Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nirha Hely Ramadhani

NIM :E712111004

Mata Kuliah :Psikologi Terapan

Dosen :Hesti Hosiana, M.M.Kes

Tugas :Tokoh psikologi beserta teorinya

Teori Psikologi Menurut John Watson (1878-1958)

Menurut pandangan utama watson psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science.
Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga instropeksi tidak punya tempat di dalamnya.
Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu
halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai objek psikologi. Oleh karena
itu, kesadaran/mind harus dihapuskan dari ruang lingkup psikologi.

Menurut John Watson,perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan
berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku.
Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran,motivasi,kepribadian, emosi dan pembelajaran.

Behanviorisme adalah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John Watson pada tahun 1913
yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subjek tunggal psikologi. Aliran ini
mempunyai pendirian bahwa “Organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis. Perilaku
adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak
kesenangan dan mengurangi penderitaan. Asumsi pengalaman adalah paling berpengaruh dalam
membentuk perilaku menyiratkan betapa elastisnya manusia, ia mudah dibentuk menjadi apapun
dengan menciptakan lingkungan yang relevan”.

Menurut behanviorisme tujuan utama psikologi adalah membuat prediksi dan pengendalian
terhadap perilaku dan sedikitpun tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Menurut teori ini yang dapat
dikaji oleh psikologi adalah benda-benda atau hal yang dapat diamati secara langsung, yaitu rangsangan
(stimulus) dan gerak balas (respons), sedangkan hal-hal yang terjadi pada otak tidak ada kaitannya
dengan kajian.

Untuk membuktikan kbenaran teori ini, Watson mengadakan eksperimen kepada Albert
seorsang bayi berumur 11 bulan. Pada mulanya Albert adalah seorang bayi gembira yang tidak takut
terhadap binatang seperti tikus putih berbulu halus. Albert senang sekali bermain dengan tikus putih
berbulu cantik itu. Dalam eksperimennya, Watson memulai proses pembiasaannya dengan cara
memukul sebatang besi dengan sebuah palu setiap kali Albert mendekati dan ingin memegang tikus
putih itu, dan juga terhadap kelinci putih. Dengan eksperimen ini, Watson mengatakan bahwa dia telah
berhasil membuktikan bahwa pelaziman dapat mengubah perilaku seseorang secara nyata.

Anda mungkin juga menyukai