Askep 1 Adil Firdaus Obesitas Revisi
Askep 1 Adil Firdaus Obesitas Revisi
Askep 1 Adil Firdaus Obesitas Revisi
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Adil Firdaus
192303102084
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
NIP. 760019053
Asuhan Keperawatan Berat Badan Berlebih pada Klien Obesitas Di RSUD Dr. R.
Soedarsono Kota Pasuruan
1. Konsep Medis
B. Etiologi
obesitas secara pasti terjadi karena familial. Lebih lanjut, kembar identik biasanya
sepanjang hidup mereka, jika mereka hidup dalam lingkungan yang sama, atau sekitar
5 pon jika lingkuangan hidup mereka berbeda dengan nyata. Hal ini sebagian terjadi
karena kebiasaan makan yang berasal dari masa kanak-kanak, tetapi biasanya di
yakini bahwa ada kemiripan yang dekat antara kedua anak kembar yang di kendalikan
secara genetik. Gen dapat mengatur tingkat makan dengan berbagai cara, termasuk
(1) kelainan genetic pusat makanan untuk mengatur tingkat penyimpanan energy
tinggi atau rendah, dan (2 ) kelainan faktor psikis secara herediter, baiknya
mekanisme “pelepasan “.
menyebabkan obesitas pada beberapa turunan tikus dan mencit. Pada suatu turunan
tikus,lemak, musah di simpan di dalam jaringan asdiposa, tetapi jumlah lipase peka
hormone dalam jaringan asiposa sangat berkurang, sehingga hanya sedikit lemak
yang dapat dikeluarkan, keadaan ini jelas menyebabkan jalur satu arah, lemak secara
terus menerus disimpan walaupun tidak pernah dilepaskan. Pada satu turuana muncit
yang gemuk. Terdapat kelebihan sintetase asam lemak. Oleh sebba itu, mekanisme
genetic yang serupa merupakan penyebab obesitas yang mungkin pada manusia.
sebabkan oleh faktor psikogenik. Barangkali faktor psikogenik yang paling sering
berperan pada obesitas adalah gagasan yang berbahaya bahwa kebiasaan makan yang
sehat memerlukan tiga kali sehari, dan setiap kali makan harus penuh. Banyak anak di
paksa mengikuti ini oleh para orang tua yang selalu semangat, dan anak-ansk terus
seseorang diketahui mengalami kenaikan berat badan yang besar selama atau sesudah
keadan yang menekan, seperti kematian orang tua, penyakit yang berat, atau karena
ketegangan
secara berlebihan dan menjadi gemuk. Lesi sedemikian juga menyebabkan kelebihan
secara bertahap, sehingga menggambarkan bahea obesitas pada manusia, juga dapat
hifotalamus atau pusat makan neurogenik lain berbeda dengan orang gemuk, di
d. Faktor nutrisi
Laju pembentukan sel baru terutama cepat pada beberapa tahun pertama
kehidupan, dan semakin besar laju pemyimpanan lemak. Pada anak yang gemuk,
jumlah sel sering kali sampai 3 kali lipat jumlah selemak pada anak normal.
Walaupun demikian, setelah akil balik, jumlahsel lemak tetap hampir sama sepanjang
sisa kehidupan. Oleh karena itu telah disarankan bahwa kelebihan nutrisi pada anak
terutama pasa masa bayi dan sebagian kecil Selma masa kanal-kanak yang lebih
kelebihan sel lemak di anggap memiliki pengaturan lemak lebih tinggi oleh
Pada orang yang mrnjadi gemuk pada usi pertengahan obesitas atau usia tua,
sebagian besar obesitas di sebabkan oleh hipertrofi dari sel lemak yang sudah ada,
e. Aktivitas fisik
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang
cenderung mengomsumsi makanan yang kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas
hipotermia terjadi ketika tubuh Anda kehilangan panas lebih cepat daripada yang
dingin atau air dingin. Tetapi paparan yang terlalu lama pada lingkungan yang lebih
dingin dari tubuh Anda dapat menyebabkan hipotermia jika Anda tidak berpakaian
dengan tepat atau tidak dapat mengontrol kondisi. Kondisi spesifik yang mengarah ke
hipotermia meliputi: · Mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat untuk cuaca
tertentu · Berada di luar ruangan terlalu lama · Memakai baju yang basah · Jatuh ke
air, seperti dalam kecelakaan perah · Tinggal di rumah yang terlalu dingin, entah dari
pemanasan yang buruk atau terlalu banyak pendingin udara. Hipertermi dapat
disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat
Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
Faktor penyebabnya :
1. Pathway
Pola makan
Pola makan yg adekuat
yang adekuat
Sesak nafas
Pola nafas tidak efektif
E. Pemeriksaan Penunjang
Fungsi tiroid
Pemindaian MRI otak dengan fokus hipotalamus dan hipofisis, bila terindikasi secara
klinis
Untuk meningkatkan penggunaan energi, latihan jasmani yang lbih intensif menjadi
pilihan pertama. Pilihlah kegiatan yang disukai anak tersebut sesuai dengan umurnya.
