Anda di halaman 1dari 5

Nama : apt. Wahyudi, S.Farm., M.Si.

NIP : 199107202020121009
Angkatan : V (lima)
Kelompok : 2 (dua)
Unit Kerja : Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara
Jabatan : Asisten Ahli- Dosen Farmasi

TUGAS AKUNTABILITAS
I. Permasalahan
Jakarta, 9 April 2021. Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan dan menahan AUS
(Bupati Bandung Barat 2018-2023) dan AW (swasta) yang merupakan tersangka dugaan
suap terkait pengadaan bantuan sosial penanganan pandemi Covid-19 di Dinas Sosial
Kabupaten Bandung Barat.

Untuk kepentingan penyidikan, tersangka ditahan selama 20 hari ke depan terhitung sejak 9
hingga 28 April 2021. KPK menahan AUS di Rutan KPK Cabang Gedung Merah Putih dan
AW di Rutan KPK Cabang Kavling C1.

Dalam perkara ini, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Satu orang sebagai
tersangka penerima yakni AUS (Bupati Bandung Barat Periode 2018-2023). Dua orang
sebagai tersangka pemberi adalah MTG dan AW (Anak AUS, swasta).

KPK menduga AUS merekayasa penunjukan penyedia pengadaan paket bahan pangan
bansos. Hasil dari rekayasa tersebut, AW diduga mendapatkan proyek pengadaan senilai
Rp36 miliar dan MTG mendapatkan proyek pengadaan senilai Rp15,8 miliar.

Dari pegadaan tersebut, AUS diduga telah menerima uang sejumlah sekitar Rp1 miliar. Dua
tersangka lain dari pihak swasta juga diduga memperoleh keuntungan. MTG diduga telah
menerima keuntungan sejumlah sekitar Rp2 milliar dan AW diduga menerima keuntungan
sejumlah sekitar Rp2,7 miliar.

Atas perbuatan tersebut, AUS disangkakan melanggar Pasal 12 huruf i dan atau Pasal 15
dan Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 56 KUHP.

Dua tersangka lain, AW dan MTG disangkakan melanggar Pasal 12 huruf i dan atau Pasal
15 UndangUndang Nomor 31Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 jo pasal 56 KUHP.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:

Biro Hubungan Masyarakat

Komisi Pemberantasan Korupsi

Jl. Kuningan Persada Kav 4, Jakarta Selatan

Call Center KPK: 198

www.kpk.go.id

Juru Bicara Bidang Penindakan

Ali Fikri – 085216075917

II. Objektif

1. Deskripsikan kasus/pokok masalah dan aktor yang terlibat

2. Lakukan analisis terhadap:

a. Bentuk pelanggaran terhadap nilai akuntabilitas

b. Dampak tidak diterapkannya nilai dasar Akuntabilitas (Terhadap Individu PNS, Tim
Kerja, Organisasi, sasaran/Stakeholder lainnya), Susunlah gagasan alternatif
pemecahan masalah

3. Dekripsikan konsekuensi penerapan setiap gagasan alternative


III. Jawaban

1. Kasus/pokok masalah : AUS (Bupati Bandung Barat/Tersangka penerima) dan AW


(anak AUS/Tersangka penerima) menerima suap terkait pengadaan bantuan sosial
penanganan pandemi Covid-19 dari MTG (Pihak swasta/Tersangka pemberi)

Aktor yang terlibat : - AUS (Bupati Bandung Barat/Tersangka penerima)

- AW (anak AUS/Tersangka penerima)

- MTG (Pihak swasta/Tersangka pemberi)

2. a. Bentuk pelanggaran terhadap nilai akuntabilitas :

- Tindakan AUS sebagai pejabat Negara tidak memenuhi indicator nilai akuntabilitas,
yaitu :

 Keadilan, AUS seharusnya memberikan kesempatan yang sama kepada perusahaan


lain untuk ikut berpartisipasi dalam tender penyediaan pengadaan paket bahan
pangan bansos
 Kejelasan, AUS seharusnya menetapkan prosedur yang jelas terkait penunjukan
perusahaan penyediaan pengadaan paket bahan pangan bansos
 Integritas, AUS seharusnya tidak menerima/menolak uang suap yang akan diberikan
oleh MTG
 Konsistensi, AUS seharusnya menentukan perusahaan penyediaan pengadaan paket
bahan pangan bansos berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
 Transparansi, AUS seharusnya menjelaskan secara terbuka kepada perusahaan-
perusahaan yang ingin mengikuti tender penyediaan pengadaan paket bahan pangan
bansos
 Keseimbangan, AUS seharusnya harus seimbang dalam menentukan perusahaan
yang akan menjadi penyediaan pengadaan paket bahan pangan bansos
 Kepemimpinan, AUS seharusnya sebagai pimpinan harus memberikan contoh yang
baik untuk lingkungan dan masyarakatnya
 Kepercayaan, AUS telah mengkhianati kepercayaan dari stakeholder dan
masyarakat yang telah diberikan kepadanya
 Tanggung jawab, Tindakan AUS dalam kasus diatas menunjukkan sikap yang tidak
bertanggung jawab karena telah melanggar peraturan yang berlaku dan sumpah
yang telah diucapkan

b. Dampak tidak diterapkannya nilai dasar Akuntabilitas

 Terhadap Individu PNS :


- Akan menjalani proses hukuman sesuai dengan Undang-undang yang berlaku
- Membentuk kepribadian yang tidak bertanggung jawab
- Akan membentuk pribadi yang ingin memperkaya diri, seperti korupsi dan pungli
- Berkurangnya kepercayaan dari masyarakat
 Terhadap Tim Kerja :
- Menumbuhkan rasa saling tidak percaya/curiga antar anggota tim
- Menimbulkan rasa tidak nyaman saat bekerja
- Menurunkan rasa semangat kerja dan kekompakan dalam tim
 Terhadap Organisasi :
- Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada organisasi tersebut
- Menurunkan rasa semangat kerja dan kekompakan dalam organisasi
- Tidak adanya tanggung jawab dalam organisasi
 Terhadap sasaran/Stakeholder :
- Hilangnya rasa kepercayaan
- Hilangnya rasa tanggung jawab
 Gagasan alternatif pemecahan masalah : Saya rasa permasalahan diatas dapat
dipecahkan dengan menerapkan proses tender secara online, dimana setiap
perusahaan mengajukan penawarannya masing-masing dalam sebuah aplikasi secara
online. Aplikasi tersebut nantinya akan memilih secara otomatis perusahaan dengan
penawaran yang terbaik. Sehingga akan meminimalisir terjadinya korupsi, suap
ataupun gratifikasi.

3. Konsekuensi penerapan setiap gagasan alternative : akan terbentuk sistem


pengadaan barang dan jasa yang transparan dan terhindar dari upaya-upaya korupsi.

Anda mungkin juga menyukai