REVIEW ARTIKEL :
FARMAKOTERAPI DAN
REHABILITASI PSIKOSOSIAL PADA
SKIZOFRENIA
Tya Kaluku
PPK PSIKIAT RI
yudh hart ant o
ABSTRAK
Skizofrenia termasuk ke dalam gangguan multiple psychiatric dengan komorbiditas dan
mortalitas yang terus meningkat. Pengobatan skizofrenia telah banyak berkembang dan
mengalami kemajuan. Fokus terapinya telah berubah, dari hanya menangani gejala psikosis
hingga mengendalikan fungsi kerja dan sosial. Review artikel ini memberi gambaran
mengenai farmakoterapi dan rehabilitasi sosial yang tengah berkembang. Review dilakukan
terhadap 16 jurnal, 4 handbook dan 1 situs terpercaya, yaitu WHO yang membahas terapi
skizofrenia. Berdasarkan studi yang dilakukan, farmakoterapi skizofrenia yang paling sering
digunakan adalah antipsikotik. Klozapin tidak dijadikan sebagai lini pertama, tetapi digunakan
pada kasus TRS (Treatment-Resistance Schizophrenia). Rehabilitasi psikososial, baik terapi
kognitif maupun SST berperan sebagai komponen kunci dalam proses pemulihan dan berguna
untuk menilai stabilitas gejala serta fungsi kerja-sosial pada penderita skizofrenia.
Kata kunci: skizofrenia, farmakoterapi, psikososial, antipsikotik, terapi kognitif, SST.
ABSTRACT
Schizophrenia belongs to multiple psychiatric disorders with increasing comorbidity and
mortality. Treatment of schizophrenia has grown and progressed. The focus of therapy has
changed, from treating only psychotic symptoms to controlling work and social functions.
This article review provides an overview of the development of pharmacotherapy and
psychosocial rehabilitation. The review was conducted on 16 journals, 4 handbooks and 1
trusted site, WHO discussing schizophrenia therapy. Based on the study, the most commonly
used pharmacotherapy schizophrenia is antipsychotics. Clozapine is not used as a first line,
but is used in the case of TRS (Treatment-Resistance Schizophrenia). Psychosocial
rehabilitation, both cognitive and SST therapies play a key component in the recovery process
and are useful for assessing the stability of symptoms and the function of social work in
schizophrenics.
Keywords: schizophrenia, pharmacotherapy, psychosocial, antipsychotic, cognitive therapy,
SST.
Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018
and Kapur, 2009). Pada negara kedua efektif dalam menangani gejala-
berkembang, 50% penderita skizofrenia gejala negatif. Antipsikotik generasi kedua
tidak menjalani pengobatan dan 90% diketahui memiliki risiko efek samping
penderita skizofrenia tidak diobati dengan ekstrapiramidal yang lebih rendah
tepat (WHO, 2011). Pengobatan dibandingkan antipsikotik generasi
skizofrenia saat ini telah mengalami pertama (Weinbrenner et al., 2009; Hanson
perkembangan dalam hal farmakoterapi et al., 2010). Isu mengenai kekuatan
dan rehabilitasi psikososial. Target efikasi antar keduanya, hingga kini masih
terapipun berubah, dari hanya menangani menjadi topik yang menarik dan seringkali
gejala psikosis hingga mengendalikan dikaitkan dengan efek samping.
fungsi kerja dan sosial (Nasrallah dkk., Pada skizofrenia, rehabilitasi
2014). psikososial, termasuk terapi kognitif dan
Farmakoterapi pada penderita SST (Social Skills Training) atau pelatihan
skizofrenia dipicu oleh penemuan keterampilan sosial merupakan komponen
antipsikotik klorpromazin pada awal 1950- kunci dalam proses pemulihan dan berguna
an dan pengembangan klozapin pada akhir untuk menilai stabilitas gejala serta fungsi
1960-an (Miyamoto et al, 2008). Selama kerja-sosial pada penderita skizofrenia.
setengah abad terakhir, antipsikotik Diskusi mengenai interaksi antara
digunakan dalam pengobatan skizofrenia farmakoterapi dengan rehabilitasi
dan telah menjadi pengobatan andalan psikososial masih belum jelas. Sejauh ini
untuk mengurangi keparahan gejala arah diskusi ditujukan untuk pengobatan
psikotik dan kejadian relaps (pada skizofrenia di masa depan (Kern et al.,
penderita skizofrenia (Biedermann and 2009).
Fleischhacker, 2011; Hanson et al., 2010; Maka dari itu, artikel ini akan
Haukka et al., 2008). memberikan review mengenai
Antipsikotik diklasifikasikan menjadi farmakoterapi dan rehabilitasi psikososial
antipsikotik generasi pertama dan untuk menilai perkembangan pengobatan
antipsikotik generasi kedua. Kedua skizofrenia.
kelompok antipsikotik tersebut memiliki
aktivitas farmakologi yang sama, yaitu METODE
memblokir reseptor dopamin D2 Sumber data
(Bruijnzeel et al., 2014). Sumber data yang digunakan
Antipsikotik generasi pertama efektif sebagai referensi pada review artikel ini
menangani gejala-gejala positif (Conn et terdiri atas sumber data primer berupa
al., 2008). Sedangkan antipsikotik generasi jurnal ilmiah baik nasional maupun
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 212
HASIL
ditandai dengan adanya gangguan berpikir penderita skizofrenia adalah orang dewasa
berupa delusi, halusinasi, pikiran kacau berusia 15-35 tahun (WHO, 2011).
dan perubahan perilaku (Dipiro et al., Prevalensi skizofrenia pada pria dan
2011). Tanda lain pada skizofrenia berupa wanita kurang lebih sama, namun onset
hilangnya motivasi (avolitin), menurunnya penyakit cenderung lebih awal pada pria.
pengendalian emosi serta sulitnya Episode pertama pada pria terjadi pada
berbicara. Tiga gejala terakhir merupakan usia 20-an, sedangkan pada wanita terjadi
gejala negatif yang secara kolektif sering pada usia 20-an akhir hingga 30-an awal
ziprasidone) digunakan sebagai terapi memiliki afinitas yang lebih tinggi pada
tambahan untuk meningkatkan khasiat reseptor 5-HT7 (Ishibashi et al., 2010).
klozapin tanpa diskrasia darah (Miyamoto
Aripiprazole merupakan jenis
et al., 2005; Lieberman et al., 2005).
antipsikotik generasi kedua yang lain.
Antipsikotik generasi kedua, seperti
Aripiprazole merupakan satu-satunya
paliperidone, asenapine, iloperidone dan
antipsikotik dengan aktivitas agonis parsial
lurasidone telah mendapatkan persetujuan
terhadap dopamin D2. Perbedaan ini
FDA (Food and Drug Administration)
menjadi penentu profil farmakologi dan
Amerika Serikat (Miyake et al., 2012).
efek samping aripripazole. Aripiprazole
Aktivitas farmakologi obat tersebut mirip
diketahui memiliki risiko efek samping
dengan antipsikotik generasi kedua
ekstrapiramidal yang rendah (Leucht et al.,
lainnya, kecuali lurasidone yang diketahui
2008).
Penambahan berat
Chlorpromazine Throrazine 50-150 300-1000
badan
Kadar lebih tinggi
fluphenazine Prolixin 5 5-20
pada episode awal
Haloperidole Haldol 2-5 2-10
Maksimal 10 mg/hari
Loxapine Loxitane 20 50-150 Disetujui hanya oleh
program REMS
Loxapine
Adasuve 10 10 -
inhaled
Perphenazine Trilafon 4-24 16-64 -
QTc berkepanjangan
Thioridazine Mellaril 50-150 100-800
secara signifikan
Thiothixene Nevane 4-10 4-50 -
Trifluoperazine Stelazine 2-5 5-40 -
cepat jika dibandingkan dengan dan diskusi mengenai manfaat dan efek
antipsikotik oral. Kombinasi antipsikotik samping dari masing-masing obat juga
generasi pertama-LAI menunjukkan harus dilakukan.
kepatuhan pengobatan yang lebih baik Pada tahap awal skizofrenia,
dibandingkan dengan antipsikotik oral antipsikotik yang paling banyak digunakan
pada penelitian Pilon et al., (2017). adalah antipsikotik generasi pertama. Pada
PEMBAHASAN tahap ini, peralihan obat antipsikotik sering
Banyak studi yang membahas dilakukan karena diagnosis yang tidak
tentang skizofrenia tahap awal dan begitu jelas dan spesifik. Diagnosis
melaporkan bahwa tidak ada perbedaan skizofrenia memerlukan tanda yang
antara antipsikotik generasi pertama dan kontinu, setidaknya 6 bulan per periode
kedua dalam hal efikasi, kecuali efek (APA, 2013).
samping. Persamaan efikasi dari obat-obat Dalam hal farmakoterapi, data-data
tersebut termasuk penurunan gejala positif mengenai penggunaan antipsikotik akut
dan negatif. Antipsikotik generasi pertama pada skizofrenia tahap awal masih terbatas
dinyatakan memiliki efek yang lebih besar sehingga sulit untuk menilai hasil dan
dalam mengatasi gejala positif. Sebaliknya, membandingkan antara intervensi
antipsikotik generasi kedua dinyatakan farmakologi dengan plasebo atau terapi
memiliki efek yang lebih besar dalam lainnya. Isu etis diketahui menghalangi uji
mengatasi gejala negatif. Perbedaan dalam plasebo meskipun telah banyak penelitian
hal farmakokinetik dan respon pengobatan yang menetapkan efikasi antipsikotik
membuat ukuran kemanjuran tidak dapat dengan cara mengevaluasi kejadian relaps
disetarakan untuk masing-masing obat. setelah dihentikannya pengobatan
Oleh karenanya tidak ada agen maupun antipsikotik pada skizofrenia tahap awal.
dosis yang dianggap paling baik untuk Asenapine dan iloperiodone merupakan
pengobatan pasien skiozofrenia. Pemilihan contoh antipsikotik generasi kedua yang
obat umumnya melalui proses trial and telah dibuktikan memiliki efek terapetik
error dengan menilai respon, efek terhadap gejala positif maupun negatif
samping, manfaat serta risiko yang timbul ketika dibandingkan dengan plasebo
apabila pengobatan dilanjutkan atau (Thompson et al., 2010; Weber et al.,
dihentikan. Pemilihan obat skizofrenia 2009).
sebaiknya dilakukan dengan Pada penderita skizofrenia, baik
mempertimbangkan pandangan keluarga pediatrik maupun dewasa, klozapin
yang merawat pasien. Pemberian informasi merupakan agen antipsikotik yang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 227
Schizophrenia Patient Outcomes Research menggunakan obat tersebut. Dalam hal ini,
Team and the UK National Institute for LAIs tidak hanya dibatasi untuk pasien
Health and Clinical Excellence juga tidak skizofrenia dengan atau dikhawatirkan
menganjurkan pengobatan selain klozapin memiliki kepatuhan pengobatan yang
pada kasus resistensi. rendah sehingga seharusnya LAI
Jika pasien mengalami resistensi ditawarkan pada semua pasien skizofrenia
terhadap klozapin, maka pengobatan dapat yang menerima pengobatan dengan
dilakukan dengan menggunakan kombinasi antipsikotik. Hasil uji RCT membuktikan
antipsikotik yang memiliki profil reseptor bahwa antipsikotik LAI digunakan lebih
berbeda. Kombinasi antipsikotik lebih awal pada pengobatan skizofrenia. Hal ini
efektif dibandingkan monoterapi pada berarti, LAI sudah tidak digunakan untuk
pasien dengan pengobatan minimal 10 mengatasi ketidakpatuhan pasien. Selain
minggu. Kejadian peralihan dari itu, LAI juga diketahui dapat mengurangi
monoterapi menjadi kombinasi juga lebih tingkat kekambuhan pada skizofrenia tahap
banyak terjadi dibandingkan peralihan dari awal.
kombinasi menjadi monoterapi. Selain terapi yang telah disebutkan,
Selain kejadian resistensi, pada rehabilitasi psikososial, termasuk terapi
penderita skizofrenia juga sering kognitif dan SST dapat dipertimbangkan
ditemukan masalah ketidakpatuhan pada penderita skizofrenia. Terapi kognitif
terhadap pengobatan. Hal ini mungkin secara signifikan dapat meningkatkan
disebabkan oleh bentuk sediaan oral yang fungsi pribadi dan sosial serta menurunkan
memiliki waktu kerja pendek. Faktor lain gejala delusi dan halusinasi. Sedangkan
seperti kondisi pasien dengan pengaruh terapi SST dapat menambah keterampilan
gejala psikotik juga dapat meningkatkan perseptual, motorik dan interpersonal yang
kesulitan dalam hal kepatuhan. dianggap penting bagi penderita
Farmakoterapi lain yang dijadikan andalan skizofrenia dalam mencapai kelangsungan
sebagai pengobatan skizofrenia pada kasus hidup di masyarakat.
