KATA PENGANTAR
Sesuai amanat Undang–undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaaan Badan Layanan Umum (PPK –BLUD), serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka Puskesmas Umbulharjo II Kota
Yogyakarta menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB). Demi memenuhi kebutuhan masyarakat
terutama masyarakat Kota Yogyakarta akan pelayanan rujukan Spesialistik serta sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta, maka dibutuhkan
perencanaan strategis yang baik oleh Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta. Perencanaan
strategis berlandaskan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal rumah sakit.
Terima kasih atas peran serta berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga Rencana Strategis Bisnis tahun 2017 - 2022 ini dapat tersusun, Semoga Rencana
Strategis Bisnis yang tersusun ini dapat menjadi pedoman untuk mencapai kinerja optimal dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta yang telah
ditetapkan.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……..…………………………………………… ii
A. LATAR BELAKANG……………..…………………... 01
B. LANDASAN HUKUM………………………………... 03
B. SUMBER DAYA……………………………………….. 14
C. KINERJA PELAYANAN……………………………….. 17
E. RENCANA KINERJA………………………..………….. 65
LAMPIRAN……..……..………………………………………………… 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar program dan kegiatan, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan
promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis resiko kesehatan. Jaminan Kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan
tersebut diselenggarakan pembangunan kesehatan baik oleh pemerintah kota, masyarakat,
maupun swasta.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 260 dan 261 menyebutkan bahwa proses
penyusunan perencanaan pembangunan daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan
diharmonisasikan oleh perangkat daerah yang membidangi perencanaan pembangunan
daerah. Perencanaan pembangunan daerah disusun menggunakan pendekatan teknokratik,
partisipatif dan politis, serta menggunakan pendekatan yang mempertemukan perencanaan
yang bersifat dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Kajian akademis merupakan salah
satu bentuk pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan. Pendekatan
teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan daerah.
Sesuai dengan ketentuan pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 bahwa
Bappeda dalam penyusunan rancangan awal RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan
memperhatikan RPJM Nasional, kondisi lingkungan strategis di daerah, serta hasil evaluasi
terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.
Untuk maksud tersebut perlu dilakukan analisis tentang berbagai aspek yang ada di
lingkungan internal maupun eksternal Puskesmas Umbulharjo II dalam bentuk penyusunan
Rencana Bisnis Strategis Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022
sebagai Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta. Melalui program jangka menengah 5 (lima) tahunan yang tertuang dalam
Rencana Bisnis Strategis Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022
Melalui program jangka menengah 5 (lima) tahunan yang tertuang dalam Rencana Strategis
Bisnis Puskesmas Umbulharjo II Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2017-2022 diharapkan
mampu menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Puskesmas Umbulharjo II Dinas
Kesehatan tiap tahun. Renstra Puskesmas Umbulharjo II Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
Tahun 2017-2022 merupakan penjabaran dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta Tahun 2017-2022 dan dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta 2017-2022 dari visi, misi dan program Kepala
Daerah, yang dalam proses penyusunannya berpedoman kepada RPJP Daerah dengan
memperhatikan RPJMD. Renstra tersebut juga bersinergi dengan RPJMN.
Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, dan Renstra Dinas Kesehatan DIY.
Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Dinas Kesehatan dan dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kerja Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta sebagai pedoman dalam penyusunan RKA Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta yang mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Anggaran
Sementara (PPAS). Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga merefleksikan rencana
program yang ada di dalam renstra Dinas Kesehatan Propinsi DIY agar tetap sinergis dalam
penyusunan perencanaan kegiatan tiap tahunnya.
B. LANDASAN HUKUM
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 58 Th 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
2. TUJUAN
Penyusunan Rencana Strategis Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta tahun 2017-
2022 dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan serta indikator kinerja Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta.
Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Strategis Puskesmas Umbulharjo II Kota
Yogyakarta tahun 2017-2022 adalah:
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
UPT Puskesmas adalah unit pelaksana teknis untuk menunjang operasional Dinas Kesehatan
dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
UPT Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung
1. FUNGSI
UPT Puskesmas mempunyai fungsi pelayanan kesehatan strata pertama, pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan dan penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. TUGAS
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, UPT Puskesmas
mempunyai rincian tugas :
a. mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta
melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
masyarakat;
b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
Puskesmas;
c. menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai
bidang tugasnya;
d. melaksanakan upaya kesehatan masyarakat;
e. melaksanakan upaya kesehatan perorangan;
f. melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/ kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga
Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olah raga, pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium
sederhana, upaya kesehatan kerja, kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa,
kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya serta pembinaan pengobatan tradisional;
g. melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua
upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembantuan
sarana dan pembinaan teknis kepada Puskemas Pembantu, unit pelayanan kesehatan
swasta serta kader pembangunan kesehatan;
3. STRUKTUR ORGANISASI
d) Psikolog
Keuangan anggaran
3. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan realisasi keuangan
secara bulanan, tribulan dan tahunan.
4. Menyediakan data realisasi keuangan untuk penyusunan
laporan keuangan
5. Menyusun laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dalam lingkup unit kerja
S 2 Manajemen
2 Kepala Sub.Bag TU 1 PNS
Administrasi Publik
2 S 1 Kedokteran Umum PNS
3 Dokter Umum Tenaga Kontrak
1 S 1 Kedokteran Umum
Puskesmas
1 S 1 Kedokteran Gigi PNS
4 Dokter Gigi
1 S 1 Kedokteran Gigi Tenaga Kontrak
Puskesmas
5 Perawat 1 S1 Ners PNS
1 D 4 Keperawatan PNS
1 D 3 Keperawatan PNS
1 D 3 Keperawatan PNS
6 Perawat Gigi 1 D 4 Perawat Gigi PNS
1 D 3 Perawat Gigi PNS
7 Bidan 3 D 3 Kebidanan PNS
D 3 Kesehatan
8 Sanitarian 1 PNS
Lingkungan
9 Nutrisionis 1 D 3 Gizi PNS
Tenaga Kontrak
1 D 3 Gizi
Puskesmas
D3
10 Laboran 2 PNS
Analis Kesehatan
11 Promkes 1 D3 Hiperkes PNS
Tenaga Kontrak
1 Apoteker
12 Farmasi Puskesmas
1 S1 Farmasi PNS
3 Asisten Apoteker PNS
1 D 3 Rekam Medis PNS
13 Rekam Medis Tenaga Kontrak
1 D 3 Rekam Medis
Puskesmas
14 Psikolog 1 S 2 Psikolog Tenaga Kontrak Dinkes
15 Surveilans Kelurahan 3 SLTA Naban
16 Kasir 1 S1 Ekonomi PNS
1 SLTA PNS
17 Petugas Pendaftaran
1 SD PNS
18 Tenaga Administrasi 1 SLTA Naban
19 Tenaga Akuntansi 1 D3 Akuntansi Tenaga Kontrak Dinkes
20 Pengelola Barang 1 SLTA PNS
1 SLTA PNS
21 Tata Usaha Tenaga Kontrak
1 S1
Puskesmas
22 Sopir Ambulance 1 SLTA PNS
Tenaga Kontrak
23 Petugas Keamanan 1 SLTA
Puskesmas
Tenaga Kontrak
24 Petugas Kebersihan 2 SLTA
Puskesmas
Jumlah 44 Orang
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Umbulharjo II, 2016
UKGS adalah suatu komponen dari UKS dan merupakan tehnis pelayanan
kesehatan gigi dan mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
b. Upaya Pelayanan Lansia
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
keatas.
c. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
C. KINERJA PELAYANAN
1. KINERJA PELAYANAN
Upaya kesehatan Perorangan, Farmasi dan Laboratorium
a. Pelayanan Kesehatan Umum
JUMLAH KUNJUNGAN
PEMERIKSAAN
TAHUN 2016
POLI UMUM
18052
Usia ( 15 tahun s/d 54 tahun )
POLI LANSIA
12176
Usia ( 55 tahun s/d 150 tahun )
POLI ANAK
6782
Usia ( 0 hari s/d 14 tahun )
Scalling 528
Imunisasi 1475
KB 747
Farmasi 61057
HEMATOLOGI
1. Haemoglobin
2. Angka Leukosit
3. Angka Thrombosit
4676
4. Hitung Jenis Leukosit
5. Haematokrit
6. Laju Endap Darah
7. Golongan Darah
8. Rhesus
PARASITOLOGI
2
1. Malaria
2. Feses
KIMIA DARAH
1. Gula Darah Puasa
2. Gula Darah 2 Jam PP 5068
3. Gula Darah Sewaktu
4. Cholesterol
5. Trigliserida
6. Asam Urat
7. LDL
URINOLOGI
1. Protein Urin 1710
2. Reduksi Urin
3. Sedimen Urin
IMUNOLOGI
1. PP Test
2. HIV
951
3. HBSAG
4. Syphilis
5. Leptospira Test
6. NS 1
BAKTERIOLOGI 1140
1. BTA
h. Pelayanan Psikologi
JUMLAH KUNJUNGAN
KETERANGAN
TAHUN 2016
Puskesmas : UMBULHARJO II
Kota : KOTA YOGYAKARTA
Tahun : 2016
2. KINERJA KEUANGAN
BAB III
A. GAMBARAN UMUM
1. Wilayah Kerja UPT Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta
a. Geografis
UPT Puskesmas Umbulharjo IIKota Yogyakarta merupakan salah satu dari dua
puskesmas yang terdapat di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.Terletak di jalan
Hibrida No. 194 Miliran, Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo.Wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo IIKota Yogyakarta meliputitiga kelurahan yaitu Kelurahan Semaki,
Kelurahan Muja Muju dan Kelurahan Tahunan.
1) Jarak Wilayah sebagai berikut :
Jarak Puskesmas UH II dengan Kantor Kecamatan sekitar 1 Km.
Jarak Puskesmas UH II dengan Kantor Kelurahan Semaki sekitar 800 M.
Jarak Puskesmas UH II dengan Kantor Kelurahan MujaMuju sekitar 600M.
Jarak Puskesmas UH II dengan Kantor Kelurahan Tahunan sekitar 1,2 Km.
Semaki 65.9 ha 34 10
Tahunan 77.6425 ha 20 12
b. Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas Umbulharjo IIKota Yogyakarta
hampir setiap tahun mengalami kecenderungan kenaikan jumlah. Berdasarkan data dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2016 tercatat 24.934
jiwa yang terdiri dari Laki-laki 12.220 jiwa, Perempuan 12.714 jiwa. Adapun distribusi
jumlah penduduk berdasarkan kelurahan sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
Tabel. 2.2 Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo II Kota
Yogyakarta menurut Kelurahan, Tahun 2016
Tabel. 2.3 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo II Kota
Yogyakarta menurut Kelurahan, Tahun 2016
Berdasarkan tabel 2.2 dan tabel 2.3 maka, distribusi terbesar berasa di Kelurahan Muja
Muju. Hal ini sebanding dengan luas wilayah kelurahan Muja Muju yang menduduki urutan
pertama dilihat dari luas wilayah jika dibandingkan dengan 2 (dua) kelurahan yang lain.
STRATA-II STRATA-III
2% 0%
AKADEMI/DIPLO
MA III/SARJANA DIPLOMA TIDAK/BLM BELUM TAMAT
MUDA IV/STRATA I SEKOLAH SD/SEDERAJAT
5% 17% 14% 11%
DIPLOMA
I/II TAMAT
1% SD/SEDERAJAT
10%
SLTA/SEDERAJAT
SLTP/SEDERAJAT
28%
12%
Tabel 4.1 Distribusi jumlah kelahiran dan kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas
Umbulharjo II Kota Yogyakarta tahun 2016
SEMAKI 44 0 0
MUJA MUJU 78 0 1
TAHUNAN 80 0 1
Pada tahun 2016 ada 2 kasus bayi lahir mati di wilayah kerja Puskesmas
Umbulharjo II Kota Yogyakarta. 1 kasus bayi lahir mati di Kelurahan Muja Mujudan 1
kasus bayi lahir mati di kelurahan Tahunan disebabkan karenaasfiksia neonatorum.
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang
dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan peluang
terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
Kematian balita yang ada dikelurahan Tahunan disebabkan karena diagnosa
Kematian Asfiksia/Gangguan nafas, Aspirasi Susu. Upaya yang sudah dilakukan
puskesmas adalah puskesmas telah memberikan penyuluhan mengenai kematian bayi baru
lahir baik di dalam gedung maupun di wilayah dan memberikan materi kelas ibu.
KEMATIAN IBU
THN 2016
1 1
SMK MM THN
Gambar 4.1 Jumlah Kematian Ibu pada tahun 2016 di Puskesmas Umbulharjo II Kota
Yogyakarta
Pada tahun 2016 ada 2 jumlah kematian ibu yang dilaporkan di wilayah kerja Puskesmas
Umbulharjo II Kota Yogyakarta. 1 kasus kematian ibu terjadi di kelurahan Muja-Muju
dengan penyebab perdarahan nifas langsung setelah melahirkan, 1 kasus kematian ibu terjadi
di kelurahan Tahunan dengan penyebab penyakit jantung. Ibu post kuretase 1 minggu.
2. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu
penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun
waktu tertentu.
Tabel 4.2 Pola 10 besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta
tahun 2016
KASUS
NO. KODE ICD NAMA L P
BARU
Nasopharingitis Akut
1 J00 1166 1532 2700
(common cold)
lainnya, NOS
19 15 6
18
20 13
9
5
21 15
13
3
Gambar 4.2. Kunjungan ISPA pneumonia pada penderita bayi dan balita di Puskesmas
Umbulharjo II Kota Yogyakarta
Pada tahun 2016 data kunjungan ISPA Pneumonia pada penderita bayi dan balita
di Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta mengalami kenaikan.
700
641
600
550
528
500 500
447
400
377
300
200
100
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah kasus diare di Wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta tahun 2012 mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2011 namun kembali terjadi kenaikan sejumlah 53 kasus di tahun
2013, 50 kasus pada tahun 2014 dan kenaikan sejumlah 91 kasus pada tahun 2015 dan
mengalami penurunan sejumlah 264 kasus pada tahun 2016. Penyakit diare sangat erat
hubungannya dengan lingkungan serta perilaku, dikaitkan dengan kebiasaan cuci
tangan sebelum makan dan sesudah buang air.
3) Status Gizi
Sasaran Pemantauan Status Gizi pada tahun 2016 ada 955 anak. Berdasarkan
indikator BB/U terdapat gizi anak dengan status gizi baik 888 anak, anak dengan status
gizi lebih 39 anak, anak dengan status gizi buruk 2 anak, dan anak dengan status gizi
kurang 26 anak.
Diagram proporsi Pemantauan Status Gizi (PSG) berdasarkan indikator BB/U pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II berdasarkan indikator antropometri
bisa dilihat pada gambar berikut :
815 (87%)
Berdasarkan indikator BB/TB terdapat gizi anak dengan status gizi normal 815
anak, anak dengan status gizi gemuk 46 anak, anak dengan status gizi kurus 61 anak, dan
anak dengan status gizi sangat kurus 9 anak.
Diagram proporsi Pemantauan Status Gizi (PSG) berdasarkan indikator BB/TB
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta berdasarkan
indikator antropometri bisa dilihat pada gambar berikut :
HASIL PSG BERDASARKAN INDIKATOR BB/TB
BULAN AGUSTUS TAHUN 2016
6 (1%)
76 (8%) 37 (4%)
812 (87%)
Berdasarkan indikator TB/U terdapat gizi anak dengan statusgizi normal 812 anak,
anak dengan status gizi tinggi 76 anak, anak dengan status gizi sangat pendek 6 anak, dan
anak dengan status gizi pendek 37 anak.
Diagram proporsi Pemantauan Status Gizi (PSG) berdasarkan indikator TB/U pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo IIKota Yogyakarta berdasarkan indikator
antropometri TB/U bisa dilihat pada gambar berikut :
814 (87%)
Gambar 4.6. Hasil Cakupan Pemantauan Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator (TB/U)
Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, perilaku hidup sehat
dan pola asuh/ pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang
mengakibatkan anak menjadi pendek.
3. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu: 1) peningkatan
kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor ; 2) diagnosis dini dan pengobatan
dini; dan 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya
pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan
pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN dapat diukur dengan Angka
Bebas Jentik (ABJ)
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolak ukur upaya pemberantasan vektor
menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Angka bebas jentik
2013 - 2016 di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta diperlihatkan
pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Angka Bebas Jentik di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo IItahun 2013 – 2016
2013 92,36
2014 91,91
2015 89,20
2016 93,96
70
1
58
60
48
50 1
40
28 0
30 25
20
0
10
0 0 0
0 0
Penderita Meninggal
Gambar 4.7 Jumlah Penderita DBD dan CFR di Wilayah Puskesmas Umbulharjo II Tahun 2012 – 2016
40
35
30
Penderita
25
20
15
10
0
2012 2013 2014 2015 2016
SEMAKI 9 7 6 10 19
MUJA-MUJU 5 34 14 42 34
TAHUNAN 14 9 14 22 35
Gambar 4.8 Jumlah Penderita DBD Menurut Kelurahan dan Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo II Tahun 2012 – 2016
4. Upaya Pengobatan
Klinik KIA
Ibu Hamil : Senin &Selasa
Imunisasi Bayi : Rabu ( khusus BCG Rabu minggu ke 2 & 4)
Imunisasi TT : Senin s.d Rabu
KB : Kamis
c. Pelayanan Penunjang meliputi:
Farmasi : Senin s/d Sabtu
Laboratorium : Senin s/d Sabtu
Konsultasi Kes. Lingkungan : Senin s/d Sabtu
Konsultasi Gizi : Senin s/d Sabtu
Konsultasi Psikologi : Senin s/d Sabtu
d. Pelayanan Luar Gedung
Pelayanan luar gedung Puskesmas Umbulharjo II dilakukan dengan jalan
puskesmas keliling yang biasanya dipadukan dengan kunjungan ke posyandu dengan
sasaran usia lanjut maupun bayi/balita.Posyandu dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan di masing-masing Posyandu pada setiap RW di wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo II. Kegiatan yang memberdayakan peran kader wilayah ini juga
melayani pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
Disamping kegiatan posyandu yang melibatkan seluruh pegawai, Puskesmas
Umbulharjo II aktif melaksanakan kegiatan P3K pada berbagai kegiatan.
e. Pelayanan kegawatdaruratan
Selama ini pelayanan kegawatdaruratan ditangani sebatas kemampuan dan
kompetensi Puskesmas.
Hasil kegiatan pelayanan pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas
Umbulharjo II Kota Yogyakarta tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 4.21 berikut :
Jika dihitung rata - rata kunjungan pasien per bulan berdasarkan klinik tujuan adalah
sebagai berikut:
Klinik Umum : 2146 pasien per bulan
Klinik Gigi : 317 pasien per bulan
Klinik KIA : 271 pasien per bulan
Laboratorium : 324 pasien per bulan
Dalam bentuk diagram, gambaran perusahaan pada saat ini berdasarkan analisis SWOT dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
Peluang
I
II Stable
Aggressive
GROWTH
STABIL Growth
Maintenance
Selective Rapid
Kekuatan
X Maintenance Growth
Kelemahan Turn Arround Conglomerat
Giurella
n Diversification
Nice Concentric
III diversification IV
Y
DEFENSIF Ancaman DIVERSIFIKASI
Anatomi Kuadran
a) Kuadran I
Dalam hal perusahaan pada posisi ini maka pengembangan dan pertumbuhan secara agresif sangat
terbuka karena organisasin memiliki kekuatan dan peluang yang cukup untuk itu. Pengembangan
yang dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Penetrasi pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya pemasaran yang lebih agresif
pada pasar yang telah ada (meningkatkan penguasaan pasar/pangsa pasar).
2) Pengembangan pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya meluaskan pasar
(membuka pasar baru / segmentasi pasar).
3) Pengembangan produk, yakni meningkatkan volume usaha dengan mengembangkan produk-
produk baru baik penyempurnaan produk untuk pasar yang telah ada maupun penciptaan produk
baru.
b) Kuadran II
Organisasi yang ada pada kuadran ini akan tetap masih dapat berkembang / tumbuh apabila secara jeli
mampu memilih peluang dalam bersaing dengan menekan kelemahan yang ada. Beberapa pilihan
untuk berkembang antara lain dengan memperbaiki mutu layanan, pemberlakuan tarif yang kompetitif
(pricing policy), dan sebagainya.
c) Kuadran III
Organisasi yang berada pada kuadran ini kemungkinan untuk tumbuh / berkembang sangat kecil
bahkan organisasi terancam pailit, karena dihadapkan pada ancaman dengan berbagai kelemahan yang
dimiilikinya.
d) Kuadran IV
Organisasi yang berada di kuadran ini agar dapat tumbuh / berkembang harus melakukan upaya-upaya
diversifikasi usaha dengan cara pengayaan usaha atau menonjolkan produk unggulan tertentu, karena
beberapa kekuatan yang dimiliki akan berhadapan dengan beberapa ancaman yang menghadang, dan
semakin ekstensif terutama dengan diberlakukannya globalisasi ekonomi di segala bidang tidak
terkecuali bisnis kesehatan.
Analisis SWOT
1. Analisis Internal (SW)
a. Sumberdaya Manusia
Kekuatan Kelemahan
No Obyek Yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah pegawai belum sesuai analisa jabatan V
2 76% berstatus PNS V
IGD, Poli Umum, Gigi dilayani dokter /
3 V
dokter gigi
4 90% Bidan D3 V
5 50% Paramedis D3 V
6 Tenaga Fungsional lain lengkap V
7 Staf Administrasi kurang lengkap V
8 Kasir belum ada V
9 Tenaga rumah tangga cukup V
10 Tenaga keamanan (satpam) belum ada V
11 Tenaga teknis pemeliharaan cukup V
12 Sikap terhadap perubahan V
13 Kedisiplinan V
14 Komitmen pegawai terhadap Puskesmas V
JUMLAH 1 8 12 -2 -4 -3
TOTAL 21 -7
NILAI 14
Kekuatan Kelemahan
No Obyek Yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Pelayanan Dasar sesuai standart V
2 Pelayanan pengembangan ada V
3 Pelayanan inovasi (Konsul Psikologi) ada V
4 Administrasi Pelayanan jamkes bervariasi V
5 Waktu tunggu lama V
6 Pelayanan UKM berjalan cukup baik V
JUMLAH 1 2 6 -2 -3
TOTAL 9 -5
NILAI 4
c. Sarana Prasarana
Kekuatan Kelemahan
No Obyek Yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Lahan strategis V
2 Lahan luas V
3 Mudah dijangkau V
Penataan ruang (termasuk ruang pelayanan)
4 V
belum optimal
6 Alat medis dalam jenis dan jumlah lengkap V
7 Perawatan alat cukup V
8 Sarana fisik cukup V
9 Sarana transportasi cukup V
10 Inventaris kantor kurang V
11 Simpus belum optimal V
12 Soft ware dan perangkat hukum lengkap V
JUMLAH 1 4 12 -4 -6
TOTAL 17 -10
NILAI 7
d Dana
Kekuatan Kelemahan
No Obyek Yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 In come memenuhi target pendapatan V
2 Adanya dana Hibah, BOK V
JUMLAH 6
TOTAL 6 0
NILAI 6
Penilaian
No Obyek Yang dianalisa
Kekuatan Kelemahan Nilai
1 Sumber Daya Manusia 21 -7 14
2 Jenis pelayanan dan mutu pelayanan 9 -5 4
3 Sarana prasarana 17 -10 7
4 Dana 6 0 6
JUMLAH 53 -22 31
Peluang Ancaman
No Obyek Yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah penduduk relatif banyak V
2 Jumlah Pasangan Usia Subur banyak V
3 Jumlah Balita banyak V
4 Jumlah Gakin jiwa V
5 Budaya gotong royong V
6 Budaya PHBS kurang V
7 Budaya paternalistik V
8 Adat merti Code / Dewa Brata V
9 Kecamatan sehat V
10 Kelurahan Siaga V
11 Hubungan Lintas sektoral cukup baik V
Dukungan Kader dan TOMA cukup
12 V
baik
Dukungan LSM cukup baik
13 V
(Padmaya, Tagana, dll)
JUMLAH 0 2 30 0 -4
TOTAL 32 -4
NILAI 28
b. Sarana dan Prasarana
Peluang Ancaman
No Obyek Yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Tingkat pendapatan masyarakat V
Fluktuasi harga bahan pokok, Obat
2 V
dan Alkes
3 Kenaikan harga BBM dan Gas V
JUMLAH 3 -2
TOTAL 3 -2
NILAI 1
Peluang Ancaman
No Obyek Yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 UU no 8 thn 1999 ttg Perlindungan Konsumen. V
2 UU no 1 thn 2004 ttg Perbendaharaan Negara V
3 UU no 29 thn 2004 ttg Praktek Kedokteran V
PP no 74 thn 20 ttg Pengelolaan keuangan
4 V
BLU
Permendagri no 61 thn 2007 ttg Pedoman
5 V
teknis pengelolaan keuangan BLUD
Permendagri no 59 thn 2007 ttg Perubahan
6 Permendagri nomor 13 thn 2006 ttg V
pengelolaan keuangan daerah
Keputusan Menkes No
7 V
128/Menkes/SK/II/2004
8 SE Mendagri no 900/2759/SK thn 2008 V
Perda no 59 thn 2015 ttg Tarif BLUD UPT
9 V
Puskesmas
10 Standarisasi harga V
Kebijakan sirkulasi anggaran (APBD, BOK,
11 V
Jamkes)
Perbedaan peraturan pertanggungjawaban yang
12 berbeda antara pusat dan daerah (BOK, V
Jamkesmas)
JUMLAH 2 21 -2 -6
TOTAL 23 -8
NILAI 15
e. Pesaing
Peluang Ancaman
No Obyek Yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
Terdapat 2 Institusi layanan kesehatan
1 V
pesaing (RS)
2 Terdapat Balai Pengobatan Swasta dan RB V
3 Terdapat Apotik Swasta dan Toko Obat V
4 Terdapat .... pengobatan tradisional V
5 Promosi oleh pesaing V
6 Kerjasama operasional dngan pesaing V
7 Lokasi RS dan antar Puskesmas relatif dekat V
JUMLAH 2 -5 -2
TOTAL 2 -7
NILAI -5
Penilaian
No Obyek Yang dianalisa
Peluang Ancaman Nilai
1 Sosial budaya / SDM 32 -4 28
2 Sarana dan Prasarana 2 -2 0
3 Ekonomi 3 -2 1
4 System peraturan dan kebijakan 23 -8 15
5 Pesaing 2 -7 -5
JUMLAH 62 -23 39
Kekuatan
45 (39,45)
Ancaman Peluang
39
Kelemahan
Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Umbulharjo II di Kuadran I, atau pada kuadran
Agressive tumbuh
Analisis eksternal dan internal dengan cara pembobotan dan sudut pandang yang berbeda terhadap
posisi Puskesmas Umbulharjo IIsebagai berikut :
pemerintah untuk
pembiayaan masyarakat
miskin
1. Pengembangan fasilitas 1. Status lahan dapat diambil alih
4. Sarana / prasarana
2. Kerja sama pemanfaatan oleh pemerintah
sarana/prasarana dengan 2. Kerusakan Sarana / prasarana
pihak III 3. Sarana/prasarana tertinggal
3. Bantuan peralatan dari perkembangan IPTEK
pemerintah dan pihak III
c. Pembobotan
Pembobotan dalam prosentase (%) dilakukan terhadap faktor dan subfaktor baik internal
maupun eksternal untuk setiap bidang didasarkan pada besarnya pengaruh bidang tersebut
terhadap kinerja Puskesmas. Adapun bobot masing-masing faktor / bidang adalah sebagai
berikut:
1. Pelayanan = 35% (0,35)
2. Organisasi dan SDM = 25% (0,25)
3. Keuangan = 20% (0,2)
4. Sarana/prasarana = 20% (0,2)
Sedangkan skor rating terhadap masing-masing indikator (subfaktor) dengan skala 1—5 sebagai
berikut:
Skor 4 = kuat
Skor 3 = cukup
Skor 2 = lemah
Untuk strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) bernilai positif, sedangkan untuk weakness
(kelemahan) dan threat (ancaman) bernilai negatif.
d. Penentuan Posisi
1. Nilai Kekuatan (strength)
Bobot Nilai
Rating
No. Uraian (D)=
Faktor (A) Subfaktor (B) (C) AXBXC
1. Pelayanan 0,35
1. Tersedianya pelayanan kegawat
daruratan dan homecare dan 0,35 0,25 5 0,437
UKM
2. Pelayanan Laboratorium dengan
fotometer. 0,35 0,15 4 0,210
3. Sarana Penunjang Pelayanan
cukup tersedia. 0,35 0,15 4 0,210
Bobot Nilai
Rating
No. Uraian (D)=
Faktor Subfaktor (C) AXBXC
(A) (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Pelayanan laboratoriumyang belum
24 jam. 0,35 0,30 2 0,210
1. Pelayanan 0,35
1. Jenis kebutuhan pelayanan kesehatan
berkembang 0,35 0,25 4 0,350
1. Pelayanan 0,35
1. Tuntutan Pelayanan prima dari
masyarakat 0,35 0,30 2 0,210
2. Adanya pesaing pelayanan sejenis
yang lebih menjanjikan 0,35 0,40 3 0,420
3. Semakin banyaknya institusi
pelayanan kesehatan swasta 0,35 0,30 2 0,210
Dari tabel Rekapitulasi Perhitungan SWOT diperoleh nilai selisih (S-W) sebesar (2,162) dan
selisih (O-T) sebesar (1,520). Selisih antara S dengan W sebagai nilai ordinat sumbu X dan
selisih antara O dengan T sebagai nilai ordinat sumbu Y dalam grafik kartesius untuk
menggambarkan posisi Puskesmas. Dengan demikian diperoleh titik koordinat [X , Y ] yaitu
[(2,162), (1,520)] sehingga posisi Puskesmas berada pada kuadran I (Growth). Dalam posisi
demikian berarti menghadapi kesempatan untuk berkembang dan bertahan hidup atau sebagai
market leader. Dengan diagram kartesius dapat digambarkan sebagai berikut:
peluang
II I
STABIL GROWTH
1,520
X Kekuatan
Kelemahan 2,162
III IV
DEFENSIF DIVERSIFIKASI
Y Ancaman
Dari hasil analisis, Puskesmas pada posisi pertumbuhan (agresif), namun lebih dekat kearah
sumbu datar, sehingga ada peringatan khusus untuk tetap menjaga pertumbuhan sehingga bisa
ke arah kuadran II
Kinerja yang telah dapat dicapai sampai dengan saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik yang bersumber pada internal maupun dari eksternal. Strategi organisasi dalam mencapai target
mengedepankan aspek Pelayanan, Pengerahan SDM, Organisatoris, Keuangan dan Promosi.
Kebijakan manajemen yang diambil dalam pencapaian kinerja adalah mengembangkan partisipasi
aktif dari semua komponen Puskesmas dalam pelayanan, dan pembagian tugas sesuai dengan profesi,
kompetensi, dan ketrampilan yang dimiliki. Artinya dalam penempatan tenaga semacam paramedic,
dilihat dari kompetensi dan kemampuan, yang kemudian ditempatkan pada ruang dan unit pelayanan
yang sesuai. Selain itu kebijakan lain yang diambil adalah dengan mengadakan rotasi ketenagaan.
Guna memelihara dan meningkatkan kompetensi personil dalam menjaga mutu layanan ditempuh
dengan cara pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Strategi yang diambil dalam mencapai kinerja pelayanan memakai pelayanan prima, yaitu
strategi yang mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos kerja yang
tinggi, ramah, sehingga warga bangga akan Puskesmas. Dalam mencapai kinerja juga ditempuh
inovasi layanan dan cara pelayanan, dimana semua pelayanan tersebut terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat.
Dalam mencapai kinerja, juga mengedepankan aspek kerjasama semua lini, lintas program dan
lintas sektor, dengan menyediakan sarana prasarana yang aman, apik dan asri sehingga nyaman
ditempati. Juga ditempuh upaya rujukan pasien maupun specimen, sehingga tercipta pelayanan pasien
yang paripurna dan akhirnya informasi semua kegiatan Puskesmas Umbulharjo II dapat diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
Pendekatan strategi pelayanan prima tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal yang antara
lain sebagai berikut :
1. Kondisi Internal
a. Pelayanan
Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi, lebih banyak sebagai pelaksana
teknis, sehingga masih mempunyai kelemahan dalam bargaining dengan pemerintah dalam
hal pencarian dana-dana, dan sumber daya lainnya. Dengan keterbatasan tersebut puskesmas
dalam melakukan pelayanan kesehatan mengalami berbagai hambatan. Sebagai contoh dalam
hal penambahan tenaga, Puskesmas Umbulharjo II yang notabene terdapat kekurangan
tenaga, akan susah untuk perekrutan tenaga baru, dikarenakan penambahan tenaga baru harus
melalui jalur pengajuan ke dinas kesehatan, dan untuk realisasi harus menunggu waktu yang
cukup lama,untuk adanya penambahan tenaga pegawai negeri sipil. Pelayanan puskesmas
harus tetap berjalan, sedangkan untuk tenaga yang diperlukan,belum dapat terpenuhi secara
cepat.
Kehandalan dan keamanan sarana-prasarana yang ada sangat mendukung dalam kinerja
Puskesmas.Untuk pengembangan layanan baru, telah diupayakan menyediakan sarana
prasarana pendukung layanan, sehingga pada saat operasional sudah tidak terkendala sarana.
Kendala lain dalam bidang sarana prasarana khususnya untuk alat-alat medis dengan
teknologi tinggi yang berpotensi menghambat kinerja adalah biaya pemeliharaan, yang
umumnya mahal, dan kadang tidak tersedia suku cadangnya.
e. Standard Prosedur Operasional
2. Kondisi Eksternal
Peraturan pemerintah tentang perumahsakitan negeri sampai saat ini belum begitu
jelas, yang ada baru rancangan. Sedangkan pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan
pemerintah nomor 48 tahun 2007, Puskesmas masih dalam koridor lembaga teknis daerah.
Walaupun ada peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Badan Layanan Umum, namun aturan tersebut baru secara tegas untuk instansi
vertical.
Secara umum, ekonomi daerah Kota Yogyakarta tergolong daerah yang memiliki
kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam pengembangan pelayanan inovatif
mungkin akan terbentur dalam hal pentarifan.
Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin canggih. Untuk institusi
pelayanan kesehatan yang mampu, mereka berlomba-lomba mengadakan alat-alat
kesehatan karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi dan diversifikasi
pelayanan kesehatan. Sementara Puskesmas umumnya masih terbatas dalam memperoleh
alat-alat kesehatan .
f. Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh Puskesmas. Untuk perangkat
kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun dalam
pemeliharaan, software, petugas informasi dan pemeliharaannya membutuhkan dana yang
besar. Sementera kebanyakan SDM Puskesmas masih terbatas.
g. Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs
kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik
melambung.
Dengan melihat posisi bisnis puskesmas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
posisi tersebut menguntungkan, puskesmas mempunyai peluang dan sekaligus kekuatan
sehingga puskesmas dapat memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu mengerahkan
semua sumberdaya yang masih menganggur dan belum optimal menjadi maksimal.
Puskesmas dapat memilih strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
dengan mengakomodir isue-isue yang relevan yang sesuai dengan Visi dan Misi Strategi
yang diterapkan antara lain :
1. Meningkatkan profesionalisme kualitas hasil pelayanan.
2. Meningkatkan pemahaman konsep paradigma sehat :
3. Meningkatkan dukungan sumber daya masyarakat.
4. Meningkatkan kerjasama yang baik, dengan lintas program, lintas sektoral serta pihak
terkait untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar kesehatan
Perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo IIyang masih
rendah.
Masih terdapat kematian ibu bersalin, bayi serta balita gizi buruk.
Wilayah kerja yang merupakan endemis penyakit menular seperti DBD, TBC, diare, Ispa
dan HIV.
Penduduk yang sangat padat, dan sebagian tinggal di daerah aliran sungai.
Adanya upaya kesehatan masyarakat yang berbasis pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Umbulharjo II.
A. Pencapaian kinerja
1. Kinerja non Keuangan :
a. Kinerja Pelayanan :
2. Kinerja Keuangan :
a. Pendapatan :
Tabel Pendapatan Operasional Puskesmas
TABEL PENDAPATAN PUSKESMAS UMBULHARJO II
b. Belanja :
Tabel Belanja Operasional Puskesmas
BAB IV
RENCANA KINERJA
Rencana kerja BLUD Puskesmas Umbulharjo II dibuat, berdasarkan rencana strategis Puskesmas
Umbulharjo II Tahun 2017-2022 yang merupakan penjabaran dokumen perencanaan RPJMD dan Renstra
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2017-2022 dari visi, misi dan strategi dan program Kepala Daerah
2017-2022, yang dalam proses penyusunannya berpedoman kepada RPJP Daerah dengan memperhatikan
RPJMD, serta Sistem Kesehatan Nasional. Renstra Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta dijabarkan
setiap tahun ke dalam Rencana Kerja Puskesmas Umbulharjo II Kota Yogyakarta sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB). RSB tersebut digunakan untuk menyusun Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA) Puskesmas dan mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran.
Dasar penyusunan rencana strategis bisnis ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Badan Layanan Umum dan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, serta Keputusan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 239 tahun 2003 tentang pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis puskesmas tahun 2017-2022 menggunakan metode Balanced
Scorecard. Pemakaian metode ini dinilai paling tepat, karena dalam metode ini puskesmas sebagai
lembaga non profit, dapat melakukan bisnis secara etis. Dimana puskesmas tidak hanya mencari
keuntungan saja, tetapi juga berupaya untuk memenuhi kepuasan pengguna, melakukan pengembangan
SDM, dan mempunyai proses kegiatan yang bermutu (Prof. Laksono, 2011).
Dengan berbasis pada konsep Balance scorecard, indikator yang digunakan untuk menilai
keberhasilan puskesmas tersusun atas empat perspektif:
1. Perspektif Pemberdayaan dan pengembangan SDM
Perspektif ini menggambarkan bahwa semua SDM merupakan komponen penting dalam
puskesmas yang harus diberdayakan. Mutu proses pelayanan kesehatan hanya bisa ditingkatkan
jika semua SDM mempunyai komitmen dan profesional dalam bidangnya.
2. Perspektif Pelayanan
kesetiaan terhadap puskesmas dan rekomendasi kepada orang lain untuk memakai jasa layanan
puskesmas.
4. Perspektif keuangan
Perspektif ini menggambarkan bahwa keuangan merupakan hal yang penting untuk mendukung
puskesmas dalam melaksanakan semua misi puskesmas. Aspek keuangan yang semakin mantap
akan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan kualitas SDM.
Keempat perspektif tersebut merupakan dasar logika yang akan menjabarkan Visi, Misi dan
Strategi kedalam tujuan, sasaran, kebijakan dan program yang lebih terukur sehingga akan memudahkan
dalam menetapkan kinerja yang akan dicapai dalam kurun waktu jangka menengah atau lima tahun
kedepan. Keterukuran kinerja tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem pengukuran kinerja yang terdiri atas
tiga komponen yaitu :
1. Kerangka Pengukuran Kinerja
Kerangka pengukuran kinerja terdiri atas penetapan indikator kinerja, pengumpulan data kinerja dan
cara pengukuran kinerja
2. Evaluasi Kinerja
Tahapan ini bertujuan agar diketahuinya pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai
dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program
kegiatan dimasa yang akan datang
3. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Analisis tersebut meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan
kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam rencana strategis bisnis.
Secara umum peta recana strategis bisnis merupakan gambaran logika rencana strategis yang
menjadi pedoman dalam menetukan strategi. Peta rencana strategis yang disusun didasarkan pada empat
perspektif yang telah diuraikan diatas untuk menjelaskan tujuan strategis apa yang akan dicapai oleh
Puskesmas dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Indikator kinerja yang disusun dalam Rencana Strategis Bisnis ini mendasarkan pada pola
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SK LAN 239 tahun 2003
Input
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Output
Kebijakan Mutu
Budaya BLUD
STRATEGI:
1. Meningkatkan profesionalisme kualitas hasil pelayanan.
2. Meningkatkan pemahaman konsep paradigma sehat.
3. Meningkatkan dukungan sumber daya masyarakat.
4. Meningkatkan kerjasama yang baik, dengan lintas program, lintas sektoral serta pihak terkait
untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar kesehatan.
Melakukan kegiatan promosi melalui berbagai media antara lain, pertemuan dengan
masyarakat, brosur, pengumuman dll.
Obat dan perbekalan kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
lengkap tersedia
a) Kebijakan umum Puskesmasadalah rasionalisasi sumber daya petugas dan up date ilmu
untuk petugas sesuai perkembangan zaman.
Ketersediaan petugas sesuai kompetensi 90% 100% 100% 100% 100% 100%
Tujuan strategi ini diharapkan memantapkan komitmen nasional tentang paradigma sehat, serta
mendorong kesadaran PHBS bidang promotif dan prefentif dalam penanganan kesehatan secara
komperhensif.
Puskesmas selalu berupaya agar masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam mencapai derajad
kesehatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. Target kinerja dalam
meningkatkan pemahaman konsep paradigma sehat yaitu pada tahun 2017 - 2022indikator PHBS
sebesar 95%. (indikator berhenti merokok belum bisa 100%).
2) Prioritas program yang mempunyai daya ungkit untuk meningkatkan derajad kesehatan.
Implementasi dari kebijakan tersebut adalah dengan melaksanakan:
1) Melakukan penyuluhan PHBS di masyarakat.
Program tersebut diharapkan dapat menekan AKI dan AKB, gizi buruk, penyakit menular
sehingga derajad kesehatan masyarakat yang optimal dapat terwujud.
Pengukuran Kinerja :
TARGET KINERJA
Dengan program tersebut diharapkan pola pikir dimasyarakat dapat terbentuk bahwa mencegah
lebih baik dari pada mengobati.
b. Meningkatnya penanganan masalah kesehatan masyarakat dengan paradigma sehat.
2) Menjalin kerja sama yang baik dengan tokoh formal dan informal.
Dengan program tersebut diharapkan pola pikir dimasyarakat dapat terbentuk bahwa
mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Pengukuran Kinerja :
TARGET KINERJA
Jumlah KK yang berperilaku sehat 45% 50% 55% 60% 65% 70%
Tujuan strategi ini diharapkan meningkatkan partisipasi masyarakat, serta adanya comunity
deal. Puskesmas berkomitmen untuk dapat melaksanakan amanah sebagai suatu institusi pelayanan
kesehatan yang mengedepankan pentingnya pemanfaatan sumberdaya yang terbatas secara efisien
dan efektif. Target kinerja pad atahun 2017 - 2022yaitu indikator jumlah kader aktif sebesar 80%.
Dengan program tersebut diharapkan kinerja pelayanan Puskesmas dapat memenuhi target yang
telah ditetapkan
Pengukuran Kinerja:
TARGET KINERJA
Dukungan program puskesmas oleh masyarakat 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kebijakan umum Puskesmas adalah mengadakan community deal untuk program yang
memerlukan dukungan penuh masyarakat.
Pengukuran Kinerja:
TARGET KINERJA
Frekuensi community deal 1x pertahun, tiap 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kelurahan
4. Meningkatkan kerjasama yang baik, dengan lintas program, lintas sektoral serta pihak terkait untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
2) Melalui dinas kesehatan membuat MOU dengan RSUD Kota Yogyakarta, RS Sardjito dan
Rumah Sakit Swasta lainnya.
4) Membuat MOU dengan fakultas psikologi UGM untuk tenaga psikologi klinis.
Dengan program tersebut diharapkan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas dapat
ditingkatkan sehingga mampu menunjang pada peningkatan kualitas layanan.
Pengukuran Kinerja:
TARGET KINERJA
Adanya MOU dengan lembaga terkait 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Tujuan strategi ini diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan aman, nyaman dan
lancar. Puskesmas selalu berupaya agar dapat meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar
kesehatan sehingga puskesmas dapat melakukan pelayanan yang optimal, serta dapat bersaing
dengan penyedia layanan kesehatan lainnya. Pengukuran target kinerja untuk tahun 2013 - 2019 yaitu
dengan indikator kepuasan pegawai, sebesar 70%.
3) Dengan program tersebut diharapkan kinerja pelayanan Puskesmas dapat berjalan optimal.
Pengukuran Kinerja:
TARGET KINERJA
Realisasi dari usulan sarana prasarana (dinas 75% 80% 90% 100% 100% 100%
kesehatan)
Realisasi dari usulan sarana prasarana (income 100% 100% 100% 100% 100% 100%
puskesmas)
1 Sarana Prasarana
1. Penataan Gedung
x x x
2. Rehab Gedung dan
x
bangunan
3. Mebeler
x x x x x x
4. Komputer
x x x x x x
5. Printer
x x x
6. LCD
x x
7. Laptop
x x x x x x
8. Listrik
x x x
9. Air
x
10. Saluran Air Hujan
x x
11. Saluran Air Limbah
x x
12. Instalasi Limbah medis
x
13. Telepon dan faximily
x x
14. Mobil Ambulance
x x
15. Medical Software dan
x
Internet
Target peningkatan
NO Jenis
2017 2018 2019 2020 2021 2022
2 Alat Kesehatan
3 Obat(sesuai LPLPO) x x x x x x
1. Proyeksi pendapatan
Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas sebagai sebuah Badan Layanan Umum terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan BLUD yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu
dibayar kembali (Permendagri 61 tahun 2007) :
f. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD;
g. hasil investasi.
b. APBD
Puskesmas sebagai alat dari Pemerintah Kota Yogya untuk pelayanan publik dalam
bidang kesehatan,bukan sebagai alat untuk mendapatkan pendapatan asli daerah, sehingga
puskesmas yang berbentuk BLUD tetap mendapatkan subsidi dari Pemerintah Kota, apabila
income dari puskesmas belum bisa mencukupi kebutuhan layanan.
Bantuan APBD berupa; gaji pegawai, obat, alat kesehatan dan sarana prasarana tertentu.
c. APBN
Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBN dapat berupa pendapatan yang berasal dari
pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-
lain.
2. Proyeksi Biaya
Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya
operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menjalankan
tugas dan fungsi. Biaya non operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi. (Permendagri 61 Tahun 2007).
Biaya operasional terdiri dari:
Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung dengan
kegiatan pelayanan.
Biaya pelayanan terdiri dari;
a. biaya pegawai;
b. biaya bahan;
c. biaya jasa pelayanan;
d. biaya pemeliharaan;
5. Proyeksi Neraca
Sebagai gambaran tingkat kesehatan organisasi, maka Puskesmas memproyeksikan
(terlampir)
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas menjadi komitmen kinerja yang akan dilaksanakan
oleh seluruh jajaran yang ada di Puskesmas dan dijabarkan dalam bentuk Rencana Bisnis
Anggaran dan Penetapan Kinerja sebagai alat komitmen kepada Kepala Daerah.
Rencana Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja yang merupakan turunan dari Rencana
Strategis Bisnis dengan target tahunan yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh jajaran
Puskesmas dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan tujuan kepuasan pelanggan karena
dengan status BLUD kita punya komitmen untuk mencapai kepuasan pelanggan demi untuk
mempertahankan customer loyality.
Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi kinerja internal dan
akan dilaporkan selain kepada Kepala Daerah juga kepada publik dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pusdiklatwas BPKP sehingga seluruh pihak dapat mengakses
akuntabilitas Puskesmas dengan mudah.
LAMPIRAN