Anda di halaman 1dari 23

HUKUM OHM DAN

RANGKAIAN SERI-PARALEL

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH FISIKA DASAR LANJUTAN

Oleh
Nama / NIM : Rizky Wildan M/191810201047
Kelompok : IIIA
Asisten : Oki Firmansyah
Tanggal Praktikum/Jam : 2 April 2020 / 07.00-09.40

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................
1.4 Manfaat…………………………………………………………...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
BAB III METODE EKSPERIMEN
3.1 Alat dan Bahan...............................................................................
3.2 Desain Eksperimen.........................................................................
3.2.1 Variabel Eksperimen............................................................
3.2.2 Prosedur Eksperimen............................................................
3.3 Metode Analisis Data.....................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil................................................................................................
4.2 Pembahasan....................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Benda penghantar dikatakan mematuhi hukum ohm apabila
nilai resistensinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial
yang dikenakan kepadanya. Pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah ‘hukum’ tetap digunakan dengan alasan sejarah
(Durbin,2005).
Rangkaian listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat
listrik lainnya yang memiliki fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan
antara alat-alat listrik, suatu rangkaian listrik dengan resistor-resisror yang
tersusun secara seri, paralel dan kombinasi antara keduanya. Rangkaian seri
adalah rangkaian yang disusun secara berderet sehingga arus yang melalui tiap-
tiap komponen adalah sama. Rangkaian paralel adalah rangkaian yang disusun
secara sejajar, sehingga tegangan atau beda potensial tiap komponen adalah sama.
Rangkaian campuran adalah rangkaian yang kombinasi antara seri dan paralel.
Rangkaian seri terdapat banyak beban listrik dalam satu rangkaiannya.
Contoh dari rangkaian seri adalah lampu pohon natal. Arus listrik yang yang
mengalir melalui lampu yang pertama ke lampu yang kedua, jika salah satu listrik
dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus. Rangkaian seri lebih menghemat
daya yang dikeluarkan dan tidak memerlukan banyak penghubung pada
penyambung jalur sehingga hemat kabel dan saklar.
Rangkaian paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu
bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Contoh dari rangkaian paralel adalah
saat bermotor, sebagaian besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-
masing rangkaian dapat dihubung putuskan tanpa ada pengaruh dari rangkaian
yang lain. Terjadinya salah satu cabang paralel terputus, maka arus akan terputus
hanya pada rangkaian tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu dan rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Perakikum Hukum Ohm rangkaian seri - paralel memiliki 2 (dua) tujuan
percobaan. Tujuan pertama yaitu mempelajari karakteristik Hukum Ohm.
Karakteristik hukum ohm terdapat pada tegangan, arus listrik dan hambatan yang
dimiliki suatu listrik. Hukum Ohm dalam rangkaian elektronika digunakan untuk
memperkecil atau memperbesar arus dan tegangan, serta untuk memperoleh suatu
hambatan yang kita inginkan. Kuat arus listrik dan tegangan saling sebanding.
Kuat arus listrik semakin besar maka tegangan juga semakin besar begitupun
sebaliknya. Hambatan suatu listrik berbanding terbalik dengan kuat arus listrik,
yaitu semakin besar suatu hambatan maka semakin kecil kuat arus listriknya
begitupun sebaliknya.

Tujuan yang kedua yaitu menyelidiki karakteristik kuat arus dan tegangan
listrik dari rangkaian bercabang dan tidak bercabang. Karakteristik pada rangkaian
seri atau tidak bercabang yaitu tegangan dari sumber dibagi dengan jumlah
tahanan yang dipasang pada masing – masing cabangnya. Arus yang mengalir
pada masing masing bebannya sama. Karakteristik tegangann dan kuat arus pada
rangkaian bercabang atau paralel yaitu arus yang mengalir pada masing – masing
cabang tergantung pada nilai tahanan yang dipasang pada cabang. Tegangan yang
pada masing – masing beban listrik sama dengan tegangan sumbernya.

Ilmu pengetahuan sangat berperan penting dalam kehidupan sehari – hari


terutama bidang ilmu fisika dan salah satunya hukum Ohm. Percobaan hukum
Ohm dilakukan agar kita jadi tahu bahwa dalam kehidupan sehari – hari peranan
hukum Ohm juga penting. Peristiwa dalam kehidupan sehari – hari yang
berhubungan dengan hukum Ohm yaitu kompor elektrik atau lampu listrik.
Manfaat dari praktikum ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui
penerapan hukum Ohm.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Hukum ohm dan rangkaian seri paralel
yaitu ;
1. Bagaimana karakteristik Hukum Ohm?
2. Bagaimana karakteristik kuat arus dan tegangan listrik dari rangkaian
bercabang (paralel) dan tak bercabang (seri)
1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum Hukum ohm dan rangkaian seri paralel antara lain ;
1. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik Hukum Ohm
2. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik kuat arus dan tegangan
listrik dari rangkaian bercabang (paralel) dan tak bercabang (seri)
1.4 Manfaat
Penerapan konsep yang terdapat pada hukum ohm ialah digunakan untuk
rangkaian seri dan paralel.Rangkaian seri dan paralel sendiri banyak ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari rangkaian seri terdapat pada lampu
pohon natal, kulkas, sakelar,maupun setrika listrik yang memiliki kontrol
temperatur. Contoh dari rangkaian paralel terjadi saat bermotor dan distribusi
listrik PLN ke rumah-rumah. Keuntungan dalam pemakaian rangkaian seri
maupun paralel berbeda-beda, saat kondisi komponen listrik pada rangkaian per
setiap lampu berpijar tidak sama terang kalau rangkaian paralel berpijar sama
terang per setiap lampunya. Keuntungan yang lain terlihat dari rangkaian paralel
yaitu saat salah satu lampu padam, lampu yang lainnya tetap menyala, berbeda
dengan rangkaian seri yang salah satunya lampu mati atau padam, akan membuat
lampu llainnya ikut mati.
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Hukum Ohm berawal dari fisikawan asal Jerman yang bernama
Georg Ohm. Resistansi penelitiannya dari tahun 1825 sampai 1826. Percobaan
Georg Ohm dapat inspirasi dari penelitian Fourier tentang heat conduction,
awalnya dari penggunaan elemen volta sebagai sumber tegangan namun beralih
menggunakan Thermocouple karena dianggap lebih stabil. Alat yang digunakan
adalah Galvanometer untuk mengukur arus pada sebuah penghantaryang diberi
suatu tegangan listrik. Hasil percobaan yang diperoleh bahwa besarnya beda
potensial yang dihasilkan berbanding lurus dengan suhu pada
junction(Purwandari, 2013).
Menurut Durbin(2005), bahwa percobaan selanjutnya melakukan
pengukuran dengan Galvanometer dan mengganti kabel untuk pengujian dengan
berbagai panjang dan ukuran diameter serta bahan yang berbeda. Hasil yang
diperoleh bahwa besarnya pembacaan Galvanometer berbanding lurus dengan
suhu namun berbalik dengan panjang kabel uji, kalau dijelaskan secara rinci
bahwa besarnya kuat arus yang nilainya dibaca oleh Galvanometer berbanding
lurus dengan beda potensial serta besarnya kuat arus juga berbanding terbalik
dengan hambatan dikarenakan panjang kabel berbanding lurus dengan hambatan
kabel. Rumus matematis Hukum Ohm di ekspresikan dengan persamaan :
V= I X R ( 2. 1 )
Keterangannya :
I= Arus yang mengalir pada pengantar (Ampere)
V = Tegangan yang terdapat pada kedua ujung penghantar (volt)
R = Hambatan pada penghantar (ohm)
Contoh aplikasi dalam perhitungan Hukum Ohm menggunakan suatu
rangkaian yang disusun secara seri, paralel dan campuran yang berdasarkan
hambatan sebuah beban. Perhitungan kuat arus mampu membuat besar dari daya
yang dipakai, tapi sebelum itu pengertian dari arus sendiri adalah geraknya suatu
muatan dari satu daerah ke daerah lainnya. Situasi elektrostatis saat itu medan
listrik bernilai nol maupun saat di dalam konduktor, dan tidak arus, bukan berarti
semua muatan yang di dalam konduktor itu diam. Sejumlah elektron bebas
bergerak di dalam material logambiasa seperti tembaga ataupun
alumunium(Young, 1999).
Arah arus berlawanan dengan arus elektron. Muatan listrik dapat berpindah
dengan adanya beda potensial. Beda potensial dihasilkan oleh sumber listrik yang
pada setiap sumber listrik memiliki dua kutub, yaitu positif dan negatif. Jalur
penghantar yang kontinu, kutub-kutub suatu sumber listrik atau dicontohkan suatu
baterai saling dihubungkan. Garis yang lebih pang positif, sedangkan yang pendek
negatif. Rangkaian listrik telah dibentuk, maka muatan dapat mengalir melalui
kawat pada rangkaian dari satu kutub baterai ke kutub yang lainnya. Aliran
muatan tersebut disebut arus listrik(Young, 1999).
Menurut Sumarsono(2009), rangkaian listrik tersusun atas seri, paralel dan
campuran atau gabungan antara keduanya. Rangkaian seri atau bisa disebut juga
dengan rangkaian berderet. Muatan listrik yang melalui R1 akan juga melalui R2
dan R3, jadi arus I yang sama melewati setiap resistor, maka V sama dengan
tegangan sumbernya. V1, V2, dan V3 disini adalah beda potensial pada masing-
masing resistor R1, R2, dan R3 karena resistor-resistor ini dihubungkan secara seri,
maka kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah
semua tegangan dari masing-masing resistor. Rumus matematis untuk rangkaian
seri, yaitu:
V= V1+V2+V3=I.R1+I.R2+I.R3 ( 2.2 )
Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs) dirumuskan:
V =I.Rs ( 2.3)
Persamaan (2.3) disubstitusikan ke persamaan (2.2) didapat perumusan :
Rs = R1 + R2 + R3 ( 2.4 )
Persamaan (2.4), menunjukkan bahwa besar hambatan total pengganti pada
rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan pada tiap resistor. Rangkaian paralel
disebut juga rangkaian yang berjajar. Rangkaian paralel berbeda dengan rangkaian
seri, dikarenakan pada rangkaian paralel resistor, arus dari sumber terbagi menjadi
cabang-cabang terpisah. Contohnya alat-alat listrik pada rumah-rumah, jika salah
satu hubungan suatu alat diputus, maka arus yang mengalir pada komponen yang
lain tidaklah putus. Rangkaian seri sendiri jika salah satu komponen arusnya
terputus, maka arus ke komponen yang lain juga berhenti. Rumus matematis suatu
hambatan total pengganti pada susunan paralel resistor (Rp), yaitu :
1 1 1 1 ( 2.5 )
= + +
Rp R 1 R 2 R 3
Rangkaian paralel ini juga memakai Hukum Kirchoff 1 yang menyatakan bahwa
arus total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian
listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut, rumus
matematisnya yaitu :
I = I 1 + I 2 + I3 ( 2.6)
Rangkaian campur adalah campuran rangkaian seri dan paralel, kalau dilihat dari
jalannya arus dan tegangan pada rangkaian gabungan itu juga mengikuti Hukum
Kirchoff 1 dengan cara menyelesaikan satu susunan rangkaian, setelah itu
menyelesaikan susunan rangkaian yang lain. Arus yang mengalir pada resistor
yang disusun secara seri nilainya sama namun tegangnnya berbeda, kalau resistor
yang disusun secara paralel aeus yang mengalir pada setiap resistor berbeda,
namun tegannya sama.
Hasil pengukuran beda potensial resistor R1, R2 dan R3 memiliki nilai yang
berbeda yang disusun secara seri, namun jika diukur arus yang melewati ketiga
resistor maka memperolehkan pengukuran yang sama. Berbeda halnya jika
resistor disusun secara paralel, akan diperoleh hasil pengukuran yang berbeda,
namunpengukuran tegangan pada setiap resistor sama. Fakta ini menunjukkan
besar suatu nilai variabel tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian. Susunan
seri resistor berfungsi sebagai pembagi tegangn yang berarti jika tegangan pada
setiap resistor dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan besarnya tegangan
sumber kalau pada susunan paralel resistor yang berfungsi sebagai pembagi arus
yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap resistor diukur, maka akan
memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum titik percabangan(Herman,
2014).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum hukum Ohm rangkaian
seri dan paralel, yaitu :
1. Catu daya berfungsi sebagai penyearah dari AC ke DC serta sebagai power
suply.
2. Kabel penghubung merah berfungsi untuk menghubungkan arus listrik yang
memuat listrik positif.
3. Kabel penghubung hitam berfungsi untuk menghubungkan arus listrik yang
memuat listrik positif.
4. Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat untuk merangkai komponen –
komponen menjadi satu rangkaian elektronika.
5. Skalar 1 kutub berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan arus listrik.
6. Jembatan penghubung berfungsi untuk menghubungkan aliran arus listrik.
7. Meter dasar 90 berfungsi untuk mengukur tegangan dalam suatu rangkaian
listrik.
8. Multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan dalam suatu rangkaian
listrik.
9. Resistor 47 ohm, 4,7 ohm, dan 100 ohm berfungsi sebagai pembagi arus dan
tegangan serta sebagai penurun tegangan dan penghambat aliran arus listrik.

3.2 Desain Eksperimen

Desain eksperimen dari praktikum hukum Ohm rangkaian seri dan paralel,
yaitu :
Gambar 3.1
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)
Keterangan : 1 = Catu daya DC
2 = Saklar 1 kutub
3 = Jembatan penghubung
4 = Bola lampu 6,2 V, 0,48 A
5 = Voltmeter (Pilih meter dasar menjadi voltmeter)

Gambar 3.2
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)
Keterangan : 1 = Catu daya DC
2 = Saklar 1 kutub
3 = Jembatan penghubung
4 = Bola lampu 6,2 V, 0,48 A
5 = Amperemeter (Pilih meter dasar menjadi amperemeter)

(a) (b)
Gambar 3.3
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)
(a) (b)
Gambar 3.4
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)

(a) (b)
Gambar 3.5
(Sumber : Tim Penyusun, 2020)

3.2.1 Variabel Eksperimen


Variabel eksperimen praktikum hukum Ohm rangkaian seri dan paralel,
yaitu :
1. Variabel bebas pada praktikum hukum Ohm rangkaian seri dan paralel adalah
pemberian perlakuan berbeda pada posisi rangkaian. Variabel bebas lainnya
juga ada, yaitu resistor, tegangan, dan arus listrik pada rangkaian.
2. Variabel terikan pada praktikum hukum Ohm rangkaian seri dan paralel
adalah intensitas cahaya lampu yang dilihat berdasarkan terang – redupnya.
Variabel terikat laiannya, yaitu arus keluar dan tegangan keluar yang ada
pada rangkaian listrik.
3. Variabel kontrol pada praktikum ini adalah penggunaan catu daya.

3.2.2 Prosedur Eksperimen


Prosedur eksperimen yang dilakukan dalam praktikum hukum Ohm
rangkaian seri dan paralel ada 3 (tiga), yaitu :
1. Pengukuran tegangan dan kuat arus listrik

Mulai

Susun rangkaian listrik seperti pada gambar 3.1 di


desain eksperimen

Hubungkan catu daya ke sumber tegangan,


pilih tegangan skala 3V.

Pilih voltmeter pada skala 10 VDC.

Hidupkan saklar lalu amati besar tegangan


pada voltmeter dan catat pada tabel.

Matikan saklar lalu ubah tegangan pada catu


daya menjadi 6 VDC lalu lakukan kembali
langkah 4.

Ubah rangkaian seperti gambar 3.2 pada


desain eksperimen.

Hubungkan catu daya ke sumber tegangan


dengan tegangan skala 3V.

Pilih amperemeter skala 5ADC.

Hidupkan saklar lalu amati besar tegangan


pada amperemeter dan catat pada tabel.

Matikan saklar lalu ubah tegangan pada catu


daya menjadi 6 VDC lalu lakukan kembali

Selesai.
2. Menyelidiki karakteristik hukum Ohm

Mulai

Susun rangkaian seperti gambar 3.3a pada desain


eksperimen dengan R1 = 100 Ohm.

Hubungkan rangkaian dengan catu daya kemudian


pilih pada skala 3 VDC.

Hidupkan skalar lalu amati pembacaan skala pada


amperemeter dan voltmeter serta catat pada tabel.

Matikan skalar lalu naikkan catu daya pada skala


6 VDC. Ulangi langkah 3.

Ganti resistor pertama dengan R2 = 47 Ohm. Ulangi


langkah 2-4.

Selesai
3. Menyelidiki karakteristik kuat arus dan tegangan listrik rangkaian seri paralel
a. Rangkaian seri
Mulai

Susun rangkaian seperti gambar 3.4 a. Resistor


4,7 dan 47 Ohm dan skalar harus terbuka.

Hubungkan rangkaian dengan amperemeter


dengan batas 1A pada posisi a.

Hubungkan juga rangkaian pada catu daya 9


VDC

Tutup skalar lalu baca arus listrik a pada


amperemeter dan catat pada tabel.

Buka skalar ulangi langkah 2-4 untuk


posisi amperemeter di b dan c.

Buka skalar lalu ubah rangkaian seperti


gambar 3.4b dan ubah jadi voltmeter batas
10 VDC.

Pasang voltmeter pada posisi a sesuai


gambar 3.4b.

Tutup saklar lalu baca tegangan a dan catat


pada tabel pengamatan.

Buka skalar ulangi langkah 7-8 untuk


posisi voltmeter di b dan c.

Ulangi semua langkah dengan


kombinasi resistor 47, 56, 100
Ohm.

Selesai
b. Rangkaian paralel
Mulai

Susun rangkaian seperti gambar 3.5 a. Resistor


4,7 dan 47 Ohm dan skalar harus terbuka.

Hubungkan rangkaian dengan amperemeter


dengan batas 100mA pada posisi a.

Hubungkan juga rangkaian pada catu daya 3


VDC

Tutup skalar lalu baca arus listrik a pada


amperemeter dan catat pada tabel.

Buka skalar ulangi langkah 2-4 untuk


posisi amperemeter di b dan c.

Buka skalar lalu ubah rangkaian seperti


gambar 3.5b dan ubah jadi voltmeter batas
10 VDC.

Pasang voltmeter pada posisi V sesuai


gambar 3.4b.

Tutup saklar lalu baca tegangan V dan catat


pada tabel pengamatan.

Buka skalar ulangi langkah 7-8 untuk


posisi voltmeter di a dan b.

Ulangi semua langkah dengan


kombinasi resistor 47, 56, 100
Ohm.

Selesai
3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam praktikum hukum Ohm


rangkaian seri dan paralel, antara lain :

1. Analisis pengukuran tegangan dan kuat arus listrik


Analisis yang dilakukan dalam pengkukuran tegangan dan kuat arus listrik
adalah cara penggunaan voltmeter dan amperemeter. Voltmeter dan amperemeter
digunakan untuk mengukur arus tegangan dan kuat arus dalam rangkaian listrik.
Analisis ini dilakukan agar kita tidak salah dalam penggunaan voltmeter dan
amperemeter.
2. Analisis karakteristik hukum Ohm
Analisis dalam karakteristik hukum Ohm adalah tentang perbandingan
hasil antara tegangan dan arus listrik. Hambatan juga termasuk dalam hal yang
harus dianalisis dalam karakteristik hukum Ohm. Hambatan yang ada terhadap
tegangan dan kuat arus listrik yang dihasilkan saling berpengaruh atau tidak,
karena itu lah yang harus dianalisis. Analisis selanjutnya yaitu memformulasikan
hukum Ohm berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan pada analisis
selanjutnya.
3. Analisis karakteristik kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri dan paralel
Analisis yang dilakukan pada rangkaian seri dan paralel yaitu
membandingkan hasil pengukuran antara arus pada setiap posisi dan tegangan
pada setiap posisi serta hubungannya. Hal yang dianalisis selanjutnya yaitu
hambatan pada setiap posisi serta menyimpulkan tentang karakteristik tersebut
dalam sebuah rangkaian tertutup. Rangkaian paralel yang harus dianalisis adalah
membandingkan hasil pengukuran arus dan tegangan pada tiap posisi. Analisis
selanjutnya yaitu menghitung nilai hambatan dan membandingkan serta
menghubungkanya dengan tegangan dan kuat arus. Menyimpulkan semua
karakteristik dalam rangkaian bercabang.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum Hukum Ohm dan


rangkaian seri-peralel adalah sebagai berikut :

4.1. Tabel Hasil Perhitungan Tegangan dan Kuat Arus Listrik.

Skala max Hasil


Catu Daya Amperemet V I
Voltmeter V I
er
3V 17 7 1,7 1,4
6V 10 V 5A 32 8 3,2 1,6

4.2. Tabel Hasil Karakteristik Hukum Ohm


Batas Ukur Hasil
Resist Catu
V I
or Daya
Voltmet Ampereme I
V
er ter
21 0,04
3V 10V 0,1A 17 3,4
2
39 0,07
100 Ω 6V 10V 0,1A 31 6,2
8
9V 50V 1A 10 7 10 0,14
12V 50V 5A 12 1 12 0,1
3V 10V 1A 17 5 3,4 0,1
6V 10V 1A 32 11 6,4 0,22
47 Ω 9V 50V 1A 9 13 9 0,26
12V 50V 1A 12 19 12 0,38

4.3. Tabel Hasil Karakteristik Kuat Arus dan Tegangan Listrik


Catu Resistor Batas Ukur Hasil
Rangai Leta
Day V I R
an k
a Amper
R1 R2 R3 Volt V I
e
Seri 9V 10V 1A 1 9,4 0,2 33,5
a 47 4 8 7
4,7 47 1 9 0,2 32,1
- b 45
Ω Ω 4 8 4
1 8,6 0,2 30,7
c 43 4 8 1
47Ω 56 100 2 9,4 0,5 17,4
a 47
Ω Ω 7 4 0
2 2,2 0,5 4,07
b 11 7 4 4
c 13 2 2,6 0,5 4,81
7 4 4
2 4,6 0,5 8,21
d 23 8 6 4
3 3 0,7 3,94
I/V 15 8 6 7
4,7 47 3 3 0,7 4,16
- a 15
Ω Ω 6 2 6
3 3 0,6
b 15 5
0
16, 1 3,3 0,2
Paralel 3V I/V 16,5
5 0
3,2 0,1 22,8
a 16 7
56 100 4 5
47Ω 3,2 0,1 22,8
Ω Ω b 16 7 4 5
3,2 0,0
c 16 4 40
8

GRAFIK 1

3.4 6.2 10 12
KUAT ARUS (I)

0.16
TEGANGAN (v)
0.12
0.08
0.04
0

Grafik 4.1. Grafik Tegangan dan Kuat Arus Pada hambatan 100Ω.

GRAFIK 2
KUAT ARUS (I)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
3.4 6.4 9 12
TEGANGAN (V)

Grafik 4.1. Grafik Tegangan dan Kuat Arus Pada hambatan 47Ω.
4.2. Pembahasan

Pengukuran besar tegangan dan kuat arus listrik dilakukan


dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter.
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya kuat arus pada rangkaian listrik. Amperemeter dalam
penggunaanya dilakukan dengan menghubungkan secara seri
dengan sebuah beban (bola lampu) yang akan dihitung kuat
arusnya. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya tegangan pada rangkaian. Voltmeter dalam
pengggunaannya diletakkan secara paralel dengan sebuah
beban (bola lampu) yang akan dihitung besar tegangannya.

Pada percobaan menelidiki karakteristik hukum ohm


diperoleh beberapa perbandingan. Perbandinga hasil antara
tegangan dengan kuat arus adalah sama. Hal ini dibuktukan
pada graafik 4.1. da.]n grafik 4.2. bahwa apabila besar tegangan
meningkat maka kuat arus ikut meningkat Pada saat nilai
hambatan tetap, besar kuat arus tidak tetap karena terdapat
hambatan yang mempengaruhi besar kuat arus. Besar kuat arus
berbading terbalik dengan hambatan, hal ini terlihat pada hasil
praktikum dimana pada hambatan 100 Ω besar kuat arus lebih
kecil daripada kuat aruspada hambatan 47Ω. Besar tegangan
berbanding lurus dengan kuat arus pada saat resistor yang
sama. Berdasarkan matematis hukum Ohm dapat diformulasikan
dengan :

V=IR

Berdasarkan hasil pecobaan diperoleh pada rangkaian seri


besar kuat arus yang didapatkan pada setiap titik adalah sama.
Besar tegangan yang diperoleh pada setiap posisi memiliki nilai
yang berbeda, dimana nilai tersebut semakin kecil. Besar
tegangan yang mengalir pada rangkaian seri bergantung pada
besar hambatan pada rangkaian. Pada rangkaian paralel besar
tegangan pada setiap posisi adalah sama, sedangkan besar arus
pada setiap posisi adalah berbeda. Arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut terbagi pada resistor yang terpasang pada
rangkaian. Besar arus yang mengalir pada setiap resistor
bergantung pada nilai hambatan yang dipasang pada rangkaian
tersebut.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum Hukum


Ohm dan rangkaian seri- paralel adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Hukum Ohm adalah kuat arus yang mengalir


besarnya sama dengan tegangan. Hambatan
berpengaruh terhadap kuat arus listrik yang dihasilkan,
semakin besar hambatannya maka arus yang dihasilkna
semakin kecil.
2. Karakteristik dari rangkaian seri adalah arus yang
mengalir pada masing masing posisi adalah sama,
sedangkan tegangan bergantung pada jumlah hambatan.
Pada rangkaian paralel tegangan pada masing masing
beban listrik sama dengan tegangan sumber, sedangkan
arus yang mengalir pada masing cabang bergantung pada
besar hambatan.

5.2. Saran

Pada praktikum Hukum Ohm ini praktikan harus


memahami materi yang akan dipraktikan atau dilakukan pada
saat percobaan, sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum.
Pada saat menggunakan voltmeter dan amperemeter lebih
diperhatikan supaya hasil yang didapatkan dapat sesuai. Lebih
berhati hati saat menggunaka catu daya supaya tidek kesetrum
saat menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Durbin.2005.Rangkaian Listrik.Jakarta:Erlangga.
Herman.2014.Penentuan Fisika Dasar 1.Makassar:Unit laboratorium Fisika Dasar
Jurusan FMIPA UNM.
Purwandari, E.2013.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember:Universitas Jember.
Sumarsono, Joko.2009.Fisika Dasar Universitas.Jakarta:Teguh Karya.
Tim Penyusun.2018.Modul Praktikum Fisika DasarLanjutan.Jember:Universitas
Jember.
Young, Hugh D.1999.Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2.Solo:Erlangga.
LAMPIRAN

Gambar 6.1. Perhitungan Excel.

Anda mungkin juga menyukai