Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERMASALAHAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. H. Dedi Supriadi. M. Pd

Di Susun Oleh :

LUTFIANA SARI (188610039)

DWI MARLINA ARFAN (188610227)

EVI DWI LESTARI (188620721)

HILMA NUR’AINI (188610238)

MIA RAHMAWATI (188610044)

PROGRAM STUDY
PGSD SEMESTER 7 A (MALAM)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP ARRAHMANIYAH
DEPOK
2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan rahmat serta karunia-Nya


kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Permasalahan Supervisi
Pendidikan. Isi makalah ini sangat sederhana, semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu rujukan bagi pembaca dalam mempelajari permasalahan supervisi
pendidikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang ikut membantu dalam
proses penyusunan makalah Permasalahan Supervisi Pendidikan.penyususnan makalah ini
bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang Permasalahan Supervisi Pendidikan. Semoga
apa yang kami sampaikan melalui makalah ini dapat menambah wawasan baik itu untuk kami
sebagai penulis maupun dunia pendidikan pada umumnya.
Akhir kata kami sampaikan bahwa supervisi dilakukan dalam rangka menjadikan
kepala sekolah hebat dan guru profesional, sehingga pendidikan yang bermutu dapat tercapai.
Supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol atau melihat apakah segala kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi
mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syaratsyarat personal maupun material yang
diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………..……. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………… 2
D. Manfaat………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Supervisi Pendidikan ………………………………………………….....……… 3

A. Fungsi Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar ……….........……......…… 3


B. Permasalahan dalam Supervisi Pendidikan …….............….........……......……
3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………..………………. 10
B. Saran ……………............………………………………………..………………. 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen untuk mencapai tujuan pendidikan.  Dalam Kamus Bahasa
Indonesia, tentang Pengertian Pendidikan adalah Pendidikan  berasal dari
kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi
“mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Salah satu komponen yang menunjang berlangsungnya proses
pendidikan disekolah adalah pengawas sekolah. Pengawasan sekolah itu
penting karena merupakan mata rantai terakhir dan kunci dari proses
manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu nilai
fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap
perencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan. Dalam proses
pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu
sekolah. Supervisi dalam Dictionary of Education Good Carter (1959)
adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru
dan petugas-petugas lain nya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-
guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan
metode serta evaluasi pengajaran.
Menurut Made Pidarta, supervisi pendidikan adalah kegiatan
membina para pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran
termasuk segala unsur penunjangnya.
Beberapa instrumen yang terkait dengan supervisi pendidikan sekolah
dasar
yaitu:

1
1. Instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru,
2. Instrumen pengendali jadwal pelajaran,
3. Instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama,
4. Instrumen pemantauan pelaksanaan Ujian Nasional (UN),
5. Instrumen supervisi administrasi sekolah,
6. Instrumen supervisi administrasi kelas, dan
7. Instrumen observasi kelas.
Pada makalah ini akan di uraikan mengenai problem pendidikan
dalam supervisi pendidikan yang meliputi : problem internal dan problem
eksternal. Dalam problem internal meliputi, sumber daya guru, SDM
Pimpinan Lembaga Pendidikan, SDM Tenaga Administrasi, dan Problem
Anak Didik. Adapun problem eksternal meliputi struktur organisasi
pengawas, pola pengawasan, kesejahteraan, dan kompetensi pengawas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan sekilas tentang latar belakang yang telah diuraikan secara
sederhana di atas, maka penulis menarik suatu rumusan masalah dari pembahasan
ini, yaitu:
1. Bagaimanakah fungsi Supervisi Pendidikan ?
2. Apakah problem permasalahan dalam Supervisi Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui fungsi Supervisi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui problem permasalahan yang terjadi dalam Supervisi
Pendidikan.

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini selain menyelesaikan tugas kelompok mata
kuliah Supervisi Pendidikan, manfaat lainnya adalah untuk menambah ilmu
tentang Supervisi Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. Supervisi Pendidikan
A. Fungsi Supervisi Pendidikan pada Sekolah Dasar
Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan
definisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu general agreement bahwa
peranan utama dari supervisi adalah ditujukkan pada perbaikan pengajaran.,
Faneth Janet berpendapat bahwa supervisi akan dapat memberi bantuan
terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas
kehidupan akan dapat diperbaiki juga.
Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah
meliputi:
a) Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi
pelajaran menurut pandanga-nnya ke arah peningkatan. Usaha-
usaha yang bersifat individu tersebut perlu di koordinasi. Itulah
fungsi supervisi.
b) Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-
tujuan atas setiap kegiatan sekolah, termasuk program-program
sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
c) Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin
bertumbuh dalam jabatan-nya. Oleh karena itu, guru selalu
belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-
lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk
itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan
suatu keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan
yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan
memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keteram-pilan
dalam kepemimpinan disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi
guru-guru untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan.

3
Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk
memperkaya pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi
harus bisa memberi-kan stimulus agar guru-guru tidak hanya
berdasarkan instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam
proses belajar mengajar.
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang
diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan
penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi
pendidikan.
6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan
memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke
arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota
staf supervisi befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan
membantu guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam
ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.

B. Permasalahan dalam Supervisi Pendidikan


Problem-problem pendidikan dalam supervisi pendidikan dapat di
bagi menjadi dua, yaitu problem internal dan problem eksternal.
1. Problem Internal.
Pengawasan internal ialah suatu penilaian yang objektif dan
sistematis oleh pengawas internal atas pelaksanaan dan
pengendalian organisasi. Pengawasan internal menekankan pada
pemberian bantuan kepada manajemen dalam mengidentifikasi
sekaligus merekomendasi masalah inefisiensi maupun potensi
kegagalan sistem dan program. Adapun problem internal dalam
pengawasan atau supervise pendidikan meliputi :
 Sumber Daya Guru
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,
guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus
dibina dan dikembangkan terus menerus. Pembentukan profesi

4
guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan
(pre-service education) maupun program dalam jabatan
(inservice education). Tidak semua guru yang dididik di
lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified. Potensi
sumber daya guru itu perlu terus menerus bertumbuh dan
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara
profesional. Selain itu, pengaruh perubahan yang serba cepat
mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Itulah sebabnya
ulasan mengenai perlunya supervisi pendidikan itu bertolak
dari keyakinan dasar bahwa guru adalah suatu profesi.[4]
Namun, terkadang guru merasa memiliki otonomi untuk
melakukan apa saja tanpa merasa perlu supervisi yang mereka
anggap intervensi dari kepala sekolah, pengawas, dinas
pendidikan atau yayasan sekolah. Sehingga hal ini menjadi
problem bagi para supervisor untuk melakukan pengawasan
karena kurang mendapat respon dari guru.
 SDM Pimpinan Lembaga Pendidikan
Kepala sekolah yang merasa memiliki otonomi melakukan apa
saja dalam lingkup sekolah tanpa merasa perlu melakukan atau
memperoleh supervisi. Demikian juga pengawas dan yayasan,
juga merasa bahwa guru atau kepala sekolah telah memiliki
otonomi dan dianggap tahu apa yang harus dilakukan,
sehingga, pengawas seringkali melaksanakan supervisi hanya
untuk memenuhi tugas semata.
 SDM Tenaga Administrasi
Administrasi pendidikan dalam adalah segenap proses
pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik
personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut
dengan pencapaian tujuan pendidikan. Agar kegiatan dalam
komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik
dan mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui
suatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus). Karena itu
seorang tenaga administrasi atau administrator dalam
pendidikan harus mempunyai kemampuan serta skill yang
cukup.
 Anak Didik
Menurut ilmu jiwa, anak merupakan individu yang mempunyai
ciri-ciri tersendiri. Maksudnya berbeda antar yang satu dengan

5
yang lain. Crri-ciri dari murid itu harus diketahui oleh guru.[5]
Menurut George E. Hill dalam risetnya menjelaskan beberapa
problematika anak didik antara lain: kebanyakan murid-murid
Nampak kurang berinisiatif dalam bekerja, kebanyakan murid
nampaknya kurang punya minat dalam belajar.
2. Problem Eksternal
 Struktur Organisasi Pengawas
Jika dilihat secara mikro, pada dasarnya struktur organisasi
pengawas sekolah yang sudah berjalan selama ini merupakan
sumber munculnya permasalahan dalam kepengawasan
kependidikan. Namun, apabila dilihat secara makro, masih
terdapat beberapa hal yang harus ditinjau kembali. Kondisi
yang masih dirasakan oleh para guru dan kepala sekolah
adalah bahwa jabatan pengawas sekolah seolah senioritas,
memiliki kekuasaan lebih. Sebaliknya masih ada yang
beranggapan bahwa pengawas lebih rendah dari pada kepala
cabang dinas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu
mereka menginginkan keberadaan pengawas hendaknya
ditempatkan dengan struktur yang benar, sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
 Pola Pengawasan
Sebagian guru menyatakan bahwa pola pengawasan yang ada
pada saat ini kurang memuaskan, karena masih ada pengawas
yang masih kurang sesuai dengan bidangnya, kurang
memahami tugasnya dan kurang menguasai materi. Tidak
berbeda dengan pandangan para guru kepala sekolah juga
menyatakan pola pengawasan saat ini masih kuurang
memuaskan.
 Kesejahteraan
Jabatan pengawas sekolah atau biasa dengan istilah supervisor
kurang di minati atau boleh dikata menjadi supervisor tidak
sejahtera. Jabatan sebagai seorang supervisor hanya menjadi
jabatan buangan atau pelarian sehingga kompetensi supervisor
masih kurang berkualitas. Perhatian pemerintah dalam
peningkatan kesejahteraan supervisor dalam hal pemberian
tunjangan khusus atau penghasilan tambahan bagi supervisor
masih rendah karena belum adanya peraturan pemerintah
mengenai tunjangan khusus tersebut.
 Kompetensi Pengawas

6
Dasar hukum tentang kepengawasan yakni Permendiknas
Nomor 12 Tahun 2007 Tanggal 28 Maret 2007 berbunyi
sebagai berikut :
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah :
a) Kualifikasi
Kualifikasi Pengawas Taman Kanak - Kanak/ Raudhatul
Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
adalah sebagai berikut :
1) Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma
empat D-IV kependidikan dari perguruan tinggi
terakreditasi;
2) Pengalaman kerja guru TK/RA minimal 4 tahun untuk
menjadi pengawas;
3) Memiliki pangkat minimum piñata, golongan ruang III/c;
4) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat
sebagai pengawas satuan pendidikan;
5) Memenuhi kompetensi pengawas melalui uji kompetensi
( seleksi pengawas).
Kaulifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah
sebagai berikut :
1) Memiliki pendidikan minimum magister (S2)
kependidikan dengan berbasis sarjana S1 dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi
terakreditasi;
2) Guru SMP/MTS bersertifikat pendidik sebagai guru
SMP/MTS dengan pengalaman kerja minimum delapan
tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relavan di
SMP/MTS atau kepala sekolah SMP/MTS dengan
pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi
pengawas SMP/MTS sesuai dengan rumpun mata
pelajarannya;
3) Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru
SMA/MA dengan pengalaman kerja minimum delapan
tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relavan di

7
SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA dengan
pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi
pengawas SMA/MA sesuai dengan rumpun mata
pelajarannya;
4) Memiliki pangkat minimum piñata, golongan ruang III/c;
5) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat
sebagai pengawas satuan pendidikan;
6) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan
pendidikan yang dapat diperoleh melalui uji kompetensi
( seleksi pengawas );
7) Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
b) Kompetensi Pengawas
Kompetensi Pengawas TK/RA dan SD/MI/
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK:
1) Kompetensi Kepribadian maksudnya : Memiliki
tanggung jawab sebagai pengawas satuan pendidikan,
kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik
yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun
tugas-tugas jabatannya serta menumbuhkan motivasi
kerja pada dirinya dan pada stakeholders pendidikan.
2) Kompetensi Supervisi Manajerial maksudnya :
menguasai metode, teknik dan prinsip evaluasi, dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan disekolah/
madrasah. Membina kepala sekolah/madrasah dalam
pengelolaan administrasi satuan pendidikan, serta
memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan.
3) Kompetensi Supervisi Akademik maksudnya :
Memahami konsep, prinsip, teori, dasar karakteristik dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang
pengembangan mata pelajaran. Membimbing guru dalam
penyusunan silabus dan RPP sesuai dengan prinsip
KTSP, serta membimbing guru untuk memanfaatkan
teknologi dan komunikasi serta informasi bidang
pengembangan mata pelajaran tersebut.
4) Kompetensi Evaluasi Pendidikan maksudnya :
Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan
dan pembelajaran/ bimbingan sekolah/ madrasah.
Menilai kinerja kepala sekolah/ madrasah dan guru serta

8
staf sekolah/ madrasah. Memantau pelaksanaan
pembelajaran/ bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisis untuk perbaikan mutu pembelajaran.
5) Kompetensi Penelitian Pengembangan maksudnya :
Menguasai berbagai pendekatan, jenis dan metode
penelitian dalam pendidikan. Menyusun proposal
penelitian pendidikan baik kualitatif dan kuantitatif, serta
menyusun pedoman/ panduan atau buku/ modul yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas pengawasan di
sekolah/ madrasah.
6) Kompetensi Sosial, Bekerjasama berbagai pihak dalam
rangka meningkatkan kualitas diri untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab. Aktif dalam kegiatan asosiasi
pengawas satuan pendidikan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi pendidikan adalah bantuan dan bimbingan kepada guru dalam
bidang instruksional, belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai
tujuan sekolah. Dalam melaksanakan supervisi, kepala sekolah pasti menghadapi
kendala-kendala. Kendala tersebut diantaranya adalah kompleksitas tugas
manajerial seorang kepala sekolah, kurangnya persiapan dari guru yang
disupervisi, unsur subjektifitas guru supervisor dirasa masih tinggi, sering terjadi
pergantian kepala sekolah, sarana dan prasarana yang terbatas, kurangnya disiplin
guru, masih kurangnya pengetahuan guru tentang pengelolaan proses belajar
mengajar yang efektif. Oleh karena itu kepala sekolah selaku supervisor
pendidikan yang memiliki otoritas tertinggi di sekolah harus mengupayakan
beberapa cara dalam mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan supervisi,
antara lain yaitu dilakukannya pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah
kepada guru-guru senior, pemberian motivasi kepada para guru akan pentingnya
supervisi pendidikan, pembinaan oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior
yang ditunjuk sebagai supervisor dan membentuk tim penilai supervise, dilakukan
koordinasi secara intens kepada seluruh elemen sekolah, mengupayakan sarana
dan prasarana yang memadai, menerapkan disiplin terhadap tata tertib guru.

B. Saran
Supervisi haruslah ada disetiap sekolah dan diberlakukan secara benar, baik
serta tegas agar sekolah dapat berkembang dengan baik dan tujuan sekolah dapat
tercapai.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://pascasarjana-halimi.blogspot.com/2014/12/problem-problem-pendidikan-
dalam.html?m=1

https://hermananis.com/permasalahan-supervisi-pendidikan

https://wawasanpengajaran.blogspot.com/2018/10/tujuan-dan-fungsi-supervisi-
pendidikan.html

11

Anda mungkin juga menyukai