Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisa Situasi
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah pengaplikasian secara menyeluruh,
dibidang disiplin ilmu pengetahuan dari teori-teori yang dimilikinya ke dalam
sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata
(KKN) merupakan program wajib yang harus ditempuh mahasiswa sebagai
salah satu syarat untuk mengakhiri studi Profesi Ners, tentunya dengan
persyaratan akademik yang sebelumnya sudah ditentukan dan dipenuhi oleh
mahasiswa tingkat akhir.
Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa diharapkan
mampu mengaplikasikan dan mendayagunakan ilmu yang sudah didapat di
bangku kuliah ke dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa diharapkan mampu beradaptasi dan berinteraksi sosial dengan
masyarakat sehingga nantinya diharapkan mampu membantu menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi di masyarakat tentunya dengan aplikasi ilmu
yang sudah didapatkan di bangku kuliah.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan manfaat yang besar kepada
mahasiswa dan masyarakat, dimana Kuliah Kerja Profesi dilaksanakan demi
mendapatkan pengalaman yang nyata di lapangan, sehingga memberi bekal
kepada mahasiswa jika sudah lulus dan terjun di masyarakat secara nyata.
Sedangkan manfaat bagi masyarakat adalah persoalan dan masalah-masalah
yang dihadapi di tengah masyarakat sebisa mungkin bisa diatasi dan dibantu
penyelesaiannya oleh mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan perwujudan dari partisipasi
perguruan tinggi dalam upaya mengembangkan dan peningkatan
pemberdayaan serta partisipasi masyarakat terhadap tuntutan kemajuan zaman
melalui perkembangan IPTEK melalui mahasiswa. Dalam kegiatan ini,
mahasiswa akan memiliki berbagai pengalaman, mulai dari berusaha untuk

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.1
beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan berbagai
program kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul
dalam internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat
majemuk seperti di Kelurahan EmpagaeDesaEmpagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang.
Perawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
merupakan pelayanan asosiasi dalam meningkatkan harkat hidup individu,
keluarga, dan masyarakat. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa
depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut
dirumuskan sebagai Indonesia Sehat.
Keperawatan sebagai salah satu bagian dari pelayanan kesehatan di
Indonesia, memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan
terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat
menuju Visi Indonesia Sehat. Perawatan kesehatan masyarakat atau
komunitas merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan
praktekkesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan
memulihkan kesehatan populasi. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada sekelompok umur
tertentu serta dilaksanakan secara berkelanjutan.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang
kesehatan tersebut maka Program Studi Profesi NersITKes Muhammadiyah
Sidrap sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung
jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan atau keperawatan yang

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.2
berkualitas dimasa depan. Kegiatan tersebut merupakan Tri Darma Perguruan
Tinggi khususnya bidang pengabdian masyarakat.
Pengembangan desa sehat diharapkan dapat memberikan nuansa
baru pada pengembangan yang berwawasan kesehatan di desa dengan prinsip
planning dengan pelaksanakan menggunakan pendekatan masalah.
Dengan diadakannya KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diarahkan
pada pengetahuan terhadap penyelesaian kesehatan agar tercipta peningkatan
derajat kesehatan bagi masyarakat merupakan suatu bentuk kegiatan yang
kehadirannya di tengah masyarakat mampu mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat.

B. Perumusan Masalah
Masalah umum yang didapatkan di lapangan adalah masih kurangnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam mengenali masalah kesehatan,
mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki, dan mandiri dalam
mengatasi masalah kesehatannya.

C. Tujuan Yang Ingin Dicapai


1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan komunitas selama 6
minggu mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas
dan keluarga sesuai dengan konsep dan teori keperawatan komunitas dan
keluarga secara komperhensif yang dilandasi oleh sikap profesionalisme
yang tinggi.
2. Tujuan Khusus
Bila mahasiswa dihadapkan pada:
a. Masyarakat, mahasiswa mampu membina hubungan interpersonal
dan komunikasi terapeutik dengan target komunitas.
b. Kelompok masyarakat, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan di masyarakat dengan menggunakan konsep-konsep

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.3
dasar keperawatan komunitas dan keluarga sesuai dengan langkah-
langkah proses keperawatan.
c. Kasus yang terjadi pada kelompok masyarakat, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan di sekolah dengan menggunakan
konsep-konsep dasar keperawatan komunitas dan keluarga sesuai
dengan langkah-langkah proses keperawatan.
d. Kasus-kasus kelompok resiko atau masalah kesehatan khusus disuatu
wilayah binaan (lingkungan), mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan pada:
- Kelompok ibu hamil
- Kelompok balita
- Kelompok usia sekolah
- Kelompok remaja
- Kelompok dewasa
- Kelompok usia lanjut
dengan menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan komunitas
dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan.
e. Kasus kesehatan masyarakat disuatu wilayah binaan (lingkungan),
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan konsep-konsep dasar keperawatan komunitas dan
keluarga sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan.
f. Masalah keperawatan komunitas, mahasiswa mampu
mengindetifikasi masalah keperawatan komunitas dengan benar.
g. Masalah keperawatan komunitas yang memerlukan rujukan,
mahasiswa mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang ada
diwilayah tersebut.

D. Penentuan Khalayak Sasaran


Sasaran adalah masyarakatKelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappang, yang membutuhkan program

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.4
tentang pelaksanaan kesehatan yang layak dandilakukan pendataan mengenai
masalah kesehatan, dimanapada hakekatnya masyarakat tersebut memiliki
strata ekonomi yang berbeda-beda.

