Dosen Pengampu :
Fadhilaturrahmi, M.Pd
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan........................................................................... ........ 12
B. Saran ............................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan investasi paling utama bagi setiap bangsa
apalagi bagi bangsa yang sedang giat membangun negaranya. Pembangunan
hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan melalui
pembelajaran, guna mencapai esensi kemanusiaan yaitu sebagai khalifah di
atas bumi.
Pengembangan pembelajran tidak terlepas dari tanggung jawab seorang
pendidik, bagaimana pendidik tersebut melakukan transpormasi ilmu yang
dimiliki dengan bahan ajar yang telah ada, sehingga dengan memperhatikan
metode-metode pengajar yang mudah diterima oleh peserta didik sehingga
tujuan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Tujuan yang hendak
dicapai tersebut, maka dalam proses pembelajaran guru harus melakukan
suatu kegiatan yang dinamakan dengan evaluasi.
Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara
keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melaksanakan
evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan mempunyai arti yang
sangat utama, karena evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk
mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik
atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan
adanya evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat
dan meyakinkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi evaluasi pembelajaran?
2. Apa tujuan evaluasi pembelajaran?
3. Apa prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Memahami apa yang dimaksud dengan fungsi, tujuan dan prinsip-
prinsip evalusi, serta mengetahui bagaimana cara melakukan evaluasi
pembelajaran yang baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
1. Fungsi Umum Evaluasi Pembelajaran
2
b. Fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai
kebaikan dari sistem secara keseluruhan. Fungsi ini baru dapat
dilaksanakan jika pengembangan program pembelajaran telah
dianggap selesai.
a. Secara Psikologis
b. Secara Sosiologis
Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui
apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke
masyarakat. Mampu dalam arti peserta didik dapat berkomunikasi
dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan
segala karakteristiknya. Lebih jauh dari itu, peserta didik
diharapkan dapat membina dan mengembangkan semua potensi
yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-
tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan
ukuran tersendiri terhadap institusi pendidikan yang
bersangkutan. Untuk itu, materi pembelajaran harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
3
c. Secara Didaktis-Metodis
Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk
membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada
kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya
masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki
proses pembelajarannya
d. Secara Administratif
Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan
laporan tentang kemajuan peserta didik kepada:
1) Orang tua,
2) Pejabat pemerintah yang berwenang,
3) Kepala sekolah,
4) Guru-guru dan
5) Peserta didik itu sendiri.
Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum
tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh institusi
pendidikan.
2. Fungsi Khusus Evaluasi Pembelajaran
a. Fungsi Intruksional
4
2) Suatu tes akan memberikan umpan balik kepada guru.
Umpan balik yang bersumber dari hasil tes akan membantu.
3) Tes-tes yang dikonstruksi secara cermat dapat memotivasi
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pada umumnya
setiap peserta didik ingin berhasil dengan baik dalam setiap
tes yang ditempuhnya, bahkan ingin lebih baik dari teman-
teman sekelasnya. Keinginan ini akan mendorongnya
belajar lebih baik dan teliti. Artinya, ia akan bertarung
dengan waktu guna menguasai materi pelajaran yang akan
dievaluasi itu.
4) Ulangan adalah alat yang bermakna dalam rangka
penguasaan atau pemantapan belajar (overlearning).
Ulangan ini dilaksanakan dalam bentuk review, latihan,
pengembangan keterampilan dan konsep-konsep.
Pemantapan, penguasaan dan pengembangan ingatan
(retention) akan lebih baik jika dilakukan ulangan secara
periodik dan kontinu. Kendatipun peserta didik dapat
menjawab semua pertanyaan dalam tes, tetapi ulangan ini
tetap besar manfaatnya, karena penguasaan materi pelajaran
akan bertambah mantap.
b. Fungsi Administratif
5
2) Tes berguna untuk mengevaluasi program dan melakukan
penelitian. Keberhasilan suatu program inovasi dapat dilihat
setelah diadakan pengukuran terhadap hasil program sesuai
dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan. Percobaan
metode mengajar untuk menemukan cara belajar efektif dan
efisien bagi para peserta didik, baru dapat dilaksanakan
setelah diadakan serangkaian kegiatan eksperimen,
selanjutnya dapat diukur keberhasilannya dengan tes.
3) Tes dapat meningkatkan kualitas hasil seleksi. Seleksi
sering dilakukan untuk menentukan bakat peserta didik dan
kemungkinan berhasil dalam studinya pada suatu lembaga
pendidikan. Apakah seorang calon memilih keterampilan
dalam mengemban tugas tertentu, apakah peserta didik
tergolong anak terbelakang, dan sebagainya. Hasil seleksi
sering digunakan untuk menempatkan dan
mengklasifikasikan peserta didik dalam rangka program
bimbingan. Anda juga dapat menggunakan hasil tes untuk
menentukan apakah peserta didik perlu dibimbing, dilatih,
diobati, dan diajari.
4) Tes berguna sebagai alat untuk melakukan akreditasi,
penguasaan (mastery), dan sertifikasi. Tes dapat
dipergunakan untuk mengukur kompetensi seorang lulusan.
Misalnya, seorang calon guru sudah dapat dikatakan
memiliki kompetensi yang diharapkan setelah dia mampu
mendemonstrasikan kemampuannya di dalam kelas. Untuk
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, kemudian
memberikan sertifikat, diperlukan pengukuran dengan alat
tertentu, yaitu tes.
6
c. Fungsi Bimbingan
Fungsi Bimbingan tes, meliputi:
1) Tes sangat penting untuk mendiagnosis bakat-bakat khusus
dan kemampuan (ability) peserta didik.
2) Bakat skolastik, prestasi, minat, kepribadian, merupakan
aspek-aspek penting yang harus mendapat perhatian dalam
proses bimbingan. Informasi dari hasil tes standar
(standarized test) dapat membantu kegiatan bimbingan dan
seleksi ke sekolah yang lebih tinggi, memilih
jurusan/program studi, mengetahui kemampuan, dan
sebagainya. Untuk memperoleh informasi yang lengkap.
7
b. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan
peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-
kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.
Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta
didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
c. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi
kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses
pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari
alternatif solusinya.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan
peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil
penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan
kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.
8
b. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek,
1) Mengambil seluruh objek, sebagai bahan evaluasi.
Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peserta didik,
2) Seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus
dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun
psikomotor.
3) Mengevaluasi objek-objek evaluasi lainnya.
c. Adil dan Objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, harus berlaku adil tanpa pilih
kasih, dilakukan dengan cara:
1) Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa
“pandang bulu”.
2) Hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai
dengan kemampuan peserta didik.
3) Sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka
yang bersifat negatif harus dijauhkan.
4) Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data dan fakta)
yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
d. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, hendaknya bekerjasama dengan semua
pihak, seperti:
1) Orang tua peserta didik,
2) Sesama guru,
3) Kepala sekolah,
4) Peserta didik itu sendiri.
Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas
dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa
dihargai.
9
5) Praktis mengandung arti mudah digunakan,
a) Bagi yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain
yang akan menggunakan alat tersebut.
b) Harus memperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal.
10
d. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.
e. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan
kreatifitas peserta didik, seperti : tes tertulis esai, tes kinerja, hasil
karya peserta didik, proyek, dan portofolio.
f. Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
g. Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu
memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan
apa yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat
dilakukan.
h. Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, guru harus
bersikap adil dan jujur kepada semua peserta didik, serta
bertanggung jawab kepada semua pihak.
i. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut
j. Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat
mendidik.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi ini memiliki dua tujuan, yaitu: tujuan umum dan tujuan
khusus. Prinsip-prinsip evaluasi ini ada tiga, yaitu: (1) prinsip-prinsip
evaluasi pembelajaran untuk memperpleh hasil yang lebih baik secara
teoritis untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, (2) prinsip-prinsip
penilaian hasil belajar dalam konteks hasil belajar, (3) perinsip-prinsip
penilaian hasil belajar dalam tataran praktis.
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://jendelaguru.com/tujuan-fungsi-dan-prinsip-evaluasi/
https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/776/ASDAR%2
0-%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN.pdf?sequence=1&isAllowed=y
iv