Anda di halaman 1dari 3

Nama : Junalius

NPM : 211351030
Jurusan : PWK
Mata Kuliah : Ekonomi Spasial
Dosen : Dr. Anggiat Sinurat, M.Si
Hari/ tanggal : Senin/ 11 September 2021
Tugas : II

1. Apa yang dimaksud dengan nilai tambah.


2. Total nilai tambah wilayah menggambarkan pendapatan regional, jelaskan.
3. Berikan contoh terjadinya perhitungan ganda (double-counting) dalam perhitungan nilai
tambah.
4. Mengapa nilai sektor produksi dihitung pada lokasi produksi (at the farm gate) dan bukan
pada lokasi pasar.

5. Apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Pasar.
6. Apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga
Pasar.
7. Apa yang dimaksud dengan Pendapatan Regional.
8. Apa yang dimaksud dengan Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku.
9. Apa yang dimaksud dengan Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Konstan.
10. Apa yang dimaksud dengan perhitungan pendapatan regional dengan pendekatan produksi.
Berikan contoh.

Note: Kerjakan 6 dari 10 soal di atas (3 no genap dan 3 no ganjil) !

Jawab :

1. Nilai tambah adalah :


Terdiri dari nilai tambah bruto adalah merupakan produk dari proses produksi, yang
terdiri dari komponen (a) pendapatan faktor, (b) penyusutan barang modal tetap, (c)
pajak tak langsung neto, sedangkan jika penyusutan dikeluarkan dari nilai tambah bruto
maka akan diperoleh nilai tambah neto
2. Penjelasan total nilai tambah wilayah menggambarkan pendapatan regional adalah
sebagai berikut :
Dalam membicarakan pendapatan dan pertumbuhan regional, sangat perlu diketahui
tentang arti nilai tambah. Salah pengertian yang biasa terjadi adalah apabila orang
menganggap bahwa pendapatan regional adalah identik dengan nilai produksi yang
dihasilkan diwilayah tersebut. Nilai produksi tidak sama dengan nilai tambah karena di
dalam nilai produksi telah terdapat nilai produksi diantara (intermediate cost), yaitu biaya
pembelian/biaya perolehan dari sektor lain yang telah dihitung sebagai produksi di
sektor lain atau berasal dari impor (dihitung sebagai nilai produksi di Negara
pengekspor). Menghitung pendapatan produksi sebagai pendapatan regional bisa
mengakibatkan perhitungan ganda (double – counting)

3. Contoh terjadinya perhitungan ganda (double-counting) dalam perhitungan nilai tambah


sebagai berikut :
Baju harganya Rp. 50.000 dan kain untuk membuat baju tersebut harganya Rp. 25.000.
Nilai akhir dari Baju tersebut adalah Rp. 50.000 + Rp. 25.000 = Rp. 75.000 (terjadi
perhitungan ganda, karena nilai akhir kain dihitung kembali pada harga baju.)

4. Mengapa nilai sektor produksi dihitung pada lokasi produksi (at the farm gate) dan
bukan pada lokasi pasar adalah karena :
At the farm gate ,dalam menghitung harga produksi untuk masing-masing unit kegiatan,
baiasanya didasarkan atas harga farm gate (harga di tempat produsen) dan harga pasar
tempat barang itu dijual. Hal ini berbeda dengan harga di pasar karena telah
mengandung biaya transportasi dari farma gate ke pasardan adaunsur keuntungan
pedagang. Biaya transportasi akan dihitung di sektor pengangkutan dan laba
pengusaha dihitung di sektor perdagangan. Apabila harga jual produksi didasarkan atas
harga di pasar maka akanterjadi perhitungan ganda.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar adalah :
Jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai
produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).

6. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar adalah :
PDRB Atas Dasar Harga Pasar dikurangi penyusutan. Penyusutan adalah nilai susut
(aus) barang modal atau pengurangan nilai barang modal (mesin, peralatan, kendaraan
dan lainnya) yang terjadi karena barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi
dan ataupun karena faktor waktu. Jika nilai susut barang modal dari seluruh sektor
ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan “penyusutan” keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai