Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ANALISIS SKALOGRAM

DAN SENTRALITAS MARSHAL


Disusun untuk memenuhi mata kuliah pemetaan tata ruang
(TKP155P)

Dosen pembimbing :
Widjanarko, ST ,MT
Sri Rahayu, SSi,MSi

Disusun oleh :

Hilda Yulianna 21040115060033

Elvara kusumadewi H. 21040115060034

Program Studi Diploma III Perencanaan Wilayah Dan


Kota
Departemen Sipil Dan Perencanaan Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
2017
1. Tinjauan Wilayah
Maluku adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Maluku atau yang
lebih dikenal secara internasional dengan sebutan Moluccas berbatasan dengan
Laut Seram di sebelah utara, Pulau Sulawesi di sebelah barat, Pulau Irian di
sebelah timur, serta Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan selatan.
Ibu kota Provinsi Maluku ini adalah Ambon.
Provinsi Maluku adalah bagian dari gugusan Kepulauan Maluku dengan
luas total 705.645 km2 yang terbagi antara lain luas daratan adalah sebesar
47.350,42 km2 dan luas perarian adalah sebesar 658.294,69 km2 Secara
astronomis, Provinsi Maluku terletak di 2º 03 ' - 9º Lintang Selatan dan 124º -
136º. Provinsi Maluku mempunyai kekayaan hasil perikanan sehingga ditetapkan
sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 , Provinsi Maluku memiliki potensi
perikanan yang luar biasa banyaknya disertai laut yang kaya dan masih terjaga
dari campur tangan manusia. Produksi hasil ikan di Provinsi Maluku antara lain
adalah ikan cakalang, ikan mubara, ikan momar, ikan puri, ikan raja bau, ikan
lompa serta Teripang.
Provinsi Maluku merupakan bagian dari kepulauan Indonesia bagian timur
dimana umumnya mengalami dampak benturan lempeng Pasifik, lempeng Indo -
Australia dan lempeng Eurasia relatif lebih intensif yang menyebabkan wilayah
ini menjadi salah satu yang sangat dinamis dengan berbagai jenis bahan
tambang. Pulau Halmahera pada lengan bagian barat laut didominasi oleh
batuan vulkanik kalsium-alkalin berumur kwarter yang terdiri dari lava breksi dan
tufa andesitik-basaltik dikenal dengan formasi Kayasa dan Togawa. Sedangkan
pada lengan bagian selatan didominasi oleh batuan sedimen dan batuan
vulkanik menengah berumur tersier.
Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi
Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas
gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku. Provinsi Maluku
terdiri dari 11 Kabupaten /Kota, 76 Kecamatan, 33 Kelurahan dan 865 desa. Kota
ambon memiliki memiliki koordinat geografis dengan Garis Lintang : 2º 30' - 9º
LS dan
Garis Bujur : 124º - 136º BT. Sedangkan untuk batas wilayah kota ambon
berbatasan dengan :

Batas Barat : Pulau Sulawesi / Laut Sulawesi


Batas Timur : Pulau Irian / Provinsi Papua
Batas Utara : Laut Seram
Batas Selatan : Lautan Indonesia dan Laut Arafuru

2. Metode Analisis Indeks Sentralitas

Metode Indeks Sentralitas dipergunakan untuk mengetahui jenis fasilitas


dan jumlah penduduk yang dilayani serta seberapa besar frekuensi keberadaan
suatu fungsi yang menunjukkan jumlah fungsi sejenis yang ada dan tersebar di
Kota Ambon. Untuk pembentukan skenario/alternatif penambahan kecamatan
baru, indeks sentralitas dipergunakan sebagai tolak ukur kemerataan
penyediaan sarana pada masingmasing alternatif kecamatan (Budiharsono,
2005). Tahapan dalam metode ini antara lain:
1. Kecamatan kecamatan Kota Ambon disusun urutannya berdasarkan jumlah
dan jenis fasilitas yang ada pada wilayah tersebut.
2. Fasilitas disusun urutannya berdasarkan kecamatan yang memiliki jenis
fasilitas tersebut.
3. Peringkat fasilitas disusun urutannya berdasarkan total nilai fasilitas.
4. Peringkat kecamatan disusun urutannya berdasarkan jumlah total fasilitas
yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan / hitung bobotnya.
5. Setelah didapatkan nilai indeks fungsi (indeks sentralitas) masing-masing
kecamatan, selanjutnya disusun urutan fungsi dari kelurahan dengan nilai indeks
terkecil sampai yang terbesar dengan menggunakan perhitungan sturgess.
Dengan rumus sebagai berikut :
• Menghitung bobot dari tiap fasilitas. Bobot masing-masing fasilitas ini
didapatkan dari rumus :

t
C=
T

dimana C: bobot per fasilitas


t: nilai sentralitas total, diambil sama dengan 100
T: jumlah total atribut

100
Contoh : C= 8 =12.5

• Menghitung Indeks sentralitas dari tiap fasilitas. Indeks sentralitas masing


masing fasilitas dapat dihitung dengan rumus :

C= bobot perfasilitas x jumlah sarana perfasilitas


Contoh : 12.5 x 4 = 100

Berikut adalah tabel Indeks sentralitas dan jumlah sarana tiap kecamatan
Jumlah
Jumlah
NO Kecamatan Indeks
sarana
Sentralitas

1 Nusaniwe 573.3774 283

2 Sirimau 1003.851 475

3 Teluk ambon 369.7411 136

4 T.a. baguala 440.6826 247

Leitimur 112.3479 43
5
selatan
Jumlah 2500 1184

Jumlah
Kategori 3
Nilai tertinggi 1003.8
51
112.34
Nilai terendah 79
891.50
Selisih Katego
31
ri
297.16 Nilai
Kategori Renda
77 409.51
h 56
Sedan 706.68
Tabel jumlah g 33 indeks sentralitas dan hasil klasifikasi
kategori 1003.8
Tinggi 51
N Kecamatan Jumlah Indeks Kategori
O Sentralitas
1 Nusaniwe 573.3774 Sedang
2 Sirimau 1003.851 Tinggi
3 Teluk ambon 369.7411 Rendah
4 T.a. baguala 440.6826 Sedang
5 Leitimur 112.3479 Rendah
selatan
Jumlah 2500

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ada 3 kategori yaitu rendah,


sedang, dan tinggi. Daerah yang berada di kategori rendah ada di kecamatan
Teluk Ambon dan Leitimur Selatan, daerah yang berada di kategori sedang ada di
kecamatan Nusaniwe dan T.a. Baguala, sedangkan daerah yag berada di kategori
tinggi ada di kecamatan Sirimau. Sirimau mejadi kategori yang tinggi karena di
kecamatan tersebut sudah banyak tesedianya sarana dan prasarana yang
memadai, ini dibuktikaaan dengan data yang ada dari bps, selain itu sirimau
mempunyai 2 pelabuhan yaitu salah satunya pelabuhan yos sodarso merupakan
pelabuhan utama di kota ambon yang berarti apabila suatu daerah ada
pelabuhan ini menandakan daerah tersebut pertukaran uangnya baik dan juga di
Sirimau merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak di Kota Ambon,
sedangkan untuk daerah kecamatan yang paling sedikit penduduknya berada di
kecamatan Leitimur selatan ini karena di kecamatan tersebut merupakan
kecamatan yang mempunyai fasilitas paing sedikit.

Untuk kecamatan lainnya seperti di kecamatan Teluk Ambon, kecamatan


tersebut merupakan kecamatan yang paling luas wilayahnya namun memiki
jumlah penduduk yang relati hanya sedikit sekitar 48.000 jiwa, tetapi hanya di
kecamatan Teluk Ambon yang memiliki bandara utama di Kota Ambon
sedangkan kecamatan lainnya tidak mempunyai bandar udara dan juga
kecamatan ini mempuyai 2 pelabuhan keduanya merupakan pelabuhan yang
digunakan untuk penyebrangan saja .
Tabel jumlah penduduk

Jumlah Jumlah x
Kecamatan penduduk Bobot bobot
0.0002
Nusaniwe 111671 43 27.12983
0.0002
Sirimau 174045 43 42.28324
0.0002
Teluk ambon 47777 43 11.60715
0.0002
T.a. baguala 66442 43 16.1417
Leitimur 0.0002
selatan 11682 43 2.838075
Jumlah 411617

Tabel jumlah sarana pendidikan

Kecamatan Jumlah pendidikan


T SM SM SM
K SD P U K
2
Nusaniwe 2 56 11 9 3
3
Sirimau 4 77 25 17 6
1
Teluk ambon 4 35 8 5 3
1
T.A. baguala 2 31 9 7 5
Leitimur
selatan 3 12 4 2 1
8 21
Jumlah 5 1 57 40 18
Tabel sarana kesehatan

Kesehatan
Kecamatan RUMA KLINIK/BAL
RUMAH PUSKESM PUSKESMAS POLINDE PRAKTEK DEPOT
H POSYANDU AI APOTIK
BERSALIN AS PEMBANTU S BIDAN OBAT
SAKIT KESEHATAN
Nusaniwe 3 0 6 12 0 2 0 0 9 4
Sirimau 3 0 8 3 0 3 0 0 52 22
Teluk ambon 1 0 2 7 0 2 0 0 11 0
T.A. baguala 3 0 4 5 0 0 0 0 4 2
Leitimur selatan 0 0 2 8 0 0 0 0 0 0
Jumlah 10 0 22 35 0 7 0 0 76 28

Tabel sarana peribadatan


Peribadatan
Kecamatan
Masjid Langgar Mushola Gereja protestan Gereja katolik Kapel Pura Vihara
Nusaniwe 16 6 7 95 4 5 1 1
Sirimau 76 6 14 92 3 7 1 1
Teluk ambon 0 0 0 30 3 2 0 0
T.a. baguala 65 0 29 50 6 3 0 0
Leitimur selatan 0 0 0 10 0 0 0 0
Jumlah 157 12 50 277 16 17 2 2

Tabel sarana transportasi


Transportasi
Kecamatan Bandara Pelabuhan Terminal
Nusaniwe 0 0 0
Sirimau 0 2 1
Teluk ambon 1 2 0
T.a. baguala 0 0 0
Leitimur selatan 0 0 1
Jumlah 1 4 2

Jumlah pendidikan
Kecamatan T Jumlah Jumlah*bo Sm Jml Sm Bob Jmlh Sm Jmlh*bob
k Bobot *bobot Sd Bobot bot p Bobot *bobot u ot *bobot k Bobot ot
2 1.1764 0.4739 1.7543 19.2982 5.5555
Nusaniwe 2 71 25.88235 56 34 26.54028 11 86 5 9 2.5 22.5 3 56 16.66667
3 1.1764 0.4739 1.7543 43.8596 5.5555
Sirimau 4 71 40 77 34 36.49289 25 86 5 17 2.5 42.5 6 56 33.33333
1 1.1764 0.4739 1.7543 14.0350 5.5555
Teluk ambon 4 71 16.47059 35 34 16.58768 8 86 9 5 2.5 12.5 3 56 16.66667
1 1.1764 0.4739 1.7543 15.7894 5.5555
T.a. baguala 2 71 14.11765 31 34 14.69194 9 86 7 7 2.5 17.5 5 56 27.77778
Leitimur 1.1764 0.4739 1.7543 7.01754 5.5555
selatan 3 71 3.529412 12 34 5.687204 4 86 4 2 2.5 5 1 56 5.555556
8 21
5 1 57 40 18

Kecamatan
Jumlah total indeks sentralitas Jumlah total sarana pendidikan Jumlah total srana *jumlah is
Nusaniwe
110.8875 101 11199.64
Sirimau
196.1859 159 31193.55
Teluk ambon
76.26002 65 4956.901
T.a. baguala
89.87684 64 5752.118
Leitimur selatan
26.78971 22 589.3737

Kecamatan Kesehatan
Rumah Bobot Jumla Rumah Puske Bobot Jumlah Puskesm Bobot Jumlah Posya
sakit h bersalin smas *bobot as *bobot ndu
*bobo pembant
t u
4.5454 27.272 2.85714
Nusaniwe 3 10 30 0 6 12 34.28571 0
55 73 3
4.5454 36.363 2.85714
Sirimau 3 10 30 0 8 3 8.571429 0
55 64 3
4.5454 9.0909 2.85714
Teluk ambon 1 10 10 0 2 7 20 0
55 09 3
4.5454 18.181 2.85714
T.a. baguala 3 10 30 0 4 5 14.28571 0
55 82 3
Leitimur 4.5454 9.0909 2.85714
0 10 0 0 2 8 22.85714 0
selatan 55 09 3
10 0 22 35 0

KESEHATAN
KLINIK/BALAI jumlah POLINDE PRAKTEK APOTI jumlah DEPOT jumlah
KESEHATAN bobot *bobot S BIDAN K bobot *bobot OBAT bobot *bobot
14.2857 1.31578 3.57142
2 1 28.57143 0 0 9 9 11.84211 4 9 14.28571
14.2857 1.31578 3.57142
3 1 42.85714 0 0 52 9 68.42105 22 9 78.57143
14.2857 1.31578 3.57142
2 1 28.57143 0 0 11 9 14.47368 0 9 0
14.2857 1.31578 3.57142
0 1 0 0 0 4 9 5.263158 2 9 7.142857
14.2857 1.31578 3.57142
0 1 0 0 0 0 9 0 0 9 0
7 0 0 76 28

PERIBADATAN
jumlah LANGG jumlah jumlah GEREJA jumlah
KECAMATAN MASJID bobot *bobot AR bobot *bobot MUSHOLA bobot *bobot PROTESTAN bobot *bobot
0.636 10.1910 8.3333
nusaniwe 16 943 8 6 33 50 7 2 14 95 0.361011 34.29603
0.636 48.4076 8.3333
sirimau 76 943 4 6 33 50 14 2 28 92 0.361011 33.213
0.636 8.3333
teluk ambon 0 943 0 0 33 0 0 2 0 30 0.361011 10.83032
0.636 41.4012 8.3333
T.A. baguala 65 943 7 0 33 0 29 2 58 50 0.361011 18.05054
leitimur 0.636 8.3333
selatan 0 943 0 0 33 0 0 2 0 10 0.361011 3.610108
157 12 50 277

GEREJA
KATOLI jumlah jumlah jumlah jumlah
K bobot *bobot KAPEL bobot *bobot PURA bobot *bobot VIHARA bobot *bobot
5.8823 29.411
4 6.25 25 5 53 76 1 50 50 1 50 50
5.8823 41.176
3 6.25 18.75 7 53 47 1 50 50 1 50 50
5.8823 11.764
3 6.25 18.75 2 53 71 0 50 0 0 50 0
5.8823 17.647
6 6.25 37.5 3 53 06 0 50 0 0 50 0
5.8823
0 6.25 0 0 53 0 0 50 0 0 50 0
16 17 2 2

Transportasi
Jumlah Pelabuha Jumlah Termin Bob Jumlah
Kecamatan Bandara Bobot *bobot n Bobot *bobot al ot *bobot
Nusaniwe 0 100 0 0 25 0 0 50 0
Sirimau 0 100 0 2 25 50 1 50 50
Teluk ambon 1 100 100 2 25 50 0 50 0
T.a. baguala 0 100 0 0 25 0 0 50 0
Leitimur
selatan 0 100 0 0 25 0 1 50 50
1 4 2

KECAMATAN TELEKOMUNIKASI
KANTOR jumlah SENTRA bob jumlah WART bob jumlah
TELEPON bobot *bobot TELEPON ot *bobot EL ot *bobot
nusaniwe 1 33.33333 33.33333 0 50 0 10 2 20
sirimau 1 33.33333 33.33333 1 50 50 20 2 40
teluk ambon 0 33.33333 0 0 50 0 10 2 20
T.A. baguala 1 33.33333 33.33333 1 50 50 10 2 20
leitimur
selatan 0 33.33333 0 0 50 0 0 2 0
3 100 2 50
3. Analisis Skalogram
A. Pengertian
Analisis Skalogram Guttman merupakan suatu alat perencanaan yang digunakan untuk menentukan tingkat kekotaan
suatu daerah. Metode ini ditemukan oleh Louis Guttman pada tahun 1944. Dalam menentukan tingkat kekotaan daerah yang
ditandai dengan besar skala pelayanan daerah metode skalogram menggunakan pendekatan fasilitas perkotaan.

B. Pembahasan

Dalam penentuan hierarki pelayanan fasilitas sarana dan prasarana di Kota Ambon dilihat dari klasifikasi
orde yang didapat dari analisis skalogram. Perhitungan skalogram dijabarkan dalam tabel yang berisi fasilitas
perkecamatan. Adanya fasilitas pada setiap kecamatan ditandai dengan angka “1” sedangkan angka “0”
menunjukkan kecamatan yang tidak memiliki jenis fasilitas. Tabel tersebut dijumlahkan secara horizontal dan
vertikal, kemudian diurutkan dari jumlah angka terbesar yang diletakkan paling atas dan paling kiri. Setelah
diurutkan maka nilai kesalahan (error) dan hierarki dapat dicari. Kemudian mencari COR menggunakan rumus COR
(Coeffisien of Reproducibility) yang berfungsi untuk pengujian kelayakan skalogram. Dalam hal ini koefisien
dianggap layak apabila bernilai 0,9 –1. Hierarki yang didapat menggunakan rumus dan perhitungan menjelaskan
banyaknya kelas atau orde fasilitas sarana dan prasarana. Semakin tinggi nilai orde (orde I) maka semakin tinggi
hierarki.
Analisis Skalogram pada umunya dipergunakan untuk menganalisis pusat-pusat permukiman, khususnya
hirarki atau orde pusat-pusat permukiman. Analisis ini untuk memberikan gambaran adanya pengelompokkan
permukiman sebagai pusat pelayanan dengan mendasarkan pada kelengkapan fungsi pelayanannya. Fasilitas yang
digunakan pada penilaian ini adalah fasilitas yang mencirikan fungsi pelayanan sosial dan ekonomi dengan kriteria
obyek tunggal dan terukur serta sedapatnya memiliki karakteristik hirarkis atau berjengjang. Tahapan pertama
dalam analisis ini adalah memilih jenis fasilitas yang digunakan sebagai variabel dalam matriks skalogram, berikut
ini adalah tabel jenis fasilitas di Kota Ambon:
Gambar 3.1
Tabel Jenis Fasilitas
Kota Ambon

Dari hasil penjumlahan, daerah yang memiliki fasilitas terlengkap yaitu Kecamatan Sirimau sebanyak 24
jenis fasilitas, sedangkan Kecamatan Nusaniwe berjumlah 21 fasilitas, Kecamatan T. A Baguala sebanyak 18 fasilitas,
Kecamatan Teluk Ambon sebanyak 16 fasilitas dan Kecamatan Leitimur Selatan berjumlah 10 jenis fasilitas. Lalu, kita
tentukan nilai kesalahan fasilitas tiap kecamatannya. Penentuan jumlah kesalahan bisa dilihat dari tabel berikut:

Gambar 3.2
Tabel Kesalahan Skalogram
Sebelum ke langkah selanjutnya, perlu kita cek dahulu melalui perhitungan tingkat kesalahan yang biasa disebut COR
(Coefficient of Reducibility), jika hasilnya semakin mendekati angka 1 maka tingkat validitas datanya semakin baik. Cara
menghitung nilai COR adalah dengan rumus :
(CR) = 1 – Jumlah kesalahan
NxK
CR : Tingkat Kesalahan
N : Jumlah Fasilitas
K : Jumlah Kecamatan
Perhitungan CR = 1 – 22 = 0,82 ( cukup valid )
(25x5)
Karena nilai CR cukup valid, kita bisa langsung menuju langkah selanjutnya. Namun jika nilai CR masih jauh dari
angka 1 bahkan kurang dari 0,05 sebaiknya kolom fasilitas yang memiliki banyak nilai 0 di semua kecamatannya ( tidak
terdapat fasilitas ) dihilangkan saja.
Tahapan selanjutnya yaitu menentukan jumlah orde berdasarkan rumus dibawah ini:
Jumlah Orde = 1+3,3 Log n dengan n adalah jumlah kecamatan. Berikut adalah perhitungannya:
= 1+3,3 Log n
= 1+3,3 Log 25
= 3,3
Jumlah Orde= 3,3 pembulatan menjadi Jumlah Orde=3
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah orde, Kota Ambon akan di klasifikasikan kedalam 3 orde. Sebelum menentukan
urutan orde kita susuh dahulu range-nya dengan rumus:
Interval = Nilai Tertinggi-Nilai Terendah
Jumlah Orde
Perhitungan panjang interval = 24-10 = 17 = 4,6
3 3

Dari hasil perhitungan panjang interval kita telah dapat menentukan klasifikasi orde Kota Ambon dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 1
Klasifikasi Orde Kota Ambon
Klasifika
si Range Kecamatan
orde 1 19,34 - 24 Sirimau, Nusaniwe
14,67 - T.A Baguala,Teluk
orde 2 19,34 Ambon
orde 3 10 - 14,67 Leitimur Selatan

Gambar 3.3
Peta Orde Kota Ambon

Anda mungkin juga menyukai