Disusun oleh :
Ria Gustiani
2010102014
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Ria Gustiani
2010102014
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Ria Gustiani
2010102014
Pembimbing Penguji
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah-Nya sehingga pembuatan Scoping Review dengan topik “Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Perdarahan pada Ibu Postpartum” dapat selesai dengan waktu yang telah ditentukan.
Scoping Review ini diselesaikan sebagai bagian dari proyek Professional Practice Project 1
(PPP1) Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan Scoping Review ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Andari Wuri Astuti, S.Si.T, Ph.D selaku Ketua Program Megister Universitas Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penyusunan
Profesionalisme Practice Project I.
2. Cesa Septiana Pratiwi, M.Mid., Ph.D selaku koordinator Profesionalisme Practice
Project I Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan motivasi selama
penyusunan Profesionalisme Practice Project I.
3. Dr. Farida Kartini, M.Sc. selaku pembimbing Profesionalisme Practice Project I
Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang telah meluangkan waktu serta memberikan
motivasi, bimbingan, pengarahan, dan bantuan dalam penyusunan Profesionalisme
Practice Project I
4. Dwi Ernawati, M.Keb selaku penguji Profesionalisme Practice Project I Universitas
Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan motivasi dan bimbingan selama
penyusunan Profesionalisme Practice Project I.
5. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan Scoping Review ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menerima saran dan kritik yang membangun dalam kesempurnaan
langkah selanjutnya. Akhir kata peneliti mengharapkan Scoping Review ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Yogyakarta, Desember 2020
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................viii
ABSTRAK.....................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Scoping Review.........................................................................4
BAB II LANGKAH SCOPING REVIEW
A. Mengidentifikasi Masalah....................................................................6
B. Prioritas Masalah & Meyusun Pertanyaan (Framework).....................6
C. Membuat Kriteria Inklusi dan Eksklusi................................................7
D. Pencarian Literatur dengan Databases.................................................7
BAB III HASIL SCOPING REVIEW
A. Pemilihan Artikel..................................................................................8
B. Prisma Flowchart..................................................................................8
C. Data Charting........................................................................................11
D. Ekstraksi Data / Critical Appraisal.......................................................19
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil......................................................................................................24
B. Pembahasan..........................................................................................28
BAB V REKOMENDASI DAN KESIMPULAN
A. Rekomendasi.........................................................................................33
B. Simpulan...............................................................................................34
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1..................................................................................................................35
Lampiran 2..................................................................................................................36
Lampiran 3..................................................................................................................37
Lampiran 4 .................................................................................................................38
Lampiran 5..................................................................................................................39
Lampiran 6..................................................................................................................40
Lampiran 7..................................................................................................................41
viii
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
PERDARAHAN PADA IBU POST PARTUM
Abstrak
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khususnya negara berkembang dan negara belum berkembang, para ibu masih memiliki
resiko tinggi ketika melahirkan. Situasi ini telah mendorong komunitas internasional
komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu
al., 2019)
Kematian ibu tetap menjadi tantangan utama bagi sistem kesehatan di seluruh
dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa setiap tahun, hampir
295.000 wanita meninggal karena komplikasi yang disebabkan oleh kehamilan dan
kebanyakan dari mereka dapat dicegah atau diobati. Kematian ibu dari negara
berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah mencapai 94 lebih dari 25% kematian
ini disebabkan oleh perdarahan postpartum, hampir 20% dari semua kematian ibu
langsung utama kematian ibu dengan 22,7% dari semua kasus yang didokumentasikan
1
Perdarahan postpartum secara umum didefinisikan sebagai kehilangan darah
dari tubuh sebesar 500 ml setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml setelah
persalinan seksio sesarea. Setiap tahun diperkirakan terdapat 140.000 kematian ibu
akibat PPH atau setiap 4 menit terjadi 1 kematian di seluruh dunia akibat PPH (Nur et
al., 2019). Angka PPH telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di banyak negara
kehilangan darah setidaknya 500mL setelah persalinan vagina (VD) atau 1000mL
setelah operasi caesar (CS) dalam 24 jam postpartum. Perdarahan postpartum lambat
(LPH) terjadi setelah 24 jam setelah persalinan dan menjadi komplikasi 0,23% dari
mL) dan berat (> 2000 mL) . Komplikasi ini berdampak signifikan pada kesehatan
wanita didunia dan sebagai penyebab paling sering kematian maternal di seluruh dunia
WHO menyarankan bahwa kurang dari 50% dari semua kelahiran di beberapa
negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah dibantu oleh bidan terlatih,
dokter atau perawat sementara di sebagian besar negara berpenghasilan tinggi dan
menengah ke atas, laporan menunjukkan bahwa lebih dari 90 % dari semua kelahiran
mendapat manfaat dari kehadiran dukun bayi terlatih. Faktor yang terkait dengan
2
penyediaan perawatan di bawah standar diidentifikasi untuk 61,1% dari kasus kematian
ibu dalam sebuah studi tentang audit kematian ibu. memberikan rekomendasi bagi
penggunaan uterotonik yang efektif untuk pencegahan PPH di antara wanita yang
WHO juga mendesak mitra yang berbeda untuk meninjau kebijakan dan
tepat waktu dan tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan pengetahuan
mengembangkan kebijakan dan programnya sendiri yang spesifik untuk konteks lokal
dan memasukkan berbagai pendekatan untuk mencegah dan mengatasi tantangan PPH
Berbagai cara untuk mencegah PPH berada di bawah Essential Public Health
Operations (EPHO) yang banyak digunakan yang dapat diadaptasi dan dikerjakan
bersama oleh negara lain dengan kepemimpinan WHO, untuk menilai dan
EPHO-lima, berfokus pada pencegahan penyakit melalui tindakan yang diambil di tiga
tingkat pencegahan penyakit: tingkat primer, sekunder dan tersier. Hampir semua
tindakan dari tingkat pencegahan ini, berada dalam peran dan tanggung jawab penyedia
3
layanan kesehatan di lingkungan perawatan primer, rumah sakit dan layanan
B. Tujuan Scoping
Tujuan Scoping Review ini adalah untuk mereview evidence terkait faktor yang
penelitian terdahulu.
4
BAB II
bervariatif berasal dari artikel 173 JNC - Volume 3 Issue 3 October 2020 jurnal dan official
websites. Scoping review merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi literatur
secara mendalam dan menyeluruh yang diperoleh melalui berbagai sumber dengan berbagai
metode penelitian serta memiliki keterkaitan dengan topik penelitian (Arksey & O’Malley,
2005). Scoping review bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari topik penelitian yang telah
ditentukan dengan menggunakan berbagai sumber artikel penelitian serupa lalu dikelompokkan
dan membuat kesimpulan. Dalam menyusun scoping review terdapat beberapa tahapan yang
harus peneliti lakukan (Nurhamsyah, Trisyani, & Nuraeni, 2018). Tahapan ini mengacu pada
Arksey and O’Malley (2005) mengenai kerangka kerja penyusunan scoping review yang
5
A. Identifikasi Masalah
Masalah dalam penelitian ini yang akan dikaji oleh peneliti melalui hasil dari artikel
pada jurnal penelitian terdahulu yakni tentang faktor yang mempengaruhi kejadian
Berdasarkan fenomena yang akan diteliti, kerangka kerja PEOS digunakan untuk
postpartum ?
postpartum ?
1. Kriteri Inklusi
6
a. Artikel diterbitkan sejak tahun 2011 sampai dengan 2021
2. Kriteria Eksklusi
b. Ulasan buku
D. Pencarian Literature
melalui Google. Strategi pencarian dengan memasukkan kata kunci dalam proses
diantaranya :
1. “Haemorrhage” OR “Bleeding”
3. “Factor” OR “Element”
BAB III
7
A. Seleksi Artikel
Hasil studi literatur dari 3 databased yaitu ProQuest, Science Direct dan Google
Scholar kemudian dilakukan screening judul dari hasil pencarian dari databased yang
bisa membantu menjawab tujuan scoping review ini. Berikut rincian pencarian dari 3
99 artikel ini akan dilakukan screening abstrak, full text, dan kriteria insklusi dan
duplikat sehingga sisa artikel menjadi 88 . Lalu dilakukan penyaringan artikel lebih
lanjut untuk mencari referensi yang tepat dan lengkap mengenai faktor yang
artikel.
B. PRISMA Flowchart
PRISMA merupakan suatu cara untuk melacak dan menuliskan jumlah sumber
yang diperiksa, dipilih atau dibuang untuk kemudian digunakan seperti dalam
alur yang memberikan detail terkait empat tahapan utama dalam proses peninjauan,
8
terdiri dari identification, screening, eligibility dan included (Gildboy & Bower,
2011).
identification
ProQuest: (n=21)
Science Direct : (n=17 )
Google Scholar: (n=62)
screening
99 Studies imported for
screening 11 Duplicates
7 Studies included
9
10
No Title Country Aim Type of Data Participant / Result
Research Collection Sample Size
A1 Assesment of von Skotlandia, Untuk mengetahui Ku Rekam 62 wanita Sebanyak 62 persalinan pada 33
Willebrand disease as Inggris peningkatan risiko antitatif, Studi medic yang wanita dengan VWD
a risk factor for perdarahan postpartum kasus kontrol melahirkan dibandingkan dengan kontrol
primary postpartum (PPH). yang disesuaikan untuk usia,
haemorrhage : VON tahun persalinan dan paritas. PPH
WILLEBRAND AND primer diamati pada 12/62
POSTPARTUM (19,4%) persalinan pada wanita
HAEMORRHAGE dengan VWD dan 16/124 (12,9%)
(Chee et al., 2012) kontrol. Rasio odds yang tidak
disesuaikan (OR) untuk VWD
sebagai faktor risiko PPH adalah
1,62 (95% CI 0,75- 3,49, P =
0.22). Setelah penyesuaian untuk
faktor risiko lainnya untuk PPP,
OR untuk VWD sebagai faktor
risiko PPH adalah 1,31 (95% CI
0,48–3,60, P = 0,60). PPH diamati
pada 7/24 (29%) persalinan pada
wanita sebelum hamil yang
diketahui mengalami VWD.
Peluang yang tidak disesuaikan
untuk VWD sebagai faktor risiko
11
untuk PPH pada kelompok ini
secara signifikan lebih besar
daripada kelompok kontrol (OR
2,78 (95% CI 1,03-7,49) P =
0,043) dan tetap signifikan setelah
disesuaikan dengan faktor risiko
signifikan lainnya (OR 3,41 (95%
CI 1,07- 10.9) P = 0,038). VWD
itu sendiri mungkin bukan
merupakan faktor risiko yang
signifikan untuk PPH, namun,
wanita yang diketahui memiliki
pra-kelahiran VWD dapat
mewakili subkelompok berisiko.
A2 Factors associated Sub – Sahara – Tujuan dari penelitian Kuantitatif / Kuisioner 3278 ibu yang Di antara 3.278 perempuan yang
with postpartum Afrika (SSA) ini adalah untuk Crossectional melahirkan mengalami PPP, 178 (5,4%) di
hemorrhage maternal menilai faktor-faktor dengan antaranya meninggal sebelum
death in referral mana yang perdarahan keluar dari rumah sakit. Faktor-
hospitals in Senegal berkontribusi terhadap faktor yang secara signifikan
and mail : a cross kematian ibu yang berhubungan dengan kematian ibu
sectional terjadi selama PPH. PPH adalah: usia di atas 35 tahun
epidemiological Faktor-faktor tersebut (OR disesuaikan = 2,16 [1,26 -
survey (Tort et al., adalah sebagai berikut: 3,72]), tinggal di Mali (OR
2015) perempuan ' disesuaikan = 1,84 [1,13 - 3.00]),
12
karakteristik, aspek bertempat tinggal di luar wilayah
kehamilan dan lokasi rumah sakit (disesuaikan
persalinan; komponen OR = 2.43 [1.29 - 4,56]), penyakit
penatalaksanaan PPH; kronis yang sudah ada sebelum
dan karakteristik kehamilan (OR = 7,54 [2,54 -
organisasi rumah sakit 22.44]), anemia berat prapartum
rujukan di Senegal dan (OR = 6.65 disesuaikan [3.77 -
Mali. 11.74]), forsep atau pengiriman
vakum (OR = 2.63 [1.19 - 5.81]),
berat lahir lebih besar dari 4000 gr
(OR disesuaikan = 2.54 [1.26 -
5.10]), transfusi (disesuaikan OR
= 2.17 [1.53 - 3.09]), pindah ke
rumah sakit lain (disesuaikan OR
= 13.35 [6.20 - 28,76]).
A3 Risk factors for early Israel Untuk mengetahui Kuantitatif / Rekam 56.394 PPH mempersulit 0,8% dari
postpartum faktor risiko kohort medic persalinan semua persalinan pervaginam
haemorrhage (PPH) in perdarahan postpartum retrospektif pervaginam pertama. Faktor risiko yang
the first vaginal (PPP) pada persalinan signifikan untuk PPP dalam
delivery, and pervaginam dan persalinan pervaginam, dengan
obstetrical outcomes in pengaruh PPP menggunakan model regresi
subsequent pregnancy sebelumnya pada logistik ganda, adalah: kehamilan
(Buzaglo et al., 2015) kehamilan berikutnya pasca-aterm, perawatan
kesuburan, gangguan hipertensi,
13
distosia persalinan selama 2, dan
robekan perineum grade 2 dan 3,
masing-masing. PPP sebelumnya
ditemukan sebagai faktor risiko
independen untuk PPP pada
kehamilan berikutnya. Selain itu,
perdarahan postpartum
sebelumnya ditemukan menjadi
faktor risiko yang signifikan untuk
persalinan sesar (CS),
mempersulit persalinan dengan
revisi rongga rahim, anemia, dan
membutuhkan transfusi darah
A4 Risk factors for Milan, Italia Untuk de fi prevalensi Kuantitatif , Kuisioner 6011 wanita 6011 wanita dipelajari (24%
postpartum perdarahan postpartum Crossectional menjalani mengalami kehilangan darah ≥
haemorrhage in a dan faktor risiko persalinan 500mL dan 4,8% ≥ 1000 mL).
cohort of boll Italian terkait setelah pervaginam Nulliparitas, episiotomi, retensi
women (Biguzzi et al., kelahiran pervaginam plasenta dan berat badan neonatal
2012) dan untuk yang tinggi ditipu fi rmed sebagai
mengembangkan faktor risiko perdarahan
model risiko yang postpartum. Rasio odds
meningkatkan prediksi perdarahan postpartum adalah
perdarahan 0,86 (95% CI 0,78-0,90) untuk
postpartum. setiap peningkatan 1 gr / dL
14
hemoglobin ante-partum .
Validasi internal ekstensif dari
nomogram yang dikembangkan
menunjukkan stabilitas model
risiko yang baik
A5 Risk factors for severe Melbourne, Untuk Kuantitatif / Rekam 364.706 PPH parah terjadi pada 1,4% dari
postpartum Victoria, mengidentifikasi kohort medic wanita semua kelahiran ( n = 5122).
haemorrhage : A Australia faktor risiko PPP retrospektif melahirkan Karakteristik ibu yang secara
population – based berat, PPH. dan signifikan berhubungan dengan
retrospective cohort diperkirakan perdarahan postpartum berat
study (Davey et al., kehilangan termasuk: kehamilan ganda; usia
2020) darah ibu yang lebih tua; kelebihan berat
badan / obesitas; kelahiran
pertama. Faktor risiko lain
termasuk komplikasi plasenta,
makrosomia, kelahiran perineum
instrumental, laserasi perineum
derajat ketiga dan keempat,
operasi caesar saat melahirkan,
kelahiran pada usia kehamilan
selain 37-41 minggu, durasi
persalinan 12 hingga
A6 Risk factors for severe Metropolitan Tujuan utama Kuantitatif / Rekam 1064 kasus Di antara total 43.105 kelahiran
postpartum Oslo dan Kota penelitian ini adalah studi kasus medis perdarahan yang terjadi antara 2008 dan 2011,
haemorrhage : a case Buskerud untuk mengevaluasi cont rol postpartum kami mengidentifikasi 1.064
15
control study (Nyfløt faktor risiko PPP berat melalui kasus dan 2059 kontrol acak.
et al., 2017) berat, dengan catatan ruang Frekuensi PPH berat adalah 2,5%
mempertimbangkan kelahiran dan (interval kepercayaan 95% (CI):
variabel prahamil, database 2,32 - 2.62). Etiologi paling
antenatal, dan rumah sak umum untuk perdarahan
intrapartum postpartum berat adalah atonia
uteri (60%) dan komplikasi
plasenta (36%). Faktor risiko
terkuat adalah riwayat PPH berat
(OR (aOR) = 8,97, CI 95%: 5,25.
- 15.33), obat antikoagulan (aOR
= 4.79, 95% CI: 2.72 - 8.41),
anemia saat pemesanan (aOR =
4.27, 95% CI: 2.79 - 6.54), pre-
eklamsia berat atau sindrom
HELLP (aOR = 3.03, 95% CI:
1.74 - 5.27), fibroma uterus (aOR
= 2.71, 95% CI: 1.69 - 4.35),
kehamilan ganda (aOR = 2.11,
95% CI: 1.39 - 3.22) dan
teknologi reproduksi terbantu
(aOR = 1.88, 95% CI: 1.33 -
2.65).
A7 Postpartum Bulwayo, Penelitian ini Kuantitatif, Rekam 4.567 Ada 4.567 persalinan di panti
16
haemorrhage : Zimbabwe bertujuan 1) untuk kohort medis persalinan selama periode 1 Januari 2016
incidence, risk, factors, mendokumentasikan deskriptif sampai dengan 30 Juni 2016.
and outcomes, in a low kejadian, faktor risiko, retrospektif Terdapat 74 kasus PPH selama
– resource setting dan penyebab PPH di masa studi. Insiden PPH primer
(Ngwenya, 2016) pengaturan sumber adalah 1,6%. Usia rata-rata adalah
daya rendah dan 2) 27,7 tahun (SD ± 6.9), usia
untuk kehamilan rata-rata adalah usia
mendokumentasikan kehamilan 38,6 minggu (SD ±
hasil ibu dari PPH di 2.2), dan berat lahir rata-rata
rangkaian sumber daya adalah 3,16 kg (SD ± 0,65) untuk
rendah kelompok pasien yang diteliti.
Tiga perempat (75,7%) kasus
memiliki NVD. Mayoritas kasus
(77,0%) memiliki faktor risiko
yang dapat diidentifikasi untuk
mengembangkan PPH primer.
Faktor risiko yang paling dapat
diidentifikasi untuk PPP primer
adalah hipertensi akibat
kehamilan yang diikuti oleh
persalinan lama. Atonia uteri
merupakan penyebab tersering
dari perdarahan postpartum
(82,4%). Wanita yang melahirkan
17
dengan NVD, yang didiagnosis
dengan PPH, dan yang kehilangan
sekitar 500–1.000 mL darah
adalah 73,2%; 25% kalah 1.000–
1.500mL darah, dan 1,8%
kehilangan lebih dari 1.500mL
darah. Wanita yang melahirkan
dengan operasi caesar segmen
bawah, yang didiagnosis dengan
perdarahan postpartum, dan
diperkirakan kehilangan 1.000–
1.500 mL darah adalah 77,8%,
dan 22,2% mengeluarkan darah
sekitar 1.500 mL darah atau lebih.
Mayoritas kasus PPH primer
(94,6%) selamat dan 5,4%
meninggal.
18
C. Ekstraksi Data / Critical Aprasial
Pada tahap ini semua artikel yang telah dipilih kemudian dimasukkan kedalam
tujuan dan jenis penelitian, pengumpulan data, besar sampel dan hasil penelitian. Alat
yang dipilih untuk menilai kualitas artikel adalah checlist Joanna Briggs dari Joanna
Briggs Institute. Sebanyak 7 artikel yang yang akan dilakukan Critical Appraisal oleh
penulis. Design cross sectional yang berisi 8 pertanyaan, kohort berisi pertanyaan
membedakan kategori artikel baik (grade A), kategori cukup baik (grade B) dan
kategori kurang baik (grade C), dimana nantinya setiap poin penilaian akan diwakili
0: tidak berlaku
1: tidak
2: kurang jelas
3: ya
19
Tabel 3.2 Range Nilai Critical Appraisal for Case control
20
Berikut range penilaian yang telah ditentukan penulis untuk tahap Critical Apraisal:
Table 3.4 Joanna Briggs Institute Checklist Critical Appraisal Cross Sectional Study
No Elemen Pertanyaan A2 A4
1 Apakah kriteria untuk dimasukkan 3 3
dalam sampel didefinisikan dengan
jelas?
2 Apakah subjek penelitian dan 3 3
latarnya dijelaskan secara rinci?
3 Apakah eksposur diukur dengan 3 3
cara yang velid dan dapat
diandalkan?
4 Apakah kriteria standar yang 3 3
obyektif digunkan untuk mengukur
kondisi?
5 Apakah faktor perancu 2 2
diidentifikasi?
6 Apakah strategi untuk menangani 2 2
faktor perancu dinyatakan?
7 Apakah hasil ukur dengan cara 3 3
yang valid dan dapat diandalkan?
8 Apakah analisis statistic yang tepat 3 3
digunakan
Total nilai / Grade : 22 : (A) 22 : (A)
Baik Baik
Table 3.5 Joanna Briggs Institute Checklist Critical Appraisal Case control
21
No Elemen Pertanyaan A1 A6
1 Apakah kelompok-kelompok 3 3
tersebut sebanding selain
adanya penyakit dalam kasus
atau tidak adanya penyakit
dalam kelompok kontrol?
2 Apakah kasus dan kontrol cocok 3 3
dengan tepat?
3 Apakah kriteria yang sama 3 3
digunakan untuk identifikasi
kasus dan kontrol?
4 Apakah keterpaparan diukur 3 3
dengan cara yang standar, valid
dan dapat diandalkan?
5 Apakah keterpaparan diukur 5 3
dengan cara yang sama untuk
kasus dan kontrol?
6 Apakah faktor perancu 2 2
diidentifikasi?
7 Apakah strategi untuk menangani 2 2
faktor perancu dinyatakan?
8 Apakah hasil dinilai dengan cara 3 3
yang standar, valid dan dapat
diandalkan untuk kasus dan
kontrol?
9 Apakah periode eksposur minat 2 2
cukup lama untuk menjadi
bermakna?
10 Apakah analisis statistik yang tepat 3 3
digunakan?
Total nilai / Grade : 27 : (A) 29 : (A) Baik
Baik
Table 3.6 Joanna Briggs Institute Checklist Critical Appraisal Cohort Retrospektif
22
No Elemen Pertanyaan A3 A5 A7
1 3 3 3
Apakah kedua kelompok tersebut serupa
dan direkrut dari populasi yang sama?
2 Apakah keterpaparan diukur dengan cara 3 3 3
yang sama untuk menetapkan orang ke
kelompok terpapar dan tidak terpapar?
3 Apakah eksposur diukur dengan cara 3 3 3
yang valid dan dapat diandalkan?
4 Apakah faktor perancu diidentifikasi? 3 3 2
5 2 2 2
Apakah strategi untuk menangani
faktor perancu dinyatakan?
6 Apakah kelompok / peserta bebas 1 3 3
dari hasil di awal studi (atau saat
paparan)?
7 Apakah hasil diukur dengan cara yang 3 3 3
valid dan dapat diandalkan?
8 3 3 3
Apakah waktu tindak lanjut dilaporkan
dan cukup lama untuk menghasilkan
hasil?
9 Apakah tindak lanjut selesai, dan jika 1 3 3
tidak, apakah alasan mangkir dijelaskan
dan di eksplorasi ?
10 1 1 1
Apakah strategi untuk menangani
tindak lanjut yang tidak lengkap
digunakan?
11 Apakah analisis statistik yang tepat 3 3 3
digunakan?
Total nilai / Grade : 24 : (B) 30 : (A) 29 : (A)
Cukup Baik Baik
Critical Aprasial yang digunakan adalah penilaian dari Joanna Briggs Institute
Checklist. Dari 7 jurnal yang digunakan untuk 6 jurnal mendapatkan range nilai kategori baik
yaitu jurnal dengan koding A1, A2, A4,A5,A6,A7 dan 1 jurnal kategori cukup baik jurnal
dengan koding A3. Dari 7 jurnal A2 dan A4 menggunakan penilaian Cross Sectional, A1 dan
A6 Case Controll dan A3,A5, dan A7.
BAB IV
23
PEMBAHASAN
A. Hasil
artikel yang telah dipilih dan sesuai dengan kualitas yang baik, maka peneliti
yang digunakan dalam artikel tersebut. Adapun hasilnya adalah 3 artikel adalah
2.5
0.5
0
Cohort
Crossectional
Case Control
24
Jurnal yang digunakan dalam penilian yaitu 7, yang terdiri dari berbagai
Zimbabwe.
Negara
1
0.9
0.8
0.7
0.6 Inggris
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Inggris Afrika Israel Italia Oslo Australia Zimbabwe
tahun 2012, 2 jurnal pada tahun 2015, 1 jurnal tahun 2016, 1 jurnal tahun 2017,
25
Tahun Terbit
2
1.8
1.6
1.4
1.2 2012
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2012 2015 2016 2017 2020
Briggs Institute (JBI) terdiri dari kategori grade A (Baik), Grade B (Cukup), dan
dengan kategori Baik (A) sebanyak 6 jurnal. Dan kategori Cukup (B) sebanyak
1 jurnal.
26
Grade
4
Grade A
0
Grade A Grade B Grade C
E. Maping Tema
Pada langkah ini, dimana penulis menggolangkan sebuah temuan kajian tema
yang menarik yang diulas pada artikel tersebut, adapun mapping tema sebagai berikut:
27
Tema Sub tema / Peneliti
Faktor yang Faktor Robekan Perineum ((Chee et al., 2012),(Firmin et al.,
mempengaruhi
kejadian 2019),(Davey et al., 2020), (Biguzzi et al., 2012), (Buzaglo et
perdarahan pada
ibu post partum al., 2015).
Faktor Anemia (Davey et al., 2020),(Buzaglo et al., 2015; Chee
2017)
Faktor Atonia Uteri (Butwick et al., 2017a; Buzaglo et al.,
F. Pembahasan
postpartum yang masih terjadi pada saat proses persalinan pervaginam baik di
rumah sakit maupun di klinik bidan . Semua wanita yang melahirkan pervaginam
memiliki resiko terjadi perdarahan postpartum jika terdapat indikasi atau tindakan
yang menyebabkan kematian ibu saat postpartum yaitu Robekan perineum yang
mencapai Grade 3 dan 4, robekan perineum tersebut dikarenakan ibu yang salah
28
dalam meneran atau bidan yang lalai dalam memimpin persalinan (Davey et al.,
2020).
(Firmin et al., 2019) menyebutkan dalam penelitian nya bahwa Lesi servik-
vagina (CV) mewakili etiologi ketiga yang paling umum, karena mereka hanya
bertanggung jawab pada 5,8% kasus dan dikaitkan dengan etiologi lain pada 5,2%
kejadian nya juga masih sering terjadi diberbagai Negara maju maupun
dilakukan tindakan yang tepat. Namun laserasi jalan lahir ini bukan menjadi
2. Faktor Anemia
Dalam penelitian ini (Buzaglo et al., 2015), faktor risiko terkuat untuk
karena banyak ibu hamil yang kadang tidak melakukan pemeriksaan Antenatal
29
care terpadu, sehingga kebutuhan nutrisi dan zat besi tidak terpenuhi. Banyak ibu
hamil yang dari keluarga kurang berkecukupan tidak mampu untuk melakukan
73% disebabkan anemia, baik anemia sedang bahkan anemia berat. Karena
fisiologisnya pada saat proses persalinan ibu akan kehilangan darah setidaknya
lebih dari 250 cc/ml. Anemia merupakan salah satu faktor kurangnya kadar
oksigen yang dibawa ke uterus sehingga kontraksi tidak menjadi adekuat yang
atau tanda PPH. Penurunan kadar hemoglobin secara signifikan bisa terjadi saat
Penurunan kadar hemoglobin ini adalah salah satu kesalahan yang sengaja
terjadi, karena tidak adanya pengecekan diawal sebelum kelahiran sehingga tidak
Penelitian yang sama melaporkan bahwa tidak proporsional jumlah wanita yang
30
menggambarkan mengapa plasentasi abnormal menjadi perhatian utama dalam
pasca persalinan pada 4,4% kasus. Selain itu, plasentasi abnormal mungkin telah
ada untuk beberapa kasus yang didiagnosis sebagai retensi plasenta karena
laporan patologi tidak tersedia untuk sebagian besar kasus ini. Jaringan plasenta
yang tertinggal adalah penyebab paling umum kedua. Setelah penyebab utama
nya atonia uteri, dan penyebab ketiga nya adalah laserasi. Plasenta Akreta,
terjadi perdarahan postpartum . Hal ini bisa terjadi karena faktor riwayat
section caesaria, operasi lain dibagian rahim ,gaya hidup yang merokok pada
yang paling umum adalah atonia uteri, yaitu kegagalan uterus berkontraksi secara
adekuat setelah lahir. Atonia uteri terjadi pada lebih banyak wanita tanpa faktor
risiko yang diketahui dibandingkan dengan faktor risiko yang dapat diidentifikasi .
31
atonia uteri merupakan penyebab tersering dari perdarahan postpartum (82,4%),
Atonia Uterus adalah penyebab langsung utama morbiditas ibu secara global.
digunakan untuk tujuan ini. Di unit bersalin ini, persalinan kala tiga dikelola
secara aktif dengan oksitosin sebagai agen uterotonik utama. Semua kasus PPH
yang didiagnosis selama masa studi menerima dosis uterotonik tambahan sebagai
pengobatan untuk PPP. Mayoritas kasus di unit ini disebabkan oleh atonia uteri,
dan karenanya pemberian dosis ekstra uterotonik yang sangat cepat begitu kondisi
Sangat penting untuk dicatat bahwa hampir seperempat wanita tidak memiliki
dokter yang merawat harus selalu siap menghadapi kondisi ini yang dapat menelan
angka kematian ini. Misoprostol, sebagai obat yang lebih murah, akan sangat
persalinan yang aman dan efektif untuk semua wanita di negara miskin.
Pencegahan PPH di negara dengan sumber daya rendah harus diprioritaskan untuk
32
mencegah kematian yang tidak perlu ini. (Butwick et al., 2017a), penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian (Firmin et al., 2019) yang menjelaskan bahwa hasil
yang signifikan bahwa Atonia uteri adalah etiologi utama dalam terjadinya
BAB V
A. Rekomendasi
b. Memberikan dukungan kepada ibu hamil yang memiliki ekonomi rendah, mencari
upaya agar target Antenatalcare terpadu tercapai, sehingga bisa menciptakan
persalinan yang normal dan selamat.
2. Bagi keluarga
3. Bagi ibu
Diharapkan kepada ibu untuk lebih proaktif mencari informasi guna meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilan, tanda dan gejala bahaya kehamilan, persalinan,
33
komplikasi selama masa persalinan , serta mengenai ASI dan ASI Ekslusif, informasi
tersebut bisa didapatkan melalui tenaga kesehatan, kader, media cetak dan televise.
