Anda di halaman 1dari 21

ISOLASI MIKROBA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

Oleh :
NOVERTA ASTRI TRISNANTA
191910601015
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul: Isolasi mikroba

II. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memisahkan mikroba dari biakan
campuran sehingga diperoleh biakan murni.

III. Metode Praktikum

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Lamina Air Flow (LAF), gelas
beaker, jarum ose, lampu bunsen, pipet volume, batang segitiga, petridish, kapas,
mikro pipet dan tip, vortex, inkubator, tabung reaksi dan rak.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Mikroba dari sampel udara,
sampel dari tanah, dan sampel dari air kolam, media NA (dalam cawan petri), media
PDA (dalam cawan petri), Alkohol 70%, dan spirtus.
3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Teknik Pengenceran Bertingkat


Sampel

 sampel yang mengandung bakteri dimasukkan ke tabung pengenceran


pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis dengan perbandingan berat dan
volume adalah 1 :9.
 dilarutkan dengan mengocoknya sampai homogen dengan cara
membenturkan tabung ke telapak tangan.
 diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan mikropipet dan dipindahkan ke
tabung 10-2 secara aseptis.
 dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai
homogen.
 dilakukan pemindahan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara
yang sama dan tip mikropipet yang dipakai selalu diganti.

Hasil

3.2.2 Teknik Penanaman dari Suspensi


3.2.2.1 Spread Plate (Agar Tabur Ulas)

Suspensi

 diambil 0,1 mL suspensi menggunakan mikropipet kemudian


diteteskan di atas permukaan media yang telah memadat.
 diambil batang L kemudian disemprot alkohol dan dibakar di atas
bunsen beberapa saat, lalu didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
 diratakan suspensi menggunakan batang L pada permukaan media agar
tetesan suspensi merata dan cawan diputar

Hasil
3.2.2.2 Pour Plate (Agar Tabur Tuang)

Suspensi

 disiapkan cawan steril, suspensi yang akan ditanam dan media padat
yang masih cair (±45oC).
 diteteskan 1 ml suspensi sel secara aspetis ke dalam cawan
kosong.
 dituangkan media yang masih cair ke cawan.
 diputar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media lalu
diinkubasi.

Hasil

3.2.3 Teknik Penanaman dengan Goresan atau Streak


3.2.3.1 Goresan Sinambung

Sampel

 disentuhkan inokulum loop pada koloni.


 digores secara kontinu sampai setengah permukaan agar.
 dilarang memijarkan loop.
 diputar cawan 180oC dan dilanjutkan goresan sampai habis.

Hasil
3.2.3.2 Goresan T

Sampel

 dibagi cawan menjadi 3 bagian dengan spidol marker.


 diinokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag.
 dipanaskan jarum inokulan dan ditunggu dingin.
 dilakukan streak zig-zag pada daerah 2 dan daerah 3 dengan cawan
diputar

Hasil

3.2.3.3 Goresan Kuadran (Streak Quadran)

Sampel

 dibagi cawan menjadi 4 bagian dengan spidol marker.


 diinokulasi daerah 1 sebagai goresan awal sehingga maish mengandung
banyak sel mikroba.
 dipotongkan atau disilangkan goresan dari goresan pertama sehingga
jumlah semakin sedikit dan terpisah menjadi koloni tunggal.

Hasil
3.2.4 Pengambilan Sampel
3.2.4.1 Sampel dari Udara

Sampel

 dibuka cawan petri yang telah berisi media PDA dan diletakkan di
kebun selama 5 menit.
 ditutup dan dibungkus serta diberi label.
 diinkubasikan pada suhu kamar atau ruang.

Hasil

3.2.4.2 Sampel dari Tanah

Sampel

 mikroorganisme yang diinginkan berada di dalam tanah.


 diambil di sekitar rhizosfer (perakaran) dengan kedalaman ±10 cm.

Hasil

3.2.4.3 Sampel Air Kolam

Sampel

 dicelupkan botol dengan posisi miring yang bibir botol melawan arus air
jika berasal dari air sungai .
 dicelupkan botol dengan tali jika berasal dari air yang tenang .
 diaseptiskan kran dengan api bunsen beberapa
air kran
saat jika
dan ditampung dalam botol.