Menurunkan berat badan dengan obesitas berat sebaiknya tidak melebihi 500 g tiap
minggunya. Untuk menurunkan BB sebanyak 500g tiap minggu. Jumlah energi yang
harus dikurangi setiap minggunya kira-kira 3250 kkal atau tiap harinya 450-500 kka.
Perhatikan faktor lingkungan bilamana terdapat gangguan emosional, maka psikoterpi
diperlukan. Penatalaksanaan Medis.
2. Konsep Keperawatan
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan
kadar insulin).
3. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan
untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
Keterangan :
Faktor yang berhubungan 1. Sangat Berat
Peningkatan intake yang 2. Berat
berhubungan dengan 3. Sedang
kebutuhan metabolisme
4. Ringan
5. Tidak ada
X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA
Nama : Nn. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMK
Alamat : Jl. Bugul Kidul No. 54, Kota Pasuruan
No. Reg : 525xxx
Tanggal MRS : 26 Juni 2020
Tanggal pengkajian : 26 Juni 2020
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola komunikasi : Baik, pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Orang tua
C. Rekreasi
Hobby : Berkebun
Penggunaa waktu senggang : Berkumpul dengan keluarga
D. Dampak dirawat di RS : Pasien tidak dapat bekerja dan pola makan harus dibatasi
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi social : Hubungan pasien dengan perawat serta
dengan pasien lain baik dalam suatu hubungan
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Ny. H (Ibu klien)
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah
SMRS=pasien sholat 5 waktu
MRS=pasien sholat 5 waktu dengan duduk
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit
Pasien mengatakan percaya bahwa sakit yang dialami bisa membaik seiring dengan usaha
dan berdo’a
C. Keyakinan terhadap penyembuhan
Pasien yakin sembuh jika diobati
D.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/keadaan umum : Baik
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36 oC Nadi : 100x/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg Respirasi : 25x/menit
Tinggi badan : 155 cm Berat badan : SMRS = 65 kg
MRS = 63,5 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : simetris tidak ada benjolan
Ubun-ubun : tertutup
Kulit kepala : bersih, tidak ada lesi
b. Rambut : hitam
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran merata
Bau : wangi
Warna : hitam
c. Wajah : simetris, ekpresi wajah grimace
Warna kulit : pucat
Struktur wajah : bulat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, simetris kanan dan kiri
b. Kelopak mata (palpebra) : normal
c. Konjungtiva dan sclera : baik
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : kornea bening dan iris coklat gelap
f. Ketajaman penglihatan/visus : tidak terkaji
g. Tekanan bola mata : tidak terkaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, tidak ada polip
b. Lubang hidung : bersih
c. Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : sedang
Ketegangan telinga : normal
b. Lubang telinga : bersih
c. Ketajaman pendengaran : tajam
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : bibir kering
b. Keadaan gigi dan gusi : bersih
c. Keadaan lidah : bersih
d. Orofaring : tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada peradangan
6. Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Tiroid : tidak ada inflasi dan tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : tidak ada perubahan
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut nadi karotis : terasa
D. Pemeriksaan integument (kulit)
a. Kebersihan : kulit bersih
b. Kehangatan : akral hangat
c. Warna : sawo matang
d. Tekstur : turgor <2 detik
e. Kelembaban : lembab
f. Kelainan pada kulit : kulit pucat
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : tidak terkaji
b. Warna payudara dan areola : tidak dikaji
c. Kelainan-kelainan payudara dan putting : tidak dikaji
d. Axilla dan Clavicula : tidak dikaji
F. Pemeriksaan Thorak/dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : simetris
b. Pernapasan
Frekuensi : 25x/menit
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernapas : tidak ada kesulitan bernafas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) : sama kanan kiri
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
Suara napas : vesikuler
Suara ucapan : suara paru kanan dan kiri terdengar sama
Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
Pulsasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : ICS 5 line mid Clavikula Sinistra selebar 1 cm
b. Perkusi : Kanan atas : ICS II lineal Parasternal Sinistra. Kiri atas : ICS III mid
Clavikula Sinistra
Batas-batas jantung : Kanan bawah : ICS IV lineal parasternal sinistra. Kiri bawah :
ICS IV lineal clavikula sinistra
c. Auskultasi
Bunyi Jantung I : Parasternal line dextra ICS II, parasternal line dextra ICS IV,
parasternal line sinistra ICS II, mid clavikula line sinistra ICS V
Bunyi Jantung II : Tunggal pada ICS V sebelah kiri sternum diatas apex
Bunyi Jantung Tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/Murmur : tidak ada bising
Frekuensi denyut nadi : 110 x/menit
CRT : 3 detik
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Inspeksi (Buncit terdapat lipatan)
Benjolan/massa : tidak ada benjolan
Bayangan pembuluh darah abdomen : tidak ada bayangan pembuluh darah abdomen
b. Auskultasi
Peristaltic usus : 7x/menit
Bunyi jantung anak/BJA : tidak ada bunyi jantung anak
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Banjolan/massa : tidak ada benjolan
Tanda-tanda ascites : tidakada tanda-tanda ascites
Hepar : tidak ada pembesaran hepar
Lien : tidak ada pembesaran lien
Titik McBurney : tidak ada titik McBurney
d. Perkusi
Suara Abdomen : timpani
Pemeriksaan ascites : tidak ada ascites
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis : tidak dikaji
b. Meatus urethra : tidak dikaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : tidak dikaji
2. Anus dan perineum
a. Lubang anus : bersih
b. Kelainan-kelainan pada anus : tidak ada kelainan pada anus
c. Perineum : tidak ada pembengkakan, benjolan dan perineum
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal
a. Kesimetrisan otot : simetris
b. Pemeriksaan oedem : tidak ada oedem
c. Kekuatan otot : 5,5,5,5
d. Lingkar lengan : 26 cm
e. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : kesulitan dalam pergerakan
J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kuantitatif)/GCS: 15 (E: 4, M: 6, V: 5) Composmentis
b. Tanda-tanda rangsangan otak : Brud zinki (+) kaku kuduk (+) kerning (+)
Syaraf otak (Nervus Cranialis) : Olfalitorius (+) Optikus
(+) Okulomotorius (+) troglear (+) trigemanalis (+)
ubdusen (+) facialis (+) vestibulokohlear (+)
c. Fungsi motorik : tidak ada atropi
d. Fungsi sensorik : penglihatan (+), penciuman (+), pendengaran (+), peraba
baik
e. Reflek
1. Reflek fisiologis : Bisep (+), Trisep (+), Brakiokardialis (+), Patela (+), Asites (+),
Abdomen (+)
2. Reflek patologis : Bobinski (-) Sordon (-) Oppenheim (-) Gonda (-) Chaddock (-)
Sauffei (-)
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi emosi/perasaan : status emosi kurang baik
b. Orientasi : Adanya kecemasan terhadap berat badan
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : baik
d. Motivasi (kemauan) : motivasi pasien untuk sembuh baik
e. Persepsi : persepsi pasien baik
f. Bahasa : bahasa Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnose Medis : Obesitas
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang medis
1. Laboratorium :
Hemoglobin ↓ 14 g/dL (13.2 - 17.3 g/dL)
Hematokrit ↓ 37 % (33 - 45 %)
Leukosit ↓ 6.4 ribu/ul (5.0 - 10.0 ribu/uL)
Trombosit ↓ 294 ribu/ul (150 - 440 ribu/uL)
Eritrosit ↓ 5 juta/uL (4.40 - 5.90 juta/uL)
Hipotiroidisme : Normal
UMUR : 20 tahun
NO. REGISTER :
UMUR : 20 tahun
NO. REGISTER :
TGL
NO TGL MUNCUL DIAGNOSA TT
TERATASI
KEPERAWATAN
UMUR : 20 tahun
NO. REGISTER :
UMUR : 20 tahun
NO. REGISTER :
NO TGL/JAM NO. DX. TT
KEP TINDAKAN
1 20/06/2020
07.00 1 1. Mendiskusikan bersama pasien mengenai
hubungan antara intake makanan, latihan,
peningkatan BB dan penurunan BB
08.45 1 2. Mendiskusikan bersama pasien mengani
kondisi medis yang dapat mempengaruhi
09.00 1
BB
10.10 1 3. Mendiskusikan bersama pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter
yang dapat mempengaruhi BB
10.30 1 4. Mendiskusikan bersama pasien mengenai
risiko yang berhubungan dengan BB
berlebih dan penurunan BB
5. Mendorong pasien untuk merubah
kebiasaan makan
14.00 1
6. Memperkirakan BB badan ideal pasien
EVALUASI
UMUR : 20 tahun
NO. REGISTER :
NO.
TANGGAL TANGGAL
DX
21 Juni 2020 22 Juni 2020
KEP.
1 S: S:
Klien mengeluh badannya terasa Klien sudah mulai merasa badannya
berat ringan dan bisa dengan cepat bangkit
O : BB = 66Kg dari duduk
A : masalah belum teratasi O:
Berat badan 65 Kg
P : lanjutkan intervensi
A : masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi