Askep 1 Adil Firdaus Obesitas Revisi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

PADA KLIEN OBESITAS DI RSUD Dr. R. Soedarsono


KOTA PASURUAN

Dosen Pembimbing :

Ayu Dewi Nastiti, S.Kep. Ns. M.Kep

Disusun oleh :

Adil Firdaus

192303102084

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS PASURUAN

2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Hipertermia pada Klien Typhoid

di RSUD Dr. R. Soedarsono

Telah disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa Pembimbing Institusi

(Adil Firdaus) (Ayu Dewi Nastiti, S.Kep.Ns., M.Kep)

NIM.192303102084 NRP. 760019053

Mengetahui

Koordinator Program Studi Diploma III Keperawatan

Universitas Jember Kampus Pasuruan

(Ayu Dewi Nastiti, S.Kep.Ns.,M.Kep)

NIP. 760019053
Asuhan Keperawatan Berat Badan Berlebih pada Klien Obesitas Di RSUD Dr. R.
Soedarsono Kota Pasuruan

1. Konsep Medis

A. Penyakit dan Definisinya


            Obesitas adalah suatu kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak
abnormal atau berlebihan terkait usia dan gender yang melampaui kelebihan berat badan
(NANDA 2020). Obesitas adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun
tidak selalu identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan gejala
yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada
mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut
membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak
kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi
menstruasi dini.
            Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya.
jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada
anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.

B. Etiologi

Faktor yang menentukan antara lain :


a. Faktor genetik

obesitas secara pasti terjadi karena familial. Lebih lanjut, kembar identik biasanya

mampu memepertahankan selisih berat badan sekitar 2 pon antara keduanya

sepanjang hidup mereka, jika mereka hidup dalam lingkungan yang sama, atau sekitar

5 pon jika lingkuangan hidup mereka berbeda dengan nyata. Hal ini sebagian terjadi

karena kebiasaan makan yang berasal dari masa kanak-kanak, tetapi biasanya di

yakini bahwa ada kemiripan yang dekat antara kedua anak kembar yang di kendalikan

secara genetik. Gen dapat mengatur tingkat makan dengan berbagai cara, termasuk

(1) kelainan genetic pusat makanan untuk mengatur tingkat penyimpanan energy

tinggi atau rendah, dan (2 ) kelainan faktor psikis secara herediter, baiknya

meningkatkan nasfu makan, atau menyebabkan orang tersebut makan sebagai

mekanisme “pelepasan “.

Kelainan genetic pada sifat kimiai penyimpanan lemak juga diketahui

menyebabkan obesitas pada beberapa turunan tikus dan mencit. Pada suatu turunan

tikus,lemak, musah di simpan di dalam jaringan asdiposa, tetapi jumlah lipase peka

hormone dalam jaringan asiposa sangat berkurang, sehingga hanya sedikit lemak

yang dapat dikeluarkan, keadaan ini jelas menyebabkan jalur satu arah, lemak secara

terus menerus disimpan walaupun tidak pernah dilepaskan. Pada satu turuana muncit
yang gemuk. Terdapat kelebihan sintetase asam lemak. Oleh sebba itu, mekanisme

genetic yang serupa merupakan penyebab obesitas yang mungkin pada manusia.

b. Faktor psikologis ( gangguan emosi )

Penelitian pederita obesitas menunjukkan bahwa sebagian besar obesitas di

sebabkan oleh faktor psikogenik. Barangkali faktor psikogenik yang paling sering

berperan pada obesitas adalah gagasan yang berbahaya bahwa kebiasaan makan yang

sehat memerlukan tiga kali sehari, dan setiap kali makan harus penuh. Banyak anak di

paksa mengikuti ini oleh para orang tua yang selalu semangat, dan anak-ansk terus

melanjutkan kebiasaan tersebut sepanjang hidupnya. Disamping itu,biasanya

seseorang diketahui mengalami kenaikan berat badan yang besar selama atau sesudah

keadan yang menekan, seperti kematian orang tua, penyakit yang berat, atau karena

depresi kejiwaan. Tampaknya bahwa makan seingkali merupakan alat pelepas

ketegangan

c. Faktor neurogenik ( gangguan hormon )

Lesi pada nukleus ventromesdialis hipotalamus menyebabkan binatang makan

secara berlebihan dan menjadi gemuk. Lesi sedemikian juga menyebabkan kelebihan

produksi insulin, yang selanjutanya meningkatka penyimpanan lemak. Juga,

kebnayakan penderita tumor hipofisis yang menekan hipotalamus menjadi gemuk

secara bertahap, sehingga menggambarkan bahea obesitas pada manusia, juga dapat

dengan pasti dihasilkan karena kerusakan hipotalamus.


Manun pada orang gemuk normal, jampir tidak ditemukan adanya kerusakan

hipotalamus. Walaupun demikian, mungkin bahwa pengaturan fungsional

hifotalamus atau pusat makan neurogenik lain berbeda dengan orang gemuk, di

bandingkan dengan orang yang tidak gemuk.

d. Faktor nutrisi

Laju pembentukan sel baru terutama cepat pada beberapa tahun pertama

kehidupan, dan semakin besar laju pemyimpanan lemak. Pada anak yang gemuk,

jumlah sel sering kali sampai 3 kali lipat jumlah selemak pada anak normal.

Walaupun demikian, setelah akil balik, jumlahsel lemak tetap hampir sama sepanjang

sisa kehidupan. Oleh karena itu telah disarankan bahwa kelebihan nutrisi pada anak

terutama pasa masa bayi dan sebagian kecil Selma masa kanal-kanak yang lebih

lanjut, dapat menyebabakan obesitas sepanjang hidup. Orang yang mempunyai

kelebihan sel lemak di anggap memiliki pengaturan lemak lebih tinggi oleh

mekanisme otoregulasi umpan balik neurogenik untuk pegendalian jaringan adsiposa.

Pada orang yang mrnjadi gemuk pada usi pertengahan obesitas atau usia tua,

sebagian besar obesitas di sebabkan oleh hipertrofi dari sel lemak yang sudah ada,

tanpa disertai perkembangan sel tambahan.jenis pengobatan lebih peka terhadap

pengobatan daripada jenis obesitas sepanjang hidup.

e. Aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama

dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.

Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang
cenderung mengomsumsi makanan yang kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas

fisik yang seimbang, maka akan mengalami obesitas.Mayo Clinic menjelaskan,

hipotermia terjadi ketika tubuh Anda kehilangan panas lebih cepat daripada yang

dihasilkannya. Penyebab hipotermia paling umum adalah paparan kondisi cuaca

dingin atau air dingin. Tetapi paparan yang terlalu lama pada lingkungan yang lebih

dingin dari tubuh Anda dapat menyebabkan hipotermia jika Anda tidak berpakaian

dengan tepat atau tidak dapat mengontrol kondisi. Kondisi spesifik yang mengarah ke

hipotermia meliputi: · Mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat untuk cuaca

tertentu · Berada di luar ruangan terlalu lama · Memakai baju yang basah · Jatuh ke

air, seperti dalam kecelakaan perah · Tinggal di rumah yang terlalu dingin, entah dari

pemanasan yang buruk atau terlalu banyak pendingin udara. Hipertermi dapat

disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat

pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap  pusat 

pengaturan  suhu  sehingga  menyebabkan demam yang

disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain.

Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang

dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan

sakit (Hidayat & Uliyah, 2016).

Faktor penyebabnya :

1. Dehidrasi Penyakit atau trauma

2. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat

3. Pakaian yang tidak layak

4. Kecepatan metabolisme meningkat.


5. Pengobatan/ anesthesiaTerpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)

6. Aktivitas yang berlebihan (Hidayat, 2012).

C. Tanda dan Gejala


Anak terlihat sangat gemuk dan umunya lebih tinggi daripada anak normal seumur.
Sering terlihat dagu yang berganda (double chin). Buah dada seolah-olah berkembang.
Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat. Kedua tungkai umumnya berbentuk
huruf x dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempelmenyebabkan laserasi
dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau yang kurang sedap. Pada anak laki-laki,
penisnya terlihat kecil karena sebagian organ tersebut tersembunyi dalam jaringan lemak
pubis.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas,
meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu
(tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas
memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat
badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan
keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.Hipertermia seringkali disertai
dengan gejala dehidrasi. Pada umumnya, berikut adalah sejumlah gejala umum yang bisa
timbul ketika mengalami hipertemia:
1. Pusing
2. Lelah
3. Mual, muntah, atau diare
4. Haus
5. Sakit kepala
6. Kebingungan (susah fokus/sulit berkonsentrasi)
7. Urine berwarna gelap (tanda dari dehidrasi)
8. Kram otot tungkai, lengan, atau perut
9. Warna kulit pucat
10. Berkeringat berlebihan
11. Detak jantung cepat
12. Ruam merah benjol di kulit
13. Tangan, betis, atau pergelangan kaki membengkak (gejala edema)
14. Pingsan

D. Proses Patofisiologi Penyakit


Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen
(obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder)
akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses
fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini
terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan
sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal
tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran
energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi)
dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek
mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi
lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai
stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin
kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi
Neuro Peptide –Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula
sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa
berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang
menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi
resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu
makan.

1. Pathway

Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen

Pola makan
Pola makan yg adekuat
yang adekuat

Intake dan output tidak seimbang BB meningkat

Akumulasi lemak pd abdomen mudah lelah


Ketidakseimbangan Nutrisi

Lebih dari kebutuhan

Tekanan pd otot difragma aktifitas terganggu


Obesitas

Mengganggu jalan nafas intoleransi aktivitas

Sesak nafas
Pola nafas tidak efektif

E. Pemeriksaan Penunjang

Jika memungkinkan dilakukan secara rutin pada semua pasien obesitas

 Darah perifer lengkap

 Profil lipid: trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL

 Tes toleransi glukosa oral, insulin puasa

 Fungsi hati: SGPT, SGOT

 Fungsi ginjal: ureum, creatinin, asam urat

Dilakukan sesuai indikasi:

 Fungsi tiroid

 Sekresi dan fungsi growth hormone

 Kalsium, fosfat dan kadar hormon paratiroid bila dicurigai pseudohipoparatiroidisme

 Foto orofaring AP dan Lateral bila dicurigai hipertrofi tonsiloadenoid

 Sleep studies untuk mendeteksi sleep apnea

 USG hati jika dicurigai NASH

 Echocardiography jika terindikasi secara klinis

 Pemindaian MRI otak dengan fokus hipotalamus dan hipofisis, bila terindikasi secara
klinis

 Pemeriksaan analisis kromosom jika terdapat dismorfisme

 Pemeriksaan analisis genetik jika diduga berkaitan dengan sindrom tertentu.


F. Penatalaksanaan

Umumnya pengobatan pada obesitas ditunjukkan pada program perbaikan gizi.


Namun demikian perlu diperhatikan pula tentang faktor psikososial yang mengizinkan
atau memperkuat sikap anak untuk makan banyak dan kurang bergerak. Untuk itu
penanganan obesitas melibatkan dokter anak, psikologi perkembangan psikiater anak,
pekerja sosial, ahli gizi, dan perawat. Keterlibatan keluarga adalah mutlak unutk
keberhasilan terapi.
Dalam pengaturan makanan anak obesitas perlu diperhatikan beberapa di bawah ini :
a. Kalori : Harus sesuai dengan kebutuhan normal, dihitung berdasarkan BB ideal yang
sesuai untuk TB saat itu.
b. Diet seimbang : karbohidrat 50% kalori, lemak 35% kalori, protein cukup untuk
tumbuh kembang normal.
c. Pembagian kalori harus sedemikian rupa, sehingga salah satu porsi tidak boleh
melebihi 1000 kalori.
d. Untuk dan jenis makanan harus yang dapat diterima oleh anak serta tidak dipaksa
makan makanan yang tidak disukai
e. Tidak ada petunjuk khusus tentang jenis makanan yang dilarang atau diretriksi tanpa
alasan.

Untuk meningkatkan penggunaan energi, latihan jasmani yang lbih intensif menjadi
pilihan pertama. Pilihlah kegiatan yang disukai anak tersebut sesuai dengan umurnya.
Menurunkan berat badan dengan obesitas berat sebaiknya tidak melebihi 500 g tiap
minggunya. Untuk menurunkan BB sebanyak 500g tiap minggu. Jumlah energi yang
harus dikurangi setiap minggunya kira-kira 3250 kkal atau tiap harinya 450-500 kka.
Perhatikan faktor lingkungan bilamana terdapat gangguan emosional, maka psikoterpi
diperlukan. Penatalaksanaan Medis.
2. Konsep Keperawatan

A. Hasil pengkajian sesuai diagnose medis

1. Identitas Pasien

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini


b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening

2. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan
kadar insulin).
3. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan
untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat 
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea

2. Daftar diagnosa keperawatan


1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan  biofisika atau psikosial pandangan
px tehadap diri
5. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak
nyaman dalam situasi social
3. Konsep Diagnosa Keperawatan
1. Definisi
Suatu kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak abnormal
atau berlebihan terkait usia dan gender yang melampaui kelebihan berat badan
(NANDA 2020).
2. Batasan Karakteristik
 Dewasa : Body mass index (BMI) > 30 Kg/m2
 Anak < 2 tahun : Ukuran tidak digunakan pada anak usia ini
 Anak 2-18 tahun: Body mass index (BMI) > 30 Kg?m2 atau persentil > ke-
95 untuk usia dan gender.
3. Faktor yang berhubungan
 Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
gender dan usia
 Konsumsi minuman bergula
 Gangguan perilaku makan
 Gangguan persepsi makan
 Penggunaan energy di bawah asupan energy berdasarkan pengkajian
standar
 Konsumsi alcohol berlebihan
 Takut kekurangan suplai makanan
 Sering makan kudapan
 Frekuensi makanan restaurant ata gorengan tinggi
 Asypan kalsium diet pada anak rendah
 Ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan
 Perilaku kurang gerak yang terjadi selama > 2 jam/Hari
 Waktu tidur memendek
 Gangguan tidur
 Makanan padat sebagai summber makanan utama pada usia < 5 bulan
4. Populasi resiko
 Kesulitan ekonomi
 Bayi diberi formula atau campuran
 Faktor terkait keturunan
 Skor larangan dan kebebasan makan
 Diabetes mellitus maternal
 Ibu merokok
 Berat badan berlebih pada bayi
 Obesitas parenteral
 Pubertas premature
 Penambahan berat badan massa kanak-kanak cepat
 Penambahan berat badan masa bayi cepat, termasuk minggu pertama, 4
bulan pertama, dan tahun pertamaPemajaan suhu lingkungan tinggi
5. Kondisi terkait
 Gangguan genetik
B. Intervensi Keperawatan (NIC NOC):

No DIAGNOSA NOC NIC


Ketidak seimbangan Tujuan : NIC :
nutrisi lebih dari Weight Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kebutuhan diharapkan Ketidak seimbangan nutrisi bisa 1. Diskusikan bersama pasien mengenai
teratasi hubungan antara intake makanan,
latihan, peningkatan BB dan penurunan
Definisi : BB
NOC : Weight Control 2. Diskusikan bersama pasien mengani
keadaaan individu yang kondisi medis yang dapat
mengalami asupan nutrisi mempengaruhi BB
No Indikator 1 2 3 4 5 3. Diskusikan bersama pasien mengenai
melebihi kebutuhan 1. BB kebiasaan, gaya hidup dan factor
metabolic 2. Intake herediter yang dapat mempengaruhi BB
4. Diskusikan bersama pasien mengenai
makanan
risiko yang berhubungan dengan BB
batasan karakteristik : dan cairan berlebih dan penurunan BB
3. Output 5. Dorong pasien untuk merubah kebiasaan
- Pemusatan Intake nutrisi makan
makanan
harian 6. Perkirakan BB badan ideal pasien
- Disfungsi pola dan cairan
4 Energi
makan (seperti makan 5 Aktivitas
sambil melakukan
aktivitas lain)
1. BB dari yang tadinya Berat menjadi
- Makan
Sedang
sebagai respon terhadap
pengaruh eksternal 2. Intake makanan dan cairan dari
(seperti situasi sosial) yang tadinya berlebih menjadi
- Makan sedang/normal
sebagai respon terhadap 3. Output makanan dan cairan dari
pengaruh internal yang tadinya berlebih menjadi
(seperti kecemasan) sedang/normal
- Tingkat aktivitas yang
4. Energi dari yang tadinya
rendah
kurang/tidak ada menjadi
- Skinfold triceps wanita >
25 mm, laki-laki > 15 normal/sedang
mm 5. Aktivitas dari yang tadinya
- BB lebih besar 20% dari kurang/tidak ada menjadi
BB ideal normal/sedang

Keterangan :
Faktor yang berhubungan 1. Sangat Berat
Peningkatan intake yang 2. Berat
berhubungan dengan 3. Sedang
kebutuhan metabolisme
4. Ringan
5. Tidak ada

X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.Heatherd ed. 2018. NANDA – 1 diagnosis keperawatan : definisi dan


klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC.
Academiaeducation.com
Fandik Prasetiyawan.Blogspot.com
Hidayat, A.A., 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.A.A., 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.A.A. & Uliyah, M., 2016. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2.
Jakarta: Salemba Mecika.
Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
2019.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN

BIODATA
Nama : Nn. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMK
Alamat : Jl. Bugul Kidul No. 54, Kota Pasuruan
No. Reg : 525xxx
Tanggal MRS : 26 Juni 2020
Tanggal pengkajian : 26 Juni 2020

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit :
Pasien mengeluh susah sekali berdiri sehabis duduk dari lantai.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien tidak mengalami keluhan apa-apa selain merasakan berat badannya semakin
bertambah, disamping itu pasien mengalami kesusahan untuk berdiri sehabis duduk dari
lantai.
3. Riwayat kesehatan yang lalu :
Sebelumnya pasien memiliki berat badan yang normal tapi setelah 2 tahun kemudian berat
badan pasien mengalami perubahan, itu terjadi saat pasien beranjak kelas 2 SMA.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien memiliki riwayat obesitas
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur
SMRS : 20.30 – 04.20 pagi
MRS : 21.30 – 04.10 pagi
2. Waktu bangun
SMRS : 04.20 pagi
MRS : 04.10 pagi
3. Masalah tidur
SMRS : Pasien tidak ada masalah tidur
MRS : Pasien susah tidur jika belum merasa kenyang
4. Hal-hal yang mempermudah tidur
SMRS : pasien mudah tidur bila memakan camilan dan mendengarkan musik
MRS : pasien mudah tidur setelah mendapat terapi medis
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun
SMRS : Pasien mudah terbangun jika mendengar kebisingan
MRS : Pasien mudah terbangun jika mendengar kebisingan
B. POLA ELIMINASI
1. BAB
SMRS=1x sehari warna cokelat khas, konsistensi semi padat
MRS=1x sehari warna cokelat khas, konsistensi semi padat
2. BAK
SMRS=6-7x sehari
MRS= 5-6x sehari
3. Kesulitan BAB/BAK
Tidak ada kesulitan
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut
-
C. POLA MAKAN DAN MINUM
1. Jumlah dan jenis makanan
SMRS= 3x sehari makan habis 1 1/2 porsi
MRS= 3x sehari, klien habis 1 porsi
2. Waktu pemberian makan
SMRS=pagi, siang, malam dan ketika lapar
MRS=pagi, siang, malam
3. Jumlah dan jenis cairan
SMRS=air putih ±1500 cc
MRS=air putih ±1700 cc,
4. Waktu pemberian cairan
SMRS=saat pasien haus
MRS=saat pasien haus
5. Pantangan
Makanan tinggi lemak dan karbohidrat
6. Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah : tidak ada kesulitan
b. Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan
c. Mual dan muntah : SMRS= tidak mual dan muntah
MRS=tidak mual dan muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : bisa makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah :-
D. KEBERSIHAN DAN PERSONAL HYGIENE
1. Pemeliharaan badan
SMRS=pasien mandi 2x sehari
MRS= pasien mandi 1x sehari
2. Pemeliharaan gigi dan mulut
SMRS= pasien gosok gigi 2x sehari
MRS= pasien gosok gigi 2x sehari
3. Pemeliharaan kuku
SMRS= dipotong bila kuku panjang
MRS= dipotong bila kuku panjang
E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN
SMRS= bekerja sebagai pegawai swasta
MRS= hanya berbaring ditempat tidur