Hasil
3.2.5 Isolasi Mikroba
3.2.5.1 Hasil Penangkapan dari Udara

Sampel

 disiapkan media PDA dalam cawan petri lalu dituang 10 ml ke


jamur
cawan petri.
 dipisahkan koloni jamur dan bakteri dengan teknik aseptis di
dalam LAF.
 diambil 1 loop koloni jamur dengan jarum ose.
 diionkulasikan pada media PDA baru dan diinkubasikan selama 3-
5 hari pada suhu kamar 28oC
 diambil 1 loop koloni bakteri dengan jarum ose.
 diionkulasikan pada media NA baru dengan teknik goresan dan
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar 28oC.

Hasil
3.2.5.2 Sampel dari Tanah dan Air Kolam

Sampel

 disiapkan media PDA dalam cawan petri lalu dituang 10 ml ke


jamur
cawan petri.
 diamkan media memmadat dan diulang masing-maisng dua kali untuk
isolasi mikroba dari tanah dan dua kali untuk isolasi mikroba dari air.
 ditimbang 1 g tanah dan diambil 1 ml air lalu diencerkan
bertingakat.
 dimasukkan sampel tanah ke tabung pengenceran pertama secara
aspetis dengan perbandingan berat sampel dengan volume tabung 1:9.
 dilarutkan dengan dikocok hingga homogen, dengan cara dibenturkan
tabung ke telapak tangan.
 diambil 1 ml dari tabung pertama dengan mikropipet kemudian
dipindahkan ke tabung kedua secara aseptis lalu dikocok dengan
dibenturkan tabung ke telapak tangan lakukan hal yang sama hingga
tabung pengenceran terakhir.
 diambil 1 ml suspensi dari tabung 10-6, 10-7, 10-8, lalu
diinokulasikan pada media PDA dengan teknik spread plate yaitu
diambil 1 ml suspensi dengan mikropipet lalu diteteskan di
atas permukaan media yang telah memadat.
 diambil batang L lalu disemprot alkohol dan dibakar di atas bunsen dan
cawan diputar.
 diratakan suspensi dengan batang L pada permukaan media dengan
cawan diputar.
 diinkubasikan pada suhu kamar 28oC.
 diamati jenis mikroba yang tumbuh.

Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

4.1.1 Sampel Tanah

Jenis mikroba yang tumbuh


Media Pengenceran Pengulangan
Jamur Bakteri Lainnya
- + +
-3 I
10
- + +
Nutrien II
Agar
- + -
(NA) -4 I
10
- + -
II
10-5 - + -
I
+ + +
-3 I
10
+ + +
Potato II
Dextrose
+ + +
Agar (PDA) -4 I
10
+ + +
II
10-5 - - -
I
Keterangan : + = tumbuh
- = tidak tumbuh
4.1.2 Penangkapan Udara

