Anda di halaman 1dari 1

Asma Kardial

 Defenisi Asma kardial adalah asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung atau disebut
juga edema paru kardiogenik
 Etiologi Penyebab terjadinya asma kardial karena terjadinya gagal jantung kiri
 Patofisiologi : Pada keadaan normal selalu terdapat sisa darah di rongga ventrikel pada akhir
sistol. Dengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung, maka pada saat akhir sistol
terdapat sisa darah yang lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase diastole berikutnya
maka sisa darah ini akan bertambah lagi dengan darah yang masuk ke ventrikel kiri, sehingga
tekanan akhir diastole menjadi lebih tinggi. Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat
akan timbul bendungan di daerah atrium kiri. Tekanan darah di atrium kiri yang berkisar
antara 10-12 mmHg meninggi karena bendungan tersebut. Hal ini akan diikuti peninggian
tekanan darah di vena pulmonalis dan di pembuluh darah kapiler paru-paru. Karena ventrikel
kanan yang masih sehat memompa darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke
atrium kanan maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru-paru akan menjadi
begitu tinggi sehingga melampaui 18 mmHg dan terjadilah transudasi cairan dari pembuluh
kapiler paru-paru. Pada saat tekanan di arteri pulmonalis dan arteri bronchialis meninggi
terjadi pula transudasi di jaringan interstisial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan
hal ini akan mengurangi besarnya lumen bronchus, sehingga aliran udara menjadi terganggu.
Pada keadaan ini suara pernafasan menjadi berbunyi pada saat ekspirasi, terdengar bising
ekspirasi dan fase ekspirasi menjadi lebih panjang. Keadaan ini dikenal dengan asma kardial,
suatu fase permulaan gagal jantung. Bila tekanan di kapiler paru makin tinggi, maka cairan
transudasi ini akan makin bertambah banyak. Cairan transudasi ini mula-mula akan masuk ke
dalam saluran limfatik dan kembali ke peredaran darah. Namun bilamana tekanan hidrostatik
kapiler paru sudah di atas 25 mmHg, maka transudasi cairan ini menjadi lebih banyak dan
saluran limfatik tidak cukup untuk menampungnya, cairan tersebut akan tertahan di jaringan
interstisial paru dan suatu saat akan memasuki alveoli. Dengan terjadinya edema interstisial,
maka pergerakan alveoli akan terganggu sehingga proses pertukaran udara juga tergangggu.
Penderita akan merasa sesak nafas disertai dengan nadi yang cepat. Bila transudasi sudah
masuk ke rongga alveoli, terjadilah edema paru dengan gejala sesak nafas yang hebat,
takikardia, tekanan darah yang menurun, dan kalau tidak dapat diatasi maka kemudian diikuti
oleh syok. Syok in disebut kardiogenik, dimana tekanan diastol sangat rendah, sehingga tidak
mampu lagi memberikan perfusi cukup pada otot-otot jantung

Anda mungkin juga menyukai