, GradDipChiro, et al. Hospital, Bhubaneswar. Journal of
2016. Chiropractic Management of Science Vol. 4 Issue 11 pg 695-
Pregnancy-Related Lumbopelvic 698.
(7)
Pain: A Case Study. Jounal Somani S., Saima Merchant, Shafira
Chiropractic Medicine Vol. 15, pg Lalani. 2013. A literature review
129-133. about effectiveness of massage
(2)
Handayani, Rahmi. 2013. Pengaruh therapy for cancer pain. Journal of
Massage Effleurage Terhadap Nursing Vol. 63 No. 11.
(8)
Pengurangan Intensitas Nyeri Widyatuti. 2008. Terapi Komplementer
Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Dalam Keperawatan. Jurnal
Primipara di RSIA Bunda Arif Keperawatan Indonesia Vol. 12,
Purwokerto Tahun 2011. Jurnal No. 1 hal 53-57.
(9)
Kebidanan, Vol. V, No. 01. Wulandari, Priharyanti, Prasita Dwi Nur
(3)
Hartati. 2015. The Impact of Front Hiba. 2015. Pengaruh Massage
Effleurage Toward Dysminorhea Effleurage Terhadap Pengurangan
Pain. Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
No. 3 September 2015 Fase Aktif pada Primigravida di
(4)
Inoue, K., Hiroshi Maruoka. 2015. Effects Ruang Bougenville di RSUD
of simplified lymph drainage on the Tagurejo Semarang. Jurnal
body: in females with menopausal Keperawatan Maternitas Vol. 3 No.
disorder. Journal of Physical 1 hal 59-67.

68 |
HUBUNGAN ANTARA PERAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI
PEMBERI INFORMASI DENGAN PEMERIKSAAN HIV/ AIDS PADA IBU
HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN
SEMARANG

Fitri Ferliana Sari1), Fitria Primi Astuti 2)


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo.
Email, ferlianafernaando@gmail.com
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo.
Email fitriaprimi@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan data yang tercatat di UPTD Puskesmas Bergas tahun 2015 tercatat 4
orang terdeteksi positif HIV. Dari 808 ibu hamil yang ditawarkan pemeriksaan HIV/
AIDS, hanya 510 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan HIV/ AIDS ke Puskesmas.
Peran tenaga kesehatan dalam program prevention of mother to child transmission of
HIV (PMTCT) adalah menawarkan konseling dan tes HIV kepada pasien tersebut
sebagai bagian dari tata laksana klinis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Antara Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Pemberi Informasi dengan
Pemeriksaan HIV/ AIDS pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas,
Kabupaten Semarang. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi
dengan rancangan Cross Sectional dan besar sampel penelitian adalah 72 ibu hamil
ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Alat ukur kuisioner
terstruktur dengan analisa data secara univariat, bivariat dengan Chi-Square. Hasil
penelitian peran tenaga kesehatan sebagai pemberi informasi dalam pemeriksaan HIV/
AIDS paling banyak dalam kategori baik, yaitu sejumlah 40 orang (55,6%). ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Bergas lebih banyak yang melakukan pemeriksaan
HIV/AIDS, yaitu sejumlah 43 orang (59,7%). P- value 0,007 < α (0,05) dengan Odds
ratio sebesar 4,385. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
peran tenaga kesehatan sebagai pemberi informasi dengan pemeriksaan HIV/AIDS
pada ibu hamil.

Kata Kunci: Peran Tenaga Kesehatan, PMTCT

| 69
PENDAHULUAN sekitar 3.000 bayi dengan HIV positif tiap
Jumlah keseluruhan penderita HIV di tahun. Hal ini akan terjadi jika tidak ada
Indonesia pada tahun 2014 adalah 150.285 intervensi. Risiko penularan HIV dari ibu
dan AIDS 55.799. Ibu hamil di Indonesia ke bayi berkisar 24-25%. Namun, risiko ini
sebanyak 5. 192.427 sedangkan yang dapat diturunkan menjadi 1-2% dengan
melakukan pemeriksaan HIV hanya 5.167 tindakan intervensi bagi ibu hamil HIV
(0,1%), dimana 1.306 ibu hamil (25%) positif, yaitu melalui layanan konseling dan
diantaranya positif menderita HIV. tes HIV, pemberian obat antiretroviral,
Berdasarkan data Dinkes Jawa Tengah AKI persalinan sectio caesaria, serta pemberian
2013 tercatat sebanyak 118,62 kasus, susu formula untuk bayi (Depkes RI, 2008).
kemudian tahun 2014 meningkat menjadi Kondisi diatas menunjukkan
126,55 kasus per 100.000 kelahiran hidup. pentingnya implementasi program
Sedangkan kasus HIV/ AIDS semakin prevention of mother to child transmission
memprihatinkan, karena pada Triwulan III of HIV (PMTCT) yang bertujuan untuk
tahun 2015 meningkat sebanyak 18,6%. menyelamatkan ibu dan bayi dari infeksi
Jawa Tengah merupakan provinsi nomor 7 HIV. Program PMTCT komprehensif
dengan kasus AIDS terbanyak sampai berupaya meningkatkan kepedulian dan
September 2010 sejumlah 872 kasus. pengetahuan perempuan usia reproduktif
Jumlah HIV/ AIDS balita sebanyak 46 tentang HIV dan AIDS, meningkatkan
anak, sedangkan usia 5-9 tahun sebanyak akses perempuan hamil untuk mendapatkan
12 anak (KPA Jateng, 2010). konseling dan testing HIV, meningkatkan
Berdasarkan data yang tercatat di akses perempuan hamil HIV positif untuk
Perkumpulan Keluarga Berencana mendapatkan layanan pengurangan risiko
Indonesia (PKBI) Kabupaten Semarang penularan HIV ke bayinya (dari semula 25-
tahun 2014 terdapat peningkatan penderita 45% menjadi sekitar 2%), serta
HIV, diperkirakan terdapat 63 orang laki- meningkatkan akses perempuan HIV positif
laki berisiko tinggi, 31 orang waria, 107 dan keluarganya untuk mendapatkan
orang PSK, 18 orang ibu rumah tangga dan layanan psikologis dan sosial agar kualitas
7 orang anak-anak. Berdasarkan data yang hidupnya terjaga (Yayasan Pelita Ilmu,
tercatat di UPTD Puskesmas Bergas tahun 2006).
2015 terdapat 1006 ibu hamil yang Peran tenaga kesehatan dalam
memeriksakan kehamilan K1 dan K4, program prevention of mother to child
tercatat 4 orang terdeteksi positif HIV.Dari transmission of HIV (PMTCT) adalah
808 ibu hamil yang ditawarkan apabila seseorang yang datang ke sarana
pemeriksaan HIV/ AIDS, hanya 510 ibu layanan kesehatan menunjukkan adanya
hamil yang melakukan pemeriksaan HIV/ gejala yang mengarah ke HIV, maka
AIDS ke Puskesmas (Data Puskesmas tanggung jawab dasar dari petugas
Bergas, 2015). Departemen Kesehatan RI kesehatan adalah menawarkan konseling
memperkirakan jika di Indonesia setiap dan tes HIV kepada pasien tersebut sebagai
tahun terdapat 9.000 ibu hamil positif HIV bagian dari tata laksana klinis. Pemberian
yang melahirkan bayi, berarti akan lahir konseling dan tes HIV tidak hanya

70 |
diberikan kepada ibu hamil yang positif diartikan sebagai infeksi virus yang dapat
HIV saja, tetapi juga ditawarkan kepada menyebabkan kerusakan parah dan tidak
semua ibu hamil yang berkunjung ke sarana bisa diobati pada sistem imunitas, sehingga
kesehatan, baik yang tidak terkait dengan mudah terjadi infeki oportunistik.
HIV sekalipun. Hal ini dimaksudkan agar Prevention of mother to child HIV
semua ibu hamil mendapatkan manfaat dari Transmission (PMTCT) atau pencegahan
pengetahuan tentang HIV reaktif guna penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA),
mendapat layanan pencegahan dan terapi merupakan program pemerintah untuk
yang diperlukan secara dini (Satiti Retno, mencegah penularan virus HIV/AIDS dari
2016). ibu ke bayi yang dikandungnya. (Depkes
Virus HIV adalah retrovirus yang RI, 2008). Tujuan penelitian ini adalah
termasuk dalam family lentivirus. untuk mengetahui Hubungan Antara Peran
Retrovirus mempunyai kemampuan Tenaga Kesehatan Sebagai Pemberi
menggunakan Riblonucleic Acid (RNA) Informasi dengan Pemeriksaan HIV/ AIDS
dan Deoxyribonucleic Acid (DNA) pejamu pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
untuk membentuk virus DNA dan dikenali Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang
selama periode inkubasi yang panjang,
seperti halnya retrovirus yang lain, HIV METODE PENELITIAN
menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi Penelitian ini menggunakan metode
yang panjang (klinik-laten), dan utamanya deskriptif korelasi dengan menggunakan
menyebabkan munculnya tanda gejala cross sectional yaitu penelitian untuk
AIDS. HIV menyebabkan beberapa menggambarkan suatu keadaan secara
kerusakan system imun dan objektif untuk melihat hubungan 2 variabel
mengahncurkanya. Hal tersebut terjadi pada situasi atau kelompok tertentu dalam
dengan menggunakan DNA dari Cluster Of sekali waktu.
Defferentiation CD4+ dan limfosit (Kevin
2013). Acquired Immunodefiency Syndrome Teknik sampling yang digunakan
(AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit adalah proportional random sampling
akibat menurunya sistem kekebalan tubuh dengan 72 responden ibu hamil. Alat ukur
oleh virus yang disebut HIV. Berdasarkan pada penelitiaan ini menggunakan
bahasa Indonesia AIDS disebut sindrome kuisioner terstruktur dengan analisa data
cacat kekebalan tubuh (Depkes, 2008). secara univariat, bivariat dengan Chi-
Sedangkan menurut Weber (1986) AIDS Square

| 71
Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
Peran tenaga Perilaku seorang Pengisian Hasil penelitian Ordinal
kesehatan tenaga kesehatan kuesioner dikategorikan
dalam memberikan yang terdiri menjadi:
informasi kepada ibu dari 13 1. Berperan baik,
hamil mengenai pertanyaan apabila skor ≥9.
pemeriksaan HIV/ dengan skor 2. Kurang berperan,
AIDS nilai jawaban apabila skor <9.
Ya: 1
Tidak: 0
Pemeriksaan Perilaku ibu hamil Menggunakan Hasil penelitian Nominal
HIV/ AIDS terhadap konseling dan data sekunder dikategorikan
tes HIV/ AIDS secara dengan menjadi:
sukarela melihat buku 1. Periksa
KIA ibu hamil 2. Tidak Periksa

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Peran Tenaga Kesehatan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peran Tenaga Kesehatan Sebagai
Pemberi Informasi dalam Pemeriksaan HIV/ AIDS di Wilayah Kerja Puskesmas
Bergas, Kabupaten Semarang
Peran Tenaga Kesehatan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 32 44,4
Baik 40 55,6
Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa peran tenaga kesehatan sebagai pemberi
informasi dalam pemeriksaan HIV/ AIDS paling banyak dalam kategori baik, yaitu
sejumlah 40 orang (55,6%).
b. Pemeriksaan HIV/AIDS pada Ibu Hamil
Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksan HIV/AIDS pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang
Pemeriksaan HIV/AIDS Frekuensi Persentase (%)
Tidak Periksa 29 40,3
Periksa 43 59,7
Jumlah 72 100,0

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bergas
lebih banyak yang melakukan pemeriksaan HIV/AIDS, yaitu sejumlah 43 orang (59,7%).

72 |
2. Analisis Bivariat
Tabel Hubungan Peran Tenaga Kesehatan dengan Pemeriksaan HIV/AIDS pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang
Pemeriksaan HIV/ AIDS
Total
Peran Tenaga Kesehatan Tidak Periksa Periksa p-value
f % f % F %
Kurang 19 59,4 13 40,6 32 100 0,007
Baik 10 25,0 30 75,0 40 100
Jumlah 29 40,3 43 59,7 72 100
Hasil tabulasi silang 4,385, ini artinya bahwa ibu hamil
sebagaimana ditunjukkan pada tabel dengan peran tenaga kesehatan
4.6 ditemukan bahwa ibu hamil yang kurang memiliki kecenderungan
mengatakan peran tenaga kesehatan 4,385 kali lebih besar untuk tidak
dalam kategori kurang dan tidak melakukan pemeriksaan
melakukan pemeriksaan HIV/ AIDS dibandingkan dengan ibu hamil
sebanyak 19 orang (59,4%), dengan peran tenaga kesehatan baik
sedangkan ibu yang mengatakan
peran tenaga kesehatan dalam PEMBAHASAN
kategori baik dan tidak melakukan 1. Analisis Univariat
pemeriksaan HIV/ AIDS sebanyak a. Gambaran Peran Tenaga
10 orang (25,0%). Ibu yang Kesehatan Sebagai Pemberi
mengatakan peran tenaga kesehatan Informasi dalam Pemeriksaan
dalam kategori kurang dan telah HIV/ AIDS pada Ibu Hamil di
melakukan pemeriksaan HIV/ AIDS Wilayah Kerja Puskesmas
sebanyak 13 orang (40,6%), Bergas Kabupaten Semarang
sedangkan ibu yang mengatakan Peran dapat diartikan
peran tenaga kesehatan dalam sebagai perilaku individu yang
kategori baik dan telah melakukan penting bagi struktur sosial
pemeriksaan HIV/ AIDS sebanyak masyarakat (Soejono Sokanto,
30 orang (75,0%). 2000). Peran adalah suatu
Hasil uji Chi Square diperoleh konsep perihal apa yang dapat
bahwa nilai ² hitung 7,362 dengan dilakukan individu dalam
p-value 0,007. Oleh karena p-value masyarakat sebagai organisasi
0,007 < α (0,05), maka disimpulkan (Zulkifli, 2003). Peran tenaga
bahwa terdapat hubungan yang kesehatan dalam program
signifikan antara peran tenaga PMTCT adalah apabila
kesehatan sebagai pemberi informasi seseorang yang datang ke sarana
dengan pemeriksaan HIV/AIDS pada layanan kesehatan menunjukkan
ibu hamil di wilayah kerja adanya gejala yang mengarah ke
Puskesmas Bergas, Kabupaten HIV, maka tanggung jawab
Semarang. Dari hasil penelitian dasar dari petugas kesehatan
diperoleh nilai Odds Ratio sebesar adalah menawarkan konseling

| 73
dan tes HIV kepada pasien hamil untuk melakukan
tersebut sebagai bagian dari tata pemeriksaan HIV/ AIDS guna
laksana klinis. Pemberian deteksi dini dan pencegahan
konseling dan tes HIV tidak penularan HIV/ AIDS dari ibu
hanya diberikan kepada ibu ke janinnya.
hamil yang positif HIV saja, 2. Analisis Bivariat
tetapi juga ditawarkan kepada Hubungan Peran Tenaga Kesehatan
semua ibu hamil yang Sebagai Pemberi Informasi dengan
berkunjung ke sarana kesehatan, Pemeriksaan HIV/ AIDS pada Ibu
baik yang tidak terkait dengan hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
HIV sekalipun. Hal ini Bergas Kabupaten Semarang
dimaksudkan agar semua ibu Prevention of mother to child
hamil mendapatkan manfaat dari HIV Transmission (PMTCT) atau
pengetahuan tentang HIV reaktif pencegahan penularan HIV dari ibu ke
guna mendapat layanan anak (PPIA), merupakan program
pencegahan dan terapi yang pemerintah untuk mencegah penularan
diperlukan secara dini (Satiti virus HIV/AIDS dari ibu ke bayi yang
Retno, 2016). dikandungnya (Depkes RI, 2008).
b. Gambaran Pemeriksaan HIV/ Pentingnya usaha untuk melakukan
AIDS pada Ibu Hamil di tindakan pencegahan terhadap
Wilayah Kerja Puskesmas penyebaran penyakit HIV/ AIDS dari
Bergas Kabupaten Semarang ibu ke bayi salah satunya dipengaruhi
Faktor yang oleh peran petugas kesehatan.
mempengaruhi perilaku yaitu Pemberian informasi oleh tenaga
faktor pengetahuan, sikap kesehatan yang baik akan memberikan
masyarakat terhadap kesehatan motivasi pada ibu hamil untuk
dan praktik petugas kesehatan melaksanakan pemeriksaan secara
maupun tokoh masyarakat patuh (Notoatmodjo, 2003). Layanan
(Pauzi Rahman, 2010). Perilaku PMTCT dapat digunakan untuk
ibu hamil dalam melaksanakan mengubah perilaku berisiko dan
pemeriksaan HIV/ AIDS memberikan informasi tentang
dipengaruhi salah satunya pencegahan HIV (Depkes RI, 2004).
karena faktor pendorong dari Tes HIV hanya boleh dilakukan
tenaga kesehatan yang sangat setelah klien menandatangani informed
berperan penting dalam consent sebagai bukti bahwa klien
pemberian informasi bagi ibu bersedia dan secara sukarela
hamil untuk terlaksananya melakukan tes HIV (Modul Pelatihan
pemeriksaan HIV/ AIDS. Konseling dan tes Sukarela HIV,
Informasi yang jelas dan dapat Depkes RI, 2004).
dimengerti oleh ibu hamil akan Tenaga kesehatan memberikan
meningkatkan keyakinan ibu informasi tentang pentingnya

74 |
pemeriksaan HIV/ AIDS dan
menganjurkan ibu hamil untuk REFERENSI
melakukan pemeriksaan HIV/ AIDS Christiana, Indah dan Pramita, Galuh. 2015.
melalui komunikasi, motivasi dan Hubungan Peran Bidan dengan
kerjasama yang baik yang terpenting Kepatuhan Pemeriksaan VCT
tanpa memaksa. Pemeriksaan ini (Voluntary Counceling and
bersifat sukarela pada ibu hamil yang Testing) Pada Ibu Hamil di
bersedia di periksa. Meningkatkan Wilayah Kerja Puskesmas Gitik
kesadaran ibu hamil dengan Kabupaten Banyuwangi. (KTI).
memberikan informasi dan motivasi Banyuwangi: STIKES Banyuwangi
untuk melakukan pemeriksaan HIV/ Depkes RI. 2008. Pedoman Nasional
AIDS. Hasil penelitian ini sejalan Perawatan, Dukungan dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh pengobatan bagi ODHA. Buku
Legiati (2012), menyatakan bahwa Pedoman Untuk Petugas Kesehatan
sebagian besar (60,7%) ibu hamil telah dan Petugas Lainnya. Jakarta:
melakukan pemeriksaan HIV/ AIDS Ditjen PPM dan PL Depkes
dan peran tenaga kesehatan sebagai Depkes RI. 2004. Modul Pelatihan
pemberi informasi memiliki hubungan Konseling dan Tes Sukarela HIV.
terhadap perilaku melakukan Depkes RI. 2008. Pusdiknakes Kerjasama
pemeriksaan HIV/ AIDS pada ibu dengan Ford Foundation. Jakarta
hamil. Ditekemena, John. Determinants of Male
Involvement in Maternal and Child
KESIMPULAN Health Services in Sub-Saharan
1. Peran tenaga kesehatan sebagai Africa:a review. Reproductive
pemberi informasi dalam Health Journal (online journal).
pemeriksaan HIV/ AIDS pada ibu Available at:
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas http://www.reproductive-health-
Bergas sebagian besar responden journal.com/content/9/1/32. diakses
dalam kategori baik sebanyak 40 tanggal 4 Agustus 2016
orang (55,6%). Djoerban, Zubairi. 2009. Peran Tenaga
2. Pemeriksaan HIV/ AIDS pada ibu Kesehatan dalam Penanggulangan
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas HIV/ AIDS Menyongsong Kongres
Bergas sebagian besar responden Internasional AIDS Tingkat Asia
dalam kategori periksa sebanyak 43 Pasifik ke-9. Diperoleh dari:
orang (59,7%). http://www.travel.kompas.com.
3. Ada hubungan yang signifikan Diakses tanggal 8 Juni 2016
antara peran tenaga kesehatan Kevin, Adam.dkk. 2014. Knowledge And
dengan pemeriksaan HIV/ AIDS Attitude of Women On The
pada ibu hamil di Wilayah Kerja Available PMTCT Services at The
Puskesmas Bergas dengan nilai p= Antenatal Clinic of The Coast
0,007.

| 75
Province General Hospital. Journal http://www.kebijakanaidsindonesia.
of Pan African Medical. net. Diakses tanggal 8 Mei 2016
KPA Jawa Tengah. 2010. Kasus Kumulatif Sokanto, S. 2000. Konsep Peran. Diperoleh
HIV/ AIDS yang Dilaporkan dari:
Kabupaten di jawa Tengah. http://library.usu.ac.id/index.php/co
Semarang: Komisi Penanggulangan mponent/journals/index. Diakses
AIDS Provinsi pada tanggal 4 Agustus 2016
Pauzi Rahman. 2010. Konsep Kepatuhan 2. Yayasan Pelita Ilmu. 2006. Program
Diperoleh dari: http://www.konsep- Pencegahan Penularan HIV dari
kepatuhan. Diakses tanggal 2 Ibu ke Bayi (PMTCT). Diperoleh
Agustus 2016 dari: http://www.ypi.or.id. Diakses
Pedoman Pencegahan Penularan HIV Dari tanggal 8 Mei 2016
Ibu Ke Anak (PPIA). 2011. Jakarta: Zulkifli. 2006. Konsep Peran. Diperoleh
Kementrian Kesehatan republik dari:
Indonesia http://library.usu.ac.id/index.php/co
Retno, Satiti. 2016. Peran Tenaga mponent/journals/index. Diakses
Kesehatan dalam Meningkatkan pada tanggal 4 Agustus 2016
Cakupan Tes HIV Dini. Diperoleh
dari:

76 |
EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN
KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL

Ni Kadek Ayu Sri Susilawati¹, Chichik Nirmasari²


Prodi D-IV Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
email :nikadekayusrisusilawati@gmail.com
email :chichik_ns@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus aterm.Selama
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan
kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada fisik dan mentalnya.Agar ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi baik fisik maupun mentalnya, perlu dilakukan asuhan antenatal yang
bertujuan untuk mempersiapkan kematang fisik dan mental selama menjalani
kehamilan tersebut. Melakukan prenatal yoga merupakan salah satu solusi self help
yang menunjang proses kehamilan dan sampai pada proses persalinan.Dimana
prenatal yoga ini merupakan suatu asuhan yang dapat meringankan ketidaknyamanan
pada ibu hamil tanpa menggunakan therapy farmologi.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan ketidaknyamanan
ibu selama hamil. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review terhadap
hasil penelitian yang berkaitan dengan efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan
ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu selama hamil, yang dipublikasikan pada
google scholer. Artikel yang dipilih merupakan artikel berbahasa Indonesia dan
berbahas Inggris yang terbit sejak tahun 2013 sampai 2016.Dimana dalam artikel
tersebut ditemukan secara signifikan bahwa prenatal yoga mempunyai pengaruh
terhadap pengurangan ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil.

Kata Kunci: Ibu Hamil, Ketidaknyamanan, Prenatal Yoga

| 77
PENDAHULUAN Untuk memelihara kesehatan ibu
Kehamilan merupakan suatu proses hamil, perlu dilakukan perawatan
yang dimulai sejak bertemunya sperma dan kehamilan yaitu salah satunya dengan
ovum di dalam rahim wanita. Pertemuan melakukan olahraga.Bagi ibu hamil,
sperma dan ovum lebih dikenal dengan olahraga juga mempunyai banyak
nama fertilisasi atau konsepsi yang manfaat.Olahraga dapat membantu dalam
membentuk zygote, berimplantasi ke dalam perubahan metabolism tubuh selama
uterus dan berkembang sampai dilahirkan kehamilan yang berdampak pada tingginya
menjadi seorang bayi. Setiap kehamilan konsumsi oksigen pada tubuh, aliran darah
merupakan proses alamiah, bila tidak jantung, volume dan curah jantung. Hal ini
dikelola dengan baik akan memberikan mengakibatkan perubahan peran jantung
komplikasi pada ibu dan janin dalam selama kehamilan yang berguna untuk
keadaan sehat dan aman (Nugroho, 2014). membantu fungsi jantung, sehingga ibu
Selama kehamilan, tubuh ibu hamil hamil akan merasa lebih sehat, dan juga
mengalami perubahan besar yang bisa dapat mengurangi frekuensi nyeri
membuat ibu hamil seringkali merasa tidak punggung akibat kehamilan dengan cara
nyaman, baik itu perubahan fisiologis membantu mempertahankan portur tubuh
maupun psikologis.Perubahan ini yang lebih baik (Putra, 2016).
menimbulkan gejala spesifik sesuai dengan Bentuk olahraga yang dapat
tahapan kehamilan yang terdiri dari tiga membantu ibu hamil merasakan
trimester.(Andriana, 2014). kenyamanan saat kehamilan atau pun
Berat badan yang meningkat drastis sampai proses melahirkan yaitu prenatal
menyebabkan ibu hamil cepat merasa lelah, yoga. Prenatal yoga adalah keterampilan
sukar tidur, nafas pendek, kaki dan tangan mengolah pikiran, berupa teknik
odema.Sejalan dengan pertumbuhan janin pengembangan kepribadian secara
dan mendorong diafragma ke atas, bentuk menyeluruh baik fisik, psikologi dan
dan ukuran rongga dada berubah.Volume spiritual.Prenatal yoga ini diantaranya
tidal, volume ventilator permenit, dan mencakup berbagai relaksasi, mengatur
ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk postur olah napas dan meditasi yang dapat
dari rongga thorak berubah dan karena dilakukan oleh ibu hamil setiap
bernafas lebih cepat, sekitar 60% ibu hamil hari(Amalia, 2015).
mengeluh sesak nafas .peningkatan tinggi Tujuan dari tinjauan literature ini
fundus uteri yang disertai pembesaran untuk mengetahui efektifitas dari prenatal
perut, membuat beban tubuh lebih di depan. yoga terhadap pengurangan
Dalam upaya menyesuaikan dengan beban ketidaknyamanan selama kehamilan.
tubuh yang berlebihan sehingga tulang Dengan mengetahui efektifitas dari prenatal
belakang mendorong ke arah belakng, yoga ini dapat dijadikan strategi oleh
membentuk postur lordosis. Hal ini yang tenaga kesehatan untuk mengurangi
menyebabakan rasa pegal pada punggung, ketidaknyamanan pada ibu hamil.
varises dan merasakan krampada kaki
(Purwati, 2015).

78 |
METODE HASIL
Study ini merupakan suatu tinjauan Pencarian artikel dilakukan pada
literature (Literature Riview) yang mencoba pangkalan data (data base) dengan kata
menggali informasi mengenai efektifitas kunci tertentu. Artikel yang digunakan dan
prenatal yoga terhadap pengurangan memenuhi criteria sebanyak 7 artikel, yang
ketidaknyamanan ibu selama hamil. terdiri dari 5 artikel yang menggunakan
Sumber untuk melakukan tinjauan literature desain quasi eksperimen dan dua artikel
ini meliputi studi pencarian sistematis menggunakan metode analitik cross
database komputerisasi (Pubmed, NCBI, cestional.Berikut data artikel yang
Google Cendikia) bentuk jurnal penelitian diuraikan dalam bentuk tabel.
yang digunakan berjumlah 7. Jurnal
penelitian dipergunakan dari tahun 2013
sampai 2016.

Tabel. 1 Ekstrasi Data Penelitian


No Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Field., et al (2013) Desain penelitian yang Hasil dari penelitian ini adalah
digunakan adalah quasi yoga mempunyai efek positif bagi
eksperimen dengan ibu hamil yaitu untuk menurunkan
menggunakan pre and post test tingkat stress dan nyeri punggung.
without control group design
yang dilakukan selama 12
minggu, dimana jumlah sampel
sebanyak 92 orang ibu hamil.
2 Rahma (2014) Desain penelitian yang Hasil penelitian ini menunjukkan
digunakan adalah Single Case bahwa terdapat peningkatan
Research dengan desain B-A-B kualitas tidur pada ibu hamil
pada ibu hamil trimester tiga sesudah dilakukan prenatal yoga.
yang berjumlah 15 orang yang
selama 3 minggu. Penelitian ini
dilakukan dengan menilai
sebelum, selama dilakukan dan
sesudah dilakukan prenatal
yoga.
3 Mediarti., et al Desain penelitian yang Hasil penelitian ini menunjukkan
(2014) digunakan adalah quasi bahwa ada perbedaan keluhan ibu
exsperimendengan desain pre- hamil sebelum dan sesudah
test dan post-test pada ibu hamil dilakukan prenatal yoga. Dimana
trimester tiga sebanyak 35 keluhan yang dimaksud adalah
orang yang dilakukan selama 4 nyeri punggung, susah tidur, kram
minggu kaki dan cemas.
4 Sumiatik., et al Desain penelitian ini adalah Hasil penelitian ini adalah ada
(2014) cross sectional dengan jenis hubungan antara melakukan
penelitian analitik. Teknik prenatal yoga dengan mengurangi
pengumpulan data pada kecemasan pada kehamilan
penelitian ini adalah trimester tiga.
menggunkan purposive

| 79
No Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
sampling pada ibu hamil
trimester tiga dengan jumlah
sampel sebanyak 22 orang.
5 Newham., et al Desain penelitian yang Hasil penelitian ini adalah ada
(2014) digunakan adalah quasi hubungan antara melakukan
exsperimendengan desain pre- prenatal yoga dengan mengurangi
test dan post-test pada ibu hamil kecemasan pada kehamilan.
sebanyak 31 orang ibu hamil
selama 8 minggu.
6 Fauziah., et al Desain penelitian ini adalah Hasil dari penelitian ini adalah
(2016) quasi eksperimen interrupted prenatal yoga dapat memberikan
time-series design yang diukur efek dalam penurunan kecemasan
sebanyak tiga kali sebelum pada ibu hamil trimester tiga.
treatment dan tiga kali sesudah
treatment yang dilakukan pada
tiga orang ibu hamil.
7 Sari., et al Desain penelitian ini adalah Hasil dari penelitian ini adalah
(2016) penelitian kuantitatifdengan adanya hubungan prenatal yoga
metode cross sectional pada ibu dengan kesiapan fisik dan psikologi
hamil trimester tiga dengan dalam menjalani kehamilan pada
jumlah responden sebanyak 24 ibu hamil trimester tiga.
orang.

DISKUSI 2. Mengurangi nyeri punggung


Berdasarkan hasil diskusi dari keenam Menurut Field., et al (2013), Mediarti.,
artikel didapatkan hasil bahwa efektifitas et al (2014) dan Sari., et al (2016),
prenatal yoga terhadap pengurangan prenatal yoga dapat mengurangi nyeri
ketidaknyamanan ibu selama hamil yaitu : punggung karena gerakan-gerakan
1. Mengurangi kecemasan/stress yang ada pada prenatal yoga ini akan
Menurut Field., et al (2013), Mediarti., dapat melenturkan otot-otot yang ada
et al (2014), Sumiatik., et al (2014), disekitar tulang punggung dan
Newham., et al (2014), Fauziah., et al kelenturan tubuh. Sehingga rasa nyeri
(2016) dan Sari., et al (2016), prenatal akan berkurang dan pergerakan tubuh
yoga dapat mengurangi kecemasan akan terasa nyaman.
atau stress pada ibu hamil karena 3. Meningkatkan kualitas tidur
dengan melakukan prenatal yoga Menurut Rahma (2014), Mediarti., et
secara teratur akan membawa efek al (2014) dan Fauziah., et al (2016),
relaksasi pada tubuh ibu hamil, baik prenatal yoga dapat meningkatkan
yang bersifat relaksasi pernafasan kualitas tidur ibu hamil diakrenakan
maupun relaksasi otot, sehingga ibu oleh gerakan yoga yang terjadi pada
hamil akan merasakan keadaanyang tubuh diawali dengan terciptanya
tenang, santai, rileks dan nyaman dan suasana relaksasi alam sadar yang
menjalani kehamilannya. secara sistematis membimbing pada
keadaan rileks yang mendalam.

80 |
Terciptanya rileksasi akan Tanggal 06 Maret 2017. Jam 19.40
menghilangkan suara-suara dalam WIB.
pikiran sehingga tubuh akan mampu Field., et al. 2013. Yoga Reduces Prenatal
melepas ketegangan otot..Ketika tubuh Depression, Anxiety And Sleep
mulai rileks nafas menjadi santai Disturbance. Complementary
dalam, sengga system pernafasan Therapies In Clinical Practice 19
dapat tidur. (2013) 6-10.
4. Mengurangi kram pada kaki Mediarti., et al. 2014. Pengaruh Yoga
Menurut Mediarti., et al (2014) dan Antenatal Terhadap Pengurangan
Fauziah., et al (2016), prenatal yoga Keluhan Ibu Hamil Trimester
dapat mengurangi kram pada kaki III.Jurnal Kedokteran dan
karena gerakan-gerakan yang ada Kesehatan.Volume 1.No. 1.
pada prenatal yoga dapat merilekskan Oktober 2014 : 47-53.
otot-otot dan memperlancar sirkulasi Newham., et al (2014). Effects Of Antenatal
peredaran darah, sehingga saluran Yoga On Maternal Anxiety And
peredaran darah tidak akan tersumbat., Depression. Wiley Periodicals, Inc.
peredaran darah akan lancer sehingga Depression And Anxiety 00 : 1 -10
kram pada kaki akan berkurang. (2014).
Nugroho. 2014. Buku Ajar ASKEB I
KESIMPULAN DAN SARAN Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Kesimpulan Medika.
Dari pembahasan diatas dapat Purwati, 2015.Pengaruh Senam Hamil
disimpulkan bahwa prenatal yoga efektif Terhadap Penurunan Skala Nyeri
dalam mengurangi ketidaknyamanan pada Punggung Pada Ibu Hamil
kehamilan yaitu diantaranya : mengurangi Trimester II Dan III : PPNI
kecemasan/stress, mengurangi nyeri Mojokerto.
punggung, meningkatkan kualitas tidur, Putra. 2016. Cara Mudah Melahirkan.
mengurangi kram pada kaki. Yogyakarta : Laksana.
Rahma. 2014. Hubungan Prenatal Yoga
REFERENSI Terhadap Kualitas Peningkatan
Amalia.2014. Tetap Sehat Dengan Tidur Pada Ibu Hamil Trimester
Yoga.Jakarta : Gagas Media. III. UMS. 07. 2014. Halm. 54.
Andriana. 2014. Melahirkan Tanpa Rasa Diakses Tanggal 06 Maret 2017,
Sakit. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Jam 19.30 WIB.
Populer. Sari., et al. 2016. Hubungan Senam Yoga
Fauziah., et al. 2016. Efektivitas Latihan Dengan Kesiapan Fisik Dan
Yoga Prenatal Dalam Menurunkan Psikologi Ibu Hamil Dalam
Kecemasan Pada Ibu Hamil Menjalani Kehamilan Trimester
Primigravida Trimester III.Kemas III.Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,
8 (2) (2016) 145-152. Diakses Volume 5. No 2. November 2016,
hlm 110-237.

| 81
Sumiatik., et al. 2014. Hubungan Prenatal Trimester III.Jurnal Maternal dan
Yoga Dengan Mengurangi Neonatal, 12/05 (2016), 8-14.
Kecemasan Pada Kehamilan

82 |
HUBUNGAN ANTARA HYPNOBIRTHING DENGAN LAMANYA
PERSALINAN KALA I DI KLINIK GRIYA HAMIL SEHAT TEGAL

Ulfatul Latifah1, Ayu Amalia Safitri2, Ayu Nilatul Izzah3


1
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Email: ulfatul.bidan@poltektegal.ac.id
2
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Email: ayua44924@gmail.com
3
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama

Abstrak

Sebanyak99% kematian ibu Di Negara berkembang adalah akibat masalah persalinan


dan sekitar90% penyebab kematian ibu di Indonesia karena komplikasi obstetrik yang
terjadi saat persalinan. Salah satu komplikasi obstetrik adalah persalinan yang
berlangsung lama. Hal ini disebabkan karena tidak adekuatnya kontraksi uterus yang
menyebabkan pembukaan berjalan lambat. Salah satu upaya untuk mempertahankan
kontrakasi uterus pada saat persalinan adalah dengan menggunakan tehnik
hypnobirthing. Metode hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran
alami dengan hypnosis untuk membangun persepsi positif dan rasa percaya diri serta
menurunkan ketakutan, kecemasan, ketegangan, dan panik sebelum,selama dan
setelah persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
Hypnobirthing dengan lamanya waktu proses persalinan kalaI. Jenis penelitian survei
analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu bersalin di Griya Hamil sehat, jumlah sampel 40 responden ibu bersalin
yaitu 20 responden dilakukan hypnobirthing dan 20 responden tidak dilakukan
hypnobirthing. Dari hasil analisis dengan chi-square diperoleh nilai p-value 0,027
artinya ada hubungan antara hypnobirthing dengan lama waktu kala1, nilai OR= 4,33
artinya ibu bersalin yang dilakukan hypnobirthing mempunyai resiko 4,33 kali
persalinan kala 1 lebih cepat dibandingkan ibu bersalin yang tidak dilakukan
hypnobriting.

Keywords: Lamanya persalinan kala 1, hypnobirthing

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 83


PENDAHULUAN jauh dari target yang harus dicapai pada
Persalinan atau melahirkan bayi tahun 2015 yaitu 102 kematian per 100.000
adalah proses normal pada wanita. kelahiran hidup.Dr. Ieke menegaskan
Peristiwa penting ini tentunya sangat bahwa 90% kematian ibu di Indonesia
ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan disebabkan oleh pendarahan (30%), infeksi
suami istri, Akan tetapi, rasa senang (12%), eklampsia (25%), partus lama
menyambut sang bayi dapat berubah (11%), komplikasi abortus (12%) dan
menjadi sesuatu yang menakutkan, ketika penyebab lainnya.(SDKI,2012)
ibu membayangkan betapa hebat rasa sakit Data Dinas Kesehatan Kabupaten
ketika melahirkan, dan merasakan rasa Tegal menunjukkan bahwa jumlah AKI di
tidak nyaman selama berjam-jam. Kabupaten Tegal tahun 2015 sebanyak 33
(Dewi,2009) kasus, mengalami penurunan dibanding
Persalinan yang tidak dapat ditangani tahun 2014 ada 42 kasus. Penyebab
dengan baik dapat menyebabkan proses kematian ibu antara lain: partus lama,
persalinan tidak berlangsung dengan lancar perdarahan, hipertensi,infeksi dan lain-
sehinga persalinan berlangsung lama. lain.(Dinkes Kab Tegal, 2015)
Power atau kekuatan ibu merupakan salah Penyebab-penyebab kematian
satu yang dapat mempengaruhi persalinan maternal merupakan suatu hal yang cukup
untuk berlangsung lama. Kala I yang lama kompleks yang dapat digolongkan menjadi
disebabkan karena tidak adekuatnya 4 faktor yaitu faktor reproduksi, komplikasi
kontraksi uterus (His) yang menyebabkan obsterik, pelayanan kesehatan dan sosial
pembukaan berjalan lambat. Persalinan ekonomi. Adapun komplikasi obstetri
yang lama dapat menyebabkan ibu meliputi perdarahan obstetri, kehamilan
mengalami kelelahan sehingga kehabisan ektopik, perdarahan Trimester III,
tenaga. Dampaknya adalah bahwa kontraksi perdarahan post partum, gestosis, distosia,
uterus semakin tidak adekuat dan pengguguran kandungan dan infeksi nifas.
selanjutnya kondisi ini dapat menyebabkan Infeksi nifas dapat terjadi pada pertolongan
kegagalan kemajuan persalinan. persalinan yang tidak mengindahkan
(oxorn,2010) syarat-syarat asepsis-antisepsi, ketuban
Menurut data World Health pecah dini dan partus lama. (Wiknojosastro,
Organization (WHO), sebanyak 99% 2005)
kematian ibu akibat masalah persalinan Salah satu upaya untuk
atau kelahiran yang terjadi di negara-negara mempertahankan kontrakasi uterus pada
berkembang. Rasio kematian ibu di saat persalinan adalah dengan
Negara-negara berkembang merupakan menggunakan tehnik hypnobirthing.
yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per Metode hypnobirthing merupakan
100.000 kelahiran bayi hidup. (SDKI, kombinasi antara proses kelahiran alami
2012). dengan hypnosis untuk membangun
Angka Kematian Ibu (AKI) di persepsi positif dan rasa percaya diri serta
Indonesia mencapai 359 per 100 ribu menurunkan ketakutan, kecemasan dan
kelahiran hidup, angka ini masih cukup ketegangan, dan panik sebelum, selama dan

84 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for


setelah persalinan). Salah satu tehniknya tahun 2010. Pelaksaan teknik hypnobirthing
adalah autohipnosis (selfhipnosis) atau pada persalinan sesuai dengan permintaan
swasugesti dalam menghadapi dan pasien, rata-rata persalinan yang ada di
menjalani kehamilan serta persiapan Griya Hamil Sehat sebanyak 25 persalinan,
melahirkan sehingga para wanita hamil 15 (60%) persalinan hypnobirthing dan 10
mampu melalui masa kehamilan dan (40%) persalinan tidak dilakukan
persalinannya dengan cara yang alami, hypnobirthing. Tujuan penelitian ini untuk
lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit), dan mengetahui hubungan antara hypnobriting
yang lebih penting lagi adalah untuk dengan lamanya waktu proses persalinan
kesehatan jiwa dari bayi yang kala I di Klinik Griya Hamil Sehat
dikandungnya. Ketika wanita yang diKabupaten Tegal.
melahirkan terbebas dari rasa takut, otot
tubuhnya, termasuk otot rahim, akan METODE PENELITIAN
mengalami relaksasi yang membuat proses Jenis penelitian yang digunakan
kelahiran menjadi lebih mudah dan bebas adalah penelitian survei analitik dengan
stress.(kuswandi,2013) rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel
Hypnobirthing mengajarkan teknik dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di
pernafasan, relaksasi, afirmasi dan Klinik Griya Hamil Sehat Mejasem
visualisasi, serta pendalaman. Dalam teknik Kabupaten Tegal. Pengambilan sampel
pernafasan, ibu dapat menghemat energy dengan menggunakan purposiv sampling
selama fase penipisan selama pembukaan berjumlah 40 ibu bersalin yang terdiri dari
serviks. Di samping itu, pernafasan lambat 20 orang diberikan metode hypnobirthing
yang diajarkan dapat menipiskan dan (kelompok perlakuan)dan 20 orang yang
membuka leher rahim yang dapat tidakdilakukanmetode
memperpendek durasi persalinan. hypnobirthing(kelompok kontrol). Data
Relaksasi, visualisasi, dan afirmasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
membantu ibu mengatasi ketegangan, data primer dengan teknik pengumpulan
stress, dan rasa tidak nyaman pada waktu data wawancara melalui lembar observasi
menghadapi persalinan. Sedangkan teknik dengan menggunakan ceklis dan partograf.
pendalaman sangat berguna selama fase Partograf digunakanuntuk memantau
lanjut dari pembukaan persalinan. Dengan kemajuan persalinan dan digunakan untuk
metode hypnobirthing, maka dapat mengukur lamanya waktu proses persalinan
mempercepat kala I persalinan (±3 jam kala I.
pada primipara dan 2 jam pada multipara),
mengurangi resiko terjadi komplikasi, dan HASIL PENELITIAN DAN
mempercepat proses penyembuhan pada PEMBAHASAN
post partum.(Aprilia, 2010) a. Paritas
Klinik Griya Hamil Sehat Tabel. 3.1 Distribusi Frekuensi
diKabupaten Tegal merupakan salah satu Responden Berdasarkan paritas di Klinik
Klinik Kesehatan Ibu dan Anak yang Griya Hamil Sehat Mejasem Kabupaten
menyediakan kelas hypnobirthing sejak Tegal Tahun 2016

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 85


Prosentase Hipnobrithing Lama Kala 1 Total
No. Paritas Frekuensi (%) Cepat Lambat F %
1. Primipara 14 35,0 N % N %
2. Multipara 26 65,0 Ya 14 66,3 6 31,6 20 100
Total 40 100
Sumber : data primer yang diolah Tidak 7 33,3 13 68,4 20 100
Berdasarkan hasil penelitian Sumber: data primer diolah
menunjukkan bahwa karakteristik Berdasarkan hasil penelitian
responden berdasarkan paritas menunjukkan bahwa responden yang
menunjukkan bahwa sebagian besar dilakukan hypnobriting lamanya waktu
responden adalah multipara (65%). Paritas proses persalinan kala I sebagian besar
adalah jumlah total kehamilan yang dengan cepat yaitu 14 responden (70,0%),
berlangsung lebih dari usia gestasi 20 sedangkan pada responden yang tidak
minggu tanpa memperhatikan hasil akhir dilakukan hypnobirthingsebagian besar
janin, terdapat kecenderungan kesehatan persalinan nya denga lambat ada 6
ibu yang berparitas rendah lebih baik dari responden (30,0%).Hal ini berarti bahwa
pada yang berparitas pada proses persalinan yang tidak
tinggi.(Nugraheny,2010) dilakukan metode hypnobirthing banyak
Paritas 1-3 merupakan paritas paling yang lebih dari 1 cm bagi primipara atau
aman ditinjau dari sudut kematian maternal. lebih dari 1 cm per 30 menit bagi multipara.
Paritas lebih dari 3 mempunyai angka Hasil analisis bivariat dengan chi-
kematian maternal yang lebih tinggi. Makin square diperoleh nilai p-value 0,027 artinya
tinggi paritas ibu maka makin kurang baik ada hubungan antara hypnobirthing dengan
endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh lama waktu persalinan kala 1. Nilai OR
vaskularisasi yang berkurang ataupun 4,33; 95%CI =1,150-16,32 artinya ibu
perubahan atrofi pada desidua akibat yang dilakukan hypnobirthing beresiko
persalinan yang lampau. Ibu hamil yang waktu persalinan kala 1 lebih cepat 4,33
memiliki paritas 4 kali atau lebih, kali dibandingkan dengan ibu yang tidak
kemungkinan mengalami gangguan dilakukan hypnobriting.
kesehatan, kekendoran pada dinding perut Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan kekendoran dinding rahim sehingga penelitian yang dilakukan Astuti et al, yang
berisiko mengalami kelainan letak pada menyatakan bahwa ibu yang dilakukan
janin, persalinan letak lintang, robekan metode hypnobirthing pada ibu bersalin di
rahim, persalinan macet dan perdarahan BPM Kota Cimahi didapatkan bahwa
pasca persalinan. (saefuddin, 2006) kemajuan persalinan lebih cepat
b. Hypnobirthing dengan lama nya waktu dibandingkan responden yang tidak
proses persalinan kala I dilakukan metode hypnobirthing,
Tabel. 3.2 Distribusi silang artinyarespondenyang tidak dilakukan
hypnobirthingdengan lamanya waktu hypnobirthing sebagian besar kemajuan
proses persalinan kala I persalinan lambat. (astuti, 2015)

86 |
Hal ini didukung oleh penelitian dengan hasil α hitung = 0,000 artinya ada
yang dilakukan oleh evi et al : yang pengaruh teknik reklasasi Hypnobrithing
menunjukkan bahwa kejadian lama kala I terhadap penurunan nyeri pada persalinan
mayoritas terjadi pada ibu bersalin yang kala 1.(Nanda A,2015)
waktu hamil sampai melahirkan tidak Hypnobirthing mengajarkan level
melakukan hypnobriting sebesar 30,86% yang lebih dalam dari relaksasi untuk
dan ibu bersalin yang tidak mengikuti mengeliminasi stress serta ketakutan &
hypnobrithing memiliki resiko 2,5 kali kekhawatiran menjelang kelahiran yang
lebih besar mengalami kala I yang lebih dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri
lama dari pada ibu yang bersalin mengikuti dan sakit saat bersalin. Peran dari penolong
hypnobrithing.Demikian juga penelitian persalinan dalam hal ini Bidan adalah
yang dilakukan oleh Nuraisyah S bahwa mengantisipasi dan menangani komplikasi
terdapat pengaruh yang signifikan teknik yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Hypnobriting terhadap lama proses Proses tergantung dari kemampuan skill
persalinan dengan nilai p=0,034. (Evi N, dan kesiapan penolong dalam menghadapi
lutfiah, 2010. Nuraisyah S,2012) proses persalinan. Bidan yang mampu
Metode hypnobirthing ditujukan memberikan sugesti positif pada ibu dapat
untuk mempersiapkan dan melatih otot – membantu memperlancar proses persalinan
otot yang berperan dalam proses persalinan pada ibu.(Mogan, 2007)
secara optimal. Latihan pernafasan, Dengan metode hypnobirthing, maka
relaksasi, visualisasi, avirmasi dan dapat mempercepat kala I persalinan (±3
pendalaman. Pada latihan tersebut, dapat jam pada primipara dan 2 jam pada
mempengaruhi faktor-faktor yang dapat multipara), mengurangi resiko terjadi
menyebabkan kala I lama seperti power, komplikasi, dan mempercepat proses
passage, passanger, psikologi, penolong. penyembuhan pada post partum, metode
Teknik pernafasan membantu ibu hypnobirthing di samping memberikan
menghemat energi selama fase penipisan ketenangan pada waktu proses persalinan
selama pembukaan leher rahim. Pernafasan juga membuat persalinan lancar, dan begitu
lambat memaksimalkan gelombang otot- menyenangkan.
otot vertikal, menyebabkan otot-otot ini c. Lamanya waktu proses persalinan
bekerja lebih efisien dalam menarik ke atas kala I yang dilakukan metode
otot-otot melingkar bagian bawah, serta hypnobirthing berdasarkan paritas
menipiskan dan membuka leher rahim. Tabel 3.3.Tabulasi silang lamanya waktu
Bantuan yang diberikan pada kedua otot ini proses persalinan kala I yang dilakukan
memperpendek durasi gelombang serta metode hypnobirthingberdasarkan paritas
durasi persalinan. (Mogan,2007)
Selain untuk membantu proses
persalinan Hypnobrithing juga sangat
membatu untuk mengurangi nyeri pada
persalinan kala 1. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nanda A

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 87


Lamanya waktu proses dari 1.2 cm per jam membuktikan adanya
persalinan kala I dilakukan
metode hypnobirthing abnormalitas dan harus menimbulkan
Paritas
Cepat Lambat kewaspadaan dokter yang akan menolong
N % N % F % persalinan tersebut.(oxorn,2010)
Primipara 9 100 0 0 9 100 Fase aktif pada multipara yang
54,
Multipara 5 45,5 6 5 11 100
berlangsung lebih dari 6 Jam (rata-rata 2.5
30, jam) dan laju dilatasi cervix yang kurang
Total 14 70,0 6 0 30 100
dari 1.5 cm per jam merupakan keadaan
Sumber: Data primer diolah
abnormal. Meskipun partus lama pada
Berasarkan hasil penelitian
multipara lebih jarang di jumpai
menunjukkan bahwa waktu proses
dibandingkan dengan primigravida, namun
persalinan kala I yang dilakukan metode
karena ketidak acuhan dan perasaan aman
hypnobirthing berdasarkan paritas diketahui
yang palsu, keadaan tersebut bisa
primipara semuanya persalinan berlangsung
mengakibatkan mala-petaka.(oxorn,2010)
cepat (< 1 cm per jam) yaitu 9 responden
Penelitian yang dilakukan oleh
(100%) dan multipara sebagian besar
Amiruddin didapatkan hasil analisis risiko
lambat (>1 cm per 30 menit) yaitu 13
paritas terhadap kejadian partus lama
responden (43,3%), hal ini kemungkinan
memperlihatkan nilai OR= 3,441 (95% CI:
primipara lebih banyak yang mengikuti
1,992<OR<6,159). Ini berarti bahwa ibu
aturan dari tenaga kesehatan saat dilakukan
dengan paritas 1 memiliki risiko mengalami
hypnobirthing.
partus lama 3,441 kali lebih besar
Ibu primipara memang belum
dibandingkan dengan paritas >1dan
pernah mempunyai pengalaman
bermakna secara statistik. Ibu paritas 1
melahirkan, proses melahirkan yang tidak
cendrung lebih lama mengalami
sama dengan multipara, karena pada
pembukaan lengkap dibanding ibu dengan
primipara proses penipisan biasanya terjadi
paritas >1.(amirudin,2006)
lebih dulu daripada dilatasi serviks.
Sedangkan pada multipara proses penipisan
KESIMPULAN
dan dilatasi serviks terjadi bersamaan.
Berdasarkan penelitian yang
Pengaruh ini disebabkan oleh adanya
dilakukan di klinik Griya Hamil Sehat
pengalaman sebelumnya yang dirasakan
Tegal menunjukkan Hypnobriting
oleh ibu multipara dimana pengalaman ini
mempunyai pengaruh yang sangat
merupakan salah satu faktor yang dapat
signifikan terhadap lama persalinan kala I
menyebabkan intensitas nyeri yang
nilai p=0,027 dengan nilai OR =4,33
dirasakan individu berbeda.(sujiyatini dkk,
artinya ibu yang dilakukan hypnobirthing
2011)
beresiko waktu persalinan kala 1 lebih
Pada primigravida, fase aktif yang
cepat 4,33 kali dibandingkan dengan ibu
lebih panjang dari 12 jam merupakan
yang tidak dilakukan hypnobriting.
keadaan abnormal. Yang lebih penting
daripada panjangnya fase ini adalah
kecepatan dilatasi cervix. Laju yang kurang

88 |
DAFTAR PUSTAKA ibu bersalin di BPM Kota Cimahi.
Dewi, 2009. Asuhan Kebidanan pada The Southeast Asian Journal of
Hamil Normal dan Patologi. Midwifery Vol. 1, No.1, Oktober
Yogyakarta: Nuha Mediks 2015: 43-47
Oxorn, 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Evi N, Lutfiah 2010. Pengaruh
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta; Hypnobrithing terhadap lama kala I
Yayasan Essentia Medica (Yem). persalinan di RS Happy Land
SDKI, 2012. Profil Indonesia Sehat. Medical Centre Yogyakarta:
Jakarta: Depkes RI; Kebidanan Stikes Aisyah
Dinkes Kab Tegal, 2015. Profil Kesehatan Yogyakarta.
Kota Tegal tahun 2015 Nuraisyah S, 2012. Pengaruh teknik
Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kandungan. Hypnobrithing terhadap lamanya
Jakarta: YBP-SP proses persalinan Sumut:
Andriana, 2016, Melahirkan tanpa rasa Kebidanan Fakultas Keperawatan
sakit. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer UNSU
Kuswandi, 2013. Keajaiban Hypno- Mongan, 2007. Hypnobirthing the morgan
Birthing. Jakarta: Pustaka Bunda method. Jakarta: Bhuana Ilmu
Aprillia, 2010. Hipnostetri. Rileks Nyaman Populer
dan Aman saat Hamil dan Nanda A. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi
Melahirkan. Jakarta. Gagas Media Hypnobrithing terhadap penurunan
Nugraheny, 2010. Asuhan Kebidanan Nyeri pada persalinan kala I di BPS
Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Lili Sudjiati Hula‘an : Program
Rihama Studi Keperawatan Universitas
Saifuddin. 2006. Buku Acuan Nasional Gersik
Pelayanan Kesehatan Maternal Sujiyatini. dkk 2011. Asuhan kebidanan II
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan (Persalinan). Yogyakarta: Rohima
Bina Pustaka Sarwono Press
Prawiroharjo: Amirudin.2006. Faktor risiko terjadinya
Astuti I, Noviyanti 2015. Pengaruh partus lama di RSIA Siti Fatima
hypnobirthing terhadap tingkat Makasar: Universitas Hasanudin
nyeri dan kemajuan persalinan pada Makasar.

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 89


HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR
DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

Ita Eko Suparni1, Siti Asiyah2, Helga Yuliana Putri3


1. STIKES Karya Husada Kediri
Email :ita.sekar@gmail.com
2. STIKES Karya Husada Kediri
3. STIKES Karya Husada Kediri
Email : helga.putri47@yahoo.com

ABSTRACT

Prevalensi BBLR meningkat sesuai dengan meningkatnya paritas ibu.Penyebab


kematian bayi tertinggi di Kabupaten Kediri adalah berat bayi lahir rendah (BBLR)
yaitu 49%.Kejadian BBLR lebih sering terjadi pada ibu dengan paritas tinggi.Tujuan
penelitian adalah mengetahui hubungan paritas ibu bersalin dengan berat bayi
lahir.Desain penelitian cohort dengan pendekatan retrospective.Varibel bebas yaitu
paritas, variable terikat yaitu berat bayi lahir. Jumlah populasi Ibu bersalin di RSUD
Pare Kabupaten Kediri tahun 2015 yaitu 1288 dengan sampel 306 responden diambil
dengan teknik Simple Random Sampling.Penelitian pada tanggal 7 Juni sampai 28 Juli
2016, Analisis data dengan uji Spearman Rank (Rho).Hasil analisis data diperoleh
hasil -0,422 dengan uji signifikan (p) = 0.000, sehingga p<α jadi H0 ditolak dan H1
diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu bersalin dengan berat
bayi lahir di RSUD Pare Kabupaten Kediritahun 2015.Kejadian BBLR lebih sering
terjadi pada ibu dengan paritas tinggi, hal ini disebabkan karena terdapatnya jaringan
parut pada rahim yang menyebabkan hambatan penyaluran nutrisi dari ibu ke janin.

Kata kunci: Paritas, Berat Bayi Lahir.

90 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for


PENDAHULUAN dalam 2 kategori yaitu BBLR karena
Berat bayi lahir merupakan salah premature (usia kandungan kurang dari 37
satu indikator kesehatan bayi baru lahir, minggu) atau BBLR karena Intrauterine
yang mana seorang bayi sehat dan cukup Growth Retardation (IUGR) yaitu bayi
bulan, pada umumnya mempunyai berat cukup bulan tetapi berat kurang untuk
lahir sekitar 3000 gram. Secara umum berat usianya (Winkjosastro, 2007).
bayi lahir yang normal adalah antara 3000 Faktor-faktor yang dapat
gram sampai 4000 gram, dan bila di bawah mempengaruhi berat bayi lahir menurut
atau kurang dari 2500 gram dikatakan Bayi Kardjati adalah faktor lingkungan internal
Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR (umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar
berhubungan dengan angka kematian dan hemoglobin, status gizi ibu hamil,
kesakitan bayi, selain itu juga berhubungan pemeriksaan kehamilan dan penyakit pada
dengan kejadian gizi kurang di kemudian saat kehamilan) dan faktor lingkungan
hari yaitu pada periode balita, maka angka eksternal (kondisi lingkungan dan tingkat
BBLR di suatu masyarakat dianggap sosial ekonomi ibu hamil).
sebagai indikator status kesehatan Paritas sangat berpengaruh terhadap
masyarakat (Kardjati, 2005). hasil konsepsi.Paritas tinggi lebih beresiko
Tidak semua bayi baru lahir yang daripada paritas rendah.Ini terlihat bahwa
memiliki berat lahir <2500 gram adalah pada paritas yang tinggi banyak ditemukan
Bayi Kurang Bulan (BKB).Demikian pula penyulit-penyulit pada kehamilan karena
tidak semua bayi baru lahir dengan berat terlalu sering melahirkan (Manuaba, 2007).
lahir >2500 gram lahir adalah aterm atau Berdasarkan hasil penelitian Tria
Bayi Cukup Bulan (BCB) (Kosim, 2008: Wahyuningrum tahun 2015 di RSUD Dr.
11). Persentase berat badan bayi baru lahir Sudiro Husodo Mojokerto menunjukkan
menurut Provinsi, Riskesdas 2010 di bahwa sebanyak 61 bayi (76,3%) dari ibu
Indonesia terdapat 82,5% dengan berat paritas multipara melahirkan bayi dengan
badan lahir normal 2500–3999 gram dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), pada
17,5% dengan berat badan lahir yang tidak paritas dengan primipara melahirkan bayi
normal yang terdiri 11,1% berat badan lahir dengan Bayi Berat Lahir Normal (BBLN)
<2500 gram, sedangkan 6,4% berat badan sebanyak 35 bayi (74,5%) dan
lahir ≥4000 gram. grandemultipara melahirkan bayi dengan
Penyebab utama kematian neonatal Berat Bayi Lahir Normal (BBLN) sebanyak
antara lain adalah Bayi Berat Lahir Rendah 1 bayi (1,2%). Jadi, dapat disimpulkan
(BBLR). Definisi Bayi Berat Lahir Rendah paritas dapat mempengaruhi berat bayi
(BBLR) adalah bila berat badannya kurang lahir.
dari 2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO Paritas yang terlalu tinggi akan
telah mengganti premature baby dengan mengakibatkan terganggunya uterus
low birth weight baby. Hal ini dilakukan terutama dalam hal fungsi pembuluh darah.
karena tidak semua bayi dengan berat Kehamilan yang berulang-ulang akan
badan kurang dari 2500 gram pada waktu menyebabkan kerusakan pada dinding
lahir bayi premature. BBLR dibedakan pembuluh darah uterus. Hal ini akan

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 91


mempengaruhi nutrisi ke janin pada RSUD Kabupaten Kediri tahun 2015 ada
kehamilan selanjutnya, selain itu dapat 1288 orang, besar sample 306.Teknik
mempengaruhi berat bayi lahir sampling yang digunakan dalam penelitian
(Winkjosastro, 2008).Pada wanita ini adalah dengan simple random
multipara terjadi vaskularisasi pada sampling.Pengumpulan data dilakukan
pembuluh darah uterus dan perubahan dengan menggunakan lembar pengumpul
atrofi pada desidua akibat persalinan masa data yang diisi berdasarkan data pada data
lampau. Hal ini mengakibatkan aliran darah rekam medik RSUD Pare tahun 2015.
ke plasenta tidak cukup dan memperluas Analisa data bivariat digunakan untuk
permukaannnya sehingga menutupi mengetahui hubungan antara variabel
pembukaan jalan lahir dan mempengaruhi independen dan variabel dependen. Untuk
berat bayi lahir (Sumapraja dan mengetahui adanya hubungan antara paritas
Rachimhadi, 2005). dengan berat bayi lahir menggunakan uji
Dengan mengetahui hubungan korelasi Spearman rank (Rho).
paritas ibu dengan berat bayi lahir, maka
jumlah bayi dengan berat badan lahir HASIL DAN PEMBAHASAN
rendah akan dapat dicegah dan diperkecil Hasil
angka kejadiannya. Berdasarkan uraian Hasil penelitian yang dilakukan terhadap
diatas maka penulis tertarik melakukan 306 responden diperoleh data khusus
penelitian untuk mengetahui ―Hubungan sebagai berikut :
Paritas Ibu dengan Berat Bayi Lahir di 1. Paritas Ibu Bersalin
Rumah Sakit Umum Daerah Pare Berdasarkan hasil penelitian yang
Kabupaten Kediri tahun 2015‖. dilakukan diketahui bahwa paritas ibu
bersalin di RSUD Pare Kabupaten
METODE PENELITIAN Kediri tahun 2015 menunjukkan bahwa
Desain penelitian yang digunakan adalah dari total 306 responden didapatkan
analitik desain penelitian korelasional yaitu hasil hampir setengah responden
menguji hubungan, memperkirakan dan multipara yaitu sebanyak 149 ibu
menguji berdasarkan teori yang bersalin(48,7%) dan sebagian kecil
ada.Penelitian korelasional ini primipara sebanyak 63 responden
menggunakan desain penelitian cohort (20,6% )
dengan menggunakan pendekatan 2. Berat Bayi Lahir
retrospective, dimana penelitian dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang
pada kelompok kohort yang sudah dilakukan diketahui bahwa berat bayi
mengalami efek. dinilai efek yang lahir di RSUD Pare Kabupaten Kediri
terjadi.Variabel yang digunakan dalam tahun 2015 menunjukan bahwa dari
penelitian ini yaitu Variabel independen total 306 responden didapatkan hasil
adalah paritas ibu bersalin.Sedangkan sebagian besar BBLR sebanyak 164
variabel terikat dalam penelitian ini adalah (53,6%) dan sebagian kecil
berat bayi lahir.Populasi dalam penelitian makrosomia sebanyak 11 (3%).
ini adalah semua ibu yang bersalin di

92 |
3. Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan grandemulti memiliki peluang untuk
Berat Bayi Lahir melahirkan bayi dengan BBLR sebesar
Berdasarkan hasil penelitian yang 2,01 kali dari ibu dengan paritas multipara.
dilakukan, diketahui bahwa tabulasi silang Ibu dengan paritas grandemulti memiliki
hubungan paritas ibu bersalin dengan berat peluang untuk melahirkan bayi dengan
bayi lahir di RSUD Pare Kabupan Kediri BBLR sebesar 2,86 kali dari ibu dengan
Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut paritas primipara.
: Hasil analisis data bivariat yang
Tabel 1 Tabulasi Silang Hubungan Paritas menggunakan rumus Spearman Rank,
Ibu Bersalin dengan Berat Bayi Lahir diperoleh nilai korelasi paritas ibu bersalin
di RSUD Pare Kabupan Kediri Tahun dengan berat bayi lahir sebesar -0.422, nilai
2015 korelasi (r) = -0,422 dengan sig-2 tailed (p)
= 0,000 pada (α) = 5% = 0,05, sehingga
Berat Bayi Lahir p<α maka H0 ditolak berarti ada hubungan
Persenta
BBL BBL Makrosomi
Paritas se yang signifikan antara paritas ibu bersalin
R N a
(%)
N % N % N % dengan berat bayi lahir. Tanda hubungan
Grandemu 81 86,2 12 12,8 1 1,1 94 30,7
lti
paritas dengan berat bayi lahir negatif (-)
Multipara 64 43 79 53 6 4 149 48,7 berarti semakin banyak jumlah kelahiran
Primipara 19 30,2 40 63,5 4 6,3 63 20,6 pada seorang ibu maka semakin banyak
Total 164 53,6 131 42,8 11 3,6 306 100
bayi yang lahir dengan BBLR di RSUD
Pare kabupaten Kediri tahun 2015.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas
menunjukan bahwa dari total 306
responden didapat sebagian besar tabulasi PEMBAHASAN
Paritas merupakan salah satu indikator
silang hubungan paritas ibu bersalin dengan
untuk memantau resiko tinggi pada
berat bayi lahir didapatkan hasil yaitu
kehamilan.Kehamilan resiko tinggi lebih
hampir seluruh dari responden grandemulti
banyak terjadi pada multipara dan
para yang melahirkan BBLR sebanyak 81
grandemultipara.Paritas sangat berpengaruh
(86,2%) dan hampir dari setengah
terhadap hasil konsepsi.Paritas tinggi lebih
responden primipara yang melahirkan
beresiko dari pada paritas tinggi.Ini terlihat
BBLR sebanyak 19 (30,2%).
bahwa pada paritas yang tinggi banyak
Pada kasus BBLR, hasil perhitumgan
ditemukan penyulit-penyulit pada
Oods Ratio (OR) dapat dilihat sebagai
kehamilan karena terlalu sering melahirkan
Grandemult Multipar Primipar (Manuaba, 2007).
BBLR i a a Kejadian BBLR lebih sering terjadi
Grandemult pada ibu dengan paritas tinggi, hal ini
i 2.01 2.86
Multipara 1.42 disebabkan karena terdapatnya jaringan
Primipara parut akibat kehamilan dan persalinan
berikut: terdahulu.Jaringan parut tersebut
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil mengakibatkan persediaan darah ke
kesimpulan bahwa Ibu dengan paritas plasenta tidak adekuat sehingga perlekatan

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 93


plasenta tidak sempurna menyebabkan BBLR. Ibu dengan paritas lebih dari 4 anak
plasenta menjadi tipis dan mencakup uterus berisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi
lebih luas.Perlekatan plasenta yang tidak dengan BBLR.
adekuat ini menyebabkan penyaluran
nutrisi dari ibu ke janin menjadi terhambat KESIMPULAN
atau kurang mencukupi kebutuhan janin. Ada hubungan signifikan antara paritas ibu
Berdasarkan hasil penelitian Tria dengan berat bayi lahir dengan nilai
Wahyuningrum tahun 2015 di RSUD Dr. korelasi -0,422. Tanda hubungan lahir
Sudiro Husodo Mojokerto menunjukkan negatif (-) berarti semakin banyak jumlah
bahwa sebanyak 61 bayi (76,3%) dari ibu kelahiran pada seorang ibu maka, semakin
paritas grandemultipara melahirkan bayi banyak bayi yang lahir dengan BBLR di
dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2015.
pada paritas dengan primipara melahirkan Hasil penghitungan odds ratio (OR) di
bayi dengan Bayi Berat Lahir Normal RSUD Pare Kabupaten Kediri
(BBLN) sebanyak 35 bayi (74,5%) dan menunjukkan fakta bahwa grandemulti
grandemultipara melahirkan bayi dengan cenderung melahirkan BBLR 2,01 kali dari
Berat Bayi Lahir Normal (BBLN) sebanyak multipara. Grandemulti cenderung
1 bayi (1,2%). Jadi, dapat disimpulkan melahirkan BBLR 2,86 kali dari primipara
paritas dapat mempengaruhi berat bayi dan multipara cenderung melahirkan BBLR
lahir. 1,42 kali dari primipara.
Paritas yang terlalu tinggi akan Paritas yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan terganggunya uterus mengakibatkan terganggunya uterus
terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. terutama dalam hal fungsi pembuluh darah.
Kehamilan yang berulang-ulang akan Kehamilan yang berulang-ulang akan
menyebabkan kerusakan pada dinding menyebabkan kerusakan pada dinding
pembuluh darah uterus. Hal ini akan pembuluh darah uterus. Hal ini akan
mempengaruhi nutrisi ke janin pada mempengaruhi nutrisi ke janin pada
kehamilan selanjutnya, selain itu dapat kehamilan selanjutnya, selain itu dapat
mempengaruhi berat bayi lahir mempengaruhi berat bayi lahir
(Winkjosastro, 2008). .
Hasil penghitungan odds ratio (OR) di DAFTAR PUSTAKA
RSUD Pare Kabupaten Kediri 1. Mochtar, Roestam. Sinopsis Obsetri.
menunjukkan fakta bahwa grandemulti Jakarta: EGC; 2009.
cenderung melahirkan BBLR 2,01 kali dari 2. Nursalam.Konsep dan Penerapan
multipara. Grandemulti cenderung Metodologi Penelitian Ilmu
melahirkan BBLR 2,86 kali dari primipara Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;
dan multipara cenderung melahirkan BBLR 2008.
1,42 kali dari primipara. 3. ________. Konsep dan Penerapan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Metodologi Penelitian Ilmu
Rumalutur (2006) paritas merupakan faktor Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;
resiko yang signifikan terhadap kejadian 2011.

94 |
4. Notoatmodjo, Soekidjo. 12. Seriawan, Ari. Metodologi Penelitian
MetodePenelitian Kesehatan. Edisi Kebidanan. Yogyakarta.Nuha Medika;
Revisi (cetakan pertama). Jakarta: PT. 2011.
Asdi Mahasatya; 2005. 13. Sumapraja , S. PerdarahanAntepartum
5. __________________. Promosi dalam: Wiknjosastro H. Ilmu
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Rineka Cipta; 2010. Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
6. Pantiawati, Ika. Bayi Dengan BBLR. 14. Staf Pengajar IKA FKUI. Ilmu
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika;
2007.
7. Pudiastuti, Ratna Dewi. Buku Ajar : 15. Rukiyah, A & Lia Yulianti.Asuhan
Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: CV.
Nuha Medika; 2011. Trans Info Media; 2010.
8. Prawirohardjo, S. Ilmu 16. Varney.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Jakarta. EGC; 2006.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. 17. Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan.
9. Proverawati, Atikah& Siti Asfuah.Buku Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Prawirohardjo; 2006.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2009. 18. www.depkes.go.id. Dinas Kesehatan
10. Setianingrum, SIW. 2005. Hubungan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan
Antara kenaikan Berat Badan, Lingkar Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. 2013.
Lengan Atas dan Kadar Hemoglobin 19. www.dinkeskabupatenkediri.go.id. AKI
Ibu Hamil Trimester III dengan Berat dan AKB Kabupaten Kediri Tahun
Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I 2013. 2013.
Boyolali tahun 2005.Semarang.Jurnal 20. www.kespro.co.id. Suririnah.Tanda
Universitas Negeri Semarang; 2005. Bahaya Pada Kehamialn Trimester I.
11. Sastroasmoro, Sudigdo. Dasar-Dasar 2008.
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 3.
Jakarta: CV. Sagung Seto; 2008.

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 95


ANALISIS MODEL FAKTOR PERILAKU MENYUSUI DINI DI
PUSKESMAS KESAMIRAN KABUPATEN TEGAL

Iroma Maulida1, Juhrotun Nisa2, Ratih Sakti Prastiwi3, Yossi Hendriana4


1
Kebidanan, Politeknik Harapan Bersama
email: iroma.maulida@yahoo.co.id
2
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta
email: nisa.jn20@gmail.com
3
Kebidanan, Politeknik Harapan Bersama
email: ratih.sakti@ymail.com

ABSTRAK

Salah satu strategi pencapaian ASI eksklusif adalah dengan memberikan


ASI(kolostrum) segera setelah lahir Kolostrum memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan ASI matur. Kandungan protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel
darah putih, dan antibodi pada kolustrum lebih tinggi dari pada ASI matur.. Angka
pemberian ASI dini di Kabupaten Tegal masih rendah yaitu 13%. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan model faktor penyebab perilaku menyusu dini atau
memberikan kolostrum pada bayi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kesamiran
Kabupaten Tegal terhadap 39 responden. Peneliti melakukan wawancara dan
pengamatan perilaku menyusui dini menggunakan instrumen kuesioner dan lembar
observasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis regresi logistic. Hasil
penelitian melalui model perilaku meyusui dini menunjukkan bahwa faktor perilaku
menyusui dipengaruhi oleh faktor pekerjaan (ρ= 0.005, OR= 0.077, 95%CI= 0.013:
0.469) dan paritas (ρ= 0.016, OR= 0.072, 95%CI= 0.008: 0.618). Ada interaksi antara
kedua variabel tersebut pada model penyebab ibu berperilaku menyusui dini. Dalam
penelitian ini juga ditemukan bahwa faktor pengetahuan,merupakan faktor penganggu
hubungan pekerjaan terhadap perilaku menyusui dini. Akan tetapi faktor pengetahuan
tentang kolostrum tetap merupakan faktor yang penting bagi ibu karena akan
mempengaruhi perilaku seorang ibu dalam menyusui dini/ memberikan kolostrum
bagi anaknya Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kolostrum masih harus
tetap menjadi perhatian tenaga kesehatan dan masih terus dilaksanakan upaya-upaya
untuk tetap meningkatkan pengetahuan tersebut.

Kata kunci: IMD, Perilaku, ASI Eksklusif

96 |
Pendahuluan pemberian ASI Eksklusif lebih lama
Indikator derajat kesehatan masyarakat dibanding dengan bayi yang mendapatkan
salah satunya adalah angka kematian bayi ASI dini > 2 jam (Hidayat, K, 2012; Eflita
(AKB). Angka kematian neonatal (AKN) Meiyetriani & Indah Purnama Sari, 2013)
memiliki kontribusi yang cukup besar Capaian ASI Eksklusif di Kabupaten
terhadap kematian bayi, yaitu sebesar 59%. Tegal terendah ke enam di Jawa Tengah.
Untuk menurunkan AKN salah satu strategi Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
yang digunakan adalah memberikan ASI Tengah (2015), cakupan ASI Eksklusif
sejak dini yaitu satu jam pertama setelah Kabupaten Tegal sebesar 67.9% dan
bayi lahir. Pemberian ASI dini ini dapat mengalami penurunan pada tahun 2015
menurunkan risiko kematian pada bulan menjadi 67.5%. Data Dinas Kesehatan
pertama sebesar 22%. Namun angka Kabupaten Tegal (2015) cakupan
pemberian ASI dini di dunia masih cukup pemberian ASI awal (0-7 hari) masih cukup
rendah yaitu 43%. (Seid et. al., 2013; rendah yaitu 13%.
UNICEF, 2014). Rendahnya capaian pemberian ASI awal
Kebijakan Nasional melalui Peraturan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 faktor, seperti umur, pendidikan, pekerjaan,
Tahun 2012 menekankan pemberian ASI paritas maupun pengetahuan. Penelitian ini
sedini mungkin melalui proses inisiasi dilakukan untuk melihat model faktor yang
Menyusu Dini pada setiap bayi yang baru mempengaruhi ibu nifas dalam
dilahirkan, kemudian dilanjut sampai 6 memberikan ASI dini.
bulan. Hal tersebut berkaitan dengan
pernyataan The World Allience for Metode Penelitian
Breastfedding Action (WABA) yang Penelitian ini merupakan penelitian
mengatakan bahwa pemberian ASI pada analitik dengan pendekatan cross sectional
satu jam setelah kelahiran dapat dimana variabel faktor penyebab dan faktor
menyelamatkan satu juta bayi, yang perilaku menyusui dini diamati dalam
kemudian dilanjutkan sampai enam bulan waktu yang bersamaan. Variabel tersebut
(Presiden Republik Indonesia, 2012; Idris, akan dianalisis dan dibuat sebuah model
2009). untuk melihat kontribusi faktor penyebab
Pemberian ASI dini di Indonesia secara simultan dalam mempengaruhi
mengalami peningkatan yaitu dari 74,7% perilaku ibu dalam menyusui dini. Lokasi
pada tahun 2010 menjadi 85,3% pada tahun penelitian dilakukan di Puskesmas
2013. Pemberian ASI dini merupakan Kesamiran. Lokasi ini dipilih karena
langkah awal mencapai keberhasilan ASI Puskesmas Kesamiran merupakan wilayah
Eksklusif. Semakin banyak jumlah ibu dengan cakupan ASI awal (0-7 hari)
nifas yang memberi ASI dini semakin besar terendah di Kabupaten Tegal.
pula kesempatan berhasil mencapai ASI Populasi dalam penelitian ini adalah
Eksklusif. Beberapa hasil penelitian seluruh ibu nifas di Puskesmas Kesamiran
menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI selama pelaksanaan pengambilan data
dini < 1 jam memiliki kelangsungan berlangsung yaitu April-Mei 2016 dan

| 97
didapatkan sebanyak 65 orang. Penentuan memiliki perbandingan yang sama antara
sampel dilakukan menggunakan rumus bekerja dan tidak bekerja. Responden
untuk mendapatkan besar sampel minimal mayoritas adalah responden dengan paritas
dan didapatkan sebanyak 39 orang. Dalam multigravida. Hasil wawancara didapatkan
pengambilan data, peneliti menggunakan pengetahuan responden tentang pemberian
stratified random sampling untuk mencari kolustrum pada bayi mayoritas memiliki
sampel yaitu dengan mencuplik subjek pengetahuan yang baik. Hasil pengamatan,
dimana sasaran dibagi dalam strata yang responden mayoritas memiliki perilaku
berbeda dilihat dari karakteristik tertentu. kurang dalam menyusui dini.
Dalam hal ini pengelompok dilakukan ber- Tabel 1. Karakteristik Responden
dasarkan usia yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun Karakteristik f (%)
dan > 35 tahun yang diambil secara acak Umur
Reproduktif (20-35 th) 23 59
dilokasi penelitian. Hal ini dilakukan Non Reproduktif (20 > X <35) 16 41
dengan tujuan semua variabel umur Pendidikan
terwakili (Riyanto, 2011; Hasmi, 2016). Wajib belajar (<SMP) 23 59
Instrumen yang digunakan adalah Lanjut (>SMA) 16 41
Pekerjaan
kuesioner dan lembar observasi. Data Bekerja 20 51
diambil dengan cara mewawancarai Tidak Bekerja 19 49
responden dan memberikan tanda checklist Paritas
pada kuesioner. Peneliti juga mengamati Primipara 10 26
Multipara 29 74
perilaku responden dalam menyusui dini. Pengetahuan
Data yang telah didapatkan kemudian di Kurang 23 59
analis menggunakan analisis bivariate dan Baik 16 41
Menyusui dini
multivariate. Analisis bivariate dilakukan
Baik 17 41
untuk melihat kemaknaan/ ρ-value dan ke- Kurang 22 59
eratan hubungan /nilai OR (chi-square test) Hasil uji bivariate diketahui hubungan
setiap faktor serta membuat model guna antara faktor penyebab dengan perilaku
melihat kontribusi faktor-faktor penyebab menyusui dini pada bayi. Dari tabel 2 dapat
secara simultan dalam mempengaruhi diketahui adanya hubungan yang signifikan
perilaku menyusui dini. Uji multivariate antara pendidikan, pekerjaan dan
dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 21 pengetahuan dengan perilaku menyusui
dini. Dalam penelitian ini ditemukan
Hasil dan Pembahasan responden dengan pendidikan lanjut
Peneliti melakukan wawancara dan memiliki perilaku positif dalam menyusui
observasi terhadap 39 ibu nifas di dini. Semakin lama seseorang duduk
Puskesmas Kesamiran dengan karakteristik dibangku pendidikan maka akan semakin
sebagaimana disajikan pada tabel 1. Latar besar seseorang tersebut terpapar dengan
belakang usia responden mayoritas usia permasalahan yang lebih kompleks
reproduktif. Latar belakang pendidikan sehingga akan berkembang kemampuan
sebagian besar hanya sampai tingkat wajib kognitifnya. Beberapa hasil penelitian juga
sekolah (SMP). Latar belakang pekerjaan menyebutkan bahwa, ibu yang terpelajar

98 |
memiliki kesempatan dalam mendapatkan Menyusui dini merupakan tahapan awal
informasi serta mendapatkan fasilitas yang dalam pencapaian ASI Eksklusif.
lebih baik, selain itu kesadarannya terhadap Pengetahuan merupakan salah satu faktor
manfaat dari menyusui cukup tinggi yang mempengaruhinya. Raharjo (2014)
(Sirajuddin et. al., 2013; Maulida et. al., menyebutkan bahwa informasi atau
2016). pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
Tabel 2 Uji Hubungan Faktor Penyebab individu akan digunakan sebagai bahan
Menyusui dini pertimbangan dan menghasilkan suatu
Faktor Menyusui dini ρ OR 95 %CI sikap. Adanya pengetahuan yang benar dan
Risiko Tidak Membe
membe ri n=22 sikap yang mendukung menyusui dini maka
ri n=17 akan terbentuk perilaku positif dalam
Umur
20-35 th 5 11 0.19 0.47 0.109; menyusui dini. begitu pula sebaliknya,
20>X<3 12 11 5 1.586
seseorang yang memiliki pengetahuan
5
Pendidikan kurang akan terbentuk sikap yang tidak
Wajib 15 8 mendukung menyusui dini sehingga tidak
belajar 0.00 13.12 2.369;72.7
Lanjut 2 14 1 5 23 akan berperilaku menyusui dini.
Pekerjaan
0,01 0.194 0.049;0.77
Untuk mendapatkan model penyebab
Bekerja 5 15
Tidak 12 7 6 0 perilaku menyusui dini maka seluruh
bekerja
Paritas
variabel yang memiliki nilai ρ < 0.25
Primipa 2 8 0,08 0.233 0.042- dilakukan analisa multivariat dengan uji
ra 1 1.293
Multipa 15 14
regresi logistik.
ra Tabel 3. Model 1
Pengetahuan
Kurang 17 6 0.00 0.131-
Variabel Β Ρ OR 95% CI
0.261 Adjus
Baik 0 16 1 0.519
Hailemariam et. al. (2015) dalam ted
Umur - 0.59 0.529 0.05:
penelitiannya menyebutkan keberhasilan
0.636 7 5.58
menyusui dini cenderung ditemukan 2.5 Pendidikan 0.598 0.70 1.181 0.85:
lebih besar pada ibu yang tidak bekerja. Ibu 2 9 39.032
yang bekerja cenderung disibukkan dengan Pekerjaan - 0.17 0.166 0.13:
1.797 2 2.19
pekerjaannya sehingga keberhasilan dalam Paritas - 0.10 0.084 0.004:
menyusu dini lebih kecil. Namun dalam 2.471 1 1.613
penelitian ini ditemukan ibu yang bekerja Pengetahua 21.21 0.99 9.285 0.001:
justru lebih cenderung menyusui dini n 5 8 0.000
Tabel diatas menunjukkan model 1
dibandingkan ibu yang tidak bekerja
merupakan model yang tidak tepat, terlihat
Pengalaman bekerja akan memberikan
dari nilai signifikansi semua faktor > 0.05.
pengetahuan dan keterampilan serta dapat
Sehingga dilakukan pemodelan kembali
mengembangkan kemampuan dalam me-
menggunakan metode enter dan didapatkan
ngambil keputusan yang merupakan ke-
beberapa model.
terpaduan menalar secara ilmiah (Ariani,
2014).

| 99
Tabel 4. Model faktor perilaku menyusui dini bervariasi pada
Variabel Β ρ OR 95% CI kelompok paritas maupun pekerjaan.
Adjusted
Model 2 Dengan kata lain perilaku pemberian antara
Umur -1.563 0.106 0.209 0.32: primipara yang bekerja dengan multipara
1.393
Pendidikan 1.890 0.072 6.619 0.942: yang bekerja dapat ditemukan perbedaan
52.020
Pekerjaan -2.222 0.037 0.108 0.013:
perilaku dalam menyusui dini.
0.871 Dalam penelitian ini, ditemukan
Paritas -2.494 0.050 0.083 0.007:
1.005 adanya faktor pengganggu pada hubungan
Konstanta 7.996 0.068 2968.7 paritas dan pekerjaan terhadap perilaku ibu
Model 3
Pendidikan 1.835 0.054 6.268 0.969: dalam menyusui dini. faktor tersebut adalah
40.556 pengetahuan. Apabila pengetahuan
Pekerjaan -1.968 0.047 0.140 0.200:
0.978 dimasukkan kedalam model terpilih maka
Paritas -2.227 0.058 0.108 0.11:
1.080
model tersebut menjadi tidak fit.
Konstanta 4.68 0.184 107.8 Pada tabel 6 dapat terlihat perubahan
Model 4
Pendidikan 2.471 0.005 11.835 2.076: nilai ρ-value pada kedua variabel. Pada
67.476 variabel paritas yang sebelumnya signifikan
Paritas -1.2 0.221 0.301 0.44:
2.057 (ρ-value = 0.016) mengalami perubahan
Konstanta -3.20 0.006 0.041 menjadi ρ-value = 0.112. begitu pula
Model 5 (model terpilih)
Pekerjaan -2.561 0.005 0.077 0.013: dengan variabel pekerjaan yang pada model
0.469
Paritas -2.638 0.016 0.072 0.008:
5 memiliki ρ-value 0.005 menjadi 0.161.
0.618 Oleh karena itu perlu adanya uji apakah
Konstanta 8.736 0.003 6221.5
pengetahuan merupakan faktor penganggu
Model 5 merupakan model terpilih
hubungan faktor paritas dan pekerjaan
karena dalam model tersebut memiliki nilai
terhadap perilaku ibu dalam menyusui dini.
ρ-value masing-masing variabel < 0.05.
Tabel 6. Model 6
Dengan demikian dapat diketahui
Variabel Β ρ SE 95%
probabilitas perilaku pemberian kolostrum CI
pada ibu nifas adalah 1 Paritas - 0.11 1.449 0.00:
–(8,74 – 2,64 paritas – 2,56 pekerjaan)
1+e 2.303 2 0.17
Pengetahua 21.66 0.99 9505.7 0.00:
n 9 8 0.01
Dari model terpilih kemudian Pekerjaan - 0.16 1.278 0.014
dilakukan uji interaksi 1.792 1 : 2.04
Tabel 5. Uji Interaksi Konstanta - 0.99 9505.71
Model Change in Sig. og 15.78 9 0
Log -2 Log LR 3
Likelihood Likelihood Pada tabel diatas dapat terlihat
Paritas -23.751 7.532 0.006 perubahan nilai ρ-value pada kedua
Pekerjaan -25.088 10.206 0.001 variabel. Pada variabel paritas yang
Pada tabel diatas diketahui faktor sebelumnya signifikan (ρ-value = 0.016)
pekerjaan dan paritas saling berinteraksi. mengalami perubahan menjadi ρ-value =
Hal ini ditunjukkan melalui signifikasi atas 0.112. begitu pula dengan variabel
nilai -2 log likelihood. Hal ini menunjukkan pekerjaan yang pada model 5 memiliki ρ-

100 |
value 0.005 menjadi 0.161. Oleh karena itu menutupi hubungan pekerjaan dan paritas
perlu adanya uji apakah pengetahuan terhadap perilaku pemberian kolostrum.
merupakan faktor penganggu hubungan Ibu nifas yang bekerja dan primipara
faktor paritas dan pekerjaan terhadap cenderung akan memberikan kolostrum
perilaku ibu dalam menyusui dini. kepada anaknya dibandingkan ibu yang
Dari hasil analisis bivariat antara tidak bekerja atau multipara. Akan tetapi
paritas dan pekerjaan terhadap perilaku faktor pengetahuan tentang kolostrum tetap
menyusui dini maka didapatkan merupakan faktor yang penting bagi ibu
pengetahuan merupakan faktor penganggu karena akan mempengaruhi perilaku
variabel pekerjaan dengan perilaku seorang ibu dalam memberikan kolostrum
menyusui dini. Pengetahuan menutupi bagi anaknya walaupun perilaku tersebut
hubungan yang sebenarnya antara juga dipengaruhi faktor pekerjaan dan
pekerjaan dengan perilaku menyusui dini. paritas. Pengetahuan masyarakat tentang
hal ini dapat ditunjukkan pada gambar pentingnya kolostrum masih harus tetap
dibawah ini menjadi perhatian tenaga kesehatan dan
Menyusui masih terus dilaksanakan upaya-upaya
Pekerjaan Pengetahuan
dini untuk tetap meningkatkan pengetahuan
tersebut.
Ρ= 0.13 Ρ= 0.001
Referensi
Ibu yang tidak bekerja memiliki Ariana, A. (2015). Aplikasi Metodologi
kesempatan mendapatkan pengetahuan dari Penelitian Kebidanan dan
media massa, konseling saat ANC maupun Kesehatan Reproduksi:
penyuluhan. Begitu pula dengan ibu yang Yogyakarta: Nuha Medika
bekerja, di lingkungan pekerjaannya dapat Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal (Dinkes
melakukan sharing pengetahuan dan Tegal). (2015) Profil Kesehatan
pengalaman dengan teman kerjanya. Kabupaten Tegal 2015. Dinas
Sehingga baik ibu yang bekerja maupun Kesehatan Kabupaten Tegal: Tegal
yang tidak memiliki peluang yang sama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
untuk mendapatkan pengetahuan yang (Dinkes Jateng). (2015). Profil
secara langsung berpengaruh pada perilaku Kesehatan Jawa Tengah 2014.
(Maulida et. al., 2016) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah: Semarang
Kesimpulan Eflita Meiyetriani & Indah Purnama Sari,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan (2013). Pengaruh Inisiasi Menyusu
bahwa faktor pekerjaan dan paritas Dini Terhadap Kelangsungan
berhubungan secara simultan terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
perilaku menyusui dini/ pemberian Indonesia (Analisis Data SDKI
kolostrum dan faktor pengetahuan 2002-2003). Jurnal Ilmiah
merupakan variabel pengganggu yang Kesehatan. 5(2): 21-24

| 101
Hailemariam T, Adeba E, Sufa A, (2015). APIKES Citra Medika Surakarta.
Predictors of early breastfeeding 6(1): 1-5
initiation among mothers of Presiden Republik Indonesia. (2012).
children under 24 months of age in Peraturan Pemerintah Republik
rural part of West Ethiopia. BMC Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
Public Health. 15:1076 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Harmani, N. Dan Hamal, D. N.d. Ekslusif. Deputi Bidang
Hubungan antara Karakteristik Ibu Kesejahteraan Rakyat: Jakarta
dengan Perilaku Pencegahan Raharjo B. (2014). Profil Ibu dan Peran
Penyakit DBD di Kecamatan Bidan dalam Praktek Inisiasi
Karang Tengah Kabupaten Cianjur Menyusu Dini dan ASI Eksklusif.
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. Kemas, 10(1): 53-63
[Online] accessed at: Seid A, Yesuf M, Koye D, (2013).
http://lemlit.uhamka.ac.id/files/dbd. Prevalence of Exclusive
pdf tanggal 27 Januari 2016 pukul Breastfeeding Practices and
8.57 associated factors among mothers
Hidayat, K. (2012). Perbandingan in Bahir Dar city, Northwest
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Ethiopia: a community based cross-
Berdasar Tingkat Pengetahuan Ibu sectional study. BMC International
Hamil. Karya Tulis Ilmiah. Breastfeeding Journal. 8:14
Universitas Diponegoro: Semarang Sirajuddin S, Abdullah T, Lumula S.
Idris. (2009). Peran Faktor Perilaku dalam (2013). Determinant of the
Penerapan Inisiasi Menyusu Dini. Implementation Early
Parepare: Parepare Breastfeeding Initiation. Kesmas,
Maulida I, Prastiwi R, Hapsari L. (2016). 8(3): 99-100
Analisis Hubungan Karakteristik United Nations Children‘s Fund (UNICEF),
Kepala keluarga dengan Perilaku (2014). A post-2015 World fit For
Pencegahan Demam Berdarah di Children. Issue Brief:
Pakijangan Brebes. Jurnal Infokes Breastfeeding. UNICEF: Indonesia

102 |
PENTINGNYA KELAS IBU HAMIL TERHADAP PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF
Shalva Ismi Destriana , Ari Indra Susanti 2, Dini Saraswati Handayani 3
1

1
Program Diploma Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
email : shalvaismi@gmail.com
2
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran
email : ukhti3in1@yahoo.com
3
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran
email : d_zsharaswaty@yahoo.com

ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi. Namun
baru 33,7% saja bayi di Jawa Barat yang mendapatkan ASI secara eksklusif.
Tenaga kesehatan terutama bidan adalah salah satu pihak yang paling berpengaruh
dalam meningkatkan motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Salah satu
upaya pemberian informasi dan motivasi ini dapat dilakukan sejak masa kehamilan
melalui pelaksanaan kelas ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Kehadiran Ibu pada Kelas Ibu Hamil dengan Pemberian ASI Eksklusif.
Jenis penelitian ini analitik korelasi dengan pendekatan terhadap subjek penelitian
adalah cross sectional. Teknik pengambilan data menggunakan total sampling
dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari daftar hadir kelas ibu hamil
tahun selama 2014-2015 dan kohort bayi tahun 2015-2016, dengan jumlah sampel
132 ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan yang tercatat dalam kohort bayi yang
diambil pada tanggal bulan Agustus 2016, analisis data menggunakan uji korelasi
chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan kehadiran ibu
pada kelas ibu hamil dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p sebesar =
0,000 dan p< 0,05.

Kata Kunci: ASI Eksklusif, Kelas Ibu Hamil

| 103
PENDAHULUAN kelompok. Salah satu tujuan dari kelas ibu
Program pembangunan kesehatan hamil ini adalah meningkatkan
di Indonesia masih diprioritaskan pada pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu tentang perawatan masa nifas dan
dan anak, terutama pada kelompok yang perawatan bayi baru lahir yang di dalam
rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin pembahasannya mencakup materi tentang
dan bayi. Salah satu upaya yang dilakukan menyusui dan ASI eksklusif. (Kemenkes
pemerintah dalam peningkatan derajat RI, 2011)
kesehatan ibu dan anak ini adalah dengan Menurut World Health
meningkatkan cakupan dan kualitas Organisation (2015), menyusui adalah
pelayanan kesehatan dengan cara suatu cara yang tidak dapat tertandingi oleh
memastikan intervensi pelayanan kesehatan apapun dalam penyediaan makanan ideal
yang tepat, sehingga akan berdampak untuk pertumbuhan dan perkembangan
langsung pada peningkatan kualitas seorang bayi yang juga merupakan bagian
kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan yang berkesinambungan dengan proses
kesehatan merupakan salah satu intervensi reproduksi dan memiliki hubungan dengan
pelayanan kesehatan yang memiliki peran kesehatan ibu. Menyusui bayi selama 6
penting dalam peningkatan kesehatan ibu bulan atau yang disebut sebagai ASI
dan anak. (Kemenkes RI, 2011; Depkes RI, eksklusif adalah cara yang paling baik
2012) dalam pemberian makan pada bayi.
Kegiatan penyuluhan yang Pemberian ASI eksklusif bermanfaat untuk
dilakukan secara kasus perkasus dalam mencapai pertumbuhan, perkembangan,
kunjungan pemeriksaan kehamilan atau dan kesehatan yang optimal. Setelah itu
kegiatan posyandu dinilai terbatas hanya bayi harus diberikan makanan pendamping
pada masalah kesehatan yang dialami saat (MP-ASI) dengan tetap diberikan ASI
konsultasi. Penyuluhan yang diberikan pada hingga usia 2 tahun atau lebih.
pemeriksaan kehamilan biasanya tidak Tenaga kesehatan dinilai memiliki
terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan peran penting dalam mendukung
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang kesuksesan pemberian ASI eksklusif.
dimiliki oleh petugas saja karena tidak ada Pemerintah Indonesia menggerakkan
rencana kerja sehingga tidak ada seluruh tenaga kesehatan dan pelayanan
pemantauan atau pembinaan secara lintas kesehatan yang diatur dan dalam Peraturan
sektor dan lintas program, dan pelaksanaan Pemerintah Republik Indonesia No. 33
penyuluhan pun tidak terjadwal dan tidak Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
berkesinambungan. Untuk mengatasi Ibu Eksklusif. Dalam peraturan tersebut
masalah-masalah tersebut, pemerintah dinyatakan bahwa rumah sakit dan sarana
membuat sebua kebijakan yaitu dengan pelayanan kesehatan yang dinyatakan
membentuk program kelas ibu hamil. Kelas sebagai sayang bayi harus melaksanakan
ibu hamil merupakan salah satu sarana sepuluh langkah menuju keberhasilan
untuk belajar bersama tentang kesehatan menyusu, salah satunya adalah menyiapkan
ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI

104 |
dan langkah keberhasilan menyusui. Hal ini Menurut hasil penilaian yang
perlu diperhatikan oleh seluruh tenaga dilakukan Dinas Kesehatan provinsi Nusa
kesehatan terutama tenaga kesehatan yang Tenggara Barat dalam panduan Kelas Ibu
bekerja di fasilitas kesehatan primer seperti Hamil Depkes RI (2008), pada bulan
bidan desa dan puskesmas sebagai tenaga Januari-Februari 2007, kelas ibu hamil
kesehatan yang paling dekat dengan ibu sangat bermanfaat bagi ibu-ibu untuk
hamil. menambah pengetahuan ibu tentang
Dalam Riskesdas (2013) tercatat kehamilan, melahirkan dan merawat bayi.
bahwa persentase cakupan pemberian ASI Belum banyak dilakukan penelitian
eksklusif di Indonesia hanya mencapai mengenai peran kelas ibu hamil dalam
30,2% saja. Dan persentase pemberian ASI pemanfaatannya meningkatkan
eksklusif ini sama rendahnya dengan pengetahuan ibu hamil mengenai
wilayah Jawa Barat hanya 33,7% dari kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi
579.593 bayi usia 0-6 bulan, yang berarti baru lahir. Beberapa penelitian yang sudah
sekitar 384.270 bayi tidak mendapatkan dilakukan sebelumnya seperti oleh Romlah
ASI eksklusif. Cakupan pemberian ASI (2009) menunjukkan bahwa pada kelompok
eksklusif di Kabupaten Sumedang menurut ibu-ibu yang mengikuti kelas ibu hamil
BAPPEDA Sumedang (2013) sudah cukup memiliki peluang 16,9 kali lebih besar
baik yaitu mencapai 75,6%, dan khususnya untuk berperilaku positif dibandingkan
di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten dengan kelompok ibu-ibu yang tidak
Sumedang, persentase jumlah bayi yang mengikuti kelas ibu hamil. Kemudian pada
mendapatkan ASI eksklusif mencapai penelitian lain yang dilakukan oleh
90,2%. Widayati (2011) mengenai faktor yang
Bidan sebagai ujung tombak berhubungan dengan kunjungan kelas ibu
pembangunan kesehatan yang hamil menunjukkan bahwa pengetahuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ibu dan sikap ibu berhubungan erat dengan
melalui penurunan Angka Kematian Ibu perilaku ibu dalam melakukan kunjungan
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), ke kelas ibu hamil.
memiliki peran penting dalam Berdasarkan data yang diperoleh
meningkatkan cakupan pemberian ASI dari Puskesmas Tanjungsari, di wilayah
eksklusif pada bayi. Bidan berperan sebagai kerja Puskesmas Tanjungsari sendiri, kelas
fasilitator bagi ibu-ibu hamil untuk ibu hamil dilaksanakan secara kontinyu
mendapatkan informasi mengenai manfaat sebanyak 3 bulan sekali. Namun, di
menyusui dan penatalaksanaannya, serta beberapa desa jumlah peserta kelas ibu
memberikan motivasi kepada seluruh ibu hamil seringkali tidak menentu dengan
hamil tentang pemberian ASI eksklusif alasan ibu hamil bekerja sehingga kelas ibu
sejak masa kehamilan. Salah satu upaya hamil tidak diikuti oleh seluruh ibu hamil.
yang dapat dilakukan pada masa kehamilan Padahal, kelas ibu hamil ini merupakan
adalah memberikan materi dan motivasi salah satu media dimana ibu hamil dapat
pemberian ASI eksklusif dalam memperoleh informasi mengenai ASI
penyelenggaraan kelas ibu hamil. eksklusif yang dapat diaplikasikan oleh ibu

| 105
setelah melahirkan untuk pemberian ASI kehadiran ibu pada bentuk penyuluhan
eksklusif. Dengan melihat permasalahan kesehatan dengan membentuk kelompok
tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan belajar ibu-ibu dengan umur kehamilan 4-
penelitian dengan judul ―Hubungan Antara 36 minggu yang rutin dilaksanakan
Kehadiran Ibu pada Kelas Ibu Hamil sebanyak 3 bulan sekali di setiap desa
dengan Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari, yang
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsari‖. didapatkan dari daftar kehadiran kelas ibu
hamil tahun 2014-2015, kemudian
METODE PENELITIAN dikategorikan dengan tidak pernah (0 kali
Rancangan Penelitian pertemuan), 1 kali pertemuan, 2 kali
Metode yang digunakan adalah pertemuan, dan 3 kali pertemuan sesuai
metode analitik dengan pendekatan cross jumlah kunjungan ibu pada kelas ibu hamil
sectional. selama kehamilannya.
Populasi dan Sampel Instrumen Penelitian
Populasi dalam penelitian ini Data yang digunakan dalam
adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan penelitian ini merupakan data sekunder
tercatat dalam kohort bayi tahun 2015-2016 yang didapatkan dari kohort bayi tahun
di 3 desa wilayah kerja Puskesmas 2015-2016 yang dimiliki bidan desa di
Tanjungsari meliputi Desa Tanjungsari, wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari
Desa Gudang, dan Desa Jatisari dengan meliputi Desa Tanjungsari, Desa Gudang,
jumlah populasi 389 orang. Penelitian ini dan Desa Jatisari untuk melihat status
tidak dilakukan pengambilan sampel karena pemberian ASI (E1-E6) yang tercatat pada
pengamatan dilakukan pada seluruh subjek kolom 14-37 dan daftar kehadiran kelas ibu
studi penelitian sesuai kriteria inklusi yaitu hamil tahun 2014-2015 untuk mengetahui
ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan jumlah kehadiran ibu yang memiliki bayi
yang tercatat pada kohort bayi tahun 2015- usia 6-12 bulan pada kelas ibu hamil, yang
2016. diambil pada tanggal 8-9 Agustus 2016.
Variabel dan Definisi Operasional Prosedur Pengumpulan dan Analisis
Variabel dependen dalam Data
penelitian ini adalah pemberian ASI Dalam penelitian ini peneliti
eksklusif, dan variabel independen dalam mengumpulkan seluruh data yang
penelitian ini adalah jumlah kehadiran ibu diperlukan dalam penelitian kemudian
pada kelas ibu hamil. Pemberian ASI melakukan tabulasi data nama bayi, nama
eksklusif dalam penelitian didefinisikan orang tua, alamat dan usia bayi (6-12
sebagai memberikan ASI sampai bayi bulan), serta status pemberian ASI yang
berusia 6 bulan tanpa tambahan minuman didapatkan dari kohort bayi tahun 2015-
atau makanan apapun yang tercatat dalam 2016 berupa jawaban ―Eksklusif‖ jika
kohort bayi tahun 2015-2016, yang dalam kohort tercatat pemberian ASI
dikategorikan dengan ―Eksklusif‖ dan mencapai E6 dan ―Tidak Eksklusif‖ jika
―Tidak Eksklusif. Jumlah kehadiran ibu dalam kohort tercatat pemberian ASI tidak
pada kelas ibu hamil adalah jumlah mencapai E6 kedalam matriks

106 |
pengumpulan data yang telah dibuat HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelumnya oleh peneliti, dilanjutkan Tabel 1. Jumlah Kehadiran Ibu yang
dengan mendata jumlah kehadiran setiap Memiliki Anak usia 6-12 Bulan
ibu yang memiliki bayi usia 6-12 pada pada Kelas Ibu Hamil
kelas ibu hamil yang didapatkan dari
rekapan lembar absensi kelas ibu hamil Kelas Ibu Hamil f %
tahun 2014-2015 sesuai jumlahnya yaitu Tidak Pernah (0 kali pertemuan) 31 23.5
1 Kali Pertemuan 35 26.5
tidak pernah (0 kali pertemuan), 1 kali
2 Kali Pertemuan 25 18.9
pertemuan, 2 kali pertemuan, dan 3 kali 3 Kali Pertemuan 41 31.1
pertemuan. Total 132 100
Peneliti melakukan analisis
univariat menggunakan distribusi frekuensi Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
untuk variabel tunggal yang dianggap bahwa ibu yang memiliki anak usia 6-12
terkait dengan penelitian. Analisis univariat bulan di desa wilayah kerja Puskesmas
dalam penelitian ini dilakukan untuk Tanjungsari paling banyak mengikuti 3 kali
mendapatkan persentasi dari masing- pertemuan pada kelas ibu hamil yaitu
masing kategori jumlah kehadiran ibu pada 31,1%.
kelas ibu hamil dan pemberian ASI Tabel 2. Pemberian ASI Eksklusif oleh
eksklusif di desa wilayah kerja Puskesmas Ibu yang Memiliki Anak
Tanjungsari. Kemudian data setiap kategori Usia 6-12 Bulan
jumlah kehadiran ibu pada kelas ibu hamil Pemberian ASI eksklusif f %
dan pemberian ASI eksklusif ditabulasikan Ya 80 60.6
kedalam tabel kemudian dilakukan analisis Tidak 52 39.4
bivariat untuk menganalisis hubungan Total 132 100
antara jumlah kehadiran ibu pada kelas ibu
hamil dengan pemberian ASI eksklusif Berdasarkan tabel di atas dapat
menggunakan perhitungan statistik uji chi- diketahui bahwa ibuyang memiliki anak
square dengan bantuan program SPSS versi usia 6-12 bulan di desa wilayah kerja
20.0. Puskesmas Tanjungsari cenderung
memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar
60.6%.

Tabel 3. Hubungan Kehadiran Ibu pada Kelas Ibu Hamil dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsari
Pemberian ASI eksklusif
Total
Kelas Ibu Hamil Ya Tidak Nilai p
f % f % f %
Tidak Pernah (0 Pertemuan) 9 29.0 22 71.0 31 100
1 Kali Pertemuan 20 57.1 15 42.9 35 100
0.000
2 Kali Pertemuan 17 68.0 8 32.0 25 100
3 Kali Pertemuan 34 82.9 7 17.1 41 100

| 107
Hasil analisis chi square diperoleh nilai Air susu ibu (ASI) merupakan
signifikan yaitu nilai p (0.000) < 0.05 yang makanan yang terbaik untuk bayi karena
artinya terdapat hubungan kelas ibu hamil merupakan makanan alamiah yang
dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah sempurna, mudah dicerna oleh bayi dan
kerja Puskesmas Tanjungsari. mengandung zat gizi yang sesuai dengan
Dari hasil penelitian diketahui kebutuhan bayi untuk pertumbuhan,
bahwa persentase jumlah ibu yang memiliki kekebalan, dan mencegah berbagai
anak usia 6-12 bulan dan rutin mengikuti penyakit. ASI minimal diberikan sampai 6
kelas ibu hamil sebanyak 3 kali selama bulan pertama kehidupan bayi tanpa
kehamilan masih sedikit yaitu sebanyak pemberian minuman ataupun makanan lain
31,1% dan ibu yang tidak pernah sama atau disebut juga ASI eksklusif.
sekali mengikuti kelas ibu hamil sebanyak Dengan dilibatkanya
23.5%. suami/keluarga dalam kelas ibu hami
Menurut hasil wawancara pada diharapkan suami/keluarga dapat
ketua bidang KIA Puskesmas Tanjungsari, memahami manfaat ASI eksklusif.
salah satu kendala yang terjadi pada Keluarga cenderung dapat lebih
pelaksanaan kelas ibu hamil adalah ibu memberikan dukungan pada ibu, seperti
hamil bekerja tidak dapat mengikuti kelas yang dinyatakan dalam penelitian milik
ibu hamil. Hal ini sesuai dengan yang Herlina Retnaningtyas di Wilayah Kerja
disampaikan Noviati Fuada dan Budi Puskesmas Sukoharjo, bahwa terdapat
Setyawati dalam penelitiannya yang hubungan positif antara support system
berjudul Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di keluarga dengan sikap ibu dalam pemberian
Indonesia tahun 2015. Dalam penelitian ASI eksklusif.
tersebut disebutkan bahwa beberapa hal Berdasarkan hasil penelitian
yang menjadi kelemahan pelaksanaan kelas mengenai pemberian ASI eksklusif di desa
ibu hamil di Indonesia antara lain ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari,
masih bekerja tidak ada waktu, badan sebagian besar ibu yang memiliki anak usia
pelaksana hanya Puskesmas, peserta tidak 6-12 cenderung memberikan ASI eksklusif
hadir pada saat penyampaian materi inti yaitu sebanyak 60.6%.
dan sosialisasi tidak maksimal terkait Tenaga kesehatan memiliki peran
manfaat sarana belajar.8 penting dalam pemberian ASI eksklusif.
Sasaran peserta kelas ibu hamil Petugas kesehatan seperti bidan dapat
sebenarnya bukan hanya untuk ibu hamil memberikan penyuluhan baik pada ibu
saja tetapi juga suami/keluarga ibu hamil hamil maupun ibu menyusui mengenai ASI
dapat ikut serta dalam kegiatan rutin kelas eksklusif. Pemberian penyuluhan bukan
ibu hamil. Dengan dilibatkannya hanya harus berapa lama ibu memberikan
keluarga/suami diharapkan pengetahuan ASI pada bayi tetapi juga manfaat
keluarga/suami meningkat sehingga dapat pemberian ASI bagi ibu dan bayi serta
juga menjadi motivasi perubahan sikap dan bagaimana cara menyusi yang baik juga
perilaku pada ibu hamil, salah satunya perlu diberikan sebagai bekal ibu agar
dalam pemberian ASI eksklusif. dapat menyusui dengan nyaman sehingga

108 |
ibu paham dan termotivasi untuk Berdasarkan hasil simpulan
memberikan ASI eksklusif dan secara penelitian tersebut, tenaga kesehatan
langsung dapat meningkatkan jumlah khususnya bidan memiliki peran penting
cakupan pemberian ASI eksklusif itu untuk meningkatkan pendidikan kesehatan
sendiri. pada ibu dan keluarga/suami tentang ASI
Berdasarkan hasil analisis diketahui eksklusif, tidak hanya pada saat ibu bersalin
bahwa ibu yang memiliki anak usia 6-12 dan menyusui namun dimulai saat
bulan dan mengikuti kelas ibu hamil kehamilan yang salah satu upayanya dapat
sebanyak 3 kali pertemuan cenderung dilakukan dengan pelaksanaan kelas ibu
memberikan ASI eksklusif dibandingkan hamil.
dengan ibu yang tidak sama sekali Jika dilihat pada data yang diambil
mengikuti kelas ibu hamil dan ibu yang dalam penelitian, didapatkan juga data ibu
hanya mengikuti 1 -2 pertemuan kelas ibu yang tidak pernah mengikuti kelas ibu
hamil yaitu sebanyak 82,9%. Sedangkan hamil dapat memberikan ASI eksklusif,
pada ibu yang hanya mengikuti 2 kali serta didapatkan data ibu yang rutin
pertemuan kelas ibu hamil sebesar 68,0%, mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 3 kali
ibu yang hanya mengikuti 1 kali pertemuan pertemuan selama kehamilan, tidak
kelas ibu hamil sebesar 57,1% dan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif pada
sama sekali tidak pernah mengikuti kelas bayinya. Hal ini menunjukkan kehadiran
ibu hamil hanya sebesar 29,0% yang ibu pada kelas ibu hamil bukanlah satu-
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. satunya faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan analisis menunjukkan hasil pemberian ASI eksklusif di desa wilayah
bahwa terdapat hubungan antara kelas ibu kerja Puskesmas Tanjungsari tetapi juga
hamil dengan pemberian ASI eksklusif di dipengaruhi oleh beberapa faktor lain
desa wilayah kerja Puskesmas Tanjungsari seperti motivasi, dukungan, serta hambatan
dengan diperoleh nilai p sebesar 0,000 dan dan kendala yang terjadi pada saat
p< 0,05. pemberian ASI eksklusif.
Devi Azriani (2014) dalam
penelitiannya yang berjudul Keberhasilan KESIMPULAN
Pemberian ASI Eksklusif di Jakarta Selatan Sesuai dengan hasil penelitian dan
menyatakan bahwa bahwa faktor yang pembahasan hubungan kehadiran ibu pada
berhubungan dengan keberhasilan kelas ibu hamil dengan pemberian ASI
pemberian ASI eksklusif adalah inisiasi eksklusif dapat disimpulkan bahwa jumlah
menyusu dini, dukungan tenaga kesehatan, ibu yang mengikuti kelas ibu hamil
dan dukungan suami. Faktor yang paling sebanyak 3 kali pertemuan cenderung
berperan terhadap keberhasilan pemberian memberikan ASI eksklusif (82.9%),
ASI eksklusif adalah faktor tenaga sedangkan ibu yang tidak pernah mengikuti
kesehatan. Sedangkan faktor motivasi diri kelas ibu hamil cenderung tidak
tidak berhubungan dengan keberhasilan memberikan ASI eksklusif sebanyak
pemberian ASI eksklusif. (71.0%). Hal ini menunjukkan bahwa
semakin sering ibu mengikuti kelas ibu

| 109
hamil maka pemberian ASI eksklusif akan Irnawati, T. 2010. Manfaat dan Dampak
berhasil. Pemberian ASI Eksklusif dan Susu
Berdasarkan hasil uji chi square, Formula Terhadap Bayi 6-12 Bulan
diperoleh nilai p sebesar 0,000 dan p< 0,05, di Dua Sarana Kesehatan Wilayah
yang berarti terdapat hubungan antara Kecamatan Penjaringan Tahun
pelaksanaan kelas ibu hamil dengan 2010. Tesis. Universitas Atma Jaya.
pemberian ASI eksklusif di desa wilayah Jakarta.
kerja Puskesmas Tanjungsari. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
REFERENSI Kemenkes RI. Jakarta.
Azriana. D. dan Wasnidar. 2014. __________. 2014. Situasi dan Analisis
Keberhasilan Pemberian ASI ASI Eksklusif. Pusat Data dan
Eksklusif. Jurnal Health Quality Informasi Kementerian Kesehatan
4(2): 77-141 RI. Jakarta.
Breastfeeding Coalition Tasmania. 2015. Office of The Surgeon General. 2011.
Barriers to Breastfeeding Barriers to Breastfeeding in the
Tasmania: Tasmanian Government. United States Bethesda, USA:
http://www.breastfeedingtas.org/ab National Center for Biotechnology
out/barriers_to_breastfeeding. 11 Information.
Agustus 2016 (11.40). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books
Departemen Kesehatan RI. 2012. Upaya /NBK52688/. 13 Agustus 2016
Percepatan Penurunan Angka (12.40)
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
di Indonesia. Depkes RI. Jakarta. No. 33 Tahun 2012 tentang
Frazier, A. 2016. Barriers to Breastfeeding Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Persisi Despite Education Efforts Pemberian Air Susu Ibi Eksklusif.
Pennsylvania: Public Source. Lembaga Negara Republik
http://publicsource.org/investigatio Indonesia Tahun 2009 Nomor 144.
ns/barriers-breastfeeding-persist- Jakarta.
despite-education- Perencanaan Pembangunan Daerah
efforts#.V7T1OFt97rd. 13 Agustus Kabupaten Sumedang. 2014. Profil
2016 (12.30) Daerah Kabupaten Sumedang
Fuada, N. dan Setyawati, B. 2015 Tahun 2014. BAPEDDA
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di K.abupaten Sumedang. Sumedang.
Indonesia. Badan Litbangkes Retnaningtyas, H. 2012. Hubungan Support
Kemenkes RI. Jakarta. System Keluarga dengan Sikap Ibu
Horta, B. 2013. Long-term Effects of Dalam Pemberian ASI Eksklusif di
Breastfeeding. Wilayah Kerja Puskesmas
http://www.who.int/maternal_child Sukoharjo. Skripsi. Universitas
_adolescent. 11 Agustus 2016 Muhammadiyah. Surakarta.
(12.00).

110 |
Romlah, S. 2009. Pengaruh Kelas Ibu Tesis. Program Pasca Sarjana
Hamil terhadap Perilaku Ibu dalam Universitas Indonesia. Jakarta.
Merencanakan Persalinan dan WHO. 2015. Exclusive Breastfeeding.
Pencegahan Komplikasi di http://www.who.int/nutrition/topics
Kabupaten Garut Jawa Barat tahun /exclusive_breastfeeding/en/. 15
2009. Tesis. Program Pasca Sarjana November 2015 (15.48).
Fakultas Kesehatan Masyarakat _________. The World Health
Universitas Indonesia. Jakarta. Organization's Infant Feeding
Unicef UK. 2010. The Benefits of Recomendation.
Breastfeeding United Kingdom: http://www.who.int/nutrition/topics
Unicef UK. /infantfeeding_recommendation/en/
http://www.unicef.org.uk/BabyFrie . 21 November 2015 (12:30).
ndly/What-is-Baby- Widyati, R. 2011. Faktor-faktor yang
Friendly/benefits-of-breastfeeding/. Berhubungan dengan Kunjungan
17 Agustus 2016 (00.31). Kelas Ibu Hamil di Wilayah binaan
Utami, G. 2012. Peran Kelas Ibu Hamil Puskesmas Sukadana Kabupaten
Terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Lampung Timur Tahun 2011.
Dini pada Ibu Bayi Usia 0-12 Skripsi. Fakultas Kesehatan
Bulan di Wilayah Kelurahan Masyarakat Universitas Indonesia.
Tengah, Kramatjati Jakarta Timur. Jakarta.

| 111
Hubungan Antara Modal Sosial, Penyuluhan Kesehatan, dan Pendapatan
Keluarga dengan Sanitasi Rumah di Bengkulu

Shinta 1), Bhisma Murti 2), Nunuk Suryani 3)


1)
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret
email: Shinta_nasir26@yahoo.co.id
2)
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sebelas Maret
email: bhisma.murti@gmail.com
3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
email: pasca_tp@yahoo.com

Abstract

Pada tahun 2010 di Indonesia, masih terdapat sekitar 116 juta orang masih belum
memiliki sanitasi yang memadai. Pada tahun 2014, Provinsi Bengkulu mempunyai
akses sanitasi rumah tangga yang masih rendah yaitu sebesar 33.18% dan tahun
2015 sebesar 39.22%. Presentase tersebut masih di bawah persentase akses sanitasi
rumah tangga tingkat nasional sebesar 62.14%. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan modal sosial, penyuluhan kesehatan dan pendapatan keluarga
dengan sanitasi rumah. Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional
dengan pendekatan case control. Pengambilan sampel dengan cara fixed exposure
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengolahan data
menggunakan analisis multivariat. Modal sosial mempunyai hubungan yang positif
tetapi secara statistik tidak signifikan dengan sanitasi rumah (OR = 1.99, CI 95% =
0.85 - 4.67, p = 0.110). Penyuluhan kesehatan mempunyai hubungan yang positif
dan secara statistik signifikan dengan sanitasi rumah (OR = 0.42, CI 95% = 0.18 –
0.97, p = 0.043). Pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang positif dan secara
statistik signifikan dengan sanitasi rumah (OR = 2.82, CI 95% = 1.24 – 6.39, p =
0.013). Pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang positif dan secara statistik
paling signifikan dengan sanitasi rumah.

Keywords: Modal sosial, Penyuluhan kesehatan, Pendapatan keluarga, Sanitasi


rumah

PENDAHULUAN berbagai aspek kehidupan, seperti turunnya


Sanitasi merupakan suatu upaya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
kesehatan masyarakat untuk memperbaiki tercemarnya sumber air minum bagi
dan mencegah terjadinya masalah masyarakat, munculnya berbagai penyakit,
kesehatan yang disebabkan oleh faktor dan sebagainya (Kementerian Kesehatan
lingkungan (Chandra, 2007). Masalah RI, 2015).
sanitasi merupakan suatu permasalahan Secara global, sekitar 780 juta orang di
kesehatan yang sangat perlu diperhatikan seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap
oleh berbagai pihak karena berkaitan air minum dan sekitar 2,5 miliar
dengan berbagai kegiatan manusia. Sanitasi kekurangan sanitasi yang baik (WHO,
yang buruk akan berdampak negatif di 2013). Masalah sanitasi di Indonesia sekitar

112 |
116 jutaorang masih belum mempunyai akses sanitasi rumah tangga tingkat
sanitasi yang memadai dan sekitar 2,4 juta nasional yaitu sebesar 62.14%
kematian di dunia (4,2% dari seluruh (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
jumlah kematian) setiap tahun dapat Sanitasi lingkungan yang buruk di
dicegah jika semua orang menerapkan Kota Bengkulu masih menjadi masalah ke-
hidup bersih dan sehat, memiliki fasilitas sehatan yang penting untuk diatasi.
air bersih, dan sanitasi yang memadai Wilayah Kecamatan Teluk Segara Kota
(UNICEF, 2012). Bengkulu merupakan wilayah yang
Menurut penelitian-penelitian mempunyai masalah sanitasi lingkungan
terdahulu, modal sosial, penyuluhan yang buruk dan paling penting untuk diatasi
kesehatan, dan pendapatan keluarga khususnya pada sanitasi rumah karena di
merupakan faktor yang dapat dalam wilayah Kecamatan Teluk Segara
mempengaruhi kondisi sanitasi lingkungan, terdapat kawasan wisata Kota Bengkulu
terutama sanitasi rumah. yang seharusnya mempunyai sanitasi
Modal sosial merupakan faktor yang lingkungan yang baik sehingga dapat me-
dapat meningkatkan efesiensi produksi nunjang daya tarik wisatawan untuk ber-
kesehatan. Salah satu bentuk modal sosial kunjung di kawasan wisata tersebut.
yaitu partisipasi masyarakat, Semakin Kondisi di wilayah Kecamatan Teluk
tinggi partisipasi masyarakat maka akan Segara sebagian besar memiliki drainase
semakin baik keadaan sanitasi lingkungan yang masih terdapat sampah-
pemukimannya (Cahyani dan Rahmawati, sampah yang dibuang sem-barangan oleh
2015). Penyuluhan kesehatan merupakan masyarakat. Jarak rumah antar penduduk
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat masih sangat rapat sehingga masih
pengetahuan seseorang mengenai cara kesulitan dalam mencari lahan untuk mem-
menjaga dan memelihara kesehatan, bangun tempat pembuangan limbah seperti
terutama kesehatan lingkungannya. septik tank. Beberapa penduduk yang
Pendapatan keluarga merupakan salah satu bertempat tinggal di tepi pantai masih
faktor ekonomi yang berhubungan dengan memanfaatkan pantai sebagai prasarana
daya beli masyarakat. Kemampuan sanitasi sehingga mencemari pantai.
ekonomi masyarakat biasanya tercermin Pemerintah Kota Bengkulu telah
pada kondisi lingkungan perumahan seperti melakukan upaya peningkatan kualitas
sarana air bersih, saluran pembuangan air lingkungan seperti pengelolaan air limbah,
limbah, lantai, dinding, dan atap rumah penanggulangan masalah sampah di Kota
(Widoyono, 2008). Bengkulu, namun upaya tersebut masih
Provinsi Bengkulu merupakan salah belum dapat berjalan dengan baik karena
satu provinsi di Indonesia yang mempunyai masyarakat belum sepenuhnya ikut andil
akses sanitasi rumah tangga yang masih dalam mencapai keberhasilan peningkatan
rendah yaitu pada tahun 2014 sebesar kualitas lingkungan di Kota Bengkulu.
33.18% dan tahun 2015 mengalami Berdasarkan pemaparan masalah
peningkatan sebesar 39.22%. Namun, per- diatas, maka peneliti tertarik untuk
sentase tersebut masih di bawah persentase melakukan penelitian mengenai ―Hubungan

| 113
antara Modal Sosial, Penyuluhan media cetak, maupun media luar ruangan.
Kesehatan, dan Pendapatan Keluarga Alat ukur menggunakan kuesioner dan
dengan Sanitasi Rumah di Bengkulu‖. skala pengukuran menggunakan data
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontinu, yang dalam keperluan analisis data
hubungan antara modal sosial, penyuluhan diubah menjadi kategorikal.
kesehatan, dan pendapatan keluarga dengan Definisi operasional dari pendapatan
sanitasi rumah di Bengkulu. keluarga, yaitu pendapatan yang diperoleh
anggota keluarga dalam kurun satu bulan.
METODE PENELITIAN Alat ukur menggunakan kuesioner dan
Desain penelitian yang digunakan skala pengukuran menggunakan data
dalam penelitian ini adalah studi penelitian kontinu, yang dalam keperluan analisis data
analitik observasional dengan pendekatan diubah menjadi kategorikal.
case control. Penelitian ini dilaksanakan di Definisi operasional dari Sanitasi
Wilayah Kecamatan Teluk Segara Kota rumah, yaitu suatu kondisi tempat tinggal
Bengkulu. keluarga meliputi sarana air bersih, jamban
Teknik sampling yang digunakan fixed sehat, pembuangan air limbah, dan
exposure sampling, dengan perbandingan 2 pembuangan sampah. Alat ukur
: 1 untuk subjek kasus dan kontrol, menggunakan kuesioner dan skala
sejumlah 120 subjek kepala keluarga. Alat pengukuran menggunakan data kontinu,
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dalam keperluan analisis data diubah
dan lembar observasi (cheklist). Analisis menjadi kategorikal.
data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis multivariat, dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan program IBM SPSS 22. Tabel 1. Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel independen yaitu modal No. Variabel n %
sosial, penyuluhan kesehatan, dan 1. Sanitasi Rumah
Buruk 80 66.67
pendapatan keluarga. Sedangkan variabel Baik 40 33.33
dependen yaitu sanitasi rumah. 2. Modal Sosial
Definisi operasional dari modal sosial, Modal Sosial Rendah 50 41.67
yaitu karakteristik komunitas yang Modal Sosial Tinggi 70 58.33
3. Penyuluhan Kesehatan
mencakup organisasi sosial dan jaringan Tidak Pernah 50 41.67
sosial. Alat ukur menggunakan kuesioner Pernah 70 58.33
dan skala pengukuran menggunakan data 4. Pendapatan Keluarga
Pendapatan Rendah 59 49.17
kontinu, yang dalam keperluan analisis data
(< 2.300.000)
diubah menjadi kategorikal. Pendapatan Tinggi 61 50.83
Definisi operasional dari penyuluhan (≥ 2.300.000)
kesehatan, yaitu suatu bentuk penyampaian Sumber: Data Primer (2016)
pesan mengenai sanitasi rumah yang
diberikan oleh petugas kesehatan maupun Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 120
pesan yang diperoleh langsung oleh subjek penelitian diperoleh sebagian besar
responden baik melalui media elektronik, kepala keluarga mempunyai sanitasi rumah

114 |
yang buruk (66.67%) dan sebagian kecil dan sebagian kecil keluarga tidak pernah
kepala keluarga mempunyai sanitasi rumah mendapatkan penyuluhan kesehatan
yang baik (33.33%). Sebagian besar (41.67%). Sebagian besar keluarga
keluarga mempunyai modal sosial tinggi di mempunyai pendapatan tinggi yaitu ≥
lingkungan masyarakatnya (58.33%) dan 2.300.000 rupiah perbulan (50.83%) dan
sebagian kecil keluarga mempunyai modal sebagian kecil keluarga mempunyai
sosial rendah di lingkungan masyarakatnya pendapatan rendah yaitu < 2.300.000 rupiah
(41,67%). perbulan (49.17%).
Sebagian besar keluarga pernah men-
dapatkan penyuluhan kesehatan (58.33%)

Tabel 2. Uji regresi logistik modal sosial, penyuluhan kesehatan, dan pendapatan keluarga
dengan sanitasi rumah
CI (95%)
Variabel OR Batas P
Bawah Atas
Modal Sosial 1.99 0.85 4.67 0.110
Penyuluhan Kesehatan 0.42 0.18 0.97 0.043
Pendapatan Keluarga 2.82 1.24 6.39 0.013
n observasi = 120
-2 Log likehood = 140.157
Nagelkerke R Square = 13.9%
Sumber: Data Primer (2016)
Berdasarkan hasil analisis multivariat mengakibatkan kurangnya rasa tanggung
regresi logistik pada tabel 2 dijelaskan jawab penduduk dalam memelihara sanitasi
hubungan masing-masing variabel di lingkungan tempat tinggal mereka
independen dengan variabel dependen. sehingga mengakibatkan rusaknya fasilitas
Pada modal sosial dapat dijelaskan bahwa sanitasi umum yang telah disediakan oleh
terdapat hubungan yang positif tetapi secara pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh
statistik tidak signifikan antara modal sosial Bisung et al (2014), juga menunjukkan
dengan sanitasi rumah. Keluarga yang bahwa adanya pengaruh modal sosial yang
mempunyai modal sosial tinggi berupa partisipasi masyarakat terhadap
kemungkinan untuk memiliki sanitasi penanganan masalah sanitasi terutama
rumah 1.99 kali lebih baik dibandingkan dalam penanganan sarana air bersih.
dengan keluarga yang mempunyai modal Pada penyuluhan kesehatan, dijelaskan
sosial rendah (OR = 1.99, CI 95% = 0.85 - bahwa terdapat hubungan yang positif dan
4.67, p = 0.110). secara statistik signifikan antara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penyuluhan kesehatan dengan sanitasi
penelitian yang dilakukan oleh Isunju et al rumah. Keluarga yang pernah mengikuti
(2011) juga menunjukkan bahwa penduduk penyuluhan kesehatan kemungkinan untuk
yang tinggal di pedesaan yang hidup tanpa memiliki keadaan sanitasi rumah 0.42 kali
jaringan sosial dan mempunyai hubungan lebih baik dibandingkan keluarga yang
kekerabatan yang kurang baik sehingga tidak pernah mengikuti penyuluhan

| 115
kesehatan (OR = 0.42, CI 95% = 0.18 - sarana sanitasi yang sebelumnya mereka
0.97, p = 0.043). tidak mempunyai sarana sanitasi, seperti air
Hasil penelitian ini didukung dengan bersih dan jamban sehat. Ketersediaan air
penelitian yang dilakukan Hermawan dan bersih dan sanitasi dapat meningkatkan
Ikhsan (2013) yang menjelaskan bahwa ada pendapatan secara langsung melalui
pengaruh penyuluhan kesehatan lingkungan pengeluaran untuk air bersih dan sanitasi
terhadap tingkat pengetahuan dan dan dapat mengurangi pengeluaran untuk
pelaksanaan kesehatan lingkungan. penanganan kesehatan dan obat-obatan
Penyuluhan kesehatan lingkungan yang akibat penyakit. Selain itu, produktivitas
dilakukan oleh pihak dinas kesehatan dapat juga meningkat dengan berkurangnya
membantu meningkatkan pengetahuan jumlah hari sakit.
siswa mengenai kesehatan lingkungan.
Semakin sering diberikan penyuluhan KESIMPULAN
kesehatan lingkungan, maka pengetahuan Berdasarkan hasil analisis multivariat
pada siswa akan semakin meningkat. regresi logistik pada tabel 2 dapat
Pada pendapatan keluarga, dijelaskan disimpulkan bahwa dari variabel-variabel
bahwa terdapat hubungan positif dan secara yang diuji, diperoleh faktor pendapatan
statistik signifikan antara pendapatan keluarga yang mempunyai hubungan yang
keluarga dengan sanitasi rumah. Keluarga paling signifikan dengan sanitasi rumah.
yang mempunyai pendapatan tinggi
kemungkingan untuk memiliki sanitasi REFERENSI
rumah 2.82 kali lebih baik dibandingkan Bisung E, Elliott SJ, Wallace CJS, Karanja
dengan keluarga yang mempunyai DM, Bernard A. (2014). Social
pendapatan rendah (OR = 2.82, CI 95% = Capital, Collective Action and
1.24 – 6.39, p = 0.013). Access to Water in Rural Kenya.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Social Science and Medicine, 119:
yang dilakukan oleh Hariyanto (2007), 147-154.
yang menunjukkan bahwa penghasilan Cahyani R dan Rahmawati D. (2015).
yang rendah menyebabkan masyarakat Peningkatan Partisipasi Masyarakat
tidak memiliki dana untuk membangun dalam Perbaikan Sanitasi
kondisi rumah yang sehat, seperti Pemukiman Kelurahan Putat Jaya
pengadaan jamban sehat, tempat sampah, Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS,
dan sarana sanitasi rumah lainnya. Selain 4 (2): 144-149.
itu, berdasarkan hasil penelitian yang Chandra B. (2007). Pengantar Ke-sehatan
dilakukan Pories (2016), menunjukkan Lingkungan. Jakarta: Kedokteran
bahwa adanya hubungan yang erat antara EGC.
peningkatan pendapatan keluarga dengan Hariyanto A. (2007). Strategi Penanganan
ketersediaan sarana sanitasi yang memadai. Kawasan Kumuh Sebagai Upaya
Pendapatan keluarga dapat meningkat Menciptakan Lingkungan
karena mereka tidak perlu mengeluarkan Perumahan dan Permukiman yang
biaya yang lebih untuk menggunakan Sehat (Contoh Kasus: Kota

116 |
Pangkalpinang). Jurnal Pusat Data dan Informasi
Perencanaan Wilayah dan Kota, 7 Kementerian Kesehatan RI 2015.
(2): 11-37. Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil
Hermawan Y dan Ikhsan KN. (2013). Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Pusat Data dan Informasi
Lingkungan terhadap Tingkat Kementerian Kesehatan RI 2016.
Pengetahuan dan Pelaksanaan Pories L. (2016). Income-enabling, not
Kesehatan Lingkungan SMP consumptive: association of
Negeri Tambaksari Kecamatan household socio-economic
Tambaksari Kabupaten Ciamis. conditions with safe water and
Jurnal Bumi Lestari, 13 (1): 166- sanitation. Journal of Aquatic
173. Procedia 6: 74-86.
Isunju JB., Schwartz K., Schouten MA., UNICEF. (2012). Ringkasan Kajian Air
Johnson WP., Van Dijk MP. Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan.
(2011). Socio-Economic Aspects of Indonesia: UNICEF.
Improved Sanitation in Slums: A Widoyono. (2008). Penyakit Tropis:
Review. Public Health 125: 368- Epidemiologi, Penularan, Pen-
376. cegahan, dan Pem-berantasannya.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Semarang: Erlangga.
Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:

| 117
Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum
Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

1)
Elli Yafit Viviawati 2)Luvi Dian Afriyani 3)Yunita Galih Yudanari
1)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Email :elliyafit95@gmail.com
2)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Email : luviqanaiz2gmail.com
3)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Email : galihyudanari@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Asfiksia neonatorum merupakan masalah kesehatan pada bayi baru
lahir yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Keadaan ini secara tidak
langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah usia kehamilan dan
preeklampsia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara usia kehamilan dan preeklampsia dengan
asfiksia neonatorum bayi baru lahir di RSUD Ambarawa.
Metode: penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang lahir di RSUD
Ambarawa bulan Januari-Mei 2016 berjumlah 456 responden dengan jumlah sampel
yang diambil dengan tehnik purposive sampling sebanyak 159 responden. Analisis
yang digunakan adalah chi-Square dengan nilai α=0,05.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu bersalin dengan usia
kehamilan tidak normal sebanyak 84 (52,8%), tidak preeklampsia sebanyak 128
(80,5%), kejadian asfiksia neonatorum 87 (54,7%). Hasil chi square dengan nilai p-
value = 0,0001 < α (0,05) artinya ada hubungan antara usia kehamilan dengan asfiksia
neonatorum dengan nilai OR 3,961 artinya usia kehamilan tidak normal beresiko
sebesar 3,9 kali terjadi kelahiran asfiksia neonatorum, dan nilai p-value =0,002 < α
(0,05) artinya ada hubungan preeklampsia dengan asfiksia neonatorum dengan nilai
OR 4,435 artinya preeklampsia beresiko 4,4 kali terjadi asfiksia neonatorum.
Kesimpulan: ada hubungan antara usia kehamilan dan preeklampsia dengan asfiksia
neonatorum pada bayi baru lahir di RSUD Ambarawa.

Kata Kunci: Usia Kehamilan, Preeklampsia, Asfiksia Neonatorum

118 |
PENDAHULUAN analgesia/anestesia. Faktor intrapartum
Angka kematian bayi merupakan salah meliputi malpresentasi, partus lama,
satu indikator dalam menentukan derajat ketuban pecah dini, induksi, prolaps tali
kesehatan anak, setiap tahunnya mencapai pusat, ferceps ekstraksi, bedah sesar. Faktor
37%. Setiap hari 8.000 bayi baru lahir di janin meliputi prematuritas, berat badan
dunia meninggal dari penyebab yang tidak lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat
dapat dicegah. Mayoritasnya sekitar 75% (Lee, 2008) Angka kejadian asfiksia
terjadi pada minggu pertama kehidupan dan neonatorum di RSUD Ambarawa cukup
antara 25% sampai 45% terjadi dalam 24 tinggi dan masih terjadi masalah kesehatan.
jam pertama kehidupan seorang bayi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
Penyebab utama antara lain bayi lahir diperoleh dari Rekam Medis RSUD
prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% Ambarawa tahun 2015 terdapat 260 kasus
dan 23% merupakan bayi lahir dengan asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir
asfiksia dan trauma. Asfiksia neonatorum dari 926 kelahiran, dan 10 dari kasus
menempati penyebab ketiga dalam periode tersebut meninggal. Dari 260 kasus asfiksia
awal kehidupan (WHO, 2012). diantaranya terdapat dari ibu yang
Data dari Dinas Kabupaten Semarang melahirkan dengan usia kehamilan aterm
2014 Angka Kematian Neonatal di dan tidak aterm, preeklampsi/eklampsia,
Kabupaten Semarang sebesar 8,15 per plasenta previa, solusio plasenta, ketuban
1.000 KH (113 kasus). Kasus kematian pecah dini, bedah sesar.
neonatal mendominasi kematian bayi di
Kabupaten Semarang. Dari 142 kasus METODE PENELITIAN
kematian bayi, 113 kasus adalah kasus Penelitian ini menggunakan metode
kematian neonatal. Penyebab terbesar kasus penelitian analitik korelasi dengan
kematian neonatal adalah karena BBLR (57 menggunakan pendekatan waktu cross
kasus), asfiksia (31 kasus), kelainan sectional . Teknik sampling yang
congenital (7kasus), aspirasi (7 kasus), digunakan adalah purposive sampling
infeksi (4 kasus), tetanus neonatorum dengan 159 responden. Alat ukur pada
(1kasus), dan lain-lain (6 kasus) (Profil penelitiaan ini menggunakan rekap data
Usia kehamilan Frek Persentase (%)
dengan analisa data secara univariat dengan
Tidak normal 84 52,8 prosentase dan bivariat dengan Chi-Square.
Normal 75 47,2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah 159 100.0
A. Hasil Penelitian
Kesehatan Kabupaten Semarang, 2014).
1. Analisis Univariat
Adapun faktor yang dapat
a. Usia kehamilan
mengakibatkan asfiksia pertama faktor
Tabel 1.Distribusi Frekuensi
antepartum meliputi paritas, usia
Berdasarkan usia kehamilan
kehamilan, penyakit pada ibu seperti
pada ibu bersalin di RSUD
preeklampsia, anemia, diabetes mellitus,
Ambarawa Kabupaten
perdarahan antepartum, penggunaan sedasi,

| 119
Semarang bulan Januari- Mei Berdasarkan tabel 4.2
2016. dapat diketahui bahwa dari
Berdasarkan tabel 1 159 responden yang
dapat diketahui bahwa dari mengalami preeklampsia yaitu
159 responden sebagian besar sejumlah 31 ibu bersalin
usia kehamilan tidak normal (19,5%). Preeklampsia
yaitu sejumlah 84 responden merupakan hipertensi disertai
(52,8%). Hal ini disebakan dengan proteinuri dan edema
rumah sakit umum daerah (Lim, 2010). Faktor yang
ambarawa termasuk rumah berhubungan dengan
sakit yang dapat menerima preeklampsia pada ibu bersalin
rujukan dari berbagai wilayah, di RSUD Ambarawa adalah
dan banyak beberapa faktor paritas dan umur ibu
yang belum diketahui Pada penelitian ini
penyebab persalinan preterm didapatkan hasil bahwa ibu
dan postterm karena riwayat yang bersalin dengan
persalinann sebelumnya atau preeklampsia lebih banyak
penyakit yang diderita ibu terjadi pada umur reproduksi
sebelumnya. Kehamilan aman yaitu umur 20-35 tahun
preterm merupakan kehamilan sejumlah 93,5%. Hal ini
yang terjadi pada usia dikarenakan penyebab dari
kehamilan 20 minggu dan preeklampsia juga belum
kurang dari 37 minggu dengan diketahui secara pasti, dan bisa
berat badan janin kurang dari disebabkan oleh faktor lain
2500 gram (Bobak, 2004). seperti genetik, gaya hidup.
Kehamilan postterm Hasil penelitian sejalan dengan
merupakan kehamilan yang hasil penelitian yang sudah
berlangsung sampai 42 dilakukan oleh Sumarni, (2014)
minggu (294 hari) atau lebih, menunjukkan bahwa sebagian
dihitung dari hari pertama haid besar responden berumur 28-35
terakhir (Prawirohardjo, tahun sebanyak 57,6%.
2010). Paritas pertama
b. Preeklampsia berhubungan dengan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan kurangnya pengalaman dan
preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD pengetahuan ibu dalam
Ambarawa Kabupaten Semarang bulan perawatan kehamilan. Paritas
Januari-Mei 2016. 2-3 merupakan paritas paling
Preeklampsia Frek (%) aman. Paritas satu atau paritas
Preeklampsia 31 19,5 tinggi (lebih dari tiga)
Tidak preeklampsia 128 80,5
merupakan paritas beresiko
Jumlah 159 100.0
terjadi preeklampsia. Ibu

120 |
dengan paritas tinggi (lebih Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dari 4) sudah mengalami asfiksia neonatorum di RSUD Ambarawa
penurunan fungsi sistem Kabupaten Semarang bulan Januari-Mei
reproduksi, selain itu biasanya 2016.
ibu terlalu sibuk mengurusi Asfiksia Frek (%)
rumah tangga sehingga sering neonatorum
Ya 87 54,7
mengalami kelelahan dan Tidak 72 45,3
kurang memperhatikan
Jumlah 159 100.0
pemenuhan gizinya
Berdasarkan tabel 3
(Henderson, 2006).
dapat diketahui bahwa
Pada primigravida
sebagian besar bayi yang lahir
sering mengalami stress dalam
mengalami asfiksia
menghadapi persalinan. Stress
neonatorum yaitu sejumlah 87
emosi yang terjadi pada wanita
responden (54,7%). Asfiksia
yang pertama kali hamil
neonatorum adalah keadaan
menyebabkan peningkatan
dimana bayi baru lahir tidak
pelepasan corticothropic-
dapat bernafas secara spontan
releasing hormone (CRH) oleh
dan teratur yang disebabkan
hipotalamus, yang kemudian
oleh hipoksia yang progresif,
menyebabkan peningkatan
penimbunan C02 dan asidosis.
kortisol. Efek kortisol adalah
Keadaan ini ditandai dengan
mempersiapkan tubuh untuk
hipoksemia, hiperkardia, dan
merespon terhadap semua
asidosis. Bayi lahir dalam
stressor dengan meningkatkan
kondisi tidak dapat bernafas
respon simpatis, termasuk
segera setelah lahir (asfiksia
respon yang ditunjukkan untuk
primer) atau mungkin dapat
meningkatkan curah jantung
bernafas tetapi kemudian
dan mempertahankan tekanan
mengalami asfiksia beberapa
darah. Pada wanita dengan
saat setelah lahir (asfiksia
preeklampsia tidak terjadi
sekunder) (Prawirohardjo,
penurunan sensitivitas terhadap
2010).
vesopeptida tersebut, sehingga
Beberapa faktor yang
peningkatan besar volume
berhubungan dengan terjadinya
darah langsung meningkatkan
asfiksia neonatorum yang
curah jantung dan tekanan
diambil dari buku register
darah (Windaryani, 2013).
perinatologi RSUD Ambarawa
c. Asfiksia neonatorum
antara lain usia kehamilan,
preeklampsia, ketuban pecah
dini, bedah sesar, partus macet,
perdarahan antepartum,

| 121
persalinan letak sungsang dan Tabel 4 Hubungan antara Usia kehamilan
beberapa disebabkan oleh Ibu bersalin dengan kejadian Asfiksia
partus tak maju, BBLR dan Neonatorum di RSUD Ambarawa
partus lama. Hal ini sejalan Kabupaten Semarang bulan Januari-Mei
dengan penelitian yang Tahun 2016.
dilakukan oleh Gilang (2010)
tentang faktor-faktor yang Kejadian asfiksia
berhubungan dengan kejadian neonatorum
Usia Total p-
asfiksia neonatorum di RSUD kehamilan Asfiksia Tidak value
Tugu Semarang, dimana umur asfiksia
ibu, perdarahan antepartum, F % f % F %
BBLR, Letak sungsang, KPD Tidak 59 67,8 25 34,7 84 100
normal 0.000
merupakan faktor yang Normal 28 32,2 47 65,3 75 100
berpengaruh terhadap kejadian
Jumlah 87 100 72 100 159 100
asfiksia neonatorum. Menurut
Lee, (2008) faktor yang dapat
mengakibatkan asfiksia Berdasarkan tabel di atas
pertama faktor antepartum dapat diketahui bahwa tingkat
meliputi paritas, usia resiko antara usia kehamilan
kehamilan, penyakit pada ibu dengan kejadian asfiksia
seperti preeklampsia, anemia, neonatorum ditunjukkan dengan
diabetes mellitus, perdarahan nilai OR sebesar 3,961, sehingga
antepartum, penggunaan dapat dinyatakan bahwa ibu
sedasi, analgesia/anestesia. bersalin dengan usia kehamilan
Faktor intrapartum meliputi tidak normal 3,9 kali lebih besar
malpresentasi, partus lama, dibandingakan dengan ibu yang
ketuban pecah dini, induksi, bersalin dengan usia kehamilan
prolaps tali pusat, ferceps normal. Hasil uji chi-square
ekstraksi, bedah sesar. Faktor didapatkan nilai p value = 0,000<
janin meliputi prematuritas, 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
berat badan lahir rendah, ada hubungan usia kehamilan
pertumbuhan janin terhambat. dengan asfiksia neonatorum pada
bayi baru lahir di RSUD
2. Analisis Bivariat Ambarawa.
a. Hubungan antara Usia kehamilan Berdasarkan hasil analisis
Ibu bersalin dengan kejadian hubungan usia kehamilan dengan
Asfiksia Neonatorum di RSUD asfiksia neonatorum di RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang Ambarawa diperoleh hasil, ibu
bulan Januari-Mei Tahun 2016. bersalin dengan usia kehamilan
tidak normal lebih banyak
melahirkan bayi asfiksia yaitu

122 |
sejumlah 59 responden (67,8%) Tabel 5 Hubungan antara Preeklampsia
dibandingkan yang tidak asfiksia dengan kejadian Asfiksia Neonatorum pada
sejumlah 25 responden (34,7%), bayi baru lahir di RSUD Ambarawa
sedangkan ibu bersalin dengan usia Kabupaten Semarang bulan Januari-Mei
kehamilan normal lebih banyak 2016.
melahirkan bayi tidak asfiksia yaitu
sejumlah 47 responden (65,3%) Kejadian asfiksia
dibanding yang asfiksia sejumlah neonatorum p-
Preeklampsi
Tidak value
28 responden (32,3%). Hasil a Asfiksia
asfiksia
penelitian ini dapat diketahui dari F % f % F
hasil uji chi square yang Preeclampsia 25 28,7 6 8,3 31 0.876
menghubungkan usia kehamilan tidak
62 71,3 66 91,7 128
dengan kejadian asfiksia di RSUD
Jumlah 87 100 72 100 159
Ambarawa diperoleh p value 0,000
Berdasarkan tabel diatas
<0,05, maka hipotesis diterima
dapat diketahui bahwa analisis data
berarti ada hubungan antara usia
hubungan preeklampsia dengan
kehamilan dengan kejadian asfiksia
kejadian asfiksia bayi baru lahir di
neonatorum.
RSUD Ambarawa diperoleh hasil,
Ibu yang bersalin dengan
ibu bersalin yang mengalami
usia kehamilan kurang bulan atau
preeklampsia lebih banyak
lewat bulan dapat mengakibatkan
melahirkan bayi asfiksia sejumlah
asfiksia neonatorum pada saat bayi
28,7% dibanding yang tidak
dilahirkan (Mansjoer, 2010). Pada
asfiksia sejumlah 8,3%. Ibu
penelitian ini ditemukan ibu yang
bersalin yang tidak preeklampsia
bersalin dengan usia kehamilan
lebih banyak melahirkan bayi tidak
preterm akan tetapi melahirkan
asfiksia yaitu sejumlah 91,7%
bayi tidak asfiksia hal ini dapat
dibanding yang asfiksia sejumlah
dilihat dari usia kehamilan preterm
71,3%.
yang sudah mendekati aterm.
Berdasarkan tabel di atas
Dimungkinkan karena kematangan
dapat diketahui bahwa tingkat
paru-paru bayi sudah berfungsi
resiko antara faktor preeklampsia
dengan baik dan pertolongan
dengan kejadian asfiksia
persalinan yang baik dan aman.
neonatorum ditunjukkan dengan
nilai OR sebesar 4,435, sehingga
b. Hubungan Preeklampsia dengan
dapat dinyatakan bahwa ibu
kejadian Asfiksia Neonatorum
bersalin dengan preeklampsia 4,4
pada bayi baru lahir.
kali lebih besar dibandingakan
dengan ibu yang tidak dengan
preeklampsia. Hasil analisis
bivariat dengan menggunakan uji

| 123
chi square didapat p-value 0,002. 5. Ada hubungan antara preeklampsia
Oleh karena p-value = 0,002< α dengan kejadian asfiksia neonatorum
(0,05), maka Ho ditolak, sehingga bayi baru lahir dengan p-value =
dapat disimpulkan bahwa ada 0,002< α (0,05) dengan nilai OR
hubungan antara preeklampsia sebesar 4,435.
dengan kejadian asfiksia
neonatorum di RSUD Ambarawa DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Semarang. Arief Mansjoer. 2010. Kapita Selekta
Ibu yang mengalami Kedokteran, edisi 4. Jakarta: Media
preeklampsia cenderung akan Aesculapius FKUI.
melahirkan bayi yang asfiksia. Bobak I. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Disfungsi endotel akan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
mengakibatkan gangguan Dinas Kesehatan Kota Semarang.2014.
keseimbangan antara hormon Profil Kesehatan Kota Semarang.
vaskontrikstor (endotelin, Henderson, C., Jones K. 2006. Buku Ajar
tromboksan, angiostensin) dan Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
vasolidator (nitrioksida, Lee. ACC., Mullany. LC & Adhakari, A.
prostasiklin), vasokontriksi yang 2009. Faktor for Neonatal
meluas akan menyebabkan Mortality Due to Birth Asphyksia in
hipertensi (Cuningham, 2010). Soutrem Nepal. Retrevid
28/05/2016. From
KESIMPULAN http://www.Scribd.com/12912749_
1. Sebagian besar bayi yang dilahirkan di um_final.
RSUD Ambarawa adalah dari usia Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta:
kehamilan tidak normal 84 responden Yayasan Bina Pustaka Sarwono
(52,8%). Prawirohardjo : 2010.
2. Sebagian besar dari ibu yang Wiknjosastro,hanifa. 2010. Ilmu kebidanan.
mengalami preeklampsia (19,5%) Jakarta:Bina Pustaka Sarwono
melahirkan bayi asfiksia yaitu Prawiroharjo.
sejumlah (28,7%) responden. . 2008, Metode Penelitian
3. Sebagian besar bayi yang dilahirkan Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
mengalami asfiksia neonatorum yaitu .2010.Kesehatan Masyarakat
sejumlah 87 responden (54,7%). Ilmu dan seni.Jakarta : Rineka
4. Ada hubungan antara usia kehamilan Cipta
dengan kejadian asfiksia neonatorum .2012. Promosi Kesehatan dan
bayi baru lahir dengan p-value = 0,000 Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
< α (0,05) dengan nilai OR sebesar Cipta
3,961.

124 |
PENGARUH PENGGUNAAN KONDOM TERHADAP KEJADIAN IMS
PADA WPS DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2017

Ainun Hanifa1), Ari Natalia Probandari2), Eti Poncorini Pamungkasari2)


1)
PRODI D3 Kebidanan Universitas Tulungagung
Arfabachtiar13@gmail.com
2)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Ari.probandari@staff.uns.ac.id

ABSTRAK

Latar Belakang: IMS adalah infeksi yang tersebar terutama melalui kontak seksual
yang disebabkan oleh 30 bakteri, virus dan parasit yang berbeda. Kejadian IMS
semakin meningkat karena terbukanya seks komersil sehingga banyak perempuan
menjadi WPS. Penggunaan kondom merupakan strategi efektif untuk mengurangi
kejadian IMS. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh penggunaan kondom
terhadap kejadian IMS.
Metode: Jenis penelitian observasional, desain kohort. Populasi adalah semua WPS di
Kabupaten Tulungagung. Sampel menggunakan tehnik non probability sampling jenis
purposive sampling untuk memilih tempat penelitian dan total sampling untuk
memilih responden. Analisa data menggunakan analisis bivariat dengan uji t dan
Pearson Chi Square.
Hasil: Hasil penelitian menggunakan analisis bivariat menggunakan uji Pearson Chi
Square didapatkan sebagian besar WPS yang menggunakan kondom memiliki hasil
IMS negatif 75(84.3%, OR 6.36, CI 3.93-10.28) nilai p 0.025. Sebagian besar WPS
menggunakan kondom baru dan memiliki hasil IMS negatif 75 (84.3%, OR 6.36, CI
3.93-10.28) ) nilai p 0.025. Hasil uji t didapatkan jumlah kondom dengan hasil IMS
positif (44.47±22.99), hasil IMS negatif (36.64±13.47) nilai p 0.075.
Kesimpulan: Ada pengaruh penggunaan kondom terhadap kejadian IMS dimana
penggunaan kondom dapat mengurangi kejadian IMS. Ada pengaruh penggunaan
kondom baru terhadap IMS dimana WPS yang menggunakan kondom baru memiliki
hasil kejadian IMS negatif.

Kata kunci: IMS, WPS, Penggunaan Kondom.

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 125


PENDAHULUAN langsung menjajakan seks di tempat-tempat
Infeksi menular seksual (IMS) hiburan. WPS 12 kali lebih beresiko
adalah infeksi yang tersebar terutama terkena IMS dibandingkan populasi umum
melalui kontak seksual dari orang ke orang (Graham et al, 2014). Berbagai faktor
yang disebabkan oleh 30 bakteri, virus dan sangat terkait dengan kejadian IMS salah
parasit yang berbeda (WHO, 2016). IMS satunya adalah perilaku penggunaan
juga didominasi oleh kontak seksual kondom.
termasuk vagina, anal dan oral seks. Perilaku penggunaan kondom
Beberapa IMS juga akan menyebar melalui merupakan salah satu satu strategi yang
cara-cara yang non seksual seperti melalui efektif untuk mencegah penularan dan
darah atau produk darah. Banyak IMS memberikan perlindungan terhadap
termasuk klamidia, gonorrhoea, terutama kejadian IMS. Kondom adalah salah satu
hepatitis B, HIV dan sifilis juga dapat bentuk perlindungan dari penyakit menular
ditularkan dari ibu ke anak selama seksual seperti HIV/AIDS (WHO, 2009).
kehamilan dan persalinan. IMS memiliki Penggunaan kondom juga digunakan
dampak yang mendalam pada kesehatan untuk mengevaluasi intervensi pencegahan
seksual dan reproduksi di seluruh dunia. terhadap HIV/ IMS. Mengukur penggunaan
Lebih dari 1 juta IMS diperoleh setiap hari. kondom pada seks terakhir, frekuensi
Setiap tahun ada perkiraan 357 juta infeksi penggunaan kondom dan jumlah tindakan
baru dengan klamidia (131 juta), seks yang dilindungi dengan kondom
gonorrhoea (78 juta), sifilis (5,6 juta) dan dilakukan dalam studi mengevaluasi
ulkus mulut (143 juta). Lebih dari 500 juta efektifitas intervensi perilaku pada
orang yang hidup dengan infeksi HSV kelompok beresiko salah satunya pada
(herpes) genital. Pada setiap titik waktu, WPS (Fonner et al., 2014).
lebih dari 290 juta perempuan memiliki
infeksi HPV, salah satu IMS paling umum. METODE PENELITIAN
Tetapi mayoritas IMS bisa disembuhkan Jenis penelitian adalah observasional
apabila penegakkan diagnosa yang tepat dengan desain penelitian kohort. Populasi
dan pengobatan dengan segera (WHO, dalam penelitian ini adalah semua WPS
2015). yang berada di Kabupaten Tulungagung.
IMS meningkat pesat karena Sampel dalam penelitian ini adalah WPS
terbukanya perilaku seks secara komersil yang berada di Eks Lokalisasi Ngujang
sehingga banyak wanita yang menjadi yang berjumlah 69 orang dan Gunung Bolo
Wanita Pekerja Seks (WPS). WPS yang berjumlah 21 orang. Sampel dalam
dibedakan menjadi 2 yaitu WPS langsung penelitian ini menggunakan tehnik non
yang secara terbuka menjajakan seks baik probability sampling jenis purposive
dijalanan maupun di lokalisasi atau eks sampling untuk memilih 2 tempat
lokalisasi. Sedangkan WPS tidak langsung penelitian yaitu eks lokalisasi Ngujang dan
yaitu wanita yang beroperasi secara Gunung Bolo. Menggunakan total
terselubung sebagai penjaja seks dan sampling untuk memilih responden yaitu
mempunyai pekerjaan utama lain dan tidak dengan mengambil semua responden yang

126 |
berada ditempat penelitian yang memenuhi kondom yang diobservasi selama 4 minggu
kriteria inklusi antara lain WPS yang yang diisi oleh asisten penelitian yang
bersedia menjadi responden, WPS yang berasal dari para pengurus masing-masing
berada ditempat saat dilakukan penelitian, eks lokalisasi. Setelah 4 minggu
WPS yang bisa membaca dan menulis. dilanjutkan dilakukan pemeriksaan IMS
Untuk kriteria ekslusi antara lain WPS oleh pihak Puskesmas dengan kriteria
yang mengundurkan diri sebelum positif dan negatif. Analisa data
penelitian selesai. Pengumpulan data menggunakan analisis bivariat dengan uji
dilakukan secara langsung melalui statistik uji t pada data kontinyu dan
observasi dan wawancara. Data dalam menggunakan Pearson Chi Square pada
penelitian ini diperoleh dari data primer data kategorikal dengan kriteria signifikan
dengan menggunakan lembar diary yang apabila nilai p < 0.05.
terdiri dari penggunaan kondom dan jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1.1 Pengaruh Penggunaan Kondom Terhadap Kejadian IMS
Variabel Tes IMS OR (CI 95% OR) Nilai p
Positif (%) Negatif (%)
Penggunaan Kondom
Iya
14 (15.7) 75 (84.3) 6.36 (3.93-10.28) 0.025*
Tidak 1 (100) 0 (0.0)
Jumlah Kondom
4 minggu 44.47±22.99 36.64±13.47 0.075
Harian 1.53±0.92 1.35±0.51 0.267
Penggunaan Kondom Baru
Iya 14 (15.7) 75 (84.3) 6.36 (3.93-10.28) 0.025*
Tidak 1 (100) 0 (0.0)

Berdasarkan hasil analisis bivariat negatif adalah 36.64±13.47 dengan rata-


dengan menggunakan uji statistik Pearson rata per hari 1.35±0.51 dengan nilai p 0.075
Chi Square didapatkan sebagian besar WPS yang berarti tidak ada pengaruh yang
yang menggunakan kondom memiliki hasil signifikan jumlah kondom terhadap
IMS negatif yaitu 75 (84.3%) dengan OR kejadian IMS.
6.36 dan CI 3.93-10.28 dengan nilai p Hasil statistik menggunakan uji
0.025 yang berarti ada pengaruh signifikan Pearson Chi Square didapatkan sebagian
penggunaan kondom terhadap kejadian besar WPS yang sudah mengunakan
IMS. kondom baru memiliki hasil IMS negatif
Hasil statistik menggunakan uji t yaitu 75 (84.3%) dengan OR 6.36, CI 3.93-
didapatkan jumlah kondom pada WPS yang 10.28 dengan nilai p 0.025 yang berarti ada
memiliki hasil IMS positif adalah pengaruh yang signifikan penggunaan
44.47±22.99 dengan rata-rata per hari kondom baru terhadap kejadian IMS.
1.53±0.92 dan yang memiliki hasil IMS

| 127
Pengaruh penggunaan kondom terhadap responden sudah menggunakan kondom
kejadian IMS dan memiliki hasil IMS yang negatif. Hal
Berdasarkan tabel 1.1 didapatkan tersebut sesuai dengan penelitian lain dari
sebagian besar WPS yang menggunakan Sembiring dkk (2012) didapatkan terdapat
kondom memiliki hasil IMS negatif yaitu korelasi yang kuat antara konsistensi
75 (84.3%) dengan OR 6.36 dan CI 3.93- penggunaan kondom dengan pencegahan
10.28 dengan hasil uji statistik Pearson Chi IMS.
Square didapatkan nilai p 0.025 yang
berarti ada pengaruh signifikan penggunaan Pengaruh jumlah kondom terhadap
kondom terhadap kejadian IMS. kejadian IMS
Pemakaian kondom dapat Berdasarkan tabel 1.1 dengan uji t
menurunkan penularan IMS meskipun didapatkan jumlah kondom pada WPS yang
kondom tidak 100% dapat mencegah IMS memiliki hasil IMS positif adalah
namun kondom tetap merupakan cara 44.47±22.99 dengan rata-rata per hari
terbaik untuk menghindari IMS. 1.53±0.92 dan yang memiliki hasil IMS
Penggunaan kondom pada hubungan negatif adalah 36.64±13.47 dengan rata-
seksual berisiko merupakan salah satu rata per hari 1.35±0.51 dengan nilai p 0.075
strategi pencegahan yang dapat dilakukan yang berarti tidak ada pengaruh yang
untuk mencegah penularan IMS dan HIV signifikan jumlah kondom terhadap
pada kelompok berisiko termasuk kepada kejadian IMS.
WPS dan pelanggannya. Berbagai faktor Penggunaan kondom yang benar dan
sangat terkait dengan kejadian IMS yang konsisten yaitu dengan melihat pada orang
masih tinggi di berbagai negara. yang aktif perilaku seksualnya dengan
Pencegahan dan penanganan kasus IMS setidaknya menggunakan kondom 90-100%
hendaknya disesuaikan dengan faktor yang dari jumlah hubungan seksual. Sehingga
melatarbelakanginya. Dari berbagai jumlah kondom yang digunakan harus
penelitian didapatkan bahwa banyak faktor sesuai dengan hubungan seksual atau batas
yang sangat mempengaruhi kejadian IMS minimal yang tidak menggunakan kodom
antara lain perilaku penggunaan kondom. adalah 10% dari jumlah hubungan seksual.
Sampai saat ini beberapa studi telah (KPAN, 2010). Semakin banyak jumlah
berusaha untuk memeriksa penggunaan kondom yang digunakan memiliki IMS
kondom yang benar dan konsisten pada yang positif dan berulang sehingga
orang yang aktif secara seksual. didapatkan tidak ada hubungan jumlah
penggunaan kondom secara benar dan kondom dengan kejadian IMS. WPS yang
konsisten diperkirakan memiliki memiliki hasil tes IMS yang positif
kemungkinan 59% lebih kecil untuk mengaku lebih hati-hati dalam melayani
terinfeksi IMS dalam tiga bulan pelanggan yaitu dengan menggunakan
dibandingkan dengan peserta yang tidak kondom tetapi hanya selama masa
menggunakan kondom secara benar dan penyembuhan. Setelah dinyatakan positif
konsisten (Bankole et al., 2007; Crosby et maka mereka akan kembali seperti
al 2012; Fonner et al., 2014). Semua sebelumnya yang asal menerima pelanggan

128 |
dan melakukan transaksi seksual tanpa adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
menggunakan kondom. Hal tesebut hambatan penggunaan kondom oleh
didukung oleh penelitian dari Vandenhoudt pekerja seks.
et al (2013) yang menemukan pada tingkat
individu melaporkan penggunaan kondom Pengaruh penggunaan kondom baru
tidak dikaitkan dengan penurunan risiko terhadap kejadian IMS
infeksi HIV dan IMS (disesuaikan infeksi Berdasarkan tabel 1.1 didapatkan
atau dari HIV yang terkait dengan hasil statistik menggunakan uji Pearson
penggunaan kondom dengan klien terakhir Chi Square didapatkan sebagian besar WPS
yaitu 90%). yang sudah mengunakan kondom baru
Banyak dari WPS kadang masih memiliki hasil IMS negatif yaitu 75
tidak menggunakan kondom dengan alasan (84.3%) dengan OR 6.36, CI 3.93-10.28
ada beberapa pelanggan yang diyakini tidak dengan nilai p 0.025 yang berarti ada
akan mempunyai infeksi sehingga mereka pengaruh yang signifikan penggunaan
yakin walaupun tidak menggunakan kondom baru terhadap kejadian IMS.
kondom tidak akan terkena IMS. Biasanya Penggunaan kondom baru oleh
para WPS melihat para pelanggannya dari responden memberikan hasil IMS yang
kebersihan badan mereka ataupun positif maupun negatif seimbang. Dimana
penampilan dan wajah. Pelanggan yang semua responden hampir seluruhnya sudah
berpenampilan menarik, wajah yang menggunakan kondom baru dalam setiap
lumayan, bersih, wangi dianggap tidak transaksi seksual. Hal tersebut sudah sesuai
mempunyai infeksi. Hal tersebut dengan penggunaan kondom pada daftar
sependapat dengan penelitian dari tilik kondom dimana dijelaskan bahwa
Kawangung (2012) yang menyatakan salah harus selalu menggunakan kondom baru
satu alasan pekerja seks maupun dalam setiap melayani pelanggam. Masih
pelanggan tidak menggunakan kondom adanya WPS yang memiliki hasil positif
adalah perasaan, mereka saling percaya walaupun sudah menggunakan kondom
dan aman karena sudah lama berhubungan baru karena disebabkan banyak hal.
(Kawangung, 2012). Selain itu kebanyakan Diantaranya WPS yang sudah
WPS yang enggan menggunakan kondom menggunakan kondom tetapi mereka tidak
mempunyai alasan yang berhubungan rutin dan konsisten dalam menggunakan
dengan keuangan. Dimana mereka takut kondom. Penggunaan kondom disesuaikan
jika menuntut para pelanggan dengan permintaan pelanggan. Banyak
menggunakan kondom akan membuat WPS yang selalu membawa kondom
mereka mencari WPS yang lain sehingga didalam tas mereka, tetapi kondom tersebut
akan mengurangi pemasukan dalam hal tidak terpakai. Padahal kondom selalu
finansial. Penelitian lain yang dilakukan Jie dibagi secara rutin oleh pengurus masing-
et al (2012) mengatakan tentang hambatan masing dan apabila para WPS sudah
penggunaan kondom di China dimana kehabisan kondom lebih awal dipersilahkan
asumsi pribadi dan perasaan terhadap segera minta ke pengurus. Tetapi hal
pasangan tetap dan insentif keuangan tersebut tetap tidak membuat penggunaan

| 129
kondom maksimal. Penyebab utamanya measurement in evaluation of HIV
adalah pelanggan. prevention interventions: need for
standardization of measures: AIDS
KESIMPULAN Behav NIH Public Access 18(12).
Ada pengaruh yang signifikan penggunaan Graham SM, Raboud J, Jaoko W,
kondom terhadap kejadian IMS. tidak ada Mandaliya K, McClelland RS,
pengaruh yang signifikan jumlah kondom Bayoumi AM (2014). Changes in
terhadap kejadian IMS. Ada pengaruh yang Sexual Risk Behavior in the
signifikan penggunaan kondom baru Mombasa Cohort: 1993–2007:
terhadap kejadian IMS. Research Article. PLoS ONE,
9(11).
DAFTAR PUSTAKA HandlovskyaI, Bungaya V, Kolarb K. 2012.
Bankole A, Ahmed FH, Neema S, Condom use as situated in a risk
Ouedraogo C, Konyani S. 2007. context: women‘s experiences in
Knowledge of correct condom use themassage parlour industry in
and consistency of use among Vancouver, Canada. Diakses 1
adolescents in four countries in Januari 2017.
Sub-Saharan Africa: African Jie W, Xiaolan Z, Ciyong L, Moyer E,
Journal of Reproductive Health, 11 Hui W, Lingyao H et al . 2012. A
(3). Qualitative Exploration of
Budiono I. 2012. Konsistensi Penggunaan Barriers to Condom Use among
Kondom Oleh Wanita Pekerja Female Sex Workers in China.
Seks/Pelanggannya. Kemas: Jurnal Diakses 2 Januari 2017.
Kesehatan Masyarakat 7 (2): 97- Karyati S (2011). Faktor-Faktor Yang
101 Mempengaruhi Konsistensi Wanita
Department Of Health And Human Penjaja Seks Dalam Pemakaian
Services. Condoms and STDs: Fact Kondom Untuk Mencegah
Sheet for Public Health Personnel: Penularan PMS Dan Hiv Di Pati:
Centers for Disease Control and Thesis FIK UI
Prevention (CDC). Mahaputra B, Lowndes CM, Mohanty SK,
Febiyantin C, Kriswiharsi KS (2011). Gurav K, Ramesh BM, Moses S,
Faktor-faktor yang berhubungan Washington R, Alary M (2013).
dengan Kejadian infeksi menular Factors Associated with Risky
seksual (IMS) pada wanita pekerja Sexual Practices among Female
seksual (WPS) usia 20-24 tahun di Sex Workers in Karnataka, India: A
Resosialisasi argorejo semarang. Literature Review. PLoS ONE 8(4).
Kesmas: Jurnal Kesehatan Manlove J, Ikramullah E, Humen ET
Masyarakat UDINUS, 1(12). (2008). Condom Use and
Fonner FA, Kennedy CE, O‘Reilly KR, Consistency Among Male
Sweat MD (2014). Systematic Adolescents in the United States: A
assessment of condom use Literature Review. Journal of

130 |
Adolescent Health 43 (208) 325– Strathdee SA, Lozada R, Martinez G, Vera
333. A, Rusch M, Nguyen L, Pollini
Murti, B (2013). Desain Dan Ukuran RA, Salas FU, Beletsky L,
Sampel Untuk Penelitian Patterson TL (2011). Social and
Kuantitatif Dan Kualitatif Di Structural Factors Associated with
Bidang Kesehatan. Surakarta: HIV Infection among Female Sex
Gadjah Mada University Press Workers Who Inject Drugs in the
Profil Kesehatan Profinsi Jawa Timur Mexico-US Border Region: A
Tahun 2012 Tentang Jumlah Kasus Literature Review. PLoS ONE
Baru HIV, AIDS dan Infeksi 6(4).
Menular Seksual Lainnya Menurut Strathdee SA, Abramovitz D, Lozada R,
Jenis Kelamin dan Martinez G, Rangel MG, Vera A,
Kabupaten/Kota. Staines H, Rodriguez CM,
Profil Kesehatan Kabupaten Tulungagung Patterson TL (2013). Reductions in
Tahun 2010 Tentang Persentase HIV/STI Incidence and Sharing of
Infeksi Menular Seksual Diobati. Injection Equipment among Female
Samra OM (2008). How to Use a Condom: Sex Workers Who Inject Drugs:
Advocates for Youth. Washington, Results from a Randomized
DC 20036. Controlled Trial: A Literature
Sembiring R, Sembiring F (2012). Review. PLoS ONE 8(6).
Pengaruh Predisposing Factor, World Health Organization (2008). 10 facts
Enabling Factor Dan Reinforcing on sexually transmitted infections:
Factor Terhadap Upaya Dept. of Reproductive Health and
Pencegahan Infeksi Menular Sekual Research. Accessed 7 April 2016
Pada Wanita Pekerja Seks Widyastuti, Utami, Arifianti (2012).
Komersial Di Lokalisasi Warung Faktor-faktor yang mempengaruhi
Bebek Serdang Bedagai. Kesmas: tingginya kejadian IMS di
Jurnal Kesehatan Masyarakat Lokalisasi gang sadar Baturaden
Universitas Sari Mutiara Banyumas: Jurnal Ilmiah
Indonesia. Kebidanan, 3 (1).
Shannon K., Strathdee S. A., Shoveller Yadav D, Ramanathan S, Goswami P,
J., Rusch M., Kerr T. (2009). Ramakrishnan L, Saggurti L, Sen
Structural Environmental Barriers S, George B, Paranjape (2013).
to Condom Use Negotiation With Role of Community Group
Clients Among Female Sex Exposure in Reducing Sexually
Workers: Implications for Transmitted Infection-Related Risk
Prevention Strategies and Policy. among Female Sex Workers in
Diakses 1 Januari 2017. India: A Literature Review. PLoS
ONE 8(10).

| 131
PENGARUH DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP
PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA WANITA USIA REPRODUKTIF
YANG MENGALAMI ANEMIA

Sri Handayani1, Zaenal Arifin2


Program Studi Kebidanan Jenjang D.3 STIKes Yarsi Mataram (Penulis 1)
email: srikurniawan87@gmail.com
Program Studi Ners STIKes Yarsi Mataram (Penulis 2)
email:z.arifin70@gmail.com

Abstrak
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab lebih dari 50% kejadian anemia. Studi ini
merupakan suatu tinjauan literatur yang mencoba menggali efektivitas daun kelor
(Moringa oleifera) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada wanita usia
reproduktif yang mengalami anemia. Review sembilan penelitian menunjukkan daun
kelor dalam bentuk tepung maupun ekstrak mampu meningkatkan kadar hemoglobin
dalam darah, baik pada level uji praklinis maupun klinis. Hal ini disebabkan daun
kelor merupakan tanaman yang kaya zat besi, protein, dan vitamin C. Tingginya
kandungan besi dilaporkan sebagai nutrisi yang sangat dibutuhkan dalam proses
hematopoeisis pada spinal cord, protein dan asam aminonya merupakan hematopoietic
growth factor, dan kandungan vitamin C dalam daun kelor membantu penyerapan zat
besi dalam tubuh.

Kata Kunci: Anemia, Daun kelor, Hemoglobin, Wanita usia reproduktif.

132 |
PENDAHULUAN menurunkan prestasi belajar, olah raga dan
Anemia adalah suatu keadaan dimana produktifitas kerja. Selain itu,anemia gizi
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang besi akan menurunkan daya tahan tubuh
dari normal. (Masrizal, 2007). Di India, dan mengakibatkan mudah terkena infeksi.
80% wanita mengalami anemia baik pada (Masrizal, 2007).
wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Kelor merupakan tanaman yang
(WHO, 2001). banyak tumbuh di Indonesia. Kelor
Faktor-faktor penyebab anemia gizi mempunyai kandungan zat besi yang paling
besi adalah status gizi yang dipengaruhi tinggi yaitu sebesar 5,49 mg/100 g
oleh pola makanan, sosial ekonomi dibandingkan kangkung 3,2 mg/100 g, bay,
keluarga, lingkungan dan status kesehatan. bayam merah (2,64 mg/100 g), dan bayam
Khumaidi (1989) dalam Masrizal, (2007) duri 2,64 mg/100 g. (Lowell, 2004).
mengemukakan bahwa faktor- faktor yang Berdasarkan latar belakang di atas,
melatarbelakangi tingginya prevalensi penulis tertarik mengambil isu ―Pengaruh
anemia gizi besi di negara berkembang Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap
adalah keadaan sosial ekonomi rendah Peningkatan Kadar Hemoglobin pada
meliputi pendidikan orang tua dan Wanita Usia Reproduktif yang Mengalami
penghasilan yang rendah serta kesehatan Anemia‖.
pribadi di lingkungan yang buruk.
Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai METODE
faktor, namun lebih dari 50% kasus anemia Studi ini merupakan suatu tinjauan
yang terbanyak diseluruh dunia secara literatur (literature review) yang mencoba
langsung disebabkan oleh kurangnya menggali efektivitas daun kelor (Moringa
masukan zat gizi besi. (WHO, 2001). oleifera) terhadap peningkatan kadar
Selain itu, penyebab anemia gizi besi hemoglobin pada wanita usia reproduktif
dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang yang mengalami anemia. Sumber untuk
meningkat, akibat mengidap penyakit melakukan tinjauan literatur ini meliputi
kronis dan kehilangan darah karena studi pencarian sistematis data base
menstruasi dan infeksi parasit (cacing). Di terkomputerisasi (Pubmed, Pro Quest, dan
negara berkembang seperti Indonesia google cendekia) bentuk jurnal penelitian
penyakit kecacingan masih merupakan berjumlah 15 penelitian. Penulisan artikel
masalah yang besar untuk kasus anemia ini menggunakan penulisan daftar pustaka
gizi besi, karena diperkirakan cacing Harvard.
menghisap darah 2-100 cc setaip harinya.
(Masrizal, 2007). HASIL
Kekurangan zat besi dapat Beberapa penelitian menunjukkan
menimbulkan gangguan atau hambatan terdapat pengaruh yang bermakna
pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun pemberian daun kelor terhadap peningkatan
sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah kadar hemoglobin dalam darah. Hal
dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat

| 133
Tabel 1 Hasil Penelitian dari Tinjauan Literatur
No. Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Abdul Metode penelitian eksperimen Pemberian ekstrak daun kelor dengan
Mun‘im, pada 30 tikus albino jenis dosis 198 mg, 396 mg, 792 mg/BB mampu
Meidi Utami Ratus norvegicus dengan meningkatkan hemoglobin, jumlah sel
Puteri Santi berat 150-200 gram. darah merah, hematokrit, dan jumlah
Purna Sari, kandungan zat besi dalam darah.
Azizahwati
2. Nku- Penelitian ini merupakan Pemberian 300 (dosis rendah) dan 600
E kpang penelitian eksperimen pada mg/kg (dosis tinggi) Moringa oleifera
Okot-Asi T., tikus wistar albino dengan pada tikus wistar albino selama 21 hari
Nwaehujor berat badan 120-150 gram. mampu meningkatkan sel darah merah,
Chinaka O., hemoglobin, dan jumlah sel darah putih.
Ofem Ofem
E., Ezekiel
Josiah I
3. Hisham M. Desain penelitian eksperimen Pemberian 300 mg/Kg BB ekstrak daun
Osman, pada tikus albino (berat rata- kelor pada tikus albino selama 21 hari
Mohamed rata 284 gram) mampu meningkatkan red blood cells
E.Shayoub, count (RBC), Hb, packed cell volume
Elsiddig M. (PCV), dan mean cell hemoglobin
Babiker, concentration (MCHC).
Bashier
Osman, Ali
M. Elhassan

4. Ayutha Penelitian ini merupakan Tikus dengan pakan tepung daun kelor
Wijiindyah, penelitian eksperimental kontrol (kadar Fe 101,22 μg/dl dan Hb
Syaiful laboratorik pada hewan coba 11,17 g/dl); tepung daun kelor hasil
Anwar, Sri tikus (42 ekor). Hewan coba pretreatment asam sitrat 0,5% (kadar Fe
Hetty yang digunakan adalah tikus 90,36 μg/dl dan Hb 10,68 g/dl);
Susetyorini jantan jenis Rattus norvegicus pretreatment jeruk nipis 0,5% (kadar Fe
strain wistar 115,51 μg/dl dan Hb 12,12 g/dl); serta
dengan berat badan rata-rata pretreatment jeruk nipis 0,5% + tepung
200-300 gram ikan lele (1:1) (kadar Fe 107,29 μg/dl dan
dalam kondisi sehat. Hb 11,25 g/dl) dapat digunakan untuk
pemulihan anemia in vivo. Hasil terbaik
pemulihan anemia diperoleh pada tikus
dengan pemberian pakan tepung daun
kelor hasil pretreatment jeruk nipis 0,5%.
5. Madukwe Penelitian eksperimen pada Pemberian tepung daun kelor masing-
E.U, tikus putih masing 5% atau 10% dari total makanan
Ugwuoke tikus putih dapat meningkatkan kadar
A.L., hemoglobin. Oleh karena itu, tepung daun
Ezeugwu J.O. kelor efektif digunakan sebagai salah satu
tata laksana anemia.
6. Sylvie S. Rancangan penelitian Pemberian kapsul yang berisi bubuk daun
Ponomban, eksperimen semu (Quasi) kelor dengan dosis 2 x 2 kapsul/hari (per
Rivolta yang sifatnya one group kapsul berisi 500 mg bubuk daun kelor)
Walalangi pretest-posttest design selama 30 hari mampu menaikkan kadar
dan Vera T. hemoglobin pada ibu hamil yang

134 |
No. Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Harikedua menderita anemia.
7. Ishaq Desain dalam penelitian ini Pemberian kapsul yang mengandung
Iskandar, adalah double blind, ekstrak daun kelor pada ibu hamil selama
Veni Hadju, randomized, pretest-posttest 90 hari dari umur kehamilan 12-20
Suryani controlled. minggu dapat meningkatkan kadar
As'ad, hemoglobin sebesar 58%.
Rosdiana
Natsir.
8. Sindhu S, Desain dalam penelitian ini Pemberian 100 mg/hari Moringa oleifera
Mangala S, adalah intervensional dengan dan Jaggery dengan perbandingan 80:20
Sherry B. simple random sampling pada wanita resproduktif selama 30 hari
mampu meningkatkan kadar hemoglobin
dalam darah.
9. Nadimin, Desain penelitian ini adalah Pemberian kapsul yang mengandung 800
Veni Hadju, Randomized double blind, mg ekstrak daun kelor dan 200 mg tepung
Suryani pretest-postest controlled. daun kelor selama 12 minggu mampu
As‘ad, Sampel dalam penelitian ini meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu
Agussalim adalah ibu hamil yang hamil dan efeknya sama dengan
Buchari menderita anemia dan pemberian suplementasi besi-folat (60 mg
dikontrol dengan ibu hamil Fe dan 0,25 mg asam folat).
yang tidak menderita anemia.
Kelompok intervensi
diberikan ekstrak daun kelor
kelompok kontrol diberikan
besi-folat (60 mg Fe dan 0,25
mg asam folat ).

Diskusi kelamin dan kehamilan. Batas normal dari


Anemia adalah suatu keadaan kadar kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari tabel berikut :
normal, berdasarkan kelompok umur, jenis

Tabel 2 Batas normal Kadar Hb Menurut Umur dan Jenis Kelamin (WHO, 2001)
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)
Anak-anak 6-59 bulan 11,0
5-11 tahun 11,5
12-14 tahun 12,0
Dewasa Wanita >15 tahun 12,0
Wanita Hamil 11,0
Laki-laki >15 tahun 13,0

Kebutuhan zat gizi besi pada wanita 3 kehilangan darah secara rutin dalam jumlah
(tiga) kali lebih besar dari pada kebutuhan yang cukup banyak. Pada saat masa hamil
pria. Hal ini antara lain karena wanita ibu membutuhkan zat besi lebih banyak
mengalami haid setiap bulan yang berarti untuk pertumbuhan dan perkembangan

| 135
bayinya. Wanita juga mengeluarkan darah pisang, 3 kali zat besi dalam bayam dan 2
dalam jumlah yang cukup banyak pada kali protein yang terdapat dalam yoghurt
masa persalinan (Depkes, 2003). atau protein dalam sebutir telur (Lowell,
Kebutuhan akan zat besi (Fe) selama 2004). Apabila daun kelor dikeringkan (di
kehamilan yang meningkat ditujukan untuk dalam ruangan) dan ditumbuk, maka
memasok kebutuhan janin dalam nutrisinya dapat meningkat berkali-kali
bertumbuh (pertumbuhan yang banyak lipat, kecuali kandungan vitamin C-nya.
sekali memerlukan zat besi), pertumbuhan Meningkatnya kandungan nutrisi dalam
plasenta, dan peningkatan volume darah daun kelor kering disebabkan karena
ibu. Kurang gizi merupakan salah satu kandungan air dalam daun kelor segar
gangguan gizi yang paling sering terjadi menguap, serta panas menyebabkan
selama kehamilan yang memicu terjadinya kandungan nutrisi yang tersembunyi
anemia defisiensi besi. Banyak diantaranya melepaskan ikatannya. (Ponomban, dkk,
calon ibu hanya member sedikit besi 2013).
kepada janin yang dibutuhkan untuk Tingginya kandungan besi dalam daun
metabolisme besi yang normal, selanjutnya kelor dilaporkan sebagai nutrisi yang sangat
mereka menjadi anemia defisiensi zat besi dibutuhkan dalam proses hematopoeisis
dan kadar hemoglobin si ibu turun di bawah pada spinal cord. (Barminas, dkk, 1998).
11gr% selama trimester ke III (Almatsier, Di samping itu, kandungan protein dan
2009). asam aminonya merupakan factor yang
Hasil Sembilan penelitian di atas merangsang hematopoietik. (Afuang, dkk,
(tabel 1) menunjukkan daun kelor dalam 2003 dan Makkar, dkk, 1996). Kandungan
bentuk tepung maupun ekstrak mampu vitamin C dalam daun kelor membantu
meningkatkan kadar hemoglobin dalam penyerapan zat besi dalam tubuh.
darah, baik pada level uji praklinis maupun
klinis. KESIMPULAN
Daun kelor (Moringa oleifera) Daun kelor (Moringa oleifera) mampu
mengandung zat besi (Fe) tinggi. Kelor meningkatkan kadar hemoglobin dalam
mempunyai kandungan zat besi yang paling darah, baik secara uji praklinis maupun
tinggi yaitu sebesar 5,49 mg/100 g klinis. Hal ini disebabkan daun kelor
dibandingkan kangkung 3,2 mg/100 g, bay, mengandung tinggi zat besi, protein dan
bayam merah (2,64 mg/100 g), dan bayam vitamin C. Oleh karena itu, daun kelor
duri 2,64 mg/100 g. Kadar zat besi pada dapat digunakan sebagai alternatif
daun kelor yang sudah dijadikan tepung penanganan anemia pada wanita usia
jauh lebih tinggi yaitu 28,2 mg/100 gram reproduktif.
tepung daun kelor. Di samping itu, daun
kelor juga mempunyai kandungan gizi. REFERENSI
Kandungan unsur gizi dalam daun kelor Alamtseir, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi,
adalah 7 kali vitamin C dalam buah jeruk , Gramedia Jakarta, 2002.
4 kali vitamin A dalam wortel, 4 kali Afuang W, Siddhuraju P, Becker K.
kalsium dalam susu, 3 kali kalium dalam Comparative nutritional evaluation

136 |
of raw, methanol extratcted residue anaemia. Int. J. Med. Med. Sci.
and methanol extracts of moringa Vol. 5(5), pp. 226-228, May 2013.
(Moringa oleifera Lam.) leaves on
growth performance and feed Makkar HPS, Becker K. Nutritional value
utilization in Nile tilapia (Oreo- and antinutritional components of
chromis niloticus L.). Aquacul Res. whole and ethanol extracted
2003;34(13):1147-59. Moringa oleifera leaves. Animal
Barminas JT, Charles M, Emmanuel D. Feed Sci Technol. 1996;63(1):211-
Minreal composition of non- 28.
conventional leafy vegetables. Masrizal. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal
Plants Food Hum Nutr. Kesehatan Masyarakat, September
1998;53(1):29-36. 2007, II (1).
Depkes RI, 2003. Program Penanggulangan Mun‘im A, Puteri MU, Sari SP,
Anemia Pada Wanita Usia Subur Azizahwati. Anti-anemia Effect of
(WUS). Direktorat Gizi Standardized Extract of Moringa
Masyarakat, Direktorat Bina oleifera Lamk. Leaves on Aniline
Kesehatan Masyarakat. Http : II Induced Rats Pharmacognosy
Anemia.Com. Tesis Simajuntak, Journal, Vol 8, Issue 3, May-Jun,
2008. Hubungan Anemia Pada Ibu 2016.
Hamil Dengan Berat Badan Bayi Nadimin, Hadju V, As‘ad S, Buchari A.
Baru Lahir DiRumah Sakit The Extractof Moringa Leaf Has
Ranturapat. an Equivalent Effect to Iron Folic
Iskandar I, Hadju V, As'ad S, Natsir R. Acid in Increasing Hemoglobin
Effect of Moringa oleifera Leaf Levels of Pregnant Women: A
Extracts Supplementation in randomized Control Study in the
Preventing Maternal Anemia and Coastal Area of Makassar
Low-Birth-Weight. International International Journal of Sciences:
Journal of Scientific and Research Basic and Applied Research
Publications, Volume 5, Issue 2, (IJSBAR) (2015) Volume 22, No 1,
February 2015. pp 287-294
Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic Nku-E kpang Okot-Asi T., Nwaehujor
and Clinical Pharmacology, 10 th Chinaka O., Ofem Ofem E.,
ed, San Fransisco: Mc.Graw Hill. Ezekiel Josiah I. Effect of Moringa
2006; 489-93. oleifera Lam. Ethanol Leaf Extract
Lowell J.Fuglie. 2004. The Moringa Tree . on Hematology in
A local solution to malnutrition. Phenylhydrazine-induced Anemic
B.P 5338 Dakar, Senegal. Albino Wistar Rats. American
Madukwe E.U, Ugwuoke A.L., Ezeugwu Journal of Pharmacological
J.O. Effectiveness of dry Moringa Sciences, 2015, Vol. 3, No. 3, 67-
oleifera leaf powder in treatment of 73.

| 137
Osman HM, Shayoub ME, Babiker EM, Reproductive Age Group.
Osman B, Elhassan AM. Effect of International Journal of
Ethanolic Leaf Extract of Moringa phytotherapy research. Volume 3
oleifera on Aluminum-induced Issue 4 .2013
Anemia in White Albino Rats. Wijiindyah A, Anwar S, Susetyorini SH.
Jordan Journal of Biological Pemanfaatan tepung daun kelor
Sciences. Volume 5, Number 4, (Moringa oleifera Lamk) dengan
December. 2012. pretreatment asam dan tepung ikan
Ponomban SS, Walalangi R, Harikedua lele terhadap pemulihan anemia
VT. Efektivitas Suplementasi secara in vivo. Jurnal Gizi Klinik
Bubuk Daun Kelor (Moringa IndonesiaVol. 9, No. 2, Oktober
oleifera) terhadap Peningkatan 2012: 73-79.
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil World Health Organization. Iron
yang Menderita Anemia. GIZIDO deficiency, anaemia assessment,
Volume 5 No. 1 Mei 2013. prevention, and control. A guide for
Sindhu S, Mangala S, Sherry B. Efficacy of programme managers. Geneva;.
Moringa Oleifera in Treating Iron Available. 2001.
Deficiency Anemia in Women of

138 |
DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
DI KABUPATEN SUKOHARJO

Sri Setiyo Ningrum1), Dono Indarto2), Mahendra Wijaya3)


1)
Program Studi Diploma III Kebidanan, Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo,
email: srisetiyoningrum@ymail.com
2)
Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
email: donoind323@gmail.com
3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
email: mahendrawijaya_uns@yahoo.co.id

ABSTRACT

Pendahuluan: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan salah satu


program pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk. Theory of Planned
Behavior mendukung pemilihan MKJP oleh akseptor Keluarga Berencana (KB).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kepribadian, budaya lokal dan
dukungan keluarga yang mempengaruhi penggunaan MKJP di Kabupaten Sukoharjo.
Metode: Penelitian diskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah akseptor
implan, Intra Uterine Device (IUD), Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode
Operasi Pria (MOP) di Wilayah Kabupaten Sukoharjo. Pengumpulan data dilakukan
melalui Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, observasi dan
analisis dokumen. Analisis data menggunakan model analisis interaktif kualitatif dan
verifikasi data dengan teknik triangulasi sumber dari tokoh masyarakat dan tenaga
kesehatan terkait.
Hasil: Sebanyak 86,67 % informan memiliki kepribadian ekstrovert. Kepribadian
merupakan behavioral beliefs dan berpengaruh terhadap penerimaan informasi MKJP.
Budaya lokal termasuk normative beliefs menyatakan bahwa banyak anak banyak
rejeki dan anak sebagai tempat bergantung dihari tua. Masyarakat masih meyakini
budaya lokal tersebut. Control beliefs berasal dari suami/istri yang mendukung
pemilihan MKJP.
Kesimpulan: Pengunaan MKJP oleh akseptor KB di Kabupaten Sukoharjo selaras
dengan Theory of Planned Behavior. Informasi MKJP perlu diberikan tidak hanya
kepada akseptor tetapi juga kepada pasanganya.

Kata Kunci: Kepribadian, Budaya Lokal, Dukungan Keluarga, Metode Kontrasepsi


Jangka Panjang.

| 139
PENDAHULUAN Republik Indonesia (Perpres RI) No. 87
Pertumbuhan penduduk yang pesat tahun 2014.
merupakan masalah demografis yang Program KB MKJP di Kabupaten
penting dewasa ini. Indonesia menjadi Sukoharjo perlu digalakkan kembali karena
negara ke-4 sebagai penduduk terbanyak di data tahun 2013 – 2014 menunjukkan
dunia setelah China, India dan Amerika bahwa ada penurunan peserta KB aktif dari
Serikat (BKKBN, 2012). Pada tahun 2015, 79,81 % menjadi 77,44 %. Sebanyak 64,7
Indonesia memiliki jumlah penduduk % peserta KB adalah non-MKJP, terdiri
255.461.700 jiwa yang sebagian besar di dari (58,9 %) suntik, (2,7 %) pil KB dan
Pulau Jawa. Jumlah penduduk Jawa Tengah (3,1 %) kondom. Sedangkan, penggunaan
sebesar 33,52 juta jiwa dan menduduki MKJP sebesar (9,2 %) implan, (18,5 %)
peringkat tiga besar setelah Jawa Barat dan IUD, (7,3 %) MOW dan (0,3 %) MOP
Jawa Timur (BPS Provinsi Jawa Tengah, (DKK Sukoharjo, 2014).
2015). Sedangkan jumlah penduduk di Taylor, et al (2007) mengemukakan
Sukoharjo dari tahun 2009 – 2015 bahwa Theory of Planned Behavior (TPB)
mengalami peningkatan kurang lebih 0,70 merupakan teori tingkah laku yang
% per tahun (BPS Kabupaten Sukoharjo, ditampilkan oleh karena alasan tertentu.
2016). Menurut Ajzen (2005), TPB memiliki tiga
Pertumbuhan penduduk yang tinggi faktor dalam tindakan manusia antara lain:
sebanding dengan Total Fertility Rate (1) Behavioral beliefs adalah keyakinan dan
(TFR). TFR perempuan usia produktif yang evaluasi terhadap hasil perilaku seseorang,
melahirkan sebesar 2,6 anak selama masa (2) Normative beliefs menggambarkan
reproduksinya dalam kurun waktu 2009 – keyakinan terhadap tindakan yang dilihat
2012. Tingkat fertilitas perempuan di dari sudut pandang masyarakat dan (3)
pedesaan lebih tinggi daripada di perkotaan Control belief adalah keyakinan individu
(2,8 dan 2,4) (SDKI, 2012). Pemerintah melakukan tindakan yang didukung oleh
berupaya untuk menurunkan TFR tahun sumberdaya internal dan eksternal.
2019 sebesar 2,3 % pada perempuan usia Penelitian Triana dan rekan kerjanya
produktif dalam pembangunan (2011) menunjukkan bahwa empat
Kependudukan dan Keluarga Berencana indikator wanita yang tidak menggunakan
(KKB) (BPPN, 2014). kontrasepsi yaitu 14,4% tidak setuju
Kebijakan KB dilakukan melalui bebe- program KB, 23,6 % suami menentang
rapa upaya diantaranya peningkatan penggunaan KB, 26,5 % takut efek
keterpaduan, peran serta masyarakat, samping, 2% kepercayaan yang dianut dan
pembinaan keluarga, pengaturan kehamilan 0,5 % larangan agama. Sedangkan, Riyanti
dengan memperhatikan agama, kondisi (2014) melaporkan bahwa dukungan,
perkembangan sosial ekonomi dan budaya, penerimaan sosial dan budaya lokal
tata nilai yang hidup dalam masyarakat, berpengaruh besar bagi ibu untuk memilih
serta Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) menggunakan MKJP. Sehingga keterlibatan
yang tertuang dalam Undang – Undang No. suami dan tokoh masyarakat (TOMA)
52 tahun 2009 dan Peraturan Presiden

140 |
diperlukan untuk sosialisasi penggunaan HASIL PENELITIAN
kontrasepsi MKJP. 1. Kepribadian
Dengan demikian tujuan penelitian ini Tipe Kepribadian akan mempengaruhi
adalah menganalisis kepribadian, budaya interaksi individu dengan orang lain,
lokal dan dukungan keluarga yang misalnya dalam mengikuti kegiatan
mempengaruhi penggunaan metode posyandu atau penyuluhan kesehatan.
kontrasepsi jangka panjang di Kabupaten Makin sering berinteraksi dengan orang
Sukoharjo. lain, makin banyak bertukar informasi satu
dengan yang lainnya termasuk penggunaan
METODE PENELITIAN MKJP. Meskipun seseorang mempunyai
Jenis penelitian ini adalah diskriptif kepribadian introvert jika sering
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. berinteraksi dengan orang lain, juga akan
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan mengalami perubahan pola perilaku
Oktober – Desember 2016 dari empat desa individu terhadap kesehatan terutama
di wilayah Puskesmas Kabupaten pemilihan jenis KB. Selain itu, SKD juga
Sukoharjo yaitu desa Jatingarang berperan dalam program KB. SKD
Puskesmas Weru, desa Makamhaji Pus- merupakan istilah petugas KB didesa di
kesmas Kartasura, desa Mranggen Jawa Tengah sedangkan secara nasional
Puskesmas Polokarto dan desa disebut sebagai PPKBD. Pernyataan
Kedungjambal Puskesmas Tawangsari. akseptor dalam pemilihan MKJP
Subjek penelitian adalah 15 informan berdasarkan informasi yang diberikan
peserta KB aktif implan, IUD, MOW dan SKD:
MOP yang tinggal di wilayah Kabupaten ―Dulu ada petugas PLKB di desa.
Sukoharjo, yang ditentukan dengan Setelah melahirkan 40 hari ada petugas
menggunakan purposive sampling. PLKB yang datang ke rumah untuk
Pengumpulan data menggunakan in depth menganjurkan KB. Saya masih takut
interview, FGD, observasi dan analisis karena belum menstruasi. Pak PLKB
dokumentasi. sering datang ke rumah untuk
Analisis data menggunakan model mengingatkan KB saat Safari itu, jenis
analisis interaktif kualitatif untuk KB apa saja ada. Lama kelamaan saya
mereduksi, menyajikan dan memverifikasi juga kepikiran untuk ber-KB.
data melalui triangulasi sumber dengan Kemudian saya menyampaikan kalau
bidan desa, Pembantu Pembina Keluarga nanti akan KB sendiri ke tempat bu
Berencana (PPKB) kecamatan dan bidan saja (IU. W)‖
Pembantu Pembina Keluarga Berencana
Desa (PPKBD)/Sub PPKBD/Sub Klinik Sedangkan seseorang dengan
Desa (SKD), Tokoh Agama (TOGA) dan kepribadian estrovert tentunya akan lebih
TOMA. Penelitian ini sudah mendapatkan mudah menerima informasi dan melakukan
persetujuan dari komisi etik fakultas perubahan perilaku kesehatan. Pernyataan
kedokteran UNS dan RSUD Dr. Moewardi tentang Informan dalam kepribadian yang
No. 890/X/HREC/2016. ekstrovert adalah

| 141
―Iya saya termasuk orang yang banyak tidak baik. Lingkungan tempat tinggal juga
bicara kalau diam tidak bisa mbak (IU. mempengaruhi dalam merencanakan
M)‖ jumlah anak. Anak diharapkan dapat
merawat dan menjaga orang tua dengan
Pernyataan lain bahwa informan baik pada saat usia senja. Berikut
menyampaikan kesertaannya dalam penuturanya:
kegiatan di desa adalah ―Banyak anak banyak rejeki itu benar.
―Kegiatan yang saya ikuti PPK, PSN Tapi praktek dilapangan ada salah
sama pertemuan kader rutin tiap bulan. persepsi. Ya sudah otomatis banyak
Saya kalau bersama orang cerewet anak kalau bisa kita menjaga ya banyak
saya terhitung pendiam tapi kalau rejeki. Tapi ketika banyak anak tidak
bersama orang pendiam saya lebih bisa merawat itu bukan rejeki tapi siksa
cerewet mbak (IU. SS)‖ itu.(IP.K)‖
―Lingkungan pengaruhnya besar
2. Budaya Lokal karena lingkungan dua dua yo mau
Budaya dalam masyarakat diartikan punya anak 4 kan gimana. Rasanya di
sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan lingkungan kerja pun juga gimana gitu.
fisik dan biologis. Budaya lokal terkait KB Bentar bentar hamil bentar bentar
yang masih diyakini adalah banyak anak hamil kan malu. Semakin tua semakin
banyak rejeki dan anak membawa rejeki takut, takutnya orang tua itu bukan
masing – masing. Jika anak – anak telah masalah makan dan minum, takutnya
dewasa dan bekerja, mereka akan kalau punya keturunan, menjaga
membantu orang tua dalam segi ekonomi, keturunan, caranya jaga gimana, anak
seperti yang disampaikan oleh IU.MY dan dua tidak ngerti orang tua semua.
IU. M: Bagaimana anak berhasil, bisa bekerja,
―Ya percaya mbak banyak anak banyak pinter sukses, ngerti orang tua lebih
rejeki tapi program pemerintah dua penting, katanya orang tua dulu
anak cukup yo manut itu saja. (IU. ―mendem jero mikul duwur‖. Kata Pak
MY)‖ Kyai doa anak lebih penting. (IP. W)‖
―Percaya mbak, jika anak banyak
maka anak bekerja kan punya uang Budaya ewuh pakewuh merupakan
banyak juga (IP.M)‖ budaya timur yang sangat menghargai
orang lain untuk meningkatkan silaturahmi
Pernyataan IU. MY dan IU. M juga dalam suatu lingkungan, kelompok atau
dipertegas oleh IP.K dan IP. W bahwa organisasi. Dalam ber-KB, budaya tersebut
banyak anak banyak rejeki. Orang tua tampak dalam merencanakan jumlah anak.
bertanggungjawab atas kualitas pendidikan Sebagai contoh, sebagian besar keluarga di
anak terutama akhlak agama. Jika orang tua suatu lingkungan mempunyai anak dua
tidak mampu mendidik anak, jumlah anak maka rasa ewuh pakewuh muncul jika
sebaiknya dibatasi supaya tidak suatu keluarga mempunyai anak lebih dari
menghasilkan generasi selanjutnya yang dua. Sehingga, hal ini akan mempengaruhi

142 |
perencanaan jumlah anak pada anggota saya hamil lagi. Kalau anak ke satu
keluarga yang lain. Berikut tanggapannya: dan dua tidak mengalami muntah –
―Untuk saat ini juga sudah menerima muntah tetapi berbeda dengan anak
sudah menjadi budaya (sudah ewuh yang ke tiga saya sering muntah itu
perkewuh) punya anak banyak . kalau membuat saya jadi takut. Saya
dulu punya anak banyak itu kan sudah berharap melahirkan yang anak ke tiga
terbiasa tapi kalau sekarang sudah ini lancar tidak ada rintangan apapun.
malu sama tetangga dan Cukup anak tiga saja. Alhamdulillah
pemerintah.(IP.SW)‖ melahirkan dengan lancar. Saya juga
sudah punya anak laki – laki dan
3. Dukungan Keluarga perempuan lalu saya memutuskan
Dukungan keluarga sangat berpengaruh untuk MOW (IU. W)―
besar terhadap pemilihan jenis kontrasepsi
khusunya MKJP. Persetujuan pasangan Sejalan dengan pernyataan IU. EA dan
sangat dibutuhkan karena penggunaan IU. W, informan IP. K menyatakan bahwa
MKJP memerlukan tindakan medis. Suami dukungan keluarga sangat diperlukan
atau istri akan menanggung risiko jika terutama persetujuan suami dalam
terjadi kegagalan atau komplikasi. penggunaan MKJP. Jika terjadi kegagalan
Pengalaman penggunaan non-MKJP atau komplikasi KB seperti misalnya terjadi
sebelumnya juga menjadi pertimbangan kehamilan, semua biaya untuk
akseptor untuk berganti KB dengan MKJP. membesarkan anak dibebankan kepada
Pengalaman dari orang tua, nenek dan keluarga. Hal ini dirangkum dalam
saudara perempuan yang telah pernyataan di bawah ini:
menggunakan KB MKJP juga memberikan ―Disisi lain kontrasepsi ini juga eee
kontribusi dalam pemilihan jenis MKJP. bisa dilakukan mana kala ada semacam
Pernyataan yang berkaitan dengan itu sama – sama persetujuan terutama kan
adalah persetujuan suami dan seterusnya
―Saya diantar oleh suami ke RS (IU. seperti itu tapi kalau suami tidak
M)― menghendaki ya jangan seperti itu (IP.
Sejalan dengan pernyataan dari IU. M K)‖
berikut ini:
―Saya latar belakang kan gemuk trus Pernyataan ini sejalan dengan IP.A, IP.
informasinya tanya – tanya bidannya, SS dan IP. NA sebagai berikut:
sama pengalaman orang tua juga. ―Dukungan suami itu penting mbak
Suami saya terserah mau KB apa jika ada kegagalan atau komplikasi
mendukung (IU. EA)‖ yang menanggung resiko adalah
―Saya bilang seperti ini dengan suami, keluarga bukan orang lain. Walaupun
sekarang kan anak dua sudah cukup, ada ganti rugi dari PPKB jika terjadi
saya KB suntik tapi tidak menstruasi kegagalan atau komplikasi jika
dan tambah gemuk ke badan rasanya dikarena KB yang dilakukan sesuai
tidak enak kemudian saya berhenti dan peraturanya (IP. A dan IP. SS)―

| 143
―Kalau MKJP tidak ada persetujuan masyarakat dan mempunyai kharisma
dari suami ya kita susah. (IP. NA)‖ terhadap kehidupan yang relijius (BKKBN,
2010).
PEMBAHASAN Dukungan suami umumnya bersifat
Kepribadian dapat muncul sesuai dominan dalam keluarga. Walaupun istri
tujuan yang ingin dicapai oleh seorang tidak memiliki niat melakukan suatu
individu. Mayoritas akseptor dalam perilaku tetapi suami menghendaki, istri
penelitian ini memiliki kepribadian cenderung mentaatinya. Hal ini tampak
ekstrovert sehingga lebih mudah menerima dalam penggunaan MKJP. Dengan
gagasan baru dalam peningkatan derajat kesepakatan bersama, KB dapat dilakukan
kesehatan dan kehidupan bermasyarakat. sesuai dengan komunikasi pasangan untuk
Sedangkan akseptor dengan kepribadian memilih jenis MKJP. Kesehatan reproduksi
introvert dapat menerima gagasan baru merupakan kebutuhan bersama tidak hanya
tetapi memerlukan waktu lama untuk urusan pria atau wanita saja (BKKBN,
menentukan pilihan. Lebih lanjut, 2014).
seseorang dengan kepribadian ekstrovert Theory of Planned Bahavior
memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam menjelaskan bahwa perilaku didasarkan
hal komunikasi dibandingkan dengan pada faktor kehendak yang melibatkan
seseorang yang introvert (Fitri dan Putriani, pertimbangan untuk melakukan suatu
2015). tindakan. Pertimbangan tersebut akan
Hasil penelitian ini sejalan dengan memunculkan niat untuk melakukan suatu
penelitian Babalola, et al (2011) yang perilaku. Individu yang tangguh, mampu
menyatakan bahwa empat dimensi bereaksi otentik dan murni, serta
berpengaruh terhadap ideasi kontrasepsi di mempunyai kebenaran tentang kemantapan
negara Nigeria dan Kenya yaitu: dan kekuatan dalam dirinya (Ajzen, 2005).
kemanjuran diri, mitos dan isu – isu yang Hasil penelitian ini mendukung TPB baik
terkait dengan kontrasepsi, interaksi sosial, dari aspek behavioral, normative maupun
dan kesadaran kontrasepsi. Penelitian ini control beliefs. Pelaksanaan pengumpulan
memiliki kelemahan sehingga interaksi data dengan informan mengalami
sosial dan psikologi perlu dilakukan untuk keterbatasan waktu yaitu puskesmas di
mengubah perilaku tersebut. Berbagai Kabupaten Sukoharjo melaksanakan
variabel psikologi seperti persepsi, akreditasi dan beberapa kegiatan yang lain
motivasi, sikap, minat dan takut efek yang mengharuskan peneliti mengambil
samping menjadi hambatan psikologi data secara berulang untuk mendapatkan
dalam ber-KB jenis MKJP (Triana, et al, informasi sehingga penarikan data menjadi
2011). terganggu.
Budaya lokal Jawa masih berperan
penting dalam pemilihan jenis MKJP KESIMPULAN
sehingga pendekatan terhadap TOGA dan Jenis kepribadian tidak mempengaruhi
TOMA diperlukan. Kedua tokoh tersebut informan dalam memilih jenis MKJP.
sebagai yang dituakan di lingkungan Budaya lokal Jawa masih dipercayai

144 |
sebagian informan dalam pemilihan jenis __________ . (2014). Pedoman
MKJP walaupun pemahaman tersebut Penyelenggara Pelayanan
sudah mulai memudar seiring dengan Keluarga Berencana dalam
perkembangan zaman. Dukungan keluarga Jaminan Kesehatan Nasional.
berpengaruh besar terhadap penggunaan Jakarta: DITJALPEM BKKBN
MKJP. Informasi MKJP perlu diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
tidak hanya kepada akseptor tetapi juga (DKK Sukoharjo). 2014. Profil
kepada pasanganya untuk meningkatkan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
jumlah peserta KB aktif di wilayah Sukoharjo: Dinas Kesehatan
kabupaten Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo
Fitri, RA dan Putriani, I. 2015. Tipe
DAFTAR PUSTAKA Kepribadian dan Tahapan
Ajzen I. (2005). Attitudes, Personality, and Komunikasi Intim pada Dewasa
Behavior (Second Edition). Awal. Jurnal Humaniora, 6 (3):
London: Open University Press 291 – 432
Babalola. (2011). Ideation and Intention to Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Use Contraseptives in Kenya and Nomor 87 tahun 2014 tentang
Nigeria. Demographic Research, perkembangan Kependudukan dan
vol. 33, no. 8 Pembangunan keluarga berencana
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan sistem informasi keluarga
(BPPN). (2014). Peraturan Riyanti. (2014). Pengetahuan, Psikososial
Pemerintah RI nomor 2 tahun 2015 dan Motivasi Ibu Peserta KB
Tentang Rencana Pembangunan Metode Kontrasepsi Jangka
jangka menengah nasional Panjang di Kota Palangka Raya.
(RPJMN 2015 - 2019) . Jakarta: Jurnal Forum Kesehatan, 4(7): 1-7
Kementerian Kesehatan RI Survei Demografi dan Kesehatan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Indonesia. (2012). Survey
Sukoharjo. (2016). Kabupaten Demografi dan Kesehatan
Sukoharjo dalam Angka 2016. Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta:
Sukoharjo Kemenkes RI
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Taylor, D; Bury, M;Campling, N; Carter, S;
Tengah. (2015). Jawa Tengah Garfiel, S; Newbould, J; Rennie, T.
dalam Angka 2015. Semarang (2007). A Review Of The Use Of
BKKBN. (2010). Badan Pelayanan The Health Belief Moedel (HBM),
Kontrasepsi dan Pengendalian The Theory Of Reasoned Action
Lapangan Program KB Nasional. (TRA), The Theory Of Planned
Jakarta: BKKBN Behavior (TPB) And The Trans
__________ . (2012). Rencana Tindak Theoretical Model (TTM) To Study
Bidang Pengendalian Penduduk And Predict Health Related
tahun 2012 – 2014. Jakarta: Behaviour Chenge. National
BKKBN

| 145
Institute for Health and Clinical 2007). Jurnal Kesehatan
Excellence. University of London Masyarakat, 6 (1): 28 – 35
Triana, V; Wilopo, SA dan Sumarni. 2011. Undang – Undang Republik Indonesia
Hambatan Psikososial dan Niat Nomor 52 tahun 2009 Tentang
Keluarga Berencana pada Wanita Perkembangan Kependudukan Dan
Unmet Need Kontrasepsi di Pembangunan Keluarga
Indonesia (Analisis Data SDKI

146 |
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PERNIKAHAN DINI DI DESA TEMANGGUNG KABUPATEN
MAGELANG

Linda Dian Anggraeni1),Masruroh2), Faridah Aini3)


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
lindanggraeni30@gmail.com
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
vinamasruroh@yahoo.co.id
Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
nick_farida@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang : Pernikahan dini adalahpernikahan yang dilakukan dengan usia pria
di bawah 19 tahun, dan wanita dibawah usia 16 tahun. Faktor-faktor yang menjadi
alasan pernikahan dini yaitu, faktor sosial budaya, ekonomi, pendidikan, pekerjaan,
dorongan orang tua, pandangan dan kepercayaan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan
dengan kejadian pernikahan dini di desa Teamanggung Kecamatan Kaliangkrik
Kabupaten Magelang tahun 2016.
Metode :Rancangan penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross
sectional dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 61 responnden.
Penilaian sosial budaya dan dorongan orang tua diukur menggunakan
kuesionerdengan skala Likert. Analisis data menggunakan uji Kendal Tau dengan α =
0,05
Hasil:Hasil tiap variabel menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna tingkat
pendidikan terhadap pernikahan dini (p-value 0,002),pekerjaan terhadap pernikahan
dini (p-value 0,038), sosial budaya terhadap pernikahan dini (p-value 0,003),
sedangkan dorongan orang tua terhadap pernikahan dini p-value (0,018)
Saran : Tenaga kesehatan bekerja sama dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat
dalam rangka memberikan penyuluhan pendidikan kcsehatan kepada masyarakat,
khususnya para orang tua mengenai pengertian, tujuan, penyebab serta dampak dari
pernikahan usia dini untuk mengurangi kejadian pernikahan usia dini.

Kata Kunci: Pernikahan Dini, Pendidikan, Pekerjaan, Sosial Budaya, Dorongan


Orang Tua

| 147
PENDAHULUAN mendapatkan jumlah remaja putri yang
Pernikahan dini masih menjadi menikah pada usia di bawah 20 tahun pada
masalah yang serius, Indonesia menempati tahun 2016 dari bulan Januari hingga bulan
urutan ke 37 di antara negara-negara yang Desember 2016terdapat 205 dari 512
memiliki jumlah pernikahan dini tertinggi wanita yang menikah. Di kecamatan
di dunia, bahkan Indonesia menempati Kaliangkrik terdapat 3 desa dengan angka
urutan ke 2 tertinggi di ASEAN, setelah kejadian pernikahan usia muda tertinggi
Kamboja. Perempuan muda di Indonesia pada tahun 2016 yaitu desa Temanggung
dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak terdapat 54 dari 91 wanita yang menikah,
0,2 % atau lebih dari 22.000 wanita berusia desa Ngargosuko terdapat 34 dari 72 wanita
10-14 tahun di Indonesia sudah menikah. yang menikah, desa Mangli terdapat 29 dari
Jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 69 wanita yang menikah. Desa
tahun yang menikah lebih besar jika Temanggung memiliki angka kejadian
dibandingkan dengan laki-laki berusia 15- pernikahan usia muda tertinggi di
19 tahun (11.7% p : 1,6% L). Diantara kecamatan Kaliangkrik tahun 2016.
kelompok umur 20-24 tahun- lebih dari Studi pendahuluan yang dilakukan
56,2 % sudah menikah. Pada tahun 2012 di kepada delapan remaja putri yang
Indonesia angka perempuan menikah usia melakukan pernikahan usia muda, dua
10-14 sebesar 4,2 persen, sementara orang (25%) tingkat pendidikan SMP, lima
perempuan menikah usia 15-19 tahun orang (62,5%) tingkat pendidikan SD dan
sebesar 41,18 persen.(BKKBN dalam satu orang (12,5%) tidak sekolah. Dilihat
Desiyanti, 2015). dari segi pekerjaan, lima orang (62,5%)
Pernikahan yang dilangsungkan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, dua
pada usia remaja pada umumnya akan orang (25%) sebagai pedagang dan satu
menimbulkan masalah baik secara orang (12,5%) sebagai buruh. Dilihat dari
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi. segi dorongan orang tua, enam orang (75%)
Dampak pernikahan usia dini lebih tampak menyatakan dorongan orang tua
nyata pada remaja putri dibandingkan berpengaruh dalam mengambil keputusan
remaja laki-laki. Dampak nyata untuk melakukan pernikahan dini,
pernikahan dini adalah terjadinya abortus sedangkan dua orang (25%) menyatakan
atau keguguran karena secara fisiologis tidak ada dorongan dari orang tua untuk
organ reproduksi (khusunya rahim) belum melakukan pernikahan dini . Dalam hal
sempurna (Roumali & Vindari, 2012). kebudayaan, enam orang (75%)
Adapun faktor-faktor yang menjadi mengatakan percaya terhadap kebudayaan
alasan pernikahan dini dilangsungkan yaitu, tentang pernikahan usia muda di
faktor sosial budaya, faktor ekonomi, lingkungan sekitar, dan dua orang (25%)
pendidikan, pekerjaan, media masa, agama, mengatakan tidak percaya pada budaya
dorongan dari orang tua, pandangan dan tentang pernikahan usia muda yang ada di
kepercayaan. lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan data Kantor Urusan Masih banyaknya kejadian
Agama (KUA) Kecamatan Kaliangkrik pernikahan usia muda pada remaja putri,

148 |
maka menarik minat peneliti untuk Data primer dalam penelitian ini
mengetahui faktor-faktor apa saja yang didapatkan dari kuisioner dorongan orang
berhubungan dengan kejadian pernikahan tua dan kuisioner kebudayaan. Dalam
usia muda pada remaja putri di Desa penelitian ini data sekundernyadiperoleh
Temanggung Kecamatan Kaliangkrik dari KUA Kecamatan Kaliangkrik
Kabupaten Magelang. Kabupaten Magelang.Alat pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN adalah kuisioner.
Desain penelitian ini menggunakan Analisis data dalam penelitian ini
jenis penelitian deskriptif korelatif. menggunakan analisis univariat dan
Pendekatan yang digunakan adalah cross bivariat. Analisa univariat dalah
sectional.Penelitian ini dilaksanakan di untukmengetahui tabel distribusi frekuensi
Desa Temanggung Kecamatan Kaliangkrik darisampel masing-masing variabel yang
Kabupaten Magelang pada tanggal 24 diteliti..Analisa bivariat dalam penelitian
Januari 2017 sejumlah 91 orang yang iniadalah untuk mengetahui beberapa faktor
terdiri dari semua perempuan yang yang berhubungan dengan kejadian
melakukan pernikahan di Desa pernikahan usiamuda pada remaja putri,
Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan
Kabupaten Magelangpada bulan Januari dorongan orang tua dan sosial
sampai dengan Desember 2016. budaya.Analisis data bersifat bivariat
Pengambilan sampel dalam untukmengetahui hubungan antara dua
penelitian ini menggunakan tehnik variabel.Analisa statistik yang digunakan
purposive sampling.. Sampel dalam dengan software menggunakan uji statistik
penelitian ini adalah 61 orang yaitu jumlah korelasi dengan meggunakan Uji Kendall
yang melakukan pernikahan di Desa Tau. Variabel dinyatakan
Temanggung Kecamatan Kaliangkrik berhubungansignifikan apabila hasil
Kabupaten Magelang pada tahun 2016. pengujian Kendall Tau α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Variabel Jumlah Persentase (%)
Pendidikan
Pendidikan tinggi 4,9
Pendidikan menengah 16,4
Pendidikan rendah 78,7
Pekerjaan
Bekerja 67,2
Buruh 9,8
Petani 29,5
Pedagang 6,6
Wiraswasta 16,4
Lainnya (karyawan toko) 4,9
Tidak bekerja 32,8

| 149
Variabel Jumlah Persentase (%)
Sosial Budaya
Lemah 14,8
Kuat 85,2
Dorongan Orang Tua
Lemah 9,8
Kuat 90,2
Kejadian Pernikahan Dini
Ya 45,9
Tidak 54,1

Tingkat Pendidikan Remaja Putri remaja putritidak perlu untuk sekolah


Penelitian ini menggunakan 61 terlalu tinggi karenabiaya hidupnya kelak
respondendimana didapatkan hasil bahwa akan ditanggung olehsuami.Tingkat
lebih banyakresponden memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yangrendah
pendidikan dasar(SD/SMP), yaitu sejumlah dapat mempengaruhi pola pikir terbatas
48 remaja (78,7%)dibandingkan dengan yang akan berdampak kepada perilaku
responden yangmemiliki tingkat pendidikan individu(Romauli dan Vindari,2012).
menengah (SMA), yaitu sejumlah 10 Dalam pemikiran yang terbatas ini
remaja (16,4%). remaja lebih memikirkan hal yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian didapat begitu penting dalam hidupnya.Perilaku
nilai korelasi 0,394, dengan p value hitung remaja tersebut seperti remaja yang lebih
0,002, oleh karena p-value = 0,002< α memfokuskan dirinya untuk
(0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan memikirkanhal-hal menikah muda, hal ini
yang signifikan antara pendidikan dengan dilakukansupaya lebih dihargai. Dengan
kejadian pernikahan dini di Desa pendidikanakan bertambah pengetahuan
Temanggung Kecamatan Kaliangkrik yang akanmelandasi setiap keputusan-
Kabupaten Magelang.Hubungan ini keputusan dalammenghadapi masalah
memiliki arah positif karena nilai korelasi kehidupan, sehinggaperempuan akan lebih
bertanda positif, yang menunjukkan bahwa dihargai bila berilmu.
semakin tinggi tingkat pendidikan maka Hasil penelitian ini sesuai dengan
semakin rendah terjadinya tingkat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
pernikahan dini dengan keeratan hubungan Yulianti pada tahun 2016. Rendahnya
rendah dengan nilai r= 0,349. tingkat pendidikan seseorang dapat
Dari hasil penelitian didapatkan mempengaruhi terjadinya pernikahan dini.
bahwapaling banyak responden memiliki Hal tersebut membuktikan bahwa ada
tingkat pendidikan dasar(SD/SMP), hal ini hubungan antara penelitian yang telah
dikarenakan faktor ekonomi di lingkungan dilakukan dengan penelitian yang
sekitar. Dimana banyak orangtua yang dilakukan di desa Temanggung ini, yang
tidak membiayai kelanjutan membuktikan bahwa rendahnya tingkat
sekolahanaknya dengan beralasan tidak pendidikan dapat mempengaruhi kejadian
memilikibiaya untuk melanjutkan sekolah, pernikahan dini.
selain ituorang tua berpendapat bahwa

150 |
Pekerjaan Remaja Putri sebuah karya bernilai imbalan dalam
Dilihat dari status bentuk uang bagi seseorang. Pekerjaan juga
pekerjaanmenggambarkan paling banyak mempengaruhi pengetahuan. Seseorang
responden bekerja, yaitu sejumlah 41 yang bekerja pengetahuannya akan lebih
remaja (67,2%) dibandingkan dengan luas dari pada seseorang yang tidak bekerja
responden yang tidak bekerja, yaitu seseorang akan lebih banyak informasi
sejumlah 20 remaja (32,8%). (Khusniyah, 2011).
Berdasarkan hasil penelitiandidapat
nilai korelasi 0,268, dengan p value hitung Sosial Budaya Pernikahan Dini
0,038, oleh karena p-value = 0,038< α Dari hasil yang didapatkan
(0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan dapatdiketahui bahwa remaja putri di Desa
yang signifikan antara pekerjaan dengan Temanggung Kabupaten Magelang,
kejadian pernikahan dini di Desa memiliki sosial budaya kuat sejumlah 52
Temanggung Kecamatan Kaliangkrik remaja (85,2%), sedangkanuntuk sosial
Kabupaten Magelang.Hubungan ini budaya lemah sebanyak 9remaja (14,8%).
memiliki arah positif karena nilai korelasi Berdasarkan uji Kendal Tau didapat nilai
bertanda positif, yang menunjukkan bahwa korelasi 0,383, dengan p value hitung
semakin bekerja maka semakin rendah 0,003, oleh karena p-value = 0,003< α
terjadinya tingkat pernikahan dini dengan (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan
keeratan hubungan rendah dengan nilai r= yang signifikan antara sosial budaya
0,268 dengan kejadian pernikahan dini di Desa
Pada saat penelitian didapatkan Temanggung Kecamatan Kaliangkrik
hasilbahwa sebagian besar remaja putri Kabupaten Magelang.Hubungan ini
yang sudah menikah di Desa Temanggung memiliki arah positif karena nilai korelasi
bekerja. Sebagian besar pekerjaan mereka bertanda positif, yang menunjukkan bahwa
adalah sebagai petani. banyak remaja putri semakin lemah sosial budaya terhadap
yangberalasan bahwa dengan pendidikan pernikahan dini maka semakin rendah
yangrendah tentunya mengalami kesulitan terjadinya tingkat pernikahan dini dengan
untuk mendapat pekerjaan yang layak keeratan hubungan rendah dengan nilai r=
selain ituumur yang masih muda dianggap 0,383.
bahwaremaja tersebut masih meminta uang Dari hasil penelitan dapat dilihat
sakukepada orang tua, sehingga dengan masih banyak remajaputri yang percaya
tidakbekerja pun tidak menjadi masalah terhadap kebudayaantentang pernikahan
dalamkehidupannya sehari-hari. usia muda di Desa Temanggung.
Pekerjaan adalah sesuatu yang Anggapan-anggapan yang salahtentang
dilakukan untuk mencari nafkah, pernikahan usia muda tidak hanyadipercaya
pencaharian. Pekerjaan secara umum di oleh remaja putri, melainkan jugaoleh
definisikan sebagai sebuah kegiatan aktif masyarakat sekitar. Dari hasil
yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti kuisioneryang didapatkan bahwa paling
sempit istilah pekerjaan digunakan untuk banyak mepercayai kebudayaanbahwa
suatu tugas atau kerja yang menghasilkan pernikahan usia muda boleh

| 151
dilakukankarena kedewasaan seseorang itu terhadap pernikahan dini maka semakin
dinilaidengan status pernikahan. rendah terjadinya tingkat pernikahan dini
Berkembangnya kepercayaan dengan keeratan hubungan rendah dengan
terhadap kebudayaan tentang pernikahan nilai r= 0,304.
usia muda tersebut terjadi karena kebiasaan Dari hasil penelitan dapat dilihat
saling berbicara dengan tetangga dan juga masih banyak remaja putri yang menikah
pada saat ada acara seperti arisan atas dasar dorongan dari orang tua . Di
danpengajian terkadang membahas tentang Desa Temanggung Kecamatan Kaliangkrik
haltersebut, sehingga kepercayaannya Kabupaten Magelang Orang tua
masih melekat. beranggapan bahwa apabila anak
Hasil penelitian ini sesuai dengan perempuannya sudah menikah orang tua
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh merasa bahwa anaknya sudah laku untuk
Izzaty pada tahun 2016. Kuatnya sosial menjadi istri dan orang tua sudah merasa
budaya terhadap pernikahan dini seseorang terlepas dari tanggung jawab anak
dapat mempengaruhi terjadinya pernikahan perempuannya setelah dinikahkan. Menurut
dini. Hal tersebut membuktikan bahwa ada Darnita (2013) dalam masyarakat
hubungan antara penelitian yang telah perdesaan kebiasaan terjadi pada keluarga
dilakukan dengan penelitian yang yang merasa malu mempunyai anak gadis
dilakukan di desa Temanggung ini, yang yang belum menikah diusia muda, gaya
membuktikan bahwa kuatnya sosial budaya berfikir masyarakat perdesaan sangatlah
pernikahan dini dapat mempengaruhi sederhana, masyarakat perdesaan lebih suka
kejadian pernikahan dini. melihat sesuatu dari bentuk lahirnya saja.
Menurut Al Ghifari (2012) peran
Dorongan Orang Tua Pernikahan Dini orang tua sangat menentukan remaja untuk
Dari hasil yang didapatkan menjalani pernikahan di usia muda.
dapatdiketahui bahwa remaja putri di Desa Nurhajati (2013) juuga mengungkapkan
Temanggung Kabupaten Magelang, bahwa orang tua yang memiliki
memiliki dorongan orang tua kuat sejumlah keterbatasan pemahaman khususnya
55 remaja (90,2%), sedangkan untuk tentang kesehatan reproduksi, hak anak
dorongan orang tua lemah sebanyak 6 maka kecenderungan yang terjadi adalah
remaja (9,8%). Berdasarkan uji Kendal Tau menikahkan anaknya. Orang tua memiliki
didapat nilai korelasi 0,304, dengan p value peran yang besar terhadap kejadian
hitung 0,018, oleh karena p-value = 0,018< pernikahan dini. Selain itu orang tua juga
α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan memiliki peran besar dalam penundaan usia
yang signifikan antara dorongan orang tua perkawinan anak.
dengan kejadian pernikahan dini di Desa
Temanggung Kecamatan Kaliangkrik KESIMPULAN
Kabupaten Magelang.Hubungan ini Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
memiliki arah positif karena nilai korelasi remaja putri yang menikah di desa
bertanda positif, yang menunjukkan bahwa Temanggung tahun 2016 tidak melakukan
semakin lemah dorongan orang tua pernikahan dini sebanyak 33 responden

152 |
(54,1%). Hasil penelitian mengenai faktor Ngudi Waluyo Ungaran, Jawa
faktor yang berhubungan dengan kejadian Tengah.
pernikahan dini di Desa Temanggung
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Juspin, L., Ridwan T., Zulkifli A., Studi
Magelang tahun 2016 ada hubungan antara Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia
tingkat pendidikan, pekerjaan, dorongan Dini Pada Masyarakat Kecamatan
orang tua, dan sosial budaya terhadap Sanggalangi Kabupaten Tana
kejadian pernikahan dini. Toraja. Makasar: Jurnal MKMI,
Vol 5 No.4. Oktober 2009, hal 89-
DAFTAR PUSTAKA 94.
Al-Ghifari, Kemenkes RI. 2013. Survei Demografi
A.,2013.PernikahanDini,DilemaG Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
enerasiEkstravaganza.Bandung: Kementerian KesehatanRepublik
Mujahid Indonesia.
Budioro, 2013. Pola Perkawinan Kumalasari I, Andhyantoro I. 2013.
Indonesia. Yogyakarta : Widya Kesehatan Reproduksi. Jakarta
Medika. selatan : Salemba
Darnita, 2013. Gambaran Faktor- Landung dkk. 2009. Studi Kasus Kebiasaan
Faktor Penyebab Pernikahan Pernikahan Usia Dini Pada
Usia Dini Di Kemukiman Lhok Masyarakat Kecamatan
Kaju Kecamatan Indrajaya Sanggalangi Kabupaten Tana
Kabupaten Pidie, Jurnal Ilmiah Toraja. Jurnal MKMI, Vol 5 No.4.
Stikes U‘budiyah Banda Aceh Noorkasiani, Heryati & Rita Ismail. 2009.
DepartemenKesehatanRepublikIndonesia.2 Sosiologi Keperawatan. Jakarta.
011.ProfilKesehatanIndonesia2010. EGC
Jakarta. Priyoto. 2014. Teori Sikap Dan Prilaku
Desiyanti IW. 2015. ―Faktor-Faktor Yang Dalam Kesehatan. Yogyakarta :
Berhubungan Terhadap Nuhamedika
Pernikahan Dini Pada Pasangan Rafidah dkk, 2009. Faktor-faktoryang
Usia Subur Di Kecamatan Berhubungan dengan Pernikahan
Manpanget Kota Manado UsiaDinidi Kabupaten Purworejo
Haditono, Sri Rahayu. 2006. Psikologi JawaTengah.Yogyakarta:BeritaKe
Perkembangan: Pengantar dalam dokteran Masyarakat.
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Roumali S, Vindari VA. 2009. Kesehatan
Gajah Mada University Reproduksi. Yogyakarta :
Izzaty , Nofia 2016. hubungan sosial Nuhamedika
budaya dengan kejadian SariF P. 2010. Perkawinan Usia
pernikahan dini di Desa Munding, Muda:FaktorfaktorPendorong dan
Kecamatan Bergas, Kabupaten Dampaknya
Semarang. Jurnal Ilmiah STIKES terhadapPolaAsuhKeluarga(Studi
KasusdidesaMandalagirikecamatan

| 153
Leuwisari kabupaten DanAKI.http://chnrl.org/pelatihan-
Tasikmalaya). http:// www. demografi/SDKI-2012.pdf ,
pustaka skripsi.com, diaksestanggal9September 2016
diaksestanggal 9 September2016. Walgito B.2010. Bimbingan Konseling
SDKI,2012.DataPernikahanDini Perkawinan. Yogyakarta : C.V
diIndonesia Andi

154 |
PENGARUH SOSIO DEMOGRAFI TERHADAP KUALIATS HIDUP
ODHA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Mia Ashari Kurniasari1), Bhisma Murti2), Argyo Demartoto3)


1)
Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta
2)
Department of Obstetrics and Gynecology, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta
3)
Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta

ABSTRACT

Latar Belakang: Kejadian HIV AIDS di dunia masih menjadi masalah yang belum
terselesaikan, masih butuh perhatian khusus terhadap ODHA terlebih masalah kualitas
hidup ODHA. Pengaruh Sosio Demografi merupakan faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup ODHA. Sosio Demografi merupakan faktor penting yang berperan
dalam peningkatan kualiats hidup ODHA. Peningkatan mutu hidup ODHA menjadi
program pemerintah,dengan meningkatkan mutu hidup ODHA, diharapkan
mengurangi angka kesakitan terkait dengan permasalahan ODHA.
Subjek dan metode: Desain penelitian menggunakan cross sectional. Lokasi
penelitian di Kabupaten Tulungagung bulan November 2016 – Januari 2017. Subjek
kasus 65 orang ODHA yang ada di dalam KDS dan 35 orang ODHA yang diluar
KDS. Pengambilan sampel dengan cara fix exposure sampling, stratified sampling,
dan quota sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengolahan data
menggunakan uji statistik.
Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji person Chi Squere didapatkan untuk variabel
Jenis Kelamin dengan nilai p= 0.59 dan OR 0.77 (0.30-1.97), Variabel Umur dengan
nilai p= 0.26 dan OR 0.58 (0.22-1.49), Variabel status pernikahan dengan nilai p=0.58
dan OR 1.33 (0.47-3.73), Variabel pekerjaan didapatkan nilai p= 0.48 dan OR 0.62
(0.16-2.36), Variabel pendapatan nilai p=0.89 dan OR 0.94 (0.37-2.39).
Kesimpulan: Secara statistik Pengaruh Demografi terhadap kualitas hidup ODHA
tidak signifikan tetapi untuk nilai ORnya baik dan rentangnya dekat, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan penambahan sampel penelitian, kemungkinan hasil nilai p
dapat signifikan.

Kata Kunci: Sosio Demografi, Kualitas hidup, ODHA

| 155
PENDAHULUAN yang meninggal dari bulan Januari sampai
AIDS atau Acquired Immune dengan Desember sekitar 69 orang.
Deficiency Syndrome serangkaian gejala Kualitas hidup merupakan
penyakit yang menurunkan kekebalan komponen penting dalam evaluasi
tubuh yang disebabkan oleh virus HIV kesejahteraan dan kehidupan ODHA.
(Kemenkes, 2011). Saat ini HIV/AIDS Peningkatan mutu hidup ODHA merupakan
masih menjadi masalah kesehatan dunia salah satu tujuan dari Strategi Rencana
yang masih belum terselesaikan (WHO, Aksi Nasional (SRAN) penanggulangan
2015). Penyakit yang pertama kali AIDS 2010-2014. Upaya peningkatan mutu
ditemukan di New York telah meginfeksi ODHA sudah terlaksanan dengan baik
berjuta orang diseluruh dunia tetapi masih kurang optimal dalam
(Uvikacansera, 2010). pelaksanaannya (Komisi Penanggulangan
Tahun 2015 Asia diperkirakan HIV/AIDS, 2010). HIV/AIDS banyak
terdapat 3,5 juta orang yang terifeksi HIV, menimbulkan permasalahan yang cukup
jumlah ini cukup besar dan menyebabkan serius. Permasalah yang dihadapi ODHA
angka kesakitan dan kematian (WHO, terjadi dari dalam Individu maupun dari
2015). Indonesia untuk junlah kasus HIV luar. Sosio demografi merupakan salah satu
dilaporkan sejak maret 2016 adalah ada faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
sebanyak 198.219 kasus, dengan infeksi ODHA, dari jenis kelamin, umur, status
tertinggi di Kota DKI Jakarta (40.500), pernikahan, pendidikan dan pendapatan
Jawa Timur (26.052) serta Papua (21.474). (Nazir, 2006). Kebanyakan ODHA masih
Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 belum dapat menerima statusnya dan belum
sampai Desember 2015 sebanyak 78.292 bisa berdamai dengan virus yang ada
orang. Presentasi AIDS pada laki- laki didalam dirinya.
sebanyak 55% dan perempuan 31%
sementara yang tidak melaporkan jenis METODE PENELITIAN
kelaminnya sebanyak 14%. Dengan faktor Desain penelitian yang digunakan
risiko penularan terbanyak melalui adalah analitik observasional dengan
heteroseksual (51.692), IDU (8.835) diikuti pendekatan cross sectional. Waktu
LSL (2.304), ibu ke anak (2.226), biseksual pelaksanaan pada bulan November sampai
(399), tranfusi (201). Januari 2017 di Kabupaten Tulungagung.
Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Variabel dalam penelitian sosial demografi
Tulungagung menurut Dinas Kesehatan dan kualiats hidup. Populasi sasaran dalam
ditemukan ada 1565 kasus. Sebagian besar penelitian ini adalah ODHA yang ada di
479 adalah non professional/karyawan, Kabupaten Tulungagung. Sampel sebanyak
sedangkan 355 adalah ibu rumah tangga, 100 subjek dipilih secara quota sampling
selanjutnya 218 adalah penjaja seks. dan expouse sampling, Teknik pengum-
Jumlah tersebut sudah menambah pulan data menggunakan kuesioner. Data
Kabupaten Tulungagung untuk kasus dianalisis dengan uji statistic (Murti, 2013).
HIV/AIDS per bulannya. Kasus ODHA

156 |
HASIL DAN PEMBAHASAN yang baik dihasilkan ada 58 (58%) orang
Berdasarkan hasil analisis bivariat yang sudah menikah dan 19 (19%) orang
pada tabel 1.1 Variabel sosio demografi yang belum menikah, sedangkan untuk
yaitu jenis kelamin, umur, status kualitas hidp yang kurang baik didapatkan
pernikahan, pendapatan, dan pendidikan 16 (16%) orang sudah menikah dan 7 (7%)
ODHA dengan menggunakan uji person orang belum menikah. Variabel Pendapatan
Chi Squere didapatkan hasil untuk jenis setelah diuji dengan uji person Chi-Squere
kelamin adalah untuk kualitas hidup yang dihasilkan untuk kategori kualitas hidup
baik ada 32 (32%) untuk laki-laki dan 45 baik ada 39 (39%) orang yang
(45%) perempuan, sedangkan untuk berpenghasilan ≥ 1.350.000 dan ada 38
kualitas hidup yang kurang baik didapatkan (38%) berpenghasilan < 1.350.000,
hasil 11 (11%) untuk laki-laki dan 12 sedangkan untuk kualitas hidup kurang baik
(12%) untuk perempuan. Variabel umur ada 12 (12%) yang berpenghasilan ≥
didapatkan hasil untuk kualitas hidup baik 1.350.000 dan 11 (11%) berpenghasilan <
ada 47 (47%) orang yang berusia ≥35 tahun 1.350.000. Variabel pekerjaan dihasilkan
dan 30 (30%) orang yang berusia < 35 untuk kualitas hidup yang baik ada 62
tahun, untuk kualiats hidup yang kurang (62%) ODHA yang bekerja dan 15 (15%)
baik didapatkan 11 (11%) orang berusia ODHA yang tidak bekerja, sedangkan
≥35 tahun dan 12 (12%) orang berusia < 35 untuk kualitas hidup yang kurang baik ada
tahun. Variabel status pernikahan 20 (20%) orang ODHA yang bekerja dan
menunjukkan hasiluntuk kualitas hidup 15 (15%) ODHA tidak bekerja.

Tabel 1. Variabel Sosio Demografi dan Kualitas Hidup


Kualitas Hidup OR (CI 95% 0R) Nilai p
Sosio Demografi Baik Kurang Baik(n=100)
(n=100)
Jenis Kelamin
Laki-laki 32 (32.0%) 11 (11.0%) 0.77 (0.30-1.97) 0.59
Perempuan 45 (45.0%) 12 (12.0%)
Umur
<35 30 (30.0%) 12 (12.0%) 0.58 (0.22-1.49) 0.58
≥35 47 (47.0%) 11 (11.0%)
Status Pernikahan
Sudah Menikah 58 (58.0%) 16 (16.0%) 1.33 (0.47-3.73) 0.58
Belum menikah 19 (19.0%) 7 (7.0 %)
Pekerjaan
Bekerja 62(62.0%) 20 (20.0%)
Tidak bekerja 36(36.0%) 3 (03.0%) 0.62 (0.16-2.36) 0.48
Pendapatan
<UMR (1.350.000) 38 (38.0%) 11 (11.0%) 0.94 (0.37-2.39) 0.89
≥ UMR (1.350.000) 39 (39.0%) 12 (12.0%)
Sumber: Data Primer, 2016

| 157
1. Pengaruh antara Jenis Kelamin dikarenakan kebutuhan hidupnya, dan
ODHA dengan kualitas hidup pendidikan yang kurang, sehingga
Hasil penelitian dari tabel 1.1 Sosio mereka lebih memilih bekerja sebagai
Demografi dan kualitas hidup WPS.
didapatkan untuk nilai p 0.59 hasil ini Menurut Michele et al. (2000)
secara statistik tidak signifikan karena menyebutkan bahwa perempuan di
0.59 > 0.05 tetapi untuk nilai OR nya Salvador juga menjadi korban karena
0.77 yang mempunyai nilai upper dan tingkah laku suami yamg sering berganti
lower 0.30-1.97. Rentang nilai OR pasangan, perempuan tidak mempunyai
dikatakan baik karena melewati angka 1 pilihan selain menerima dengan
dan tidak terlalu jauh. Hal ini bisa keadaannya. Hal-hal semacam ini yang
terjadi karena kemungkinan sampel mempengaruhi kualitas hidup ODHA
yang digunakan dalam penelitian perempuan sehingga selain beban fisik
sedikit, jika sampelnya ditambah yang diterima juga beban mental yang
kemungkinan nilai p dapat signifikan. membuat ODHA lebih dapat dengan
Hasil penelitian juga menunjukkan mudah depresi.
bahwa ODHA perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki, dan untuk 2. Pengaruh antara Usia ODHA dengan
kualitas hidupnya lebih baik kualitas hidup.
dibandingkan laki-laki yaitu 45%. Hasil penelitian yang dijelaskan di tabel
Penelitian ini menjelaskan bahwa 1.1 Sosio Demografi dan kualitas hidup
perempuan dengan HIV/AIDS lebih didapatkan nilai p 0.58 yang artinya secara
dapat menikmati hidupnya dengan baik statistik tidak siknifikan tetapi untuk nilai
dibandingkan dengan laki-laki hal ini hasil OR nya mempunyai nilai yang cukup
dikarenakan menurut reponden sebagian bagus yaitu 0.58 (0.22-1.49) yang artinya
besar mereka mendapatkan dukungan rentang ini tidak terlalu jauh dan bagus
keluarga yang sering memberikan karena melewati nilai 1. Rata-rata jika nilai
motivasi dan dukungan, sehingga p tidak signifikan kemugkinan sampel yang
mereka lebih menikmati hidupnya. digunakan kurang banyak. Hasil penelitian
Menurut penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa kualitas hidup
oleh Zango et al. (2013) yang juga yang baik sebagian besar berumur ≥ 35
menyebutkan bahwa prevalensi kejadian tahun yaitu 47%. Usia lebih dari 35
HIV di Afrika lebih besar perempuan kebanyakan dapat menerima dengan
dibandingkan dengan laki-laki yaitu kondisinya, karena cara berfikir dan
13,1% untuk perempuan dan 9.1% laki- penerimaan dirinya dibandingkan dengan
laki. Hal ini terjadi karena berbagai usia muda. Responden berpendapat bahwa
faktor misalnya kemiskinan, kebutuhan mereka yang berusia diatas 35 tahun
yang kurang, sehingga menjadikan mereka lebih pasrah dengan keadaannya
perempuan harus menafkahi dan menghargai hidupnya, dengan
keluarganya. Perempuan di Afrika lebih berperilaku hidup sehat dan meminum
banyak bekerja sebagai WPS ARV dengan teratur.

158 |
Penelitian yang dilakukan oleh Nazir Hal ini terjadi karena orang yang menikah
(2006) menyebutkan bahwa usia mempunyai lebih rendah tingkat
berpengaruh terhadap kualitas hidup depresinya. Orang yang menikah lebih
ODHA, yang artinya semakin usia ODHA mempunyai harga diir yang lebih, selain itu
semakin muda maka penerimaan dirinya ODHA yang menikah juga mendapat
semakin sulit, usia muda merupakan usia dukungan dari keluarga walau hanya
yang masih belum stabil karena emosi yang mendapat dukungan dari suami atau istri,
ada didalam tubuh. Penerimaan diri dan sehingga dapat menaikkan kualitas hidup
status bagi mereka memerlukan waktu masing-masing.
bahkan sampai bertahun-tahun.
4. Pengaruh antara pendapat dengan
3. Pengaruh antara status pernikahan kualitas hidup
dengan kualitas hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara
terdapat pengaruh secara positif antara pendapatan dan kualitas hidup dan secara
status pernikahan dengan kualitas hidup statistik tidak signifikan dengan nilai p
tetapi secara statistik tidak signifikan 0.89, hal ini terjadi dikarenakan
dengan nilai p 0.58 hal ini terjadi kemungkinan kurangnya sampel yang
dikarenakan kemungkinan kurangnya digunakan, jika sampel penelitiannya
sampel yang digunakan, jika sampel ditambah kemungkinan besar dapat
penelitiannya ditambah kemungkinan besar signifikan karena untuk nilai OR nya bagus
dapat signifikan karena untuk nilai OR nya yaitu 0.94 (0.37-2.39) yang artinya walau
bagus yaitu 1.33 dengan rentang (0.47- tidak signifikan tetapi memiliki nilai OR
3,73) yang artinya walau tidak signifikan yang bagus. Hasil penelitian menunjukkan
tetapi memiliki nilai OR yang bagus. Hasil bahwa ODHA yang berpenghasilan ≥
penelitian menunjukkan bahwa ODHA 1.350.000 lebih memiliki kualitas hidup
yang sudah menikah memiliki kualitas yang baik dibandingkan dengan ODHA
hidup yang baik dibandingkan dengan yang berpenghasilan < 1.350.000 lebih
ODHA yang belum menikah. memiliki kualitas hidup yang buruk.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Greff et al. Nazir (2006) menyebutkan bahwa
(2009) yang berpendapat bahwa status pendapatan merupakan salah satu faktor
pernikahan mepengaruhi kualitas hidup yang mempengaruhi kualitas hidup.
ODHA, selain itu menurut pendapat dari Pendapatan yang tinggi dapat menaikkan
Nojomi dan Anbary (2008) meyebutkan kualitas hidup seseorang, karena dengan
juga bahwa status pernikahan berpengaruh pendapatan tinggi kebutuhan seseorang
terhadap kualitas hidup ODHA dengan nilai dapat dipenuhi. Hasil ini juga dikatakan
p yang signifikan (p=0.021). oleh Kosim et al. (2015) menyebutkan
Seseorang yang sudah menikah lebih bahwa pendapatan merupakan hal yang
memiliki kualitas hidup yang baik penting dalma hidup seseorang. Semakin
dibandingkan dengan yang belum menikah. tinggi seseorang berpenghasilan maka

| 159
kualitas hidup juga semakin baik, sehingga membutuhkan pekerjaan untuk
seseorang dapat memperbaiki dalam segi kelangsungan hidupnya.
SDM, dan pola berfikir untuk lebih baik. Kesimpulan dari penelitian ini dalah
Sebagian responden juga berpendapat Menurut teori kualitas hidup yang
bahwa ODHA yang memiliki penghasilan disampaikan oleh Ventegodt (2003)
lebih, maka mereka dapat menikmati menyebutkan bahwa kebahagiaan, dan
hidupnya, walau ada sebagian tidak kepuasaan, kepuasaan, kesejahteraan
menikmati hidup tapi bagi mereka faktor seseorang mempengaruhi kualiats hidup.
finansial merupakan hal yang penting untuk Variabel-varuabel diatas merupakan
kelangsungan hidupnya. Mereka berfikir variabel yang dapat mempengaruhi kualitas
ODHA adalah orang yang sakit dan hidup, yang dapat merubah dari aspek-
kebutuhan mereka lebih banyak. aspek domain kualitas hidup.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
5. Pengaruh antara pekerjaan dengan adanya hubungan yang tidak signifikan
kualitas hidup antara sosio demografi dengan kualitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidup, tetapi untuk nilai ORnya
terdapat pengaruh secara positif antara dikategorikan bagus dan mempunyai
pekerjaan dengan kualitas hidup tetapi rentang yang tidak jauh, sehingga dapat
secara statistik tidak signifikan dengan nilai disimpulkan bahwa mungkin sampel yang
p 0.41 hal ini terjadi dikarenakan digunakan kurang, sehingga dengan
kemungkinan kurangnya sampel yang penambahan sampel penelitian dapat
digunakan, jika sampel penelitiannya menjadi signifikan.
ditambah kemungkinan besar dapat
signifikan karena untuk nilai OR nya bagus
yaitu 0.62 dengan rentang (0.16-2.36) yang DAFTAR PUSTAKA
artinya walau tidak signifikan tetapi Greff M, Uys L.R, Wantland D, Makoea L,
memiliki nilai OR yang bagus. Hasil Chirwa M, Dlamini P, et al. (2009).
penelitian menunjukkan bahwa ODHA Perceived HIV stigma and life
yang bekerja memiliki kualitas hidup yang satisfaction among persons living
baik dibandingkan dengan ODHA yang with HIV infection in five African
tidak bekerja. countries : A longitudional Study.
Penelitian yang dilakukan oleh Nazir International Journal Nursing
(2006) menyebutkan bahwa pekerjaan Studies. www.elsevier.com/ijns/pdf
mempengaruhi kualitas hidup ODHA, yang . Accessed tanggal 24 Juli 2016.
berarti ODHA yang bekerja mendapatkan Kemenkes RI. (2011). Pedoman Nasional
kualiats hidup yang baik, dikarenakan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV
ODHA yang bekerja lebih memiliki harga Dan
diri dibandingkan dengan ODHA yang Terapi Antiretroviral pada orang
tidak bekerja sehingga mempengaruhi Dewasa. Diunduh pada 25 Juni
kualitas hidupnya. Pekerjaan bagi ODHA 2016.www.aidsindonesia.or.id
sangat penting dikarenakan mereka tetap

160 |
Komisi Perlindungan AIDS. (2010). Profil Kesehatan Profinsi Jawa Timur
Strategi Tahun 2016 tentang Jumlah Kasus
Nasional Penanggulangan AIDS. ht Baru HIV/AIDS, dan Infeksi
tp://aids ina.org/modules.php?name Menular Seksual lainnya menurut
=News&file=article&sid=72. Jenis kelamin dan Kabupaten/Kota.
Accessed tanggal 24 Juni 2016 Uvikacansera S, (2010). Setiap Menit Lima
Kosim N, Istiyani N, Komariyah G (2015). Orang Terinfeksi HIV/AIDS. Diun
Faktor yang mempengaruhi duh pada tanggal 15 Juli 2016 dari
Kualitas Hidup Penduduk di Desa bataviase.co.id.content.setiap-
Sentul Kecamatan Sumbersuko menit.
Kabupaten Lumajang. Artikel Ventegodt, A.J. (2003). Quality of Life
Ilmiah Mahasiswa 2015. Theory I. The IQOL Theory: An
Michele G, Fitzgerald A, Bautista L, Integrative Theory of The Global
(2000). Risk factors for HIV among Quality of Life Concept. Research
housewifes San Salvador : AIDS & Article. The Scientific World
Antropology Buletin 12 (1). Journal 1030 1040. ISSN 1537 744
Murti B. (2013). Desain Dan Ukuran X; doi 10.1100/tsw.2003.82.
Sampel Untuk Penelitian Kualitatif WHO (2015). Global Summary of The
dan Kuantitatif Di Bidang AIDS
kesehatan. Surakarta: Gadjah Mada Epidemic 2015. www.who.int.hiv.d
University Press. ata.epi core 2016.png. Diakses
Nazir KA. (2006). Penilaian Kualitas Hidup tanggal 8 November 2016.
Pasca Bedah Pintas Koroner yang Zango A, Dube´ K, Kelbert S, Meque I,
Menjalani Rehabilitas Fase III Cumbe F, et al. (2013).
dengan Menggunakan SF-36 Determinants of Prevalent HIV
Jakarta: UI Infection and Late HIV Diagnosis
Nojomi M, Anbary K. (2008). Health- among Young Women with Two or
Related Quality of Life in Patients More Sexual Partners in Beira,
with HIV/AIDS. Archives of Mozambique.
Iranian Medicine. Vol 11 (6). PloS ONE 8(5): e63427. doi:10.137
Accessed tanggal 24 Juli 2016. 1/journal.pone.0063427

| 161
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI DAN NUTRISI SELAMA
KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA

Yespy Anna Wahyu Nurindahsari1) Bhisma Murti2) Eti Poncorini Pamungkasari3)


1
STIKes Guna Bangsa Yogyakarta, yespyanna@yahoo.com
2
Universitas Sebelas Maret Surakarta, bhisma.murti@gmail.com
3
Universitas Sebelas Maret Surakarta, etiponcouns@yahoo.com

ABSTRAK

PENDAHULUAN Sepertiga jumlah kematian anak di dunia dikarenakan kekurangan


gizi. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh faktor psikologi, LLA, pertumbuhan
janin dan BBLR terhadap gizi buruk balita. Studi ini meneliti faktor-faktor sepanjang
hayat yang menyebabkan gizi buruk.
METODOLOGI PENELITIAN studi ini analitik observasional. Variabel meliputi
faktor psikologis, LLA, pertumbuhan janin, BBLR dan status gizi buruk. Sampel
dipilih secara fix exposure sampling sejumlah 150 dengan perbandingan 1:2. Teknik
pengumpulan data menggunakan keusioner, dan rekam medis (buku KIA).
HASILada pengaruh psikologis (b= 1.60; CI= 0.53 sampai 2.66; p= 0.003), LLA (b= -
3.35; CI= -4.40 sampai -2.31; p= <0.001), pertumbuhan janin (b= 5.95; CI= 3.88
sampai 8.03; p= <0.001) dan BBLR terhadap gizi buruk pada balita (b= 2.26; CI=
1.33 sampai 3.19; p= <0.001).
DISKUSIgizi buruk disebabkan dari masa. Kondisi tidak menguntungkan selama
kehamilan dapat berakibat gizi buruk lima tahun pertama pertumbuhan balita.
KESIMPULAN ada pengaruh faktor psikologi, LLA, pertumbuhan janin dan BBLR
terhadap gizi buruk pada balita.

Kata Kunci; faktor psikologis, nutrisi, gizi buruk

162 |
PENDAHULUAN dilaksanakan di Kabupaten Klaten.
Sepertiga dari jumlah kematian anak di Variabel pada penelitian ini adalah paparan
dunia dikarenakan kekurangan gizi stress pada masa kehamilan, lingkar lengan
(Kemenkes, 2015a). Usia anak dibawah atas (LLA), pertumbuhan janin, berat badan
lima tahun merupakan tahapan lahir rendah dan gizi buruk pada balita.
perkembangan anak yang rentan terhadap Sampel dipilih secara fix exposure
penyakit, termasuk penyakit yang sampling, dengan perbandingan 1: 2 untuk
disebabkan kekurangan atau kelebihan subjek kasus dan kontrol, sejumlah 150
asupan nutrisi (Kemenkes, 2015b). subjek. Teknik pengumpulan data
Menurut UU RI No. 36 Tahun 2009, salah menggunakan keusionerdan rekam medis
satu indikator yang digunakan untuk (buku KIA). Data dianalisis menggunakan
menilai derajat kesehatan masyarakat Analisis Regresi Logistik dengan
adalah angka status gizi. Status gizi balita pendekatan Analisis Jalur menggunakan
diukur dengan prevalensi angka stunting program STATA 13. Penelitian ini
(tinggi badan menurut umur), underweight dilaksanakan di Kabupaten Klaten. Definisi
(berat badan menurut umur) dan wasting operasional variabel dalam penelitian ini :
(berat badan menurut tinggi badan) (Dewan 1. Gizi buruk pada balita adalah status
Ketahanan Pangan, 2015). gizi anak usia 0- 60 bulan kurang dari
Stresor dan lingkar lengan atas kurang normal pada berdasarkan indikator
dari 23.5 cm yang dapat mempengaruhi berat badan menurut umur.
kehamilan. Stres yang dialami oleh ibu 2. Faktor psikologis saat kehamilan
hamil dapat berpengaruh terhadap ibu dan adalah dukungan pasangan atau
janin. Stres yang tidak tertangani dengan keluarga, kondisi lingkungan tempat
baik dapat menyebabkan gangguan tinggal dan budaya yang mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin. keadaan psikologis ibu hamil.
Janin akan lahir dengan berat badan rendah 3. Lingkar lengan atas (LLA) adalah besar
ditunjang dengan asupan nutrisi yang tidak lingkar lengan atas ibu semasa hamil
mencukupi saat balita maka akan terjadi yang diukur dengan melingkarkan pita
malnutrisi (National Institute for Health, lila pada pertengahan akromnion (ujung
2007). bahu) dan oliganon (siku) dalam satuan
Tujuan penelitian ini adalah sentimeter. Data besar lingkar lengan
menganalisis pengaruh faktor psikologi, atas dilihat dalam catatan rekam medis
lingkar lengan atas (LLA), pertumbuhan ibu (buku KIA) selama kehamilan.
janin dan berat badan lahir rendah terhadap 4. Pertumbuhan janin adalah pertumbuhan
kejadian gizi buruk pada balita. janin dilihat dari tafsiran berat badan
janin berdasarkan umur kehamilan.
METODE PENELITIAN 5. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Ruang lingkup penelitian ini adalah adalah berat badan saat bayi dilahirkan
malnutrisi pada balita. Jenis penelitian kurang dari 2500 gram.
adalah analitik observasional dengan
pendekatan case control. Penelitian

| 163
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut dapat dianalisis menggunakan
Hasil pengolahan data analisis jalur analisis jalur atau tidak. df harus
menggunakan program STATA-13 bernilai ≥0. Penelitian ini memiliki:
diperoleh hasil sebagai berikut : a. Variabel terukur : 5
1. Spesifikasi model b. Variabel eksogen : 2
Spesifikasi model menggambarkan c. Variabel endogen :3
hubungan antar variabel yang akan d. Parameter penelitian : 4
diteliti. Penelitian ini memliki variabel Rumus degree of freedom (df) adalah
eksogen yaitu faktor psikologi dan sebagai berikut :
lingkar lengan atas serta variabel df = ( jumlah variabel terukur x (
endogen yaitu pertumbuhan janin, berat jumlah variabel terukur + 1) / 2 – (
badan lahir rendah dan gizi buruk variabel endogen + variabel eksogen +
(BB/U). jumlah parameter)
2. Identifikasi model df = (5x6)/2 – ((3+2+4)
Tahap ini dilakukan dengan = 15-9
penghitungan degree of freedom (df) =6
yang menunjukkan apakah penelitian
3. Kesesuaian model dengan estimasi parameter
binomial binomial

psikoNew lla_dik
logit logit
1.6
-3.4
binomial

tfu_dik
.43
logit

6
binomial

bbl_dik
-2.1
logit

2.3

binomial

bbu_dik
-2.5
logit

Gambar 1Model struktural dengan estimatimasi koefisien jalur

Gambar 1 menunjukkan model structural menunjukkan kesesuaian model analisis


setelah diolah menggunakan STATA 13 jalur dapat dilihat dalam tabel 1 seperti
dan didapatkan nilai seperti tertera dalam berikut.
gambar tersebut. Indikator yang

164 |
Tabel 1 Hasil analisis jalur gizi buruk pada balita
CI (95%)
Variabel Koef Jalur Batas P
Batas Bawah
Atas
Pengaruh Langsung
Gizi buruk  BBLR 2.26 1.33 3.19 <0.001
Pengaruh Tidak Langsung
BBLR  TFU < umur kehamilan 5.95 3.88 8.03 <0.001
TFU < umur  Stres saat kehamilan 1.60 0.53 2.66 0.003
kehamilan
 LLA > 23.5 -3.35 -4.40 -2.31 <0.001
Likelihood = -157.59
AIC = 329.17
BIC = 350.24
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa : dan absorbsi makanan. Hal ini dapat
a. Ada pengaruh langsung positif antara berpengaruh pada jumlah kalori yang
berat badan lahir rendah dengan gizi mampu diserap oleh tubuh, jumlah
buruk pada balita dan secara statistik kalori yang tidak dapat mencukupi
signifikan. Anak balita dengan berat aktivitas tumbuh kembang
badan lahir rendah (BBLR) rata-rata menyebabkan terjadinya malnutrisi
memiliki logodd gizi buruk (BB/U) (Aquino, 2011).
2.26 poin lebih tinggi daripada balita b. Ada pengaruh tidak langsung positif
dengan berat badan lahir normal (b= antara pertumbuhan janin dengan gizi
2.26; CI= 1.33 sampai 3.19; p= buruk pada balita melalui berat badan
<0.001). Hasil penelitian ini lahir rendah (BBLR) dan secara
menunjukkan ada pengaruh langsung statistik signifikan. Pertumbuhan janin
antara berat badan lahir rendah (BBLR) yang tidak sesuai umur kehamilan rata-
dengan gizi buruk pada balita. Balita rata memiliki logodd berat badan lahir
dengan berat badan lahir kurang dari rendah 5.95 poin lebih tinggi dari pada
2500 gram rentan terkena penyakit ibu hamil dengan pertumbuhan janin
diare dan ISPA, saat balita sedang sakit yang sesuai umur kehamilan. (b= 5.95;
nafsu makan menjadi berkurang serta CI= 3.88 sampai 8.03; p= <0.001).
terjadi dehidrasi yang menyebabkan Anak balita dengan berat badan lahir
balita kekurangan berat badan. Asupan rendah rata-rata memiliki logodd gizi
nutrisi yang optimal mempengaruhi buruk (BB/U) 2.26 poin lebih tinggi
pertumbuhan fisik balita. Asupan daripada balita dengan berat badan
nutrisi yang sesuai dengan angka lahir normal (b= 2.26; CI= 1.33 sampai
kecukupan gizi dapat menurunkan 3.19; p= <0.001). Hasil penelitian ini
kejadian malnutrisi.Balita yang menunjukkan ada pengaruh antara
mengalami infeksi saluran pencernaan pertumbuhan janin dengan kejadian
dapat mengalami gangguan pencernaan gizi buruk pada balita Penelitian ini

| 165
sejalan dengan penelitian Black et al trimester III. Trimester ini
(2008), janin yang kekurangan nutrisi menyebabkan ibu harus beradaptasi
akan mengalami keterlambatan dengan keluhan-keluhan fisik yang
pertumbuhan. Keterlambatan semakin meningkat sehingga
pertumbuhan menyebabkan bayi lahir meningkatkan pula keluhan psikis
dengan BBLR sehingga terjadi seperti rasa cemas, resah dan takut akan
peningkatan kejadian asfiksia dan kehamilannya. Ibu yang mengalami
penyakit infeksi. Bayi yang mengalami kecemasan akan meningkatkan hormon
penyakit infeksi berpengaruh kuat oksitosin yang dapat memacu
terhadap kejadian malnutrisi. persalinan preterm (Araujo et al, 2007).
c. Ada pengaruh tidak langsung positif d. Ada pengaruh tidak langsung negatif
antara stres saat kehamilan dengan gizi antara lingkar lengan atas (LLA)
buruk pada balita melalui pertumbuhan normal dengan pertumbuhan janin yang
janin serta berat badan lahir rendah kurang dari umur kehamilan dan secara
(BBLR) dan secara statistik signifikan. statistik signifikan. Ibu dengan lingkar
Ibu yang mengalami stres saat lengan atas (LLA) normal rata-rata
kehamilan rata-rata memiliki logodd memiliki logodd TFU yang tidak sesuai
tinggi fundus uteri (TFU) yang tidak umur kehamilan 3.35 lebih rendah
sesuai dengan umur kehamilan 1.60 dibandingkan ibu hamil dengan
poin lebih tinggi dibandingkan yang kekurangan energi kronis (KEK) (b= -
tidak mengalami stres saat kehamilan 3.35; CI= -4.40 sampai -2.31; p=
(b= 1.60; CI= 0.53 sampai 2.66; <0.001).Anak balita dengan berat
p=0.003). Pertumbuhan janin yang badan lahir rendah rata-rata memiliki
tidak sesuai umur kehamilan rata-rata logodd gizi buruk (BB/U) 2.26 poin
memiliki logodd berat badan lahir lebih tinggi daripada balita dengan
rendah 5.95 poin lebih tinggi dari pada berat badan lahir normal (b= 2.26; CI=
ibu hamil dengan pertumbuhan janin 1.33 sampai 3.19; p= <0.001). Hasil
yang sesuai umur kehamilan (b= 5.95; studi menunjukkan ada pengaruh antara
CI= 3.88 sampai 8.03; p= lingkar lengan atas dengan gizi buruk
<0.001).Anak balita dengan berat pada balita. Ibu hamil yang mengalami
badan lahir rendah rata-rata memiliki kekurangan energi kronis (KEK)
logodd gizi buruk (BB/U) 2.26 poin ditandai dengan hasil pengukuran
lebih tinggi daripada balita dengan lingkar lengan atas < 23.5 cm.
berat badan lahir normal (b= 2.26; CI= Penyebab KEK adalah asupan energi
1.33 sampai 3.19; p= <0.001). Hasil dan protein yang tidak mencukupi saat
penelitian menunjukkan ada pengaruh kehamilan. Ibu hamil dengan KEK
antara faktor psikologis saat kehamilan beresiko melahirkan anak dengan berat
dengan kejadian gizi buruk pada balita. badan lahir rendah karena selama
Penelitian Evans et al (2001), juga dalam kandungan janin akan
menyatakan bahwa perubahan fisik dan mengalami keterlambatan
emosi semakin meningkat pada pertumbuhan. Bayi yang terlahir

166 |
dengan BBLR dapat menyebabkan Institute of Medicine (2005). Dietary
gangguan perkembangan dan Reference Intake for Energy,
pertumbuhan salah satunya adalah Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty
malnutrisi (Kemenkes, 2016). Acids, Cholesterol, Protein, and
4. Respesifikasi model Amino Acids. A Report of the Panel
Model dalam penelitian ini sudah on Macronutrients, Subcommittees
sesuai dengan data sampel sebagaimana on Upper Reference Levels of
ditunjukkan oleh model saturasi dan Nutrients and Interpretation and
koefisien regresi logistik yang bernilai Uses of Dietary Reference
lebih dari nol, maka tidak perlu dibuat Intakes, and the Standing
ulang model analisis jalur yang lain. Committee on the Scientific
Evaluation of Dietary Reference
KESIMPULAN Intakes. Washington DC: National
Ada pengaruh antara faktor psikologi, Academic Press.
lingkar lengan atas (LLA), pertumbuhan Kemenkes RI (2015) a. Situasi dan Analisis
janin dan berat badan lahir rendah (BBLR) Gizi. Pusat Data dan Informasi
terhadap gizi burukpada balita dan secara Kementrian Kesehatan Republik
statistik signifikan. Faktor yang paling Indonesia.
berpengaruh yang menyebabkan gizi buruk _____________(2015) b. Situasi Kesehatan
pada balita adalah pertumbuhan janin yang Anak Balita di Indonesia. Pusat
lebih kcil dari umur kehamilan (IUGR). Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
REFERENSI _____________(2016) . Situasi Gizi di
Araujo DM, Pereira NL, Kac G (2007). Indonesia. Pusat Data dan
Anxiety during pregnancy, Informasi Kementrian Kesehatan
prematurity, and low birth weight: Republik Indonesia.
A Systematic Literature Review. Kementrian Kesehatan RI (2009). Undang-
Cad Saude Publica. undang No.36 Tahun 2009 tentang
De Aquino RC, Phillippi ST. Identification kesehatn. Jakarta.
of malnutrition risk factors in Robert E Black, Lindsay H Allen, Zulfiqar
hospitalized patients. Review A Bhutta, Laura E Caulfield,
Association Medical Bras. 2011; Mercedes de Onis, Majid Ezzati,
57(6): 623-9. Colin Mathers, Juan Rivera (2008).
Dewan Ketahanan Pangan, World Food Maternal and child undernutrition:
Programe (2015). Peta Ketahanan global and regional exposures and
Pangan dan Kerentanan Pangan health consequences. Maternal and
Indonesia 2015. Jakarta: Dewan Child Undernutrition 1. The lancet.
Ketahanan Pangan.

| 167
HAMBATANDAN MANFAAT DALAM PROGRAM SKRINING INFEKSI
ENULAR SEKSUAL DENGAN VOLUNTARY COUNSELLING AND
TESTING BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
WANITA KLAS II A KOTA MALANG

Rosyidah Alfitri1), Argyo Demartoto2), Eti Poncorini Pamungkasari3


1)
Diploma III Kebidanan Poltekkes RS dr Soepraoen Malang
2)
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
3)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
elfitri.mafaza@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan IMS dan HIV ini merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang
sangat penting. Berdasarkan penelitian prevalensi HIV dan Sifilis pada narapidana
pria 1,1% dan 5,1% sedangkan pada narapidana perempuan lebih tinggi yaitu
mencapai 6% dan 8,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplor hambatan
dan manfaat dalam program skrining IMS dengan VCT bagi Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas II A Kota Malang. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan kunci dalam penelitian ini
adalah petugas kesehatan poliklinik LP Wanita Klas II A Kota Malang yang kemudian
mengarahkan kepada tim IMS mobile Puskesmas Arjuno Kota Malang dan narapidana
yang mengikuti skrining. Cakupan rata-rata dalam setiap bulannya 21 WBP yang
mengikuti VCT, belum semua WBP mengikuti tes HIV. Hambatan dalam pelaksanaan
program skrining IMS dengan VCT ini terdiri dari keterbatasan sarana prasarana,
tenaga kesehatan, dan waktu pelaksanaan. Manfaat dari program ini diantaranya aspek
kasus, pengobatan, efisiensi dan skill.Hasil temuan ini didapatkan melalui observasi
partisipan dan wawancara mendalam kepada informan kunci, utama dan pendukung.
Hambatan dariprogram skrining IMS dengan VCT di LP Wanita Klas II A Kota
Malang terdiri dari sarana praarana, tenaga kesehatan dan waktu. Manfaat dari
program ini diantaranya aspek kasus, pengobatan, efisiensi dan skill.

Kata Kunci: hambatan, skrining IMS dengan VCT

168 |
PENDAHULUAN perawatan dan kesehatan serta sosial yang
Infeksi menular seksual merupakan berbeda bentuk penangannya dari penghuni
rangkaian penyakit dengan berbagai Lapas laki-laki (UNAIDS, 2008).
etiologi infeksi, dimana penularan melalui Prevalensi HIV dan Sifilis pada
hubungan seksual berperan utama dalam narapidana pria adalah 1,1% dan 5,1%,
epidemiologi, meskipun terkadang sedangkan pada narapidana wanita lebih
penularannya melalui cara yang berbeda tinggi yaitu mencapai 6% dan 8,5%
seperti dari ibu ke anak melalui darah dan (Kemenkes RI & Kemenkumham RI,
transfer jaringan. Risiko penularan IMS 2012). Di Kota Malang orang dengan HIV
yang tidak diketahui oleh kelompok yang terdapat penurunan pada 3 tahun terakhir,
berisiko, serta rendahnya kesadaran dalam pada tahun 2014 adalah 466 orang, tahun
pemeriksaan secara sukarela, dengan 2015 adalah 304.
demikian kasus Acquired Immuno- Penyediaan fasilitas pelayanan kese-
deficiency Syndrome masih banyak hatan yang terjangkau dan dapat diman-
ditemukan pada stadium lanjut di Rumah faatkan secara efektif merupakan hal yg
Sakit. Untuk memperkuat upaya utama dalam upaya pemberantasan dan
pengendalian IMS dan HIV AIDS di penanggulangan IMS. Di negara maju
Indonesia, kita dapat menggunakan cara maupun berkembang, pemeriksaan IMS
dengan memadukan upaya pencegahan dapat dipilih oleh pasien IMS dengan
dengan perawatan dimana keduanya kemungkinan tiga pilihan diantaranya:
merupakan cara yang efektif yang saling pengobatan yang dilakukan Klinik
melengkapi (Kemenkes, 2011; Diez et al, Pemerintah (bila di Indonesia, diberikan
2011). oleh Rumah Sakit Pemerintah atau
Pelaporan dan pemeriksaan IMS Puskesmas), Klinik Swasta atau sektor
secara rutin tidak hanya dilakukan pada informal. Dalam menjamin terlaksananya
masyarakat umum saja namun di Lembaga program IMS perlu untuk diketahui bahwa
Pemasyarakatan juga sangat diperlukan. pasien IMS akan mencari kombinasi dari
Karena warga binaan dalam hal ini ketiga tempat pemeriksaan. Dalam pere-
narapidana maupun tahanan menghadirkan ncanaan program yang paripurna perlu
persoalan dan tantangan tertentu bagi pihak dilaksanakan kegiatan dalam meningkatkan
petugas Lembaga Pemasyarakatan atau kompetensi petugas kesehatan agar mampu
Lapas dikarenakan latar belakang maupun memberikan pelayanan IMS yang baik
profil dan penyebab dipenjarakan para (Kemenkes, 2011).
penghuni Lapas yang beragam. Kesalahan- Penelitian ini bertujuan untuk
kesalahannya sebagian besar adalah menggali informasi mengenai hambatan
pengguna narkoba dengan cara suntik dan manfaat dari program skrining IMS
adalah pengguna narkoba suntik atau dengan VCT di LP Wanita Klas II A Kota
berlatarbelakang pekerja seksual yang Malang.
jumlahnya tidak sedikit. Ketika mereka
berada dalam Lapas tentunya
membutuhkan dukungan psikologis,

| 169
METODE PENELITIAN HASIL
Penelitian ini menggunakan metode Hambatan dalam program skrining IMS
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. dengan VCT di LP Wanita Klas II A Kota
Peneliti menggali informasi kepada Malang terdiri dari beberapa diantaranya:
informan mengenai hambatan- Berdasarkan observasi yang
hambatanserta manfaaat atas pelaksanaan dilakukan oleh peneliti, hambatan pada
skrining IMS dengan VCT di LP Wanita kegiatan skrining IMS dengan VCT itu
Klas II A Kota Malang. Informan tersebut terletak pada sarana prasarana Lapas terkait
dari petugas kesehatan dan pejabat lapas, tidak adanya Laboratorium dan tenaga
tim IMS Mobile Puskesmas Arjuno Kota analis laborat, selain dari pihak Lapas,
Malang dan Narapidana. hambatan juga muncul pada pihak tim IMS/
Informan dalam penelitian ini dipilih VCT mobile Puskesmas Arjuno Kota
dengan menggunakan teknik purposive Malang diantaranya adalah tidak ada tim
sampling dengan kriteria pelaksana pro- khusus untuk layanan Mobile, sehingga
gram baik dari lapas maupun Puskesmas tenaga kesehatan dalam tim mempunyai
dan narapidana yang telah mengikuti peran yang juga penting dalam
skrining IMS dan VCT. Informan terdiri menjalankan layanan kepada masyarakat
dari informan kunci, yaitu petugas kese- dalam Puskesmas dan menjalankan masing-
hatan Lapas yang mengarahkan kepada masing program yang menjadi tanggung
informan utama dan triangulasi. Informan jawab mereka. Sehingga hal ini membuat
utama terdiri dari tim IMS mobile puskes- jadwal pelaksanaan juga tidak dapat
mas Arjuno Kota Malang dan narapidana dipastikan atau sesuai dengan kesepakatan
yang mengikuti skrining. Informan tri- awal yaitu hari Jumat minggu ketiga setiap
angulasi dalam penelitian ini merupakan bulannya. Dari hambatan-hambatan
pejabat LP Wanita Kota Malang. tersebut juga menyebabkan pada jumlah
Pengumpulan data dilakukan melalui keikutsertaan WBP tidak dapat maksimal.
wawancara mendalam dan observasi. Berdasarkan wawancara mendalam yang
Peneliti menggunakan instrumen berupa dilakukan pada para informan Hambatan
panduan wawancara, dan instrumen lain dalam program skrining IMS dengan VCT
menggunakan alat perekam suara serta di LP Wanita Klas II A Kota Malang pada
kamera, catatan lapangan hasil observasi. sarana prasarana yang dimiliki oleh
Dari data penelitiankemudian dianalisis, poliklinik LP Wanita Kota Malang yaitu
dilakukan reduksi data, penyajian data, dan tidak tersedianya laboratorium dan tenaga
penarikan kesimpulan. Data yang laboran. Kemudian jadwal IMS mobile dari
didapatkan dilakukan triangulasi untuk Puskesmas Arjuno Kota Malang hanya satu
memastikan informasi yang didapatkan bulan sekali karena tidak adanya petugas
(Idrus, 2009; Miles dan Huberman, 2014). khusus yang bertugas di IMS mobile
sehingga menyesuaikan waktu kegiatan di
dalam Puskesmas, kemudian tenaga laboran
Puskesmas hanya satu, sehingga bila
skrining IMS Mobile dilaksanakan maka

170 |
laboran di Puskesmas tidak ada. ―Hambatan untuk IMS: dalam layanan
Terbatasnya peralatan contohnya spekulum sehari-hari pemberian terapi dengan
yang tersedia hanya sekitar 15 sehingga tes keluhan duh tubuh vagina (dtv) hanya
IMS tidak bisa dilaksanakan dengan dengan pendekatan symptom (gejala) saja
maksimal pasien. karena pendekatan laboratorium hanya
Hambatan tersebut juga disampaikan oleh dapat dilakukan sebulan sekali pada saat
tenaga kesehatan Tim IMS mobile ada tim IMS mobile datang. Hambatan
Puskesmas Arjuno Kota Malang melalui untuk VCT: jumlah tahanan dan napi baru
wawancara mendalam yang diskrining dan bersedia banyak
―keterbatasan dalam petugasnya karena sedangkan puskesmas dalam sekali
tidak ada petugas khusus yang menangani kunjungan membatasi jumlah yang di tes‖
program ini, jadi kami ini merangkap (IK 1)
dengan tugas-tugas di sini, pihak (Sumber: Hasil Wawancara, November
laboratnya satu. Jadi harus 2016)
mengkondisikan puskesmas dulu, jadi kalo
sudah janjian dengan pasien hari itu kan ―Cakupan VCT dan IMS belum bisa 100%
jadi gak bisa langsung mobile begitu. karena petugas IMS atau VCT Mobile tidak
Untuk alat spekulum nya 17 atau berapa, selalu bisa datang dan kemampuan mereka
masih memenuhi sih‖ (IU 1) memeriksa/tes HIV terbatas. Konselor juga
(Sumber: Hasil Wawancara, November mempunyai tugas ganda sebagai pejabat
2016) struktural sehingga cakupan konseling
belum maximal, Post test terkendala
―Ya hambatannya ya personil dan waktu dengan waktu dan teknis pengebonan
itu, hambatan yang paling saya rasakan ini narapidana‖ (IK 2)
ya lab nya ini, ketika lab nya ikut ke Lapas (Sumber: Hasil Wawancara, November
ya disini jadi kosong. Padahal pasien sini 2016)
kan butuh. Dan lab dan dokter kan gak bisa
ninggal‖ (IU 2) ―Ya fasilitas, tenaga medis, laboratorium,
(Sumber: Hasil Wawancara, Oktober 2016) kalo misalkan kita punya kan gak perlu lagi
kerjasama dengan dinas, bisa melakukan
Hambatan juga dikemukakan oleh petugas sendiri. Mereka kan juga kalo datang kesini
kesehatan serta pejabat Binpas LP Wanita ya mempunyai keterbatasan karena waktu
Klas II A Kota Malang. Berikut mereka, sehingga gak banyak yang
pernyataannya: diperiksa‖ (IP2) (Sumber: Hasil
Wawancara, November 2016).

| 171
Matrik 4.14 Proses pada Hambatan
Kategori Hambatan
Sub Kategori Sarana Prasarana Tenaga Kesehatan Waktu
Kode - Tidak tersedianya - Tidak adanya tenaga analis - Hanya dilaksanakan
fasilitas laborat di Lapas 1 kali dalam satu
Laboratorium di - Terbatasnya tenaga bulan
Lapas kesehatan pada Tim IMS/ - Menyesuaikan
- Tidak tersedianya VCT mobile puskesmas dengan kegiatan dan
reagen - Tenaga Analis Laborat kesibukan Tim IMS/
Puskesmas berjumlah satu VCT mobile
orang
(Sumber: Data Primer, November 2016)

Manfaat dalam program skrining (Sumber: Hasil Wawancara, November


IMS dengan VCT di LP Wanita Klas II A 2016)
Kota Malang terdiri dari beberapa
diantaranya: ―para napi yang terkena HIV kemudian
Berdasarkan wawancara yang dilakukan IMS itu mereka sangat terawat’, mereka
peneliti, manfaat dalam program skrining jadi sehat. Jadi untuk akses ARV nya juga
IMS dengan VCT di LP Wanita Klas II A mudah jadi bisa tertangani. Kemudian
Kota Malang diantaranya adalah: pemerintah kota malang itu sangat
ditemukannya segera pasien dengan IMS mendukung jadi RSSA itu sangat welcome
dan HIV reaktif sehingga pengobatan lebih bila ada rujukan dari kita ataupun akses
cepat dimulai, pemeriksaan dalam satu ARV nya. Kemudian apapun itu ditangani.
waktu dengan cukup banyak pasien dan Kita membawa pasien ke UGD itu ya
lebih efesien, menurunkan angka kesakitan ditangani sama dengan pasien lainnya.
dan kematian akibat IMS dan HIV, dan Mau operasi apa aja gratis disana‖ (IP2)
meningkatkan keterampilan tenaga (Sumber: Hasil Wawancara, November
kesehatan karena lebih banyak menangani 2016)
pasien dalam skrining ini.
Hal ini sama dengan yang diungkapkan Dari pihak puskesmas terutama pada Tim
oleh petugas kesehatan LP Wanita Klas II IMS/VCT mobile juga mempunyai
A Kota Malang. Berikut pernyataannya: pernyataan manfaat dari sudut pandang
―Ditemukan segera pasien dengan IMS dan pihak Puskesmas. Berikut yang
reaktif HIV sehingga menurunkan angka dikemukakan:
kesakitan dan kematian akibat IMS dan ―manfaatnya ya kalo dari puskesmas, kalo
HIV‖ (IK 1) pelaksanaan dari mobile ya
(Sumber: Hasil Wawancara, November keuntungannya kita bisa memeriksa dalam
2016) suatu waktu karena dikumpulkan orangnya,
jadi lebih menghemat waktu. Kalo dari sisi
―Dengan skrining dini IMS dan HIV skill semakin banyak kita ke pasien kita
cakupan penemuan kasus baru dapat lebih terlatih‖ (IU 1)
ditambah, pengobatan lebih cepat dimulai‖ (Sumber: Hasil Wawancara, November
(IK 2) 2016)

172 |
―dari sisi petugas, ya jam terbangnya jadi teori kan harus diimbangi dengan praktek,
lebih tinggi untuk misal inspekulo gitu karena mendiagnosis juga itu kan jadi lebih
keterampilan jadi terdongkrak gitu, dan tepat dan mahir gitu‖ (IU 2)
pasien-pasien yang IMS hiv, secara (Sumber: Hasil Wawancara, Oktober 2016)
keilmuan ya kita jadi meningkat. Karena

Matrik 2. Proses pada Manfaat


Kategori Manfaat
Sub Kasus Pengobatan Efisiensi Skill
Kategori
Kode - Segera - Pengobatan dapat - Program - Skill petugas lebih
ditemukan dilakukan lebih lebih meningkat
kasus HIV dini efisien - Meningkatkan
dan IMS - Mendapatkan - Peserta pengalaman
- Kasus baru layanan lebih
HIV dan IMS pengobatan pada banyak
WBP dalam satu
waktu

PEMBAHASAN VCT merupakan tenaga kesehatan yang


Setiap program yang telah dilaksanakan terlatih, layanan VCT diselenggarakan baik
tentunya memiliki hambatan-hambatan di Puskesmas, Rumah sakit maupun mobile
dalam pelaksanaannya. Hambatan- dilakukan oleh tenaga yang terlatih (Cheng
hambatan ini dapat terjadi karena salah satu et al, 2016). Tenaga kesehatan yang
komponen input yang lemah dan saling terlatih sudah menjadi syarat dalam
ketergantungan dengan sarana yang lain. memberikan layanan atau melaksanakan
Hambatan dalam program ini meliputi tindakan sesuai dengan SOP.
sarana prasarana, sumber daya manusia Pada tenaga kesehatan terlatih yang
yang terbatas dan waktu atau jadwal bertugas didalam Lapas memberikan
pelaksanaan program. informed consent kepada setiap narapidana
Hambatan dalam tenaga kesehatan atau tahanan baru dengan menyetujui
atau sumber daya manusia dalam program pemeriksaan tuberkulosis dan sifilis yang
ini adalah tidak adanya tenaga analis bersifat wajib, sedangkan tes HIV bersifat
laborat pada poliklinik Lapas dan petugas sukarela (Rosena et al, 2015). Pada LP
tim IMS/VCT mobile juga memiliki tugas Wanita Klas II A Kota Malang,
pokok dalam layanan di puskesmas, tidak dilaksanakan pemeriksaan namun terbatas
terdapat petugas khusus mobile IMS/ VCT oleh sarana prasarana dan jadwal
yang melayani di tempat atau di hotspot pemeriksaan yang dilaksanakan satu bulan
berisiko. Hal ini menyebabkan skrining sekali.
IMS dengan VCT dilaksanakan hanya satu Hambatan berikutnya adalah sarana
bulan sekali. prasarana yang dimiliki oleh poliklinik
Tenaga kesehatan yang terlibat Lapas yang masih terbatas. Tidak ada
dalam pelaksanaan skrining IMS dengan sarana laboratorium sehingga Lapas harus

| 173
bekerja sama atau membuat MoU dengan Pencegahan Penyakit. Dilakukan
Dinas Kesehatan Kota Malang untuk pendekatan dengan konseling yang
melaksanakan skrining pada WBP. Hal ini berpusat pada penilaian individu yang
membuat para WBP maupun narapidana berisiko (Rooyen et al, 2013).
baru yang berisiko tidak bisa langsung Dalam temuan hambatan-hambatan
melakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan dalam pelaksanaan program skrining IMS
IMS juga sifatnya berdasarkan gejala yang dengan VCT di LP Wanita Klas II A Kota
muncul pada hari mendekati jadwal Malang ini, stake holder dapat mening-
skrining dapat mengikuti tes IMS. katkan pelayanan program skrining melalui
Setiap kegiatan atau program penyediaan sarana dan prasarana yang
skrining tentunya memperoleh manfaat dari menunjang di poliklinik lapas serta
kegiatan tersebut, meskipun terdapat merekrut tenaga analis laboran di Lapas
hambatan-hambatan dalam kegiatannya sehingga dapat menyelenggarakan skrining
program skrining adalah suatu program IMS dengan VCT secara mandiri.
yang baik untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya WBP. REFERENSI
Dari berbagai kalangan dan latar belakang Cheng, et al (2016). Late Presentation of
WBP, resiko terjadinya IMS serta HIV HIV Infection: Prevalence, Trends,
sangatlah tinggi. Oleh sebab itu and the Role of HIV Testing
pelaksanaan skrining dilaksanakan untuk Strategies in Guangzhou, China,
mencapai manfaat dari program ini 2008–2013. BioMed Research
diantaranya: meningkatkan derajat International 2016:7 Article ID
kesehatan WBP, menurunkan angka 1631878
morbiditas dan mortalitas, serta Díez & Díaz (2011). Sexually transmitted
melaksanakan pengobatan lebih dini. infections: Epidemiology and
Sama halnya dalam teori berikut, control. Epidemiology Department
program skrining IMS dengan VCT on HIV and Risk Behaviors.
merupakan sarana layanan kesehatan National Centre for Epidemiology.
dengan upaya untuk menanggulangi HIV/ Health Institute Carlos IIIRev Esp
AIDS dengan menemukan kasus lebih awal Sanid Penit; 13: 58-66.
kemudian pemberian pengobatan dan Idrus M. (2008). Metode Penelitian Ilmu
dukungan dapat dilakukan untuk mencegah Sosial; Pendekatan Kualitatif dan
penularan serta meningkatkan kualitas Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta:
hidup bagi ODHA (Tasa et al, 2016). Erlangga
Pada IMS/ VCT mobile yang terdiri Miles M, Huberman A. (2014). Analisis
dari petugas kesehatan, konselor, teknisi data Kualitatif; Buku Sumber
laboratorium, tenaga administrasi dan tentang Metode-Metode Baru.
pembantu umum. Dilakukan pra dan pasca Jakarta: UI-Press
konseling yang bertujuan untuk mengetahui Kebijakan Kesehatan Indonesia (2013).
kelompok risiko, prosedur ini telah Konteks Kebijakan AIDS:
dikembangkan oleh Pusat Pengendalian dan

174 |
Epidemiologi dan Perilaku Rosena DL, et al (2015). Opt-out HIV
Beresiko. [online] testing in prison: Informed and
Kementerian Kesehatan RI (2011). voluntary? AIDS Care; 27(5): 545–
Pedoman Nasional Penanganan 554.
Infeksi Menular Seksual. Jakarta: doi:10.1080/09540121.2014.98948
Dirjen Pengendalian Penyakit dan 6.
Penyehatan Lingkungan.
Kementerian Kesehatan RI & Kementerian Rooyen et al. 2013. Mobile VCT: Reaching
Hukum dan HAM RI (2012). men and young people in urban and
Pedoman Pelayanan Komprehensif rural South African pilot studies.
HIV AIDS & IMS di Lapas, Rutan AIDS Behav; 17(9): .
dan Bapas. Direktorat doi:10.1007/s10461-012-0368-x.
Pengendalian Penyakit & WHO, UNODC and UNAIDS. 2007.
Penyehatan Lingkungan Kemenkes Evidence For Action Technical
RI dan Direktorat Pemasyarakatan Papers Interventions to Address
Kemenkumham RI. HIV in Prisons Prevention of
Sexual Transmission. Geneva

| 175
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
SUPIR TRUK TENTANG PENYAKIT IMS DAN HIV/AIDS

Heni Hirawati Pranoto


Fakultas ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email : hirawati25@yahoo.com

ABSTRACT

Supir truk merupakan kelompok pria berperilaku seksual beresiko. Faktor


pendorong yang cukup kuat mempengaruhi perilaku diantaranya adalah
pengetahuan , sehingga dibutuhkan upaya pendidikan kesehatan. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian leaflet dan
diskusi terhadap pengetahuan supir truk dalam pencegahan penularan penyakit
IMS dan HIV/AIDS.
Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pre-
post test with control group design. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
60 supir truk yang diambil dengan metode purposive sampling. Analisa data
yang digunakan adalah analisa univariat secara deskriptif, analisa bivariat
dengan uji t test dan analisa multivariat dengan ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan melalui
pemberian leaflet baik yang disertai diskusi maupun tanpa diskusi, keduanya
meningkatkan secara signifikan pengetahuan. Tidak ada perbedaan yang
signifikan peningkatan pengetahuan antara kelompok yang diberikan leaflet
disertai diskusi dengan kelompok yang diberikan leaflet tanpa diskusi. Metode
diskusi tidak terbukti efektif meningkatkan pengetahuan supir truk dalam
pencegahan IMS dan HIV/AIDS, hal ini mungkin dikarenakan materi yang
disampaikan merupakan materi yang sensitif.
Saran bagi Dinas Kesehatan dan KPAD, agar terus berupaya melaksanakan
pendidikan kesehatan pada kelompok pria beresiko dengan menggunakan
metode yang sesuai dengan karakteristik kelompok tersebut.

Kata Kunci: Leaflet, Diskusi, Pengetahuan

176 |
PENDAHULUAN dalam satu tahun mereka menerima satu
Peningkatan secara tajam jumlah sampai empat leaflet tentang IMS dan
penderita HIV/AIDS merupakan masalah HIV/AIDS. Sebagian supir truk
yang harus segera ditangani. Supir truk mengatakan bahwa mereka tertarik akan
merupakan kelompok yang memiliki informasi yang ada di dalam leaflet, namun
perilaku seksual beresiko. Penelitian di Bali kehadiran petugas yang singkat pada saat
oleh Suamiartha menemukan bahwa 120 pemberian leaflet membuat supir truk
pengemudi truk trayek Denpasar-Surabaya enggan untuk bertanya. Diskusi merupakan
sebagian besar (68%) sering mencari metode yang efektif untuk menyampaikan
wanita tuna susila. 87% dari mereka pesan dengan sasaran kelompok kecil
mempunyai kebiasaan berganti-ganti (Notoatmodjo, 2010). Diskusi
pelacur, sedangkan sisanya mempunyai memungkinkan semua anggota dapat
pelacur langganan (Sumiartha, 1995). berpartisipasi, bertanya dan berpendapat.
Kondisi demikian, menyebabkan supir truk Pemberian leaflet yang disertai diskusi
beresiko tertular dan menularkan IMS dan memungkinkan para supir truk dapat
HIV/AIDS. Hasil penelitian Mundiharno menanyakan hal-hal yang belum dipahami
(1999) pada supir truk didapatkan 50% dan saling bertukar pendapat satu sama
menyatakan pernah menderita IMS ( lain, sehingga mempermudah mereka
Mundiharno, 1999). Penelitian Kusuma memahami isi pesan tersebut. Dari hasil
(2005) pada istri supir truk di Sumatera wawancara dengan 5 supir truk, 3 orang
Barat didapatkan 78,6 % menderita IMS. mengatakan bahwa mereka membutuhkan
Pengetahuan dan sikap merupakan faktor kehadiran petugas untuk berdiskusi tentang
pendorong yang cukup kuat yang IMS dan HIV/AIDS, 1 orang mengatakan
mempengaruhi perilaku seseorang. Data cukup dengan pemberian leaflet dan 1
STBP (2011) menunjukkan bahwa orang berpendapat menyukai semua
pengetahuan komprehensif tentang program.
penyakit IMS dan HIV/AIDS pada Berdasarkan latar belakang di atas,
kelompok pria beresiko tinggi masih memunculkan pertanyaan penelitian
rendah, demikian pula pada kelompok supir ―Bagaimana pengaruh pemberian leaflet
truk (Subuh, 2012). Upaya untuk dan diskusi terhadap pengetahuan supir truk
meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan tentang penyakit IMS dan HIV/AIDS ?‖
melalui penyuluhan kesehatan. Tujuan Penelitian
Leaflet merupakan salah satu Menganalisis pengaruh pemberian leaflet
bentuk media promosi kesehatan yang telah dan diskusi terhadap pengetahuan supir truk
banyak digunakan dalam upaya penyuluhan tentang penyakit IMS dan HIV/AIDS.
tentang pencegahan penularan IMS dan
HIV/AIDS pada supir truk. Selain murah, TINJAUAN PUSTAKA
mudah dibawa dan tahan lama, leaflet Menurut Taylor, komunikasi adalah
mempermudah pemahaman tentang isi proses pertukaran informasi atau pemberian
pesan ( Notoatmodjo, 2010). Dari hasil arti sesuatu (Yulifah, 2009). Sedangkan,
wawancara dengan supir truk, setidaknya Harold Lasswell memaparkan bahwa cara

| 177
yang baik untuk menggambarkan selalu diakibatkan oleh HIV maka
komunikasi adalah dengan menjawab penyebutannya selalu disatukan menjadi
pertanyaan-pertanyaan berikut : siapa HIV/AIDS ( Tanjung, 2004)
mengatakan apa, dengan saluran apa, Jam kerja supir truk cukup panjang
kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana dan berat. Mereka harus menempuh jarak
( Mulyana, 2004) ribuan kilometer dan memanfaatkan waktu
Menurut Hatcher Infeksi Menular istirahat di tempat-tempat parkir truk yang
Seksual adalah berbagai infeksi yang dapat biasanya terdapat di sepanjang jalur yang
menular dari orang ke orang yang lain dilalui. Waktu istirahat tersebut biasanya
melalui kontak seksual. Menurut The dimanfaatkan untuk makan, minum,
Centers for Diseases Control (CDC) istirahat dan sering pula menyewa PSK
terdapat lebih dari 15 juta kasus IMS untuk memenuhi kebutuhan biologisnya
dilaporkan pertahun. Kelompok remaja atau (Nurtriyasih, 2009)
dewasa muda (15-24 tahun) adalah Penelitian di Bali oleh Suamiartha
kelompok umur yang paling memiliki menemukan bahwa 120 pengemudi truk
risiko paling tinggi tertular IMS, 3 juta trayek Denpasar-Surabaya sebagian besar
kasus baru tiap tahun berasal dari kelompok (68%) sering mencari wanita tuna susila.
ini (Daili, 2001) 87% dari mereka mempunyai kebiasaan
Hampir seluruh IMS dapat diobati. berganti-ganti pelacur, sedangkan sisanya
Namun ada beberapa IMS yang sudah mempunyai pelacur langganan
resisten terhadap antibiotik generasi lama (Suarmiartha, 1995). Di kalangan supir
seperti gonore. Sedangkan IMS yang truk, memiliki banyak pasangan, istri
disebabkan oleh virus seperti herpes, AIDS, simpanan menjadi hal yang biasa di antara
dan kutil kelamin tidak dapat disembuhkan mereka. Jika tidak pernah melakukan
( Daili, 2001) hubungan dengan WPS selama perjalanan
HIV singkatan dari Hunian akan diolok-olok oleh teman- temannya
Immunodeficiency Virus (Project Concern yang tengah beristirahat dan bahkan
International, 1994). HIV adalah virus adapula supir ruk yang dikejar-kejar oleh
penyebab AIDS. Cara kerja HIV adalah WPS, sehingga akhirnya tergoda untuk
dengan menyerang sistem kekebalan tubuh melakukan hubungan seksual (
yang fungsinya melindungi tubuh dari Mundiharno, 1999)
serangan berbagai penyakit ( Tanjung,
2004) METODE PENELITIAN
AIDS singkatan dari Acquired Penelitian ini termasuk dalam
Immune Deficiency Syndrome. AIDS penelitian eksperimen semu (quasi
didefinisikan sebagai suatu kumpulan eksperiment) yang menggunakan rancangan
gejala penyakit yang disebabkan pre-post test with control group design.
menurunnya sistem kekebalan tubuh karena Rancangan ini berupaya untuk
infeksi HIV. Menurunnya sistem kekebalan mengungkapkan hubungan sebab akibat
tubuh ini biasanya lebih dari satu. Karena dengan cara melibatkan subyek secara
HIV selalu menyebabkan -AIDS atau AIDS sukarela. Penelitian diawali dengan pre test

178 |
pada subyek penelitian. Intervensi menggunakan Kruskal Wallis test
dilakukan selama 20-35 menit dan menunjukkan tidak ada perbedaan
kemudian dilakukan pengukuran signifikan antara ketiga kelompok
pengetahuan dan sikap. Pengukuran tersebut (p=0,99) Hal ini menunjukkan
dilakukan kembali 1 minggu setelah bahwa ketiga kelompok memiliki
perlakuan. Waktu pengukuran berdasarkan pengetahuan awal yang sama. Kondisi
teori David Kolb yang bahwa sesuatu yang tersebut dikarenakan dalam pemilihan
dipelajari oleh sesorang akan cenderung sampel dan pembagian kelompok
menurun secara logaritma dari waktu ke peneliti berupaya untuk
waktu ( Depkes RI, 2001) mengkondisikan agar ketiga kelompok
Populasi dalam penelitian ini memiliki kesetaraan karakteristik
adalah seluruh supir truk yang pada saat dengan cara menetapkan kriteria inklusi
penelitian berada di Kabupaten Semarang. dan eksklusi.
Sampel sejumlah 60 supir truk. 2. Pengetahuan pada saat post test 1
Analisis perbedaan pengetahuan Hasil post test 1 menunjukkan
dan sikap antara kelompok perlakuan dan terjadi perubahan pengetahuan pada
kelompok kontrol menggunakan unpaired t kelompok intervensi 1 dan intervensi 2,
test. Analisis perbedaan pengetahuan antara dimana pada kelompok intervensi 1
kelompok intervensi 1, intervensi 2 dan sebagian besar (80%) memiliki
kelompok kontrol menggunakan uji one pengetahuan yang baik dan kelompok
way ANOVA. Selanjutnya,untuk intervensi 2 seluruh responden (100%)
mengetahui kelompok manakah yang berpengetahuan baik. Pada kelompok
terdapat perbedaan yang bermakna kontrol hanya sebagian kecil (30%)
dilakukan dilakukan analisis Post Hoc. yang memiliki pengetahuan baik.
Rerata skor pengetahuan tertinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat pada kelompok intervensi 2
1. Pengetahuan supir truk pada Pre Test (24,85). Hasil uji beda ketiga kelompok
Pengetahuan supir truk tentang menggunakan uji one way ANOVA
IMS dan HIV/AIDS pada saat pre test yang dilanjutkan dengan analisis post
pada kelompok intervensi 1 dan hoc menunjukkan bahwa ada perbedaan
intervensi 2 sebagian besar cukup signifikan pengetahuan antara
(90%). Pada kelompok intervensi 1 dan kelompok intervensi dengan kelompok
intervensi 2 hanya sebagian kecil kontrol (p=0,000), namun tidak ada
(10%) yang memiliki pengetahuan perbedaan pengetahuan antara
baik, sedangkan pada kelompok kontrol kelompok intervensi 1 dan kelompok
45% memiliki pengetahuan baik. intervensi 2 (p=0,64).
Namun jika dilihat dari rerata skor Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan supir truk pada saat pre pemberian leaflet dan diskusi
test terlihat bahwa rerata ketiga meningkatkan pengetahuan supir truk
kelompok berkisar antara 20,90-20,95. tentang IMS dan HIV/AIDS.
Hasil uji beda ketiga kelompok Peningkatan pengetahuan segera

| 179
setelah intervensi dikarenakan dalam diperoleh. Hal ini diperparah dengan
pemberian leaflet dan diskusi terjadi kondisi pekerjaan supir truk, dimana
transfer pengetahuan. Leaflet sebagai dalam kesehariannya informasi tentang
media promosi kesehatan memberikan HIV/AIDS bukanlah informasi yang
informasi tentang IMS dan HIV/AIDS dianggap penting dalam memperlancar
melalui tulisan yang cukup besar, pekerjaannya. Banyak pekerjaan dan
menarik, mudah dipahami dan dapat informasi yang lebih menarik bagi para
dibaca ulang. Supir truk yang sebagian supir truk, seperti kondisi lalu lintas,
besar memiliki latar belakang harga jasa angkutan, kondisi barang
pendidikan dasar dapat memahami isi bawaan dan lain-lain. Hal ini sesuai
leaflet pesan yang disampaikan dengan pendapat Purwanto bahwa
dikemas secara sederhana dan bahasa seseorang cenderung lupa tergantung
yang sesuai dengan karakteristik supir pada sesuatu yang diamati, situasi dan
truk. proses pengamatan berlangsung dan
3. Pengetahuan pada saat post test 2. waktu ( Purwanto, 2004)
Hasil pengukuran pengetahuan 1 Pada kelompok intervensi 1 dan
minggu setelah intervensi menunjukkan kelompok intervensi 2, rerata skor
terjadi penurunan pengetahuan pada pengetahuan masih tinggi yaitu 22,8
beberapa supir truk. Meskipun dan 24. Hal ini menunjukkan informasi
demikian, sebagian besar (65%) supir tentang IMS dan HIV/AIDS yang
truk pada kelompok intervensi 1 diberikan 1 minggu sebelumnya
memiliki pengetahuan baik, demikian sebagian besar masih tetap diingat oleh
pula pada kelompok intervensi 2 para supir truk. Meskipun secara
(75%). Pada kelompok kontrol, hanya alamiah terjadi penurunan pengetahuan,
sebagian kecil (30%) yang memiliki namun pada supir truk terjadi retensi
pengetahuan baik. Rerata skor pengetahuan yang baik. Hal ini
pengetahuan tertinggi terdapat pada membuktikan bahwa leaflet dan diskusi
kelompok intervensi 2 (24). Hasil uji efektif meningkatkan retensi
beda ketiga kelompok menggunakan uji pengetahuan.
one way ANOVA dilanjutkan dengan
analisis post hoc menunjukkan bahwa KESIMPULAN
ada perbedaan antara kelompok 1. Pemberian leaflet tanpa diskusi dan
intervensi dengan kelompok kontrol pemberian leaflet disertai diskusi,
(p=0,032 dan p=0,000), namun tidak keduanya meningkatkan secara
ada perbedaan signifikan rerata skor signifikan pengetahuan supir truk
pengetahuan antara kelompok tentang IMS dan HIV/AIDS segera
intervensi 1 dan kelompok intervensi setelah intervensi yaitu sebesar 2,85
2.(p=0,116) dan 3,90.
Penurunan penegtahuan 2. Pemberian leaflet tanpa diskusi dan
dikarenakan seseorang cenderung lupa pemberian leaflet disertai diskusi,
terhadap informasi yang pernah keduanya meningkatkan secara

180 |
signifikan sikap supir truk dalam Kasus Sopir Truk Antar Propinsi.
pencegahan penularan IMS dan Tesis. Universitas Gajah Mada.
HIV/AIDS segera setelah intervensi 1999.
yaitu sebesar 8,45 dan 8,05. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori
3. Pemberian leaflet tanpa diskusi dan dan Aplikasi. Rineka Cipta. Depok.
pemberian leaflet disertai diskusi, 2010.
keduanya meningkatkan secara Nurtriyasih, T. Perilaku Pemakaian
signifikan pengetahuan supir truk Kondom Pengemudi Truk dalam
tentang IMS dan HIV/AIDS 1 minggu Upaya Pencegahan HIV/AIDS di
setelah intervensi yaitu sebesar 1,85 Kabupaten Batang Tahun 2009.
dan 3,05. Tesis. Universitas Diponegoro
Semarang. 2009.
REFERENSI Purwanto, M. Psikologi Pendidikan.
Daili, S.F. Penyakit Menular Seksual. Balai Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Penerbit FK Universitas Indonesia. Bandung. 2004.
Jakarta. 2001. Suarmiartha, E. Perilaku Seksual Terhadap
Depkes RI. Modul Pelatihan Metode dan Penularan AIDS Pengemudi Truk
Teknologi Diklat(METEK). Pusat Denpasar Surabaya. Jaringan
Pendidikan dan Latihan Pegawai Epidemiologi Nasional. 1995.
Depkes. Jakarta. 2001 Subuh, HM. Surveilens Terpadu Biologis
Kusuma, A. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku 2011. Pengendalian
Rumah dan Kebersihan Penyakit Menular. Jakarta. 2012.
Perseorangan dengan Infeksi Tanjung, A. Tanya Jawab Seputar
Saluran Reproduksi pada Istri Seksualitas Remaja ; Panduan
Supir. Universitas Indonesia. 2005. untuk Tutor dan Penceramah.
Mulyana, D. Ilmu Komunikasi; Suatu PKBI. Jakarta.2004
Pengantar. Penerbit PT Yulifah, R. Komunikasi dan Konseling
Rosdakarya. Bandung. 2004. dalam Kebidanan. Penerbit
Mundiharno. Perilaku Seksual Beresiko Salemba Medika. Jakarta. 2009.
Tertular PMS dan HIV/AIDS ;

| 181
PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA
PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN

Nur Faizah Ulfah1), Cahyaningrum2), Adil Zulkarnaen3)


Program Studi D IV BidanPendidik, STIKes Ngudi waluyo
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email : Cahya.ningrum@ymail.com

Abstrack

Minat Konsumen memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh
pengalaman kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan sebelumnya. Jika jasa yang
dialami memenuhi dan melebihi harapan, maka kualitas pelayanan akan dikatan baik
dan memuaskan sehingga mereka berminat menggunakan jasa itu kembali. Sedangkan
faktor yang memengaruhi kunjungan seseorang yaitu mutu produk, kualitas
pelayanan, biaya, harga, SDM,tempat dan proses.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan minat kunjungan ulang antenatal care pada pasien BPJS dan
Non BPJS di polikandungan RSUD Ungaran. Rancangan penelitian ini adalah analitik
komparasi. Pengambilan sampelnya menggunakan total sampling. Populasinya adalah
seluruh ibu hamil yang melakukan antenatal care dipolikandungan RSUD Ungaran.
Sampel adalah ibu hamil trimester III yang melakukan kunjungan antenatal care pada
tahun 2015. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi
dan analisis bivariate dengan Man Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan ada
perbedaan antara minat kunjungan ulang antenatal care pada pasien BPJS dan Non
BPJS (mandiri) dengan hasil nilai signifikan (Pvalue) sebesar 0,000 dimana nilai
kurang dari α <0,05.

Keywords: minat kunjungan ulang,antenatal care, BPJS, mandiri

182 |
PENDAHULUAN 2009 ditegaskanbahwasetiap orang
Kesehatan merupakan kebutuhan mempunyai hak yang sama dalam
dasar manusia. Kebutuhan ini mendorong memperoleh akses atas sumber daya di
manusia untuk senantiasa menjaga bidang kesehatan dan memperoleh
kesehatan. Kebutuhan ini juga menjadikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
manusia merasa perlu mendapatkan dan terjangkau. Sebaliknya, setia porang
pelayanan kesehatan yang layak. Organisasi juga mempunyai kewajiban turut serta
penyedia dalam program jaminan kesehatan sosial.
layanankesehatansepertirumahsakit, Untuk mewujudkan komitmen global dan
puskesmas, balai pengobatan dan dokter konstitusi di atas, pemerintah
merupakan wujud penyediaan sumber daya bertanggungjawab atas pelaksanaan
dibidang kesehatan.. (Kemenkes RI dalam jaminan kesehatan masyarakat melalui
Muninjaya 2011). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi
Berdasarkan Deklarasi tersebut, kesehatan perorangan. (Tunggal, 2014).
pasca Perang Dunia II beberapa negara Usaha ke arah itu sesungguhnya
mengambil inisiatif untuk mengembangkan telah dirintis pemerintah dengan
jaminan sosial, antara lain jaminan menyelenggarakan beberapa bentuk jamina
kesehatan bagi semua penduduk (Universal sosial di bidang kesehatan, diantaranya
Health Coverage). Dalam sidang ke 58 adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT
tahun 2005 di Jenewa, World Health Jamsostek (Persero) yang melayaniantara
Assembly (WHA) menggaris bawahi lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun,
perlunya pengembangan sistem veteran, dan pegawai swasta. Untuk
pembiayaan kesehatan yang menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu,
tersedianya akses masyarakat terhadap pemerintah memberikan jaminan melalui
pelayanan kesehatan dan memberikan skema Jaminan Kesehatan Masyarakat
perlindungan kepada mereka terhadap (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan
risiko keuangan.WHA ke 58 mengeluarkan Daerah (Jamkesda). Namun demikian,
resolusi yang menyatakan, pembiayaan skema-skema tersebut masih
kesehatan yang berkelanjutan melalui terfragmentasi, terbagi- bagi. Biaya
Universal Health Coverage kesehatan dan mutu pelayanan menjadi
diselenggarakan melalui mekanisme sulit terkendali. (Suparti, 2015).
asuransi kesehatan sosial. ( Kemenkes, Undang-Undang No. 24 tahun 2011
2011). juga menetapkan, Jaminan Sosial
Di Indonesia, falsafah dan dasar Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS,
negara Pancasila terutama sila ke-5 juga yang terdiriatas BPJS Kesehatandan BPJS
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Ketenaga kerjaan. Khusus untuk Jaminan
Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 Kesehatan Nasional (JKN) akan
pasal 28H ayat 3 dan pasal 34 ayat 2, dan diselengarakan oleh BPJS kesehatan yang
diatur dalam UU No. 23 tahun 1992 yang akan di impelementasikan pada 1 januari
kemudian digant dengan UU 36 tahun 2009 2014. Secara opersional, pelaksanaan JKN
tentangKesehatan. Dalam UU 36 tahun dituangkan dalam peraturan pemerintah dan

| 183
peraturan presiden, antara lain: peraturan ulang antenatal care pada pasien BPJS dan
pemerintah No. 101 tahun 2012 tentang non BPJS di poli kandungan RSUD
penerima bantuan iuran (PBI), peraturan Ungaran, Tujuan Khusus yaitu: Mengetahui
Presiden No.12 tahun 2013 tentang jaminan minat kunjungan ulang antenatal care pada
kesehatan dan petajalan (Roadmap jaminan pasien BPJS di poli kandungan,
kesehatan Nasional). (Yustisia, 2014). Mengetahui minat kunjungan ulang
Dalam kebijakan pemerintah antenatal care pada pasien non BPJS di
kunjungan antenatal care sebaiknya poli kandungan, Mengetahui perbedaan
dilakukan paling sedikit 4 kali selama minat kunjungan ulang antenatal care
kehamilan, bila ibu hamil yang kehamilan terhadap program BPJS dan non BPJS pada
memiliki resiko tinggi maka harus poli kandungan.
diperhatikan jadwal kunjungan harus lebih
ketat. Namun bila normal maka cukup 4 METODE PENELITIAN
kali yaitu K1 yaitu sekali kunjungan Jenis penelitian ini adalah
antenatal hingga usia kehamilan sampai 12 penelitian yang bersifat analitik komparasi
minggu, K2 yaitu sekali kunjungan selama yaitu mengadakan perbandingan kondisi
kehamilan 13-27 minggu, K3 dan K4 yaitu yang berada di dua tempat, apakah kondisi
sebanyak dua kali kunjungan selama usia tersebut sama, atau ada perbedaan, dan
kehamilan diatas 28-40 minggu . (Sarwono, kalau ada perbedaan kondisi mana yang
2009). lebih baik, Rancangan yang digunakan
Dari studi pendahuluan yang dalam penelitian ini adalah Cross Sectional.
dilakukan di RSUD Ungaran didapatkan Penelitian ini dilaksanakan di di RSUD
data minat kunjungan ulang pasien di Ungaran ruangan poli kandungan.Penelitian
poliklinik kandungan pada bulan juni ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di
sebanyak 283 ibu hamil trimester III yang RSUD Ungaran.Populasi dalam penelitian
melakukan antenatal care, sedangkan yang ini adalah seluruh sasaran ibu hamil
minat melakukan kunjungan ulang trimester III yang 283 ibu hamil trimester
antenatal care yang baik (≥1x selama III yang berkunjung pada tahun 2015 di
trimester III) sebanyak 92 pasien, poli kandungan RSUD Ungaran, sampel
sedangkan yang melakukan kunjungan dalam penelitian ini adalah semua pasien
ulang antenatal care yang kurang baik (< ibu hamil pada trimester III yang
1x selama trimester III) sebanyak 191 melakukan kunjungan pada tahun 2015
pasien. Pasien selama melakukan sebanyak 283 orang.
pemeriksaan baik itu yang pertama kali Teknik pengambilan sampel dalam
atau melakukan kunjungan ulan gada yang penelitian ini menggunakan teknik total
menggunakan jaminan yang diberikan oleh sampling atau sampling jenuh
pemerintah yaitu BPJS dan ada juga yang Data yang sudah dilakukan pengolahan
non BPJS (mandiri). kemudian dianalisa secara bertahap sesuai
Tujuan Penelitian ini adalah terdiri Analisis Univariat dan Bivariat. Analisis
dari :Tujuan Umum yaitu Untuk univariat dalam penelitian ini menggunakan
mengetahui perbedaan minat kunjungan distribusi frekuensi untuk mengetahui

184 |
proporsi dari masing-masing variabel
penelitian, yaitu variabel bebas yang terdiri Bivariat
dari Pasien BPJS dan Non BPJS. Data perbedaan minat kunjungan ulang antenatal
untuk hasil analisis univariat disajikan care pada pasien BPJS dan Non
dalam bentuk distribusi frekuensi BPJS
(Notoatmodjo, 2010). Tabel 3 Perbedaan Minat Kunjungan Ulang
Analisis Bivariat dalam penelitian Antenatal Care pada Pasien BPJS
ini dilakukan dengan bantuan komputer. dan Non BPJS di Polikandungan
Teknik analisa yang digunakan untuk RSUD Ungaran
membuktikan apakah hipotesa diterima N Mean Z p
atau ditolak dengan menggunakan : man Rank value
whithney U test Minat 189 164.79 - 0,000
kunjungan 94 96.18 8.188
HASIL DAN PEMBAHASAN ulang BPJS
Minat
Univariat Kunjungan
minat kunjungan ulang antenatal care pada ulang Non
pasien BPJS BPJS
Tabel 1 Distribusi Responden minat Gambaran minat kunjungan ulang
kunjungan ulang antenatal care antenatal care pada pasien
pada pasien BPJS di poli BPJS
kandungan RSUD Ungaran Minat kunjungan ulang antenatal
Jaminan Frekuensi Persentase (%) care pada pasien BPJS yaitu paling banyak
Kesehatan kategori kurang minat melakukan antenatal
pasien BPJS
Baik
care yaitu sebanyak 158 responden
31 33.7 (82.7%), dan paling sedikit yaitu kategori
Kurang baik sebanyak 31 responden (33.7%).
158 82.7
Jumlah
Menurut Suhendro (2014) faktor yang
189 100.0 memengaruhi kunjungan seseorang yaitu
minat kunjungan ulang antenatal care pada mutu produk, kualitas pelayanan, biaya,
pasien Non BPJS harga, sumber daya manusia, tempat dan
Tabel 2 minat kunjungan ulang antenatal proses.Tetapi di Poli Kandungan RSUD
care pada pasien Non BPJS di poli Ungaran yang memengaruhi kurang minat
kandungan RSUD Ungaran dalam melakukan kunjungan ulang antental
No. Minat Frekuensi Persentase care adalah ke banyak pasien rujukan dari
kunjungan (%)
ulang bidan atau puskesmas.
antenatal Gambaran minat kunjungan ulang
care pada antenatal care pada pasien
pasien Non
BPJS Non BPJS
1. Baik 61 66.3 Dari hasil penelitian diperoleh
2. Kurang 33 17.3 bahwa minat kunjungan ulang antenatal
Jumlah 84 100.0 care pada pasien Non BPJS yaitu paling

| 185
banyakkategori baik 61 (66,3%) dan untuk Minat kunjungan ulang antenatal
yang minat kunjungan ulang antenatal care care pada pasien Non BPJS (mandiri) yaitu
kategori kurang 33 (11,7%). Menurut dimana pasien melakukan kunjungan ulang
Suhendro (2014) faktor yang memengaruhi bukan yang pertama kali dan sudah pernah
kunjungan seseorang yaitu mutu produk, melakukan pemeriksaan pada tempat yang
kualitas pelayanan, biaya, harga, sama untuk memeriksaan kehamilannya
sumberdaya manusia, tempat dan proses. dengan biaya sendiri. Dimana setiap kali
Tetapi di poli kandungan RSUD Ungaran memeriksakan kehamilannya harus
yang memengaruhi baik minat dalam mengeluarkan uang sesuai dengan
melakukan kunjungan ulang antenatal care kebutuhannya. Karena mereka akan sadar
pasien Non BPJS adalah sudah mengetahui dan mengetahui akan manfaat melakukan
akan pentingnya melakukan antenatal care. antenatal care walupun dengan biaya
Perbedaan Minat Kunjungan Ulang sendiri sehingga mereka sadar akan
Antenatal Care pada Psien BPJS dan pentingnya melakukan antental care karena
Non BPJS akan baik bagi kandungannya maupun bayi,
Minat kunjungan ulang pasien antenatal dan mengetahui kondisi Rahim ibu, dan
care yang memakai BPJS yaitu sebanyak jenis kelamin, sehingga apabila mengalami
189 pasien, dipoli kandungan RSUD faktor resiko, bahaya atau patologi maka
Ungaran terdapat pasien yang melakukan rencana tindakan bisa dimulai dari awal
minat kunjungan ulang antenatal care yang trimester III sehingga ia melakukan minat
memakai BPJS dalam kategori baik yaitu kunjungan ulang rutin.
sebnayak 31 pasien (melakukan kunjungan
ulang≥ 1x selama trimester III), sedangkan KESIMPULAN
yang kurang baik yaitu 158 pasien Sebagian dari responden memiliki
(melakukan kunjungan ulang>1x selama minat kunjungan ulang pada pasien BPJS
trimester III). Yang kurang, yaitu sebanyak 158
Minat kunjungan ulang antenatal responden (82.7%).
care pada pasien BPJS Dimana pasien Sebagian dari responden memiliki
melakukan kunjungan yang bukan pertama minat kunjungan ulang pada pasien Non
dan sudah pernah melakukan kunjungan BPJS bekerja yang baik yaitu sebanyak 61
pada tempat yang sama untuk (66,3%).
memeriksakan kehamilannya yang Ada perbedaan minat kunjungan
biayanya sudah dijamin oleh pemerintah. ulang antenatal care pada pasien BPJS dan
Di polikandungan RSUD Ungaran tidak Non BPJS dipoli kandungan RSUD
membeda-bedakan pasien BPJS dan non Ungaran(p = 0,000).
BPJS baik dibagian administrasi,
pendaftaran, apotik, maupun pelayanan REFERENSI
yang diberikan oleh dokter atau bidan, dan Depkes RI. Undang-Undang tentang system
kebanyakan pasien dirumah sakit ini pasien jaminan social Nomor 40 tahun
rujukan dari puskesmas atau bidan. 2004.

186 |
Depkes RI. Undang-undang tentang badan Pedoman Pelayanan Prima Keputusan
penyelenggara jaminan social direksi PT Askes (Persero) Nomor
Nomor 24 tahun 2011. 466/KEP/1205.
Depkes RI. Peraturan Badan Penyelenggara Pedoman administrasi Pelayanan Kesehatan
Jaminan Sosial Kesehatan No.1 Sosial Keputusan direksi PT Askes
tahun 2014, tentang kepesertaan. (Persero) Nomor 21/kep/0109.
Depkes RI.2008. Jaminan Kesehatan peraturan pemerintah No. 101 tahun 2012
Masyarakat tentang penerima bantuan iuran
(JAMKESMAS).Jakarta: Depkes. (PBI).
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi peraturan Presiden No.12 tahun 2013
Penelitian Kesehatan. tentang jaminan kesehatan dan
Jakarta:Rineka Cipta. peta jalan (Roadmap jaminan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik kesehatan Nasional).
Indonesia. 2011. Jaminan peraturan Undang-undang RI Nomor 24
Kesehatan Nasional (JKN) dalam tahun 2011 tentang Badan
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Penyelenggara Jaminan Sosial.
Jakarta. Saryono, 2010. Metodologi penelitian
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Indonesia. 2011. Jaminan Cendekia.
Kesehatan kesehatan persalinan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004.
(JAMPERSAL).Jakarta. Tentang system jaminan social
Keputusan menteri kesehatan Republik Nasional, pasal 5 ayat (1) dan pasal
Indonesia Nomor 52.
1204/MENKES/SK/X/2004 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang persyaratan kesehatan tentang Kesehatan.
lingkungan rumah sakit. Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang
Peraturan menteri Kesehatan Nomor fungsi rumah sakit dalam Undang-
159b/Menkes/Per/1988 tentang undang No.44 tahun 2009.
rumah sakit.

| 187
HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI
DI DESA CANDIREJO

Ari Andayani1), Widayati2), Risma Aliviani3)


1)
Fakulta Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
Email: arianday83@yahoo.co.id
2)
Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
3)
Fakultas Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo

ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan dan keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Penyebab
Angka kematian Ibu (AKI) tahun 2012 Menurut Depkes paling banyak terjadi pada
saat nifas (49,85%), bersalin (26,26%), hamil (23,89%), Kematian Ibu ini di sebabkan
karena perdarahan ( 38%), eklampsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), dan
abortus (5%), penyakit penyerta (5%). Senam nifas dapat mempercepat pengembalian
regangan-regangan otot setelah melahirkan jika dilakukan dengan teratur.Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan senam nifas dengan involutio uterus di Desa
Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini adalah
analitik – cross sectional. Populasi diambil dari semua ibu nifas di Desa Candirejo
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Instrumen adalah lembar observasi.
Variabel Independen adalah senam nifas dan Variabel dependen adalah involutio
uterus. Analisa data dengan uji statistik Chi square. Ibu diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang senam nifas baik melalui media massa maupun
media elektronik sehingga ibu mau ikut serta dalam program senam nifas dalam
rangka mempercepat involusi uterus.

Kata Kunci: Senam nifas, involutio uterus

188 |
PENDAHULUAN Salah satu usaha yang dilakukan untuk
Angka Kematian Ibu (AKI) mengembalikan perubahan-perubahan yang
merupakan salah satu indikator untuk terjadi pada masa hamil, persalinan dengan
melihat derajat kesehatan perempuan dan melaksanakan senam nifas agar kembali
keberhasilan layanan kesehatan di suatu seperti semula seperti sebelum hamil.
Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) Senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
merupakan salah satu target yang telah setelah melahirkan Ibu tidak perlu takut
ditentukan dalam tujuan pembangunan untuk banyak bergerak, (Bobak, 2005).
Millenium Development Goal (MDG‘s) Dari hasil studi pendahuluan 1 tahun
yang ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan terakhir dari bulan Januari 2015 di desa
ibu dimana target yang akan dicapai sampai Candirejo terdapat 10 ibu nifas, dari 10 ibu
tahun 2015 adalah mengurangi sampai 2/3 nifas yang di temukan peneliti terdapat 7
resiko dari jumlah kematian ibu, (SDKI, (70%) ibu yang tidak melakukan senam
2012). Berdasarkan Survey Demografi nifas, dan 3 (30%) ibu nifas melakukan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 senam nifas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia Perdarahan post partum dapat terjadi akibat
sudah mulai turun perlahan yaitu sebesar kontraksi uterus yang kurang baik dan
102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, uterus yang lembek. Perdarahan ini sering
2012). Angka ini masih cukup tinggi terjadi terutama pada ibu nifas kurang dari
dibandingkan negara ASEAN lainnya. 7 hari. Salah satu cara agar Kontraksi tetap
Angka kematian ibu Kabupaten baik sampai akhir nifas adalah mobilisasi
Semarang tahun 2012 sebanyak 11 orang dan gerakan sederhana seperti senam nifas.
dari 13.140 Kelahiran Hidup atau sebesar Karena dengan senam nifas maka otot-otot
83.714/100.000 kelahiran hidup, yang berada pada uterus akan mengalami
mengalami penurunan bila dibandingkan kontraksi dan retraksi yang mana dengan
dengan AKI pada tahun 2011 sebanyak 16 adanya kontraksi ini akan menyebabkan
orang dari 12.894 Kelahiran Hidup atau pembuluh darah pada uterus yang
sebesar 124.08/100.000 kelahiran hidup. meregang dapat terjepit sehingga
Sebesar 59,63% kematian maternal terjadi perdarahan dapat terhindari. Senam nifas
pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar sebaiknya dilakukan dalam setelah
24,74% dan pada waktu persalinan sebesar melahirkan, Lalu secara teratur setiap hari.
15,63%. Penyebab terbanyak dari Dengan melakukan senam nifas sesegera
perdarahan post partum tersebut yakni 50- mungkin, hasil yang didapat pun
60% karena kelemahan atau tidak adanya diharapkan bisa optimal. Dalam
kontraksi uterus. Pada masa nifas, alat-alat pelaksanannya, harus dilakukan secara
genetalia interna maupun eksterna akan bertahap, sistematis, dan kontinyu. Namun
berangsur-angsur pulih kembali seperti pada sebagaian ibu pasca melahirkan
keadaan sebelum hamil. Perubahan- umumnya takut melakukan banyak
perubahan alat-alat genital ini dalam gerakan. Ibu biasanya khawatir gerakan
keseluruhannya disebut involusi gerakan yang dilakukannya akan
(Wiknjosastro, 2005).

| 189
menimbulkan dampak yang tidak Manfaat senam nifas adalah memulihkan
diinginkan. (Hamnah, 2003). kembali kekuatan otot dasar panggul,
Selain itu nilai adat-istiadat masih melekat mengencangkan otot-otot dinding perut dan
pada ibu tersebut, yang mana ibu masih perinium, membentuk sikap tubuh yang
meyakini apabila setelah bersalin tidak baik dan mencegah terjadinya komplikasi.
boleh turun dari tempat tidur. Menurut Komplikasi yang dapat dicegah sedini
sosial budaya yang ada pada masyarakat mungkin dengan melaksanakan senam nifas
perawatan pada masa nifas sangat adalah perdarahan post partum. Dengan
konservatif yaitu diharuskan tidur senam nifas dapat menurunkan kejadian
terlentang selama 40 hari, ibu di anjurkan perdarahan post partum sebesar 60%
untuk menghindari kerja keras agar (Anidar, 2008). Saat melaksanakan senam
kandungan tidak turun. Dari studi nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang
pendahuluan pada ibu post partum tidak akan membantu proses involusi yang mulai
melaksanakan mobilisasi bahkan senam setelah plasenta keluar sampai dengan 6
nifas.Adapun faktor ibu tidak minggu, (Wiknjosastro, 2005).
melaksanakan senam nifas karena ibu Berdasarkan latar belakang tersebut di atas
masih letih, nyeri pada daerah jalan lahir, maka penulis tertarik untuk mengangkat
dan juga ibu menganggap (menurut adat- masalah tersebut ke dalam penelitian yang
istiadat) pada ibu post partum harus diam di berjudul ―Hubungan Senam Nifas Dengan
tempat tidur. Selain itu ibu juga tidak Proses involusio Uteri‖ di desa Candirejo
mengetahui tentang pentingnya senam Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang.
nifas, tujuan, Manfaat dan juga cara
pelaksaannya. Pada ibu post partum terjadi METODE PENELITIAN
perubahan pada alat kandungan dan juga Desain penelitian ini menggunakan
banyak otot-otot pada uterus mengalami metode survey analitik, Pendekatan
peregangan akibat kehamilan. penelitian ini menggunakan cara Cross
Pengembalian otot ini sangat penting segera sectional yaitu suatu penelitian untuk
dilakukan, Salah satu caranya dengan mempelajari dinamika korelasi antara
melakukan senam nifas. Apabila tidak faktor-faktor resiko dengan efek, dengan
melaksanakan maka kontraksi otot pada cara pendekatan, observasi atau subjek
uterus lambat dan kurang baik. Kontraksi penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
uterus yang jelek sangat memungkinkan pengukuran dilakukan terhadap suatu
akan mengalami tombosis, degenerasi pada karakter atau variabel subjek pada saat
uterus dan endometrium yang lambat, pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).
sehingga pembuluh darah menjadi beku dan Populasi penelitian adalah keseluruhan
bermuara pada bekas implantasi plasenta. obyek penelitian atau obyek yang diteliti
Hal ini juga menyebabkan pengeluaran (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
lochia yang berjalan lambat sehingga penelitian ini adalah Ibu nifas primipara
menyebabkan masa nifas yang dan multipara di desa Candi rejo
berkepanjangan. (Prawiroharjo, 2006). Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua

190 |
ibu nifas pada bulan Juni 2015 teknik ibu. Hal ini di dukung oleh penelitian yang
sampling yang digunakan total di lakukan Arista (2011) bahwa banyaknya
samplingPopulasi penelitian adalah ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas
keseluruhan obyek penelitian atau obyek karena pengetahuan yang masih rendah
yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). tentang senam nifas dan anggapan
Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu masyarakat senam nifas memberikan
nifas primipara dan multipara di desa Candi dampak negatif pada ibunifas dan
rejo Kecamatan Ungaran Kabupaten pengeluaran lokhea, hasil uji hipotesis
Semarang. Sampel dalam penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara
adalah semua ibu nifas pada bulan Juni senam nifas dengan lama pengeluaran
2015 teknik sampling yang digunakan total lokhea. Senam nifas adalah senam yang di
sampling. Analisis yang digunakan dalam lakukan sejak 6 jam post partum sampai
penelitian ini adalah analisis univariat dan hari ke tujuh , terdiri dari sederetan gerakan
analisis bivariat. tubuh yang dilakukan untuk mempercepat
pemulihan keadaan ibu (Hesty, 2009)
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Kejadian involusio uteri
Analisis univariat digunakan untuk Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
memberikan gambaran tentang senam nifas Kejadian Involusio Uteri pada Ibu Nifas
dan kejadian involusio uteri pada ibu nifas Kejadian Jumlah Persentase (%)
a. Senam Nifas Involusio
Uteri
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tidak Normal 6 18,2
Pelaksanaan Senam Nifas Normal 27 81,8
Senam Jumlah Persentase (%) Jumlah 33 100
Nifas Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian
Tidak 12 36,4 besar ibu nifas tidak mengalami kejadian
Teratur 21 63,6
Teratur involusio uteri (normal), yaitu sejumlah 27
Jumlah 33 100 orang (81,8%).
Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian pada ibu nifas yang senam nifas penuruna
besar ibu nifas , lebih banyak ibu nifas TFU berlangsung lebih cepat dari pada
melaksanakan senam nifas secara teratur, yang tidak senam. Hal ini disampaikan juga
yaitu sejumlah 21 orang (63,6%). oleh Anggraini , 2009 bahwa manfaat
Penelitian ini di dukung oleh penelitian senam nifas adalah mempercepat involusi
Sukardi (2009) tentang senam Hal ini uteri yang salah satu tandanya yaitu
menunjukan bahwa belum semua ibu nifas penurunan TFU. Hal ini didukung oleh
melakukan senam nifas. Kemungkinan penelian Yuliana Tambunan (2009) tentang
dikarenakan ibu primipara belum pengaruh ambulasi dini terhadap involusio
mempunyai pengalaman, sehingga tidak uteri di klinik bersalin Khatijah Medan di
melakukan senam nifas secara teratur dan dapatkan hasil pada kelompok yang di
adanya budaya masyarakat yang melarang lakukan ambulasi dini penurunan TFU nya
ibu nifas untuk banyak gerak karena akan lebih cepat dari pada kelompok yang tidak
memberikan dampak yang kurang baik bagi di lakukan ambulasi dini.

| 191
mengembalikan kebugaran tubuh pasca
c. Hubungan Senam nifas dengan proses persalinan. Melalui latihan secara teratur,
involusio Uteri. calon ibu diharapkan dapat lebih tenang
Tabel 3. Hubungan antara Senam Nifas serta siap saat persalinan maupun setelah
dengan Proses Involusio Uteri proses persalinan. Senam nifas sebaiknya
Proses Involusio Uteri dilakukan setelah kondisi tubuh benar-
Senam Tidak benar pulih kembali, dan tidak ada keluhan-
Normal Total p-value
Nifas Normal
keluhan ataupun gejala-gejala akibat
f % f % F %
kehamilan / persalinan yang lalu.
Tidak 5 41,7 7 58,3 12 100 0,016
Sebaiknya dalam melakukan senam nifas
Teratur 1 4,8 20 95,2 21 100
Teratur tambahkan jumlah dan variasi latihan yang
Total 6 18,2 27 81,8 33 100 dilakukan dengan tetap memperhatikan
kondisi kesehatan ibu. Dalam latihan juga
hendaknya diawali dengan pemanasan dan
Tabel 3 dapat diketahui bahwa ibu yang lakukan relaksasi setelah melakukan senam
melaksanakan senam nifas secara tidak nifas untuk mendapatkan hasil yang lebih
teratur yang mengalami proses involusio baik. Hasil penelitian juga didapatkan ada 1
uteri tidak normal sejumlah 41,7%, responden (4,8%) yang teratur melakukan
sedangkan ibu yang melaksanakan senam senam nifas, akan tetapi involusi uterus
nifas secara teratur yang mengalami proses yang dialami tidak normal. Hal ini
involusi uteri tidak normal sejumlah 4,8%. disebabkan adanya infeksi pada masa nifas
Ini menunjukkan bahwa proses involusio karena masih adanya sisa jaringan yang
uteri tidak normal lebih banyak terjadi pada dapat memperlambat proses pengecilan
ibu dengan senam nifas secara tidak teratur rahim sehingga dapat menimbulkan
dibandingkan ibu dengan senam nifas perdarahan pada ibu, juga karena ibu tidak
secara teratur. menyusui bayi dengan alasan ibu bekerja
Hasil uji Chi Square, diperoleh p-value dan asi tidak keluar. Hal ini juga sesuai
Fisher Exact sebesar 0,016. Oleh karena p- dengan penelitian Purwanti di RSUD dr
value = 0,016 <  (0,05) maka Ho diterima, Much. Soewandhie Surabaya (2010),
ini berarti bahwa ada hubungan yang tentang dampak senam nifas terhadap
signifikan antara senam nifas dengan proses proses involusio didapatkan p value = 0,004
involusio uteri. Saat masa nifas para ibu di yang artinya senam nifas mempunyai
haruskan untuk melakukan senam nifas dampak terhadap involusio uteri yang di
atau senam setelah melahirkan. Senam ini lihat dari penurunan tinggi fundus uteri dan
dilakukan sejak hari pertama setelah pengeluaran lockhea.
melahirkan hingga hari ketujuh. Dalam
pelaksanannya, harus dilakukan secara KESIMPULAN
bertahap, sistematis, dan kontinyu. Senam a. Senam nifas yang dilakukan ibu di Desa
nifas penting sekali di lakukan oleh ibu Candirejo, sebagian besar melakukan
yang telah melahirkan untuk secara teratur (63,6%).

192 |
b. Involusi Kecamatan Ungaran Barat, Pengembangan Kesehatan, Jakarta,
Kabupaten Semarang uterus pada ibu Indonesia
nifas di Desa Candirejo sebagian besar Manuaba, Ida Bagus Gde, 2007, Ilmu
mengalami involusio uterus yang Kebidanan dan Penyakit
normal 27 orang (81,8%). Kandungan dan Keluarga
c. Ada hubungan antara senam nifas Berencana untuk Bidan, EGC,
dengan involusio uteri di Desa Jakarta.
Candirejo, Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
REFERENSI Rineka Cipta.
Ambarwati, Eny Retna dan Dyah Prawirohardjo, Sarwono dan Wiknjosastro,
Wulandari. 2010. Asuhan Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan.
Kebidanan Nifas.Yogyakarta: Mitra Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Cendikia. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian.
An yatun. ( 2009 ). Buku Ajar Asuhan Bandung : Alfabeta
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas.
EGC Yogyakarta: Fitramaya.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2005). Buku Saleha, Siti, 2009, Asuhan Kebidanan
Ajar Keperawatan Maternitas, Pada Masa Nifas, Jakarta, Salemba
EGC. Jakarta. Medika
Badan Pusat Statistik, BKKBN, Depkes, Wiknjasastro. Hanifa . 2005, Ilmu
Survey Demografi Kesehatan Kebidanan. YBP-SP. Jakarta
Indonesia (SDKI). 2012. Pelayanan ggraini, Yetty. 2010. Asuhan Kebidanan
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Dinkes. 2012 Profil Kesehatan Kabupaten Rihama.
Semarang. Ungaran : Dinas Anidar. (2008). Manfaat Senam Nifas.
Kesehatan. http//eprins.undip.ac.id, di akses
Departemen Kesehatan, 2010, Riset tanggal 11 Desember 2013.
Kesehatan Dasar (Riskesdas),
Badan Penelitian dan

| 193
PENATALAKSANAAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)
PADA REMAJA PUTRI

Ni Wayan Putri Utami1, Ida Sofiyanti, S.SiT, M.Keb2


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
niwayanputriutami1@gmail.com
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
idasofiyanti@gmail.com

ABSTRAK
Pada remaja putri akan terjadi proses menstruasi sebagai salah satu tanda telah
berfungsinya ovarium, dimana masa pubertas dimulai dari awal berfungsinya ovarium
yang sudah mantap dan teratur. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 10-19
tahun. Perkembangan ini disebabkan oleh estrogen. Penelitian yang dilakukan oleh
Pharma pada tahun 2008 dengn jumlah responden 1602 orang di Australia, Hongkong,
Pakistan dan Thailand. Hasilnya 22% dari wanita di Asia Pasifik mengalami
Premenstrual syndrome. Premenstrual syndrome diderita 3,9% wanita dengan derajat
sedang dan 1,1% dengan derajat berat. Selain itu sekitar 40% wanita berusia 13 – 50
tahun di Indonesia mengalami premenstrual syndrome (David, 2008). Sebagian besar
wanita menganggap bahwa premenstrual syndrome bukan suatu kondisi yang serius,
sehingga tidak melakukan upaya pencegahan ataupun pengobatan. Namun yang harus
diperhatikan, jika premenstrual syndrome tidak ditangani dapat berubah menjadi
kondisi serius, salah satunya seperti depresi. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, banyak ditemukan penatalaksanaan premenstrual
syndrome baik secara farmakologis maupun non famakologis. Jika dilihat dari
perspektif efek samping akan lebih banyak yang mempertimbangkan dampak yang
ditimbulkan dari suatu pengobatan. Studi ini merupakan sutau tnjauan literature yang
membahas mengenai penatalaksanaan premenstrual syndrome pada remaja putri.
Sumber tinjauan ini meliputi studi pencaharian sistematis database terkomputerisasi
(Pubmed, Proquest, dan Google Scholar) dengan bentuk jurnal penelitian 12 jurnal
dengan kata kunci premenstrual syndrome dan tereatment of premenstrual syndrome.
Premenstrual syndrome dapat ditangani dengan mengonsumsi kapsul torbangun,
aromatherapy bunga lavender, mengonsumsi vitamin B1, mengonsumsi vitamin B6,
mengonsumsi makanan berisoflavon, olahraga teratur, mengonsumsi coklat hitam,
melakukan yoga, dan mengonsumsi kalsium

Kata kunci: Remaja, Premenstrual syndrome

194 |
PENDAHULUAN 1602 orang di Australia, Hongkong,
Pada remaja putri akan terjadi proses Pakistan dan Thailand. Hasilnya 22% dari
menstruasi sebagai salah satu tanda telah wanita di Asia Pasifik mengalami
berfungsinya ovarium, dimana masa Premenstrual syndrome. Premenstrual
pubertas dimulai dari awal berfungsinya syndrome diderita 3,9% wanita dengan
ovarium yang sudah mantap dan teratur. derajat sedang dan 1,1% dengan derajat
Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada berat. Selain itu sekitar 40% wanita berusia
umur 10-19 tahun. Perkembangan ini 13 – 50 tahun di Indonesia mengalami
disebabkan oleh estrogen. Meskipun premenstrual syndrome (David, 2008).
menstruasi merupakan keadaan yang Gejala – gejala yang timbul menjelang
normal dialami oleh semua wanita usia menstruasi bermacam – macam bisa berupa
reproduksi namun banyak wanita yang gejala ringan, dan gejala berat yang
mengalami ketidaknyamanan fisik atau menyerang fisik maupun psikologis. Secara
merasa tersiksa saat menjelang haid atau psikologis mencakup kecemasan, mudah
selama haid berlangsung. Sekitar 80% tersinggung, gangguan mood, cemas,
wanita mengalami gangguan fisik dan mudah marah, mudah tersinggung, lupa,
emosi menjelang masa ini, diantaranya bingung, insomnia, menangis. Sedangkan
perut kembung, nyeri payudara, perasaan gejala fisik yang terjadi meliputi sakit
tegang, mudah tersinggung dan agak perasa kepala, lelah, pusing, nyeri sendi, perut
yang biasa disebut premenstrual syndrome tegang, sakit punggung, sembelit, pingsan
(Elvira, 2013). akibat nyeri hebat. Sebagian besar wanita
Premenstrual syndrome merupakan menganggap bahwa premenstrual syndrome
kompleksitas antara keluhan psikologi, bukan suatu kondisi yang serius, sehingga
kebiasaan dan keluhan fisik yang muncul 1 tidak melakukan upaya pencegahan
hingga 14 hari sebelum menstruasi dan ataupun pengobatan. Namun yang harus
biasanya berhenti saat menstruasi mulai. diperhatikan, jika premenstrual syndrome
Penyebab premenstrual syndrome belum tidak ditangani dapat berubah menjadi
jelas diketahui, namun hingga saat ini kondisi serius, salah satunya seperti
faktor hormonal masih diyakini sebagai depresi.
penyebab dari premenstrual syndrome Seiring dengan perkembangan ilmu
adalah keidakseimbangan antara hormone pengetahuan dan teknologi, banyak
estrogen dan hormone progesterone, karena ditemukan penatalaksanaan premenstrual
polanya yang mengalami fluktuasi selama syndrome baik secara farmakologis
siklus menstruasi. Menurut Saryono dan maupun non famakologis. Jika dilihat dari
Sejati (2009), menyatakan bahwa perspektif efek samping akan lebih banyak
premenstrual syndrome terjadi pada 70 – yang mempertimbangkan dampak yang
90% wanita pada remaja tengah, usia subur ditimbulkan dari suatu pengobatan.
dan usia reproduktif. Hal ini didukung oleh Berdasarkan paparan diatas, maka
beberapa penelitian, salah satunya premenstrual syndrome merupakan salah
penelitian yang dilakukan oleh Pharma satu keluhan menjelang menstruasi yang
pada tahun 2008 dengn jumlah responden harus mendapatkan dan memerlukan

| 195
pemahaman asuhan yang tepat untuk bentuk jurnal penelitian yang digunakan
mengurangi dan menangani keluhan sejumlah 12 jurnal dengan kata kunci
premenstrual syndrome, sehingga tidak premenstrual syndrome dan treatment of
menimbulkan dampak yang memperberat premenstrual syndrome. Jurnal yang
gejala, meningkatkan ketidaknyamanan dan dipergunakan dari tahun 2010, 2011, 2012,
meningkatkan resiko keluhan yang 2014, 2015, 2016 dan 2017.
mengganggu aktivitas sehari – hari.
HASIL
METODOLOGI Pencarian artikel dilakukan pada
Studi ini merupakan suatu tinjauan pangkalan data (data base) dengan
literatur (literature review) yang mencoba menggunakan kata kunci premenstrual
menggali lebih banyak informasi mengenai syndrome dan treatment of premenstrual
penatalaksanaan premenstrual syndrome syndrome. Artikel yang digunakan dan
(PMS). Sumber untuk melakukan tinjauan memenuhi kriteria sebanyak 12 jurnal.
literatur ini meliputi studi pencarian Berikut daftar jurnal yang ditemukan
sistematis database terkomputerisasi diuraikan dalam bentuk tabel.
(Google Scholar, PubMed dan Proquest)

Tabel 1.1 Ekstraksi Data Penelitian


No Peneliti Metodologi Hasil
1 Devi Mazarina, Desain penelitian ini adalah Penelitian ini berjudul suplementasi daun
Hidayat penelitian eksperimen dengan torbangun (coleus ambonicus lour) utuk
Syarief, Rizal rancangan acak sempurna. menurukan keluhan syndrome
Damaik, Sampel dalam penelitian ini premenstruasi pada 36 remaja putri, hasil
Ahmad sejumlah 36 orang yang dari penelitian ini menyatakan bahwa
Sulaeman, Budi terbagi atas 3 kelompok suplemen kapsul daun torbangu sebanyak
Setiwan, perlakuan. 750 mg dapat digunakan untuk
Rousmala menurunkan keluhan nyeri payudara, sakit
Dewi (2010) kepala, nyeri perut bagian bawah, dan
keluhan emosi pada remaja putrid yang
menderita PMS. Penurunan keluhan nyeri
payudara pada kelompok perakuan kapsul
serbuk daun torbangun dan herbal
komersial ebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok control. Sebanyak 10
responden yang mengalami keluhn nyeri
payudara, setelah intervensi 9 mengatakan
mengalami penurunan keluhan. Sementara
dari 9 kelompok kontrol sebanyak 7 0rang
masih mengalami keluhan dan hanya 2
orang yang mengalai penurunan keluha.
2 Zamani Desain penelitian ini adalah Peneitian yang berjudul Therapeutic of
Mehrangiz, quasi eksperiment pada 128 effect of vitex agnus castus in patient with
Nosrat Neghab, orang wanita. premenstrual syndrome, menunjukkan
Saadat bahwa terdapat perbedaan yang sigifikan
Torabian antara pemberian vitex dan placebo 6 hari

196 |
No Peneliti Metodologi Hasil
(2011) menjelang siklus menstruasi, dan vitex
arcus dapat digunakan sebagai penanganan
premenstrual syndrome dan modifikasi
premenstrual syndrome karena dapat
mengurangi keluhan premenstrual
syndrome seperti sakit kepala, cemas,
depresi, nyeri payudara.
3 Merikawati Desain penelitian ini quasi Penelitian ini berjudul aromaterapi bunga
Ayut, Titin eksperiment dengan non lavender dengan tingkat keemasan remaja
Andri randomized control group putri saat premenstrual syndrome, hasil
Wihastuti, pretest posttest. Jumlah dari penelitian ini menunjukakn dari 8
Laily Yuliatun sampel dalam peneitian ini orang kelompok control dan 8 orang
(2012) adalah 16 orang remaja putri kelompok perlakuan terdapat perbedaan
di SMP Negeri 14 Malang. tingkat kecemasan yag signifikan antara
kelompok control dan kelompok
perlakuan.
4 Abdollahifard Desain penelitian ini adalah Penelitian ini berjudul the effects of
Sareh, Afifeh eksperiment pada 80 remaja vitamin B1 on ameliorating the
Rahmanian putri di Fakultas Kesehatan premenstrual syndrome symptoms
Koshkaki, Reza Universitas Jahrom tahun menyatakan bahwa terdapat perbedaan
Moazamiyanfar 2013 yang signifikan pada kelompok pemberian
(2014) vitamin B1 dan placebo dimana
didapatkan hasil vitamin B1 yang
dikonsumsi 100 mg mampu mengurangi
gejala premenstrual syndrome seperti
keluhan mental dan keluhan fisik.
5 Anityo, Desain penelitian ini adalah Penelitian yang berjudul effect of vitamin
Parmono Giri quasi eksperimen dengan 2 b6 in deceasing of premenstrual syndrome
K, Saseno kelompok berpasangan. incidence among the Christian junior high
(2014) Sampel dalam penelitian ini school girls 1 Magelang didapatkan hasil
adalah 28 orang remaja terdapat perbedaan tingkat penurunan
kelompok control dan 24 keluhan premenstrual syndrome antara
orang kelompok intervensi di kelompok yang diberikan B6 dan
SMP Kristen 1 Magelang kelompok yang diberikan plasebo.
Kelompok remaja putrid yang diberikan
B6 3x1 sehari selama 14 hari berturut –
turut menjeang menstruasi didapatkan
hasil kejadian premenstrual syndrome
pada kelompo intervensi diketahui rata –
rataskor kecemasan awal atau sebelum
perlakuan 22,5 dan setelah perlakuan
terjadi penurunan sebesar 6,1 atau
sebanyak (27,1%).
6 Cantika Desain penelitian ini adalah Penelitian yang berjudul Konsumsi
Zaddana cross sectional pada 100 Makanan Sumber Isoflavon dan faktor –
(2014) orang remaja putri di SMA faktor lain terhadap keluhan premenstrual
Negeri 1 Dramaga Bogor syndrome yang dilakukan di SMA N 1
Dramaga Bogor di dapatkan hasil
mayoritas reponden mengalami PMS,
dimana sebagian besar mengalami keluhan

| 197
No Peneliti Metodologi Hasil
yang berat. Lebih dari separuh responden
memiliki pengetahuan isoflavon dan PMS
yang cukup serta hampir seluruh
responden memiliki status gizi yang
normal. Makanan berisoflavon yang sering
dikonsumsi adalah tahu dan tempe dengan
dengan rata –rata asupan isoflavon adalah
5 mg/hari namun mayoritas masih
memiliki tingkat kecukupan yang dibawah
rata-rata, atau dengan kata lain tidak
memenuhi kebutuhan isoflavon harian
tubuh pada saat PMS yaitu sebanyak 68
mg/hari.
7 Arantika Desain penelitian ini adalah Penelitian ini berjudul aktivitas olahraga
Meidya Pratiwi observasional analitik dengan dengan kejadian syndrome premenstruasi
(2014) pendekatan cross sectional. pada anggota perempuan UKM INKAI
Jumlah sampel dalam UNS, dimana penelitian yang dilakukan
penelitian ini adalah 36 orang pada 36 orang ini didapatkan hasil ada
anggota perempuan UKM hubungan antara aktivitas olahraga dengan
INKAI UNS sindrom premenstruasi dengan arah
hubungan negative yaitu semakin tinggi
aktivtas olahraga, maka semakin rendah
tingkat sindrom pramenstruasi. Hal ini
terlihat dari kelompo yang berolahraga
cukup sebanyak 41,7% responden hanya
mengalami premenstrual syndrome ringan,
sedangkan pada kelompok olahraga
kurang sebanyak 44,4% responden
mengalami premenstrual syndrome
sedang. Selain itu premenstrual syndrome
berat dialami 5,6% responden dari
kelompok olahraga kurang
8 Nurazizah Desain penelitian yang Peneltian yang berjudul konsumsi coklat
Eliza, Fen Tih, diguakan adalah prospektif hitam mengurangi gejala subyekrif
Winny eksperimental, dengan perempuan penderita sindroma
Suwindere rancangan percobaan one premenstrual usia 18 – 22 tahun,
(2015) group pre test dan post test. didapatkan hasil dari 30 orang wanita
Jumlah sampel dalam yang mengalami PMS, selama 2 minggu
penelitian ini adalah 30 orang menjeang siklus menstruasinya diberikan
perempuan berusia 18-22 mengonsumsi coklat hitam 20 gram.
tahun Penurunan yang sangat bermakna
didapatkan pada gejala anexiety,
sedangkan penurunan keluhan yang
bermakna didapatkan pada gejala fatigue,
kram pada perut, kembung, diare,sakit
kepala, sakit punggung, perubahan nafsu
makan, sakit otot atau sendi dan
bermasalah dalam konsentrasi sehingga
dapat disimpulkan konsumsi coklat hitam
dapat mengurangi gejala subyektif

198 |
No Peneliti Metodologi Hasil
premenstrual syndrome.
9 Kimiyaee Desain penelitian ini adalah Penelitian yang berjudul the effect of
Fatemeh, quasi eksperimenpada 60 relxation and positive self talk on symtoms
Ahmad Ali, wanita yang mengalami of premenstrual syndrome kombinasi
Jalil Aslani keluhan premenstrual anara relaxation and sefl talk dapat
(2016) syndrome yang terbagi mengurangi keluhan premenstrual
menjadi 3 kelompok syndrome, terutama keluhan yang
perlakuan signifikan secara psikologi.
10 Su Ying Tsai Desain penelitian ini adalah Peneitian dengan judul Effect of Yoga
(2016) eksperiment. Jumlah sampel Exercise on Prementrual syndrome
dalam penelitian ini adalah 64 symptoms among female employees in
orang Taiwan, di dalam penelitian ini intervensi
yoga diberikan seama 12 minggu, seteah
dilakukan didapatkan hasil jika keluhan
menjelang menstruasi seperti keluhan
fisik, sosial, mental tanpa mengonsumsi
obat analgesic
11 Safarzadeh Desain peneitian ini adalah Penelitian ini berjudul the relationship
Ameneh, eksperimental. Sampel dalam between exercise and premenstrual
Sadegh Zare, penelitian ini adalah 60 syndrome ini menyatakan bahwa terdapat
Saeedeh Rigi perempuan fakultas kesehatan hubungan yang signifikan antara
Yousefabadi Universitas Zahedan peregangan dengan kejadian premenstrual
(2016) syndrome yang terjadi pada 3 siklus
menstruasi
12 Shobeiri Desain penelitian ini adalah Penelitian yang berjudul effect of calcium
Fatemeh, eksperimental dengan double on premenstrual syndrome, didapatkan
Fahimeh –blind randomized clinical perbedaan yang signifikan pada intervensi
Ezzatiet al trial pada 66 responden yang kalsium dan placebo pada sub grup
(2017) terdiri dari 33 kelompok anexiety, depresi, perubahan emosi, retensi
control dan 33 kelompok air dan keluhan somatic pada siklus kedua.
intervensi

DISKUSI oleh Devi Mazarina, Hidayat Syarief,


Berdasarkan diskusi dari 12 jurnal, Rizal Damaik, Ahmad Sulaeman, Budi
didapatkan beberapa aternatif penanganan Setiwan, Rousmala Dewi (2010),
untuk mengatasi dan mengurangi keluhan dengan judul suplementasi daun
premenstrual syndrome pada remaja putri torbangun (coleus ambonicus lour) utuk
yaitu sebagai berikut : menurukan keluhan syndrome
1. Kapsul Daun Torbangun premenstruasi menyatakan bahwa
Tanaman obat daun torbangun pemberian kapsul daun torbangun yaitu
merupakan tanaman yang kaya akan dengan dosis 750 mg per hari selama
kandungan mineral, kalsium, 14 hari dapat menurunkan keluhan
magnesium dan senyawa aktif yaitu nyeri payudara, sakit kepala, nyeri
flavonoid yang berguna untuk perut, dan keluhan emosional.
menurunkan keluhan premenstrual 2. Vitex Agnus Castus
syndrome. Penelitian yang dilakukan

| 199
Menurut penelitian yang dilakukan Relaksasi lain yang dapat
oleh Zamani Mehrangiz, Nosrat dilakukan untuk mengurangi keluhan
Neghab, Saadat Torabian (2011) premenstrual syndrome adalah yoga.
dengan judul therapeutic of effect of Berdasarkan penelitian yag dilakukan
vitex agnus castus in patient with oleh Su Ying Tsai (2016), Effect of
premenstrual syndrome, didapatkan Yoga Exercise on Prementrual
Vitex Agnus Castus (chastberry) syndrome symptoms among female
merupakan tanaman yang mampu employees in Taiwan, menyatakan
meningkatkan hormone progesterone rileksasi yoga dapat menghilangkan
dan mengurangi produksi estrogen, dan kram menstruasi. Salah satunya adalah
menyeimbangkan produksi prolaktin di peregangan kucing. Sebuah latihan
dalam tubuh sehingga mengurangi yang dirancang untuk meningkatkan
keluhan premenstrual syndrome. kondisi otot berguna juga untuk
3. Relaksasi mengatasi nyeri haid.
Aromatherapy merupakan salah Selain itu penelitian yang dilakukan
satu cara menurunan keluhan cemas oleh Kimiyaee Fatemeh, Ahmad Ali,
pada premenstrual syndrome dengan Jalil Aslani (2016), yang berjudul the
cara relaksasi. Menurut penelitian yang effect of relxation and positive self talk
dilakukan oleh Merikawati Ayut, Titin on symtoms of premenstrual syndrome,
Andri Wihastuti, Laily Yuliatun (2012), didapakan hasil kombinasi anara
dengan judul aromaterapi bunga relaxation and sefl talk dapat
lavender dengan tingkat keemasan mengurangi keluhan premenstrual
remaja putrid saat premenstrual syndrome, terutama keluhan yang
syndrome. Didapatkan hasil signifikan secara psikologi.
Aromaterapi bekerja bertahap meliputi 4. Vitamin B1
indra manusia terhadap bau. Respon Vitamin B1 dapat dikonsumsi pada
terhadap bau tersebut diintegraskan di saat atau setelah makan, dan usahakan
dalam hipotalamus yang akan mengonsumsinya di waktu yang sama
mengkorsinasikan penyesuaian yang tiap hari agar tidak lupa, dan untuk
diperlukan untuk homeostatis. Aroma memaksimalisasi efeknya. Bagi yang
yang ditangkap oleh reseptor hidung tidak sengaja melewatkan jadwal
akan memberikn informasi lebih jauh meminum vitamin B1, disarankan
ke area otak yang mengontrol emosi untuk segera meminumnya begitu
dan memori maupun memberikan teringat. Namun jangan mengganti
informasi ke hipotalamus. Sistem dosis yang terlewat dengan
limbic yang ada di otak juga menggandakan dosis vitamin B1 yang
menghasilkan seluruh respon naluri diminum berikutnya. Disarankan untuk
(emosi, seksualitas dan memori) mengikuti pola makan atau diet yang
sehingga dapat mengurangi keluhan seimbang dan jangan mengonsumsi
emosi dan psikologis saat premenstrual minuman keras, untuk mengurangi
syndrome keluhan premenstrual syndrome.

200 |
Menurut penelitian yang dilakukan oleh memblok dan mengurangi keluhan
Abdollahifard Sareh, Afifeh premenstrual syndrome. Menurut
Rahmanian Koshkaki, Reza penelitian yang dilakukan oleh Cantika
Moazamiyanfar (2014), yang berjudul Zaddana (2014), dengan judul
the effects of vitamin B1 on Konsumsi Makanan Sumber Isoflavon
ameliorating the premenstrual dan faktor – faktor lain terhadap
syndrome symptoms, vitamin B1 yang keluhan premenstrual syndrome yang
dikonsumsi 100 mg mampu dilakukan di SMA N 1 Dramaga,
mengurangi gejala premenstrual didapatkan hasil dengan memenuhi
syndrome seperti keluhan mental dan kebutuhan isoflavone harian tubuh
keluhan fisik. yaitu 68mg/hari dapat mengatasi
keluhan premenstrual syndrome.
5. Vitamin B6 7. Aktivitas Fisik
Vitamin B6 terdapat di alam dalam Menurut penelitian yang dilakukan
3 bentuk yaitu piridoksin, piridoksal, oleh Arantika Meidya Pratiwi (2014),
dan piridoksamin. Fungsi utama B6 dengan judul aktivitas olahraga dengan
adalah sebagai koenzim sekitar 100 kejadian syndrome premenstruasi pada
enzim yang mengkatalis reaksi kimia anggota perempuan UKM INKAI UNS
yang penting untuk tubuh. Fungsi , menyatakan olahraga meningkatkan
utamanya adalah produksi serotonin rangsangan simpatis yait suatu kondisi
dari triptofan asam amino di otak dan yang menurunkan detak jantung dan
neurotransmitter lain, oleh karena itu mengurangi sensasi cemas. Olahraga
B6 memiliki peran dalam proses mental teratur dapat mengurangi stress,
dan suasana hati, karena aktivitas meningkatkan pola tidur,
serotonin yang berkaitan dengan meningkatkan produksi endorphin
premenstrual syndrome, teruama dalam (pembunuh rasa sakit alami tubuh),
hal mengatasi eluhan perubahan mood, dimana hal inilah yang meningkatkan
hal ini sesuai dengan penelitian yang kadarserotoni. Serotonin merupakan
dilakukan oleh Anityo, Parmono Giri neurotransmitter yang diproduksi otak
K, Saseno (2014), effect of vitamin b6 dan berperan penting dalam pengaturan
in deceasing of premenstrual syndrome mood, kecemasan, gairah seksual dan
incidence among the Christian junior peruahan suasana hati. Olahraga yang
high school girls 1 Magelang. cukup adalah olahraga yang dilakukan
6. Isoflavon sesuai takarannya, yaitu 3-5 kali dalam
Isoflavon merupakan senyawa satu minggu selama 20-60 menit dan
flavonoid dan merupakan estrogen mencapai denyut nadi sasaran. Hal
alami yang berasal dari tumbuhan atau inilah yang menyebabkan beolahraga
disebut estrogen nabati. Isoflavon sesuai takaran membantu mengurangi
mempunyai 2 sfat yaitu estrogenic dan keluhan premenstrual syndrome.
anti estrogeik saat kadar hormone Selain itu menurut penelitian yang
estrogen berlebih, sehingga mampu dilakukan oleh Safarzadeh Ameneh,

| 201
Sadegh Zare, Saeedeh Rigi kalsium, penyerapan kalsium dalam
Yousefabadi (2016), the relationship usus dan memicu fluktuasi hormon
between exercise and premenstrual selama siklus menstruasi. Kadar
syndrome, juga menyatakan jika estrogen yang meningkat pada fase
melakukan exercise 2- 3 kali seminggu luteal menyebabkan kadar kalsium
dapat menstabilkan hormone estrogen dalam darah turun.
dan progesterone, sehingga mengurangi Menurut Shobeiri Fatemeh,
keluhan premenstrual syndrome. Fahimeh Ezzatiet (2017), Penelitian
8. Coklat Hitam yang berjudul effect of calcium on
Coklat hitam merupakan makanan premenstrual syndrome Kadar kalsium
yang mengandung antioksidan yang rendah (hipokalsemia) terkadang
(flavonoid dan polifenol) dan vitamin dapat menimbulkan gejala – gejala
(terutama vitamin B6), selain itu coklat menjelang menstruasi seperti
hitam juga kaya mineral, mengandung kegelisahan, kejang otot, kram perut,
omega-3, omega-6 dan natural lesu, lebih emosional, sehingga apabila
endorphin. Coklat juga memliki terjadi defisiensi kalsium akan
senyawa phenyl-ethilamine yang dapat memperburuk kondisi premenstrual
memodulasi pelepasan neurotransmitter syndrome.
yang mengatur suasana hati dan
perubahan mood yang sering terjadi KESIMPULAN
saat premenstrual syndrome, hal ini Premenstrual syndrome merupakan
didudukung oleh penelitian yang gangguan yang dialaami menjelang
dilakukan oleh Nurazizah Eliza, Fen menstruasi berupa gejala fisik maupun
Tih, Winny Suwindere (2015), berjudul psikologis yang disebabkan
konsumsi coklat hitam mengurangi ketidakseimbangan hormonal. Beberapa
gejala subyekrif perempuan penderita informasi yang dapat kita berikan untuk
sindroma premenstrual usia 18 – 22 kepada penderita premenstrual syndrome
tahun, tentang metode yang dapat dilakukan yaitu
9. Kalsium mengonsumsi kapsul torbangun,
Kalsium merupaan mineral yang aromatherapy bunga lavender,
paling banyak terdapat di dalam tubuh mengonsumsi vitamin B1, mengonsumsi
yaitu 1,5-2% dari berat badan orang vitamin B6, mengonsumsi makanan
dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 berisoflavon, oahraga teratur, mengonsumsi
kg. Kalsium menyebabkan fluktuasi coklat hitam, melakukan yoga, dan
siklik selama siklus menstruasi yang mengonsumsi kalsium.
dapat menimbulkan beberapa gejala
premenstrual syndrome. Hormon yang DAFTAR PUSTAKA
dihasilkan ovarium akan Abdollahifard Sareh, Afifeh Rahmanian
mempengaruhi metabolisme kalsium, Koshkaki, Reza Moazamiyanfar
magnesium dan vitamin B. Estrogen .2014. The Effects Of Vitamin B1
yang berfungsi mengatur metabolisme On Ameliorating The Premenstrual

202 |
Syndrome Symptoms. Global Merikawati Ayut, Titin Andri Wihastuti,
Journal of Health Science ; 6 (6) : Laily Yuliatun .2012. Aromaterapi
144-153 Bunga Lavender Dengan Tingkat
Anityo, Parmono Giri K, Saseno .2014. Keemasan Remaja Putri Saat
Effect Of Vitamin B6 In Deceasing Premenstrual Syndrome. Jurnal
Of Premenstrual Syndrome Keperawatan ; 3 (2) : 133-140
Incidence Among The Christian Nurazizah Eliza, Fen Tih, Winny
Junior High School Girls 1 Suwindere. 2015. Konsumsi Coklat
Magelang. Link ; 10 (2) : 822 – 828 Hitam Mengurangi Gejala
Arantika Meidya Pratiwi .2014. Aktivitas Subyekrif Perempuan Penderita
Olahraga Dengan Kejadian Sindroma Premenstrual Usia 18 –
Syndrome Premenstruasi Pada 22 tahun. Journal of Medicine and
Anggota Perempuan UKM INKAI Health ; 1 (1) : 76-84.
UNS. Journal Ners and Midwifery Safarzadeh Ameneh, Sadegh Zare, Saeedeh
Indonesia ; 2 (2) : 76-80 Rigi Yousefabadi .2016. The
Cantika Zaddana. 2014. Konsumsi Relationship Between Exercise
Makanan Sumber Isoflavon dan And Premenstrual
Faktor – Faktor Lain Terhadap Syndrome.International Journal of
Keluhan Premenstrual Syndrome. Medical Research and Health
Bogor Agriculture University ; 0 Sciences ; 5 (9) : 183-189.
(0) : 1- 62. Shobeiri Fatemeh, Fahimeh Ezzatiet.
Devi Mazarina, Hidayat Syarief, Rizal 2017. Effect Of Calcium On
Damaik, Ahmad Sulaeman, Budi Premenstrual Syndrome. Obstetrics
Setiwan, Rousmala Dewi .2010. and Gynecology Science ; 60 (1) :
Suplementasi Daun Torbangun 100-105
(Coleus Ambonicus Lour) Utuk Su Ying Tsai .2016. Effect of Yoga
Menurukan Keluhan Syndrome Exercise on Prementrual Syndrome
Premenstruasi. The Journal of Symptoms Among Female
Nutrition and Food Research ; 33 Employees in Taiwan. International
(2) : 180-194 Journl of Environmental Research
Kimiyaee Fatemeh, Ahmad Ali, Jalil Aslani and Public Health ; 13 (721) : 1-11
(2016). The Effect Of Relxation Zamani Mehrangiz, Nosrat Neghab, Saadat
And Positive Self Talk On Torabian. 2010. Therapeutic Of
Symtoms Of Premenstrual Effect Of Vitex Agnus Castus In
Syndrome. Avicenna Neuro Psych Patient With Premenstrual
Psysio ; 3 (2) : 1-6 Syndrome. Acta Medica Iranica ;
50 (2) ; 101-106

| 203
PENATALAKSANAAN KELUHAN PADA WANITA MENOPAUSE
SECARA NON FARMAKOLOGIS

Ni Wayan Wahyu Korina1, Ida Sofiyanti,S.Si.T.,M.Keb.2


1
D-IV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
email: wahyukorina@gmail.com
2
D-IV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
email: idasofiyanti@gmail.com

Abstrak
Menopause adalah periode menstruasi terakhir (Rebecca dan Pam, 2010). Menopause
terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi
oleh ovarium (Rebecca dan Pam, 2010). Penurunan kadar hormon tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan baik secara anatomis maupun fisiologis.
Adapun keluhan yang terjadi yaitu perubahan siklus menstruasi dan pola perdarahan
semakin bervariasi, hot flashes, gangguan tidur, atrofi jaringan vagina/saluran kemih,
pertambahan rambut wajah, uban, kadang – kadang kerontokan rambut, peningkatan
insiden hipotiroidisme (M. Kriebs dan Carolyn, 2010). Upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi keluhan pada menopause adalah dengan cara non farmakologis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk mengatasi perubahan (keluhan) pada masa menopause. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah literatur review. Penelusuran
artikel dilakukan pada pangkalan data (data base) PubMed, EBSCO, dan Google
Schoolar. Artikel yang dipilih adalah artikel berbahasa Inggris dan berbahasa
Indonesia yang dipublikasikan sejak tahun 2007 sampai dengan 2014 yang dapat
diakses fulltext dalam format pdf. Artikel yang ditemukan secara signifikan
menyatakan bahwa intervensi secara non farmakologis dapat menurunkan keluhan
pada menopause.

Kata kunci: Keluhan menopause, menopausal symptoms, menopause, treatment of


menopausal symptoms.

204 |
PENDAHULUAN keluhan pada menopause adalah dengan
Menopause adalah periode cara non farmakologis. Untuk mengetahui
menstruasi terakhir (Rebecca dan Pam, upaya yang dapat dilakukan untuk
2010). Menopause dikenal sebagai waktu mengatasi perubahan selama masa
penghentian menstruasi secara permanen menopause secara non farmakologis maka
yang menyusul hilangnya aktifitas ovarium dilakukan penelitian literature review.
(Maisi, 2014; Mulyani; 2013). Menopause
terjadi karena penurunan kadar hormon METODOLOGI PENELITIAN
estrogen dan progesteron yang diproduksi Metode penelitian yang digunakan
oleh ovarium (Rebecca dan Pam, 2010). pada penelitian ini adalah literatur review.
Penurunan kadar hormon tersebut Penelusuran artikel dilakukan pada
menyebabkan terjadinya perubahan baik pangkalan data (data base) PubMed,
secara anatomis maupun fisiologis. Adapun EBSCO, dan Google Schoolar dengan kata
perubahan yang terjadi yaitu penurunan kunci menopause, keluhan menopause,
jumlah folikel matur dan resistansi folikel menopausal symptoms, treatment of
terhadap FSH, produksi androstenedion dan menopausal symtoms. Artikel yang dipilih
testosteron terus – menurus di ovarium, adalah artikel berbahasa Inggris dan
perubahan estradiol menjadi estron sebagai berbahasa Indonesia yang dipublikasikan
estrogen sirkulasi primer, siklus menstruasi sejak tahun 2007 sampai dengan 2014
dan pola perdarahan semakin bervariasi, sebanyak lima artikel yang dapat diakses
hot flashes (periode berulang pengeluaran fulltext dalam format pdf.
keringat, flushing, palpitasi, ansietas),
gangguan tidur (penyakit organik, hot HASIL
flashes, gangguan emosi, masalah Pencarian artikel dilakukan pada
pernapasan, menurunnya kadar hormon pangkalan data (data base) dengan
serotonin), atrofi jaringan vagina/saluran menggunakan kata kunci tertentu. Artikel
kemih, pertambahan rambut wajah, uban, yang digunakan dan memenuhi kriteria
kadang – kadang kerontokan rambut, sebanyak 5 artikel yang terdiri dari 3 artikel
peningkatan insiden hipotiroidisme (M. jenis penelitian quasi experiment, 1
Kriebs dan Carolyn, 2010). penelitian analitik korelasional, dan 1
Berbagai upaya dapat dilakukan penelitian pra experiment. Berikut daftar
untuk mengatasi perubahan yang terjadi artikel yang ditemukan diuraikan dalam
pada masa menopause. Salah satu upaya bentuk tabel.
yang dapat dilakukan untuk mengatasi

Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper | 205


Tabel 1 Ekstraksi Data Penelitian
No Peneliti Metode penelitian Hasil
1 Cheng, Desain penelitian yang digunakan prospective Hasil penelitian
Brigitte, study pada wanita menopause usia 49 – 69 menunjukkan 51 orang
Margaret, tahun. Dibagi kedalam dua kelompok, yang mengkonsumsi
Jan, dan kelompok pertama diberikan isoflavone 60 mg isoflavone selama 12
Britth (2007) dan kelompok kedua diberikan placebo selama minggu mengalami
12 minggu. penurunan hot flashes (57
%) dan penurunan
berkeringat di malam hari
(43 %).
2 Sunay, Desain penelitian yang digunakan quasi Hasil penelitian
Muruvvet, eksperiment pada 53 wanita menopause usia 39 menunjukkan bahwa
Huseyin, – 58 tahun. Dibagi kedalam dua kelompok, acupuncture efektif dalam
Ali, dan kelompok pertama diberikan acupuncture dan meringankan keluhan
Yalcin kelompok kedua diberikan sham acupuncture menopause dibandingkan
(2011) dua kali dalam seminggu dengan jumlah dengan sham
pemberian 10 sesi pemberian. acupuncture.
3 Dwi dan Desain penelitian yang digunakan quasi Hasil penelitian
Sugi (2013) eksperiment pada 32 wanita menopause usia 45 menunjukkan spiritual
– 54 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan healing efektif terhadap
menilai sebelum dan sesudah wanita menopause penurunan kecemasan
mengikuti pengajian Majelis Taklim Nurul pada wanita menopause
Hikmah dengan perlakuan satu kali setiap kelompok pengajian
minggunya selama tiga minggu. Majelis Taklim Nurul
Hikmah.
4 Maghfiro Desain penelitian yang digunakan cross Hasil penelitian
(2014) sectional dengan jenis penelitian analitik menunjukkan ada
korelasional pada 60 wanita menopause usia 40 hubungan antara aktivitas
– 55 tahun. Penelitian dilakukan dengan fisik dengan kejadian
melakukan wawancara terkait aktivitas fisik. konstipasi pada wanita
menopause.
5 Sulistiyowati Desain penelitian yang digunakan pra Hasil penelitian
dan Khoirun experiment pada 28 wanita menopause usia 40 – menunjukkan wanita
(2014) 58 tahun. Dilakukan pada satu kelompok menopause yang
dengan menganalisa perbedaan sebelum dan mengalami insomnia
sesudah mandi air hangat terhadap insomnia sesudah diberikan
selama tujuh hari. perlakuan mandi air
hangat sebagian besar
sudah tidak mengalami
insomnia.

206 |
DISKUSI keluhan menopause dibandingkan dengan
Berdasarkan hasil dari kelima sham acupuncture.
artikel didapatkan hasil bahwa terdapat Banyak penelitian menyatakan
beberapa cara non farmakologis dalam bahwa akupuntur dapat menyebabkan
penatalaksanaan perubahan dalam masa berbagai respon secara biologis. Akupuntur
menopause yaitu: diaplikasikan pada bagian neuron
Isoflavone sensorik/persarafan dan dapat memengaruhi
Menurut penelitian dari Cheng, berbagai sistem fisiologis di otak maupun
Brigitte, Margaret, Jan, dan Britth (2007) bagian lainnya, dapat merubah sekresi dari
dengan judul ―Isoflavone treatment for neurotrasmiter, neurohormon, regulasi
acute menopausal symptoms‖ menyatakan aliran darah pusat maupun tepi (Sunay,
bahwa isoflavon dapat menurunkan Muruvvet, Huseyin, Ali, dan Yalcin, 2011;
keluhan hot flashes pada wanita Kim, Wang, Le, et al, 2009).
menopause. Isoflavon merupakan senyawa
phytoestrogen atau estrogen alami yang Spiritual healing
berasal dari tumbuhan. Menurut hasil uji Menurut penelitian Dwi dan Sugi
laboratorium, senyawa isoflavon terdiri dari (2013) dengan judul ―Efektivitas spiritual
genistein, daidzein, dan glycitein, dimana healing terhadap penurunan tingkat
ketiga zat ini mempunyai efek estrogenik. kecemasan pada wanita menopause‖
Dewasa ini, sebagian besar wanita menyatakan bahwa spiritual healing efektif
menopause memilih terapi hormon, namun terhadap penurunan kecemasan pada wanita
terapi hormon memiliki banyak efek menopause kelompok pengajian Majelis
samping, diantaranya meningkatkan risiko Taklim Nurul Hikmah.
kanker payudara, stroke, dan masalah Spiritual healing adalah proses
jantung. Disamping itu banyak pula wanita penyembuhan yang dilakukan dengan
yang mempunyai kontraindikasi untuk pendekatan rohani atau cara untuk
melakukan terapi hormon. Dengan adanya menetralisir dan melarutkan pola bathin
isoflavon, penanganan keluhan menopause yang mengandung gangguan penyakit, fisik
menjadi lebih alami dan merupakan dan kondisi pikiran, yang bertujuan untuk
alternatif yang tepat (Cheng, Brigitte, menumbuhkan kegembiraan, keamanan,
Margaret, Jan, dan Britth, 2007; ketenangan pikiran, dan bimbingan
Kronenberg dan Fugh, 2002). timbulnya keyakinan. Inti metode spiritual
healing sesungguhnya sangat sederhana
Acupuncture yaitu dengan kunci mengubah semua hal
Menurut penelitian Sunay, positif seperti mengubah rasa bersalah
Muruvvet, Huseyin, Ali, dan Yalcin (2011) dengan taubat, marah dengan memaafkan,
dengan judul ―The effect of acupuncture on sedih dengan tawakal, kecewa dengan
postmenopausal symptoms and ikhlas, kehilangan dengan sabar, putus asa
reproductive hormones: a sham controlled dengan roja‘, sombong dengan syukur (Dwi
clinical trial‖ menyatakan bahwa dan Sugi, 2013; Yulianto, 2012).
acupuncture efektif dalam meringankan

| 207
Aktivitas fisik oksigen jaringan sehingga mencegah
Menurut penelitian Maghfiro kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri,
(2014) dengan judul ―Aktivitas fisik dengan menenangkan dan menimbulkan efek
kejadian konstipasi pada wanita menopause relaksasi (Sulistiyowati dan Khoirun, 2014;
di Desa Balung Situbondo Kecamatan Syaiful, 2012). Mandi air hangat yang
Kendit Kabupaten Situbondo‖ menyatakan dilakukan 30 menit pada waktu malam hari
bahawa ada hubungan antara aktivitas fisik sebelum tidur dapat menyebabkan efek
dengan kejadian konstipasi pada wanita sedasi atau merangsang tidur dan
menopause. mengurangi ketegangan tubuh
Aktivitas fisik adalah segala (Sulistiyiwati dan Khoirun, 2014;
kegiatan menggerakkan anggota tubuh. Nyotorahardjo, 2011).
Salah satu cara mengatasi konstipasi adalah
dengan melakukan aktivias fisik secara KESIMPULAN
rutin setiap hari, karena dengan aktivitas Dari pembahasan diatas dapat
fisik dapat merangsang aktivitas usus disimpulkan bahwa cara non farmakologis,
sehingga memperlancar proses buang air antara lain isoflavone, akupuntur, spiritual
besar (Maghfiro, 2014; Yuliani, 2009). healing, aktivitas fisik, dan mandi dengan
air hangat efektif dalam menurunkan
Mandi air hangat keluhan menopause.
Menurut penelitian Sulistiyowati
dan Khoirun (2014) dengan judul DAFTAR PUSTAKA
―Perbedaan insomnia sebelum dan sesudah Cheng, Brigitte, Margaret, Jan, dan Britth.
mandi air hangat pada wanita menopause di 2007. Isoflavone Treatment For
Dusun Laren Desa Laren Kecamatan Laren Acute Menopausal Symptoms.
– Lamongan‖ menyatakan bahwa wanita Menopause: The Journal of the
menopause yang mengalami insomnia North American Menopause
sesudah diberikan perlakuan mandi air Society; 14(3): 1-6.
hangat sebagian besar sudah tidak Dwi dan Sugi. 2013. Efektivitas Spiritual
mengalami insomnia. Healing Terhadap Penurunan
Mandi air hangat adalah suatu Tingkat Kecemasan Pada Wanita
media yang dapat membuat sirkulasi darah Menopause. Jurnal Kebidanan;
menjadi lancar dan memperlancar sistem 5(2): 33-40.
pernapasan karena efek hidrostatik dan M. Kriebs dan Carolyn. 2010. Varney‘s
hidrodinamik, yang secara ilmiah air hangat Pocket Midwife, 2nd Ed. Jakarta:
mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh EGC.
yang dapat menghilangkan rasa nyeri, Maghfiro. 2014. Aktivitas Fisik Dengan
menenangkan jiwa dan merileksasikan Kejadian Konstipasi Pada Wanita
tubuh. Dan efek lain yang dimanfaatkan Menopause Di Desa Balung
adalah efek panas dan efek kimia yang Kecamatan Kendit Kabupaten
dapat menyebabkan pelebaran pembuluh Situbondo. Jurnal Kebidanan; 0(0):
darah, meningkatnya sirkulasi darah dan 1-6.

208 |
Maisi. 2014. Pengaruh Pendidikan Mandi Air Hangat Pada Wanita
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Menopause Di Dusun Laren Desa
Wanita tentang Menopause di Laren Kecamatan Laren –
Kelurahan Candirejo Kecamatan Lamongan. Surya; 3(29): 1-10.
Ungaran Barat Kabupaten Sunay et al. 2011. The Effect Of
Semarang. [Skripsi]. Universitas Acupuncture On Postmenopausal
Ngudi Waluyo. Symptoms And Reproductive
Rebecca dan Pam. 2010. Simple Guide Hormones: A Sham Conrolled
Menopause. Jakarta: Erlangga. Clinical Trial. Acupuncture Med;
Sulistyowati dan Khoirun. 2014. Perbedaan 29(5): 27-31.
Insomnia Sebelum Dan Sesudah

| 209
MANFAAT METODE HYPNOBIRTHING DALAM PROSES PERSALINAN

I Gusti Agung Ayu Eka Mahastuti1), Ninik Christiani2)


1
Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D4 Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo
email: agungekamahastuti@gmail.com
2
Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D4 Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo
email: anni_smg@yahoo.com

Abstrak
Semua perempuan di dunia ini tumbuh dengan pengetahuan bahwa melahirkan adalah
proses yang sangat menyakitkan dan hal tersebut memang benar. Melahirkan memang
merupakan proses yang menyakitkan dan sayangnya banyak perempuan yang
merasakan rasa sakit yang lebih parah dari seharusnya karena terpengaruh oleh rasa
panik dan stres. Hal ini lazim dikenal sebagai konsep rasa takut-tegang-nyeri (fear
tension pain concept), yakni rasa takut yang memicu ketegangan yang membuat otot-
otot kaku dan akhirnya menyebabkan rasa sakit. Salah satu metode yang dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menjalani proses persalinan yang nyaman dan
minimal intervensi adalah hypnobirthing. Latihan hypnobirthing dapat dilakukan
mulai dari masa kehamilan, keberhasilan dari metode ini bergantung pada kerutinan
latihan yang dilakukan ibu hamil itu sendiri. Tujuan dari literature review ini adalah
untuk mengetahui manfaat metode hypnobirthing dalam proses persalinan. Metode
penelitian yang digunakan adalah literature review yang membahas tentang manfaat
metode hypnobirthing dalam proses persalinan. Hasil yang didapatkan dari literature
review ini adalah manfaat metode hypnobirthing dalam proses persalinan yaitu
mengurangi rasa cemas, mengurangi nyeri persalinan, mempercepat proses persalinan
kala I, mempercepat proses persalinan kala II, mencegah asfiksia pada bayi baru lahir.

Kata kunci: Hypnobirthing, persalinan

210 |
PENDAHULUAN bersalin yang nyaman adalah dengan
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan metode hypnobirthing. Latihan
indikator yang tidak hanya mampu menilai hypnobirthing dapat dilakukan mulai dari
program kesehatan ibu, terlebih lagi masa kehamilan, keberhasilan dari metode
mampu menilai derajat kesehatan ini bergantung pada kerutinan latihan yang
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap dilakukan ibu hamil itu sendiri. Seiring
perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari dengan terbiasanya ibu melakukan
sisi aksesibilitas maupun kualitas. relaksasi, jalan lahir untuk janin akan lebih
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak mudah terbuka sehingga ibu tidak akan
tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari terlalu kelelahan saat melahirkan
390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI (Andriana, 2014). Manfaat hypnobirthing
tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI tidak hanya dapat dirasakan pada masa
yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian kehamilan namun juga masa persalinan.
ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kembali menujukkan penurunan menjadi METODE PENELITIAN
305 kematian ibu per 100.000 kelahiran Studi ini merupakan suatu tinjauan
hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk literatur (literature review) yang mencoba
Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kementrian menggali tentang manfaat metode
Kesehatan Republik Indonesia, 2016). hypnobirthing dalam proses persalinan.
Salah satu penyebab kematian ibu di Sumber untuk melakukan tinjauan ini
Indonesia adalah persalinan lama, hal ini meliputi studi pencarian pada google
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu scholar dalam bentuk jurnal penelitian
power, passage, passanger, psikologis. sejumlah 10 artikel yang diteliti pada tahun
Keempat faktor tersebut memberikan 2011 hingga 2015. Jurnal penelitian
pengaruh besar terhadap kelancaran proses tersebut seluruhnya dilakukan di Indonesia.
persalinan. Dilihat dari segi psikologis, Tipe studi yang akan diidentifikasi adalah
persalinan merupakan suatu keadaan penuh analitik, kuasi eksperimen, deskriptif, dan
dengan stress pada sebagian besar ibu true eksperimen yang membahas tentang
bersalin yang peningkatan rasa nyeri, takut manfaat metode hypnobirthing dalam
dan cemas (Ladewig & Patricia, 1998 proses persalinan. Penulisan artikel ilmiah
dalam Anantasari, 2011). ini menggunakan penulisan daftar pustaka
Ibu hamil pada masa kini mulai aktif dalam dengan sistem Harvard.
mencari alternatif solusi yang digunakan
untuk mempersiapkan diri dalam HASIL
menghadapi persalinan yang nyaman dan Pencarian jurnal dilakukan pada
minimal intervensi. Semua wanita ingin pangkalan data (data base) dengan
merasakan pengalaman melahirkan yang menggunakan kata kunci tertentu yaitu:
menyenangkan dan terhindar dari pengalam hypnobirthing dan persalinan. Artikel yang
buruk dalam proses persalinan. Salah satu ditemukan dan memenuhi kriteria sebanyak
alternatif yang dapat ditempuh oleh ibu 10 artikel yang terdiri dari 1 artikel jenis
hamil untuk mendapatkan pengalaman penelitian analitik, 5 artikel jenis penelitian

| 211
kuasi eksperimen (eksperimen semu), 3 dafatar artikel yang ditemukan diuraikan
artikel jenis penelitian deskriptif, 1 artikel dalam bentuk tabel.
jenis penelitian true eksperimen. Berikut
Tabel 1. Ekstraksi Data Penelitian
NO JUDUL PENELITIAN METODE HASIL
PENELITIAN
1 Hipnosis dalam Analitik dengan Ada perbedaan bermakna tentang
Mengurangi Rasa Cemas pendekatan rasa cemas dan nyeri pada
dan Nyeri Antenatal komparasi 2 responden sebelum dan sesudah
sample pemberian pelatihan hypnosis
Anantasari, Dwi, berpasangan
Gunawan (2011)
2 Pengaruh Metode Kuasi eksperimen Metode Hypnobirthing
Hypnobirthing Terhadap berpengaruh sangat signifikan
Tingkat Kecemasan dan terhadap lama proses persalinan
Lama Proses Persalinan
pada Ibu Bersalin di
Puskesmas Blooto Kota
Mojokerto

Malica (2011)
3 Hubungan Metode Kuasi eksperimen Ada hubungan antara metode
Hypnobirthing dengan dengan hypnobirthing dengan durasi kala II
Lama Persalinan di Bidan menggunakan persalinan di BPS Pasaman
Praktek Swasta (BPS) rancangan Non-
Kabupaten Pasaman Randomized
Pretest-Posttest
Hanum & Nelwatri (2012) Equivalent Group
Design
4 Pengaruh Pemberian Quasi eksperimen Lama persalinan kala I fase aktif
Hypnobirthing dengan atau eksperimen yang diberikan hypnobirthing
Lama Persalinan Kala I semu dengan terjadi lebih cepat dibandingkan
Fase Aktif pada Ibu jenis post-test dengan responden yang tidak
Bersalin di BPS Prita with control diberikan hypnobirthing
Yusita Mangunsari design
Salatiga
Mahmdah (2013)

5 Hubungan Intensitas Kuasi eksperimen Semakin rutin intensitas


Keikutsertaan keikutsertaan hypnobirthing maka
Hypnobirthing dengan tingkat kecemasan akan menurun
Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil di Gianyar

Martalisa & Budisetyani


(2013)
6 Kesiapan Psikologis Ibu Deskriptif Sebanyak 63,30% responden
Hamil Trimester III dalam dinyatakan siap secara psikologis
Persiapan Persalinan Pasca dalam menghadapi persalinan
Relakasasi Hypnobirthing setelah mengikuti relaksasi

212 |
hypnobirthing ≥ 4 kali dan
Istikhomah & Mumpuni sebanyak 36,70% responden
(2014) dinyatakan tidak siap secara
psikologis dalam menghadapi
persalinan
7 APGAR Skor Bayi Baru Deskriptif dengan Sebagian besar APGAR skor bayi
Lahir pada Metode rancang bangun baru lahir
Hypnobirthing di RB penelitian survey dengan metode hypnobirthing
Ananda Jabon Mojoanyar adalah normal (skor 7-10)
Mojokerto

Agustiningsih (2014)
8 Hubungan Intensitas Deskriptif Intensitas mengikuti kelas
Hypnobirthing dengan analitik dengan hypnobirthing berhubungan dengan
Tingkat Kecemasan Ibu pendekatan cross tingkat kecemasan ibu menghadapi
Hamil Menghadapi sectional persalinan
Persalinan di BPM Tri
Rahayu Setyaningsih
Sleman
Rina
(2015)
9 Pengaruh Hypnobirthing True experiment Terdapat pengaruh hypnobirthing
Terhadap Tingkat Nyeri dengan yang signifikan terhadap penurunan
dan Kemajuan Persalinan pendekatan intensitas nyeri dan terdapat
pada Ibu Bersalin di BPM posttest only pengaruh hypnobirthing yang
Kota Cimahi control design signifikan terhadap kemajuan
Astuti & Noviyanti (2015) persalinan.
10 Pengaruh Penerapan Quasi Experiment Ada pengaruh hypnobirthing
Hypnobirthing Terhadap dengan pendekatan terhadap tingkat
Nyeri Persalinan Normal One group Pretest- nyeri persalinan normal di RB
Postest Design Harapan Bunda
Prananingrum (2015) Surakarta dengan taraf signifikansi
5% diperoleh
nilai p value (0,000 < 0,05). Hal ini
diperkuat dari hasil H tingkat nyeri
dari yang semula (pretest) dalam
kategori nyeri berat
setelah mengikuti hypnobirthing
(postest)
mayoritas responden mengalami
penurunan
nyeri menjadi nyeri sedang.

| 213
DISKUSI menghadapi persalinan pasca relaksasi
1. Mengurangi rasa cemas hypnobirthing sebanyak 63,30%.
Rasa takut, cemas, dan tegang 2. Mengurangi nyeri persalinan
memicu produksi hormone prostaglandin Rasa nyeri pada persalinan adalah
sehingga timbul stress. Kondisi stress nyeri kontrakasi uterus yang dapat
dapat mengurangi kemampuan tubuh mengakibatkan peningkatan aktivitas
dalam menahan rasa nyeri (Bobak, 2005 sistem saraf sipatis. Nyeri yang hebat
dalam Anantasari, 2011). Pendekatan pada persalinan dapat menyebabkan
nonfarmakologi yang dapat diberikan perubahan-perubahan fisiologi tubuh,
untuk mengurangi rasa cemas dengan seperti kenaikan tekanan darah, kenaikan
penggunaan self hypnosis atau bisa pula denyut jantung, dan kenaikan laju
melalui hypnobirthing. Hypnobirthing pernafasan, dan apabila tidak segera
adalah penggunaan hypnosis untuk proses diatasi maka keadaan ini akan
persalinan yang alami dan lancar serta meningkatkan rasa khawatir, tegang,
dilakukan dalam keadaan sadar takut, dan stress (Bobak, 2005,
(Ananasari, 2011). Dalam diri ibu muncul Cuningham, 2004, Astuti, 2015).
suasana rileks sehingga mengurangi rasa Metode hypnobirthing menekankan pada
sakit saat melahirkan. munculnya sugesti positif, perasaan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tenang, dan relaks yang membuat
Anantasari et al pada tahun 2011 nyaman. Saat kondisi tenang dan relaks,
menyatakan bahwa, ada perbedaan maka secara otomatis otak akan
bermakna tentang rasa cemas pada mengalirkan hormon endorphin yang
responden sebelum dan sesudah mengurangi rasa sakit dan memberi rasa
pemberian pelatihan hypnosis. Kerutinan nyaman dan relaks. Semakin takut
mengikuti latihan hypnobirthing dapat seseorang melahirkan, semakin luar biasa
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu pula sakit yang akan dirasakan.
hamil. Hal ini didukung oleh penelitian Hypnobirthing akan membawa ibu untuk
yang dilakukan oleh Martalisa & sama sekali tidak memikirkan dan
Budisetyani (2013) menyatakan bahwa, merasakan nyeri yang ditimbulkan oleh
Semakin rutin intensitas keikutsertaan kontraksi rahim (Astuti & Noviyanti,
hypnobirthing maka tingkat kecemasan 2015).
akan menurun. Hal tersebut juga sejalan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Astuti dan Noviyanti pada tahun
Rina pada tahun 2015 yang menyatakan 2015 menyatakan bahwa, hypnobirthing
bahwa, Intensitas mengikuti kelas memberikan pengaruh yang signifikan
hypnobirthing berhubungan dengan dengan tingkat nyeri pada ibu bersalin
tingkat kecemasan ibu menghadapi dengan nilai p 0,001. Hal ini sejalan
persalinan. Menurut hasil penelitian yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan oleh Istikhomah & Mumpuni Prananingrum pada tahun 2015 yang
(2014) menyatakan bahwa, psikologis ibu menyatakan bahwa, ada pengaruh
hamil trimester ketiga yang siap dalam hypnobirthing terhadap tingkat nyeri

214 |
persalinan normal di RB Harapan Bunda 4. Mempercepat proses persalinan kala
Surakarta dengan taraf signifikansi 5% II
diperoleh nilai p value (0,000 < 0,05). Secara teori bahwa lama persalinan
3. Mempercepat proses persalinan kala ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
I antara lain power, passage, passanger, dan
Lama Persalinan kala satu perubahan psikologis ibu. Perubahan
dipengaruhi oleh psikologi pasien. psikologis meliputi rasa sakit, rasa cemas,
Persalinan dapat berjalan secara wajar dan rasa takut, kelelahan dan pengharapan.
lancar apabila didukung dengan Rasa nyeri merupakan suatu hubungan
ketenangan dan relaksasi, sehingga otot yang kompleks antara bervagai macam
rahim berkontraksi dengan baik, ritmis faktor fisik dan psikis. Rasa takut akan
dan adekuat. Apabila ibu dalam keaadan menghalangi proses persalinan karena
rileks selama persalinan, maka kontraksi ketika tubuh manusia mendapatkan sinyal
yang terjadi akan aman, efektif rasa takut tubuh akan mengaktifkan pusat
mendorong janin ke arah jalan lahir siaga dan pertahanan, akibatnya rahim
dengan membuka mulut rahim. Ibu yang hanya mendapatkan sedikit aliran darah
tidak rileks karena tegang menghadapi sehingga menghalangi proses persalinan
proses persalinan, maka otot-otot dalam dan meningkatkan rasa nyeri serta
punggung akan menjadi kaku sehingga menyebabkan waktu melahirkan menjadi
proses lahirnya janin menjadi lebih lama lebih panjang (Hanum & Nelwatri, 2012).
(Aprilia Yessie, 2011 dalam Mahmudah Berdasarkan hasil penelitian yang
2013). dilakukan oleh Hanum & Nelwatri (2012)
Hypnobirthing mempengaruhi pikiran, menyatakan bahwa, ibu bersalin yang
dimana segala sesuatu yang dilakukan diberikan hypnobirthing mengalami kala
tubuh ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab II persalinan yang lebih singkat
itu ketika ditanamkan suatu pandangan dibandingkan dengan yang tidak
bahwa proses kehamilan sampai diberikan hypnobirthing. Hal in sejalan
persalinan adalah suatu proses alami dengan penelitian yang dilakukan oleh
dimana ibu akan merasa nyaman dengan Malica (2011) yang menyatakan bahwa,
semua gangguan maupun reaksi yang metode hypnobirthing berpengaruh sangat
ditimbulkan, maka tubuh akan signifikan terhadap lama proses
mengekspresikan semua yang dialami persalinan.
dengan rasa nyaman dan relaksasi. Hal ini 5. Mencegah asfiksia pada bayi baru
akan membuat persalinan kala I semakin lahir
cepat (Mahmudah, 2013). Skor APGAR adalah Pemeriksaan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh untuk mengevaluasi keadaan fisik bayi
Mahmudah pada tahun 2013 menyatakan baru lahir dan sekaligus mengenali
bahwa, Lama persalinan kala I fase aktif adanya tanda-tanda darurat yang
yang diberikan hypnobirthing terjadi lebih memerlukan tindakan segera (Azzam,
cepat dibandingkan dengan responden 2012 dalam
yang tidak diberikan hypnobirthing.

| 215
Agustiningsih, 2014). Setiap penilaian /keperawatan/article/view/2596
diberi angka 0,1,2. Dari hasil penilaian Diakses pada 6 Maret 2017.
tersebut dapat diketahui apakah bayi Astuti, Indria & Noviyanti. 2015.
normal (vigorous baby = nilai APGAR 7- ―Pengaruh Hypnobirthing terhadap
10), asfiksia ringan (nilai APGAR 4-6), Tingkat Nyeri dan Kemajuan
asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) Persalinan pada Ibu Bersalin di
(Prawirohardjo, 2009 dalam BPM Kota Cimahi‖. Available at:
Agustiningsih, 2014). https://journal-
Berdasarkan hasil penelitian yang aipkind.or.id/index.php/SEAJoM/ar
dilakukan Agustiningsih (2014), ticle/download/72/18 Diakses pada
menyatakan bahwa Sebagian besar 9 Februari 2017 Pukul 06.44.
APGAR skor bayi baru lahir dengan Hanum, Huda & Nelwatri, Helpi. 2012.
metode hypnobirthing adalah normal ―Hubungan Metode Hypnobirthing
(skor 7-10). dengan Lama Persalinan di Bidan
Praktek Swasta (BPS) Kabupaten
KESIMPULAN Pasaman Tahun 2012‖. Available
Berdasarkan 10 artikel ilmiah yang at:
telah dianalisa, terdapat beberapa manfaat http://poltekkespadang.ac.id/downl
metode hypnobirthing pada proses oad1/al23.pdf Diakses pada 24
persalinan yaitu sebagai berikut: Januari 2017.
mengurangi rasa cemas, mengurangi nyeri Istikhomah & Mumpuni. 2014. ―Kesiapan
persalinan, mempercepat proses persalinan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
kala I, mempercepat proses persalinan kala dalam Persiapan Persalinan Pasca
II, mencegah asfiksia pada bayi baru lahir Relakasasi Hypnobirthing‖.
Available at:
REFERENSI http://jurnal.poltekkes-
Agustiningsih, Susi. 2014. ―APGAR Skor solo.ac.id/index.php/JKK/article/vi
Bayi Baru Lahir pada Metode ew/151 Diakses pada 6 Maret 2017.
Hypnobirthing di RB Ananda Mahmudah, Siti. 2013. ―Pengaruh
Jabon Mojoanyar Mojokerto‖. Pemberian Hypnobirthing dengan
Available at: Lama Persalinan Kala I Fase Aktif
http://repository.poltekkesmajapahi pada Ibu Bersalin di BPS Prita
t.ac.id/index.php/PUB- Yusita Mangunsari Salatiga‖.
KEB/article/view/223 Diakses pada Available at:
6 Maret 2017. perpusnwu.web.id/karyailmiah/doc
Anantasari, Dwi, Gunawan. 2011. uments/3163.docx Diakses pada 6
―Hipnosis dalam Mengurangi Rasa Maret 2017.
Cemas dan Nyeri Antenatal‖. Martalisa, Winda & Budisetyani, Wulan.
Available at: 2013. ―Hubungan Intensitas
http://ejournal.umm.ac.id/index.php Keikutsertaan Hypnobirthing
dengan Tingkat Kecemasnan Ibu

216 |
Hamil di Gianyar‖. Available at: Rina. 2015. ―Hubungan Intensitas
http://ojs.unud.ac.id/index.php/psik Hypnobirthing dengan Tingkat
ologi/article/view/25056 Diakses Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi
pada 16 November 2016. Persalinan di BPM Tri Rahayu
Prananingrum, Ratih. 2015. ―Pengaruh Setyaningsih Sleman‖. Available
Penerapan Hypnobirthing Terhadap at:
Nyeri Persalinan Normal‖. http://opac.unisayogya.ac.id/734/1/
Available at: Naskah%20publikasi.pdf Diakses
http://ejournal.stikespku.ac.id/index pada 16 November 2016.
.php/mpp/article/view/105 Diakses
pada 6 Maret 2017.

| 217
ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI KABUPATEN TEMANGGUNG

Yulia Nur Khayati1), Adi Prayitno2), Eti Poncorini3)


1) Universitas Ngudi Waluyo
2,3)Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat program PASCASARJANA UNS
Yulia.farras@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah
satu faktor risiko kematian bayi. Komplikasi BBLR sebetulnya dapat dicegah dan
ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, keadaan sosial
ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi
dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Dengan
melihat angka kematian yang disebabkan oleh BBLR masih tinggi dan penelitian
tentang faktor penyebab BBLR banyak digunakan analisis secara parsial, serta belum
dianalisis secara bertingkat maka peneliti melakukan penelitian ini dengan analisis
secara multilevel.
Subyek dan Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan desain case control dan
menggunakan analisis multilevel. Teknik pengambilan sampel secara fixed disease
sampling. Subyek penelitian ini sebanyak 120 bayi dengan perbandingan 1 : 2 antara
kelompok kasus dan kontrol. Hubungan antar variabel dependen dan variabel
indepanden diuji dengan analisis regresi logistik dengan pendekatan analisis
multilevel menggunakan program STATA 13.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga variabel pada level individu
yang berpengaruh dengan kejadian BBLR dan dinyatakan signifikan secara statistik
antara lain adalah pendidikan ibu (OR= 0.19; CI= 0.07-0.53; p= 0.001), Riwayat
peneriksaan ANC (OR=7.76; CI= 2.18-27.62; p= 0.002), dan status gizi ibu
(OR=5.61; CI= 0.21-0.79; p= 0.008) dan variabel yang tidak signifikan secara statistik
adalah usia ibu serta pendapatan keluarga dan tidak terdapat peran kontekstual jarak
rumah dengan fasilitas kesehatan dengan kejadian BBLR dinyatakan dengan ICC
<0.001.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh antara pendidikan ibu, riwayat pemeriksaan ANC dan
status gizi ibu dengan kejadian BBLR, serta tidak terdapat peran kontekstual jarak
rumah dengan fasilitas kesehatan dengan kejadian BBLR. Penelitian ini menyarankan
kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan cakupan ANC.

Kata kunci: Analisis multilevel, Faktor penyebab BBLRPENDAHULUAN

218 |
Bayi dengan Berat Badan Lahir daripada daerah perkotaan (33
Rendah (BBLR) merupakan salah satu dibandingkan dengan 20 kematian per
faktor risiko kematian bayi. Komplikasi 1.000 kehamilan), tetapi hal ini berbeda
BBLR sebetulnya dapat dicegah dan dengan kejadian yang ada di wilayah kerja
ditangani, namun terkendala oleh akses dinas kesehatan Temanggung. Di wilayah
ke pelayanan kesehatan, keadaan sosial kerja dinas kesehatan Temanggung terdapat
ekonomi, sistem rujukan yang belum beberapa daerah pedesaan memiliki angka
berjalan dengan baik, terlambatnya kematian yang lebih rendah daripada
deteksi dini dan kesadaran orang tua didaerah perkotaan. Dengan melihat angka
untuk mencari pertolongan kesehatan. kematian yang disebabkan oleh BBLR
Persentase BBLR di Jawa Tengah pada masih tinggi dan penelitian tentang faktor
tahun 2014 sebanyak (3,9%), meningkat penyebab BBLR banyak digunakan analisis
bila dibandingkan tahun 2013 (3,75%)( secara parsial, serta belum dianalisis secara
Kemenkes RI, 2015; Dinkes Jateng , 2015). bertingkat maka peneliti melakukan
Faktor yang mempengaruhi penelitian ini dengan analisis secara
kejadian BBLR antara lain adalah faktor multilevel. Dengan menggunakan analisis
sosial budaya terdiri dari: pendapatan multilevel akan dapat diketahui faktor pada
keluarga, pendidikan, lokasi tempat tinggal. level mana yang lebih memberikan
Faktor maternal terdiri dari: usia saat kontribusi besar dalam penyebab kejadian
melahirkan, tinggi badan, penyakit ibu saat BBLR.
kehamilan, BMI ibu, tinggi badan ibu, jarak
antar kehamilan, keteraturan kunjungan METODE PENELITIAN
ANC. Faktor lingkungan antara lain: Desain penelitian ini adalah case control
penggunaan kayu bakar untuk memasak, dengan menggunakan analisis multilevel.
cuci tangan dengan air saja, tidak memiliki Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
dapur yang terpisah. Faktor janin, faktor dinas kesehatan kabupaten Temanggung
penyakit dan faktor plasenta (Demelash. et tahun 2016. Populasi penelitian adalah bayi
al 2015; Wiknjosastro, 2005). yang lahir pada bulan November 2015
Angka kematian bayi (AKB) di sampai Januari 2016. Sampel dipilih secara
wilayah kerja Kabupaten Temanggung fixed disease sampling, sampel dalam
pada tahun 2014 sebesar 14.70/ 1000 penelitian ini sebanyak 120 bayi dengan 40
kelahiran hidup, angka ini mengalami kasus dan 80 kontrol. Analisis data yang
penurunan dibandingkan dengan angka dilakukan adalah Univariat, Bivariat
kematian bayi tahun 2013 yaitu sebesar dengan chi square dan multivariat dengan
15.44 / 1000 kelahiran hidup. Penyebab regresi logistik menggunakan pendekatan
kematian bayi terbanyak di Kabupaten analisis multilevel.
Temanggung tahun 2014 adalah BBLR
(44,26%) ( Dinkes Temanggung, 2015). HASIL
Pada hasil SDKI 2012 didapatkan Subyek dalam penelitian ini dikategorikan
hasil bahwa Daerah perdesaan mempunyai dalam 2 kelompok yaitu bayi BBLR pada
kematian perinatal yang lebih tinggi kelompok kasus (33.3%) dan bayi normal

| 219
pada kelompok kontrol (66.7%). Usia ibu dan UMR (70.8%). Riwayat ANC ibu
dikategorikan menjadi 2 yaitu usia beresiko dikategorikan menjadi 2 yaitu riwayat ANC
<20 tahun dan >35 tahun (18.3%) dan usia <4 kali (14.2%) dan ≥ 4 kali (85,8%).
ibu tidak beresiko 20-35 tahun (81.7%). Status gizi Ibu dikategorikan menjadi 2
Pendidikan ibu dikategorikan menjadi 2 yaitu KEK (20%) dan Tidak KEK (80%).
yaitu pendidikan dasar (55%) dan Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan
pendidikan lanjutan (45%). Pada dikategorikan menjadi 2 yaitu dekat dengan
pendapatan keluarga dikategorikan menjadi fasilitas kesehatan (64,2%) dan jauh dengan
2 yaitu kurang dari UMR sebanyak (29.2%) fasilitas kesehatan (35,8%).

Tabel 1. Hasil regresi logistik dengan Pendekatan Multilevel pengaruh Usia Ibu, Pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, Status Gizi Ibu dan Jarak rumah dengan fasilitas pelayanan kesehatan
terhadap risiko Kejadian BBLR.
Variabel Independent OR CI (95%) P
Batas Batas Atas
Bawah
Fixed Effect:
- Usia Ibu 1.47 0.42 5.14 0.544
- Pendidikan Ibu 0.19 0.07 0.53 0.001
- Pendapatan Keluarga 1.88 0.66 5.34 0.232
- Riwayat ANC 7.75 2.18 27.61 0.002
- Status Gizi Ibu 5.61 0.21 0.78 0.008
Random Effect:
Jarak rumah dengan fasilitas
kesehatan
Var (konstanta) < 0.001
Intraclass correlation < 0.1 %
Likelihood Ratio -59.9241
P < 0.001

Pengaruh secara multivariat menjelaskan PEMBAHASAN


tentang pengaruh lebih dari satu variabel Terdapat pengaruh antara usia ibu dengan
independent Usia Ibu, Pendidikan Ibu, kejadian BBLR namun dinyatakan tidak
pendapatan keluarga, Riwayat ANC, Status signifikan secara statistik p=0,544 (OR=
Gizi Ibu dan Jarak rumah dengan fasilitas 1,473; CI = 0,421-5,146). Usia ibu kurang
kesehatan terhadap satu variabel dependent dari 20 tahun serta lebih dari 35 tahun
yaitu risiko kejadian Berat Badan Lahir memiliki risiko untuk mengalami BBLR
rendah. Metode yang digunakan adalah 1,4 kali lebih besar daripada ibu dengan
regresi logistik dengan pendekatan usia antara 20-35 tahun. Pada usia kurang
multilevel menggunakan program STATA dari 20 dan lebih dari 35 tahun lebih rentan
13. terjadi penyulit dalam kehamilan, tetapi hal
ini akan dapat terkoreksi dengan
dilakukannya pengawasan kehamilan dan
pemeriksaan kehamilan secara rutin,

220 |
sehingga proses kehamilan ibu dan janin dinyatakan signifikan dengan p= 0,001
akan tumbuh dengan optimal. Freser et.all (OR= 0,195; CI= 0.072-0.530). Hasil
dalam Cunningham (2006), menyatakan penelitian yang telah dilakukan oleh Djaali
bahwa kehamilan remaja lebih berisiko dan Eriyando (2010), juga didapatkan hasil
karena pada kehamilan remaja jarang pendidikan ibu mempengaruhi berat badan
mendapatkan konseling prakonsepsi, akan bayi yang dilahirkan. Semakin tinggi
tetapi apabila konseling didapatkan pada pendidikan ibu maka akan semakin rendah
awal kehamilan kemungkinan masih kejadian BBLR, hal ini dikarenakan
bermanfaat untuk kehamilannya. Pelayanan semakin tinggi pendidikan ibu maka akan
dan konseling kesehatan termasuk gizi agar semakin baik pengetahuan ibu dalam
kehamilan berlangsung sehat Merupakan perawatan kehamilan.
salah satu konsep pelayanan antenatal Tingkat pendidikan sangat
terpadu. mempengaruhi pola pikir ibu dalam
Program pemerintah yaitu mementukan perawatan kehamilannya,
pelayanan antenatal terpadu serta adanya semakin tinggi pendidikan ibu maka akan
kelas ibu hamil yang kedua program ini lebih mudah untuk menerima informasi
sudah berjalan di wilayah kerja Dinas serta melaksanakan perawatan kehamilan
Kesehatan Kabupaten Temanggung dan yang baik. Pada ibu dengan tingkat
sesuai dengan tujuan program ini adalah pendidikan rendah akan sulit menerima
untuk memenuhi pelayanan antenatal yang informasi dan program yang ada untuk
berkualitas sehingga mampu menjalani perawatan kehamilan. Ibu dengan
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan pendidikan rendah renderung tidak
selamat dan melahirkan bayi yang sehat memperhatikan perawatan kehamilan dan
maka program ini dapat mendeteksi dini tidak melaksanakan pemeriksaan
adanya ketidaknormalan dalam kehamilan. kehamilan, sehingga tidak dapat dideteksi
Usia mempunyai pengaruh dalam kejadian secara dini kelainan yang muncul pada
BBLR namun secara statistik tidak kehamilannya. Hasil penelitian ini juga
signifikan, hal ini dikarenakan sudah sejalan dengan hasil penelitian Demelesh,
adanya intervensi dalam program et.all (2015), yang menyatakan bahwa
pencegahan kejadian BBLR. Dengan pendidikan rendah memiliki risiko untuk
adanya intervensi ini maka ibu dengan usia melahirkan dengan bayi BBLR sebesar 6
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 kali lebih tinggi daripada ibu dengan
tahun akan mendapatkan pengawasan yang pendidikan tinggi (OR = 6; CI 95% : 1.34–
bagus dan akan mendapatkan penatalaksaan 26.90).
yang tepat agar tidak terjadi persalinan Terdapat pengaruh pendapatan
dengan bayi BBLR. keluarga dengan kejadian BBLR meskipun
Pendidikan kurang dari SMA secara statistik tidak signifikan. Pendapatan
memiliki risiko 0.2 kali lebih besar keluarga dibawah UMR mempunyai risiko
melahirkan bayi dengan BBLR dibanding melahirkan bayi dengan BBLR sebesar 1.8
dengan ibu dengan pendidikan SMA dan kali lebih besar dibanding dengan keluarga
Perguruan tinggi dan secara statistik yang mempunyai pendapatan lebih besar

| 221
sama dengan UMR dengan p=0,232 OR Riwayat pemeriksaan kehamilan ini juga
1,886 (CI; 0,66-5,343). dinyatakan signifikan secara statistik
Dalam Permenkes No. 28 Th 2014 dengan p= 0.002 (OR=7.759; CI= 2.180-
tentang Pedoman Pelaksanaan Program 27,616). Hasil penelitian ini sejalan dengan
JKN dijelaskan bahwa pada pasien PBI hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
(penerima bantuan iuran) mendapatkan hak Ninggsih (2009), yaitu pemeriksaan ANC
untuk memperoleh pelayanan yang sama, <4 kali meningkatkan sebesar 10.17 kali
dalam hal ini pemeriksaan ibu hamil, nifas, untuk melahirkan bayi BBLR dengan p =
ibu menyusui, bayi, dan anak balita oleh 0.0002 , (CI 95% ,5.483 -13.419).
bidan atau dokter masuk dalam pelayanan Kunjungan ANC < 4 kali dapat
primer, oleh karena itu keluarga kurang meningkatkan kejadian BBLR dikarenakan
mampu dalam penelitian disebutkan deteksi dini kelainan dan ketidaknormalan
sebagai keluarga dengan penghasilan kehamilan dalam kehamilan tidak
kurang dari UMR tetap mendapatkan terdeteksi secara awal, sehingga berat
pelayanan pemeriksaan kemilan sama badan lahir tidak dapat terkoreksi. Sesuai
seperti pasien dari keluarga mampu dengan dengan tujuan pelayanan antenal terpadu
menggunakan program BPJS BPI. Dengan yaitu untuk mendeteksi secara dini
menggunakan BPJS PBI ini maka keluarga kelainan/ penyakit/ gangguan yang diderita
dengan pengahasilan yang kurang tetap ibu hamil serta melakukan intervensi
mempunyai hak untuk mendapatkan terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada
pelayanan kesehatan yang sama, dalam hal ibu hamil sedini mungkin, sehingga apabila
ini tetap dapat mengakses pelayanan ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC
antenatal secara rutin. secara rutin maka akan dapat dihindari
Pemeriksaan kehamilan kejadian BBLR. Pemeriksaan ANC yang
mempunyai peran penting dalam dilaksanakan sesuai standart yaitu minimal
memastikan kehamilan dapat berjalan 4 kali selama kehamilan (Kemenkes, 2010).
dengan baik dan mendeteksi adanya Status gizi ibu selama kehamilan
penyulit dan komplikasi. Dalam pelayanan memiliki pengaruh terhadap kejadian
antenatal terpadu tenaga kesehatan harus BBLR, ibu dengan status gizi kurang
dapat memastikan kehamilan berlangsung memiliki risiko 5,5 kali lebih besar
dengan normal dan mendeteksi dini dibanding dengan ibu yang memiliki status
penyulit serta melakukan penatalaksanaan gizi baik dan secara statistik signifikan
yang tepat. Dengan adanya kesamaan hak dengan p= 0.008 (OR=5,61; CI= 0,213-
untuk memperoleh pemeriksaan kehamilan 0,789). Dalam penelitian ini status gizi
maka penghasilan keluarga tidak kurang dinyatakan dalam LILA kurang dari
berpengaruh terhadap kejadian BBLR. 23,5 cm menandakan KEK dan lebih dari
Riwayat pemeriksaan kehamilan 23,5 cm menandakan tidak KEK. Hasil
tidak sesuai standar (<4 kali) mempunyai penelitian ini sejalan dengan hasil
risiko 7.7 kali lebih besar untuk melahirkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ruji
dengan BBLR dibandingkan dengan (2009), didapatkan hasil ukuran LILA <
pemeriksaan kehamilan sesuai standar.

222 |
23,5 cm mempuyai risiko 4,89 kali lebih keadaan jalan dan transportasi maka
tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. pelaksanaan pemeriksaan ANC dan kelas
Status gizi ibu sangat penting untuk ibu hamil semakin baik. Selain kondisi
kehamilan ibu, pada keadaan gizi kurang, jalan yang sudah baik, dengan adanya
simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk program bidan desa maka masyarakat dapat
menunjang pertumbuhan dan semakin dekat dengan fasilitas pelayanan
perkembangan janin serta kesehatan ibu. kesehatan terutama pelayanan kesehatan
Dalam keadan seperti ini plasenta tidak ibu dan anak.
berkembang dengan baik sehingga tidak
mampu menyuplai zat-zat gizi dalam KESIMPULAN
jumlah cukup bagi kebutuhan janin. Akibat Terdapat pengaruh antara BBLR
yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan dengan Usia ibu (OR= 1.47; CI=0.42-5.15;
janin terhambat, bayi cacat sejak lahir, p=0.544), Pendidikan ibu (OR= 0,195; CI=
keguguran atau bayi lahir mati, bayi lahir 0.07-0.53; p= 0,001), Pendapatan Keluarga
kurang bulan (premature), atau bayi lahir (OR 1,886, CI; 0,66-5,34; p=0,232),
dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Riwayat ANC (OR=7.76; CI= 2.18-27,62;
Selain itu jika hal ini terjadi pada bayi p= 0.002,), Status gizi ibu (OR=5,61; CI=
perempuan, kelak dapat menghambat 0,21-0,79; p= 0.008) dan Jarak rumah
kemampuannya untuk melahirkan bayi dengan tempat fasilitas kesehatan dengan
yang sehat (Almatsier, 2011). variabel konstanta < 0.001.
Hasil penelitian ini didapatkan
hasil ICC <0.1%, indikator ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa jarak rumah dengan Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang dalam
fasilitas kesehatan tidak berpengaruh daur kehidupan. Jakarta: Gramedia.
terhadap kejadian BBLR. Hasil analisis Cunningham, F. 2006. Obstetri William
multilevel dengan ICC lebih kecil dari 8% Edisi 21. Jakarta : EGC.
berarti tidak ada hubungan pada level Demelash et al. 2015. Risk factors for low
lingkungan dalam penlitian ini adalah jarak birth weight in Bale zone hospitals,
rumah dekat maupun jauh dengan fasilitas South-East Ethiopia: a case–
kesehatan terhadap kejadian BBLR. Hasil control study. BMC Pregnancy and
penelitian ini tidak terdapat perbedaan Childbirth 15:264 DOI
kejadian BBLR pada level lingkungan yaitu 10.1186/s12884-015-0677-y
Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan baik (diakses pada 5 oktober 2015).
yang dekat maupun jauh. Wilayah kerja Dinkes Jateng. 2015. Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah 2014. Semarang.
telah memiliki fasilitas jalan dan Dinkes Temanggung. 2015. Profil
transportasi yang sudah memadai, baik di Kesehatan Kabupaten Temanggung
wilayah desa maupun kota, sehingga akses 2014. Temanggung.
ke tempat pelayanan kesehatan semakin Djaali., Eriyando. 2010. Bayi Berat Lahir
terjangkau walupun jarak yang harus Rendah di Rumah Sakit Umum
ditempuh jauh. Dengan semakin baiknya Daerah pasar Rebo dan faktor –

| 223
faktor yang berhubungan. Jurnal Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Nasional, Antenatal Terpadu. Jakarta.
Vol. 5 (2) (diakses pada 21 Januari Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan
2016). Indonesia 2014. Jakarta.
Eryando,T. 2007. Aksesibilitas Kesehatan Misnawatie, R. 2009. Faktor yang
maternal di kabupaten tengerang, berhubungan dengan kejadian
2006. Makara kesehatan, vol. 11 berat badan lahir rendah (BBLR)
(2):76-83 (diakses pada tanggal 12 di Kabupaten Kotawaringin Timur.
November 2015). Tesis. Program studi S2 Ilmu
Jaya, N. 2009. Analisis Faktor Resiko Kesehatan Masyarakat Universitas
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Gadjah Mada.
Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Wiknjosastro, H.2005. Ilmu Kebidanan.
Fatimah Kota Makassar. Media Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Gizi Pangan, Vol. VII(1): 49-54 Sarwono Prawiroharo
(diakses pada tanggal 2 November
2015).

224 |
EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN,
DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN
PADA IBU PRIMIGRAVIDA

Catur Erty Suksesty


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tangerang
catur_erty@y7mail.com

Abstrak
Proses kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida dipengaruhi oleh
dilatasi servik dan penurunan kepala janin kedasar panggul. Pelvic rocking merupakan
cara untuk mempercepat proses persalinan yaitu dengan menggerakan panggul searah
putaran selama kontraksi berlangsung. Mengayunkan dan menggoyangkan panggul
kearah depan dan ke belakang, sisi kanan kiri dan melingkar akan terasa lebih relaks
dan mempermudah membukanya jalan lahir pada waktu persalinan. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pelvic rocking terhadap lamanya
persalinan, dilatasi servik dan penurunan kepala janin. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi experiment, yaitu post test only desing.
Sampel pada penelitian ini yaitu 23 ibu bersalin primigravida kala I fase aktif. Sampel
dikelompokkan menjadi dua, kelompok yang diberikan pelvic rocking dan kelompok
yang diberikan asuhan standar. Hasil analisis data memiliki perbedaan antara 2
kelompok intervensi dengan nilai P <0.05 dan CI 95% menunjukkan variabel waktu p
= 0,004 dan variable dilatasi servik dengan nilai p = 0,007 (Mann whitney Test) dan
variabel penurunan kepala janin dengan chi square test nilai p> 0.05 tidak memiliki
pengaruh antara pelvic rocking terhadap penurunan kepala janin kala I fase aktif pada
2 kelompok perlakuan.

Kata Kunci: dilatasi servik, kala I faseAktif ,lama persalinan, pelvic rocking,
penurunan kepala janin

| 225
PENDAHULUAN
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu di negara berkembang terjadi
akibat masalah persalinan atau kelahiran. Menurut James (2009) adanya rasa takut dan
kecemasan terjadi pada 90% ibu melahirkan (primigravida atau multigravida). Partus lama
rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.
Dari hasil survey (SKRT 2010) partus lama merupakan komplikasi penyebab
kematian ibu yang terbanyak nomor 5 di Indonesia (Amirudin 2010). Kejadian partus lama
yang dirawat di rumah sakit di Indonesia diperoleh proporsi 4,3% yaitu 12.176 dari
281.050 persalinan.
Pada primipara lama persalinan pada kala satu mempunyai durasi yang lebih lama
dibandingkan dengan multipara,. Tetapi tidak semua persalinan alamiah akan berakhir
sesuai dengan waktu normal (Varney, 2007). Faktor yang mempengaruhi persalinan
menjadi lama yaitu kelainan presentasi, kontraksi yang tidak adekuat, kelainan jalan lahir,
kehamilan kembar, dan anemia.
Upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi kejadian partus lama
(prolonged active phase) terdapat pada Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan yaitu sebagai profesi bidan diwajibkan memberikan
pelayanan dalam asuhan kebidanan pada kala I persalinan seperti: pengaturan posisi,
hidrasi, memberikan dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat, memantau kemajuan
persalinan normal dan penggunaan partograf serta memantau proses penurunan janin
melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
Upaya yang dilakukan bidan sendiri dalam memberikan asuhan kala I persalinan
seperti memberitahu ibu untuk tidur dalam posisi miring kiri atau miring kanan serta
berjalan-jalan untuk mempercepat kemajuan pembukaan servik. Hasil penelitian terdahulu,
menunjukkan adanya korelasi positif latihan pelvic rocking pada kemajuan persalinan
dalam peningkatan durasi dan frekuensi kontraksi uterus, dilatasi servik dan penurunan
kepala janin.
Hasil penelitian Zaky HN (2016) menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan
pelvic rocking terhadap lamanya kala I . Dengan melakukan pelvic rocking mampu
memperlancar proses persalinan khususnya pada kala I dan membantu ibu mengalami
waktu persalinan kala I yang normal.
Pelvic Rocking merupakan latihan menggerakkan panggul searah putaran selama
kontraksi berlangsung. Mengayunkan dan menggoyangkan panggul kearah depan dan ke
belakang, sisi kanan kiri dan melingkar akan terasa lebih relaks dan mempermudah
membukanya jalan lahir pada waktu persalinan.
Para peneliti merekomendasikan bahwa berlatih menggoyangkan panggul saat pelvic
rocking dapat dianjurkan sebagai salah satu modalitas yang signifikan untuk meningkatkan
kemajuan persalinan, mengelola nyeri, meningkatkan kenyamanan persalinan dan
mencapai pengalaman melahirkan lebih memuaskan.

226 |
METODE PENELITIAN ditambah 20% sehingga menjadi 30
Penelitian ini merupakan penelitian responden (30 pada kelompok intervensi
kuantitatif dengan rancangan quasi dan 30 pada kelompok kontrol). Kelompok
experiment, yaitu post test only desing. intervensi pada penelitian ini yaitu
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok responden yang difasilitasi untuk
seluruhibu bersalin primigravida kala I fase melakukan gerakan pelvic rocking,
aktif di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Kota sedangkan kelompok kontrol hanya
Tangerang. Pengambilan subjek penelitian dilakukan asuhan standar selama Kala I
dilakukan secara fase aktif.
nonprobability/nonrandom sampling Pelvic rocking pada kelompok
dengan metode consecutive sampling, yaitu intervensi dilakukansetiap 1 jam sekali
setiap subjek yang memenuhi kriteria selama 20 menit dalam kala I fase aktif
inklusif dimasukkan dalam penelitian pembukaan 4 cm (saat kontraksi
sampai kurun waktu tertentu berdasarkan berlangsung) sesuai dengan prosedur
urutan kedatangan responden di tempat penatalaksanaan pelvic rocking.Penilaian
penelitian sampai memenuhi jumlah kemajuan persalinan dilakukan 4 jam
sampel. kemudian atau jika ada indikasi dengan
Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan lembar observasi partograf.
yaitu 23ibu bersalin primigravida kala I Data hasil penelitian dianalisis dengan uji
fase aktif. Untuk mengantisipasi adanya korelasi pengaruh pelvic rocking terhadap
sampel yang dropout maka sampel lama persalinan, dan kemajuan persalinan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Korelasi Dilatasi Servik Persalinan Kala I Fase Aktif Pada 2 Kelompok
Perlakuan
Dilatasi Pelvic Rocking Asuhan Standar Total Nilai P* r**
servic
F % F % F %
≥8cm 17 37,0 7 15,2 24 52,2% 0,004 0,435

<8cm 6 13,0 16 34,8 22 47,8%

Jumlah 23 50,0% 23 50,0% 46 100%

* uji statistik mann whitney test


** uji statistic spearman

Hasil analisis korelasiPelvic (37,0%) yang dilakukan Pelvic Rocking,


Rocking terhadap dilatasi servik persalinan sedangkan ibu yang dilakukan asuhan
kala I fase aktif pada primigravida bahwa standar sebanyak 7 ibu (15,2%). Hasil uji
ibu yang mengalami kemajuan dilatasi statistik dengan menggunakan Mann
servik ≥8cm diperoleh sebanyak 17 ibu Whitney menyatakan bahwa ―Terdapat

| 227
korelasi dilatasi servik persalinan kala I signifikan antara pelvic rocking terhadap
fase aktif yang bermakna apabila dilakukan dilatasi servic kala I fase aktif pada
pelvic rocking―. Hasil nilai korelasi primigravida.
Spearman sebesar 0,435 menunjukan Menurut hasil penelitian analitik
bahwa kekuatan korelasi dimiliki adalah dengan desain penelitian Quasi
sedang. Eksperimen, dengan melakukan observasi
Mobilisasi persalinan dengan pelvic diperoleh hasil yaitu terjadi percepatan
rocking, yaitu duduk dengan perlahan dilatasi servik hampir seluruhnya 100% (10
mengayunkan dan menggoyangkan pinggul responden). Dengan melakukan pelvic
kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi kiri, rocking mampu mempercepat proses
dan melingkar, akan bermanfaat untuk dilatasi servikskhususnya pada kala I.
tekanan dari kepala bayi pada leher rahim Perbedaan dari hasil penelitian
tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu
tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) servik yang mempengaruhi psikologi dalam
dapat terjadi lebih cepat. Teori ini sesuai persalinan selain kecemasan ibu sehingga
dengan hasil penelitian , yang menerangkan mempengaruhi aktifitas baik servik maupun
pelvic rocking dapat membantu pembukaan uterus dan mengakibatkan persalinan
servik pada persalinan kala I fase aktif. berlangsung lama. Menurut Kitzinger tahun
(Aprilia, 2011) 2009 yaitu 81,3% dukungan suami saat
Dilihat dari hasil penelitian bahwa berlangsungnya kala I juga sangat
pengaruh antara pelvic rocking dengan dibutuhkan ibu untuk memberikan rasa
dilatasi serviks kala I fase aktif pada aman dan nyaman. Dengan menghindarkan
primigravida yaitu hasil uji statistik di atau mengurangi stres agar otot-otot servik
peroleh nilai p <0,05, sehingga dapat tidak kaku.
disimpulkan terdapat pengaruh yang

Tabel 2. Pengaruh Pelvic Rocking Terhadap Penurunan Kepala Janin Peralinan Kala I
Fase Aktif Pada 2 Kelompok Perlakuan
Penurunan Pelvic Rocking Asuhan Total Nilai P*
kepala Standar OR
F % F % F %
Baik
(station≥0) 11 23,9 9 19,6 20 43,5% 0,552 1,426
Kurang
(station<0) 12 26,1 14 30,4 26 56,5%

Jumlah 23 50,0% 23 50,0% 46 100%


* uji statistik chi square test

Hasil analisis pengaruh pelvic primigravida bahwa diperoleh sebanyak 11


rocking terhadap penurunan janin ibu (23,9%) yang dilakukan Pelvic Rocking
persalinan kala I fase aktif pada mengalami penurunan kepala janin station

228 |
≥ 0. Sedangkan ibu yang dilakukan asuhan rongga panggul akan terbuka lebih lebar.
standar yang mengalami penurunan kepala Hal ini memungkinkan janin mengalami
janin station < 0 sebanyak 14 ibu (30,4%). penuurunan dengan optimal dan
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi meminimalisasi kelainan presentasi.
square Test ― Tidak Terdapat pengaruh Posisi pelvic rocking dengan duduk
pelvic rocking terhadap penurunan kepala pada bola persalinan akan memfasilitasi
janin persalinan kala I fase aktif pada peningkatan diameter antro posterior
primigravida‖. Namun jika dilihat dari panggul. Begitu juga posisi pelvic rocking
jumlah frekuensi, kelompok yang diberikan dengan bersandar pada bola dan bergerak
intervensi pelvic rocking 4,3% lebih besar ke depan dan ke belakang akan membantu
dibanding kelompok kontrol pada untuk memandu kepala janin ke dalam
penurunan kepala janin di station ≥ 0. panggul. Humphrey et al menjelaskan
Pelvic rocking bermanfaat untuk bahwa posisi tegak meningkatkan kondisi
membuat Ligamentum atau otot disekitar janin melalui pasokan oksigen yang cukup
panggul lebih relaks dan bidang luas sehingga dapat meminimalisir terjadinya
panggul lebih lebar sehingga memudahkan gawat janin.
kepala bayi turun ke dasar panggul. Terdapat faktor lain yang
Menurut Gizzoet at al (2014) menegaskan menghambat penurunan kepala janin ,salah
bahwa ibu pada fase persalinan melakukan satunya faktor kecemasan yang terjadi pada
posisi tegak memiliki efek gravitasi yang saat kala I berlangsung. Tingkat kecemasan
mendukung untuk menyelaraskan janin ke ibu yang masih berlebihan yang menjadi
jalan lahir, meningkatkan diameter penghambat penurunan kepala janin.
panggul, mengintensifkan kontraksi uterus, Menurut Simkin (2009) efek dari
serta mengurangi komplikasi neonatal. kecemasan dalam persalinan dapat
Berdasarkan hasil penelitian ini, mengakibatkan kadar katekolamin yang
menunjukan bahwa pada kelompok berlebihan pada Kala 1 menyebabkan
intervensi 4,3% lebih besar dibanding turunnya aliran darah ke rahim, turunnya
kelompok kontrol pada penurunan kepala kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke
janin di station ≥ 0. plasenta, turunnya oksigen yang tersedia
Keuntungan kedua dari pelvic rocking yaitu untuk janin serta dapat menghambat
dengan melakukan pelvic rocking maka penurunan kepala janin ke dasar panggul.

Tabel 3 Korelasi Lama Waktu Persalinan kala I Fase Aktif pada 2 Kelompok Perlakuan
Waktu Pelvic Rocking Asuhan Standar Total Nilai P* r**

F % F % F %
≤6jam 18 39,1 10 21,7 28 60,9% 0,007 0,356
>6jam 5 10,9 13 28,2 18 39,1%
Jumlah 23 50,0% 23 50,0% 46 100%
*uji statistik mann whitney test
** uji statistic spearman test

| 229
Hasil analisis pengaruh pelvic persalinan khususnya pada kala I dan
rocking terhadap waktu lamanya persalinan membantu ibu mengalami waktu persalinan
kala I fase aktif pada primigravida bahwa kala I yang normal.
diperoleh sebanyak 18 ibu (39,1%) yang
dilakukan pelvic rocking mengalami waktu KESIMPULAN
lama persalinan ≤6jam. Sedangkan ibu Pelvic Rocking efektif
yang dilakukan asuhan standar yang mempersingkat lama persalinan pada kala I
mengalami waktu lama persalinan ≤6jam fase aktif sampai dengan kelahiran bayi,
sebanyak 10 ibu (21,7%). Hasil uji statistik maksimal 6 jam, mempercepat dilatasi
dengan menggunakan Mann Whitney Test servik maksimal 8 cm pada 4 jam kemudian
menyatakan bahwa ―Terdapat korelasi lama dan mempermudah penurunan kepala janin.
waktu persalinan kala I fase aktif yang
bermakna apabila dilakukan pelvic REFERENSI
rocking―. Amalia,T. (2009). Kecemasan Ibu Menanti
Teori Theresa Jamieson (2011) Persalinan.http:www.titian
mengatakan bahwa pelvic rocking amalia.wordpress.com, diperoleh
merupakan cara yang efektif untuk 25 oktober 2009.
bersantai bagi tubuh bagian bawah Aprilia, Yesie; Ritchmond, Brenda. (2011).
khususnya daerah panggul. Teknik ini Gentle birth. Jakarta: PT.Gramedia
sering disarankan selama persalinan. Untuk Widiasarana Indonesia.
meningkatkan relaksasi dan memungkinkan Bobak dkk. 2005. Buku Ajar keperawatan
gaya gravitasi untuk membantu perajalanan maternitas Edisi 4. Jakarta:
bayi melalui jalan lahir. sehingga EGC.pp:143-16
memungkinkan kemajuan proses persalinan Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan
menjadi lebih cepat. Dan Kelahiran. Jakarta:EGC
Berdasarkan dari hasil penelitian Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri
ini menunjukan bahwa pengaruh antara Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC.
pelvic rocking dengan waktu kala I fase Depkes RI (2008). Asuhan Persalinan
aktif pada primigravida. Dari hasil uji Normal, JNPK-KR, Jakarta
statistik di peroleh nilai p <0,05, sehingga Dr.Sangaji EM, M.Si, Dr. Sopiah,
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang MM.,S.Pd. Metodologi penelitian.
signifikan antara pelvic rocking terhadap Yogyakarta: c.v Andi Offset. 2010:
waktu kala I fase aktif pada primigravida. 131
Hasil tersebut sejalan dengan hasil Herlina,P. (2009). HO-Faktor yang
penelitian analitik dengan desain penelitian mempengaruhi persalinan. Diakses
Quasi Eksperimen .Hasilnya menunjukkan tanggal 20 Januari 2016.
ada hubungan antara pelaksanaan pelvic http://pramitaherlina.blogspot.com/
rocking terhadap lamanya kala I . x hitung 2009/09/ho-faktor-yang-
> x tabel ( 13,333 > 9,488), dan p value mempengaruhi-persalinan.html>
(0,01 < 0,05). Dengan melakukan pelvic Meei-Ling Gau, Ching-Yi Chang, RN,
rocking mampu memperlancar proses Effects of birth ball exercise on

230 |
pain and self-efficacy during dan Kedokteran. Yogyakarta:
childbirth: A randomised Bursa Ilmu. Hal: 47-52.
controlled trial in Taiwan. Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin :
Midwifery 27 (2011) e293–e300 Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Modul panduan, pelatihan BASIC Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya.
hypnosis-birthing by : hypno- Zaky HN., Effect of pelvic rocking exercise
birthing Indonesia using sitting position on birth ball
Sahar A , Hend S, Hala A. The Effect of during the first stage of labor on its
Practicing Pelvic Rocking Exercise progres, IOSR Journal of Nursing
on Lowering Disability Level and Health Science, 2016 ; PP 19-
through Decreasing Pregnancy 27
Related Lower Back Pain. Journal Varney.S, Helen. 2007. Asuhan Kebidanan.
of American Science 2016;12(5) Edisi Keempat. Jakarta: EGC
Siswanto, Susila, Suryanto. 2013.
Metodologi Penelitian Kesehatan

| 231
KOMITMEN PEKERJA BURUH PABRIK DALAM PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS

Moneca Diah Listiyaningsih1),Oktia Woro Kasmini Handayani2), Bambang Budi


Raharjo3)
2) Universitas Ngudi Waluyo
Email : mond88mond@yahoo.com
2,3) Prodi Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK
Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih di bawah target nasional, terutama
pada ibu pekerja pabrik. Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus mayoritas sebagai buruh
pabrik, dengan cakupan ASI Eksklusif 47,7 %. Tujuan penelitian untuk mengetahui
dan menganalisis hubungan komitmen dalam pemberian ASI Eksklusif ibu pekerja
pabrik. Jenis penelitian Mixed Method, fokus penelitian pada komitmen dalam
pemberian ASI Eksklusif pekerja pabrik. Informan penelitian ditentukan dengan
teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara mendalam. Pengumpulan data kuantitaif dengan kuesioner. Desain
penelitian dengan deskripsi korelasi pendekatan Cross Sectional. Analisis data dengan
uji Chi-Square. Komitmen dalam pemberian ASI Eksklusif masih rendah, baik dari
ibu maupun keluarga. Ibu dengan komitmen rendah sejumlah 54 %. Komitmen dalam
pemberian ASI Eksklusif didapatkan dari komitmen saat hamil yang terdiri dari
komitmen untuk menyusui saat hamil, persiapan pemberian ASI saat hamil.
Sedangkan untuk komitmen setelah bayi lahir meliputi komitmen memberikan ASI,
persiapan ASI perah sejak masih cuti, kemauan untuk memerah ASI di pabrik, dan
mencari solusi pada saat ada kendala. Hasil analisis Uji Chi-Square antara komitmen
dengan pemberian ASI Eksklusif di dapatkan hasil bahwa nilai p-value 0.128 > 0.05
sehingga tidak ada hubungan antara komitmen ibu dengan pemberian ASI Eksklusif .
Puskesmas Pringapus dan bidan desa perlu mengembangkan kerjasama dengan pabrik
melalui kelas ibu disetiap pabrik dan penyuluhan.

Kata Kunci: ASI Eksklusif, Komitmen

232 |
PENDAHULUAN Puskesmas Pringapus tahun 2014
ASI Eksklusif adalah istilah untuk didapatkan cakupan ASI Eksklusif di
menyebutkan bayi yang hanya diberi ASI, wilayah kerja Puskesmas Pringapus 20,9 %.
tanpa tambahan cairan lain, seperti susu Wilayah Pringapus merupakan daerah
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan dimana mayoritas penduduknya bekerja
tanpa tambahan makanan padat, misalnya sebagai buruh pabrik.
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur Menurut Dirjen Gizi dan KIA
nasi, tim, atau makanan lain selain ASI Departemen Kesehatan (2011), salah satu
sampai bayi usia 6 bulan (Nur Khasanah, penyebab rendahnya pemberian ASI di
2011). Indonesia adalah kurangnya pengetahuan
Menurut Kemenkes RI (2012), ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan
menyatakan bahwa hasil pendataan dari pentingnya ASI. Masalah ini diperparah
Badan Pusat Statistik tahun 2007, dengan gencarnya promosi susu formula
dinyatakan bahwa situasi pemberian ASI di dan kurangnya dukungan dari masyarakat,
Indonesia masih kurang memuaskan. termasuk institusi yang memperkerjakan
Berdasarkan hasil pendataan dari Riskesdas perempuan yang belum memberikan tempat
2010 menunjukkan bahwa cakupan ASI dan kesempatan bagi ibu menyusui di
ekslusif rata-rata Nasional baru sekitar tempat kerja (Depkes RI, 2011). Menurut
15,3%. Data terakhir pemberian ASI Roesli (2005) menambahkan, bahwa
ekslusif (0 - 6 bulan) di Indonesia sebesar keberhasilan menyusui dipengaruhi juga
61,5%. oleh faktor komitmen ibu untuk menyusui.
Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Semarang mengalami peningkatan setiap bagaimana komitmen dalam pemberian
tahunnya, dimana tahun 2010 sebesar ASI Eksklusif pada pekerja buruh pabrik di
27,61%, tahun 2011 sebesar 34,4%, tahun Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus.
2012 sebesar 36,41% dan tahun 2013
sebesar 36,29%. Hal tersebut jauh berbeda METODE PENELITIAN
jika dibandingkan dengan cakupan ASI Jenis penelitian adalah mixed
Eksklusif tahun 2014 yang mengalami methodology, yang difokuskan penelitian
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu pada komitmen dalam pemberian ASI
sebesar 21, 3% dan pencapaian tersebut Eksklusif pada pekerja buruh pabrik.
masih di bawah target nasional yaitu 80% Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja
setiap tahunnya (Dinas Kesehatan Puskesmas Pringapus. Pengumpulan data
Kabupaten Semarang, 2014). dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2016.
Data dari Dinkes Kabupaten Informan awal sejumlah 9 orang
Semarang (2014), dari 26 puskesmas di yang ditentukan dengan teknik purposive
Kabupaten Semarang,cakupan ASI sampling, kemudian dikembangkan dengan
Eksklusif Puskesmas Pringapus 47,7 %. teknik snowball sampling untuk
Hal tersebut di bawah dari cakupan yang di menentukan informan selanjutnya dengan
targetkan pemerintah yaitu 80 %. pertimbangan akan memberikan data yang
Sedangkan berdasarkan data profil lebih lengkap dan sampai memperoleh

| 233
informasi yang berarti (Sugiyono, 2014). dari sejak hamil terutama pada kunjungan
Jumlah informan akhir adalah 18 orang, Antenatal Care ( ANC ). Hal tersebut sesuai
yang terdiri dari 5 ibu yang mempunyai jurnal penelitian dari Reddy, Surender (
bayi 7 – 24 bulan, 2 orang bidan desa, 2 2016 ) dalam Journal of Pregnancy and
orang kader, 3 orang suami, 3 orang ibu Child Health yang menyebutkan bahwa
(orang tua), 3 orang teman kerja. faktor keberhasilan pemberian ASI
Pengumpulan data kuantitaif di peroleh dari Eksklusif di pengaruhi saat masa antenatal (
kuesioner yang di berikan pada 65 hamil ), umur ibu saat hamil, jumlah anak,
responden ibu buruh pabrik. Data kualitatif jumlah keluarga. Kemauan untuk menyusui
dalam penelitian ini diperoleh melalui ASI Eksklusif harus di berikan saat
wawancara mendalam (indepth interview). pemeriksaan kehamilan dengan konseling
Pengumpulan data kuantitatif dengan saat kunjungan antenatal.
kuesioner untuk menguatkan hasil
wawancara. Persiapan Pemberian ASI saat Hamil
Uji keabsahan data dilakukan dengan Sebagian besar ibu sudah melakukan
teknik triangulasi sumber yaitu bidan desa, persiapan untuk memberikan ASI saat
keluarga (suami dan nenek), dan teman masih hamil. Usaha persiapan yang
kerja. Analisis data kualitatif hasil dilakukan oleh para ibu antara lain seperti
penelitian dilakukan secara interaktif dan makan sayur- sayuran hijau, buah-buahan,
berlangsung secara terus menerus sampai dan melakukan perawatan payudara.
tuntas, sehingga datanya jenuh. Analisa ― Paling maem buah , sayur – sayuran,
data kuantitatif dalam penelitian ini dengan terus di kasih tau ibu ngresiki payudara
analisis univariate dan bivariate dengan uji ne mba pake minyak baby oil gitu mba
Chi- Square. sambil putiing e di tarik – tarik mba di
ajari sama ibu gitu mba .‖ ( I.U3 )
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komitmen Menyusui saat Hamil Persiapan ASI Perah
Sebagian besar informan sudah Rata – rata ibu pekerja pabrik tidak
mempunyai keinginan dan kemauan untuk memerah ASI pada saat masih cuti,
menyusui ASI ke bayi nya kelak dari sejak sehingga tidak mempunyai stok ASI. Saat
hamil berupa ucapan atau secara lisan, masih cuti ibu memberikan langsung ASI
tetapi belum memikirkan apakah di beri kepada bayinya tanpa memerah ASI
ASI saja atau tetap di beri susu formula saat terlebih dahulu.
sudah di tinggal bekerja. ―Saya tidak pernah merah ASI mba, kalo
―Iyalah mba dari hamil sudah mempunyai pas masih cuti ya tak mimiki langsung ke
keinginan untuk menyusui bayi saya, tapi anakku.‖ ( I.U5 )
kalau ASI Eksklusif saya ndak kepikiran
sampai situ mba .‖ ( IU.1 ) Adapun alasan yang di sampaikan
oleh orang tua ( ibu ), mengapa sebagian
Upaya mewujudkan komitmen ibu besar ibu pekerja tidak memerah ASI nya
untuk memberikan ASI harus dilakukan saat masih cuti yaitu karena alasan waktu.

234 |
―Yo mumpung cuti mba jadi ya di setengah jam thok og mba jadi ya cepet
manfaatke buat nyusoni langsung soale banget waktu istirahate belum nggo
nek wes kerjo angel nggolek waktu maem e mba jadi ya males mba meh
kecuali mbengi. ( I.U10, I.U11, I.U12 ) merah.‖ ( I.U3, I.U5 )

Hal tersebut menunjukkan komitmen Hasil penelitian dari Setyawati dan


ibu untuk tetap menyusui ASI secara Sutrisminah (2011) menyatakan bahwa,
eksklusif rendah karena untuk memberikan Lingkungan kerja mampu menjadi
ASI eksklusif terutama pada ibu pekerja lingkungan sosial yang berpengaruh
harus membuat stok ASI untuk di terhadap keberhasilan menyusui pada ibu
minumkan kepada bayi selama di tinggal bekerja. Bentuk dukungan yang
bekerja . diberikan oleh lingkungan kerja meliputi
Hal diatas sesuai dengan teori dari rekan kerja yang menjadi fasilitator
Roesli ( 2013 ), bahwa Ibu – ibu harus menyusui di tempat kerja, menghadirkan
belajar memeras payudara demi kelompok pendukung ASI, dukungan dari
memperoleh ASI setelah bayi lahir. supervisor, tersedianya tempat untuk
Sebelum pergi bekerja, ibu menyusui dan menyusui atau memerah ASI, dan
menitipkan ASI perasan kepada pengasuh dukungan penuh dari manajer/pemilik
bayi untuk diberikan kepada bayi saat ibu perusahaan.
bekerja. Sebaiknya, ibu menyediakan
waktu luang memeras payudara dalam Usaha Saat Mengalami Kendala/
suasana yang tenang. Selanjutnya, ibu Hambatan Saat Menyusui
menampung ASI perasan di cangkir atau Semua informan melakukan berbagai
gelas yang bersih. usaha saat mengalami kendala/ hambatan
pada saat menyusui, ibu – ibu langsung
Kemauan Memerah ASI di Pabrik mencari solusi untuk mengatasi masalahnya
Kemauan Ibu untuk memerah ASI di tersebut. Usaha yang di lakukan yaitu
Pabrik rendah. Ibu pekerja pabrik tidak dengan cara berusaha memenuhi asupan
memerah ASI saat di pabrik dengan makanan yang bergizi, konsultasi dengan
kendala tidak ada tempat memerah, waktu bidan setempat, tanya dengan orang tua,
istirahat yang singkat, dan kendala anaknya teman kerja, membaca majalah, dan
yang tidak mau ASI sendiri. Walaupun ada internet.
yang memerah ASI itu hanya dilakukan ―Ya tetep tak usahain tho mba, wes maem
beberapa hari saja, karena kendala waktu sayur – sayuran ijo mba bayem,
kerja dan jam istirahat yang singkat. kangkung, sawi mba terus yo wes mimik
―Ya dulu awal memang saya perah di jamu pahitan kae , kadang ya curhat
pabrik, tapi kalo di bawa kerumah malah sama temen,ibu, tanya ke bidan.‖ ( I.U5 )
nggak di kasihkan ke adek jadi saya abis
itu nggak tak perah.‖ ( I.U4 ) Usaha yang dilakukan untuk
―Nggak pernah memerah mba, soale pie mengatasi hambatan dalam menyusui
meneh mba soale waktu istirahate yo dengan memenuhi asupan makanan yang

| 235
bergizi seperti banyak makan sayur – kerja bayi rewel atau nangis terus
sayuran hijau, makan – makanan yang langsung dari pihak keluarga biasanya
berprotein tinggi seperti ikan, telur, daging, mbah e langsung memberikan susu
tempe, tahu dan yang lainnya . Kemudian formula atau bahkan makanan tambahan
untuk usaha dengan cara berkonsultasi katanya biar kenyang.‖ ( I.U16 )
dengan bidan setempat bidan selalu Komitmen ibu pekerja pabrik dalam
memberikan penyuluhan misalnya untuk pemberian ASI Eksklusif dapat di lihat dari
melakukan perawatan payudara secara dua pihak yaitu komitmen ibu dan
teratur, memberi konseling tentang komitmen keluarga. Dari kedua komitmen
makanan yang dapat memperlancar ASI . tersebut menunjukkan bahwa komitmen
Selain itu juga ibu pada saat mengalami dalam pemberian ASI Eksklusif pada ibu
kendala/ hambatan dalam menyusui juga pekerja pabrik di Wilayah Kerja Puskesmas
bertanya dengan orang tua, teman kerja dan Pringapus masih rendah. Hal tersebut
dengan membaca majalah atau dari internet didukung dari tabel di bawah ini :
mengenai informasi tentang ASI eksklusif .

Komitmen Keluarga untuk Memberikan Tabel. 1.1 Distribusi Komitmen Ibu


ASI Pekerja Pabrik Dalam
Keluarga yaitu ibu ( orang tua ) dan Pemberian ASI Eksklusif
suami yang tinggal dalam satu rumah Komitmen Frekuensi Prosentase (%)
belum mempunyai komitmen yang baik Tinggi 30 46
Rendah 35 54
untuk mendukung pemberian ASI Eksklusif
Jumlah 65 100
pada ibu pekerja pabrik . Pihak keluarga Berdasarkan tabel diatas dapat di
hanya berpikiran yang penting ASI di simpulkan bahwa komitmen ibu rendah
berikan walaupun di beri makanan (54%). Rendahnya komitmen para ibu
tambahan ataupun susu formula ke bayi. pekerja pabrik di wilayah kerja Puskesmas
―Ya kalau menurut saya komitmen Pringapus karena banyak faktor. Salah
keluarga memang kurang sekali dalam satunya adalah karena status ibu yang
pemberian ASI, soalnya kalau di tinggal bekerja terutama di pabrik.
Tabel 1.2 Hubungan antara Komitmen ibu
dengan Pemberian ASI Hasil dari Uji Chi – Square
Eksklusif Di Wilayah Kerja didapatkan nilai p-value 0.128 > 0.05
Puskesmas Pringapus sehingga tidak ada hubungan yang
Pemberian signifikan antara komitmen ibu dengan
Komitm ASI Eksklusif Total P. pemberian ASI Eksklusif pada pekerja
en Tidak Ya Value
F % F % F % buruh pabrik di Wilayah kerja Puskesmas
2 36. 1 16. 3 53. 0.128 Pringapus.
Rendah 4 9 1 9 5 8 Komitmen dalam pemberian ASI
1 23. 1 23. 3 46.
Tinggi 5 1 5 1 0 2
Eksklusif yang meliputi komitmen saat
3 2 6 10 hamil terdiri dari komitmen untuk
Jumlah 9 60 6 40 5 0

236 |
menyusui saat hamil, persiapan pemberian dalam keberhasilan menyusui juga di
ASI saat hamil. Sedangkan untuk tunjukkan oleh penelitian lain. Sebuah
komitmen setelah bayi lahir terdiri dari penelitian di Amerika , Kaukasia dan
komitmen memberikan ASI, persiapan ASI Afrika , menemukan keputusan dan
perah sejak masih cuti, kemauan untuk keberhasilan dalam menyusui sangat di
memerah ASI di pabrik, dan mencari solusi tentukan oleh komitmen percaya diri
pada saat ada kendala/ hambatan . meliputi beberapa komponen yaitu
Rendahnya komitmen para ibu keyakinan dalam proses menyusui,
pekerja pabrik di wilayah kerja Puskesmas kepercayaan pada kemampuan untuk
Pringapus karena banyak faktor . Salah menyusui, dan komitmen untuk membuat
satunya adalah karena status ibu yang menyusui berhasil meskipun ada kendala.
bekerja terutama di pabrik. Dimana jam Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
kerja di pabrik sangat panjang karena di menyusui merupakan keterampilan yang
mulai pukul 07.00 – 17.00 belum termasuk dapat di pelajari . Ibu yang memiliki
lembur. Sehingga sebagian besar informan komitmen percaya diri sebelum melahirkan
terkendala dengan jam kerja saat bekerja . , akan mampu menyusui meskipun kurang
Berdasarkan jurnal penelitian dari mendapat dukungan orang lain dan ada
Naeem Zafar ( 2008 ) dalam International tantangan umum yang terjadi saat mereka
Journal of Caring Sciences, 1(3):132–139 mulai menyusui. ( Kusumajaya, 2014 ).
menyatakan bahwa ibu yang bekerja full Berdasarkan jurnal penelitian dari
time walaupun pengetahuan tentang ASI Nelson Antonia M ( 2006 ) dalam Journal
Eksklusif baik tetapi dalam praktiknya of Midwifery & Women’s Health
masih susah untuk bisa memberikan ASI menyebutkan bahwa pemberian ASI
Eksklusif Karena kendala jam kerja yang Eksklusif merupakan perjalanan pribadi
full time. seseorang yang meliputi faktor fisik ibu,
Menurut Roesli ( 2013 ), walaupun membutuhkan komitmen pada ibu,
banyak ibu yang tidak mau memberikan adaptasi, dan dukungan dari kelompok .
ASI pada bayinya karena alasan pekerjaan Penelitian lain dari Tewodros Alemayehu et
tetapi bekerja bukan alasan untuk tidak al. ( 2009 ) dalam School of Public Health
memberikan ASI eksklusif, karena waktu Addis Ababa University Medical Faculty
cuti pada ibu bekerja hanya 3 bulan saja. yang menyatakan bahwa faktor yang
Bayi tetap dapat diberikan ASI walaupun mempengaruhi praktik pemberian ASI
ketika ibu bekerja yaitu dengan Eksklusif diantaranya adalah pendidikan
menggunakan ASI perah yang diperah ibu waktu hamil ( konseling ), riwayat
sehari sebelumnya (Roesli,2013). kesehatan ibu sejak hamil. Apabila sejak
Pemberian ASI tidak terlepas dari hamil ibu sudah mendapatkan pendidikan
komitmen ibu untuk menyusui. Hasil studi ASI Eksklusif maka kemauan untuk
menunjukkan lebih banyak ibu yang menyusui akan terbentuk .
memutuskan untuk menyusui anaknya telah Berdasarkan hasil analisis korelasi
memiliki komitmen untuk menyusui antara komitmen dengan pemberian ASI
sebelum hamil. Pentingnya komitmen Eksklusif di dapatkan hasil bahwa tidak ada

| 237
hubungan antara komitmen ibu dengan Hasil analisis Uji Chi-Square antara
pemberian ASI Eksklusif . Hal tersebut komitmen dengan pemberian ASI Eksklusif
dapat terlihat dari nilai p-value 0.128 > 0.05 di dapatkan hasil bahwa nilai p-value 0.128
sehingga Ho di terima berarti tidak ada > 0.05 sehingga tidak ada hubungan antara
hubungan yang signifikan antara komitmen komitmen ibu dengan pemberian ASI
ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Eksklusif .
pekerja buruh pabrik di Wilayah kerja
Puskesmas Pringapus. DAFTAR PUSTAKA
Hal tersebut di karenakan walaupun Alemayehu,Tewodros et. Al. 2009.
komitmen dari ibu sudah ada tetapi dari Determinants of exclusive
lingkungan seperti keluarga, tempat kerja breastfeeding practices in Ethiopia:
tidak memberikan support system yang School of Public Health Addis
baik komitmen juga akan hilang karena Ababa University, Medical Faculty.
merasa tidak ada yang mendukung. Bich, Tran Huu dkk. 2014. Fathers as
Sehingga komitmen harus di dukung Supporters for Improved Exclusive
dengan support system dari keluarga dan Breastfeeding in Viet Nam:
tempat kerja . Maternal and Child Health Journal
Hal ini juga didukung penelitian dari ISSN 1092-7875 Volume 18
Journal Of Health Visiting (2015), Number 6 Matern Child Health J
menyatakan bahwa komitmen ibu untuk (2014) 18:1444-1453.
menyusui perlu adanya dukungan dari Creswell,J.W.2015. Penelitian Kualitatif &
kelompok ataupun individu, percaya diri Desain Riset: Memilih antara Lima
dan faktor dari personal ( pribadi ). Pendekatan.Yogyakarta:Pustaka
Dukungan yang diberikan dapat berupa Pelajar.
dukungan yang bersifat postif, dukungan Dachew, Berihun Assefa. 2014.
sosial dan dukungan psikologis. Breastfeeding Practice and
Associated Factors
KESIMPULAN Among Female Nurses and Midwives at
Komitmen dalam pemberian ASI Eksklusif North Gondar Zone, Northwest
pada pekerja buruh pabrik masih rendah Ethiopia: a crosssectional
baik dari ibu maupun keluarga. Sejumlah institution based study:
54 % ibu mempunyai komitmen rendah International :Breastfeeding
dalam pemberian ASI Eksklusif. Komitmen Journal 2014,9:11.
ibu didapatkan dari komitmen saat hamil Dearden et al. 2002. The impact of mother-
yang terdiri dari komitmen untuk menyusui to-mother support on optimal
saat hamil, persiapan pemberian ASI saat breast-feeding: a controlled
hamil. Sedangkan untuk komitmen setelah community intervention trial in
bayi lahir meliputi komitmen memberikan peri-urban Guatemala City,
ASI, persiapan ASI perah sejak masih cuti, Guatemala: Rev Panam Salud
kemauan untuk memerah ASI di pabrik, Publica/Pan Am J Public Health
dan mencari solusi pada saat ada kendala. 12(3)

238 |
Dinkes. Kab. Semarang. 2014. Profil Dinas Peterside, Oliemen dkk. 2013. Knowledge
Kesehatan Kabupaten Semarang and Practice Of Exclusive
2014. Breastfeeding Among Mothers In
Gbarantoru Community,Bayelsa
Kholid, Ahmad. 2012. Promosi Kesehatan State,Nigeria : IOSR Journal of
Dengan Pendekatan Teori Dental and Medical Sciences
Perilaku, Media dan Aplikasinya. (IOSR-JDMS) ISSN : 2279 – 0861
Jakarta : PT. Raja Grafindo Volume 12 Issue 6.
Persada. Raharjo, Bambang Budi. 2015. Momentum
Lucen Afrose, Bilkis Banu. 2012. Factors Emas Pembentukan SDM
Associated With Knowledge About Berkualitas (Kajian Sosial Budaya
Breastfeeding Among Female Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Garment Workers In Dhaka City: Eksklusif di Masyarakat Kendal
WHO South-East Asia Journal Of Jawa Tengah). Salatiga : Satya
Public Health. Wacana University Press.
Malqvist, Mats. 2014. Fathers as Seidu, Iddrisu. 2013. Exclusive
Supporters for Improved Exclusive Breastfeeding And Family
Breastfeeding in Vietnam. Matern Influences In Rural Ghana : A
Child Health Journal 18:1444– Qualitative Study : Thesis in
1453. Master Of Public Health Malmo
Mensah, Abigail Opoku.2011. Is There University Health and Society
Really Support for Breastfeeding (diunduh 7 September 2015)
Mothers? A Case Study of Setegn et al. 2012. Factors Associated With
Ghanaian Breastfeeding Working Exclusive Breastfeeding Practices
Mothers. International Business Among Mothers in Goba district,
Research Vol. 4 No. 3. South East Ethiopia: a cross-
Moleong, L.J. 2014. Metodologi Penelitian sectional study: International
Kualitatif. Bandung : Remaja Breastfeeding Journal 7:17.
Rondakarya. Syarif, T. H. 2012. Praktik Pemberian ASI
Nchimunya, Chimuka.2015. Factors Eksklusif dan Karakteristik
affecting the adoption of exclusive Demografi (Studi Kasus di Provinsi
breastfeeding by mothers in Jawa Barat, Sumatera Barat, dan
Chelstone, Lusaka: International Nusa Tenggara Barat). Media
Invention Journal of Medicine and Litbang Kesehatan 22 (2) : 52-60.
Medical Sciences (ISSN: 2408- Zafar, Naeem. 2008. Breastfeeding and
7246) Vol. 2 (5) working full time Experiences of
Nelson, Antonio M .2006. A Metasynthesis nurse mothers in Karachi, Pakistan:
of Qualitative Breastfeeding International Journal of Caring
Studies: Journal of Midwifery & Sciences, 1(3):132–139.
Women’s Health.

| 239
HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN
RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

Eny Sulistiyani1, Isri Nasifah S,SiT., M.Keb2, Puji Lestari, S.SiT3


1
Mahasiswa AKBID Ngudi Waluyo
Email : Eny.sulistiyani.11@gmail.com
2
Staf Dosen Prodi DIII Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : inasifah@gmaol.com
3
Staf Dosen Prodi DIII Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : puji0604@gmail.com

ABSTRAK
Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di
Indonesia. Luka jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah
atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama Berat badan lahir
yang lebih dari 4000 gram dapat meningkatkan resiko terjadinya ruptur
perineum. Tujuan penelitian untukmengetahui hubungan antara berat badan
bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum pada ibu bersalin spontan.
Desain penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu melahirkan di BPM Endang
Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak Simongan Semarang Barat Januari –
Desember tahun 2015 sebanyak 100 ibu bersalin. Sampel 100 ibu bersalin
dengan teknik sampling accidental sampling. Analisis data menggunakan uji
chi square. Hasil uji bivariat p=0,030 yang menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture
perineum pada ibu bersalin spontan di BPM Endang Minaharsi, Amd. Keb
Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun 2015. Kesimpulan, Bidan
diharapkan mengetahui faktor yang berhubungan dengan ruptur perineum dan
mempersiapkan ibu sebaik-baiknya dalam menolong persalinan sesuai asuhan
untuk meminimalkan robekan perineum.

Kata Kunci: berat bayi lahit, rupture perineum

240 |
PENDAHULUAN dari dua faktor yaitu faktor maternal dan
Angka Kematian Ibu di Indonesia janin (Cunningham (2010), Wiknjosastro
sampai saat ini masih cukup tinggi, (2009) & Saifuddin (2009)). Faktor janin
menurut hasil Survei Demografi dan yang menjadi penyebab terjadinya ruptur
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 perineum adalah berat badan lahir, posisi
menunjukkan bahwa AKI adalah 359 kepala yang abnormal, distosia bahu,
kematian per 100.000 kelahiran kelainan bokong dan lain-lain. Berat badan
hidup dan AKB sebesar 32 per 1.000 lahir yang lebih dari 4000 gram dapat
kelahiran hidup (Profil Kesehatan meningkatkan resiko terjadinya ruptur
Indonesia, 2014). Angka kematian ibu perineum hal ini disebabkan oleh karena
Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 perineum tidak cukup kuat menahan
berdasarkan laporan dari kabupaten/kota regangan kepala bayi dengan berat badan
sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, bayi yang besar. (JNPK-KR, 2008
mengalami peningkatan bila dibandingkan ;Saifuddin, 2008; Wiknjosastro, 2007
dengan AKI pada tahun 2013 sebesar ;Cunningham, 2010).
118,62/100.000 kelahiran hidup (Profil Berdasarkan hasil studi pendahuluan
Kesehatan Indonesia, 2015). yang dilakukan di BPM Endang Minaharsi,
Data profil Kesehatan Kota Semarang Amd. Keb Ngemplak Simongan Semarang
berdasarkan laporan seluruh Puskesmas Barat pada bulan Januari sampai dengan
jumlah kematian ibu maternal di Kota Juni 2015 didapatkan 71 persalinan normal
Semarang pada tahun 2014 sebanyak 33 dimana terdapat 50 (70,42%) ibu bersalin
kasus dari 26.992 jumlah kelahiran hidup mengalami ruptur perineum. Berat badan
atau sekitar 122,25 per 100.000 KH naik bayi baru lahir pada ibu yang mengalami
jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu rupture perineum, 22 ibu berat lahir
29 kasus dari 26.547 jumlah kelahiran bayinya 2500 sampai 3000 gram, 27 ibu
hidup atau sekitar 109,2 per 100.000. berat lahir bayinya 3000-4000 gram dan 1
Kematian ibu tertinggi adalah karena ibu berat lahir bayinya 2300 gram.
eklampsia (48,48%), Penyebab lainnya Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah
adalah karena perdarahan (24,24%), komplikasi pada ibu dengan cara
disebabkan karena penyakit sebesar melakukan asuhan sayang ibu dimana
18,18%, Infeksi sebesar 3,03% dan lain- dilakukan pertolongan persalinan APN
lain sebesar 6,06%, dengan kondisi saat dengan benar diharapkan dapat mencegah
meninggal waktu bersalin (27,2%) (Profil terjadinya rupture perineum.
Kesehatan Kota Semarang, 2014). Dari uraian di atas maka penulis
Perdarahan postpartum menjadi tertarik untuk melakukan penelitian dengan
penyebab utama 40% kematian ibu di judul hubungan berat badan bayi baru lahir
Indonesia. Luka jalan lahir merupakan dengan kejadian rupture perineum pada ibu
penyebab kedua perdarahan setelah atonia bersalin spontan di Bidan Praktek Mandiri
uteri yang terjadi pada hampir persalinan (BPM) Endang Minaharsi, Amd. Keb
pertama. (Wiknjosastro, 2007). Penyebab Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun
terjadinya ruptur perineum dapat dilihat 2015.

| 241
METODE PENELITIAN Teknik sampling yang digunakan
Desain penelitian korelasi. Penelitian adalah Accidental Sampling.Hasil
ini menggunakan pendekatan cross penelitian didapatkan sampel 100
sectional Populasi dalam penelitian ini responden. Instrumen yang digunakan
adalah seluruh ibu melahirkan di BPM pengumpulan data dengan data sekunder.
Endang Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak Analisis data ini peneliti menggunakan
Simongan Semarang Barat Januari – analisis univariate dan dinyatakan dalam
Desember tahun 2015 sebanyak 100 ibu bentuk distribusi frekuensi dan persentase
bersalin. dan analisis bivariat menggunakan uji chi
square

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober 2015 didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
c. Karakteristik Responden
1) Umur
Tabel 1 Distribusi frekuensi umur ibu bersalin spontan di BPM Endang Minaharsi, Amd.
Keb Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun 2015
Umur Frekuensi Presentasi Persentase (%)
< 20 tahun 5 5,0 5,0
20-35 tahun 81 81,0 81,0
>35 tahun 14 14,0 14,0
Total 100 100,0 100,0
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian sebanyak 14 responden (14,0%) dan < 20
besar umur responden antara 20-35 tahun tahun sebanyak 5 responden (5,0%).
sebanyak 81 responden (81,0%), > 35 tahun

2) Paritas
Tabel 2 Distribusi frekuensi umur ibu bersalin spontan di BPM Endang Minaharsi,
Amd. Keb Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun 2015
Umur Frekuensi Persentase (%)
Primipara 10 10,0
Multipara 89 89,0
Grandemultipara 1 1,0
Total 100 100,0
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian d. Berat badan bayi baru lahir pada ibu
besar responden adalah multipara sebanyak bersalin spontan di BPM Endang
89 responden (89,0%), primipara sebanyak Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak
10 responden (10,0%) dan grandemultipara Simongan Semarang Barat tahun 2015
sebanyak 1 responden (1,0%).

242 |
Tabel 3 Distribusi frekuensi berat badan bayi baru lahir pada ibu bersalin spontan di
BPM Endang Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun
2015
BBL Frekuensi Presntase Persentase (%)
Kurang ( <2500) 5 5,0 5,0
Cukup ( 2500-4000) 94 94,0 94,0
Lebih (>4000) 1 1,0 1,0
Total 100 100,0 100,0

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian e. Kejadian rupture perineum pada ibu


besar cukup (2500-4000 gr) sebanyak 94 bersalin spontan di BPM Endang
responden (94,0%), kurang sebanyak 5 Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak
responden (5,0%) dan lebih sebanyak 1 Simongan Semarang Barat tahun 2015
responden (1,0%).

Tabel 4 Distribusi frekuensi kejadian rupture perineum pada ibu bersalin spontan di BPM
Endang Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun 2015
Ruptur Perineum Frekuensi Persentase Persentase (%)
Ruptur 71 71,0 71,0
Utuh 29 29,0 29,0
Total 100 100,0 100,0

Tabel 4 menunjukkan bahwa 2. Analisis Bivariat


sebagian besar responden mengalami ruptur Hubungan antara berat badan bayi baru
perineum saat bersalin sebanyak 71 lahir dengan kejadian rupture perineum
responden (71,0%) dan utuh sebanyak 29 pada ibu bersalin spontan di BPM
responden (29,0%). Endang Minaharsi, Amd. Keb
Ngemplak Simongan Semarang Barat
tahun 2015

Tabel 5 Hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum
pada ibu bersalin spontan di BPM Endang Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak
Simongan Semarang Barat tahun 2015
Ruptur Perineum
Jumlah
BBL Ruptur Utuh p
F % F % f %
Kurang 1 20,0 4 80,0 5 100,0 0,030
Cukup 69 73,4 25 26,6 94 100,0
Lebih 1 100,0 0 0 1 100,0
Jumlah 71 71,0 29 29,0 100 100,0
Tabel 5 menunjukkan bahwa responden sebagian besar utuh perineumnya sebanyak
yang berat badan bayi lahirnya kurang 4 responden, BBL cukup sebagian besar

| 243
mengalami ruptur perineum sebanyak 69 meningkatkan risiko terjadinya ruptur
responden (73,4%) dan yang berat perineum karena perineum tidak cukup kuat
badannya lebih semuanya mengalami menahan regangan kepala bayi dengan
ruptur perineum sebanyak 1 responden berat badan bayi yang besar (Saifuddin,
(100,0%). 2008).
Berdasarkan uji chi square nilai p Kejadian rupture perineum
0,030 <  =0,05 yang artinya Ha diterima Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sehingga ada hubungan yang signifikan sebagian besar responden mengalami ruptur
antara antara berat badan bayi baru lahir perineum saat bersalin sebanyak 71
dengan kejadian rupture perineum pada ibu responden (71,0%) dan utuh sebanyak 29
bersalin spontan di BPM Endang responden (29,0%). Perineum adalah
Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak Simongan daerah yang terletak antara vulva dan anus,
Semarang Barat tahun 2015. panjangnya rata-rata 4 cm (Wiknjosastro,
2007). Perineum merupakan daerah tepi
PEMBAHASAN bawah vulva dengan tepi depan anus.
Berat badan bayi baru lahir Perineum meregang pada saat persalinan
Hasil penelitian menunjukkan kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
sebagian besar cukup (2500-4000 gr) memperbesar jalan lahir dan mencegah
sebanyak 94 responden (94,0%), kurang robekan (Sumarah, dkk, 2008).
sebanyak 5 responden (5,0%) dan lebih Hasil penelitian didapatkan hasil
sebanyak 1 responden (1,0%). Bayi baru robekan paling banyak pada derajat 2
lahir normal adalah bayi yang lahir pada dimana berat badannya antara 2500-4100
usia kehamilan 37-42 minggu dan berat gram. Laserasi Perineum
badannya 2500-4000 gram (Dewi, 2010). diklasifisikan berdasarkan luas
Bayi baru lahir normal adalah bayi robekan (JNPK-KR, 2008) dimana derajat
yang lahir dalam presentasi belakang satu: robekan terjadi pada selaput lendir
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, (mukosa) vagina, komisura posterior,
pada usia kehamilan genap 37-42 minggu, dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai 1-1,5 cm. Tidak perlu untuk dilakukan
Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan penjahitan tetapi dipastikan bahwa luka
(Rukiyah, 2010). tidak menimbulkan perdarahan dan luka
Berat badan lahir adalah berat badan masih baik dan beraturan dan derajat dua :
bayi yang ditimbang 24 jam pertama robekan terjadi pada mukosa vagina,
kelahiran. Semakin besar berat bayi yang komisura posterior, kulit perineum, otot
dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya perineum. Perlu untuk dilakukan jahitan
ruptur perineum. Bayi besar adalah bayi secara jelujur atau dengan teknik tertentu
yang begitu lahir memiliki bobot lebih dari yang dianjurkan.
4000 gram. Robekan perineum terjadi pada Faktor-faktor penyebab ruptur ada
kelahiran dengan berat badan bayi yang berbagai macam yaitu faktor maternal yang
besar. Hal ini terjadi karena semakin besar terdiri dari partus presipitatus, mengejan
berat badan bayi yang dilahirkan akan terlalu kuat, edema dan kerapuhan pada

244 |
perineum, primipara, kesempitan panggul responden (73,4%) dan yang berat
dan CPD (chepalo pelvic disproportional), badannya lebih semuanya mengalami
jaringan parut pada perineum dan vagina, ruptur perineum sebanyak 1 responden
kelenturan Jalan Lahir dan persalinan (100,0%).
dengan tindakan (ekstraksi vakum, Hasil penelitian ini ada kesesuaian
ekstraksi forcep, versi ekstraksi, dan dengan teori menurut Saifuddin (2008),
embriotomi). Sedangkan faktor janin semakin besar berat bayi yang dilahirkan
meliputi lingkar kepala janin, Berat badan meningkatkan risiko terjadinya ruptur
bayi. presentasi defleksi, letak sungsang perineum. Hal ini terjadi karena semakin
dengan after coming head, distosia bahu, besar berat badan bayi yang dilahirkan akan
kelainan congenital. (JNPK-KR, 2008). meningkatkan risiko terjadinya ruptur
Hasil penelitian didapatkan sebagian perineum karena perineum tidak cukup kuat
besar responden adalah multipara sebanyak menahan regangan kepala bayi dengan
89 responden (89,0%), primipara sebanyak berat badan bayi yang besar, sehingga pada
10 responden (10,0%) dan grandemultipara proses kelahiran bayi dengan berat badan
sebanyak 1 responden (1,0%). Perineum bayi lahir yang besar sering terjadi ruptur
akan berkurang elastisitasnya saat wanita perineum.
lanjut usia. Untuk menentukannya Berdasarkan teori yang ada, robekan
dilakukan dengan menggerakkan jari dalam perineum terjadi pada kelahiran dengan
vagina ke bawa dan samping vagina. berat badan lahir yang besar. Hal ini terjadi
Dengan cara ini dapat diketahui pula otot karena semakin besar bayi yang dilahirkan
levator ani. Pada keadaan normal akan akan meningkatkan resiko terjadinya ruptur
teraba elastis seperti kalau kita meraba tali perineum dikarenakan berat badan lahir
pusat (Wiknjosastro, 2007). yang besar berhubungan dengan besarnya
janin yang dapat mengakibatkan perineum
Hubungan antara berat badan bayi baru tidak cukup kuat menahan regangan kepala
lahir dengan kejadian rupture perineum bayi dengan berat badan lahir yang besar
pada ibu bersalin spontan di BPM sehingga pada proses kelahiran bayi dengan
Endang Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak berat badan lahir yang besar sering terjadi
Simongan Semarang Barat tahun 2015 ruptur perineum.
Hasil penelitian menunjukkan ada Menurut penelitian yang dilakukan
hubungan yang signifikan antara antara oleh Rofiasari (2009) dengan judul
berat badan bayi baru lahir dengan kejadian hubungan berat badan bayi baru lahir
rupture perineum pada ibu bersalin spontan dengan derajat ruptur perineum pada
di BPM Endang Minaharsi, Amd. Keb persalinan normal di Rumah Sakit Umum
Ngemplak Simongan Semarang Barat tahun Daerah Kota Surakarta dengan hasil
2015. Hal ini ditunjukan dengan responden persalinan normal tahun 2008 sebanyak
yang berat badan bayi lahirnya kurang 1.246, sehingga rata – rata persalinan
sebagian besar utuh perineumnya sebanyak normal satu bulan sebanyak 100 persalinan.
4 responden, BBL cukup sebagian besar Persalinan normal dengan ruptur perineum
mengalami ruptur perineum sebanyak 69 pada bulan Januari sampai Maret 2008

| 245
sebanyak 92 (67,2%) dari 137 persalinan 71 responden (71,0%) dan utuh
normal. Berat badan bayi baru lahir lebih sebanyak 29 responden (29,0%).
2500 sampai 4000 gram sebanyak 80 (87%) 6. Ada hubungan yang bermakna antara
persalinan dan berat badan bayi baru lahir berat badan bayi baru lahir dengan
1500-2500 gram sebanyak 12(13%) kejadian rupture perineum pada ibu
persalinan sehingga ada hubungan dan hal bersalin spontan di BPM Endang
tersebut juga di dukung oleh penelitian Minaharsi, Amd. Keb Ngemplak
Rahmawati (2011) dengan judul hubungan Simongan Semarang Barat tahun 2015
berat badan lahir dengan derajat ruptur (p 0,030)
perineum pada persalinan normal di RSIA
Kumala Siwi Pecangaan Jepara Saran
menunjukkan hasil bahwa mayoritas ibu 1. Bagi Responden
bersalin melahirkan bayi dengan berat Responden diharapkan lebih
badan lahir cukup (antara 2500-4000 gram) mengetahui penyebab kejadian rupture
sebanyak 75 orang (91,5 %) dan mayoritas perineum sehingga responden dapat
ibu bersalin mengalami laserasi derajat I memahami dan mempersiapkan
sebanyak 44 orang (53,7 %). Sedangkan uji kehamilannya dengan peningkatan
statistik dengan nilai ρ value sebesar 0,016 berat badan yang tidak berlebihan saat
menunjukkan bahwa Ha diterima, yang hamil serta mengikuti senam hamil
berarti ada hubungan secara bermakna untuk mencegah ruptur.
antara berat badan lahir dengan derajat 2. Bagi Bidan
ruptur perineum pada persalinan normal. Bidan diharapkan mencegah
Mayoritas ibu bersalin mengalami laserasi kejadian ruptur perineum dengan cara
derajat I dengan berat badan lahir bayi mempersiapkan ibu sebelum persalinan
cukup (antara 2500-4000 gram) sebanyak dengan senam hamil, pijat perineum,
40 orang (48,8 %), sedangkan paling menolong persalinan sesuai APN untuk
sedikit ibu bersalin mengalami laserasi meminimalkan robekan perineum.
derajat IV dengan berat badan lahir bayi 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
lebih (lebih dari 4000 gram) sebanyak 1 Hasil penelitian ini dapat menjadi
orang (1,2 %). dasar untuk melakukan penelitian
sejenis tentang faktor lain yang
PENUTUP berhubungan dengan ruptur perineum
Kesimpulan seperti paritas, umur kehamilan dan
4. Berat badan bayi lahir di BPM Endang pertolongan persalinan.
Minaharsi, Amd.Keb Ngemplak
Simongan Semarang Barat sebagian
besar cukup (2500-4000 gr) sebanyak DAFTAR PUSTAKA
94 responden (94,0%) Arikunto. Prosedur penelitian Suatu
5. Sebagian besar responden mengalami Pendekatan. Jakarta : Rhineka
ruptur perineum saat bersalin sebanyak Cipta ; 2010.

246 |
Bobak. Buku Ajar Keperawatan Penny dan Ancheta Ruth. Buka Saku
Maternitas. Jakarta : EGC ; 2010. Persalinan. Jakarta: ECG ; 2008.
Dewi. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:
Balita. Jakarta : Salemba Medika ; Kementerian Kesehatan RI 2014.
2010. Profil kesehatan Jawa tengah 2014. Jawa
Errol R dan John O. Schorge. Persalinan Tengah
Prematur. Jakarta: Erlangga ; 2007. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014.
Cunningham. Obstetri Williams. Jakarta: Semarang
EGC ; 2007. Risanto dan Emilia Ova. Obstetri Fisiologi.
Harry, William. Patologi dan Fisiologi Yogyakarta : Pustaka Cendikia
Persalinan. Yayasan Essent ; 2010. Press ; 2008.
Hidayat. Riset Keperawatan dan Tehnik Riwidikdo. Statiksik kesehatan. Jogjakarta:
penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Mitra Cendekia Press; 2009
Medika ; 2012. Rukiyah. Asuhan Kebidanan II. CV.
JNPK_KR. APN. Yayasan Bina Pustaka Jakarta: Trans Info Media ; 2009.
Prawiroharjo. Jakarta : 2008. Saifuddin, A.B., Pelayanan Kesehatan
Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Maternal Dan Neonatal. Yayasan
Jakarta : EGC ; 2008. Bina Pustaka Sarwono
Martadjisoebrata, D. Obstetri Patologi. Prawirohardjo. Jakarta ; 2008.
Bandung. Bagian Obstetri Dan Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan
Ginekologi FK UNPAD ; 2005. Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Jakarta : Yogyakarta : Fitramaya ; 2010.
EGC ; 2011. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian.
Musbikin. Panduan bagi ibu hamil & Jakarta: Alfabeta ; 2010.
melahirkan, Yogyakarta : Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Mitra Pustaka ; 2006. Volume 2. Jakarta. EGC; 2008.
Notoatmodjo . Metodologi penelitian Wiknjosastro. Ilmu kebidanan. Jakarta :
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
2010 Prawirohardjo ; 2007

| 247
Analisis Jalur Hubungan Faktor Penentu Perkembangan Anak
Perkembangan AnakUsia 1-3 Tahun Di Kota Salatiga

Vistra Veftisia 1), Didik Tamtomo 2), Muhammad Akhyar 3)


1)
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
nchan_viez@yahoo,com
2)
Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
Keadaan biopsikososial ibu yang buruk selama masa gestasi , seperti status gizi ibu
hamil, stress maternal, pendidikanan ibu yang rendah dan pendapatan keluarga yang
kurang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan fetus yang tidak optimal yang
merupakan risiko untuk berat badan lahir bayi dan perkembangan anak dimasa depan
yang juga ditentukan oleh stimulasi ibu. Tujuan penelitian Untuk menganalisa
hubungan faktor penentu perkembangan anak usia 1-3 tahun di kota salatiga.
Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Sampel
dipilih secara fixed disease sampling, dengan perbandingan 1:2 untuk subjek kasus
dan kontrol, sejumlah 120 subjek. Variabel eksogen yaitu pendidikan ibu, pendidikan
ibu sekarang. Variabel endogen yaitu pendapatan keluarga saat hamil, pendapatan
keluarga sekarang, stres dalam kehamilan, status gizi ibu hamil, berat badan lahir,
stimulasi dan perkembangan anak. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
pengolahan data menggunakan analisis jalur STATA.
Ada hubungan langsung antara berat badan lahir (b = 0.96; CI 95% = – 0.15-1.94;
p=0.054) dan stimulasi (b = 0.43; CI 95% = – 0.30-0.89; p=0.067) dengan
perkembangan anak, ada hubungan tidak langsung pendidikan ibu, pendapatan
keluarga, stres dalam kehamilan, status gizi ibu hamil dengan perkembangan anak
melalui berat lahir dan ada hubungan tidak langsung pendidikan ibu dan pendapatan
keluarga dengan perkembangan anak melalui stmulasi.
Ada hubungan secara langsung dan tidak langsung antara biopsikososial masa gestasi,
berat badan lahir, stimulasi dengan perkembangan anak.

Kata Kunci: Analisis Jalur, Faktor Biopsikososial, Berat Badan Lahir, Stimulasi,
Perkembangan anak

248 |
PENDAHULUAN gizi, psikologis, lingkungan pergaulan,
Keadaan yang buruk selama stimulasi.
kehamilan, seperti defisiensi nutrisi selama Dari hasil wawancara dengan bidan
kehamilan, stress maternal, olahraga yang koordinator puskesmas di kota
tidak cukup, dan perawatan prenatal yang menyampaikan bahwa memang tidak
tidak memadai, dapat menyebabkan melaksanakan pemantuan perkembangan
perkembangan fetus yang tidak optimal. anak, karena lebih fokus melaksanakan
Perkembangan fetus yang buruk merupakan pemantaun pertumbuhan sehingga data
risiko kesehatan pada kehidupan permasalahan perkembangan anak di kota
selanjutnya (Wilkinson dan Marmot, 2003 salatiga tidak ada laporan, peneliti memilih
cit Murti 2011). wilayah kerja puskemas tegalrejo dan
Kualitas masa depan anak ditentukan puskesmas sidorejo kidul kota salatiga
oleh perkembangan dan pertumbuhan anak sebagai tempat penelitian dengan melihat
yang optimal. Sehingga deteksi, stimulasi data permasalahan status gizi buruk yang
dan intervensi berbagai penyimpanan tinggi diwilayah tersebut.
pertumbuhan dan perkembangan dilakukan Anak usia dibawah tiga tahun (batita)
sejak dini. Kemampuan dan kecerdasan sangat energik dan aktif, penuh dengan
motorik setiap anak berbeda. energi yang tidak terbatas, antusias dan
Perkembangan motorik yang baik pada selalu ingin tahu. Walaupun kecepatan
anak akan menjadikan anak lebih dapat pertumbuhan melambat selama tahap ini,
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan perkembangan penting
lingkungan sekolah. Kemampuan terbentuk. Peningkatan kemapuan motorik
beradaptasi tersebut mendorong anak lebih memungkinkan anak batita untuk bergerak
dapat berteman dengan sesama saat sendiri, menjelajahi dan menguji
melakukan aktivitas. Perkembangan lingkungannya. Perkembangan yang cepat
motorik yang normal memungkinkan anak dalam berbicara dan bahasa berperan
dapat bermain atau bergaul dengan teman dalam meningkatkan kemampuan berpikir
sebayanya, sedangkan yang tidak normal dan belajar yang lebih kompleks (Allen dan
akan menghambat anak untuk dapat bergaul Marotz, 2010).
dengan teman sebayanya bahkan dia akan Dengan melihat permasalahan
terkucilkan atau menjadi anak yang perkembangan anak dan penelitian tentang
terpinggirkan (Marmi dan Rahardjo, 2012). faktor yang berhubungan dengan
Menurut Adriana (2013), Faktor yang perkembangan anak dijelaskan dengan
mempengaruhi pertumbuhan dan menggunakan model analisis bivariat
perkembangan pada anak adalah faktor ataupun multivariat tetapi belum dianalisis
internal, faktor eksternal (faktor prenatal, secara bertahap untuk menerangkan akibat
faktor persalinan, faktor pasca persalinan). langsung dan tidak langsung yang
Faktor prenatal meliputi gizi, mekanis, berhubungan dengan perkembangan anak
toksin, endoktrin, radiasi, psikologis ibu, maka peneliti melakukan penilitian dengan
sedangkan faktor pasca persalinan meliputi judul ―Analisis Jalur Faktor Penentu

| 249
Perkembangan Anak Usia 1-3 tahun di STATA 13 , diperoleh nilai koefisien jalur
Kota Salatiga‖ (b) antara berat badan lahir dengan
perkembangan anak ((b = 0.96; CI 95% = –
METODELOGI PENELITIAN 0.15 sd 1.94; p=0.054), stimulasi ibu
Desain penelitian adalah studi dengan perkembangan anak (b = 0.43; CI
penelitian analitik observasional dengan 95% =– 0.30 sd 0.89; p=0.067),
pendekatan case control. Waktu pendapatan keluarga saat ibu hamil dengan
pelaksanaan pada 4 Oktober-2 November status gizi ibu hamil (b = 1.02; CI 95% = –
2016di wilayah Kota Salatiga. Variabel 0.11 sd 2.06; p=0.052). pendidikan ibu saat
eksogen yaitu pendidikan ibu saat hamil hamil dengan status gizi ibu hamil (b =
dan pendidikan ibu sekarang. Variabel 0.39; CI 95% = – 0.68 sd 1.46; p=0.475),
endogen yaitu pendapatan keluarga saat ibu stres dalam kehamilan dengan status gizi
hamil, pendapatan keluarga sekarang, stres ibu hamil (b = – 0.43; CI 95% = – 1.45 sd
dalam kehamilan, status gizi ibu hamil, 0.58; p=0.405), status gizi ibu hamil dengan
berat badan lahir dan perkembangan anak. berat badan lahir (b = 3.59; CI 95% =1.41
Populasi sasaran penelitian adalah ibu dan sd 5.78; p=0.001), pendidikan ibu sekarang
batita di wilayah kota Salatiga. Populasi dengan stimulasi ibu (b = 0.65; CI 95% = –
sumber penelitian adalah ibu dan batita di 0.23 sd 1.53; p=0.150), pendapatan
wilayah kerja puskesmas Sidorejo Kidul keluarga sekarang dengan stimulasi ibu (b
dan Tegalrejo kota Salatiga. Sampel = 0.47; CI 95% = – 0.38 sd 1.31; p=0.279),
sebanyak 120 subyek dipilih secara fixed pendidikan ibu saat hamil dengan
disease sampling, dengan perbandingan 1:2 perkembangan anak melalui status gizi ibu
antara kelompok kasus dan kontrol. Alat hamil dan berat badan lahir (b = 0.39; CI
pengumpul data yang digunakan adalah 95% = – 0.68 sd 1.46; p=0.475); (b = 3.59;
kuesioner dan catatan rekam medis. CI 95% =1.41 sd 5.78; p=0.001); (b = 0.96;
Analisis data yang digunakan dalam CI 95% = – 0.15 sd 1.94; p=0.054),
penelitian ini adalah analisis pendapatan keluarga saat ibu hamildengan
jalurmenggunakan program STATA 13. perkembangan anak melalui status gizi ibu
hamil dan berat badan lahir (b = 1.02; CI
HASIL 95% = – 0.11 sd 2.06; p=0.052); (b = 3.59;
Hasil analisis jalur dengan STATA 13, CI 95% =1.41 sd 5.78; p=0.001); (b = 0.96;
ditampilkan dalam model analisis jalur CI 95% = – 0.15 sd 1.94; p=0.054), stres
dalam Tabel 1, untuk variabel pendidikan dalam kehamilan dengan perkembangan
ibu, pendapatan keluarga, stres dalam anak melalui status gizi ibu hamil dan berat
kehamilan, status gizi ibu hamil, berat badan lahir (b = – 0.43; CI 95% = – 1.45 sd
badan lahir, dan stimulasi menggunakan 0.58; p=0.405); (b = 3.59; CI 95% =1.41 sd
data dikotomi sedangkan untuk 5.78; p=0.001); (b = 0.96; CI 95% = – 0.15
perkembangan anak menggunakan data sd 1.94; p=0.054), status gizi ibu hamil
kontinu dalam bentuk skor . dengan perkembangan anak melalui berat
Tabel 1 menunjukkan hasil berhitung badan lahir. (b = 3.59; CI 95% =1.41 sd
menggunakan software program computer 5.78; p=0.001); (b = 0.96; CI 95%= – 0.15

250 |
sd 1.94; p=0.054), pendidikan ibu sekarang sekarang dengan perkembangan anak
dengan perkembangan anak melalui melalui stimulasi (b = 0.47; CI 95% =–
stimulasi (b = 0.65; CI 95% = – 0.23 sd 0.38 sd 1.31; p=0.279); (b = 0.43; CI 95%
1.53; p=0.150); (b = 0.43; CI 95% = – 0.30 = – 0.30 sd 0.89; p=0.067).
sd 0.89; p=0.067), pendapatan keluarga

Tabel 1. Hasil Analisis Jalur Hubungan Faktor Penentu Perkembangan Anak


Variabel Variabel Koefisien Standard CI (95%) P
Dependent Independent Jalur Error Batas Batas
Bawah Atas
Direct Effect
Perkembangan BBL > 2500 0.96 0.49 -0.15 1.94 0.054
Stimulasi Baik 0.43 0.23 -0.30 0.89 0.067
Indirect Effect
Pendapatan  Pendidikan Saat 1.51 0.46 0.61 2.39 0.001
Hamil > SMA
Pendapatan  Pendidikan 1.20 0.36 0.50 1.90 0.001
Sekarang > SMA
Stres  Pendapatan Saat -1.34 0.42 -2.17 -0.51 0.002
Hamil > Rp.
1.450.000
Status Gizi  Pendapatan Saat 1.02 0.53 -0.11 2.06 0.052
Hamil > Rp.
1.450.000
Pendidikan Saat 0.39 0.55 -0.68 1.46 0.475
Hamil > SMA
Stres Tinggi -0.43 0.52 -1.45 0.58 0.405
BBL Status Gizi > 23.5 3.59 1.11 1.41 5.78 0.001
cm
Stimulasi  Pendidikan 0.65 0.45 -0.31 1.56 0.150
Sekarang > SMA
Pendapatan 0.47 0.43 -0.38 1.31 0.279
Sekarang > Rp.
1.450.000
N Observasi = 120
Log likelihood = 557.64

DISKUSI Penelitian Carrasco et al., (2016), juga


1. Hubungan berat badan lahir dengan mendukung dengan hasil penelitian bayi
perkembangan anak dengan tinggi badan pendek mempunyai
Ada hubungan langsung antara berat rata-rata kemampuan bahasa rendah dan
badan lahir dengan perkembangan anak bayi dengan berat badan saat lahir rata-rata
namun secara statistik hanya mendekati berhubungan dengan perkembangan
signifikan.Hasil penelitian Chapakia psikomotor.
(2016), juga mendukung dengan hasil Namun hasil penelitian hubungan berat
penelitian bahwa berat badan lahir badan lahir dan perkembangan anak hanya
berpengaruh terhadap perkembangan. mendekati signifikan diduga karena

| 251
banyak hal yang mempengaruhi dengan hasil penelitian wanita hamil yang
perkembangan anak antara lain, pendidikan memiliki skor BDI-II (mengukur stres)
ibu, pendapatan keluarga, stres dalam menunjukan depresi salah satunya
kehamilan, stimulasi ibu dan pemberian dipengaruhi oleh status sosial ekonomi
intervensi gizi pada anak. Hal ini juga yang rendah.
didukung penelitian dari Sally et al., (2014) 4. Hubungan pendapatan keluarga saat ibu
yang menyatakan intervensi gizi dan hamil dengan status gizi ibu hamil
stimulasi memberikan manfaat untuk Ada hubungan langsung pendapatan
perkembangan anak. keluarga dengan status gizi ibu hamil
2. Hubungan stimulasi ibu dengan namun secara statistik hanya mendekati
perkembangan anak signifikan.Hasil penelitian didukung
Ada hubungan langsung antara berat Almatsier et al., (2011), yang menyatakan
badan lahir dengan perkembangan namun bahwa pendapatan kelurga dikaitkan
secara statistik hanya mendekati signifikan. dengan kemiskinan, kurangnya kebersihan,
Penelitian Yousafzai et al., (2016), juga gangguan kesehatan dan pemenuhan
mendukung dengan hasil penelitian anak kebutuhan nutrisi ibu hamil karena asupan
yang menerima stimulasi responsif makanan selama kehamilan menentukan
memiliki kognisi, bahasa, dan ketrampilan status gizi ibu hamil.Hasil penelitian juga
motorik secara signifikan lebih tinggi didukung Penelitian Liu, et al., (2015),
dibandingkan anak-anak yang tidak dengan hasil penelitian pendapatan rumah
menerima stimulasi responsif. tangga mempunyai hubungan yang positif
Namun hasil penelitian stimulasi ibu dengan asupan asam folat ibu hamil.
dan perkembangan anak hanya mendekati Namun hasil penelitian hubungan
signifikan diduga karena banyak hal yang pendapatan keluarga dengan status gizi ibu
mempengaruhi perkembangan anak. Hal ini hamil hanya mendekati signifikan diduga
juga didukung penelitian dari Sally et al., karena status gizi ibu hamil ada beberapa
(2014); Carrasco et al., (2016) dengan hasil faktor yang mempengaruhinya. Didukung
penelitian pemberian intervensi gizi dan penelitian Ausa dan Jafar (2013), dengan
berat badan lahir anak berhubungan dengan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan
perkembangan anak. yang bermakna antara pendapatan keluarga
3. Hubungan pendapatan keluarga saat ibu dengan kejadian KEK.
hamil dengan stres dalam kehamilan 5. Hubungan pendidikan ibu saat hamil
Ada hubungan langsung pendapatan dengan status gizi ibu hamil
keluarga dengan stres dalam kehamilan dan Ada hubungan langsung pendidikan
secara statistik signifikan.Hasil penelitian ibu dengan status gizi ibu hamil namun
didukung oleh Pinel (2009), dengan secara statistik tidak signifikan.Maryanti
menyatakan bahwa ketika tubuh terpapar dan Septikasari (2009); Maulina (2010)
ancaman, hasilnya adalah sekumpulan mendukung hasil penelitian dengan
perubahan perubahan fisiologis yang secara menyatakan pendidikan ibu berpengaruh
umum disebut respons stress. Penelitian pada sikap wanita terhadap kesehatannya,
Brittain et al., (2015), juga mendukung makin tinggi pendidikan maka semakin

252 |
mudah menerima informasi sehingga makin mendukung dengan hasil bahwa jarak
banyak pengetahuan yang dimiliki. kelahiran, pendidikan, pengetahuan ibu
pendidikan diperlukan untuk mendapatkan berhubungan dengan status gizi ibu hamil.
informasi misalnya hal – hal yang 7. Hubungan status gizi ibu hamil dengan
menunjang kesehatan, sehingga dapat berat badan lahir
meningkatkan kualitas hidup terutama Ada hubungan langsung antara
makanan yang harus dikonsumsi untuk statusgizi ibu hamil dengan berat badan
memenuhi kebutuhan nutrisi selama lahirdan secara statistik signifikan.Hasil
kehamilan.Hasil penelitian didukung penelitian didukung oleh Adriani dan
Penelitian Liu et al., (2015), dengan hasil Wirjatmadi (2012), ibu hamil dengan KEK
penelitian bahwa tingkat pendidikan akan beresiko melahirkan bayi dengan
mempunyai hubungan yang positif dengan BBLR. Bayi lahir dengan BBLR akan
asupan asam folat ibu hamil. mempunyai risiko kematian, gizi kurang,
Namun hasil penelitian hubungan gangguan pertumbuhan dan gangguan
pendidikan ibu dengan status gizi ibu hamil perkembangan anak. Penelitian Yongky et
yang tidak signifikan diduga karena status al., (2009), juga mendukung dengan hasil
gizi ibu hamil juga ada beberapa faktor penelitian bahwa status gizi ibu hamil
yang mempengaruhinya. Didukung mempengaruhi berat badan lahir.
penelitian Ausa dan Jafar (2013), dengan 8. Hubungan pendidikan ibu sekarang
hasil penelitian tidak ada hubungan yang dengan stimulasi ibu
bermakna antara pendidikan dengan Ada hubungan langsung pendidikan
kejadian KEK. ibu dengan stimulasi ibu namun secara
6. Hubungan stres dalam kehamilan statistik tidak signifikan.Hasil penelitian
dengan status gizi ibu hamil didukung oleh Marmi dan Raharjo (2012),
Ada hubungan langsung stres dalam dengan manyatakan bahwa status
kehamilan dengan status gizi ibu hamil pendidikan ibu yang tinggi akan lebih
namun secara statististik tidak mudah menerima arahan terutama untuk
signifikan.Hasil penelitian didukung oleh meningkatkan perkembangan
Kalat (2010), dengan menyatakan bahwa anak.Penelitian Ariani (2013), juga
stres yang terjadi dalam waktu yang lama mendukung hasil penelitian dengan hasil
akan memicu sekresi hormon kortisol yang penelitian ada hubungan antara pendidikan
meningkatkan gula darah serta ibu dengan kemampuan stimulasi
meningkatkan metabolisme. Perubahan perkembangan motorik kasar.
tersebut mempunyai imbalan berupa Namun hasil penelitian hubungan
penurunan aktivitas sistem imunitas. pendidikan ibu dengan stimulasi ibu yang
Namun hasil penelitian hubungan stres tidak signifikan diduga karena stimulasi
dalam kehamilan dengan status gizi ibu yang dilakukan ibu ada beberapa faktor
hamil yang tidak signifikan diduga karena yang mempengaruhi, hal ini didukung hasil
status gizi ibu hamil juga ada beberapa penelitian Ariani (2013), bahwa stimulasi
faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ibu tidak hanya dihubungkan dengan
Handayani dan Budianingrum (2011), pendidikan ibu tetapi ada hubungan juga

| 253
dengan umur ibu, pekerjaan dan sosial keluarga dengan perkembangan anak
ekonomi keluarga. melalui stimlasi.
9. Hubungan pendapatan keluarga
sekarang dengan stimulasi ibu REFERENSI
Ada hubungan langsung pendapatan Adriana D (2013). Tumbuh Kembang dan
keluarga dengan stimulasi ibu meskipun Terapi Bermain pada Anak.
secara statistik tidak signifikan.Hasil Jakarta: Salemba Medika.
penelitian didukung oleh Romauli dan Allen KE, Marotz LR (2010). Profil
Vindari (2012), dengan menyatakan bahwa Perkembangan Anak Pra Kelahiran
pendapatan keluarga yang rendah Hingga Usia 12 tahun Edisi
menjadikan ibu dan anak mempunyai Kelima. Jakarta: Indeks.
keterbatasan untuk bermain di luar Almatsier S, Soetardjo S, dan Soekatri M
lingkungan mereka, sehingga (2011). Gizi Seimbang dalam Daur
mempengaruhi cara pandang dan Kehidupan. Jakarta: Gramedia
mempersempit ruang lingkup pergaulan Pustaka Utama.
mereka. Hasil penelitian juga didukung Ariani D (2013). Hubungan karakteristik
penelitian Ariani (2013), dengan hasil ada ibu dengan kemampuan stimulasi
hubungan antara keadaan sosial ekonomi perkembangan motorik kasar bayi
dengan kemampuan stimulasi usia 1-12 bulan di Gampong Rukoh
perkembangan motorik kasar bayi usia 1-12 Kecamatan Syiah Kuala Kota
bulan. Banda Aceh 2013. (Diakses 5
Namun hasil penelitian hubungan Desember 2016).
pendapatan keluarga dengan stimulasi ibu Ausa, E. S., Jafar, N., & Indriasari, R.
yang tidak signifikan diduga karena (2013). Hubungan pola makan dan
stimulasi yang dilakukan ibu ada beberapa status sosial ekonomi dengan
faktor yang mempengaruhi, hal ini juga kejadian KEK pada ibu hamil di
didukung hasil penelitian Ariani (2013), Kabupaten Gowa tahun 2013.
bahwa stimulasi ibu tidak hanya (Diakses 4 Desember 2015).
dihubungkan dengan sosial ekonomi Brittain K, Myer L, Koen N, Koopowitz S,
keluarga tetapi ada hubungan juga dengan Donald KA, Barnett W, Zar HJ,
umur ibu, pekerjaan dan pendidikan. et.al., (2015).Risk Factors for
Antenatal Depression and
KESIMPULAN Associations with Infant Birth
Ada hubungan langsung berat badan Outcomes: Results From a South
lahir dan stimulasi dengan perkembangan African Birth Cohort Study.
anak, ada hubungan tidak langsung Paediatric and Perinatal
pendidikan ibu, pendapatan keluarga, stres Epidemiology, 29(6):505-514. doi:
dalam kehamilan, status gizi ibu hamil 10.1111/ppe.12216. Epub 2015
dengan perkembangan anak melalui berat Aug 3. (Diakses 4 Desember 2015).
badan lahir dan ada hubungan tidak Carrasco QMR, Ortiz HL, Roldan AJA,
langsung pendidikan ibu, pendapatan Chavez VA. (2016). Malnutrition

254 |
And Cognitive Development If Universitas Udayana, 2(4):173-
Infants In Rural Marginalized 180. ISSN: 2303-0178. (Diakses 4
Areas In Mexico. Gaceta Desember 2016).
sanitaria/SESPAS. 30(4):304-7. Handayani S dan Budianingrum S (2011).
doi:10.1016/j.gaceta. Analisis faktor yang mempengaruhi
2016.01.009. (Diakses 12 Juli kekurangan energi kronis pada ibu
2016). hamil di wilayah puskesmas wedi
Cheng E, Park H, Wisk L, Mandell K, klaten. Jurnal Involusi Kebidanan,
Wakeel F, Litzelman K, Chatterje Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 42-60.
D, and Witt W. (2016). (Diakses 5 Desember 2016).
Examining the link between Liu FL, Zhang YM, Parés GV, Reidy KC,
women‘s exposure to stressful life Zhao WZ, Zhao A, Chen C, et.al.,
events prior to conception and (2015). Nutrient Intakes of
infant and toddler health: the role Pregnant Women and their
of birth weight. Journal Associated Factors in Eight Cities
Epidemiol Community, [online] of China: A Cross-sectional
70, pp.245-252. (Diakses 4 Study. Chinese Medical Journal.
Desember 2016). 2015;128(13):1778-1786.
Christine DS, Lynlee T (2012). Anxiety, doi:10.4103/0366-6999.159354.
depression and stress in (Diakses 4 Desember 2015).
pregnancy: implications for Marmi, Raharjo K (2012). Asuhan
mothers, children, research, and Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
practice. Curr Opin Psychiatry; Sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
25(2): 141–148. Maryanti D, Septikasari M (2009).
doi:10.1097/YCO.0b013e328350 Kesehatan Reproduksi Teori dan
3680. (Diakses 1 Agustus 2016). Praktikum. Yogyakarta : Nuha
Demelash H, Motbainor A, Nigatu D, Medika.
Gashaw K, & Melese, A. (2015). Murti B (2011). Kesehatan Anak dan
Risk factors for low birth weight Epideiologi Sepanjang Hayat.
in Bale zone hospitals, South-East Jurnal Kedokteran Indonesia, Vol.
Ethiopia: a case–control 2/No. 1/Januari 2011. (Diakses 22
study. BMC pregnancy and Agustus 2016).
childbirth, 15(1). 15:264 doi Romauli S, Vindari AV (2012). Kesehatan
10.1186/s12884-015-0677-y. Reproduksi untuk Mahasiswi
(diakses 13 Juli 2015). Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Dwiandana Putri A., & Setiawina, D. Medika.
(2013). Pengaruh Umur, Sally MGM, Lia CHF, Rose MCK, Susan
Pendidikan, Pekerjaan Terhadap W (2014). Effects
Pendapatan Rumah Tangga Miskin integrated child development and
di Desa Bebandem. E-Jurnal nutrition interventions
Ekonomi Pembangunan on child development and

| 255
nutritional status. Annals of The neurobehavioural development of
New York Academy of Science. the fetus and child: links and
2014 Jan;1308:11-32. doi: possible mechanisms. A
10.1111/nyas.12284. (Diakses 5 review. Neuroscience &
Desember 2016). Biobehavioral Reviews, 29(2),237-
Van den Bergh BR, Mulder EJ, Mennes M, 258.pmid:15811496.doi: 10.1016/
& Glover V (2005). Antenatal j.neubiorev.2004.10.007. (Diakses
maternal anxiety and stress and the 27 Juli 2016).

256 |
PEMILIHAN KONTRASEPSI BERDASARKAN EFEK SAMPING PADA
DUA KELOMPOK USIA REPRODUKSI

Erna Setiawati1,2), Oktia Woro Kasmini Handayani 2), Asih Kuswardinah2)


1)
Prodi DIII Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Indonesia.
E-mail: setiaerna03@gmail.com
2)
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

ABSTRAK
Kelompok usia reproduksi terbagi ke dalam tiga fase dimana terdapat fase menunda
kehamilan (< 20 tahun), fase menjarangkan kehamilan (20-30 tahun) dan fase
mengakhiri kehamilan (> 30 tahun). Salah satu jalan yang ditempuh yaitu dengan
pemakaian kontrasepsi yaitu MKJP dan non MKJP. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan pemilihan kontrasepsi MKJP dan non
MKJP berdasarkan efek samping pada dua kelompok usia reproduksi. Penelitin ini
menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini dengan
menggunakan 200 respondent, tekhnik pengambilan sampel dengan random sampling
dan kuota sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai pengambilan data
dan dianalisa menggunakan uji mann whitney test. Hasil penelitian diperoleh p =
0.662 dengan kata lain p > α (0.05) yang berarti tidak ada perbedaan pemilihan MKJP
dan non MKJP berdasarkan efek samping pada dua kelopok usia reproduksi di
Wilayah Kabupaten Semarang.

Kata Kunci: Efek Samping; Dua Kelompok; Usia Reproduksi; Kontrasepsi

| 257
PENDAHULUAN kontrasepsi salah satunya yaitu efek
Pertumbuhan penduduk di samping..
Indonesia tahun 2015 sebesar 1.49% Adanya efek samping memiliki
dimana kondisi tersebut sangat peranan dalam pemilihan kontrasepsi.
mengkhawatirkan karena setiap tahun Penelitian pendukung yang dilakukan oleh
penduduk Indonesia bertambah 4.5 juta Moreau (2007), di Amerika serikat banyak
jiwa.Pemerintah harus bekerja keras wanita yang berhenti menggunakan
kembali dalam rangka menekan laju kontrasepsi dikarenakan factor
pertumbuhan penduduk untuk ketidakpuasan salah satunya karena efek
meningkatkan kesejahteraan masyarakat samping yang ada, dengan hasil 42% untuk
(Arum, 2009). ketidakpuasan terhadap metode hormonal
Pemerintah telah berusaha untuk jangka panjang, ketidakpuasan kontrasepsi
mensukseskan program KB hal itu dapat oral 29%, kondom 12%, difragma atau cap
terlihat berdasarkan kesiapan layanan 42%.
pemerintah yang telah menyediakan 3 jenis Data nasional BKKBN (Badan
alat kontrasepsi secara gratis berupa Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
Kondom, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Provinsi Jawa Tengah untuk efek samping
Rahim) (Kementerian Kesehatan RI, 2013). maupun komplikasi, dari BKKBN (2012),
Kontrasepsi teridiri dari dua macam yaitu BKKBN ( 2013) sampai dengan BKKBN
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka (2015) hanya terdapat data tentang efek
Panjang ) dan non MKJP. MKJP adalah samping yang telah menjadi komplikasi
alat kontrasepsi yang efektifitasnya dapat berat . Menurut BKKBN Provinsi Jawa
bekerja dalam jangka waktu yang cukup Tengah jumlah komplikasi berat yang
lama minimal 3 tahun antara lain AKDR terjadi pada pemakaian KB MKJP bulan
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), Implant, Desember didapatkan data sebanyak 202
MOW (Metode Operasi Wanita), MOP akseptor, bulan Desember 2013 sebanyak
(Metode Operasi Pria), sedangkan non 189 akseptor, bulan Desember 2014
MKJP adalah metode kontrasepsi yang sebanyak 135 akseptor, bulan April 2015
mempunyai efektifitas dalam jangka waktu sebanyak 107.
bulan atau hari antara lain (pil, suntik, Berdasarkan data Kabupaten
kondom). Dalam hal pemilihan kontrasepsi Semarang pada bulan Desember tahun
dimana non MKJP lebih tinggi 2014 turut menyumbang 7 (0.021%) dari
dibandingkan dengan MKJP persoalan 135 akseptor KB yang mengalami efek
tersebut salah satunya yaitu adanya samping yang telah menjadi komplikasi
masyarakat yang enggan untuk mengikuti berat, sedangkan pada bulan April 2015
pogram KB disebabkan oleh berbagai menyumbang 3 angka dari 107 akseptor
alasan. Penelitian yang dilakukan oleh dengan komplikasi berat(BKKBN, 2014).
Musdalifah, Sarake ( 2013) menyimpulkan Berdasarkan data yang diperoleh
bahwa dalam pelaksanaan program KB dari hasil kunjungan akseptor di Puskesmas
faktor yang mempengaruhi pemilihan Bergas tahun 2015 sampai dengan bulan
Juli didapatkan data akseptor pengguna

258 |
MKJP yaitu dengan metode AKDR yang 10.317, sedangkan jumlah populasi
mengalami efek samping terdapat 8 pasangan usia subur di wilayah puskesmas
akseptor. Sedangkan, pada penggunaan KB Bergas dengan populasi sebesar 13.252.
non MKJP yaitu suntik hanya terdapat 3 Penghitungan sampel dengan menggunakan
akseptor yang mengalami efek samping. random sampling yaitu sebanyak 200
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan responden., keudian cara perhitungan
koordinator KB untuk laporan tersebut jumlah sampel berikutnya dengan
hanya diperoleh dari akseptor yang menggunakan kuota sampling yaitu 50 pada
berkunjung ke puskesmas, sedangkan per kelompok usia 20-30 tahun, 50 pada
masing masing wilayah desa belum ada kelompok usia >30 tahun untuk masing
bukti laporan tertulis ke puskesmas. masing wilayah Puskesmas baik Bergas
Sedangkan di wilayah puskesmas Getasan maupun Getasan.
data tentang efek samping yang dilaporkan
ke puskesmas pada bulan Januari sampai HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan juli 2015 didapatkan data sejumlah Tabel 1 Distribusi Responden Pada
81 akseptor.. Pemilihan MKJP dan non MKJP
Peningkatan pelayanan KB harus Berdasarkan Kelompok Umur.
dilakukan agar program KB dapat bejalan Kelompok Jml Persentase Umur Umur
sesuai dengan yang diharapkan oleh Umur Min Mak
20-30 tahun 100 50%
pemerintah dan masyarakat (Saifuddin, 20 51
>30 tahun 100 50%
2006). Guna mencapai tujuan tersebut Jumlah 200 100%
maka ditempuh kebijaksanaan Sumber: Data Primer Penelitian
mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai Pada kelompok usia reproduksi
sasaran yaitu fase menunda(<20 tahun), penting bagi mereka untuk menggunakan
fase menjarangkan(20-30 tahun), dan kontrasepsi untuk meningkatkan kualitas
menghentikan atau mengakhiri hidupnya. Hal ini didukung oleh penelitian
kehamilan(>30 tahun). (Hartanto, 2004). yang dilakukan oleh Burns, A.A,. (2009)
Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya setiap tahun ada 500.0000 perempuan
akan dilakukan pada dua kelompok usia meninggal akibat berbagai masalah yang
reproduksi dimana pada kelompok <20 melingupi kehamilan, persalinan, dan
tahun banyaknya pasangan usia subur tidak pengguguran kandungan (aborsi) yang
memenuhi untuk dilakukan pengambilan tidak aman. Dikarenakan tubuhnya belum
sampel. sepenuhnya tumbuh belum cukup matang
dan siap dilewati bayi selain itu bayi juga
METHODE memiliki resiko kematian jauh lebih besar
Penelitian ini merupakan penelitian sebelum usianya mencapai 1 tahun. Sama
yang bersifat analitik komparatif dengan halnya pada kehamilan terlalu tua, usia ibu
paradigma kuantitatif. Populasi dalam yang sudah terlalu tua memilii resiko yang
penelitian ini adalah semua pasangan usia tinggi juga. Kehamilan yang berdesakan
subur yang ada di wilayah puskesmas memiliki bahaya juga dimana tubuh
getasan tahun 2015 dengan jumlah populasi perempuan tidak mempunyai banyak waktu

| 259
untu memulihkan kondisinya. dan yang
terakhir terlalu sering hamil juga akan
menyebabkan resiko perdarahan.

Tabel 2 Distribusi Responden Pada Pemilihan MKJP dan non MKJP Berdasarkan
Kelompok Usia Reproduksi

Jenis Jenis ∑ % Kel.20- % Kel. > %


Kontrasepsi Kontrasepsi 30 th 30 th
Berdasarkan Berdasarkan
Jangka Jenis
MKJP 70 35 32 32 38 38
AKDR 14 7 6 6 8 8
Implant 51 25.5 25 25 26 26
MOW 6 3.0 0 0 6 6
Non MKJP 130 65 68 68 62 62
Pil 8 4.0 2 2 6 6
Suntik 1 bln 23 11.5 17 17 6 6
Suntik 3 bln 49 50 50 48 48
98
Jumlah 100 100 100 100 100
200
Sumber: Data Primer Penelitian
Rata – rata responden memilih oleh penelitian Loder, Buse, & Golub
kontrasepsi berdasarkan segi (2005) dikatakan bahwa pil oral kombinasi
kepraktisannyadimana kontrasepsi yang dapat menyebabkan pusing akan tetapi
banyak dipilih yaitu suntik akan tetapi pusing yang dialami yang terjadi selama
masyarakat juga harus tahu bahwa siklus awal penggunaan kontrasepsi oral
kontrasepsi ini penelitian yang dilakukan akan tetapi, dapat cenderung berkurang
Black (2006) dijelaskan bahwa kesuburan dengan terus menggunakan pil tersebut.
akan terlambat rata-rata sampai dengan 9 Sesuai dengan arah kebijakan BKKBN
bulan . Beberapa kontrasepsi dengan 2015-2019 beberapa diantaranya yaitu
peminatan rendah yaitu Pil, MOW, dan harus ada peningkatan akses dan kualitas
AKDR kecilnya angka tersebut bisa jadi pelayanan KB yang merata untuk dapat
pada MOW disebabkan karena belum mengatasi permasalahan pelayanan KB,
memenuhi persyaratan yang ada, pada adanya jaminan ketersediaan alkon dan
AKDR akseptor malu untuk melakukan peningkatan penggerakan KB MKJP,
pemeriksaan dalam, kemudian pada adanya peningkatan KB MKJP untuk
kontrasepsi pil, dimana dalam cara mengurangi resiko drop-out maupun
pemakaiannya pil ini harus dikonsumsi penggunaan non-MKJP dengan
secara rutin dalam waktu yang sama, memberikan informasi secara
sehingga cenderung membuat bosan berkesinambungan. Pernyataan tersebut
bahkan terkadang akseptor lupa untuk didukung penelitian yang dilakukan oleh
meminumnya.Pernyataan tersebut didukung Peipert (2012) bahwa metode kontrasepsi

260 |
jangka panjang yang meliputi AKDR (Alat kontrasepsi seperti yang diungkapkan
Kontrasepsi Dalam Rahim) dan implant dilakukan oleh Stewart (2001) dimana
lebih efektif untuk mencegah kehamilan AKDR yang mengandung progesterone
dibanding dengan non metode kontasepsi yaitu AKDR-intrauterine device (LNG-
jangka panjang seperti pil, suntik dan IUS), dapat mengurangi kehilangan darah
metode barrier.Padahal sebenarnya tidak menstruasi dengan sedikit efek samping
hanya kerugian yang ada pada peakaian dan minimalisir tindakan operasi.
Tabel 3 Distribusi Kejadian Efek Samping Yang Timbul dalam Pemilihan Kontrasepsi
MKJP dan non MKJP Pada Dua Kelompok Usia Reproduksi
Jenis Efek samping ∑ % Usia % Usia %
20-30 >30
Amenorea 59 29.5% 37 37 22 22
PoPerdarahan Haid Jumlah darah 37 18.5% 19 19 18 18
berlebih
Flek 58 29% 34 34 24 24
Keputihan 73 36.5% 42 42 31 31
Infeksi 5 2.5% 1 1 4 4
Ekspulsi 2 1% 1 1 1 1
Perforasi 1 0.5% 0 0 1 1
Nyeri Saat berhubungan 15 7.5% 6 6 9 9
Mual muntah 12 6% 9 9 3 3
Kenaikan Berat Badan 81 40.5% 37 37 44 44
Penurunan berat badan 29 14.5% 22 22 7 7
Perdarahan waktu operasi 8 4% 4 4 4 4
Kenaikan tekanan darah 20 10% 8 8 12 12
Jerawat 33 16.5% 22 22 11 11
Mempengaruhi Jumlah ASI 11 5.5% 5 5 6 6
Depresi 24 12% 11 11 13 13
Varises 16 8% 5 5 11 11
Tromboembolisme 12 6% 6 6 6 6
Gangguan fungsi hati 4 2% 4 4 0 0
Pusing 22 11% 12 12 10 10
Penurunan Libido 21 10.5% 10 10 11 11
Dll 9 4.5% 2 2 7 7
Sumber: Data Primer Penelitian
Dalam pemakaian alat kontrasepsi Pernyataan tersebut didukung
tidak heran timbul adanya efek samping oleh penelitian yang dilakukan oleh
dimana sebaiknya efek samping harus Musdalifah, Sarake ( 2013) menyimpulkan
diketahui klien sebelum memilih bahwa dalam pelaksanaan program KB
kontrasepsi tertentu. Efek samping yang faktor yang mempengaruhi pemilihan
timbul terkadang dapat membuat tidak kontrasepsi salah satunya yaitu efek
nyaman penggunanya oleh karena nya samping. Penelitian pendukung yang
banyak akseptor yang drop out. dilakukan oleh Moreau (2007), di Amerika
serikat banyak wanita yang berhenti

| 261
menggunakan kontrasepsi dikarenakan pengaruh hormonal, yaitu progesterone.
factor ketidakpuasan salah satunya karena Komponen Esterogen menurut Hartanto
efek samping yang ada, dengan hasil 42% (2004) dapat menyebabkan efek yang
untuk ketidakpuasan terhadap metode kurang menguntungkan seperti mual dan
hormonal jangka panjang, ketidakpuasan muntah, nyeri payudara, payudara
kontrasepsi oral 29%, kondom 12%, membesar (jaringan lemak, ductus, dan
difragma atau cap 42%. retensi cairan), pertambahan berat badan
Penelitian pendukung berikutnya siklis yang disebabkan retensi cairan,
yaitu oleh Utami, S., Sukesi, D. leukore, sakit kepala siklis, komplikasi
(2011)menyebutkan bahwa akseptor AKDR .Hampir sama dengan, komponen progestin
yang karena efek samping banyak yang yang kadang- kadang mempunyai efek
memilih untuk drop out karena membuat androgenic disamping efek progestational,
akseptor tersebut tidak nyaman dan lebih dapat menimbulkan efek yang kurang
memilih untuk berpindah ke kontrasepsi menguntungkan, seperti nafsu makan dan
lain.Didukung juga penelitian yang berat badan yang bertambah besar, depresi
dilakukan oleh Taneepanichskul, dan rasa lelah, nafsu seks (libido )
Reinprayoon, & Phaosavadi (2000) menurun, acne dan kulit berminyak,
penyebab perempuan untuk menghentikan payudara membesar (jaringan alveolar),
pemakaian DMPA adalah terjadinya toleransi hidrat arang berkurang, efek
perdarahan luar biasa atau tidak teratur. diabetogenik, sakit kepala, gatal (Pruritus)
Selain itu, penelitian oleh Parandafar dan ruam (rash), peninggian kadar LDL
(2014) menyatakan bahwa Rata-rata kolesterol, penurunan kadar HDL
kepuasan dengan teknik ini adalah 25,23 ± kolesterol, hirsutisme, ikterus cholestatik.
79,70, sedangkan 56,1% merasa kurang Pernyataan tersebut didukung oleh
puas. penelitian Ratnawati, S., Isfentiani, D.
Masalah kesehatan yang sering (2011) bahwa penggunaan implant akan
dialami responden selama memakai alat merangsang tubuh untuk meningkatakan
kontrasepsi baik MKJP maupun non MKJP nafsu makan hal ini diakibatkan adanya
di Wilayah Kabupaten Semarang yaitu penambahan hormone progesterone
kenaikan berat badan (40.5%), keputihan sehingga tubuh berusaha menstabilkan
(36.5%), flek (29%), dan amenorea(29.5%). hormone yang ada dalam tubuh dengan
Dimana untuk kenaikan berat badan (37%) cara menghambat kerja hipofise untuk
lebih sering dialami pada kelompok usia > mensekresi hormone. Berbeda sedikit
30 tahun, keputihan (42%), flek (34%) dan dengan kontrasepsi pil pada penelitian yang
amenore (37%) lebih sering terjadi pada dilakukan oleh oleh Mf, Gallo (2014)
kelompok umur 20-30 tahun. bahwa kontrasepsi oral kombinasi dapat
Pada KB non MKJP dan MKJP berpengaruh pada peningkatan berat badan
terutama KB yang mengandung hormonal akan tetapi angka kenaikannya tidak terlalu
sering juga terjadi amenore dan kenaikan signifikan.
berat Biasanya, bertambahnya berat badan Penelitian pendukung lainnya yaitu
2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena oleh Abbey B. Berenson, MD, Mahbubur

262 |
Rahman (2010) bahwa pengguna DMPA, Pada fase menjarangan kehamilan,
tingkat (High Density Lipoprotein - periode usia istri antara 20-30 tahun
Colesterol) HDL-C awalnya menurun merupakan periode paling baik untuk
untuk 6 bulan, tapi kemudian kembali ke melahirkan dengan jumlah anak 2 orang
dasar.(Low Density Lipoprotein-Colesterol) atau jarak kelahiran 2-4 tahun. Alasan
LDL-C untuk rasio HDL-C naik selama 6 menjarangkan kehamilan pada usia ini ada
bulan pertama penggunaan DMPA, tapi beberapa yaitu pada usia ini merupakan
pada saat DMPA dihentikanLDL dan HDL usia terbaik untuk mengandung dan
kemudian turun kembali ke baseline selama melahirkan. Ciri - ciri kontrasepsi yang
24 bulan ke depan. diperlukan pada usia ini yaitu efektifitas
Setelah dilakukan uji dengan cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi
Mann-whitney U test 2 sampel karena peserta masih mengharapkan punya
independent untuk mengetahui adanya anak lagi, dapat dipakai 2 sampai 4 tahun.
perbedaan antara kelompok umur dengan Pada periode umur istri diatas 30 tahun,
pemilihan kontrasespi baik MKJP maupun merupakan masa mengakhiri kesuburan
non MKJP berdasarkan efek samping total setelah mempunyai dua orang anak. Alasan
yang terjadi didapatkan hasil p-value total mengakhiri kesuburan untuk fase ini yaitu
efek samping 0.622 dimana p-value alasan medis. Pilihan utama pada umur ini
tersebut > α (0.05) maka kesimpulannya Ho adalah kontrasepsi mantap. Pada usia ini
gagal ditolak yang berarti tidak ada kontrasepsi yang diperlukan yaitu
perbedaan pemilihan MKJP dan non MKJP efektifitasnya tinggi karena apabila terjadi
berdasarkan efek samping total yang kegagalan akan meningkatkan resiko pada
terjadi baik pada kelompok usia reproduksi bayi dan ibu selain itu biasanya pada usia
20-30 tahun maupun kelompok usia ini mereka sudah tidak mengharapkan anak
reproduksi > 30 tahun. Artinya efek lagi, dapat dipakai jangka panjang, tidak
samping apapun dapat timbul dalam menambah kelainan yang sudah ada sebab
pemilihan kontrasepsi baik MKJP maupun pada usia tua kelainan seperti penyakit
non MKJP tanpa memandang kelompok jantung, darah tinggi keganasan dan
usia reproduksinya. metabolic biasanya meningkat oleh karena
Dimana hasil tersebut menunjukkan itu sebaiknya tidak diberikan cara
bahwa pada pemilihan kontrasepsi tak kontrasepsi yang menambah kelainan
seorangpun boleh memaksa seorang wanita tersebut (Hartanto, 2004).
atau PUS untuk menggunakan alat KB Beberapa hal yang perlu
tertentu yang bukan menjadi pilihannya. diperhatikan ketika akan menggunakan
Akan tetapi dalam pemilihannya sebaiknya kontrasepsi mantap menurut
PUS calon pengguna kontrasepsi Proverawati,A., Islaely,A.D.,& Aspuah,
seharusnya mengetahui semua hal bahkan (2010) tubektomi ini yaitu sebagai berikut:
sekalipun itu adalah efek sampingnya. usia lebih dari 26 tahun, jumlah anak
Karena efek samping yang terjadi (paritas) minimal adalah 2 dengan umur
terkadang membuat tidak nyaman dan bisa anak terkecil lebih dari 2 tahun, yakin telah
saja menyulitkan akseptor. mempunyai besar keluarga yang sesuai

| 263
dengan keinginannya dan pasangannya, 114(4), 786–794.
Pada kehamilannya akan menimbulkan doi:10.1097/AOG.0b013e3181b76
risiko kesehatan yang serius, pasca bea.Effect
persalinan atau pasca keguguran, paham Arum, D. N. . (2009). Panduan Lengkap
dan secara sukarela setuju dengan prosedur Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta:
pelaksanaan. Dalam penelitian ini baik Nuha Medika.
kelompok usia lebih banyak yang BKKBN. (2012). Radalgram Keluarga
menggunakan non MKJP bisa jadi karena Berencana Provinsi Jawa Tengah
belum memenuhi persyaratan dalam (Desember.). Jawa Tengah:
pemakaian Kontrasepsi mantap tersebut. BKKBN.
. (2013). Radalgram Keluarga
KESIMPULAN Berencana Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian dan (Desember.). Jawa Tengah:
pembahasan maka dapat ditarik beberapa BKKBN.
kesimpulan. Pertama, pada kelompok usia . (2014). Radalgram Keluarga
20-30 tahun pemilihan MKJP sebesar Berencana Provinsi Jawa Tengah
(32%) yaitu Implant (25%), AKDR (6%) , (Desember.). Jawa Tengah:
MOW (0%) sedangkan untuk pemilihan BKKBN.
kontrasepsi non MKJP (68%) yaitu pada . (2015). Radalgram Keluarga
jenis KB suntik 3 bulan (50%), suntik 1 Berencana Provinsi Jawa Tengah
bulan (17%), pil (2%). Kedua, pada (Juli.). Jawa Tengah: BKKBN.
kelompok usia > 30 tahun pemilihan MKJP Black, A. (2006). ―Canadian Contraception
sebesar (38%) yaitu Implant (26%), AKDR Consensus — Update on Depot
(8%) , MOW (6%) sedangkan untuk Medroxyprogesterone Acetate (
pemilihan kontrasepsi non MKJP (62%) DMPA ).‖ Journal Obstet Gynecol,
yaitu pada jenis KB suntik 3 bulan (48%), (174), 305–308.
suntik 1 bulan (6%), pil (6%). Ketiga, tidak Burns, A. A. (2009). Kesehatan Reproduksi
terdapat perbedaan pemilihan yang Perempuan dan Metode KB yang
signifikan pada MKJP dan non MKJP tepat untuk Anda. Yogyakarta:
berdasarkan efek samping pada kelompok INSISTPress.
usia reproduksi 20-30 tahun dengan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
pemilihan MKJP maupun non MKJP Kesehatan Ibu dan Anak. (2012).
berdasarkan efek samping pada kelompok Rencana Aksi Nasional Pelayanan
usia >30 tahun. KB 2014-2015. Jakarta: Kemenkes
RI.
DAFTAR PUSTAKA Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana
Abbey B. Berenson, MD, Mahbubur dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Rahman, M. P. M. and G. W. Sinar Harapan.
(2010). ―Effect of Injectable and Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buletin
Oral Contraceptives on serum Jendela Data dan Informasi
Lipids.‖ Journal Obstet Gynecol, Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.

264 |
Loder, E. W., Buse, D. C., & Golub, J. R. Medical Sciences, 11, 284.
(2005). ―Headache as a side effect Peipert. (2012). ―Effectiveness of Long-
of combination estrogen- progestin acting Reversible Contraception.‖
oral contraceptives : A systematic The New England Journal of
review.‖ American Journal of Medicine.
Obstetrics & Gynecology, 636–649. Proverawati, A., Islaely, A .D. & Aspuah,
doi:10.1016/j.ajog.2004.12.089 S. (2010). Panduan Memilih
Mahmudah, N. (2015). ―Analisis Faktor Kontrasepsi (I.). Yogyakarta: Nuha
yang Berhubungan dengan Medika.
Pemilihan Kontrasepsi Jangka Saifuddin, A. B. (2006). Buku Panduan
Panjang Pada Akseptor KB Wanita Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Di Kecamatan Banyubiru Edisi kedua. Jakarta: Yayasan Bina
Kabupaten Semarang.‖ Unnes Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Journal of Public Health, 4, 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Mf, Gallo, L.M Lopez, DA Grimes , F. Sarwono Prawirohardjo.
Carayon, KF Schulz, F. H. (2014). Stewart, Antony , Cummins, Carole, Gold,
―Combination contraceptives : Lisa, Jordan Rachek, Philips, W.
effects on weight ( Review ).‖ (2001). ―The effectiveness of the
Journal Willey, (1). levonorgestrel-releasing
Moreau, C. & T. (2007). ―Contraceptive intrauterine system in
Failure Rates in France : Results menorrhagia : a systematic review.‖
Population-Based Survey.‖ Journal British Journal of Obstertrics and
Human Reproduction, 22, 2422– Gynecology, 108(January), 2.
2427. Taneepanichskul, S., Reinprayoon, D., &
Musdalifah, Sarake, M. & R. (2013). Phaosavadi, S. (2000). ―DMPA Use
―Faktor Yang Berhubungan Above the Age of 35 in Thai
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Women.‖ Journal Obstetrics and
Hormonal Pasutri Di Wilayah Gynaecology, 1999–2000.
Kerja Puskesmas Lampa Utami, Sri., Sukesi, Ayu,Wike, H. (2011).
Kecamatan Duampanua Kabupaten ―Hubungan Efek Samping dengan
Pinrang.‖ Jurnal Kesehatan Kejadian Drop Out Pada Akseptor
Masyarakat, 1–13. AKDR Di Poli KB I RSUD Dr.
Parandafar, et al. (2014). ―Evaluation of Soetomo Surabaya.‖ Jurnal
The Side Effect Attributed to Tubal Penelitian Kesehatan Suara
Ligation and Satisfaction with This Forikes, II, 144–151.
Method In Women in Jahrom.‖
Journal of Jahrom University of

| 265
KESIAPAN FISIK TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIKI KETURUNAN
DI KANTOR URUSAN AGAMA
KECAMATAN PARE

Reni Yuli Astutik1)Puput Mega Cahyanti2)


Prodi D3 Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri
Email: reniyuliastutik@ymail.com

ABSTRAK
Pasangan calon pengantin baru umumnya menunda untuk memiliki keturunan dengan
alasan belum siap menjadi ibu atau ayah, belum cukup dana ataupun masih ingin
menikmati masa muda. Kesiapan fisik sebelum menikah diperlukan agar setelah
menikah pasangan siap dengan segala perubahan setelah menikah. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh kesiapan fisik terhadap pengambilan keputusan untuk
memiliki keturunan calon pengantin di Kantor Uruan Agama Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh calon pengantin yang mendaftar di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dengan menggunakan
Simple Random Sampling. Jumlah sampel sebanyak 58 responden. Analisis data
menggunakan Uji Spearman Rho dengan α < 0,05. Hasil analisa data didapatkan nilai
p= 0.000 < α = 0,05 artinya Ho ditolak, ada pengaruh yang signifikan antara kesiapan
fisik terhadap pengambilan keputusan untuk memiliki keturunan calon pengantin.
Nilai Correlation Coefficient sebesar r = 0,543 artinya tingkat keeratan hubungan agak
rendah. Kesiapan fisik calon pengantin ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
materi saja tetapi kesiapan mental juga, untuk calon pengantin perempuan lebih siap
untuk memiliki keturunan daripada laki-laki walaupun sebagian besar dari perempuan
belum bekerja, hal ini karena tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga
pada laki-laki.

Kata Kunci: kesiapan fisik, keputusan memiliki keturunan, calon pengantin, kantor
urusan agama.

266 |
PENDAHULUAN akan berdampak pada hubungan seksual
Latar Belakang Permasalahan yang dipaksakan, kehamilan di usia yang
Menikah merupakan tahapan yang sangat muda, meningkatnya risiko penyakit
penting bagi setiap pasangan. Waktu, seksual (Pupah, M 2015).
tenaga dan dana yang besar diberikan untuk Berdasarkan data Badan Koordinasi
melakukan persiapan pernikahan. Menurut Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Olson, L (2009) yang perlu dipersiapkan tahun 2012-2013, rasio pernikahan dini di
adalah persiapan mental, fisik dan material. perkotaan pada tahun 2012 adalah 26 dari
Persiapan fisik merupakan salah satu 1.000 perkawinan. Rasio itu, naik pada
prasyarat untuk menikah. Berdasarkan tahun 2013 menjadi 32 per 1.000
pasal 7 (1) UU Nomor 1 Tahun 1974, pernikahan. Rasio itu, berbanding terbalik
batasan umur untuk dilakukannya dengan kenyataan di perdesaan, yang justru
perkawinan bila pihak pria mencapai umur turun dari 72 per 1000 pernikahan menjadi
19 (sembilan belas) dan pihak wanita sudah 67 per 1000 pernikahan pada tahun 2013.
mencapai usia 16 (enam belas) tahun Berdasarkan hasil penelitian Booths
(Undang-undang Republik Indonesia, dan Edwards dalam Wisnuwardhani, D.
Nomor 1 Tentang Perkawinan, 1974). dan Mashoedi, S. R (2012) terdapat
Namun, pada umumnya masyarakat beberapa hal yang secara signifikan
Indonesia memiliki pandangan usia berhubungan dengan kesiapan menikah,
menikah yang berkisar antara usia 24-25 yaitu usia, tingkat kedewasaan pasangan,
tahun. Bagi kaum perempuan, lebih waktu pernikahan, motivasi menikah,
memilih usia menikah 25 tahun, karena kesiapan sexual exclusiveness, dan tingkat
merasa sudah matang secara mental, fisik, pendidikan serta aspirasi pekerjaan dan
dan finansial. Sedangkan kaum laki-laki derajat pemenuhannya.
memilih usia menikah diusia 25-30 tahun, Berdasarkan uraian di atas, tujuan
hal itu dikarenakan laki-laki memiliki penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanggung jawab atas penghidupan keluarga, pengaruh kesiapan fisik terhadap
sehingga perlu bekerja dan memiliki pengambilan keputusan untuk memiliki
penghasilan tetap. keturunan calon pengantin di Kantor
Studi United Nations International Urusan Agama Kecamatan Pare.
Children’s Emergency Fund (UNICEF) Tinjauan Pustaka
menemukan bahwa interaksi berbagai 1) Pengambilan Keputusan
faktor menyebabkan anak berisiko Pengertian Pengambilan Keputusan
menghadapi pernikahan di usia dini. Menurut Suryadi (2006) pengambilan
(Fadlyana, E and Larasaty, S. 2009). keputusan pada dasarnya ialah bentuk
Pernikahan anak berkaitan dengan tradisi pemilihan dari berbagai alternatif
dan budaya, sehingga sulit mengubahnya. tindakan yang mungkin dipilih yang
Alasan yang mendorong orang tua agar prosesnya melalui mekanisme tertentu,
menikah di usia muda antara lain alasan dengan harapan akan menghasilkan
ekonomi, harapan mencapai keamanan sebuah keputusan yang terbaik.
sosial dan finansial setelah menikah. Hal ini Tahapan Pengambilan Keputusan

| 267
H. A Simon dalam Kartono, K (2011) 2) Konsep Dasar Menikah
mengemukakan tahapan pengambilan Pengertian Menikah
keputusan, yaitu: Menurut UU No. 1 Tahun 1974,
(1) Intelegence activity, yaitu tahap perkawinan adalah ikatan lahir antara
penelitian situasi dan kondisi dengan seorang pria dan seorang wanita sebagai
wawasan yang intelegen. suami isrti dengan tujuan membentuk
(2) Design activity, yaitu menemukan keluarga (rumah tangga) yang bahagia
masalah, mengembangkan dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
pemahaman dan menganalisis Maha Esa (Herawati, 2009).
kemungkinan pemecahan masalah Persiapan Fisik Calon Pengantin
serta tindakan lebih lanjut. Menurut Enizar (2008) persiapan fisik
(3) Choice activity, yaitu memilih salah- calon pengantin adalah sebagai berikut :
satu tindakan dari sekian banyak (1) Umur untuk melakukan perkawinan
alternatif atau pemecahan masalah. Bagi pria, kematangan organ
Kendala-kendala dalam Pengambilan reproduksi terjadi pada usia 20 atau
Keputusan 21 tahun. Pada perempuan, organ
Pengambilan keputusan mengandung reproduksi tumbuh secara pesat usia
resiko ketidakberhasilan atau tidak 16 tahun. (Varney, H. 2008)
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (2) Persiapan finansial
Menurut Siagian dalam Herawati (2009) Dalam kehidupan keluarga, faktor
kendala-kendala tersebut antara lain: ekonomi merupakan salah satu faktor
(1) Dari dalam diri penting, dalam arti kemampuan
Kendala ini bersumber pada diri secara ekonomi merupakan prasyarat
pengambil keputusan. menikah.
(2) Trauma masa lalu (3) Persiapan mental
Trauma masa lalu terkadang ikut Dalam berkeluarga dituntut
menentukan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan
pengambilan keputusan. dan tanggung jawab baru dan siap
(3) Pemahaman yang kurang tepat menerima orang lain.
terhadap informasi (4) Persiapan kesehatan
Kurangnya pengetahuan tentang Persiapan kesehatan dapat meliputi
informasi yang berkaitan dengan tes kesehatan pra nikah yang
keputusan yang akan diambil.. dilakukan enam bulan sebelum
(4) Kurang mampu mengelola waktu pernikahan. (Pratiwi, D. 2012).
Keputusan bergantung dengan Hipotesis
ketepatan waktu. Hipotesis penelitian ini adalah ada
(5) Ketidakpastian pengaruh yang signifikan antara
Kapan keputusan itu diambil, berapa kesiapan fisik terhadap keputusan untuk
lama, dan ketidakpastian semua hal memiliki keturunan calon pengantin di
yang berkaitan dengan pengambilan Kantor Urusan Agama Kecamatan Pare.
keputusan.

268 |
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan Berdasarkan gambar 1 diatas sebagian
dalam penelitian ini adalah studi korelasi besar responden berumur 20-25 tahun.
dengan pendekatan Cross Sectional. 2. Pendidikan Terakhir
Variabel bebas yang diteliti adalah kesiapan
40 58.6%
fisik memuat indikator umur, persiapan 35
30
finansial, persiapan mental (Erizar, 2008) 25 31%
20 10,3%
15
serta persiapan kesehatan (Pratiwi, D, 10
5
0
2012). Sedangkan variabel terikat dalam Dasar Menengah Perguruan
penelitian ini adalah keputusan untuk tinggi
memiliki keturunan yaitu intelegence activity,
design activity, choice activity
Penelitian dilakukan pada bulan Juni Gambar 2: Karakteristik responden
– Agustus 2015, di Kantor Urusan Agama berdasarkan pendidikan calon pengantin di
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. KUA Kecamatan Pare
Populasi penelitian adalah seluruh calon Berdasarkan gambar 2 sebagian besar
pengantin yang mendaftar di Kantor Urusan responden berpendidikan Diploma / Sarjana
Agama Kecamatan Pare. Sampel dalam 3. Pekerjaan responden
penelitian ini adalah sebagian calon 35
pengantin yang mendaftar di Kantor Urusan 30 50%

Agama Kecamatan Pare dan memenuhi 25


20 25.9%
kriteria inklusi berjumlah 29 pasangan atau 15 17.2%
58 orang. Teknik Sampling menggunakan 10 6,9%
simple random sampling. 5
0
Instrumen dalam penelitian ini Mahasiswa belum wiraswasta PNS
menggunakan kuesioner. Teknik analisa bekerja

data menggunakan uji Spearman Rho Gambar 3: Karakteristik responden


dengan α = 0,05. berdasarkan pekerjaan calon pengantin di
KUA Kecamatan Pare
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan gambar 3 diatas separuh
Data umum responden bekerja sebagai wiraswasta.
1. Umur Responden 4. Riwayat Pernikahan
40 58.6% 60
30 93.1%
20 27,6% 40
13.8%
10
20 6,9%
0
< 20 tahun 20-25 > 25 tahun
0
tahun
Pernah belum
Gambar 1: Karakteristik responden pernah

berdasarkan umur calon pengantin di KUA Gambar 4: Karakteristik Responden


Kecamatan Pare

| 269
Berdasarkan riwayat pernikahan calon keputusan memiliki
pengantin di KUA Kecamatan Pare Kesiapan keturunan
Total
fisik Menund Ragu- Yakin
Berdasarkan gambar 4 diatas hampir a ragu
seluruh responden belum pernah menikah Siap 0 (0,0%) 5 (8,6%) 46 51
sebelumnya (79,3%) (87,9%)
Data Khusus Kurang 1 (1,7%) 4 (6,9%) 2 (3,4%) 7 (12,1%)
siap
1. Kesiapan Fisik Untuk Memiliki
Tidak 0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%) 0 (0,0%)
Keturunan Siap
Tabel 1: kesiapan fisik calon pengantin di Total 1 (1,7%) 9 48 58
KUA Kecamatan Pare (15,5%) (82,8%) (100,0%)
p= r = 0,543 α=0,05
Persentase
No Kesiapan Frekuensi 0,000
(%)
1 Tidak Siap 0 0
2 Kurang Siap 7 12,1 Berdasarkan tabel 3 hampir seluruh
3 Siap 51 87,9 responden memiliki kesiapan fisik dan
Total 58 100,0 yakin untuk memiliki keturunan yaitu
Berdasarkan tabel 1 didapatkan data hampir sebanyak 79,3%. Hasil uji Spearman's rho
seluruh responden siap fisik untuk memiliki didapatkan nilai signifikasi sebesar p =
keturunan 0,000 (p=0,000 < α=0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0
2. Pengambilan Keputusan ditolak artinya ada pengaruh yang
Tabel 2: Pengambilan keputusan untuk signifikan antara kesiapan fisik terhadap
memiliki keturunan calon pengantin di pengambilan keputusan untuk memiliki
KUA Kecamatan Pare. keturunan calon pengantin di Kantor Uruan
Pengambilan Persentase Agama Kecamatan Pare. Nilai Correlation
No Frekuensi
Keputusan (%)
1 Menunda 1 1,7 Coefficient sebesar r = 0,543 artinya tingkat
2 Ragu-ragu 9 15,6 keeratan hubungan antara kesiapan fisik
3 Yakin 48 82,8 dengan pengambilan keputusan agak
Total 58 100,0 rendah.
Berdasarkan tabel 2 didapatkan data bahwa
Pembahasan
hampir seluruh responden yakin untuk
1. Kesiapan fisik calon pengantin untuk
memiliki keturunan.
memiliki keturunan di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Pare.
3. Pengaruh kesiapan fisik terhadap Dari hasil penelitian menunjukkan
pengambilan keputusan untuk bahwa hampir seluruh responden (87,9%)
memiliki keturunan calon pengantin siap untuk memiliki keturunan. Hal ini
Tabel 3 : Pengaruh kesiapan fisik dengan menunjukkan bahwa calon pengantin di
pengambilan keputusan untuk memiliki KUA Kecamatan Pare memang benar-
keturunan calon pengantin di Kantor benar sudah siap untuk menikah dan
Urusan Agama Kecamatan Pare memiliki keturunan, karena salah satu

270 |
fungsi keluarga adalah memperoleh Pengambilan keputusan adalah
keturunan. proses dimana individu mengadakan seleksi
Persiapan fisik merupakan salah satu dari dua kemungkinan pilihan atau lebih.
prasyarat untuk menikah, yang sangat Suatu keputusan tidak dapat diadakan
menentukan adalah umur untuk melakukan kecuali kalau ada lebih dari satu kegiatan
pernikahan, (Enizar, 2008). Dari hasil atau alternatif yang ada pada diri individu
penelitian menunjukkan bahwa sebagian (Sukardi dalam Salusu, 2005). Dalam hal
besar responden berumur 20-25 tahun yaitu ini hampir seluruh responden memilih
58,6%. untuk segera memiliki keturunan dan hanya
Selain umur, persiapan finansial sebagian kecil yang ragu-ragu untuk segera
dan juga mental juga perlu dipersiapkan memiliki keturunan.
dalam pernikahan. (Muji, I.K. 2013) Dari Berdasarkan lembar observasi
hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan data bahwa rata-rata
separuh responden bekerja sebagai responden tidak senang diberi banyak
wiraswasta yaitu 50 %. artinya responden keturunan, dan masih tergantung kepada
sudah mempunyai pegangan untuk orang tua dalam merawat bayinya. Tetapi
menafkahi keluarganya. untuk pernyataan seperti menyiapkan
Persiapan mental juga diperlukan kebutuhan bayi, bermain dengan anak kecil
karena akan membentuk keluarga baru dan rata-rata responden menyatakan sangat
akan kontak dengan orang-orang baru. suka. Di dalam pernikahan, bisa
Berkeluarga berarti bersatunya dua individu memperoleh kesenangan-kesenangan
yang mempunyai pribadi, karakter, latar bersama pasangan. Tetapi pada saat yang
belakang keluarga dan latar belakang sama, mempunyai tanggung jawab agar
pendidikan, serta sikap yang berbeda. Oleh kesenangan dapat dirasakan oleh pasangan
sebab itu, dituntut penyesuaian diri dengan atau anak. (Mathis, S.D. 2010)
lingkungan dan tanggung jawab baru dan 3. Pengaruh kesiapan fisik terhadap
siap menerima orang lain. Masalah pengambilan keputusan untuk
penyesuaian diri dalam perkawinan, memiliki keturunan calon pengantin
diantaranya penyesuaian dengan pasangan, di Kantor Urusan Agama Kecamatan
penyesuaian seksual, penyesuaian Pare.
keuangan dan penyesuaian dengan orang Berdasarkan hasil penelitian hampir
lain dalam keluarga pihak masing-masing. seluruh responden memiliki kesiapan fisik
(Olson, L. 2009) dan yakin untuk memiliki keturunan yaitu
2. Pengambilan keputusan untuk sebanyak 79,3%. Hasil uji Spearman's rho
memiliki keturunan calon pengantin didapatkan nilai signifikasi sebesar p =
di Kantor Urusan Agama Kecamatan 0,000 (p=0,000< α=0,05). Nilai Correlation
Pare. Coefficient sebesar r = 0,543.
Dari hasil penelitian didapatkan Dari hasil penelitian menunjukkan
data bahwa hampir seluruh responden yaitu 25,9% responden yang belum bekerja
82,8% calon pengantin yakin untuk berumur < 20 tahun dan semuanya berjenis
memiliki keturunan. kelamin perempuan, hal ini menunjukkan

| 271
bahwa laki-laki lebih siap secara fisik Blood, R, O. 2005. Marriage (2 ed). New
dalam memiliki keturunan karena mereka York: The Free Press
sudah bekerja, tetapi dalam mengambil Enizar, Y, 2008. Persiapan sebelum
keputusan memiliki keturunan, perempuan menikah. http://enizar-
lebih yakin dalam memutuskan dalam stain.blogspot.com/2008/02/persiap
memiliki keturunan yaitu sebanyak 46,6%. an-sebelum-menikah-1.html
Persiapan fisik, seperti menjaga diakses tanggal 17 Mei 2015.
kesehatan, asupan gizi, kebersihan, juga Estrada, 2009. Marriage and Family
penting, karena ibu akan mengandung bayi, Development(6th). New York:
dan ketika bayi sudah lahir, baik ibu Harper & Row Publisher, Inc
maupun ayah perlu memiliki stamina fisik Fadlyana, E and Larasaty, S. 2009.
yang cukup baik untuk merawat bayi. Pernikahan Usia Dini dan
(Blood, R, O. 2005). Persiapan material Permasalahannya, Jurnal Sari
mencakup hal material yang diperlukan saat Pediatri:Vol 11 No.2
menunggu bayi lahir maupun ketika sudah Herawati. 2009. Jeratan Nikah Dini, Waba
lahir, tersedianya keperluan ibu hamil dan Pergaulan. Jogjakarta: Media
bayi, dan finansial menyambut bayi serta Abadi.
untuk kelangsungan hidup anak Katono, K. 2011. Pemimpin dan
selanjutnya. (Papalia, 2006). Kesiapan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali
memiliki keturunan membutuhkan banyak Pers.
persiapan yang matang baik secara materi Mathis, S.D. 2010. Menuju Pernikahan
ataupun secara mental (Estrada, 2009) yang Sehat dan Solid. Tanggerang:
ANDI.
KESIMPULAN Muji, I.K. 2013 Motivasi Pengambilan
1. Hampir seluruh responden siap fisik Keputusan Menikah Di Kalangan
untuk memiliki keturunan yaitu 87,9% \Mahasiswi Jurusan Psikologi
2. Hampir seluruh responden yakin untuk Angkatan 2009 Universitas
memiliki keturunan yaitu 82,8%. Pendidikan Indonesia (Studi Kasus
3. Ada pengaruh yang signifikan antara Pada Tiga Mahasiswi Jurusan
kesiapan fisik terhadap pengambilan Psikologi Angkatan 2009 UPI)
keputusan untuk memiliki keturunan Olson, L. 2009. How Does Personality
calon pengantin di Kantor Urusan Matter in Marriage? An
Agama Kecamatan Pare. Examinination of Trait Anxiety,
Interpersonal Negativity, and
REFERENSI Marital Satisfaction. Journal of
BKKBN 2013. Materi Konseling, Buku Personality and Social Psychology.
Saku Petugas Lapangan Program Papalia. 2006. Human Development (6th
KB Nasional Untuk Membantu ed). New York : McGraw- Hill, inc
Klien memilih Jenis Kontrasepsi, Pratiwi, D, 2012. Persiapan kesehatan
Jakarta: BKKBN Pusat calon pengantin. http://kisaki-
nuuna.tumblr.com/post/382032521

272 |
74/persiapan-kesehatan-calon- dan Organisasi Non Profit.
pengantin-just-for diakses tanggal Cetakan Kedelapan, Jakarta:
17 Mei 2015. Gramedia.
Pupah, M. 2013. Pernikahan dini antara Suryadi, 2006. Kiat Jitu dalam Mendidik
cerita dan realita. http://www. Anak. Jakarta: Edsa Mahkota
rahima.or.id/index.php?option=com Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan
_content&view=article&id=1014% Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC
3Apernikahan-dini-antara-cerita- Wisnuwardhani, D., dan Mashoedi, S. R.
dan-realita-suplemen-edisi- 2012. Hubungan interpersonal.
40&catid Jakarta: Salemba Humanika.
=49%3Asuplemen&Itemid=319&li World Health Organization (WHO). 2010.
mitstart=4, diakses tanggal 17 Mei Trends in Maternal Mortality: 1990
2015 to 2008. Geneva.
Salusu, J. 2005. Pengambilan Keputusan .
Stratejik Untuk Organisasi Publik

| 273
Analisis Jalur Determinan yang Mempengaruhi Pemeriksaan Inpeksi Visual
Asam Asetat

Sundari1), Bhisma Murti2), Nunuk Suryani3).


1) Prodi D III Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
2) Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
3) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
e-mail : sundariaurum@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua penyebab
kematian pada wanita. Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan salah
satu metode untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker servik. Cakupan
pemeriksaan IVA pada wanita usia subur masih rendah meskipun program ini sudah
lama berjalan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis determinan yang
mempengaruhi pemeriksaan IVA .
Subyek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan pendekatan case control. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober-November
2016 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung. Sampel dipilih
dengan teknik fixed disease sampling sebesar 120 wanita usia subur. Variabel
endogen: pendidikan, jarak peyanan kesehatan, jaminan kesehatan dan dukungan
suami. Variabel eksogen: pengetahuan, biaya periksa dan perilaku periksa IVA.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan
adalah path analysis.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam variabel yang berhubungan
langsung dengan perilaku pemeriksaan IVA dan dinyatakan signifikan secara statistik
yaitu jarak tempat pemeriksaan IVA (b = -1.46; CI 95% = -2.49 s.d -0.42; p = 0.006),
dukungan suami (b = 1.54; CI 95% = 0.27s.d 2.81; p = 0.018), dan biaya periksa IVA
(b = 1.08; CI 95% = -0.13 s.d 2.29; p = 0.081). Variabel yang secara statistik tidak
signifikan adalah pendidikan dan pengetahuan. Variabel yang berhubungan tidak
langsung dengan perilaku pemeriksaan IVA dan secara statistik signifikan adalah
jaminan kesehatan melalui keterjangkauan biaya periksa IVA (b = 1.59; CI 95%= 0.53
s.d 2.64; p = 0.003).
Kesimpulan: Terdapat hubungan langsung antara pendidikan, pengetahuan, jarak
tempat periksa, keterjangkauan biaya,jaminan kesehatan dan dukungan suami dengan
perilaku pemeriksaan IVA. Terdapat hubungan secara tidak langsung antara
pendidikan melalui pengetahuan dan jaminan kesehatan melalui keterjangkauan biaya
periksa dengan perilaku pemeriksaan IVA. Penelitian ini menyarankan kepada instansi
pemerintah dapat menerapkan program pemeriksaan IVA sebagai salah satu program
untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker servik pada wanita usia subur.

Kata kunci : Determinan pemeriksaan IV, Kanker servik,

274 |
PENDAHULUAN masyarakat enggan melakukan
Kanker serviks merupakan jenis pemeriksaan, sehingga kanker terdiagnosa
kanker terbanyak kedua pada wanita yang setelah dalam stadium lanjut. Di sisi lain
menjadi penyebab kematian setelah kesadaran dan pengetahuan masyarakat
penyakit Kardio Vaskuler, setiap 11 menit tentang kanker servik termasuk faktor
ada satu orang penduduk dunia yang risiko dan upaya pencegahannya dirasa
meninggal dunia karena kanker dan setiap 3 masih kurang. Sebanyak 90-95% faktor
menit ada satu penderita kanker baru ( risiko kanker berhubungan dengan perilaku
Rasjidi, 2009; Longo, 2009). Sedangkan dan lingkungan(Dinkes Provinsi Jawa
data dari WHO menunjukan bahwa di Tengah, 2016). Menurut Rokhmawati
seluruh dunia diperkirakan 7,9 juta orang (2011), bahwa perilaku masih menjadi
meninggal akibat kanker. Berdasarkan data penghambat pada Wanita Usia Subur
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) (WUS) untuk melakukan deteksi dini
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1.4 kanker serviks. Proses
per seribu penduduk. Di Jawa Tengah kasus pembentukan/perubahan perilaku dapat
kanker servik menunjukan angka yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari
cukup tinggi,. Berdasarkan laporan dari dalam individu maupun luar individu.
institusi pelayanan kesehatan di Jawa Berdasarkan teori Lawrence Green (1980),
Tengah, pada tahun 2013 terdapat 1.934 perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama
kasus dan 2014 sebanyak 1.213 kasus. yaitu: faktor predisposisi, pemungkin dan
Dikenal beberapa metode skrining faktor penguat.
dan deteksi dini kanker serviks, yaitu tes Kejadian kanker servik di
pap smear, IVA, pembesaran IVA dengan Kabupaten Temanggung tahun 2013
gineskopi, kolposkopi, servikografi, thin mencapai 9.31%, sedangkan tahun 2014
Prep dan Tes HPV (Wilgin, Christin et al, mengalami peningkatan yaitu mencapai
2011). Namun yang sesuai dengan kondisi 11.72% kasus (profil Kesehatan Jateng,
di Negara berkembang termasuk Indonesia 2014). Pemeriksaan deteksi dini kanker
adalah dengan menggunakan metode IVA, servik belum terlaksana dengan baik, masih
karena tehniknya mudah/sederhana, biaya banyak masyarakat yang belum sadar akan
rendah/ murah dan tingkat sensitifitasnya pemeriksaan ini. Padahal informasi
tinggi, cepat dan cukup akurat untuk mengenai deteksi dini kanker servik telah
menemukan kelainan pada tahap kelainan disosialisasikan baik melalui tenaga
sel (dysplasia) atau sebelum pra kanker. kesehatan HAataupun kader kesehatan
Untuk itu dianjurkan Tes IVA bagi semua setempat, bahkan juga disebarluaskan
perempuan berusia 30 sampai 50 tahun dan melalui brosur. tetapi program tersebut
perempuan yang sudah melakukan dirasa belum mencakup seluruh bagian
hubungan seksual (Depkes RI, 2007). masyarakat sehingga masyarakat sekitar
Meningkatnya insiden kematian khususnya para wanita usia subur masih
akibat kanker serviks disebabkan karena jarang yang mengikuti pemeriksaan
adanya rasa takut terhadap kanker dan

| 275
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Candiroto Kabupaten Temanggung. Jumlah
kuantitatif menggunakan desain subjek penelitian yang digunakan sejumlah
korelasional dengan pendekatan case 120 subjek dengan teknik pengambilan
control. Penelitian dilaksanakan pada bulan sampel fixed disease sampling. Teknik
Oktober-November 2016 di Puskesmas pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Temanggung, Puskesmas Parakan, Analisis data menggunakan path analysis.
Puskesmas Ngadirejo dan Puskesmas

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Jalur
Tabel 1 Hasil Analisis Jalur Determinan Perilaku Pemeriksaan IVA
Variabel Variabel Independent Koefisien Standard CI (95%)
Dependent Jalur Error Batas Batas P
Bawah Atas
Direct Effect
Perilaku Periksa
Jarak (jauh) -1.46 0.53 -2.49 -0. 42 0.006
IVA
Perilaku
Dukungan (kuat) 1.54 0.65 0.27 2.81 0.018
Periksa IVA
Perilaku Biaya periksa IVA
1.08 0.61 -0.13 2.29 0.081
Periksa IVA (terjangkau)
Perilaku
Pendidikan (lanjutan) 0.86 0.42 -0.73 0.91 0.837
Periksa IVA
Perilaku
Pengetahuan (tinggi) 0.32 0.47 -0.60 1.25 0.497
Periksa IVA
Indirect
Effect
Biaya Periksa
JKN (terasuransi BPJS) 1.59 0.54 0.53 2.64 0.003
IVA
Pengetahu an Pendidikan (lanjutan) 0.60 0.45 -0.28 1.49 0.186
N Observasi = 120
Log likelihood = -185.43
AIC = 392.87 Keterangan :
BIC = 423.53 = Dihubungkan
Signifikansi P< 0.05

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil subjek penelitian yang memiliki jarak


perhitungan menggunakan software progam rumah dengan tempat periksa IVA yang
computer STATA 13, terdapat hubungan dekat (b = -1.46; CI 95% = -2.49 s.d -0.42;
antara jarak tempat periksa IVA dan p = 0.006).
penurunan logit risiko untuk perilaku Terdapat hubungan antara dukungan
pemeriksan IVA secara statistik signifikan. suami dan peningkatan logit risiko untuk
Subjek penelitian dengan jarak rumah ke perilaku pemeriksaan IVA secara statistik
tempat pemeriksaan IVA yang jauh signifikan. Subjek penelitian dengan
memiliki logit risiko lebih rendah daripada dukungan kuat dari suami memiliki logit

276 |
risiko lebih tinggi daripada subjek secara statistik tidak signifikan. Subjek
penelitian yang memiliki dukungan lemah penelitian dengan tingkat pendidikan dasar
dari suami (b = 1.54; CI 95% = 0.27s.d memiliki logit risiko lebih tinggi daripada
2.81; p = 0.018). subjek penelitian dengan tingkat
Terdapat hubungan antara Biaya pendidikan lanjutan tinggi (b = 0.60; CI
periksa IVA dan peningkatan logit risiko 95%= -0.28 s.d 1.49;p=0.186).
untuk perilaku pemeriksaan IVA secara 1. Hubungan antara pendidikan dengan
statistik mendekati signifikan. Subjek perilaku pemeriksaan IVA
penelitian dengan biaya pemeriksaan IVA Menunjukkan ada hubungan
terjangkau memiliki logit risiko lebih tinggi langsung antara pendidikan dengan
daripada subjek penelitian yang memiliki perilaku pemeriksaan IVA dan secara
biaya pemeriksaan IVA tidak terjangkau (b statistik tidak signifikan. Wanita yang
= 1.08; CI 95% = -0.13 s.d 2.29; p = 0.081). memiliki tingkat pendidikan lanjutan belum
Terdapat hubungan antara tentu memiliki pengetahuan kesehatan yang
pendidikan dan peningkatan logit risiko lebih baik, sehingga belum tentu
untuk perilaku pemeriksaan IVA secara melakukan pemeriksaan IVA daripada
statistik tidak signifikan. Subjek penelitian wanita yang berpendidikan dasar namun
dengan tingkat pendidikan dasar memiliki memiliki pengetahuan kesehatan yang baik.
logit risiko lebih tinggi daripada subjek Disamping itu kesadaran masyarakat untuk
penelitian yang memiliki tingkat mencari pengobatan sebelum penyakit
pendidikan tinggi (b = .086; CI 95% = - dirasakan parah masih rendah (Sarini,
0.73 s.d 0.91; p = 0.837). 2011).
Terdapat hubungan antara Tingkat pendidikan seorang wanita
pengetahuan dan peningkatan logit risiko juga berkaitan dengan tingkat sosial
untuk perilaku pemeriksaan IVA secara ekonomi dan gaya hidup yang dijalaninya.
statistik tidak signifikan. Subjek penelitian Wanita yang memiliki tingkat pendidikan
dengan tingkat pengetahuan tinggi rendah/dasar kemungkinan juga kurang
memiliki logit risiko lebih tinggi daripada begitu memperhatikan tentang kesehatan,
subjek penelitian yang memiliki tingkat terutama kesehatan yang berkaitan dengan
tingkat pengetahuan rendah (b = .032; CI kebersihan diri, terutama dengan
95% = -0.60 s.d 1.25; p = 0.497). kebersihan alat kelaminnya, sehingga hal
Terdapat hubungan antara Jaminan tersebut dapat meningkatkan risiko tinggi
kesehatan dan peningkatan logit risiko untuk terkena suatu penyakit tertentu,
untuk perilaku pemeriksaan IVA secara misalnya adalah kanker servik. Jadi dalam
statistik signifikan. Subjek penelitian hal ini, pendidikan bukanlah faktor utama
dengan terasuransi BPJS memiliki logit untuk seseorang melakukan pemeriksaan
risiko lebih tinggi daripada subjek IVA (Purba, 2011).
penelitian yang tidak terasuransi BPJS (b = 2. Hubungan antara pendidikan dengan
1.59; CI 95%= 0.53 s.d 2.64; p = 0.003). perilaku pemeriksaan IVA melalui
Terdapat hubungan antara pendidikan dan pengetahuan tentang deteksi dini kanker
peningkatan logit risiko untuk pengetahuan serviks

| 277
Terdapat hubungan antara pemeriksaan IVA dan secara statistik
pendidikan dengan perilaku pemeriksaan signifikan. Menurut teori Green (1980),
IVA melalui pengetahuan dan secara bahwa jarak dan ketersediaan transportasi
statistik tidak signifikan. Hasil penelitian sebagai faktor pemungkin suatu motivasi
ini tidak sesuai sesuai dengan teori Green terlaksana. Selain itu dalam laporan
(1980) bahwa faktor sosiodemografi dalam Riskesdas (2010) juga menyatakan bahwa
hal ini pendidikan berpengaruh besar kemudahan akses dan pemanfaatan
terhadap perilaku kesehatan. Hal ini pelayanan kesehatan berhubungan dengan
dimungkinkan karena tidak diikuti dengan beberapa faktor penentu yang salah satunya
pemberian pengetahuan tentang deteksi dini adalah jarak tempat tinggal ke saranan
kanker servik dengan metode IVA. pelayanan kesehatan.
Secara umum perilaku tidak hanya Hasil penelitian ini sejalan dengan
dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan penelitian Rohwati (2010), yang
pengetahuan, melainkan dapat dipengaruhi menyatakan bahwa ada hubungan yang
juga oleh faktor umur, pekerjaan, dukungan signifikan antara keterjangkauan jarak ke
sosial dan adanya motivasi . Oleh karena tempat pelayanan IVA (puskesmas) dengan
itu wanita yang memiliki tingkat perilaku pemeriksaan IVA dengan p value
pendidikan lanjutan belum tentu memiliki 0.001; OR = 4.42.
pengetahuan kesehatan yang lebih baik, 4. Hubungan antara Jaminan Kesehatan
sehingga belum tentu melakukan (BPJS) dengan Perilaku Pemeriksaan
pemeriksaan IVA daripada wanita yang IVA
berpendidikan dasar namun memiliki Menunjukkan terdapat hubungan
pengetahuan kesehatan yang tinggi, selain langsung antara jaminan kesehatan (BPJS)
hal tersebut dapat juga karena adanya dengan perilaku pemeriksaan IVA dan
perasaan enggan diperiksa karena malu, secara statistik tidak signifikan. Jaminan
keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kesehatan adalah jaminan berupa
takut terhadapa kenyataan hasil perlindungan kesehatan agar peserta
pemeriksaan yang akan dihadapi dan memperoleh manfaat pemeliharaan
ketakutan merasa sakit pada saat kesehatan dan perlindungan dalam
pemeriksaan. Hasil penelitian ini sejalan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh diberikan kepada setiap orang yang telah
Nene et al (2014) bahwa wanita usia subur membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
di Maharashtra India sebagian besar yang pemerintah (Peraturan BPJS No. 1 tahun
melakukan screening kanker servik adalah 2014). Sebagian besar subjek penelitian
berumur 30-39 tahun yaitu sebesar 56.8 %. sudah memanfaatkan adanya asuransi
3. Hubungan antara jarak tempat kesehatan (BPJS) yang mereka miliki
pemeriksaan IVA dengan perilaku meskipun dari karakteristik pendapatan
pemeriksaan IVA mereka banyak yang <UMR.
Menunjukkan ada hubungan negative Hasil penelitian ini sesuai dengan
secara langsung antara jarak tempat teori Anderson dan Bartkus (1973) yaitu
pemeriksaan IVA dengan perilaku teori tentang model pemanfaatan pelayanan

278 |
kesehatan, yang menyatakan bahwa atau kelompok terdekat untuk memperkuat
kesanggupan individu dari segi ekonomi alasan bagi seseorang untuk berperilaku.
untuk memperoleh pelayanan kesehatan Penelitian ini sejalan dengan
diukur dari pendapatan dan adanya asuransi penelitian purba (2011) yang menyatakan
kesehatan yang dimilikinya (Muhazam, bahwa faktor penting dalam memberikan
2007). dorongan bagi ibu untuk melakukan
5. Hubungan antara keterjangkauan biaya pemeriksaan deteksi dini kanker servik
pemeriksaan IVA dengan perilaku adalah orang-orang yang terdekat dengan
pemeriksaan IVA.. ibu contohnya adalah suami. Peran suami
Menunjukkan bahwa terdapat sangat kuat dalam memberikan dukungan
hubungan langsung antara keterjangkauan bagi ibu untuk melakukan pemeriksaan
biaya periksa IVA dengan perilaku kesehatan.
pemeriksaan IVA dan secara statistik
mendekati signifikan. Biaya mempengaruhi KESIMPULAN
sesorang untuk berperilaku dalam Pendidikan, pengetahuan, jarak
mendapatkan pengobatan. Apabila biaya tempat periksa IVA, keterjangkauan biaya
yang harus dikeluarkan mahal maka ia periksa IVA, jaminan kesehatan dan
cenderung untuk tidak mencari pengobatan, dukungan suami berhubungan langsung
sedangkan bila harga pelayanan kesehatan dengan perilaku pemeriksaan IVA.
masih terjangkau maka individu tersebut Pendidikan berhubungan tidak langsung
mencari pelayanan kesehatan untuk dengan perilaku pemeriksaan IVA melalui
mengobati penyakitnya, dalam hal ini pengetahuan, jaminan kesehatan
adalah pemeriksaan IVA. berhubungan tidak langsung dengan
Penelitian ini sejalan dengan perilaku pemeriksaan IVA melalui
penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati keterjangkauan biaya periksa IVA.
(2010) yang menyatakan bahwa terdapat Sehingga dapat disimpulkan determinan
hubungan antara keterjangkauan biaya perilaku pemeriksaan IVA berpengaruh
periksa IVA dengan perilaku periksa IVA, terhadap perilaku pemeriksaan IVA.
dan secara statistik tidak signifikan dengan
p value 0.33 dan OR 1.80. REFERENSI
6. Hubungan antara dukungan suami Green, L W, & Kreuter, M W, (1980).
dengan perilaku pemeriksaan IVA. Health Program Planing, An
Hasil penelitian menunjukkan ada Educational and Ecological
hubungan langsung antara dukungan suami Approach 4 Th Ed, Boston:
dengan perilaku pemeriksaan IVA dan MC.Graw Hill.
secara statistik signifikan. Wanita yang Jia Y, Li S, Yang R, Zhou H, Xiang Q, et
mendapatkan dukungan sosial yang baik al. (2013) Knowledge about
cenderung melakukan pemeriksaan deteksi Cervical Cancer and Barriers of
dini kanker servik. Dukungan sosial yang Screening Program among Women
dimaksud adalah dukungan dari suami. in Wufeng County,a High-
Besarnya kontribusi dukungan dari orang Incidence Region of Cervical

| 279
Cancer in China. PLoS ONE 8(7): Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
e67005. Penduduk Provinsi Jawa Tengah.
doi:10.1371/journal.pone.0067005 Nene et al (2007). Determinants of
Kahesa et al (2012). Risk Factor for VIA women‘s participation in cervical
Positivity and Determinants of cancer screening trial, Maharashtra,
Screening Attendances in Dar es India. Bulletin of the World Health
Salaam, Tanzania. BMC Public Organization
Health. Nuranna, dan sirait, (2008). Deteksi Dini
http://www.biomedcentral.com/147 Kanker Leher Rahim dengan
1-2458/12/1055 Metode Inspeksi Visual Asam
Kementerian Kesehatan RI (2013).Riset Asetat (IVA). Jakarta: Badan
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Litbangkes.
Litbang Kemenkes RI. Nursalam dan Pariani (2000). Pendekatan
Longo, D.L (2009). Harrison’s hematology Praktis Metodologi Riset
ang oncology. Derived from Keperawatan. Surabaya: Fakultas
Harrison‘s Principle of Internal Kedokteran Universitas Airlangga.
Medicine. 17th Edition. Me Graw Octavia (2009). Gambaran pengetahuan ibu
Hill. Toronto: Medical Publishing mengenai pemeriksaan papsmear di
Division. kelurahan petisah tengah. Fakultas
Moses et al (2015). Uptake of community- Kedokteran Universitas Sumatra
based, self-collected HPV Utara. Medan. Digilib. Diakses 22
testingvs. visual inspection with Juli 2016.
acetic acid for cervical cancer Perez, U (2006). Pap smear prevalence and
screening in Kampala, Uganda: that of pre malignant and malignant
preliminary results of a randomized cervical lesion among women
controlled trial. Tropical Medicine living in the Carmen initiative
and International Health. volume demonstration area Bucaramanga
20 no 10 pp 1355–1367 October Colombia. Revista Colombia de
2015 Obstetricia Ginecologia.
Murti B (2013). Desain dan Ukuran Vol.57.num.1.diakses 19 Juli 2016.
Sampel untuk Penelitian Kuantitatif Pirzadeh, A & Mazaheri, M.A (2012). The
dan Kualitatif di Bidang Effect of Education on Women‘s
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Practice Based the Health Belief
Mada University Press. Model About Pap Smear Test.
Nakertransduk (2016). Keputusan Departement of Health Education
Gubernur Jawa Tengah Nomor & Health Promotion, School of
560/ 66 Tahun 2015 Tentang Upah Health , Isafan University of
Minimum pada 35 Kabupaten/ Medical Sciences, Isafan, Iran.
Kota Di Provinsi Jawa Tengah www.ijpm.ir
Tahun 2016. Semarang: Dinas Purba, Evi Misrawaty (2011). Factor-faktor
yang berhubungan dengan

280 |
Pemeriksaan Papsmear pada wanita usia subur di Puskesmas
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Makasar tahun 2007.
Puskesmas Belawan Kota Medan Jakarta, FKM UI.
tahun 2011. Jakarta: FKM UI. Stewart, Bernard W. dan Kleihues, Paul
Rasjidi, Imam (2009). Manual Pra Kanker (2003). Word Cancer Report.
Serviks. Jakarta: Sagung Seto. IARC Press, Lyon.
___________, (2010) Question and answer Wall, K. M (2010). Modifiable barriers to
Kanker pada Wanita. Jakarta: PT. servical cancer screening adherence
Elex Media Komputindo. among working women in Mexico.
Rismawari, Elva (2014). Faktor-faktor yang Journal of women‘s Health. Vo. 9.
berhubungan dengan minat Number 7. Mary Ann Liebert. Ine.
keikutsertaan wanita usia subur Di akses 16 Juni 2016.
dalam metode IVA (Studi kasus di WHO (2011). Cervical Cancer.
Puskesman Kebu,en 1 dan http://www.who.int/topics/cancer/e
Klirong). Undergraduate thesis. n/.di akses 20 Juli 2016.
Diponegoro University. Wilgin, Christin et al (2011). Skrining
Sakanti, A (2007). Factor-faktor yang Kanker Serviks dengan IVA dan
berhubungan dengan perilaku Model Aplikasi di Lapangan.
pemeriksaan pap smear pada Jakarta: FK UI.

| 281
HIPNOTHERAPI SEBAGAI PERSPEKTIF KOMPLEMENTER DAN
PENGOBATAN ALTERNATIF UNTUK KASUS INFERTILITAS

Ninik Christiani
Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
anni_smg@yahoo.com

ABSTRAC
Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan oleh
faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Infertilitas dapat juga tidak diketahui
penyebabnya yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik. Masalah infertilitas
dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami-istri yang mengalaminya,
selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah
ekonomi maupun psikologis. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas
akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini dapat
menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas. Bertambahnya umur
sangat berpengaruh terhadap fertilitas seorang perempuan, namun pada laki-laki,
bertambahnya umur belum memberikan pengaruh yang jelas terhadap kesuburan.
Penelitian di Perancis melaporkan 65% perempuan berumur 25 tahun akan mengalami
kehamilan pada 6 bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan pada
akhir tahun pertama. Ini berarti jika terdapat 100 pasangan yang mencoba untuk
hamil, 40 pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15 pasangan tetap tidak
hamil setelah setahun. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun atau lebih peluang
kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85% pada tahun kedua. Kurang lebih
15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan setelah tahun ke-3 perkawinan.

KeyWord: Infertility, Hipnotherapi

282 |
PENDAHULUAN kistan , 3 1 , 1 , 9 7
2 3 8
Infertilitas merupakan kegagalan Vietn U U U U U U U U U
suatu pasangan untuk mendapatkan am
kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 Rata- 1 2 1,4
rata 9, ,
bulan berhubungan seksual secara teratur 4 9
tanpa kontrasepsi, atau biasa disebut juga U : Data tidak diketahui
sebagai infertilitas primer. Infertilitas
sekunder adalah ketidakmampuan Prevalensi infertilitas idiopatik
seseorang memiliki anak atau bervariasi antara 22-28 %, studi terbaru
mempertahankan Kehamilannya. Pada menunjukkan di antara
perempuan di atas 35 tahun, evaluasi dan pasangan yang berkunjung ke klinik
pengobatan dapat dilakukan setelah 6 bulan fertilitas, sebesar 21 % perempuan berumur
pernikahan. Infertilitas idiopatik mengacu di bawah 35
pada pasangan infertil yang telah tahun dan 26%perempuan berumur di atas
menjalani pemeriksaan standar meliputi tes 35 tahun.
ovulasi, patensi tuba, dan analisis semen Faktor Resiko Infertilitas antara
dengan hasil normal. Fekunditas lain adalah : Gaya Hidup (konsumsi
merupakan kemampuan seorang perempuan alkohol, Merokok, Konsumsi Kafein, Berat
untuk hamil. Data dari studi yang telah Badan, Suplemen Vitamin, Obat-obatan,
dilakukan pada populas, kemungkinan Olah Raga Berat. Faktor yang lain adalah
seorang perempuan hamil tiap bulannya pekerjaan. Terdapat beberapa pekerjaan
adalah sekitar 20 sampai 25%. yang melibatkan paparan bahan berbahaya
Persentase perempuan umur 15-49 bagi kesuburan seorang perempuan maupun
tahun yang mengalami infertilitas primer di laki-laki. Setidaknya terdapat 104.000
Asia dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini: bahan fisik dan kimia yang berhubungan
dengan pekerjaan yang telah teridentifikasi,
Negar 1 2 2 3 3 4 4 To No namun efeknya terhadap kesuburan, 95%
a 5 0- 5- 0 5- 0 5- tal rm
belum dapat diidentifikasi. Bahan yang
- 2 2 - 3 - 4 al
1 4 9 3 9 4 9 telah teridentifikasi dapat mempengaruhi
9 4 4 kesuburan diantaranya panas, radiasi sinar -
Bangl U U U U U U U U U
adesh X, logam dan pestisida.
Kamb 6 3 2 7 1 5 1 6. - Penyebab Infertilitas bisa dari
oja . 0. 4. . 2. . 0. 7 3.5
8 8 0 3 3 0 2
pihak laki-laki maupun perempuan. Untuk
India U U U U U U U U U pembagian faktor penyebab adalah sebagai
Indon 4 2 1 4 8, 3 3, 6, 2,5 berikut :
esia , 1, 6, , 2 , 5 0
5 3 8 9 3
Khaz 3 1 6, 3 4, 1 2, 3, 1,1
aktan , 0. 9 0 8 , 6 7
1 0 8
Nepal U U U U U U U U U
Pilipi U U U U U U U U U
na
Uzbe 1 9, 8, 1 2, 0 0, 1, 0,8

| 283
Berdasarkan uraian diatas maka
Penyebab
hipnotherapi merupakan salah satu jenis
10 komplementer dalam menanggani masalah
10 Tuba
infertilitas. Infertilitas merupakan masalah
40
Endometrium yang memerlukan penangganan dengan
40 pendekatan dan memerlukan pemahaman
Unexplanine sebagai asuhan pra kehamilan yang dapat
d
diberikan pada ibu yang membutuhkan.

Penangganan infertil dari segi


METODE
Medis dan Komplementer. Medis melalui
Metode yang digunakan dalam
obat-obatan sampai dengan operasi.
penelitian ini adalah literature review yang
Komplementer bisa dengan doa, Yoga,
membahas tentang hipnoterapi pada klien
meditasi dan Relaksasi (hipnoterapi).
infertilitas. Sumber untuk melakukan
NEW YORK (Reuters Health)
tinjauan Literatur review ini meliputi studi
menyatakan Wanita yang dilakukan
pencarian pada adalah dengan
hypnofertilty sebelum menjalani transfer
menggunakan studi jurnal dari ProQuest,
embrio dengan fertilisasi in-vitro (IVF),
Edmonton Jurnal, Ebsco Host, Google
lebih cenderung menjadi hamil, peneliti
schooler dan Pubmed sejumlah 7 jurnal
dari Israel melaporkan. Dr Eliahu Levitas
yang diteliti pada tahun 2001 sampai
dari Soroka University Medical Center di
dengan 2016. Jurnal penelitian tersebut
Beer Sheva menemukan bahwa hampir 60
antara lain dilakukan di India, Los Angeles,
persen dari sekelompok wanita yang
Norwegia, Atlanta dan California.
menggunakan hipnosis selama prosedur
Penelitian dilakukan dengan kualitatif dan
IVF menjadi hamil. Ini dibandingkan
kuantitatif dengan Quasi eksperimen, studi
dengan sekitar 30 persen dari sekelompok
kasus, studi comparative dan Case Control.
wanita yang tidak menggunakan hypnosis
Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan
pada program IVF nya.
penulisan daftar pustaka Harvard.
Dr Gayle Peterson telah
mengembangkan teknik yang disebut
HASIL
Hypnosis Body-Centered. Dr Peterson telah
Berikut adalah hasil dari ekstraksi yang
menemukan bahwa kondisi kecemasan
dilakukan penulis dengan tema
yang tinggi pada ibu harus dikurangi dalam
―hipnoterapi sebagai perpektif
rangka untuk menormalkan kehamilan dan
komplementer dan pengobatan alternatif
kelahiran. Dalam penelitiannya
untuk kasus infertil.
menunjukkan adanya hubungan positif
antara kesuburan dan perawatan.

284 |
Tabel Ekstraksi Penelitian

No Judul, peneliti, Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian


1 Psychotherapeutic Studi Komparative Stres kemandulan terlihat
intervention with hypnosis in dilakukan di India dengan pada 100% wanita. stres
554 couples with reproductive sampel 554 pasangan di kehidupan lainnya dalam
failure. Rumah Sakit Trust selama perkawinan diidentifikasi
(Vyas R, Adwanikar G, 2013) 28 tahun penyebab infertil.
Hipnoterapi ditargetkan
pada menghilangkan stres
umum awalnya dan,
menuju stressor spesifik.
Hasilnya dinilai sebagai
keberhasilan dalam hal
terjadinya kehamilan.
Tingkat keberhasilan
adalah 71,67%.

2 Facing infertility: Design and Metode Penelitian Infertilitas disebabkan oleh


evaluation of a mind -body Kualitatif dengan Mixed tingkat stress yang tinggi
program for effective methode. dan program khusus
emotional support. Dilakukan pada bulan April tentang mind-body
(O'Donnell, Elizabeth, 2006) 2006 dengan Sampel/ (Hipnotherapi) sangat
Responden sebanyak 27 diperlukan untuk mengatasi
Orang hal tersebut.

3 Infertility and the therapeutic Deskriptif Kualitatif dengan Menyarankan bahwa


use of fairytales Quasi Eksperiment penggunaan hipnoterapi
(Mellett, Kerry Eileen, 2001) Dilakukan di California sukses menurunkan angka
dengan Responden 5 Orang infertilitas terkait dengan
trauma.

4 Hipnosis in the treatment of Kualitatif, Quasi Penerapan hipnoterapi


Funtional Infertility Eksperimen klinis dalam pengobatan
(Melvin A Gravis, PhD, 2011) Dengan sampel 10 Orang infertilitas fungsional
unexplanied infertility sangat memfasilitasi dan
mengakibatkan
meningkatnya dukungan
yang menguntungkan pada
sikap, optimisme dan
interaksi pikiran dan tubuh.

5 Recipe For a Miracle : Penelitian Eksperimental Hipnose


Determinan, Optimisme, yang dilakukan di Australia secara tradisional telah
medical tecnologi and pada tahun 2013 dengan digunakan dalam
Hipnotherapy sampel melahirkan untuk
(Susan Hutchinson, 2013) membantu dalam relaksasi
dan untuk meningkatkan
persepsi
kontrol pada pasangan
infertilitas.

| 285
6 Further Gynecological Penelitian dengan case Penerapan Hipnotherapi
Conditions treated by control yang dilakukan terbukti memuaskan untuk
hipnotherapi pada Januari 2008 dengan keberhasilan dalam terapi
(F.Hamilton Lekie, 2008) melibatkan 8 kasus infertil, infertil.
15 kasus meno-
metrorrhagia, 17 kasus
keputihan

7 Hypnotherapy for Vomiting Quasy Eksperiment dengan Hipnotherapi pada ksus


phobia and infertility melibatkan 30 Responden muntah dan infertil sangat
(Mckenzie, Stuart, 2016) jelas terbukti. Dengan
menggunakan Affect
Brigde Teknik, maka masa
kecil yang traumatis bisa
terselesaikan

DISKUSI pasangan." Terdapat banyak sekali teknik


Hipnoterapi adalah suatu teknik terapi atau dalam hipnotherapi, salah satunya adalah
penyembuhan dengan cara relaksasi "Teknik induksi seperti menghitung
pikiran. Menurut berita Berasal dari mundur, relaksasi progresif dan
Ottawa, Kanada, oleh koresponden penyembuhan cahaya putih yang digunakan
NewsRx, penelitian, " Pasien Infertilitas dalam hipnosis mendalam dimana tubuh
semakin menggunakan pengobatan fisik atau pikiran santai dan adalah saat
komplementer dan alternatif (CAM) untuk yang tepat dalam menerima penyembuhan
menambah atau mengganti perawatan atau menerima saran," jelas Dr Pandya.
kesuburan konvensional. Tujuan penelitian "Gambar Crayon dan lukisan juga
ini adalah untuk menentukan peran praktisi digunakan untuk bekerja dengan keyakinan
dalam dukungan dan pengobatan dan pemikiran seseorang. Sebuah pohon
infertilitas." keluarga turun temurun juga digunakan
Hypnotherapy juga membantu untuk mengidentifikasi dan memecahkan
pasangan mengatasi efek infertilitas dan pola jika ada," tambahnya. Sementara
membuat perubahan yang dapat membantu dalam banyak kasus, kedua pasangan harus
untuk memberikan dampak positif menjalani hipnoterapi, dalam beberapa
kesuburan mereka. "Hal ini dapat membuat kasus hanya satu dari mereka
proses pengobatan lebih mudah dan membutuhkan terapi. "Program ini juga
membantu mereka untuk menangani hasil menangani masalah tambahan seperti
yang lebih baik, terlepas dari apa hasilnya anomali tiroid, dll dengan menghilangkan
mungkin," yang lebih penting daripada stres," menunjukkan Jaypali Shetty,
menjanjikan mukjizat, kata Alva. "Efek seorang praktisi hypnobirthing.
samping terbaik" Dr Pandya Ada berbagai intervensi psikologis
menyampaikan, "efek samping hipnoterapi yang telah digunakan untuk mengobati
adalah ikatan yang lebih kuat antara trauma infertilitas, tapi belum ada

286 |
intervensi sukses yang membahas isolasi dua belas tahun telah memutuskan untuk
sosial ini. Penelitian ini berangkat untuk berhenti menempatkan keputusan hidupnya
menyediakan punya anak, wanita infertil ditahan menunggu anak.
dengan kelompok terapi sepuluh minggu itu Sebuah program pikiran-tubuh
digabungkan penggunaan Hipnoterapi yang dikembangkan khusus untuk digunakan
dirancang untuk mengurangi trauma terkait dalam desain penelitian. Penelitian yang
isolasi dan proses infertilitas. Penelitian ini dilakukan oleh Elizabeth O Doneal (2006)
dimanfaatkan pendekatan penelitian dilaksanakan dalam dua tahap dan dengan
fenomenologis untuk memberikan dua kelompok, wanita-satunya dan
pengalaman perempuan dengan infertilitas pasangan. Tahap I melibatkan
dan untuk menilai efektivitas dari intervensi pengumpulan data kuantitatif dasar,
yang digunakan. Hasil penelitian ini pelaksanaan lokakarya satu hari. Tahap II
menunjukkan bahwa penggunaan terdiri dari wawancara mendalam kualitatif
hipnoterapi yang sukses dalam menurunkan dengan semua peserta studi yang dilakukan
isolasi pada wanita subur dan bekerja satu tahun kemudian. Studi campuran
melalui trauma infertilitas terkait dalam metode dan desain multi-metodologis
konteks sosial. Isolasi dialami oleh wanita menantang pendekatan model medis
dari penelitian ini m tiga unsur utama: terutama digunakan untuk mengevaluasi
pengalaman nyata dengan orang lain, dan memberikan dukungan psikologis bagi
persepsi diri sebagai subur dan dirasakan individu dan pasangan menerima
pandangan dari orang lain dan pengobatan infertilitas. Hasil penelitian
kesalahpahaman dari siapa saja yang belum mengungkapkan bahwa baik pria dan
mengalami tangan pertama infertilitas. melaporkan mengalami tingkat stres yang
Melalui pemanfaatan hipnoterapi, proses tinggi terkait dengan infertilitas dan bahwa
kelompok mampu mengurangi isolasi di sumber stres ini berbeda menurut jenis
masing-masing daerah. Subjek bekerja kelamin. Keterlibatan dalam lokakarya
melalui emosi infertilitas terkait dan menyebabkan menurunnya tingkat stres
wawasan yang diperluas tentang infertilitas. yang dirasakan intra-personal dan
Wawancara kedua, yang dijadwalkan dua hubungan-based dan meningkatkan
bulan setelah akhir kelompok, pemahaman antara mitra bagi peserta yang
menunjukkan bahwa subjek penelitian ini hadir bersama pasangan tetapi tidak untuk
mengalami perubahan hidup yang positif wanita yang hadir sendirian. Bila
setelah kelompok. Setengah dari subyek dibandingkan dengan perempuan-satunya
dilaporkan masih memanfaatkan peserta pasangan melaporkan tingkat yang
hipnoterapi untuk membantu mereka lebih tinggi dari kehamilan dan hidup lahir
melalui proses infertilitas mereka. Satu satu tahun setelah partisipasi dalam
subjek mengalami grup sebagai kesempatan lokakarya. Selain itu, pria dilaporkan
untuk bekerja melalui kesedihannya tidak merasa tingkat yang sama atau lebih tinggi
memiliki anak biologis dan sekarang dalam dari stres dibanding wanita setelah
proses adopsi. topik lain yang telah kelahiran anak. Efektivitas format satu hari
berjuang dengan masalah infertilitas selama

| 287
dan implikasi dari keseluruhan temuan mind-body (pikiran dan tubuh) untuk
penelitian ini pada praktek klinis dibahas. saling berkoneksi, melakukan suatu hal
"Beberapa wanita 'subur' yang saling membutuhkan.
mengalami infertilitas karena masalah 3. Hipnoterapi adalah salah satu jenis
emosional. Ketika bereproduksi, mental komplementer yang bisa diandalkan
blok yang mempunyai pengalaman untuk menanggani kasus infertil,
traumatis masa lalu dan atau disebabkan terutama psikologik infertilitas.
oleh penyebab yang mungkin sama sekali 4. Infertilitas, 100 persen ditemukan pada
tidak dikenal," kata Contigo Renée wanita yang mempunyai tingkat stress
Cardenas, hipnoterapis klinis, bersertifikat yang tinggi.
di California dan pelatih program
neurolinguistik. Pencipta program ini Lynsi DAFTAR PUSTAKA
Eastburn, hipnosis instruktur dan anggota Vyas R, Adwanikar G, 2013.
Hypnobirthing Institute. Indeks "pasangan Psychotherapeutic intervention
infertil" telah meningkat tajam, ini with hypnosis in 554 couples with
menciptakan kecemasan, ketegangan dan reproductive failure. Journal of the
ketakutan pada mereka yang "berusaha" Indian Medical Association [2013,
untuk memulai sebuah keluarga. 111(3):167-9, 173] from
"Hipnoterapis, tertarik menjelaskan http://europepmc.org/ abstract/
bagaimana untuk memasuki keadaan med/
konsentrasi dan relaksasi," katanya. "Dalam 24592756
kasus hipnofertilitas, peserta mengikuti Dhailey, Saadia S. The Times of India
kursus sekitar 4-6 sesi. Para ibu belajar (Online); 2012. Hypnofertility
teknik untuk mencapai bagian bawah sadar therapy comes to town [Health].
pikiran Anda. Hal ini akan membantu untuk http://e-
menyebabkan perubahan kimia dalam otak resources.perpusnas.go.id:2071/doc
dan sebagai hasilnya , akan mencapai view/1027326639/758C4EAF26A
kondisi yang lebih menguntungkan untuk C4FFFPQ/1?accountid=25704
hamil. " Health & Medicine Week; Atlanta (Jan
23, 2015). Health and Medicine;
KESIMPULAN Investigators at University of
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi Ottawa Report Findings in
literatur review ini adalah : Complementary and Alternative
1. Infertilitas adalah suatu keadaan Medicine [Perspectives of
kegagalan alat reproduksi pada complementary and alternative
pasangan untuk mendapatkan kehamilan medicine (CAM) practitioners in
sekurang-kurangnya dalam 12 bulan the support and treatment of
berhubungan seksual secara teratur infertility]. http://e-
tanpa kontrasepsi. resources.perpusnas.go. id: 2071/
2. Hipnoterapi adalah suatu teknik docview/1645266985/fulltext/
relaksasi yang menggabungan antara

288 |
6A35C92 Publishing, 2006. Facing infertility:
093E64FF6PQ/5?accountid=25704 Design and evaluation of a mind -
Melvin A Gravis, PhD, 2011. Hipnosis in body program for effective
the treatment of Funtional emotional support. http://e-
Infertility. http://e- resources.perpusnas.go.id:2071/doc
resources.perpusnas. view/304961956/abstract/84E376D
go.id:2071/docview/1518986646/fu 91AF045 C6PQ
lltext/84E376D91AF045C6PQ/10? /7?accountid=25704
accountid=25704 Susan Hutchinson, 2013. Recipe For a
F.Hamilton Lekie, 2008. Hipnosis in the Miracle : Determinan, Optimisme,
treatment of Funtional Infertility. medical tecnologi and
http://www.tandfonline.com/doi/ab Hipnotherapy. From
s/10.1080/00207146508412921 http://www.hypnosisaustralia.org.a
Mellett, Kerry Eileen. California Institute u/wp-
of Integral Studies, ProQuest content/uploads/journal/AJCEH_V
Dissertations Publishing, 2001. ol31_No2_NOV03.pdf#page=31
Infertility and the therapeutic use of -----------. 2013. Konsesus Penanganan
fairytales. http://e- Infertilitas. Himpunan
resources.perpusnas.go.id:2071/doc Endokrinologi Reproduksi dan
view/251735692/abstract/84E376D Fertilitas Indonesia (HIFERI),
91AF045C6PQ/3?accountid=25704 Perhimpunan Fertilisasi In Vitro
#center Indonesia (PERFITRI), Ikatan Ahli
Mckenzie, Stuart, 2016. Hypnotherapy for Urologi Indonesia (IAUI),
Vomiting phobia and infertility. Perkumpulan Obstetri dan
http://e- Ginekologi Indonesia (POGI).
resources.perpusnas.go.id:2071/doc https://www.labcito.co.id/wp-
view/368345012/abstract/669FB06 content/uploads/2015/ref/ref/Konse
F38E2427CPQ/1?accountid=25704 nsus_Infertilitas _Revisi_9-1.pdf
O'Donnell, Elizabeth. Cleveland State
University, ProQuest Dissertations

| 289
METODE DIET DALAM PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH
PADA PASIEN DIABETES MELITUS TYPE 2

Isfaizah
Program Studi DIV Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo

ABSTRAK
Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit metabolik dengan
kecenderungan yang semakin memburuk. Indonesia berada di urutan no.7 dunia
penderita DMT2 dengan 10 juta jiwa tahun 2015 dan akan meningkat menjadi 21.3
juta jiwa pada tahun 2030.Diperkirakan setiap 6 detik terdapat 1 orang meninggal
dunia karena DMT2. Pengendalian kadar gula darah sangatlah penting pada pasien
DMT2 untuk mencegah komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Terapi
farmakologik saja dirasa tidak cukup dalam mengendalikan kadar gula darah pasien
DMT2. Asupan makanan berlebih, kurannya aktivitas fisik dan obesitas berpengaruh
besar dalam pengendalian kadar gula darah. Sebesar 55% pasien DM dengan obesitass
dan 80% dengan kegemukan. Manajemen penurunan berat badan merupakan
komponen utama yang efektif dalam pengendalian kadar gula darah pada pasien
DMT2. Studi ini merupakan studi literatur menggunakan jurnal penelitian yang
berkaitan dengan diet dalam mengendalikan kadar gula darah pada pasien DMT2.

Kata Kunci: Diet, Pengendalian Kadar Gula Darah.

290 |
PENDAHULUAN konsumsi serat orang Indonesia kurang dari
DMT2 menjadi perhatian dunia 25%, sehingga menyebabkan tinggikan %
karena agkanya yang terus meningkat. lemak jenuh pad amasyarakat
Selama 3 dekade terakhir prevalensi DMT2 Indonesia.Makro nutrient dari asupan
pada usia reproduksi meningkat menjadi 2 makanan orang Indonesia memegang
kali lipat (Nanri et al., 2015; Hussain et al, peranan penting dalam pengendalian kadar
2012). Berdasarkan World Health gula darah pasien DMT2.Artikel ini
Organization (WHO) terdapat 170 juta bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut
orang dengan diabetes dan diperkirakan tentang metode diet yang tepat pada pasien
akan meningkat menjadi 366 juta orang DMT2.
padatahun 2030. Risiko diabetes meningkat
kuat pada obesitas dan yangtidak mampu METODE
menurunkan berat badan. Berdasarkan Studi ini merupakan suatu tinjauan
Center for Desease Control and Prevention literature (literature review) yang mencoba
(CDC) sebesar 55% pasien diabetes dengan menggali lebih banyak mengenai berbagai
obes dan 85% dengan kegemukan (Hussain metode diet dalam mengendalikan kadar
et al, 2012).Obesitas merupakan faktor gula darah pada pasien DMT2. Sumber
risiko utama DMT2 dan manajemen berat untuk melakukan tinjauan literatur ini
badan merupakan komponen utama yang meliputi studi pencarian sistematis
efektif dalam menajemen pengelolaan databased terkomputerisasi (NCBI,
DMT2 (Brehm et al, 2009; Krebs et al, PubMed,EBSCO, GoogleCendekia),
2012). meliputi bentuk jurnal penelitian berjumlah
Rekomendasi diet dengan 6 jurnal, studi pustaka meliputi6buah buku
mengurangi asupan energi, diet rendah referensi.
lemak dalam komponen makanan dapat
menurunkan indek glikemik dan DISKUSI
mengendalikan kadar gula darah pada Kunci utama penatalaksanaan DMT2
pasien DMT2. Pengaturan diet yang sesuai adalah diet dan modifikasi gaya hidup
mampu menurunkan berat badan, seperti sering berolahraga, tidak merokok,
memperoleh berat badan ideal, menghindari stres psikologis. Tujuan utama
memperbaiki kesehatan, menurunkan risiko penatalaksanaan tersebut untuk
komplikasi dan menurunkan menurunkan kebutuhan akan produksi
kadarHemoglobin Aic (HbA1c) (Rothberg insulin endogen, meningkatkan sensitivitas
et al, 2014). insulin dengan penurunan berat badan pada
Beras menjadi makanan pokok di pasien obese dan meningkatkan kontrol
Indonesia sehingga % energi dari glikemik (Lawn et al, 2009). Pengendalian
karbohidrat di Indonesia sangatlah tinggi kadar gula darah yang baik dapat
dibandingkan dengan % protein, lemak dan menurunkan fator risiko penyakit
serat.Selain itu gorengan sudah menjadi kardivaskuler yang berkontribusi terhadap
makanan rakyat Indonesia mulai dari kelas 70-80% kematian akibat DMT2 (Bilous dan
bawah sampai menengah keatas.Rata-rata Donelly, 2014).Pengendalian kadar gula

| 291
darah yang baik dilakukan dengan asupan energi sangat penting dalam
memonitor sendiri kadar gula darah secara penurunan berat badan. Penurunan berat
mandiri untuk meningkatkan kualitas badan dan penurunan IMT mampu
hidup, menurunkan komplikasi dan menurunkan kadar gula darah dan
menurunkan ketergantungan terhadap menurunkan HbA1c (Rothberg et al., 2014).
pengobatan komplek. Penurunan berat badan ini dapat dicapai
Keberhasilan dalam pengendalian dengan penurunan asupan energi total baik
kadar gula darah dapat dilihat dengan yang berasal dari karbohidrat, protein dan
monitoring kadar HbA1c (Farmer, 2009). lemak. Penurunan asupan lemak jenuh dan
HbA1c merupakan cerminan dari kontrol tinggi Mono Unsaturated Fatty
gula darah penderita DM selama 8-12 Acid(MUFA) berhubungan dengan
minggu yang jauh lebih baik bila penurunan berat badan, penurunan kadar
dibandingkan dengan melihat konsentrasi gula darah, penurunan Low Density
gula darah dan urin.Kadar HbA1c<6.5 Lipoprotein Colesterol (LDLC) dan
menunjukkan indeks glikemik yang penurunan trigliserida (Brehm et al., 2009).
terkontrol pada penderita diabetes dan Terdapat berbagai model diet dalam
HbA1c ≥6.5% menunjukkan indeks mengontrol kadar gula darah seperti diet
glikemik yang tidak terkontrol (Bilous dan rendah energi, diet tinggi protein, diet
Donelly, 2014). rendah karbohidrat ketogenik dan diet
Asupan energi yang baik untuk tinggi MUFA (Brehm et al, 2009; Ma et al,
menjaga berat badan ideal merupakan salah 2009; Krebs et al, 2012; Hussain et al,
satu faktor yang sangat penting untuk 2012; Rothberg et al, 2014 dan Nanri et al,
menurunkan resiko komplikasi diabetes 2015).
melitus tipe 2 dan penyakit jantung (ADA,
2014).Asupan energi ditentukan oleh pola 1. Diet rendah energi
konsumsi makanan, dimana harus Energi yang digunakan oleh tubuh
disesuaikan dengan angka kebutuhan gizi tidak hanya diperoleh dari proses
agar tidak terjadi malnutrisi baik kurang katabolisme zat gizi yang tersimpan
gizi ataupun gizi lebih. Pola makan yang didalam tubuh, tetapi juga berasal dari
tidak sehat antara lain meliputi makan energi yang terkandung dalam makanan
secara berlebihan, rendahnya konsumsi yang kita konsumsi. Zat gizi yang dapat
buah dan sayur, tingginya konsumsi garam, menghasilkan energi (karbohidrat, lemak
gula dan lemakdapat menurunkan dan protein), di dalam saluran cerna
pengendalian kadar gula darah ( Almaitser, dipecah menjadi partikel terkecil (substrat)
2011). seperti monosakarida, asam-asam lemak,
Pengelolaan medis saja tidak akan dan asam-asam amino. Substrat ini
cukup baik dalam manajemen DMT2 kemudian digunakan untuk proses
karena tidak merubah angka klinik hasil anabolisme dan katabolisme. Fungsi utama
pemeriksaan, sehingga perlu diet dalam karbohidrat adalah sebagai sumber energi,
manajemen DMT2 (Brehm et al, 2009; disamping membantu pengaturan
Bilorus dan Donelly, 2014). Pengaturan metabolisme protein. Kecukupan

292 |
karbohidrat dalam diet akan mencegah diet rendah energi yang perlu diperhatikan
penggunaan protein sebagai sumber energi. adalah komposisi lemak yang rendah dalam
Dengan demikian fungsi protein sebagai porsi makanan, dengan tinggi protein atau
bahan pembentuk jaringan dapat tinggi karbohidrat. Tidak terdapat
terlaksana.Inilah yang disebut dengan berpedaan penurunan berat badan pada
―sparing effect‖ karbohidrat terhadap pasien DMT2 dengan diet rendah lemak
protein.Lemak juga bertindak sebagai tinggi protein dan diet rendah lemak tinggi
sumber energi, namun fungsi pokoknya karbohidrat.Pada pasien DMT2 dengan
adalah memasok asam-asam lemak obese, penggunaan diet tinggi makronutrien
essensial. Agar dapat berfungsi dengan kurang efektif dalam menurunkan berat
baik, tubuh membutuhkan lemak sebanyak badan, sehingga diet harus dipertimbangkan
(maksimal) 30% dari kebutuhan energi dengan komposisi mikro nutrient. Diet
total, 10-15% protein dan 50-60% rendah lemak tinggi protein dirasa kurang
karbohidrat (Arisman, 2007). efektif dalam mengendalikan kadar gula
Diet rendah energi pada pasien DMT2 darah, karena selain sebagai zat pembangun
mampu mempertahankan indeks glikemik, protein juga berfungsi sebagai sumber
meningkatkan fungsi sel β pankreas dan energi apabila asupan energi dari
meningkatkan sensitifitas insulin.Diet karbohidrat dan lemak kurang.Diet tinggi
rendah energi diperoleh dengan karbohidrat, rendah lemak jenuh/Saturated
pengurangan asupan energi yang masuk Fatty Acid (SFA), tinggi MUFA mampu
setiap hari. Diet rendah energi menurunkan berat badan dan lingkat perut,
menunjukkan penurunan berat badan yang tetapi tidak menunjukkan perubahan yang
signifikan pada pasien DMT2, dan sangat signifikan haisl pemeriksaan HbA1c, lemak
signifikan dalam menurunkan kadar HbA1c. tubuh, tekanna darah dan fungsi ginjal
Diet rendah energi pada pasien DMT2 (Kreb et al., 2012).
tanpa insulin endogen menunjukkan
penurunan berat badan dan perbaikan 2. Diet tinggi protein
kadar HbA1c yang lebih bagus jika Diet tinggi protein sebelum makan
dibandingkan dengan pasien DMT2 yang membuat pengosongan lambung menjadi
diberikan insulin eksogen. Hal ini lama sehingga kadar gula darah menurun
kemungkinan berhubungan dengan pada pasien DMT2. Plasma glucose-insulin
lamanya penyakit DM, penurunan fungsi dependent tropic polypeptide, insulin dan
sel β pancreas dan pengaruh insulin konsentrasi cholecystokinin meningkat
eksogen(Hussain et al, 2012; Rothberget al, setelah pemberian beban protein tinggi
2014).. dibandingkan tanpa beban. Konsumsi
Penurunan kadar HbA1c pada pasien protein sebelum makan besar dapat
DMT2 menahun dengan diet sangat rendah meningkatkan sekresi peptide seperti
energi mampu menurunkan kadar HbA1c Glukosa Like Peptide-1 (GLP-1), Glukosa
dari (7.4%±1.3%) pada awal pengkajian dependent insulinotropic polypeptide (GIP)
menjadi (6.5%±1.2%) pada minggu ke-12 dan Cholecystokin (CCK) untuk
setelah diet (Rothberget al, 2014). Dalam memperlambat pengosongan lambung dan

| 293
menstimulasi sekresi insulin dalam HDLC sebagai pencegahan terhadap
menyerap makanan, menstimulasi sel β kardiak otot sehingga otot jantung menjadi
pankreas dalam menyerap asam amino. Hal normal sehingga mencegah timbulnya
ini akan mampu mempertahankan kadar komplikasi makrovaskuler pada pasien
Gula Darah Posprandial (GPP) dalam DMT2. Diet rendah karbohidrat ketogenik
kondisi stabil (Maet al., 2009). mampu menjaga gula darah puasa,
3. Diet rendah karbohidrat ketogenik meningkatkan kebutuhan insulin endogen,
Diet rendah karbohidrat ketogenik meningkatkan sensitivitas insulin yang
diperoleh dengan asupan karobohidrat yang memperbaiki keseimbangan glukosa darah
rendah, dengan setengah porsi tinggi ( Husaainet al, 2012).
protein hewani dan nabati dan tinggi lemak Diet rendah karbohidrat dan tinggi
tidak jenuh.Komposisi makanan pada diet protein serta lemak hewani dalam makanan
rendah karbohidrat ketogenik adalah berhubungan signifikan pada wanita
karbohidrat 20-30 gr/hari, sedikit/tidak menurunkan risiko DMT2 tetapi tidak pada
mengkonsumsi makanan yang mengandung pria. Sedangkan diet rendah karbohidrat,
lemak jenuh (SFA) seperti daging, unggas, tingi protein serta lemak nabati tidak
ikan dan telur, serta mengkonsumsi lebih berhubungan signifikan baik pada pria dan
banyak sayur sebesar 2 gelas sayuran /hari, wanita dalam menurunkan risiko DMT2
keju keras (100-120 gram) dan sedikit (Nanri et al, 2015).
kream dan minum olive oil serta jus lemon.
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 4. Diet Tinggi MUFA
lemak tidak jenuh yang berupa MUFA Diet tinggi MUFA diperoleh dengan
danPoly Unsaturated Fatty Acid (PUFA). komposisi (45% karbohidrat, 15% protein,
MUFA berfungsi dalam menurunkan 40% Lemak dimana 20% MUFA).Diet
LDLC, sedangkan PUFA berfungsi dalam tinggi MUFA sebagai akternatif
menurunkan LDLC dan High Density konvensional dalam menurunkan lemak.
Lipoprotein Colesterol (HDLC).Diet Diet tinggi MUFA cocok untuk orang
rendah karbohidrat ketogenik terbukti mediterania dimana banyak makan sayur,
efektif dalam menurunkan dosis buah, gandum utuh, kacang, minyak sayur
pengobatan terhadap obat anti diabetes dan rendah SFA dari daging, unggas dan
pada pasien DMT2.Diet rendah karbohidrat produk susu. Paparan asupan lemak dalam
ketogenik sebagai alternative untuk makanan secara kronik terutamalemak
mencegah timbulnya risiko penyakit jahat (SFA) menyebabkan resistensi insulin
kardiovaskuler karena hyperlipidemia. dengan menurunkan sekresi insulin, fungsi
Mekanisme kerja diet rendah sel β pankreas menurun dan mati. MUFA
karbohidrat ketogenik dengan menurunkan yang berasal dari oleat memiliki efek
berat badan pada pasien DMT2 protektif terhadap sel β pankreas. Diet
obes.meningkatkan kontrol glikemik tinggi MUFA menjadi alternatif dalam diet
dengan merubah kadar HbA1c, menurunkan rendah lemak konvensional tanpa efek
kolesterol total, menurunkan trigliserid, samping yang negatif bagi tubuh dengan
menurunkan LDLC dan meningkatkan menurunkan berat badan, komposisi badan,

294 |
risiko penyakit kardivaskuler, kadar gula Farmer, A. 2009.Self-monitoring of Blood
darah puasa, HbA1c, HDLC dan insulin glucose for people with type 2
(Brehm et al, 2009).Indonesia sebagai diabetes: the need for better
negara agraris dan kelautan yang sangat understanding.Hlm.15-19. Dalam
banyak ragam sayurannya dan ikan laut Tim Nolan (edt). Diabetes self-
merupakan kekuatan yang penting dalam management.Diabetes Voice.
menggunakan diet tinggi MUFA. Vol.54 International Diabetes
SIMPULAN Federation, Brussels.
Diet menjadi faktor yang sangatlah Hussain T.A,. Mathew T.C., Dashti A.A.,
penting dalam mengendalikan kadar gula Asfar S., Al-Zaid N., dan Dashti
darah pada pasien DMT2. Diet tinggi H.M. 2012. Effect of Low-Calorie
makronutrien tidak mampu mengubah Versus Low-Carbohidrate
angka klinis dari pengendalian kadar gula Ketogenic Diet in Type 2 Diabetes.
darah. Diet rendah karbohidrat ketogenik Nutritions 28:1016-1021.
dan tinggi MUFA merupakan metode diet Kreb J.D., Elley C.R., Parry-Strong A.,
yang paling sesuai dalam mengendalikan Lunt H., Drury P.L., Bell D.A.,
kadar gula darah pada pasien DMT2. Robinson E., Moyes S.A., dan
Mann J.L. 2012. The Diabetes
DAFTARPUSTAKA Excess Weight Loss (DEWL) Trial
ADA. 2014. Are You at Risk: Healthy : a Rondomised Controlled Trial of
Eating. Diperoleh 27 Juli 2016, dari High-Protein Versus High-
http://www/diabetes.org/are-you-at- Carbohidrate Diets Over 2 Years in
risk/lower-your-risk/healthy- Type 2 Diabetes. Diabetologia
eating.html?/oc=article-slabnav 55:905-914.
Almatsier S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Lawn S., Battersby M., Harvey P., Pols R.
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka dan Ackland A. 2009.A
Utama. Behavioural Therapy Approach to
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Self-Manajament the Flinders
Kehidupan. Jakarta: EGC. Program. : Hlm.30-32. Dalam Tim
Billous R. dan Donelly R. 2014.Buku Nolan (edt). Diabetes self-
Pegangan Diabetes Edisi Ke 4. management.Diabetes Voice.
Jakarta: Bumi Medika. Vol.54. International Diabetes
Brehm B.J., Lattin B.L., Summer S.S., Federation, Brussels.
Boback J.A., Gilchrist G.M., Ma J., Stevens J.E., Jones K.L., dan Clifton
Jandacek R.J., dan D‘alessio D.A. P.M. 2009. Effects of a Protein
2009. One-Year Comparison of a Preload on Gastric Emptying,
High-Monounsaturated Fat Diet Glycemia, and Gut Hormones
with a High-Carbohydrate Diet in After a Carbohidratete Meal in
Type 2 Diabetes.ProQuest 32(2): Diet-Controlled Type 2 Diabetes.
215-220. ProQuest 32(9):1600-1602.

| 295
Nanri A., Mizoue T., Kurotani K., Goto A., Rothberg A.E., McEwen L.N., Kraftson
Oba S., Noda M., Sawada N., dan A.T., Fowler C.E., dan Herman
Tsugane S. 2015. Low- W.H. 2014. Very Low Energi Diet
Carbohydrate Diet and Type 2 for Type 2 Diabetes: An
Diabetes Risk in Japanese Men and Underutilized Therapy? JDC
Women: The Japan Publec Health Journal 28: 506-510.
Center-Based Prospective Study.
PLOSone 10(2): 1-15.

296 |
KEEFEKTIFAN SENAM PILATES TERHADAP INTENSITAS
NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Fathatul Hidayah1), Eti Salafas2), Isri Nasifah3)


1
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
email : UP2M@AKBIDngudiwaluyo
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
email : etisalafas@yahoo.com
3
Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
email : inasifah@yahoo.co.id

Abstract
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan
postur dan cara wanita berjalan berubah. Perubahan tersebut menimbulkan
ketidaknyamanan muskuluskeletal berupa nyeri punggung (Bobak, dkk, 2005). Salah
satu intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi latihan pilates dilakukan sedini
mungkin dengan program terapi latihan yang bertahap, teratur, dan baik sehingga
dapat membantu menurunkan nyeri punggung. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas senam pilates terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu
hamil TM III. Desain penelitian ini menggunakan pre exsperimental pre-post test
without control group. Sampel dalam penelitian ini ada ibu hamil TM III di BPM
fatdjriyah astuti AM.Keb Desa Samirono, berjumlah 17 ibu hamil diambil dengan
teknik total sampling. Hasil penelitian intensitas nyeri punggung ibu hamil TM III
sebelum dilaksanakan senam pilates rata-rata 4,76. Intensitas nyeri punggung ibu
hamil TM III setelah dilaksanakn senam pilates rata-rata 3,35. Terdapat perbedaan
secara bermakna terhadap intensitas nyeri punggung pada ibu hamil TM III sebelum
dan sesudahdilaksanakan senam pilatesp-value 0,000 < 0,05 dan t hitung 6,19 > t
table 1,73.

Keyword: senam pilates, intensitas nyeri punggung, ibu hamil TM III

| 297
PENDAHULUAN berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban.
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat Salah satu intervensi keperawatan yang
diikuti proses patologis yang mengancam dapat dilakukan adalah latian fisik, sebab
keadaan ibu dan janin. Kehamilan aterm, berpengaruh positif terhadap janin,
berlangsung kira kira 40 minggu (280 hari) kehamilan, berat lahir, dan kesehatan
dan tidak lebih dari 43 minggu (300 maternal serta mengurangi komplikasi
hari).Kehamilan menyebabkan hampir persalinan seperti persalinan yang lama dan
seluruh tubuh wanita mengalami menurunkan tingkat nyeri. Alternatif terapi
perubahan, terutama alat-alat kandungan, yang dibutuhkan dalam kehamilan menurut
dan juga organ lainnya untuk menunjang Perry, et al. (2010) adalah pemijatan dan
perkembangan dan pertumbuhan janin terapi energy seperti massage, acupressure,
(Mochtar, 2006). Perubahan- perubahan therapeutic touch dan healing touch dan
tersebut meliputi pada uterus, serviks, mind-body healing seperti imagery,
ovarium, vagina dan perineum, kulit, meditasi/yoga,berdoa, refleksi,
payudara, metabolik, kardiovaskuler, biofeedback. Terapi latihan pilates
traktus digestivus, traktus urinarius, sistem dilakukan sedini mungkin dengan program
endokrin, dan sistem muskuluskeletal terapi latihan yang bertahap, teratur dan
(Prawirohardjo, 2008). baik dapat membantu menurunkan nyeri,
Perubahan tubuh secara bertahap dan membentuk kekuatan otot, fleksibiltas,
peningkatan berat wanita hamil stabilitas, keseimbangan dan relaksasi otot
menyebabkan postur dan cara wanita serta meningkatkan kemampuan
berjalan berubah. Perubahan tersebut fungsional. Terdapat banyak sekali metode
menimbulkan ketidaknyamanan pada terapi latihan, diantaranya adalah latihan
muskuluskeletal berupa nyeri punggung dengan pendekatan Pilates dan Mc Kenzie.
(Bobak, dkk, 2005). Faktor psikis ibu Saat ini popularitas Pilates meningkat baik
bersalin sangat berpengaruh dari dukungan di kalangan masyarakat umum maupun
suami dan anggota keluarga yang lain dunia medis. Studi menyatakan terdapat
untuk mendampingi ibu selama bersalin beberapa keuntungan dari Pilates seperti
dan kelahiran, akan sangat membantu menguatkan core, mengurangi nyeri
kenyamanan ibu (Rukiyah, 2009). punggung bawah, meningkatkan
Mayer dan rekan (1994) dalam Varney, fleksibilitas dan koreksi postur serta
2007 mengatakan nyeri punggung keseimbangan (Curnow, 2009).
merupakan salah satu ketidaknyamanan ibu Berdasarkan studi pendahuluan yang
hamil. Nyeri punggung biasanya akan dilakukan peneliti di BPM Fatdjriyah Astuti
meningkat intensitasnya seiring AM.Keb didapatkan dari 10 ibu hamil
bertambahnya usia kehamilan, karena nyeri trimester III, 80% diantaranya
ini merupakan akibat pergeseran pusat mengeluhkan nyeri punggung karena
gravitasi wanita dan postur tubuhnya. kurang melakukan aktifitas dan 20% ibu
Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus hamil tidak mengeluhkan nyeri punggung
yang membesar, gayaberjalan menjadi karena ibu mampu melakukan aktifitas
berubah, membungkuk yang berlebihan, sehari-harinya seperti memasak, mencuci

298 |
perabot, dan mampu berangkat bekerja standar operasional prosedur yang berlaku
sampai dengan usia kehamilan 8 bulan. dan terstandar. Analisis data dilakukan
Dari 10 ibu hamil tersebut mengaku belum dengan analisa univariat dan analisis
mengenal dan belum melakukan senam bivariat dengan uji dependent t test.
pilates. Berdasarkan hasil tersebut penulis
tertarik ingin meneliti apakah ada HASIL DAN PEMBAHASAN
keefektifan senam hamil pilates terhadap a. Analisis univariat
pengurangan intensitas nyeri punggung 1) Gambaran intensitas nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III di BPM pada ibu hamil TM III sebelum
Fadtjriyah Astuti AM.Keb Desa Samirono dilaksanakan senam pilates
Kecamatan Getasan. Tabel 1.Distribusi frekuensi berdasarkan
intensitas nyeri punggung pada ibu hamil
METODE PENELITIAN TM III sebelum dilaksankan senam pilates
Penelitian ini dilakukan di BPM Fatdjriyah Variabel N Mean SD Min-
Astuti AM.Keb Kecamatan Getasan maks
Gambaran 17 4,76 1,9 2-8
Kabupaten Semarang. Waktu penelitian intensitas nyeri
dilaksanakan pada bulan Februari-April punggung pada
2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil
seluruh ibu hamil trimester III dengan trimester III
sebelum
jumlah 17 ibu hamil diambil teknik total dilaksanakan
sampling. senam pilates
Variabel bebas penelitian ini adalah senam
pilates dan Variabel terikatnya adalah Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
intensitas nyeri punggung ibu hamil nilai rata-rata pada intensitas nyeri
trimester III. Desain penelitian ini adalah punggung pada ibu hamil trimester III
pre experimental pre-post test without sebelum dilaksanakan senam pilates adalah
control group dengan intervensi senam 4,76 dengan nilai terendah nyeri punggung
hamil pilates. Penilaian atau observasi pada adalah 2 dan nilai tertinggi nyeri punggung
penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, adalah 8 pada rentang skor 0-10.
yaitu sebelum dan sesudah eksperimen (pre Kehamilan menyebabkan hampir seluruh
dan post test). Instrumen yang digunakan tubuh wanita mengalami perubahan,
untuk mengukur intensitas nyeri punggung terutama alat-alat kandungan, dan juga
ibu hamil TM III adalah skala nyeri muka, organ lainnya untuk menunjang
yang terdiri dari skala 0 tidak sakit, 1-2 perkembangan dan pertumbuhan janin
sedikit sakit, 3-4 agak mengganggu,5-6 (Mochtar, 2006). Nyeri punggung bawah
mengganggu aktifitas, 7-8 sangat non spesifik mempunyai onset yang
mengganggu, 9-10 tak tertahankan. berhubungan dengan aktifitas fisik dan
Pengukuran intensitas nyeri 3 punggung biasanya berlangsung singkat (beberapa
dilakukan sebelum dan sesudah diberikan hari sampai beberapa minggu). Kebanyakan
senam hamil pilates. Pelaksanaan senam nyeri punggung bawah terbatas pada daerah
hamil pilates dipandu oleh peneliti dengan lumbosakral.Nyeri radikuler ke paha atau

| 299
lutut biasanya berhubungan dengaan nyeri Metode ini termasuk modulasi psikologi
referal dari unsur-unsur tulang belakang nyeri. Penggunaan metode psikologis untuk
(otot, ligamen atau sendi apofiseal). Nyeri melawan nyeri berasal dari penelitian yang
yang menjalar dari pinggang sampai signifikan kontribusi psikologi terhadap
kebawah lutut biasanya neurogenik dan nyeri. Teknik pengendalian nyeri yang
menunjukkan kemungkinan adanya proses termasuk relaksasi mengajarkan pasien
patologik yang mengenai radiks saraf untuk meminimalkan aktivitas simpatis dan
spinal. Penderita juga mungkin system syaraf otonom. Berdasarkan hasil
menceritakan bagaimana rasa nyerinya penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-
telah mempengaruhi aktifitasnya sehari- rata intensitas nyeri punggung ibu hamil
hari. Nyeri punggung bawah merupakan trimester III sebelum dilaksanakan senam
masalah yang sering terjadi dalam praktik pilates adalah 4,76 dengan nilai terendah
klinik dengan gejala umum yang terasa nyeri punggung adalah 2 dan nilai tertinggi
pada lumbo sacral, otot gluteal, paha dan nyeri punggung adalah 8 pada rentang skor
sering kali pada ekstremitas bawah (Tudler, 0-10. Dimana paling banyak responden
2001). Hasil terapi dari tindakan yang berada pada kategori mengganggu aktifitas
kurang adekuat tersebut menyebabkan sebesar 35,2 %.
kekambuhan yang bersifat kronis, dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan
kata lain membutuhkan waktu kesembuhan penelitian yosefa, et all, hasil penelitian
lebih lama. Hal ini perlu penanganan yang menunujukkan bahwa pemberian senam
lebih komprehensif salah satunya adalah hamil pada kelompok eksperimen
terapi latihan (Hodges et al, 2003). menurunkan intensitas nyeri punggung
Nyeri punggung dipengaruhi oleh faktor pada ibu hamil dengan selisih nilai rata rata
psikis yang sangat sulit dikendalikan. intensitas nyeri sebesar 2,40 dan
Faktor psikis sulit dikendalikan apalagi berdasarkan hasil uji wilcoxson
setiap orang memiliki pencetus stress menujukkan signifikansi dengan nilai p
tersendiri, dan pasti berbeda-beda. Nyeri (0,000) > α 0,05. Pada kelompok control
muncul dan dialami seirig dengan terjadi penurunan intensitas nyeri namun
bertambahnya usia kehamilan, tidak signifikan dengan selisih rata rata
meningkatnya berat badan janin dan berat intensitas nyeri sebesar 0,47 dan
tubuh ibu hamil. Kekuatan menahan dan berdasarkan hasil uji wilcoxon
mempertahankan pososi tegak pada menunjukkan tidak signifikan dengan nilai
punggung, mendorong meningkatnya p (0,159) < α 0,05. Hasil uji t independen
pengalaman nyeri yang terjadi. Paritas dan dimana diperoleh p (0,001) < α 0.05. hal ini
aktifitas jugamempengaruhi nyeri berarti terdapat perbedaan yang signifikan
punggung karena cenderung mengalami antara rata rata intensitas nyeri punggung
kelemahan otot abdomen. Relaksasi adalah ibu hamil pada kelompok eksperimen dan
metode pengendalian nyeri non kelompok control sesudah diberikan senam
farmakologi yang paling sering digunakan hamil, dengan demikian dapat disimpulkan
di inggris. Steer melaporkan bahwa 34% bahwa senam hamil efektif terhadap
pasien menggunakan metode relaksasi. penurunan nyeri punggung ibu hamil.

300 |
2) Gambaran intensitas nyeri punggung mempengaruhi kadar dari oksigen yang
pada ibu hamil trimester III sesudah mensuplai pada setiap organ, sehingga
dilaksanakan senam pilates penurunan nyeri terjadi karena suplai
Tabel 2.Distribusi frekuensi berdasarkan oksigen pada setiap organ khususnya
intensitas nyeri punggung pada ibu hamil punggung tercukupi dengan maksimal juga
TM III sebelum dilaksankan senam mengakibatkan nyeri berkurang. Hasil
pilates penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-
Variabel N Mean SD Min- rata pada intensitas nyeri punggung pada
maks ibu hamil trimester III sesudah
Gambaran 17 3,35 1,8 0–7
dilaksanakan senam pilates adalah 3,3576
intensitas nyeri
punggung pada dengan nilai terendah nyeri punggung
ibu hamil adalah 0 dan nilai tertinggi nyeri punggung
trimester III adalah 7 pada rentang skor 0-10. Dimana
sebelum
dilaksanakan sebagian besar responden berada pada
senam pilates kategori agak mengganggu sebesar 41,1 %.
Nyeri punggung lazim terjadi pada
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa kehamilan dengan insiden insiden yang
nilai rata-rata pada intensitas nyeri dilaporkan bervariasi dari kira kira 50% di
punggung pada ibu hamil trimester III Inggris dan Skandivia sampai mendekati
sesudah dilaksanakan senam pilates adalah 70% di Australia. Mantle melaporkan
3,3576 dengan nilai terendah nyeri bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh
punggung adalah0 dan nilai tertinggi nyeri nyeri punggung hebat dan 36% dalamkajian
punggung adalah 7 pada rentang skor 0-10. Ostgaard et al Tahun 1991 (Lichayati dan
Dimana paling banyak responden berada Kartikasari, 2013). Sejalan dengan
pada kategori nyeri punggung agak penelitian yang dilakukan oleh Lichyati dan
mengganggu sebesar 41,1 %. Kartikasari, tentang hubungan senam hamil
Menurut Jham et al., (2008) senam pilates dengan nyeri punggung pada ibu hamil di
memiliki hubungan yang dengan penurunan Polindes desa Lanak kecamatan
tingkat keletihan otot sebagai faktor utama Kedungpring kabupaten Lamongan tahun
penyebab nyeri. Ibu hamil yang mengalami 2013, hasil penelitiannya menunjukkan
nyeri punggung selama kehamilan trimester bahwa lebih dari sebagian (75%) ibu hamil
III akan mengalami kram otot terutama yang tidak pernah melakukan senam hamil
pada bagian punggung yang bersifat siklik mengalami nyeri punggung dan seluruh
yang disebabkan karena menahan beban (100%) ibu hamil yang sering melakukan
yang semakin meningkat beratnya dari senam hamil tidak mengalami nyeri
bertambahnya berat badan janin dan berat punggung. Hasil pengujian statistic
tubuh ibu hamil, yang semakin meningkat diperoleh nilai r = 0,544 dan p = 0,001 (p <
sehingga terjadi kelelahan otot, maka 0,05) artinya terdapat hubungan yang
diperlukan exercise/latihan untuk signifikan antara senam hamil dengan nyeri
menghilangkan nyeri punggung tersebut. punggung. Dengan demikian ibu hamil
Peningkatan elastisitas otot pada punggung yang melakukan senam hamil secara

| 301
terarturmaka semakin kecil kemungkinan maka akan memperbaiki postur dan
mengalami keluhan nyeri punggung. menurunkan nyeri. Gerakan berulang dan
b. Analisi Bivariat kekuatan/stabilitas otot akan
Perbedaan intensitas nyeri punggung menghilangkan stres mekanik dan cedera
pada ibu hamil TM III sebelum dan otot (Levine et al., 2007). Hal ini senada
sesudah dilakukan senam pilates di dengan penelitian yang dilakukan oleh
BPM Fadjriyah Astuti AM.Keb Desa Curnow et al. (2009) bahwa latihan pilates
Samirono Getasan sebagai berikut. menguatkan core muscle, meningkatkan
Tabel 3. Perbedaan intensitas nyeri fleksibilitas, memperbaiki postur dan
punggung pada ibu hamil TM III sebelum keseimbangan tubuh. Pada nyeri punggung
dan sesudah dilakukan senam pilates di bawah kronik, latihan pilates dering
BPM Fadjriyah Astuti AM.Keb Desa dipromosikan sebagai dasar untuk
Samirono Getasan memperbaiki pain level, fleksibilitas,
Variabel Mean t p-value propriodeptif, dan persepsi dari kesehatan
Intensitas nyeri 4,76 6,19 0,000 umum yang positif olh Gladwell et al.
punggung
(2006) dan Jhonson et al (2007).
sebelum senam
pilates 3,35 Hasil penelitian Amelia (2015) tentang
senam pilates yang dilakukan terhadap 30
Intensitas nyeri responden yang mengalami nyeri,
punggung
sesudah senam didapatkan hasil ada pengaruh pemberian
pilates pilates exercise terhadap penurunan nyeri
menstruasi dysmenorrhea primer pada
remaja usia 18-21 tahun. Pilates merupakan
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa metode pelatihan yang memberikan
hasil uji statistik dengan uji dependent t test manfaat pada tubuh baik secara fisik
didapatkan nilai p 0,000< p 0,05 dan t maupun psikologis (Polyakov, 2003).
hitung 6,19 > t table 1,73 berarti ada Gabungan latihan pilates ini akan
perbedaan secara bermakna terhadap memperkuat postur dan batang tubuh anda
intensitas nyeri punggung pada ibu hamil secara keseluruhan. Meningkatkan
TM III sebelum dan sesudah dilakukan kekuatan, kestabilan, sekaligus
senam pilates di BPM Fadjriyah Astuti kekencangan tubuh. Otot-otot tubuh bagian
AM.Keb Desa Samirono Getasan. lentur (termasuk perut dan punggung) akan
Latihan pilates dalam menurunkan nyeri lentur. Otot akan lebihpanjang, meramping
adalah dengan memberikan stimulasi dan kencang. Umumnya latihan ini juga
aktivasi golgi tendon organ. Aktiviasi ini akan memberi manfaat relaksasi bagi tubuh
menginhibisi system spinal, termasuk dan pikiran.
menstimulasi reseptor pada persendian
yaitu mobilitas dan artikulasi spine bersama KESIMPULAN
dengan pengembangan dari (deep and a. Intensitas nyeri punggung pada ibu
superficial) abdominal muscle endurance, hamil trimester III sebelum
sehingga dengan daya tahan otot yang baik dilaksanakan senam pilates rata-rata

302 |
4,76 dengan nilai minimum 2 dan (Master of Osteopathy), Unitec
maksimum 8. Institute of Technology, USA.
b. Intensitas nyeri punggung pada ibu Dawson (2003), A Contemporrary
hamil trimester III sesudah dilaksanakan Approach to pain dysmennorhea in
senam pilates rata – rata 3,35 dengan adolescents Pediatric drugs, 4(12),
nilai minimum 0 dan maksimum 7. 797-805.
c. Terdapat perbedaan secara bermakna Dharma, K.K. (2011). Metodologi
terhadap intensitas nyeri punggung pada Penelitian keperawatan: Panduan
ibu hamil TM III sebelum dan sesudah Melaksanakan dan menerapkan
dilakukan senam pilates dengan p-value hasil penelitian. Jakarta: Trans info
0,000<0,05 dan t hitung 6,19 > t table Media.
1,73. Irianti, dkk. (2014). Asuhan Kehamilan
Berbasis Bukti: Paradigma baru
REFERENSI dalam asuhan kebidanan. Jakarta:
Amellia, Marinda. (2015). Pengaruh Sagung Seto.
Pemberian Pilates Exercise Jham, Ferreira DLM, Carcalho SMR,
Terhadap Penurunan Nyeri Martins As, Andrade RR, Silvia
Menstruasi Primer Pada Remaja MMA. (2008). Pain Intensity and
Usia 18-21 Tahun. (Sarjana), Postoperative Functional
Universitas Muhamadiyah Assesment After Heart Surgery.
Surakarta, Surakarta. Broz J Cardivasc Surg: 21: 393-402
Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Mochtar, Rustam. (2008). Sinopsis obstetri:
Penelitian: Suatu Pendekatan obstetri operatif, obstetri sosial.
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: EGC.
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Perry, S.E., Hockenberry, M.J.,
Buku Ajar Keperawatan Lowdermilk, D.L., & Wilson, D. .
Maternitas/ Maternity Nursing (M. (2010). Maternity Child Nursing
Wijayanti & P. I. Anugerah, Care (Vol. Vol 1). Missouri:
Trans.). Jakarta: EGC. Mosby Elsevier.
Cherie, & Wells, C. (2014). Defining Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu
pilates exercise: A Systematic Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
review. Complementary Therapies Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
in Medicine. proquest. doi: Richardson dan Jull, 1995,.2012. The
http://search.proquest.com/docview Benefits of Pilates. Diakses pada 18
/1036 Oktober 2014 dari
80339/7C783B1548304D42PQ/1?a http://www.webmd.com/fitnes-
c countid=34598 exercise/features/the-benefits-
Curnow, O'Brien. (2009). Pilates Can ofpilates
Decrease Chronic Low Back Pain Rukiyah. (2009). Asuhan Kebidanan I
and Related Functional Disability. (Kehamilan). Jakarta: Trans Info
Media.

| 303
Saryono. (2010). Metodologi penelitian Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan
kesehatan. Yogyakarta: Graha Kebidanan (Edisi 4 ed.). Jakarta:
Ilmu. EGC.

304 |
MANFAAT PRENATAL YOGA TERHADAP PROSES PERSALINAN

Kadek Wedari Negari, Ninik Christiani


Program Studi D4 Kebidanan1, Program Studi DIII2 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Ngudi Waluyo
Email : kadekwedari@yahoo.com
Email : anni_smg@yahoo.com

ABSTRAK
Persalinan merupakan hal yang paling dinantikan sekaligus merupakan bayangan yang
menakutkan untuk ibu khususnya pada ibu primigravida yang menyebabkan rasa nyeri
yang dialami saat proses persalinan juga lebih lama sehingga risiko mengalami
keletihan akan lebih besar yang berakibat pada respon emosi berupa cemas, tegang,
takut bahkan panik. Untuk itu perlu dilakukan prenatal care pada ibu hamil yang
berjuan untuk persalinan yang fisiologis dengan ibu dan anak yang sehat, keadaan ini
dapat dicapai dengan bantuan wanita hamil itu sendiri yang merupakan ketenangan
dan relaksasi tubuh yang sempurna. Intervensi yang dapat dilakukan oleh ibu selama
kehamilan adalah dengan mengikuti latihan fisik seperti prenatal yoga. Prenatal yoga
merupakan olah raga atau latihan fisik yang berfungsi untuk mempersiapkan
persalinan karena teknik latihannya menitikberatkan pada kelenturan otot jalan lahir,
teknik pernapasan, relaksasi, dan ketenangan pikiran ibu selama mengahadapi proses
persalinan. Tujuan dari literature review ini membahas manfaat prenatal yoga
terhadap prose persalinan. Hasil dari literature review ini adalah manfaat prenatal
yoga terhadap proses persalinan yaitu kesiapan fisik dan psikologi pada ibu hamil,
mengurangi rasa cemas selama proses persalinan, mengurangi nyeri saat persalinan,
mempercepat persalinan kala I, mempercepat persalinan kala II, dan membuat
persalinan normal tanpa komplikasi.

| 305
PENDAHULUAN sendiri yang merupakan ketenangan dan
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan relaksasi tubuh yang sempurna (Setyorini
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dkk, 2007). Beberapa diantaranya adalah
disebabkan oleh adanya perdarahan, berupa latihan-latihan fisik yang dapat
eklamsia, aborsi tidak aman (unsafe dijalankan sebelum, selama, dan setelah
abortion), partus lama dan infeksi (Sadli, kehamilan. Latihan fisik yang dapat
2010). Partus lama disebabkan oleh lima dilakukan seperti prenatal yoga. Prenatal
macam faktor (kelainan 5P) yaitu : power yoga merupakan olah raga atau latihan fisik
(kekuatan yang mendorong janin keluar), yang berfungsi untuk mempersiapkan
passenger (kelainan janin itu sendiri), persalinan karena teknik latihannya
passage (kelainan ukuran maupun bentuk menitikberatkan pada kelenturan otot jalan
panggul/jalan lahir), psikologis ibu bersalin lahir, teknik pernapasan, relaksasi, dan
dan penolong persalinan (Marta adisoebrata ketenangan pikiran ibu selama
dkk, 2013). Partus lama merupakan salah mengahadapi proses persalinan.
satu penyebab kematian ibu. Partus lama
rata-rata di dunia menyebabkan kematian METODE PENELITIAN
ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar Metode penelitian yang digunakan pada
9%. Partus lama dapat dipengaruhi oleh penelitian ini adalah literature review yang
kondisi psikologis ibu yang meliputi membahas tentang manfaat prenatal yoga
persepsi ibu pada rasa nyeri pada saat dalam proses persalinan. Sumber untuk
persalinan. Nyeri persalinan dapat melakukan tinjauan ini meliputi studi
menimbulkan stress yang menyebabkan pencarian jurnal pada google scholar dalam
pelepasan hormone yang berlebihan seperti bentuk jurnal penelitian 5 artikel yang
ketokolamin dan steroid. Lamanya diteliti pada 2011 sampai 2015. Jurnal
persalinan ini juga menyebabkan rasa nyeri seluruhnya dilakukan penelitian di
yang dialami juga lebih lama sehingga Indonesia. Tipe penelitian dalam jurnal
risiko mengalami keletihan akan lebih besar meliputi analitik korelatif, quasi
yang berakibat pada respon emosi berupa experiment, dan deskriptif korelatif yang
cemas, tegang, takut bahkan panik. membahas tentang manfaat prenatal yoga
Prenatal care merupakan hal yang sangat dalam proses persalinan. Penulisan artikel
baik untuk mengatasi masalah-masalah ilmiah ini menggunakan penulisan daftar
selama kehamilan. Salah satu tujuannya pustaka dengan system Harvard.
adalah persalinan yang fisiologis dengan
ibu dan anak yang sehat. Persalinan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
alami dan lancar ini dapat dicapai jika 1. Hasil
uterus berkontraksi dengan baik, ritmis dan Pencarian jurnal dilakukan pada
kuat dengan segmen bawah rahim, serviks, pangkalan data (data base) dengan
dan oto-totot dasar panggul dalam keadaan menggunakan kata kunci yaitu : prenatal
relaksasi, sehingga bayi dengan mudah yoga dan proses persalinan. Artikel yang
melewati jalan lahir. Keadaan ini dapat ditemukan dan memenuhi kriteria
dicapai dengan bantuan wanita hamil itu sebanyak 5 artikel.