E. Metode yang digunakan


Metode yang digunakan untuk mendapatkan dan menyelesaikan
masalah kesehatan di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang pulu
Kabupaten Sidenreng Rappangadalah sebagai berikut:
1. Metode wawancara depth interview
2. Metode observasi
3. Metode ceramah
4. Metode demonstrasi (peragaan)
5. Metode diskusi kelompok terfokus pada kajian pustaka

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2014). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2015).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2014).
2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan umum keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.6
care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu,
dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri(self
care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2014).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.7
3. Startegi Intervensi Keperwatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process).
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya
setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkantujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara danmeningkatkan derajat
kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif
secaraekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidakditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerjasama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.8
komunitas melaluiupaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
4. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
a. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit,peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan
seks. Selain itu perawatan yang bekerja di sekolahdapat memberikan
perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan
kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga
dapat memberikan rujukanpada peserta didik dan keluarganya bila
dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yangberlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima
bidang. Perawata menjalankan program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mengurangi jumlahkejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, danpendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak,
2014).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus
yang dapat diberikan secaraefisien di rumah. Perawat di bidang
komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan dirumah

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.9
misalnya: perawatan melakukan kunjungan rumah, hospice care,
home care dll. Perawatyang bekerja di rumah harus memiliki
kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatifdan percaya
diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat
bekerja dan memiliki peran sertatanggungjawab yang bervariasi.
Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerjasama
dengan perawatan lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di
wilayah binaan,puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun
lingkungan tempat kerjanya, perawatditantang untuk memberikan
perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2014).
5. Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
a. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan
posyandu. Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan
dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan
Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana
kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa,
yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti: (1) kesehatan ibu dan
anak, (2) KB, (3) imunisasi, (4) peningkatan gizi, (5) penanggulangan
diare, (6) sanitasi dasar, (7) penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2015).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi
masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat
memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh
karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi
posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.10
mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status
gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi
posyandu (Zulkifli, 2015). Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu
adalah untuk:
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR,
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang
peningkatan kemampuan hidup sehat,
4) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi,
5) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka alih teknologi untuk sewakelola usaha kesehatan
masyarakat.
Menurut (Nasru effendi, 2012) untuk menjalankan kegiatan
Posyandu dilakukan dengan system 5 meja, yaitu:
1. Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(Pasangan Usia Subur)
2. Meja II
a. Penimbangan Balita dan ibu hamil
3. Meja III
a. Pengisian KMS
4. Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil
dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.11
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil
ulangan, Kondom
5. Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada
bulan Februarii dan Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau
kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap
bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada
kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
a. Pemberian Oralit dan pengobatan.
b. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan
pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader
PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS
baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN.
Menurut (Nasrul effendi, 2012), untuk meja I sampai meja IV
dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh
petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat, juru imunisasi. Tetapi
dilapangan yang kita temukan dari meja 1 sampai meja 5 dilakukan oleh
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.12
semua perawat puskesmas, hanya di beberapa posyandu yang kader
kesehatannya berperan aktif. Pendidikan dan pelatihan kader selama ini
hanya sebatas wacana saja di masyarakat. Kader seharusnya lebih aktif
berpatisipasi dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu
perhatian khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi
dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun,
2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health
Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2014) teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep
utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien.
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.13
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan
fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan
tahapan, yaitu:
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung
harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan
lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan
masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa
alasan
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia
tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan
sosial

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.14
7. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2015).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu
sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas
terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk
melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan
untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk
menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan
pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas,
meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang
tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu
kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit
demam berdarah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.15
pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita.
b. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi
oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu
misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan
tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas
sektoral dan lintas program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.16
spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan
primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi
individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi
pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan
balita.
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan
yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3. Pencegahan tersier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang
mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.
8. KonsepPuskesmas
a. PengertianPuskesmas
Puskesmas (Health centre) adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu
dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
b. Pelayanan Puskesmas SecaraMenyeluruh
Pelayanan Puskesmas Secara Menyeluruh meliputi :

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.17
1) Promotif (PromosiKesehatan)
2) Preventif (PencegahanPenyakit)
3) Kuratif (PengobatanPenyakit)
4) Rehabilitative
Pelayanan yang menyeluruh tersebut ditunjukkan pada semua tingkat
usia, jenis kelamin, golongan umur. Walaupun demikian peran serta
masyarakat berpengaruh terhadap kesehatan.
c. Pelayanan Kesehatan SecaraTerintegrasi
Pelayanan kesehatan puskesmas secara terintegrasi dilakukan
melalui suatu koordinasi dengan tujuan hasil efektif dengan biaya
seefisienmungkin.
d. FungsiPuskesmas
1) Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
2) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat
3) Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh
dan terpadu di wilayah sesuaiterantum.
9. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya
untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.18
sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada
seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi
(Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2015):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya mengumpulkan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat maupun
indidvidu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan
pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi maupun spritual dapat
ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan,

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.19
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor
bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak, apakah sering mengalami stres akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan,
apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan
masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk deteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan
deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang
terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat
secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai
dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.20
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2015).
1. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
3) Sumber Data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
3. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa Tanya
jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca
indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu
4. Pengelolaan Data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.21
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan
telly Tabulasi data
c. Interpretasi data
5. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
6. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.
7. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan Abraham H Maslow:
 Keadaan yang mengancam kehidupan
 Keadaan yang mengancam kesehatan
 Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2015).
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.22
Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
c. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2015).
 Lakukan penyuluhan kesehatan
 Lakukan pemeriksaan kesehatan gratis
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhan keperawatan harus bekerjasama dengan angota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2015). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
 Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
 Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
 Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
 Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
e. Penilaian/Evaluasi

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.23
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
 Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
 Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
 Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.24
BAB III
PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. Letak dan Luas


1. Letak Wilayah
Terletak Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang
2. Iklim
Iklim daerah Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappangadalah iklim tropis dimana hanya mengenal
dua musim yaitu :
a. Musim hujan
Dimulai sekitar bulan November sampai dengan bulan Januari
b. Musim kemarau
Dimulai sekitar bulan Februari sampai dengan bulan Oktober

B. Sistem Pemerintahan dan Sistem Kesehatan


1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang digunakan di kelurahan Empagae mengikuti
sistem pemerintahandemokrasi dan dipimpin oleh Kepala Desa kemudian
Kepala Dusun dan Ketua RT.
2. Sistem Kesehatan
Lingkungan di Kelurahan Empagae memiliki dua pelayanan kesehatan
yaitu Puskesmas, Posyandu dan Poskesdes. Di kelurahan ini pula terdapat
beberapa kader kesehatan guna membantu pelaksanaan kegiatan yang
telah diprogramkan oleh puskesmas.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.25
C. Dinamika Kesehatan Masyarakat Lingkungan Kelurahan Empagae
Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang
Dari data kesehatan yang diperoleh, didapatkan rata-rata dalam
setahunnya selalu berubah-ubah, hal ini disebabkan karena kondisi geografis,
pendidikan dan pengetahuan yang mempengaruhi pola perilaku masyarakat
akan pentingnya kesehatan di lingkungan.

D. Dinamika Kelompok
Masyarakat Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang berkomunikasi/berinteraksi satu sama lain. Ini
dikarenakan dinamika kelompok mayoritasbahasa yang digunakan pada
umumnya bahasa daerah (Bahasa Bugis)

E. Demografi
1. Dari data sampel yang didapatkan pada saat pendataan, Jumlah Kepala
Keluarga Kelurahan Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten
Sidenreng Rappang adalah sebanyak 150 KK dengan jumlah penduduk
sebanyak 381jiwa dengan perincian menurut jenis kelamin sebagai berikut
:
a. Laki-laki :173jiwa
b. Perempuan : 208 jiwa
Pada saat pendataan, semua wilayah Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappangdilakukan pendataan, hasil pendataan
dapat diuraikan sebagai berikut :

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.26
F. Komposisi Keluarga

Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Anak ( 2 – 10 tahun ) 50 13%
2 Remaja ( 11 – 19 tahun )  69 25%
3 Dewasa (20 – 60 tahun ) 195 51%
4 Lansia ( >60 tahun ) 40 10%
Total 381 100 %
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng
Rappangsebanyak 381 jiwa (100%), dimana jumlah anak sebanyak 50 jiwa
(13%), Remaja 69 jiwa (25%), jumlah dewasa yaitu 195 jiwa (151%),
lansia 40 jiwa (10%).

Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Laki – laki 173 45,4%
2 Perempuan 208 54,6%
Total 381 100 %
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappangsebanyak 381jiwa (100%),

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.27
dimana mayoritas penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 173 jiwa
(45,4%), dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 208 jiwa (54,6%).

Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Islam 248 99%
2 Hindu 2 1%
Total 381 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan agama di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappangsebanyak 381 jiwa (100%).
Dimana mayoritas penduduk beragama islam sebanyak 248 jiwa (99%),
dan beragama hindu 2 jiwa (1%).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.28
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Tidak sekolah 32 9%
2 Belum Sekolah 9 4%
3 SD 140 33 %
4 SMP 111 26 %
5 SMA 84 23 %
4 D3/S1/S2/S3 5 5%
Total 381 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappang sebanyak 381 jiwa (100%),
dimana jumlah yang tidak sekolah 32 jiwa (9%), belum sekolah 9 jiwa
(4%), SD yaitu 140 jiwa (33%), SMP 111 (26%), SMA 84 jiwa (23%) dan
tingkat pendidikan paling sedikit adalah D3/S1/S2/S3 sebanyak 5 jiwa
(5%).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.29
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Petani 100 67%
2 Wiraswasta 18 12 %
7 IRT 31 20%
8 Supir 1 1%
Total 381 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berdasarkan pekerjaan di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappang sebanyak 381 jiwa (100%)
dimana jumlah pekerjaan terbanyak adalah petani yaitu sebanyak 100 jiwa
(67%), wiraswasta 18 jiwa (12%), IRT 31 jiwa (20%) dan jumlah
pekerjaan paling sedikit adalah supir sebanyak 1 jiwa ( 1%)

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.30
G. Lingkungan
a. Perumahan
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Status Kepemilikan
RumahEmpagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Milik Pribadi 150 100%
2 Kontrak - -
3 Asrama - -
4 Menumpang - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa jumlah keluarga berdasarkan
status kepemilikan rumah di Empagae Kecamatan Watang
SidenrengKabupaten Sidenreng Rappang sebanyak 381 jiwa (100%)
dimana jumlah status kepemilikan rumah semuanya adalah milik pribadi
sebanyak 150 (100%).

Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Jenis Rumah
Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten
Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Permanen 34 23%
2 Semi Permanen 18 12%
3 Panggung/Kayu 98 65%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa jumlah Keluarga berdasarkan
jenis rumah di Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten
Sidenreng Rappang sebanyak 381 jiwa (100%) dimana jumlah jenis rumah

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.31
terbanyak yaitu rumah panggung/kayu98 KK (65%), permanen 34 KK
(23%) dan jenis rumah yang paling sedikit yaitu semi permanen sebanyak
18 KK (12%).

Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Keluarga yang Memiliki Ventilasi Rumah
Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 150 100%
2 Tidak - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa jumlah keluarga yang terdapat
ventilasi di Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng
Rappang sebanyak 150 KK (100%) dimana semua rumahmemiliki
ventilasiyaitu sebanyak rumah 150 KK(100%).

Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Keluarga yang Memiliki Jendela
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 145 97%
2 Tidak 5 3%
Total 302 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.9menunjukkan bahwa keluarga di Kelurahan Empagae
Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng Rappang, memiliki
jendela sebanyak 145 (97%), dan tidak memiliki jendela 5 (3%).

Tabel 3.10

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.32
Distribusi Frekuensi Keluarga yang Membuka Jendela Setiap Hari
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 110 73%
2 Kadang- kadang 30 20%
3 Tidak pernah 10 7%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang SidenrengKabupaten Sidenreng,
lebih banyak di dapatkan membuka jendela sebanyak 110 (73%). Kadang-
kadang sebayak 30 (20%), tidak pernah sebayak 10 (7%).

Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Cahaya Matahari Masuk
Kedalam Rumah Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
KabupatenSidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 139 93%
2 Tidak 11 7
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di Kelurahan
Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang,
rumah dapat dimasuki cahaya matahari 139 (93%) dan cahaya matahari
tidak masuk sebanyak 11 (7%).

b. Sumber Air
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Sumber Air
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.33
Kriteria Jumlah %
No
1 Sumur Pompa 150 100 %
2 Sumur gali - -
3 Sungai - -
4 Mata air - -
5 Air hujan - -
6 Empang - -
7 PAM - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel3.12 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di Kelurahan
Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang,
semua menggunaka sumber air pompa (bor)150 (100%).

Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Air Minum
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Dimasak 40 20 %
2 Air Galon 110 80 %
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel3.13 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.34
Rappang, sebanyak 40 (20%), dan keluarga mengomsumsi air galon
sebayak 110 (80%).

Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan
Tempat Penampungan AirKelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Terbuka 116 77%
2 Tertutup 34 23%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.14 menunjukan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, tempat penampungan air didapatkan jumlah tertinggi terbuka
sebayak 116 (77%) dan tertutup sebanyak 34 (23%).

Tabel3.15
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Keadaan
Gentong/Bak Mandi Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Tidak ada jentik nyamuk 38 25%
2 Ada jentik nyamuk 112 75%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan Tabel 3.15 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, keadaan Gentong/Bak mandi didapatkan jumlah tertinggi ada
jentik nyamuk sebanyak 112 (75%) dantidak ada jentik nyamuk 38 (25%).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.35
Tabel 3.16
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Frekuensi
Membersihkan Penampungan Air Kelurahan Empagae
Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang
2021
Kriteria Jumlah %
No
1 1 minggu 25 17 %
2 2 minggu 47 31 %
3 >3 minggu 78 52 %
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan Tabel3.16 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, frekuensi membersihkan penampungan air didapatkan jumlah
tertinggi >3 minggusebanyak 78 (52%) 1 minggu sebanyak 25 (17%), dan
2 minggu sebanyak 25 (17%).

c. Cara Pembuangan Sampah


Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Bagaimana Sampah Dari
Rumah DibuangKelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
Kriteria Jumlah %
No
1 Dikumpulkan dan dibakar 53 35 %
3 Di sungai 97 65 %
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.17 menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, sampah dikumpulkan dan dibakar 53 (35%), dan sampah
dibuang di sungai sebanyak 97 (65%).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.36
d. Sarana Pendidikan
Tabel 3.18
Distribusi Frekuensi Sarana Pendidikan/Sekolah Dalam Radius 10km
Dari Tempat TinggalKelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ada 150 100%
2 Tidak Ada - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.18 menunjukan bahwadari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, semua mengatakan terdapat ada sarana pendidikan/sekolah.

Tabel 3.19
Distibusi Frekuensi Program Kesehatan Yang Diajarkan Di
Sekolah di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng
Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Ya 150 100 %
2 Tidak - -
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan Tabel 3.19menunjukkan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, mayoritas mengatakan iya ada program kesehatan yang di
ajarkan di sekolah.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.37
H. Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Sosial

Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Keluarga Melakukan
Pemeriksaan Kesehatan di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang 2021
No Kriteria Jumlah %
1 Puskesmas 110 72 %
3 Rumah sakit 20 14 %
4 Bidan 10 7%
7 Dukun 10 7%
Total 150 100%
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.20 menunjukan bahwa dari 150 keluarga di
Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang, didapatkan keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan lebih
banyak ke puskesmas dengan jumlah sebanyak 110 keluarga (72%), rumah
sakit 20 (14%) bidan 10 (7%), da dukun 10 (7%).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.38
I. Masalah penyakit dalam 6 bulan terakhir yang diderita anggota
keluarga
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Anggota Keluarga
Yang Menderita Sakit Dalam 6 Bulan Terakhir Kelurahan
Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang 2021

No Kriteria Jumlah
1 Hipertensi 7
2 DBD 6
4 DM 4
5 Asam urat 6
6 Gastritis 7
Jumlah 30
Sumber : Data Primer Juli 2021
Berdasarkan tabel 3.21 menunjukan anggota keluarga yang menderita
sakit di Kelurahan Empagae Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten
Sidenreng Rappang sebanyak yang menderita hipertensi sebayak 7 orang,
yang menderita DBD sebanyak 6 orang, yang menderita DM sebayak 4
orang,yang menderita asam urat sebanyak 6 orang, yang menderita
gastritis sebanyak 7 orang

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.39
J. Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas Di Kelurahan Empagae
Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang
1. Persiapan
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
mahasiswa berusaha untuk menerapkan konsep-konsep keperawatan
komunitas dan keluarga.
Kegiatan KKN-PKM TERPADU yang dilaksanakan oleh
mahasiswa diawali dengan pertemuan dengan kader kesehatan, tokoh
masyarakat, tokoh agama kelurahan kaca. Selain kegiatan komunitas
mahasiswa juga memberikan asuhan keperawatan keluarga. Keluarga
yang menjadi sasaran untuk dibina khususnya adalah keluarga dengan
risiko kesehatan.
Adaptasi kegiatan-kegiatan kelompok kerja kesehatan yang
dilaporkan meliputi tahap-tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan
meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan teknis. Sedangkan
tahap pelaksanaannya terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan renacana tindaklanjut.
a. Persiapan masyarakat
Pada tahap ini, mula-mula kelompok melakukan kegiatan
pengidentifikasian tokoh masyarakat, kader kesehatan, tokoh agama,
dan organisasi masyaraka. Setelah mengidetifikasi tokoh masyarakat,
maka melakukan pendekatan membina hubungan saling percaya
dengan memperkenalkan diri dan mejelaskan serta tujuan KKN-PKK
TERPADU Program Studi Pendidikan Ners Jenjang Serjana di
Kelurahan Empagae.
Selanjutnya mahasiswa mangadakan pertemuan dengan kepala
kelurahan untuk rencana pertemuan dengan masyarakat setempat,
tokoh agama, kader kesehatan tentang rencana pertemuan pertama dan
pertemuan selanjutnya dari kegiatan KKN-PKK TERPADU Program
Studi PendidikanNers.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.40
Pada tanggal 8Juli 2021 dilaksanakan pertemuan pertama
(MMD I) dengan agenda acara penyampaian hasil tabulasi data serta
pembahasan tentang prioritas masalah secara alternatif pemecahan
masalah oleh masyarakat Desa Compong dan program kerja yang
akan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-PKM TERPADU. Adapun
prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah :
1) Masalah penyakit yang di derita olehmasyarakat
2) Masalah sarana sanitasilingkungan
Untuk alternative penyelesaian masalah selama melaksanakan
KKN-PPM TERPADU, maka mahasiswa mengusung beberapa
program kerja yang akan dilaksanakan yaitu :
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat (Penyuluhan PHBS (cuci
tangan yang baik dan sikatgizi).
2) Penyuluhan pegolahansampah
3) PemeriksaanKesehatan
4) SenamSehat
5) Senamlansia
6) Bakti sosial
7) JUMPA BERLIAN (Jumat Pagi BersihLingkungan)
Pada tanggal 26Juli 2021 dilaksanakan pertemuan kedua
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD II) di Kelurahan Empagae
dengan membahas hasil pertemuan dengan masyarakat
KelurahanEmpagae bersama unsur terkait. Dalam hal ini pihak aparat
Desa, puskesmas, dan pemerintah masing-masing lingkungan beserta
tokoh masyarakat dan tokohagama.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.41
b. Pesiapan Teknis
Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di Masing-
masing Desa, maka mahasiswa melaksanakan pengumpulan data
melalui pendataan (lampiran) dengan melakukan wawancara langsung
kepada setiap kepala keluarga dalam hal ini yang bertanggung jawab
adalah Mahasiswa.

2. Pelaksanaan
a. PengumpulanData
Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi
kesehatan di masing-masing desa maka diperlukan data yang
didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari kegiatan :
1) Survey sekaligus observasi di setiap rumah di masing-masing
2) Pengumpulan data di setiap rumah penduduk/kepala keluarga
melalui wawancara dan observasi langsung
3) Tabulasi data
b. Hasil tabulasi data dan analisisdata
Setelah data terkumpul, maka data tersebut di tabulasi dan di
format dalam bentuk table untuk di sajikan pada saat pertemuan
pertama.Pengolahan data mencakup analisa-analisa masalah kesehatan
yang ada dimasyarakat.Adapun table-tabel telah disajikan pada
babsebelumnya.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.42
K. Analia Data
NO Sign/Symptom Etiologi Masalah kesehatan Diagnosa keperawatan
1 Terdapat 97 (65 %) KK yang 1. Kurang kepedulian Sanitasi lingkungan Resiko timbulnya penyakit
pembuangan sampahnya di tentang perilaku yang buruk akibat lingkungan yang
sembarangan tempat dan biasanya hidup sehat kurang sehat sehubungan
di sungai dan 53 (35%) KK 2. Kebersihan personal dengan kurangnya
sampahnya di bakar. hygiene kurang kepedulian masyarakat
3. Kurang kesadaran terhadap lingkungan.
akan pentingnya
hidup sehat
2 Terdapat 112 (75%) KK yang 1. Kurang pengetahuan Tingginya angka Resiko tinggi angka
bak mandinya terdapat jentik mengenai pentingnya kesakitan kejadian DBD sehubungan
nyamuk dan 38 (25%) KK yang menjaga kesehatan dengan kurangnya
bak mandinya tidak ada jentik dengan cara selalu pengetahuan masyarakat
nyamuk. menjaga kebersihan tentang resiko penyakit
bak mandi masyarakat DBD

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.44
L. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
sehubungan dengan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan.
2. Resiko tinggi angka kejadian DBD sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang resiko penyakit DBD

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.45
M. Intervensi

Masalah
kesehatan/Diagn Sasara
NO Tujuan Kriteria hasil Intervensi
osa n
keperawatan
1. Masalah Setelah dilakukan 1. Angka 1. Berikan Warga
kesehatan : tindakan kejadian penyuluhan Kelurah
sanitasi keperawatan penyakit tentang an
lingkungan yang selama 1 kali 2 menular tetap pentingnya
kurang baik minggu selama 1 atau terjadi hidup bersih
Dx kep : bulan diharapkan mengalami dan sehat
Resiko timbulnya masyarakat penurunan (PHBS).
penyakit akibat 1. Tidak terjadi 2. Meningkatny 2. Adakan
lingkungan yang peningkatan a jumlah penyuluhan
kurang sehat di kejadian penduduk cara cuci
Kelurahan penyakit menjaga tangan yang
Empagae menular kebersihan baik dan
sehubungan 2. Meningkatkny lingkungan benar
dengan a kesadaran 3. Adakan
kurangnya masyarakat Jumpa
kepedulian memelihara Berlian
masyarakat lingkungan (Jumat Pagi
terhadap sesuai dengan Bersih
lingkungan. syarat Lingkungan
kesehatan ).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.46
2. Masalah Setelah dilakukan Kejadian penyakit 1. Pengukuran Warga
kesehatan : tindakan degenerative tekanan Kelurah
Tingginya angka keperawatan 1x (hipertensi, , darah an
DBD dalam 1 bulan stroke), non- 2. Adakan
Dx Kep : diharapkan degeneratif penyuluhan
Resiko tinggi masyarakat (DBD) menurun. DBD
angka kesakitan 1. Tidak terjadi 3. Pembagian
masyarakat peningkatan abate.
sehubungan kejadian
dengan penyakit
kurangnya degeneratifdan
pengetahuan non-
masyarakat degereratif.
tentang penyakit
DBD

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.47
N. Implementasi
Diagnose keperawatan 1

NO. Implementasi Waktu dan Tempat Posko PenanggungJawab Terealisasi



Mengadakan Lokalatih Hasnawati Terealisasikan
1. 2
dan pembentukan
kelompok Edukasi Sadar
ber-PHBS

Mengadakan penyuluhan
2.  23 Juli 2021 Pukul 10:15 WITA di
cara cuci tangan yang Terealisasikan
halaman rumah warga (rumah mengaji). 2 Jumarni
baik dan benar. (pada
anak-anak)

Mengadakan Jumpa
3. Berlian (Jumat Pagi  Jumat, 23Juli 2021 pukul 07:00 WITA
2 Terealisasikan
Bersih Lingkungan) di halaman Puskesmas Empagae. Arafah

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.48
Diagnosa Keperawatan 2

NO Penanggung
Implementasi Waktu dan tempat Terealisasi
. Jawab
1. Mengadakan Hasnawati Terealisasika
Pengukuran
tekanan darah

2. Mengadakan Jumriani Terealisasikan


Penyuluhan
DBD

3. Membagikan Hendric. B Terealisasikan


nabate

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.49
BAB IV

PELAKSAAN DAN HASIL

A. PROGRAM KERJA
1. POSKO II (Kelurahan Empagae)
a. Penyuluhan DBD dan pemberian bubuk abate.
b. Penyuuhan cuci tangan yang benar (PHBS)
c. Kerja bakti setiap Jum’at di lingkungan Puskesmas
d. Pengukuran tekanan darah

B. PEMBAHASAN PROGRM KERJA


Penyuluhan DBD
Jenis Kegiatan : Penyuluhan
Tujuan Kegiatan : Memberikan pemberitahuan untuk mewaspadai
jentik-jentik nyamuk DBD.

Sasaran Kegiatan : Masyarakat Kelurahan Empagae


Tempat Kegiatan : Kelurahan Empagae

Waktu Pelaksanaan : Dilaksanakan di Kelurahan Empagae tanggal


23 Juli 2021
Peran Mahasiswa : Penyelenggara bekerjasama dengan pihak
puskesmas
Faktor Pendukung : Sarana prasarana yang memadai.
Dukungan dari Puskesmas dan Warga setempat.

Faktor Penghambat : -
Cara Mengatasi : -

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.50
Hasil : Warga menjadi tahu cara membersihkan tempat
penampungan air.

Penanggungjawab �Jumriani
:

Pembagian Bubuk Abate.


Nama Kegiatan : Pembagian nabate

Tujuan Kegiatan : 1. Memberikan Pengetahuan pentingnya


menjaga kebersihan ditempat umum.
2. Mengjak kepada seluruh warga (Orang
Tua Siswa) untuk menjaga kebersihan
tempat penampungan air guna
menghindari adanya perkembangbiakan
nyamuk DBD.

Manfaat Kegiatan : 1. Menjaga kebersihan


2. Mencegah terjadinya DBD
3. Memberikan pemahaman kepada warga
tentang tata cara melakukan perawatan
penampungan air agar terhindar dari
Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sasaran Kegiatan : Warga kelurahan Empagae


Tempat Kegiatan : Halaman Rumah waga

Waktu Kegiatan :

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.51
Peran Mahasiswa : Perencana dan Pelaksana.

Uraian Kegiatan : Dirangkaikan dengan pembagian bubuk abate.

Faktor Pendukung : Kerja sama antar Mahasiswa untuk


menyukseskan kegiatan tersebut.

Faktor Penghambat : _

Cara Mengatasi : _
Hasil : Masyarakat mengajukan beberapa pertanyaan
dan pada saat dilakukan evaluasi mengenai
apa itu DBD, apa nama nyamuknya dan
bagaimana cara mencegah dan mengatasinya
masyarakat dapat menjawab pertanyaan yang
di ajukan.
Penanggungjawab : Hendric Bunyamin

Penyuluhan cara cuci tangan yang baik dan (PHBS)


Nama Kegiatan : Penyuluhan cara cuci tangan yang baik dan
benar
Tujuan Kegiatan : 1. Mampu Membudayakan mencuci tangan
dengan baik dan benar.
2. Mampu melakukan cuci tangan yang
baik dan benar
3. Mampu meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

Manfaat Kegiatan : 1. Menambah wawasan tentang cuci


tangan yang baik dan benar.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.52
2. Dapat menigkatkan langkah dan strategi
sebagai salah satu upaya awal
Peningkatan Kesehatan.

Sasaran Kegiatan : Anak-anak kelurahan Empagae


Tempat Kegiatan : Halaman rumah warga (rumah mengaji)
Waktu Kegiatan : Jum’at, 23 Juli 2019 Pukul 09.30 WITA

Peran Mahasiswa : Perencana dan Pelaksana.

Uraian Kegiatan : Pembawa materi memperkenalkan diri


selanjutnya penyampaian teori tentang tujuan
dan manfaat cuci tangan setelah itu dilakukan
praktek oleh siswa dan terakhir diberikan
Bingkisan untuk siswa yang bisa mengulangi
6 langkah cuci tangan yang baik dann benar.

Faktor Pendukung : Alat pemateri yang memadai

Faktor Penghambat : -

Cara Mengatasi : -

Hasil : Dapat memperagakan teknik mencuci tangan


yang baik dan benar.
Penanggungjawab : Posko II

Kerja bakti setiap jum’at di lingkungan puskesmas


Jenis Kegiatan : Program tambahan

Tujuan Kegiatan : Menjadikan lingkungan Puskesmas bersih

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.53
Sasaran Kegiatan :
Halaman Puskesmas Empagae

Tempat Kegiatan : Halaman Puskesmas Empagae

Waktu Pelaksanaan : Setiap hari jum’at

Durasi : 1-2 Jam

Peran Mahasiswa : Kerja bakti dan membersihkan halaman


Puskesmas Emagae

Uraian Kegiatan : Kerja Bakti membersihkan Halaman Puskesmas


Empagae

Faktor Pendukung : Sarana prasarana yang memadai.


Faktor Penghambat : _
Cara Mengatasi : _

Hasil :
1. Rumput dihalaman depan dibakar
2. Lingkungan menjadi bersih.

Penanggungjawab : Posko I dan Posko II

Penyuluhan Hipertensi dan Pengukuran Tekanan Darah


Nama Kegiatan : Penyuluhan hipertensi dan pemeriksaan
kesehatan gratis (Pengukuran Tekanan Darah).

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.54
Penanggungjawab : Hasnawati

Tujuan Kegiatan : 1. Menjalin hubungan yang baik antara


mahasiswa dengan warga kelurahan
Empagae
2. Memberikan pemahaman kepada warga
tentang pentingmya menjalani hidup
sehat

Sasaran : Warga Kelurahan Empagae

Tanggal Pelaksanaan : Juli 2021

Tempat :

Peran Mahasiswa : Pelaksana

Peran Masyarakat : Pendukung

Jumlah Mahasiswa : 17 Orang

Sumber Dana : Dana Proker KKN

Pencapaian : Jumlah warga yang ikut dalam


kegiatanPenyuluhan hipertensi dan pengukuran
tekanan daah gratis

Hambatan : -
Solusi : -
Uraian Kegiatan : Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan
Penyuluhan kepada Warga dan melakukan
pemeriksaan kesehatan gratis.
Faktor Pendukung : Warga setempat itu sendiri.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.55
Faktor Penghambat : -
Cara Mengatasi : -
Hasil : Masyarakat menjadi tahu tentang pentingnya
menjaga kesehatan dengan menerapkan hidup
sehat.

C. FAKTOR PENDORONG
1. Adanya dukungan dari pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat yang
cukup baik menyambut segala program yang dibuat
2. Partisipasi aktif dari masyarakat setempat yang sangat baik
3. Kerja sama dan motivasi dari rekan-rekan mahasiswa ITKES
MUHAMMADIYAH SIDRAP

D. FAKTOR PENGHAMBAT
1. Kurangnya waktu sebagian penduduk pada pagi hari dikarenakan
kesibukan.
2. Tingkat kesadaran sebagian penduduk dalam berperilaku sehat masih
kurang.
3. Waktu yang lumayan singkat untuk bisa lebih bersosialisasi dengan
masyarakat.
4. Keterbatasan sumberdaya, waktu, tenaga, dana dalam setiap
penyelenggaraan kegiatan.
5. Masih adanya masyarakat yang belum bersosialisasi dengan baik
sehingga tidak mengetahui maksud dan tujuan keberadaan mahasiswa
KKN-PPM.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.56
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah membahas rangkaian kegiatan kuliah kerja nyata di
masyarakat dan penerapan asuhan keperawatan komunitas dalam proses
pemecahan masalahnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Selama melakukan kuliah kerja nyata mahasiswa melakukan pengkajian,
menerapkan masalah, menentukan prioritas masalah, membuat
perencanaan, melakukan kegiatan dan evaluasi.
2. Masalah kesehatan masyarakat berbeda-beda, sangat tergantung pada
keadaan geografis wilayah, keadaan penduduk, tingkat pengetahuan, dan
sumber daya yang ada di masyarakat. Adapun masalah kesehatan
masyarakat yang di temukan adalah pencemaran lingkungan yang masih
perlu di benahi.
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat
dalam mengatasi masalah tersebut antara lain : penyuluhan PHBS, senam
lansia dan senam sehat di sertai dengan Jumat Pagi Bersih
Lingkunganpenyuluhan mencuci tangan yang baik dan benar,
penyuluhan DBD, , dan pemeriksaan kesehatan gratis berupa pengukuran
tekanan darah dan kegiatan lainnya.
4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupaka keberhasilan yang telah
dicapai merupakan kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat melalui
kelompok kerja kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah
setempat, pihak pendidikan ITKES Muhammadiyah Sidrap.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.57
B. SARAN
Ada saran-saran yang kami ajukan adalah sebagai berikut :
1. Kami menyarankan agar pemerintah bersedia menyediakan truk
pengangkut sampah untuk masyarakat agar pembuangan sampah tidak
dilakukan di laut secara terus menerus dikarenakan apabila sampah terus
menerus di buang di sungai maka akan berdampak kepada masyarakat
litu sendiri misal terserang penyakit seperti DBD (Demam Berdarah
Dengue).
2. Hendaknya masyarakat mulai menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat yang di mulai dari diri sendir.
3. Kerja sama antar pihak pendidikan, puskesmas, dan pemerintah setempat
untuk menindaklanjuti hasil dari kegiatan praktik mahasiswa.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.58
Lampiran I

Daftar nama Mahasiswa KKN-PKM Posko II Kelurahan Empagae


Ketua Kelompok : Muh. Hidayat
Anggota :
1. Suwarni
2. Suhardi
3. Hendric Bunyamin
4. Arafah
5. Yuli Wirda Ningsi
6. Jumarni
7. Hasnawati

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.59
Lampiran 2

SAP Penyuluhan lokalatih dan pembentukan kelompok sadar ber-PHBS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Lokalatih dan pembentukan kelompok sadar ber-


PHBS
Sub Pokok Bahasan    :
Pengertian PHBS
Manfaat PHBS
10 indikator ber-PHBS
Sasaran                      : Masyarakat kelurahan Empagae
Hari / Tanggal            :15 Juli 2021
Tempat                      : Kelurahan Empagae

Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan yaitu lokalatih dan
pembentukan kelompok sadar ber- PHBS selama beberapa menit,
diharapkan keluarga mengerti dan memahami tentang pentingnya hidup
bersih dan sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya ber-PHBS
diharapkan keluarga dapat :
 Menjelaskan pengertian PHBS
 Menjelaskan manfaat PHBS
 Menyebutkan 10 indikator Ber-PHBS dalam Rumah Tangga.
A. Sasaran
Masyarakat Kelurahan Empagae

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.60
B. Metode
Metode yang digunakan adalah : Ceramah.

C. Waktu dan Tempat Penyuluhan


1. Hari/ Tgl            : Kamis / 15 juli 2021
2. Waktu                :  09. 00 WIB – selesai
3. Tempat               :  Kelurahan Empagae.

D. Media Penyuluhan
Lefleat

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.61
Lampiran 3

SAP Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan pembagian bubuk abate.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan


pembagian bubuk abate
Sub Pokok Bahasan    :
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)  
2. Bagaimana cara penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) 
3. Bagaiamana ciri-ciri nysmuk penyebab penyakit.                                
4. Bagaimana tanda dan gejala penyakit DBD
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)  
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penularan Demam Berdarah Dengue
(DBD) 
3. Untuk mengetahui bagaiamana ciri-ciri nysmuk penyebab
penyakit.                                
4. Untuk mengetahuibagaimana tanda dan gejala penyakit DBD
Manfaat
1. Menjaga kebersihan
2. Mencegah terjadinya DBD
3. Memberikan pemahaman kepada warga tentang tata cara melakukan
perawatan penampungan air agar terhindar dari Demam Berdarah Dengue
(DBD).
Sasaran : masyarakat Kelurahan Empagae
Hari / Tanggal   : Jumat / 16 juli 2021
Tempat              : Kelurahan Empagae

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.62
Metode
Metode yang digunakan adalah : Left Let dan Ceramah.

Media Penyuluhan
Leaflet

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.63
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.64
Lampiran 4

Penyuluhan cara Cuci Tangan yang baik dan benar.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) CUCI TANGAN

Tema : Cuci Tangan yang baik dan benar


Sasaran : Anak- anak di kelurahan Empagae
Hari/tanggal : Sabtu, 17 juli ,2021
Waktu : 09.35 – 10.15 WITA (40 menit)
Tempat : Kelurahan Empagae.
 Latar Belakang

Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah


penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai
penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah)
dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian. Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja,
melalui meja, gagang pintu, sendok, dan sebagainya.
Penelitian bahkan menyebutkan bahwa keyboard komputer di perkantoran
dan gagang telepon mengandung lebih banyak kuman dari pada di toilet. mencuci
tangan fakta saat ini menunjukan masih rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai
sabun pada saat penting dalam masyarakat yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah
buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak
7,4% dan sebelum menyiapkan makanan hanya 6%. Hal ini membuktikan masih
belum adanya kesadaran mencuci tangan guna mencegah penyebaran penyakit.
Sangatlah penting mencuci tangan dengan cara yang benar karena kita berkontak
dengan jutaan kuman setiap harinya.

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.65
 Tujuan :
a. Tujuan Umum : Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan
siswa(i) dapat memahami dan memperagakan cara mencuci tangan dengan
baik.
b. Tujuan Khusus :Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
Mengetahui apa yang dimaksud dengan mencuci tangan Tujuan mencuci
tangan waktu mencuci tangan Langkah mencuci tangan

 Pokok Bahasan :
Teknik Cuci tangan

 Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian Cuci Tangan
2. Tujuan Cuci Tangan
3. Teknik Cuci Tangan

 Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi

 Media :

Power point

 Materi Cuci Tangan


A. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun  adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.66
sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena
tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan
kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-
permukaan lain seperti handuk, gelas)
Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir
untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan
benar-benar hilang.

B. Tujuan Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan:
1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh

C. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan


Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan
lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Sebelum dan sesudah makan Untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan.
2. Setelah buang air besar Besar kemungkinan tinja masih tertempel di
tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan
3. Setelah bermain Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang
kotor.Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman
didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman
dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan
sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.  

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.67
D. Manfaat mencuci tangan
1. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
2. Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus,
cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Flu burung
dll
3. Tangan menjadi bersih dan penampilan lebih menarik

E. Tehnik Mencuci Tangan


1. Basuh tangan dengan air
2. Tuangkan sabun secukupnya
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
5. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari
6. Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
8. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir dan keringkan

F. Alat dan Bahan yang disediakan


Sabun/handrub

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.68
Lampiran 5

DOKMENTASI

Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten


Sidenreng Rappang.69
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.70
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.71
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.72
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.73
Kelompok II, Kelurahan Empagae, Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang.74

Anda mungkin juga menyukai