Compact City
Bekasi
Erica A.K. - 6111801101
Kerin N.Y . - 6111801124
Clarissa I. T. -6111801146
Natasia Pandora - 6111801213
miro.medium.com
Tolak Ukur:
- Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
dapat digunakan untuk interaksi manusia dan
alam.
- Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimiliki harus
sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemerintah
daerah.
Tolak Ukur:
- Menyediakan Ruang Terbuka Hijau untuk publik
minimal 25% dari luas lahan.
Tolak Ukur:
- Pertahankan minimal 20% pohon besar yang
telah dewasa yang ada dalam kawasan.
- Peningkatan nilai ekologi pada lahan kawasan
atas rekomendasi ahli lansekap atau ali biologi
yang kompeten Kota Summarecon Bekasi
- Penggunaan tanaman lokal provinsi berupa memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau
pepohonan/semak di dalam kawasan serta yang mendasar pola pengembangan
memiliki rencana pengelolaannya kotanya. Hal ini dibuktikan dari
- Rencana perlindungan fauna atau rencana berbagai daerah hijau yang terletak di
peningkatan keragaman fauna lokal berbagai area kota, serta berbagai
- Penanaman minimal 10 anak pohon muda, upaya pelestarian lingkungan untuk
untuk setiap pohon di dalam kawasan yang menjaga kawasan tetap hijau dan
tumbang dan ditumbangkan lestari.
LEE 3. Revitalisasi Lahan
Tolak Ukur:
- Melakukan revitalisasi dan pembangunan di atas lahan yang bernilai negatif dan tak terpakai karena bekas
pembangunan atau dampak negatif pembangunan di dalam kawasan.
Tolak Ukur:
- Menunjukkan upaya peningkatan kualitas iklim mikro
untuk ruang publik kawasan.
Tolak Ukur:
- Menyediakan lahan untuk produksi sayur dan buah lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
N LEE P1 Area Dasar Hijau Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dapat digunakan untuk interaksi manusia dan alam. P
A LEE 1 Area Hijau Untuk Menyediakan Ruang Terbuka Hijau untuk publik minimal 25% dari luas lahan 3
L
Publik
I LEE 2 Pelestarian Habitat Pertahankan minimal 20% pohon besar yang telah dewasa yang ada dalam kawasan.
Peningkatan nilai ekologi pada lahan kawasan atas rekomendasi ahli lansekap atau ali biologi yang kompeten
5
S
Penggunaan tanaman lokal provinsi berupa pepohonan/semak di dalam kawasan serta memiliki rencana
pengelolaannya
I
Rencana perlindungan fauna atau rencana peningkatan keragaman fauna lokal
Penanaman minimal 10 anak pohon muda, untuk setiap pohon di dalam kawasan yang tumbang dan
ditumbangkan
S LEE 3 Revitalisasi Lahan Melakukan revitalisasi dan pembangunan di atas lahan yang bernilai negatif dan tak terpakai karena bekas 4
pembangunan atau dampak negatif pembangunan di dalam kawasan.
L
LEE 4 Iklim mikro Menunjukkan upaya peningkatan kualitas iklim mikro untuk ruang publik kawasan. 3
E
LEE 5 Lahan Produktif Menyediakan lahan untuk produksi sayur dan buah lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat -
Tolak Ukur:
- Adanya studi tentang aksesibilitas
Tolak Ukur:
- Menyediakan jalur pejalan kaki di dalam kawasan
Tolak Ukur:
● Kawasan terkoneksi dengan jaringan transportasi
umum dan kawasan menyediakan ruang
interkoneksi (serta shelter pengguna transportasi
umum) yang memadai
Tolak Ukur:
- Jalur pejalan kaki tidak terputus 100%
- Rasio jumlah persimpangan pejalan kaki dengan persimpangan
kendaraan bermotor
- Memprioritaskan pejalan kaki pada setiap penyimpangan jalan
- Jalur pejalan kaki dilengkapi teduhan minimal 60% dari
keseluruhan pejalan kaki.
- Menyediakan fasilitas/akses yang aman dan bebas dari
perpotongan dengan akses kendaraan bermotor untuk
menghubungkan secara langsung bangunan dengan bangunan
lainnya
Kota Summarecon Bekasi dilengkapi dengan jalur pejalan kaki yang
terhubung dari flyover Summarecon Bekasi sampai ke kota. Di
setiap jalan-jalannya juga terdapat jalur pedestrian yang
menghubungkan cluster-cluster hunian pada kota tersebut.
