Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL KEGIATAN INTERPROFESIONAL EDUCATION

SWAMEDIKASI GASTRITIS (SAKIT MAAG) PADA MASYARAKAT GAMBIRAN


KARTASURA

Disusun Oleh:

Tisya Indara Wulan J500150011

Ni Wayan Heldha Nurma Santi J500150101

Ameyliana Setiawan Putri J500150102

Hindana Putri Rohmawati K100140110

Rizki Aulia K100140112

FAKULTAS KEDOKTERAN – FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
PENGESAHAN

KEGIATAN IPE FAKULTAS KEDOKTERAN – FAKULTAS FARMASI

Oleh :

Tisya Indara Wulan J500150011

Ni Wayan Heldha Nurma Santi J500150101

Ameyliana Setiawan Putri J500150102

Hindana Putri Rohmawati K100140110

Rizki Aulia K100140112

Telah di review pada:


Hari :
Tanggal :

Pembimbing

(Ambar Yunita Nugraheni, S.Farm. Apt, M.Sc )


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Swamedikasi merupakan kegiatan seorang individu untuk mengobati dirinya
sendiri dengan menggunakan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung jawab.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong dirinya sendiri masyarakat
perlu ditunjang dengan adanya konseling atau penyuluhan. Apabila dalam melakukan
swamedikasi masyarakat tidak cukup mendapatkan informasi yang tepat mengenai
indikasi obat, cara penggunaan, lama penggunaan, dan efek samping obat maka hal
ini akan dapat menimbulkan masalah baru.
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan sakit Maag adalah
penyakit yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering
diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis
tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang
dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan
inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya akan merasa perutnya
perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Salah satu gejala terjadinya gastritis adalah
nyeri pada ulu hati, selain itu juga bisa terjadi mual, muntah, lemas, nafsu makan
menurun, wajah pucat, keluar keringat dingin, Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan
berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung.
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari angka kejadian
gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia,2011). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia
tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes,
2012). Didapatkan data bahwa di kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar
31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Jawa Tengah angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 79,6% (Riskesdas, 2013). Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun
2014 menurut urutan besar penyakit kabupaten Sukoharjo, gastritis menempati urutan
ke-4 dengan jumlah penderita sebesar 38.075orang (Dinkes Kabupaten Sukoharjo,
2014).

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan sakit maag?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi sakit maag?

3. Apa yang perlu dilakukan jika terjadi sakit maag?

4. Terapi apa saja yang bisa dilakukan untuk menangani sakit maag?
2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai swamedikasi tentang
sakit maag pada masyarakat Gambiran wilayah Makam Haji Kartasura.

1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan sakit maag

2. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi sakit maag

3. Mengetahui apa yang perlu dilakukan jika terjadi sakit maag

4. Mengetahui terapi apa saja yang bisa dilakukan untuk menangani sakit maag

Anda mungkin juga menyukai