Sifat Ma’ani cendrung dikatakan sebagai sifat yag absatrak tetapi saya lebih memahaminya sebagai sifat
yang membuktikan atau pembuktian ujud Allah, karena dengan sifat ma’ani ini Allah membuktikan sifat
ujudnya yang dijelaskan dengan sifat salbiyah ( Qidam, Baqa, Mukhalifatu lil hawaditsi, Qiyamuhu
binafsihi, Wahdaniyah ) yaitu :
Karena Allah mempunyai sifat hayat, maka kita bisa membuktikannya pada hidupnya tubuh kita,
jika tidak hidup tubuh kita itu, maka tidak terbukti hayatnya Allah, karena hidup tubuh kita itu
dengan hayatnya Allah
Karena Allah mempunyai sifat ilmu, maka kita bisa membuktikannya pada tahunya hati kita, jika
tidak tahu hati kita itu, maka tidak terbukti ilmunya Allah, karena tahu hati kita itu dengan
ilmunya Allah
Karena Allah mempunyai sifat qudrat, maka kita bisa membuktikannya pada kuasanya tulang
kita, jika tidak kuasa tulang kita itu, maka tidak terbukti qudratnya Allah, karena kuasa tulang
kita itu dengan qudratnya Allah
Karena Allah mempunyai sifat iradat, maka kita bisa membuktikannya pada berkehendaknya
nafsu kita, jika tidak berkehendak nafsu kita itu, maka tidak terbukti iradatnya Allah, karena
berkehendak nafsu kita itu dengan iradatnya Allah
Karena Allah mempunyai sifat sama, maka kita bisa membuktikannya pada mendengarnya
telinga kita, jika tidak mendengat telinga kita itu, maka tidak terbukti sama’nya Allah, karena
mendengar telinga kita dengan sama’nya Allah
Karena Allah mempunyai sifat bashor, maka kita bisa membuktikannya pada melihatnya mata
kita, jika tidak melihat mata kita itu, maka tidak terbukti bashornya Allah, karena mendengan
telinga kita dengan bashornya Allah
Karena Allah mempunyai sifat kalam, maka kita bisa membuktikannya pada berkata-katanya
lidah kita, jika tidak berkata-kata lidah kita itu, maka tidak terbukti kalamnya Allah, karena
berkata lidah kita dengan kalamnya Allah