KEPERAWATAN WOUNDCARE
Disusun untuk memenuhi Tugas Pelatihan Keperawatan Luka (Woundcare)
Kelompok 2 :
Bunga Alpiah 0432950119012 Intan Furtuna 0432950119034
D. Lussy A.T.P 0432950119010 Silvia Susilawati 0432950119017
Ema Hazmanita 0432950119026 Ika Putri 0432950119001
Hanifah Huwaid 0432950119030 Syahdan A 0432950119007
PEMBIMBING
Rika Hestiana Putri, S.Kp.,ET(WOC)N
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya, tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang kita nantinantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal fikir, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “ Kasus 2 Pelatihan Woundcare”
Makalah ini disususn untuk memenuhi salah satu tugas Pelatihan Keperawatan
woundcare. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis sangat berharapa makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Oleh sebab itu,
penulis berharap adanya kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dimasa yang akan
datang, mengingat tidak adanya sempurna tanpa saran dan membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai perawat. Prinsip utama
dalam menejemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena infeksi menghambat proses
penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah besar
disamping masa perawatan yang lebih lama, sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi
lebih tinggi (Morison, 2003).
Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 4 fase utama yaitu inflamasi
yang ditandai dengan adanya mengeluaran mediator nyeri akibat kerusakan integritas kulit
sehingga mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, hal ini mengakibatkan aliran darah di
sekitar luka tinggi dan muncul tanda kemerahan, hangat, edema serta nyeri. Fase berikutnya
adalah destruksi, proliferasi sel dan maturasi (Morison, 2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian luka
2. Apa saja jenis jenis luka?
3. Bagaimana proses penyembuhan?
4. Apa factor penyembuhan luka ?
5. Apa tanda infeksi pada luka ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian luka
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis luka
3. Untuk mengetahui bagaimana proses penyembuhan luka
4. Untuk mengetahui apa factor penyembuhan luka
5. Untuk mengetahui apa tanda infeksi pada luka
BAB II
PEMBAHASAN
ETIOLOGI LUKA
Insisi bedah tanpa komplikasi Ulkus Neuropatic
Insisi bedah Terinfeksi Trauma
Dehiscence insisi bedah Malignancy/Keganasan
Stasis Vena Luka Bakar Insuficienci Arteri
Pressure Ulcers/Ulkus Decubitus Lain – lain ………………………
LOKASI LUKA
Bagian ekstremitas kaki sebelah kiri
SKETSA LUKA
TEPI LUKA
Selulitis Edema Benda Asing
Ekzema Dermatitis KOntak Maserasi
Hangat
SKALA NYERI (URAIKAN SUBYEKTIF PASIEN)
10.
9.
8.
7.
6.
5. Nn.S mengatakan luka pada bagian kakinya terasa nyeri saat bergerak dan berjalan,pasien
juga mengatakan aktivitas sehari hari nya menjadi terganggu karena luka tersebut
4.
3.
2.
1.
0.
TERAPI
Chemotherapy Radiotherapy Alternatif
( ……………………………. )
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
(S O A P)
Nama Pasien : Nn S
Umur : 16 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Griya Sehat No RM : 012345
Epithelisasi
(Ep)%
Slough
(Sl)%
Necrotic
(Nc)%
Kulit Sekitar Im Im Ut Ut Ut
Luka
Blister
(Bl), Utuh
(Ut)
Maserasi
(Ma),
Inflamasi
(Im)
Ukuran 12 cm x 8 cm 12 cm x 8 cm 11 cm x 8 cm 11 cm x 8 cm 7 cm x 4 cm
Luka
Cm x cm
Sekunder Sekunder
Sekunder (transparent film)
(transparent film)
Photo Luka
NARASI
Pencucian Luka betujuan untuk mempercepat penyembuhan luka, mengurangi jumlah
bakteri pada luka, membersihkan dari debris, benda asing atau sisa balutan.
Alat Dan Bahan :
Sarung Tangan
Sabun luka, NaCL 0.9%, atau Air hangat
Bengkok
Kassa
Kemudian buang jaringan yang sudah mati nekrosis dengan kassa dan pinset.
Mengeluarkan cairan pus jika ada didalam luka maupun area sekitar luka, bila luka
banyak eksudat pus. Membilas luka dengan Nacl 0.9 air hangat bersih. Mengeringkan
luka dengan kassa dan memberikan antiseptik disekitar luka. Meletakkan kaki ditempat
yang bersih. Mengganti sarung tangan yang bersih.
Pemilihan balutan pada luka sesuai dengan kasus yaitu ada 3 warna pada luka yaitu
Merah, Pink, dan Hitam.
Untuk luka dengan warna hitam atau nekrotik disiram dengan menggunakan tehnik
showering lalu jaringan nekrotik diangkat dengan tehnik Sharp/ mekanikal debridement,
untuk pemilihan dressing diberikan hydrogel sebagai dressing primer. Dan diberika
balutan sekunder seperti kasa dan transparent film.
Untuk luka dengan warna merah dengan tanda granulasi menggunakan dressing hydro
foam/hydrocoloid/alginate agar luka tetap terjaga dalam keadaan lembab, melindungi
luka dari trauma dan menghindari resiko infeksi, mampu menyerap eksudate minimal.
Luka dengan warna Pink(epitel) menggunakan transparant film/collagent.
Mempertahankan pertukaran udara atau oksigen pada luka tetapi dapat mencegah
masuknya air.
Pemasangan balutan
Pertama siram luka dengan menggunakan cairan normal salin Nacl 0,9% dengan tekhnik
hydropresure kemudian cuci luka dengan menggunakan sabun antiseptic khusus luka,
bersihkan kembali luka yang telah yang telah di cleansing, debridemen luka
menggunakan metode autolitik,sharp,enzymatic, tahap dressing yaitu primery dressing
dengan menggunakan hydrogel untuk luka nekrotik agar menciptakan lingkungan luka
tetepa lembab,melunakan dan menghancurkan jaringan nekrotik. Untuk dressing sekunder
bisa menggunakan hydrokoloid, hydro foam,transparan film untuk menjaga kelembapan
luka dan menjaga kontaminasi air dan bakteri
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). Luka
adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda
tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan
hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997).
Fase penyembuhan luka terdiri dari Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari) Fase
proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari) dan Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3
tahun)