Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI DALAM KEPERAWATAN

“ANALISIS HUBUNGAN MODEL KONSEPTUAL ATAU TEORI KEPERAWATAN DENGAN


FILOSOFI DAN PARADIGMA KEPERAWATAN “

OLEH :

KELOMPOK 4:

1. YUDHISTIRA ALFERO=NIM=21301098
2. ANGGI DHEA NATASHA=NIM21301060
3. ENJEL ADELINA BR MARBUN=NIM21301070
4. RESFIK PEBRI ALDI=NIM=21301086

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. .LATAR BELAKANG...................................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................

C. TUJUAN...............................................................................................................................................

D. MANFAAT..........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................

A. PENGERTIAN FILOSOFI KEPERAWATAN.....................................


B. PARADIGMA KEPERAWATAN.........................................................
C. HUBUNGAN MODEL KONSEPTUAL..............................................

BAB III PENUTUP....................................................................................


KESIMPULAN..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu
dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi
tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan kontribusi yang unik terhadap
bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relative, berkelanjutan, koordinatif
dan advokatif.
Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional
yang sesuai dengan standard dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga
pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.   Apakah  pengertian Filosofi keperawatan?
2.   Apa saja komponen dari keperawatan ?
3.   Apa perbedaan orang dan manusia?
4.   Apa perbedaan sehat dan kesehatan?
5.   Apa perbedaan keperawatan dan perawat?
6.   Apa perbedaan lingkungan dalam dan lingkungan luar ?

C.    TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk memahami pengertian filosofi keperawatan?
2.      Untuk mengetahui apa saja yang berkaitan dengan keperawatan ?
3.      Untuk mengetahui perbedaan orang dan manusia?
4.      Untuk mengetahui perbedaan sehat dan kesehatan?
5.      Untuk mengetahui perbedaan keperawatan dan perawat?
6.      Untuk mengetahui perbedaan lingkungan dalam dan lingkungan luar ?

D.    MANFAAT PENULISAN
Sebagaimana mempunyai tujuan seperti yang tersebut diatas, penulis mempunyai manfaat
sebagai berikut :
1.   Manfaat secara teoristis sangat diharapkan karya ini dapat memberikan informasi yang
berguna bagi para khalayak.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi Pembaca
Sebagai bahan wacana yang dapat di gunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dalam mempelajari makalah tentang Euthanasia.
b.    Bagi Penulis
     Sebagai sarana untuk menambah pengalaman dalam penulisan karya tulis,serta untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang  Euthanasia.
c.    Bagi Penulis lain
     Dapat menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai tambahan informasi,dan referensi
apabila penulis lain melakukan penelitian serupa agar mampu membuat makalah yang lebih
sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN FILOSOFI KEPERAWATAN


1.      Definisi filosofi keperawatan
Filosofi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat
sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak/berperilaku dalam
melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit. Nilai-nilai yang
mendasari konsepkeperawatan diantaranya:
1)      Konsep tentang manusia
2)      Konsep tentang kesehatan
3)      Konsep tentang lingkungan
4)      Konsep tentang keperawatan
2.      Pendapat para pakar keperawatan tentang filosofi keperawatan 
 Beberapa pendapat diantaranya:
a.      Jean Watson
(Caring) Caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal
berperikemanusiaan,orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proseskepedulian pada manusia,
peristiwa, dan pengalaman.Ilmu pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia
sepertihalnya ilmu pengetahuan. Perilaku caring meliputi mendengarkan penuh perhatian,
penghiburan,kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien
dapat membuat suatu keputusan
b.      Betty Neuman Newman
Menggunakan pendekatan manusia utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan
sistem terbuka dan konsep stresor.Sistem klien terdiri dari lima variabel yang beriteraksi:
1)      Fisiologi= struktur tubuh dan fungsi
2)      Psikologi= proses mental dan hubungan.
3)      Sosiokultural= kombinasi fungsi sosiol dan kulkural
4)      Perkembangan= proses perkembangan manusai
5)      Spiritual= keyakinan spiritual

c.       RoyRoy
Memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat
berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
Falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasamenghargai”. Ia berpendapat bahwa
seorang individu saling berbagidalam kemampuan untuk berpikir kreatif, bertingkahlaku
untuk mencapaitujuan tertentu bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi, memilikiholism
intrinsik, berjuang untuk mempertahankan integritas danmemahami kebutuhan untuk
memiliki hubungan dengan orang lain.
Veritivity, berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal
yang benar. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas
tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity
adalah sebagai berikuti, . Individu dipandang dalam konteks tujuan eksistensi manusia,
gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia, aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-
kebaikan umum, nilai dan arti kehidupan
d.   Florence Nightingale (Modern nursing)
Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan keperawatan
yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya tentang interaksi klien
dan lingkungannya. Iamelihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative
proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan
atau pergantian dan kesehatan klien.

Menurut beberapa pendapat diatas, menurut kami filosofi keperawatan adalah pedoman
dan pegangan dalam sikap dan tingkahlaku dalam melaksanakan praktek keperawatan
terhadap klien dalam rentang sehat-sakit. Dengan konsep yang mendasari keperawatan
diantaranya: manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan.

  Paradigma Keperwatan
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam
suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam
memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena
kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang
mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat
disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa
paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-
masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan
yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad
sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).

B.PARAGDIMA KEPERAWATAN
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih
tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian
keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan
yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial
dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan
seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi
untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial
ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
 1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
 2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia
hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24)
Penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya
tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan
antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk
membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)

1 HUBUNGAN ANTARA FALSAFAH, PARADIGMA, MODEL KONSEPTUAL,


TEORI KEPERAWATAN DAN METODOLOGI ILMIAH Dr. Abdul Muhith

2 2 KASUS PEMICU SITUASI: Penelitian merupan upaya ilmiah dalam menumbuh
kembangkan pengetahuan dan ilmu. Keperawatan sebagai ilmu dan seni juga
memasukkan penelitian sebagai salah satu kegiatan untuk mengaktualisasikan ilmu
keperawatan sebagai landasan bagi profesi untuk berkembang dan bermanfaat bagi
masyarakat. Kegiatan ilmiah ini tidak terwujud secara instan, terutama dalam
keperawatan. Berbagai upaya para ahli keperawatan mengawalinya dengan
menegakkan falsafah keperawatanm mengembangkan paradigma keperawatan
sampai pada upaya pengembangan model konseptual, teori keperawatan yang pada
akhirnya mewujudkan kegiatan ilmiah penelitian sebagai metoda ilmiah yang
berkadar tinggi dalam menyepakati dan mendukung hipotesis yang muncul dari
sebuah fenomena. Namun, tidak banyak para ahli yang mampu menjelaskan secara
tegas saling keterkaitannya antara falsafah, paradigma, model konseptual, teori
keperawatan dengan metoda ilmiah yaitu penelitian keperawatan. TUGAS: -
Identifikasi komponen dan sub komponen yang ada dan relevan untuk disusun
sebagai skema keterhubungan antara falsafah sampai dengan metoda ilmiah. -
Gambarkan dengan jelas dan rinci skema saling keterkaitan tersebut. - Uraikan
setiap sub-komponen dan komponen yang terkait secara narasi. - Bagaimana cara
mengoperasionalisasikan suatu falsafah dan paradigma kedalam kehidupan sehari2.
Beri suatu contoh situasi secaea lengkap. Catatan: - Materi yang diberikan tidak
boleh menjadi satu2nya acuan dalam melakukan tugas ini.

3 3 HUBUNGAN ANTARA FALSAFAH, PARADIGMA, MODEL KONSEPTUAL,


TEORI KEPERAWATAN DAN METODOLOGI ILMIAH ( Dr. Abdul muhith)
Pengantar Keperawatan merupakan pelayanan profesional yang diberikan oleh
seseorang atau lebih kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang
menghadapi masalah kesehatan aktual dan potensial di suatu tatanan pelayanan
kesehatan. Pelayanan keperawatan diberikan dengan tujuan memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan orang atau sekelompok orang
tersebut. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan berbagai
pengetahuan, konsep dan prinsip dari berbagai kelumpok ilmu. Pengetahuan
keperawatan merupakan sintesis dari berbagai kelompok ilmu tersebut.
Keberhasilan seorang perawat profesional dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada orang-orang yang membutuhkannya sangat tergantung pada
kemampuannya mensintesis berbagai ilmu tersebut dan aplikasinya ke dalam suatu
bentuk pelayanan profesional. Pelayanan keperawtan profesional merupakan dasar
perkembangan ilmu dan teori keperawatan karena teori membantu memberikan
pengetahuan untuk meningkatkan praktek keperawatan melalui cara menyebutkan,
menerangkan, memperkirakan dan mengendalikan fenomena. Dengan demikian,
kemampuan perawat akan meningkat melalui pengetahuan teoritis karena secara
sistematik dapat menegmbangkan metodametoda yang dapat mengakselerasi
keberhasilan. Selain itu, para perawat akan mengetahui alasan mengapa perlu
mengerjakan sesuatu dan apa yang mereka lakukan. Teori juga memberikan
otonomi profesional dengan cara mengrahkan praktek, pendidikan, dan penelitian
keperawatan terutama fungsi-fungsi profesi.

4 Keperawatn juga merupakan pengetahuan tentang perilaku dan kesehatan


manusai sepanjang daur kehidupan manusia berlandaskan falsafah keperawatan
yang meyakini manusai sebagai dindividu yang unik dan holistik. Falsafah
keperawatan, paradigma keperawatan, model konseptual dapat melandasi
perkembangan suatu teori keperawatan yang merupakan komponen disiplin
keilmuan keperawatan yang kemudian dapat lebih memperluas suatu pengetahuan
keperawatan. Keterkaitan dari setiap komponen ini menghasilkan suatu pengayaan
dan pengembangan ilmu keperawatan melalui suatu penggunaan metoda ilmiah
yang dapat menganalisis dan mensintesis ilmu keperawatan dari berbagai disiplin
ilmu lain. Pemahaman akan pengetahuan keperawatan memerlukan suatu wawasan
tentang berbagai komponen yang terdapat dalam pengetahuan keperawatan dan
menguraikan tentang pengetahuan keperawatan itu sendiri. Agar dapat memahami
hubungan dari berbagai komponen tersebut, maka pemahaman setiap komponen
sangat diperlukan untuk melandasi analisis hubungan beberapa komponen tersebut.
FALSAFAH KEPERAWATAN Falsafah adalah pengetahuan yang menguraikan
logika, etika, estetika, metafisika, dan epistemologi. Falsafah juga merupakan kajian
tentang penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingin-tahuan
tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada alasan logis daripada
metoda empiris. Tujuan dari adanya falsafah adalah untuk menyajikan suatu
gambaran pengetahuan ilmiah yang diformalisasikan, termasuk didalamnya adalah
suatu aplikasi prinsip logis untuk mempertanyakan tentang gambaran ilmiah. Hal ini
karena logika memberikan prinsip utama hubungan antar pernyataan ilmiah. Dengan
memeriksa hubunganhubungan ini, landasan pengetahuan ditujukan untuk
menghasilkan kebutuhan logis yang sistematik untuk semua pengetahuan ilmiah.
Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya
dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan tentang alam
semesta.

5 Keperawatan merupakan profesi yang mengidentifikasi dirinya sebagai profesi


yang humanistik, dan memberikan perhatian besar pada falsafah dasar yang
berfokus pada individulitas dan keyakinan bahwa kegiatan manusia merupakan
sesuatu yang dapat dilakukan secara bebas. Pilihan seseorang merupakan hak
menentukan keinginan diri sebagai individu yang aktif. Falsafah keperawatan adalah
keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok
pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit, serta
terutama berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Orientasi filosofis
suatu pengetahuan adalah naturalistik dan empiris. Orientasi ini melibatkan kegiatan
mengeksplorasi, menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena melalui proses
observasi dan pemeriksaan langsung. Falsafah keperawatan hampir secara
universal memiliki keyakinan tentang manusia yang holistik. Pandangan tentang
manusia yang holistik menekankan bahwa manusia memiliki integrasi yang tidak
memungkinkan analisis tentang manusia dipilah-pilah menjadi sesuatu bagian kecil
dan kemudian menyatukannya kembali. Oleh karena itu, manusia perlu dikaji secara
bersamaan pada berbagai tingkatan dan perspektif yaitu status fisik, psikologis,
pengetahuan diri, tujuan hidup, lingkungan sekelilingnya dan sebagainya. Disamping
itu, manusia sebagai sistem terbuka memiliki kemampuan pertumbuhan yang tidak
terbatas. Falsafah keperawatan merupakan landasan pemahaman perawat tentang
manusia sehatsakit yang unik dan individualistik serta memiliki kemampuan untuk
berespons secara negatif dan positif. Keunikan individu dinilai dan dikatakan terkait
dengan kebudayaan, sosial ekonomi, agama, dan pengalaman yang relatif.
Berdasarkan keholistikan, sistem terbuka, dan pandangan unik manusia, maka
setiap individu akan mengalami pengalaman tentang realita dirinya sendiri. Selain
itu, setiap individu juga akan mendapatkan pengalaman yang mencerminkan bahwa
manusia merupakan makhluk sosial dan adaptif terhadap berbagai tingkat
perubahan dan tantangan. Berdasarkan keyakinan ini, seyogyanya perawat mampu
mengeliminir respon negatif dan meningkatkan respon positif, serta memberdayakan
kemampuan bersosialisasi dan 6 beradaptasi dari seorang individu agar tetap dapat
melangsungkan kehidupannya ditengah-tengah periode sakit atau ketika sehat.
Perawat juga merupakan advokat untuk membantu mempertahankan hak-hak
individu yaitu klien yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat tidak membantu
mewakili klien untuk menentukan pilihan akan tetapi mendidik klien bagaimana
menentukan pilihan dan mendukungnya ketika klien telah menentukan pilihannya.
Hal ini untuk menjamin bahwa hak menentukan diri sendiri dari k1ien dapat
dipertahankan dan memberi kesempatan pada k1ien untuk terlibat atau tidak terlibat
dalam merancang program perawatan kesehatannya. PARADIGMA
KEPERAWATAN Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba
mengorganisasikan atau menerangkan suatu proses. Paradigma juga disebut
sebagai tahap kedua perkembangan ilmu pengetahuan (Kuhn, 1962) dimana pada
tahap ini pencarian jalan keluar permasalahan yang rasional dilakukan berdasarkan
asumsi metodologis dan metafisik untuk memahami bagaimana hagian-bagian dari
alam semesta melakukan kegiatan dan bagaimana cara mempelajari hal tersebut.
Paradigma memiliki arti pengetahuan umum dimana didalamnya terdapat proses
ilmiah umum yang secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu
disiplin. Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit
untuk diaplikasikan kedalam pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat
bahwa paradigma menyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu
disiplin tentang konsep atau beberapa konsep yang akan mendasari perkembangan
ilmu pengetahuan dalam disiplin tersebut. Paradigma memiliki dimensi penting dan
memperlihatkan citra keilmuan mereka sebagai agen scientifik. Paradigma
keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya
definisi paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan
serangkaian konsep yang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan
lain, tetapi tidak memiliki definisi umum yang dapat berlaku secara universal.
Paradigma ini terdiri dari empat komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan,
masyarakat dan lingkungan, serta

7 7 komponen keperawatan. Manusia Keperawatan meyakini dan menekankan


dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya bahwa manusia merupakan
individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai keunikannya
berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat
mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan
menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek.
Konseptualitas keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui model-model
keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap manusia, dan perasaan
sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama. Meskipun demikian,
mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa set
sistem perilaku, atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai
lingkungan internal dapat menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan
tentang manusia secara jelas. Sehat dan Kesehatan Definisi sehat & kesehatan
telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit menjadi kondisi yang
mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil dan
seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan
lingkungan. Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan
sakit dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan
bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang. Para
teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi
gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi
gambaran alami individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu
dapat berbeda dan dapat dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain
itu, makna kesehatan dikaitkan dengan dua elemen dasar proses kehidupan yaitu
identitas diri dan perubahan diri. Sebaliknya, keperawatan menolak bahwa
kesehatan hanya merupakan kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung oleh
Smith yang mencarikan jalan keluar terhadap keragu-raguan keperawatan tentang
kesehatan, dan memperkenalkan empat model 8 yaitu (a) model klinik berdasarkan
tidak terdapatnya tanda dan gejala penyakit, (b) model kinerja peran dimana kinerja
peran yang adekuat mencerminkan kriteria sehat, (c) model adaptif dimana
kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif antara fisik seseorang dan
lingkungannya, dan (d) model "eudaemonistik" yang memperluas makna kesehatan
menjadi kesejahteraan umum dan realisasi diri (Nicoll, 1993). Bcrdasarkan model
yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan definisi sehat dan
kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka komponen
paradigma tentang sehat & kesehatan dapat berkembang menjadi suatu
pemahaman tentang terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang
bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan, dimana orang
tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, dan efektif serta
kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap setiap tantangan dan ancaman yang
datang baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan berkemampuan
untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan
spmtualnya secara seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang positif. Masyarakat
dan Lingkungan Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam
paradigma keperawatan dimana setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan
lingkungan juga dianggap sebagai sumber terjadinya keadaan sakit (tidak sehat) dan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau kondisi sakit
seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahwa hubungan antara
individu dan Iingkungannya serta kemampuan individu untuk mempertahankan
kesehatan dirinya dapat dipenagruhi oleh lingkungan dimana individu itu berada.
Individu selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis, dan sosial. Fokus perhatian
terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori keperawatan dapat
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial dan
teori keperawatan yang berfokus total. Pada fokus parsial, perawat berperan
sebagai pengganti, dimana peran perawat diperlukan pada saat klien tidak mampu
melakukan kegiatannya. Teori ini beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab
terhadap kesehatan dan kebutuhan harian klien sampai mereka dapat pulih kembali
dan mampu bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup selanjutnya

9 9 (Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam teori Orem,
Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa peran perawat
merupakan peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu
merawat diri dalam menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan
lingkungan, yang dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, faktor ketidak
mampuan, faktor keterbatasan lingkungan, faktor respons berlawanan terhadap
interaksi lingkungan dan faktor ketidakmampuan berkomunikasi. Teori yang berfokus
total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori keperawatan yaitu
Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson (Marriner- Tomey, 1994)
yang memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi eksternal sebagai sumber
ventilasi, kehangatan, kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat dapat
mengatur dan memanipulasinya dalam rangka membantu klien memulihkan diri.
Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
seorang klien. Teeri ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya berperan
aktif dalam memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya
menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan dapat tercapai.
Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi klien dan lingkungan yang tidak
terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer, helisi, dan resonansi). Juga, melalui
upaya mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien
terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui kemampuan meningkatkan
sistem terbuka klien secara intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal, dan
memfasilitasi sistem perilaku yang positif rnelalui peningkatan fungsi - fungsi
interrelasi dan interdependensi subsistem yang terdapat dalam setiap individu.
Keperawatan Menurut Henderson, keperawatan merupakan upaya bantuan yang
diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit, yang dibutuhkan sampai pulih
kembali atau menjelang ajal, dimana individu tidak mampu melaksanakan kegiatan
kehidupannya akibat ketidak mampuan, ketidak mauan, dan ketidak-tahuan
(Marriner-Tomey, 1994). Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan
kepada klien (individu atau kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan -
stress penyakit dimana situasi

10 10 kehidupan yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan


(biologis, psikologis, dan sosial) serta ketidak-nyamanan. Berbeda dengan profesi
kedokteran yang memfokuskan kepada diagnosis medis dan pengobatan penyakit,
serta masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit, maka penekanan
dalam keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola hidupnya serta
respon terhadap penyakit. Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan
bukan merupakan fokus yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk
difahami karena efek dan konsekuensi faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan
manusia dan pola hidupnya (Nicoll, 1993). Oleh karena itu fokus, penekanan, tujuan,
pohon keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda antara profesi medik dan
keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam keperawatan akan
berbeda dengan praktisi medik. Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses
kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran kegiatan, tergantung dari cara
memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses serangkaian kegiatan,
maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan serta
mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk digunakan
seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu,
untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk
pelayanan keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien
dan lingkungannya. Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik
akhir pencapaian tujuan dimana keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali
kepada keadaan awal sebelum sakit sehingga mampu berfungsi sebagai individu
sosial yang dapat berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan
kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial. Keperawatan sering diartikan pula sebagai
serangkaian kegiatan atau fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Akan tetapi, banyak pihak yang merasa belum jelas, apakah fungsi-fungsi, proses
dan tujuan keperawatan ini, apakah keperawatan hanya memberikan perawatan,
ataukah sejenis penyembuhan, apa indikasi keperawatan, apakah keperawatan
berfokus pada orang atau lingkungan atau interaksi antara orang dan lingkungan?.
Untuk menjawab hal hal ini telah banyak diperkenalkan model-11 model
keperawatan. Dan banyak tujuan keperawatan terkait dengan upaya
mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang pola kehidupan
kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya situasi sehat dan
kesehatan. Konseptualisasi keperawatan yang memfokuskan kepada proses
interpersonal atau hubungan antar manusia telah mengarahkan keperawatan
sebagai suatu pelayanan kesehatan yang menekankan pada hubungan saling
menolong antar manusia. MODEL KONSEPTUAL Model konseptual tersusun dari
idea-idea (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang menspesifikasi
hubungan diantara keduanya. Model konseptual amat penting sebagai landasan
perkembangan disiplin keperawatan. Tetapi, perbedaan antara skema yang abstrak
dan teori substansi sering membingungkan profesi keperawatan itu sendiri. Model
konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian idea-idea global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.
Fenomena ini diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata kata yang
mengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan. Konsep bisa berupa
idea abstrak (seperti adaptasi, ekuilibrium) atau idea konkrit (misalnya bangku atau
papan tulis). Karena itu, model konseptual dapat dijabarkan sebagai serangkaian
konsep dan asumsi yang berintegrasi menjadi suatu gambaran yang berrnakna.
Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan atau stressor yang mengakibatkan seseorang individu berupaya
menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang
tersebut mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme
koping yang positif untuk rnengatasi stressor ini. Melalui penjelasan tentang
fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum dan abstrak maka model
konseptual mencerminkan langkah pertama. mengembangkan formulasi teoritis
yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.

12 12 Model konseptual sering tersusun sebagai hasil dari pendalaman intuitif


seorang ilmuwan terutarna terjadi dalam lingkup keilmuan disiplin terkait. Sintesis
yang terjadi dalam pengembangan skema konseptual baru sering mengakibatkan
suatu hasil yang unik untuk lingkup keilmuan tersebut. Model konseptual
keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang
melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep
kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan surnber awal masalah
tetapi juga merupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan
konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang
hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu
pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien).
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, rnasyarakat, dan kelompok lain
termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada
skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti
penekanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek
komplementer. Model konseptual mendefinisikan sehat sebagai kisaran sehat-sakit
dari seseorang, dan lingkungan kondusif untuk pemulihan kesehatan. Model ini juga
mengidentifikasi tujuan keperawatan yang biasanya menterjemahkannya dari definisi
sehat yang dimaksud. Dalam konsep keperawatan juga terlibat suatu penjelasan
tentang proses keperawatan dan pola pikir yang terbentuk dari konsep ini. TEORl
KEPERAWATAN Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang
menunjukkan gambaran fenomena yang sistematik dan yang bertujuan
menyebutkan, menjelaskan, dan memprediksikan. Teori adalah serangkaian konsep
yang saling terkait yang menspesifikasi hubungan antar variabel. Dengan demikian,
teori keperawatan adalah

13 13 serangkaian pemyataan tentang fenomena yang saling terkait yang amat


berguna untuk menyebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan
(Walker & Avant, 1995, 2004). Teori terdiri dari set, postulate, definisi dan hipotesa.
Set adalah sekumpulan obyek atau elemen. Tetapi fakta, prinsip, dan hukum tidak
merupakan suatu teori. Meskipun demikian, apabila seorang ilmuwan memilih fakta,
prinsip, dan hukum tertentu dari rangkaian universal karena keterhubungan dan
relevansi dari masalah yang diteliti, maka ilmuwan tersebut telah. memenuhi
persaratan set yang diperlukan untuk pengembangan suatu teori. Akan tetapi ketika
seorang ilmuwan ingin mengembangkan suatu teori baru, selayaknya ia juga
mengkaji apa tujuan dan inti dari teori ini serta bagaimana penjelasannya. Titik
sentral suatu teori terdiri dari beberapa postulat dan merupakan suatu pernyataan
kebenaran umum yang memberikan janji (harapan) penting tentang apa yang
sedang diteliti. Postulat biasanya dinyatakan sebagai generalisasi yang konsisten
dengan buktibukti ilmiah dari suatu masalah penelitian. Sebagai contoh, Roger
mengembangkan teori tentang manusia dimana teori ini terdiri dari empat postulat
yang membahas tentang keutuhan seorang individu, fluiditas, sense pola dan
organisasi, dan kalimat (Nicoll, 1993). Definisi dari suatu teori merupakan cara
berkomunikasi yang penting bagi semua ilmuwan. Definisi konsep-konsep yang
membentuk teori perlu dijabarkan secara jelas dan mencerminkan operasionalisasi
dari teori itu sendiri. Ada tiga jenis definisi teori yaitu primitif, teoritis, dan kunci.
Definisi primitif adalah definisi yang tidak dapat dioperasionalisasikan, dan hanya
dapat diinterpretasikan bila seseorang yang akan menerapkan teori ini pernah
mengalami atau secara intuitif memahami latar belakangnya. Definisi teoritis adalah
definisi yang juga tidak dapat dioperasionalisasikan secara independent, tetapi
hanya akan dapat dioperasionalisasikan apabila dikaitkan dengan konsep /
terminologi lain. Definisi kunci merupakan definisi yang dapat dioperasionalisasikan
sehingga hipotesis yang sedang diteliti dapat diujikan. Definisi kunci hampir sama
artinya dengan definisi operasional suatu riset dimana melalui penggunaan
instrumen yang valid dan reliable, hipotesa dapat diuji.

Falsafah Keyakinan Paradigma Fokus orientasi Interaksi Manusia Dan Lingkungan


Model Konseptual Abstraksi konsep Kesehatan dan kesejahteraan manusia di alam
semesta Teori Keperawatan Operasionalisasi konsep tentang fenomena Metodologi
ilmiah Uji hipotesa tentang teori keperawatan manusia dan spesifikasinya Sebagai
fokus dan inti kegiatan pengembangan pengetahuan keperawatan Daftar Rujukan
Nicoll, L. H. (1992). Perspectives on nursing theory. Second edition. Philadelphia: J.
B. Lippincott Company. Marriner-Tomey, A. (2004). Nursing theorists and their work.
Sixth edition. St. Louis: Mosby Company. Walker, L. 0., & Avant, K. C. (1995).
Strategies for theory construction in nursing. Third edition. Norwalk, CT : Appleton &
Lange. Walker, L. 0., & Avant, K. C. (2004). Strategies for theory construction in
nursing. Fifth edition. Norwalk, CT : Appleton & Lange.
BAB III

PENUTUP

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan pada kemanusiaan,


dan rnanusianya yang individual, unik, utuh, dan holistik. Pelayanan keperawatan
yang dihasilkan juga seyogyanya merupakan hentuk pelayanan keperawatan yang
humanistik dan komprehensif, berlandaskan pada falsafah keperawatan yang
menspesifikasi manusia sebagai titik sentral keyakinan keperawatan. Melalui
pemahaman tentang paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, sehat dan
kesehatan, lingkungan, dan keperawatan, suatu model konseptual keperawatan dari
keempat komponen paradigrna tersebut telah menjelaskan hubungan dan
keterkaitan antar keempat konsep yang juga melandasi teori keperawatan. Teori
keperawatan dapat dikembangkan berdasarkan pada tiga sumber yaitu kesadaran
akan status teori aplikasi, minat untuk mengembangkan teori aplikasi, dan
keterbukaan terhadap realitas empiris yang relevan. Dan teori keperawatan dapat
diperoleh melalui konseptualisasi proses riset yang memfokuskan terhadap berbagai
upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan manusia yang diberikan melalui
pelayanan keperawatan. Penggunaan metode ilmiah sebagai model pendekatan
yang paling serius dan penting untuk memahami tempat manusia di alam semesta
telah mendapat porsi perdebatan yang kontinyu dikalangan ilmuwan. Profesi
keperawatan telah menentukan komitmennya melalui perhatian dan persepsinya
tentang penerima asuhan keperawatan sebagai fokus dan orientasi utama dalam
riset keperawatan. Sebaliknya, melalui kegiatan riset ini dapat mengembangkan
teori- teori keperawatan baru yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan individu
yang memerlukan tindakan keperawatan. Skema berikut ini mencoba untuk
merangkum keterkaitan antara falsafah, paradigma, model konseptual, dan teori
keperawatan serta metodologi ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik, ed. 7, vol. 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai