Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS MASALAH ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA

NGROMO DENGAN TEORI L. GREEN


Disusun Untuk Melengkapi Tugas Model Konsep Promotif dan Preventif

Disusun Oleh:
1. Mitha Ferdiana Putri (P17331215008)
2. Anisatun Nihayah (P17331215009)
3. Siska Agneisya Mega Renita (P17331215011)
4. Badi’atur Rahmawati (P17331215013)
5. Mega Fitria Carnos (P17331215016)
6. Prima Lovenda L.S. (P17331215019)
7. Dian Septianingsih (P17331215020)
8. Safira Salsabila Sirin (P17331215024)
9. Iftitah Shafira Hana (P17331215036)
10. Alfiyah Dwi Rahmawati (P17331215038)
11. Shelly Agusfina (P17331215046)
12. Tania Ayu Wulandari (P17331215047)
13. Nidya Elsa Novananda (P17331215054)
14. Luh Pandetia Sari Pertiwi (P17331215055)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JEMBER
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan sehingga makalah yang berjudul “Analisis Masalah Anemia Pada Ibu
Hamil di Desa Ngromo Dengan Teori L. Green” dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Model Konsep Promotif dan Preventif yang
dibimbing oleh :
1. Ibu Susilawati, SST., M.Kes
2. Bapak Syaiful B., SKM., M.Kes
3. Ibu Sugijati, SST., M.Kes
Dalam proses pembuatan makalah ini tentunya kami mendapatkan arahan dan
mendapat materi dari literatur yang ada. Semoga makalah kami bisa menjadi
pedoman, reverensi, tuntunan untuk lebih baik lagi di hari esok baik bagi diri
sendiri maupun orang lain. Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini.

Jember, 03 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengumpulan Data Desa.................................................................. 3
2.2 Anemia dalam Kehamilan................................................................ 5
2.3 Teori L.Green................................................................................... 11
2.4 Analisis Masalah Sesuai Teori L.Green........................................... 14
2.5 Pemecahan Masalah......................................................................... 19
2.6 Media Promosi Kesehatan................................................................ 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 25
3.2 Saran................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, semua zat gizi mengalami peningkatan kebutuhan
namun yang seringkali kekurangan adalah energi, protein dan berbagai
mineral contohnya zat besi. Pemenuhan kebutuhna zat gizi ibu hamil sangat
penting, maka jika kebutuhannya tidak terpenuhi akan menghambat
pertumbuhan ibu dan janin sekaligus menyebabkan berbagai masalah gizi.
Masalaha yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu anemia dan KEK. Anemia
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor langsungnya yaitu kecukupan
konsumsi tablet tambah darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta
penyakit infeksi. Penyebab terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya
asupan zat besi dalam makanan atau tablet tambah darah.
Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi ibu maupun janin.
Kemungkinan dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan yang
membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat
kontraksi. Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematu, bayi lahir berat
bayi lahir rendah, kecacatan bahkan kematian bayi. Penelitian yang dilakukan
ditemukan bahwa kepatuhan konsumsi tablet Fe berpengaruh pada anemia,
dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang era tantara asupan zat
besi dengan kejadian anemia.
Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan zat besi biasa
disebut dengan anemia zat besi atau AGB. Anemia gizi besi memang biasa
diderita oleh ibu hamil, Wanita menyusui dan Wanita usia subur. Kekurangan
zat gizi besi atau defisiensi zat besi di Indonesia merupakan masalah
defisiensi yang harus ditanggulangi secara serius. Kementerian Kesehatan
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 8 tentang TTD. Kementerian
Kesehatan pun menetapkan kebijakan guna menanggulangi atau mencegah
anemia, dengan cara pemberian TTD dengan harapan agar seluruh Wanita
usia subuh khususnya ibu hamil mudah menjangkau TTD dan mendapat
asupan zat besi yang cukup.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1.2.1 Apa saja data yang diperoleh di wilayah setempat?
1.2.2 Bagaimana konsep dasar anemia pada ibu hamil?
1.2.3 Bagaimana konsep dari teori L.Green?
1.2.4 Bagaimana analisis masalah yang ditemukan sesuai teori L. Green?
1.2.5 Bagaimana pemecahan masalah sesuai teori L. Green?
1.2.6 Apa media promosi yang digunakan untuk masalah yang sudah
ditemukan tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1.3.1 Mengetahui data ibu hamil pada wilayah setempat
1.3.2 Mengetahui konsep dasar anemia pada ibu hamil
1.3.3 Mengetahui konsep dari teori L. Green
1.3.4 Mengetahui analisis masalah yang ditemukan sesuai teori L. Green
1.3.5 Mengetahui pemecahan masalah sesuai teori L. Green
1.3.6 Mengetahui media promosi yang digunakan untuk masalah yang sudah
ditemukan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan Data Desa


A. Data Ibu Hamil Bulan Agustus 2021
Jumlah Ibu Hamil : 9 ibu hamil
 Ibu Hamil TM 1 : 2 ibu hamil
 Ibu Hamil TM 2 : 4 ibu hamil
 Ibu Hamil TM 3 : 3 ibu hamil
Kepemilikan buku KIA : 9 ibu hamil
Data Kepemilikan Stiker P4K : 9 ibu hamil
Pemeriksaan sesuai standart : 9 ibu hamil
Ibu Hamil Risti : 1 ibu hamil
ANC terpadu : 9 ibu hamil

Tabel Kepemilikan buku KIA


No. Data Jumlah %
1. Memiliki buku KIA 9 100
2. Tidak memiliki buku KIA 0 0
Jumlah 9 100

Tabel 2 Data Kepemilikan Stiker P4K


No. Data Jumla %
h
1 Kepemilikan Stiker P4K
a. Stiker sudah terisi lengkap dan 9 100
sudah ditempel

b. Stiker belum terisi lengkap dan 0 0


belum ditempel

Jumlah 9 100

Tabel 3 Pemeriksaan sesuai standart

3
No. Data Jumlah %
1. Pemeriksaan sesuai standart 9 100
2. Pemeriksaan tidak sesuai standart 0 0
Jumlah 9 100

Tabel 4 Ibu Hamil Risti


No. Data Jumlah %
1. Ibu Hamil Risti 1 11,11
2. Ibu hamil Fisiologis 8 88,88
Jumlah 9 100

Tabel 5 ANC terpadu


No. Data Jumlah %
1. Ibu Hamil dengan ANC terpadu 9 100
2. Ibu hamil tidak melakukan ANC 0 0
terpadu
Jumlah 9 100

Tabel 6 Hb Ibu Hamil TM 1


No. Data Jumlah %
1. Ibu Hamil dengan HB <11 1 50
2. Ibu Hamil dengan HB >11 1 50
Jumlah 2 100

Tabel 7 Hb Ibu Hamil TM 2


No. Data Jumlah %
1. Ibu Hamil dengan HB <10,5 3 75
2. Ibu Hamil dengan HB >10,5 1 25
Jumlah 4 100

4
Tabel 8 Hb Ibu Hamil TM 3

No. Data Jumlah %


1. Ibu Hamil dengan HB <11 1 33,33
2. Ibu Hamil dengan HB >11 2 66,66
Jumlah 3 100

Dari data diatas diperoleh kesimpulan bahwa masih banyak Ibu


hamil yang memliki kadar Hb kurang dari nilai normalnya. Yaitu 1 Ibu
hamil dari TM 1, 3 ibu hamil dari TM 2 dan 1 ibu hamil dari TM 3. Jadi
total ibu hamil yang memliki kadar Hb kurang dari nilai normal adalah 5
ibu hamil. Dengan data ini telah ditemukan masalah di desa Ngromo,
bahwa tedapat 5 dari 9 ibu hamil yang mengalami Anemia.

2.2 Anemia dalam Kehamilan


2.2.1 Pengertian
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g
% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodelusi, terutama pada
trimester 2. (Prawirohardjo, 2018).
Anemia bisa didefinisikan yaitu dimana kondisi dengan kadar Hb
yang berada di bawah dari normalnya. Ibu hamil biasanya mengalami
deplesi besi sehingga hanya dapat memberikan sedikit besi kepada janin
yang digunakan untuk metabolisme besi yang normal. Anemia yaitu
dimana suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah lebih sedikit
dari pada normal. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan gangguan
atau menghambatnya pertumbuhan pada janin baik pada sel tubuh
maupun sel otak (Ariani, 2017).
2.2.2 Etiologi
Penyebab anemia antara lain yaitu meningkatnya kebutuhan zat
besi, mengalami gangguan pada pencernaan saat absorbsi, rendahnya
zat besi pada makanan, hipervolemia yang mengakibatkan terjadiya

5
pengenceran pada darah, peningkatan pada darah tidak seimbang
dengan peningkatan pada plasma (Irianto, 2014).
Menurut (Mochtar, 2015), penyebab anemia umumnya adalah
kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorbsi,
kehilangan darah yang banyak seperti persalinan yang lalu, haid, dan
lain-lain dan penyakit kronik seperti tbc, paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain.
2.2.3 Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah
(hipervolemia). Hipervolemia terjadi karena peningkatan volume
plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi
peningkatan tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh
lebih besar sehingga memberi efek yaitu konsentrasi hemlogobin
berkurang dari 12 gr /100 ml (Prawirohardjo, 2018).
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil terjadi karena
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-
30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk
membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi (pengenceran darah)
terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada
kehamilan 32-34 minggu, penurunan ringan kadar hemoglobin selama
kehamilan disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang relatif lebih
besar dibandingkan dengan peningkatan sel darah merah. Disproporsi
antara kecepatan penamban plasma dan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu
paling besar selama trimester kedua, menjelang akhir kehamilan
ekspansi plasma pada hakikatnya berhenti, sementara masa hemoglobin
terus bertambah (Manuaba, 2011).
2.2.4 Tanda Dan Gejala Anemia Ringan
Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan
mengakibatkan suplai oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang
sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai
berikut :
a. Lemah, malas, sering mengantuk

6
b. Pusing, lelah
c. Nyeri kepala
d. Luka pada lidah
e. Kulit pucat
f. Membrane mukosa pucat (misal konjungtiva)
g. Bantalan kuku pucat
h. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah (Yuni, 2015).
2.2.5 Pengaruh Anemia Ringan Pada Kehamilan
Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-
sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil,
anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Disamping
itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang
sangat ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus
imatur/prematur, gangguan proses persalinan (perdarahan), gangguan
masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI
rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,
cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, 2014).
Bahaya anemia dalam kehamilan antara lain yaitu dapat terjadi
abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam
rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis ( Hb < 6 gr
%), mengancam jiwa dan kehidupan ibu, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, mola hidatidosa dan ketuban pecah dini (KPD)
(Yuni, 2015).
2.2.6 Diagnosa Anemia Pada Kehamilan
Diagnosa anemia pada kehamilan Untuk menegakan diagnosis
anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anemnesa

7
akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat
digolongkan sebagai berikut:
Tabel 2.2
Klasifikasi Anemia
No Nama Penulis Uraian
1. Hb ≥ 11,0 g/dL : tidak anemia
2. Hb 10,0-10,9 g/dL : anemia ringan
1. WHO, 2015
3. Hb 7,0-9,9 g/dL : anemia sedang
4. Hb < 7,0 g/dL : anemia berat
1. Hb 11 g/dL : tidak anemia
2. Hb 9-10 g/dL : anemia ringan
2. Manuaba, 2012
3. Hb 7-8 g/dL : anemia sedang
4. Hb <7 g/dL : anemia berat
1. Hb >11 g/dL : tidak anemia
2. Hb 9-10 g/dL : anemia ringan
3. Irianto, 2014
3. Hb 7-8 g/dL : anemia sedang
4. Hb <7 g/dL : anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,


yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan Pertimbangan bahwa
sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan
pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di
puskesmas (Manuaba, 2011).
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi enitropoetin. Akibatnya, volume plasma
meningkat dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.

8
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologi
pada kehamilan volume plasma yang terekspansi menurunkan
hemotokrit (Ht). konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan dihitung
eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit
dalam sirkulasi. Mekanisme yang mendasari perubahan ini belum
jelas.Ada spekulasi bahwa anemia fisiologis dalam bertujuan untuk
menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi
plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin
(Prawirohardjo, 2018).
2.2.7 Pencegahan Anemia Ringan
a. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
b. Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau
kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan
dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi besi dan
menjadi makin anemis
c. Makan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging, sayuran
hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan
dan lain-lain
d. Minum tablet tambah darah sehari 1 tablet atau minimal 90 tablet
selama hamil (Pudiastuti, 2012).
2.2.8 Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil
Selama masa kehamilan kebutuhan wanita akan zat besi meningkat
sebesar 200-300%. Zat besi pada masa kehamilan dibutuhkan untuk
peningkatan volume darah, menyediakan Fe bagi plasenta, dan
menggantikan darah yang hilang selama masa persalinan. Zat besi yang
perlu disimpan selama masa kehamilan sekitar 800-1040 mg. Jumlah
ini diperlukan untuk ditransfer ke janin (300 mg), pembentukan
plasenta (50-75 mg), meningkatkan jumlah hemoglobin maternal (450-
500 mg), diekskresikan melalui usus, urin, dan kulit (200 mg), dan
sisanya akan lenyap ketika melahirkan (200 mg) (Arisman, 2009). Ibu
hamil yang mengkonsumsi makanan setiap 100 kalori akan

9
menghasilkan 8-10 mg zat besi. Asupan makanan sebanyak 3 kali
sehari akan menghasilakan sekitar 20-25 mg zat besi per hari. Selama
masa kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg, sehingga ibu hamil masih
mengalami kekurangan zaat besi (Proverawati dan Asfuah, 2009).
Sebagian besar kejadian anemia terjadi pada trimester II dan III.
Hal ini disebabkan pada trimester I pertumbuhan janin masih lambat
dan tidak terjadinya mentruasi pada wanita sehingga zat besi yang
dibutuhkan sedikit. Pada trimester II dan III terjadi peningkatan
pertumbuhan janin, sehingga volume darah pada tubuh wanita akan
meningkat hingga 35%, sama dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi hemoglobin. Hemoglobin akan membawa oksigen lebih
banyak ke janin. Ketika melahirkan wanita akan kehilangan darah
sehingga membutuhkan tambahan zat besi sekitar 300-350 mg.
Kebutuhan wanita akan zat besi hingga melahirkan mencapai dua kali
lipat atau sekitar 40 mg per hari (Ojofeitimi EO et.al dalam
Susiloningtyas, 2012).
Konsumsi zat besi harian dibutuhkan untuk mengganti zat besi
yang hilang melalui tinja, air seni, dan kulit yaitu sekitar 1,4 μg/kg
BB/hari. Selama kehamilan, kebutuhan zat besi akan meningkat sekitar
1000 mg. Kebutuhan zat besi pada trimester I realtif sedikit yaitu 0,8
mg per hari dan akan meningkat tajam pada trimester II dan III yaitu
6,3 mg per hari (Arisman, 2009). Setiap ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi tablet besi sebanyak 30 mg tiap hari untuk mencegah
agar simpanan besi dalam tubuh tidak terkuras dan kekurangan. Jumlah
ini tidak dapat terpenuhi hanya melalui makanan, sehingga tablet besi
(Fe) sebanyak 30-60 mg perlu diberikan setiap hari dimulai dari minggu
ke-12 kehamilan hingga 3 bulan setelah melahirkan (Arisman, 2009).
Pemberian suplemen tablet Fe disesuaikan sesuai kebutuhan atau usia
kehamilan disetiap semesternya, yaitu pada trimester I kebutuhan zat
besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) dan ditambah 30-40 mg
untuk kebutuhan janin dan hemoglobin. Pada trimester II, kebutuhan zat

10
besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) dan ditambah
kebutuhan hemoglobin 300 mg dan kebutuhan janin 115 mg. Pada
trimester III kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel
darah merah 150 mg dan kebutuhan janin 223 mg (Susiloningtyas,
2012).
2.2.9 Penatalaksanaan Anemia Ringan Pada kehamilan
1. Memberikan minimal 90 (sembilan puluh) tablet selama kehamilan.
2. Menganjurkan ibu meminum TTD pada malam hari sebelum tidur
untuk mengurangi rasa mual.
3. Menganjurkan ibu agar TTD dikonsumsi bersama makanan atau
minuman yang mengandung Vitamin C seperti buah segar, sayuran
dan jus buah, agar penyerapan zat besi didalam tubuh lebih baik
4. Memberi tahu ibu jangan minum TTD bersama teh, kopi, susu, obat
sakit maag dan tablet calk, karena akan menghambat penyerapan zat
besi.
5. Memberi tahu ibu jika perut terasa perih, mual serta tinja/feses
berwarna kehitaman, tidak perlu khawatir karena tubuh akan
menyesuaikan. Untuk meminimalkan efek samping tersebut, jangan
minum TTD dalam kondisi perut kosong (Kementerian Kesehatan
RI, 2020)

2.3 Teori L.Green


Teori ini disebut juga model perubahan perilaku Precede-Proceed dari
Lawrence Green dan M. Kreuter (2005), bahwa perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh faktor-faktor individu maupun lingkungan, dan karena itu
memiliki dua bagian utama yang berbeda.
Bagian pertama adalah PRECEDE terdiri atas :
a. Predisposing
b. Reinforcing
c. Enabling
d. Constructs in
e. Educational/Ecological

11
f. Diagnosis
g. Evaluation.
Bagian kedua adalah PROCEED yang terdiri atas :
a. Policy
b. Regulatory
c. Organizational
d. Constructs in
e. Educational
f. Environment
g. Development (Fertman, 2010).

Menurut Green Lawrence dalam teori ini bahwa kesehatan seseorang


dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku.
Faktor perilaku dipengaruhi oleh 3 hal yakni :
a. Faktor-faktor predisposisi
Yakni faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku
seseorang. Secara umum, dapat dikatakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan personal dari suatu individu atau kelompok yang
memengaruhi terjadinya suatu perilaku. Pertimbangan tersebut dapat
mendukung atau menghambat terjadinya perilaku. Yang termasuk dalam
kelompok faktor predisposisi adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, norma sosial, budaya, dan faktor sosiodemografi.
b. Faktor-faktor pendukung/pemungkin
Yakni faktor-faktor yang memfasilitasi suatu perilaku. Yang
termasuk kedalam faktor pendukung adalah sarana dan prasarana
kesehatan. Faktor pemungkin, seringkali merupakan kondisi dari
lingkungan, memfasilitasi dilakukannya suatu tindakan oleh individu atau
organisasi. Juga termasuk kondisi yang berlaku sebagai hambatan dari
tindakan itu, seperti ketiadaan sarana transportasi yang menghambat
partisipasi seseorang dalam program kesehatan. Faktor pemungkin juga
meliputi keterampilan baru yang diperlukan seseorang, organisasi atau
masyarakat untuk membuat suatu perubahan perilaku atau lingkungan.

12
Faktor pemungkin menjadi target antara dari intervensi program
pada masyarakat atau organisasi. Terdiri dari sumber daya dan
keterampilan baru untuk membuat suatu tindakan kesehatan dan tindakan
organisasi yang dibutuhkan untuk merubah lingkungan. Sumber daya
berupa organisasi dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan, petugas,
sekolah, klinik atau sumber daya sejenis.
c. Faktor-faktor pendorong/penguat
Yakni faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
suatu perilaku. Faktor-faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi
perilaku masyarakat. Faktor penguat merupakan konsekuensi dari tindakan
yang menentukan apakah pelaku menerima umpan balik positif dan akan
mendapat dukungan sosial. Kelompok faktor penguat meliputi pendapat,
dukungan sosial, pengaruh teman, kritik baik dari teman-teman sekerja
atau lingkungan bahkan juga saran dan umpan balik dari petugas
kesehatan.
Beberapa faktor penguat yang memberikan penguatan sosial dapat
menjadi faktor pemungkin jika berubah menjadi dukungan sosial, seperti
bantuan keuangan atau bantuan transport. Penguatan dapat bersifat
imajinatif, seperti meniru suatu perilaku sesudah tertarik dengan seseorang
dalam suatu iklan televisi yang terlihat sangat menikmati perilaku tersebut.
Penguatan bersifat positif atau sebaliknya tergantung pada sikap dan
perilaku orang-orang yang terkait, dan beberapa di antaranya mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap perilaku. Dukungan sosial atau
masyarakat dapat mendorong tindakan individu untuk bekerja sama atau
bergabung dengan kelompok yang membuat perubahan.
Dari teori Precede dan Proceed diketahui bahwa salah satu cara
untuk mengubah perilaku adalah dengan melakukan intervensi terhadap
faktor predisposisi yaitu mengubah pengetahuan, sikap dan persepsi
terhadap masalah kesehatan melalui kegiatan pendidikan kesehatan.
(Notoatmodjo, 2010); (Irwan, 2017); (Gochman, 1988).

13
2.4 Analisis Masalah Sesuai dengan Teori L.Green
Kelompok kami menganalisis masalah penyebab Anemia pada ibu dengan
menggunakan Google Form yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar
faktor-faktor pada teori L. Green yang dapat diakses melalui link sebagai
berikut : https://bit.ly/FormulirKesehatanIbuHamil
Angket yang digunakan pada google form:

14
15
1. Faktor Predisposisi
No. Faktor Predisposisi Hasil
1. Anemia adalah Suatu
keadaan dimana sel
darah merah dan kadar
hemoglobin kurang
dari normal
2. Apakah ibu
mengetahui bahwa ibu
mengalami anemia?

3. Apakah ibu minum


Tablet tambah darah
(Fe) setiap hari?

4. Orang yang menderita


tekanan darah tinggi
dilarang minum tablet
tambah darah (Fe)

5. Jika merasa mual ibu


diperbolehkan tidak
minum tablet tambah
darah (Fe)

6. Setiap hari ibu suka


mengkonsumsi
sayuran

2. Faktor Reinvorsing
No. Faktor Reinvorsing Hasil

16
1. Suami dan keluarga
selalu mengingatkan
ibu untuk minum
tablet tambah darah
(Fe)

2. Keluarga
menyediakan menu
nasi sayur lauk setiap
harinya

3. Keluarga mengetahui
gizi yang baik untuk
ibu hamil dengan
anemia seperti makan
telur, daging, ayam

4. Suami dan keluarga


rutin mengantar ibu
untuk memeriksakan
kehamilannya

5. Suami dan keluarga


memperhatikan pola
makan ibu setiap hari

17
3. Faktor Enabling
No. Faktor Enabling Hasil
1. Jarak rumah ibu
dengan petugas
kesehatan sangat jauh

2. Bidan memberikan
ibu tablet tambah
darah (Fe) sesuau
kebutuhan

3. Bidan menjelaskan
aturan minum dan
manfaat tablet tambah
darah (Fe)

4. Bidan
memberitahukan
kepada ibu bahwa
harus minum tablet fe
secara rutin dan
teratur
5. Kader di desa peduli
terhadap kesehatan
ibu

Dari hasil jawaban pada Google Form tersebut, kelompok kami dapat
menyimpulkan bahwa ibu mengalami anemia dikarenakan tidak
mengkonsumsi tablet Fe secara rutin. Dari hasil angket yang diisi oleh ibu
hamil, sebagian besar pada saat kunjungan ANC bidan selalu memberikan
tablet Fe dan mengingatkan ibu untuk rutin konsumsi tablet Fe.

18
2.5 Pemecahan Masalah
A. Tujuan
Memotivasi ibu hamil untuk mengonsumsi tablet Fe secara rutin dan
konsumsi makanan bergizi untuk penambah Hb.
B. Sasaran
Pada data ibu hamil wilayah setempat yang telah dikumpulkan oleh
penulis terdapat 1 ibu hamil TM I yang memiliki Hb < 11, 3 ibu hamil
pada TM II yang memiliki Hb < 10,5 g%, dan 1 ibu hamil pada TM III
yang memiliki Hb < 11 g% dari total keseluruhan 9 ibu hamil. Sehingga
5 dari 9 ibu hamil menderita anemia kekurangan zat besi. Jadi sasaran
pemecahan masalah ini adalah pada ibu hamil dengan anemia.
C. Metode
Komunikasi interpersonal dan akses mandiri sosial media. Edukasi pada
ibu kami lakukan dengan menggunakan media leafet, poster dan
microblog yang berada di instagram dengan cara ibu memfollow akun
dari instagram tersebut.
D. Media
Media promosi kesehatan yang akan digunakan oleh kelompok kami
yaitu berupa leaflet mengenai Anemia dalam Kehamilan, poster, dan juga
microblog. Untuk leaflet akan didistribusikan di PMB untuk diberikan
kepada ibu hamil pada saat kunjungan ANC. Sedangkan poster akan
ditempel ditempat kelas ibu hamil dan microblog akan dibagikan link
kepada ibu hamil untuk dapat mengakses informasi yang sebar luaskan di
microblog.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
Dalam persiapan media yang akan digunakan untuk melakukan
penyuluhan, meliputi Leaflet, dan Microblog di Instagram sudah
sesuai dengan rencana diskusi awal. Untuk media leaflet akan
disalurkan di PMB bidan.
2. Evaluasi Proses

19
Leaflet
Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia terdapat 5 orang dari 9
ibu hamil di desa Ngromo. Yang disebabkan kurangnya minat dan
pengetahuan ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe. Dalam proses
pendekatan yang dilakukan oleh bidan melalui leaflet yang diberikan
kepada ibu saat berkunjung ke bidan. Ibu dapat memahami lebih jelas
tentang pentingnya konsumsi tablet Fe, cara konsumsi tablet Fe, dan
makanan apa saja yang dapat membantu peningkatan Hb selama
kehamilan, dengan respon ibu hamil yang aktif bertanya mengenai
pentingnya tablet Fe. Dengan demikian ibu semakin termotivasi
untuk selalu rajin mengkonsumsi tablet Fe agar terhindar dari
komplikasi anemia pada kehamilan.
Poster
Kelas ibu hamil merupakan salah satu mediator bidan untuk
melakukan pendekatan penyuluhan dengan ibu hamil melalui media
Poster yang dibuat sebagai metode penyuluhan terkait pentingnya
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil untuk mencegah anemia selama
kehamilan maka poster tersebut ditempel dilokasi saat dilaksanakan
kegiatan Kelas ibu hamil.
Microblog
Dalam proses penyuluhan melalui microblog dapat diakses melalui
instagram yang dominan ibu hamil tersebut mempunyai media social
instagram dan respon positif ibu hamil dengan berpendapat bahwa
tampilan dan cara penyuluhan yang mudah dipahami karena
menggunakan media gambar edukasi yang sangat menarik dengan isi
materi yang tidak jauh berbeda dengan leaflet yang diberikan oleh
bidan kepada ibu hamil saat melakukan pemeriksaan di PMB.

3. Evaluasi Hasil
Ibu hamil dapat memahami tentang pentingnya konsumsi tablet Fe
secara teratur selama kehamilan.

20
Untuk tahap kelanjutan perubahan perilaku ibu hamil benar-benar
melakukan perubahan belum dapat dilakukan evaluasi secara jelas.
Dikarenakan penyuluhan yang dilakukan hanya melalui media yang
merupakan sebuah perencanaan perubahan perilaku ibu, sehingga tidak
dilakukan pendampingan penyuluhan secara langsung kepada ibu hamil
dengan anemia di desa Ngromo tersebut.
4. Jadwal Kegiatan
Pada saat ibu melakukan kunjungan ANC, bidan dapat memberikan
leaflet, poster akan ditempel ditempat kelas ibu hamil dan sosialisasi
mengenai microblog.
Dari hasil analisis masalah sesuai teori L Green, telah ditemukan
bahwa penyebab ibu mengalami anemia karena faktor predisposisi
dimana ibu tidak rutin mengkonsumsi tablet Fe karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil. Jadi,
kelompok kami menyusun perencanaan penyelesaian masalah dengan
cara mengedukasi ibu tentang pentingnya mengkonsumsi tablet fe bagi
ibu hamil, cara mengkonsumsi tablet fe yang benar, dikarenakan masih
ada beberapa ibu yang tidak mau minum Fe karena merasa mual. Edukasi
pada ibu kami lakukan dengan menggunakan media microblog yang
berada di instagram dengan cara ibu memfollow akun dari instagram
tersebut.
Berdasarkan dari data yang kami terima 8 dari 9 ibu di desa Ngromo
memiliki media sosial instagram dan pengguna aktif instagram sesuai
dengan umur ibu yang rata-rata < 30 tahun dengan kemudahan
mengakses media sosial karena berada di lingkungan ramah sinyal, kami
memutuskan untuk menggunakan media microblog ini sebagai media
melakukan promosi dalam penanggulangan masalahnya.
Kelompok kami juga membuat leaflet yang akan didistribusikan
pada PMB setempat sehingga memudahkan bidan dalam menjelaskan
masalah anemia beserta solusinya kepada ibu hamil.
2.6 Media Promosi Kesehatan

21
Media promosi kesehatan yang akan digunakan oleh kelompok kami yaitu
berupa leaflet mengenai Anemia dalam Kehamilan, poster, dan juga
microblog. Untuk leaflet akan didistribusikan di PMB untuk diberikan kepada
ibu hamil pada saat kunjungan ANC. Sedangkan poster akan ditempel
ditempat kelas ibu hamil dan microblog akan dibagikan link kepada ibu hamil
untuk dapat mengakses informasi yang sebar luaskan di microblog. Berikut
leaflet, poster, dan microblog mengenai anemia pada kehamilan.
2.6.1 Leaflet

2.6.2 Poster

22
23
2.6.3 Microblog
Media mengenai microblog dapat diakses melalui link :
https://instagram.com/casabestari?utm_medium=copy_link

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2.
Pada data ibu hamil wilayah setempat yang telah dikumpulkan oleh penulis
terdapat 1 ibu hamil TM I yang memiliki Hb < 11, 3 ibu hamil pada TM II
yang memiliki Hb < 10,5 g%, dan 1 ibu hamil pada TM III yang memiliki Hb
< 11 g% dari total keseluruhan 9 ibu hamil. Sehingga 5 dari 9 ibu hamil
menderita anemia kekurangan zat besi.
Teori ini disebut juga model perubahan perilaku Precede-Proceed dari
Lawrence Green dan M. Kreuter (2005), bahwa perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh faktor-faktor individu maupun lingkungan, dan karena itu
memiliki dua bagian utama yang berbeda. Menurut Green Lawrence dalam
teori ini bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi oleh 3 hal
yakni Faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor pendukung/pemungkin, faktor-
faktor pendorong/penguat.

3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai pelayanan kesehatan
khususnya pada ibu hamil dengan anemia defisiensi zat besi. Serta
bermanfaat bagi institusi/bidan sebagai bahan pertimbangan untuk
perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A. (2017). Ilmu Gizi. Nuha Medika.


Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : . EGC

Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta.


Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD) Bagi Ibu Hamil. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Manuaba. (2011). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC.
Mochtar, R. (2015). Sinopsis Obstetri. EGC.
Prawirohardjo, S. (2018). Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Proverawati, Asfuah S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Pudiastuti, R. D. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal & Patologi.


Nuha Medika.
Susiloningtyas I. Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan. Maj Ilm Sultan
Agung. 2012;50(1):1–27.

Yuni, N. (2015). Kelainan Darah. Nuha Medika.

26

Anda mungkin juga menyukai