Anda di halaman 1dari 2

Ilmu yang Bermanfaat Bukan Sekedar

Dihafalkan
 20 Juni, 2012
 Kategori: Faedah Ilmu
 Dilihat: 6701

Tidak sedikit dari kita yang menuntut ilmu namun kadang tidak bermanfaat bagi si
pemiliknya. Padahal ilmu yang disebut ilmu adalah jika bermanfaat dan bukan ilmu yang
sekedar dihafalkan.  Yang dimaksud dengan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu syar’i atau
ilmu agama yang diamalkan oleh si pemiliknya.

Imam Syafi’i memiliki nasehat berharga di mana beliau berkata,

‫ ليس العلم ما حفظ‬،‫العلم ما نفع‬

“Ilmu adalah yang bermanfaat dan bukan hanya dihafalkan” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 89).

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang semakin membuat seseorang mengenal Rabbnya.

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bukan dicari untuk membanggakan diri dan
sombong. Sehingga ketika orang di bawahnya menyampaikan suatu ilmu, ia pun menerima
jika itu adalah kebenaran.

Ilmu yang bermanfaat membuat seseorang tidak gila dunia, tidak mencari popularitas dan
tidak ingin dirinya tenar.

Ilmu yang bermanfaat tidak menjadikan seseorang sombong di hadapan yang lain dan tidak
sampai membodoh-bodohi yang lain. Jika ada yang menyelisihi ajaran Rasul, maka ia
mengkritiknya karena Allah, bukan marah  karena selain Allah atau bukan karena ingin
meninggikan derajatnya.

Ilmu yang bermanfaat membuat seseorang suuzhon pada dirinya sendiri (artinya: merasa
dirinya penuh kekurangan) dan husnuzhon (berprasangka baik) pada orang-orang yang
berilmu sebelumnya (para salaf). Ia selalu berprasangka bahwa yang lebih salaf darinya lebih
utama.
Kita saat ini telah hidup di zaman yang lebih banyak orator daripada alim yang banyak ilmu.

.‫ زمان قليل علماؤه كثير خطباؤه‬R‫ وسيأتي بعدكم‬،‫ إنكم في زمان كثير علماؤه قليل خطباؤه‬:‫قال ابن مسعود‬

Ibnu Mas’ud berkata, “Kalian hidup di zaman yang terdapat banyak ulama dan sedikit yang
pintar berkoar-koar. Dan nanti setelah kalian akan ditemui zaman yang sedikit ulama namun
lebih banyak orang yang pintar berkoar-koar.”

‫ ومن كان بالعكس فهو مذموم‬،‫فمن كثر علمه وقل قوله فهو الممدوح‬.

Siapa yang lebih banyak ilmunya dan sedikit bicaranya, maka itulah yang terpuji. Dan jika
sebaliknya, maka dialah yang tercela.

.‫ فما كان غير ذلك فليس بعلم‬،‫ العلم ما جاء به أصحاب محمد صلى هللا عليه وسلم‬:‫قال األوزاعي‬

Al Auza’i berkata, “Yang disebut ilmu adalah yang datang dari para sahabat Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selain itu maka bukanlah ilmu.” (Diringkas dari tulisan
Ibnu Rajab Al Hambali dalam risalah “Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmi Kholaf”. Lihat di link di
sini)

Oleh karena itu, kita diajarkan ketika shalat Shubuh saat hendak salam membaca do’a,

ً‫ طَيِّبًا َو َع َمالً ُمتَقَبَّال‬R‫ َو ِر ْزقًا‬R‫ك ِع ْل ًما نَافِ ًعا‬


َ ُ‫اللَّهُ َّم إِنِّى أَسْأَل‬
[Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa]
“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan
yang diterima” (HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)

‫ ومن دعاء‬،‫ ومن نفس ال تشبع‬،‫ ومن قلب ال يخشع‬،‫ به من علم ال ينفع‬R‫ ونعوذ‬،ً‫فنسأل هَللا تعالى علما ً نافعا‬
.‫ اللهم إنّا نعوذ بك من هؤالء األربع‬،‫ال يسمع‬

Kita memohon kepada Allah Ta’ala, semoga Allah menganugerahkan kita ilmu yang
bermanfaat dan kita berlindung pada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang
tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas dan dari do’a yang tidak dikabulkan.
Ya Allah, kami berlindung kepadamu agar dijauhkan dari keempat hal tadi.

Anda mungkin juga menyukai