Kelompok 2 Kep Anak (Konsep Imunisasi Dan Konsep Atraumatic Pada Anak) Edit 2
Kelompok 2 Kep Anak (Konsep Imunisasi Dan Konsep Atraumatic Pada Anak) Edit 2
DISUSUN OLEH :
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik
maupun saran yang membangun agar kedepannya kami dapat memberikan makalah yang lebih
baik lagi.
Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan..................................................................................................................................
3.2.Saran............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal
terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit.
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG,
DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia.
Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
2.4 JENIS-JENIS IMUNISASI PADA ANAK
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang
merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
A. Imunisai aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan (vaksin) agar
nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya.
Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak.
B. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara pemberian
zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta)
atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah
yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis
antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya
antibodi terhadap campak.
2.5 JADWAL IMUNISASI PADA ANAK SESUAI DENGAN USIA
Vaksin hepatitis B (HB)terbaikdiberikandalamwaktu 12 jam setelahbayilahir.
Apabiladiberikanvaksin HB kombinasidenganDTPw, makajadwalpemberian di usia
2, 3, dan 4 bulan.
Vaksin poliodiberikansecara oral pertama kali
setelahbayilahiratausebelumbayidibawapulangdaritempatbersalin. Vaksin polio
selanjutnyasaatbayiberusia 2, 3, dan 4 bulanbisaberupavaksin oral maupunsuntik.
Namun, disarankansetidaknyamendapatkan 1 kali polio suntik.
Vaksindifteri, tetanus, danpertusis (DTP)pertamadiberikan paling cepatusia 6
minggu. Dapatdiberikanbersamaandenganvaksin polio, HB, danHib di usia 2,3,dan 4
bulan. Untukanakusialebihdari 7 tahunvaksin yang diberikanadalah Td/Tdap.
Vaksin BCGdiberikansebelumbayiberusia 3 bulan. Apabilabayiberusialebihdari 3
bulandianjurkanuntukmelakukanujituberkulindahulusebelumvaksinasi BCG.
Vaksin pneumonia (PCV)diberikandalam 3 kali dosisdasardan 1 kali dosisbooster.
Padaanakusia di bawah 1 tahundiberikanpadausia 2, 4 dan 6 bulan.
Selanjutnyabooster diberikansetelahusai 1 tahun.
Vaksin rotavirus monovalendiberikan 2 kali, dosispertamadiberikansaatusia 6-14
minggudandosiskeduadiberikan minimal 4 mingguberikutnya.
Maksimalpemberiandosiskeduapadausia 24 minggu. Untuk, vaksin rotavirus
pentavalendiberikansebanyak 3 kali. Dosispertamadiberikanpadausia 6-14 minggu,
dosiskeduadanketigadiberikandengan interval 4-10 minggu. Batas akhirpemberian di
usia 32 minggu.
Vaksin influenzadiberikansetelahusia 6 bulandandilakukanpengulangansetiaptahun.
Vaksin MRmasukdalamjadwalimunisasirutindandiberikanpadaanakusia 9 bulan, 18
bulan, dankelas 1 SD/sederajatmenggantikanimunisasiCampak.
Vaksin HPVdiberikanuntukremajausia 10-13 tahunsebanyak 2 dosisdengan interval
6-12 bulan.
Vaksin Japanese encephalitis (JE)diberikanmulaiusia 12
bulanpadadaerahendemisatauturis yang akanbepergiankedaerahendemis.
Vaksin variseladiberikansetelahusia 12 bulan, terbaikpadausiasebelummasuksekolah.
2.6 DEFINISI ATRAUMATIC CARE
Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personel,
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distres psikologis
dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan.
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan yang dapat
mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua.
2.7 TUJUAN ATRAUMATIC CARE
Atraumatic care sebagai asuhan terapeutik memiliki beberapa tujuan, yaitu:
Mencegah dan mengurangi stres fisik.