Media Pengulangan Jenis mikroba yang tumbuh

Jamur Bakteri Lainnya

I + - -
Nutrien
Agar (NA) II - - -

Potato Dextrose I + - -
Agar (PDA)
II + - -

Keterangan : + = tumbuh
- = tidak tumbuh

4.2 Pembahasan

Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi campuran


dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara, makanan, maupun
yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan. Pemisahan bakteri diperlukan
untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural, morfologi, fisiologi, dan karakteristik.
Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang disertai dengan pemurnian.
Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu proses mengambil bakteri dari medium atau dari
lingkungan asalnya lalu menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni (Singleton & Sainsbury, 2006).
Isolasi bakteri merupakan proses mengambil dari medium atau lingkungan
asalnya dan menumbuhkanya di medium buatan sehingga didapat biakan yang murni.
Bakteri dipindahkan dari satu sampel ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur
aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis yaitu kondisi tidak terkontaminasi dengan
mikroorganisme lain. Teknik aseptis ini sangat penting jika berkerja dengan bakteri.
Salah satu alat yang digunakan untuk menjalankan langkah yaitu bunsen. Penggunaan
yang tidak tepat maka akan terkontaminasi dengan mikrob lain, sehingga akan
menganggu hasil yag diharapkan. Teknik aseptik melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri (Dwidjoseputro, 2005).
Isolasi mikroba ini bertujuan untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel
yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan
murni dari suatu biakn campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan
adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Anggapannya
bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Petti et al.,
2005).
Praktikum isolasi mikroba ini digunakan teknik yang umum dilakukan dalam
mengisolasi mikroba yaitu diawali dengan tahap pengenceran. Pengenceran dilakukan
dengan perbandingan 1 : 9 yang bergantung pada perkiraan jumlah mikroba dalam
sampel. Praktikum ini dalam pengencerannya dilakukan secara aseptis atau preparasi
suspense yang dilarutkan ke tabung dan dikocok hingga homogen dalam pengenceran
tiga kali dengan dua kali pengulangan. Pengenceran dalam praktikum ini dengan
sampel tanah sebanyak 1 gr yang lalu dimasukkan ke tabung reaksi dan diencerkan
dengan 9 ml larutan garvis dan kemudian dilakukan vortex sehingga didapatkan hasil
yang homogen secara sempurna. Tujuan pengenceran dilakukan adalah untuk
mendapatkan koloni bakteri yang terpisah ketika ditumbuhkan di medium, untuk
mengisolasi fungi, dan untuk mengisolasi bakteri (Putri, A. L. O., dan E.
Kusdiyantini, 2018).
Praktikum ini dalam isolasi mikroba sebelumnya dilakukan penanaman dari
suspensi yang bertujuan untuk isolasi bakteri dengan teknik spread plate atau agar
tabur ulas. Teknik spread plate adalah teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba dnegan cara dipulas atau disebar pada permukaan
media agar padat (Yusmaniar dkk, 2017). Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan biakan kultur mikroba.
Praktikum ini dalam teknik spread plate dilakukan dengan diawali menyiapkan
100 ml suspensi yang mengandung bakteri kemudian diteteskan di atas media lalu
mengambil batang segitiga dari wadah yang berisi spirtus. Batang segitiga sebelum
digunakan terlebih dahulu dipanaskan di atas api bunsen agar steril. Batang segitiga
digunakan untuk meratakan suspensi dan kemudian dibiakkan bakteri inkubasi
dengan suhu 37oC dalam waktu 1 hingga 3 hari.
Teknik yang digunakan dalam isolasi terdapat juga teknik streak plate dan pour
plate. Teknik streak plate adalah teknik isolasi koloni bakteri dengan cara
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media
padat. Teknik pour plate adalah teknik yang dilakukan dengan menginokulasi
medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45oC-50oC dengan suspensi yang
mengandung mikroba dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril (Yusmaniar
dkk, 2017).
Isolasi mikroba merupakan pemindahan mikrob ke media tertentu sesuai tujuan
bakteri yang ingin dicari. Praktikum ini isolasi mikrob dilakukan pada sampel udara
dengan media NA dan ketoconazol untuk bakteri dan bahan dengan media PDA dan
streptomycin untuk jamur lalu membuka cawan petri selama 5 menit. Cawan petri
kemudian ditutup dan dibungkus dan dilakukan inkubasi. Isolasi dilakukan di laminar
spirtus diawali dengan mensterilkan tangan dengan etanol lalu tempat kerja juga
disemprot dan diratakan dnegan etanol. Media dan alat yang digunakan seperti
bunsen, mikropipet, batang L dan batang segitiga disiapkan. Media untuk inokulasi
dilakukan UV selama 30 menit dan juga menghidupkan bunsen.
Tahapan untuk media tanah terhadap PDA dilakukan juga pengenceran yang
diawali dengan memanaskan ujung tabung reaksi supaya steril kemudian
memasukkan sampel tanah 40 gram lalu dipanaskan lagi dan ditutup dengan kapas.
Sampel yang didapat agar homogen maka dilakukan vortex selama 1 menit lalu
diambil microtip yang sudah steril sebanyak 1 ml kemudian dipanaskan lalu
dimasukkan dan dilakukan vortex lagi. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap
pengenceran satu, dan dua. Media terhadap NA dilakukan perlakuan yang smaa
dengan PDA, sedangkan untuk NA diinkubasi 24 jam terlebih dahulu dan hasil yang
diperoleh tidak terdapat tumbuhnya mikroba sehingga sudah steril. Tahapan
selanjutnya dipanaskan media agar steril dengan mikropipet 100 ml dan juga
divortex. Langkah selanjutnya suspensi pada media dan dilakukan spread dengan
batang segitiga kemudian ditutup dengan kondisi dibalik agar airnya mengalir ke
bawah.
Isolasi mikroba dengan sampel udara menggunakan NA diawali dengan
memanaskan cawan petri agar steril kemudian dibuka selama 5 menit dan ditutup
lalu dipanaskan lagi dan juga dibungkus dengan posisi terbalik dan diinkubasi.
INkubasi yang dilakukan terhadap bakteri dnegan jangka waktu 1 hingga 3 hari dan
untuk jamur selama 1 hingga 7 hari. Inkubasi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu
sesuai dengan jenis mikroorganisme yang akan dihitung. Medium agar yang juga
disesuaikan dengan jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Hafsan, 2014).
Praktikum ini menggunakan media jamur yang ditumbuhkan ke PDA, karena
jamur lebih baik di PDA dan karbohidrat juga lebih cocok, tetapi jika ditumbuhkan di
NA diperlukan tambahan antijamur agar tetap bisa tumbuh. Hasil praktikum ini dari
isolasi mikroba udara sampel tanah dengan bakteri di PDA tidak ada yang tumbuh
dan tetap berwarna bening sedangkan jamur di PDA terdapat spora. Isolasi mikroba
udara dengan penangkapan udara dengan jamur terdapat satu dan untuk bakteri tidak
ada karena spora seperti terbang dengan udara.
Literatur berdasarkan jurnal “Studi Morfologi Koloni Bakteri Udara di
Lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu”
menjelaskan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi koloni bakteri
udara di lingkungan dan mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap morfologi
koloni bakteri udara di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan kuantitatif dengan data hasil yang diperoleh yaitu terdapat 8 jenis
koloni bakteri udara pada ruang non AC dan 11 jenis koloni bakteri udara pada ruang
terbuka dengan ciri-ciri koloni yang berbeda-beda. Pemahaman mahasiswa terhadap
morfologi koloni bakteri udara dengan berbantuan media borsur, poster, dan angket
yang terdiri dari 25 pertanyaan positif dan negatif serta 80 responden sudah
dikategorikan baik dengan mendapatkan persentase jawaban “ya” sebanyak 78,69%
dan jawaban “tidak” sebanyak 21,31% (Walid, A., dkk., 2019).
Literatur berdasarkan jurnal “Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Tanah pada
Tempat Pemrosesasn Akhir di Desa Bengkala Kabupaten Buleleng” menjelaskan
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan karakterisasi bakteri tanah yang
berada di TPA Bengkala yang berpotensi memiliki kemampuan biodegradasi. Hasil
yang diperoleh pada penelitian ini yaitu genus bakteri tanah yang berhasil
teridentifikasi dan terkarakterisasi ada 10 genus antara lain: Acetobacter, Zooglea,
Alcaligenes, Paracoccus, Bacillus, Agrobacterium, Lactobacillus, Acinetobacter,
Microbacterium dan Carnobacterium (Ristiati, N. P., dkk., 2018).
V. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum isolasi mikroba, isolasi mikroba adalah cara atau metode
untuk memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari berbagai macam
campuran mikroba sehingga didapatkan biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Teknik untuk melakukan isolasi mikroba
terdapat tiga, yaitu teknik spread plate adalah teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba dnegan cara dipulas atau disebar pada permukaan
media agar padat. Teknik streak plate adalah teknik isolasi koloni bakteri dengan cara
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media
padat. Teknik pour plate adalah teknik yang dilakukan dengan menginokulasi
medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45oC-50oC dengan suspensi yang
mengandung mikroba dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Hasil
praktikum ini dari isolasi mikroba udara sampel tanah dengan bakteri di PDA tidak
ada yang tumbuh dan tetap berwarna bening sedangkan jamur di PDA terdapat spora.
Isolasi mikroba udara dengan penangkapan udara dengan jamur terdapat satu dan
untuk bakteri tidak ada karena spora seperti terbang dengan udara.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alauddin University Press.

Petti et al. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Putri, A. L. O., dan E. Kusdiyantini. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam

Laktat dari Pangan Fermentasi Berbasis Ikan (Inasua) yang Diperjualbelikan

di Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika. 1(2): 6-12.

Ristiati, N. P., dkk. 2018. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Tanah pada Tempat

Pemrosesasn Akhir di Desa Bengkala Kabupaten Buleleng. Jurnal

Matematika, Sains, dan Pembelajarannya. 12(1): 64-77.

Singleton & Saainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology

3rd edition. England : Jhon Wiley and Sons, Sussex

Walid, A., dkk. 2019. Studi Morfologi Koloni Bakteri Udara di Lingkungan Fakultas

Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Jurnal IPA dan

Pembelajaran IPA. 3(1): 10-14.

Yusmaniar, dkk. 2017. Bahan Ajar Farmasi Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


LAMPIRAN

Jurnal
Buku

Anda mungkin juga menyukai