Pemanfaatan waktu (Weekend) Guru untuk hari belajar guru di luar jam pelajaran di kelas,
dengan Pola In-On-In
IN (In service learning) : Dilaksanakan di kelompok kerja dalam Zonasi, guru berkumpul
dalam komunitas pembelajarannya untuk membahas dan meningkatakan kualitas pembelajaran
dan penilaian berorientasi HOTS.
ON (On the job learning) : Hasil pertemuan di kelompok kerja dalam zonasi
yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas sesuai mata pelajarannya.
Catatan: Waktu pelaksanaan pembelajaran di atas tidak baku, artinya setiap aktivitas
pembelajaran baik pelaksanaan In maupun On dapat dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan
antara peserta dan fasilitator sepanjang tidak mengganggu jam belajar siswa. Sebagai
contoh, pelaksanaan In-1 dan In-2 tidak harus dilakukan setiap hari sabtu, tapi dapat dilakukan 2
hari berturut-turut, yaitu sabtu dan minggu
IN – 1, Pertemuan Awal
• Kebijakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi
• Kebijakan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), PPK, dan Gerakan Literasi Nasional
• Pendalaman Materi Pembelajaran*)
• Praktik menyusun pembelajaran dan penilaian berorientasi kepada HOTS
2. IN – 2, Praktik Penyusunan Pembelajaran
• Pendalaman Materi Profesional *)
• Praktik menyusun pembelajaran dan penilaian berorientasi kepada HOTS
3. ON – 1, Desain Pembelajaran dan Penilaian
Desain Pembelajaran dan Penilaian berorientasi kepada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
4. IN – 3, Reviu Desain Pembelajaran dan penilaian
Reviu desain pembelajaran dan penilaian berorientasi kepada Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi
5. ON – 2, Praktik Pembelajaran
Perbaikan hasil Reviu desain pembelajaran dan penilaian
Praktik Pembelajaran dan penilaian berorientasi kepada Keterampilan berpikir tingkat tinggi
6. IN – 4, Refleksi Pembelajaran dan penilaian
Praktik-praktik baik Implementasi pembelajaran dan Penilaian di sekolah
7. ON – 3, Praktik Pembelajaran Ke-2
Praktik Pembelajaran hasil refleksi untuk Pembelajaran ke-2 (RPP ke 2)
8. IN – 5, Evaluasi program
Evaluasi pelaksanaan Pembelajaran berorientasi HOTS
Penulilsan Laporan dan Best Practice Guru
Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi
FRISCO :
F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa
memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian penting dari
langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan
dari interpretasi akan situasi dan bukti.
S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu
memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang
relevan sebagai pendukung.
O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.
Untuk menilai kemampuan berpikir kritis Watson dan Glaser (1980) melakukan pengukuran
melalui tes yang mencakup lima buah indikator, yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi,
deduksi, interpretasi, dan mengevaluasi argumen. Joko Sulianto (2011) mengatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh setiap
anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang harus
dikerjakan dan diselesaikan