ini adalah antipsikotik jenis long-acting Penggunaan antipsikotik pada
injections (LAIs). LAI banyak digunakan pasien yang menerima terapi kognitif
sebagai penanganan atas ketidakpatuhan masih kontroversial. Pada pasien psikosis
pasien dalam mengonsumsi obat. penggunaan farmakoterapi sering dianggap
Penggunaan LAI pada skizofrenia ambivalen. Hasil penelitian menunjukkan
akut dilakukan apabila pada pengobatan bahwa terapi kognitif lebih efektif
sebelumya pernah atau dianjurkan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 229
diberikan jika pasien tidak sedang serta fungsi kerja-sosial pada penderita
menerima terapi antipsikotik. skizofrenia.
Guideline NICE yang membahas UCAPAN TERIMAKASIH
tentang psikosis pada penderita skizofrenia Penulis mengucap syukur pada
anak-anak dan orang dewasa muda Allah.swt., berterimakasih kepada kedua
menyantumkan bahwa pasien dan keluarga orang tua serta kepada dosen metodologi
yang merawat pasien dapat memilih penelitian Pak Rizky Abdullah, Ph.D., Apt.
intervensi psikososial, seperti terapi atas ilmu yang telah diberikan dan kepada
kognitif tanpa adanya intervenai dosen pembimbing Ibu Irma Melyani
antipsikotik (NICE, 2013). Puspitasari, PhD., M.T., Apt dan Pak Rano
Namun, tidak dapat dipungkiri Kurnia Sinuraya, M.K.M., Apt yang telah
bahwa pengobatan utama pada skizofrenia membimbing dan memberi masukan dalam
adalah dengan menggunakan antipsikotik. menyusun artikel ini.
Penggunaan antipsikotik pada terapi DAFTAR PUSTAKA
kognitif mungkin dapat dipertimbangkan American Psychiatric Association. 2013.
bersama dokter, dimana hubungan dokter Diagnostic and statistical manual of
mental disorders, fifth edition (DSM-
dan pasien yang baik mungkin dapat V). Washington (DC): American
meningkatkan kepatuhan pasien dalam Psychiatric Publishing.
Barch DM. 2010. Pharmacological
mengonsumsi obat. strategies for enhancing cognition in
schizophrenia. Curr Top Behav
Neurosci, 4 p: 43--96.
SIMPULAN Biedermann F, Fleischhacker WW. 2011.
Skizofrenia ditandai dengan gejala Emerging drugs for schizophrenia.
Expert Opin Emerg Drugs, 16 p:
positif, negatif dan kognitif. Farmakoterapi 271--282.
skizofrenia yang paling sering digunakan Bruijnzeel, D., Uma, S., Rajiv, T. 2014.
Antipsychotic treatment of
adalah antipsikotik. Berdasarkan schizophrenia: An Update. Asian
efikasinya, antipsikotik generasi pertama Journal of Psychiatry, 635 p: 1-5
Chisholm-Burns, M. A. et al., 2016.
dan kedua tidak menunjukkan perbedaan Pharmacotherapy Principles &
signifikan, kecuali klozapin yang Practice Fourth Edition. New York:
McGraw-Hill Education.
digunakan pada kasus resistensi. Conn PJ, Tamminga C, Schoepp DD,
Rehabilitasi psikososial, baik terapi Lindsley C. 2008. Schizophrenia:
moving beyond monoamine
kognitif maupun SST berperan sebagai antagonists. Mol Interv, 8 p: 99-107.
komponen kunci dalam proses pemulihan Davidson M, Galderisi S, Weiser M,
Werbeloff N, Fleischhacker WW,
dan berguna untuk menilai stabilitas gejala Keefe RS et al. 2009. Cognitive
effects of antipsychotic drugs in first-
episode schizophrenia and
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 230