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola komunikasi : Baik, pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Orang tua
C. Rekreasi
Hobby : Berkebun
Penggunaa waktu senggang : Berkumpul dengan keluarga
D. Dampak dirawat di RS : Pasien tidak dapat bekerja dan pola makan harus dibatasi
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi social : Hubungan pasien dengan perawat serta
dengan pasien lain baik dalam suatu hubungan
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Ny. H (Ibu klien)
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah
SMRS=pasien sholat 5 waktu
MRS=pasien sholat 5 waktu dengan duduk
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit
Pasien mengatakan percaya bahwa sakit yang dialami bisa membaik seiring dengan usaha
dan berdo’a
C. Keyakinan terhadap penyembuhan
Pasien yakin sembuh jika diobati
D.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/keadaan umum : Baik
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36 oC Nadi : 100x/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg Respirasi : 25x/menit
Tinggi badan : 155 cm Berat badan : SMRS = 65 kg
MRS = 63,5 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : simetris tidak ada benjolan
Ubun-ubun : tertutup
Kulit kepala : bersih, tidak ada lesi
b. Rambut : hitam
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran merata
Bau : wangi
Warna : hitam
c. Wajah : simetris, ekpresi wajah grimace
Warna kulit : pucat
Struktur wajah : bulat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, simetris kanan dan kiri
b. Kelopak mata (palpebra) : normal
c. Konjungtiva dan sclera : baik
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : kornea bening dan iris coklat gelap
f. Ketajaman penglihatan/visus : tidak terkaji
g. Tekanan bola mata : tidak terkaji

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, tidak ada polip
b. Lubang hidung : bersih
c. Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : sedang
Ketegangan telinga : normal
b. Lubang telinga : bersih
c. Ketajaman pendengaran : tajam
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : bibir kering
b. Keadaan gigi dan gusi : bersih
c. Keadaan lidah : bersih
d. Orofaring : tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada peradangan
6. Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Tiroid : tidak ada inflasi dan tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : tidak ada perubahan
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut nadi karotis : terasa
D. Pemeriksaan integument (kulit)
a. Kebersihan : kulit bersih
b. Kehangatan : akral hangat
c. Warna : sawo matang
d. Tekstur : turgor <2 detik
e. Kelembaban : lembab
f. Kelainan pada kulit : kulit pucat
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : tidak terkaji
b. Warna payudara dan areola : tidak dikaji
c. Kelainan-kelainan payudara dan putting : tidak dikaji
d. Axilla dan Clavicula : tidak dikaji
F. Pemeriksaan Thorak/dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : simetris
b. Pernapasan
Frekuensi : 25x/menit
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernapas : tidak ada kesulitan bernafas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) : sama kanan kiri
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
Suara napas : vesikuler
Suara ucapan : suara paru kanan dan kiri terdengar sama
Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
Pulsasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : ICS 5 line mid Clavikula Sinistra selebar 1 cm
b. Perkusi : Kanan atas : ICS II lineal Parasternal Sinistra. Kiri atas : ICS III mid
Clavikula Sinistra
Batas-batas jantung : Kanan bawah : ICS IV lineal parasternal sinistra. Kiri bawah :
ICS IV lineal clavikula sinistra
c. Auskultasi
Bunyi Jantung I : Parasternal line dextra ICS II, parasternal line dextra ICS IV,
parasternal line sinistra ICS II, mid clavikula line sinistra ICS V
Bunyi Jantung II : Tunggal pada ICS V sebelah kiri sternum diatas apex
Bunyi Jantung Tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/Murmur : tidak ada bising
Frekuensi denyut nadi : 110 x/menit
CRT : 3 detik
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Inspeksi (Buncit terdapat lipatan)
Benjolan/massa : tidak ada benjolan
Bayangan pembuluh darah abdomen : tidak ada bayangan pembuluh darah abdomen
b. Auskultasi
Peristaltic usus : 7x/menit
Bunyi jantung anak/BJA : tidak ada bunyi jantung anak
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Banjolan/massa : tidak ada benjolan
Tanda-tanda ascites : tidakada tanda-tanda ascites
Hepar : tidak ada pembesaran hepar
Lien : tidak ada pembesaran lien
Titik McBurney : tidak ada titik McBurney
d. Perkusi
Suara Abdomen : timpani
Pemeriksaan ascites : tidak ada ascites
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis : tidak dikaji
b. Meatus urethra : tidak dikaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : tidak dikaji
2. Anus dan perineum
a. Lubang anus : bersih
b. Kelainan-kelainan pada anus : tidak ada kelainan pada anus
c. Perineum : tidak ada pembengkakan, benjolan dan perineum
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal
a. Kesimetrisan otot : simetris
b. Pemeriksaan oedem : tidak ada oedem
c. Kekuatan otot : 5,5,5,5
d. Lingkar lengan : 26 cm
e. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : kesulitan dalam pergerakan
J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kuantitatif)/GCS: 15 (E: 4, M: 6, V: 5) Composmentis
b. Tanda-tanda rangsangan otak : Brud zinki (+) kaku kuduk (+) kerning (+)
Syaraf otak (Nervus Cranialis) : Olfalitorius (+) Optikus
(+) Okulomotorius (+) troglear (+) trigemanalis (+)
ubdusen (+) facialis (+) vestibulokohlear (+)
c. Fungsi motorik : tidak ada atropi
d. Fungsi sensorik : penglihatan (+), penciuman (+), pendengaran (+), peraba
baik
e. Reflek
1. Reflek fisiologis : Bisep (+), Trisep (+), Brakiokardialis (+), Patela (+), Asites (+),
Abdomen (+)
2. Reflek patologis : Bobinski (-) Sordon (-) Oppenheim (-) Gonda (-) Chaddock (-)
Sauffei (-)
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi emosi/perasaan : status emosi kurang baik
b. Orientasi : Adanya kecemasan terhadap berat badan
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : baik
d. Motivasi (kemauan) : motivasi pasien untuk sembuh baik
e. Persepsi : persepsi pasien baik
f. Bahasa : bahasa Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnose Medis : Obesitas
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang medis
1. Laboratorium :
Hemoglobin ↓ 14 g/dL (13.2 - 17.3 g/dL)
Hematokrit ↓ 37 % (33 - 45 %)
Leukosit ↓ 6.4 ribu/ul (5.0 - 10.0 ribu/uL)
Trombosit ↓ 294 ribu/ul (150 - 440 ribu/uL)
Eritrosit ↓ 5 juta/uL (4.40 - 5.90 juta/uL)
Hipotiroidisme : Normal

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Adanya diet khusus dari kolaborasi perawat dan ahli gizi
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Nn. P

UMUR : 20 tahun

NO. REGISTER :

DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA MASALAH

Ds: Keturunan obesitas, pola Obesitas


Klien mengeluh kesulitan makan
berdiri setelah duduk di
lantai
Pola makan adekuat
Do :
BB = 65Kg
- Tingkat aktivitas yang Berat badan meningkat
rendah
- Skinfold triceps wanita
> 25 mm, laki-laki > 15 Ketidakseimbangan Nutrisi
mm lebih dari kebutuhan
- BB lebih besar 20%
dari BB ideal
- IMT : 27,1
Obesitas
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Nn. P

UMUR : 20 tahun

NO. REGISTER :

TGL
NO TGL MUNCUL DIAGNOSA TT
TERATASI
KEPERAWATAN

1 20 Juni 2020 Ketidak seimbangan nutrisi lebih 22 Juni 2020


dari kebutuhan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Nn. P

UMUR : 20 tahun

NO. REGISTER :

No DIAGNOSA NOC NIC


Ketidak seimbangan Tujuan : NIC :
nutrisi lebih dari Weight Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kebutuhan diharapkan Ketidak seimbangan nutrisi bisa 7. Diskusikan bersama pasien mengenai
teratasi hubungan antara intake makanan,
latihan, peningkatan BB dan penurunan
Definisi : BB
NOC : Weight Control 8. Diskusikan bersama pasien mengani
keadaaan individu yang kondisi medis yang dapat
mengalami asupan nutrisi mempengaruhi BB
No Indikator 1 2 3 4 5 9. Diskusikan bersama pasien mengenai
melebihi kebutuhan 1. BB kebiasaan, gaya hidup dan factor
metabolic 2. Intake herediter yang dapat mempengaruhi BB
10. Diskusikan bersama pasien mengenai
makanan
risiko yang berhubungan dengan BB
batasan karakteristik : dan cairan berlebih dan penurunan BB
3. Output 11. Dorong pasien untuk merubah kebiasaan
- Pemusatan Intake nutrisi makan
makanan
harian 12. Perkirakan BB badan ideal pasien
dan cairan
- Disfungsi pola 4 Energi
5 Aktivitas
makan (seperti makan
sambil melakukan
aktivitas lain) Keterangan :
- Makan 6. Sangat Berat
sebagai respon terhadap 7. Berat
pengaruh eksternal 8. Sedang
(seperti situasi sosial)
9. Ringan
- Makan
10. Tidak ada
sebagai respon terhadap
pengaruh internal
(seperti kecemasan) X : Sebelum intervensi
- Tingkat aktivitas yang Y : Setelah intervensi
rendah
- Skinfold triceps wanita >
25 mm, laki-laki > 15
mm
- BB lebih besar 20% dari
BB ideal

Faktor yang berhubungan


Peningkatan intake yang
berhubungan dengan
kebutuhan metabolisme
CATATAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Nn. P

UMUR : 20 tahun

NO. REGISTER :
NO TGL/JAM NO. DX. TT
KEP TINDAKAN
1 20/06/2020
07.00 1 1. Mendiskusikan bersama pasien mengenai
hubungan antara intake makanan, latihan,
peningkatan BB dan penurunan BB
08.45 1 2. Mendiskusikan bersama pasien mengani
kondisi medis yang dapat mempengaruhi
09.00 1
BB
10.10 1 3. Mendiskusikan bersama pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter
yang dapat mempengaruhi BB
10.30 1 4. Mendiskusikan bersama pasien mengenai
risiko yang berhubungan dengan BB
berlebih dan penurunan BB
5. Mendorong pasien untuk merubah
kebiasaan makan
14.00 1
6. Memperkirakan BB badan ideal pasien
EVALUASI

NAMA PASIEN : Nn. P

UMUR : 20 tahun

NO. REGISTER :

NO.
TANGGAL TANGGAL
DX
21 Juni 2020 22 Juni 2020
KEP.

1 S: S:
Klien mengeluh badannya terasa Klien sudah mulai merasa badannya
berat ringan dan bisa dengan cepat bangkit
O : BB = 66Kg dari duduk
A : masalah belum teratasi O:
Berat badan 65 Kg
P : lanjutkan intervensi
A : masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai