Oleh
12.02.123
MEDAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan exyramural dari
pengobatan pasien mental sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan masalah-masalah
social saja,hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan psikiatri
modern.Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmakai dimana telah ditemukan berbagai
jenis obat yang dapat mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala psikiatrik,maka bentuk
pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut maka perlu disusun
kegiatan yang diberikan pada para rehabilitan yang sesuai ketika mereka dirawat di Rumah
Sakit Jiwa.Upaya Rehabilitasi pasien mental di Indonesia mulai dirintis pada tahun 1969 dan
berkembang sampai sekarang ini.
Menurut L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam psychiatric Dictionary
adalah segala tindakan fisik,penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha
untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk mempersiapkan
pasien secara fisik,mental,dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai perbaikan fisik
sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas maksimal,
penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara memuaskan sehingga dapat
berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna.
B.Tujuan Penulisan
1. Untuk lebih memahami tentang terapi Rehabilitasi
2. Untuk lebih memahami tentang tujuan terapi rehabilitasi
3. Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi rehabilitasi
C. Manfaat
1. Agar lebih memahami tentang terapi rehabilitasi
2. Agar lebih memahami tentang tujuan terapi rehabilitasi
3. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi rehabilitasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan
menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik,mental,sosial,dan ekonomik,di
rumah sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu.Rehabilitasi menurut WHO
Expert Commitee on Medical Rehabilitation (1969).Penggunaan secara terpadu dan
terkoordinasi dari tindakan medis,social,pendidikan dan vokasional untuk melatih atau
melatihi kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari tingkat kemampuan
fungsionalnya.kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah kegiatan dimana
bertujuan membantu pasien mengembangkan kemampuan kerja dalam kehidupan sehari-hari
sebagai bekal bagi dirinya di masyarakat setelah pulang dirawat di rumah sakit
RehabilitasiVokasional
Yaitu suatu proses dimana pasien dikaji,dilatih dan ditempatkan sesuai dengan pekerjaannya
yang dapat membantunya mendapatkan kepuasan dan bermakna.Kegiatan ini didasari kepada
kepercayaan bahwa dengan memberinya pekerjaan akan menghasilkan kreatifitas kepuasan
dalam berhubungan sosial dengan orang lain,meningkatkan kebanggakan dalam
menyelesaikan tugas dan harga diri.Sebelum mengikuti terapi ini biasanya pasien dilakukan
test sikap ketrampilan,minat,kemudian diminta mengobservasi dan memcoba salah satu jenis
pekerjaan yang diminati,kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi.
a) Aspek medis
Bertujuan untuk mengurangi invaliditas serta meningkatkan validitas
D.Kegiatan Rehabilitasi
Upaya rehabilitasi dibagi dalam tiga tahap. Masing–masing tahap mempunyai bermacam-
macam kegiatan, yang merupakan rangkaian usaha dalam proses rehabilitasi pasien jiwa.
Tahap-tahapnya :
a. Tahap persiapan
b. Tahap penyaluran/penempatan
c. Tahap pengawasan
Aktivitas kegiatan untuk mencapai tujuan rehabilitasi kesehatan jiwa menurut Anthoni (1980)
Fisik Emosional Intelektual
KETERAMPILAN Hub antar manusia Pengelolaan uang
HIDUP Kontrol diri Penetapan tujuan
Higiene personal Penghargaan yang selektif Pengembangan
Kebugaran fisik Reduksi stigma masalah
Penggunaan angkutan umum Penyelesaian masalah Penggunaan sumber-
Memasak Keterampilan berbicara sumber komunitas
Belanja
Kebersihan
Peran serta dalam olah raga
Penggunaan fasilitas rekreasi
KETERAMPILAN Kemampuan berbicara Membaca
BELAJAR Mengajukan pertanyaan Menulis
Dapat tenang Menjawab dengan sukarela Keterampilan Belajar
Memberikan perhatian Mengikuti petunjuk Aktivitas hobi
Tetap duduk Meminta pengarahan Mengetik
Mengamati Mendengarkan
Ketepatan waktu
E. Kegiatan Pelaksana
Kegiatan pelaksana rehabilitasi dilakukan di dalam rumah sakit,luar rumah sakit (panti,pusat
rehabilitasi),dimulai sejak hari pertama pasien dirawat
a. Koleksi data
Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang disertakan waktu
pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional.Jika dengan mengadakan
interviu dengan pasien atau keluarganya, atau dengan mengadakan kunjungan rumah.
Data ini diperlukan untuk menyusun rencana terapi bagi pasien. Proses ini dapat
berlangsung beberapa hari sesuai dengan kebutuhan
c. Penentuan tujuan
Dari masalah dan latar belakang pasien maka dapat disusun daftar tujuan terapi sesuai
dengan prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya
d. Penentuan aktivitas
Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktivitas yang dapat mencapai tujuan
terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut sertakan dalam menentukan jenis
kegiatan yang kan dilaksanakan sehingga pasien merasa ikut bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaannya. Dalam hal ini harus diingat bahwa aktivitas itu sendiri
tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai media untuk dapat mengerti
masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan bimbingan terapis. Pasien itu sendiri
harus diberitahu alasan-alasan mengenai dia harus mengerjakan aktivitas tersebut
sehingga dia sadar dan diharapkan akan mengerjakannya dengan aktif
e. Evaluasi
Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan terapi.
Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai dengan
perkembangan pasien yang ada. Dari hasil evaluasi dapat direncanakan kemudian
mengenai peneyesuain jenis aktivitas yang kan diberikan. Namun dalam hal tertentu
penyesuain aktivitas dapat dilakukan setelah bebrapa waktu setelah melihat bahwa
tidak ada kemajuan atau kurang efektif terhadap pasien.
1. Tahap psikotik. Tirto Jiwo hanya akan menerima penderita gangguan jiwa yang telah
bisa keluar dari rumah sakit jiwa. Tahap psikotik penderita masih perlu dirawat di
rumah sakit jiwa.
2. Tahap konseling. Penderita sudah bisa keluar dari rsj. Penderita mulai bisa diajak
untuk mempersiapkan langkah langkah menuju pemulihan dan persiapan kerja.
3. Tahap penggunaan kemampuan sederhana. Pasien perlu mulai diberi kepercayaan
untuk melakukan pekerjaan pekerjaan yang mudah yang melibatkan penggunaan
kemampuan yang sangat sederhana dan hanya memerlukan kemampuan mekanik dan
fungsi hafalan. Pekerjaan tangan seperti menyapu, mengepel, membersihkan debu,
melakukan bordir dan jahitan sederhana. Kerja yang memerlukan penghitungan
sederhana atau pekerjaan tugas ringan seperti penjaga kemananan, penolong atau
petugas yang ditugaskan menjaga pasien. Pada fase ini pada umumnya pekerjaan
yang dilakukan tidak memerlukan kemampuan intelektual atau keputusan-keputusan
kompleks atau kemampuan mengingat yang kuat, meskipun sebelum sakit si penderita
mempunyai kemampuan intelektualitas yang tinggi.
4. Bekerja paruh waktu berfungsi dengan dukungan yang ketat. Pasien mulai bisa
bekerja dalam pola kerja yang terjadwal secara paruh waktu. Penderita mulai bekerja 2-
3 jam per hari sesuai dengan tingkat kenyamanan pasien. Penderita bisa bekerja pada
shift pagi atau shift sore. Dalam fase ini pasien perlu memperoleh banyak
dukungan dan pujian. Pemberian gaji/honor atau imbalan lain yang sesuai diberikan
kepada penderita secara sering, bila perlu bahkan diberikan setiap hari. Seringkali
hadiah (honor) atau penguatan mungkin perlu diberikan jauh melampaui kualitas kerja
yang sebenarnya atau jumlah hasil kerja dicapai, dengan tujuan untuk penguatan yang
meningkatkan kepercayaan diri pasien dan menanamkan dalam dirinya / keinginan nya
untuk tetap berkarya.
5. Tahap kerja penuh waktu berfungsi tetapi masih melakukan pekerjaan yang mudah.
Fase ini melibatkan upaya peningkatan kualitas hasil kerja. Penderita mungkin
melakukan pekerjaan yang sama tetapi pemberian honor/ gaji diberikan secara
mingguan atau bulanan. Dukungan konseling tetap diperlukan. Pada tahap ini para
pasien dan anggota keluarganya secara bertahap diberi pemahaman agar penderita
dapat mendapatkan pekerjaan yang selaras dengan kemampuan pasien yang
sebenarnya dan potensi sesungguhnya.
6. Tahap pekerjaan intelektual. Dalam fase ini pasien mulai diberi penugasan untuk
bekerja yang sesuai dengan kemampuan intelektualnya, misalnya tutor, akuntan,
asisten dalam profesional khusus. Jika pasien sendiri adalah seorang dokter atau
pengacara atau akuntan, maka tahap ini mungkin penderita diberikan program magang
di bawah bimbingan profesional lainnya dengan kualifikasi yang sama. Pada fase ini
penderita masih harus berada dalam lingkungan yang terlindungi.
7. Tahap bekerja secara penuh. Dalam fase ini pasien melakukan apa yang ingin ia
lakukan dalam bidang pilihannya, sesuatu yang ia akan lakukan dengan cara baik jika
dia tidak menderita penyakit. Lama setiap tahap rehabilitasi tergantung pada kasus
individu, yang didasarkan pada seberapa stabil pasien dalam setiap fase. Pada
umumnya, setiap fase dapat berlangsung selama antara 1 sampai 6 bulan. Obat dapat
ditambahkan, atau disesuaikan tergantung pada: kemajuan gejala klinis, ada tidaknya
gejala psikotik, ada tidaknya faktor yang menghambat kerja yang disebabkan oleh efek
samping dari obat-obatan misalnya tremor atau mengantuk, serta ada tidaknya
kebutuhan untuk melindungi dan menjaga pasien dari stres.
Menurut Palmer-Erbs, Connolly, Brach, dan Hoff (1995) prinsip-
p r i n s i p rehabilitasi sebagai berikut :
1. Percaya bahwa pasien dengan gangguan jiwa mengalami proses penyembuhan.
2. Program yang diberikan mampu memberdayakan pasien.
3. Program yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan pasien terkait dengan
kebutuhan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual pasien.
4. Pasien diberikan kesempatan untuk memilih program yang diminati.
5. Program yang diberikan mampu memberikan kesempatan pada pasien
gangguan jiwa untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan
sehingga mereka mmapuhisup mandiri dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
6. Kerja sama dengan keluarga dan tenaga profesional lainnya harus dipertahankandemi
tercapainya tujuan
BENTUK REHABILITASI
1. Rehabilitasi fisik
Aktivitas sehari-hari (ADL):
Keterampilan-keterampilan ini dapat dilatih melalui program rehabilitasi di rumah dan di luar
rumah. Keterampilan ADLyang dapat dilakukan di rumah antara lain : kebersihan diri,
berhias, makan,minum, membersihkan rumah, mempersiapkan alat
masak,mengaturuang belanja, menyusun kegiatan seharihari, dan melakukan olahraga.
Keterampilan yang dapat dilakukan di luar rumah misalnya menggunakanfasilitas umum
(bank, pusat perbelanjaan, kantor pos).
Keterampilan belajar (tenang, memperhatikan, mengobservasi).
Keterampilan bekerja (menggunakan perkakas pertanian, perkebunan,
dankerajinan tangan).
2. Rehabilitasi emosional
Aktitivitas sehari-hari:
hubungan dengan orang lain, kontrol diri, mekanismekoping pemecahan masalah.
Keterampilan belajar
Membuat pertanyaan dan berusaha menjawab, mengikuti petunjuk, dan aktif mendengarkan.
Keterampilan bekerja: wawancara pekerjaan, dan hubungan sosial terkait pekerjaan.
3. Rehabilitasi intelektual
Aktivitas sehari-hari: Manajemen keuangan, menggunakan sumber dukungan sosial,
mempunyai tujuan.
Keterampilan belajar: membaca, menulis, berhitung, mengetik.
Keterampilan bekerja: mencari pekerjaan yang sesuai
BAB III
PENUTUP
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan
menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik,mental,sosial,dan ekonomik,di
rumah sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu
SARAN
Sebagai perawat agar mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan
terapi rehabilitasi pada pasien gangguan jiwa dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA