Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS UNSUR POKOK PEMBANGUN KARYA SASTRA DALAM

NOVEL DETEKTIF SEKOLAH KARYA DIMAS ABI TINJAUAN


STRUKTURALISME SASTRA
1
Mirnawati Bahar, 2Haenur.
Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
1
Haenur910@gmail.com, 2mirna.bahar28@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu
Struktur dalam Novel Detektif Sekolah (fakta-fakta cerita,
tema, dan sarana-sarana sastra). Adapun tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan struktur Novel Detektif
Sekolah (fakta-fakta cerita, Tema, dan sarana-sarana
sastra).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Data yang digunakan berupa
rangkaian peristiwa yang ada di dalam Novel Detektif
Sekolah. Sumber datanya adalah Novel Detetktif Sekolah
karya Dimas Abi . pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan Strukturalisme, berdasarkan Robert Stanton.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca
dan catat.
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1)
Tema dalam Novel Detektif Sekolah Tema persahabatan
dan Tema percintaan. 2) tokoh utama dalam novel
Detektif Sekolah berjumlah tiga orang yaitu Tessa, Bams,
dan Momon (Tiga Detektif) yang mempunyai karakter
berbeda-beda. Latar pada Novel Detektif Sekolah ada dua
yaitu latar tempat dan latar waktu. Sudut pandang Novel
Detektif Sekolah adalah Sudut pandang orang ketiga.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
membaca, mencatat dan menandai.

Kata kunci: Struktur, Novel, Detektif sekolah.


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Analisis dalam karya sastra adalah salah satu cara untuk lebih mengenal
karya sastra tersebut. Dengan menganalisa maka peneliti mengetahui makna dari
karya sastra tersebut. Selama ini dalam mengungkapkan analisis makna dalam
karya sastra terutama Novel dilakukan dengan mengkaji Struktur atau unsur-unsur
dalam Novel tersebut.

Salah satu pendekatan yang mengkaji tentang unsur-unsur sastra adalah


Pendekatan Strukturalisme. Dalam mengkaji karya sastra berdasarkan teori
strukturalisme hanya mementingkan karya sastra itu sendiri, terutama struktur
intrinsiknya. Hal ini dikarenakan teori strukturalisme tergolong pendekatan
objektif, sehingga peneliti hanya memusatkan perhatian pada karya sastra itu
sendiri, khususnya unsur intrinsik sebagai unsur pokok pembangun karya sastra.
Menganalisis karya sastra sudah sering dilakukan oleh para peneliti terurtama
menganalisis unsur pokok karya sastra itu sendiri .

Adapun penelitian yang akan dibahas adalah sebuah karya sastra yaitu
Novel dengan judul Detektif Sekolah yang bercerita tentang tiga anak SMA yang
tergabung dalam kelompok detektif. Tiga anak SMA ini adalah Tessa, Bams, dan
Momon.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan judulnya Penelitian maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaiamana Struktur dalam Novel Detektif Sekolah

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Struktur dalam
novel Detektif Sekolah .
D. Manfaat Penelitan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para


pembaca.
Manfaat teoritis
a. Memberikan kontribusi kepada pembaca dalam memahami
karya sastra khususnya novel.
b. Memberikan alternatif lain dalam mengapresiasi karya sastra
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sastra

Sastra merupakan bagian dari gambaran kehidupan social yang


disajikan melalui perenungan sehingga dapat hasil karya yang tercipta benar-benar
citraan dari perkemangan zaman yang terjadi pada masyarakat. Di dalam karya
sastra sering kita jumpai berbagai kisah yang menggambarkan kehidupan sosial
masyarakat seperti politik, ekonomi sosial, budaya, dan agama. Oleh karena itu,
meskipun dikatakan karya fiksi, sebuah karya sastra tidak serta-merta murni
sebuah hayalan dan imajinasi. Akan tetapi, sebuah karya sastra lahir melalui
tempaan pengalaman penulisnya.Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata
serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung
instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau
“ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata
ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis
tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.(hasansadili, 2009)
Adapun sastra menurut para ahli yaitu menurut Mursal Esten (1978 :
9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai
medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia
(kemanusiaan). Menurut Semi (1988 :8) Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sedangkan Panuti Sudjiman (1986 :
68) Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan
seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

1. Jenis-jenis sastra
a. Puisi
Puisi adalah sebuah karya sastra yang diuraikan menggunakan diksi
atau kata-kata pilihan, dicirikan dengan pembahasan yang padat namun
indah, biasanya karya puisi secara tidak langsung dapat menimbulkan
kecenderungan dari seseorang untuk mempertajam kesadaranya melalui
bahasa yang memiliki irama dan makna khusus. Contoh dari puisi yaitu
seperti sajak, pantun, balada.
b. Drama
Drama adalah bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan
bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunkan dialog atau
monolog. drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah atau
drama yang dipentaskan.
c. Prosa

Prosa merupakan bentuk seni sastra yang diuraikan dengan


menggunkan bahasa yang bebas dan cenderung tidak terikat oleh irama,
diksi, rima, kemerduan bunyi atau kaidah serta pedoman kesusastraan
lainnya. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenaya prosa bisa digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Prosa dibagi kedalam empat jenis yaitu prosa naratif, prosa deskiptif, prosa
eksposisi, dan prosa argumentatif.(Kurniawan, 2019)

Dalam dunia sastra Indonesia dikenal ada dua macam kelompok


karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan karya sastra
baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada karya
sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.

Menurut Dr. J. S. Badudu Perbedaan mengenai prosa lama dan prosa


baru yaitu:
1) Prosa lama

Prosa lama bersifat statis, istanasentris, hampir seluruhnya


berbentuk hikayat, tambo atau dongeng, pembaca dibawa ke dalam
khayal dan fantasi, dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab,
ceritanya sering bersifat anonim, milik bersama. Karya sastra
prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan.
Disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal
bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke
Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra
tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra
pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada. Bentuk-
bentuk sastra prosa lama adalah Mite, legenda, fabel, hikayat,
dongeng, cerita.

2) Prosa baru
Prosa baru bersifat dinamis, masyarakatnya sentris, bentuknya
roman, cerpen, novel, kisah, drama, berjejak di dunia yang nyata,
berdasarkan kebenaran dan kenyataan, terutama dipengaruhi oleh
kesusastraan barat, dipengaruhi siapa pengarangnya karena
dinyatakan dengan jelas dan tertulis.

Adapun jenis-jenis Prosa baru yaitu :

a) Roman
b) Riwayat
c) Kritik
d) Resensi
e) Esai.
f) Cerpen
g) Novel
Novel adalah suatu karya sastra berbentuk prosa naratif yang
panjang, dimana di dalamnya terdapat rangkaian cerita tentang
kehidupan seorang tokoh dan orang-orang di sekitarnya dengan
menonjolkan sifat dan watak dari setiap tokoh dalam novel
tersebut.
Sebuah karya sastra berbentuk novel dapat dikenali dari
beberapa karakteristik yang membedakannya dengan karya
sastra lainnya. Adapun ciri-ciri novel adalah sebagai berikut:

1) Pada umumnya novel terdiri dari sekurang-kurangnya 100


halaman, atau jumlah katanya lebih dari 35.000 kata.
2) Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk
menggambarkan suasana kejadian di dalamnya.
3) Alur cerita di dalam novel cukup kompleks dan terdapat
lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
4) Umumnya setiap orang membutuhkan waktu setidaknya
120 menit untuk membaca habis sebuah novel.
5) Cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang, namun
terdapat banyak kalimat yang diulang-ulang.(Prawiro,
2018)

B. TEORI STRUKTURALISME
Teori strukturalisme sastra merupakan sebuah teori pendekatan terhadap
teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks.
(Istiaisyah, 2013)
Menurut Robert Stanton unsur pokok pembangun karya sastra terbagi
menjadi 3 struktur yaitu: Tema, fakta-fakta cerita, dan Sarana-sarana cerita
(SARININGSIH, 2011)
1. Tema
Tema adalah pesan besar dari suatu karya sastra. Tema dalam
suatu karya sastra bersifat individual sekaligus universal. Tema memberikan
kekuatan dan mjudulersatuaersatuan kejadian-kejadian yang sedang
diceritakan sekaligus mengisahkan kehidupan dalam konteksnya yang
paling umum. Apapun nilai yang terkandung didalamnya, keberadaan tema
diperlukan karenamerupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dengan
kenyataann cerita. Tema dapat berwujud satu fakta dari pengalaman
kemanusiaan yang digamabrkan atau dieksplorasikan oleh cerita. Tema
membuat cerita lebih berfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak.
Tema merupakan elemen yang relevan dengan setiap peristiwa dan
detail sebuah cerita (Stanton, 2007:36-37). Tema hendaknya memenuhi
beberapa kriteria: (1) selalu mempertimbangkan berbagai detail menonjol
dalam sebuah cerita, (2) tidak terpengaruh oleh berbagai detail cerita yang
saling berkontradiksi, (3) tidak sepenuhnya bergantung pada bukti-bukti
yang tidak secara jelas diutarakan (4) diujarkan secara jelas oleh cerita
bersangkutan (Stanton, 2007:44-45)
2. Fakta-fakta cerita
Fakta cerita adalah hal-hal yang diceritakan dalam sebuah karya
sastra. Karakter, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-
elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita.
Elemen tersebut dirangkum menjadi satu dengan nama ‘struktur faktual’.
Fakta-fakta cerita terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Karakter
Karakter atau penokohan adalah penyajian watak tokoh
dalam karya sastra. karakter biasanya digunakan dalam dua konteks.
Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang
muncul dalam cerita seperti ketika ada orang yang bertanya, “Berapa
karakter yang ada pada cerita itu?”. Konteks kedua, karakter merujuk
pada pencampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan
prinsip moral dari individu –individu tersebut (Stanton, 2007:33)
b. Alur
Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang ada
dalam sebuah cerita, ia juga meupakan tulang punggung cerita.
Berbeda dengan elemen-elemen lain, alur dapat membuktikan
dirinya sendiri meskipun jarang diulas panjang lebar dalam sebuah
analisis. Sebuah cerita tidak akan seutuhnya dimengerti tanpa adanya
pemahaman terhadapp peristiwa-peristiwa yang mempertautkan alur,
hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya.
Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan
klimaks. Konflik utama selalu fundamental, membenturkan sifat-
sifat dan kekuatan-kekuatan tertentu. Konflik semacam inilah yang
inti struktur cerita, pusat yang pada gilirannya akan tumbuh dan
berkembang seiring dengan alur yang terus menerus mengalir.
Sedangkan klimaks adalah saat ketika konflik terasa sangat intens
sehingga ending tidak dapat dihindari lagi. Klimaks merupakan titik
yang mempertemukan kekuatan-kekuatan konflik dan menentukan
bagaimana oposisi tersebut dapat terselesaikan (Stanton, 2007:33)
Jenis-jenis alur:
1) Alur maju adalah alur yang ceritanya ditampilkan secara
kronologis, maju secara runtut dari awal, tengah dan akhir
2) Alur mundur adalah alur yang ceritanya dimulai dengan
penyelesaian lalu kembali kemasa lampau.
3) Alur campuran adalah alur yang diawali dengan klimaks
kemudian melihat kembali kemasa lampau.
c. Latar
Latar adalah lingkungan dan waktu yang melingkupi suasana
terjadinya peristiwa-peristiwa dalam . Semesta yang berinteraksi dan
peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud
dekor. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu ( hari, bulan
dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah. Meski tidak langsung
merangkum sang karakter utama, latar juga dapat merangkum
orang-orang yang menjadi dekor dalam cerita ( Stanton, 2007: 35).
Latar memiliki dayak untuk memunculkan tone dan mood
emosional yang melingkupi sang karakter. Tone emosional ini di
sebut dengan istilah atmosfer. Atmosfer bisa jadi merupakan cermin
yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter atau sebagai salah
satu bagian dunia yang berada di luar diri sang karakter atau sebagai
salah satu bagian dunia yang berada di luar diri sang karakter
(Stanton, 2007: 36).
3. Sarana-sarana sastra
Sarana-sarana cerita adalah metode untuk memilih dan
menyusun detail detail cerita agar menjadi pola-pola yang bermakna.
Pengarang meleburkan fakta dan tema dengan bantuan ‘sarana-sarana
sastra’ seperti konflik, sudut pandang, simbolisme, ironi, dan sebagainya.
Sarana kesastraan adalah teknik yang dipergunakan oleh pengarang untuk
memilih dan menyusun detil-detil cerita menjadi pola yang bermakna
(Burhan Nurgiyantoro, 2007:25). Sarana-sarana sastra, meliputi:
a. Judul
Judul adalah bagian dari total impresi karangan yang
diciptakan oleh pengarang cerita. Judul dalam suatu karya sastra dapat
mengaju pada sang karakter utama cerita, atau satu latar dalam cerita.
Judul selalu relevan terhadap karya yang diampunya sehingga keduanya
membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika judul
mengacu pada sang karakter utama atau satu latar tertentu. Akan tetapi
bila judul tersebut mengacu pada satu detail yang tidak menonjol. Judul
semacam ini acap menjadi petunjuk makna cerita bersangkutan.
(Stanton, 2007:51)
b. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah pandangan yang digunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya sastra.
Pusat kesadaran tempat kita dapat memahami setiap peristiwa dalam
cerita, dinamakan sudut pandang. Dari sisi tujuan sudut pandang terbagi
menjadi empat tipe utama yaitu: (1) orang pertama utama, sang karakter
bercerita dengan kata-katanya sendiri, (2) orang pertama sampingan,
cerita dituturkan oleh satu karakter bukan utama (sampingan) (3) orang
ketiga terbatas, pengarang mengacu pada semua karakter dan
memosisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa
yang dapat dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang karakter
saja, (4) orang ketiga-tidak terbatas, pengarang mengacu pada setiap
karakter dan memosisikannya sebagai orang ketiga (Stanton, 2007:53-
54)
c. Gaya dan tone
Gaya adalah cara pengarang menggunakan bahasa. Gaya
dapat berkaitan dengan maksud dan tujuan suatu cerita. Satu elemen
yang amat terkait dengan gaya adalah ‘tone’. Tone adalah sikap
emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita. Dalam sastra,
gaya adalah cara menggunakan bahasa. Meski dua orang pengarang
memakai alur, karakter, dan latar yang sama, hasil tulisan keduanya
bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak pada
bahasa dan menyebar dalam berbagai aspek seperti kerumitan, ritme,
panjang pendek kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan banyaknya
imaji dan metafora. Di samping itu, gaya juga bisa terkait dengan
maksud dan tujuan sebuah cerita. Seorang pengarang mungkin tidak
memilih gaya yang sesuai bagi dirinya akan tetapi gaya tersebut
justru pas dengan tema cerita (Stanton, 2007:63).
d. Simbolisme
Simbolisme merupakan detail-detail yang konkrit dan factual
serta memiliki kemampuan untuk memunculkan gagasan dan emosi
dalam pikiran pembaca (Stanton, 2007:64)
Dalam fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang
masing-masing bergantung pada bagaimana simbol bersangkutan
digunakan. (1) sebuah simbol yang muncul pada satu kejadian
penting dalam cerita menunjukkan makna peristiwa tersebut. (2)
satu simbolyang ditampilkan berulang-ulang mengingatkan kita
akan beberapa elemen konstan dalam semesta cerita. (3) sebuah
simbol yang muncul pada konteks yang berbeda-beda akan
membantu kita menemukan tema (Stanton, 2007:64-65).
e. Ironi
Ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa
sesuatu berlawanan dengan apa yang diduga sebelumnya (Stanton,
2007:71).
Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang dikenal luas yaitu
ironi dramatis dan tone tone ironis. Ironi dramatis atau ironi alur dan
situasi biasanya muncul melalui kontras diametric antara maksud
dan tujuan seorang karakter dengan hasilnya atau antara harapan
dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan tone ironis atau
ironi verbal digunakan untuk menyebut cara berekspresi yang
mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan (Stanton,2007:7

C. KERANGKA PIKIR
Penelitian terhadap Antologi Cerpen “Sayap Anjing” menggunakan
teori Strukturalisme Robert Stanton. Alasan pemilihan teori tersebut karena
peneliti hanya menganalisis unsur intrinsiknya saja, jadi peneliti hanya berpijak
pada struktur karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur diluar karya sastra itu tidak
akan dibahas
Kerangka pikir yang akan digunakan untuk menganalisis antologi
cerpen Sayap Anjing adalah sebagai berikut:
1. Membaca dan memahami dengan cermat dan teliti terhadap antologi
Cerpen Sayap Anjing. Dalam proses pembacaan ini ditemukan unsur-
unsur pokok pembangun karya sastra.
2. Menemukan permasalahan yang terdapat dalam antologi cerpen sayap
anjing, kemudian merumuskan permasalahan tersebut. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah mencari unsur pokok pembangun karya
sastra atau unsur intrinsiknya.
3. Menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu teori
Robert Stanton yang meliputi fakta-fakta cerita, Tema, dan sarana-
sarana sastra.
4. Analisis permasalahan dengan cara memaparkan, menunjukkan, serta
menjelaskan yang disertai dengan kutipan-kutipan pendukung.
5. Simpulan, disajikan pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap
semua hasil penelitian yang telah diperoleh.

Adapun bagan kerangka piker dapat dilihat di bawah ini:

Sastra

Prosa
Puisi Drama

Prosa baru Prosa lama

Novel

Strukturalisme sastra
(Robert Stanton)

Tema Fakta-fakta cerita Unsur-unsur cerita


Temuan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif karena Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Hal ini diperkuat oleh pendapat Bogdan dan Taylor (dalam Moleong
2003:3)
B. Data dan Sumber Data
a. Data

Data pada penelitian ini adalah semua informasi yang berkaitan


dengan penelitian, yaitu tentang struktur novel Detektif Sekolah

b. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berasal dari buku novel “Detektif
sekolah” dengan jumlah halaman 216 dan dari internet yang berkaitan
dengan topik penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca berulang-
ulang novel “detektif sekolah karya Dimas Abi” dan membaca secara lambat
karena ingin mendapatkan pemahaman yang kuat dari setiap kata dan kalimat
yang disajikan dalam cerpen tersebut demi pembuatan makalah ini dan menandai
stabillo pada kata atau kalimat yang penting.

Adapun pengumpulan data juga kami lakukan melalui Studi Pustaka


yakni mencari referensi yang berhubungan dengan unsur unsur pokok pembangun
sastra.
D. Teknik Analisis Data

Data yang ditemukan pada pencarian data selanjutnya dianalis


menggunakan teori Robert Stanton yaitu unsur pokok pembangun karya sastra
terbagi menjadi 3 struktur yaitu: Tema, fakta-fakta cerita, dan Sarana-sarana
cerita.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
1. Tema
Tema yang terdapat pada “detektif sekolah” adalah:
a. Tema percintaan
“intinya, apakah mila mau jadi pacar saya?
“bagi Momon ini adalah momen sempurna. Liburan, pulau tidung
yang indah, ditambah Jessie.

b. Tema persahabatan

"Mon senyum dong. Inget kita ini lagi liburan alias


vacation". .

"Iya Mon. Cemberut bisa mempercepat kerutan-kerutan kulit


wajah. Kamu mau berwajah tua diusia belasan? Tambah Tessa.

2. Fakta-fakta cerita
a. Tokoh dan penokohan
1) Tessa adalah gadis yang pintar
“ngelihat lo yang tiap hari gaul ama buku-buku, dan juga nilai
rapor lo yang di atas rata-rata, menurut gue ngga susah untuk
memeriksa gorengan mana yang cocok dengan noda minyak di
surat itu”
2) Bambang sulistya (Bams) adalah anak yang kritis
“ kita bikin pensi ini sebagai rangkaian kegiatan sehingga kita
bisa dapetin banyak sponsor. Ngga usah pake cara primitif
dengan minta-minta di pinggir jalan.”
3) Momon adalah anak yang gemuk, lucu dan anak yang sabar.
“Mon, tolong ambilin bolanya!” “Mon, itu air minumnya ada
yang tumpah, bersihin gih! Mon, beliin makanan ya! Jadi, pas
kita-kita udah selesai maen, biar bisa langsung makan”
4) Mila adalah gadis cantik yang baik hati
“tapi aku Cuma anak penjual ikan di pasar. Aku ngga bersih
seperti teman-teman yang lain,aku bau amis”.
5) Jessie adalah gadis culun yang penurut
“dan mungkin saatnya sekarang untuk membalas kebaikan
papi”.

6) Om bram (papa Jessie) adalah papa yang sangat menyayangi


anaknya
“Jessie saying, kenapa kamu kabur? Papi sangat khawatir”

7) Rambo bersifat pemarah


"Pokoknya, gue ngga terima! Engga ada yang berani ngehina
masakan gue, Orang yang berani ngehina masakan gue
dipastikan mengalami luka dalam".

8) Pak Tomi adalah orang yang sombong


“sudah memilih sepedanya?bagus-baguskan sepedanya?jelas,
saya membeli semua dengan harga yang mahal,sebagian saya
langsung datangkan dari luar negeri”.
9) Marko adalah ketua osis yang memiliki kepintaran dibawah
rata-rata.
10) Ketupat adalah orang yang tidak menghargai pendapat orang
lain.
b. Alur
Alur Novel Detektif Sekolah dapat digambarkan sebagai berikut
1). Perkenalan tokoh:
Bagian 1:
Tempat: Ruang osis. Waktu: Sore. Kelompok karakter: Bams,
ketupat dan anggota osis lainnya.
Bams memberikan solusi terkait dengan permasalahan yang
dibicarakan dalam rapat
Bagian 2:
Tempat: Lapangan basket. Waktu: sore. Kelompok karakter :
Momon dan anak basket.
Momon mendapat perintah bertubi-tubi dari anak-anak basket.
Bagian 3:
Tempat: taman belakang sekolah. Waktu: sore. Kelompok
Karakter: Tessa.
Tessa terlihat senang setelah selesai membaca novel tentang
detektif.
2). Case 1
Bagian 1:
Tempat: Sekolah . Waktu: Pagi. Kelompok karakter: Tessa dan
anak-anak osis.
Tessa dan anak-anak osis terlihat terkejut ketika melihat
pengumuman di mading sekolah.
Bagian 2:
Tempat: Taman belakang sekolah. Waktu: Pagi. Kelompok
karakter: Tessa dan Bams
Terlihat Tessa mencegat Bams dan mempertanyakan perihal
maksud Bams membuat pengumuman yang menutupi papan
mading.
Bagian 3:
Tempat: Taman belakang sekolah. Waktu:Pagi kelompok karakter:
Tesaa dan Momon
Terlihat Tesaa dan Momon duduk berdua di taman belakang
sekolah untuk menanti klien.
Tempat: taman belakang sekola. Waktu: Pagi. Kelompok karakter:
Mila, Tesaa, dan Momon.
Terlihat Mila menjelaskan surat Cinta berantai dari orang yang
tidak dikenal kepada Tessa dan Momon.
Bagian 4:
Tempat: taman belakang sekolah. Waktu: Pagi. Kelompok
karakter: Tessa, Bams, dan Momon.
Terlihat Tessa memotong percakapan antara Bams dan Momon
yang tidak berhubungan dengan persiapan penyelidikan.
Bagian 5:
Tempat: kantin. Waktu: Siang. Kelompok karakter : Tessa, Bams,
dan Momon.
Terlihat Tessa, Bams, dan momon mengamati siapa saja yang
membeli gorengan.
Bagian 6:
Tempat: lapangan basket. Waktu: Siang. Kelompok karakter:
Momon
Terlihat Momon yang berjalan melewati lapangan basket.
Bagian 7:
Tempat: ruang osis. Waktu: siang. Kelompok karakter: anak-anak
osis
Anak-anak osis terlihat muram karena pensi yang sudah mereka
rencanakan tidak berjalan dengan lancar.
Bagian 8:
Tempat: Taman Belakang sekolah. Waktu: siang. Kelompok
karakter: Bams dan Momon.
Bams dan Momon saling curhat mengapa mereka keluar dari Osis
dan Tim Basket.
Bagian 9:
Tempat: Sekolah . Waktu: pagi. Kelompok karakter : Joko dan
Bams.
Terlihat Bams memanggil Joko untuk bertanya mengenai benar
atau tidak Joko menjamin suplai lolipop Momon sampai lulus.
Bagian 10:
Tempat: sekolah Waktu: pagi kelompok karakter: Tessa, momon,
Bams, dan mila
Tessa terlihat senang karena sudah mendapat hasil laboratorium.
Ketika Tesaa, Momon, dan Bams, sedang mendiskusikan tentang
hasil uang mereka dapatkan. Disisi lain terlihat mila yang sedang
mengamati mereka. Lalu mereka mengejar mila dan berdiskusi
tentang perkembangan kasusnya tapi ternyata hasil yang mereka
dapatkan nol karena noda minyak yang Tessa analissa di
laboratorium adalah noda bekas tangan Mila bukan dari si
pengirim surat Cinta.
Bagian 10:
Tempat: Sekolah. Waktu: Minggu pagi. Karakter: Tessa, Momon,
dan Bams.
Tessa, Bams, dan Momon terlihat memantau kelas Mila untuk
mengetahui siapa sebenarnya yang mengirim surat Cinta itu.
Bagian 11:
Tempat: kelas Bams. Waktu: Siang karakter: Bams dan Marko.
Bams terlihat duduk di bangku kelasnya, menghamparkan surat
Cinta berantai Mila. Lalu datanglah Marko si ketua osis untuk
minta maaf dan menyuruh Bams balik ke Osis.
Bagian 12:
Tempat: kantin sekolah. Waktu: siang. Karakter: Bams, Tessa, dan
Momon.
Terlihat Tessa, Bams, dan Momon yang duduk di kantindan.
Bagian 11:
Tempat: kelas Mila dan Jessie waktu:siang karakter: Momon dan
Jessie.
Terlihat Momon yang berjalan menuju kelas Mila untuk
melanjutkan penyelidikan. Momon melihat gadis yang menurutnya
bisa dia ajak kerja sama. Gadis itu adalah jessie.
Bagian: 12
Tempat: kantin sekolah. Waktu: siang. Karakter: Bams dan Anto.
Di kantin terlihat Bams dan Anto sedang berdiskusi. Bams
bertanya kepada Anto tentang Mila.
Bagian 13:
Tempat: Di belakang taman sekolah . Waktu: Siang. Karakter:
Bams, Tessa, dan Momon.
Tessa, Bams, dan momon terlihat berkumpul di taman belakang
sekolah untuk membicarakan apa saja yang mereka dapat setelah
tentang Mila.
Bagian: 14:
Tempat: di perjalanan. Waktu: Siang. Karakter: Bams, Tessa,
Momon, dan pak kasim sopir Tessa.
Tessa, Momon, dan Bams mengira perjalanan ke Muara angke
akan menyenangkan tapi Pak kasim membuatnya menjadi suram
karena tidak tahu jalannya dan tidak sengaja nyerempet motor
polisi.
Bagian 15:
Tempat: Muara angke. waktu: siang. Karakter: Tessa, Momon, dan
Bams.
Terlihat Tessa Marah kepada Bams karena tiba-tiba ingin
menghentikan semua penyelidikan yang menurut Bams sudah
selesai tapi menurut Tessa belum selesai.Momon juga terlihat
kecewa kepada Bams. Perdebatan itu terdengar oleh Mila yang
juga kecewa karena mendengar Bams ingin menghentikan
penyelidikannya. Mila menanyakan tentang penyelidikan dan
dijawab oleh Bams bahwa penyelidikan ini sudah selesai.
Mendengar ucapan Bams Mila berlari meninggalkan Detektif TBS
dengan kecewa begitupun Tessa yang matanya mulai berkaca-kaca.
Bagian 16:
Tempat: Rumah Tessa. Waktu: Malam. Karakter: Bams dan Tessa.
Pada malam hari Bams berkunjung ke rumah Tessa untuk
menjelaskan alasannya mengapa iya menghentikan kasus
penyelidikan. Hal itu diterima oleh Tessa.
Bagian 17:
Tempat: pasar muara angke. Waktu: pagi. Karakter: Anto, Mila,
Bams, Momon, dan Tessa.
Terlihat detektif TBS memantau Mila dari jauh. Mereka melihat 5
bajaj yang masuk ke area pasar. Mila terkejut dan berfikir bahwa
keluarganya tidak pernah berhutang kepada orang. Lalu turunlah
seorang laki-laki yang dikenal oleh Mila yang tak lain adalah Anto.
Saat itu juga Anto menembak Mila untuk jadi pacarnya. Mila pun
menerima Anto untuk jadi pacarnya. Detektif TBS juga terlihat
senang dan mendatangi Mila dan Anto untuk mengucapkan
selamat.
Bagian 18:
Tempat: lapangan basket. Waktu: siang. Karakter: Bams, Tessa,
dan Momon.
Bams memberikan kejutan kepada Momon yaitu mengajak momon
untuk main basket. Momon terlihat sangat senang. Tessa juga ikut
senang melihat sahabatnya senang.
3) Case 2:
Bagian 1:
Tempat: kapal. Waktu: pagi. Karakter: Mila, Bams, Tessa, dan
Momon.
Detektif TBS terlihat senang karena dihadiahi oleh Mila liburan ke
pulau tidung. Pagi-pagi sekali mereka berdiri bersama puluhan
penumpang kapal untuk menunggu kapal penyeberangan Muara
Angke-Pulau Tidung. Sebelum naik kapal mereka bertiga tidak
lupa berterimakasih kepada Mila lalu pamit untuk pergi.
Bagian 2:
Tempat: di pulau tidung. Waktu: siang. Karakter: Bams, Tessa,
Momon, dan Jessie.
Sampai di pulau tidung, Momon, Bams, dan Tessa mencari sosok
pak Tomi yang akhirnya ketemu. Mereka pun berjalan untuk
mengapa pak Tomi. Lalu Momon melihat sosok gadis yang
dikenalnya. Dia adalah Jessie gadis culun yang disukai Momon.
Momon memanggil Jessie, Jessie berlari menuju Momon.
Bagian 3:
Tempat: pulau tidung Waktu: Siang. Karakter : Bams, Tessa,
Jessie, dan Momon
Trio detektif terlihat memilih sepeda untuk mereka pakai
mengelilingi pulau tidung. Tak lupa pula Momon mengajak Jessie
untuk pergi bersama.
Bagian 3:
Tempat : jembatan Cinta. Waktu: siang. Karakter : Tessa, Bams,
Momon, Mang Kosim, dan Jessie.
Mang Kosim terlihat menemani dan menjelaskan tentang Jembatan
Cinta kepada Momon, jessie, Tessa, dan Bams.
Bagian 4:
Tempat: jembatan cinta. Waktu: siang. Karakter: Momon dan
Jessie.
Terlihat Momon berbincang dengan Jessie. Dipercakapan mereka
terjadilah curhatan Jessie yang ingin dijodohkan oleh papanya.
Momon mendengar itu langsung sedih dan pamit untuk kembali ke
penginapan.
Bagian 5:
Tempat: penginapan. Waktu: Siang. Karakter: Tessa, Jessie.
Terlihat Tessa menenangkan jessie yang sedang khawatir kepada
Momon karena tidak keluar-keluar dari kamar.
Bagian 6:
Tempat: penginapan. Waktu: Siang. Karakter: Bams, Tessa, dan
Momon.
Setelah satu jam memendam kesedihan dalam kamar penginapan
akhirnya Momon pun keluar. Terlihat Tessa dan Bams menyambut
Momon. Tapi muka Momon masih terlihat sedih. Tessa dan Bams
menghibur Momon.
Bagian 7:
Tempat: Penginapan. Waktu: Siang. Karakter: Rambo, mang
kosim, Tessa, Bams, dan Momon.
Terlihat Rambo marah karena ada yang mempertanyakan
masakannya yang dimaknai lain oleh rambo. Rambo merasa
masakannya dihina. Ia pun mengacungkan pisau ke arah lawan
bicaranya. Lalu datanglah trio detektif yang juga panik melihat
adegan itu. Untung saja Bams memiliki ide yaitu masuk dalam
pembicaraan lalu mengatakan bahwa masakan Tambo itu sangat
enak.
Bagian 8:
Tempat: tepi pantai. Waktu: pagi. Karakter: Jessie dan trio detektif.
Terlihat trio detektif membantu Jessie untuk menyiapkan acara
pertunangan jessie.
Bagian 9:
Tempat: tepi pantai. Waktu: pagi. Karakter: mang kosim
Mangkosim terlihat lari sambil berteriak. Lalu mengabarkan bahwa
Jessie diculik. Mendengar itu om bram pun pingsan dan momon
dengan sigap menopang tubuhnya.
Bagian 10:
Tempat: penginapan. Waktu: pagi. Karakter : om bram,
Tessa ,Momon dan Bams.
Om bram terlihat siuman dan memanggil nama Jessie. Bams pun
menenangkan om bram dan berjanji akan menemukan Jessie .
Bagian 11:
Tempat: rumah rambo. Waktu: siang. Karakter: rambo.
Terlihat Tambo mengasah pisau dagingnya. Setelah selesai
mengasah Rambo melangkah mendekati korban yang ingin iya
potong-potong. Rambo melayangkan tebasannya dan pisau itu
berlumuran darah. Seseorang masuk dalam ruangan itu tanpa
permisi yang tak lain adalah om bram. Om bram sangat terkejut
melihat pisau yang Rambo genggam penuh darah. Om bram
hampir pingsan, tessa berusaha menyangga agar om bram tidak
jatuh. Rambo terkejut melihat orang-orang mendatanginya. Lalu
Bams menceritakan bahwa dugaan penculikan Jessie. Rambopun
meluruskan kesalahpahaman yang menuduhnya dan darah yang
ada dipisaunya adalah darah Ayam, bukan darah Jessie.
Bagian 12:
Tempat: Penginapan. Waktu: siang karakter : Trio detektif
Terlihat Trio detektif mengumpulkan bukti-bukti yang sudah
Momon catat.
Bagian 13:
Tempat: penginapan waktu: siang. Karakter: Trio detektif
Bams memberitahu temannya untuk mencari sendal Jessie. Yang di
kritik oleh Tessa yang mengatakan bahwa itu hanya membuang-
buang waktu. Tapi Bams mengatakan bahwa poin pentingnya
adalah sendal jepit jessie.
Bagian 14:
Tempat: pinggir pantai waktu: siang. Karakter: Trio detektif, pak
bram, pak kades.
Bams menjekaskna bahwa Jessie tidak diculik melainkan sengaja
kabur kepada Om bram, dan pak kades.

Bagian 15:
Tempat: jembatan Cinta waktu: Sore karakter: Trio detektif, pak
kades, om bram dan jessie.
Sesampainya dijembatan cinta trio detektif dan rombongan lainnya
memarkirkan sepedanya untuk berjalan menuju pinggir laut tempat
jessie berada. Setibanya di sana Om Bram langsung memeluk
anaknya dan mengatakan bahwa dia akan membatalkan
pertunangan anaknya jika Jessi tidak mau bertunangan.
Bagian 16:
Tempat: dermaga. Waktu: sore. Karakter: Bams, Tessa, Om bram,
Momon dan Jessie.
Sore itu terlihat detektif TBS, Jessie dan om Bram berdiri di dekat
dermaga untuk menyambut kedatangan calon tunangan Jessie yang
akan ditolak. Orang yang pertama mereka lihat adalah pasangan
berumur dengan setelan resmi. Om bram pun menjabat tangan
keduanya. Om bram pun bertanya tentang Calon tunangan jessie.
Dan orang itu menunjuk pemuda yang baru keluar dari kapal.
Melihat pemuda itu jessie pun meminta izin ke papinya untu balik
ke kamar karena mau berdandan. Om bram kaget dan Jessie
langsung mengatakan bahwa Jessie mau tunangan.

c. Latar

Latar Kutipan
Latar waktu :
Sore “kalimat serangan itu keluar dari mulut
peserta rapat osis di sebuah sore”.

“Dan pagi ini eksistensi mading sukses


Pagi diacak-acak oleh oknum tertentu”

Malam “eh tessa. Sori gue datang malam-


malam.”

1. Latar tempat
Taman belakang sekolah “tessa memang sengaja tidak pulang ke
rumah agar bisa menyelesaikan
membaca novel itu, dia ingin
menamatkannya di taman belakang
sekolah”.

Kantin sekolah “Sesuai kesepakatan hari ini mereka


akan melakukan penyelidikan di kantin
sekolah”
Kira-kira siapa yah pelakunya? ucap
tessa retoris, menatap hampa
segerombolan siswa SMA yang dahaga
akan gorengan”.

Lapangan basket Suara derap langkah silih berganti


menyemarakkan lapangan basket.

Ruang osis Ruang osisi terlihat cukup ramai, tetapi


suram

Ruang kelas Bams duduk di bangku kelasnya,


menhamparkan tiga surat cinta berantai
untuk mila di mejanya.
Di perjalanan “jadi alangkah baiknya jika bapak
Kasim focus mengemudi biar kita cepet
ke Muara Angkenya”.

Di rumah “tessa membenahi kacamatanya,


beranjak dari kursinya, dan membuka
pintu kamarnya”.

Di kapal “tessa, momon, dan bams memilih


duduk di atap kapal untuk menikmati
laut dan udara”

Di jembatan “kira-kira, panjang jembatan ini berapa


meter ya, mang? Tanya tessa:.

3. Unsur-unsur cerita
a. Judul
Judul novelnya yaitu “detektif sekolah”. Novel ini adalah karya dari
Dimas Abi.
b. Sudut pandang
pada novel “detektif sekolah” yaitu sudut pandang orang ketiga.
Kutipan: Bams adalah seorang pelajar biasa yang terlalu kritis
sehingga tidak mendapat posisi strategis apa pun dalam kepanitaan,
Cuma anggota tim keamanan. “kita bikin pensi ini sebagai rangkaian
kegiatan sehingga kita bisa dapetin banyak sponsor. Ngga usah pake
cara primitive dengan minta-minta di pinggir jalan” lanjutnya. Sang
ketupat hanya menjawabnya dengan satu kata “ribet”.
Kutipan : “Novel ini keren banget!” mata Tessa berbinar-binar seperti
menemukan harta karun.
Kutipan: waktu kelas satu, dia melamar untuk posisis center, yang
bertugas menyerang dan bertahan di daerah dekat ring. Hal ini sangat
cocok dengan badannya yang sebesar Gorilla
Ragunan. Sayangnya, Momon jatuh pingsan setelah lari satu putaran.
c. Gaya

Gaya bahasa anak Jakarta

“itu yang ada dipikiran gue sekarang, Tess”.


“gimana kalian dapat info apa aja nih?”
d. Simbolisme
“Hingga tampaklah sesosok Gorilla, ehm Momon.”
e. Ironi
" Cocok aja kalau misalnya ternyata admirer si Mila itu tampan. Kan
Mila cantik".

B. Pembahasan
1. Tema
a. Tema percintaan

Dalam novel Detektif Sekolah terdapat tema percintaan. Terlihat


dalam kutipan berikut yang dikatakan Anto: “intinya, apakah mila mau jadi pacar
saya?”. Kutipan tersebut menunjukkan Anto meminta Mila untuk jadi pacarnya.
Hubungan Percintaan juga terlihat pada perasaan Momon kepada Jessie yang
terlihat pada kutipan berikut: “bagi Momon ini adalah momen sempurna. Liburan,
pulau tidung yang indah, ditambah Jessie" kutipan tersebut menunjukkan
bagaimana bahagianya Momon disaat liburan karena bertemu dengan Jessie.

b. Tema persahabatan

Dalam novel Detektif Sekolah terdapat tema persahabatan


yang tercermin dalam hubungan keakraban antara Tessa, Bams, dan
Momon, yang terlihat dalam kutipan berikut: "Mon senyum dong.
Inget kita ini lagi liburan alias vacation”
"Iya Mon. Cemberut bisa mempercepat kerutan-kerutan kulit wajah.
Kamu mau berwajah tua diusia belasan? Tambah Tessa.”

Kutipan tersebut menunjukkan bagaimana hubungan


pertemanan antara Tessa, Bams, dan Momon. Di mana Bams dan Tessa
berusaha membujuk Momon agar tidak cemberut lagi. Apa lagi mereka
bertiga sedang liburan yang seharusnya mereka lakukan dengan
bersenang-senang bukan malah cemberut.

2. Fakta-fakta cerita
a. Tokoh dan penokohan
1) Tessa

Dalam novel Detektif sekolah Tessa digambarkan sebagai


gadis yang baik dan juga pintar hal ini terbukti pada ungkapan
berikut: “ngelihat lo yang tiap hari gaul ama buku-buku, dan juga
nilai rapor lo yang di atas rata-rata, menurut gue ngga susah untuk
memeriksa gorengan mana yang cocok dengan noda minyak di
surat itu”

Kutipan di atas membuktikan bahwa Tessa adalah gadis


yang pintar. Yang di mana Tessa disuruh oleh Bams untuk menguji
di lab noda minyak mana yang cocok di surat itu. Kalau Tessa tidak
pintar tidak mungkin Bams menyuruh Tesaa untuk melakukannya.

2) Bambang (bams)
Bams dalam novel Sayap Anjing digambarkan sebagai anak yang
baik dan juga kritis, terbukti pada Kutipan berikut: “ kita bikin
pensi ini sebagai rangkaian kegiatan sehingga kita bisa dapetin
banyak sponsor. Ngga usah pake cara primitif dengan minta-minta
di pinggir jalan.”
Kutipan di atas membuktikan bahwa Bambang adalah anak yang
kritis karena Bams berfikir secara cerdas, dan relevan dengan
segala permasalahan yang sedang mereka dihadapi.

3) Momon

Momon dalam novel Sayap Anjing digambarkan sebagai anak yang


lucu dan juga sabar terbukti pada ungkapan berikut : “Mon, tolong
ambilin bolanya!” “Mon, itu air minumnya ada yang tumpah,
bersihin gih! Mon, beliin makanan ya! Jadi, pas kita-kita udah
selesai maen, biar bisa langsung makan”

Kutipan di atas membuktikan bagaimana sabarnya Momon


ketika disuruh-suruh oleh teman basketnya tapi Momon tidak
membantah maupun memarahi temannya.
4) Mila
Dalam Novel sayap anjing sosok mila digambarkan sebagai
gadis cantik yang tidak malu membantu orang tuanya berjualan
ikan di pasar. Hal ini terbukti pada ungkapan "Tapi aku cuma anak
penjual ikan di pasar. Aku ngga bersih seperti teman-teman yang
lain, aku bau amis"
5) Jessie
Jessie dalan novel sayap anjing digambarkan sebagai gadis culung
yang disukai oleh Momon dan juga gadis yang penurut terbukti
ketika Momon mengajaknya berfoto melakukan gaya pada masa
Leonardo De Caprio dalam film titanic tapi dia tidak keberatan
melakukannya. Dan juga ketika ingin dijodohkan oleh Papanya
jessie pun tidak menolak. Hal ini terbukti pada ungkapan berikut:
Dan mungkin saatnya sekarang untuk membalas kebaikan papi."
6) Om Bram (Ayah Jessie)
Dalam novel Detektif Sekolah Om Bram digambarkan sebgai
Ayah yang sangat menyayangi anaknya. Hal ini dibuktikan pada
ungkapannya “Jessie saying, kenapa kamu kabur? Papi sangat
khawatir”. Ungkapan tersebut membuktikan bagaimana
khawatirnya Om Bram ketika Jessie kabur.
7) Pak Tomi
Dalam novel Detektif Sekolah Pak tomi digambarkan sebagai
orang sombong yang selalu mengumbar apa yang iya punya. Hal
ini terbukti pada ungkapannya: "sudah memilih sepedanya? Bagus-
baguskan sepedanya? Jelas saya membeli semua dengan harga
yang mahal, sebagian saya datangkan dari luar negeri”
Kutipan tersebut membuktikan bagaimana sombongnya Pak Tomi
yang menceritakan tentang sepeda yang mahal dan didatangkan
dari luar negeri padahal tidak ada yang bertanya.
8) Rambo
Dalam novel Detektif sekolah Rambo digambarkan sebagai orang
yang pemarah hal itu terbukti pada ungkapan berikut: "Pokoknya,
gue ngga terima! Ngga ada yang berani ngehina masakan gue!
Orang yang berani ngehina masakan gue dipastikan mengalami
luka dalam! "

9) Marko
Marko dalam novel Detektif Sekolah digambarkan sebagai
ketua osis yang memiliki kepintaran dibawah rata-rata hal itu
terbukti pada percakapan antara Bams dan dirinya.
“Bams: konsepnya gimana?. Marko : konsepnya…yah lomba
nyanyi dangdut! Jadi ada beberapa peserta dan kita lombakan.
Namanya juga lomba. Bams: gue cukup tahu defenisi lomba tanpa
melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yang gue maksud adalah
apa yang lo mau jual dari kegiatan ini?. Marko: benar juga lo,
Bams. Apa ya?”
Dalam percakapan di atas membuktikan bahwa Bams lebih bisa
jadi Ketua Osis dibanding Marko.
10) Ketupat
Ketupat dalam novel Detektif Sekolah digambarkan sebagai
orang yang tidak menghargai pendapat orang lain. Hal ini
terbukti ketika Bams memberikan usulan yang Bagus tapi ditolak
oleh sang ketupat dengan satu kata "ribet".

b. Alur
Alur dalam novel Detektif Sekolah yaitu alur maju. Alur novel
Detektif Sekolah terdiri dari 3 bagian. Alur Detektif sekolah dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Perkenalan tokoh

Bagian 1:

Tempat: Ruang osis. Waktu: Sore. Kelompok karakter: Bams,


ketupat dan anggota osis lainnya.

Bams memberikan solusi terkait dengan permasalahan yang


dibicarakan dalam rapat

Bagian 2:

Tempat: Lapangan basket. Waktu: sore. Kelompok karakter :


Momon dan anak basket.

Momon mendapat perintah bertubi-tubi dari anak-anak basket.

Bagian 3:

Tempat: taman belakang sekolah. Waktu: sore. Kelompok


Karakter: Tessa.

Tessa terlihat senang setelah selesai membaca novel tentang


detektif.
2) Case 1

Bagian 1:

Tempat: Sekolah . Waktu: Pagi. Kelompok karakter: Tessa dan


anak-anak osis.

Tessa dan anak-anak osis terlihat terkejut ketika melihat


pengumuman di mading sekolah.

Bagian 2:

Tempat: Taman belakang sekolah. Waktu: Pagi. Kelompok


karakter: Tessa dan Bams

Terlihat Tessa mencegat Bams dan mempertanyakan perihal


maksud Bams membuat pengumuman yang menutupi papan
mading.

Bagian 3:

Tempat: Taman belakang sekolah. Waktu:Pagi kelompok karakter:


Tesaa dan Momon

Terlihat Tesaa dan Momon duduk berdua di taman belakang


sekolah untuk menanti klien.

Tempat: taman belakang sekola. Waktu: Pagi. Kelompok karakter:


Mila, Tesaa, dan Momon.

Terlihat Mila menjelaskan surat Cinta berantai dari orang yang


tidak dikenal kepada Tessa dan Momon.

Bagian 4:

Tempat: taman belakang sekolah. Waktu: Pagi. Kelompok


karakter: Tessa, Bams, dan Momon.
Terlihat Tessa memotong percakapan antara Bams dan Momon
yang tidak berhubungan dengan persiapan penyelidikan.

Bagian 5:

Tempat: kantin. Waktu: Siang. Kelompok karakter : Tessa, Bams,


dan Momon.

Terlihat Tessa, Bams, dan momon mengamati siapa saja yang


membeli gorengan.

Bagian 6:

Tempat: lapangan basket. Waktu: Siang. Kelompok karakter:


Momon

Terlihat Momon yang berjalan melewati lapangan basket.

Bagian 7:

Tempat: ruang osis. Waktu: siang. Kelompok karakter: anak-anak


osis

Anak-anak osis terlihat muram karena pensi yang sudah mereka


rencanakan tidak berjalan dengan lancar.

Bagian 8:

Tempat: Taman Belakang sekolah. Waktu: siang. Kelompok


karakter: Bams dan Momon.

Bams dan Momon saling curhat mengapa mereka keluar dari Osis
dan Tim Basket.

Bagian 9:

Tempat: Sekolah . Waktu: pagi. Kelompok karakter : Joko dan


Bams.
Terlihat Bams memanggil Joko untuk bertanya mengenai benar
atau tidak Joko menjamin suplai lolipop Momon sampai lulus.

Bagian 10:

Tempat: sekolah Waktu: pagi kelompok karakter: Tessa, momon,


Bams, dan mila

Tessa terlihat senang karena sudah mendapat hasil laboratorium.


Ketika Tesaa, Momon, dan Bams, sedang mendiskusikan tentang
hasil uang mereka dapatkan. Disisi lain terlihat mila yang sedang
mengamati mereka. Lalu mereka mengejar mila dan berdiskusi
tentang perkembangan kasusnya tapi ternyata hasil yang mereka
dapatkan nol karena noda minyak yang Tessa analissa di
laboratorium adalah noda bekas tangan Mila bukan dari si
pengirim surat Cinta.

Bagian 10:

Tempat: Sekolah. Waktu: Minggu pagi. Karakter: Tessa, Momon,


dan Bams.

Tessa, Bams, dan Momon terlihat memantau kelas Mila untuk


mengetahui siapa sebenarnya yang mengirim surat Cinta itu.

Bagian 11:

Tempat: kelas Bams. Waktu: Siang karakter: Bams dan Marko.

Bams terlihat duduk di bangku kelasnya, menghamparkan surat


Cinta berantai Mila. Lalu datanglah Marko si ketua osis untuk
minta maaf dan menyuruh Bams balik ke Osis.

Bagian 12:

Tempat: kantin sekolah. Waktu: siang. Karakter: Bams, Tessa, dan


Momon.
Terlihat Tessa, Bams, dan Momon yang duduk di kantindan.

