PENDAHULUAN
A. Analisa Situasi
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah pengaplikasian secara menyeluruh,
dibidang disiplin ilmu pengetahuan dari teori-teori yang dimilikinya ke dalam
sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata
(KKN) merupakan program wajib yang harus ditempuh mahasiswa sebagai
salah satu syarat untuk mengakhiri studi Profesi Ners, tentunya dengan
persyaratan akademik yang sebelumnya sudah ditentukan dan dipenuhi oleh
mahasiswa tingkat akhir.
Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa diharapkan
mampu mengaplikasikan dan mendayagunakan ilmu yang sudah didapat di
bangku kuliah ke dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa diharapkan mampu beradaptasi dan berinteraksi sosial dengan
masyarakat sehingga nantinya diharapkan mampu membantu menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi di masyarakat tentunya dengan aplikasi ilmu
yang sudah didapatkan di bangku kuliah.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan manfaat yang besar kepada
mahasiswa dan masyarakat, dimana Kuliah Kerja Profesi dilaksanakan demi
mendapatkan pengalaman yang nyata di lapangan, sehingga memberi bekal
kepada mahasiswa jika sudah lulus dan terjun di masyarakat secara nyata.
Sedangkan manfaat bagi masyarakat adalah persoalan dan masalah-masalah
yang dihadapi di tengah masyarakat sebisa mungkin bisa diatasi dan dibantu
penyelesaiannya oleh mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan perwujudan dari partisipasi
perguruan tinggi dalam upaya mengembangkan dan peningkatan
pemberdayaan serta partisipasi masyarakat terhadap tuntutan kemajuan zaman
melalui perkembangan IPTEK melalui mahasiswa. Dalam kegiatan ini,
mahasiswa akan memiliki berbagai pengalaman, mulai dari berusaha untuk
B. Perumusan Masalah
Masalah umum yang didapatkan di lapangan adalah masih kurangnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam mengenali masalah kesehatan,
mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki, dan mandiri dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
D. Dinamika Kelompok
Masyarakat Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang berkomunikasi/berinteraksi satu sama lain. Ini
dikarenakan dinamika kelompok mayoritasbahasa yang digunakan pada
umumnya bahasa daerah (Bahasa Bugis)
E. Demografi
1. Dari data sampel yang didapatkan pada saat pendataan, Jumlah Kepala
Keluarga Kelurahan Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten
Sidenreng Rappang adalah sebanyak 150 KK dengan jumlah penduduk
sebanyak 381jiwa dengan perincian menurut jenis kelamin sebagai berikut
:
a. Laki-laki :173jiwa
b. Perempuan : 208 jiwa
Pada saat pendataan, semua wilayah Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappangdilakukan pendataan, hasil pendataan
dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Anak ( 2 – 10 tahun ) 50 13%
2 Remaja ( 11 – 19 tahun ) 69 25%
3 Dewasa (20 – 60 tahun ) 195 51%
4 Lansia ( >60 tahun ) 40 10%
Total 381 100 %
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng
Rappangsebanyak 381 jiwa (100%), dimana jumlah anak sebanyak 50 jiwa
(13%), Remaja 69 jiwa (25%), jumlah dewasa yaitu 195 jiwa (151%),
lansia 40 jiwa (10%).
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Laki – laki 173 45,4%
2 Perempuan 208 54,6%
Total 381 100 %
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappangsebanyak 381jiwa (100%),
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Islam 248 99%
2 Hindu 2 1%
Total 381 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan agama di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappangsebanyak 381 jiwa (100%).
Dimana mayoritas penduduk beragama islam sebanyak 248 jiwa (99%),
dan beragama hindu 2 jiwa (1%).
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah
Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten
Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Permanen 34 23%
2 Semi Permanen 18 12%
3 Panggung/Kayu 98 65%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa jumlah Keluarga berdasarkan
jenis rumah di Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten
Sidenreng Rappang sebanyak 381 jiwa (100%) dimana jumlah jenis rumah
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Keluarga yang Memiliki Ventilasi Rumah
Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 150 100%
2 Tidak - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa jumlah keluarga yang terdapat
ventilasi di Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng
Rappang sebanyak 150 KK (100%) dimana semua rumahmemiliki
ventilasiyaitu sebanyak rumah 150 KK(100%).
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Keluarga yang Memiliki Jendela
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 145 97%
2 Tidak 5 3%
Total 302 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.9menunjukkan bahwa keluarga di Kelurahan Empagae
Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng Rappang, memiliki
jendela sebanyak 145 (97%), dan tidak memiliki jendela 5 (3%).
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Cahaya Matahari Masuk
Kedalam Rumah Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
KabupatenSidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 139 93%
2 Tidak 11 7
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di Kelurahan
Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang,
rumah dapat dimasuki cahaya matahari 139 (93%) dan cahaya matahari
tidak masuk sebanyak 11 (7%).
b. Sumber Air
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Sumber Air
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Air Minum
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Dimasak 40 20 %
2 Air Galon 110 80 %
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel3.13 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan
Tempat Penampungan AirKelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Terbuka 116 77%
2 Tertutup 34 23%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.14 menunjukan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, tempat penampungan air didapatkan jumlah tertinggi terbuka
sebayak 116 (77%) dan tertutup sebanyak 34 (23%).
Tabel3.15
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Keadaan
Gentong/Bak Mandi Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Tidak ada jentik nyamuk 38 25%
2 Ada jentik nyamuk 112 75%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan Tabel 3.15 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, keadaan Gentong/Bak mandi didapatkan jumlah tertinggi ada
jentik nyamuk sebanyak 112 (75%) dantidak ada jentik nyamuk 38 (25%).
Tabel 3.19
Distibusi Frekuensi Program Kesehatan Yang Diajarkan Di
Sekolah di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 150 100 %
2 Tidak - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan Tabel 3.19menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, mayoritas mengatakan iya ada program kesehatan yang di
ajarkan di sekolah.
Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Keluarga Melakukan
Pemeriksaan Kesehatan di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Puskesmas 110 72 %
3 Rumah sakit 20 14 %
4 Bidan 10 7%
7 Dukun 10 7%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.20 menunjukan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, didapatkan keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan lebih
banyak ke puskesmas dengan jumlah sebanyak 110 keluarga (72%), rumah
sakit 20 (14%) bidan 10 (7%), da dukun 10 (7%).
No Kriteria Jumlah
1 Hipertensi 7
2 DBD 6
4 DM 4
5 Asam urat 6
6 Gastritis 7
Jumlah 30
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukan anggota keluarga yang menderita
sakit di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang sebanyak yang menderita hipertensi sebayak 7 orang,
yang menderita DBD sebanyak 6 orang, yang menderita DM sebayak 4
orang,yang menderita asam urat sebanyak 6 orang, yang menderita
gastritis sebanyak 7 orang
2. Pelaksanaan
a. PengumpulanData
Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi
kesehatan di masing-masing desa maka diperlukan data yang
didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari kegiatan :
1) Survey sekaligus observasi di setiap rumah di masing-masing
2) Pengumpulan data di setiap rumah penduduk/kepala keluarga
melalui wawancara dan observasi langsung
3) Tabulasi data
b. Hasil tabulasi data dan analisisdata
Setelah data terkumpul, maka data tersebut di tabulasi dan di
format dalam bentuk table untuk di sajikan pada saat pertemuan
pertama.Pengolahan data mencakup analisa-analisa masalah kesehatan
yang ada dimasyarakat.Adapun table-tabel telah disajikan pada
babsebelumnya.
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.44
L. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
sehubungan dengan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan.
2. Resiko tinggi angka kejadian DBD sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang resiko penyakit DBD
Masalah
kesehatan/Diagn Sasara
NO Tujuan Kriteria hasil Intervensi
osa n
keperawatan
1. Masalah Setelah dilakukan 1. Angka 1. Berikan Warga
kesehatan : tindakan kejadian penyuluhan Kelurah
sanitasi keperawatan penyakit tentang an
lingkungan yang selama 1 kali 2 menular tetap pentingnya
kurang baik minggu selama 1 atau terjadi hidup bersih
Dx kep : bulan diharapkan mengalami dan sehat
Resiko timbulnya masyarakat penurunan (PHBS).
penyakit akibat 1. Tidak terjadi 2. Meningkatny 2. Adakan
lingkungan yang peningkatan a jumlah penyuluhan
kurang sehat di kejadian penduduk cara cuci
Kelurahan penyakit menjaga tangan yang
Empagae menular kebersihan baik dan
sehubungan 2. Meningkatkny lingkungan benar
dengan a kesadaran 3. Adakan
kurangnya masyarakat Jumpa
kepedulian memelihara Berlian
masyarakat lingkungan (Jumat Pagi
terhadap sesuai dengan Bersih
lingkungan. syarat Lingkungan
kesehatan ).
Mengadakan penyuluhan
2. 23 Juli 2021 Pukul 10:15 WITA di
cara cuci tangan yang Terealisasikan
halaman rumah warga (rumah mengaji). 2 Jumarni
baik dan benar. (pada
anak-anak)
Mengadakan Jumpa
3. Berlian (Jumat Pagi Jumat, 23Juli 2021 pukul 07:00 WITA
2 Terealisasikan
Bersih Lingkungan) di halaman Puskesmas Empagae. Arafah
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.48
Diagnosa Keperawatan 2
NO Penanggung
Implementasi Waktu dan tempat Terealisasi
. Jawab
1. Mengadakan Hasnawati Terealisasika
Pengukuran
tekanan darah
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.49
BAB IV
A. PROGRAM KERJA
1. POSKO II (Kelurahan Empagae)
a. Penyuluhan DBD dan pemberian bubuk abate.
b. Penyuuhan cuci tangan yang benar (PHBS)
c. Kerja bakti setiap Jum’at di lingkungan Puskesmas
d. Pengukuran tekanan darah
Faktor Penghambat : -
Cara Mengatasi : -
Penanggungjawab �Jumriani
:
Waktu Kegiatan :
Faktor Penghambat : _
Cara Mengatasi : _
Hasil : Masyarakat mengajukan beberapa pertanyaan
dan pada saat dilakukan evaluasi mengenai
apa itu DBD, apa nama nyamuknya dan
bagaimana cara mencegah dan mengatasinya
masyarakat dapat menjawab pertanyaan yang
di ajukan.
Penanggungjawab : Hendric Bunyamin
Faktor Penghambat : -
Cara Mengatasi : -
Hasil :
1. Rumput dihalaman depan dibakar
2. Lingkungan menjadi bersih.
Tempat :
Hambatan : -
Solusi : -
Uraian Kegiatan : Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan
Penyuluhan kepada Warga dan melakukan
pemeriksaan kesehatan gratis.
Faktor Pendukung : Warga setempat itu sendiri.
C. FAKTOR PENDORONG
1. Adanya dukungan dari pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat yang
cukup baik menyambut segala program yang dibuat
2. Partisipasi aktif dari masyarakat setempat yang sangat baik
3. Kerja sama dan motivasi dari rekan-rekan mahasiswa ITKES
MUHAMMADIYAH SIDRAP
D. FAKTOR PENGHAMBAT
1. Kurangnya waktu sebagian penduduk pada pagi hari dikarenakan
kesibukan.
2. Tingkat kesadaran sebagian penduduk dalam berperilaku sehat masih
kurang.
3. Waktu yang lumayan singkat untuk bisa lebih bersosialisasi dengan
masyarakat.
4. Keterbatasan sumberdaya, waktu, tenaga, dana dalam setiap
penyelenggaraan kegiatan.
5. Masih adanya masyarakat yang belum bersosialisasi dengan baik
sehingga tidak mengetahui maksud dan tujuan keberadaan mahasiswa
KKN-PPM.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah membahas rangkaian kegiatan kuliah kerja nyata di
masyarakat dan penerapan asuhan keperawatan komunitas dalam proses
pemecahan masalahnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Selama melakukan kuliah kerja nyata mahasiswa melakukan pengkajian,
menerapkan masalah, menentukan prioritas masalah, membuat
perencanaan, melakukan kegiatan dan evaluasi.
2. Masalah kesehatan masyarakat berbeda-beda, sangat tergantung pada
keadaan geografis wilayah, keadaan penduduk, tingkat pengetahuan, dan
sumber daya yang ada di masyarakat. Adapun masalah kesehatan
masyarakat yang di temukan adalah pencemaran lingkungan yang masih
perlu di benahi.
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat
dalam mengatasi masalah tersebut antara lain : penyuluhan PHBS, senam
lansia dan senam sehat di sertai dengan Jumat Pagi Bersih
Lingkunganpenyuluhan mencuci tangan yang baik dan benar,
penyuluhan DBD, , dan pemeriksaan kesehatan gratis berupa pengukuran
tekanan darah dan kegiatan lainnya.
4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupaka keberhasilan yang telah
dicapai merupakan kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat melalui
kelompok kerja kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah
setempat, pihak pendidikan ITKES Muhammadiyah Sidrap.
Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan yaitu lokalatih dan
pembentukan kelompok sadar ber- PHBS selama beberapa menit,
diharapkan keluarga mengerti dan memahami tentang pentingnya hidup
bersih dan sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya ber-PHBS
diharapkan keluarga dapat :
Menjelaskan pengertian PHBS
Menjelaskan manfaat PHBS
Menyebutkan 10 indikator Ber-PHBS dalam Rumah Tangga.
A. Sasaran
Masyarakat Kelurahan Empagae
D. Media Penyuluhan
Lefleat
SAP Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan pembagian bubuk abate.
Media Penyuluhan
Leaflet
Pokok Bahasan :
Teknik Cuci tangan
Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
Media :
Power point
DOKMENTASI