B. Simpulan
Berdasrkan hasil peneltian dapat disimpulkan bahwa dari faktor yang
mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum / postpartum haemorrhage terdapat
empat faktor yang paling umum sering terjadi, yaitu faktor robekan jalan lahir, faktor
anemia, faktor komplikasi plasenta,dan faktor atonia uteri yang dapat menyebakan atau
terus meningkatkan perdarahan yang berujung pada angka kematian ibu . Perdarahan
postpartum adalah Perdarahan postpartum secara umum didefinisikan sebagai
kehilangan darah dari tubuh sebesar 500 ml setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml
setelah persalinan seksio sesarea. Setiap tahun diperkirakan terdapat 140.000 kematian
ibu akibat PPH atau setiap 4 menit terjadi 1 kematian di seluruh dunia akibat PPH (Nur
et al., 2019).
34
DAFTAR PUSTAKA
Bazirete, O., Nzayirambaho, M., Umubyeyi, A., Uwimana, M. C., & Evans, M. (2020).
https://doi.org/10.1186/s12884-020-03389-7
Biguzzi, E., Franchi, F., Ambrogi, F., Ibrahim, B., Bucciarelli, P., Acaia, B., Radaelli, T.,
Biganzoli, E., & Mannucci, P. M. (2012). Risk factors for postpartum hemorrhage in a
https://doi.org/10.1016/j.thromres.2011.09.010
Butwick, A. J., Ramachandran, B., Hegde, P., Riley, E. T., El-Sayed, Y. Y., & Nelson, L. M.
(2017a). Risk Factors for Severe Postpartum Hemorrhage After Cesarean Delivery:
https://doi.org/10.1213/ANE.0000000000001962
Butwick, A. J., Ramachandran, B., Hegde, P., Riley, E. T., El-Sayed, Y. Y., & Nelson, L. M.
(2017b). Risk Factors for Severe Postpartum Hemorrhage After Cesarean Delivery:
35
Case-Control Studies. Anesthesia & Analgesia, 125(2), 523–532.
https://doi.org/10.1213/ANE.0000000000001962
Buzaglo, N., Harlev, A., Sergienko, R., & Sheiner, E. (2015). Risk factors for early postpartum
hemorrhage (PPH) in the first vaginal delivery, and obstetrical outcomes in subsequent
https://doi.org/10.3109/14767058.2014.937698
Chee, Y. L., Townend, J., Crowther, M., Smith, N., & Watson, H. G. (2012). Assessment of
von Willebrand disease as a risk factor for primary postpartum haemorrhage: VON
Davey, M., Flood, M., Pollock, W., Cullinane, F., & McDonald, S. (2020). Risk factors for
Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology, 60(4), 522–532.
https://doi.org/10.1111/ajo.13099
Feduniw, S., Warzecha, D., Szymusik, I., & Wielgos, M. (2020). Epidemiology, prevention
Polska, 91(1), 8.
Firmin, M., Carles, G., Mence, B., Madhusudan, N., Faurous, E., & Jolivet, A. (2019).
Postpartum hemorrhage: Incidence, risk factors, and causes in Western French Guiana.
https://doi.org/10.1016/j.jogoh.2018.11.006
Garrard, J. (2020). Health Science Literature Review Made Easy: The Matrix method (sixth).
36
Gildboy, S., & Bower, P. (2011). Depression in Primary Care: Evidence and Practice.
Ngwenya, S. (2016). Postpartum hemorrhage: Incidence, risk factors, and outcomes in a low-
https://doi.org/10.2147/IJWH.S119232
Nur, A. F., Rahman, A., & Kurniawan, H. (2019). FAKTOR RISIKO KEJADIAN
PALU. 5(1), 6.
Nyfløt, L. T., Sandven, I., Stray-Pedersen, B., Pettersen, S., Al-Zirqi, I., Rosenberg, M.,
Jacobsen, A. F., & Vangen, S. (2017). Risk factors for severe postpartum hemorrhage:
https://doi.org/10.1186/s12884-016-1217-0
Smit, M., Chan, K.-L. L., Middeldorp, J. M., & van Roosmalen, J. (2014). Postpartum
https://doi.org/10.1186/s12884-014-0397-8
Tort, J., Rozenberg, P., Traoré, M., Fournier, P., & Dumont, A. (2015). Factors associated with
https://doi.org/10.1186/s12884-015-0669-y
37
LAMPIRAN
38
Lampiran 1 Penilaian A1 Casse Controll
39
Lampiran 2 Penilaian A2 Crossectional
40
Lampiran 3 Penilaian A3 Cohort
41
Lampiran 4 Penilaian A4 Crossectional
42
Lampiran 5 Penilaian A5 Cohort
43
Lampiran 6 Penilaian A6 Case Controll
44
Lampiran 7 Penilaian A7 Cohort
Lampiran 7 A7 Cohort
45