Mencegah dan mengurangi stres psikologis. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat
beberapa prinsip atraumatic care sebagai kerangka kerjanya
2.8 PRINSIP ATRAUMATIC CARE
Supartini (2014) menyatakan bahwa prinsip atraumatic care dibedakan menjadi empat,
yaitu: mencegah atau menurunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak dengan
menggunakan pendekatan family centered, meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan anaknya, mencegah atau meminimalkan cedera fisik maupun
psikologis (nyeri) serta memodifikasi lingkungan fisik ruang perawatan anak.
a) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan bagi keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti
kecemasan, ketakutan, dan kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat
proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak.
b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak
Perawat berperan penting dalam meningkatkan kemampuan orang tua dalam
merawat anaknya. Beberapa bukti ilmiah menunjukkan pentingnya keterlibatan orang
tua dalam perawatan anaknya di rumah sakit. Orang tuadipandang sebagai subjek
yang mempunyai potensi untuk melaksanakan perawatan pada anaknya.
c) Mencegah atau menurunkan cedera fisik maupun psikologis (nyeri)
Nyeri sering dihubungkan dengan rasa takut, cemas, dan stres. Mengurangi nyeri
merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses
pengurangan nyeri sering tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi melalui
teknik farmakologi dan teknik nonfarmakologi.
d) Modifikasi lingkungan fisik
Modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan,
perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang
dan merasa nyaman di lingkungannya.
2.9 INTERVENSI ATRAUMATIC CARE
Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan, memegang posisi kunci untuk
membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan perawatan anaknya di
rumah sakit karena perawat berada di samping pasien selama 24 jam dan fokus asuhan adalah
peningkatan kesehatan anak. Asuhan yang berpusat pada keluarga dan atraumatic care
merupakan falsafah utama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan anak. Oleh karena itu,
upaya dalam mengatasi masalah yang timbul baik pada anak maupun orang tuanya
selamadalam masa perawatan berfokus pada intervensi atraumatic care yang berlandaskan
pada prinsip atraumatic care (Supartini, 2014).
Intervensi menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Intervensi meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak
Intervensi mencegah atau menurunkan cedera fisik maupun psikologis (nyeri)
Intervensi modifikasi lingkungan fisik
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal
terhadap penyakit yang lain.Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit.
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia.Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian
rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam,
yaitu:imunisasiaktifdanimunisasipasif.
Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personel,
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distres psikologis
dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan.
Atraumatic care sebagai asuhan terapeutik memiliki tujuan, yaitu:Mencegah dan mengurangi
stres psikologis. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa prinsip atraumatic care
sebagai kerangka kerjanya.
3.2 SARAN
Semogadenganperantaraanjurnal kami
inikitalebihmengetahuipentingnyakonsepimunisasidankonsepatraumaticpadaanak.
DAFTAR PUSTAKA
Gunardi H, Kartasasmita C, Hadinegoro S, Satari H, Soedjatmiko S, Oswari H et al.
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
2017. Sari Pediatri. 2017;18(5):417.
Suroso, J., Soenarto, Y., Prabandari Y.S., Haryanti, F. 2015. Top ten caring needs of
emergency department patients in Banyumas, Central Java province, Indonesia ; patient’s
needs and cultural approach. International Journal of Research in Medical Science. 2015;
3(Suppl 1): S61-68. www.msjonline.org
Supartini. (2009). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Jurnal Ilmiah Bidang Keperawatan dan Kesehatan, Vol 1 No 2, November 2018
Triana, V. (2016). Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap pada Bayi Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10 No.2, 123–
135. Retrieved from http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.ph p/jkma/article/view/196
Maria, H., Sihotang, I., & Rahma, N. (2017). Faktor Penyebab Penurunan Kunjungan
Bayi Di Posyandu Puskesmas Langsat Pekanbaru Tahun 2016, 2(June), 168–177
Ikatan Dokter Anak Indonesia, "Jadwal Imunisasi 2017," 18 April 2017.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017. [Diakses 2017].