KAJIAN TEORI
A. Dampak Akreditasi
1. Pengertian Akreditasi
1
Jamal Ma‟mur Asmani, Tips Praktis Membangun dan Mengolah Administrasi
Sekolah, (Jogjakarta:Diva Press,2011) Cet.1,h.184
2
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara,
1998), h.256
29
30
3
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
StandarNasional Pendidikan
31
pendidikan tersebut.
5
Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah–Kementerian Pendidikan Nasional RI
6
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah (Jakarta: Direktorat
JenderalKelembagaan Agama Islam, 2005), h. 5-6.
32
dalam bermasyarakat.
sebagai berikut:
7
Anwar Arifin , Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
Undang Sisdiknas, (Depag RI, 2003), h. 118
33
berikut:
sekolah.
8
Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi SMA/MA – © 2017 BAN-S/M.
h. 9/13
9
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah, Op Cit, h. 22-23
34
berlaku.10
10
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 087/U/2002
Tentang Akreditasi Sekolah Pasal 16 dan Pasal 17
35
karena itu akreditasi muncul sebagai salah satu program yang sangat
menjadi 3 klasifikasi yaitu sangat baik (A), baik (B), dan cukup (C).
2. Tujuan Akreditasi
11
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan, Op Cit h.. 178
36
12
Depag RI, Pedoman Akreditasi Madrasah,Op Cit, h.7
13
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, Op Cit h. 260-261
37
sekolah/madrasah ialah:
14
Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah–Kementerian Pendidikan Nasional RI
15
Departemen Agama RI, Pedoman Akreditasi Madrasah. h. 6
38
16
Ibid
39
pendidikan di madrasah.
17
Depag RI, Op Cit h. 78
40
3. Prinsip-prinsip Akreditasi
Nasional Sekolah Madrasah atau BAN S/M, dan untuk visitasi sekolah
18
Mulyasa,Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya2007), h. 56
41
a. Objektif
b. Komprehensif
diseluruh Indonesia.
c. Adil
19
Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No. 087/U/2002, pasal.
2
20
Ibid h, 56
42
d. Transparan
disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
memerlukannya.
e. Akuntabilitas
S/M atau dasar kultur, keyakinan, sosial budaya dan tidak memandang
21
Ibid h.6
43
disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang
guru maka sangat mustahil siswa dapat mencapai kualitas hasil belajar
22
Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah, OP Cit h. 54
44
a. Standar Isi
23
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan (Bandung:Alfabet,2011), h. 49
24
Tuckman B.W., Evaluating Instructio nal Programs, 2Allyn, Newton, 1995, h. 228
45
25
Klein M.F. The Politics of Curriculum Centralizing the Curriculum, SUNYPress,
1991, Albany (AERA,EEPA, Vol.14, 1992), h. 89
46
b. Standar Proses
26
DepdiknasPedoman Umum PenyusunanSilabus Berbasis Kompetensi, (Jakarta
2004), h 45
47
mengarahkan kebijakan
kode etik, prilaku standar yang wajar dari siswa baik di sekolah dan
27
AERA, Educational Evaluation and Policy Analysis, The World’s NewPolotical
Economy is PoliticizingEducational Evaluation, No3,(Washington, 1991), h. 67
48
28
Eka Prihatin, OP Cit, h. 50
29
Mochtar Buchory, Notes on Educationin Indonesia, The Jakarta Post – TheAsia
Foundation,( Jakarta, 2000), h, 76
49
30
DepdiknasPedoman Umum PenyusunanSilabus Berbasis, Op Cit h. 56
50
tidak memiliki guru yang sesuai, kualitas calon guru, dan kualitas
31
Suparno Peningkatan Kualitas Pendidikan, (Jakarta: Grafindo, 2005), h. 15
32
Supriyoko, Pengembangan SistemPendidikan TenagaKependidikanAbad Ke-21,
(Jakarta: Amani 2002), h. 15
51
sistem promosi dan gaji bagi tenaga guru merupakan isu yang turut
33
Eka Prihatin, Op Cit.h. 42-44.
52
34
DepdiknasPedoman Umum PenyusunanSilabus Berbasis, OP Cit h. 87
53
air. Penetapan standar aspek ini perlu menata sistem pengadaan dan
f. Standar pengelolaan
35
Eka Prihatin, Op Cit h. 50
54
kebutuhan bersama.
36
Ouston J., dkk., OFSTED Inspection:The Early Experience., (David
FultonPublishers, London, 1996),
55
g. Standar Pembiayaan
37
Eka Prihatin, Op Cit. h. 67
38
Munawar, S. Politik Pendidikan:Membangun SDM dengan Peningkatan Kualitas
Pendidikan,(Jakarta: Grafindo, 2005), h. 117
56
dihitung dalam satuan unit cost per siswa, dan menutup pungutan
usia sekolah (7-15 tahun). UUD 1945 menjamin hak warga negara
39
DepdiknasPedoman Umum PenyusunanSilabus, 59
57
h. Standar Penilaian
40
Eka Prihatin, Op Cit. h. 44-50
41
Depdiknas ,Op cit, 2004, h. 45
58
42
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016
60
22/2016)
43
Ibid
61
berbasis kompetensi;
44
Ibid
62
siswa.
No. 20/2016)
sebagaimana dimaksud.
45
Ibid
64
pindah.
menjalankan fungsi.
46
Ibid
65
11) Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis
14) Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik
19) Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama adalah ruang untuk
21) Ruang Bina Diri dan Bina Gerak adalah ruang untuk latihan
22) Ruang Bina Pribadi dan Sosial adalah ruang untuk konsultasi,
setempat.
47
Ibid
68
48
Ibid
69
49
Ibid
70
dan lebih jauh lagi dapat mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya.51
50
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagai penjabaran dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
51
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta, Kalam Mulia, 2004), h. 67
71
perlu dikelola secara baik supaya mencapai sasaran dan tujuan yang
sebagai berikut:
72
52
Muhammad Ali ash-Shabuni, TafsirShofwatut Tafaasir Juz II,( Jakarta Pustaka Al-
Kautsar, 2011), h.253
73
shalat, zakat, puasa, dan haji. Mengenai masalah non ritual, yakni
berikut:
53
Depag RI, Op cit h. 765
74
22/2016)
54
Ibid, h.342
75
55
Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah Strategi Peningkatan Mutudan Daya
Saing Lembaga Pendidikan Islam. (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014), h 123
76
formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester
َٟصٍُ َٗۥُ َ ِفَ ٰ ِفَٚ َ ٖٓ ٘ۡ َٚ َ ٰٝ ٍَع َ َ ًٕۡ٘بَٚ َ ُ ِٗ َ َح ٍََّ ۡزُٗ َأ ُ ُِّ َٗۥ٠ۡ َ ٌِذَٛ ٰ غََٓ َ ِث ِ ۡ ٕ١ۡ ص
َ ٰ َٔبٱۡل َّ ََٚ َٚ
ََٰٝٓ ٰ ٍَع َ َذَٙ إِْ َ ٰ َجَٚ َ َٔٗ ش١
َ َ ان َُ ص ِ َّ ٌ َ ۡٱٟ َّ ٌَِ َه َإ٠ۡ َ ٌِذَٛ ٰ ٌِ َٟٚ
َ ٌِ َ َۡٱش ُىش ۡ َ ِْ َ ِٓ َأ١ۡ َِ عبَ
َب١َ ُّٔۡ َٱٌذٟ َّبَ ِفُٙ بح ۡج ِ ص َ َٚ ۡۖ ۡ
َ َّبُٙ َُۡفَ ََل َر ُ ِطعٞ ٍظٌََ َهَ ِث َِٗۦَ ِع َ ١ۡ ٌَََ َِبٟأََْر ُ ۡش ِش َن َ ِث
َُۡ ُ َ َِ ۡش ِجعُ ُى ُۡ َفَأَُٔ ِجّئ ُ ُىَُ ِث َّبَ ُوٕزٟ
َّ ٌَ َث ُ َُّ َ ِإٟ َ َٔ ًَ َ َِ ۡٓ َأ١ع ِج
َّ ِۚ ٌََبة َ ِإ ََ ف ۖۡبٚ
َ َ َۡٱر َّ ِجعَٚ ٗ َِعۡ ُش
َ ََٔ٘ ٍََُّْٛ ۡر َع
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya Telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
77
materi Hal ini tersirat dalam ayat “wattabi’ sabiila man anab
No. 20/2016)
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau
56
Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op Cit.h 143
78
jenjang pendidikan.
57
Masrokan Mutohar, Op cit, h. 135
79
58
Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahnya,Op Cit, h. 123
80
ََّ َبة
َُ ٱلل َ َ رَٚ ٖ ِۚ َصذَ ٰل
َ ْاٍَُٛذَفَئ ِ ۡرٌََ َُۡر َ ۡفع َ َُۡ ٰى ُىَٛ َٔ َۡجٞۡ ََذ٠َ َٓ١ۡ اَْ َثُِٛ َّءأ َ ۡشفَ ۡمز ُ ََُۡأََْرُمَ ِذ
ََّ ََٚ َ ٌَُ َِۚٗۥٛع
َُٱلل ََّ َ ْاُٛع١أ َ ِطَٚ َ َ َحٰٛ ٱٌض َو
ُ َسَٚ َ َٱلل َّ َ ْاُٛ َءارَٚ َ َ َحٰٛ ٍَصَّ ٌاْ َٱُّٛ ١ ُى ُۡ َفَأ َ ِل١ۡ ٍَع َ
ُ
ََٖٔ ٍََّْٛ ۡشَ ِث َّبَر َع١ ُۢ
ُ َخ ِج
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila kamu
mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu
mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum
pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih
bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang disedekahkan) Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) Karena kamu
memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan
Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah Telah
memberi Taubat kepadamu Maka Dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.60
َ َٙ ٕۡ َِ
َ َُّْٛ ٍَ ۡع٠َ َٚب ََ ۖۡبَٙ َْ َ ِثُِِٕٛ ُۡؤ٠ََََٓ ََل٠ِبَٱٌَّزَٙ ًَ ِث
ِ َُْٛاَْ ُِ ۡش ِفمَُِٕٛ َََٓ َءا٠ِٱٌَّزَٚ َُ ۡغز َعۡ ِج٠َ
ٰ ه
َُّ بَ ۡٱٌ َحَٙ ََّٔأ
َٔ٩ٍَذ١ضٍَ ُۢ ًَِ َث ِع َ َٟع َِخٌَََِف
َ غب
َّ ٌَٱَِْٟ َفٚبس ُ َّ ُ٠َََٓ٠َِلَ ِإ ََّْٱٌَّز
َٰٓ َ َكَأ
Artinya: Maka Sesungguhnya mereka (yang disembah itu)
Telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan Maka
kamu tidak dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong
(dirimu), dan barang siapa diantara kamu yang berbuat zalim,
niscaya kami rasakan kepadanya azab yang besar.61
Islam yang patut dicontoh dalam ajaran Islam yang diajarkan dan
60
Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op Cit. H 456
61
Ibid, h, 241
82
yang diajarkan.62
62
Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator.( Semarang: Media Campus Publishing, 2013), h.
76
83
ruang perpustakaan, ru
63
Indrawan, Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.(Yogyakarta:
Deepublish, 2015), h. 76
84
َ َٰٜ ََأ َ ۡ٘ذَٛ ُ٘ َٓۡ َّ َشَب ِوٍَزِ َِٗۦَفَ َشثُّ ُى َُۡأ َ ۡعٍَ َُُ ِثٰٝ ٍَع
َ َ٩ََٗل١ٗ ع ِج َ ًََُّ ۡع٠َ ًَّ ٞ ًَ ُو
َۡ ُل
Artinya: Katakanlah:"Tiap-tiap orang berbuat menurut
64
Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahnya,Op Cit. h, 54
85
65
Depag RI Ibid. h 67
86
tantangan.
tingkat mutu pendidikan yang masih rendah dan jauh dari harapan
66
Anastasia Diana jiptono, Total Quality Management (TQM)- EdisiRevisi.
(Yogyakarta: Andi Offset,2003), h. 43
87
Pemerintah.68
67
Depag RI Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op Cit. h, 87
68
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta:Sinar Grafika, 2015), h. 383.
88
69
UU RI, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
PendidikanNasional. (Jakarta: Dharma Bhakti), h. 76
89
َبَٙ ١ِ ُ٘ َُۡ َفُٛ ۡٱس ُصلَٚب ََّ َ ًَ َ َج َعٌَِٟ ُى ُُ َٱٌَّزَٛ ٰ ِۡ َ ب َٰٓ ََء َأَٙ َغف
ََ ّٗ َ١ٰ ِٱللُ ٌََ ُى ُۡ َل ُّ ٌاْ َٱَُٛل َر ُ ۡؤر
َ َ َٚ
َ ََ٘فبٚ ٗ َٗلَ َِّعۡ ُشٛۡ َُۡ َلُٙ ٌََْاٌُُٛٛلَٚ ََُۡ ُ٘ ٛغ ُ ۡٱوََٚ
Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang
yang belum Sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
berilah mereka belanja dan Pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.70
70
Depag RI Op cit, h, 65
71
UU RI, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,Op cit h.76
90
rujukan atau pedoman, banyak hal yang bias diambil bagi dunia
72
Suyono. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 23
91
Telah diperbuatnya.73
73
Depag RI Op cit, h 452
74
Salinan Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2005 Tentang Standar
NasionalPendidikan, (Jakarta: 2005), h. 3
92
a. TahapanKegiatan.
Kegiatan akreditasi madrasah terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu
tahapan persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penetapan
peringkat.
b. Kegiatan kunjungan (visitasi).
Kegiatan (visitasi) dilakukan dalam rangka klarifikasi data tertuang
dalam instrumen akreditas madrasah serta untuk mengetahui
secara langsung kinerja madrasah.
c. Hasil penilaian dan peringkat akreditasi.
(a) sedangkan berdasarkan hasil penilaian kerja suatu madrasah
diperoleh dari hasil isian para kuisioner para responden dan
hasil penilaian/pengamatan dari tim penilai yang ditunjuk oleh
Dewan Akreditasi Madrasah.75
memperoleh jumlah nilai 91 sampai dengan 100 (91< NA < 100), (2)
yang memperoleh jumlah nilai 81 sampai dengan 90 (81 < NA < 90),
75
Departemen Agama RI, Pedoman, Op Cit, h.20-22
93
(71 < NA < 80), (4) bagi madrasah yang nilai akreditasinya di bawah
76
Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan , (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003) Cet. I. h. 78-79
94
yang dicapai madrasah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa
yang menyebutkan bahwa kualitas atau mutu adalah suatu nilai atau
pendidikan yaitu input yang meliputi bahan ajar (kognitif, afektif atau
77
Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan mutu Pendidikan, (Jakarta: PT. Pena
Citrasatria, 2008), h. 21
78
Nurkolis, M. M, Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan Aplikasi, (Jakarta:
Grasindo, 2003), h. 68
79
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.184
95
yaitu: (1) standar hasil dan pelayanan, dan (2) standar kustomer.
80
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
h. 210
81
Dalmeri, dkk., Islamic Quality Education Management (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2016), h. 122
96
manajemen, yaitu:
a. Perencanaan Mutu
kebutuhan pelanggan.
82
Arinda Firdianti, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
MeningkatkanPrestasi Belajar Siswa (Metro Pusat Lampung: CV. Gre Publishing, 2018),h. 4
83
Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan Op Cit , h. 79-80
97
b. Pengendalian Mutu
c. Peningkatan Mutu
Langkah-langkahnya:
keberhasilan.
mempertahankan perolehan.84
84
J. M. Juran, kepemimpinan Mutu, Pedoman peningkatan Mutu untuk Meraih
keunggulan kompetitif,(Jakarata: PT. Pustaka Binawan Presindo, 1995), h. 22-24
98
kerja, baik berupa barang maupun jasa.barang dan jasa pendidikan itu
bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan.85
teka teki, dianggap hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur.
antara lain mutu digunakan sebagai suatu konsep yang secara bersama.
dengan sifat baik, dan benar. Mutu merupakan idealisme yang tidak
diunggul.86
pembelajaran tertentu.87
88
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional (Bandung: PT. Rosda Karya,
2005), h. 85.
100
sebagai sebuah konsep yang penuh teka teki, dianggap hal yang
absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar. Mutu
menggunakan konsep sistem maka input, proses, dan output yang ada
89
Moh. Rifai MA, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Jemarss, 1992),
Jilid II, h. 85.
101
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
komponen pendidikan.90
a. Kinerja (performan).
b. Waktu wajar (timelines)
c. Handal (reliability)
d. Data tahan (durability)
e. Indah (aesteties).
f. Hubungan manusiawi (personal interface).
g. Mudah penggunaanya (easy of use).
90
NurZazin, Op cit, h. 64
102
merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan madrasah. Oleh karena itu
belajar mengajar.92
agar pihak yang dilayani merasa senang dan puas atas layanan yang
diberikan sehingga menjadi pelanggan yang baik dan setia. Hal ini
91
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), h. 411
92
Soetjipto Raflis Kosasi, Profesi Guru, (Jakarta: Renika Cipta, 2000), Cet. Ke-1,
h.146
103
93
Departemen Agama RI, Op cit , h. 493
94
Mujamil Qomar, Op. Cit., h. 251
104
dua pihak lain berpendapat bahwa hasil belajar atau hasil akademik
95
Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan, (Jakarta: Lembaga Indonesia
Adidaya, 2000), Cet. Ke-1, h. 101
105
prestasi hasil belajar, dan pendapat yang lebih luas menyatakan tolak
ukur mutu pendidikan ditinjau dari berbagai tolak ukur yang relevan.
