Basic Mechanic Course Sistem Pemindah Mekanis Technical Training Department PDF Free
Basic Mechanic Course Sistem Pemindah Mekanis Technical Training Department PDF Free
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan
kasih sayang kepada seluruh umat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ini
sesuai dengan yang diharapkan. Modul ini berjudul “Sistem Pemindah Mekanis” sebagai
salah satu materi dalam program Basic Mechanic Course di Putra Perkasa Abadi.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan yang dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun atas segala kekurangannya, sehingga akan menjadi sebuah
perbaikan di kemudian hari.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Akhir kata penulis berharap dengan segala
kekurangannya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 74
4
DAFTAR GAMBAR
5
Gambar 2. 10 Skematik synchromesh transmission.................................................................. 47
Gambar 2. 11 Skematik synchromesh transmission.................................................................. 48
Gambar 2. 12 Skematik synchromesh transmission.................................................................. 49
Gambar 2. 13 PIN Type Synchromesh ..................................................................................... 49
Gambar 2. 14 Struktur Komponen Synchromesh transmission pin type.................................... 50
Gambar 2. 15 Skematik Saat Netral.......................................................................................... 51
Gambar 2. 16 Skematik gear Shifting ....................................................................................... 51
Gambar 2. 17 Skematik Setelah Shifting................................................................................... 52
Gambar 2. 18 Shifter fork pada Transmisi sliding mesh ............................................................ 52
Gambar 2. 19 Gambar Gearshift lever ...................................................................................... 53
Gambar 2. 20 Skematik Gate Type........................................................................................... 53
Gambar 2. 21 Shifter fork netral ................................................................................................ 54
Gambar 2. 22 Kondisi pin x & y mengunci shaft........................................................................ 55
Gambar 2. 23 Pergerakan shaft A............................................................................................. 55
Gambar 2. 24 Stuktur Interlock Device ..................................................................................... 56
Gambar 2. 25 Gambar Interlock Device .................................................................................... 57
Gambar 3. 1 Adjustment Main Cluch Over Center Type ........................................................... 64
Gambar 3. 2 Adjusting Inertia Brake ......................................................................................... 65
6
PERISTILAHAN/ GLOSSARY
Engaged adalahsuatu kondisi pada clutch dimana permukaan disc terhubung pada flywheel
sehingga putaran flywheel (putaran engine) diteruskan ke input shaft transmisi.
Disengaged adalahSuatu kondisi dari friction clutch yang lepas/tidak berhubungan dari
permukaan flywheel sehingga hubungan antara engine dengan input shaft transmisi terputus.
Torque converter adalah suatu komponen pemindah tenaga yang hampir menyerupai fluid
coupling tetapi terdapat sub-component yaitu stator.
Friction clutch adalahsuatu komponen pemindah tenaga yang menggunakan media gesek
dalam penyaluran tenaga.
Friction surface adalah suatu luasan bidang gesek antara disc & plate dalam penyaluran
tenaga.
Disc adalah komponen pada clutch yang permukaannya kasar berbentuk pattern tertentu
sebagai media gesek yang berhubungan dengan pressure plate atau flywheel.
Plate adalah komponen pada clutch yang permukaannya halus dan berhubungan langsung
dengan disc.
Death point adalahsuatu kondisi terbentuknya sudut 90 derajad antara link dengan link height
pada saat proses dari disengage ke engage pada clutch tipe over center.
Booster adalah komponen yang berfungsi untuk meringankan kerja operator dalam engage dan
disengage sehingga tidak membutuhkan effort terlalu besar.
Inertia brake adalah komponen yang berfungsi untuk menghentikan putaran input shaft
transmisi pada saat proses disengage.
Gear ratio adalahNilai perbandingan dari jumlah gigi pada driven gear dibandingkan dengan
jumlah gigi drive gear.
Speed ratio adalahNilai perbandingan dari jumlah putaran output shaft dibandingkan dengan
jumlah putaran input shaft.
vii
Torque ratio adalahNilai perbandingan dari torque output shaft dibandingkan dengan torque
input shaft.
Lock detent adalahsuatu komponen yang berfungsi sebagai penahan atau locking.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul yang
harus dipelajari lebih awal sesuai dengan peta kedudukan modul.
1
4) Gunakan alat sesuai prosedur yang pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan belajar praktek yang belum jelas,harus meminta ijin
instruktur lebih dahulu.
6) Setelah selesai praktek, kembalikan alat dan bahan ke tempatsemula.
d. Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangilagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur yang bersangkutan.
D. Tujuan Akhir
2
Elemen Kriteria Lingkup Pokok Pembelajaran
No
Kompetensi Unjuk Kerja Bahasan Pengetahuan Ketrampilan Sikap
3. Klasifikasi
Clutch
4. Sistem Kontrol
Clutch
5. Inertia Brake
6. Universal Joint
3
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan tanda cek (v) kemampuan yang telah
dimiliki peserta dengan sikap jujur dan dapat dipetanggung jawabkan.
Jawaban Bila
jawaban
Kompetensi Pernyataan “ya”
Ya Tidak
kerjakan
Mampu 1. Saya mampu menjelaskan definisi,
mendeskripsikan klasifikasi, prinsip dasar, cara kerja dari Soal
komponen, jenis-jenis Clutch dan Mekanical latihan 1
lokasi, fungsi, Transmission.
pada Sistem 2. Saya mampu menjelaskan nama,
Pemindah struktur, fungsi dan cara kerja komponen Soal
Mekanis dengan yang terdapat pada Sistem Pemindah latihan 2
tepat dan benar Mekanis.
4
BAB II
PEMBELAJARAN
Rencanakanlah setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada instruktur jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.
2. Klasifikasi dan
cara kerja Clutch
3. Klasifikasi dan
cara kerja
Mekanical
Transmission
4. Control System
Mechanical
Transmission
5. Komponen-
komponen pada
Mechanical
Transmission
5
B. Kegiatan Belajar Peserta Pelatihan
KEGIATAN BELAJAR I
Tujuan Kegiatan Belajar 1
Prinsip Dasar Clutch
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Definisi dan
Keuntungan serta Dapat menjelaskan definisi
Kerugian Clutch Clutch dan klasifikasinya
System
Komponen- Dapat menjelaskan
Komponen Utama komponen Clutch
Clutch
Dapat menjelaskan cara
Klasifikasi Cltuch kerja Clutch pada masing-
Prinsip Dasar
Clutch masing jenis Clutch
Dapat menjelaskan prinsip
Clutch Control
kerja booster dan cara
System
kerjanya
Dapat menjelaskan fungsi
dan cara kerja beserta
Inertia Brake
testing and adjusting inertia
brake
Dapat menjelaskan prinsip
Universal Joint
kerja Universal Joint dan
cara kerjanya
6
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Definisi dan Keuntungan serta Kerugian Clutch System
Keterangan gambar:
1. Diesel Engine 6. Steering Brake
2. Main Clutch 7. Final Drive
3. Universal Joint P1. Hydraulic Pump
4. DD Transmission P2. Steering Pump
5. Steering Clutch
A. Fungsi clutch/kopling
1. Meneruskan/memutuskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga memungkinkan
kendaraan untuk bergerak/berjalan ataupun berhenti.
2. Untuk mempermudah ketika melakukan perpindahan kecepatan Gear Shifting
transmisi.
3. Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine, sementara
gigi transmisi tetap terpasang/masuk.
B. Persyaratan untuk clutch
Berkaitan dengan fungsinya dalam suatu sistem power train, clutch harus dapat
memenuhi persyaratan tertentu agar kendaraan dapat bergerak/berjalan dengan baik dan
pengoperasiannya juga tidak menyusahkan operator. Persyaratan untuk Clutch:
7
1. Harus bisa menghubungkan dan memutuskan (engaged/disengaged) dengan baik,
sehingga memungkinkan untuk meneruskan ataupun memutuskan tenaga dari engine
ke transmisi.
2. Harus memiliki torque transmitting capacity (kemampuan meneruskan tenaga) yang
cukup dan kemampuan tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur kerja.
3. Harus bisa melepaskan/memindahkan panas yang timbul dengan baik dan tidak
terpengaruh oleh kenaikan temperatur.
C. Keuntungan penggunaan clutch/kopling
1. Konstruksinya sederhana.
2. Harganya tidak terlalu mahal.
3. Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95%).
4. Maintenance / perawatan lebih mudah.
5. Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil.
A. DISC
8
Gambar 1. 3 Bentuk Pola Alur (Pattern) pada Disc
Dalam bentuk dan jenis disc tergantung pada tujuan penggunaan clutch tersebut.
Standard bentuk disc dan penamaan bagian-bagiannya (nomenclature) adalah seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas. Pola dan bentuk alur (pattern) sengaja dibuat
pada permukaan bidang gesek (facing material) dari disc dengan tujuan untuk
pendinginan clutch, mengurangi kerugian gesek (slip), memungkinkan kotoran dari hasil
gesekan dapat terbuang bersama oli dan untuk memungkinkan oli terbebas atau keluar
pada saat engage.
Facing material dan koefisien gesek ( ) pada disc dapat dilihat dalam tabel material
dan koefisien gesek disc dibawah ini:
9
- Cukup kasar, permukaan harus rata/datar agar kontak dengan disc juga bisa merata.
Gambar 1. 4 Bagian Plate untuk Fixed Clutch dan Bagian Plate untuk Rotating Clutch
C. CLUTCH SPRING
1. 2 Jenis Spring pada Clutch
a. Main Spring
Spring ini digunakan hanya pada main clutch type spring dan berfungsi sebagai
sumber tenaga yang akan menekan pressure plate agar disc dan plate dapat
engaged.
b. Return Spring
Spring ini bertugas untuk menarik kembali pressure plate pada posisinya pada saat
clutch diposisikan disengaged.
2. Pemeriksaan Spring
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain:
a. Menggunakan Spring Tester
Pemeriksaan dengan menggunakan spring tester dilakukan terhadap load pressure
(gaya tekan) dan panjang spring baik pada saat bebas (free) dan dibebani (loaded).
10
Gambar 1. 5 Pemeriksaan Gaya Tekan Spring
- Spring pitch
- Warna
- Free length
- Install length
D. CLUTCH ADJUSTER
Pada saat clutch disc sudah aus, clutch akan cenderung slip ketika mendapat
beban berat. Untuk mengatasinya (sebelum disc benar-benar aus/habis) dapat dilakukan
dengan mengencangkan adjuster. Pada prinsipnya dengan mengencangkan adjuster
tersebut menekan pressure plate lebih jauh agar celah (clearance) antara disc dan plate
kembali menjadi kecil/rapat.
11
1. Pada Spring Clutch
Clutch Adjuster
Ring Adjuster
Gambar 1. 8 Adjuster Ring (no 25) pada Over Center Clutch Type
12
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Klasifikasi Cltuch
Clutch diklasifikasikan dalam berbagai jenis dan tipe. Di bawah ini adalah bagan yang
menunjukkan pembagian clutch yaitu:
Ada bermacam-macam jenis clutch yang terdapat pada setiap transmission system.
Berdasarkan prinsip kerjanya secara umum clutch dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
A. FLUID COUPLING
Clutch jenis ini penerusan tenaganya dengan menggunakan media berupa
cairan/fluida. Secara umum clutch jenis ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Torque Converter (dengan stator)
2. Fluid Coupling (tanpa stator)
13
Gambar 1. 9 Torque Converter
B. FRICTION CLUTCH
Friction clutch dibedakan menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi tertentu antara lain:
1. Friction Surface
Menurut bidang gesek / friction surface clutch dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu “cone type” dan “disc and plate type”.
14
Gambar 1. 11 Stuktur bagian Plate Cone type
2. Cooling System
Berdasarkan sistem pendinginannya clutch dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Wet type
Terdapat media oli pada clutch system dan merendam beberapa bagian dari clutch.
Panas yang timbul pada disc dilepas ke oli dan juga oli tersebut berfungsi sebagai
untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak lainnya.
b. Dry type
Panas yang timbul pada disc clutch akibat friction/gesekan pada saat awal
engaged/disengaged dilepas langsung ke udara. Strukturnya lebih sederhana dan
tidak mungkin terjadi problem kebocoran oli.
3. Disc Quantity
Berdasarkan jumlah disc yang terdapat pada clutch system, clutch dibagi menjadi 3,
yaitu:
a. Single Disc : Menggunakan satu buah disc (driven plate)
b. Double Disc : Menggunakan dua buah disc (driven plate)
c. Multi Disc : Menggunakan tiga atau lebih disc (driven plate)
4. Cara Kerja
Berdasarkan cara kerjanya, clutch dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Spring Clutch Type
Untuk engaged disc dan plate menggunakan tekanan dari spring (spring loaded)
dan pengoperasiannya digerakkan dengan pedal (untuk men-disengaged-kan).
15
1) Coil Spring Type (GD510)
Gambar di bawah adalah contoh gambar yang menjelaskan cara kerja main
clutch spring type.
Cara kerja:
Pressure plate yang berhubungan langsung dengan spring tertekan kearah
kiri menekan disc sehingga putaran fly wheel dapat diteruskan ke input shaft
transmisi.
Keterangan gambar:
1. Shaft
2. Spring
3. Main clutch housing
4. Release lever
5. Gear
6. Driven plate
7. Driven plate
8. Cultch cover
9. Release bearing
10. Shifter block
16
Main Clutch
- Posisi Engaged:
Main clutch engaged ketika pedal main clutch dalam posisi tidak
diinjak. Saat itu spring (2) dalam kondisi tanpa tekanan sehingga spring
memanjang dan menekan plunger (18), rod (17) dan shifter (12) ke arah
kiri. Pada posisi ini maka support (15) yang mempunyai titik tumpu (A)
terhadap lever (4) yang masing-masing ujung lever duduk pada rod (17)
dan ujung lainnya bersinggungan dengan pressure plate (8)
mengakibatkan ujung yang bersinggungan pada pressure plate (8)
bergerak ke arahkanan menekan disc (6). Ini terjadi akibat bergeraknya
ujung lever (4) yang duduk pada rod (17) ikut bergerak kekiri seiring
dengan pergerakan rod (17) kearah kiri. Dengan kondisi disc yang tertekan
ke kanan mengakibatkan disc dan plate dalam posisi engaged dan dapat
meneruskan tenaga engine melalui flywheel menuju main clutch shaft (1)
yang akan diteruskan ke transmisi.
17
- Posisi Disengaged:
18
2) Diafragma Type (SCANIA)
Diafragma
Diafragma
19
Gambar 1. 17 Disc dan Plate Main Clutch Diafragma Type
- Disengage
Pada clutch scania, ujung bagian
dalam diafragma bertumpu pada
release bearing. Sedangkan ujung
bagian luar diafragma terikat pada
clutch cover dan pressure plate.
Ketika booster digerakkan maka
release bearing akan terdorong
kekanan oleh lever dan menarik
diafragma keluar. Diafragma bagian
luar akan ikut tertarik ke kanan
(menjauhi flywheel) sehingga
pressure plate yang terikat pada
bagian diafragma tersebut juga akan
tertarik ke kanan (menjauhii
flywheel).
Ini akan membuat disc tidak tertekan dan oleh gaya sentrifugal maka akan slip
dan terlempar kearah kanan secara otomatis sehingga clutch disengaged.
20
- Engaged
Ketika injakan pedal ditiadakan maka booster kehilangan tenaganya sehingga
diafragma spring akan menarik release lever ke kiri (mendekati flywheel).
Kondisi seperti ini akan membuat pressure plate kembali menkan disc ke
flywheel sehingga posisi unit dalam posisi engaged.
21
Keterangan :
22
Keterangan gambar:
1. Collar
2. Clutch shaft
3. Release yoke
4. Link
5. Link weight
6. Roller
7. Pressure plate
8. Clutch cover (Adjusting ring
Cara Kerja
1) Main Clutch Engaged
Gambar disamping adalah gambar main clutch
over center pada posisi engaged. Dengan
mengoperasikan lever main clutch maka
menggerakkan release yoke (3) dan
memindahkan collar (1) kearah kiri (mendekati
flywheel). Titik A yang merupakan kontak point
antara collar (1) dan link (4) akan bergerak
kearah kiri juga. Titik B yang menghubungkan
link (4) dengan weight link (5) akan tertarik
mendekati titik pusat dari main clutch (2).
Link weight (5) bergerak berlawanan dengan titik
B karena adanya titik C menjauhi titik pusat main
clutch shaft (2).
Pada kondisi ini (1), (2), (4) sampai (8) akan berputar, Link Weight (5) akan
bergerak kearah bawah karena adanya gaya sentrifugal “W” dan titik B yang
cenderung mendekati titik pusat main clutch shaft (2).
Dengan demikian, titik A mendekati flywheel dan menghasilkan gaya “F” untuk
menekan pressure plate (7) ke arah kiri sehingga disc & plate akan tertekan,
pada kondisi ini dapat dikatakan bahwa main clutch posisi engaged.
23
2) Main Clutch Death Point
Main clutch pada posisi dead point terjadi
apabila link (4) tegak lurus dengan main clutch
shaft (2), perputaran (1), (2), (4) sampai (8)
menghasilkan gaya sentrifugal “W” kearah
bawah karena adanya weight link (5). Akan
tetapi, setelah titik A & B tegak lurus terhadap
main clutch shaft (2) maka akan muncul gaya
“N” yang mendorong collar (1) kearah atas.
24
Uraian Materi Kegiatan Belajar 1
Clutch Control System
Pada Clutch terdapat suatu system control yang terdiri dari beberapa jenis. Secara
Umum Clutch dalam system kontrolnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
- Pedal (dengan diinjak dengan kaki)
- Lever (dengan digerakkan/didorong/ditekan dengan tangan)
A. PEDAL
Control system jenis ini dipakai untuk unit yang menggunakan Spring Clutch.
Pengoperasiannya adalah dengan jalan pedal diinjak dengan kaki.
Ada beberapa tipe control system pedal yaitu:
1. Mechanical Type
Mechanical type ini umum dipakai pada automobile. Adapun beberapa cirinya antara
lain:
a. Konstruksi sederhana.
b. Pergerakannya langsung dari linkage-linkage.
c. Tenaga yang dibutuhkan besar karena langsung melawan tenaga spring.
25
2. Booster Type
Booster type dibagi menjadi 2 macam:
a. Spring Type
Ket :
27. Main clutch booster body 31.Booster spring
28. Piston 32.Spring seat
29. Valve 33.lever
30. Valve guide 34.Lever
Gambar 1. 24 Konstruksi Single Acting Booster
27
Booster ini bekerja dengan bantuan tenaga hydrolis. Sewaktu engine
hidup, main clutch berada pada posisi engaged (clutch type spring ), dan oil
flow/aliran oli oleh pompa hanya mengalir melewati booster, kemudian digunakan
untuk pelumasan dan pendinginan ke clutch shaft. Unit yang menggunakan
booster tipe ini adalah GD510.
Cara Kerja:
Gambar 1. 25 Hydraulic Booster (Single Acting Type) Posisi “Off” (Clutch Posisi Engaged)
28
Gambar 1. 26 Hydraulic Booster (Single Acting Type) Posisi “ON” (Clutch Disengaged)
B. LEVER
Pada over center type clutch untuk meng-engaged maupun disengaged clutch
dikontrol dengan memakai lever. Supaya operator tidak cepat lelah maka dilengkapi
dengan booster (hydraulic booster) double acting type yang akan membantu operator
meng-engaged maupun disengaged clutch. Double acting booster ini juga merupakan
salah satu jenis Hydraulic Booster yang penggunaanya adalah untuk control system
lever, yaitu D70LE-8.
29
Keterangan:
30
- Main Clutch Engaged to Disengaged
31
- Main Clutch Disengaged to Engaged
Sewaktu main clutch lever ditarik ke belakang untuk engaged, booster spool (2)
akan bergerak ke arah kanan melalui lever dan linkage. Oil dari main clutch pump
masuk Port B dan kemudian melalui celah “b“ dan akhirnya ke Port F. Oli yang terjebak
pada Port F akan menekan booster sleeve (3) ke arah kanan dan main clutch yoke
yang terpasang pada booster sleeve akan bergerak untuk posisi engaged. Pada saat
booster sleeve bergerak ke arah kanan, celah “b“ antara sleeve dan spool akan makin
menyempit, sebaliknya celah “d“ akan terbuka . Ketika celah “d“ terbuka oli yang
terjebak di Port F akan dapat drain melalui Port D dan celah “d“. Akibatnya sleeve tidak
akan bergerak kanan lebih jauh lagi. booster sleeve akan kembali bergerak jika
spoolnya kita gerakkan/tarik ke arah kanan lagi (untuk menutup celah “d“ lagi). Karena
bekerjanya yang berurutan seperti di atas maka pergerakkan booster bisa lebih halus
(smoothly). Sedangkan tenaga yang dibutuhkan operator untuk disengaged/engaged
main clutch hanya sekedar untuk menggerakkan spool agar menutup celah “c“ (untuk
Disengaged) ataupun celah “d“ (untuk Engaged).
32
Reff: Shop ManualD70LE-8
Jika main clutch di-disengaged-kan maka output shaft main clutch masih berputar
karena gaya inertia. Apabila pada saat tersebut lever pemindah kecepatan dipindahkan ke
kecepatan yang lebih tinggi/rendah, maka akan timbul suara yag berisik. Juga gigi kecepatan
tidak bisa berhubungan (mesh). Agar pemindahan kecepatan tidak mengalami hal-hal yang
tidak diinginkan seperti diatas, maka tidak boleh ada ada putaran dari Input shaft transmisi,
Untuk menghentikan putaran dari main clutch output shaft tersebut di rem dengan inertia
brake. Inertia brake ini dipasang pada clutch over center type yang berpasangan dengan
transmisi constant mesh.
33
Keterangan:
1. Main clutch shaft
2. Inertia brake drum
3. Inertia brake band lining
4. Inertia Brake band
5. Adjustment Bolt
6. Brake Lever
Reff: SM D70LE-8
Cara kerja :
Ketika main cluth diposisikan ke disengaged, brake drum (2) yang dibaut denganmain
clutch shaft akan direm dengan brake band (3), sehingga putaran main clutch shaft
terhenti.
U-joint merupakan suatu komponen yang menghubungkan antara output shaft clutch
ke input shaft transmisi pada unut Bulldozer (D70LE-8). Terdiri dari sebuah cross joint yang
dapat bergerak (berputar) secara flexible. Kondisi seperti ini dimungkinkan supaya membuat
sambungan antara clutch assy yang menempel pada unit engine dengan transmission gear
box dapat flexible terhadap beban permukaan jalan yang tidak merata dan membuat antar
sumbu output clutch dan input transmisi tidak dalam kondisi satu sumbu.
Karena untuk masing-masing ujung cross joint yang selalu bergesekan karena
perputaran sihaft maka perlu dilakukan pelumasan berupa greasing secara manual.
34
Rangkuman Materi 1
1. Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerusan
tenaga (power train) pada suatu kendaraan.
2. Component Utama Clutch terdiri dari 4 jenis:
- Disc & Plate
- Clutch Spring
- Clutch Adjuster
3. Clutch diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria tertentu.
- Sistem pendinginnya
- Kuantitas Disc and Plate
- Konstruksi
4. Clutch memiliki 2 macam control system, yaitu pedal and lever
5. Control system untuk pedal type diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
- Mechanical Type
- Booster Type
6. Control system untuk booster type pedal diklasifikasikan menjadi 5, yaitu:
- Spring booster (Mechanical Booster)
- Non-servo type (Hydraulic Booster)
- Servo Type (Hydraulic Booster)
- Single Acting Booster (Hydraulic Type)
7. Control sytem untuk lever type adalah menggunakan Double Acting Booster
(Hydraulic Booster)
8. Inertia Brake adalah suatu mekanisme untuk menghentikan putaran sisa input
shaft transmisi sebelum aktivitas shifting berlangsung
35
KEGIATAN BELAJAR II
Kegiatan Pembelajaran 2
Transmisi
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Prinsip Dasar Dapat menjelaskan prinsip
Transmisi dasar Transmisi
Mengetahui
Klasifikasi Transmisi Dapat menjelaskan macam
komponen-
- macam Transmisi
komponen utama
Mengerti & dapat
transmisi dan
Komponen dan cara mengidentifikasi komponen
cara kerja
kerja Gear box dan menjelaskan cara kerja
transmisi.
Transmisi. komponen-komponen pada
gear box transmisi.
37
Uraian Materi Kegiatan Belajar 2
Prinsip Dasar Transmisi
A. FUNGSI TRANSMISSI
Mengatur Kecepatan gerak dan torque serta dapat membalik putaran sehingga
dapat mengarahkan suatu unit maju (forward) & mundur (Reverse).
B. PRINSIP DASAR
Pada dasarnya transmisi merupakan kumpulan dari roda gigi yang disusun pada
beberapa shaft (poros) dan dihubungkan sehingga dapat saling menggerakkan.
T = Rm x TA
Ket :
T = Output Torque
Rm = Gear Ratio
TA = Input Torque
Contoh Perhitungan
Dua Roda gigi berdiameter tidak sama dipasangkan sedemikian rupasehingga
roda gigi yang satu memutar roda gigi yang lain.
Roda gigi A, z1 = 25 teeth (Input) dimana n1 = 1600 rpm.
Roda gigi B, z2 = 100 teeth (Output).
n2 = ... ?
38
Jawab
Gear Ratio pada kedua roda gigi ini adalah :
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar roda gigi output dibandingkan
dengan input maka gear ratio akan semakin besar pula. Dan semakin besar gear ratio
maka torque output juga akan semakin besar.
Ket :
N = Jumlah Putaran Output
Rm = Gear Ratio
NA = Jumlah Putaran input
Jika putaran input (N) = 1600 rpm, dan Gear Ratio (Rm) = 4.
Maka :
39
Gambar 2. 1 Skematik Transmisi Roda Gigi
Pada transmisi jenis ini roda gigi tidak saling berhubungan pada kondisi netral. Input
Shaft berputar dan Intermediate shaft juga berputar akan tetapi Main shaft (output Shaft)
tidak berputar sehingga tidak terjadi penerusan tenaga. Penerusan tenaga terjadi dengan
jalan menggeserkan roda gigi masuk berkaitan dengan roda gigi lain.
Pada transmisi ini jenis roda gigi yang digunakan adalah roga gigi tipe lurus (spur
gear type). Sisi pada pertemuan roda gigi yang berpasangan dibuat agak bulat/tidak
bersudut tajam (champer). Ini dimaksudkan untuk mempermudah pemasukan roda gigi
dan tidak merusak sisi-sisinya. Supaya gear dapat bergerak (Sliding) maka shaft dibuat
beralur (Spline).
40
Ket :
41
Gambar 2. 4 Gear yang bekerja pada gigi kecepatan R1
42
B. CONSTANT MESH TRANSMISSION TYPE
Pada Transmisi jenis ini antara roda gigi sudah saling berhubungan akan tetapi
tidak terjadi penerusan tenaga karena antara roda gigi dengan shaft pada main shaft tidak
berhubungan (spline).
Untuk dapat memindahka tenaga dari satu shaft ke shaft lainnya maka harus
dihubungkan antar coupling pada shaft ke gear B seperti yang ditunjukkan pada gambar
diatas.
43
Gambar 2. 7 Komponen Transmisi Constant Mesh pada D70LE-8
44
C. SYNCHROMESH TRANSMISSION TYPE
Pada dasarnya transmisi tipe synchromesh mempunyai konstruksi yang hampir
sama dengan constant mesh akan tetapi pada transmisi jenis ini mempunyai keuntungan
yaitu dapat dilakukan perpindahan gigi dalam kondisi shaft yang masih berputar.
Transmisi jenis ini terdiri dari 2 jenis yaitu Key type & Pin type.
45
Komponen utama dari Synchromesh Transmission Key type.
- Clutch Hub: Dipasang pada clutch dengan menggunakan spline. Sebagai tempat
dudukan clutch hub sleeve.
- Clutch Hub Sleeve: terpasang pada bagian luar clutch hub yang dihubungkan dengan
spline dengan alur dibagian luarnya sebagai dudukan shifter fork. Komponen inilah
yang akan menghubungkan antara clutch hub yang berhubungan langsung dengan
shaft dengan second gear yang berhubungan langsung dengan Main gear dalam
penyaluran tenaga.
- Synchronizer ring: terpasang pada bagian luar dari second gear dengan sisi dalam
berbentuk tirus yang menyesuaikan dengan permukaan second gear. Komponen ini
berfungsi untuk menyamakan putaran antara shaft dengan gear pada saat
perpindahan gigi.
- Shifting Key: dipasang pada alur yang terletak pada bagian luar clutch hub yang akan
menekan clutch hub sleeve karena didorong oleh key spring. Synchromesh shifting
dipasang pada clutch hub sebanyak 3 buah.
Jika shaft B berputar, maka gear U akan memutar gear X dan gear V akan
memutar gear Y. Putaran dari gear X ataupun gear Y tidak aka diteruskan ke shaft
A.
46
b. Saat Gear Shifting
Jika clutch hub sleeve digerakkan kearah kanan, maka shifting key akan
bergerak kearah yang sama. Gerakan shifting key akan mendorong synchronizer
ring kearah kanan sehingga putaran dari gear akan diteruskan ke synchronizer ring.
