Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KERAGAMAN DALAM KECAKAPAN KEPRIBADIAN DAN


FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu tugas Makalah Matakuliah Psikologi
Pembelajaran

Dosen Pengampu : Mariana Panji Ramadan, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Nanda Sri Rahayu

Wiwin Halimah

PROGRAM STRATA (S1) PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) KOTA SUKABUMI

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No.74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang Kota
Sukabumi

2020/202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 20 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Keragaman kecakapan ................................................................................. 3

B. Keragaman kepribadian ............................................................................... 4

C. Faktor yang mempengaruhi keragaman kecakapan dan kepribadian .......... 8

BAB III PENUTUP

A. simpulan ...................................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda dan beraneka
ragam sesuai dengan masing-masing pola pikir yang mereka miliki. Ada yang
memiliki sifat pendiam, pemalu pemberani maupun penakut. Sifat-sifat itu pula
yang membentuk karakter mereka menjadi apa yang mereka kehendaki dan
mereka inginkan.
Selain sifat dan karakter ada pula yang harus anak tersebut miliki agar
menunjang kemampuan mereka dalam kehidupan di masa depannya, yaitu
kecakapan dan kepribadian. Kecakapan yang dimiliki oleh setiap anak berbeda-
beda sesuai dengan kemampuan dari anak itu sendiri. Sebagian anak mungkin
mempunyai kecakapan di atas rata-rata, dengan kata lain Mereka mampu
bertindak secara cepat, tepat dan mudah sesuai dengan waktu yang singkat,
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan tidak mendapatkan kesulitan yang
berarti.
Sebagai seorang guru, kita harus memiliki kemampuan psikologi agar kita
mampu membaca karakter yang ada dalam diri anak-anak yang kita hadapi.
Selain itu kita juga harus mampu mengamati bagaimana kepribadian yang
dimiliki anak-anak itu. Entah itu dari segi gaya, cara mereka bicara, bertindak,
memecahkan masalah, mengerjakan tugas, menulis dan lain sebagainya.
Setiap anak memiliki kecakapan bukan karena kelahiran atau pun
keturunan melainkan karena perkembangan dan pengalamannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi keragamana kecakapan?
2. Bagaimana definisi keragaman kepribadian?
3. Bagaimana factor yang mempengaruhi keragaman kecakapan dan
kepribadian?

1
C. TUJUAN PENULIS
Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi
pembelajaran. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya antara lain :
1. Mendeskripsikan definisi keragaman kecakapan.
2. Mendeskripsikan definisi keragaman kepribadian.
3. Mendeskripsikan factor yang mempengaruhi keragaman kecakapan dan
kepribadian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keragaman kecakapan
Sebelum beranjak ke pengertian kecakapan kita harus mengetahui apa
pengertian keragaman itu sendiri. Keragaman berasal dari kata ragam, berarti
perihal beragam-ragam, berjenis-jenis.Yang dimaksud adalah suatu kondisi
dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang
misalnyakeragaman suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat,
kesopanan, serta situasi ekonomi.
C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian bahwa inteligensi atau
kecakapan itu adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap
situasi baru secara cepat dan efektif.Kecakapan setiap orang memang
berbeda,dalam hal ini kecakapan seseorang bisa di lihat dari sikap dan perilaku
seseorang tersebut.Kecakapan dalam hal ini mungkin lebih memperlihatkan
tentang sikap seseorang yang aktif dan kritis,cakap dalam hal ini seseorang
tersebut mampu menangkap setiap hal yang yang sedang di bicarakan dan tidak
segan-segan ikut berpartisipasi untuk mengeluarkan pendapatnya.
Jadi kecakapan seseorang bisa lebih baik itu tergantung dari masing-
masing orang tersebut, bagaimana dan sebisa mungkin seseorang tersebut untuk
bisa lebih mengoptimalkan kemampuannya dalam bidang akademik maupun
dalam pergaulannya sehari-hari.
1. Penggolongan kecakapan
Kecakapan dalam bahasa inggrisnya “ability” dibedakan dalam dua hal,
yaitu kecakapan potensial atau potencial ability disebut juga kapasitas atau
capacity dan kecakapan nyata atau actual ability atau disebut juga
achievement. Kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang masih
terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan
(herediter). Kecakapan nyata yaitu kecakapan yang diperoleh melalui belajar
(achivement atau prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji
sekarang.
Kecakapan ini sudah banyak mendapat pengaruh dari lingkungan dan
dapat dilihat dalam perilaku khusus atau pun perilaku sehari- hari.
Kecakapan potensial atau kapasitas itu juga ada dua macam, ada kapasitas