Tolak ukur input, proses dan hasil, namun titik tolak ukur mutu
pendidikan menurut Mujamil adalah pengguna jasa pendidikan,
yang berarti lebih berfokus pada out put yaitu potensi dan nilai
guna para alumni dalam kehidupan. Menurut Usman “Output
dinyatakan bermutu apabila hasil belajar akademik dan
nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu
apabila lulusan cepat terserap di dunia kerja, gaji wajar, semua
pihak mengakui kehebatannya lulusannya dan merasa puas.98
96
Ibid, h. 213
97
Mujamil Qomar, Op. Cit., h. 206
98
Husaini Usman, , Op. Cit., h. 410
106
apabila tidak ada mutu didalam proses dan isi. Mutu di dalam proses
99
Ari Suderadjat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu
Pendidikan Melalui Implementasi KBK, (Bandung : Cipta Lekas Garafika, 2005), h. 17
100
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta,
2015), h. 313
107
nasional pendidikan.
madrasah; (2) Siswa/ anak sebagai pusat; (3) Pelibatan guru secara
memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah
103
Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi SMA/MA – © 2017 BAN-
S/M. h. 177
104
Sudarwan Danim, Op cith, h. 56
110
105
Nanang Fattah, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Andira, 2002), h. 1
111
berikut:
108
Nur Uhbiyati Ilmu Pendidikan Islam ( Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), cet. 2, h.
75-76
109
Subandijah, Op cit, h. 9
113
atau belum.
b. Tenaga Kependidikan
110
Nurkolis, M. M, Manajemen Berbasis Sekolah, Op Cit, h. 78
115
c. Kepemimpinan
111
Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan Op Cit, h. 82
112
Nurkolis, M. M,Op Cit, h. 119
116
budaya.113
komponen-komponen lain.114
113
Ibid, h 71
114
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Op Cit, h. 47-48
117
115
Nurkolis, M. M, Op cit, h. 76
118
seumur hidup.117
116
Mulyasa , Manajemen Sekolah, Op cit h.50
117
Ibid, h.52
119
118
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Undang-undang dan Peraturan
120
ditentukan oleh input, proses dan output pendidikan. Oleh sebab itu,
secara baik supaya mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
baik kepada semua pihak disebabkan Allah SWT telah berbuat baik
selain apa yang Telah diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak
121
Departemen Agama. Op cit. h. 77
122
Ibid, 567
123
Ibid, h. 543
122
proses dan hasil kerja yang bermutu atau sebaik mungkin, selaras
dengan ajaran ihsan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al
secara baik supaya mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
124
Departemen Agama. Op Cit. h. 78
123
sehingga rapi, indah, tertib dan bersesuaian antara satu dengan lainnya
istiqamah.
Kepustakaan atau kajian pustaka istilah lain yang sama maksudnya, pada
dasarnya tidak ada penelitian yang sama atau baru selalu ada keterkaitan
terkait dengan persoalan yang diteliti sehingga akan terlihat, dari sisi mana
peneliti tersebut membuat suatu karya ilmiah. Disamping itu akan terlihat
125
Buku Padoman Penulisan Desertasi UIN Radin Inten Lampung, Pedoman penulisan
Desertasi Edisi Revisi (Bandarlampung Program Pascasarjana 2016), h. 9
124
berkaitan dengan cukup tinginya kualitas isi (subtasi jasa) dan cara
2. Aldi Albani Tahun, 2015 UIN Maulana Malik Ibrahim dengan judul
bagus.
125
D. Kerangka Pikir
Standar mutu minimal yang harus dicapai oleh setiap jenjang pendidikan
untuk tingkat SMA/MA Minimal D-IV atau S1. Kompetensi yang harus
meliputi: pembiayaan yang terdiri biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
127
pendidik, penilaian hasil belajar.126 Dari uraian diatas kerangka pikir dalam
Akreditasi adalah
suatu penilaian yang Sekolah / Madrasah memiliki
dilkukan oleh beberapa kriteria1) pemahaman
pemerintah terhadap terhadap ajaran agama Islam
madrasah swasta untuk secara tafsili dan benar, 2)
menentukan peringkat pengamalan agama Islam secara
pengakuan pemerintah baik dan benar, 3) berakhlakul
terhadap madrasah karimah dalam kehidupan
sehari-hari, 4) memiliki
lingkungan madrasah yang
kondusif,aman dan asri
8 Standar Nasional
Pendidikanyakni: (1) standar isi,
(2) standar proses, (3) standar Mutu Madrasah yaitu sesuai
kompetensi lulusan, (4) standar dengan standar nasional
pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan dilakukan evaluasi,
(5) standar sarana dan prasarana, akreditasi, dan sertifikasi
(6) standar pengelolaan, (7)
standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian pendidikan
126
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Undang-undang dan Peraturan
Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: 2013). h 7-17