47
Gambar 2. 11 Skematik synchromesh transmission
Clutch hub sleeve mendorong shifting kearah bawah sehingga clutch hub
sleeve spline bergerak mendekati synchronizer ring. Akhirnya clutch hub sleeve
spline bergabung dengan gear spline pada second gear sehingga main gear akan
meneruskan tenaga dari putaran input shaft ke mainshaft.
48
Gambar 2. 12 Skematik synchromesh transmission
Keterangan gambar:
1. Pin
2. Clutch
3. Fork
4. Spring
5. Ball
6. Guide pin
7. Cone
8. Disc
49
Keterangan:
2. Pin 4. Ball 6. Clutch
3. Guide pin 5. Spring 7. Cone
50
Cara kerja Pin type synchromesh transmission:
1) Saat Netral.
Jika shaft B berputar maka gear S dan shaft T akan ikut berputar tapi shaft A
dihubungkan Clutch tidak berputar.
Jika clutch digerakkan kearah kanan maka cone akan bergeser kearah yang sama
mendekati disc, dan akhirnya clutch akan terputar.
51
3) Setelah Shifting.
Begitu clutch digerakkan kearah kanan lebih jauh lagi ball akan tertekan. Clutch
akan menghubungkan clutch gear melalui spline bagian dalam clutch.
A. SHIFTER FORK
Fungsi:
- Memindahkan atau menggeser roda gigi pada transmisi sliding mesh.
- Memindah dan menggeser coupling gear pada transmisi contant mesh.
- Memindah atau menggeser clutch hub sleeve pada transmisi synchromesh.
Shifter fork duduk pada Shifter fork shaft.
52
B. GEAR SHIFT LEVER
Gear shift lever berfungsi untuk menggerakkan shifter fork shaft sehingga
shifter fork dapat berpindah posisi. Gear shift lever digerakkan oleh operator dalam
pengoperasiannya.
53
Gate bergerak melintang terhadap shifter fork shaft. Gear shift lever bergerak
memanjang dan mengarahkan shifter fork shaft maju dan mundur. Pada tipe ini shifter
fork yang tidak terpakai akan terkunci oleh gate. Seperti yang terlihat pada gambar
diatas bahwa shifter fork shaft A dan C terkunci oleh Gate. Sedangkan shifter fork shaft
B menjadi bebas sehingga gear shift lever dapat menggerakkan shifter fork shaft B.
apabila hendak memindahkan kecepatan dimana shifter fork terpasang pada shifter
fork shaft A, maka shifter shaft B harus dinetralkan dulu selanjutnya gate baru dapat
digeser dan akan mengunci shifter fork shaft B & C pada posisi netral.
b. Pin type
Untuk mencegah terjadinya dua buah gigi kecepatan berhubungan, shifter fork
dikunci menggunakan pin.
Seperti terlihat pada gambar diatas shifter fork shaft A, B, C dalam kondisi netral.
Pada kondisi ini shifter fork shaft tidak terkunci oleh pin (salah satu shaft dapat
digerakkan).
54
Gambar 2. 22 Kondisi pin x & y mengunci shaft
Kondisi seperti ini akan menggerakkan pin X ke kiri dan Y ke kanan sehingga
akan mengunci shaft A & shaft C. untuk menggerakkan shaft yang lainnya tidak dapat
dilakukan kecuali harus dinetralkan terlebih dahulu.
Selanjutnya shifter fork shaft yang lainnya baru dapat digerakkan (misalnya
shifter fork shaft A, seperti gambar diatas). Pada kondisi ini pin X akan bergerak
kearah kanan dan mengunci shifter fork shaft B. pada saat yang sama pin Z juga akan
menekan kekanan dan menekan pin Y sehingga shifter fork shaft C juga akan terkunci.
55
D. INTERLOCK DEVICE
Pada unit transmisi untuk menghindarkan lepasnya roda gigi kecepatan karena
pengaruh getaran, maka dipasang lock detent untuk mengunci shifter fork agar tidak
dapat bergeser.
Sedangkan pada unit Bulldozer dipasang Interlock Device yang berfungsi untuk:
- Mencegah bergeraknya shifter fork shaft dengan sendirinya karena pengaruh getaran.
Sehingga dapat menghindarkan lepasnya hubungan roda gigi kecepatan atau roda gigi
directional.
- Mencegah pemindah gigi arah (Maju atau Mundur) ataupun tingkat kecepatan pada
transmisi tanpa mengoperasikan lever ataupun pedal terlebih dahulu.
56
Gambar 2. 25 Gambar Interlock Device
57
Cara Kerja Interlock Device :
1. Lever Main Clutch posisi Engaged
Pada kondisi seperti ini shifter fork shaft tidak dapat digerakkan karena interlock
plunger mengunci shifter forkshaft. Interlock plunger tidak dapat naik keatas karena
dikunci oleh interlock shaft.
