Anda di halaman 1dari 20

INTRANASAL DRUG DELIVERY SYSTEM

PERTEMUAN III

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


1. Apt. Aji Humaedi, S.Si., M. Farm
2. Apt Dyah Ayuwati Waluyo, M. Farm
LATAR BELAKANG

 Rute pemberian obat melalui nasal → awalnya hanya untuk


terapi lokal.
 Namun mukosa nasal memiliki tingkat vaskularisasi yang tinggi
dan permeabilitas yang tinggi → dikembangkan formulasi dan
administrasi obat dengan tujuan sistemik melalui rute intranasal
DEFINISI

Sistem Penghantaran intranasal Dimana dipengaruhi oleh faktor-


merupakan sistem penghantaran faktor yang relevan dari anatomi
obat melaui hidung untuk hidung, fisiologi dan histologi,
berbagai macam senyawa terapi biologi, fisika dan faktor formulasi
yang dapat diberikan secara yang harus diperhatikan selama
intranasal untuk aksi lokal, proses pengembangan obat
sistemik dan sistem saraf pusat. intranasal

(Pires, Anaísa., Fortuna, Ana., et al, 2009).


ANATOMI DAN FISIOLOGI NASAL

Nasal Vestibular Atrium

• Area terdepan • Bagian tengah


dari rongga antara nasal
nasal vestibula dan
• Terdapat daerah
rambut-rambut pernafasan
yang juga • Terdapat
disebut vibrissae mikrovili
(menyaring
partikel
terhirup)
ANATOMI DAN FISIOLOGI NASAL

Area Respirasi

• Terdiri atas turbin superior,


middle, dan inferior
• Mukosa area respirasi → area
utama absorpsi obat ke
sirkulasi sistemik, terdiri atas
atas epitelium, membran
basal, dan lamina propria
• Epitelium → sel
pseudostratified columnar
epithelial, sel goblet, sel basal,
dan kelenjar serosa
ANATOMI DAN FISIOLOGI NASAL

Area Penciuman

• Terletak pada bagian atas


rongga nasal
• Neuroepitelium
merupakan bagian SSP
satu-satunya yang secara
langsung terekspos
dengan lingkungan luar
Bagian Karakteristik Sel Luas
Vaskularisasi Permeabilitas
Nasal Epitelial / Fungsi Permukaan
Vestibular • Sel stratified ~0.6 cm2 Rendah Rendah
squamous dan sel
epitelial
keratinized
rambut nasal /
penunjang dan
perlindungan
Atrium • Sel stratified Tidak Rendah Menurun
squamous / Ditemukan
penunjang
• Sel
pseudostratified/
penunjang
Karakteristik Sel
Luas Permukaan Vaskularisasi Permeabilitas
Bagian Nasal Epitelial / Fungsi
Area Respirasi • Sel kolumnar tanpa silia/ ~130cm2 Sangat tinggi Baik
penunjang
• Sel kolumnar bersilia/
penunjang dan muciliary
clearance
• Sel goblet/ sekresi
mukus
• Sel basal/ progenitor
tipe sel lain
Area • Sel sustentacular/ ~15 cm2 Tinggi Akses langsung ke
Penciuman penunjuang dan sintesis SSP
• Sel reseptor penciuman/
persepsi dalam
penciuman
• Sel basal/ progenitor sel
tipe lain
Mekanisme Absorpsi Obat Intranasal
Mekanisme Absorpsi Obat Intranasal
Rute
Difusi Pasif
Paracellular

Rute Absorpsi
Intranasal Difusi Pasif

Carrier Mediated
Rute Transport/ Difusi
Trancellular terfasilitasi

Proses Endositik
Mekanisme Absorpsi Obat Intranasal
Mekanisme Penghantaran Obat Intranasal

Lokal Sistemik

Interaksi dengan
daerah lateral
Sistem
mukus atau
absorpsi di lapisan
dinding hidung,
pembuluh darah yg
Saraf
epitel hidung
masif Pusat
antihistamin dan
morfin, propranolol, Cond’t
kortikosteroid
dekongestan nasal, sumatriptan,
& mukolitik levonorgestrel,
ketorolak
Mekanisme
Penghantaran
Obat Intranasal
Mekanisme Penghantaran Obat Intranasal
• neuron reseptor
penciuman
Olfactory
Region • Sel-sel basal
menggantikan neuron
(OR) reseptor penciuman ↑
SISTEM penghantaran ke otak

SARAF
PUSAT • saraf trigeminal
Respiratory • tiga cabang utama:
Region saraf optalmik (V1),
saraf rahang atas (V2),
(RR) dan saraf rahang bawah
(V3)
KEUNTUNGAN

Penyerapan obat luas Aksesibilitas


Onset cepat Kemudahan pemberian

Aktivitas metabolisme Alternatif pemberian melalui


rendah saluran cerna (intestinal)
(Hillery, Anya M., Lloyd , Andrew W., et al. 2005)
KETERBATASAN
Volume yang dapat dihantarkan oleh rongga
Pembersihan mukosiliar mengurangi waktu hidung terbatas 25-200µl. Komponen dengan
retensi obat dalam rongga hidung berat molekul besar tidak dapat dihantarkan
melalui rute ini

Penghalang mukus Kurangnya reproduksibilitas

Mukosa hidung dan sekresi hidung


memiliki kemampuan untuk iritasi mukosa hidung
mendegradasi obat
(Hillery, Anya M., Lloyd , Andrew W., et al. 2005)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT

Fisiologi
• Area kontak
• Aliran darah
• Waktu kontak dan klirens mukosiliar
• pH rongga hidung
• Penyakit
• Aktivitas Enzim
• Klirens imunologi
• Barier Mukosa
• Transporter dan Sistem Efluks
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT (CONT..)

Fisikokimia Obat
• Berat molekul
• Lipofilisitas dan pKa
• Stabilitas Kimia dan Fisik
• Stabilitas Biokimia
• Kelarutan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT (CONT..)

Formulasi
• Konsentrasi obat, dosis dan volume dosis
• Sifat Osmolaritas dan Bentuk Sediaan
• Bentuk Sediaan dan Tempat terjadinya deposisi
• Faktor formulasi lain seperti densitas dan viskositas dari pembawa, pH
dan tonisitas sediaan, sserta penggunaan bahan tambahan pada formula
seperti peningkat penetrasi, inhibitor enzim, bioadesif, dan lain-lain
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai