Makalah Drama Tradisional
Makalah Drama Tradisional
XI Mipa 3
BAB I
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Drama
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan
olehaktor. Berdasarkan etimologi, kata drama berasal dari Bahasa Yunani dram yang
berarti aksi, perbuatan, dan pertunjukan pentas. Drama dapat diwujudkan dengan
berbagai media di atas panggung, film, dan televisi.
Drama terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana
sebuah opera.Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah yang
bermacam-macam. Seperti, wayang opera, ketoprak, ludruk ( Jawa Tengah dan Jawa
Timur ), lenong ( Betawi ), randai ( Minang ), Reog ( Jawa Barat ), rangda ( Bali ), dsb.
Pergelaran drama yang ada pada mulanya merupakan bagian dari upacara
keagamaan, kemudian berkembang menjadi pementasan berita yang berisi konflik-
konflik. Kata drama selain diartikan pertunjukan pentas tetapi juga bermakna peristiwa
yang menggetarkan.
Drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama arti sempit.
Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang
dipertunjukan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup
manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam
bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu,
tata musik, tata rias, dan tata busana.
Aristoteles mendefinisikan drama sebagai tiruan manusia dalam gerak-gerik.
Multon mendefinisikan drama sebagai kehidupan yang dilukiskan dengan gerak.
Menurut Baltazar Verhagen, drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap
manusia dengan gerak. Ferdinand Brunetiere berpendapat bahwa drama merupakan
manusia yang diungkapkan dengan action. Sedangkan Alvin B. Kernan menjelaskan
bahwa drama berasal dari kata dran yang berarti berbuat ( to do ) atau ( to act ).
Kesimpulannya, drama adalah sebuah karya sastra yang berisikan tentang cerita
konflik manusia yang dikemas dalam bentuk dialog dengan gerak-gerik yang disusun
dengan tujuan untuk diproyeksikan pada pentas sebagai pertunjukan.
1.2.Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama berdasarkan dasarnya. Dasar yang digunakan pun
bermacam-macam, yaitu berdasarkan keberadaan naskah, berdasarkan penyajian
lakon, berdasarkan sarana dan berdasarkan isi dan sifatnya.
1. Drama Berdasarkan keberadaan naskah
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah yang digunakan, drama dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu drama tradisional dan drama modern.
a. Drama Tradisional
Drama tradisional disebut juga drama asli. Bentuk drama ini lahir dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Drama tradisional
sangat akrab dengan masyarakat dan sejiwa dengan masyarakat pemiliknya.
Setiap daerah memiliki jenis drama yang berbeda-beda, tergantung dari
perbedaan pandangan, jiwa, adat serta keyakinan masyarakat pemiliknya.
Meskipun setiap daerah memiliki perbedaan dalam drama ini, namun ciri-
cirinya tetap sama. Drama tradisional merupakan bentuk drama yang
disusun tanpa menggunakan naskah baku. Pada umumnya, aktor dalam
drama tradisional mempunyai hubungan dengan penonton. Aktor dapat
berdialog atau meminta pendapat kepada penonton tentang situasi adegan.
Tema-tema yang diangkat dalam drama tradisional merupakan tema-tema
yang berkaitan dengan cerita kehidupan penonton.
Drama tradisional adalah tontonan drama yang tidak menggunakan
naskah. Kalaupun ada naskah, naskah itu hanya berupa kerangka cerita dan
beberapa catatan yang berkaitan dengan permainan drama. Watak tokoh,
dialog, dan gerak-geriknya diserahkan kepada pemain. Dengan cara seperti
ini, resiko gagal sangat besar. Contoh drama tradisional adalah ketoprak dari
Jawa Tengah, ludruk dari Jawa Timur, dan lenong dari Betawi.
Ciri-ciri drama tradisional, yaitu:
1. Cerita yang disajikan sudah dikenal masyarakat
2. Pementasan drama tradiSional diiringi dengan alat musik
3. Tarian, nyanyian dan lawak bukan merupakan bagian pertunjukan
yang terpisah, bahkan lawakan biasanya menguasai jalannya
pementasan
4. Nilai dramatik dilakukan dengan spontan dan tidak terduga
5. Hubungan penonton dan pemain sangat akrab
6. Pergelaran dilakukan dimana saja
7. Sifat drama turun-temurun
8. Ceritanya tidak ditulis, melainkan diceritakan garis besarnya saja
b. Drama Modern
Drama modern merupakan drama hasil pengaruh teater barat.
Kehadirannya dibuat dan diadakan oleh seorang pengarang atau seorang
sutradara. Ciri-ciri drama modern ini adalah disusun dengan menggunakan
naskah yang dapat dibaca dan diperankan oleh aktor.
Drama modern menggunakan naskah yang berisi dialog dan perbuatan
para pemain itu benar-benar diterapkan. Artinya, pemain menghafalkan
dialog dan melakukan gerak-gerik seperti yang tertulis dalam naskah.
Ciri-Ciri drama modern, yaitu :
1. Bentuk naskah drama modern disusun dengan tema yang beragam
danumumnya tidak berkaitan dengan masalah kedupan sehari-hari
penonton
2. Naskah drama dilengkapi dengan keterangan gerak, seting, dan
suasana
3. Dialog-dialog harus dihafalkan oleh pemainnya
4. Hubungan pemain dan drama dan penonton tidak akrab
5. Dipentaskan di tempat tertentu, seperti panggung.0&Disusun dengan
naskah yang dapat dibaca dan diperankan oleh actor
3. Berdasarkan sarana
Berdasarkan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan
kepada penikmat, drama dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu :
a. Drama panggung
Drama panggung dimainkan oleh para aktor di panggung
pertunjukan. Penonton berada di sekitar panggung dan dapat
menikmati drama secara langsung.
b. Drama radio
Drama yang menggunakan radio hanya dapat didengarkan, tidak
dapat dilihat dan diraba.
c. Drama televise
Drama televis hanya dapat dilihat dan didengar. Drama televisi
hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak
dapat diraba.
d. Drama film
Drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukan di
bioskop.
e. Drama wayang
Sarana yang digunakan dalam drama wayang adalah wayang atau
golek ( boneka kecil ) yang dimainkan oleh dalang.
f. Drama boneka
Drama boneka menggunakan sarana boneka yang dimainkan dengan
boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.