306 |
Tabel 1.1 Ekstraksi Data Penelitian
JUDUL METODE
NO HASIL
PENELITIAN PENELITIAN
1 Perbandingan Quasi experiment Ada perbedaan signifikan pada fase aktif dan
Kelancaran Jalannya dengan pendekatan fase pertama dari persalinan (p = 0.00) dan
Persalinan Antara Ibu case control. kondisi perineum (p = 0.00). tahap kedua
Hamil yang persalinan tidak berbeda antara kelompok
Mendapatkan Latihan latihan dan kelompok yoga (p = 0,19).
Yoga dengan Ibu Hamil Kondisi bayi baru lahir antara kelompok
yang Mendadapatkan latihan dengan kelompok yoga telah berbeda
Pelatihan Senam Hamil secara signifikan (p = 0.018). pelatihan yoga
memberikan efek yang baik pada tahap
Suindri (2010) pertama selama perkembangan kondisi
perineum, dan kondisi bayi yang baru lahir
Pengaruh Senam Yoga Studi kohort Hasil uji statistic chi square yang
Selama Kehamilan retrospektif menunjukkan hasil yang signifikan
Terhadap Kesiapan Fisik (p=0,014). Hasil penelitian dapat
Dan Psikologi Dalam memperkuat asuhan keperawatan ibu hamil.
Menghadapi Persalinan Rekomendasi penelitian terkait manfaat
Pada Ibu Trimester Iii Di senam hamil yoga dalam kehamilan. Dengan
Rumah Sakit Ibu Dan melakukan senam yoga ibu akan semakin
Anak Limijati Bandung. siap secara fisik dan psikologis dalam
menghadapi persalinan karena yoga dapat
Eli Rusmita (2011) meningkatkan ketenangan diri.

3. Efektivias Latihan Yoga Quasi experiment Hasil penelitian bahwa latihan yoga prenatal
Prenatal dalam membantu menurunkan kecemasan terkait
menurunkan kecemasan proses menghadapi persalinan, menambah
pada ibu primigravida keyakinan diri untuk menghadapi persalinan,
trimester III. serta mengurangi keluhan fisik.

Lestari Fauziah dkk


(2015)
4. Hubungan Antara Yoga Analitik korelatif Dari Uji Chi Square di dapatkan P- value
Prenatal Dengan Proses dengan pendekatan 0,003 < a (0,05) menunjukanada hubungan
Persalinan Pada Ibu Cross Sectional. antara yoga prenatal dengan proses
Bersalin Di BPM Harti persalinan di BPM Harti Mustaqim
Mustaqim Sumowono Sumowono.
Kabupaten Semarang
Tahun 2014

Dian Sarwendah (2015)


5. Hubungan Seban Yoga Deskriptif korelatif Hasil analisis sperman rho diperoleh p-value
Ibu Hamil Dengan Lama dengan pendekatan 0,0001 bersrti senam yoga memiliki korelasi
Persalinan Kala II Pada Cross Sectional. yang kuat dengan lama persalinan kala II
Ibu Bersalin dengan arah kolerasi negative dimana
Primigravida Di BPS semakin banyak melakukan senam yoga
Prita Yusita Salatiga semakin singkat waktu persalinan kala II.
Periode Tahun 2011-
2012

Dewi Agustiana (2013)

| 307
2. Pembahasan hamil yang telah lebih dari dua kali
a. Kesiapan Fisik kehamilan. Pada masa ini memerlukan
Pada saat kehamilan seorang ibu hamil perhatian yang lebih, dalam menjaga
mengalami banyak perubahan baik dan meningkatkan kesehatannya akibat
fisik maupun psikologis, perasaan adanya perubahan-perubahan fisik dan
ketidaknyamanan, perasaan mual, psikologis yang terjadi. Gangguan
muntah, letih dan adanya penurunan psikologis pada ibu hamil juga dapat
keinginan seksual (Bobak, Jensen & berpengaruh buruk terhadap
Lowdermilk, 2005). Salah satu perkembangan janin. Gangguan
intervensi yang dapat dilakukan yaitu psikologis tersebut dapat
dengan mengikuti kelas antenatal meningkatkan resiko terjadinya
seperti prenatal yoga. komplikasi dalam persalinan sehingga
Pada penelitian yang dilakukan oleh diperlukan pencegahan dengan
Eli Rusmita (2011) bahwa latihan beberapa metode untuk meringankan
senam hamil yoga dapat meningkatkan dan mempersiapkan ibu dalam
kesejahteraan ibu dan janin sehingga menjaga kehamilan dan proses
dapat meningkatkan kesiapan baik persalinan salah satunya dengan
fisik maupun psikologis ibu dalam melakukan latihan fisik seperti yoga
menghadapi persalinan. Penelitian ini selama kehamilan.
sependapat pula dengan teori yang Bila dicermati lebih lanjut, sebenarnya
dikemukanan oleh Winddowson dalam gerakan senam hamil yoga
(2004), latihan fisik yoga pada terkandung efek relaksasi yang dapat
trimester III dengan gerakan tertentu menstabilkan emosi ibu hamil. Sebab
dapat membantu meringankan nyeri gerakan senam hamil yoga
punggung, membantu untuk memfokuskan perhatian pada ritme
meringankan bengkak pada nafas, mengutamakan kenyamanan
pergelangan kaki, mengurangi stretch serta keamanan dalam berlatih
marks, meningkatkan kekuatan sehingga memberikan banyak manfaat
konsentrasi, meningkatkan daya ingat, (Krisnandi, 2010).
mengatasi gangguan mata, c. Mengurangi Kecemasan
menghilangkan insomnia, Pada umumnya wanita yang sedang
meringankan pikiran dari hamil takut menghadapi proses
permasalahan dan emosi yang persalinan karena rasa sakit yang
terpendam yang merupakan menimbulkan rasa takut dan cemas.
permasalahan yang sering timbul pada Hal ini dapat menimbulkan
trimester III kehamilan. ketegangan jiwa dan fisik yang akan
b. Kesiapan Psikologi mengakibatkan kakunya otot-otot dan
Pada ibu hamil trimester III tersebut persendian yang tidak wajar. Stres atau
lebih banyak ibu yang melakukan kecemasan tersebut terkait dengan
senam hamil yoga pada kehamilan berbagai hasil kehamilan, rasa sakit
pertama dibandingkan dengan ibu dan keluhan somatik lain yang sering

308 |
terjadi dengan gangguan mood pada mengalami proses persalinan spontan
ibu hamil (Bobak 2005 dalam Eli lebih berpeluang terjadi pada ibu yang
Rusmita 2011). Yoga adalah sejenis melakukan yoga prenatal secara teratur
olah tubuh, pikiran dan mental yang dibandingka ibu yang melakukan yoga
sangat membantu ibu hamil prenatal secara tidak teratur.
melenturkan persendian dan Hal ini juga sesuai dengan teori yang
menenangkan pikiran terutama dalam dikemukakan oleh Wiadnyana (2008)
trimester III. yang mengatakan bahwa wanita hamil
Pada penelitian yang dilakukan oleh yang melakukan yoga secara rutin
Lestari Fauziah (2015) menunjukan akan memperoleh keuntungan yaitu
bahwa latihan prenatal yoga memperlancar proses persalinan,
membantu menurunkan kecemasan mengurangi tindakan section caesarea,
terkait persalinan, menambah dan mengurangi terjadinya gawat janin
keyakinan akan kemampuan diri untuk pada waktu persalinan.
mengahadapi persalinan, serta e. Mempercepat Persalinan Kala II
mengurangi keluhan fisik. Selain itu Kala II merupakantahap yang
dalam suatu hasil penelitian membutuhkan energy yang besar
menunjukkan bahwa yoga dan dalam suatu persalinan. Saat kala II
meditasi dapat mengurangi stress keseimbangan factor 5 P sanat
psikologis dan cedera fisik selama dibutuhkan karena membantu dalam
masa kehamilan dan persalinan, menciptakan persalinan yang berjalan
termasuk kecemasan dan rasa sakit lancer, gangguan pada factor P dapat
(Rosenzweig, et al. 2003; Williams, et menyebabkan ibu mengalami kesulitan
al. 2001; Michalsen, 2005; Woolery, et pada proses persalinan. Untuk
al. 2004; Williams, et al. 2005 dalam mencegah resiko terjadinya komplikasi
Amy, et al. 2009; Susan, Justine, and pada persalinan khususnya kala II
David, 2008 dalam Eli Rusmita maka upaya yang dapat dilakukan
(2011)). untuk menghindari komplikasi selama
d. Persalinan Normal tanpa Komplikasi persalinan juga harus dipersiapkan
Secara teori Proses persalinan selama proses kehamilan, salah satu
dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu power, upaya menjalani proses persalinan
passage, passage, psikis, dan secara normal yaitu dengan mengikuti
penolong. Apabila salah satu dari lima prenatal yoga.
fakor tersebut mengalami kelainan, Hasil penelitian yang dilakukan pada
misalnya keadaan yang menyebabkan Dewi Agustiana (2013) mengatakan
kekuatan his tidak adekuat, kelaianan bahwa prenatal yoga memiliki
pada bayi atau kelaianan jalan lahir korealasi yang kuat dengn lama proses
maka persalinan tidak dapat berjalan persalinan kala II. Dimana dengan
secara normal. Berdasarkan hail melakukan prenatal yoga otot-otot
penelitian yang dilakukan oleh dian dinding perut, diafragma, otot-otot
sarwendah (2015) bahwa ibu yang dasar panggul, otot-otot persendian

| 309
dan otot perineum ibu menjadi Lailiyana. 2011. Buku Ajar Asuhan
semakin kuat dan elastis. Selain itu Kebidanan Persalinan. Jakarta :
dengan melakukan prenatal yoga juga EGC.
akan mempengaruhi ketegangan ibu Lestari Fauziah dkk (2015). Efektivias
karena ibu telah terbiasa untuk dapat Latihan Yoga Prenatal dalam
berkonsentrasi secara penuh dan menurunkan kecemasan pada ibu
mendapatkan ketenangan saat prenatal primigravida trimester III.
yoga, sehingga saat persalinan ibu juga Available at :
akan merasakan tenang dan nyaman repository.unpad.ac.id Diaskes
(Lailyana, dkk, 2011). pada 10 Maret 2017.
Rusmita, Eli (2011). Pengaruh Senam Yoga
KESIMPULAN Selama Kehamilan Terhadap
Berdasarkan 5 artikel ilmiah yang telah Kesiapan Fisik Dan Psikologi
dianalisa, terdapat beberapa manfaat Dalam Menghadapi Persalinan
prenatal yoga pada proses persalinan yaitu Pada Ibu Trimester III Di Rumah
sebagai berikut : Sakit Ibu Dan Anak Limijati
1. Kesiapan fisik ibu hamil dalam Bandung. Available at :
mempersiapkan persalinan ejounal.bsi.ac.id Diaskes Pada 9
2. Kesiapan psikologis ibu hamil dalam Maret 2017.
mempersiapkan persalinan Sarwendah, Dian (2015). Hubungan Antara
3. Mengurangi kecemasan Yoga Prenatal Dengan Proses
4. Mempersiapkan persalinan normal tanpa Persalinan Pada Ibu Bersalin Di
komplikasi BPM Harti Mustaqim Sumowono
5. Mempercepat persalinan kala II Kabupaten Semarang Tahun 2014.
Available at : perpusnwu.web.id
REFRENSI Diaskses pada 10 Maret 2017.
Agustiana, Dewi (2013). Hubungan Seban Suindri. 2010. Perbandingan Kelancaran
Yoga Ibu Hamil Dengan Jalannya Persalinan Antara Ibu
LamaPersalinan Kala II Pada Ibu Hamil yang Mendapatkan Latihan
Bersalin Primigravida Di BPS Yoga dengan Ibu Hamil yang
Prita Yusita Salatiga Periode Mendapatkan Pelatihan Senam
Tahun 2011-2012. Available at : Hamil. Available at Http://
perpusnwu.web.id Diakses pada 10 perpustakaan. litbang.depkes. go.id.
Maret 2017. Diaskes pada 10 Maret 2017.

310 |
PERBEDAAN USIA PRODUKTIF DAN USIA NON PRODUKTIF
TERHADAP KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI RSUD
AMBARAWA

Nur Diana Shofiyati1), Widayati2), Risma Aliviani Putri3)


1) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email : Nurdiana.shofi@yahoo.com
2) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email : widayati@nwu.ac.id
3) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email :

ABSTRAK
Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum minggu ke 20 atau pengeluaran hasil
konsepsi dengan berat <500 gram. Usia adalah salah satu penyebab terjadinya abortus.
AKI di provinsi Jawa Tengah tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan tahun 2011 yaitu sebesar 116,34/100.000 KH. Tujuan penelitian untuk
mengetahui perbedaan usia produktif dan usia non produktif terhadap kejadian abortus
pada ibu hamil di ruang bougenville RSUD Ambarawa. Penelitian ini menggunakan
survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang jenis datanya berupa data
sekunder. Populasinya 216 ibu hamil yang dirawat di ruang Bougenville RSUD
Ambarawa umur kehamilan <20 minggu tahun 2014. Sampelnya sebanyak 104 orang
yang terdiri dari 52 usia produktif dan 52 usia non produktif yang dirawat di ruang
bougenville umur kehamilan <20 minggu. Teknik samplingnya random alokasi sama.
Alat ukurnya lembar rekap data yang dianalisis menggunakan uji t-test independent.
Hasil penelitian diperoleh bahwa kejadian abortus pada ibu usia non produktif sebesar
82,7% dan pada ibu usia produktif sebesar 59,6%. Uji statistik menggunakan t-test
independen dengan nilai p 0,009<(0,05). Kejadian abortus banyak terjadi pada usia
non produktif bila dibandingkan dengan usia produktif. RSUD Ambarawa diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai kejadian abortus dan memberikan data
penyebab yang mempunyai hubungan kuat dengan kejadan abortus pada ibu hamil.

Kata Kunci: Usia produktif, Usia non produktif, Abortus

| 311
PENDAHULUAN usia produktif 20-34 tahun sebesar 66,67%,
Millennium Development Goal’s kemudian pada kelompok umur >35 tahun
(MDG’s) atau dalam bahasa Indonesia di sebesar 26,67%, pada kelompok umur <20
terjemahkan menjadi tujuan pengembangan tahun sebesar 6,37%. Jumlah kematian ibu
Millennium adalah sebuah paradigma di Kabupaten Semarang tahun 2012 ada 11
pembangunan global. Semua negara yang orang (profil Kesehatan Provinsi Jawa
hadir dalam pertemuan tersebut termasuk Tengah tahun 2012) . Penyebab langsung
Indonesia berkomitmen untuk kematian pada ibu terkait dengan
mengintegrasikan MDG’s sebagai bagian kehamilan dan persalinan adalah
dari program pembangunan nasional. perdarahan, adapun beberapa penyebab
Secara umum, kesehatan di Indonesia yang lain yaitu eklamsia, infeksi, partus
mengalami perbaikan status yaitu upaya lama dan abortus. Masalah abortus
Indonesia untuk mewujudkan MDG’s yang merupakan salah satu penyebab perdarahan
ke-5. Hasil Survei Demografi dan yang terjadi pada kehamilan trimester
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat
mencatat AKI sebanyak 359 per 100.000 menyebabkan berakhirnya kehamilan
kelahiran hidup, angka ini melonjak tinggi (Wiknjosastro, 2005).
dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 Abortus adalah pengeluaran hasil
yang hanya 228 per 100.000 kelahiran pembuahan (konsepsi) dengan berat badan
hidup. Beberapa faktor penyebab langsung janin < 500 gram atau kehamilan kurang
kematian ibu adalah : perdarahan, dari 20 minggu. Bentuk kejadian abortus
eklampsi/preeklampsi, abortus, Infeksi, dibedakan menjadi 2, yaitu abortus spontan
partus lama/persalinan macet, penyebab dan abortus buatan. Abortus spontan yaitu
lain. Faktor yang tidak langsung abortus yang terjadi tanpa intervensi dari
menyebabkan kematian ibu karena faktor luar dan berlangsung tanpa sebab yang
terlambat dan terlalu. Ini semua terkait jelas. Abortus buatan adalah tindakan
dengan faktor akses, sosial budaya, abortus yang sengaja dilakukan untuk
pendidikan, dan ekonomi (Depkes, 2012). menghilangkan kehamilan (Nugroho, 2012
AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun hal 72). Beberapa faktor yang
2012 berdasarkan laporan dari menyebabkan terjadinya abortus yaitu
kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 faktor janin, faktor ibu, faktor imunologis
KH, mengalami peningkatan bila dan faktor ayah, dimana masing-masing
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 faktor mempunyai masalah-masalah
sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. tersendiri yang dapat menyebabkan abortus.
Penyebab AKI di Indonesia berdasarkan Faktor usia ibu saat hamil dan jumlah
kejadiannya yaitu sebesar 57,93% kematian kehamilan (paritas) ikut berkontribusi
maternal terjadi pada waktu nifas, pada dalam penyebab kejadian abortus.
waktu hamil sebesar 24,74% dan pada Frekuensi abortus yang secara klinis
waktu persalinan sebesar 17,33%. terdeteksi meningkat dari 12% pada wanita
Berdasarkan kelompok umur, kejadian berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26%
kematian maternal terbanyak adalah pada pada mereka yang usianya lebih dari 40

312 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper


tahun (Rukiyah, 2010 hal 136-140). Usia sebesar 32 orang (66,6%), dan pada
juga dapat mempengaruhi kejadian abortus kelompok ibu hamil yang berusia >35
karena pada usia kurang dari 20 tahun tahun sebesar 9 orang (18,7%).
belum matangnya alat reproduksi untuk
hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan METODE PENELITIAN
ibu maupun pertumbuhan dan Penelitian ini termasuk jenis survey
perkembangan janin, sedangkan abortus analitik dengan pendekatan cross sectional
yang terjadi pada usia lebih dari 35 tahun yang dilakukan di ruang Bougenville
disebabkan berkurangnya fungsi alat RSUD Ambarawa pada bulan Juli 2015.
reproduksi, kelainan pada kromosom, dan Populasi dalam penelitian ini adalah
penyakit kronis. Hasil penelitian dari Sitti seluruh ibu hamil yang dirawat di ruang
Maemunah (2013) di RSIA Siti Fatimah Bougenville RSUD Ambarawa tahun 2014
Makassar berdasarkan umur ibu terdapat yang umur kehamilannya kurang dari 20
122 responden (61.9%) berada pada umur minggu pada bulan Januari-Desember 2014
yang beresiko untuk terjadinya abortus sejumlah 216 orang. Teknik sampling
yaitu usia <20 tahun dan >35 tahun, dengan menggunakan random alokasi
sedangkan 75 responden (38.1%) tidak sama, yaitu sampel diambil secara acak dari
beresiko yang berada pada rentang umur tiap golongan dan disamakan kedua
20-35 tahun. Hasil penelitian dari Marhaeni jumlahnya masing-masing sejumlah 52 ibu
Syarifuddin (2012) di RSIA Siti Fatimah hamil. Data sekunder dari penelitian ini
Makassar periode Januari-Maret 2012 berupa data Ibu hamil yang dirawat di
berdasarkan umur penderita paling banyak ruang Bougenville RSUD Ambarawa
ditemukan pada kategori umur 20–35 tahun Januari-Desember 2014 yang umur
pada kasus abortus sebanyak 23 kasus kehamilannya kurang dari 20 minggu.
(56,1%), sedangkan pada usia umur <20 Instrumen yang digunakan adalah data
tahun dan >35 tahun yaitu sebanyak 14 dalam penelitian ini berupa lembar rekap
kasus (34,2%). Berdasarkan studi data semua ibu hamil yang dirawat di ruang
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Bougenville RSUD Ambarawa umur
RSUD Ambarwa pada periode Oktober- kehamilan kurang dari 20 minggu.Variabel
Desember tahun 2014 memperoleh data independennya adalah usia produktif dan
abortus di RSUD Ambarawa terdapat usia non produktif, sedangkan variabel
sekitar 48 kasus kejadian abortus, dimana dependennya adalah kejadian abortus.
ibu hamil yang berusia <20 tahun sebesar 7 Analisnya menggunakan uji t-Test
orang (14,5%), usia produktif 20-35 tahun independen yang diolah secara SPSS.

| 313
Tabel 1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
Usia Usia produktif adalah usia Lembar Data diperoleh Usia 20-25 Nominal
produktif yang aman untuk terjadi rekap dengan melihat tahun
kehamilan dan persalinan data dan mencatat
(20-35 tahun) catatan medis
pasien pada
kolom usia di
RSUD
Ambarawa.
Usia non Usia non produktif adalah Lembar Data diperoleh Usia <20 Nominal
produktif usia yang beresiko tinggi rekap dengan melihat tahun dan >35
untuk terjadinya kehamilan data dan mencatat tahun
dan persalinan (<20 tahun catatan medis
dan >35 tahun) pasien pada
kolom usia di
RSUD
Ambarawa.
Abortus Abortus adalah ancaman atau Lembar Data diperoleh Abortus Ordinal
pengeluaran hasil konsepsi rekap dengan melihat
pada usia kehamilan kurang data dan mencatat Tidak
dari 20 minggu. catatan medis Abortus
pasien di RSUD
Ambarawa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian Abortus pada Ibu Usia
Berdasarkan Kejadian Abortus Non Produktif (<20 tahun dan
pada Ibu Usia Produktif (20-35 >35 tahun)
tahun) di Ruang Bougenville Kejadian Abortus Frekuensi Persentase
RSUD Ambarawa (%)
Ya 43 82,7
Kejadian Frekuensi Persentase
Tidak 9 17,3
Abortus (%)
Jumlah 52 100,0
Ya 31 59,6
Tidak 21 40,4 Berdasarkan tabel di atas dapat
Jumlah 52 100,0 diketahui bahwa dari 52 ibu berusia non
Berdasarkan tabel di atas dapat produktif (< 20 tahun dan > 35 tahun) di
diketahui bahwa dari 52 ibu berusia Ruang Bougenville RSUD Ambarawa,
produktif (20-35 tahun) di Ruang sebagian besar mengalami kejadian abortus
Bougenville RSUD Ambarawa, sebagian sejumlah 43 orang (82,7%), sedangkan
besar mengalami kejadian abortus sejumlah yang tidak mengalami abortus hanya 9
31 orang (59,6%), sedangkan yang tidak orang (17,3%).
mengalami abortus sejumlah 21 orang
(40,4%).

314 |
Tabel 4 Perbedaan Usia Produktif dan tinggi terjadi kasus abortus bila terjadi
Usia Non Produktif Terhadap kehamilan. Adapun faktor lain yang dapat
Kejadian Abortus pada Ibu menyebabkan terjadinya abortus pada umur
Hamil di Ruang Bougenville 20-35 tahun misalnya karena faktor
RSUD Ambarawa Kabupaten psikologi, dibuktikan bahwa ada hubungan
Semarang antara abortus yang berulang dengan
Variabel Usia N Mean Standar p- keadaan mental akan tetapi belum dapat
Defiasi value dijelaskan sebabnya.
Kejadian Non 52 1,17 0,382 0,009
Menurut penelitian oleh Stein dan
Abortus Produktif
Couthors (dalam Darmayanti, 2009) yang
Produktif 52 1,40 0,495
Berdasarkan tabel di atas dapat menemukan bahwa abortus spontan akan
diketahui bahwa rata-rata kejadian abortus tetap terjadi pada umur pertengahan 30
pada ibu hamil usia non produktif sebesar tahun. Hal ini diperkuat oleh Rukiyah
1,17, sedangkan rata-rata kejadian abortus (2010) yang menyatakan bahwa penyebab
pada ibu hamil usia produktif sebesar 1,40. keguguran kebanyakan tidak diketahui
Berdasarkan uji t-test independen tetapi dapat terjadi karena beberapa faktor
menunjukkan bahwa nilai p=0,009. Terlihat diantaranya faktor janin, faktor ibu, dan
bahwa p-value 0,009 <α (0,05), maka faktor bapak. Faktor ibu saja terdapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang beberapa faktor yang dapat menyebabkan
signifikan kejadian abortus pada ibu hamil abortus antara lain kekebalan (imunologi,
usia non produktif dan usia produktif di abnormalitas struktur saluran genetalia,
ruang bougenville RSUD Ambarawa infeksi, kelainan endokrin, faktor
Kabupaten Semarang. lingkungan, faktor nutrisi dan faktor
psikologis. Beberapa faktor inilah yang
PEMBAHASAN diduga menyebabkan tingginya kejadian
Kejadian abortus pada ibu usia abortus diusia 20-35 tahun. Faktor
produktif (20-35 tahun) kekebalan (imunologi): terdapat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel antibodikardiolipid yang mengakibatkan
1 dapat diketahui bahwa dari 52 ibu berusia pembekuan darah dibelakang ari-ari
produktif (20-35 tahun) di ruang sehingga mengakibatkan kematian janin
bougenville RSUD Ambarawa, sebagian karena kurangnya aliran darah dari ari-ari
besar mengalami kejadian abortus sejumlah tersebut. Faktor imunologis yang telah
31 orang (59,6%), sedangkan yang tidak terbukti secara signifikan dapat
mengalami abortus sejumlah 21 orang menyebabkan abortus spontan yang
(40,4%). Hal ini terjadi karena pada umur berulang antara lain : antibodyantinuclear,
20-35 tahun adanya perubahan fungsi antikoagulan lupus dan antibodi
hormonal, khususnya pada umur 30-34 cardiolipid. Incompatibilitas golongan
tahun respon imun ibu mulai menurun dan darah A, B, O, dengan reaksi antigen
memudahkan terjadinya infeksi dan antibodi dapat menyebabkan abortus
penyakit lain sehingga sangat beresiko berulang, karena pelepasan histamin

| 315
mengakibatkan vasodilatasi dan : adanya metabolic toksik, endotoksin,
peningkatan fragilitas kapiler. eksotoksin, berdampak langsung pada janin
Abnormalitas struktur saluran genetalia atau unit fetoplasenta, infeksi jain yang
atau faktor anatomi kongenital dilaporkan berakibat kematian janin atau cacat berat
timbul pada 10-15% wanita dengan abortus sehingga janin sulit bertahan hidup, infeksi
spontan. Kelainan kongenital ateri uterina plasenta berakibat insufisiensi plasenta dan
yang membahayakan aliran darah berlanjut pada kematian janin, infeksi
endometrium misalnya leiomioma dan kroiendometrium dari penyebaran kuman
endometrioses. Abnormalitas anatomi genetalia bawah bisa mengganggu proses
maternal yang dihubungkan dengan implantasi.
kejadian abortrus spontan yang berulang Faktor nutrisi, malnutrisi umum yang
termasuk inkompetensi serviks. Kongenital sangat berat diduga paling besar menjadi
dan defek uterus yang didapatkan predisposisi abortus, meskipun belum
(aquired). Malformasi kongenital termasuk ditemukan bukti yang menyatakan
fusi duktus mulleri inkomplit yang dapat defesiensi salah satu/semua nutrien dalam
menyebabkan uterus bikornus, unikornus, makanan merupakan suatu penyebab
atau uterus ganda. Defek uterus yang abortus yang penting. Menurut
aquired yang sering dihubungkan dengan Prawirohardjo 2009, perempuan dengan
kejadian abortus spontan berulang termasuk sikle cell anemia beresiko tinggi mengalami
perlengketan uterus atau sinekia dan abortus. Hal ini karena mikroinfark pada
leiomioma. Adanya kelainan anatomis ini plasenta. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dapat diketahui dari pemeriksaan penelitian dari Marhaeni Syarifuddin
ultrasonografi (USG), histerosalfingografi (2012) di RSIA Siti Fatimah Makassar
(HSG), histeroskopi dan laparoskopi. periode Januari-Maret 2012 berdasarkan
Faktor infeksi, termasuk infeksi yang umur penderita paling banyak ditemukan
diakibatkan oleh TORC (Toxoplasma, pada kategori umur 20–35 tahun pada kasus
Rubella, Cytomegaliviru) dan malaria. abortus sebanyak 23 kasus (56,1%),
Infeksi intra uterin sering dihubungkan sedangkan pada usia umur <20 tahun dan
dengan abortus spontan berulang. >35 tahun yaitu sebanyak 14 kasus
Organisme yang sering diduga sebagai (34,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian
penyebab antara lain Chlamydia, yang dilakukan oleh Mirna (2007) yang
Ureaplasma, Mycoplasma, mana abortus tertinggi terjadi pada
Cytomegalovirus, dan Toxoplasma gondii. kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 54
Infeksi aktif yang menyebabkan abortus kasus (49,3%), dan terendah pada
spontan berulang masih belum dapat kelompok umur <20 tahun atau >35 tahun
dibuktikan, untuk memastikan sebanyak 13 kasus (17,3%).
penyebabnya dapat dilakukan pemeriksaan
kultur yang bahayanya diambil dari cairan Kejadian abortus pada ibu usia non
pada servikal dan endometrial. Beberapa produktif (<20 tahun dan >35 tahun)
teori yang menerangkan peran infeksi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
terhadap resiko abortus, diantaranya adalah 2 dapat diketahui bahwa dari 52 ibu berusia

316 |
non produktif (<20 tahun dan >35 tahun) di abortus secara klinis bertambah 12% pada
ruang bougenville RSUD Ambarawa, wanita yang berumur <20 tahun dan
sebagian besar mengalami kejadian abortus menjadi 26% pada wanita berumur >40
sejumlah 43 orang (82,7%), sedangkan tahun dan sesuai juga dengan teori
yang tidak mengalami abortus sejumlah 9 Maryanti, Septikasari 2010 yang
orang (17,3%). Peneliti berasumsi bahwa, menyatakan bahwa perkawinan usia muda
apa yang terlihat dilapangan atau di Rumah <20 tahun dan perkawinan usia tua >35
Sakit Umum Daerah Ambarawa, secara tahun apabila terjadi kehamilan akan
umum kemungkinan terjadinya abortus bisa berdampak pada abortus/beresiko apabila
terjadi pada usia berapapun. Namun lebih terjadi kehamilan. Usia seorang wanita
beresiko tinggi pada umur <20 tahun dan pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu
>35 tahun, hal ini disebabkan karena pada muda dan tidak terlalu tua. Umur yang
umur <20 tahun dapat terjadi karena kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
berbagai faktor yaitu menikah pada usia tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan.
muda, kurangnya pengetahuan terhadap Kesiapan seorang perempuan untuk hamil
kesehatan reproduksi, faktor dari dalam diri harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan
misalnya kurang memahami swadarmanya ekonomi (Ruswana, 2006). Umur ibu
sebagai seorang wanita, faktor dari luar kurang dari 20 tahun rahim dan panggul
yaitu pergaulan bebas tanpa kendali, belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.
perkembangan teknologi media komunikasi Akibatnya apabila ibu hamil pada umur ini
yang semakin canggih sehingga mungkin mengalami persalinan lama atau
mempunyai kemungkinan untuk mengakses macet, karena ukuran kepala bayi lebih
hal-hal yang negatif, tidak menggunakan besar sehingga tidak dapat melewati
alat kontrasepsi, kegagalan alat kontrasepsi, panggul. Umur ibu yang lebih dari 35
dan kehamilan akibat pemerkosaan. Selain tahun, kesehatan ibu sudah mulai menurun,
itu, kehamilan pada usia <20 tahun juga jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi.
dapat terjadi karena lingkungan dan Selain itu beberapa penelitian yang
budaya, misalnya lingkungan dan budaya dilakukan bahwa komplikasi kehamilan
masyarakat yang masih tinggal dipedesaan yaitu preeklamsi, abortus, partus lama lebih
sehingga mengharuskan anaknya menikah sering terjadi pada usia dini dan usia lebih
pada usia muda, sedangkan pada usia >35 dari 35 tahun. Zaman dahulu akibatnya ibu
tahun dapat terjadi karena beberapa faktor hamil pada usia ini mungkin lebih besar
yaitu menurunnya fungsi alat-alat anak cacat, persalinan lama, yaitu lebih dari
reproduksi dan pada umur tersebut mulai 12 jam pada primi para dan lebih dari 12
terjadi perubahan fungsi hormonal, respon jam dan 8 jam pada multi para. Selain itu
imun ibu mulai menurun dan memudahkan dapat mengakibatkan perdarahan karena
terjadinya infeksi dan penyakit lain uterus tidak berkontraksi (padila, 2014).
sehingga sangat beresiko tinggi terjadi Hasil penelitian ini didukung oleh
kasus keguguran bila terjadi kehamilan. penelitian yang dilakukan oleh Elvipson
Hasil ini sesuai dengan Cuningham, dkk Sinaga di puskesmas jorlang huluan
(2005) yang menyatakan bahwa frekuensi kecamatan pematang sidamanik kabupaten

| 317
simalungun tahun 2012, umur ibu hamil produktif dan usia produktif tersebut dilihat
dengan kejadian abortus terdapat mayoritas dari faktor yang menybabkan terjadinya
dengan umur >35 tahun sebanyak 3 orang abortus pada usia non produktif yaitu umur
(4,4%), umur <20 tahun sebanyak 2 orang <20 tahun dan >35 tahun merupakan umur
(2,9%)dan minoritas dengan umur 20-35 yang risiko tinggi terhadap kehamilan dan
tahun sebanyak 1 orang (1,5%). Hasil persalina, dengan demikian diketahui
penelitian ini sesuai dengan teori S. bahwa umur ibu pada saat melahirkan turut
Prawirahardjo (2006) pada kehamilan usia berpengaruh terhadap mordibitas dan
muda keadaan ibu masih labil dan belum mortalitas ibu maupun anak yang
siap mental untuk menerima kehamilanya. dilahirkan. Ibu yang berumur kurang dari
Akibatnya, selain tidak ada persiapan, 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya
kehamilanya tidak dipelihara dengan baik. belum siap untuk menerima kehamilan dan
Kondisi ini menyebabkan ibu menjadi cenderung kurang perhatian terhadap
stress dan akan meningkatkan resiko kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari
terjadinya abortus. Hal ini didukung oleh 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya
penelitian dari Draper (2005) bahwa faktor fungsinya sudah menurun dan kesehatan
ibu mempunyai pengaruh terhadap tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20-35
kehamilan dan persalinan, ibu yang tahun (Padila, 2014). Selain itu, pada umur
berumur dibawah 20 tahun sangat beresiko ibu kurang dari 20 tahun rahim dan panggul
untuk terjadinya abortus. Kehamilan ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.
dengan usia dibawah 20 tahun berpengaruh Akibatnya apabila ibu hamil pada umur ini
terhadap kematangan fisik dan mental mungkin mengalami persalinan lama atau
dalam menghadapi kehamilan. macet, karena ukuran kepala bayi lebih
besar sehingga tidak dapat melewati
Perbedaan kejadian abortus pada ibu panggul. Umur ibu yang lebih dari 35
usia non produktif dan usia produktif tahun, kesehatan ibu sudah mulai menurun,
pada ibu hamil di ruang Bougenville jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi.
RSUD Ambarawa kabupaten Semarang Selain itu beberapa penelitian yang
Berdasarkan hasil tabel 4.3 didapatkan dilakukan bahwa komplikasi kehamilan
hasil bahwa ada perbedaan secara yaitu preeklamsi, abortus, partus lama lebih
bermakna kejadian abortus antara usia sering terjadi pada usia dini dan usia lebih
produktif dan usia non produktif pada ibu dari 35 tahun. Kejadian abortus pada ibu
hamil di ruang Bougenville Rumah Sakit usia produktif bisa terjadi karena faktor
Umum Daerah Ambarawa Semarang. psikologi dan respon imun mulai menurun.
Perbedaan ini terlihat dari hasil analisis Faktor imunologis yang telah terbukti
univariat dimana peluang kejadian abortus secara signifikan dapat menyebabkan
pada ibu usia non produktif (<20 tahun atau abortus spontan yang berulang antara lain :
>35 tahun) sebesar 82,7% yang lebih besar antibodyantinuclear, antikoagulan lupus
dibandingkan pada ibu usia produktif (20- dan antibodi cardiolipid. Incompatibilitas
35 tahun) sebesar 59,6%. Perbedaan golongan darah A, B, O, dengan reaksi
kejadian abortus pada ibu usia non antigen antibodi dapat menyebabkan

318 |
abortus berulang, karena pelepasan Dinas Kesehatan Povinsi Jawa Tengah.
histamin mengakibatkan vasodilatasi dan 2012. Laporan Tahunan Seksi
peningkatan fragilitas kapiler. Oleh karena Kesehatan Ibu dan Anak Bidang
itu, presentase kejadian abortus pada ibu Bina Kesehatan Masyarakat 2012.
usia produktif lebih sedikit dari pada Dinkes Provinsi Jawa Tengah.
kejadian abortus pada ibu usia non Semarang
produktif. Hasil penelitian ini tidak sesuai Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma 2012
safitri (2010), yaitu dengan hasil terdapat Nugroho, Taufan. 2012. Patologi
42 (82,35%) kasus abortus dari 51 kasus Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
pada usia produktif yaitu usia 20-35 tahun Medika
dan kejadian abortus pada usia non Padila. 2014. Keperawatan Maternitas.
produktif (<20 tahun dan >35 tahun) yaitu Yogyakarta: Nuha Medika
9 (17,65%) kasus. Ketidaksesuaian dengan Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu
hasil penelitian ini disebabkan oleh tempat Kebidanan. Jakarta : PT. Bina
ataupun wilayah yang berbeda. Hasil Pustaka Sarwono Prawirohardjo
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan
Johan Nafis Raden (2009) yaitu kejadian Nasional Pelayanan Kesehatan
abortus terbanyak pada wanita umur <20 Maternal dan Neonatal: Jakarta
tahun yaitu 26 dari total 40 kasus (65%) Profil Kesehatan Profinsi Jawa Tengah.
sedangkan umur >35 tahun berjumlah 14 2012
orang (35%). Hal tersebut sesuai dengan Raden, Johan. 2009. Hubungan Antara
teori S. Prawirohardjo (2008) pada Kejadian Abortus dengan Usia Ibu
kehamilan usia muda keadaan ibu masih Hamil di RSUD dr. Moewardi
labil dan belum siap mental untuk Surakarta pada Tahun 2008.
menerima kehamilannya. Akibatnya, selain Masters Thesis. Universitas Sebelas
tidak ada persiapan, kehamilannya tidak Maret
dipelihara dengan baik. Kondisi ini Register Ruang Bersalin RSUD Ambarawa.
menyebabkan ibu menjadi stres dan akan Laporan Bulanan Ruang bersalin
meningkatkan resiko terjadinya abortus. RSUD Ambarawa. 2014
Rekam Medik RSUD Ambarawa. Angka
KESIMPULAN kejadian Abortus ,Jawa Tengah.
Simpulan pada penelitian ini bahwa Tahun 2014
kejadian abortus akan sering terjadi pada Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan 4.
ibu yang hamil di usia kurang dari 20 tahun Jakarta: Trans Info Media
atau lebih dari 35 tahun. Safitri, Irma. 2010. Gambaran Kejadian
Abortus Imminens di Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA Aliyah Kota Kendari
Cunningham, FG et al,. 2005. Obstetri Syarifuddin, Marhaeni, dkk. 2012.
Williams. Edisi 21 Vol 1. Jakarta: Gambaran Penderita Perdarahan
EGC Pada Usia Kehamilan Kurang Dari

| 319
20 Minggu Di RSIA Siti Fatimah. Pustaka Sarwono Prawirohardjo :
Makassar Jakarta
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan.
Ed II. Cetakan 4. Yayasan Bina

320 |
Analisis Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah, Pemberian ASI Eksklusif,
Stimulasi Dan Status Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar
Anak Usia 6-24 Bulan Di Kabupaten Banyumas

Inggar Ratna Kusuma 1, Harsono Salimo 2, Endang Sutisna Sulaeman 3


Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
Introduction : The age under five years is a crucial period in the development of the child
because the basic growth childhood will influence and determine in adult development.
Toddler whom age under two years of age (baduta) is the first golden period due to the
optimization of the growth process (Risma, 2009). This research aims is to identify risk
factor influence gross motor development in toddler 6 until 24 month.
Methods : The study is conducted using a quantitatif methodology and design kohort
retrospective. The research place is Banyumas Regency and utilize posyandu for collecting
data. In doing so, we using 120 respondent toddler and mother, 60 toddler whom have low
birth weight and 60 toddler normal birth weight. To analyze data we take spss 17
spearman’s rho correlation
Result : Based on this research we finds low birth weight did not significant influence
gross motor development p value Sig. (1-tiled) 0.129> 0.05, exclusive breastfeeding
influence gross motor development p value 0.036< 0.05, stimulation motor development
influence gross motor development with p value 0.000 < 0.05, nutritional status influence
gorss motor development with p value 0.0026 < 0.05.
Conclusion : Gross motor development in toddler age 6 until 24 month be affected with
many risk factor among others exclusive breastfeeding, giving stimulation motor
development and nutritional status. In other that, mother be expected to giving exclusive
breasfeeding for baby and optimalize stimulation motor development.

Key word : low birth weight-exclusive breastfeeding-stimulation-nutritional status

| 321
PENDAHULUAN dengan berat badan lebih dari 700 gr dan
Masa anak di bawah lima tahun usia gestasi lebih dari 25 minggu.
merupakan periode penting dalam tumbuh Menurut Proverawati dan Ismawati
kembang anak karena pertumbuhan dasar (2010) bayi dengan BBLR akan tumbuh
yang berlangsung pada masa balita akan dan berkembang lebih lambat karena sejak
memengaruhi dan menentukan dalam kandungan telah mengalami
perkembangan anak selanjutnya. Seperti retardasi pertumbuhan intrauterine dan
diketahui bahwa usia dibawah dua tahun akan berlanjut sampai usia selanjutnya
(baduta) pertama merupakan periode setelah dilahirkan yaitu mengalami
keemasan (golden period) karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan lebih
optimalisasi proses tumbuh kembang lambat dari bayi yang dilahirkan secara
(Risma, 2009). normal, dan sering gagal mencapai tingkat
Ketrampilan motorik merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang
salah satu bagian dari perkembangan anak. seharusnya dicapai. Bayi dengan BBLR
Menguasai ketrampilan motorik halus dan juga rentan mengalami gangguan saluran
kasar penting untuk pertumbuhan dan pencernaan, karena saluran pencernaan
kemandirian anak. Memiliki kontrol motor belum berfungsi sehingga mengakibatkan
yang baik membantu anak mengeksplorasi kurangnya cadangan gizi didalam tubuh
lingkungan sekitar juga membantu Perkembangan motorik balita
meningkatkan perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh gizi, status
(Garey H et al., 2016). kesehatan, dan perlakuan latihan gerak
Pembentukan perkembangan yang sesuai dengan masa
motorik dimulai sejak bayi masih berupa perkembangannya. Secara anatomis,
janin didalam kandungan. Pada usia 24 perkembangan akan terjadi pada struktur
minggu hingga 34 minggu merupakan tubuh individu yang berubah secara
pematangan neurologis dari sistem proporsional seiring dengan bertambahnya
subcorcitospinal dan peningkatan serabut usia balita. Status gizi yang kurang akan
myelin di tulang belakang yang menghambat tumbuh kembang yang
mempengaruhi perkembangan motorik dialami individu, akibatnya proporsi
janin dikemudian hari (Ruike L et al., struktur tubuh menjadi tidak sesuai dengan
2015). usianya yang pada akhirnya akan
Bayi BBLR berisiko mengalami berimplikasi pada perkembangan aspek lain
banyak komplikasi diantaranya gangguan (Mahendra dan Saputra, 2006). Balita
nafas, sleep apnea, gangguan jantung, paru- dengan gangguan gizi buruk akan
paru, penyakit kuning, anemia, paru-paru mengalami gangguan perkembangan
kronis, infeksi dan mengalami gangguan mengarah keperubahan permanen, selain
pertumbuhan dan perkembangan diusia gangguan pekembangan motorik juga dapat
balita (Tiffani et al., 2008). Hasil penelitian mengalami keterbelakangan dalam
Shim et al.,(2015) bayi yang lahir dengan perkembangan kognitif, kesulitan belajar,
BBLR prosentase kemampuan bertahan gangguan perilaku dan keterbelakangan
hidup lebih dari 70 % apabila bayi lahir

322 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper


dalam perkembangan bahasa dan usia 4) Baduta yang memiliki struktur
membaca (Celik et al., 2014). keluarga lengkap (ayah dan ibu)
Penelitian ini bertujuan untuk b. Kriteria eksklusi
menganalisis faktor-faktor yang 1) Balita yang memiliki riwayat
berpengaruh terhadap perkembangan penyakit kelainan kongenintal
motorik kasar baduta diantaranya : Berat 2) Balita yang menderita penyakit
Badan Lahir Rendah, Pemberian ASI kronis dan akut
Eksklusif, Stimulasi dan Status Gizi. 3) Tidak bersedia menjadi responden
4) Baduta dengan orang tua single
METODE PENELITIAN (janda/duda)
Rancangan penelitian ini adalah Teknik pemilihan subjek
penelitian analitik dan secara lebih spesifik menggunakan cluster sampling yaitu
dilihat dari bentuknya penelitian ini pengambilan secara acak dan berumpun
menggunakan desain penelitian diklasifikasikan berdasarkan BBLR dan
korelasional, karena penelitian ini mengkaji tidak BBLR (fixed exposure sampling) juga
dan mengungkap hubungan antar variabel proporsi kejadian disetiap wilayah (Murti,
penelitian. Pendekatan dilakukan secara 2016). Subjek diambil berdasarkan proporsi
kohor restrospektif. kejadian BBLR di masing-masing area
Populasi pada penelitian ini adalah (area sampling).
Anak Usia 6-24 bulan di Kabupaten Teknik sampel menggunakan proposional
Banyumas. Subjek penelitian ini adalah random sampling menurut area sampling.
baduta/bawah dua tahun (6-24 bulan) di Terdapat empat variabel dependent : berat
Kabupaten Banyumas yang tercatat di badan lahir bayi, pemberian ASI eksklusif,
register puskesmas di dua kecamatan pemberian stimulasi perkembangan motorik
mencakup tiga wiayah kerja puskesmas ( dan status gizi. Variabel independent :
Puskesmas Somagede, Puskesmas Perkembangan motorik kasar baduta
Kembaran I, Puskesmas Kembaran II).
Jumlah subyek didapatkan metode rule of HASIL DAN PEMBAHASAN
thumb yaitu 5-10 kali jumlah variabel yang Diskripsi usia ibu
akan diteliti ( Dahlan MS, 2009) didapatkan Tabel 1. (Diskripsi usia ibu berdasarkan
subyek 120 anak dengan 40 anak lahir usia reproduksi sehat)
Rentang usia Jumlah Persentase
dengan BBLR dan 80 anak lahir dengan
responden (orang) (%)
berat badan normal. Kriteria inklusi dan < 20 tahun 4 3.33
eksklusi penelitian ini: 20-35 Tahun 93 77.50
a. Kriteria inkulsi > 35 tahun 23 19.16
Total 120 100
1) Balita tidak memiliki riwayat
Berdasarkah tabel diatas, usia
penyakit kelainan kongenintal
responden terbanyak pada usia reproduktif
2) Balita yang tidak sedang menderita
sehat yakni 20-35 tahun sebanyak 77.50 %.
penyakit kronis dan akut
Responden dengan usia reproduksi tidak
3) Orang tua baduta bersedia menjadi
sehat (<20 tahun dan > 35 tahun) sebanyak
responden
22.49 %.

| 323
Hasil cross tabulasi
Tabel 2 (Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah terhadap Perkembangan Motorik Kasar
anak Baduta)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,700 ,071 9,865 ,000
BBLR ,130 ,085 ,120 1,528 ,129
a. Dependent Variable: Motorik_kasar
Berdasarkan tabel di atas orang tua bayi. Sekitar 10 % balita tidak
didapatkan hasil bahwa berat badan bayi dapat mencapai pertumbuhan yang optimal
lahir tidak mempengaruhi perkembangan dan berpotensi 5-7 kali lebih tinggi
motorik kasar baduta p value 0.129 > 0.05. mengalami gangguan pertumbuhan diusia
Hal ini bereda dengan hasil penelitian remaja.
Negrato et al., (2013) menjelaskan bahwa Berbeda dengan hasil penelitian
selama dua tahun pertama kehidupan, bayi Eickmann, SH et al., (2012) di Brazil yang
BBLR rentan mengalami gagal tumbuh menyebutkan bahwa prematur tidak
(stunting) yakni pertumbuhan tidak sesuai mempengaruhi perkembangan motorik pada
usia dan lebih pendek dibanding anak yang bayi usia 6-12 bulan karena perkembangan
lahir dengan berat badan normal. Namun, motorik dipengaruhi oleh banyak
hal itu juga dipengaruhi oleh genetik dari faktor/determinan

Tabel 3 (Pengaruh Pemberian ASI eksklusif dengan motorik kasar anak baduta)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,667 ,064 10,338 ,000
ASI_eksklusif ,173 ,082 ,192 2,125 ,036
a. Dependent Variable: Motorik_kasar

Berdasarkan tabel diatas maka H1 diterima hasil bahwa pemberian ASI eksklusif
yaitu Pemberian ASI eksklusif berpengaruh positif pada perkembangan
mempengaruhi perkembangan motorik motorik balita. Bayi yang diberikan ASI
kasar baduta p value 0.036 < 0.05. Dengan eksklusif memiliki pertumbuhan dan
koefisien determinasi 3,7 % yakni ASI perkembangan yang lebih baik
eksklusif mempengaruhi sebesar 3,7 % dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI
motorik kasar baduta. Hal ini sejalan dengan eksklusif karena melalui ASI terjadi transfer
penelitian Ali et al., (2014) di India, yang hormon dan faktor pertumbuhan, faktor
melakukan penelitian restrospektif proteksi imunologis dan antimikroba, serta
perkembangan motorik balita didapatkan

324 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper


mengurangi risiko alergi atau atopi (Suradi dkk., 2010).

Tabel 4 (Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik terhadap perkembangan motorik kasar


anak baduta)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,596 ,057 10,445 ,000
Pemberian_Stimulasi ,316 ,076 ,358 4,162 ,000
a. Dependent Variable: Motorik_kasar

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Pemberian stimulasi dapat berupa


bahwa pemberian stimulasi motorik mengajari bayi berjalan/tetah, pijat bayi dll.
mempengaruhi perkembangan motorik Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai
kasar baduta dengan p value 0.000 < 0.05. penguat yang bermanfaat bagi
Dengan R2 (koefisien determinasi) 12.8 % perkembangan anak. Berbagai macam
berarti pemberian stimulasi motorik stimulasi seperti stimulasi visual, verbal,
mempengaruhi sebesar 12.8 % audiktif, taktil dan lain-lain. Perhatian dan
perkembangan motorik kasar baduta. kasih sayang juga merupakan stimulasi
Penelitian Wulandari, TW (2015) yang penting pada awal perkembangan
memberikan gambaran bahwa semakin anak, misalnya dengan mengajak bercakap-
sering bayi diberikan stimulasi maka akan cakap, membelai, mencium, bermain, dan
berpengaruh positif pada perkembangan lain-lain
motorik kasarnya.

Tabel 5 (Pengaruh Status Gizi terhadap perkembangan motorik kasar anak baduta)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,617 ,062 10,028 ,000
Status_Gizi ,260 ,079 ,290 3,292 ,001
a. Dependent Variable: Motorik_kasar
Berdasarkan tabel diatas kecukupan gizi baik memiliki
menunjukkan bahwa status gizi perkembangan motorik kasar yang lebih
berpengaruh positif terhadap perkembangan baik dibandingkan dengan anak baduta
motorik kasar baduta dengan p value 0.001 dengan gizi kurang maupun gizi buruk.
< 0.05. Dengan R2 (koefisien determinasi) Hasil penelitian ini berbeda dengan
8.4 % berarti status gizi mempengaruhi penelitian Gunawan, G dkk., 2010 di
sebesar 8.4 % perkembangan motorik Kabupaten Bandung didapatkan hasil tidak
kasar.Anak baduta yang memiliki terdapat hubungan antara gangguan

| 325
perkembangan dengan status gizi http://www.scielo.br/pdf/spmj/v130
(p=0,394). Status gizi pada penelitian ini n5/06.pdf diakses 19 Januari 2017
diukur dengan melakuan pemeriksaan Garey H, Nouris MD, Nancy A, Murfi MD.
antropometri membandingkan Panjang 2013. Motor Delays: Early
Badan Anak dengan Umur. Identification and Evaluation.
PediatricsJune 2013, Volume 131 /
KESIMPULAN Issue 6 From the American
Berdasarkan hasil penelitian maka Academy of Pediatrics Clinical
faktor yang memperngaruhi perkembangan Report.
motorik kasar pada anak usia 6-24 bulan http://pediatrics.aappublications.org
adalah ASI eksklusif, pemberian stimulasi diakses 18 Februari 2016
motorik dan status gizi baduta. Sedangkan Gunawan G, Fadlyana E, Rusmil K. 2011.
berat badan lahir bayi tidak mempengaruhi Hubungan Status Gizi dengan
perkembangan motorik kasar baduta. Perkembangan Anak usia 1-2
Meskipun demikian banyak Tahun. Sari Pediatri , Vol. 13, No.
determinan/faktor lain yang mempengaruhi 2, Agustus
perkembangan motorik kasar pada anak 2011http://saripediatri.idai.or.id/pdf
baduta. ile/13-2-10.pdf. diakses 20 Maret
2016.
DAFTAR PUSTAKA Mahendra, Agus dan Saputra, Yudha M.
Ali, SS., Dhaded., Goudar, S. 2014. The 2006. Perkembangan dan Belajar
Impact of Nutrition on Child Motorik, Jakarta: Departemen
Development at 3 Years in a Rural Pendidikan Nasional: Universitas
Community of India. International Terbuka
Journal of Preventif Medicine. Int J Murti, B. 2016. Prinsip Dan Metode Riset
Prev Med. 2014 Apr; 5(4): 494– Epidemiologi. Program Studi Ilmu
499. http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Kesehatan Masyarakat, Program
diakses 3 Maret 2016 Pasca Sarjana, Universitas Sebelas
Çelik, Sercan Bulut, Figen Şahin, Ufuk Maret Surakarta. Surakarta : Yuma
Beyazova, and Hüseyin Can. 2014. Pustaka.
Growth Status of Children in Well- Negrato, CA., Gomes, MB. 2013. Low
Baby Outpatient Clinics and birth weight: causes and
Related Factors. : consequences. Diabetology &
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a Metabolic Syndrome 2013, 5:49.
rticles/PMC4462273/ diakses 11 http://download.springer.com.
September 2015 diakses 1 September 2016
Eickmann SH, Malkesll NFA, Limall MC. Proverawati, A., & Ismawati, C. 2010. Berat
2012. Psychomotor Development badan lahir rendah. Yogyakarta:
Of Preterm Infants Aged 6 To 12 Nuha Medika
Months. Sao Paulo Med J. 2012; Risma. 2009. Hubungan Antara Status
130(5):299-306. Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi

326 |
dan Perkembangan Anak Usia 1-3 PDFData/0063JKMS/jkms-30-
tahun di Kecamatan Kadia Kota S25.pdf diakses 24 Desember
Kendari.Tesis. Yogyakarta: 2015
Program pasca Sarjana Fakultas Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G.,
Kedokteran Universitas Gadjah Marzuki, A. N., Ananta, Y. 2010.
Mada Indonesia menyusui. Jakarta: IDAI
Ruike L, Jui S, Yan HL, Fang L. Tiffany Pelletier. 2008. Long Term Effects
2015.Correlation Between Growth of Low-Birth Weight . The
Rate Of Corpus Callosum And Maternal Substance Abuse and
Neuromotor Development In Child Development Project is
Preterm Infants. Chinese Journal of funded in part by the Georgia
Contemporary Pediatric Vol 17, Department of Behavioral Health
Issue (8) : 841-346. DOI: & Developmental
10.7499/j.issn.1008- Disabilities(DBHDD).
8830.2015.08.016. : http://www.psychiatry.emory.edu.
http://www.cjcp.org. di akses 1 September 2015
Shim JW, Jin HS ,and Bae CW. 2015. Wulandari, TW.2015. Pengaruh Pemberian
Changes in Survival Rate for Very- Stimulasi Motorik Kasar Terhadap
Low-Birth-Weight Infants in Kemampuan Berjalan Pada Bayi
Korea: Comparison with Other Usia 36-39 Minggu.
Countries. J Korean Med Sci 2015; Skripsi.Http://Eprints.Ums.Ac.Id.
30: S25-34. Diakses 28 Februari 2017
http://www.jkms.org/Synapse/Data/

| 327
Penerapan SMS Gateway Sebagai Media Promosi Kesehatan Ibu Hamil di
Kota Semarang

Titik Kurniawati1, Dewi Elliana2


1,2
) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Koresponden :kurniawati2233@yahoo.co.id

Abstrak
WHO memperkirakan 500.000 Ibu meninggal setiap tahunnya sebagai akibat
langsung dari gangguan dan penyulit kehamilan. Berdasarkan survei SDKI tahun
2012, AKI di Indonesia mencapai 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kota Semarang tahun 2013 adalah 29 kasus dari 26.547 jumlah KH atau 109,2 per
100.000 KH, yang antara lain 24 kasus masa nifas , 0 kasus persalinan, 5 kasus masa
hamil. Masalah penelitian adalah bagaimana perbedaan pengetahuan dan persepsi ibu
hamil terhadap penerapan Model SMS Gateway sebagai media promosi kesehatan.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan persepsi ibu
hamil terhadap penerapan Model SMS Gateway sebagai media promosi kesehatan.
Rancangan penelitian quasi eksperimental one group prepost test design. Populasi
penelitian adalah seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota
Semarang sejumlah 747 ibu hamil. Sampel sebanyak 89 responden, dengan
menggunakan random sampling. Analisis pre dan post tes dilakukan dengan Uji
paired samplest-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan
responden antara sebelum dan sesudah intervensi sms gateway tentang tanda bahaya
kehamilan dan ada perbedaan persepsi responden sebelum dan sesudah terhadap
media promkes sms gateway.

Kata Kunci: Ibu hamil, media promosi kesehatan, SMS

Implementation of SMS Gateway As Media Promotion of Maternal Health in


Semarang

Abstract
WHO estimates that each year 500,000 mother died as a direct result of the disorder
and pregnancy complications. Based on a survey of 2012 IDHS, MMR in Indonesia
reached 359 deaths per 100,000 live births. AKI Semarang in 2013 was 29 cases of
26. 547 number or 109.2 per 100,000 KH, which include 24 cases of post partum, 0
cases of childbirth, 5 cases of pregnancy. The research problem is how differences in
knowledge and perceptions of pregnant women to the application of Model SMS
Gateway as a promotional medium health. Tujuan this study to determine differences
in knowledge and perceptions of pregnant womento the SMS Gateway application
model for promoting health. Quasi-experimental research design onegroup prepost
test design. The study population was all pregnant women in Gunung Pati, Semarang
a number of 747 pregnant mothers. A sample of 89 respondents, using random
sampling. Analysis of pre- and post-tests were performed with a paired test-test
samplest The results revealed that there were differences between the respondents'
knowledge before and after the intervention sms gateway on danger signs of
pregnancy and there is no difference before and after the respondent's perception of
the media pomotion o health sms gateway.
Keywords: Pregnant women, health promotion media, SMS

328 |
Pendahuluan kegagalan jantung, shock atau infeksi
Badan Kesehatan Dunia, World akibat rendahnya daya tahan tubuh. Hal ini
Health Organization (WHO), juga mempengaruhi petumbuhan janin
memperkirakan 500.000 Ibu meninggal bahkan menimbulkan berat bayi lahir
setiap tahunnya sebagai akibat langsung rendah (BBLR) sebesar 11,5% . Kurangnya
dari gangguan dan penyulit kehamilan. asupan gizi dan kalori selama trimester I
Angka ini muncul mayoritas dari negara- menyebabkan hiperemesisgravidarum,
negara berkembang (Hapsari, 2010). kelahiranprematur (BBLR), kematian janin,
Angka kematian ibu (AKI) keguguran dan kelainan pada sistem saraf
mencapai sekitar 600 per 100.000 kelahiran pusat, sedangkan pada trimester II dan III
hidup. Berdasarkan survei SDKI tahun berpengaruh terhadap tumbuh kembang
2012, AKI di Indonesia mencapai 359 janin selama dalam kandungan (Emilia,
kematian per 100.000 kelahiran hidup. 2008). Selain itu kekurangan mineral
Jumlah ini meningkat dibanding data SDKI selama kehamilan seperti Iodium dapat
tahun 2007 yang besarnya 228 kematian, meningkatkan resiko keguguran sedangkan
dan masih merupakan yang tertinggi di Kalsium berpengaruh terhadap tekanan
Asia (Depkes RI, 2013). darah tinggi (eklampsi) (Marx, 2005).
Data dari Dinas Kesehatan Kota Pengaruh adat istiadat yang masih kuat
Semarang tahun 2013, AKI kota Semarang membudaya di masyarakat, terkadang tidak
29 kasus dari 26.547 jumlah KH atau 109,2 sesuai dengan aturan-aturan kesehatan,
per 100.000 KH, yang antara lain 24 kasus seperti adanya larangan terhadap Ibu agar
masa nifas , 0 kasus persalinan, 5 kasus jangan makan terlalu banyak asar hamil
masa hamil. Penyebabnya eklampsi atau ―pantang makan‖, karena akan
45,10%, perdarahan 23,2%, penyakit berdampak sulitnya melahirkan merupakan
21,9%, lain-lain 6,2%, infeksi 3,6% (DKK mitos negatif, yang perlu mendapat
Semarang, 2013). perhatian. Penyebab lain yang menjadi
Penyebab kematian Ibu terjadi dasar juga berpengaruh terhadap kematian
akibat komplikasi langsung obstetri sebesar Ibu, antara lain lokasi tersebar pada
80%, terutama pendarahan (25%), infeksi geografis sulit terjangkau tenaga kesehatan
atau sepsis (15%), aborsi tidak aman menjadi kendala dalam melakukan promosi
(13%), praeklampsia dan eklampsia (12%), dan pelayanan kesehatan berkaitan pada Ibu
serta partus lama atau partus macet (8%) dan anak (Depkes RI, 2012).
sisanya 20% kematian ibu terjadi secara Pengetahuan atau kognitif
tidak langsung seperti anemia, kurang merupakan faktor penting dalam
energi kronik (KEK), malaria dan penyakit terbentuknya perilaku, jika Ibu hamil
jantung. Ibu hamil termasuk kelompok memiliki pengetahuan tentang gangguan
rawan gizi. Menurut data Riset Kesehatan dan penyulit kehamilan, maka
Dasar tahun 2007 terdapat 40,1% ibu hamil memungkinkan berperilaku menjaga,
yang kekurangan gizi dan 27,7% terjadi mencegah, menghindari atau mengatasi
Anemia gizi besi (AGB). Kematian ibu resiko terjadinya komplikasi (Alisjabana,
akibat anemia dihubungkan dengan 2011). Kesenjangan status sosial ekonomi

329 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper


dan rendahnya tingkat pendidikan melalui pemanfaatan telepon seluler
menyebabkan terbatasnya kesadaran dan (mobilephone) (Gold, 2010).
pemahaman Ibu untuk merawat serta Peluang penggunaan teknologi
menjaga kehamilannya, kebanyakan masih mobile seluler (mHealth) sebagai strategi
memanfaatkan tenaga dukun kampung promosi kesehatan diharapkan mampu
untuk memeriksakan kesehatan, meskipun memfasilitasi penyampaian informasi lebih
sudah tersedia pelayanan kesehatan di dekat, menjangkau individu sehat tetapi
setiap desa (Anggoro, 2009). tidak teratur kontak ke pelayanan
Pengembangan media promosi kesehatan kesehatan. Penggunaan seluler di Indonesia
dalam manajemen pencegahan penyakit penetrasinya kurang lebih 140 juta atau
sudah banyak dilakukan. Akan tetapi 58% dari jumlah penduduk Indonesia.
pemberian informasi khusus pada ibu hamil Model ini sudah memberikan dampak
masih sedikit dilakukan. Penekanan positif, seperti SMS reminder pada TB,
promosi kesehatan terletak pada upaya malaria dan motivasi berhenti merokok.
pendidikan kesehatan melalui media koran, Namun masih sedikit melihat dampaknya
radio, televisi, leaflet, majalah, poster, terhadap kesehatan ibu hamil. Menurut data
brosur dan lainnya (Fitriani, 2011). Namun Balitbang SDM Kementrian komunikasi
media ini masih terbatas penggunaannya. dan Informasi proporsi penduduk yang
Peningkatan kapasitas pengetahuan Ibu memiliki telepon seluler semakin
melalui pendidikan kesehatan baik secara meningkat dari tahun 2004 sebesar 14,79%,
langsung maupun tidak langsung penting menjadi 82,41% pada tahun 2009.
dilakukan. Meskipun dukungan tenaga Fleksibilitas dan aksesibilitas yang tinggi
kesehatan sudah memberikan pelayanan menjadi pendukung pentingnya
konseling pada ibu hamil saat pemeriksaan pemanfaatan telepon seluler dalam
ANC (Antenatalcare), namun tidak meningkatkan kesehatan masyarakat,
menjangkau kelompok ibu hamil masih khususnya pada Ibu hamil (Norlita wiwik,
rendah kesadarannya untuk melakukan 2005).. Secara umum, tujuan penelitian ini
pemeriksaan kesehatan. Terbatasnya adalah untuk melihat bagaimana penerapan
jumlah tenaga kesehatan terutama dalam SMS Gateway sebagai media promosi
penyampaian komunikasi informasi dan kesehatan ibu hamil di Kota Semarang.
edukasi (KIE) masih menjadi kendala
dalam pelayanan kesehatan, sehingga Metode
diperlukan strategi alternatif massal sebagai Penelitian ini menggunakan
sarana komunikasi efektif yang berpotensi Rancangan penelitian quasi eksperimental
untuk memberikan informasi kesehatan one group prepost test design (Sugiyono,
kepada masyarakat pada geografis sulit 2006). Penelitian ini dilakukan di 11 desa
sehingga mampu menjangkau dan di wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota
mempengaruhi serta memotivasi dirinya Semarang. Subjek penelitian yaitu Ibu
agar maubelajar dan memahami kondisi hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan
kesehatan sehingga mampu untuk Gunung Pati Kota Semarang dengan jumlah
mengetahui gejala sedini mungkin yaitu populasi sebanyak 747 ibu hamil. Dengan

330 |
sample 89 ibu hamil dengan tehnik random A. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
sampling. Instrumen penelitian pre-test dan Univariat
posttest menggunakan lembar kuesioner, 1. Karakteristik Responden
perangkat Software SMS Gateway atau a. Umur Responden
reminder platform framework Gammu. Tabel 1 Umur responden
Modem yang digunakan tipe wavecom fast No Umur Frekuensi Persentase
track versi M1306B, SIMCard GSM dan Responden (%)
1. < 20 Tahun 4 4,5
Personal komputer (PC). Penempatan 2 20 - 35 Tahun 76 85,4
program ini di Fasilitas IT Akademi 3. >35 tahun 9 10,1
Kebidanan ABDI HUSADA Semarang. Total 89 100
Program Intervensi menggunakan SMS
gateway dirancang secara otomatis untuk Pada tabel 1 diatas bahwa
mengirimkan pesan singkat (SMS Gateway) menunjukkan umur responden paling
selama 1,5 bulan setiap hari pada semua banyak pada usia 20 - 35 tahun sebesar 76
responden. Analisis persepsi ibu terhadap (85,4%) dan paling sedikit usia < 20 tahun
media promosi berbasis SMS dilakukan sebesar 4 orang (4,5%). Pada hasil tersebut
secara deskriptif. Analisis pre dan post tes untuk responden paling banyak di usia
dilakukan dengan Uji paired samplest-test reproduktif, Pada usia 21-35 tahun
menggunakan program software statistik, resiko gangguan kesehatan pada ibu
dengan derajat kepercayaan 95%. Definisi hamil paling rendah yaitu sekitar
operasional variabel pengetahuan 15%. Selain itu apabila dilihat dari
responden tentang tanda bahaya kehamilan perkembangan kematangan, wanita
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok umur ini telah
sms gateway dengan kategori baik >75 %, memiliki kematangan reproduksi,
cukup 60%-75%, kurang: <60%, dan emosional maupun aspek sosial.
variabel persepsi responden tentang media Meskipun pada saat ini beberapa
penyuluhan sms gateway sebelum dan wanita di usia 21 tahun menunda
sesudah dilakukan intervensi sms gateway pernikahan karena belum meletakan
dengan kategori positip skor berdistribusi prioritas utama pada kehidupan baru
normal negatip skor berdistribusi tidak tersebut. Pada umumnya usia ini
normal merupakan usia yang ideal untuk
anda hamil dan melahirkan untuk
Hasil dan Pembahasan menekan resiko gangguan kesehatan
Penelitian ini menggunakan design baik pada ibu dan juga janin. Selain
―One Group Design Pretest-Postest‖ untuk itu sebuah ahli mengatakan wanita
mengetahui perbedaan pengetahuan dan pada usia 24 tahun mengalami
persepsi responden mengenai media puncak kesuburan dan pada usia
penyuluhan sms gateway sebelum dan selanjutnya mengalami penurunan
sesudah intervensi sms gateway di wilayah kesuburan akan tetapi masih bisa
puskesmas kecamatan gunung pati kota hamil.
Semarang sebanyak 89 ibu hamil.

| 331
b. Pekerjaan Responden d. Gravida Responden
Tabel 2 Pekerjaan Responden Tabel 4 Gravida Responden
No Pekerjaan Frekuensi Persentase No Gravida Frekuensi Persentase
Responden (%) Responden (%)
1. Karyawati 7 7,9 1. Primigravida 32 36
2. Wiraswasta 25 28 2. Multigravida 57 64
3. PNS 2 2,3 Total 89 100
4. Lainnya 55 61,8
Total 89 100 Pada tabel 4 paling banyak gravida
responden adalah multigravida sebesar 57
Pada tabel 2 diatas bahwa orang (64%),dibandingkan dengan yang
menunjukkan pekerjaan responden paling primigravida 32 (36%).
banyak mempunyai pekerjaan wiraswasta e. Umur Kehamilan Responden
sebesar 25 orang (28%). Tabel 5 Umur Kehamilan (UK) Responden
c. Pendidikan Terakhir Respnoden No UK Responden Frekuensi Persentase
(%)
Tabel 3 Pendidikan Responden
1. <12 5 5,6
No Pendidikan Frekuensi Persentase 2. 12 – 28 48 54
Terakhir (%) 3. 29 – 40 36 40,4
Responden Total 89 100
1. SD 7 7,9
Pada tabel 5 paling banyak Umur
2. SLTP 21 23,6
3. SMA 45 50,6 Kehamilan (UK) Responden adalah 12 - 28
4. PT 16 17,9 sebesar 48 orang (54%),dibandingkan
Total 89 100 dengan yang UK 29 - 40 sebanyak 36
orang (40,4%) dan UK <12 sebanyak 5
Pada tabel 3 paling banyak pendidikan orang (5,6%)
responden adalah SMA sebesar 45 orang f. Pengetahuan Responden
(50,6%), Tabel 6 Pengetahuan Responden Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Sebelum
Dilakukan Intervensi SMS Gateway
Menurut Notoatmojo (2007) bahwa tingkat No Pengetahuan Frekuensi Persentase
pendidikan seseorang akan berpengaruh Responden (%)
dalam memberi respon terhadap sesuatu 1. Kurang 32 35,9
2. Cukup 38 42,8
yang datang dari luar, seseorang dengan
3. Baik 19 21,3
pendidikan tinggi akan memberikan respon Total 89 100
yang lebih rasional terhadap informasi yang
akan datang dan akan berpikir sejauh mana Pada tabel 6 menunjukkan bahwa
keuntungan yang mungkin mereka peroleh yang paling banyak responden masih
dari gagasan tersebut. kategori cukup pengetahuannya tentang
tanda bahaya kehamilan sebelum dilakukan
Intervensi SMS Gateway sebanyak 38
orang (42,8%), pengetahuan kurang
sebanyak 32 orang (35,9%) dan

332 |
berpengetahuan baik sebanyak 19 orang ( (34,8%) tehadap media sms gateway
21,3%). sebelum dilakukan intervensi sms gateway.
Tabel 7 Pengetahuan Responden Tentang Tabel 9 Persepsi Responden Tentang
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Sesudah media penyuluhan SMS Gateway sesudah
Dilakukan Intervensi SMS Gateway Dilakukan intervensi SMS Gateway
No Pengetahuan Frekuensi Persentase No Persepsi Frekuensi Persentase
Responden (%) Responden (%)
1. Kurang 1 1,1 1. Positip 73 82
2. Cukup 30 33,7 2. Negatip 16 18
3. Baik 58 65,2 Total 89 100
Total 89 100
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa yang paling banyak responden mempunyai
yang paling banyak adalah responden yang Persepsi Positip sebesar 73 orang (82%)
kategori baik pengetahuannya Tentang dan Persepsi negatip sebesar 16 orang
Tanda Bahaya Kehamilan Sesudah (18%) tehadap media sms gateway sesudah
Dilakukan Intervensi SMS Gateway dilakukan intervensi sms gateway.
dibanding responden yang berpengetahuan Selain itu menurut Azwar (2011)
cukup 30 orang (33,7%)dan yang bahwa persepsi seseorang terhadap suatu
berpengetahuan kurang 1(1,1%). objek adalah perasaan mendukung atau
Menurut Green (2000) bahwa memihak (favourable) maupun perasaan
pengetahuan merupakan domain yang tidak mendukung atau tidak memihak
sangat penting dalam kognitif dimana (unfavourable) pada objek tersebut.
pengetahuan didasari oleh pengetahuan, persepsi merupakan semacam kesiapan
kesadaran dan sikap yang positif sehingga untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
pengetahuan menjadi dasar dalam merubah cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa
perilaku sehingga perilaku itu akan kesiapan yang dimaksudkan merupakan
langgeng. kecenderungan potensial untuk bereaksi
2. Persepsi Responden dengan cara tertentu apabila individu
Tabel 8 Persepsi Responden Tentang dihadapkan pada suatu stimulus yang
media penyuluhan SMS Gateway Sebelum menghendaki adanya respons.
Dilakukan intervensi SMS Gateway
No Persepsi Frekuensi Persentase B. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
Responden (%)
1. Positip 58 65,2
Bivariat
2. Negatip 31 34,8 Pada penelitian ini analisa data
Total 89 100 antara pengetahuan dan persepsi responden
tentang penerapan sms gateway sebelum
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa dan sesudah dilakukan intervensi sms
yang paling banyak responden mempunyai gateway. Hasil penelitian dari sebelum dan
persepsi positip sebesar 58 orang (65,2%) sesudah dilakukan intervensi sms gateway
dan persepsi negatip sebesar 31 orang pada 89 responden ibu hamil di wilayah
Puskesmas Gunung pati Semarang

| 333
dilakukan uji kenormalan datanya. Dan Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil
penggunaan uji normalitas menggunakan nilai koefisien Z sebesar -2.071 dan
―Kolmogorov Smirnov‖ dengan hasil pada Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.038. Hal ini
tabel 10 sebagai berikut: menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai
p) < 0,05 maka hasilnya bahwa Ho ditolak.
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Jadi dapat diartikan bahwa ada beda rata-
Pengetahuan Tentang penerapan sms rata antara nilai sebelum dilakukan
gateway yang dilakukan intervensi sms intervensi SMS gateway dengan sesudah
gateway Sebelum dan Sesudah di wilayah dilakukan intervensi sms gateway, sehingga
Puskesmas Gunung pati Kota Semarang bisa dikatakan bahwa ada perbedaan
Penerapan SMS p-value Distribusi pengetahuan responden antara intervensi
Gateway Data sms gateway sebelum dan sesudah tentang
Sebelum 0.000 Tidak
tanda bahaya kehamilan.
Intervensi SMS Normal
Gateway 0.000 Sesuai dari Notoatmojo (2003) bahwa
Sesudah Tidak penyuluhan kesehatan dalam hal ini melalui
Intervensi SMS Normal sms gateway diharapkan pengetahuan dapat
Gateway
berpengaruh terhadap perilaku dan agar
penyuluhan mencapai optimal dengan
Berdasarkan tabel 10 bahwa
adanya masukan, materi yang sesuai
menunjukkan hasil olahan data
sasaran kemudian alat bantu yang sesuai
berdistribusi tidak normal, karena pada p-
akan membantu kelancaran hasil yang lebih
value sebelum dilakukan intervensi sms
baik setelah penyuluhan, selain itu dengan
gateway sebesar 0.000 (<0,05) dan
adanya pengalaman seseorang yang dapat
sesudah dilakukan intervensi sms gateway
memperluas informasi baik melalui
nilai p-value 0,000 (<0,05) sehingga
hubungan sosial dalam berinteraksi secara
untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
kontinyu akan lebih besar terpapar
ibu hamil saat intervensi sms gateway
informasi serta adanya paparan media pada
sebelum dan sesudahnya digunakan uji
media cetak maupun elektronik, sehingga
Wilcoxon. Adapun hasilnya dapat dilihat
memberikan respon positif maupun negatif
pada tabel 11 sebagai berikut:
pada seseorang yang bisa mempengaruhi
tingkat pengetahuan.
Tabel 11 Uji Statistik Perbedaan
Selain variabel pengetahuan juga ada
Pengetahuan tentang tanda bahaya
persepsi responden terhadap media
kehamilan Sebelum Dan Sesudah intervensi
promkes sms gateway sebelum dan sesudah
sms gateway di wilayah Puskesmas
dilakukan intervensi sms gateway
Gunung pati Kota Semarang
dilakukan uji normalitas menggunakan
Intervensi N Mean Koefisien p-
sms rank Z value ―Kolmogorov Smirnov‖ dengan hasil pada
gateway tabel 12 sebagai berikut:
Sebelum 89 11.50 -2.071 0.038
Sesudah 89 13.71

334 |
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Persepsi Jadi dapat diartikan bahwa ada beda rata-
responden terhadap media promkes sms rata antara nilai persepsi sebelum
gateway yang dilakukan Sebelum dan dilakukan intervensi sms gateway dengan
Sesudah intervensi sms gateway di wilayah sesudah dilakukan intervensi tentang media
Puskesmas Gunung Pati kota Semarang promkes sms gateway, sehingga bisa
p-value Distribusi dikatakan bahwa ada perbedaan persepsi
Data responden antara intervensi sms gateway
Sebelum 0.000 Tidak
sebelum dan sesudah tentang media
Intervensi sms Normal
gateway 0.000 promkes sms gateway.
Sesudah Tidak Dengan ada perbedaan persepsi
Intervensi sms Normal responden sebelum dan sesudah intervensi
gateway
sms gateway, menurut Dewi (2010)
persepsi bisa dipengaruhi beberapa faktor
Berdasarkan tabel 12 bahwa
karena persepsi merupakan reaksi yang
menunjukkan hasil olahan data
bersifat emosional terhadap stimulus sosial,
berdistribusi tidak normal, karena pada p-
sehingga masih bisa bersifat tertutup, selain
value sebelum dilakukan intervensi sms
itu faktor pengalaman pribadi pun bisa
gateway sebesar 0.000 (<0,05) dan sesudah
mempengaruhi dimana apa yang telah dan
dilakukan intervensi sms gateway nilai p-
sedang alami akan ikut membentuk
value 0,000 (<0,05) sehingga untuk
sehingga mempengaruhi stimulus sosial,
mengetahui perbedaan Persepsi terhadap
juga faktor pengaruh orang lain karena
media promkes sms gateway sebelum dan
mungkin menganggap keluarga sangat
sesudahnya digunakan uji Wilcoxon.
andil dalam mempengaruhi persepsi pada
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 13
ibu hamil yang mudah berubah-ubah, selain
sebagai berikut:
pengaruh orang lain adalah media massa
Tabel 13 Uji Statistik Perbedaan Persepsi
(informasi) dalam menyajikan berita masih
responden terhadap media promkes sms
bersifat membingungkan bagi responden.
gateway Sebelum Dan Sesudah intervensi
Dan juga persepsi yang tidak
sms gateway di Wilayah Puskesmas
konsisten pada ibu hamil antara pernyataan
Gunung Pati Kota Semarang
persepsi, yang mudah berubah-ubah
mengenai respon terhadap objek sikap
Intervensi N Mean Koefisien p-
sms rank Z value tersebut. Atau mungkin dari beberapa
gateway responden masih sulit menginterpretasikan
Sebelum 89 10,50 -2.042 0.026 fenomena situasi sosial.
Sesudah 89 12,71

Kesimpulan
Berdasarkan tabel 13 diperoleh
Berdasarkan hasil analisis data pada
hasil nilai koefisien Z sebesar -2.042 dan
penelitian ini, maka dapat ditarik
Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.026. Hal ini
kesimpulan bahwa :
menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai
1. Ada perbedaan pengetahuan secara
p) < 0,05 maka hasilnya bahwa Ho ditolak.
signifikan sebelum dan sesudah

| 335
dilakukan intervensi sms gateway pada DKK. 2013. Profil Kesehatan Dinas
ibu hamil di Wilayah Puskesmas Kesehatan Kota Semarang tahun
Gunung Pati Kota Semarang dengan 2013. Semarang:
nilai asymp sign 0,038 (p < 0.05) Dinkes Kota Semarang
2. Ada perbedaan persepsi secara Emilia. 2008. Promosi Kesehatan dalam
signifikan sebelum dan sesudah Lingkup Kesehatan Reproduksi.
dilakukan intervensi sms gateway pada Yogyakarta:
ibu hamil di Wilayah Puskesmas Pustaka Cendekia Press
Gunung Pati Kota Semarang dengan Fitriani S. 2011. Promosi Kesehatan.
nilai asymp sign 0,026 (p < 0.05) Yogyakarta: Graha Ilmu, p. 83–8
Hapsari, Diah. 2010. Tingkat Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA Ibi Primigravida tentang Tanda –
Alisjahbana AS. 2011. Laporan tanda
pencapaian tujuan pembangunan Persalinan di RSU Kebumen. Jurnal Ilmiah
Milenium di Indonesia. Kesehatan Keperawatan, Vol. 6.
Jakarta: Kementerian Perencanaan Stikes Muhammadiyah Gombong.
Pembangunan Nasional atau Bapan Marx A. 2005. The State of Food Insecurity
Perencana Pembangunan Nasional in the World [Internet]. Eradicatin.
(BAPPENAS), p. 15–127 Rome,
Anggoro. 2009. Dukun Bayi dalam Italy: Fiat Panis (FAO);. Available
Persalinan oleh Masyarakat di from:
Indonesia. Makalah http://www.fao.org/icatalog/inter-
Kesehatan (internet). Available from e.htm
Journal UI.ac.ic/health/article. Norlita Wiwik, Emilia Ova WAS.2005.
13(1) 9-14 Efektifivas metode simulasi dan
Depkes.2012. Risesdas tahun 2012 . metode
Jakarta: Depkes Brainstorming untuk meningkatkan
Depkes RI.2013. Profil Kesehatan pengetahuan kesehatan reproduksi
Indonesia .Jakarta: Depkes remaja. Berita Kedokteran
Dewi Wd. 2010. Teori Dan Pengukuran Masyarakat: BKM/XXI/03:108–
Pengetahuan Sikap Dan Perilaku 1016
Manusia. Yogyakarta: Nuha Sugiyono. 2006. Statistika Untuk
Medika Penelitian. Bandung : Alfabeta

336 |
PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG
PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

Sutarni 1, Yuli Trisnawati2


1,2
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto
Yulitrisnawati079@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah dan
tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Salah satu kelompok resiko
tinggi tertular HIV/AIDS diantaranya adalah penolong persalinan. Terjadinya
penularan HIV/AIDS pada pertolongan persalinan dapat dicegah dengan cara
menerapkan prosedur dan kepatuhan dalam bekerja. Salah satu pencegahan infeksi
yang mungkin dilakukan penolong persalinan ialah dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) secara lengkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian APD pada penolong persalinan
spontan sebagai upaya pencegahan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode
studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua
penolong persalinan di rumah sakit Banjarnegara sebagai 36 orang. Analisis yang
digunakan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan
antara umur dengan perilaku penggunaan APD (p = 0,994 > α = 0,05). Tidak ada
hubungan antara masa kerja dengan perilaku penggunaan APD (p = 0,987 > α =
0,05). Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku penggunaan APD (p =
1,000 > α = 0,05). Dan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan
APD (p = 0,011 < α = 0,05).

Kata kunci: usia, berpengalaman, pendidikan, pengetahuan, perilaku APD


digunakan

| 337
ANALYSIS OF THE PREVENTION OF TRANSMISSION HIV / AIDS ON
THE LABOUR IN BANJARNEGARA HOSPITAL

Sutarni 1, Yuli Trisnawati2


1,2
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto
Yulitrisnawati079@gmail.com

ABSTRACT
Disease Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a problem and a serious
challenge to public health in the world. One of the groups at high risk of contracting HIV /
AIDS, is a birth attendant. The spread of HIV / AIDS on aid delivery can be prevented by
implementing procedures and compliance work. One of the possible prevention of infection
birth attendant is to use Personal Protective Equipment (PPE) is complete. The purpose of
this study was to analyze factors associated with the use of PPE in the spontaneous birth
attendants as prevention of HIV / AIDS. This research method correlation study with cross
sectional approach. Samples were all birth attendants in hospital Banjarnegara as 36
people. The analysis used the Chi Square test. The results showed no relationship between
age and the usage behavior of APD (p = 0.994> α = 0.05). There is no relationship
between tenure with the behavior of the use of PPE (p = 0.987> α = 0.05). There is no
relationship between education and the usage behavior of APD (p = 1.000> α = 0.05).
And there is a relationship between knowledge and behavior of the use of PPE (p = 0.011
<α = 0.05).

Keywords: age, experience, education, knowledge, behavior PPE used

338 |
PENDAHULUAN terdiri dari semua penolong persalinan yang
Permasalahan melakukan pertolongan persalinan di
Penyakit Acquired Immune RSUD Banjarnegara berjumlah 36 tenaga
Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kesehatan. Sampel menggunakan teknik
masalah dan tantangan serius terhadap total sampling. Analisa menggunakan
kesehatan masyarakat di dunia. Salah satu distribusi frekuensi dan uji statistik Chi
kelompok resiko tinggi tertular HIV/AIDS Square .
diantaranya adalah penolong persalinan.
Terjadinya penularan HIV/AIDS pada HASIL PENELITIAN DAN
pertolongan persalinan dapat dicegah PEMBAHASAN
dengan cara menerapkan prosedur dan A. Analisis Univariat
kepatuhan dalam bekerja. Salah satu 1. Gambaran Karakteristik Responden
pencegahan infeksi yang mungkin Berdasarkan Umur
dilakukan penolong persalinan ialah dengan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan Kelompok Umur di
secara lengkap. RSUD Banjarnegara
Fenomena penyebaran HIV/AIDS Kelompok umur f %
pada 20 Kecamatan di Banjarnegara < 21 tahun 2 5,6
21- 35 tahun 25 69,4
imemerlukan kewaspadaan yang tinggi bagi >35 tahun 9 25,0
petugas penolong persalinan. Berdasarkan Total 36 100
pengamatan peneliti pada waktu praktek di
RSUD Banjarnegara diketahui bahwa Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar penolong persalinan masih mayoritas responden berumur 20-35 tahun,
menggunakan APD yang tidak lengkap, dimana pada umur tersebut kematangan
terkadang lupa atau bahkan hanya memakai intelektual sedang berkembang dan
APD yang mereka anggap penting saja mencapai puncaknya, respon akan lebih
seperti apron dan sarung tangan. Penelitian cepat menerima dan memahami ilmu atau
ini bertujuan untuk menganalisis informasi yang disampaikan. Semakin
determinan perilaku penolong persalinan cukup umur, seseorang akan lebih matang
dalam menggunakan APD sebagai upaya dalam berpikir dan bekerja. Semakin
pencegahan penularan HIV/AIDS pada matang umur maka semakin baik pula
pertolongan persalinan spontan di RSUD perilaku penolong persalinan dalam
Banjarnegara. penggunaan APD (Mubarok, 2003).
2. Gambaran Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN Berdasarkan Masa Kerja
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah umur, pendidikan, masa kerja dan
pengetahuan. Variabel terikat adalah
perilaku penggunaan APD. Jenis penelitian
ini adalah korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian

339 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden mendapat informasi yang menunjang
Berdasarkan Masa Kerja di kesehatan. Menurut YB Mantra dalam
RSUD Banjarnegara Notoadmojo (2003), pendidikan dapat
Masa Kerja F % mempengaruhi perilaku penolong persalian
< 5th 16 44,4 dalam penggunaan APD sebagai upaya
5-10 th 10 27,8 pencegahan penularan HIV/AIDS pada
> 10 th) 10 27,8
pertolongan persalinan.
Total 36 100
Hasil penelitian menunjukkan 4. Gambaran Karakteristik Responden
mayoritas responden mempunyai masa Berdasarkan Pengetahuan
kerja <5 tahun. Masa kerja sangat Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
mempengaruhi pengalaman seseorang Berdasarkan Pengetahuan
terhadap pekerjaan dan lingkungan di mana tentang HIV di RSUD
ia bekerja. Semakin lama ia bekerja Banjarnegara
Tingkat Pengetahuan f %
semakin banyak pengalaman yang akan
Baik 27 75
mempengaruhi persepsi, sikap, serta Cukup 9 25
perilaku pekerjaan yang lebih terkontrol Kurang 0 0
sehingga semakin baik pula perilaku Total 36 100
penolong persalinan dalam penggunaan
APD (Ravianto, 1990 dalam Septina, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2012). mayoritas responden memiliki pengetahuan
3. Gambaran Karakteristik Responden baik tentang HIV. Pengetahuan merupakan
Berdasarkan Pendidikan fakta/informasi/kemampuan yang diperoleh
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden seseorang melalui pengalaman/pendidikan
Berdasarkan Pendidikan di dan pemahaman secara teoretis/praktis
RSUD Banjarnegara mengenai suatu bidang studi tertentu
Tingkat f % (Anonim, 2010). Pengetahuan seseorang
Pendidikan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
D1 5 13,9 seperti umur, pekerjaan, pengalaman,
D3/D4/S1 28 77,8 media, keterpaparan informasi dan juga
S2 3 8,3 pendidikan itu sendiri (Mubarok, 2003).
Total 36 100 Semakin baik pengetahuan seseorang, maka
semakin baik pula perilaku seseorang
Hasil penelitian menunjukkan tersebut termasuk perilaku penolong
mayoritas responden berpendidikan persalinan dalam penggunaan APD.
D3/D4/S1. Makin tinggi tingkat pendidikan 5. Gambaran Karakteristik Responden
seseorang, makin mudah orang tersebut Berdasarkan Perilaku Penggunaan APD
menerima informasi. Sebaliknya,
pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai baru yang diperkenalkan (Mubarok,
2006). Pendidikan juga diperlukan untuk

340 |
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel 6 di atas dapat
Berdasarkan Penggunaan APD di diketahui bahwa dari 36 responden,
RSUD Banjarnegara mayoritas responden yaitu 25 responden
Penggunaan APD f % berusia antara 21-35 tahun dengan 17
Lengkap 21 58,3 responden (68%) diantaranya menggunakan
Tidak Lengkap 15 41,7
APD yang lengkap selama menolong
Total 36 100
persalinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan analisis korelasi
mayoritas responden mengenakan APD menggunakan uji Chi Square diperoleh
secara lengkap ketika menolong persalinan. hasil bahwa terdapat cell yang nilai
Kats dan Green (1992 dalam Resminarti ekspektasinya < 5 (> 20%) sehingga
2002) menyebutkan bahwa perilaku dilanjutkan dengan uji statistik Kolmogorov
individu, berubah tidaknya perilaku Smirnov (Z) menggunakan aplikasi spss
masyarakat terhadap pencegahan penularan versi 19 didapatkan nilai (Z) sebesar 0,423
penyakit dipengaruhi oleh kemampuan, dengan p value 0,994 sehingga dapat
ketersediaan fasilitas atau peralatan serta disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
prosedur. Tersedianya sarana yang antara umur dengan perilaku penggunaan
dibutuhkan dalam suatu pekerjaan APD.
mempengaruhi perilaku pekerja dalam Resminarti (2002) menyebutkan
penggunaanya. Ketersediaan fasilitas yang bahwa semakin tinggi umur akan semakin
memadai juga menentukan perilaku merosot kinerja dan produktivitas
penolong persalinan dalam penggunaan seseorang. Budiono (1998) juga
APD sebagai upaya pencegahan penularan menyebutkan bahwa semakin dewasa
HIV/AIDS pada pertolongan persalinan individu yang bersangkutan akan
spontan (Sukijo, 1996 dalam Resminarti melakukan adaptasi perilaku terhadap
2002). lingkungan, yang memungkinkan
B. Analisis Bivariat terpengaruh dengan pengalaman selama
1. Hubungan Umur Responden dengan menjalankan tugas, teman seprofesi,
Perilaku Penggunaan APD pelatihan-pelatihan dan media belajar yang
Tabel 6. Hubungan Umur dengan diperoleh, aturan-aturan yang ada, serta
Perilaku Penggunaan tuntutan profesi kebidanan.
APD Sedangkan menurut Kats dan Green
Umur APD Total p (1992 dalam Resminarti 2002), berubah
Tidak Lengkap value tidaknya perilaku masyarakat terhadap
Lengkap
F % F % f % pencegahan penularan penyakit juga
< 21 2 100 0 0 2 100 0,107 dipengaruhi oleh kemampuan, ketersediaan
tahun
21-35 8 32 17 68 25 100 fasilitas atau peralatan serta prosedur.
tahun
> 35 5 55,6 4 44,4 9 100
Tersedianya sarana yang dibutuhkan dalam
tahun suatu pekerjaan mempengaruhi perilaku
pekerja dalam penggunaanya terutama
perilaku penolong persalinan dalam

| 341
penggunaan APD sebagai upaya Masa kerja sangat mempengaruhi
pencegahan penularan HIV/AIDS (Sukijo, pengalaman seseorang terhadap pekerjaan
1996 dalam Resminarti 2002). dan lingkungan di mana ia bekerja, semakin
2. Hubungan Masa Kerja Responden lama ia bekerja semakin banyak
dengan Perilaku Penggunaan APD pengalamannya, sehingga mempengaruhi
Tabel 7. Hubungan Masa Kerja persepsi, sikap, serta perilaku pekerjaan
dengan Perilaku yang lebih terkontrol. Kebiasaan-kebiasaan
Penggunaan APD lama dalam menolong persalinan juga
Masa APD Total p mempengaruhi perilaku responden dalam
Kerja Tidak Lengkap value
Lengkap penggunaan APD (Ravianto, 1990 dalam
f % f % f % Septina, 2012).
< 5 tahun 8 50 8 50 16 100 0,598
5-10 tahun 3 30 7 70 10 100
> 10 tahun 4 40 6 60 10 100 3. Hubungan Pendidikan Responden
dengan Perilaku Penggunaan APD
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat
Tabel 8. Hubungan Pendidikan
diketahui bahwa dari 36 responden,
dengan Perilaku
mayoritas responden yaitu 16 responden
Penggunaan APD
memiliki masa kerja < 5 tahun dengan 8
responden (50%) diantaranya menggunakan
Pendidik APD Total p
APD yang lengkap selama menolong an Tidak Lengka valu
persalinan. Lengka p e
Berdasarkan analisis korelasi p
f % f % f %
menggunakan uji Chi Square diperoleh
D1 2 40 3 60 5 10 0,30
hasil bahwa terdapat cell yang nilai 0 0
ekspektasinya < 5 (> 20%) sehingga D3/D4/S 1 46, 1 53, 2 10
dilanjutkan dengan uji statistik Kolmogorov 1 3 4 5 6 8 0
S2 0 0 3 10 3 10
Smirnov (Z) menggunakan aplikasi spss
0 0
versi 19 didapatkan nilai (Z) sebesar 0,451
dengan p value sebesar 0,987 sehingga Berdasarkan tabel 8 di atas dapat
dapat disimpulkan bahwa tidak ada diketahui bahwa dari 36 responden,
hubungan antara masa kerja dengan mayoritas responden yaitu 28 responden
perilaku penggunaan APD. berpendidikan D3/D4/S1 dengan 15
Menurut Mangkuprawiro (Gunawan, responden (53,6%) diantaranya
2004) kinerja seseorang dipengaruhi oleh menggunakan APD yang lengkap selama
faktor intrinsik yang terdiri dari tingkat menolong persalinan.
pendidikan, pengetahuan, ketrampilan, Berdasarkan analisis korelasi
motivasi, kesehatan, dan pengalaman serta menggunakan uji Chi Square diperoleh
faktor ekstrinsik yang terdiri dari hasil bahwa terdapat cell yang nilai
kompensasi iklim kerja, kepemimpinan, ekspektasinya < 5 (> 20%) sehingga
fasilitas kerja, masa kerja dan hubungan dilanjutkan dengan uji statistik Kolmogorov
sosial. Smirnov (Z) menggunakan aplikasi spss

342 |
versi 19 didapatkan nilai (Z) sebesar 0,423 Berdasarkan tabel 9 di atas dapat
dengan p value 0,994 sehingga dapat diketahui bahwa dari 36 responden,
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan mayoritas responden yaitu 27 responden
antara pendidikan dengan perilaku memiliki pengetahuan yang baik tentang
penggunaan APD. HIV dengan 19 responden (70,4%)
Menurut Notoatmodjo (2003), diantaranya menggunakan APD yang
tingkat pendidikan penolong persalinan lengkap selama menolong persalinan.
akan menentukan sikap dan tindakannya Berdasarkan analisis korelasi
dalam menghadapai berbagai masalah menggunakan uji statistik Chi Square (χ2)
khususnya masalah kesehatan. Penolong menggunakan aplikasi spss versi 19
persalinan yang berpendidikan tinggi didapatkan nilai Chi Square (χ2) sebesar
semakin mudah menyerap informasi 6,438 dengan p value 0,011. Dari uji Chi
sehingga memiliki persepsi yang lebih baik Square tersebut diperoleh hasil bahwa
dibandingkan dengan yang berpendidikan terdapat cell yang nilai ekspektasinya < 5
rendah. Orang yang berpendidikan tinggi (> 20%) sehingga digunakan uji Fisher
akan memberikan respon yang lebih Exact dengan hasil p value sebesar 0,019
rasional terhadap informasi yang datang sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
dan akan berperilaku yang lebih banyak hubungan antara pengetahuan dengan
memberikan keuntungan. perilaku penggunaan APD.
Menurut Sukmadinata (2003), ada Responden dengan pengetahuan baik
faktor eksternal lain yang mempengaruhi disebabkan karena responden mendapatkan
pengetahuan seseorang yaitu paparan media pengetahuan cara pencegahan HIV/AIDS
masa. Seseorang yang mempunyai sumber dari pelatihan-pelatihan khusus tentang
informasi yang lebih banyak melalui HIV/AIDS. Pengetahuan merupakan
berbagai media baik cetak maupun fakta/informasi/kemampuan yang diperoleh
elektronik, akan mempunyai pengetahuan seseorang melalui pengalaman/pendidikan
yang lebih luas dibandingkan dengan orang dan pemahaman secara teoretis/praktis
yang tidak terpapar informasi media sama mengenai suatu bidang studi tertentu
sekali. (Anonim, 2010). Pengetahuan seseorang
4. Hubungan Pengetahuan Responden dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
dengan Perilaku Penggunaan APD umur, pekerjaan, pengalaman, pendidikan,
Tabel 9. Hubungan Pengetahuan dengan media dan keterpaparan informasi
Perilaku Penggunaan APD (Mubarok, 2003).
Pengetah APD Total p Fish Menurut Notoatmodjo (2003),
uan Tidak Lengka valu er
Lengka p e Exac pengetahuan seseorang juga dipengaruhi
p t oleh beberapa faktor, diantaranya
f % f % f %
Baik 8 29, 1 70, 2 10 0,0 0,01 pengalaman, pendidikan, keyakinan,
6 9 4 7 0 11 9 penghasilan dan sosial budaya kebiasaan
Cukup 7 77, 2 22, 9 10
8 2 0 dalam keluarga dapat mempengaruhi
Kurang 0 0 0 0 0 0
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang
terhadap sesuatu.

| 343
PENUTUP sukarela HIV. Jakarta : Kementrian
A. KESIMPULAN Kesehatan.
1. Mayoritas responden berumur 21-35 Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan
tahun. masyarakat. Jakarta Penerbit
2. Mayoritas responden mempunyai Rineka Cipta.
masa kerja < 5 tahun. __________, S. (2005). Metodologi
3. Mayoritas responden berpendidikan penelitian kesehatan. Jakarta :
D3 kebidanan. Rineka Cipta.
4. Mayoritas responden mempunyai __________, S. (2010). Metodologi
pengetahuan baik tentang penelitian kesehatan. Jakarta :
HIV/AIDS. Rineka Cipta.
5. Mayoritas responden memakai APD Resminarti. (2002). Analisi faktor-faktor
lengkap selama menolong persalinan. yang mempengaruhi perilaku bidan
6. Tidak ada hubungan antara umur dalam pencegahan penularan
dengan perilaku penggunaan APD HIV/AIDS pada persalinan normal
(p = 0,994 > α = 0,05). di Kota Singkawang. Kalimantan
7. Tidak ada hubungan antara masa Barat. Universitas Diponegoro.
kerja dengan perilaku penggunaan Septina, A. (2012). Gambaran tingkat
APD (p = 0,987 > α = 0,05). kepatuhan penolong persalinan
8. Tidak ada hubungan antara dalam penggunaan APD pada
pendidikan dengan perilaku proses persalinan di Puskesmas
penggunaan APD (p = 1,000 > α = Madukara I. . Banjarnegara:
0,05). Politeknik Banjarnegara.
9. Ada hubungan antara pengetahuan Sarwono. (2010). Ilmu kebidanan. Yayasan
dengan perilaku penggunaan APD Bina Pustaka Sarwono
(p = 0,011 < α = 0,05). Prawirohardjo. Jakarta.
Santjaka. (2011). Statistik untuk penelitian
REFERENSI kesehatan.Yogyakarta: Nuha
Kementrian Kesehatan, RI. (2011). Modul Medika.
pelatihan konseling dan tes

344 |
WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DENGAN EPISIOTOMI
DAN ROBEKAN SPONTAN

Rini Kristiyanti1, Watiroh2, Sigit Prasojo3


Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
mamabilgis@gmail.com
wati.roh@gmail.com
sigitstikes@yahoo.co.id

Abstrak
Infeksi post partum sering terjadi karena adanya luka laserasi pada jalan lahir
(episiotomi atau robekan spontan). Luka laserasi jalan lahir dapat mempengaruhi
waktu penyembuhan luka tergantung rata atau tidaknya luka tersebut. Penyembuhan
luka perineum yang terjadi secara persecundam (lambat) akan meningkatkan risiko
terjadinya infeksi masa nifas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan waktu penyembuhan luka perineum antara tindakan episiotomi dengan
robekan spontan di RSUD Kajen Tahun 2014. Desain penelitian menggunakan Static
Group Comparison. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang
mengalami laserasi jalan lahir di RSUD Kajen dari tanggal 15 Mei – 15 Juni 2104.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling yang diobservasi dari
hari pertama sampai luka dinyatakan sembuh pada 33 ibu nifas. Analisis hasil
penelitian menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil penelitian diketahui nilai p = 0,016
(p< 0,05)berarti ada perbedaan waktu penyembuhan yaitu waktu penyembuhan luka
akibat tindakan episiotomi lebih cepat sembuh daripada robekan spontan. Saran bagi
tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan yang tepat saat persalinan
untuk mencegah terjadinya laserasi jalan lahir dan melakukan episiotomi pada waktu
yang tepat untuk mempercepat penyembuhan luka sehingga tidak terjadi infeksi post
partum.

Kata Kunci: Episiotomi, robekan spontan, penyembuhan luka perineum

| 345
PENDAHULUAN 46). Robekan perineum umumnya terjadi
Berdasarkan Survei Demografi dan di garis tengah dan bisa menjadi luas
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, apabila kepala janin terlalu cepat, sudut
AKI Indonesia adalah 359/100.000 arkus pubis lebih sempit dari biasanya atau
kelahiran hidup. AKI Indonesia termasuk anak dilahirkan dengan pembedahan
salah satu yang tertinggi di Asia (Wijaya, vaginal (Winkjosastro, 2002 h. 665).
2012). Penyebab langsung kematian ibu Luka pada perineum akibat episiotomi,
adalah perdarahan pada masa nifas ruptur, atau laserasi merupakan daerah
(26,9%), eklampsi pada waktu bersalin yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap
(23%), infeksi (11%), komplikasi bersih dan kering (Bahiyatun, 2009:78).
puerpurium (8%), trauma obstetrik (8%), Menurut Suwiyoga (2004), akibat
partus lama (8%), aborsi (8%), dan lain-lain perawatan perineum yang tidak benar
(10,9%) (Depkes RI, 2011). dapat mengakibatkan kondisi perineum
Infeksi pada masa nifas yang yang terkena lokhea dan lembab sangat
merupakan mordibitas dan mortalitas bagi menunjang untuk perkembangbiakan
ibu pasca bersalin (Saifuddin, 2009). bakteri yang dapat menyebabkan
Menurut Bahiyatun (2009), penyebab timbulnya infeksi pada perineum.
infeksi tersebut adalah bakteri endogen dan Munculnya infeksi pada perineum dapat
eksogen. Faktor predisposisi infeksi masa merambat pada saluran kandung kencing
nifas meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi ataupun pada jalan lahir yang dapat
zat besi, persalinan lama, ruptur membran, berakibat pada munculnya komplikasi
episiotomi, atau seksio sesaria. Ibu berisiko infeksi kandung kencing maupun infeksi
mengalami infeksi postpartum karena pada jalan lahir,berbeda dengan hal itui
adanya luka pada area pelepasan plasenta, sangat kecil kemungkinannya jika luka
laserasi pada saluran genetal, dan perineum dirawat dengan baik.
episiotomi pada perineum. Perawatan luka perineum yang baik
Hampir 90% pada proses persalinan dapat meningkatkan kenyamanan dan
pertama dan tidak jarang pada persalinan mencegah infeksi. Tindakan yang sering
berikutnya mengalami robekan perineum, dilakukan yaitu membersihkan area
baik dengan atau tanpa episiotomi. perineum dengan menggunakan air hangat
Robekan perineum dapat terjadi secara yang dialirkan (dapat ditambah larutan
spontan (tidak sengaja) dan dengan antiseptik) ke atas vulva perineum setelah
tindakan episiotomi (sengaja). Ruptur berkemih atau defekasi, menghindari
perineum spontan adalah luka pada penyemprotan langsung, mengganti
perineum yang terjadi karena sebab-sebab pembalut setelah membersihkan perineum
tertentu tanpa dilakukan tindakan setelah berkemih atau defekasi dan jika ada
perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi luka episiotomi, hindari untuk menyentuh
pada saat persalinan dan biasanya tidak daerah luka (Bahiyatun, 2009). Dalam
teratur, lebih luas dan dalam yang Asuhan Persalinan Normal (2008)
mengakibatkan penyembuhan luka akan perawatan luka dilakukan dengan cara
lambat atau terganggu (Sarwinanti, 2007 h. mencuci daerah genitalia dengan lembut,

346 | Prosiding Seminar Nasional Kebidanan dan Call for Paper


dengan air sabun dan air desinfektan Jumlah persalinan spontan Tahun 2013
tingkat tinggi, kemudian di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
dikeringkan.Perawatan luka perineum yang sebanyak 1127 orang, berdasarkan data
baik akan mempercepat penyembuhan luka bulan Desember 2013 diperoleh sebanyak
(Sarwinanti, 2007). 113 persalinan spontan. Sebanyak 67
Penyembuhan luka adalah proses persalinan mengalami robekan spontan, 22
penggantian dan perbaikan fungsi jaringan persalinan dengan tindakan episiotomi, dan
yang rusak. Penyembuhan luka pada 24 persalinan dengan perineum utuh,
robekan perineum akan bervariasi, dapat namun, tidak diketahui perbedaan lama
terjadi perprimam atau persecundam waktu penyembuhan luka antara episiotomi
(lambat) tergantung dari luas dan dalamnya dengan ruptur spontan pada perineum.
luka, semakin dalam luka tentu saja Berdasarkan dari latar belakang
penyembuhannya semakin lama karena tersebut penulis tertarik untuk melakukan
proses penyembuhan terjadi secara penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
bertahap dari lapisan yang paling luar baru perbedaan waktu penyembuhan luka
ke lapisan yang lebih dalam (Onggo, 2010). perineum antara tindakan episiotomi
Luka insisi yang lurus (rata) lebih mudah dengan robekan spontan melalui perawatan
diperbaiki dan lebih cepat sembuh daripada luka di RSUD Kajen tahun 2014.
luka laserasi yang tidak rata dan tidak
terkendali (Hakimi, 2003). METODE PENELITIAN
Waktu penyembuhan luka dipengaruhi Variabel bebas dalam penelitian ini
oleh perfusi jaringan dan oksigen, merokok, adalah jenis robekan perineum, sedangkan
gangguan hati, stress, kondisi medis dan variable terikat adalah waktu penyembuhan
pengobatan, status nutrisi, infeksi, asuhan luka. Definisi operasional jenis robekan
kurang optimal, obesitas, karakteristik ibu perineum adalah terputusnya kontinuitas
bersalin, kondisi perlukaan dan jaringan pada daerah antara vulva dan anus
perawatannya (Boyle, 2009). Penyembuhan dengan sengaja maupun tidak sengaja
luka pada jalan lahir akan sembuh dalam 7- (spontan) dengan melakukan pengamatan
10 hari bila tidak disertai infeksi dan lebih terhadap robekan perineum dengan
dari 10 hari bila disertai dengan infeksi menggunakan checklist dengan skala
(Bahiyatun, 2009), sedangkan menurut nominal. Waktu penyembuhan luka
penelitian Fitri (2013) menyebutkan bahwa perineum adalah waktu yang dibutuhkan
luka perineum dapat sembuh < 6 hari untuk penyembuhan luka perineum selama
(cepat) dan ≥ 6 hari (lambat). Luka masa nifas, dengan melakukan pengamatan
dinyatakan sembuh apabila luka kering, lamanya penyembuhan luka perineum
tidak ada kemerahan, tidak ada menggunakan check list berdasarkan
pembengkakan, jaringan menyatu, dan REEDA Scale, dengan skala ukur rasio.
tidak nyeri ketika untuk duduk dan Penelitian ini menggunakan rancangan
berjalan. Penyembuhan luka perineum yang Quasi eksperimen dengan desain Static
lama akan meningkatkan risiko terjadinya Group Comparison. Artinya, kelompok
infeksi pada masa nifas (Sarwinanti, 2007). episiotomi dan robekan spontan

| 347
mendapatkan perlakuan berupa perawatan HASIL DAN PEMBAHASAN
luka (X) yang dilakukan pada pagi dan Tabel 1 Distribusi Rata - Rata Waktu
sore, diobservasi waktu penyembuhan Penyembuhan Luka Perineum
lukanya (02) kemudian dibandingkan. pada Tindakan Episiotomi di
Observasi dilakukan setiap hari dari hari Ruang Melati RSUD Kajen
pertama post partum sampai luka Tahun 2014
dinyatakan sembuh.
Min- 95%
Populasi dalam penelitian ini adalah Variabel Mean Median S.D
Max CI
seluruh ibu post partum yang melahirkan
Waktu 6,61 7,00 0,916 5-8 6,16
spontan dan mengalami laserasi jalan lahir Penyembuhan -
Luka 7,07
di RSUD Kajen dari tanggal 15 Mei – 15
Juni 2014 yaitu sebanyak 45 orang. Sampel Sumber : Data Primer diolah
penelitian diambil dengan menggunakan Dari Tabel di atas didapatkan rata -
accidental sampling dengan ukuran sampel rata waktu penyembuhan luka perineum
33 orang, dimana terdapat 12 orang yang karena tindakan episiotomi yaitu 6,61 hari,
masuk dalam kriteria eksklusi sebanyak 2 median 7 hari (95% CI: 6,16-7,07) dengan
orang (16,6%) mengalami laserasi standar deviasi 0,916 hari. Waktu
perinuem derajat I, 3 orang (25%) penyembuhan tercepat 5 hari dan terlama 8
mengalami laserasi derajat III, 1 orang hari. Dari nilai interval kepercayaan
(8,4%) mengalami laserasi derajat IV, 1 disimpulkan bahwa jika observasi
orang (8,4%) mengalami PEB, 2 orang dilakukan pada populasi, maka waktu
(16,6%) mengalami anemia berat, 2 orang penyembuhan luka perineum pada tindakan
(16,6%) menolak menjadi responden, dan 1 episiotomi di Ruang Melati RSUD Kajen
orang (8,4%) bertempat tinggal di luar tahun 2013 adalah diantara 6,16 sampai
Kabupaten Pekalongan. dengan 7,07 hari.
Pengumpulan data menggunakan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Waktu
teknik observasi dari hari pertama post Penyembuhan Luka Perineum
partum sampai luka dinyatakan sembuh. pada Tindakan Episiotomi di
Dengan instrumen pengumpul data adalah Ruang Melati RSUD Kajen
check list observasi. Analisis data Tahun 2014
Waktu
menggunakan uji Mann-Whitney untuk
Penyembuha
menguji beda mean dua kelompok data n Luka Frekuensi Prosentase (%)
independen berdistribusi tidak nomal Perineum
dengan menggunakan Level of Significance (hari)
5 2 11,1
(α = alpha) sebesar 5% (0,05).
6 6 33,3
7 7 38,9
8 3 16,7
Total 18 100,0
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel di atas diketahui bahwa
waktu penyembuhan luka perineum karena

348 |
tindakan episiotomi menunjukkan paling Dari Tabel 5.4 diketahui waktu
banyak mengalami penyembuhan luka penyembuhan luka perineum pada robekan
setelah 7 hari (38,9%) post partum. spontan menunjukkan responden paling
Tabel 3 Distribusi Rata-Rata Waktu banyak mengalami penyembuhan luka
Penyembuhan Luka Perineum setelah 7 hari (40,0%) post partum.
pada Robekan Spontan di Ruang Tabel 5 Distribusi Perbedaan Waktu
Melati RSUD Kajen Tahun Penyembuhan Luka Perineum
2014 antara Tindakan Episiotomi
Mi
95
dengan Robekan Spontan Di
Mea Medi n- Ruang Melati RSUD Kajen
Variabel S.D %
n an Ma
CI Tahun 2014
x
Waktu 7,53 7,00 0,99 6– 6,9 Min – p
Variabel Mean N
Penyembu 0 9 8- Max Value
han Luka 8,0 Episiotomi 6,61 5–8
8 0,016 33
Robekan 7,53 6–9
Sumber : Data Primer diolah
Spontan
Dari Tabel di atas didapatkan rata- Sumber : Data Primer diolah
rata waktu penyembuhan luka perineum Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-
karena robekan spontan yaitu 7,53 hari, rata waktu penyembuhan luka perineum
median 7 hari (95% CI: 6,98-8,08) dengan pada tindakan episiotomi yaitu 6,61 hari
standar deviasi 0,990 hari. Waktu dan robekan spontan yaitu 7,53 hari. Hasil
penyembuhan tercepat 6 hari dan terlama 9 uji Mann-Whitney didapatkan nilai p =
hari. Dari nilai interval kepercayaan 0,016 sedang α = 0,05. Jadi, p < α yaitu
disimpulkan bahwa jika observasi 0,016 < 0,05sehingga dapat disimpulkan
dilakukan pada populasi, waktu bahwa ada perbedaan waktu penyembuhan
penyembuhan luka perineum pada robekan yaitu waktu penyembuhan luka perineum
spontan di Ruang Melati RSUD Kajen pada tindakan episiotomi lebih cepat
tahun 2013 adalah diantara 6,98 sampai daripada robekan spontan.
dengan 8,08 hari. Berdasarkan tabel diketahui bahwa
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Waktu nilai p= 0,016 (ρ <0,05) sehingga dapat
Penyembuhan Luka Perineum disimpulkan bahwa ada perbedaan waktu
pada Robekan Spontan di Ruang penyembuhan luka yaitu waktu
Melati RSUD Kajen Tahun 2014 penyembuhan luka perienum pada tindakan
Waktu episiotomi lebih cepat daripada robekan
Penyembuhan Prosentase
Luka Perineum
Frekuensi
(%)
spontan.
(hari) Dari hasil penelitian diketahui bahwa
6 2 13,3 waktu penyembuhan luka pada episiotomi
7 6 40,0 terjadi secara persecundam (lambat)
8 4 26,7
9 3 20,0 walaupun sudah dilakukan perawatan luka
Total 15 100 perinuem yang baik. Hal ini dikarenakan
Sumber : Data Primer diolah rata - rata waktu penyembuhan luka

| 349
perinuem pada tindakan episiotomi yaitu simetris dan anatomis hingga penjahitannya
6,61 hari. Dimana penyembuhan luka lebih mudah dan penyembuhan lukanya
terjadi secara persecundam (lambat) lebih memuaskan (Manuaba, 2012).
apabila waktu penyembuhannya ≥ 6 hari Menurut Fitri (2013) menyatakan bahwa
(Fitri, 2013). ada hubungan antara mobilisasi dini dan
Penyembuhan luka adalah proses status gizi dengan lamanya penyembuhan
penggantian dan perbaikan fungsi jaringan luka perineum. Apabila ibu nifas yang
yang rusak. Penyembuhan luka pada melakukan mobilisasi dini maka luka
robekan perineum akan bervariasi, dapat perineum akan sembuh lebih cepat daripada
terjadi perprimam (cepat) atau ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi
persecundam (lambat) tergantung dari luas dini. Dalam penelitian tersebut juga
dan dalamnya luka, semakin dalam luka menyebutkan bahwa ibu nifas dengan status
tentu saja penyembuhannya semakin lama. gizi normal (IMT 18,5-24,9) maka waktu
Seperti semua luka baru, area episiotomi penyembuhan lukanya lebih cepat daripada
atau luka sayatan membutuhkan waktu yang status gizinya kurang (IMT < 18,5)
untuk sembuh, yaitu 7 hingga 10 hari dan lebih (> 25-29,9).
(Bahiyatun, 2009 h. 78). Dalam penelitian Pada robekan spontan, waktu
Fitri (2013) tentang faktor yang penyembuhan lukaterjadi secara
mempengaruhi penyembuhan luka, persecundam (lambat). Hal ini dikarenakan
penyembuhan luka dikategorikan menjadi 2 rata-rata waktu penyembuhan luka
yaitu, cepat apabila terjadi < 6 hari dan perinuem akibat tindakan episiotomi yaitu
sembuh lambat ≥ 6 hari. 7,53 hari. Dimana penyembuhan luka
Ada beberapa faktor yang terjadi secara persecundam (lambat)
mempengaruhi keterlambatan apabila waktu penyembuhannya ≥ 6 hari
penyembuhan luka tersebut yaitu cara (Fitri, 2013).Hal tersebut disebabkan
episiotomi yang tidak tepat, penanganan karena luka robekan spontan biasanya tidak
jaringan (penjahitan) dan aktivitas respoden teratur, lebih luas dan dalam yang
yang berbeda walaupun sudah dilakukan mengakibatkan penyembuhan luka terjadi
perawatan luka perineum yang baik. Ada secara lambat atau terganggu (Sarwinanti,
faktor lain yang mempengaruhi 2007). Hakimi (2003) menyatakan waktu
penyembuhan luka seperti cara episiotomi penyembuhan luka pada laserasi yang
dan mobilisasi dini dan status gizi juga compang-camping serta tidak terkendali
mempengaruhi dalam penyembuhan luka. akan sembuh dalam waktu lama. Selain itu,
Manuaba (2012) yang menyebutkan menurut peneliti ada beberapa faktor yang
bahwa episiotomi mediolateralis, mediana menyebabkan keterlambatan waktu
atau medialis, lateralis, dan mediolateralis penyembuhan luka karena robekan spontan
disertai dengan pelebaran menurut yaitu faktor umur, suplai darah, teknik
schuchardt yang memiliki kelebihan dan penjahitan serta pembatasan aktivitas bagi
kelemahan tertentu. Dimana, episiotomi ibu nifas.
secara mediana atau medialis menimbulkan Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perdarahan yang lebih sedikit, sayatan lebih perbedaan waktu penyembuhan luka antara

350 |
tindakan episiotomi dan robekan spontan. menyatakan bahwa penyembuhan luka
Hal tersebutsesuai dengan teori Hakimi perinuem dapat dipengaruhi oleh beberapa
(2003) yang menyatakan bahwa luka insisi faktor yaitu usia, nutrisi, obat-obatan,
yang lurus (rata) lebih mudah diperbaiki suplai darah, infeksi, nekrosis, merokok,
dan lebih cepat sembuh dibanding luka gangguan tidur, stres, asuhan kurang
laserasi yang tidak rata dan tidak terkendali. optimal, penanganan jaringan, hemoragi,
Luka karena episiotomi menimbulkan medikasi, overaktivitas, kondisi perlukaan,
sayatan lebih simetris dan anatomis hingga keturunan, sarana prasarana dan waktu
penjahitannya lebih mudah dan mobilisasi yang berbeda. Jadi, walaupun
penyembuhan lukanya lebih memuaskan dilakukan perawatan luka perineum yang
misalnya episiotomi mediana / medialis sama, penyembuhan luka perinum tetap
(Manuaba, 2012). Luka akibat robekan berbeda tiap responden.
perineum secara spontan biasanya tidak Selain faktor di atas, cara penjahitan
teratur sehingga jaringan yang robek sulit juga mempengaruhi lama waktu
dilakukan penjahitan, lebih luas dan dalam penyembuhan luka perinuem. Hal ini sesuai
yang mengakibatkan penyembuhan luka dengan penelitian Zuliati (2012) yang
akan lambat atau terganggu (Sarwinanti, menyatakan bahwa nilai t hitung sebesar -
2007). 3,415. Artinya, ada perbedaan lama
Penyembuhan luka pada robekan penyembuhan luka perineum antara
perineum memang bervariasi, dapat terjadi penjahitan jelujur dan terputus. Dalam hal
perprimam (cepat) atau persecundam ini waktu penyembuhan luka dengan
(lambat) tergantung dari luas dan dalamnya penjahitan jelujur lebih cepat daripada
luka, semakin dalam luka waktu dengan jahitan terputus.
penyembuhannya semakin lama. Menurut
Hur dan Han (2004) untuk menilai KESIMPULAN
kesembuhan luka jahitan perineum dapat Berdasarkan uji Mann-Whitney,
menggunakan REEDA Scale yaitu Redness, diketahui ada perbedaan waktu
Edema, Eccymosis, Discharge, penyembuhan luka, perineum antara
Approximation. Luka dinyatakan sembuh tindakan episiotomi dan robekan spontan,
apabila skor REEDA Scale adalah nol. dimana waktu penyembuhan luka perienum
Artinya luka kering, tidak adanya pada tindakan episiotomi lebih cepat
kemerahan, pembengkakan, jaringan daripada luka perineum pada robekan
menyatu, dan tidak nyeri ketika untuk spontan.
duduk dan berjalan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, DAFTAR PUSTAKA
juga diketahui bahwa penyembuhan luka Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
perineum akibat tindakan episiotomi Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
maupun robekan spontan terjadi secara EGC.
lambat yaitu ≥ 6 hari walaupun dilakukan Boyle, Maureen. 2009. Pemulihan Luka :
perawatan luka yang sama. Hal ini sesuai Seri Praktik kebidanan. Jakarta: EGC.
dengan teori Boyle (2009) yang

| 351
Fitri, Elida. 2013. Faktor-Faktor Yang Perineum Antara Pemberian
Mempengaruhi Lamanya Kompres Kasa Betadine dan
Penyembuhan Lukaperineum Pada Pemberian Betadine Oles Pada Ibu
Ibu Nifas Di Rumah Sakit Umum Post Partum di Ruang Sakinah RSU
Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. PKU Muhammadiyah Yogyakarta‖.
Dilihat tanggal 3 April 2014. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Hakimi, Mohammad. 2003. Ilmu Vol.3, No.1, tahun 2007. Dilihat
Kebidanan : Fisiologi dan Patologi tanggal 15 April 2014.
Persalinan. Jakarta: Yayasan Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan
Essentia Medica. Nasional Pelayanan Kesehatan
Hur, M.H, Han S.H. 2004. Clinical Trial Of Maternal dan Neonatal. Jakarta: BP-
Aromatherapy On Post Partum SP
Mother’s Perineal. Wiknjosastro, Gulardi. H, dkk. 2008.
<http://www.mesotheliomere.source. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
org7867.html> Normal. Jakarta : JNPK-KR.
Manuaba, Ida bagus Gede. 2004. Dasar- Zuliati, Isti Chana. 2012. ‗Perbedaan Lama
Dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penyembuhan Luka Perinium antara
Jakarta: EGC. Penjahitan Jelujur Dan Terputus pada
.2012. Buku Ajar Ibu Nifas Di BPS Umu Hani Tahun
Pengantar Kuliah Teknik Operasi 2012‘. Jurnal Kesehatan ―Samodra
Obstetri dan Keluarga Berencana. Ilmu‖ Vol. 03, No. 01 Januari 2013.
Jakarta : TIM. Dilihat tanggal 10 April 2014.
Sarwinanti.2007. ―Perbedaan Lamanya
Waktu Penyembuhan Luka Jahitan

352 |
STUDI FENOMENOLOGI: STIGMA TENAGA PENDIDIK DAN
KESEHATAN PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS

Fetty Rosyadia Wachdin1), Bhisma Murti2), Argyo Demartoto3)


1)
Diploma III KebidananUniversitas Muhammadiyah Ponorogo
Email : fettyrosyadia@gmail.com
2)
FakultasIlmuKesehatan Masyarakat UNS
3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS
fettyrosyadia@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Terdapat 13 kasus HIV/AIDS pada anak di Kota Surakarta dimana
mereka terinfeksi dari ibunya. Meskipun begitu anak dengan HIV/AIDS(ADHA) tetap
mendapat stigma dan diskriminasi dari masyarakat akibat statusnya sebagai HIV
positif. Penelitian ini bertujuan menggali stigma dan diskriminasi masyarakat sekitar
pada ADHA.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pengelola dan pengasuh di
Rumah Singgah Lentera Surakarta, serta sekretaris penuh waktu KPA Kota Surakarta,
dengan informan utama adalah ADHA yang tinggal di Rumah Singgah Lentera
Surakarta. Didukung oleh informan pendukung yaitu guru di sekolah, petugas
kesehatan di puskesmas dan di rumah sakit. Data yang diperoleh dikelompokkan ke
dalam suatu unit kode kemudian dilakukan deskripsi dan interpretasi data.
Hasil: Guru masih menganggap ADHA merupakan anak dengan kebutuhan khusus
dan tidak seharusnya bersekolah di sekolah umum. Penyakit HIV/AIDS yang diderita
anak dianggap sebagai penyakit yang sangat mudah menular sehingga membahayakan
murid lain. Di institusi kesehatan, utamanya di rumah sakit, petugas kesehatan telah
dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam menangani pasien menular seperti
HIV/AIDS sehingga stigma dan diskriminasi lebih sedikit terjadi. Di lini pelayanan
kesehatan yang lebih rendah, seperti Puskesmas, stigma dan diskriminasi petugas
kesehatan pada ADHA masih sering terjadi.Tidak jarang ADHA mendapat penolakan
utuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kesimpulan: Pengetahuan tentang penyakit HIV/AIDS, cara pencegahan, penularan,
dan pengobatan perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar stigma dan
diskriminasi dapat ditekan kejadiannya.

Kata Kunci: ADHA, stigma, diskriminasi.

| 353
PENDAHULUAN sering dikaitkan dengan perilaku menyim-
Kasus HIV/AIDS pada anak sedang pang yang menyebabkan infeksi
menjadi perhatian masyarakat bahkan oleh HIV/AIDS, berbeda halnya dengan ADHA,
organisasi dunia seperti WHO dan penularan HIV/AIDS pada anak lebih
UNICEF. Ini adalah sebagai reaksi disebabkan karena infeksi materal dari ibu
terhadap hasil statistik dunia pada tahun ke anak (Becquetet al., 2012; Shen et al.,
2015 yang menyebutkan terdapat 1,8 juta 2015). Namun, ADHA tetap mendapat
anak berusia kurang dari 15 tahun hidup stigma dan diskriminasi oleh masyarakat.
dengan HIV/AIDS (UNAIDS, 2016). Di
Indonesia terdapat setidaknya 898 anak me- METODE PENELITIAN
ngidap HIV/AIDS dengan rentang usia Penelitian ini menggunakan metode
anak 4 sampai 15 tahun. Data ini diperoleh kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
dari Ditjen PP dan PL dalam website Peneliti berupaya menggali informasi
Yayasan Spiritia 5 Juni 2016. Sedangkan tentang pengalaman stigma dan
data dari KPA Propinsi Jawa Tengah tahun diskriminasi masyarakat sekitar yang
2016, Jawa Tengah menempati urutan ke 5 dialami oleh ADHA. Penelitian ini
jumlah penderita HIV/AIDS tertinggi, dilakukan di Rumah Singgah Lentera
dimana Kota Surakarta menempati urutan Surakarta. Lokasi ini dipilih karena Rumah
kedua setelah Kota Semarang dengan angka Singgah Lentera Surakarta merawat anak-
HIV/AIDS tertinggi. Dari 28 kasus infeksi anak dengan HIV/AIDS dari berbagai
HIV dan 48 kasus positif AIDS di Kota daerah, baik dari dalam Kota Solo maupun
Surakarta tahun 2016, terdapat 13 anak dari luar Kota Solo (KPA Kota Surakarta,
dengan HIV positif, 11 di antaranya tinggal 2016).
dan dirawat di Rumah Singgah Lentera Pengambilan subyek penelitian
Surakarta (KPA Kota Surakarta, 2015). dilakukan dengan teknik purposive
Tantangan penanggulangan sampling sesuai dengan kriteria. Informan
HIV/AIDS bukan sekedar mencegah kunci dalam penelitian ini adalah Pengelola
penyebaran infeksi dan pengobatannya. dan pengasuh di Rumah Singgah Lentera
Timbul permasalah baru yang lebih Surakarta. Informan utama dalam penelitian
kompleks yaitu stigma dan diskriminasi ini adalah ADHA dengan informan
pada penderita HIV/AIDS (Shaluhiyah et pembantu yang terdiri dari guru di sekolah,
al, 2015). UNICEF menemukan fakta petugas kesehatan di rumah sakit dan
bahwa infeksi HIV/AIDS bukan hanya puskesmas.
mempengaruhi kesehatan dirinya tetapi Pengambilan data dilakukan dengan
juga lingkungan sosialnya. ADHA akan wawancara mendalam pada informan. Alat
kehilangan hak perhatian dan kasih sayang pengumpul data yang digunakan yaitu
keluarga, terancam putus sekolah, dan panduan wawancara, alat perekam suara,
bahkan kekerasan (WHO, 2014). Hal ini buku catatan dan kamera untuk
dikarenakan stigma dan diskriminasi yang mendokumentasikan. Data yang telah
selalu menyertai penyandang HIV/AIDS. diperoleh akan dianalisis menggunakan
Jika pada ODHA stigma yang dialami metode koding sistematik (Creswell, 2013).

354 |
Kumpulan pernyataan yang signifikan di- tertular kan jadi tanggung jawab kami
kelompokkan ke dalam unit-unit informasi juga. (Hasil wawancara guru MR)
(Coding), kemudian dideskripsikan dan ―La wong saya aja takut mbak....namanya
diinterpretasikan. anak-anak kan gak bisa kita sebagai guru
Penelitian ini bertujuan menggali lepas tangan gitu aja. Kalo ada apa-
stigma dan diskriminasi masyarakat pada apanya, sakit opo jiglok (terjatuh) gitu kan
ADHA di lingkungan institusi pendidikan ya tetep gurunya to mbak. La nek ada yang
dan kesehatan. sakit kayak gitu kan juga takut guru mau
nolong, mau gimana.‖ (Hasil wawancara
HASIL DAN PEMBAHASAN guru SY)
Kelangsungan hidup anak merupakan hak Stigma yang diterima ADHA di
anak yang wajib dilindungi oleh negara, sekolah ini dibenarkan oleh pengelolah
pemerintah, masyarakat, keluarga dan Rumah Singgah Lentera Surakarta, bahwa
orang tua, tidak terkecuali anak yang sebelumnya ADHA pernah beberapa kali
mengidap HIV/AIDS. Hal ini tercantum ditolak di lingkungan sekolahnya. Oleh
dalam Undang-Undang RI No. 23 Pasal 2 kaena itu, pengelola maupun ADHA sendiri
tahun 2002 tentang perlindungan anak. tidak pernah mengungkapkan status HIV
Namun pada kenyataanya, ADHA yang positif kepada pihak sekolah.
tinggal di Rumah Singgah Lentera ―O gak tau gurunya, saya gak pernah
Surakarta masih harus mengalami ngasih tau juga kok, buat apa ngasih
penolakan sebagai akibat stigma dan dis- tau..gak ada hubungane apa-apa
kriminasi. Bukan hanya penolakan di ling- kok.‖(Hasil wawancara PM, Pengelola
kungan tempat tinggalnya, ADHA juga Rumah Singgah Lentera Surakarta)
mengalami penolakan di sekolah dan ―Berapa kali anak-anak itu pindah-pindah
pelayanan kesehatan. sekolah....iya di tempat tinggalnya dulu gak
ada sekolah yang mau nerima, baru masuk
Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan sekolah wali murid ada yg protes ke
Sekolah dan Pelayanan Kesehatan sekolah sehingga sekolah akhirnya....ya
Seorang guru menarasikan dikeluarka. Alasanya ya takut nulari yang
pendapatnya seandainya ada ADHA lain, padahal kan gak semudah itu.‖(Hasil
bersekolah di lingkungan sekolahnya, wawancara PM, Pengelola Rumah Singgah
bahwas ia menolak bila ada anak didik Lentera Surakarta)
dengan penyakit HIV/AIDS bersekolah di Stigma di lingkungan pelayanan
sekolahnya. Guru lainnya juga menolak kesehatan adalah yang paling sedikit
dengan alasan takut tertular bila terjadi. Hal ini dikarenakan pengetahuan
berinteraksi dengan ADHA. tentang HIV/AIDS telah dimiliki oleh
―Gimana mbak ya...selama ini belum petugas kesehatan dan mereka memiliki
pernah ada laporan, tapi kalo ada ya akan standart operasional prosedur (SOP) yang
ditindaklanjuti.............................kasian telah diterapkan untuk pasien-pasien
mbak ya nanti anak-anak yang lain. Itu kan dengan penyakit infeksius. Namun bukan
nular mbak nanti kalo ada anak lain yang berarti tidak ada stigma sama sekali. Stigma

| 355
oleh petugas kesehatan ditunjukkan melalui diskriminasi.Sikap diskriminatif guru
perasaan takut dan sangat berhati-hati peneliti simpulkan dengan informasi
ketika menangani pasien HIV/AIDS. bagaimana guru menarasikan sikapnya
Beberapa perawat yang bertugas di ruang yang tidak setuju bila ada ADHA
anak RSUD Moewardi mengungkapkan hal bersekolah di lingkungan sekolahnya.
yang sama sebagai berikut. ―Ya mungkin akan dipanggil walinya,
―Mungkin ya karna udah tau ininya kali didiskusikan bersama, saran kami ya kalo
jadi ya yang namanya pasien ya kita gak ada kayak gitu ya kalo ada sekolah khusus
akan mendiskriminasikan ya. Kita juga tau mending di situ aja,kan bisa lebih
bagaimana cara penularan, yang penting terkontrol‖ (Hasil wawancara guru MR)
kan kita protek terhadap diri kita Perlakuan diskriminasi pada
sendiri......................kita ber say hello biasa ADHA yang pernah dialami di pelayanan
kayak sama pasien kesehatan adalah ditolak untuk menangkses
lainnya.......................tetep biasa baik imunisasi pada Pekan Imunisasi Nasional
mbak, bincang-bincang, cerita-cerita.‖ (PIN) 2016.
(Hasil wawancara perawat SH) ―Iya..iya memang. La itu kan bukan warga
Di lini pelayanan kesehatan lain, sini mbak ya, jadi kita sesuai prosedur saja.
stigma oleh petugas kesehatan masih Jadi kalo PIN nasional itu kami cuma
terjadi. Puskesmas X merupakan salah satu memberikan vaksin kepada anak-anak yang
Puskesmas di wilayah kerja setempat sudah terdaftar di wilayah kerja Puskesmas
pernah menolak ADHA untuk mendapat X........................... Kalo kemarin itu
imunisasi PIN dengan alasan ADHA masalahnya itu kayaknya mbak.‖(Hasil
merupakan buakan warga setempat dan wawancara bidan LN)
anak dengan perlakuan khusus. Faktor Penyebab Stigma dan
―Iya..iya memang. La itu kan bukan warga Diskriminsi pada ADHA
sini mbak ya, jadi kita sesuai prosedur Penyebab paling mendasr timbulnya
saja.Jadi kalo PIN nasional itu kami cuma stigam dan diskriminasi pada pasien
memberikan vaksin kepada anak-anak yang HIV/AIDS adalah rendahnya pengetahuan
sudah terdaftar di wilayah kerja Puskesmas tentng HIV/AIDS.
X..................... Kalo kemarin itu Guru di sekolah umumnya memiliki
masalahnya itu kayaknya mbak. Ya gimana tingkat pendidikan yang tinggi, namun hal
mbak yaa, ya kan beresiko juga, kan tersebut tidak menjamin mereka menguasai
keadaan anaknya seperti itu, apalagi kan pengetahuan tentang kesehatan utamanya
saya tinggal di sini mbak dah tau semua.‖ tentang HIV/AIDS.
(Hasil wawancara bidan LN) ―Iya memang anak-anak saya di sini saya
Anggapan negatif kepada ADHA yakin tidak mungkin melakukan perbuatan-
secara langsung maupun tidak langsung perbuatan seperti itu (seks bebas/narkoba)
mengakibatkan praktisi pendidikan dan tapi kan bisa menular lewat darah mbak,
kesehatan mengelompokan ADHA sebagai kita gak tau kan . Kadang kita saja tidak
kelompok dengan perlakuan khusus sengaja kena luka kecil keluar darah,
sehingga rentan terjadi tindakan apalagi anak-anak. Mereka gak tau waktu

356 |
bermain gitu jatuh atau kena itu lo mbak minder, ya takut gak mau berteman gak
waktu alahhh nganu pensil itu lo, keluar punya temen sahabat karib gitu. kalo tau
darah gitu gimana mbak, kan kita gak bisa enggaknya saya rasa temenya P gak ada
mengawasi terus. (Hasil wawancara guru yang tau, cuma dia takut.‖ (Hasil
MR) wawancara PM, pengelola Rumah Singgah
Di Puskesmas X wilayan setempat Lentera Surakarta)
masih ada petugas kesehatan yang ―Enggak gak pengen pulang ke rumah, gak
mempunyai stigma dan diskriminasi pada punya temen di sana. Taulah, mereka gak
ADHA. Mereka masih takut melakukan mau pasti takut ketularan..................... Iya
pelayanan kesehatan pada pasien dengan pernah gak minum obat........ ya males aja,
HIV/AIDS.Pengetahuan tentang penyakit gak bias sembuh.‖(Informan ADHA 2)
HIV/AIDS yang tidak menyeluruh juga
dapat menimbulkan ketakutan yang ―Mereka itu yang masih kecil kasian,
berlebihan pada ADHA. mereka kadang gak ngerti gitu kalo dia di
―Ya gimana mbak yaa, ya kan beresiko apa ya istilahnya dikucilkan gitu.‖ (Hasil
juga, kan keadaan anaknya seperti itu, wawancara PM, pengelola Rumah Singgah
apalagi kan saya tinggal di sini mbak dah Lentera Surakarta)
tau semua.‖ (Hasil wawancara LN)
Dampak Psikologi Stigma dan Berdasarkan Labelling Theory oleh
Diskriminasi pada ADHA Edwin M. Lemertdan George Herbert Mead
Stigma dan diskriminasi yang dialami oleh dalam Sunarto (2004), stigma dan
ADHA menimbulkan dampak psikologis diskriminasi masyarakat sekitar muncul
baginya. Meskipun ADHA tidak begitu akibat kecenderungan menempatkan
memahami stigma dan diskriminasi yang ADHA pada posisi minoritas karena
dialaminya namun sikap tidak adil guru, menyandang penyakit HIV/AIDS. Hal ini
teman atau petugas kesehatan kerap menempatkan ADHA pada ―Devian
membuat ADHA merasa kecewa dan sedih. Primer‖ dalam teori labeling. Devian
Mereka sering murung, menangis, minder Primer menjadi objek pelabelan
dan kadang sedih mengapa orang masyarakat dalam hal ini adalah stigma dan
menjauhinya, tanpadia tau bahwa yang diskriminasi. Stigma dan diskriminasi lebih
menyebabkan mereka dijauhi adalah karena terstruktur serta sistematis.Temuan dalam
sakit yang mereka alami. Tekanan penelitian ini menyebutkan bahwa ADHA
psikologis anak juga muncul sebagai akibat dianggap sebagai anak dengan perlakuan
dari sakit yang ia alami, merasa putus asa khusus sehingga tidak diperkenankan
dan sering ditujukkan dengan tidak mau memperoleh pendidikan formal di sekolah
minum obat. umum. Anak dianggap sangat
Beda lagi kalo P (menyebut salah satu membahayakan yang akan dengan mudah
ADHA) mbak, ya itu tadi dia udah bisa menularkan ke teman, guru, dan petugas
mikir apa itu HIV gimana HIV itu dia jadi kesehatan yang menangani. ADHA ditolak
minder. Gak punya temen dia.............bukan untuk memperoleh pelayanan imunisasi
gitu ya dianya yang menutup diri mbak, pada PIN 2016 dengan alasan ADHA

| 357
bukan merupakan warga asli setempat. eksternal berupa pengetahuan tentang
Padahal, pada Buku Panduan Pekan HIV/AIDS. Masyarakat memiliki persepsi
Imunisasi Nasional Dunia (2015) yang salah tentang HIV/AIDS dan
menyebutkan, setiap anak wajib mendapat penyandang HIV/AIDS. Pengetahuan
imunisasi gratis baik anak dengan Kartu sangat sedikit tentang HIV/AIDS justru
Keluarga domisili setempat maupun anak mendorong timbulnya stigma. Beberapa
sebagai tamu. guru dan petugas kesehatan hanya
Stigma dan diskriminasi pada mengetahui bagian permukaannya saja
ADHA di lingkungan sekolah sesuai bahwa HIV/AIDS adalah penyakit menular
dengan penelitian terdahulu oleh Campbell dan belum ada obatnya. Mereka tidak
et al. di Zimbabwe pada tahun 2010 bahwa mengetahui dengan jelas bagaimana cara
teman di sekolah juga mempunyai stigma penularan dan pencegahan transmisi
terhadap ADHA baik disebabkan karena HIV/AIDS, sehingga yang bisa dilakukan
penyakit yang diderita atau keadaan fisik adalah menghindari segala macam kontak
serta psikologi ADHA. Penelitian lain yang dengan penderita HIV/AIDS. Ini
juga sesuai adalah penelitian oleh memunculkan celah yang besar terhadap
Wattradul et al. di Bangkok tahun 2014 dan timbulnya tindakan diskriminatif.
penelitian Brown and Spaull di Afrika Labeling masyarakat sekitar melalui
tahun 2014. Stigma dan diskriminasi stigma dan diskriminasi menyisakan
menjadi salah satu hambatan bagi ADHA dampak psikologi bagi ADHA yang disebut
untuk memperoleh pendidikan formal. dengan Devian Sekunder. ADHA
Stigma dan diskriminasi oleh guru atau cenderung berlaku seperti apa yang
teman sekolah mengakibatkan tidak jarang dilabelkan masyarakat bahwa mereka
ADHA ditolak untuk bersekolah.Hasil adalah anak yang dengan penyakit
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian mematikan dan membahayakan orang lain.
terdahulu oleh Chambers et al. tahun 2015 Hal ini ditunjukkan dengan ADHA merasa
di Canada bahwa masih adanya stigma dan minder sehingga menarik diri dari
diskriminasi pada penyandang HIV/AIDS lingkungan sosialnya. Selain itu dampak
oleh petugas kesehatan, meski-pun mereka psikologis yang dirasakan ADHA adalah
membekali diri mereka dengan pe- perasaan sedih dan tertekan yang
ngetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. ditunjukkan melalui sikap murung,
Stigma oleh petugas kesehatan juga menangis, merasa dikucilkan, merasa putus
ditunjukkan melalui jastifikasi terhadap asa dan tidak mau minum obat. Dampak
pasien HIV/AIDS bahwa mereka adalah psikologi yang ADHA alami kerap
orang yang berbeda dan dianggap tidak menimbulakan reaksi fisik, anak menjadi
normal. lebih sering jatuh sakit.
Hal paling mendasar yang Temuan dampak stigma dan diskri-
menyebabkan stigma dan diskriminasi pada minasi pada psikologi ADHA ini
penelitian ini adalah faktor internal berupa mendukung hasil penelitian terdahulu oleh
persepsi terhadap HIV/AIDS dan Handajani et al danRzeszutecet al., bahwa
penyadang HIV/AIDS, serta faktor salah satu aspek yang paling penting dalam

358 |
pengobatan dan perawatan pasien SB, The Stigma Review Team
HIV/AIDS adalah dengan membentuk (2015) Stigma, HIV and health: a
keadaan psikologi yang adekuat. Dimana qualitative synthesis. BMC Public
pandangan, perasaan, kepercayaan, Health 15(848): 1-17
kesehatan mental serta dukungan sosial Creswell, John W. (1994) Research
yang terbentuk akan sangat mempengaruhi Design: Qualitative & Quantitative
penerimaan pasien terhadap penyakit dan Approach. Thousand Oaks,
kepatuhannya pada terapi yang diberikan. London, New Delhi: Sage
Handajani YS, Djoerban Z, Irawan H
KESIMPULAN (2012).Quality of Life People
Perlu adanya suatu model upaya Living with HIV/AIDS.Indones J
penghapusan stigma dan diskriminasi pada Intern Med 44(4): 310-316
anak dengan HIV/AIDS yang dibentuk dan KPAI (2013).Penjelasan Atas Undang-
dijalankan melalui kerjasama listas sektor. Undang Republik Indonesia No.23
Sehingga, stigma dan diskriminasi pada Tahun 2002 tentang Perlindungan
ADHA dapat diminimalkan kejadiannya Anak. www.kpai.go.id-
dan hak-hak anak terlindungi. /hukum/undang-undang-uu-ri-no-
23-tahun-2002-tentang-perlin-
REFERENSI dungan-anak Diakses tanggal 29
Becquet R, Marston M, Dabis F, Moulton Januari 2017
LH, Gray G, Coovadia HM, Essex Rzeszutek M, Oniszczenko W, Schier K,
M, et al. (2012). Children Who Kaluza EB, Gasik R (2016)
Acquire HIV Infection Perinatally Temperament Traits, Social
Are at Higher Risk of Early Death Support, and Trauma Symptoms
than Those Acquiring Infection among HIV/AIDS and Chronic
through Breastmilk: A Meta- Pain Patients. International Journal
Analysis. PloS One.7(2). 1-8 of Clinical and Health Psychology
Brown BM and Spaull N (2014). HIV- 16(2): 137-146
Related Discrimination among Shaluhiyah Z, Musthofa SB, Widjanarko B
Grade Six Students in Nine (2015). Public Stigma to People
Southern African Countries. PLoS Living with HIV/AIDS. Jurnal
ONE 9(8): 1-11 Kesehatan Masyarakat Nasional.
Campbell C, Skovdal M, Mupambireyi Z, 9(4) 333-339
Gregson S (2010). Exploring Shen R, Achenbach J, Shen Y, Palaia J,
children‘s stigmatisation of AIDS- Rahkola JT, Nick HJ, Smythies LE,
affected children in Zimbabwe Connell MM, Fowler MG, Smith
through drawings and stories. The PD, Janoff EN (2015). Mother-to-
Brazilian Journal of Infectious Child HIV-1 Transmission Events
Diseases. 71: 975-985 Are Differentially Impacted by
Chambers LA, Rueda S, Baker DN, Wilson Breast Milk and Its Components
MG, Deutsch R, Raeifar E, Rourke

| 359
from HIV-1-Infected Women. Journal of Infectious Diseases 8:
PLoSONE.10(12): 1-16 226-231
Sulaeman ES (2015). Metode Penelitian WHO. 2014. Global Update On the Health
Kualitatif dan Campuran Dalam Sector Response to HIV.
Kesehatan Masyarakat. UNS Press: www.who.inthiv.pub.progressrepor
Surakarta ts.update2014.en Diakses tanggal
Sunarto K (2004). Pengantar Sosiologi. 05 08 2016
Jakarta: Fakultas Ekonomi Yayasan Spiritia. 2016. Statistik Kasus
Universitas Indonesia HIV/AIDS Tahun 2014 di
UNAIDS (2016).Children and Indonesia.
HIV.Geneva, Switzerland: www.spiritia.or.id.Stats/Statistik.ph
UNAIDS p Diakses tanggal 05 06 2016
Wattradul D and Sriyaporn A (2014). Yayasan Spiritia. 2016. Statistik Kasus
Experiences of Caregivers in HIV/AIDS Tahun 2015 di
Healthcare for and Social Support Indonesia.
of HIV Positive Children Attending www.spiritia.or.id/Stats/Statistik.ph
Schools in Bangkok. The Brazilian p Diakses tanggal 05 06 2016

360 |
Pengaruh Pengasuhan
Di Taman Pengasuhan Anak Terhadap Perkembangan Balita

Risma Aliviani Putri 1), Bhisma Murti 2) , Dono Indarto 3)


Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan masyarakat, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
putririendera@gmail.com
Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan masyarakat, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Bhisma.murti@gmail.com
Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan masyarakat, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
donoIND323@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Perkembangan balita dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah pengasuhan, belajar aktif dan pemenuhan kebutuhan. Pengasuhan hendaknya
dilakukan oleh orang tua, namun karena adanya keterbatasan, Taman Pengasuhan
Anak (TPA) menjadi alternatif pengasuhan bagi balita. Proses pengasuhan yang tepat
yaitu secara demokratis sangatlah penting dilakukan baik oleh ibu maupun TPA.
Pengasuhan demokratis mencakup pembinaan dan bimbingan sosial dapat diupayakan
membantu balita dalam mencapai fase perkembanganya. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengasuhan di TPA terhadap perkembangan personal sosial, motorik
halus, motorik kasar dan bahasa balita
Subjek dan Metode: Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ungaran Barat dengan
jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan kohort retrospektif.
Sampel dipilih secara fixed exposured sampling dengan total 138 subjek
(ibu/pengasuh dan balita). Variabel eksogen yaitu pengasuhan, belajar aktif dan
pemenuhan kebutuhan fisik balita. Variabel endogen yaitu perkembangan balita.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengukur pengasuhan demokratis
ibu/pengasuh di TPA, lembar observasi mengukur belajar aktif balita dan lembar
DDST untuk mengukur perkembangan balita. Pengolahan data menggunakan analisis
jalur.
Hasil: Balita yang terpenuhi kebutuhanya berkembang dengan normal 1.38 kali lebih
besar daripada balita yang tidak terpenuhi kebutuhannya. Meskipun hubungan tersebut
secara marginal signifikan mendekati 0.05(b = 1.38; CI 95% = -0.15 sd 2.91;p=0.077).
Balita yang diasuh secara demokratis 1.12 kali lebih besar dapat belajar aktif daripada
balita yang diasuh secara tidak demokratis.(b = 1.12; CI 95% = 0.14 sd 2.11;
p=0.025). Balita yang diasuh secara demokratis 1.16 kali lebih besar terpenuhi
kebutuhanya daripada balita yang diasuh secara tidak demokratis. (b = 1.16; CI 95% =
0.002sd 2.33; p=0.050). Balita yang belajar aktif 1.18 kali lebih besar terpenuhi
kebutuhanya daripada balita yang tidak aktif belajar (b = 1.81; CI 95% = 0.61sd 3.01;
p=0.003).
Kesimpulan:Ada pengaruh secara langsung dan tidak langsung pengasuhan dengan
perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa balita

Kata Kunci: pengasuhan, pemenuhan kebutuhan, belajar aktif, perkembangan

| 361
LATAR BELAKANG balik, baik yang bersifat perkembangan
Balita adalah istilah umum bagi psikologis maupun pertumbuhan dan
anak usia 1-5 tahun. Masa balita disebut perkembangan.
sebagai periode penting dalam proses Pada masa balita ini proses
tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan pengasuhan yang tepat sangatlah penting
dan perkembangan setiap individu berbeda dilakukan. Pengasuhan adalah proses
antara yang satu dengan yang lain tindakan interaksi antara orang tua dan
(Narendra, 2008). Pertumbuhan dan anak. Kenyataanya pengasuhan tidak hanya
perkembangan dimasa balita menjadi dilakukan orang tua, namun oleh keluarga
penentu keberhasilan pertumbuhan dan maupun masyarakat. Pengasuhan orang tua
perkembangan anak di periode selanjutnya. dengan suasana penuh kasih sayang,
Masa tumbuh kembang di usia ini menerima apa adanya, menghargai potensi,
merupakan masa yang berlangsung cepat memberi rangsangan yang optimal untuk
dan tidak akan pernah terulang, karena itu segala aspek perkembangan anak
sering disebut golden age atau masa merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya
keemasan generasi unggul di masa depan (Susanto,
Perkembangan ialah bertambahnya 2011). Ketika keluarga tidak mampu
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang memberikan pengasuhan yang tepat dan
lebih kompleks. Perkembangan merupakan layak bagi anak, masyarakat berusaha
hasil interaksi kematangan susunan saraf memberikan pengasuhan tersebut.
pusat dengan organ yang dipengaruhinya Sejumlah kasus di berbagai negara
antara lain sistem neuromuskuler, bicara, menggambarkan kesulitan yang dialami
emosi dan sosial yang semua fungsi orang dewasa sebagai pengasuh dalam
tersebut berperan penting dalam kehidupan kehidupan anak ketika tidak ada anggota
manusia secara utuh (Narendra, 2008). keluarganya (Brooks, 2011). Seorang balita
Menurut Berk (2005) menunjukkan bahwa membutuhkan tempat di mana bisa
tahun-tahun pertama dalam kehidupan menemukan pengasuhan yang tepat selama
seorang anak akan mempengaruhi fase orang tua ataupun keluarga tidak mampu
perkembangan selanjutnya. Perkembangan memberikan hal tersebut. Karena
anak meliputi empat aspek perkembangan, pengasuhan yang tepat dibutuhkan untuk
yaitu perkembangan personal sosial, menunjang perkembangan balita.
motorik halus, motorik kasar dansbahasa. Pengasuhan yang dilakukan
Seorang anak sudah dapat berkomunikasi masyarakat atau lebih tepatnya dilakukan
sejak lahir dengan menangis, ekspresi muka oleh Taman Penitipan Anak (TPA) menjadi
dan gerakan-gerakan. Oleh karena itu, sejak alternatif pilihan orang tua. TPA yang baik
lahir sebaiknya para orang tua diberikan akan selalu meminta keterlibatan orang tua
ketrampilan untuk mengembangkan secara konsisten dalam konsultasi,
perkembangan anak. Apabila anak perencanaan, pelaksanaan dan
berinteraksi dengan lingkungan berarti evaluasiprogram dan kegiatan yang
sekaligus anak dipengaruhi dan membantu perkembangan anak
mempengaruhi lingkungan, bersifat timbal (Kemendiknas, 2011). Walaupun

362 |
pengasuhan di TPA tidak sama seperti METODE PENELITIAN
diasuh oleh orang tuanya sendiri tapi paling Jenis penelitian ini adalah analitik
komunikasi antara orang tua dan penyedia observasional dengan pendekatan kohort
penitipan tetap ada dalam pengambilan retrospektif. Tempat penelitian di TPA di
keputusan (Barnardos, 2006). Kecamatan Ungaran Barat, kab. Semarang
Data Kemendikbud (2014) memperlihatkan dan balita di wilayah kerja puskesmas
Jawa Tengah mempunyai 502 lembaga Ungaran barat.
TPA dengan jumlah peserta didik 5.192 Populasi sasaran dalam penelitian ini
tidak termasuk TPA yang tidak terdaftar di adalah balita. Populasi sumber dalam
Dinas Pendidikan setempat. Data ini penelitian ini adalah balita yang dititipkan
menunjukkan bahwa Jawa Tengah di TPA dengan kurikulum Kemendiknas,
mempunyai jumlah TPA paling besar TPA biasa dan yang diasuh oleh orang tua
diantara propinsi lain di pulau Jawa seperti dengan jumlah populasinya 69.Sampel
Jakarta 15, Jawa Barat 157, Banten 30, dipilih dengan menggunakan teknik fixed
Jawa Timur 319 dan Yogyakarta 219. Hal exposure sampling yang merupakan metode
ini membuktikan keberadaan TPA sangat pemilihan sampelberdasarkan status
dibutuhkan oleh orang tua untuk paparan subjek penelitan yaitu terpapar atau
pengasuhan anaknya. tidak terpapar oleh faktor yang diduga
Hasil pengamatan di salah satu TPA di mempengaruhi suatu kejadian. Variabel
Ungaran Kabupaten Semarang terdapat 31 dalam penelitian ini adalah pengasuhan,
yang balita yang dititipkan diT PA, hampir belajar aktif, pemenuhan kebutuhan fisik
semua mampu bergaul dengan teman dan perkembangaan balita. Teknik
sebayanya, mampu berkomunikasi dengan pengumpulan data menggunalkan
teman sebaya dan pengasuh serta dapat kuesioner, lembar observasi dan DDST.
melakukan aktifitas dengan mainan Data dianalisis menggunakan Analisis
disekitarnya walaupun tidak semua mainan Regresi Logistik dengan Pendekatan Path
dipakai. Dari hasil pengamatan tersebut analysis menggunakan program Stata 13.
banyaknya balita yang ditampung di TPA,
lingkungan TPA, fasilitas edukatif dan HASIL PENELITIAN
jumlah tenaga pengasuh yang terbatas 1. Karakteristik Subyek penelitian
menjadi perhatian khusus dalam mengasah Karakteristik subjek penelitian pada
perkembangan balita. ibu atau pengasuh diwilayah Ungaran barat.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik Usia ibu dan pengasuh sebagian besar 20-
untuk mengkaji pengaruh pengasuhan di 40 tahun sebesar 81.16%. Lebih dari
TPA di Kecamatan Ungaran Barat separuh pendidikan ibu dan pengasuh
terhadapperkembangan personal sosial, adalah jenjang pendidikan SMA/SMK
motorik halus, motorik kasar dan bahasa sebesar 50.72 %. Sebagian besar subyek
balita penelitian balita berusia 2–4 tahun sebesar
94.2% dengan usia terbanyak 2-3 tahun
53.62 % . Jenis kelamin balita sebagian
besar perempuan sebesar (53.62%)

| 363
Tabel 1. Karakteristik Subjek 2. Analisa Bivariat
Penelitian Analisis secara bivariat menjelaskan
tentang pengaruh satu variabel bebas
Karakteristik N % Total
terhadap satu variabel terikat.
Usia Ibu (Tahun)
Metode yang digunakan adalah uji
20 – 30 25 36.23% chi-square, dengan taraf kepercayaan
31 – 40 31 44.93% 100% 95% (nilai p=0.05)
> 41 13 18.84%
Pendidikan Ibu
SD 7 10.14%
SMP 17 24.64%
SMA/SMK 35 50.72% 100%
Diploma 5 7.25%
Sarjana 5 7.25%
Usia Anak (tahun)
2–3 37 53.62%
>3 – 4 28 40.58% 100%
>4 4 5.8%
Jenis Kelamin anak
Laki-laki 32 46.38% 100%
Perempuan 37 53.62%

Tabel 2 Uji Chi-square pengasuhan dengan belajar aktif balita


CI
Belajar aktif
Lower Upper
Kurang aktif Aktif OR p

Pengasuhan
Tidak demokratis 1 (1.45%) 1 (1.45%) 32.5 0.001 1.452 727.58
Demokratis 2 (2.9%) 65 (94.2%)

Tabel 2 menyajikan analisis bivariat hingga 727.58; p=0.001 menunjukkan


pengasuhan dengan belajar aktif, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
didadapatkan nilai chi-square hitung Odd antara pengasuhan dengan belajar aktif.
ratio (OR) sebesar 32.5;CI (95%)=1.452

364 |
Tabel 3 Uji chi-square pengasuhan dengan pemenuhan kebutuhan balita dan belajar
aktif dengan pemenuhan kebutuhan balita

Pemenuhan Kebutuhan CI
Tidak OR p Lower Upper

Tercukupi Tercukupi
Pengasuhan
0 0 2 (2.9%) 1.050 0.688 0.994 1.11
Tidak Demokratis
Demokratis 5 (7.25%) 62 (89.85%)
Belajar Aktif
Kurang Aktif 2 (2.9%) 1 (1.45%) 42.0 <0.001 2.922 603.165
Aktif 3 (4.38%) 63 (91.3%)

Tabel 3 menyajikan analisis pada belajar aktif dengan pemenuhan


bivariat pengasuhan dengan pemenuhan kebutuhan balita, didadapatkan nilai chi-
kebutuhan, didapatkan nilai chi-square squre hitung Odd ratio (OR) 42.00;CI
hitung Odd ratio (OR) sebesar 1.052.00;CI (95%)=2.922 hingga 603.165;p=<0.001
(95%)=0.994 hingga 1.11.;p=0.688 menunjukkan adanya hubungan signifikan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara belajar aktif dengan pemenuhan
signifikan antara dengan pengasuhan kebutuhan balita.
dengan pemenuhan kebutuhan sedangkan

Tabel 4 Uji chi-square pemenuhan kebutuhan dengan perkembangan balita dan


pengasuhan dengan perkembangan balita
Perkembangan CI
Meragukan Normal OR p Lower Upper
Pemenuhan Kebutuhan
Tidak Tercukupi 3 (4.38%) 2 (2.29%) 17.7 <0.001 2.375 131.921
Tercukupi 5 (7.25%) 59 (85.51%)
Pengasuhan
Tidak demokratis 1 (1.45%) 1 (1.45%) 8.571 0.085 0.481 152.729
Demokratis 7 (10.14%) 60 (86.96%)

Tabel 4 menyajikan analisis bivariat p=<0.001 menunjukkan adanya hubungan


pemenuhan kebutuhan balita dengan yang signifikan.Penyajian analisis bivariat
perkembangan balita, didadapatkan nilai yang kedua pada pengasuhan dengan
chi-square hitung Odd ratio (OR) sebesar perkembangan balita didapatkan nilai chi-
17.7;CI (95%)=2.375 hingga 131.921; square hitung Odd ratio (OR) sebesar

| 365
8.571;CI(95%)=0.481 hingga 152.729; balita walaupuan peningkatan tersebut tidak
p=0.085 menunjukkan pengasuhan berbeda secara signifikan
meningkatkan 1.14 kali perkembangan
3. Analisis Jalur
Tabel 5. Hasil Analisis Jalur
Variabel Koef CI 95% P
Dependen Independent jalur Lower Upper
Direct Effect
Perkembangan normal balita ←
Pemenuhan Kebutuhan 1.38 0.15 2.91 0.077
Tercukupi
Indirect Effect
Belajar aktif ←
Pengasuhan Demokratis 1.12 0.14 2.11 0.025
Pemenuhan kebutuhan
tercukupi ←
Pengasuhan Demokratis 1.16 0.002 2.33 0.050
Pemenuhan kebutuhan
tercukupi ←
Belajar aktif 1.18 0.61 3.01 0.003
log likelihood = -103.55
N observasi = 138
AIC = 221.093 Keterangan:
BIC = 236.7307 ←dihubungkan
Tabel 5 menunjukkan AIC = 221.093 , PEMBAHASAN
BIC= 236.7307, Indikator tersebut Pemenuhan kebutuhan balita dalam
Menunjukan semakin kecil nilai AIC dan penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan
BIC maka semakin signifikan hubungan fisik berupa pemenuhan gizi balita dan
yang di didapat. istirahat dan kesehatan. Hasil penelitian ini
Tabel diatas menunjukkan likelihood menunjukkan pemenuhan kebutuhan
= -103.55 artinya terdapat pengaruh memiliki kemungkinan meningkatkan
pengasuhan, belajar aktif dan pemenuhan perkembangan balita normal. Penelitian
kebutuhan fisik terhadap perkembangan. Dewi (2011) menyatakan bahwa anak yang
Dari ketiga variabel eksogen yang status gizinya baik akan memiliki
berpengaruh langsung terhadap perkembangan normal daripada anak yang
perkembangan balita adalah pemenuhan status gizinya kurang akan memiliki
kebutuhan fisik. perkembangan yang menyimpang. Hal
yang serupa dipaparkan oleh Liu (2013)
bahwa pemberianmakananbayidananak-
anak dapat mempengaruhi pertumbuhan

366 |
dan perkembangan mereka, pemberian juga berdampak pada perkembangan
makanan sehat sejak akan mempengaruhi perilaku, perhatian, danmasalah-masalah
perilaku kemudian masa kanak-kanak dan emosional yang dapat menyebabkan
dewasa. penurunan akademik (Ravid et al, 2009).
Pemenuhan kebutuhan terutama Faktor kesehatan dapat berupa
kecukupan gizi sangat diperlukan terutama pencegahan penyakit, dan salah satu yang
pada masa golden age (usia 1-5 tahun). paling penting adalah pemberian imunisasi
Pada penelitian ini sebagian besar subyek rutin dan terjadwal. Setelah usia 1 tahun
penelitian berusia 2-4 tahun sehingga faktor imunisasi yag diberikan adalah imunisasi
pemenuhan kebutuhan gizi menjadi hal hal ulangan. Imunisasi berguna untuk
yang sangat penting. Kurangnya asupan memperkuat imun anak pada suatu
makanan yang diberikan pada anak dapat penyakit. Imunisasi ulangan diantaranya
memberikan gangguan perkembangan pada campak dan polio saat usia 4-6 tahun.
anak. Hal ini disebabkan karena nutrisi Selain ulangan ada pemberian imunisasi
memiliki efek langsung pada hepatitis A saat balita usia 2 dan vaksin
neurotransmitter yang penting dalam tifoid (Kemenkes RI, 2013). Hasil
mengirim pesan dari tubuh ke otak (Ross, penelitian ini balita yang diasuh secara
2010). Kurangnya gizi akan menyebabkan demokratis memiliki kemungkinan lebih
perkembangan balita tidak optimal, besar dapat belajar aktif daripada balita
kecukupan gizi menyebabkan yang diasuh secara tidak demokratis.
perkembangan motorik kasar normal lebih Pengasuhan pada balita yang baik
tinggi dibandingkan anak yang konsumsi digunakan adalah pengasuhan demokrasi
energi cukup dengan perkembangan karena sesuai dengan masa
motorik kasar tidak normal dan meragukan perkembanganya. Dalam pola asuh ini
(Sani 2014). menetapkanekspektasi yang jelas dan
Selain pemenuhan nutrisi, standar yang tinggi serta memonitoring
kebutuhan istirahat balita menjadi salah perilaku anak-anak, menggunakan disiplin
satu kebutuhan yang harus tercukupi. penalaran. Mereka juga mendoronganak-
Kurangnya istirahat/tidur pada balita anak untuk mengambil keputusan dan
berdampak pada perkembangan kognitif belajar dari pengalaman mereka. Anakyang
balita yang kurang baik (Kamp et.all, diasuh dengan pola asuh demokrasi
2015). Kurangnya kecukupan istrahat pada cenderung kompeten secara sosial,
balita menyebabkan terganggunya bertanggung jawab dan mandiri (Israfil,
aktivitasnya sehari-hari, ini dimungkinkan 2015). Selain itu pengasuhan yang
karena kualitas tidur yang baik penting bagi demokratis tidak memberikan tekanan pada
pematangan sayaraf dan sinaptik. Kurang anak, lebih banyak kemandirian namun
tidur dan istrahat membuat anak menjadi tetap ada kontrol didalamnya sehingga
mudah lelah, kurang bersemangat dan membuat anak menjadi lebih aktif dalam
malas melakukan aktivitasnya. Masalah akademik, tekun dan penuh percaya diri
kurangnya istirahat pada usia dini tidak (Bibi et.all, 2013). Pengasuhan demokratis
hanya berdampakanak di masa kini, tetapi yang diberikan orang tua dipengaruhi oleh

| 367
beberapa faktor diantaranya pendidikan dan berkurikulum anak anak belajar dari yang
usia ibu atau pengasuh. Pendidikan ibu konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke
yang sebagian besar SMA/SMK menjadi kompleks, belajar melalui interaksi sosial
salah satu faktor yang mendukung. dan anak merupakan pembelajar aktif
Penelitian Kharmina (2011) menyatakan (Kemendikbud, 2013)
bahwa ibu dengan pendidikan SMA Proses pembelajaran anak
berprosentase 74 % baik dalam merupakan subjek/pelaku kegiatan dan
memberikan pengasuhan pada anaknya dari pendidik merupakan fasilitator. Anak
pada yang berpendidikan SMP. Semakin mempunyai rasa ingin tahu yang besar,
tinggi pendidikan ibu atau pengasuh maka mempunyai banyak ide, dan tidak bisa
semakin baik pula pilihan gaya pengasuhan berdiam dalam jangka waktu lama. Apabila
yang akan diambil.Selain pendidikan faktor kita memberikan kesempatan anak untuk
usia ibu yang tidak terlalu muda dan tidak memainkan berbagai alat main dengan
terlalu tua pada kisaran 20 sampai 40 tahun berbagai cara, dan memberikan waktu
menjadikan ibu mempunyaipemikiran kepada anak untuk mengenal
tersendiri mengenai pengasuhan yang lingkungannya dengan caranya sendiri
seharusnya baik untuk anaknya yang tidak maka dengan sendirinya anak akan aktif
otoriter namun tidak terlalu membebaskan (Kemdikbud, 2013).
dan tentunya melihat pengalaman Hasil penelitian ini menunjukkan
pengasuhan yang mereka alami. Anak balita yang diasuh secara demokratis
memiliki karakteristik yang berbeda dengan memiliki kemungkinan lebih besar
orang dewasa dalam berperilaku. Anak terpenuhi kebutuhanya daripada balita yang
belajar melalui bermain dan anak belajar diasuh secara tidak demokratis. Pemenuhan
secara alamiah. Karakteristik cara belajar kebutuhan yang memadai sangat penting
anak merupakan fenomena yang harus tidak hanya bagi daya tahan anak tetapij
dipahami dan dijadikan acuan dalam uga dapat mengoptimalkan perkembangan
merencanakan dan melaksanakan fisik dan mental anak serta baiknya kondisi
pembelajaran untuk anak usia dini kesehatan anak. Pengasuhan yang baik
(Masitoh, 2009). memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
Pengasuhan yang terbaik pada usia dan kebahagiaan serta kualitas hidup yang
balita seharusnya memang dilakukan oleh baik bagi anak secara keseluruhan, karena
orang tua, karena anak akan merasa lebih jika pengasuh anak kurang memadai,
dekat dengan orang tua terlebih lagi terutama keterjaminan makanan dan
seorang anak akan memperoleh masa kesehatan anak, bisa menjadi salah satu
belajarnya sendiri. Namun tidak ada faktor yang menghantarkan anak menderita
salahnya seorang anak di titipkan di TPA kurang gizi (Masithah, 2005). Pengasuhan
apabila kedua orang tua ada keterbatasan, kesehatan dan makanan pada tahun pertama
asalkan orang tua mampu memilih TPA kehidupan sangatlah penting untuk
yang memberikan pengasuhan baik dengan perkembangan anak. Pola asuh yang kurang
dampak positif bagi pertumbuhan memadai merupakan penyebab tidak
perkembangan anak mereka. Di TPA yang langsung terhadap terjadinya gizi kurang

368 |
(Santoso, 2004). Sulistiyani (2010) kelompok objek stimulus tertentu,
mengungkapkan bahwa pola asuh ungkapan emosi atau perasaan-perasaan
berpengaruh secara signifikan terhadap tertentu, dan ungkapan kepuasan.Bagian –
munculnya permasalahan gizi pada anak. bagian tersebut merupakan bagian dari
Pola asuh yang terlalu memaksakan tingkah laku anak yang aktif dalam proses
ataupun yang membiarkan akan berdampak pembelajaran.
kurangnya pemenuhan gizi balita. Hasil Penelitian ini menunjukkan
Pengasuhan gaya otoriter terdapat banyak Balita yang belajar aktif memiliki
tekanan, sedangkan pengasuhan permisif kemungkinan lebih besar terpenuhi
terlalu rendah dalam pengawasan (Reicks kebutuhanya daripada balita yang tidak
et.all, 2015). aktif belajar. Arifin (2015) menyatakan
Keterlibatan orang tua dalam nafsu makan anak bergantung juga dengan
pengasuhan menjadi kompleks dan aktifitas dan kondisi kesehatannya. Hal ini
multidimensi dimana emosi, kepribadian membenarkan bahwa semakin aktifnya
mereka berkontribusi terhadap kualitas balita maka pemenuhan kebutuhan gizinya
tidur anak (Sadeh et.all, 2009). Seorang akan semakin bertambah. Anak yang
anak akan merasa nyaman dan tenang semakin aktif membuat kebutuhan anak
apabila saat tidur berada didekat orang semakin cepat lapar dan segera untuk
mereka anggap dekat, orang tua terutama mencari dan meminta makanan.
ibu menjadi . tempat ternyaman ketika Balita yang aktif akan dinilai lebih
seorang anak tertidur. Didekatnya anak sehat karena sering melakukan aktivitas
akanlebih tenang dan nyaman sehingga dalam keseharianya sehingga membuat
anak tertidur lama tubuh mereka lebih segar dan tidak
Hasil penelitian menunjukan gampang sakit. Belajar aktif melibatkan
belajar aktif mempengaruhi pemenuhan anak secara langsung dalam pembelajaran,
kebutuhan. Hal ini dimungkinkan pengalaman bersentuhan langsung dengan
pemenuhan kebutuhan baik fisiologis mau orang orang, benda-benda, gagasan-
pun psikologis,terdapat dorongan berupa gagasan dan peristiwa. Pengalaman
motivasi dalam diri individu sehingga pembelajaran aktif akan membantu anak-
individu akan menunjukkan perilaku- anak membangun pengetahuan mereka,
perilaku aktif efektif serta emosi tertentu seperti: belajar konsep, membentuk
dalam mencapai kepuasankebutuhan, baik gagasan, menciptakan simbol dan abstraksi
fisiologis dan psikologis, dimana mereka sendiri. Dalam belajar aktif terdapat
munculnya motivasi akan pemenuhan fasilitator yang akan mengobservasi dalam
kebutuhan-kebutuhan tersebut (Feist, berpartisipasi dalam anak-anak. Disini
2010). peran orang tua, pengasuh dan guru
Murray menyatakan bahwa adanya sangatlah penting sebagai fasilitator
kebutuhan disimpulkan dari Akibat atau tersebut.
hasil akhir dari tingkah laku, pola atau cara Hasil penelitian ini menunjukkan
khusus tingkah laku yang bersangkutan, pengasuhan tidak secara langsung
Perhatian dan respon selektif terhadap mempengaruhi perkembangan balita. Hal

| 369
ini sesuai dengan (Yulita, 2014) bahwa ada Bibi, F. Caundhy, A. Awan, E and Tariq
hubungan antara pola asuh dengan B.2013.Contribution of Parenting
perkembangan balita. Perkembangan balita Style in life
dipengaruhi oleh beberapa faktor, domain of Children. IOSR Journal Of
pengasuhan hanya salah satu diantara Humanities And Social Science
beberapa faktor tersebut. Yang secara (IOSR- JHSS) Vol12.pp.91-95.
langsung berpengaruh pada perkembangan Brocksman, R Jago, R.Fox,K. 2010. The
balita adalah pemenuhan kebutuhan fisik contribution of active play to the
yaitu pemenuhan kebutuhan gizi, istirahat physical activity of primary school
dan kesehatan. Dalam keseharianya ketiga children:Elsevier Journal Prev
faktor tersebut harus berjalan dengan Med. 2010 Aug; 51(2)
seimbang, karena salah satu saja kurang Brooks, J. 2011. The Process of Parenting.
maka akan berdampak kepada faktor yang Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang Christina, F. 2015. From Dawn till Dusk
tercukupi akan berdampak pada Implications of Full-Day Care for
perkembangan balita yang optimal sesuai Children's Development.University of St.
dengan usianya. Gallen and CESifo.
Dewi, A dan Arini, S. 2011. Hubungan
KESIMPULAN status gizi dengan perkembangan
Hasil penelitian ini dapat anak usia 3-5 tahun (Skripsi).
disimpulkan bahwa Balita yang terpenuhi Akademi Kebidanan Mamba‘ul
kebutuhanya berkembang dengan normal. ‗Ulum Surakarta.
Balita yang diasuh secara demokratis lebih Fedora, D. 2012. Pengaruh gaya
dapat belajar aktif. Balita yang diasuh Pengasuhanorang tua terhadap
secara demokratis lebih terpenuhi karakter disiplin,tanggung jawab
kebutuhan fisiknya Balita yang belajar aktif dan penghargaan pada anak usia
lebih terpenuhi kebutuhan fisiknya middle chilhood. Fakultas
Psikologi. Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Fitriani. 2012. Hubungan pola asuh ibu
Barnardos.2006.Parental Involvemental dengan tingkat perkembangan
handbook for children provider. personal sosial anak usia pra
The National Children‘s Resource sekolah (Skripsi). Universitas
Centre Negeri Yogyakarta.
Belsky, J. 2009. Effect of child care on: Ginintasari, R. 2009. Kontribusi Pola
Give Parents real choice. Institute Pengasuhan Orang Tua Terhadap
for the Study of Children, Families Perkembangan
and Social Issues, Birkbeck Kemandirian dan Kreativitas Anak
University of London. (Skripsi). Fakultas Psikologi
Berk, L. 2005. Child Development. United Handayani, S. 2011. Pola Pengasuhan
States of America: Pearson Anak pada Taman Pendidikan
Education Inc

370 |
Anak Aisyiyah Wilayah Baru. Muaris, H. 2006. Sarapan Sehat Untuk
portalgaruda. Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia
Hartawan, B.2008.Karakteristik Tumbuh Pustaka Utama
Kembang Anak di Tempat Murti, B. 2013. Desain dan ukuran sampel
Penitipan Anak untuk penelitian kuantitatif dan
Werdhi Kumara 1, Kodya Denpasar.Jurnal kualitatif dibidang kesehatan.
Sari Pediatri Vol. 10. 2008,134- Gadjahmada University Press.
138. Yogyakarta.
Hasan, A. 2008. Kamus Besar Bahasa Narendra,M.2008. Tumbuh Kembang Anak
Indonesia, Jakarta: Gramedia dan Remaja. CV Agung seto.
Israfil. 2015. Hubungan pola asuh orang Jakarta
Tua dengan perkembangan anak Nikmawati, E. 2007. Tumbuh kembang
usia Prasekolah (Tesis). Psychology pada anak usia dini.
Forum UMM, ISBN.Jonathan, S. Noor, J. 2013. Metodologi Penelitian.
2007. Analisis Jalur untuk Riset Jakarta:Kencana Prenada Media
Bisnis dengan SPSS,Yogyakarta: Group.
Andi Offset Patmodewo,S. 2008. Pendidikan Anak Usia
Kamp, I. Waye, K.and Gunarson, A. Dini. Rineka Cipta.Jakarta
2015.The Effects of Noise Rahayu, S. 2013. Pertumbuhan dan
Disturbed Sleep In Children on Perkembangan Balita di Posyandu
Cognitive Development and Long Surakarta. Poletekes Solo.
Term Health. Journal Child Reick. Banna. Cluskey et al.2015.
Adolesc Behaviour 2015, 3:1 Influence of Parenting Practices on
Karmima, N. 2011. Hubungan antara Eating Behaviors of Early
Tingkat pendidikan orang tua Adolescents during Independent
terhadap orientasi pola asuh. Eating Occasions: Implications for
Universitas Negeri Semarang. Obesity Prevention. Oregon State
Kemendikas, 2011. Petunjuk Teknis University.
Penyelenggaan Taman Penitipan Ross, A. 2010.Nutrition and its effect on
Anak, hal 1- 33.Jakarta academicperformance how can our
Kemendikbud. 2014. Statistik Pendidikan schools improve.Nutrition and Academic
Anak Usia Dini. Jakarta Performance Journal.
Liu, Y and Stein M. 2013.Feeding Sadeh,Tikptzky and Scher.2009. Parenting
Behaviour of Infants and Young and Infant Sleep. Elsevier Journal.
Children and Its Sleep Medicine Reviews 14 (2010) 89–96
Impact on Child Psychosocial and Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang
Emotional Development childhood. Anak. Jakarta: EGC
Encyclopedia on early Susanto, A. 2011.Perkembangan Anak Usia
Development. Dini. Edisi 1. Jakarta. Prenada
Media Group

| 371
Sutomo, B dan Anggraini, D. Y.,2010. Bina Keluarga Balita (BKB) Melati
Makanan Sehat Pendamping 3 Di Desa Nguken, Bojonegoro
ASI.Demedia.Jakarta (Skripsi) Universitas Negeri
Sulistyawati,A. 2014. Deteksi Tumbuh semarang.
Kembang Anak. Salemba Medika. Wibowo, A.2012. Proses pengasuhan ibu
Jakarta Bekerja (Skripsi). Fakultas ilmu
Utami, R.2008. Pengaruh tingkat budaya dan Humaniora. Universitas
pendidikan dan tipe pola asuh Islam sunan Kalijaga Yogyakarta.
orang tua terhadap Yulita, R. 2014. Hubungan pola asuh orang
perkembangan psikososial anak pra tua terhadap perkembangan balita
sekolah (3-6 tahun) (Skripsi). (Skripsi). Fakultas Kedokteran dan
Universitas Negeri Sebelas Maret Ilmu Kesehatan. Universitas
Surakarta. Muhamadiyah Surakarta
Vidyaniningrum. 2013. Praktik Pengasuhan
Anak pada Keluarga Petani Peserta

372 |
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA PADA IBU DI KALIREJO UNGARAN TIMUR
KABUPATEN SEMARANG

Nyemas Sindya Utari 1), Ninik Christiani, S.SiT 2), M.Kes, Rini Susanti, S.SiT, M.Kes 3)
Prodi D3 Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo
rinisusantirien@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Jumlah kekerasan dalam rumah tangga terhadap ibu rumah tangga di
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Menurut Catatan Akhir Tahun
2014, terdapat 293.220 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2014.
Pengetahuan ibu tentang KDRT saat ditanya tentang bentuk KDRT 8 ibu tidak tahu
dan menjawab KDRT adalah tindakan kekerasan fisik oleh suami dalam rumah tangga
saja dan 2 ibu tahu bahwa KDRT tidak hanya berupa tindakan fisik tetapi dapat secara
psikis dan ekonomi. Meskipun kejadian KDRT fisik hanya ditemukan 1 orang tetapi
dapat berdampak bagi keluarga secara fisik dan psikis bagi ibu tersebut.
Tujuan penelitian: mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian kekerasan
dalam rumah tangga pada ibu di Rt 02 Rw 02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten
Semarang
Desain penelitian: menggunakan desain korelasi. Populasinya semua ibu di Rt 02 Rw
02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten Semarang sebanyak 47 ibu dimana sampel
berjumlah 47 responden yang diambil secara total sampling. Instrumen yang
digunakan kuesioner dan data dianalisi menggunakan uji chi square
Hasil penelitian: sebagian besar pengetahuan responden baik sebanyak 41 responden
(87,2%) dan cukup sebanyak 6 responden (12,8%). Sebagian besar responden tidak
mengalami KDRT sebanyak 26 responden (55,3%) dan yang mengalami KDRT
sebanyak 21 responden (44,7%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
kejadian KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) pada dengan nilai p 0,386.
Saran Bidan diharapkan meningkatkan pemberian penyuluhan tentang KDRT
sehingga ibu mengetahi bila terjadi KDRT pada dirinya ataupun lingkungan
sekitarnya.

Kata Kunci: pengetahuan, kekerasan dalam rumah tangga

| 373
PENDAHULUAN Kekerasan dalam rumah tangga yang
Catatan Tahunan (CATAHU) Komisi tertuang dalam Pasal 1 UU Nomor 23 tahun
Nasional Anti Kekerasan terhadap 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Perempuan (Komnas Perempuan) dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) adalah
merupakan gambaran umum tentang ―setiap perbuatan terhadap seseorang
besaran dan bentuk Kekerasan terhadap terutama perempuan, yang berakibat
Perempuan yang terjadi dan dilaporkan di timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
Indonesia selama kurun waktu setahun secara fisik, seksual, psikologis, dan
berjalan. CATAHU 2014 mencatat penelantaran rumah tangga termasuk
sejumlah 293.220 kasus Kekerasan ancaman untuk melakukan perbuatan,
terhadap Perempuan. Seperti tahun pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
sebelumnya, kekerasan yang terjadi di secara melawan hukum dalam lingkup
ranah personal khususnya Kekerasan rumah tangga‖ (Kemenkes RI, 2010) Salah
terhadap Istri tercatat paling tinggi. Hal ini satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga
menunjukkan bahwa institusi perkawinan yaitu kekerasan terhadap perempuan.
belum menjadi tempat yang aman bagi Kekerasan terhadap perempuan adalah
perempuan. Banyak perempuan korban segala tindakan kekerasan terhadap
kekerasan dalam rumah tangga mencari prempuan yang berakibat atau cenderung
jalan keluar dari kekerasan yang dialaminya untuk mengakibatkan pada penderitaan
melalui perceraian. Sayangnya perceraian fisik, seksual, maupun psikologi terhadap
melalui pengadilan agama, tidak mengadili perempuan, baik perempuan dewasa
tindak kekerasan yang dilakukan suami. maupun anak perempuan dan remaja
Disinilah impunitas semakin menguat, (Komnas perempuan, 2015)
karena pelaku bebas dari jerat pidana. Kekerasan dalam rumah tangga adalah
Bentuk kekerasan dalam CATAHU setiap perbuatan terhadap seseorang
2014 ini juga memberi gambaran masih terutama perempuan, yang berakibat
adanya ruang kosong perlindungan timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
kekerasan diluar isu KDRT, antara lain secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
Kekerasan Seksual (KS), Kekerasan dalam penelantaran rumah tangga termasuk
Pacaran (KDP), maupun kekerasan yang ancaman untuk melakukan perbuatan,
dilakukan oleh mantan pasangan/suami pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
yang juga sudah diluar ranah perlindungan secara melawan hukum dalam lingkup
UU PKDRT. Perempuan rentan menjadi rumah tangga (UU PKDRT No. 23, 2004).
korban kekerasan seksual. Ketiga ranah ini Menyadari banyaknya dampak negatif
tanggung jawab negara terhadap dari kekerasan dalam rumah tangga, maka
perempuan belum optimal dan melahirkan pemerintah mengatakan bahwa korban
beban dan akibat bagi perempuan korban kekerasan harus mendapat perlindungan
dalam menanggung kekerasan itu sendiri, dari negara dan masyarakat agar terhindar
stigma sosial dan hukum yang belum dari kekerasan atau perlakuan yang
berpihak pada perempuan (Komnas merendahkan derajat dan martabat
perempuan, 2015) kemanusiaan. Hal ini didukung melalui

374 |
pembuatan Undang-Undang Republik membentak, menampar, serta hinaan yang
Indonesia nomor 23 tahun 2004 tentang dilakukan oleh kepala keluarga. Sembilan
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah IRT mengatakan tidak pernah mengalami
Tangga (PKDRT). UU ini menjadi payung KDRT dalam menjalani rumah tangga.
hukum yang membenarkan tindakan Pengetahuan ibu tentang KDRT saat
masyarakat dan aparat untuk turut campur ditanya tentang bentuk KDRT 8 ibu tidak
dalam urusan kekerasan dalam rumah tahu dan menjawab KDRT adalah tindakan
tangga (Komnas Perempuan, 2015). kekerasan fisik oleh suami dalam rumah
Jumlah kekerasan dalam rumah tangga tangga saja dan 2 ibu tahu bahwa KDRT
terhadap ibu rumah tangga di Indonesia tidak hanya berupa tindakan fisik tetapi
mengalami peningkatan dari tahun ketahun. dapat secara psikis dan ekonomi. Meskipun
Menurut Catatan Akhir Tahun 2014, kejadian KDRT fisik hanya ditemukan 1
terdapat 293.220 kasus kekerasan terhadap orang tetapi dapat berdampak bagi keluarga
perempuan sepanjang tahun 2014. secara fisik dan psikis bagi ibu tersebut.
Sebanyak 68 persen dari kasus tersebut Salah satu peran bidan sebagai
adalah kekerasan domestik dan rumah pelaksana dan pendidik adalah memberi
tangga (KDRT) dengan mayoritas korban bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk
ibu rumah tangga dan pelajar. Bentuk- kasus gangguan sistem reproduksi,
bentuk kekerasan meliputi penelantaran termasuk wanita pada masa klimakterium
tanggung jawab, penganiayaan jasmani dan internal dan menopause sesuai dengan
psikis, serta pernikahan paksa ataupun wewenangnya (Sujianti, 2009). Bidan
pernikahan dini (Anwar, 2015). bertugas memberikan pendidikan kesehatan
Tahun 2014 di Jawa Tengah setidaknya tentang KDRT pada ibu untuk menjaga
ada berbagai macam kasus KDRT yang kesehatan reproduksi ibu. Berdasarkan
menimpa anak dan perempuan 460 kasus fenomena diatas maka, perlu diteliti tentang
kekerasan seksual, 717 kasus kekerasan ―Hubungan pengetahuan kekerasan dalam
berbasis gender, 532 orang menjadi pelaku rumah tangga dengan kejadian Kekerasan
kekerasan terhadap perempuan, 113 kasus Dalam Rumah Tangga pada warga di Rt 02
perkosaan, 61 kasus kekerasan dalam Rw 02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten
pacaran, 34 kasus eksploitasi seksual, 22 Semarang‖
kasus kekerasan pekerja migran
perempuan, 22 kasus perdagangan METODE PENELITIAN
perempuan, dan 7 kasus pelecehan seksual Desain penelitian ini menggunakan desain
(Suara Merdeka, 2014). korelasi. Populasinya semua ibu di Rt 02
Berdasarkan studi pendahuluan yang di Rw 02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten
lakukan di RT 02 RW 02 Kalirejo Ungaran Semarang sebanyak 47 ibu dimana sampel
Timur Kabupaten Semarang didapatkan berjumlah 47 responden yang diambil
jumlah KK RT 02 sebanyak 40 KK. secara total sampling. Instrumen yang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara digunakan kuesioner dan data dianalisi
pada 10 Ibu Rumah Tangga ada 1 keluarga menggunakan uji chi square
mengalami kekerasan fisik, yaitu memukul,

| 375
HASIL DAN PEMBAHASAN B. Kejadian KDRT (Kekerasan Dalam
A. Hasil Penelitian Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw
1. Analisis Univariat 02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten
a. Pengetahuan warga tentang KDRT Semarang.
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) di Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kejadian
Rt 02 Rw 02 Kalirejo Ungaran Timur KDRT (Kekerasan Dalam
Kabupaten Semarang. Rumah Tangga) pada ibu di
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi Rt 02 Rw 02 Kalirejo
pengetahuan ibu tentang Ungaran Timur Kabupaten
KDRT (Kekerasan Dalam Semarang.
Rumah Tangga) di Rt 02 Rw Kejadian Frekuens
02 Kalirejo Ungaran Timur KDRT i Persentase (%)
KDRT 21 44,7
Kabupaten Semarang Tidak KDRT 26 55,3
Persentase Total 100,
Pengetahuan 47
Frekuensi (%) 0
Kurang 0 0
Cukup 6 12,8
Baik 41 87,2 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
Total 47 100,0 sebagian besar responden tidak mengalami
KDRT sebanyak 26 responden (55,3%)
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa dan yang mengalami KDRT sebanyak 21
sebagian besar pengetahuan responden baik responden (44,7%).
sebanyak 41 responden (87,2%) dan cukup 3. Analisis Bivariat
sebanyak 6 responden (12,8%). a. Hubungan pengetahuan dengan
kejadian KDRT (Kekerasan Dalam
Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw
02 Kalirejo Ungaran Timur
Kabupaten Semarang

Tabel 4.3. Hubungan antara pengetahuan dengan kejadian KDRT (Kekerasan Dalam
Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw 02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten
Semarang
Kejadian KDRT Jumlah
Pengetahuan
KDRT Tidak p
F % F % f %
Cukup 4 66,7 2 33,3 6 100,0 0,386
Baik 17 41,5 24 58,5 41 100,0
Jumlah 21 44,7 26 55,3 47 100,0

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa berpengetahuan baik mengalami KDRT


responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 17 responden (41,5%).
sebagian besar mengalami KDRT sebanyak Hasil uji chi square dengan tabel
4 responden (66,7%) dan responden yang 2x2 masih ada 2 cell yang nilai harapannya

376 |
kurang dari 5 maka dilakukan uji fisher jawab pada semua tagihan merupakan
exact dan didapatkan nilai p 0,386 >  kekerasan ekonomi.
=0,05 yang artinya Ha ditolak sehingga Selain itu juga didukung pendidikan
tidak ada hubungan antara pengetahuan pendidikan responden. Responden dengan
dengan kejadian KDRT (Kekerasan Dalam tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah
Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw 02 menerima informasi dan lebih mudah
Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten menalar dibandingkan responden dengan
Semarang. tingkat pendidikan menengah dan dasar.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo
C. Pembahasan (2010) bahwa tingkat pendidikan
1. Analisis Univariat merupakan salah satu faktor eksternal yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mempengaruhi pengetahuan seseorang. Jika
sebagian besar pengetahuan responden baik seseorang memiliki tingkat pendidikan
sebanyak 41 responden (87,2%) Sebagian tinggi, orang tersebut cenderung lebih
besar pengetahuan baik disebabkan ibu mudah menerima informasi baru.
banyak memperoleh informasi dari media Sebaliknya, jika seseorang mempunyai
massa tentang KDRT. Pengetahuan tingkat pendidikan dasar, orang tersebut
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi cenderung sulit menerima informasi baru.
setelah orang melakukan penginderaan Hasil penelitian masih didapatkan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan pengetahuan ibu cukup sebanyak 6
terjadi melalui pancaindera manusia yakni responden (12,8%). Pengetahuan cukup
indra penglihatan, pendengaran, disebabkan masih ada pertanyaan yang
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar dijawab salah seperti pada pertanyaan
pengetahuan manusia diperoleh melalui kekerasan psikologis yaitu no 11 dimana
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). 31,9% tidak mengetahui bahwa melakukan
Hasil pengetahuan banyak yang baik ancaman serta bentuk-bentuk halus seperti
disebabkan banyak yang menjawab benar menolak untuk berbicara atau mengabaikan
pada pertanyaan tentang kekerasan fisik korban merupakan kekerasan psikologis,
dan seksual dimana 100% ibu mengetahui pada pertanyaan kekerasan ekonomi yaitu
bentuk kekerasan fisik dan seksual dengan no 21 dimana 44,7% tidak mengetahui
menjawab benar semua pertanyaan. bahwa memutus informasi tentang
Pertanyaan lain yang paling banyak keuangan keluarga merupakan kekerasan
dijawab benar adalah pada pertanyaan ekonomi.
kekerasan psikologis yaitu no 8 dimana Pengetahuan seseorang yang didapat
100% mengetahui mencela atau menghina dari proses belajar selain diperoleh dari
atau mengancam atau memaksakan hasil penggunaan indra yang mempunyai
kehendak merupakan kekerasan psikologis, nilai sendiri. Pengetahuan seseorang
pada pertanyaan kekerasan ekonomi yaitu biasanya diperoleh dari pengalaman yang
no 22 dimana 87,2% mengetahui bahwa berasal dari berbagai media masa media
memaksa seseorang untuk bertanggung elektronik, buku petunjuk kesehatan, media
poster, kerabat dekat dan sebagainya.

| 377
Pengetahuan responden hanya cukup wanita di Kelurahan Air Putih Kota
disebabkan informasi tentang KDRT yang Samarinda memiliki masing-masing
belum begitu banyak dan pengetahuan ibu tanggapan yang berbeda-beda terhadap
KDRT hanyalah tentang kekerasan fisik. tayangan sinetron catatan hati seorang istri.
Pekerjaan ibu juga dapat Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
mempengaruhi pengetahuan ibu dimana adalah bahwa dapat dilihat dari efek
lingkungan pekerjaan ibu yang tayangan sinetron Catatan Hati Seorang
memungkinkan mendapatkan informasi Istri telah memberikan nilai arti kehidupan
tentang KDRT. Wawan dan Dewi (2011) dalam bermasyarakat khususnya dalam
menyatakan pekerjaan adalah kegiatan kehidupan berumah tangga. Dalam
yang harus dilakukan terutama untuk tayangan ini, mengingatkan kita untuk tetap
menunjang kehidupannya dan kehidupan saling menjaga dan berkomunikasi antara
keluarga. Pekerjaan merupakan cara suami dan istri untuk menjaga keutuhan
mencari nafkah yang berulang dan banyak rumah tangga masing-masing. Dapat
tantangan. Bekerja pada umumnya dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup
merupakan kegiatan yang menyita waktu. serta kepada penonton untuk memanfaatkan
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai waktu dengan sebaik-baiknya ketika
pengaruh terhadap kehidupan keluarga. menonton hal-hal yang memberikan
Pengetahuan dapat pula dipengaruhi informasi yang baik bagi diri mereka.
oleh kematangan seseorang. Hasil a. Kejadian KDRT (Kekerasan Dalam
penelitian sebagian besar berumur 20-35 Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw
tahun sehingga telah cukup matang dalam 02 Kalirejo Ungaran Timur Kabupaten
pemikiran dan kematangan jiwa. Wawan Semarang.
dan Dewi (2011) menyatakan usia adalah Hasil penelitian menunjukkan
umur individu yang terhitung mulai saat bahwa sebagian besar responden tidak
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin mengalami KDRT sebanyak 26
cukup umur, tingkat kematangan dan responden (55,3%). KDRT dijelaskan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam Undang-Undang Republik
dalam berfikir dan bekerja. Segi Indonesia Nomor 23 Tahun 2004.
kepercayaan masyarakat, seseorang yang Pengertian KDRT dalam undang-
lebih dewasa dipercaya dari orang yang undang tersebut ialah setiap perbuatan
belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan terhadap seseorang terutama
sebagai dari pengalaman dan kematangan perempuan, yang berakibat timbulnya
jiwa. kesengsaraan atau penderitaan secara
Hasil penelitian di perkuat oleh fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelitian yang dilakukan Estin Salosso penelantaran rumah tangga termasuk
tahun 2015 dengan judul Efek Tayangan ancaman untuk melakukan perbuatan,
Sinetron Catatan Hati Seorang Istri Dalam pemaksaan, atau perampasan
Mambentuk Persepsi Wanita Tentang Kdrt kemerdekaan secara melawan hukum
Di Kota Samarinda dimana hasilnya dalam lingkup rumah tangga
diperoleh gambaran yaitu persepsi kaum (Triwijati, 2007).

378 |
Kekerasan dalam Rumah macam. Kejadian kekerasan fisik dapat
Tangga dapat dilakukan melalui terjadi melalui berbagi cara. Meiyenti
beberapa cara. Pasal 5 Undang- (1999) menyebutkan kejadian
Undang Republik Indonesia Nomor 23 kekerasan fisik dengan kejadian
Tahun 2004 tentang Penghapusan terbanyak adalah memukul,
KDRT menyebutkan bentuk-bentuk menampar, menjambak, mencubit dan
KDRT sebagai ―Setiap orang dilarang menendang. Menurut Kristi
melakukan kekerasan dalam rumah Poerwandari dalam Luhulima (2000)
tangga terhadap orang dalam lingkup yaitu mencakup memukul, menampar,
rumah tangganya, dengan cara mencekik, menendang, melempar
kekerasan fisik, kekerasan psikis, barang ke tubuh korban, menginjak,
kekerasan seksual, atau penelantaran melukai dengan tangan kosong atau
rumah tangga‖ (Triwijati, 2007). alat senjata, dan membunuh.
Hasil penelitian masih ada Kekerasan fisik dapat terjadi ketika
responden yang mengalami KDRT seorang suami menggunakan
sebanyak 21 responden (44,7%) kekuatannya untuk melakukan tindak
dimana hasil kekerasan yang paling kekerasan fisik.
banyak dialami responden pada Kekerasan psikologis atau psikis
kekerasan fisik sebanyak 4,3% juga banyak terjadi dalam rumah
mengalami dilempar barang ke tubuh tangga. Undang-Undang Republik
oleh suami, pada kekerasan psikologis Indonesia Nomor 23 Tahun 2004
8,5% mengalami kejadian suami tentang Penghapusan KDRT dalam
menolak untuk berbicara atau Pasal 7 menyebutkan bahwa kekerasan
mengabaikan dan pada kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam
ekonomi 19,1% mengalami suami Pasal 5 huruf b adalah perbuatan yang
tidak memberikan nafkah yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
dibutuhkan. rasa percaya diri, hilangnya
Kekerasan yang dialami ibu ada kemampuan untuk bertindak, rasa
yang fisik, psikologi maupun ekonomi. tidak berdaya, dan/atau penderitaan
Kekerasan fisik merupakan kekerasan psikis berat pada seseorang (Triwijati,
yang dapat menimbulkan bahaya 2007).
secara fisik bagi korbannya. Undang- Kekerasan seksual dapat
Undang Republik Indonesia Nomor 23 membahayakan kesehatan korban
Tahun 2004 tentang Penghapusan karena dilakukan dengan cara yang
KDRT dalam Pasal 6 menyebutkan tidak dikehendaki. Cara-cara
kekerasan fisik sebagaimana dimaksud kekerasan seksual dilakukan
dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan bermacam-macam. Kekerasan seksual
yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh mencakup tindakan-tindakan yang
sakit, atau luka berat (Triwijati, 2007). mengarah ke ajakan atau desakan
Hal tersebut terjadi akibat bentuk seksual seperti menyentuh, meraba,
kekerasan fisik yang bermacam- mencium dan/atau melakukan

| 379
tindakan-tindakan lain yang tidak terjadi dengan pelarangan seseorang
dikehendaki korban dan lain-lain untuk bekerja, tetapi tidak memberikan
(Luhulima, 2000). Videback (2008) nafkah yang dibutuhkan korban. Hal
Stuart dan Laraia (2005) tersebut sebagaimana ayat kedua pada
mengidentifikasi dua tindakan pasal tersebut menjelaskan bahwa
kekerasan seksual akibat penggunaan penelantaran sebagaimana dimaksud
kekuatan fisik dan suami. Tindak ayat (1) juga berlaku bagi setiap orang
kekerasan seksual yang pertama adalah yang mengakibatkan ketergantungan
memaksa atau mencoba memaksa ekonomi dengan cara membatasi
hubungan seksual tanpa persetujuan, dan/atau melarang untuk bekerja yang
contohnya pemerkosaan dalam layak di dalam atau di luar rumah
perkawinan, pemerkosaan kenalan, sehingga korban berada di bawah
memaksa berhubungan seks setelah kendali orang tersebut (Triwijati,
pemukulan fisik, menyerang bagian 2007).
seksual dari tubuh, prostitusi paksa, Ayat ini juga menyebutkan bahwa
seks tanpa pelindung, mencumbu, pelarangan korban untuk bekerja
sodomi, berhubungan seks dengan dimaksudkan agar pelaku kekerasan
yang lain, dan menggunakan dapat mengendalikan dan mengatur
pornografi. Tindak kekerasan seksual hidup korban sehingga tidak berani
yang kedua adalah mencoba merusak untuk melaporkan kekerasan yang
seksualitas korban dengan cara dialaminya. Kekerasan ekonomi juga
memperlakukan korban dengan cara- dapat terjadi ketika seorang suami
cara seksual yang merendahkan, dan menggunakan kekuatannya untuk
mengritik performa dan hasrat seksual. melakukan tindak kekerasan. Bentuk
Kekerasan dalam Rumah Tangga kekerasan ekonomi akibat penggunaan
(KDRT) dapat pula terjadi dari segi kekuatan dan control suami dapat
ekonomi. Undang-Undang Republik bermacam-macam. Stuart dan Laraia
Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 (2005) mengidentifikasi cara suami
tentang Penghapusan KDRT dalam mengontrol korban dengan membuat
Pasal 9 ayat 1 yang berbunyi setiap atau mencoba membuat korban merasa
orang dilarang menelantarkan orang memiliki ketergantungan keuangan.
dalam lingkup rumah tangganya, Hal tersebut dilakukan dengan
padahal menurut hukum yang berlaku mengontrol secara total sumber
baginya atau karena persetujuan atau keuangan, mengontrol keuangan dan
perjanjian ia wajib memberikan memutus akses untuk mendapatkan
kehidupan, perawatan, atau uang, melarang kehadiran di sekolah,
pemeliharaan kepada orang tersebut melarang bekerja, mengganggu
(Triwijati, 2007). Pasal tersebut sangat pekerjaan, meminta akuntabilitas dan
jelas melarang suami untuk pembenaran pada semua uang yang
menelantarkan istrinya dari segi keluar, memaksa menipu, memutus
ekonomi. Penelantaran dapat pula infromasi tentang keuangan keluarga,

380 |
dan memaksa korban untuk yang berpengetahuan baik mengalami
bertanggung jawab pada semua KDRT sebanyak 17 responden
tagihan. (41,5%). Baik pengetahuan cukup
Hasil penelitian ini didukung oleh ataupun baik tetap mengalami KDRT.
penelitian Soeyanto (2009) dengan Hal ini disebabkan budaya patriakal di
judul Gambaran Pengalaman Indonesia yang mengharuskan isteri
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan menurut pada suami, sehingga
Dampak- Dampaknya pada Kesehatan meskipun pengetahuannya baik
Mental Istri di Kelapa Gading dimana responden mengalami KDRT dan
hasilnya dari 75 orang responden mengganggap tindakan KDRT tersebut
diperoleh hasil berupa: 42,9% biasa dan wajar terjadi di dalam rumah
menyatakan tidak pernah mengalami tangga. Selain itu budaya di
KDRT, 38,1% menyatakan mengalami masyarakat djuga ikut mempengaruhi
KDRT dalam satu tahun terakhir, dan persepsi ibu dan membiarkan kejadian
yang menyatakan pernah mengalami KDRT terjadi baik pada dirinya
KDRT tapi tidak dalam 1 tahun maupun lingkaungan sekitar.
terakhir sebanyak 8,3%. Melalui hasil Undang-undang tersebut secara
wawancara yang dilakukan pada 3 langsung menyebutkan bahwa objek
orang korban KDRT, diperoleh hasil dari perilaku kekerasan adalah
bahwa pengalaman KDRT secara perempuan. Kekerasan yang diterima
umum memberikan pengaruh pada perempuan biasanya dilakukan oleh
kesehatan mental, baik pada aspek pasangan atau suami dalam rumah
intelektual, spiritual, truct, dan terlebih tangga. Hal tersebut sesuai dengan
padaaspek emosional.menggunakan definisi penyalahgunaan pasangan
kuesioner Conflict Tactics (spouse) yaitu perlakuan buruk atau
4. Analisis Bivariat penyalahgunaan satu orang dengan
a. Hubungan pengetahuan dengan yang lain dalam konteks hubungan
kejadian KDRT (Kekerasan Dalam intim (Videback, 2008). Stuart dan
Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw Laraia (2005) juga mendefinisikan
02 Kalirejo Ungaran Timur kekerasan keluarga (family violence)
Kabupaten Semarang sebagai perilaku berbahaya yang
Hasil penelitian tidak ada terjadi diantara keluarga dan anggota
hubungan antara pengetahuan dengan keluarga yang lain. Kekerasan ini
kejadian KDRT (Kekerasan Dalam dapat terjadi dalam berbagai bentuk
Rumah Tangga) pada ibu di Rt 02 Rw tindak kekerasan.
02 Kalirejo Ungaran Timur KDRT ini dapat berdampak
Kabupaten Semarang. Hal ini dapat pada fisik. Videback (2008)
dilihat pada responden yang menyebutkan bahwa kekerasan fisik
pengetahuannya cukup sebagian besar terjadi dari menekan dan mendorong
mengalami KDRT sebanyak 4 sampai pemukulan parah dan tersedak
responden (66,7%) dan responden dan bisa menyebabkan kerusakan

| 381
tubuh, patah tulang rusuk, pendarahan, KDRT dapat pula mengalami rasa
kerusakan otak, dan bahkan tidak berdaya. Hal tersebut terjadi
pembunuhan. Hal tersebut senada akibat usahanya untuk menghindari
dengan pernyataan Triwijati (2007) atau melarikan diri dari kekerasan
yang menyebutkan bahwa luka fisik yang dihadapinya tidak berhasil
akibat kekerasan parah dapat (Luhulima, 2000). Perempuan akan
menyebabkan kecacatan bahkan merasa bahwa percuma untuk
kematian. Kekerasan fisik tidak hanya melakukan kontak dengan keluarga
dapat menimbulkan luka tetapi juga atau orang terdekat lainnya karena
dapat menimbulkan efek lain dari luka mereka belum tentu percaya pada
tersebut. Struart dan Laraia (2005) ceritanya. Korban KDRT cenderung
mengidentifikasi dampak dari menyalahkan diri sendiri terhadap
kekerasan fisik yang tidak berkaitan kekerasan yang dialaminya.
dengan luka, misalnya sakit kepala, Perempuan tersebut biasanya berpikir
masalah menstrual, nyeri kronis, bahwa dirinya yang menyebabkan
gangguan tidur, dan gangguan terjadinya perilaku kekerasan dari
pencernaan. Gangguan imun juga pasangan (Luhulima, 2000). Hal
dapat terjadi sehingga korban rentan tersebut juga ditambah dari pernyataan
terhadap gangguan kesehatan lain. orang lain yang lebih menyudutkan
Korban KDRT mengalami perempuan korban kekerasan.
trauma psikologis selain trauma fisik. Perasaan ambivalensi juga dapat
Trauma psikologis yang terjadi muncul pada perempuan korban
meliputi isolasi sosial, KDRT. Ambivalensi adalah konflik
ketidakberdayaan, menyalahkan diri perasaan yang simultan, seperti cinta
sendiri, ambivalensi dan harga diri dan benci terhadap seseorang, sesuatu
rendah. Penjelasan mengenai dampak atau suatu keadaan (Bobak, et. al,
tersebut akan dijelaskan berikut ini. 2005). Pelaku KDRT tidak setiap saat
Isolasi sosial dapat terjadi pada melakukan kekerasan dan korban
perempuan yang mengalami KDRT. kadang merasa bahwa pasangannya
Hal tersebut terjadi karena perempuan adalah lelaki baik yang mencintainya
yang menjadi korban kekerasan (Luhulima, 2000).
memiliki akses yang sangat sedikit Hal tersebut membuat
akan jaringan dan dukungan personal perempuan menjadi bingung akan
(Luhulima, 2000). Suami sebagai perasaannya. Harga diri rendah
pelaku kekerasan akan memutuskan merupakan dampak yang cukup parah
hubungan istri dengan orang lain bagi perempuan korban KDRT.
melalui pengendalian aktivitas Perasaan tersebut muncul karena
hidupnya. Perempuan korban KDRT perlakuan buruk yang diterima korban
juga sering merasa malu, takut dan justru datang dari pasangan yang
kebingungan akibat kekerasan yang seharusnya menyayanginya
diterimanya. Perempuan korban (Luhulima, 2000). Hal tersebut

382 |
membuat perempuan korban KDRT Fransisca tahun 2012 dengan judul
merasa bahwa dirinya tidak berharga Gambaran pengetahuan dan sikap
dan hanya menyebabkan kemarahan perempuan dewasa tentang KDRT di
pasangan sehingga tega melakukan RW 10 Sukamaju Baru Kecamatan
kekerasan pada dirinya. Tapos Kota Depok dimana hasil
Korban KDRT mendapat penelitian menunjukkan 64,5%
perlindungan dari negara. Undang- responden memiliki pengetahuan
undang Nomor 23 Tahun 2004 sebagai kurang dan 54,8% responden memiliki
payung hukum bagi korban KDRT. sikap buruk tentang KDRT
Pasal 26 pada UU tersebut Pengetahuan kurang karena kurangnya
menyebutkan bahwa korban berhak sumber informasi, tidak
melapor secara langsung kekerasan berpengalaman dan financial terbatas.
dalam rumah tangga kepada kepolisian Sikap buruk dipengaruhi pengalaman
baik di tempat korban berada maupun significant others, budaya patriaki dan
di tempat kejadian perkara (Triwijati, keterbatasan akses media.
2007). Perempuan korban KDRT
dapat juga memberikan kuasa kepada DAFTAR PUSTAKA
orang lain untuk melaporkan Anwar 2015 kompas. Laporan KDRT
kekerasan rumah tangga. Masalah Meningkat, Penanganan Belum
yang sering timbul pada masyarakat Optimal
adalah pemikiran bahwa orang lain http://print.kompas.com/baca/2015/
tidak boleh mencampuri urusan rumah 04/27/Laporan-KDRT-
tangga seseorang. Hal tersebut dapat Meningkat%2c-Penanganan-
menambah tekanan pada korban Belum-Optimal
KDRT karena membuatnya menjadi Arikunto, S. Prosedur penelitian Suatu
merasa seorang diri dalam dunia ini. Pendekatan. Jakarta. Rhineka
Pasal 15 Undang-undang Nomor 23 Cipta; 2006.
Tahun 2004 menyebutkan bahwa Balkis, ST. Kekerasan dalam rumah
setiap orang yang mendengar, melihat tangga, Jurnal Perempuan.
atau mengetahui terjadinya kekerasan Palembang: 2013.
dalam rumah tangga wajib melakukan Bobak, M. Irene, et. al. Buku Ajar
upaya-upaya sesuai dengan batas Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
kemampuannya untuk (a) mencegah Alih. Bahasa: Maria A. Wijayarini.
berlangsungnya tindak pidana, (b) Jakarta : EGC ; 2005.
memberikan perlindungan kepada Hidayat. Metode Penelitian Kebidanan dan
korban, (c) memberikan pertolongan Teknik Analisis Data. Jakarta :
darurat dan (d) membantu proses Salemba Medika; 2010.
pengajuan permohonan penetapan Komnas Perempuan. Kasus KDRT.
perlindungan (Triwijati, 2007). Www.Komnas.Perempuan; 2015
Hasil penelitian didukung Luhulima, A.S. Pemahaman Bentuk-
penelitian yang dilakukan Yunita Bentuk Tindak Kekerasan

| 383
Terhadap Perempuan dan Alternatif Stuart & Laraia. Buku Saku Keperawatan
Pemecehannya. Jakarta: Jiwa, Edisi 5. Jakarta: EGC ; 2005
Universitas Indonesia, Kelompok Sujianti. Buku Ajar Konsep Kebidanan
Kerja ‖Convention Watch‖ Pusat Yogyakarta. Nuha Medika ; 2009
tudi Kajian Wanita Dan Jender; Sofyan, M. 50 Tahun IBI Bidan
2000 Menyongsong Masa Depan.
Notoatmodjo. Metodologi penelitian Jakarta. PP IBI ; 2006.
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; Triwijati, 2007, Memahami Kekerasan
2010 Dalam Rumah Tangga dan
Riwidikdo. Statistik Kesehatan. Menanggulanginya, Jakarta:
Yogyakarta. Mitra Cendika Press : Program Studi Kajian Wanita.
2009 . Undang-undang tentang Penghapusan
Suara merdeka.Selama 2013, Di Kota KDRT No. 23 tahun 2004
Semarang Terjadi 215 Kasus Videbeck, Sheila L,. Buku Ajar
KDRT Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC;
http://www.suaramerdeka.com/v1/i 2008.
ndex.php/read/news_smg/2014/08/ Wawan dan Dewi. Teori Dan Pengukuran
25/214388/Selama-2013-Di-Kota- Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Semarang-Terjadi-215-Kasus- Manusia. Yogyakarta. Medical
KDRT Books : 2011.
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian.
Jakarta : Alfabeta ; 2012.

384 |
| 385

Anda mungkin juga menyukai