Bagian 11:

Tempat: kelas Mila dan Jessie waktu:siang karakter: Momon dan


Jessie.

Terlihat Momon yang berjalan menuju kelas Mila untuk


melanjutkan penyelidikan. Momon melihat gadis yang menurutnya
bisa dia ajak kerja sama. Gadis itu adalah jessie.

Bagian: 12

Tempat: kantin sekolah. Waktu: siang. Karakter: Bams dan Anto.

Di kantin terlihat Bams dan Anto sedang berdiskusi. Bams


bertanya kepada Anto tentang Mila.

Bagian 13:

Tempat: Di belakang taman sekolah . Waktu: Siang. Karakter:


Bams, Tessa, dan Momon.

Tessa, Bams, dan momon terlihat berkumpul di taman belakang


sekolah untuk membicarakan apa saja yang mereka dapat setelah
tentang Mila.

Bagian: 14:

Tempat: di perjalanan. Waktu: Siang. Karakter: Bams, Tessa,


Momon, dan pak kasim sopir Tessa.

Tessa, Momon, dan Bams mengira perjalanan ke Muara angke


akan menyenangkan tapi Pak kasim membuatnya menjadi suram
karena tidak tahu jalannya dan tidak sengaja nyerempet motor
polisi.

Bagian 15:
Tempat: Muara angke. waktu: siang. Karakter: Tessa, Momon, dan
Bams.

Terlihat Tessa Marah kepada Bams karena tiba-tiba ingin


menghentikan semua penyelidikan yang menurut Bams sudah
selesai tapi menurut Tessa belum selesai.Momon juga terlihat
kecewa kepada Bams. Perdebatan itu terdengar oleh Mila yang
juga kecewa karena mendengar Bams ingin menghentikan
penyelidikannya. Mila menanyakan tentang penyelidikan dan
dijawab oleh Bams bahwa penyelidikan ini sudah selesai.
Mendengar ucapan Bams Mila berlari meninggalkan Detektif TBS
dengan kecewa begitupun Tessa yang matanya mulai berkaca-kaca.

Bagian 16:

Tempat: Rumah Tessa. Waktu: Malam. Karakter: Bams dan Tessa.

Pada malam hari Bams berkunjung ke rumah Tessa untuk


menjelaskan alasannya mengapa iya menghentikan kasus
penyelidikan. Hal itu diterima oleh Tessa.

Bagian 17:

Tempat: pasar muara angke. Waktu: pagi. Karakter: Anto, Mila,


Bams, Momon, dan Tessa.

Terlihat detektif TBS memantau Mila dari jauh. Mereka melihat 5


bajaj yang masuk ke area pasar. Mila terkejut dan berfikir bahwa
keluarganya tidak pernah berhutang kepada orang. Lalu turunlah
seorang laki-laki yang dikenal oleh Mila yang tak lain adalah Anto.
Saat itu juga Anto menembak Mila untuk jadi pacarnya. Mila pun
menerima Anto untuk jadi pacarnya. Detektif TBS juga terlihat
senang dan mendatangi Mila dan Anto untuk mengucapkan
selamat.
Bagian 18:

Tempat: lapangan basket. Waktu: siang. Karakter: Bams, Tessa,


dan Momon.

Bams memberikan kejutan kepada Momon yaitu mengajak momon


untuk main basket. Momon terlihat sangat senang. Tessa juga ikut
senang melihat sahabatnya senang.

3) Case 2:

Bagian 1:

Tempat: kapal. Waktu: pagi. Karakter: Mila, Bams, Tessa, dan


Momon.

Detektif TBS terlihat senang karena dihadiahi oleh Mila liburan ke


pulau tidung. Pagi-pagi sekali mereka berdiri bersama puluhan
penumpang kapal untuk menunggu kapal penyeberangan Muara
Angke-Pulau Tidung. Sebelum naik kapal mereka bertiga tidak
lupa berterimakasih kepada Mila lalu pamit untuk pergi.

Bagian 2:

Tempat: di pulau tidung. Waktu: siang. Karakter: Bams, Tessa,


Momon, dan Jessie.

Sampai di pulau tidung, Momon, Bams, dan Tessa mencari sosok


pak Tomi yang akhirnya ketemu. Mereka pun berjalan untuk
mengapa pak Tomi. Lalu Momon melihat sosok gadis yang
dikenalnya. Dia adalah Jessie gadis culun yang disukai Momon.
Momon memanggil Jessie, Jessie berlari menuju Momon.

Bagian 3:

Tempat: pulau tidung Waktu: Siang. Karakter : Bams, Tessa,


Jessie, dan Momon
Trio detektif terlihat memilih sepeda untuk mereka pakai
mengelilingi pulau tidung. Tak lupa pula Momon mengajak Jessie
untuk pergi bersama.

Bagian 3:

Tempat : jembatan Cinta. Waktu: siang. Karakter : Tessa, Bams,


Momon, Mang Kosim, dan Jessie.

Mang Kosim terlihat menemani dan menjelaskan tentang Jembatan


Cinta kepada Momon, jessie, Tessa, dan Bams.

Bagian 4:

Tempat: jembatan cinta. Waktu: siang. Karakter: Momon dan


Jessie.

Terlihat Momon berbincang dengan Jessie. Dipercakapan mereka


terjadilah curhatan Jessie yang ingin dijodohkan oleh papanya.
Momon mendengar itu langsung sedih dan pamit untuk kembali ke
penginapan.

Bagian 5:

Tempat: penginapan. Waktu: Siang. Karakter: Tessa, Jessie.

Terlihat Tessa menenangkan jessie yang sedang khawatir kepada


Momon karena tidak keluar-keluar dari kamar.

Bagian 6:

Tempat: penginapan. Waktu: Siang. Karakter: Bams, Tessa, dan


Momon.

Setelah satu jam memendam kesedihan dalam kamar penginapan


akhirnya Momon pun keluar. Terlihat Tessa dan Bams menyambut
Momon. Tapi muka Momon masih terlihat sedih. Tessa dan Bams
menghibur Momon.

Bagian 7:

Tempat: Penginapan. Waktu: Siang. Karakter: Rambo, mang


kosim, Tessa, Bams, dan Momon.

Terlihat Rambo marah karena ada yang mempertanyakan


masakannya yang dimaknai lain oleh rambo. Rambo merasa
masakannya dihina. Ia pun mengacungkan pisau ke arah lawan
bicaranya. Lalu datanglah trio detektif yang juga panik melihat
adegan itu. Untung saja Bams memiliki ide yaitu masuk dalam
pembicaraan lalu mengatakan bahwa masakan Tambo itu sangat
enak.

Bagian 8:

Tempat: tepi pantai. Waktu: pagi. Karakter: Jessie dan trio detektif.

Terlihat trio detektif membantu Jessie untuk menyiapkan acara


pertunangan jessie.

Bagian 9:

Tempat: tepi pantai. Waktu: pagi. Karakter: mang kosim

Mangkosim terlihat lari sambil berteriak. Lalu mengabarkan bahwa


Jessie diculik. Mendengar itu om bram pun pingsan dan momon
dengan sigap menopang tubuhnya.

Bagian 10:

Tempat: penginapan. Waktu: pagi. Karakter : om bram,


Tessa ,Momon dan Bams.
Om bram terlihat siuman dan memanggil nama Jessie. Bams pun
menenangkan om bram dan berjanji akan menemukan Jessie .

Bagian 11:

Tempat: rumah rambo. Waktu: siang. Karakter: rambo.

“Terlihat Tambo mengasah pisau dagingnya. Setelah selesai


mengasah Rambo melangkah mendekati korban yang ingin iya
potong-potong. Rambo melayangkan tebasannya dan pisau itu
berlumuran darah. Seseorang masuk dalam ruangan itu tanpa
permisi yang tak lain adalah om bram. Om bram sangat terkejut
melihat pisau yang Rambo genggam penuh darah. Om bram
hampir pingsan, tessa berusaha menyangga agar om bram tidak
jatuh. Rambo terkejut melihat orang-orang mendatanginya. Lalu
Bams menceritakan bahwa dugaan penculikan Jessie. Rambopun
meluruskan kesalahpahaman yang menuduhnya dan darah yang
ada dipisaunya adalah darah Ayam, bukan darah Jessie”.

Bagian 12:

Tempat: Penginapan. Waktu: siang karakter : Trio detektif

“Terlihat Trio detektif mengumpulkan bukti-bukti yang sudah


Momon catat”.

Bagian 13:

Tempat: penginapan waktu: siang. Karakter: Trio detektif

“Bams memberitahu temannya untuk mencari sendal Jessie. Yang


di kritik oleh Tessa yang mengatakan bahwa itu hanya membuang-
buang waktu. Tapi Bams mengatakan bahwa poin pentingnya
adalah sendal jepit Jessie”.
Bagian 14:

Tempat: pinggir pantai waktu: siang. Karakter: Trio detektif, pak


bram, pak kades.

“Bams menjekaskna bahwa Jessie tidak diculik melainkan sengaja


kabur kepada Om bram, dan pak kades”.

Bagian 15:

Tempat: jembatan Cinta waktu: Sore karakter: Trio detektif, pak


kades, om bram dan jessie.

“Sesampainya dijembatan cinta trio detektif dan rombongan


lainnya memarkirkan sepedanya untuk berjalan menuju pinggir
laut tempat jessie berada. Setibanya di sana Om Bram langsung
memeluk anaknya dan mengatakan bahwa dia akan membatalkan
pertunangan anaknya jika Jessi tidak mau bertunangan”.

Bagian 16:

Tempat: dermaga. Waktu: sore. Karakter: Bams, Tessa, Om bram,


Momon dan Jessie.

“Sore itu terlihat detektif TBS, Jessie dan om Bram berdiri di dekat
dermaga untuk menyambut kedatangan calon tunangan Jessie yang
akan ditolak. Orang yang pertama mereka lihat adalah pasangan
berumur dengan setelan resmi. Om bram pun menjabat tangan
keduanya. Om bram pun bertanya tentang Calon tunangan jessie.
Dan orang itu menunjuk pemuda yang baru keluar dari kapal.
Melihat pemuda itu jessie pun meminta izin ke papinya untu balik
ke kamar karena mau berdandan. Om bram kaget dan Jessie
langsung mengatakan bahwa Jessie mau tunangan.”

Alur Dalam Novel Detektif Sekolah adalah Alur Maju karena jalan
ceritanya berurutan dari awal sampai akhir cerita.
3. Unsur-unsur cerita
1. Judul
Judul novel yaitu “Detetktif sekolah” . detektif sekolah merupakan
karya dari Dimas Abi yang menceritakan tentang Tiga anak SMA
yang tergabung dalam kelompok Detektif Sekolah. Pengarang
memberikan judul “Detektif Sekolah” dengan tujuan agar menarik
para pembaca. Ketika kita mendengar judul tersebut maka secara
otomatis kita akan penasaran untuk membacanya. Mengapa harus
Detektif Sekolah? Mengapa ada yang namanya Detektif sekolah?
Mengapa tidak yang lain?. Judul “detektif sekolah” diambil karena
di dalam cerita banyak berhubungan tentang penyelidikan yang
dilakukan tiga Detektif yang masih anak SMA.
2. Sudut pandang
Novel “detektif sekolah” menggunakan sudut pandang orang
ketiga. Dari sudut pandang ini pengarang dapat menceritakan apa
saja hal-hal yang menyangkut tokoh,
Seperti pada kutipan berikut:
Kutipan: Bams adalah seorang pelajar biasa yang terlalu kritis
sehingga tidak mendapat posisi strategis apa pun dalam kepanitaan,
Cuma anggota tim keamanan. “kita bikin pensi ini sebagai
rangkaian kegiatan sehingga kita bisa dapetin banyak sponsor.
Ngga usah pake cara primitive dengan minta-minta di pinggir
jalan” lanjutnya. Sang ketupat hanya menjawabnya dengan satu
kata “ribet”.
Kutipan : “Novel ini keren banget!” mata Tessa berbinar-binar
seperti menemukan harta karun.
Kutipan: waktu kelas satu, dia melamar untuk posisis center, yang
bertugas menyerang dan bertahan di daerah dekat ring. Hal ini
sangat cocok dengan badannya yang sebesar Gorilla Ragunan.
Sayangnya, Momon jatuh pingsan setelah lari satu putaran.
Dalam kutipan di atas dapat dilihat bahwa pengarang
mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan.
Pengarang bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam
lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah dari tokoh Bams, ke
tokoh Tessa dan sebagainya.

Jadi sudut pandang dalam Novel Detektif Sekolah adalah sudut


pandang orang ketiga serba tahu.

3. Gaya

Gaya bahasa dalam novel Detektif sekolah tergolong bahasa yang


muda dipahami. Adapun gaya bahasa dalam novel banyak
didominasi oleh gaya bahasa gaul anak Jakarta, seperti terlihat
dalam kutipan berikut:

“itu yang ada dipikiran gue sekarang, Tess”. Kutipan tersebut


menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan Bams adalah bukan
bahasa Indonesia resmi. Seperti kata “gue” yang seharusnya “aku”.

4. Simbolisme
Dalam novel Detektif Sekolah terdapat simbolisme pada kutipan
“Hingga tampaklah sesosok gorilla,ehm Momon”
Kutipan di atas adalah simbolisme yang di mana penulis
menyamakan Momon dengan seekor serigala karena Momon
berbadan gemuk.
5. Ironi
Dalam novel Detektif sekolah terdapat Ironi seperti pada kutipan
berikut: "cocok aja kalo misalnya ternyata admirer si Mila itu
tampan. Kan Mila cantik". Kutipan tersebut menunjukkan
persamaan fisik antara Mila dan cowok yang dimaksud. Dalam
realita kehidupan di masyarakat hal itu sudah biasa terjadi. Di
mana masyarakat perpendapat bahwa gadis cantik pasangannya
pria tampan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan dalam Novel
Detektif Sekolah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis struktural
novel Detektif Sekolah karya Dimas Abi memiliki dua tema yaitu tentang
persahabatan Tiga detektif sekolah yang awalnya hanya menjadi rekan biasa dan
tema percintaan.
Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam Novel Detektif Sekolah yaitu
tokoh utama yakni Tessa, Bams, dan Momon (tiga detektif). Latar yang tersajikan
dalam novel Sayap Anjing menggunakan latar waktu dan latar tempat. Alur dalam
novel Detektif Sekolah yaitu alur maju karena jalan cerita berurutan mulai dari
awal sampai akhir cerita
Sudut pandang dalam novel Sayap Anjing yaitu sudut pandang orang ketiga.
Gaya bahasa yang mendominasi Detektif sekolah yaitu Gaya bahasa anak Jakarta.
Dalam Novel Detektif Sekolah juga terdapat simbolisem dan Ironi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berkenaan dengan penelitian
terhadap Novel Detektif Sekolah dengan pendekatan Strukturalisme yaitu sebagai
berikut:
1. Peneliti berharap agar penelitian ini mampu memberikan semangat
baru bagi peneliti selanjutnya untuk turut mengembangkan analisis
terhadap karya sastra yang berbeda.
2. Novel Detektif Sekolah masih menarik untuk diteliti dari berbagai
kajian karena peneliti yakin masih banyak permasalaahan yang belum
terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Amal dan Harifin H. (2018). Representasi Generasi Pada Novel Taman
sunyi sekala karya Aida Vyasa. Retrieved juli 16, 2019, from http://osf.io/
preprints/inarxiv/yq523/.
hasansadili. (2009, Oktober 3). Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para
Ahli. Diambil 8 April 2019, dari Asem Manis website:
https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-
umum-dan-menurut-para-ahli/
Istiaisyah. (2013, Februari 26). Sastra Indonesia: Teori Sastra Strukturalisme.
Diambil 24 April 2019, dari Sastra Indonesia website:
http://iissitiaisyahinfo.blogspot.com/2013/02/teori-sastra-
strukturalisme.html
Kurniawan, A. (2019, April 5). Sastra : Pengertian, Sejarah, Jenis, Fungsi, Ciri
Dan Unsur Sastra. Diambil 22 April 2019, dari GuruPendidikan.Com
website: https://www.gurupendidikan.co.id/sastra/
Prawiro, M. (2018, November 21). Pengertian NOVEL adalah: Ciri-Ciri, Unsur,
Struktur, dan Jenis Novel. Diambil 18 Juli 2019, dari Pengertian dan
Definisi Istilah website:
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-novel.html
SARININGSIH, S. (2011). ADAPTASI FILM KE NOVEL BROWNIES:
ANALISIS STRUKTURALISME ROBERT STANTON (Other,
UNIVERSITAS SEBELAS MARET). Diambil dari
https://eprints.uns.ac.id/8966/

Anda mungkin juga menyukai