3
umum yang sering dikenal dengan inteligensi atau intelligence atau
kecerdasan, dan kapasitas khusus yang disebut juga bakat atau aptitude. Jadi
baik inteligensi maupun bakat masih bersifat potensial, tersembunyi, atau
kuncup, akan terbuka atau mekar dalam bentuk kecakapan- kecakapan nyata.
2. Indikator kecakapan
Carl Witherington, mengemukakan enam indikator dari perbuatan yang
cerdas (kecakapan) yaitu:
a. Memiliki kemampuan yang cepat dalam bekerja dengan bilangan.
b. Efisien dalam berbahasa. (tepat dan inti)
c. Kemampuan mengamati dan menarik kesimpulan dari hasil
pengamatan yang cukup cepat.
d. Kemampuan mengingat yang cukup cepat dan tahan lama.
e. Cepat dalam memahami hubungan dengan manusia lain.
f. Memiliki daya khayal atau imajinasi yang tinggi.
B. keragaman kepribadian
Kata kepribadian berasal dari kata personality (bhs.inggris) yang berasal
dari kata persona(bhs.latin). yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka
yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk
menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal itu dilakukan oleh
karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleh seseorang tersebut
baik dalam arti kepribadian yang baik, ataupun yang kurang baik. Misalnya untuk
membawakan kepribadian angkara murka, serakah dan sebagainya sering
ditopengkan dengan gambar raksasa. Sedang untuk perilaku yang baik, suka
menolong, berani berkorban dan sebagainya ditopengkan dengan seorang
kesatria.
Sementara ada pendapat bahwa sebenarnya manusia itu didalam
kehidupannya sehari-hari tidak selalu membawakan dirinya sebagaimana adanya,
melainkan selalu menggunakan tutup muka, maksudnya adalah untuk menutupi
kelemahannya, atau ciri-ciri yang khas supaya tindakannya itu dapat diterima
oleh masyarakat.
Di dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat, kebanyakan orang
hanya akan menunjukkan keadaan yang baik-baik saja dan untuk itu maka
dipakailah topeng, atau persona itu. Dengan topeng itu kadang-kadang orang
akan mendapatkan kedudukan, penghasilan atau prestise yang lebih daripada bila
tanpa topeng tersebut. Sekalipun ia terpaksa harus bertindak, berbicara atau

4
berbuat yang bukan saja tidak sesuai dengan dirinya sendiri, melainkan kadang-
kadang sama sekali bertentangan dengan hakekat kepribadiannya sendiri.
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian
adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak
dalam tingkah lakunya yang unik. Sedangkan personality menurut Kartini
Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku
khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi karakteristik
dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan
potensi yang dimiliki seseorang, segala sesuatu mengenai diri seseorang
sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Allport juga mendefinisikan personality sebagai susunan sistem-sistem
psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaian yang
unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi
kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang
bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan
keadaan fisik anak secara umum.
1. Ciri- ciri Kepribadian
Ciri-ciri kepribadian saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain
sehingga mewujudkan suatu sistem yang kesemuanya itu akan mewarnai dan
menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yag bersangkutan,
seperti yang tampak dalam interaksinya dengan lingkungannya, antara lain :
1. Konsekuen tindakannya dalam mematuhi aturan etika perilaku, atau
teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, konsisten
tidaknya tindakannya dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa
atau berbeda-beda, yang lazim kita kenal sebagai karakter;
2. Cepat atau lambatnya mereaksi (response, bukan masalah penyelesaian
tugas pekerjaan saja) terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari
lingkungannya (sensitivity and responsiveness)yang lazim dikenal
sebagai temperamen;
3. Positif atau negative atau ambivalensi sambutannya terhadap objek-objek
(orang, benda, peristiwa, norma, atau nilai etis, estetis, dan sebagainya)
yang dikenal sebagai sikap (attitude).
4. Mudah tidaknya tersinggung, atau marah atau menangis atau mudah
putus asa, yang kita sebut stabilitas emosional;

5
5. Menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari resiko, atas tidakan
dan perbuatannya, yang kita kenal sebagai tanggung jawab.
6. Keterbukaan dan ketertutupan dirinya serta kemampuannya
berkomunikasi dengan orang lain, yang kita kenal sebagai sosialibilitas.
2. Tipe- tipe kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian tersendiri, walaupun demikian para
ahli tetap berusaha untuk menyederhanakannya dengan cara melihat satu atau
beberapa faktor dominan, atau ciri utama, atau melihat beberapa kesamaan.
Atas dasar itu maka sejak lama para ahli mengadakan pengelompokan
kepribadian.
Tipe- tipe kepribadian yang tertua adalah yang bersifat jasmaniah, yaitu
berdasarkan cairan- cairan badan (biochemical type).Hippocrates (400 SM),
yang kemudian diperkuat oleh Galenus (150 SM), mengembagkan suatu teori
tipe kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang menentukan temperamen
(kehidupan emosi) seseorang.Menurut kedua ahli tersebut ada empat cairan
tubuh yang menentukan temperamen seseorang, yaitu empedu hitam, empedu
kuning, lender, dan darah. Berdasarkan dominasi atau kekuatan suatu cairan
pada seseorang maka ada empat tipe kepribadian, yaitu:
a. Choleric (choler adalah empedu kuning). Yang dominan pada orang
tersebut adalah empedu kuning. Seorang Cholericmemiliki temperamen
cepat marah, mudah tersinggung, tidak sabar, dan sebagainya.
b. Melancholic (melas dan choler adalah empedu hitam). Yang dominan
pada orang Melancholic adalah empedu hitam, dia memiliki temperamen
pemurung, penduka, mudah sedih, pesimis, dan putus asa.
c. Phlegmatic (plegma adalah lendir). Seorang Phlegmaticyang didominasi
oleh lendir dalam tubuhnya, memiliki temperamen yang serba lamban,
pasif, malas, dan apatis.
d. Sanguinic (sanguine adalah darah). Yang dominan pada orang ini adalah
darah, ia memiliki sifat- sifat periang, aktif, dinamis, cekatan.
Cairan-cairan tersebut ada dalam tubuh manusia secara teori dalam
proporsi tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi
proporsi yang seharusnya (dominan) maka akan mengakibatkan adanya sifat-
sifat kejiwaan yang khas.

6
Tipe lain dikembangkan oleh Spranger, seorang filsuf Jerman. Spranger
mengelompokkan individu atas dasar kecenderungannya akan nilai- nilai
dalam kehidupan. Ada enam tipe kepribadian yaitu:
a) Theoretic atau manusia teoretis, mereka yang mendasarkan tindakan-
tindakannya atas dasar nilai- nilai teoretis atau pengetahuan. Tipe ini
memiiki dorongan besar untuk meneliti, mencari kebenaran, rasa ingin
tahu, pandangan yang objektif tentang dirinya dan dunia luar.
b) Economic berdasarkan aktivitasnya ata dasar nilai- nilai ekonomi, yaitu
prinsip untung- rugi. Perilakunya selalu diwarnai oleh dorngan- dorongan
ekonomi, melihat manfaat suatu benda bagi kehidupan, segala sesuat
dilihat darimanfaat atau kegunaannya terutama untuk dirinya.
c) Aesthetic yaitu mereka yang menjadikan nilai- nilai keindahan atau
estetika sebagai dasar bagi pola hidupnya. Sifat- sifat dari tipe ini adalah
senang akan keindahan, bentuk- bentuk simetris, harmonis, segala
sesuatu di pandang dari sudut keindahan.
d) Sociatic yaitu mereka lebhih mengutamakan nilai- nilai sosial atau
hubungan dengan orang lain sebagai pola hidupnya. Beberapa sifat tipe
ini menyenangi orang lain, simpatik, baik, meninjau persoalan dari
hubungan antar manusia.
e) Politic , yaitu mereka yang menjadikan nilai- nilai politik sebagai pola
hidupnya. Dia memiliki dorongan untuk menguasai orang lain, menjadi
manusia terpenting dalam kelompoknya.
f) Religious , yaitu mereka mengutamakan nilai- niali spiritual dengan
Tuhan. Perilakunya didasari oleh nilai- nilai keagamaan, keimanan yang
teguh, penyerahan iri kepada Tuhan.
Namun dalam kenyataannya kerap kali hanya salah satu nilai sajalah
yang dominan.Dan nilai yang dominan inilah yang memberi corak atau
bentuk kepada kepribadiannya. Dan haruslah diingat, bahwa tipe-tipe yang
dikemukakan oleh Spranger itu hanyalah merupakan tipe-tipe pokok atau
tipe-tipe ideal, artinya tipe-tipe yang hanya ada dalam teori, dan tidak akan
dijumpai dalam kenyataan kehidupan. Akan tetapi menurut Spranger, dengan
tipe-tipe ideal itu orang dapat cepat menempatkan individu-individu yang
dihadapinya paling dekat ke golongan atau tipe yang mana.

7
C. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Keragaman Kecakapan dan
Kepribadian
Timbulnya keragaman dalam kecakapan dan kepribadian dipengaruhi
oleh bebagai faktor. Kendati demikian, para ahli sepakat bahwa pada dasarnya
keragaman dalam kecakapan dan kepribadian dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
yaitu :
a. Herediter; pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan yang bersifat
kodrati, seperti : konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan
kecerdasan).
Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya
kualitas gen yang dimiliki oleh orang tuanya (ayah atau ibu). Berdasarkan
percobaannya dengan cara mengawinkan bunga merah dengan bunga putih,
Gregor Mendel mengemukakan pandangannya, bahwa : (1) tiap-tiap sifat
(traits) makhluk hidup itu dikendalikan oleh keturunan; (2) tiap-tiap pasangan
faktor keturunan menentukan bentuk alternatif sesamanya, dan satu dari pada
pasangan alternatif itu memegang pengaruh besar; dan (3) pada waktu proses
pembentukan sel-sel kelamin, pasangan faktor keturunan itu memisah, dan
tiap-tiap sel kelaminnya menerima salah satu faktor dari pasangan keturunan
itu. Hasil percobaan Mendel ini menjelaskan kepada kita bahwa faktor
keturunan memegang peranan penting bagi perilaku dan pribadi individu.
Beberapa asas tentang keturunan di bawah ini akan memberikan
gambaran pembanding kepada kita tentang apa-apa yang diturunkan dari
orang tua kepada anaknya :
1. Asas Reproduksi
Menurut asas ini bahwa kecakapan (achievement) dari masing-
masing ayah atau ibunya tidak dapat diturunkan kepada anak-anaknya.
Sifat-sifat atau ciri-ciri perilaku yang diturunkan orang tua kepada
anaknya hanyalah bersifat reproduksi, yaitu memunculkan kembali
mengenai apa yang sudah ada pada hasil perpaduan benih saja, dan
bukan didasarkan pada perilaku orang tua yang diperolehnya melalui
hasil belajar atau hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Asas Variasi
Bahwa penurunan sifat pembawaan dari orang tua kepada anak-
anaknya akan bervariasi, baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya.
Hal ini disebabkan karena pada waktu terjadinya pembuahan komposisi

8
gen berbeda-beda, baik yang berasal dari ayah maupun ibu. Oleh karena
itu, akan didapati beberapa perbedaan sifat dan ciri-ciri perilaku individu
dari orang yang bersaudara, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang
sama, sehingga mungkin saja kakaknya lebih banyak menyerupai sifat
dan ciri-ciri perilaku ayahnya sedangkan adiknya lebih banyak
menyerupai sifat dan ciri-ciri perilaku ibunya atau sebaliknya.
3. Asas Regresi Filial
Terjadi pensurutan sifat atau ciri perilaku dari kedua orangtua
pada anaknya yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik dalam perpaduan
pembawaan ayah dan ibunya, sehingga akan didapati sebagian kecil dari
sifat-sifat ayahnya dan sebagian kecil pula dari sifat-sifat ibunya.
Sedangkan perbandingannya mana yang lebih besar antara sifat-sifat
ayah dan ibunya ini sangat tergantung kepada daya kekuatan tarik
menarik dari pada masing-masing sifat keturunan tersebut.
4. Asas Jenis Menyilang
Menurut asas ini bahwa apa yang diturunkan oleh masing-
masing orang tua kepada anak-anaknya mempunyai sasaran menyilang
jenis. Seorang anak perempuan akan lebih banyak memilki sifat-sifat dan
tingkah laku ayahnya, sedangkan bagi anak laki-laki akan lebih banyak
memilki sifat pada ibunya.
5. Asas konformitas
Berdasarkan asas konformitas ini bahwa seorang anak akan lebih
banyak memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku yang diturunkan
oleh kelompok rasnya atau suku bangsanya.Misalnya, orang Eropa akan
menyerupai sifat-sifat dan ciri-ciri tingkah laku seperti orang-orang
Eropa lainnya dibandingkan dengan orang-orang Asia.
b. Environment; lingkungan tempat di mana individu itu berada dan berinteraksi,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk
didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai
empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu
mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa
melepaskan diri secara mutlak dari pada pengaruh lingkungan itu, karena
lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.

9
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada
uraian berikut :
1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya
meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan
pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut
suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu
dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia
pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan
berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia
sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan
bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang
sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira
berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman,
akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka
sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan
bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun
dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung
sangat lambat sekali.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan
sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya
bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena
manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta
mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
a. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi
alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk
minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
b. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat
menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong
manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.

10
c. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam
senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk
berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan
mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh
: seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin
belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya
sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
d. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun
autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha
untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas
individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk.
Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan
usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga
sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis,
penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan
lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada
awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-
kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi,
karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya.
c. Maturity; kematangan yang mengacu pada tahap-tahap atau fase-fase
perkembangan yang dijalani individu. Kematangan pada awalnya merupakan
hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktural
pada diri individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, otot,
syaraf dan kelenjar. Kematangan seperti ini disebut kematangan biologis.
Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis, seperti : kemampuan
berfikir, emosi, sosial, moral, dan kepribadian, religius. Kematangan aspek
psikis ini diperlukan adanya latihan dan belajar tertentu.

11
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Kecakapan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Kecakapan dibedakan dalam dua
hal, yaitu kecakapan potensial disebut juga kapasitas dan kecakapan nyata. Carl
Witherington, mengemukakan enam indikator dari perbuatan yang cerdas
(kecakapan) yaitu diantaranya : Memiliki kemampuan yang cepat dalam bekerja
dengan bilangan, efisien dalam berbahasa, kemampuan mengamati dan menarik
kesimpulan dari hasil pengamatan yang cukup cepat.
Kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari
individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.Ciri-ciri
kepribadianyang menentukan kualitas tindakan atau perilaku individuantara lain
:Konsekuen tindakannya dalam mematuhi aturan etika perilaku, atau teguh
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, cepat atau lambatnya
merespon,menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari resiko atas tidakan
dan perbuatannya, yang kita kenal sebagai tanggung jawab.Tipe- tipe kepribadian
berdasarkan dominasi atau kekuatan suatu cairan pada seseorang maka ada empat
tipe kepribadian, yaitu :choleric, melancholic, phlegmatic dan sanguinic.
Timbulnya keragaman dalam kecakapan dan kepribadian dipengaruhi
oleh bebagai faktor. Kendati demikian, para ahli sepakat bahwa pada dasarnya
keragaman dalam kecakapan dan kepribadian dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
yaitu : Herediter, environment, dan maturity.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang
dapat dipertanggung jawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2009. Pikologi Pendidikan Refleksi Teoretis terhadap Fenomena.


Yogyakarta: PT. Ar- RuzzMedia.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2012. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sujanto,Agus dkk . 2009. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan,


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Kepribadian, Jakarta: Rajawali Pers.

http://faradillars.com/2015/02/keragaman-kecakapan-kepribadian.html

http://muhtarasngari.com/2017/09/keragaman-individu-dalam-kecakapan-

dan.html

13

Anda mungkin juga menyukai