Anda di halaman 1dari 13

Journal of Vocational and Work Education

Volume 1, No 1, May 2017 (133-145)


Online: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/JoVWE

TANTANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


PROGRAM STUDI TATA BUSANA DI ABAD 21

Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja


Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
rilys_fd@yahoo.com, effendiekemdik@yahoo.com

Abstrak
Penelitian inibertjuanuntukmengungkapkantentangtantangan SMK program studi keahlian tata
busana di abad 21. Tempat penelitian di SMK Negeri 6 Yogyakarta dan SMK Negeri 4
Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada program studi keahlian tata busana. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan pengambilan
kesimpulan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Tantangan yang dihadapi para guru SMK
Program studi tata busana di abad 21 yaitu mengenai pemahaman kurikulum, dan pelaksanaan
pembelajaran kurikulum 2013; (2) Tantangan SMK Program studi tata busana dalam menyiapkan
peserta didik sebagai tenaga kerja di abad 21 yaitu meningkatkan strategi pembelajaran; (3)
Tantangan peserta didik SMK Program studi tata busana di abad 21 yaitu penggunaan teknologi,
pergeseran sumber belajar, pemecahan masalah, beradaptasi, berfikir kreatif, berdiskusi mengakses
dan menganalisis informasi.
Kata kunci: tantangan, SMK Program Studi Tata Busana, abad 21

FASHION DESIGN PROGRAM AT THE VOCATIONAL HIGH SCHOOL:


CHALLENGES IN THE 21st CENTURY

Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja


Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
rilys_fd@yahoo.com, effendiekemdik@yahoo.com

Abstract
The research on Fashion Design Program at the Vocational High School is aimed at determining
challenges of the program in the 21st century. The research was conducted at SMK Negeri 6
Yogyakarta and SMK Negeri 4 Yogyakarta, and focused on the school programs majoring in
fashion design. This thesis it self was using qualitative reasearch based on case study. The data
were collected through interviews and documentation. The collected data were analyzed
qualitatively through the steps of data collection, data reduction, data display, verification, and
conclusion drawing. The results of the study are as follows. (1) Challenges faced by teachers in
understanding and implementing national curriculum standard 2013; (2) Challanges in preparing
students future and compete with labour market in the 21st century wich make development of
teaching strategy; (3) Challenges for students in untilizing technology, adapting with the changes
of study material, problem solving capacity,adapting with new trend, creative thinking,
anddiscusing, accessing and analyzing information.
Keywords: challenges, Fashion Design Programat theVHS, 21st century

Journal of Vocational and Work Education


e-ISSN 2580-7536
Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 134
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Pendahuluan produk pendidikan kejuruan sangat erat kait-


Seiring dengan masuknya era perda- annya dengan proses pembelajaran yang di-
gangan bebas APEC pada tahun 2020. Dunia pengaruhi banyak faktor, diantaranya tujuan
industri dituntut untuk melakukan perubahan, pendidikan dan pengajaran, kurikulum, peser-
jika tidak maka akan pudar. Dalam beberapa ta didik, proses pembelajaran, sarana pra-sa-
hal, waktu berlakunya era perdagangan bebas rana, media pengajaran, tenaga kependidikan,
akan lebih cepat dari tahun 2020 karena ada- lingkungan dan sebagainya.
nya kesepakatan liberasi perdagangan di Dunia ilmu pengetahuan tidak terlepas
bawah GATT/WTO antarnegara-negara ASE- dari dunia pendidikan. Undang-Undang No.-
AN (AFTA). Sebagai contoh ialah industri mor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
tekstil, pakaian jadi dan alas kaki (Sunaryo, dikan Nasional menyatakan bahwa, pendidik-
2002, p.281). an adalah usaha sadar dan terencana untuk
Telah kita rasakan bersama bahwa Fa- mewujudkan suasana belajar dan proses pem-
shion di Indonesia saat ini banyak didominasi belajaran agar peserta didik secara aktif me-
oleh produk China. Hampir 90% produk ngembangkan potensi dirinya untuk memiliki
industri yang ada di Indonesia didominasi kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
barang dari China. Produk „made in China‟ diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
merambah dari mulai mainan anak, baterai, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
pakaian, sepatu, produk plastik, tas, alat ru- masyarakat, dan bangsa.
mah tangga, elektronik, pernak-pernik hadiah Pendidikan kejuruan merupakan pendi-
unik, peralatan rumah tangga, jam tangan dan dikan menengah yang mempersiapkan peserta
aksesoris, produk fashion, hingga produk didik untuk menjadi tenaga kerja mandiri
berat seperti semen, keramik, dan lainnya. dalam bidang tertentu, berupaya bagaimana
(Megasari, 2014). Badan Pusat Statistik (BPS) meningkatkan kompetensi teknik dan posisi
menyatakan bahwa Impor dari Cina Naik seseorang dilingkungannya melalui penguasa-
64,39 persen, defisit US$ 12,8 Miliar hingga an teknologi dan pendidikan kejuruan ber-
oktober 2015 (Lembong, 2015) kaitan erat dengan kebutuhan pasar kerja.
Dari pernyataan tersebut di atas adalah Badan Standar Nasional Pendidikan
tantangan besar dalam dunia industri di In- (BISANP), pada tahun 2010 telah berupaya
donesia. Dengan demikian pendidikan Sek- mengkonsepsikan pendidikan Indonesia untuk
olah Menengah Kejuruan (SMK) program abad XXI, yang dituangkan dalam sebuah bu-
studi keahlian Tata Busana dituntut untuk ku yang berjudul “Paradigma nasional pen-
menyiapkan tenaga kerja yang siap bersaing didikan abad XXI”. Salah satu topik yang
di era perdagangan bebas abad 21 salah dibahas dalam buku tersebut adalah tentang
satunya mengembangkan industri kreatif. perubahan paradigma pembelajaran pada XXI
Industri kreatif merupakan industri sebagaimana dijabarkan dalam 16 (enam-
yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ke- belas) point. Merangkum dari penjabaran 16
terampilan serta bakat individu untuk mencip- point yang terdapat pada buku tersebut yaitu
takan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan pembelajaran yang berpusat dari guru menuju
dengan menghasilkan dan mengeskploitasi berpusat pada siswa artinya jika saat ini yang
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut terjadi pada dunia pendidikan adalah guru ber-
(Departemen Perdagangan). Sementara eko- bicara dan siswa mendengar, menyimak, dan
nomi kreatif merupakan sistem kegiatan ma- menulis maka pada abad XXI guru dituntut
nusia yang berkaitan dengan produksi, distri- harus lebih banyak mendengarkan siswanya
busi, pertukaran serta konsumsi barang dan saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan
jasa yang bernilai kultural, artistik dan hi- berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar ber-
buran. Dengan demikian bidang tata busana ubah dengan sendirinya menjadi fasilitator
dapat menciptakan ekonomi kreatif yang ber- bagi siswa-siswanya. Dari isolasi menuju
sumber pada kegiatan ekonomi dari industri lingkungan jejaring artinya jika saat ini siswa
kreatif (Widjiningsih, 2009). hanya dapat bertanya pada guru dan berguru
Industri kreatif dan ekonomi kreatif me- pada buku yang ada di dalam kelas semata,
rupakan kegiatan yang sangat relevan dengan maka paradigma pada abad XXI siswa dapat
pembelajaran pada Sekolah Menengah Keju- menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
ruan program keahlian Tata Busana. Kualitas

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 135
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

saja yang dapat dihubungi serta diperoleh via Tabel 1. Kualifikasi pemilihan imforman
komputer-internet (BNSP, 2000).
No Informan Penelitian Kualifikasi
Siswa SMK merupakan input. Oleh ka-
1 Guru Tata Busana SMK Guru Tata Busana yang
rena itu, supaya input yang berdaya guna dan Negeri 6 Yogyakarta telah mengajar selama
berdaya saing serta memiliki sikap, perilaku, lebih dari 10 tahun.
wawasan, kemampuan, keahlian serta kete- 2 Guru Tata Busana SMK Guru Tata Busana yang
rampilan yang sesuai kebutuhan dunia kerja, Negeri 4 Yogyakarta telah mengajar selama
maka SMK harus dilengkapi dengan berbagai lebih dari 10 tahun.
fasilitas sarana prasarana, kurikulum, dan
kompetensi yang utuh. Pencapaian kompe- Teknik dan instrumen pengumpulan
tensi lulusan SMK yang sesuai dengan tuntut- data pada penelitian “Tantangan SMK Prog-
an pasar kerja dan industri di berbagai bidang ram Studi Keahlian Tata Busana Menghadapi
keahlian diharapkan dapat diserap oleh dunia Abad 21” antara lain observasi, wawancara,
industri sesuai dengan bidangnya masing- dokumentasi, materi audio dan visual. Penje-
masing. Namun, kenyataanya masih banyak lasan teknik pengumpulan data sebagai beri-
lulusan SMK yang belum diserap oleh DUDI kut: (1) observasi, peneliti mengamati peri-
(Dunia Usaha/ Dunia Industri). Salah satu laku dan aktivitas individu-individu di lokasi
faktor yang mempengaruhi masih rendahnya penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti
keterserapan lulusan SMK oleh DUDI yaitu merekam atau mencatat, baik dengan cara
kompetensi yang dimiliki lulusan tidak sesuai terstruktur maupun semi struktur (misalnya,
dengan tuntutan dunia kerja. Handayani & dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
Wening, 2016, p.67). Atas dasar kajian yang yang memang ingin diketahui oleh peneliti);
telah dikemukakan maka dirasa perlu untuk (2) wawancara, peneliti melakukan face to
melakukan penelitian mengenai tantangan face interview dengan informan; (3) doku-
Sekolah Menengah Kejuruan di abad 21 (studi mentasi, peneliti mengumpulkan data dengan
kasus di SMK Negeri 4 Yogyakarta dan SMK cara mengambil data dari catatan, administrasi
Negeri 6 Yogyakarta) yang akan menggali yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
mengenai tantangan apa yang dihadapi oleh Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui
program studi tata busana di abad 21. dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari
lembaga yang di teliti; (4) Materi audio dan
Metode Penelitian visual, peneliti mengumpulkan data berupa
Untuk mengkaji permasalahan-perma- foto, objek-objek, vidiotape atau segalajenis
salahan mengenai tantangan SMK program berupa suara atau bunyi.
studi keahlian tata busana menghadapi abad Keabsahan data dalam penelitian “Tan-
21 digunakan metode penelitian kualitatif tangan Sekolah Menengah Kejuruan di abad
dengan pendekatan case study (studi kasus). 21” lebih cocok menggunakan analisis logic
Data yang diperoleh peneliti lebih banyak model yaitu pencocokan peristiwa empiris
bersifat deskriptif artinya bahwa data tersebut yang diamati untuk prediksi teoritis peristiwa.
lebih banyak berupa kata-kata atau gambaran Analisis data kualitatif dilakukan berda-
daripada angka-angka. Penelitian ini dilaksa- sarkan model analisis interaktif sebagaimana
nakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta dan SMK dikembangkan oleh Miles & Huberman
Negeri 4 Yogyakarta. Penelitian ini akan di- (1992, p.20). Analisis data pada model ini
laksanakan pada bulan Juli-November 2014. terdiri dari 3 langkah yang saling berinteraksi
Sebagai informan dari penelitian “Tan- yaitu: pengumpulan data, penyajian data, dan
tangan SMK Program StudiKeahlian Tata penarikan kesimpulan/verivikasi. Keempat
Busana Menghadapi Abad 21” ini adalah komponen itu merupakan siklus yang berl-
orang-orang yang memiliki kapasitas sebagai angsung secara terus menerus antara pengum-
sumber informasi atau informasi penelitian pulan data reduksi data, penyajian data dan
yaitu Guru program studi keahlian tata busana penarikan kesimpulan/verifikasi data. Pada se-
kompetensi keahliantata busana SMK Negeri tiap langkah tersebut, selalu dilakukan reduksi
6 Yogyakarta. Kualifikasi pemilihan respon- data sebagaimana disajikan pada Gambar 1.
den dari penelitian “Tantangan SMK Program Langkah-langkah analisis data model
Studi Keahlian Tata Busana Menghadapi analisis interaktif dalam penelitian ini di-
Abad 21”, disajikan pada Tabel 1. jelaskan sebagai berikut.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 136
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Verifikasi dan penarikan kesimpulan:


kegiatan verifikasi dan menarik kesimpulan
sebenarnya hanyalah sebagian dari kegiatan
dari konfigurasi yang utuh, karena penarikan
kesimpulan juga diverivikasis ejak awal ber-
langsungnya penelitian sampai akhir peneli-
tian yang merupakan suatu proses berkesi-
nambungan dan berkelanjutan. Verifikasi dan
penarikan kesimpulan berusaha mencari mak-
(Sumber: Miles & Huberman, 1992) na dari komponen-komponen yang disajikan
dengan mencatat pola-pola, keteraturan, pen-
Gambar 1. Model Analisis Interaktif jelasan, konfigurasi, hubngan sebabakibat,
dan proposisi dalam penelitian. Dalam mela-
Pengumpulan Data: pengumpulan data kukan kegiatan peninjauan kembali terhadap
kualitatif dilakukan dengan teknik wawan- penyajian data dan catatan lapangan melalui
cara, penilaian diri sendiri dan dokumentasi. konsultasi dengan pembimbing dan diskusi
Data-data lapangan itu dicatat dalam deskrip- dengan teman sejawat.
tif tentang apa yang di dengar, serta apa yang
dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Catatan deskriptif adalah catatan alami apa
adanya dari lapangan tanpa adanya komentar Hasil penelitian dan Pembahasan tan-
atau tafsiran dari peneliti tentang fenomena tangan Sekolah Menengah Kejuruan di Abad
yang dijumpai. Dari catatan lapangan peneliti 21 studi kasus di SMK Negeri 6 Yogyakarta
mebuat catatan refleksi. Catatan refleksi me- dan SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai be-
rupakan catatan dari peneliti sendiri yang rikut.
berisi komentar, kesan pendapat dan pe- Hasil Penelitian
nafsiran terhadap fenomena yang ditemukan
Reduksi Data: Reduksi data diartikan Tantangan dalam Proses Pembelajaran SMK
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhati- Program Studi Tata Busana di Abad 21
an pada penyederhanaan, pengabstrakan dan Tantangan SMK program studi tata bu-
transformasi data kasar yang muncul dari sana dalam proses pembelajaran melingkupi
cataatan lapangan. Reduksi data dilakukan proses pembelajaran, media pembelajaran,
untuk menajamkan, menggolongkan, meng- tenaga pendidik (guru), peserta didik (siswa),
arahkan membuang yang tidak diperlukan, dan sarana prasarana.
dan mengorganisasikan data yang diperlukan Hasil wawancara dari guru pelajaran
sesuai fokus permasalahan penelitian. Selama praktik maupun teori SMK N 4 Yogyakarta
proses pengumpulan data, di dalam penelitian dan SMK N 6 Yogyakarta bahwasannya prob-
ini, reduksi data dilakukan melalui proses lematika proses pembelajaran kompetensi
pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, ab- keahlian tata busana yang mengacu kepada
straksi dan transparasi data kasar yang diper- Kurikulum 2013 yaitu sulitnya mendapatkan
oleh dengan menggunakan catatan tertulis materi seperti pernyataan TP selaku guru dan
dilapangan. Selanjutnya membuat ringkasan, wakil kurikulum SMK Negeri 4 Yogyakarta
mengkode, penelusuran tema-tema, membuat sebagai berikut,
gugus-gugus,membuat partisi dan menulis
catatan kecil (memo) pada kejadianseketika Hambatannya mencari materi, karena
yang dirasa penting. buku-buku pegangan untuk guru meng-
Penyajian Data: hasil reduksi data se- ajar yang acuannya kurikulum 2013 itu
lanjutnya disajikan dalam bentuk teks naratif. belum banyak ya mbak, jadi guru-guru
Teks naratif digolongkan sesuai topik ma- itu harus aktif dalam mencari sumber
salah. Penyajian data merupakan tahapan un- materi, membeli buku-buku yang relevan,
tuk memahami apa yang sedang terjadi dan memang dituntut guru itu harus aktif,
apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk harus paham apa ya isinya Kurikulum
dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap 2013 itu.
perlu.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 137
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Selaian dari pada guru harus memper- Penurunan minat dan etos kerja siswa
banyak mencari sumber materi dari berbagai tersebut adalah permasalahan dan tantangan
sumber, guru juga dituntut untuk mengem- besar SMK jurusan tata busana untuk
bangkan skillnya agar lebih kreatif dan ino- meningkatkan kualitas lulusan.Proses pembel-
vatif. Sepertipernyataan FP selaku guru tata ajaran yang sesuai dengan abad 21 harus
busana SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai didukung dengan adanya Teknologi Informasi
berikut, (TI) pada proses pembelajaran dan penerapan
media pembelajaran. Penggunaan TI pada
Guru-guru memang tidak semuanya se-
proses pembelajaran adalah salah satu tun-
lalu mengembangkan diri seperti meng-
tutan kurikulum 2013. SMK N 4 Yogyakarta
update buku-buku, menggali pengetahu-
dan SMK N 6 Yogyakarta telah memfasilitasi
an melalui internet, naah dengan demi-
TI di dalam proses pembelajaran di sekolah
kian guru harus kreatif dalam mengem-
antara lain dengan adanya LCD, projector,
bangkan pengetahuan mengenai busana,
wifi, tersedianya komputer untuk siswa yang
dapat juga guru-guru mengikuti pelatih-
ada diruang perpustakaan, dan komputer di
an-pelatihan.
ruang komputer. Seperti dalam pernyataan PJ
Tantangan guru dalam menghadapi selaku guru dan waka sarana prasarana SMK
siswa yaitu menumbuhkan minat dan etos Negeri 4 Yogyakarta sebagai berikut,
kerja siswa, semakin menurunnya minat calon
Kelengkapan media pembelajaran 50%
siswa untuk memilih SMK jurusan tata busana
ruang-ruang sudah menggunakan inter-
seperti dalam pernyataan KH selaku guru tata
net, kalau LCD yang masih terbatas, ken-
busana dan waka kesiswaan SMK Negeri 6
dalanya kalau sekolah sudah menyedia-
Yogyakarta sebagai berikut,
kan wifi tetapi anak belummemiliki
Siswa baru yang sekarang ini berbeda laptop padahal pembelajaran sekarang
dengan siswa tahun-tahun yang lalu, e-learning sehingga terkendala itu ya
bedanya adalah siswa sekarang terlihat mbak.
kurang memiliki minat untuk memilih
Dengan adanya perkembangan tekno-
jurusan ini, banyak dari mereka memilih
logi sarana dan prasarana sekolah harus
jurusan ini karena siswa lemparan dari
menunjang yang ada telah memenuhi standart
jurusan lain, dan yang sangat disayang-
nasional, ruangan-ruangan yang ada telah
kan lagi jumlah sisawa baru tahun ini
memenuhi standart ruang kerja praktik dan
menurun 30% dibandingkan tahun ke-
teori, tetapi belum baik sekali karena ruang
marin. Selain itu jujur untuk anak sendiri
praktik juga dipakai sebagai ruang teori.
itu untuk menumbuhkan etos kerja anak
Seperti dalam pernyataan AG selaku guru dan
itu sendiri itu yang paling sulit, kalau
waka sarana prasarana SMK Negeri 6
etos kerja mereka tidak bagus itu mereka
Yogyakarta juga menyatakan hal yang sama
mudah tersingkir, saya amati semakin
sebagai berikut,
lama itu anak etos kerjanya semakin ken-
dor beda dengan jaman dulu ya mb 12 - Kalau penataan gedung dari awal sudah
15 tahun yang lalu yaa, dulu itu anak- direncanakan oleh ahlinya, saya yakin
anak yang saya amati mereka memiliki sudah sesuai, tetapi standar ruangnya
etos kerja yang tinggi. kan banyak perubahan yaa ada perubah-
an seperti karena jumlah siswa, karena
Selain dari pernyataan KH di atas,
kondisi ruangnya seperti itu maka seba-
tantangan guru untuk menumbuhkan etos
gian menggunakan ruang praktik, seperti
kerja siswa dinyatakan oleh AS selaku guru
ruang perpustakaan kan berpindah-
tata busana dan wali kelas IX SMK Negeri 6
pindah yaa, ya karena kita menyesuaikan
Yogyakarta sebagai berikut,
jumlah siswa yang tidak sesuai dengan
Tantangan terbesar guru itu menumbuh- jumlah kelas. Ruang praktik semua di-
kan etos kerja siswa itu tadi mbak, guru kondisikan sesuai dengan luas ruangnya,
harus terampil dan harus selalu belajar tetapi kita sudah memberikan yang ter-
trend atau perkembangan pasar saat baiklah untukruang praktik.
ini,guru juga harus dapat menggunakan
media electronic.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 138