MAC 2. Transportasi Umum
Tolak Ukur:
● Dilintasi oleh jaringan transportasi umum dan menyediakan halte/shelter di dalam kawasan.
● Menyediakan shuttle services (moda transportasi umum di dalam kawasan)
● Kawasan memiliki akses terhadap transportasi umum massal dalam jangkauan (radius) 400 m dari sisi terluar kawasan.
● Kawasan menjadi simpul persinggahan moda transportasi umum massal, yang terintegrasi dengan kawasan terbangun.
Tolak Ukur:
● Memenuhi 7 (tujuh) prasarana dasar
● Memenuhi 7 (tujuh) prasarana dasar dan memenuhi minimal 2 (dua) prasarana lain mendapat 1 (satu) nilai
● Terdapat minimal 6 (enam) jenis sarana, dalam jarak jangkauan 400 m.
Tolak Ukur:
● Mengakomodasi kemudahan dan kelancaran jalur bagi semua orang pada ruang publik
● Menyediakan fasilitas khusus pada titik-titik tertentu bagi semua orang, meliputi:
➔ Area istirahat terutama digunakan sebagai tempat duduk santai di bagian tepi
➔ Tempat parkir umum untuk kursi roda
➔ Toilet umum untuk kursi roda, jika disediakan toilet umum di ruang publik.
Tolak Ukur:
- Fasilitas parkir yang disediakan kawasan atau bangunan
dalam kawasan bersifat publik (inklusif).
- Menghindari on street parking
- Mengurangi on surface parking, dengan pembatasan
penggunaan lahan untuk parkir, maksimal 10% dari lahan
total.
N
MAC P1 Analisa Pergerakan Adanya studi tentang aksesibilitas P
Orang dan Barang
L MAC P3 Kawasan Terhubung Kawasan terkoneksi dengan jaringan transportasi umum dan kawasan menyediakan ruang interkoneksi (serta P
I
S
MAC 2 Transportasi Umum Dilintasi oleh jaringan transportasi umum dan menyediakan halte/shelter di dalam kawasan. 6
Menyediakan shuttle services (moda transportasi umum di dalam kawasan)
Kawasan memiliki akses terhadap transportasi umum massal dalam jangkauan (radius) 400 m dari sisi terluar
kawasan.
Kawasan menjadi simpul persinggahan moda transportasi umum massal, yang terintegrasi dengan kawasan
M
terbangun.
A Umum
C MAC 4 Aksesibilitas Universal Mengakomodasi kemudahan dan kelancaran jalur bagi semua orang pada ruang publik 2
MAC 5 Jaringan dan Tempat Menyediakan jalur sepeda di dalam kawasan, yang bebas dari persinggungan sejajar dengan kendaraan 2
Penyimpanan Sepeda bermotor.
MAC 6 Parkir Bersama Fasilitas parkir yang disediakan kawasan atau bangunan dalam kawasan bersifat publik (inklusif). 2
WMC 1 Air Alternatif Menggunakan air alternatif (Danau Cisadane) untuk sumber air bersih 6
kawasan (bukan air minum) >50%
WMC 2 Management Air Membuat biopori pada setiap halaman rumah dengan presentase 3
Hujan volume limpasan air hujan kawasan ± 50%
WMC 3 Pelestarian Badan Menjaga zona penyangga badan air yang salurannya menuju hilir 1
Air dan Lahan Danau Cisadane
Basah
WMC 4 Management Tersedia pengelolaan untuk seluruh limbah cair yang dihasilkan di 3
Limbah Cair kawasan
Manajemen limbah cair di Summarecon Bekasi Kapasitas air limbah domestik yang dapat diolah
disebut dengan STP (Sewage Treatment berbeda, yang menyesuaikan keadaan cluster.
Plant).Sumber air yang digunakan adalah air bekas Untuk rencana jangka panjang,cluster baru akan
cucian dapur, floor drain kamar mandi yang masuk dibangun STP dengan sistem semi extended
ke dalam bak kontrol. Setiap cluster memiliki aeration. Pemanfaatan air daur ulang ini digunakan
sistem STP yang berbedabeda karena kontraktor untuk menyiram tanaman disekitar cluster
setiap STP berbeda.
Tahapan STP
Merupakan sistem yang paling kompleks namun hasil effluennya lebih baik
dibandingkan dengan sistem lainnya. Pengelolaan air limbah secara aerobik,
merupakan bagian dari pengelolaan activated sludge yang bekerja karena adanya
kontak dengan oksigen dengan proses aerasi.