Selanjutnya apabila shifter fork shaft gerakannya berhenti pada posisi yang telah
ditentukan maka interlock plunger akan ditekan oleh interlock spring sehingga duduk
pada alur shifter fork shaft. Kemudian jika main clutch kembali diposisikan pada posisi
engaged maka interlock plunger akan terkunci oleh interlock shaft karena terkena
bagian yang tanpa notch. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika tidak ada aktifitas
untuk meng-engaged dan disengaged-kan clutch maka interlock device dalam posisi
mengunci.
58
Rangkuman Materi 2
1. Transmisi berfungsi untuk mengatur pemindahan tenaga dari engined dengan
mengatur kecepatan dan torque.
2. Secara umum transmisi dibagi menjadi 3 yaitu sliding mesh (Non Contant mesh),
Constant Mesh, Synchromesh.
3. Sliding mesh type pemasukan gigi transmisi dengan cara menggeser roda gigi
itu sendiri.
4. Contant mesh type roda gigi sudah saling berkait akan tetapi tidak terjadi
pemindahan tenaga karena gear tidak terhubung langsung dengan shaft.
5. Synchro mesh konstruksinya hampir sama dengan contant mesh akan tetapi tipe
ini mempunyai kostruksi tirus yang berfungsi untuk menyamakan putaran saat
pemindahan gigi.
6. Control system transmisi terdiri dari beberapa komponen antaralain Shifter fork,
Shift control lever, DMPD (Double Mesh Preventive Device), Interlock Device.
59
KEGIATAN BELAJAR III Tujuan
Kegiatan Pembelajaran 3
Penyetelan dan Analisa Trouble Pada Transmission System And Clutch
Ranah
Elemen Kegiatan
Indikator Keberhasilan Kompetensi
Kompetensi Pembelajaran
P K S
Tata Cara Peng- Komponen Main Clutch Dapat meidentifikasi dan
Adjustan Dan dan Inertia Brake mengadjust Main Clutch dan
Trouble Yang Inertia brake
Terjadi Pada Troubleshooting Dapat mengidentifikasi
Transmission Tranmsisi kerusakan akibat komponen
System And Clutch transmisi
61
Uraian Materi Kegiatan Belajar 3
Testing Adjusting Main Clutch dan Inertia Brake
A. MAIN CLUTCH
Symptom: Low Power
Sebelum melaksanakan troubleshooting terhadap main clutch, harus yakin bahwa
kondisi dan performance engine baik (std). Untuk itu harus terlebih dahulu
mengececk/mengetest engine. Setelah dipastikan engine dalam kondisi baik, baru
lakukan langkah sebagai berikut :
62
1. Testing Clutch Slippage
a. Hidupkan engine dan panaskan hingga mencapai temperature kerja (jarum
penunjuk temperature air pendingin engine berada di daerah normal / hiaju).
b. Usahakan agar out-put shaft main clutch mendapat overload, yaitu dengan
memberikan beban berlebihan pada unit (dapat dengan cara menanamkan blade
pada tanahatau kedua steering brake diinjak sampai full).
c. Masukkan handel transmisi pada posisi maju dengan kerapatan tertinggi.
d. Naikkan speed engine sampai maksimum. Gerakan lever main clutch ke posisi
engaged (atau lepaskan pedal pada clutch spring type) dengan perlahan-lahan,
perhatikan keadaan engine stall atau tidak. Ukur waktu sampai engine menjadi stall.
(*Standart waktu: 0,8 – 1,3). Jika tidak stall perhatikan U-joint berputar atau tidak.
Ketentuan :
- Engine stall dalam waktu 0,8 – 1,3 detik berarti clutch tidak slip
- Engine stall dalam waktu lebih dari dan sama dengan 1,3 detk berarti main clutch
perlu penyetelan.
- Engine tidak stall (tetap berputar) dan :
U-joint berhenti: Main clutch slip
U-joint berputar: Clutch harus ditest lagi setelah steering clutch di-adjust.
63
Gambar 3. 1 Adjustment Main Cluch Over Center Type
B. INERTIA BRAKE
Symptom : Transmisi susah masuk
TRANSMISSION TROUBLESHOOTING
Symptom : Susah Memindahkan gigi (Gear Shifting)
Penyebab dari trouble ini bias dari clutch atau inertia brake, juga bias dari transmisi
atau linkage-linkagenya. Oleh sebab itu harus diyakinkan dahulu bahwa clutch / inertia brake
dalam kondisi baik sebelum pemeriksaan transmisi.
65
Symptom: Gigi transmisi selip ketika jalan (Netral Sendiri).
66
Rangkuman Materi 3
1. Sebelum melaksanakan troubleshooting terhadap main clutch, harus yakin bahwa
kondisi dan performance enginee baik (std).
2. Pengetest-an dilakukan dengan mengukur slippage pada komponen clutch.
3. Pengetest-an pada Inertia brake dilakukan dengan pengukuran waktu
berhentinya brake saat clutch disengaged.
4. Sebelum mengambil langkah pemeriksaan kerusakan transmisi, pastikan kondisi
clutch dan Inertia brake dalam kondisi standart.
67
BAB IV
PENUTUP
73