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Proses pembelajaran yang ada telah bebas abad 21. Seperti dalam pernyataan AS
menerapkan TI dan guru-guru dituntut untuk selaku guru tata busana dan wakil kelas XI
dapat menggunakan TI sebagai media SMK Negeri 6 Yogyakarta sebagai berikut,
pembelajaran pada saat proses pembelajaran,
kita menyiapkan anak-anak dengan se-
seperti pernyataan FP guru tata busana SMK
baik mungkin, tantangan jasa menjahit
Negeri 4 Yogyakarta sebagai berikut,
saat ini yang paling besar itu masuknya
Perubahan untuk mengajar dengan per- perkembangan busana industri dari
kembangan teknologi saat ini guru harus Cina, Thailand produk-produk impor
mau harus mampu untuk menyiapkan yang sangat terjangkau oleh masyarakat
bahan ajar yang berbasis teknologi, se- dengan model-model yang bagus-bagus
perti guru harus kreatif membuat bahan yaa walaupun jahitannya juga tidak ber-
ajar dengan powerpoint. kualitas, sedangkan jasa menjahit atau
modiste jauh lebih mahal jika menjahit-
AS selaku guru tata busana sekaligus
kan di modiste, melihat perkembangan
wali kelas IX di SMK Negeri 6 Yogyakarta
saat ini modiste itu sudah merambah
menyatakan sebagai berikut,
tingkat ekonominya tinggi dengan ongkos
Didalam kurikulum 2013 ini kan guru jahit yang mahal yaa, dengan adanya
hanya sebagai fasilitator, anak harus tantangan tersebut kan anak-anak harus
mencari sendiri aktif, dengan adanya itu lebih kreatif dan inovatif untuk membaca
kan mau tidak mau sekolah harus me- pasar, unuk mengasah anak agar lebih
nyiapkan IT seperti internet, karena kreatif dan inovatif itu tadi kan ada
sampai pelajaran praktikpun sampai namanya pelajaran kewirausahaan.
kesana, jika IT tidak berkembang kan
Dengan adanya tantangan di era
anak-anak terhambat, anak-anak juga
perdagangan bebas seperti yang dijelaskan
dituntut menguasai IT, disetiap ruangan
diatas, KH selaku guru dan waka kesiswaan
kita berusaha ada LCD. Harapannya
menyatakan harapan agar peserta didik dapat
memang setiap ruangan ada LCDnya,
bersaing di era globalisasi sebagai berikut,
mau tidak mau gurunyapun juga harus
bisa. Hambatannya terkendala dengan Yang diharapkan agar siswa dapat me-
sarana prasarana anak, karena ke- ngembangkan diri, dan kemampuan se-
banyakan anak kan menengah kebawah perti skill mereka sehingga seimbang
tidak semua siswa memiliki laptop. dengan perkembangan yang ada diluar
saat ini, kan banyak ya mbak perkem-
FP guru tata busana SMK Negeri 4
bangan mode melalui internet, naah anak
Yogyakarta mengeluhkan hal yang sama
anak diharapkan tidak hanya melihat
seperti pernyataan AS di atas sebagai berikut,
atau sambil lalu saja pada waktu brows-
Harapannya guru dapat mengikuti per- ing internet itu tetapi yang diharapkan
kembangan saat ini seperti pemakaian mereka dapat juga menyerap ilmu dari
teknologi, sedangkan guru-guru yang perkembangan-perkembangan trend atau
sudah tua agak susah untuk memakai mode yang mereka dapat dari luar, yaa
laptop sehingga seperti saya saja masih tidak hanya internet juga tapi majalah
menggunakan konvensionalnulis mbak, kan bias.
tapi saya juga belajar membuat power-
Selain tantangan dari luar, tantangan dari
point, kadang dibuatkan oleh anak saya
dalam juga sangat beragam,dari faktor siswa
juga.
kurangnya minat dan etos kerja siswa dalam
Tantangan SMK Menyiapkan Peserta Didik mendalami bidangnya seperti yang dijelaskan
Program Studi Tata Busana sebagai Tenaga pada point 1 (satu) yaitu tantangan guru dalam
Kerja di Abad 21 proses pembelajaran untuk meningkatkan
Tantangan besar dalam dunia industri yaitu kualitas lulusan.Meningkatkan minat siswa,
masuknya era perdagangan bebas. Dengan guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam
demikian SMK program studi keahlian tata mengembangkan teknik pembelajaran sehing-
busana dituntut untuk menyiapkan tenaga ga siswa lebih tertarik dan lebih fokus dalam
kerja yang siap bersaing di era perdagangan proses pembelajaran.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 139
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Strategi guru dalam mengelola kelas, guru Kita beri motivasi kepada anak, bahwa
juga dituntut dalam kurikulum 2013 untuk industri busana kan tidak ada matinya
lebih detail dalam menilai siswa, mulai dari setiap waktu berkembang pesat, agar
sikap, proses sampai dengan hasil, seperti mereka termotivasi akan ada banyak
dalam pernyataan TP selaku guru dan waka sekali yang akan mereka masuki didunia
krikulum SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai kerja, kemudian kita himbau ke mereka
berikut, agar dalam menerima dan menyerap
kebusanaan agar fokus benar-benar bisa
Kalau dulu konvensional pengetahuan
agar siap terjun di dunia industri yang
ketrampilan itu dinilai hasilnya sekarang
sesungguhnya, biar begitu tiga tahun lu-
itu pengetahuan dan ketrampilan itu
lus dari sini tidak bisa apa-apa, apalagi
selain dinilai oleh proses dan hasil juga
pindah haluan ke bidang yang lain.
dinilai oleh sikap yang diamati oleh
guru, nilai sikap dalampendidikan karak- Pada SMK Negeri 4 Yogyakarta juga
ter antara lain kerja sama, tanggung menyatakan peran guru bimbingan konseling.
jawab, menanamkan taat aturan, keman- NW selaku guru bimbingan konseling SMK
dirian, menanamkan sikap bertanya, Negeri 4 Yogyakarta menyatakan sebagai
menanamkan disiplin, guru yang harus berikut,
menentukan sikap apa yang akan dinilai
Saya selaku guru bimbingan konseling
ketika materi ini diberikan, guru harus
selalu memberikan motivasi kepada sis-
mengamati harus menilai sikap yang
wa dengan rutin, karena apa ya pada
apa, kalau dulu kan nilai akhlak dan
dasarnya guru bimbingan konseling ha-
kepribadian kita serahkan saja kepana
nya mengarahkan siswa dan memberikan
guru agama dan Pkn sekarang kan tidak
contoh-contoh atau menceritakan alumni
bisa dalam kurikulum 2013 ini semua
lulusan yang telah sukses bekerja sesuai
guru yang mengajar harus menilai sikap
dengan bidangnya, sihingga siswa dapat
siswa, merekadinilai oleh guru dan juga
memiliki gambaran akan bagaiman me-
dinilai oleh temannya.
reka setelah lulus.
Selain dari pernyataan di atas, FP
Pencapaian Standar Kompetensi
selaku guru tata busana SMK Negeri 4 Yog-
Lulusan (SKL) kurikulum 2013, SN selaku
yakarta juga menyatakan hal yang sama
guru dan waka kesiswaan SMK Negeri 4
sebagai berikut,
Yogyakarta menyatakan sebagai berikut,
Kalau menurut saya karena saat ini guru
Kalau hasil lulusan anak dari Kurikulum
dituntut untuk menilai sikap siswa satu
2013 kita belum tau ya bagaimana
persatu sedangkan karakteristik mereka
nantinya kita lihat.
kan berbeda, sehingga guru harus pan-
dai-pandai mengatur strategi bagaimana Pernyataan SN di atas diperkuat oleh
agar siswanya dapat menyelesaikan tu- pernyataan KH selaku guru dan waka kesis-
gasnya dengan baik, dengan pendekatan waan SMK Negeri 6 Yogyakarta sebagai
guru kepada siswanya dan bagaimana berikut,
treatmen ke siswa kadang juga berbe- Selama ini standart kopetensi lulusan
da,naah ini tantangan guru saat ini, ada yang dari kurikulum 2013 itu belum ada
yang hanya dimotivasi,ada yang harus di yaa, jadi kita masih mengawang-nga-
beri PR, ada yang harus ditungguin wang ini nanati lulusan dari anak de-
pekerjaannya. ngan Kurikulm 2013 seperti apa, jadi
Selain dari paparan tantangan guru untuk yang sekarang standart kopetensi
dalam proses pembelajaran untuk meningkat- lulusan masih menggunakan KTSP.
kan kualitas lulusandi atas guru bimbingan Kesimpulan dari pernyataan di atas
konseling juga berperan aktif dalam menum- bahwa pada kurikulum 2013 belum memiliki
buhkan motivasi siswa agar memiliki tujuan SKL sehingga guru masih belum tau bagai-
setelah lulus. SS selaku guru bimbingan kon- mana hasil lulusan siswa dengan kurikulum
seling SMK Negeri 6 Yogyakarta menyatakan 2013 nantinya, namun begitu guru berharap
sebagai berikut, agar siswa dapat lulus lebih baik dari tahun-

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 140
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

tahun sebelumnya. Seperti yang dinyatakan Dalam Kurikulum 2013 siswa diberi
oleh WI seklau guru dan waka kurikulum kesempatan lebih aktif meskipun itu guru
SMK Negeri 6 Yogyakarta sebagai berikut, juga harus aktif, namun aktifnya guru
dan aktifnya siswa beda ya mbak ya,
Harapannya yaa, ya semoga lulusan
siswa itu dibolehkan mencari sumber
hasil dari penerapan Kurikulum 2013 ini
refrensi bukan hanya dari guru saja bisa
lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,
browsing materi.
dan siswa dapat memaksimalkan skill
mereka, dapat bersaing di dunia kerja. Pernyataan di atas diperkuat oleh
pernyataan AS selaku guru tata busana dan
TP selaku guru dan waka kurikulum
wali kelas IX SMK Negeri 6 Yogyakarta
SMK Negeri 4 Yogyakarta juga berharap hal
sebagai berikut,
yang sama sebagai berikut,
.......Kurikulum 2013 menuntut siswa
Harapannya anak-anak dari Kurikulum
untuk mandiri, guru hanya sebagai fasi-
2013 lulus dengan kualitas skill yang
litator, anak harus mencari sumber
baik sesuai dengan jurusan mereka, dan
bahan belajar lain selain dari guru,
mereka juga dapat bersaing di dunia
sehingga siswa harus memanfaatkan IT.
kerja nantinya, kita kan ingin yang ter-
baik juga yaa mbak buat siswa. Kesimpulan dari hasil wawancara di
atas bahwa siswa dituntut untuk mengem-
Tantangan Peserta Didik SMK Program Studi bangkan ketrampilan antara lain: (1) mandiri;
Tata Busana di Abad 21 (2) dapat menggunakan teknologi; (3) pe-
Tantangan muncul karena adanya per- mecahan masalah; (4) berfikir kreatif; (5) ber-
masalahan-permasalahan dan hambatan yang diskusi; (6) menumbuhkan minat belajar; (7)
ada. Merangkumdari hasil wawancara yang mengakses dan menganalisisi nformasi. Ken-
dilakukan di SMK 6 Yogyakarta dan SMK 4 dala yang diahadapi terkait hal tersebut bahwa
Yogyakarta tantangan peserta didik SMK siswa masih belum sepenuhnya memanfaat-
program studi taat busana di abad 21 yaitu kan adanya IT yang disediakan oleh sekolah,
adanya kemajuan teknologi yang begitu maju seperti misalnya wifi. Banyak siswa yang be-
saat ini dalam bidang IT maupun teknologi lum memiliki laptop sehingga pada saat
industri, pergeseran pola pembelajaran di da- proses pembelajaran terhambat oleh sarana
lam kelas, pergeseran sumber belajar, media prasarana dari siswa itu sendiri seperti yang
pembelajaran yang semakin maju, membuat telah dijelaskan pada point 1 (satu) tantangan
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran guru dalam proses pembelajaran abad 21 di
berlangsung karena pergeseran proses pem- atas.
belajaran dari guru menjadi kepada siswa.
Seperti pada pernyataan WI selaku guru Pembahasan
dan waka kurikulum SMK Negeri 6 Yog-
Tantangan Proses Pembelajaran SMK Prog-
yakarta sebagai berikut,
ram Studi Tata Busana di Abad 21
........kalau dulu itu guru memberikan Tantangan proses pembelajaran abad 21
materi siswa menerima, yang sekarang antara lain: (1) penguasaan informasi dan
tidak hanya sekedar seperti itu tetapi teknologi maupun multi media yang semakin
anak mencari bahan kemudian bertanya berkembang; (2) Sumber belajar dapat diper-
dan menyimpulkan kemudian di presen- oleh dari berbagai sumber belajar yang tidak
tasikan, selain itu anak banyak bermain terbatas isi, ruang, tempat, dan waktu melalui
dengan IT, seperti mencari bahan materi, jaringan komputer; (3) Fokus pada belajar
melaporkan itu kan juga mereka harus ke mandiri dan menghargai hasil belajar sendiri;
internet dan mengetik untuk membuat (4) Kecerdasan belajar mengarah kepada
laporan. pengembangan skill tingkat tinggi: berfikir
TP selaku guru dan waka kurikulum kritis. kreatif, berkomunikasi, berkolaborasi;
SMK Negeri 4 yogyakarta juga menyatakan (5) guru sebagai fasilitator pendukung pem-
sebagai berikut, belajaran peserta didik; (6) pengajaran dari
berbagai sumber tidak terbatas; (7) memba-