4. Solid Waste and Materials
No Parameter Indikator/Tolak Ukur Nilai
SWM P Manajemen Limbah Memiliki rencana pengelolaan sampah seluruh kawasan, yang telah memiliki P
Padat-Tahap Operasional manajemen limbah padat atau sampah yang terpadu yang pengelolaannya
berdasarkan jenis sampah, yaitu sampah rumah tangga, sampah taman, dan
sampah puing. dengan perkiraan volume sampah 117 m3 /30 hari yang
diolahsecara mandiri yaitu dengan menggunakan Hydrothermal Waste
Treatment Technology (HWTT
SWM 1 Manajemen Limbah Padat Pengelolaan sampah secara mandiri menggunakan Hydrothermal Waste 4
Tingkat Lanjut - Tahap Treatment Technology (HWTT) . sedangkan pengelolaan sampah yang dapat
Operasional di daur ulang bekerjasama dengan Yayasan pendidikan sekitar
SWM 2 Manajemen Limbah Konstruksi Memiliki penanganan sampah puing yang digunakan untuk kebutuhan lokal 1
SWM 2 Material untuk Infrastruktur Jalan Material yang digunakan untuk pembangunan diambil dari daerah sekitar 4
yang masih bisa ditempuhOutput
dengan yang keluar dari reaktor berupa lumpur
mobil berat hitam yang
sudah tidak berbau sampah, memiliki karakteristik yang
SWM 4 Material Daur Ulang dan Bekas cepat
telah memiliki divisi khusus kering
untuk jika diperawatan
melakukan jemur dan
jalan,hasil dari output2 ini bisa
pembuatan
untuk Insfrastruktur Jalan daur ulang aspal sejakdigunakan
tahun 2004. sebagai
Dengan adanya
bahan divisi
bakarini biaya
boilernya sendiri
transportasi alat, tenaga kerja dan pengerjaan yang tertunda dapat
sehingga bisa menekan operational cost dan sistemnya
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan >10%.
menjadi berkelanjutan.
Jumlah Sub Total 11
Limbah Pra-Operasional
Pengelolaan limbah tahap lanjut dilakukan dengan Jumlah aspal daur ulang dalam sekali produksi
bekerjasama dengan beberapa yayasan setempat seperti disesuaikan dengan kebutuhan, misal
sekolah untuk mengumpulkan sampah plastik. membutuhkan 3 ton akan 3 kali proses
pembakaran yang masing-masing 1 ton
membutuhkan waktu ±2 jam. Kayu untuk
Limbah Konstruksi pembakaran juga menggunakan kayu bongkaran
yang tidak terpakai sehingga dapat menghemat
biaya. Jika dibutuhkan aspal lebih dari 3 ton
a. Limbah Puing dengan waktu cepat maka membeli dengan
pihak ketiga. Dalam pengerjaan pengaspalan
ada penjaminan keamanan dalam bekerja di
lapangan dan pengendara yang melintas,
dengan memberikan rambu-rambu beberapa
meter sebelum pengerjaan. Dengan adanya
divisi ini pengurangan biaya transportasi
alat/akomodasi, tenaga kerja dan pengerjaan
tidak tertunda karena tidak harus menunggu
pengajuan terlebih dahulu. Presentase material
daur ulangnya adalah 10%.
5. Community Wellbeing Strategy
Strategi Kesejahteraan Masyarakat :
- CWS 1 : Fasilitas bagi masyarakat (amenities for communities)
- CWS 2 : Manfaat sosial & ekonomi (social & economic benefits)
- CWS 3 : Kepedulian masyarakat (community awareness)
- CWS 4 : Kawasan campuran (mixed-use neighborhood)
- CWS 5 : Kebudayaan lokal (local culture)
- CWS 6 : Lingkungan yang aman (safe environment)
CWS 1 : Fasilitas bagi masyarakat (amenities for communities)
Tolak ukur : Adanya sarana untuk masyarakat berinteraksi dan beraktivitas setiap minimal radius 400m
Tolak ukur :
Estate Management
Menciptakan hubungan yang baik
antara warga dan masyarakat umum
dengan memberikan pelayanan serta
fasilitas Pasar Senggol Plaza Summarecon Bekasi
(pusat perkantoran)
CWS 3 : Kepedulian masyarakat (community awareness)
Tolak ukur :
Contoh Kegiatan :
- Car Free Day (CFD)
- Summarecon Bekasi Bicycle Festival
- Kegiatan-kegiatan kerja sama (misal : Lomba lari/ marathon, zumba)
CWS 4 : Kawasan campuran (mixed-use neighborhood)
Tolak ukur :
Tolak ukur :
Penampilan seni budaya pencak silat Gema Nusa Patriot (GNP) Arts Festival 2018
Dilaksanakan sebagai bentuk pengumpulan donasi Dilaksanakan di sepanjang area Car Free Day (CFD),
bencana tsunami Banten di CFD Summarecon Bekasi Jalan Boulevard Selatan Summarecon Kota Bekasi.
CWS 6 : Lingkungan yang aman (safe environment)
Tolak ukur : Memiliki upaya penjaminan keamanan dan ketahanan terhadap bencana
Pemadam Kebakaran
Pemadam Kebakaran
disediakan khusus untuk
menangani bencana di
kawasan Summarecon
Bekasi dan sekitarnya
A No Parameter Indikator/Tolak Ukur Nilai
A
CWS 1 Green Area, area publik 2
L CWS 2
Manfaat sosial & ekonomi
Estate Management, pasar, mall, perkantoran 3
I Kepedulian masyarakat
S CWS 3 CFD, SBBicycleFestival, Kegiatan kerja sama 2
I CWS 4
Kawasan campuran
Hunian & Komersil 2
S
Kebudayaan lokal
CWS 5 Penggunaan CFD & mall untuk kegiatan budaya 0
WS
CWS 6 Pemadam kebakaran, security, panic button 2
Tolak ukur :
- Menggunakan lampu (lampu jalan, lampu taman, lampu parkir) dengan konsumsi pencahayaan
maksimum 2,5 W/m2 tanpa mengurangi kualitas pencahayaan
- Menggunakan Smart Grid
- Menggunakan District Cooling System
Penghematan dan pemaksimalan sumber daya terus
diupayakan di Summarecon Bekasi. Usaha konservasi
sumber daya alam dimaksimalkan dengan menjaga
dan mengurangi pemakaian serta mengolah limbah
yang ada untuk dimanfaatkan kembali baik limbah air
buangan rumah tangga, puing bangunan ataupun
sampah rumah tangga.
Penggunaan energi surya sebagai sumber energi listrik menggunakan panel surya fotovoltaik dengan Europe Advanced
Technology yang mampu menghemat listrik hingga 50% yang dipasang pada atap bangunan. Panel surya juga dipasang pada
beberapa lampu jalan.
BAE 5 : Pengurangan Polusi Cahaya (Light Pollution Reduction)
Tolak ukur : Memenuhi strategi : Lamp Shielding, Light Trespass, Glare, dan Sky-Glow Limitation
N BAE 1 Bangunan Hijau Greenship Bangunan berkelanjutan - Sekolah BPK Penabur (belum
dapat dipastikan keberadaan sertifikat Greenship)
0
A
L BAE 2 Hunian Berimbang Perumahan horizontal & vertikal dengan berbagai harga 1
Tujuan
Mewujudkan arahan-arahan keberlanjutan kawasan dan
pengumpulan dokumen untuk proses sertifikasi
GREENSHIP
Tolak Ukur
1. Melibatkan tenaga ahli yang sudah tersertifikasi
GREENSHIP Associate (GA) untuk memberikan
pendidikan tentang isu pembangunan hijau bagi
manajemen pengembang kawasan.
Tujuan
Meneruskan konsep keberlanjutan pada
kawasan
Tolak Ukur
Tujuan
Tolak Ukur
Penilaian inovasi diajukan ke GBCI dan dinilai
A IFD 1 Pemberdayaan
GA/GP
Melibatkan tenaga ahli yang sudah tersertifikasi GREENSHIP Associate (GA) untuk memberikan pendidikan
tentang isu pembangunan hijau bagi manajemen pengembang kawasan.
3
L Melibatkan tenaga ahli yang sudah tersertifikasi GREENSHIP Professional (GP) yang bertanggung jawab atas
arahan keberlanjutan kawasan dan proses sertifikasi GREENSHIP
S
Mempunyai Target efisiensi energi dan air, serta pengurangan volume sampah, selama masa pengelolaan
kawasan.
F
D
Kesimpulan
No Parameter Nilai
Berdasarkan informasi di atas, dapat dilihat bahwa
1 Land Ecological 15 Summarecon Bekasi memenuhi kaidah sebagian GREENSHIP
Enhancement
GBCI dengan konsep compact city yang memaksimalkan
2 Movement And 22 berbagai wadah aktivitas dan densitas pada satu tempat
Connectivity
sehingga mendukung minimnya penggunaan kendaraan dan
3 Water Management 13
And Conservation mendorong alternatif yang lebih sehat.