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 141
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

ngun kepedulian terhadap pembangunan (1) siswa memilih jurusan tata busana karena
berkelanjutan. pilihan ke dua, siswa memilih jurusan tata
Berdasarkan hasil wawancara di SMK busana karena paksaan orang tua; (2) bakat
Negeri 6 Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yog- siswa; (3) pembelajaran yang kurang menarik
yakarta, dari prospektif guru mengenai sehingga siswa jenuh; (4) perubahan kuriku-
tantangan proses pembelajaranabad 21 juga lum; (5) sarana dan fasilitas sekolah; (6)
dihadapi oleh para guru tata busana antara teman sekolah; (7) perkembangan teknologi,
lain: (1) pemahaman guru terhadap konsep hand phone, sosial media.
dan isi Kurikulum 2013 masih lemah; (2) Dari penjelasan di atas dapat disimpul-
beberapa guru masih ada yang belum men- kan bahwa guru sebagai fasilitator harus
dapatkan diklat; (3) materi isi diklat masih mampu mengelola kelas dengan baik dan
membingungkan. kreatif dalam mengembangkan metode pem-
Selain dari tantangan guru dalam belajaran maupun media pembelajaran, guru
menghadapi pemahaman Kurikulum 2013, da- harus mampu mengelola kelas dan siswa, guru
lam proses pembelajaran abad 21 guru ditun- harus dapat menempatkan pada situasi dan
tut untuk: (1) menyesuaikan diri dengan kondisi sesuai dengan keadaan siswa, guru
perkembangan teknologi; (2) lebih interaktif harus mampu memotivasi siswa dan mening-
dalam proses pembelajaran; (3) mampu me- katkan minat siswa. Proses pembelajaran yang
ngembangkan strategi pembelajaran yang adatelahmenerapkanTI dan guru-guru dituntut
tidak hanya menyampaikan materi, namun untuk dapat menggunakan TI sebagai media
juga mendorong siswa untuk belajar lebih pembelajaran.
luas; (4) mampu memotivasi siswa, mem- Penggunaan IT pada proses pembelajar-
bimbing dan memberi kesempatan luas untuk an adalah salah satu tuntutan kurikulum 2013.
memperoleh pengalaman. SMK N 4 Yogyakarta dan SMK N 6 Yog-
Dari hasil penelitian di SMK Negeri 6 yakarta telahmemfasilitasi IT di dalam proses
Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Yogyakarta pembelajaran di sekolahantara lain dengan
bahwa hambatan pembelajaran kompetensi adanya LCD, projector, wifi, tersedianya
keahlian tata busana yang mengacu kepada komputer untuk siswa yang ada diruang
kurikulum 2013 yaitu masih sulitnya mencari perpustakaan, dan komputer di ruang kom-
bahan ajar atau buku materi, minimnya buku- puter. Merangkum dari hasil penelitian di
buku penunjang dalam praktek pembelajaran, kedua sekolah tersebut bahwasannya guru-
minimnya alat peraga praktek sebagai media guru senior masih kesulitan dalam mengakses
pembelajaran praktek pada kurikulum 2013. teknologi informasi, sehingga mereka guru-
Minimnya alat peraga praktek sebagai guru senior masih menggunakan media
media pembelajaran busana industri juga pembelajaran yang konvensional.
menjadi tantangan besar bagi guru. Dengan Proses pembelajaran kurang maksimal
demikian guru dituntut untuk kreatif dan ino- apabila sarana dan prasarana tidak mendu-
vatif memperbanyak mencari sumber materi kung proses pembelajaran. Merangkum dari
dari berbagai sumber, guru juga dituntut untuk hasil penelitian di SMK Negeri 6 Yogyakarta
mengembangkan skillnya agar lebih kreatif dan SMK Negeri 4 Yogyakarta, sarana dan
dan inovatif mengacu kepada tantangan abad prasarana yang ada telah memenuhi standar
21 dalam 21st century learning and inovation nasional.
skills guru harus memiliki creativity and ino-
vation,think creatively, work creatively with
other,implement innovations.
Selain dari problematika pembelajaran,
tantanganguru dalam menghadapi siswa pada
saat pembelajaran yaitu menumbuhkan minat
belajar dan etos kerja siswa. Penurunan minat
belajar dan etos kerja siswa tersebut adalah
permasalahan dan tantangan besar SMK ju-
rusan tata busana untuk meningkatkan kua- (sumber: dokumentasi penelitian)
litas lulusan. Faktor yang mempengaruhi mi- Gambar 2. Ruang Teori SMK Negeri 6
nat belajar dan etos kerja siswa antara lain: Yogyakarta

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 142
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Dari hasil dokumentasi ruang-ruang standar karena meja kerja industri. Penataan
kelas teori SMK Negeri 6 Yogyakarta telah lay out penataan mesin industri di SMK
memenuhi standar teori, papan tulis telah Negeri 6 Yogyakarta sudah cukup mencer-
menggunakan white board, penerangan yang minkan suasana kerja di industri walaupun
baik dan suasana yang kondusif sehingga belum sempurna seperti keadaan yang ada di
proses pembelajaran berjalan dengan nyaman. industri. instalasi listrik cukup baik.

(sumber: dokumentasi penelitian)


Gambar 5. Suasana Ruang Praktik
Busana Industrin di SMK Negeri 4
(sumber: dokumentasi penelitian) Yogyakarta
Gambar 3. Ruang Teori SMK Negeri 4
Seperti yang terlihat pada gambar 5
Yogyakarta
suasana ruang praktik busana di SMK Negeri
4 Yogyakarta di atas, meja kerja pada ruang
Dari hasil dokumentasi ruang-ruang
kelas teori SMK Negeri 4 Yogyakarta telah praktik busana industri dan busana custom-
made di SMK Negeri 4 Yogyakarta sudah
memenuhi standar teori, papan tulis masih
menggunakan black board, penerangan cukup baik namun penataan lay out mesin industri
belum cukup mencerminkan suasana kerja di
baik dan suasana yang kondusif sehingga
industri. Meja kerja yang ada belum standar
proses pembelajaran berjalan dengan baik.
Alat praktik yang dimiliki kedua se- meja kerja industri, masih menggunakan meja
teori untuk meja kerja. Sehingga timbul
kolah cukup lengkap, namun masih kurang
masalah yang ada yaitu siswa SMK Negeri 4
pada jumlahnya. Kelengkapan alat praktik
Yogyakarta membuat pola tidak di meja tetapi
seperti mesin masih kurang jumlahnya yaitu
mesin high speed dan mesin-mesin industri. dilantai kelas hingga dilantai luar kelas,
Kelengkapan prasarana pembelajaran 50% seperti yang terlihat pada gambar 6 .
ruang-ruang sudah menggunakan LCD, selain
itu sekolah telah memfasilitasi internet (wifi)
di semua kelas.

(sumber: dokumentasi penelitian)


Gambar 6. Suasana Kerja Pembuatan
Pola Siswa SMK Negeri 4
Yogyakarta

(sumber: dokumentasi penelitian) Merangkum dari hasil penelitian ruang


praktik busana custom-made di SMK Negeri 6
Gambar 4. Suasana Ruang Praktik Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana
Busana Industri SMK Negeri 6 yang cukup baik, mesin jahit yang digunakan
Yogykarta adalah mesin jahit standart menggunakan
dinamo bukan mesin highspeed ini dikarena-
Seperti yang terlihat pada gambar 4 kan busana customade memiliki tingkat
suasana ruang praktik busana di SMK Negeri ketelitian dan kecermatan yang lebih tinggi
6 Yogyakarta di atas, meja kerja pada ruang sehingga mesin standart lebih baik digunakan
praktik busana industri sudah dapat dikatakan karena kecepatan messin yang standart tidak

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 143
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

membuat pengguna kesulitan dalam proses memiliki kualifikasi di bidangnya, (5) pe-
menjahit. Instalasi listrik sudah cukup baik. merintah membentuk suatu institusi yang
Ruang kelas praktik yang ada masih dapat dapat melaksanakan dan bertanggung jawab
dikatakan kurang luas dan kurang nyaman melakukan penelitian dan pengembangan ha-
untuk suasana kerja seperti yang dapat kita sil karya siswa SMK.
lihat pada Gambar 7.
Tantangan Peserta Didik SMK Program Studi
Tata Busana di Abad 21
Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah merubah gaya hidup manu-
sia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, dan
belajar. Di dunia pendidikan guru dan siswa
dituntut memiliki kemampuan dalam meman-
(sumber: dokumentasi penelitian) faatkan teknologi informasi.
Gambar 7. Suasa Ruang Parktik Busana Tantangan muncul karena adanya
Custom-made di SMK Negeri 6 permasalahan-permasalahan dan hambatan
Yogyakarta yang ada. Merangkum dari hasil wawancara
yang dilakukan di SMK 6 Yogyakarta dan
Dari hasil pengamatan dan dokumentasi SMK 4 Yogyakarta tantangan peserta didik
hasil penelitian di SMK Negeri 6 Yogyakarta SMK program studi taat busana di abad 21
dan SMK Negeri 4 Yogyakarta secara kese- yaitu kemajuan teknologi yang begitu maju
luruhan sarana dan prasarana yang ada dapat saat ini dalam bidang IT maupun teknologi
dikatakan cukup baik, namun masih ada industri, pergeseran pola pembelajaran di
kekurangan pada meja kerja, jumlah mesin, dalam kelas, pergeseran sumber belajar,
layout dan luas ruang kerja. Sehingga dengan media pembelajaran yang semakin maju,
keterbatasan luas ruang praktik maka tingkat membuat siswa lebih aktif dalam proses
kenyamanan kerja juga kurang. Keterbatasan pembelajaran berlangsung karena pergeseran
ruang praktik dan penataan layout ruang proses pembelajaran dari guru menjadi kepada
praktik kurang mencerminkan ruang kerja di siswa. Siswa dituntut mandiri dan dapat
industri. Instalasi listrik dikedua sekolah menggunakan teknologi, pemecahan masalah,
cukup baik. Kurang layaknya meja kerja yang berfikir kreatif, berdiskusi, menumbuhkan
dimiliki SMK Negeri 4 Yogyakarta sehingga minat belajar, mandiri, mengakses dan meng-
siswa terpaksa membuat pola di lantai dalam analisis informasi. Namun pada kenyataannya
kelas dan luar kelas ini harus menjadi perhati- bahwa guru mengeluhkan adanya penurunan
an serius bagi sekolah dan pemerintah. minat dan etos kerja siswa.
Penurunan minat dan etos kerja siswa
Tantangan SMK Program Studi Tata Busana memiliki beberapa faktor antara lain; (1)
dalam Menyiapkan Peserta Didik sebagai semakin berkembangnya IT membuat siswa
Tenaga Kerja di Abad 21 lebih fokus kepada Handphone dan sosial me-
Menyiapkan sumber daya manusia me- dia dibandingkan fokus kepada pelajaran yang
mang bukan pekerjaan yang mudah bagi dunia sedang berlangsung, (2) dengan berkembang-
pendidikan khususnya SMK. Peran pemerin- nya IT membuat siswa memiliki sifat yang
tah dalam menyiapkan peserta didik meng- suka terburu-buru, kurang sabar dalam menyi-
hadapi abad 21, antara lain; (1) pemerintah kapi berbagai hal, dalam halini dapat berpeng-
bersama-sama dengan industri menyusun dan aruh negatif terhadap etos kerja siswa, (3) me-
mendesain kerangka pendidikan kejuruan dan nurunnya daya saing antar siswa sehingga
pelatihan kerja, (2) Mendorong SMK mencip- berpengaruh terhadap etos kerja.
takan kemampuan kerja para lulusan yang Dari uraian dan dari hasil penelitian
mampu dan siap menghadapi dunia kerja dan maka siswa dituntut untuk dapat mengem-
dunia industri, (3) menetapkan standar nasio- bangkan ketrampilan antara lain: (1) mandiri;
nal dalam sistem pendidikan kejuruan, dengan (2) dapat menggunakan teknologi; (3) peme-
diterapkannya standar-standar pendidikan cahan masalah; (4) berfikir kreatif; (5) berdis-
sebagai acuan kualifikasi standar lulusan, (4) kusi; (6) menumbuhkan minat belajar; (7)
mengangkat tenaga pendidikan kejuruan yang mengakses dan menganalisis informasi.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 144
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Simpulan ketrampilan antara lain: (1) mandiri; (2) dapat


Berdasarkan hasil penelitian dan menggunakan teknologi; (3) pemecahan ma-
pembahasan, dapat dirumuskan simpulan dan salah; (4) berfikir kreatif; (5) berdiskusi; (6)
saran sebagai berikut. menumbuhkan minat belajar; (7) mengakses
Tantangan proses pembelajaranabad 21 dan menganalisis informasi.
juga dihadapi oleh para guru antara lain: (1) Berdasarkan paparan hasil penelitian
pemahaman guru terhadap konsep dan isi dan simpulan dapat disampaikan saran pene-
Kurikulum 2013 masih lemah; (2) beberapa litian sebagai berikut. SMK program studi tata
guru masihada yang belum mendapatkan busana diharapkan dapat berperan dalam
diklat; (3) materi isi diklat masih membi- memberikan pelayanan, khususnya mengha-
ngungkan. silkan lulusan yang memiliki keunggulan dan
Selain dari tantangan guru dalam meng- mampu bersaing dalam situasi global.
hadapi pemahaman Kurikulum 2013, dalam Potensi dan kelemahan internal sekolah
proses pembelajaran abad 21 guru dituntut diharapkan dapat di berdayakan semaksimal
untuk: (1) menyesuaikan diri dengan perkem- mungkin antara lain potensi kependidikan, pe-
bangan teknologi; (2) lebih interaktif dalam serta didik, sarana prasarana, sumber daya
proses pembelajaran; (3) mampu mengem- yang ada, dan lingkungan. Guru busana di-
bangkan strategi pembelajaran yang tidak harapkan dapat melaksanakan pembelajaran
hanya menyampaikan materi, namun juga dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
mendorong siswa untuk belajar lebih luas; (4) maupun teknologi industri, menerapkan pe-
mampu memotivasi siswa, membimbing dan mecahan masalah, berfikir kreatif, berdiskusi,
memberi kesempatan luas untuk memperoleh menumbuhkan minat belajar siswa, menum-
pengalaman. buhkan minat dan etos kerja siswa, mandiri,
Tantangan guru SMK program studi mengakses dan menganalisis informasi.
tata busana dalam menyiapkan peserta didik
agar mampu bersaing sebagai tenaga kerja di Daftar Pustaka
abad 21, antara lain: (1) Guru harus lebih BNSP. (2010). Paradigma pendidikan
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan nasional abad XXI. Diakses pada 16
teknik pembelajaran sehingga siswa lebih Desember 2014 dari
tertarik dan lebih fokus dalam proses pem- http://download.isi-
belajaran; (2) guru harus pandai mengelola dps.ac.id/index.php/category/5-
kelas, guru juga dituntut dalam kurikulum peraturan
2013 untuk lebih detail dalam menilai siswa, lainnya?download=369:paradigma-pt-
mulai dari sikap, proses sampai dengan hasil; abad-21
(3) guru harus pandai-pandai mengatur stra-
tegi untuk menghadapi siswa yang berbeda Handayani, S., & Wening, S. (2016). Kajian
karakteristiknya dengan pendekatan guru perolehan kompetensi keahlian busana
kepada siswanya dan bagaimana treatmen butik siswa smk: studi kasus prakerin di
kesiswa; (4) dengan menerjunkan siswa dalam industri pasangan. Jurnal Pendidikan
praktek industri di Dunia Usaha maupun Vokasi, 6(1), 66-78. Retrieved
Dunia Industri dengan semaksimal mungkin; from http://journal.uny.ac.id/index.php/
(3) ujian kompetensi yang diadakan oleh jpv/article/view/8116
sekolah menuntut siswa agar nantinya mampu Megasari, D. (2014). Rp 229 Triliun Barang
untuk siap bersaing di dunia kerja. China Membanjiri Indonesia. Diakses
Dunia pendidikan abad 21, guru dan tanggal senin 16 Desember 2014 dari
siswa dituntut memiliki kemampuan dalam http://duniaindustri. com/rp-229-triliun-
memanfaatkan teknologi informasi. Siswa barang-china-membanjiri-indonesia/
dituntut untuk mampu menggunakan tekno-
logi, pemecahan masalah, berfikir kreatif, ber- Mazidah, I. (2015). Menjahit untung dari
diskusi, menumbuhkan minat belajar, mandiri, gaun pengantin muslimah. Diakses
mengakses dan menganalisis informasi. Selain pada tanggal 16 Oktober 2015 dari
itu siswa dituntut untuk meningkatkan minat http://peluangusaha.kontan.
dan etos kerja dalam proses pembelajaran. co.id/news/menjahit-untung-dari-gaun-
Siswa dituntut untuk dapat mengembangkan pengantin-muslimah.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145


Tantangan Sekolah Menengah Kejuruan Program Studi Tata Busana di Abad 21 145
Rily tersinaningsih, Effendie Tanumihardja

Miles. M.B., & Huberman, A. M. (1992). Lembong, T. (2015). Impor dari Cina Naik
Qualitative data analyse: A 64,39 persen, defisit US$ 12,8 Miliar.
resourcebook of new methods. Diakses pada 16 Oktober 2015 dari
Thousand Oaks, CA:Sage http://m.tempo.co/
topik/lembaga/11/badan-pusat-statistik-
Sisdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor
bps
20, Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional Widjiningsih. (2009). Restrukturisasi
kurikulum sekolah menengah kejuruan.
Sunaryo, dkk. (2002). Sejarah pendidikan
Diakses pada 16 Desember 2014 dari
teknik dan kejuruan di Indonesia
http://indonetasia.com/definisionline/?t
membangun manusia produktif. Jakarta:
ag=pengertian-industri-kreatif
Departemen Pendidikan Nasional
Dirirektoret Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.

Journal of Vocational and Work Education, 1 (1) 2017 133-145

Anda mungkin juga menyukai